BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi 1. Gambaran Umum RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang sangat penting dalam menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai salah satu institusi sosial, Rumah Sakit dituntut untuk mengutamakan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat tidak memandang perbedaan golongan, suku, ras, dan agama. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang berada di Ibukota Provinsi Gorontalo dan secara geografis terletak dipusat wilayah Teluk Tomini, memudahkan masyarakat yang berada di daerah Hinterland untuk mengakses pelayanan rujukan.untuk itu terus dilakukan pembenahan baik dari segi sarana/prasarana, Sumber Daya Manusia serta jenis pelayanan yang diberikan. Selain itu pula berbagai tantangan dan hambatan yang akan dihadapi, yaitu : Pertama, ditetapkan Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei saboe menjadi BLUD bertahap dalam pengelolaan keuangan. Kedua, Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang prima semakin tinggi. Ketiga, upaya melakukan perubahan budaya kerja aparat baik aparat fungsional maupun aparat non fungsional dalam menerapkan pola pengelolaan BLU yang menuntut adanya efisiensi pengelolaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 25

2 26 2. Sejarah RSUD Aloei Saboe Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan dimanfaatkan sejak tahun 1929 dengan nama Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo. Awalnya berupa satu gedung yang terdiri dari 4 (empat) ruangan, yaitu : Apotik, Poliklinik dan Rawat Inap. Tahun demi tahun bangunan ditambah dan sejak akhir PELITA I (1978) dilaksanakn pembangunan Rumah Sakit, baik fisik maupun non fisik. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 51/Men.Kes/SK/II/79 sebagai Rumah Sakit Kelas C yang memenuhi persyaratan 4 (empat) Spesialis Dasar. Pada tanggal 17 September tahun 1987 Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Gorontalo Nomor 97 Tahun Nama tersebut diambil dari nama salah seorang perintis kemerdekaan Putera Gorontalo yang banyak berjasa dalam bidang Kesehatan. Pada Tahun Rumah Sakit Umum Prof. DR. HI. Aloei Saboe ketambahan jenis pelayanan yaitu Spesialis Mata dan Tahun 1995 ketambahan Spesialis Telinga Hidung Tenggerokan (THT). Pada tanggal 31 Agustus 1995 Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Gorontalo mengusulkan kenaikan kelas Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe dari kelas C ke kelas B Non Pendidikan.

3 27 Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Gorontalo Nomor : 315 tanggal 25 Maret tahun 2002 Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe merupakan bagian dari Organisasi Tata Kerja Pemerintah Kota Gorontalo yaitu Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

4 28 3. Struktur Organisasi DIREKTUR Dr. Andang Ilato, MM KELOMPOK JABATAN KOMITE WADIR PELAYANAN DR. H. MEDY SARITA, M.Kes WADIR UMUM & KEUANGAN DRS. H. KADIR PATUMA, MM KABID PELAYANAN Dr. H. Boby Harun Oko, M.Kes KABID KEPERAWATAN Ahmad Aswad, Skm,S.Kep,Ns, Mph KABID UMUN & KEPEGAWAIAN Lukman Damisi, S.Mn KABID PERENC. & MEDREC Efendi Tilome, S.IP, M.Kes KABID KEUANGAN Rafid j.a. Pakai, SE. MM KASUBID PELAYANAN MEDIS Dr. Jefri Mustafa, MPH KASUBID BIMBINGAN & PELAYANAN KEP. H. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep. Ns KASUBID UMUM & PERLENG. Yulyan Anggowa, SKM KASUBID PENYUS. PRG & LAP Mohamad Rifai Hiola KASUBID PERBENDAHARAAN Panawan Bilondatu, SE. KASUBID PENUNJANG MEDIS Linda Siu Mohamad, SKM KASUBID SARANA, PERALATAN MEDIS & LOG. KEP. Miske U. Patuti. S. Si. Apt KASUBID ETIKA & MUTU KEPERAWATAN Rosni, AMK KASUBID PROMKES RUMAH SAKIT Dian Nadjamudin, S. Kep, NS KASUBID KEPEG & DIKLAT Bahanudin Dai KASUBID HUKUM & HUMAS Hj. Siti Dahlia Syarief, SH. Mh KASUBID MEDREC Memy S. Bempah, SKM SUBBID DATA & SISTEM INFORMASI Sumardin Suratinoyo, S.IP KASUBID VERIVIKASI Yanto Y. Pontoh, SE. Ak KASUBBID AKUNTANSI Iramaya Eraku, SE Gambar 4.1 Struktur Organisasi

5 29 B. Analisis Sistem Berikut arsitektur desain sistem ini pakar diagnose penyakit Katarak. Basis Pengetahuan Fakta & Aturan Pakar Antarmuka Pengguna Mesin Inferensi Fasilitas Penjelas Admin Gambar 4.2 Arsitektur Desain Sistem Adapun penjelasan dari masing-masing komponen arsitektur desain adalah sebagai berikut : 1. Antarmuka Pengguna Pada bagian antarmuka pengguna ini terjadi dialog antara sistem dengan pengguna, dimana sistem memberikan pertanyaan-pertanyaan dan pengguna menjawab sesuai yang dialaminya, kemudian sistem memberikan solusi atas jawaban dari pengguna. Namun sebelum sistem memberikan solusi, jawaban dari pengguna di proses di mesin inferensi. 2. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian masalah yang dapat berasal dari pakar, jurnal dan sumber pengetahuan lain. Adapun pengetahuan yang berasal dari pakar, jurnal maupun sumber

6 30 pengetahuan lain tersebut adalah mengenai jenis penyakit Katarak, gejala-gejalanya, pengobatan serta pencegahannya. a. Data Penyakit Katarak 1) Gejala Pada data penyakit katarak yang penyusun teliti hanya 5 jenis katarak yang direkomendasikan oleh dokter spesialis mata yaitu: a) Katarak Kongenital Tabel 4.1 Gejala & Tanda Katarak Kongenital Gejala & Tanda 1. Usia di bawah 1 tahun 2. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 3. Pupil berwarna putih atau abu-abu 4. Tajam penglihatan menurun 5. Mata juling 6. Sukar beraktivitas 7. Terdapat riwayat katarak dalam keluarga 8. Hilang penglihatan tanpa rasa nyeri 9. Pupil mengecil b) Katarak Juvenile Tabel 4.2 Gejala & Tanda Katarak Juvenile Gejala & Tanda 1. Usia 1-40 tahun 2. Tajam penglihatan menurun 3. Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah 4. Sukar beraktivitas

7 31 5. Mata berair 6. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 7. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat 8. Penglihatan ganda 9. Sakit kepala 10. Perubahan daya lihat warna 11. Sering meminta ganti resep kacamata c) Katarak Senile Tabel 4.3 Gejala & Tanda Katarak Senile Gejala & Tanda 1. Usia diatas 40 tahun 2. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 3. Seperti ada titik gelap didepan mata 4. Perubahan daya lihat warna 5. Penglihatan ganda 6. Sukar beraktivitas 7. Warna manik mata berubah atau putih 8. Sering meminta ganti resep kaca mata 9. Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah 10. Tajam penglihatan menurun 11. Penglihatan menguning 12. Untuk sementara jelas melihat dekat 13. Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak 14. Terjadi kekeruhan pada seluruh lensa 15. Bertambahnya ketebalan lensa

8 32 d) Katarak Traumatika Tabel 4.4 Gejala & Tanda Katarak Traumatika Gejala & Tanda 1. Nyeri pada mata 2. Penglihatan ganda 3. Mata merah mungkin ada pendarahan 4. Sukar beraktivitas 5. Trauma tembus panas yang melalui batas, missal x- ray atau radoiaktif atau trauma terhadap benda yang pernah melukai 6. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 7. Pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul 8. Perubahan daya lihat warna 9. Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi, glakoma, penyakit mata karena gangguan metabolic e) Katarak Komplikata Tabel 4.5 Gejala & Tanda Katarak Komplikata Gejala & Tanda Komplikata 1. Terdapat kelainan pada kedua mata 2. Tajam penglihatan menurun 3. Terdapat komplikasi penyakit mata seperti miopa 4. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 5. Menderita penyakit diabetes 6. Perubahan daya lihat warna 7. Sukar beraktivitas

9 33 2) Pencegahan Pada umumnya penyakit katarak tidak dapat dicegah karena merupakan penyakit bawaan/keturunan serta penyakit penuaan yang sering terjadi pada penderita katarak congenital, juvenile dan senile, namun ada beberapa jenis katarak yang bisa dihindari agar tidak terkena penyakit katarak, seperti penyakit katarak yang terjadi berdasarkan penyebabnya seperti traumatika dan komplikata, pencegahan utamanya ialah dengan melihat faktor utama penyabab penyakit katarak tersebut yakni katarak traumatika dan komplikata 3) Pengobatan Untuk pengobatan katarak sampai saat ini belum ada jenis obat yang dapat mengobati katarak atau obat yang dapat mencegah terjadinya katarak, jadi untuk semua jenis penyakit katarak harus melalui proses bedah operasi oleh dokter spesialis mata.

10 f). Klasifikasi Seluruh Gejala Dari 5 Jenis Penyakit Katarak 34 Tabel 4.6 Seluruh Gejala Dari 5 Jenis Penyakit Katarak Kode Gejala & Tanda Katarak P1 P1.1 P1.2 P2 P2.1 P2.2 P3 P3.1 P3.2 G01 Usia di bawah 1 tahun G02 Pupil berwarna putih atau abu-abu G03 Mata juling G04 Terdapat riwayat katarak keluarga G05 Hilang penglihatan tanpa rasa nyeri G06 Pupil mengecil G07 Penglihatan silau, kabur, seperti berasap G08 Tajam penglihatan menurun G10 Sukar beraktivitas G11 Usia 1-40 tahun G12 Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah G13 Mata berair G14 Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat G15 Sakit kepala G16 Penglihatan ganda G17 Perubahan daya lihat warna

11 35 G18 Nyeri pada mata G19 Mata merah mungkin ada pendarahan G20 G21 Trauma tembus panas yang melalui batas, missal x- ray atau radoiaktif atau trauma terhadap benda yang pernah melukai Pernah terkena benda keras, tajam, tumpul G22 Terdapat kelainan pada kedua mata G23 Terdapat komplikasi penyakit mata seperti miopa G24 Menderita penyakit diabetes G25 Usia diatas 40 tahun G26 Seperti ada titik gelap didepan mata G27 Warna manik mata berubah atau putih G28 Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah G29 Penglihatan menguning G30 G31 G32 Untuk sementara jelas melihat dekat Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak Terjadi kekeruhan pada seluruh lensa

12 36 G33 Bertambahnya ketebalan lensa G34 Sering meminta ganti resep kaca mata G35 Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi, glaukoma atau penyakit mata karena gangguan metabolik

13 37 3. Mesin Inferensi Mesin inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada pada table pengetahuan untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir. Dalam komponen ini dilakukan pemodelan proses berfikir manusia dan proses penalaran tersebut menggunakan salah satu metode inferensi yaitu metode forward chaining. Berikut ini adalah pohon pelacakan forward chaining diagnose penyakit katarak

14 38 a. Pohon Pelacakan Forward Chaining DiagnosaKatarak Y G07 T P0 G01 Y T G11 Y T T G25 Y G21 G21 P0.1 G21 Y T Y T Y T P1.1 G23 P2.1 G23 P3.1 G23 Y T Y T Y T P1.2 G02 P2.2 G13 P3.2 G31 Y T Y T Y T P1 Y G05 T P2 Y G15 T G16 P3 Y G32 T P0.1 T P3 G30 P0.1 Y T Y Y P3 T G28 Y P0.1 T G33 T G26 T G27 P3 Gambar 4.3 Pohon Pelacakan Forward Chaining

15 b. Tabel Pengetahuan Katarak 39 Tabel 4.7 Pengetahuan Gejala Katarak Untuk Pelacakan Forward Chaining Kode Gejala & Tanda Penyakit Katarak Penyakit Fakta P1 P1.1 P1.2 P2 P2.1 P2.2 P3 P3.1 P3.2 Ya Tidak PG01 Apakah Penglihatan Silau, kabur, kabut, berasap terhadap cahaya? PG12 P00 PG02 Apakah baik melihat dekat pada pasien rabun dekat? P2 PG03 PG03 Apakah anda menderita penyakit Penglihatan Ganda? P2 PG04 PG04 Apakah anda mengalami Perubahan Daya pada saat melihat Warna? P2 P0.1 PG05 Usia Anda di atas 40 Tahun? PG06 P0.1 PG06 Anda pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul? P3.1 PG07 Apakah anda Menderita penyakit Diabetes atau PG07 Keracunan Obat-Obatan atau memiliki P3.2 PG08 Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa PG08 Apakah Terjadi Kekeruhan Pada Seluruh Lensa? P3 PG09 PG09 Apakah Ketebalan Lensa bertambah? P3 PG10 PG10 Apakah anda pernah mengeluh adanya bercakbercak putih yang tak bergerak? P3 PG11 PG11 Apakah penglihatan anda menguning? P3 PG13 PG12 Apakah usia anda dibawah 1 tahun? PG16 PG20 PG13 Apakah Waktu anda membaca, penerangan memerlukan sinar lebih cerah? P3 PG14 PG14 Apakah anda merasakan warna manik mata berubah atau putih? P3 PG15 PG15 Apakah anda merasakan seperti ada titik gelap didepan mata? P3 P0.1

16 40 PG16 Apakah anda pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul? P1.1 PG17 Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti PG17 Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau P1.2 PG18 Keracunan Obat-Obatan PG18 Apakah Pupil anda Berwarna Putih atau Abuabu? P1 PG19 PG19 Apakah Anda merasakan Hilang Penglihatan Tanpa Rasa Nyeri? P1 P0.1 PG20 Apakah Usia Anda 1-40 Tahun? PG21 PG05 PG21 Pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul? P2.1 PG22 PG22 Apakah anda memiliki Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan P2.2 PG02

17 41 c. If-Then Rules Rule 1 If : Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Pernah Terkena Benda Keras, Tajam, Tumpul Then: Katarak Kongenital Traumatika Rule 2 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan Then: Katarak Kongenital Komplikata Rule 3 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Pupil Berwarna Putih atau Abu-abu Then: Katarak Kongenital Rule 4 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Hilang Penglihatan Tanpa Rasa Nyeri Then: Katarak Kongenital

18 42 Rule 5 If: Penglihatan Silau, Kabur, Kabut, Berasap Terhadap Cahaya And Usia Di Bawah 1 Tahun Then: Tidak Menderita Penyakit Katarak, Barangkali Penyakit Mata Lainnya Rule 6 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Pernah Terkena Benda Keras, Tajam, Tumpul Then: Katarak Juvenile Traumatika Rule 7 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan Then: Katarak Juvenile Komplikata Rule 8 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Mata Berair Then: Katarak Juvenile Rule 9 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Sakit Kepala Then: Katarak Juvenile

19 43 Rule 10 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Penglihatan Ganda Then: Katarak Juvenile Rule 11 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun Then: Tidak Menderita Penyakit Katarak, Barangkali Penyakit Mata Lainnya Rule 12 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Diatas 40 Tahun And Pernah Terkena Benda Keras, Tajam, Tumpul Then: Katarak Senile Traumatika Rule 13 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Diatas 40 Tahun And Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan Then: Katarak Senile Komplikata Rule 14 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Diatas 40 Tahun And Adanya Bercak-Bercak Putih Yang Tak Bergerak Then: Katarak Senile

20 44 Rule 15 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Terjadi kekeruhan pada seluruh lensa Then: Katarak Senile Rule 16 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Untuk sementara jelas melihat dekat Then: Katarak Senile Rule 17 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah Then: Katarak Senile Rule 18 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Warna manik mata berubah atau putih Then: Katarak Senile Rule 19 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Seperti ada titik gelap di depan mata Then: Katarak Senile

21 45 Rule 20 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Bertambahnya ketebalan lensa Then: Katarak Senile Rule 21 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun Then: Tidak Menderita Penyakit Katarak, Barangkali Penyakit Mata Lainnya Rule 22 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya Then: Bukan Katarak 4. Fasilitas Penjelas Fasilitas penjelas adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dan fasilitas penjelas ini adalah proses diagnose pada sistem pakar yang mengambil aturan-aturan forward chaining dari mesin inferensi. C. Perancangan sistem Berikut adalah rancangan sistem untuk diagnosa penyakit katarak dengan menerapkan metode inferensi forward cahining.

22 46 1. Basis Data Sistem Pakar Pada Perancangan basis data sistem pakar kali ini dapat dilakukan dengan merancangn Identifikasi External Entity, Diagram Alir Data (DAD), Entity Relationalship Diagram (ERD), Rancangan Data Base, Rancangan Input.Output. a) Identifikasi External Entity Tabel 4.8 Identifikasi External Entity No Eksternal Entity Input Output 1. Admin/ Ass Dok. 2. Pakar/dokter a. Data Pasien b. Diagnosa a. Data Penyakit b. Data Gejala c. Data Pengetahuan d. Data Pencegahan e. Data Pengobatan f. Aturan g. Solusi Laporan Hasil Diagnosa

23 47 b) Diagram Alir Data 1) Diagram Konteks Admin Data Pasien Diagnosa Lap. Data Hasil Diagnosa Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata (Katarak) Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Data Pencegahan Data Pengobatan Aturan Solusi Pakar Gambar 4.4 Diagram Konteks Diagram konteks terdiri dari 2 entitas yaitu Pakar dan User. User memberikan input ke sistem berupa data pasien serta konsultasi yang dilakukan pasien berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sistem. Pakar memberikan input berupa data dasar dan akuisisi pengetahuan penyakit katarak, sehingga nantinya akan mengeluarkan output kepada user berupa saran terapi untuk penyakit dan hasil pemeriksaan dari pasien tersebut

24 48 2) Diagram Alir Data Level 0 Pakar Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Pencegahan Pengobatan Aturan Solusi 1.P Input Data Master Data Penyakit Data Gejala Data - Pengetahuan Aturan Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Aturan Admin Data Pasien Diagnosa 2.P Diagnosa Data Pasien Diagnosa Data Pasien Diagnosa Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Aturan Data Paien Diagnosa Lap Data Hasil Diagnosa Hasil Diagnosa Hasil Diagnosa 3.P laporan Hasil Diagnosa Gambar 4.5 Diagram Alir Data Level 0

25 49 c) Hubungan Antar Tabel (Entity Relationalship Diagram/ERD) Kode Gejala Nama Gejala Kode Diagnosa Diagnosa IdPengetahua N Memiliki Gejala 1 1 Memiliki N Pengetahuan Id Pengetahuan FaktaTida Kode Gejala Keterangan N FaktaYa Pertanyaan Memiliki Menghasilkan N Kode 1 Nama Jenis Kelamin HasilDiagnosa Tgl Diagnosa Kode diagnosa 1 Nama Penyakit Pencegahan Pengobatan Kode Alamat Gambar 4.6 Hubungan Antar Tabel (Entity Relationalship Diagram/ERD)

26 50 ERD adalah hubungan antar table one to one, one to many, many to many. Pada hubungan antar table diagnosa penyakit katarak ini terjadi hubungan one to many antara table disemua table yang ada di. a. Hubungan antar tebel gejala dan pengetahuan adalah one to many karena 1 gejala bisa memiliki banyak pengetahuan. b. Hubungan antar table penyakit dan hasil diagnose adalah one to many karena 1 penyakit bisa memiliki banyak hasil diagnose c. Hubungan antar table hasil diagnosa dan diagnose adalah one to many karena 1 hasil diagnose memiliki banyak diagnose d. Hubungan antar table pengetahuan dan diagnosa adalah one to many karena 1 pengetahuan memiliki banyak diagnose d) Rancangan Database Tabel 4.9 Hasil Diagnosa Katarak Field Type Size Index Keterangan KodeDiagnosa TanggalDiagnosa Text 10 Primary key Kode Diagnosa Date/Time - Tanggal Diagnosa Nama Text 50 - Nama JenisKelamin Text 6 - Jenis Kelamin TempatLahir Text 50 - Tempat Lahir Alamat Kode Text 50 - Alamat Text 5 Foreign Key Kode

27 51 Tabel 4.10 Data Gejala Katarak Field Type Size Index Keterangan KodeGejala Text 3 Primary key KodeGejala NamaGejala Memo - - Nama Gejala Tabel 4.11 Data Diagnosa Katarak Field Type Size Index Keterangan KodeDiagnosa Text 225 Primary key Kode diagnosa IdPengetahuan Text 4 Foreign Key Id Pengetahuan Keterangan Memo - - Keterangan Tabel 4.12 Data Penyakit Katarak Field Type Size Index Keterangan Kode NamaPenyakit Pencegahan Pengobatan Text 5 Primary Key Kode Text 50 Nama Penyakit Memo - - Pencegahan Memo - - Pengobatan

28 52 Tabel 4.13 Data Pengetahuan Katarak Field Type Size Index Keterangan IdPengetahuan KodeGejala Pertanyaan FaktaYa FaktaTidak Text 4 Primary Key Id Pengetahuan Text 3 Foreign Key Kode gejala Memo - - Pertanyaan Text 5 - Fakta Ya Text 5 - Fakta Tidak

29 53 e) Rancangan Input Output (I/O) 1) Rancangan Input (a) Rancangan Entry Data Penyakit Katarak SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK ENTRY DATA PENYAKIT KATARAK Kode Penyakit Nama Penyakit Pencegahan Pengobatan Simpan Edit Hapus Keluar Kode Penyakit Nama Penyakit Pencegahan Pengobatan Gambar 4.7 Rancangan Entry Data Penyakit Katarak

30 54 (b) Rancangan Entry Data Gejala Katarak SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK ENTRY DATA GEJALA KATARAK Kode Gejala Nama Gejala Simpan Edit Hapus Keluar Kode Gejala Nama Gejala Gambar 4.8 Rancangan Entry Data Gejala Katarak

31 55 (c) Rancangan Entry Data Pengetahuan Katarak SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK ENTRY DATA PENGETAHUAN KATARAK Kode Pengetahuan Kode Gejala Nama Gejala Pertanyaan Fakta Ya Fakta Tidak Simpan Edit Hapus Keluar Kode Pengetahuan Kode Gejala Pertanyaan Fakta Ya Fakta Tidak Gambar 4.9 Rancangan Entry Data Pengetahuan Katarak

32 56 (d) Rancangan Proses Diagnosa SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK PROSES DIAGNOSA Kode Diagnosa Tanggal Nama Jenis Kelamin Pria Wanita Ubah Data Alamat Proses Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini Ya Tidak Gambar 4.10 Rancangan Proses Diagnosa

33 57 2) Rancangan Output SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK RUMAH SAKIT ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Nomor Diagnosa : Tanggal : Nama : Jenis Kelamin : Alamat : Gejala Nama Penyakit : Pencegahan : Pengobatan : Jika ditemukan gejala, maka segera melakukan pengobatan Gorontalo Petugas Gambar 4.11 Laporan Hasil Diagnosa

34 58 D. Implementasi sistem Berdasarkan rancangan sistem dari penerepan metode forward chaining untuk diagnosa penyakit katarak, maka berikut implementasi sistemnya. 1. Tampilan Form Utama Gambar 4.12 Tampilan Form Utama Pada form menu utama diatas sudah dirangkaikan dengan form login admin, pada login admin tersebut berfungsi untuk admin dalam merubah, menghapus atau menambah data penyakiy katarak, gejala katarak dan pengetahuannya serta mencetak laporan data diagnose penyakit katarak.

35 59 2. Form Login Admin Gambar 4.13 Form Login Untuk bisa masuk ke ruang admin, masukan user dan password terlebih dahulu, setelah user dan password dimasukan maka tampilan programnya seperti tampilan gambar diatas. Jika anda ingin mengakses atau masuk untuk mengentry data penyakit katarak, gejala katarak, pengetahuan katarak maupun mencetak laporan hasil diagnose maka klik field-field yang muncul di menu admin, sebagai contoh jika anda ingin mengentry data penyakit katarak maka klik field penyakit pada menu admin. Setelah itu akan muncul form data penyakit katarak seperti dibawah ini.

36 60 3. Form Data Penyakit Katarak Gambar 4.14 Form Data Penyakit Katarak Pada form data penyakit katarak diatas berfungsi untuk mengentry data penyakit katarak, dalam hal ini merubah, menambah, atau menghapus data penyakit katarak. Dan untuk bagaimana cara merubah, menambah ataupun menghapus data, berikut ini petunjuknya.

37 61 4. Form Data Penyakit Katarak ( Menambah ) Gambar 4.15 Form Data Penyakit Katarak ( Menambah ) Tampilan diatas adalah form data penyakit katarak yang berfungsi untuk entry data penyakit katarak, Jika ingin menambah masukan terlebih dahulu kode penyakit, nama penyakitnya apa, pencegahannya serta pengobatannya seperti apa, contohnya seperti tampilan gambar diatas. Setelah itu klik tombol simpan maka secara otomatis akan tersimpan didalam database.

38 62 5. Form Data Penyakit Katarak ( Merubah ) Gambar 4.16 Form Data Penyakit Katarak ( Merubah) Untuk merubah data dalam form data penyakit katarak, terlebih dahulu masukan kode penyakit dari data yang ingin diubah setelah itu tekan tab pada keyboard computer maka secara otomatis semua field-field akan terisi, kemudian silahkan merubah data mana yang ingin diubah setelah itu klik tombol edit maka secara otomatik data tersebut sedah terubah.

39 63 6. Form Data Penyakit Katarak ( Menghapus ) Gambar 4.17 Form Data Penyakit Katarak ( Menghapus ) Sama halnya seperti merubah data penyakit katarak, untuk menghapuspun terlebih dahulu masukan kode penyakit dari data yang ingin anda hapus kemudian klik tombol hapus maka secara otomatis data tersebut akan terhapus.

40 64 7. Form Data Gejala Katarak Gambar 4.18 Form Data Gejala Katarak Tampilan diatas adalah tampilan form data gejala katarak untuk entry data gejala katarak, proses untuk penambahan, penghapusan dan pengeditan data pun sama dengan yang ada di form entry data penyakit katarak, kunci utamanya hanyalah dengan memasukan kode terlebih dahulu karena itu merupakan kunci utama atau primary key.

41 65 8. Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak Gambar 4.19 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak Tampilan diatas adalah tampilan dari form entry data pengetahuan katarak, untuk proses penambahan pengetahuan seperti biasa masukan terlebih dahulu kode pengetahuannya setelah itu pilih kode gejala yang akan dihubungkan pada field kode gejala. contohnya seperti gambar dibawah ini.

42 66 9. Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menambah ) Gambar 4.20 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menambah ) Setelah dimasukan kode pengetahuan pilih kode gejala yang ingin dihubungkan dengan fakta-fakta yang ada di field fakta ya dan fakta tidak. Maka buatlah pertanyaan seperti contoh tampilan diatas, kemudian hubungkan kode gejala tersebut dengan kode-kode yang ada di fakta ya dan fakta tidak, diform ini terjadi proses metode inferensi yakni metode forward chaining, pada fakta ya berfungsi jika jawaban pasien atas pertanyaan yang diberikan sistem adalah ya makan pertanyaan selanjutnya yang akan diberiakn oleh sistem apa, begitupun pada fakta tidak, setelah semua terisi klik tombol simpan, maka secara otomatis data pengetahuannya akan terimpan dalam database.

43 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Merubah ) Gambar 4.21 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Merubah ) Jika anda ingin menubah data pengetahuan, silahkan masukan kode pengetahuan dari data yang ingin diubah terlebih dahulu, kemudian klik tab pada keyboard computer maka secara otomatis semua field akan terisi selanjutnya silahkan mengubaha data mana yang ingin diubah.

44 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menghapus ) Gambar 4.22 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menghapus ) Jika anda ingin menghapus maka terlebih dahulu masukan kode pengetahuan dari data yang ingin anda hapus, lalu klik tab pada keyboard maka secara otomatis semua field akan terisi, selanjutnya klik tombol hapus, maka data tersebut akan terhapus.

45 Tampilan Form Proses Diagnosa Gambar 4.23 Tampilan Form Proses Diagnosa Pada proses diagnose ini prosesnya dalam bentuk Tanya jawab, sistem memberikan pertanyaan dan pengguna menjawab, untuk melakukan proses diagnose terlebih dahulu isikan biodata seperti nama, jenis kelamin, tempat lahir serta alamat.

46 Tampilan Form Proses Diagnosa (Tanya Jawab) Gambar 4.24 Tampilan Form Proses Diagnosa (Tanya Jawab) Setelah semua data telah diisi klik tombol proses makan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari sistem, dan pengguna menjawab sesuai apa yang dirasakan, pada proses Tanya jawab pengguna cukup menjawab 3 jawaban yam maka akan muncuk kotak pesan atau message box seperi dibawah ini Kemudian klik ok maka akan muncul laporan hasil diagnose seperi dibawah ini

47 Tampilan Laporan Hasil Diagnosa Gambar 4.25 Tampilan Laporan Hasil Diagnosa Jika ingin dicetak maka klik tombol print pada menu diatas, jika tidak maka klik tombol merah lambang X dan akan kembali kemenu utama dan Jika ingin mengubah data maka masuk pada form proses diagnose melalui form menu utama seperti gambar dibawah ini.

48 Tampilan Form Diagnosa (Ubah Data) Gambar 4.26 Tampilan Form Diagnosa (Ubah Data) Pada proses ubah data, data yang bias diubah hanyalah alamat, dikarenakan nama, jenis kelamin serta tempat lahir tidak mungkin berubah, jadi sistem ini hanya memperbolehkan untuk merubaha data dalam hal ini alamat pengguna, sedangkan untuk melakukan proses diagnose dengan biodata yang sama, sistem memberikan kode baru yang baru. Kode diagnose akan berganti secara otomatis sesuai urutannya.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan. Perancangan dapat didenifisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa praduga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa praduga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Sistem Dalam menghadapi suatu masalah yang berhubungan dengan Hukum ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara umum penyakit kulit yang diakibatkan oleh adanya infeksi jamur terdiri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara umum penyakit kulit yang diakibatkan oleh adanya infeksi jamur terdiri 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Sistem Secara umum penyakit kulit yang diakibatkan oleh adanya infeksi jamur terdiri dari 8 jenis penyakit yang berbeda. Dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Akromegali Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Analisa merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Untuk menghasilkan sistem pakar penyakit pada lambung antara lain adalah sakit maag (Gastritis), Dispepsia dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang baik

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Katarak pada Manusia Berbasis Web

Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Katarak pada Manusia Berbasis Web Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Katarak pada Manusia Berbasis Web Yudi1, Yessi Nofrima2 STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail: ynn_linc@yahoo.com1

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Permasalahan Kesehatan merupakan hal yang begitu penting bagi manusia. Ironisnya banyak sekali penyakit-penyakit yang pada akhirnya terlambat dideteksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Aplikasi sistem pakar berbasis web ini diharapkan dapat membantu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Aplikasi sistem pakar berbasis web ini diharapkan dapat membantu BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini berisi tentang perancangan sistem yang dibuat dimulai dari analisis sistem, perancangan sistem pakar, perancangan aplikasi sistem pakar, struktur tabel, dan desain

Lebih terperinci

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut : 37 3. Jenis Kelamin Contoh input data jenis kelamin adalah : Jenis Kelamin : Laki-Laki III.1.2. Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses deteksi adanya viskositas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Analisis Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan pembuatan knowledge base (basis pengetahuan) dan rule base (basis aturan) yang lengkap

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA KURA-KURA BERBASIS DEKSTOP DENGAN METODE FORWARD CHAINING NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA KURA-KURA BERBASIS DEKSTOP DENGAN METODE FORWARD CHAINING NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA KURA-KURA BERBASIS DEKSTOP DENGAN METODE FORWARD CHAINING NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Syahrezha Erlanga Putra 11.12.5383 kepada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem yang di jelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan memaparkan proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi 1. Sejarah BLUD RSU Prof. Dr.Hi. Aloei Seboe. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo pertama kali dibangun pada tahun

Lebih terperinci

CARA MENGGUNAKAN APLIKASI

CARA MENGGUNAKAN APLIKASI CARA MENGGUNAKAN APLIKASI Untuk menjalankan aplikasi sistem pakar untuk melakukan diagnosis penyakit jantung dengan teorema bayes, yaitu : Jalankan aplikasi sistem pakar dengan memilih toolbar start pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM 34 BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem yang Sedang Berjalan Dalam perancangan sebuah sistem, dibutuhkan suatu analisis sistem. Dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan-kelemahan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap diagnosis penyakit Ovarium Dengan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain:

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain: BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek, diperlukan adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Data dan informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penyakit Meningitis dapat menyerang siapa saja, namun dalam kenyataannya, kasus terbanyak pada bayi dan anak-anak. Maka diperlukannya seorang

Lebih terperinci

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT Sri Winiarti Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : daffal02@yahoo.com ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM PRASETYO ADHY PRABOWO Program Studi Ilmu Komputer, FIK Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11, Semarang, 50131 Abstrak : Seiring perkembangan tekhnologi,

Lebih terperinci

2.2 Konsep Sistem Pakar 9

2.2 Konsep Sistem Pakar 9 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTO KATA PENGANTAR SARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii vi v vi viii ix

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 26 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendiagnosa penyakit saraf tulang belakang pada manusia adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Pada Bab ini akan dibahas mengenai hasil dan pembahasan perangkat lunak sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit jantung, serta tampilan-tampilan yang ada pada program

Lebih terperinci

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN SISTEM PAKAR

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN SISTEM PAKAR BAB III AALISA MASALAH DA RACAGA SISTEM PAKAR 1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk merupakan sarana kesehatan yang lahir berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh RSUD Lukas Nias Selatan adalah kesulitan dalam mengolah data rekam medis akan pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. memenuhi kebutuhan akan data suatu sistem yang sedang berjalan di suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. memenuhi kebutuhan akan data suatu sistem yang sedang berjalan di suatu 39 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan analisa prosedur yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan data suatu sistem yang sedang

Lebih terperinci

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit rheumatic pada manusia dengan menggunakan metode dempster shafer yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Hasil dari perancangan sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan Mesin Foto Copy dengan Metode Dempster Shafer yang dibangun dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam mencari kepastian terjangkitnya sebuah penyakit, masyarakat harus pergi berkonsultasi ke dokter ahli untuk melakukan pemeriksaan dari gejala

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan tahap implementasi dalam rangkaian pengembangan sistem model Waterfall.Tahap ini akan mengimplementasikan persyaratan dan desain

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Abstrak Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan di tempat praktek Drh. Salisah Anggita Ningsih Tandam Hilir masih menggunakan sistem yang

Lebih terperinci

USER MANUAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (DOSEN LUAR BIASA)

USER MANUAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (DOSEN LUAR BIASA) USER MANUAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (DOSEN LUAR BIASA) LOGIN Langkah-langkah untuk melakukan autentifikasi atau pengecekan hak akses user pada Sistem Kepegawaian adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar kerusakan dinamo listrik dengan metode forward chaining yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar mendiagnosa penyakit paru-paru berbasis client server yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LUAR... i HALAMAN JUDUL DALAM... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN REKOMENDASI SIDANG... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. mengetahui proses kerja yang sedang dikerjakan/berjalan.

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. mengetahui proses kerja yang sedang dikerjakan/berjalan. BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Analisis Sistem yang sedang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang dikerjakan/berjalan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan setiap individu di berbagai bidang, seperti di bidang bisnis, pendidikan, psikologi, dan tentu saja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk BAB IV DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk Menganalisis Penyebab Kerusakan TV dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis web.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun serta melengkapi data yang ada. Tahapan metode yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISEM III.1 Analisis Sistem Sistem pakar mendeteksi tingkat kematangan buah mangga harum manis ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM 36 BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi maka sebelumnya harus dilakukan analisa masalah sebagai proses awal yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisis dan perancangan sistem, akan dijelaskan proses analisis dan perancangan sistem yang hendak dibangun. Proses analisis sistem, tahapan yang harus

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem memberikan gambaran tentang sistem yang diamati yang saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 78 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Gangguan Penyakit Perut Menggunakan Metode Forward

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem pelayanan pengelolaan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci

TAKARIR. : kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan. secara logika. : penalaran yang dimulai dari fakta menuju konklusi

TAKARIR. : kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan. secara logika. : penalaran yang dimulai dari fakta menuju konklusi TAKARIR Admin Analysis Database : administrator : analisis : kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis Data flow diagram Delete Design Edit Expert

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi sistem

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi sistem BAB IV HASIL DAN UJI COBA III.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Hasil dari penerapan data mining dengan menggunakan Metode Clustering untuk mengidentifikasi jenis Penyakit Paru-Paru yang dibangun dapat dilihat pada gambar-gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, banyak orang yang sering menderita penyakit alergi pada kulit seperti gatal-gatal, timbul bintik-bintik merah, atau timbul benjolan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Progeria Menggunakan

Lebih terperinci

Prosedur Penggunaan Sistem

Prosedur Penggunaan Sistem Prosedur Penggunaan Sistem Gambar 4.1Layar Login Pada halaman Login ini pegawai diminta menginput ID Login pada kolom ID Login, dan Password pada kolom password. Dataakan diterimaolehsistem jikadatasesuaidenganbasisdatapegawaiyangtelah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. sebelum melakuan pengkodean kedalam suatu bahasa pemograman. Dalam

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. sebelum melakuan pengkodean kedalam suatu bahasa pemograman. Dalam BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, dimana pada perancangan sistem digambarkan rancangan sistem yang akan dibangun sebelum

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya TAKARIR Analysis Artificial Intelligence Backward chaining : analisis : kecerdasan buatan : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung adalah sebagai berikut : III.1.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Alzheimer Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. tepat bagi UKM (BPR/S dan LKM/S), maka dilakukan analisa terhadap

BAB III PERANCANGAN SISTEM. tepat bagi UKM (BPR/S dan LKM/S), maka dilakukan analisa terhadap BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Untuk membangun Sistem Pakar yang mampu menentukan produk yang tepat bagi UKM (BPR/S dan LKM/S), maka dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada. Salah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah strategi untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi terbaik bagi permasalahan itu. Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Tampilan Aplikasi Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Perancangan system

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu sarana pendukung dalam kemajuan teknologi komputer adalah internet

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Sistem Pakar Diagnosis Trafo Tenaga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Sistem Pakar Diagnosis Trafo Tenaga BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1 Rancangan Sistem Pakar Diagnosis rafo enaga Perancangan sistem pada perangkat lunak untuk mendiagnosis trafo tenaga ini membutuhkan data gejala kerusakan, pertanyaan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi mengenai sistem pakar menurut para ahli ada beberapa, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi mengenai sistem pakar menurut para ahli ada beberapa, namun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pakar 1. Definisi Sistem Pakar Definisi mengenai sistem pakar menurut para ahli ada beberapa, namun secara umum dapat disimpulkan bahwasanya, sistem pakar (expert system)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada sistem antrian di tempat praktek dokter saat ini masih menggunakan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada sistem antrian di tempat praktek dokter saat ini masih menggunakan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Masalah 3.1.1 Permasalahan Pada sistem antrian di tempat praktek dokter saat ini masih menggunakan pendaftaran manual, sehingga hal tersebut memunculkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba BAB IV HASIL DAN Uji Coba IV..1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem pakar diagnosa penyakit yang menyerang telapak kaki dengan menggunakan metode Delta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis yang berjalan pada UPTD Puskesmas Cimanggung Kab. Sumedang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis yang berjalan pada UPTD Puskesmas Cimanggung Kab. Sumedang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis yang berjalan pada UPTD Puskesmas Cimanggung Kab. Sumedang ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya di puskesmas sangat sulit dijumpai tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan dokter spesialis

Lebih terperinci

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Ginjal dengan Metode Backward Chaining Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan Abstrak Sistem pakar adalah sistem berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Perancangan Sistem dapat didefenisikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 50 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 46 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III.1. Analisis Masalah Adapun analisis masalah system yang ada adalah sebagai berikut : III.1.1. Analisa Input Dalam analisa input yang akan penulis bahas yaitu terdari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pakar mendiagnosa penyakit pada yang dibangun yaitu : IV.1. 1. Tampilan Form login Tampilan Form

Lebih terperinci

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Lunak (Software) Perangkat keras komputer tidak akan dapat beroperasi tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Hasil dari Tampilan Implementasi Metode Bayesian Network dalam mendiagnosa penyakit sistem pencernaan pada manusia yang dibangun dapat dilihat pada gambar-gambar

Lebih terperinci