Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob"

Transkripsi

1 Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob Siti Humaidah ( ) Dosen Pembimbing : 1) Dr.rer.nat. Ir.Maya Shovitri,M.Si. dan Nengah Dwianita K, S.Si., M.Si. Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 Abstract This study aimed to determine the potential of vacuum desiccator as an anaerobic incubator. Desiccator vacuum is being pumped so that the atmosphere inside is empty. Tested Isolate used are Pseudomonas aeruginosa as aerobic bacteria, Escherichia coli as facultative anaerobic bacteria and Desulvofibrio as obligate anaerobic bacteria. Tested isolates were incubated in a vacuum desiccator. As a comparison is Hungate technique that is replacing the oxygen gas inside the tube head space with nitrogen gas and positive control. Positive control is a culture grown in test tubes containing thioglikolat media without gas replacement (replacing gas) and incubated with putting it on the laboratory bench. The results showed that all isolates tested could grow in a vacuum desiccator, Hungate technique and control. It is anticipated by the factors used thioglikolat media has influence on the degradation conditions of aerobic - anaerobic. Also because of time pumping gas out of the desiccator is not maximized so that there is still oxygen in the head space test tube. Keyword: Vacuum desiccator PENDAHULUAN Latar Belakang Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang tidak menggunakan oksigen sebagai elektron akseptor dalam proses respirasinya, tetapi menggunakan bahan anorganik lain (Madigan et al, 1997). kebanyakan mikroorganisme anaerob sangat sensitif terhadap oksigen. Keberadaan sedikit oksigen saja dalam lingkungannya dapat menghambat dan membunuh mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme anaerob mulai diteliti pada tahun 1877 dengan ditemukannya bakteri Vibrion septique oleh Louis Pasteur. Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk membiakan mikroorganisme anaerob, salah satunya oleh Brewer pada tahun 1940 yang menambahkan sodium tioglikolat (C 2 H 3 NaO 2 S) pada media biakan sebagai reagen pereduksi oksigen (Margaret, 2009). Perkembangan teknik anaerob juga didukung oleh Hungate pada tahun 1950 yang mengembangkan metode pergantian gas yang berada di ruang kosong (head space) suatu wadah biakan. Gas yang berada di ruang tersebut dikeluarkan dan diganti dengan gas nitrogen, hidrogen dan karbondioksida. Metode ini dituliskan pada buku The Rumen and Its Microbes (Chung et al., 1997). Pada saat ini, laboratorium mikrobiologi banyak menggunakan anaerob jar bebas oksigen dan teknik Hungate untuk isolasi mikroorganisme anaerob (Burt et al., 1977). Menurut Gillespie (1994) anaerob jar adalah suatu wadah yang kedap udara dan rendah oksigen dan digunakan sebagai inkubator mikroorganisme anaerob. Reduksi oksigen pada anaerob jar dilakukan dengan sitem GasPak yaitu menambahkan paladium sehingga oksigen (O 2 ) dapat bereaksi dengan hidrogen (H 2 ) dari GasPak menjadi air (H 2 O) (Harley and Prescott, 2002). Paladium sangat efektif untuk mereduksi oksigen, tetapi disisi lain paladium mahal harganya (Shahin et al, 2002). Desikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan menjaganya dari kelembaban udara (Daintith 1994). Desikator sederhana laboratorium adalah wadah yang pada bagian dasarnya berisi silika gel atau bahan kimia pengering lainnya. Desikator dilengkapi dengan penutup kaca yang dilapisi oleh vaselin. Vaselin atau petroleum jelly merupakan hidrokarbon golongan alkana dengan 20 hingga 30 atom karbon yang berasal dari minyak bumi

2 (Oxtoby, 2002). Vaselin berfungsi sebagai penutup celah antara penutup dan wadah desikator sehingga tidak ada aliran udara masuk atau keluar dari desikator. Vaselin juga berfungsi sebagai zat anti mikroorganisme (Fitriana, 2009). Berdasarkan kondisinya, desikator berpotensi untuk dikembangkan menjadi anaerob jar dengan menghilangkan gas yang berada di head space desikator. Rumusan Permasalahan Apakah desikator yang sudah vakum dapat digunakan sebagai inkubator kultur bakteri anaerob? Batasan Permasalahan Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Gas yang berada di head space desikator divakum dengan menggunakan pompa vakum. 2. Kondisi anaerob ditentukan oleh indikator biologi yaitu Desulvofibrio sebagai bakteri obligat anaerob, Escherichia coli sebagai bakteri fakultatif anaerob, Pseudomonas aeruginosa sebagai bakteri obligat aerob. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui potensi desikator sebagai inkubator kultur bakteri anaerob. Manfaat Penelitian Apabila terbukti desikator berpotensi positif sebagai anaerob jar, maka Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Biologi ITS mempunyai anaerob jar yang murah dan aplikatif. Sehingga penelitian tentang bakteri anaerob dapat dikembangkan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Biologi ITS. Bioteknologi Biologi ITS. Isolat Desulvofibrio diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Airlangga. Pembuatan Media Media yang digunakan adalah media thioglikolat (Lampiran 2). Media thioglikolat (Oxoid, CMO173, Inggris) sebanyak 30 gr dilarutkan dalam 1000 ml akuades hingga homogen. Media dituang ke tabung reaksi sebanyak 7,5 ml, kemudian diautoklaf selama 15 menit pada suhu 121 C dengan tekanan 1,5 atm. Untuk isolat uji bakteri obligat anaerob Desulvofibrio perliter media ditambahkan 2 gr MgSO 4. 7H 2 O sebagai elektron akseptor dan 300 ml sodium laktat sebagai elektron donor (Widdle and Bak, 1991). Selanjutnya media tersebut digunakan untuk kultur bakteri obligat anaerob. Desikator Sebagai Anaerob Jar Sembilan buah tabung reaksi berisi media thioglikolat diinokulasi dengan isolat uji. Inokulasi pada media dilakukan dengan menginokulasi 1 µl isolat ke media. Biakan kemudian diletakan ke dalam desikator yang kemudian ditutup rapat. Gas yang ada didesikator dikeluarkan dengan pompa (Haiou, Cina) selama 1 menit (Lampiran 3). Inkubasi dilakukan pada suhu ruang selama 72 jam dan diamati pertumbuhannya. Parameter yang digunakan sebagai indikator keberadaan oksigen seperti (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Parameter keberadaan oksigen METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Oktober 2010 di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Biologi ITS. Alat, Bahan, dan Cara kerja Isolat Uji Tiga jenis bakteri digunakan sebagai isolat uji yaitu Pseudomonas aeruginosa sebagai bakteri aerob obligat, Escherichia coli sebagai bakteri anaerob fakultatif, dan Desulvofibrio sebagai anaerob obligat. Isolat E. coli dan P. aeruginosa adalah koleksi Laboratorium Mikrobiologi dan *) head space = ruang kosong di tabung reaksi antara permukaan media dan tutup karet atau sumbat.

3 Teknik Hungate pada tabung reaksi Teknik Hungate dalam penelitian ini adalah dengan mengalirkan gas nitrogen ke wadah biakan. Inokulasi pada media dilakukan dengan menginokulasi 1 µl isolat ke media. Tabung reaksi yang sudah berisi isolat uji ditutup dengan penutup sumbat karet dan kemudian dialiri gas nitrogen selama 2 menit (Lampiran 4). Selanjutnya biakan diinkubasi pada suhu ruang selama 72 jam. Parameter pengamatan seperti pada (Tabel 3.1). Konfirmasi Isolat Uji Setelah Inkubasi Isolat uji yang hidup setelah inkubasi dilakukan karakterisasi untuk mengkonfirmasi apakah isolat yang hidup tersebut adalah isolat uji yang telah diinokulasikan. A. Karakterisasi Bakteri Desulfovibrio Isolat yang diduga sebagai Desulfovibrio dikarakterisasi berdasarkan buku panduan standar Bergeys Manual of Determinative Bacteriology meliputi: Pengamatan makroskopik Pengamatan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati pertumbuhan isolat pada tabung reaksi pada media thioglikolat (Oxoid, CMO173, Inggris). Hasil positif pengamatan bakteri Desulfovibrio adalah apabila bakteri tersebut tumbuh pada dasar tabung reaksi (Cappuccino and Sherman, 2001; Harley and Prescott, 2002). Pengamatan mikroskopik Preparat ulas ditetesi larutan kristal violet sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 20 detik, selanjutnya dicuci preparat di bawah air mengalir dan dikeringanginkan. Selanjutnya larutan iodin (Merck, Jerman) diteteskan sebanyak 2-3 tetes di atas permukaan preparat dan didiamkan selama 1 menit, kemudian dicuci di bawah air mengalir dan dikeringanginkan. Larutan etil alkohol (Merck, Jerman) 95% diteteskan setetes demi setetes di atas permukaan lapisan preparat sampai kristal violet tercuci dan kemudian dicuci di bawah air mengalir dan dikeringanginkan. Larutan safranin diteteskan di atas permukaan kaca obyek dan didiamkan selama 20 detik, dicuci di bawah air mengalir dan dikeringanginkan. Setelah kering, preparat ditutup dengan gelap penutup untuk diamati dibawah mikroskop pada perbesaran 1000X dengan bantuan minyak imersi (Lay, 1994). Hasil positif bakteri Desulfovibrio berwarna merah muda (merupakan gram negatif) dan berbentuk koma. Hal ini dikarenakan lapisan peptidoglikan yang lebih tipis pada bakteri tersebut dan tidak dapat mengikat pewarna pertama dan hanya dapat mempertahankan pewarna kedua, berupa safranin yang berwarna merah (Lay, 1994). Uji Pembentukan Hidrogen Sulfida (H2S) Jarum inokulasi dengan ujung tajam yang sudah mengandung isolat bakteri ditusukkan ke dalam media semi padat Triple Sugar Iron Agar (TSIA) (Difco, USA) (Lampiran 1) yang ditambahkan 2 gr MgSo 4. 7H 2 O sebagai elektron akseptor dan 300 ml sodium laktat sebagai elektron donor (Widdle and Bak, 1991). secara aseptis kemudian diikubasikan selama 24 jam pada temperatur 37 C (Cappuccino & Sherman, 2001). Hasil positif Desulfovibrio ditandai dengan terbentuknya endapan hitam di dalam media sebagai indikator terbentuknya H2S. B. Karakterisasi Bakteri Escherichia coli Isolat yang diduga sebagai E. coli dikarakterisasi berdasarkan buku panduan standar Bergeys Manual of Determinative Bacteriology meliputi: Pengamatan makroskopik Pengamatan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati pertumbuhan isolat pada tabung reaksi di media thioglikolat (Oxoid, CMO173, Inggris). Hasil positif pengamatan bakteri E. coli adalah apabila isolat bakteri tumbuh sepanjang kolom tabung reaksi (Cappuccino and Sherman, 2001, Harley and Prescott, 2002). Pewarnaan Gram Cara kerja pewarnaan Gram E. coli sama pada pewarnaan Gram Desulfovibrio. Hasil positif bakteri E. coli berwarna merah muda (merupakan gram negatif) dan berbentuk batang. Hal ini dikarenakan lapisan peptidoglikan yang lebih tipis pada bakteri tersebut dan tidak dapat mengikat pewarna pertama dan hanya dapat mempertahankan pewarna kedua, berupa safranin yang berwarna merah (Lay, 1994). Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Satu ose biakan bakteri diinokulasikan secara aseptis pada media agar miring TSIA

4 pada tabung reaksi dan diinkubasi 24 jam pada temperatur 37 C. Hasil positif E. coli merupakan bakteri yang melakukan fermentasi laktosa dan glukosa sehingga terjadi penurunan ph menjadi asam yang ditandai dengan terjadi perubahan warna menjadi kuning pada seluruh bagian media dan menghasilkan gas yang ditandai dengan sedikit terangkatnya bagian bawah media biakan (Harley and Prescott, 2002). C. Karakterisasi Bakteri Pseudomonas aeruginosa Isolat yang diduga sebagai P. aeruginosa dikarakterisasi berdasarkan buku panduan standar Bergeys Manual of Determinative Bacteriology meliputi: Pengamatan makroskopik Pengamatan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati pertumbuhan isolat pada tabung reaksi di media thioglikolat (Oxoid, CMO173, Inggris). Hasil positif pengamatan bakteri P. aeruginosa adalah apabila isolat bakteri hanya tumbuh di permukaan media (Cappuccino and Sherman, 2001; Harley and Prescott, 2002). Pewarnaan Gram Cara kerja pewarnaan Gram P. aeruginosa sama pada pewarnaan Gram Desulfovibrio dan E. coli. Hasil positif bakteri P. aeruginosa berwarna merah muda (merupakan gram negatif) dan berbentuk batang. Hal ini dikarenakan lapisan peptidoglikan yang lebih tipis pada bakteri tersebut dan tidak dapat mengikat pewarna pertama dan hanya dapat mempertahankan pewarna kedua, berupa safranin yang berwarna merah (Lay, 1994). Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Cara kerja uji TSIA pada P. aeruginosa sama pada uji TSIA E. coli. Hasil positif P. aeruginosa merupakan bakteri yang hanya memfermentasi glukosa ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi kuning pada bagian bawah agar (Harley and Prescott, 2002). Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan sembilan kali pengulangan. Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif. Deskripsi keberhasilan teknik vakum dan Hungate meliputi kemampuan hidup isolat uji dengan parameter pada (Tabel 3.1). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi desikator vakum sebagai inkubator anaerob dengan menggunakan media thioglikolat. Yang dimaksud dengan desikator vakum adalah desikator yang semua gas yang ada di atmosfernya dipompa keluar. Desikator tersebut kemudian digunakan sebagai tempat inkubasi dari isolat uji dalam tabung reaksi yang head space-nya tidak dialiri gas nitrogen (Gambar 4.1a). Sebagai pembanding dilakukan teknik Hungate, yaitu kultur isolat uji tabung tabung reaksi, dimana gas di head space-nya diganti dengan gas nitrogen (dari gas oksigen menjadi gas nitrogen) dan diinkubasi tidak di dalam desikator vakum tetapi hanya diletakkan di meja laboratorium saja (Gambar 4.1b). Hasil dan pembahasan diurut mulai dari kontrol positif, teknik Hungate dan desikator vakum. (a) (b) Gambar 4.1 (a) Inkubasi di desikator vakum dan (b) Inkubasi di suhu ruang pada teknik Hungate Pada penelitian ini digunakan kontrol positif untuk mengetahui pertumbuhan isolat uji tanpa adanya perlakuan inkubasi di desikator vakum dan teknik Hungate. Kultur pada kontrol positif ditanam di tabung reaksi yang berisi media thioglikolat tanpa pergantian gas (replacing gas) dan diinkubasi dengan meletakannya di meja laboratorium. Berdasarkan Gambar 4.2 dan Lampiran 2 diketahui bahwa pada kontrol positif ini semua isolat uji P. aeruginosa (bakteri aerob obligat), E. coli (bakteri anaerob fakultatif) dan Desulvofibrio (bakteri anaerob obligat) dapat tumbuh.

5 (a) (b) (c) Zona aerob Gambar 4.2 Isolat uji yang tumbuh pada kontrol positif setelah inkubasi selama 72 jam. (a) P. aeruginosa, (b) E. coli dan (c) Desulvofibrio. Adanya pertumbuhan isolat uji pada kontrol positif ini mungkin disebabkan oleh faktor pendukung berupa media thioglikolat. Media thioglikolat adalah media yang mengandung sodium thioglikolat, 0,075% agar, resazurin dan nutrisi lainnya (Lampiran 1). Sodium thioglikolat berfungsi sebagai donor elektron yang akan mereduksi oksigen di dalam media. Kandungan agar 0,075% pada media thiogliolat menghambat difusi oksigen dari permukaan media ke dasar media, sehingga ada stratifikasi konsentrasi oksigen dalam media. Konsentrasi oksigen pada permukaan media relatif lebih tinggi dari pada bagian tengah dan bawah, sehingga bagian permukaan media relatif bersifat aerob dan bagian dasar media bersifat anaerob (Marschall et al; 1992). Adanya stratifikasi konsentrasi oksigen pada media mengakibatkan perbedaan lokasi pertumbuhan isolat uji (Gambar 4. 2). P. aeruginosa yang bersifat aerob obligat tumbuh hanya di permukaan media, E. coli yang bersifat anaerob fakultatif tumbuh pada seluruh bagian media dan Desulfovibrio yang bersifat anaerob obligat tumbuh di bagian bawah media. Pada permukaan media kontrol positif terlihat perubahan warna resazurin menjadi merah muda. Resazurin pada media thioglikolat merupakan indikator redoks yang akan berubah warna menjadi merah muda jika terdapat oksigen (Turoski, 2001). Warna merah muda setinggi ± 1cm terlihat jelas pada permukaan media dari isolat uji Desulfovibrio yang menunjukkan adanya oksigen pada permukaan tersebut (Gambar 4.2). Sedangkan pada kultur E. coli tidak nampak adanya warna merah muda, karena oksigen diduga telah habis digunakan untuk respirasi E. coli. Warna merah muda pada kultur P. aeruginosa terlihat samar karena tertutup oleh biomasa sel yang tumbuh pada permukaan media (Gambar 4.2). Demikian pula dengan teknik Hungate, isolat uji P. aeruginosa (bakteri aerob obligat), E. coli (bakteri anaerob fakultatif) dan Desulvofibrio (bakteri anaerob obligat) juga dapat tumbuh seperti terlihat pada Gambar 4.3 dan Lampiran 2. Harapan awalnya adalah dengan aplikasi teknik Hungate maka yang dapat tumbuh hanyalah isolat Desulfovbrio saja sebagai indikator ketidakberadaan oksigen di head space tabung reaksi. Tetapi hasil penelitian ini menunjukkan hal yang sebaliknya, semua isolat uji dapat tumbuh. Dugaan penyebab tumbuhnya isolat uji pada teknik Hungate adalah sama dengan kontrol positif, yaitu diduga karena kandungan media thioglikolat. Namun antara kontrol positif dan teknik Hungate terdapat perbedaan penampakan warna merah muda pada permukaan media thioglikolat. Pada teknik Hungate tidak ada warna merah muda yang menandakan oksigen telah habis tergantikan oleh nitrogen. (a) (b) (c) Gambar 4.3 Isolat uji yang tumbuh pada teknik Hungate setelah inkubasi selama 72 jam. (a) P. aeruginosa, (b) E. coli dan (c) Desulvofibrio. Meskipun isolat P. aeruginosa masih dapat tumbuh setelah aplikasi teknik Hungate, tetapi biomassa selnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan kontrol positif. P. aeruginosa adalah bakteri obligat aerob yang mutlak membutuhkan gas oksigen untuk respirasinya. Walaupun tidak dilakukan perhitungan gas oksigen di headspace tabung reaksi, namun diduga penukaran gas oksigen dengan gas nitrogen belum dapat menghilangkan semua gas oksigen dalam

6 headspace tabung reaksi setelah aplikasi teknik Hungate. Menurut Ortega (2007) dengan konsentrasi 0,4% saja P. aeruginosa masih bisa tumbuh dengan waktu pembelahan biner sel (doubling time) 138 ± 20 menit. Lamanya waktu paruh ini bisa dilihat dari tipisnya biomassa sel pada teknik Hungate jika dibandingkan dengan kontrol positif (Gambar 4.2). Selain itu ternyata menurut Ramsdell (1935), kadar oksigen kurang dari 0,3 ml dalam media tidak mengakibatkan perubahan warna pada resazurin. Rendahnya kadar oksigen dalam teknik Hungate ini mungkin sebagai penyebab tidak terdeteksinya keberadaan oksigen oleh resazurin. Proses vakum yang dilakukan pada desikator diharapkan dapat mengeluarkan semua gas yang berada di dalam head space desikator dan head space tabung reaksi. Gas yang ada di head space tabung reaksi diasumsikan dapat ikut tertarik keluar ketika proses vakum dilakukan, karena tabung reaksi hanya ditutup dengan kapas dan kasa. Sehingga, berdasarkan parameter keberadaaan oksigen (Tabel 3.1) bakteri fakultatif anaerob dan obligat aerob diharapkan akan mati. Namun hasil yang diperoleh adalah isolat uji P. aeruginosa (bakteri aerob obligat), E. coli (bakteri anaerob fakultatif) dan Desulvofibrio (bakteri anaerob obligat) dapat tumbuh seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.4 dan Lampiran 2. Hal ini diduga selain karena faktor media thioglikolat, juga karena faktor oksigen yang masih ada di head space tabung reaksi. Terlihat dari Gambar 4.4 ada warna merah muda pada permukaan media yang diinokulasi dengan Desulfovibrio sebagai indikasi keberadaan oksigen. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemompaan gas keluar dari desikator yang dilakukan selama 1 menit (60 detik) belum dapat mengeluarkan gas yang berada di head space tabung reaksi. Adanya oksigen di head space tabung reaksi dapat mendukung pertmbuhan bakteri P. aeruginosa (bakteri aerob obligat) dan E. coli (bakteri anaerob fakultatif) walaupun inkubasi dilakukan di dalam desikator yang divakum. (a) Gambar 4.4 Isolat uji yang tumbuh pada desikator vakum setelah inkubasi selama 72 jam. (a) P. aeruginosa, (b) E. coli dan (c) Desulvofibrio Melihat indikasi ini, mungkin potensi desikator vakum sebagai inkubator kultur bakteri anaerob dapat dikaji ulang dengan meningkatkan waktu vakum sampai dengan batas maksimalnya. Batas waktu maksimal tersebut dapat dilihat berdasarkan volume desikator dan kecepatan proses vakum pompa (air displacement) seperti persamaan (1) berikut. Volume desikator Air Displacement Bila kecepatan pompa vakum (Haiou, Cina) adalah 0,9 m 2 /h atau 0,25 L/dt dan volume desikator adalah 18,5 L, maka waktu maksimal proses vakum adalah 74 detik seperti perhitungan (2) dibawah ini Volume desikator Air Displacement (b) = 18,5 L (c) 0,25 L/dt (1) (2) Secara kualitatif, biomassa isolat uji yang tumbuh dari dua metode anaerob tersebut (desikator vakum dan teknik Hungate) tidak berbeda nyata, tetapi secara kuantitatif diduga memiliki perbedaan biomassa sel. Sebagai contoh pada isolat uji Desulfovibrio. Pertumbuhan isolat uji pada kontrol positif (Gambar 4.2), teknik Hungate (Gambar 4.3) dan desikator vakum (Gambar 4.4) menunjukan kesamaan ketinggian biomassa sel bila dilihat dari dasar media. Tetapi apabila diuji secara kuantitatif, mungkin jumlahnya tidak sama. Uji kuantitatif yang bisa dilakukan adalah secara turbidimetrik yaitu perhitungan

7 massa sel berdasarkan kekeruhan (Waluyo, 2008). Untuk konfirmasi bahwa isolat yang tumbuh bukan kontaminan, maka dilakukan uji konfirmasi dengan pengamatan mikroskopik dan uji fermentasi dengan media Triple Sugar Iron Agar (TSIA). Uji TSIA dilakukan karena dapat membedakan fermentasi dari E. coli dan P. aeruginosa serta dapat membuktikan adanya gas H 2 S pada bakteri yang mereduksi sulfur. Menurut Holt et al., (1994) E. coli bersifat anaerob fakultatif dan dapat menfermentasi laktosa dan glukosa, sedangkan P. aeruginosa bersifat obligat aerob dan hanya dapat menfermentasi glukosa saja. Hasil uji TSIA menunjukan karakter isolat uji E. coli seperti yang diharapkan, yaitu melakukan fermentasi laktosa dan glukosa sehingga terjadi penurunan ph menjadi asam dan menghasilkan gas. Indikasi penurunan ph ditunjukkan dengan perubahan warna merah menjadi kuning pada seluruh bagian media dan indikasi ada gas ditunjukkan oleh terangkatnya bagian bawah media biakan (Gambar 4.5). (a) (b) (c) Gambar 4.5 Uji TSIA pada E. coli pada (a) kontol positif, (b) teknik Hungate dan (c) teknik desikator. Uji TSIA juga menunjukkan bahwa isolat uji P. aeruginosa adalah isolat yang diharapkan. Media TSIA mengandung 1% laktosa, 1% sukrosa dan 0.1% glukosa. P. aeruginosa hanya mampu memfermentasikan sebagian saja dari gula tersebut yaitu glukosa. Fermentasi parsial yang dilakukan P. aeruginosa dapat dilihat dari perubahan warna media TSIA yang juga parsial, ada bagian yang berubah warna menjadi kuning dan ada yang masih berwarna merah. Warna merah menunjukkan bahwa gula tidak difermentasikan dan tidak terjadi perubahan ph (tetap basa) (Gambar 4.6) (Harley and Prescott, 2002). (a) (b) (c) Gambar 4.6 Uji TSIA pada P. aeruginosa. (a) teknik desikator, (b) teknik Hungate dan (c) kontol positif. Sedangkan uji TSIA Desulfovibrio tidak menghasilkan karakter yang diharapkan, yaitu terbentuk endapan hitam (FeS) yang merupakan reaksi dari H 2 S dengan ferous sulfat pada media TSIA, meskipun media telah ditambahkan MgSO 4. 7H 2 O sebagai elektron akseptor dan sodium laktat sebagai elektron donor. Desulfovibrio adalah bakteri pereduksi sulfat yang menggunakan SO 4 sebagai elektron akseptor sehingga terbentuk H 2 S (Madigan et al, 1997; Matias et al, 2005). Widdle and Bak (1991) menyatakan bahwa substrat yang toksik bagi Desulfovibrio adalah yang mengandung indol atau phenol yang dapat menghambat pertumbuhan Desulfovibrio dan mengakibatkan tidak terbentuknya H 2 S pada media. Sedangkan media TSIA mengandung phenol red sebanyak 0,024 gr per liter (Harley and Prescott, 2002). Selain itu Desulfovibrio adalah bakteri yang bersifat obligat anaerob; media TSIA yang digunakan walaupun telah ditambahkan MgSO 4. 7H 2 O sebagai elektron akseptor dan sodium laktat sebagai elektron donor tetapi tidak dikondisikan secara anaerob. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diketahui bahwa desikator berpotensi sebagai inkubator kultur anaerob ditandai dengan tumbuhnya isolat Desulfovibrio (anaerob obligat). Namun terdapat kelemahan dalam pemanfaatan desikator vakum ditandai dengan hidupnya isolat P. aeruginosa (aerob obligat) dan E. coli (fakultatif anaerob) yang diduga masih terdapat oksigen di head space tabung reaksi. SARAN Untuk mengetahui potensi desikator vakum sebagai alternatir anaerob jar perlu

8 diperhatikan kemungkinan kebaradaan oksigen dalam head space tabung reaksi. DAFTAR PUSTAKA Chung, King-Thom dan M. P. Bryant Robert E. Hungate: Pioneer of Anaerobic Microbial Ecology. Department of Microbiology and Molecular Cell Sciences, The University of Memphis, Memphis, TN Department of Animal Science, University of Illinois, Urbana, IL 61801, U.S.A. Anaerobe (3): Dwidjoseputro. D Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan: Surabaya. Fitriana, M Skripsi: Formulasi dan Uji Aktivitas Antijamur Secara In Vitro Salep Minyak Atsiri Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana val.) dengan Basis Vaselin. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah: Surakarta. Gilespie, S. H Medical Microbiology Ilustrated. Butterwort Heinemann: London. Hansen, S. P High Vacuum with Mechanical Pumps. Bell Jar. Vol. 8, No. 2. Harley and Prescott Laboratory Exercise In Microbiology. 5th Edition. Mc Graw Hill. Holt, J.G. (1994). Bergey s Manual of Determinative Bacteriology. Ninth Edition. Williams and Wilkins: USA. Horn, K. V., Katherine. W., dan E. J. Baccaglini Evaluation of the AnaeroPack System for Growth of Anaerobic Bacteria. Department of Clinical Pathology, Westchester County Medical Center,1 and Department of Pathology, New York Medical College,2 Valhalla, New York Journal Of Clinical Microbiology. Vol. 35, No. 8: , Imhof, A. dan I. Heinzer Continuous Monitoring of Oxygen Concentrations in Several Systems for Cultivation of Anaerobic Bacteria. Institute of Microbiology, Kantonsspital, CH Aarau, Switzerland. Journal of clinical microbiology. Vol. 34, No. 7: Lay, W.B. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo. Madigan, M.T dan J.M. Martinko Brock; Biology of Microorganisms. 8th edition. Pearson Prentice Hall, USA. Mans, J Vacuum Physics and Technology. 6th edition. Spring. E- book. Marschall, Christoph., P. Frenzel., dan H. Cypionka. Influence of oxygen on sulfate reduction and growth of sulfate-reducing bacteria Arch Microbiol Vol: 159: Margaret Artikel: The Recognition of Anaerobic Growth and the Development of the Anaerobic Jar. es_jar_mswift_03_7_4.pdf. Didownload pada 29 November 2009 pukul WIB. Nelson, D. L. dan Michael M. C Lehninger: Principles Of Biochemistry. 4th edition. Worth Publishers. Inc, New York. Ortega. C. A dan C. S. Harwood Responses of Pseudomonas aeruginosa to low oxygen indicate that growth in the cystic fibrosis lung is by aerobic respiration. Molecular Microbiology Vol 65(1): Oxtoby, D.W Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Edisi keempat. Erlangga: Jakarta. Pak, K Ran, H Lee, H lee1, Y kim,y oh, and S Choi Involvement of Organic Acid During Corrosion of Iron Coupon by Desulfovibrio desulfuricans. Journal Microbiol. Biotechnol. Vol 13(6): Ramsdell.G. A., W. M. T Johnson., JR., and f. R. Evans Investigation of Resazurin as an Indicator of The Sanitary Condition of Milk. Journal Dairy Science. Vol 18: Reed G. B. dan J. H. ORR Cultivation of Anaerobes and Oxidation- Reduction Potentials. Queen University, Kington, Kanada. J. Bact: Shahin, May., W. Jamal, T. Verghese, dan V.O. Rotimi Comparative Evaluation of Anoxomat and Conventional Anaerobic GasPak Jar Systems for the Isolation of Anaerobic

9 Bacteria. Departments of Microbiology, Faculty of Medicine, Kuwait University and Mubarak Al- Kabeer Teaching Hospital, Kuwait. Med Princ Pract. Vol 12: Smith Desiccator Data. Noyes Chemical Laboratories. University of Illinois. Analytica Chimica Acta. Vol 6. Turoski V., S. D. Richardson., J. Plude Paper: A New Method For Monitoring Toxicity Using Stock Culture Or Indigenouss Biomss. Division of Enviromental Chemistry. American Chemistry Society. Vol 41 No 1. Waluyo, L Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM press: Malang. Watt, B, j. G. Collee. dan R. Brown Tests of Performance of Anaerobic Jars. Microbiological Laboratories, Western General Hospital, Crewe Road, Edinburgh EH4 2XU and Department of Bacteriology, University Medical School, Teviot Place, Edinburgh. J. clin. Path. Vol 29: Widdle and Bak edited by Burt, R. dan K. D. Phillips Gram Negative Mesophilic Sulfat Reducing Bacteria in Technical methods: A new anaerobic jar. Public Health Laboratory, Luton and Dunstabk Hospital, Lewsey Road, Luton LU4 ODZ, UK. J. Clin. Pathol. Vol 30: world/structure.html. Diakses pada tanggal 7 April 2010 pada Pukul WIB. m.1.1.html. Diakses pada tanggal 7 April 2010 pada Pukul WIB. hiopage.html. Diakses pada tanggal 23 januari 2011 pada Pukul WIB. Diakses pada tanggal 7 April 2010 pada Pukul WIB.

Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob

Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob DISUSUN OLEH: Siti Humaidah NRP. 1506 100 030 DOSEN PEMBIMBING: Dr. rer.nat. Maya Shovitri, M.Si Nengah Dwianita Kuswytasari, S.Si., M.Si PROGRAM STUDI BIOLOGI

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diadakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif. B. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan diantaranya Ujung, Ampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada udara di inkubator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang. 7 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2007 sampai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014. 14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Teknik Identifikasi Bakteri

Teknik Identifikasi Bakteri MODUL 5 Teknik Identifikasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Teknik Pewarnaan GRAM (Pewarnaan Differensial) 2. Uji Katalase 3. Pembuatan stok agar miring TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mempelajari cara menyiapkan apusan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

ISOLASI MIKROORGANISME ANAEROB LIMBAH CAIR TEKSTIL MENGGUNAKAN DESIKATOR SEBAGAI INKUBATOR ANAEROBIK

ISOLASI MIKROORGANISME ANAEROB LIMBAH CAIR TEKSTIL MENGGUNAKAN DESIKATOR SEBAGAI INKUBATOR ANAEROBIK ISOLASI MIKROORGANISME ANAEROB LIMBAH CAIR TEKSTIL MENGGUNAKAN DESIKATOR SEBAGAI INKUBATOR ANAEROBIK Dianty Rosirda Dewi Kurnia, Ira Permatasari, Yuni Rafika Teknik Kimia-Politeknik Negeri Bandung Jl.Terusan

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang observasi dan pemeriksaannya hanya dilakukan dalam satu waktu untuk memperoleh gambaran kualitas air

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 di kawasan konservasi lumba-lumba Pantai Cahaya, Weleri, Kendal, Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu kambing segar ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang

Lebih terperinci

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif 75 Lampiran 1. Metode Kerja L.1.1 Bagan kerja Air Panas - Isolasi dan Seleksi Bakteri Pemurnian Bakteri Isolat Murni Bakteri Uji Bakteri Penghasil Selulase Secara Kualitatif Isolat Bakteri Selulolitik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Patin a. Kolam pendederan b. Kolam pembesaran c. Kolam indukan Gambar lokasi pengambilan sampel pada Kecamatan Lau Bekri a. Kolam pendederan b. Kolam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : NAMA : NUR MUH. ABDILLAH S. NIM : Q1A1 15 213 KELAS : TPG C JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 o C

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Hari, Tanggal :Selasa, 4 Oktober 2011 Materi Praktikum Tujuan :Teknik Isolasi dan Inokulasi Mikroba : Mengetahui cara teknik isolasi dan inokulasi Mikroba A. DASAR TEORI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung, sebanyak 7 sampel diambil dari pasar tradisional dan 7 sampel diambil dari

Lebih terperinci

RESPIRASI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Yang dibina oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.

RESPIRASI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Yang dibina oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M. RESPIRASI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Yang dibina oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si Oleh : Kelompok 2 / Kelas H Lely Hermawati (140342600679)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 C selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi bakteri resisten antibiotik dari sampel tanah di Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Parameter Fisika dan Kimia Air Sumur Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit

Lebih terperinci

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Sampel air panas. Pengenceran 10-1 Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi pasien ISK dan untuk

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak terpal dengan ukuran 2 m x1m x 0,5 m sebanyak 12 buah (Lampiran 2). Sebelum digunakan, bak terpal dicuci

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Setiap kali praktikum,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian 6 mudah pada medium nutrien sederhana (Pelczar dan Chan 1988). Escherichia coli bersifat motil atau non-motil dengan kisaran suhu pertumbuhannya adalah 10-40 o C, dengan suhu pertumbuhan optimum adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. WaktudanTempat Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di LaboratoriumBiokimiaFakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas Lampung. B. AlatdanBahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboraturium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan atau Explanatory Research karena ingin mengetahui variabel-variabel

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di Laboratorium dan Fasilitas Karantina Marine Research Center (MRC) PT. Central Pertiwi Bahari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya sebagai tempat pengambilan sampel limbah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI TERMOFILIK DARI SUMBER MATA AIR PANAS DI SONGGORITI SETELAH DUA HARI INKUBASI Maria Yuli Endah Pratita, Surya Rosa Putra*

Lebih terperinci

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di 18 III. METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012 di Bagian Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera utara.

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SEDERHANA,NEGATIF DAN PERGERAKAN BAKTERI. Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SEDERHANA,NEGATIF DAN PERGERAKAN BAKTERI. Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SEDERHANA,NEGATIF DAN PERGERAKAN BAKTERI Oleh : Afifi Rahamdetiassani 083112620150008 Rika Safira 083112620150026 Rifky Cahyo Oktavianto 083112620150010 Ely Akbar

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lebih terperinci

PEWARNAAN GRAM ABSTRACT Keywords: ABSTRAK Kata Kunci PENDAHULUAN

PEWARNAAN GRAM ABSTRACT Keywords: ABSTRAK Kata Kunci PENDAHULUAN PEWARNAAN GRAM Kelompok 1 Marthen Luthe Sagrim (09.2015.1.00484), Fitria Agustina Suhada (09.2015.1.00495), Febian Mahendra Dito (09.2015.1.00510), Intan Suksma Dewi (09.2015.1.00513) Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium 11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Teknik Isolasi Mikroorganisme

Teknik Isolasi Mikroorganisme Teknik Isolasi Mikroorganisme Noorkomala Sari loocev@gmail.com Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Biologi FMIPA ITS Surabaya 23 Desember 2009 1. Pendahuluan Mikroorganisme ada dimana-mana. Mereka

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI RESPIRASI BAKTERI LAPORAN Disusun untukntuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang dibimbing oleh Prof. Dr. Utami Sri Hastuti M.Pd dan Dr. Endang Suarsini, M.Pd Disusun oleh: Kelompok 1/ Kelas A

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober Desember 2014 bertempat

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yakni mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari

BAB III METODE PENELITIAN. dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dan eksperimen. Eksplorasi dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI II. PEWARNAAN SEL BAKTERI TUJUAN 1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri 2. Mempelajari teknik pembuatan apusan kering dalam pewarnaan bakteri 3. Mempelajari tata cara pewarnaan sederhana

Lebih terperinci

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN III. METODOLOGIPENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara Februari-Agustus 2007, di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit 5 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman dan Kebun Percobaan Leuwikopo, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. Isolasi dan karakterisasi penyebab penyakit dilakukan di Laboratorium Penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana limbah cair yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari limbah cair

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha merupakan sebagai minuman hasil fermentasi seduhan teh bergula yang mempunyai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Materi Bahan yang digunakan meliputi kultur Candida albicans, sampel vagina wanita usia produktif, medium MRSA (demann

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\

PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\ PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\ Tujuan: 1. Mengetahui media kultur dan larutan pengencer yang digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan mikrobiologi serta dapat membuatnya secara aseptik. 2. Untuk mensucihamakan

Lebih terperinci

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis) Str Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Isolat Bakteri Asam

Lebih terperinci

Teknik Pewarnaan Bakteri

Teknik Pewarnaan Bakteri MODUL 5 Teknik Pewarnaan Bakteri POKOK BAHASAN : Teknik Pewarnaan GRAM (Pewarnaan Differensial) TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mempelajari cara menyiapkan apusan bakteri dengan baik sebagai prasyarat untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas, 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dan eksperimen yaitu dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri endofit dari akar tanaman kentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda Utara provinsi Kalimantan Timur. Sampling dilaksanakan pada bulan Maret 2011,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik

Lebih terperinci

Isolasi, Karakterisasi dan Uji Potensi Bakteri Penghasil Enzim Termostabil Air Panas Kerinci

Isolasi, Karakterisasi dan Uji Potensi Bakteri Penghasil Enzim Termostabil Air Panas Kerinci ISSN: 2503-4588 Isolasi, Karakterisasi dan Uji Potensi Bakteri Penghasil Enzim Termostabil Air Panas Kerinci Priya Tri Nanda 1, Sinta Anggraini Siregar 1, Rifky Kurniawan 1, Hairuidin 1, Meriyanti 1, Yatno

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian METODE Waktu dan Tempat Penelitian Probandus

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian METODE Waktu dan Tempat Penelitian Probandus ENDAHUUAN atar Belakang Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia khususnya negara berkembang. Masalah tersebut dapat terlihat dengan meningkatnya angka penderita dan kematian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu UHT yang diimpor ke Indonesia.

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu UHT yang diimpor ke Indonesia. 20 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN OLEH: NAMA : ANNISA DWI CAHYA NIM : J1E111052 KELOMPOK : 1 SHIFT 3 ASISTEN : RADEN DWI THRIWANTO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) dan Laboratorium Kimia, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BABm METODA PENELITIAN

BABm METODA PENELITIAN BABm METODA PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia jurusa kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Riau Provinsi Riau selama lebih kurang

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2010 di Laboratorium Mikrobiologi, Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil

Lebih terperinci