Oleh: Andika Dian Ifti Utami NIM. S

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Andika Dian Ifti Utami NIM. S"

Transkripsi

1 SISTEM GOTONG ROYONG DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DAERAH LAMPUNG MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Strategi dan Pengembangan Bahan Pembelajaran Sejarah yang Dibina Oleh Dr. Leo Agung S, M. Pd Oleh: Andika Dian Ifti Utami NIM. S UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 2016

2 KATA PENGANTAR Assallamuallaikum.wr.wb Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan trimakasih atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas dengan judul Sistem Gotong Royong Dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Lampung dengan tepat waktu. Dalam menyusun makalah tersebut, saya mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Leo Agung S, M. Pd yang telah memberi pengarahan sehingga termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas dengan baik. 2. Orang tua yang telah memberi motivasi sehingga tugas dapat selesai dengan baik. Saya menyadari bahwa penyusun makalah tersebut masih terdapat kekurangan, Saya mengharapkan kritik dan saran yang berupa membangun sehingga dapat memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Saya berharap semoga makalah tersebut bermanfaat dan dapat dikembangkan menjadi buku sebagai bahan literatur dalam proses belajar dan mengajar. Wassallamuallaikum.wr.wb Surakarta, 6 November 2016 Penulis, ANDIKA DIAN IFTI UTAMI NIM. S ii

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penulisan... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Profil Provinsi Lampung... 3 B. Konsep Sosial Budaya... 4 C. Konsep Masyarakat... 6 D. Sistem Kekerabatan Orang Lampung... 8 E. Sistem Gotong Royong Masyarakat Pedesaan Lampung BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya atau kebudayaan sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan yang diciptakan oleh manusia memiliki nilai-nilai etik yang bersifat universal. Budaya yang memiliki nilai etik dapat menjaga, mempertahankan bahkan mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Nilai etik dalam kehidupan sosial budaya mengandung tuntutan atau keharusan suatu masyarakat yang saling berinteraksi sehingga dapat menjadi ciri masyarakatnya. Sosial budaya di Indonesia memiliki beraneka ragam budaya daerah yang menjadi khasanah budaya bangsa. Masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri mewakili setiap daerahnya. Begitu juga masyarakat pedesaan lampung yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan gotong royong atau tolong menolong. Myrda (1990:180) menyatakan sebagai berikut: Masyarakat adalah sekelompok manusia yang anggotanya satu sama lain berhubungan erat dan memiliki hubungan timbal balik. Di dalam interaksi terdapat nilai-nilai sosial tertentu yang menjadi pedoman untuk bertingkah laku sebagai anggota masyarakat dan biasanya memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan yang sama untuk mencipkatan ciri bagi masyarakat tersebut. Berdasarkan sejarahnya, masyarakat Lampung dibagi kedalam kelompok orang gunung, orang abung dan orang yang tinggala di dataran rendah. Orang abung adalah penduduk asli Lampung, sementara pablan atau orang yang tinggal di dataran rendah adalah campuran orang abung dan orang sunda dari pulau Jawa. Desa-desa di Lampung didirikan di atas tepian sungai dan terkadang saling berjauhan. Rumah (nua) berkumpul disekeliling rumah komunal (rumah sesat). Kelompok kekerabatan terdiri dari ayah, ibu dan anakanak yang belum menikah. Mereka tinggal dalam satu rumah yang disebut dengan manyamak. 1

5 2 Gotong royong oleh masyarakat Lampung merupakan Pengejawantahan dari nilai-nilai budaya yang bersumber dari kebudayaan-kebudayaan masyarakat Lampung. Nilai-nilai budaya yang hidup pada suatu masyarakat tercermin dalam pandangan hidup dari masyarakat tersebut. Yusuf Tayar (1993: 2) menyatakan bahwa prinsip-prinsip masyarakat etnis Lampung yaitu: 1. Pi il pesenggiri (menjaga harga diri) 2. Sakai Sembayan (tolong menolong) 3. Nemui Nyimah (murah hati/ terbuka tangan) 4. Nengah Nyappur (hidup bermasyarakat/suka bergaul) 5. Bejuluk Beadek (punya gelar adat) Berdasarkan prinsip masyarakat tersebut, dapat dinyatakan bahwa gotong royong merupakan penjelmaan dari pandangan hidup dan pandangan hidup tersebut yang menjiwai keikutsertaan anggota masyarakat dalam berbagai kegiatan, baik untuk kepentingan perorangan maupun untuk kepentingan umum. Kerukunan merupakan genus sedangkan gotong royong merupakan spesies dalam bentuk interaksi tradisional. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimankah penduduk pedesaan Lampung? 2. Bagaimanakah sistem kekerabatan orang Lampung? 3. Bagaimanakah sistem gotong royong masyarakat pedesaan lampung? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui keadaan penduduk Lampung. 2. Untuk mengetahui sistem kekerabatan orang Lampung. 3. Untuk mengetahui sistem gotong royong masyarakat pedesaan lampung.

6 BAB II PEMBAHASAN A. Profil Provinsi Lampung Gondong Anhar (1993: 1) menyatakan bahwa Provinsi Lampung terletak diujung selatan pulau Sumatera dengan batas administratif sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah Timur dengan laut Jawa, sebelah Selatan Tenggara dengan Selat Sunda dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada 4º00-6º00 Lintas Selatan dan 103º30-106º00 Bujur Timur dengan luas wilayah km 2. Yang terbagi menjadi empat daerah tingkat dua dan 76 Kecamatan. Secara rinci luas masing-masing daerah tingkat II adalah sebagai berikut: daerah tingkat II Lampung Utara km 2. Daerah tingkat II Lampung Tengah km 2. Daerah Lampung Selatan km 2 dan Tanjung Karang-Teluk Betung km2. Jumlah km 2. Topografi daerah Lampung dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: sebelah Barat Bukit Barisan antara mm/tahun dan bagian Utara curah hujannya antara 2500 mm/tahun. Penduduk Provinsi Lampung terdiri atas berbagai macam suku bangsa seperti suku Jawa, Sunda, Bali, Minangkabau, Batak Semendo, Ogan, Bugis, Banjar dan Maluku. Keragaman penduduk Lampung ditunjukkan pada lambang Provinsi Lampung yang pada bagian bawahnya terdapat tulisan Sang Bumi Rua Jurai artinya penduduk lampung terdiri atas dua macam asal yaitu penduduk asli suku Lampung dan penduduk yang berasal dari daerah lain. Nenek moyang suku Lampung berasal dari Sekala Berak di Bukit Pesagi Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Utara. Sekala Berak tersebut menyebrang melalui jalur sebelah Utara memasuki daerah Kecamatan Martapura Kabupaten Ogan dan Komering Ulu Propinsi Sumatera Selatan terus menyebar ke Selatan dan melalui jalan Pesisir menyusur pantai Barat kearah Selatan memasuki Teluk 3

7 4 Semangka Kecamatan Kota Aguung dan Cukubalak. Terus kearah pantai Teluk Lampung sampai ke daerah Kalianda dan Labuhan Meringgai. B. Konsep Sosial Budaya Manusia sangat erat kaitanya dengan sosial budaya. Sosial budaya diibaratkan suatu ciri khas dari manusia dalam suatu wilayah tersebut. Kelompok sosial budaya dalam lingkungan hidup masyarakat biasanya memiliki berbagai bentuk, cara hidup serta tujuan tertentu. Kehidupan masyarakat terdiri dari berbagai aspek yang antara aspek satu dengan aspek yang lainnya terdapat keterkaitan dan saling mendukung serta melengkapi. Namun ada aspek yang penting dibandingkan dengan aspek yang lainnya yaitu aspek sosial budaya. Julianto (2009:16) menarik kesimpulan sebagai berikut: Sosial budaya merupakan proses asimilasi yaitu proses perubahan budaya antara dua masyarakat atau lebih secara perlahan dan sama sekali perubahan budaya bisa terjadi hanya pada satu pihak saja atau pada kedua belah pihak. Beberapa banyak yang ditiru dan apa yang diambil dari kebudayaan pihak lain kedalam sendiri dan memang tidak diketahui unsur yang mana karena kontak itu terjadi secara komunal atau individual. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa sosial budaya dalam suatu daerah dapat hidup saling berinteraksi satu sama lain yang dilihat dari unsur-unsur kebudayaan yang ada. Sosial budaya dapat dijadikan penyebab atau akibat faktor-faktor ekonomi desa atau daerah sehingga menyebabkan minimnya nilai sosial seperti adat, pendidikan dan lembaga desa yang merupakan penghambat kemajuan desa serta kondisi sosial budaya dapat menjadi ciri sosial masyarakatnya. Muhammad (2008:43) menarik kesimpulan sebagai berikut: Dalam Kehidupan sosial budaya dapat dirinci 4 unsur utama yaitu: 1. Lingkungan sosial budaya adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok dan saling berinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama. lingkungan sosial budaya tersebut menyangkut kesatuan geografi meliputi komunitas desa. 2. Bentuk sosial budaya artinya setiap kelompok sosial budaya mempunyai batas-batas yang telah ditentukan berdasarkan tipe kelompok yang membedakanya dengan kelompok yang lain.

8 5 3. Cara hidup sosial budaya artinya sikap, perbuatan dan tujuan, serta cara pencapaianya sudah dipolakan oleh organisasi kelompok dalam seperangkat tuntunan atau pedoman tertulis yang disebut anggaran dasar dan kode etik. 4. Tujuan sosial budaya telah ditetapkan dalam anggaran dasar dan kode etik kelompok sosial budaya. Kebudayaan dan masyarakat ibarat dua sisi mata uang dan satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Koentjaraningrat (2009:146) mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata sanskerta buddhayah yang berarti budi dan daya. Suatu kebudayaan sering memancarkan keluar suatu watak khas tertentu yang tampak. Watak itu dalam ilmu antropologi disebut ethos, sering tampak pada gaya tingkah laku warga masyarakat, kegemaran-kegemaran dan berbagai hasil budaya karyanya. Banyak kebudayaan mempunyai pranata tertentu yang mempunyai unsur pusat dalam kebudayaan sehingga digemari oleh sebagaian besar warga masyarakat, contoh kesenian dalam masyarakat orang Bali. Noor (1999:57) menarik kesimpulan sebagai berikut: Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap culture universal yaitu: 1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia 2. Mata pencaharian hidup 3. Sistem kemasyarakatan 4. Bahasa 5. Kesenian 6. Sistem pegetahuan 7. Religi Kebudayaan yang merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat dapat digunakan untuk melindungi manusia dari ancaman atau bencana alam. Tindakan-tindakan dalam melindungi diri terhadap lingkungan alam pada taraf permulaan bersifat menyerah. Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya. Setiap orang bagaimanapun hidunya, ia akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya dan kebiasaan ini yang disebut dengan perilaku pribadi sehingga kebiasaan orang-orang berbeda dengan kebiasaan orang yang lain.

9 6 Ferdinand Tonnies (dalam Noor, 1999:60) menyatakan sebagai berikut: Kebiasaan manusia mempunyai tiga arti yaitu: 1. Arti kenyataan yang bersifat objektif misalnya kebiasaan bangun pagi terus minum kopi artinya bahwa seseorang bisa melakukan perbuatanya masuk dalam tata cara hidupnya. 2. Arti kebiasaan yang dijadikan norma bagi seseorang, norma-norma diciptakan untuk dirinya sendiri. 3. Arti sebagai perwujudan kemauan atau keinginan seseorang untuk berbuat sesuatu. Kelompok manusia yang sangat berkembang dari waktu ke waktu cepat maupun lambat akan mengalami perubahan. Kebutuhan ekonomi manusia tidak dapat ditinggalkan dan hal tersebut menyebabkan cara manusia memenuhi kebutuhan pokok. Perubahan cara memenuhi kebutuhan diikuti oleh perubahan-perubahan yang lain. Kalau perubahan dalam sosial budaya telah meliputi aspek struktur, nilai dan norma, lembaga-lembaga atau industri dan telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat maka telah terjadi perubahan atau perkembangan kebudayaan. Nilai-nilai budaya pada dasarnya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat. Nilai-nilai budaya pada hakekatnya merupakan perwujudan dari kebudayaan, dan kebudayaan mempunyai wujud diantaranya: 1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilainilai, norma-norma dan peraturan-peraturan 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. C. Konsep Masyarakat Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu bersosialisasi dengan manusia lain dalam suatu kelompok masyarakat yang hidup bersama. Biasanya masyarakat tersebut memiliki kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan tersebut. Koentjaraningrat (2009:116) mengatakan bahwa masyarakat dalam bahasa inggris dipakai

10 7 istilah society yang berasal dari kata latin socius berarti kawan. Masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Myrda (1990:180) menyatakan sebagai berikut: Masyarakat adalah sekelompok manusia yang anggotanya satu sama lain berhubungan erat dan memiliki hubungan timbal balik. Di dalam interaksi terdapat nilai-nilai sosial tertentu yang menjadi pedoman untuk bertingkah laku sebagai anggota masyarakat dan biasanya memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan yang sama untuk mencipkatan ciri bagi masyarakat tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul dan saling berinteraksi secara intensif sehingga memiliki pola tingkah laku yang khas. Masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang sangat umum sifatnya, mengandung kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus tetapi belum tentu memiliki syarat pengikat yang sama dengan suatu masyarakat. Kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat pengikat itu serupa dengan kerumunan atau crowd. Linton (1999:126) menarik kesimpulan sebagai berikut: Masyarakat timbul dari setiap perkumpulan individu-individu yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama. Kelompok manusia yang belum terorganisasi, mengalami proses yang fundamental yaitu: 1. Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku yang para anggota. 2. Timbulnya secara lambat laun, perasaan kelompok atau L esprit de corps. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa pembentukan suatu masyarakat dikarenakan oleh faktor waktu dimana dengan adanya waktu yang cukup lama maka akan timbul syarat yang selalu dimiliki oleh tiap-tiap masyarakat yaitu adanya proses adaptasi dan organisasi dari kelakuan para anggota kelompok dan timbul kesadaran untuk berkelompok. Adaptasi timbal balik dalam tingkah laku dan sikap individu, mengubah aggregate of individuals menjadi kelompok yang terorganisasikan dan mempunyai jiwa kelompok dan disebut dengan masyarakat. Hubungan yang terjadi juga tidak sembarangan tetapi memiliki keteraturan. Dalam adat istiadat di Indonesia, anak menghormati orang tua, bawahan menghormati atasan, kakak menyayangi adik sedangkan adik menghormati kakak dan sebagainya.

11 8 Noor (1999:85) menarik kesimpulan sebagai berikut: Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern). Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non-industri dan masyarakat industri. Sedangkan masyarakat non-industri digolongkan menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial ada kecenderungan melakukan kesalahan sesama manusia. kecenderungan yang bersifat sosial timbul karena pada diri setiap manusia ada sesuatu saling membutuhkan. Dari kenyataan ini kemudian timbullah suatu struktur antar hubungan yang beraneka ragam. Noor (1999:89) menyatakan sebagai berikut: Dalam hubunganya dengan golongan-golongan maka kelompok ada beraneka ragam bentuk dan kriterianya sebagai berikut: 1. Kelompok primer dan sekunder 2. In Group dan Out Group 3. Gemeinschaft dan Gesellschaft 4. Formal Group dan Informal Group 5. Community 6. Masyarakat desa dan masyarakat kota 7. Kerumunan dan publik Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainya dan saling mengadakan hubungan sosial ditengah-tengah masyarakat. Sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu. Individu yang berada dalam suatu masyarakat berarti ia berada pada konteks budaya. D. Sistem Kekerabatan Orang Lampung Masyarakat lampung mengenal keluarga batih yang terdiri dari ayah, ibu dan anak sebelum menikah. Mereka hidup dalam rumah yang disebut dengan manyamak. Manyamak merupakan urusan keluarga yang terikat pada suatu tugas dan berorientasi pada dapur kehidupan keluarga. Ayah mengurus dan memelihara anggota keluarga manyamak dengan dibantu oleh ibu dan anak

12 9 yang telah dewasa. Setelah keluarga batih tersebut menjadi luas maka timbul istilah radik sakelik yaitu yang dekat dan terikat. Kemudian muncul yang disebut klen, sebagai hasil perluasan keluarga batih yang telah mencapai pada periode generasi kelima keatas dengan terikat pada pertalian darah menurut garis keturunan laki-laki dan hal tersebut merupakan asal mula terbentuknya klen kecil. Pada klen kecil, antara individu yang satu dengan yang lain masih saling mengenal, karena cakupan keturunan berkisar pada generasi ketiga hingga kelima dan ketika telah mencapai generasi kelima keatas merupakan klen besar maka antara individu-individu didalamnya jarang saling mengenal. Orang lampung mengambil garis keturunan patrilineal dimana anak laki-laki tertua dari keturunan tertua lah yang bertindak selaku pemimpin dan bertanggung jawab serta mengatur anggota kerabat lainya. Orang lampung juga mengenal sistem stratifikasi sosial yang dapat dibedakan dalam prinsip umur, prinsip keaslian dan kepunyimbangan. Dalam pelaksanaan upacara adat, prinsip umur terlihat jelas. Kelompok orang tua bertindak selaku perencana, pengatur, penimbang dan penentu keputusan. Menyusul kemudian kelompok yang lebih muda, terdiri dari kepala keluarga yang berfungsi sebagai pendamping atau pembantu kelompok orangorang tua. Kemudian disusul kelompok muda-muda yang belum berkeluarga sebagai tenaga kerja ketika memulai maupun mengakhiri peralatan adat. Kedudukan seseorang dalam pemuka adat memiliki kriteria pengukuran, disamping kedudukanya sebagai anak laki-laki yang tertua juga diukur dari kedudukanya dalam sistem adat pepadun. Bagi masyarakat adat pepadun sistem kepunyimbangan terdapat berbagai tindakan yaitu sebagai kepala adat pepadun marga, pepadun tiyuh dan kepala adat pepadun suku. Sedangkan dalam masyarakat saibatin harus berdasarkan keturunan secara mutlak baik sebagai kepala adat bandar, pekon maupun suku. Masyarakat lampung terdiri atas 2 kelompok besar yaitu pertama, masyarakat yang beradat pepadun dan kedua, masyarakat yang beradat peminggir atau pesisir. Kedua kelompok masyarakat tersebut dikenal dengan sistem patrilineal.

13 10 Masyarakat pepadun meliputi kelompok kecil terdiri diantaranya: 1. Masyarakat Adat Abung (Abung Siwo Megon) terdiri atas sembilan Marga Genealogis atau sembilan Kebuaian diantaranya Buay Unyai di Kecamatan Kota Bumi, Buay Unyi di Kecamatan Gunung Sugih, Buay Nuban di Kecamatan Sukadana, Buay Subing di Kecamatan Terbanggi Besar, Buay Beliuk di Kecamatan Besar, Buay Kunang di Kecamatan Abung Barat, Buay Selagai di Kecamatan Abung Barat, Buay Tuha di Kecamatan Padangratu dan Buay Nyerupa di Kecamatan Gunung Sugih. 2. Masyarakat adat Tulang Bawang Menggala (Menggoupak Tulang bawang) terdiri atas empat Marga diantaranya Buay Balau di Kecamatan Menggala, Buay Umpu di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Buay Tegamoan di Kecamatan Tulang Bawang Tengah. 3. Masyarakat Adat Buay Lima (Way Kanan/Sungkai) terdiri atas lima Marga yaitu Buay Pemuka di Kecamatan Pakuan Ratu, Buay Bahuga di Kecamatan Bahuga, Buay Semenguk di Kecamatan Bardatu dan Buay Bara Sakti di Barasakti. 4. Masyarakat Adat Pubian (Pubian Telu Suku) terdiri atas tiga Marga Genealogis yaitu Buay masyarakat di Kecamatan Gedontataan, Pagelaran dan Kedaton sedangkan Buay tamba Pupus di Kecamatan Pagelaran dan Gedongtataan setra Buay Buku jadi di Kecamatan Natar. E. Sistem Gotong Royong Masyarakat Pedesaan Lampung Gotong royong oleh masyarakat Lampung merupakan Pengejawantahan dari nilai-nilai budaya yang bersumber dari kebudayaan-kebudayaan masyarakat Lampung. Nilai-nilai budaya yang hidup pada suatu masyarakat tercermin dalam pandangan hidup dari masyarakat tersebut. Yusuf Tayar (1993: 2) menyatakan bahwa prinsip-prinsip masyarakat etnis Lampung yaitu: 1. Pi il pesenggiri (menjaga harga diri) 2. Sakai Sembayan (tolong menolong) 3. Nemui Nyimah (murah hati/ terbuka tangan) 4. Nengah Nyappur (hidup bermasyarakat/suka bergaul) 5. Bejuluk Beadek (punya gelar adat)

14 11 Berdasarkan prinsip masyarakat tersebut, dapat dinyatakan bahwa gotong royong merupakan penjelmaan dari pandangan hidup dan pandangan hidup tersebut yang menjiwai keikutsertaan anggota masyarakat dalam berbagai kegiatan, baik untuk kepentingan perorangan maupun untuk kepentingan umum. Kerukunan merupakan genus sedangkan gotong royong merupakan spesies dalam bentuk interaksi tradisional. Gotong royong dikategorikan sebagai tolong menolong sesama anggota masyarakat. Abu Rifai (1986: 37) menyatakan bahwa masyarakat Lampung membedakan kegiatan gotong royong dalam dua kategori yaitu Sakai (Pepadun), Belin (Pesisir) dan Abir (Pepadun, Saibatin). Sakai atau Belin adalah suatu kerjasama tolong-menolong dalam jenis pekerjaan yang sama dimana setiap anggota akan memperoleh giliran waktu yang sama sedangkan Abir adalah pekerjaan yang dilakukan dengan anggota yang lebih banyak dan tidak kelihatan pamrihnya. Kerjasama secara Sakai, Belin dan Abir dilihat dari segi tujuan dimana terlihat dalan Nerancang yaitu memberi tanda pada areal hutan yang akan digunakan sebagai tempat bercocok tanam. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan secara Sakai-Belin, Kusi-Ngusi yaitu menebas semak belukar yang tumbuh dibawah pohon. Nuakh yaitu kegiatan menebang pohon pada areal ladang yang biasa dilakukan secara sakai. Kegiatan nebang tersebut tidak dapat dilakukan secara Abir yaitu membakar dahan atau ranting serta pohon-pohon setelah ditebang. Najuk, Nugal yaitu pekerjaan membuat lubang dan menabur benih yang secara umum dikerjakan secara abir batok. Kegiatan berladang dilakukan oleh orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang relatif banyak. Kegiatan diawali dengan merancang atau musyawarah dengan 6 orang untuk menentukan kapan akan dilakukan pembukaan hutan, menentukan hari baik untuk mengerjakannya dan luas hutan yang akan dibuka sebagai tempat berladang sangat tergantung dari kemampuan pribadi dari yang akan mengerjakan ladang tersebut. Kegiatan merancang dilakukan saling bergiliran dan tidak lebih dari 1 hektar.

15 12 Kegiatan membangun Sesat yaitu tempat berkumpul atau balai tempat bermusyawarah. Bentuk kegiatan pertama yaitu mengumpulkan bahan-bahan bangunan, kedua menyetel alat-alat bangunan dan ketiga yaitu mendirikan bangunan tersebut. Kegiatan mengumpulkan bahan-bahan bangunan dilakukan tidak kaum pria saja tetapi juga kaum wanita, anak-anak, remaja dan gadis. Pendirian bangunan yang terlibat diantaranya para pemimpin masyarakat, lakilaki dewasa dan muda dengan sebutan penyimbang atau saibatin. Sesat dalam suatu kampung merupakan keharusan oleh sebab itu para penyimbang atau saibatin dan para anggota masyarakat melakukan kegiatan gotong royong untuk membangun sesat. Kegiatan Ngunggak Way yaitu kegiatan memperbaiki bendungan irigasi supaya air dapat masuk melalui saluran air menuju ke sawah. Kegiatan tersebut hanya diikuti oleh kepala keluarga yang memiliki sawah dan memerlukan air dari irigasi tersebut. Kegiatan Ngunggak Way dilakukan ketika musim turun sawah telah datang dan apabila kepala keluarga tidak datang dan tidak mengirimkan wakilnya maka kepala keluarga tersebut diharuskan menggantinya dengan mengirimkan ketupat satu bakul. Kegiatan Sakai Sembayan dalam bentuk kematian, ditelaah dari dua segi yaitu pertama, tolong menolong dalam hal melayat, menggali kubur, memandikan mayat, membungkus mayat dan menguburkan mayat. Kedua tolong-menolong dalam membuat gulai dugan dengan memanjat pohon kelapa untuk mengambil buah dugan. Kelompok yang terlibat dalam kegiatan tersebut yaitu semua masyarakat kecuali anak-anak dari sanak famili. Untuk mengetahui musibah yang telah dialami oleh sanak famili yaitu dengan membunyikan beduk dengan pukulan Gebuk Sesah. Kegiatan Sakai, Belin dan Abir umumnya dikenal dalam bidang pertanian karena secara umum mata pencaharian masyarakat adalah bertani. Bercocok tanam yang umum dilakukan oleh masyarakat Lampung adalah berladang dan padi sebagai tanaman selingan selain itu juga melakukan kegiatan berkebun dan berladang. Melalui perkembanganya, kegiatan kerjasama tolong-menolong secara Sakai, Belin dan Abir sudah mulai jarang dilakukan. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan Rancang yaitu kegiatan yang

16 13 dilakukan dalam memberi batas pada areal yang akan digarap sebagai ladang dan kegiatan Nuak yaitu menebang pohon. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya areal hutan yang akan dijadikan ladang. Kegiatan Abir Batok berubah karena masyarakat telah mengenal sistem Nuai yaitu mengambil hasil 10:1 atau 6:1. Gotong royong akan mengalami perubahan secara evolusi dan berlambat tahun akan berubah bentuk. Contoh bahwa dulu ketika memetik padi sebagai hasil panen petani tidak terdapat sistem pembagian dalam hasil kerja, namun pada masa kini telah dikenal sistem bagi hasil misalnya dengan cara enam berbanding satu. Hal tersebut menandakan telah terjadi sistem upah dan unsur gotong royong menjadi hilang. Koentjaraningrat (1977: 64) menyatakan bahwa telah terjadi perubaha sistem gotong royong yang sudah punah, menghilang dari kehidupan sosial masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dinyatakan bahwa masa depan gotong royong dalam bentuk-bentuk kegiatan akan memudar dan hilang. Namun kemungkinan tidak semua dalam bentuk-bentuk tersebut akan hilang, misalnya dalam perkawinan dan dalam bentuk kegiatan karena terkena musibah yang menimpa warga tersebut.

17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penduduk Provinsi Lampung terdiri atas berbagai macam suku bangsa seperti suku Jawa, Sunda, Bali, Minangkabau, Batak Semendo, Ogan, Bugis, Banjar dan Maluku. Keragaman penduduk Lampung ditunjukkan pada Sang Bumi Rua Jurai. Masyarakat lampung mengenal keluarga batih yang terdiri dari ayah, ibu dan anak sebelum menikah. Mereka hidup dalam rumah yang disebut dengan manyamak. Setelah keluarga batih tersebut menjadi luas maka timbul istilah radik sakelik, kemudian muncul yang disebut klen, sebagai hasil perluasan keluarga batih dengan terikat pada pertalian darah menurut garis keturunan lakilaki. Gotong royong oleh masyarakat Lampung merupakan Pengejawantahan dari nilai-nilai budaya yang bersumber dari kebudayaan-kebudayaan masyarakat Lampung yaitu diantaranya Pi il pesenggiri (menjaga harga diri), Sakai Sembayan (tolong menolong), Nemui Nyimah (murah hati/ terbuka tangan), Nengah Nyappur (hidup bermasyarakat/suka bergaul) dan Bejuluk Beadek (punya gelar adat). Gotong royong di pedesaan masyarakat Lampung merupakan keikutsertaan anggota masyarakat dalam berbagai kegiatan, baik untuk kepentingan perorangan maupun untuk kepentingan umum. B. Saran Lampung dapat disebut dengan Indonesia mini dengan keragaman penduduk yang ditunjukkan pada Sang Bumi Rua Jurai. Sebagai wilayah yang memiliki nilai-nilai budaya dengan keaktifan dalam melakukan kegiatan gotong royong, Lampung merupakan wilayah strategis dalam manuskrip. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan tulisan dalam makalah ini dapat dikembangkan menjadi buku sehingga dapat menjadi bahan informasi, referensi, sebagai bahan dasar penelitian lebih lanjut terhadap mahasiswa maupun masyarakat luas. 14

18 DAFTAR PUSTAKA Abu Rifai Sistem gotong royong dalam masyarakat pedesaan daerah lampung tahun 1979/1980. Bandar lampung: dokumen kebudayaan daerah lampung. Yusuf Tayar Profil Provinsi Lampung. Bandar lampung: Anggota IKAPI. Gondong Anhar, dkk Sejarah perlawanan terhadap imperialisme dan kolonisme di daerah lampung. Jakarta: Dokumentasi sejarah nasional. Koentjaraningrat Pengantar antropologi sosial. Jakarta: Pt Dian Rakyat. Koentjaraningrat Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Julianto Irwan Peranakan Tionghoa Indonesia Sebuah Perjalanan Budaya. Jakarta: Intisari. Muhammad Abdulkadir Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Citra Aditya Bakti. Myrda Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka. Noor Arifin Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Pustaka Setia. Hamim Alhusniduki Sejarah Revolusi Fisik di Provinsi Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung. M. Loeb Edwin Sumatra: Sejarah dan Masyarakatnya. Yogyakarta: Ombak. 15

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki berbagai suku bangsa yang masing-masing sukunya memiliki kebudayaan serta adat istiadat yang berbedabeda. setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan agama merupakan pengembangan kebudayaan nasional karena kebudayaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asal usul bangsa Lampung berasal dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang

I. PENDAHULUAN. Asal usul bangsa Lampung berasal dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asal usul bangsa Lampung berasal dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang letaknya di dataran Belalau, sebelah selatan Danau Ranau yang secara administratif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok dan saling bergantung satu sama lain. Secara naluriah manusia cenderung bersifat dinamis dan mampu berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan. Sejalan dengan kehadiran negara modern, kemandirian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. merupakan institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan. Sejalan dengan kehadiran negara modern, kemandirian dan kemampuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara historis desa merupakan cikal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum Negara bangsa ini terbentuk. Struktur sosial sejenis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pencarian Jodoh Muli Mekhanai Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata Pemilihan mempunyai arti proses atau cara perbuatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman budaya. Ada banyak ragam kebudayaan di Indonesia, bahkan setiap pulau di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR: 01/Perda/I/DPRD/71-72 TENTANG BENTUK LAMBANG DAERAH PROPINSI LAMPUNG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam perjalanan hidupnya mengalami tiga peristiwa penting, yaitu waktu dilahirkan, waktu menikah atau berkeluarga dan ketika meninggal dunia. Meskipun semuanya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam tinjauan pustaka ini terdapat beberapa konsep yang diperkuat dengan pendapat para ahli,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam tinjauan pustaka ini terdapat beberapa konsep yang diperkuat dengan pendapat para ahli, II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini terdapat beberapa konsep yang diperkuat dengan pendapat para ahli, adapun konsep yang akan diperjelas adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Hukum Adat. Perkataan adat adalah istilah yang dikutip dari bahasa Arab, tetapi boleh dikatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Hukum Adat. Perkataan adat adalah istilah yang dikutip dari bahasa Arab, tetapi boleh dikatakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Adat Perkataan adat adalah istilah yang dikutip dari bahasa Arab, tetapi boleh dikatakan diterima dalam semua bahasa di Indonesia. Mulanya istilah itu berarti kebiasaan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 1971 TENTANG BENTUK LAMBANG DAERAH PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 1971 TENTANG BENTUK LAMBANG DAERAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 1971 TENTANG BENTUK LAMBANG DAERAH PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Memperhatikan : 1. Surat Keputusan DPRD Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Pembagian Harta Warisan. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk membedakan dengan istilah-istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kepulauan, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kepulauan, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia. Setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia sangat luas, juga mempunyai puluhan bahkan ratusan adat budaya. Begitu juga dengan sistem kekerabatan yang dianut, berbeda sukunya maka berbeda pula

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan hal ini menunjukkan betapa eksisnya kesadaran primordial dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. dan hal ini menunjukkan betapa eksisnya kesadaran primordial dalam kehidupan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbedaaan suku bangsa merupakan suatu realitas sosial budaya bangsa Indonesia, dan hal ini menunjukkan betapa eksisnya kesadaran primordial dalam kehidupan bangsa

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan Lampung Pepadun (jurai pepadun) yang dikenal dengan istilah sang bumi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung Pepadun yang berdialek nyow dan Lampung Saibatin yang berdialek

I. PENDAHULUAN. Lampung Pepadun yang berdialek nyow dan Lampung Saibatin yang berdialek I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Lampung sebagai salah satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan pulau Sumatra, memiliki dua masyarakat adat berbeda, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BAB IV. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

BAB IV. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 29 BAB IV Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITMN 4.1 Geografi Propinsi Lampung meliputi areal seluas 35.288,35 krn2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Propinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu

I. PENDAHULUAN. utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan kelautan pada masa sekarang membawa pandangan baru bagi pelaksana pembangunan. Pada masa lalu, laut belum menjadi perhatian utama bagi pengambil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebut indonesia menjadi

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam Negara Republik Indonesia ini adat yang dimiliki oleh daerahdaerah suku bangsa adalah berbeda-beda, meskipun dasar serta sifatnya, adalah satu yaitu ke Indonesiaannya.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN DESA - KOTA : 1 A. PENGERTIAN DESA a. Paul H. Landis Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ratus) pulau-pulau yang tersebar di nusantara, masyarakat Indonesia terbagai

BAB I PENDAHULUAN. ratus) pulau-pulau yang tersebar di nusantara, masyarakat Indonesia terbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat yang majemuk yang terdiri dari berbagai sukubangsa dan budaya. Dengan penduduk lebih dari 210 (dua ratus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia. Setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. para ahli. Makna berasal dari bahasa Jerman meinen yang artinya ada di pikiran atau benar

II. TINJAUAN PUSTAKA. para ahli. Makna berasal dari bahasa Jerman meinen yang artinya ada di pikiran atau benar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Makna Tradisi Untuk memberikan gambaran yang memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, berikut penulis menyajikan beberapa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan 1. Geografi Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 15 kabupaten/kota di Propinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Namun ada aspek yang penting dibandingkan dengan aspek yang lainnya yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Namun ada aspek yang penting dibandingkan dengan aspek yang lainnya yaitu 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kehidupan Sosial Budaya Kehidupan masyarakat terdiri dari berbagai aspek yang antara aspek satu dengan aspek yang lainnya terdapat keterkaitan yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dengan sungai yang banyak dan besar. Hal ini memberikan potensi yang besar bagi pengembangan lahan pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan 64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari objek penelitian. Menurut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman

I.PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman budaya. Ada banyak ragam kebudayaan di Indonesia, bahkan setiap pulau di Indonesia memiliki ciri khas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk 33 IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Letak Geografis Dan Iklim Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas) 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Daerah Penelitian Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas) Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Konsep Organisasi Masyarakat adalah mahluk sosial yang hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

I. PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari berbagai macam perbedaan budaya, agama, ras, gender, dan adat istiadat yang lahir dan dianut dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial manusia saling berinteraksi satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tradisi Pada masyarakat Indonesia masih terdapat berbagai macam tradisi yang masih dilaksanakan dengan baik maupun yang sudah hilang, misalnya tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci

MASYARAKAT RITA RAHMAWATI

MASYARAKAT RITA RAHMAWATI MASYARAKAT RITA RAHMAWATI KEHIDUPAN KOLEKTIF HEWAN Kehidupan kolektif bukan hanya terjadi pada makhluk manusia saja, tetapi juga terjadi pada jenis makhluk lain. Misalnya: berbagai jenis protozoa hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

SAKAI SAMBAIAN : SISTEM GOTONG ROYONG DI LAMPUNG TIMUR

SAKAI SAMBAIAN : SISTEM GOTONG ROYONG DI LAMPUNG TIMUR 99 Sakai Sambaian: Sistem (Ani Rostiyati) SAKAI SAMBAIAN : SISTEM GOTONG ROYONG DI LAMPUNG TIMUR Sakai Sambaian: Mutual Help in East Lampung Oleh Ani Rostiyati Balai Pelestaran Sejarah Dan Nilai Tradisional

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan pada sepuluh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung dengan menggunakan data sekunder yang ditunjang dengan studi kepustakaan.

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk semacam itu yakni yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk semacam itu yakni yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Desa Pertanian Desa merupakan suatu daerah yang dijadikan tempat tinggal masyarakat yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian bersumber dari alam. Di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan masyarakatnya masih bergantung pada kepemilikan lahan. Warga pedesaan kebanyakan masyarakatnya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikarenakan Indonesia merupakan suatu negara kaya akan kebudayaan. Dengan

I. PENDAHULUAN. dikarenakan Indonesia merupakan suatu negara kaya akan kebudayaan. Dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antaranya, waris menurut hukum BW (Burgerlijk Wetboek), hukum Islam, dan. Ika ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. antaranya, waris menurut hukum BW (Burgerlijk Wetboek), hukum Islam, dan. Ika ini tidak mati, melainkan selalu berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan adat, termasuk dalam hal pewarisan. Indonesia memiliki berbagai macam bentuk waris di antaranya, waris menurut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun 49 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Identifikasi Permasalahan Adanya ikatan persaudaraan ibarat adik kakak yang terjalin antar satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah 71 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan kebudayaan

1. PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan kebudayaan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan kebudayaan yang hidup tersebar disekitar 17.000 gugusan pulau-pulau, mulai dari Sabang di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI GOTONG-ROYONG DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kegiatan Malam Pasian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memiliki penduduk dengan beraneka ragam suku. Suku Batak merupakan salah satu suku yang dapat ditemui

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah IV. GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Kota Bandar Lampung 1. Geografi Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik,

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan berbangsa, khususnya dalam kehidupan masyarakat heterogen, seperti Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci