USAHA JAMUR KUPING (AURICULARIA POLYTRICHA (MONT.) SACC.) PADA MEDIA TUMBUH SERBUK GERGAJI SENGON, KAYU SENGON DAN KAYU MACARANGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USAHA JAMUR KUPING (AURICULARIA POLYTRICHA (MONT.) SACC.) PADA MEDIA TUMBUH SERBUK GERGAJI SENGON, KAYU SENGON DAN KAYU MACARANGA"

Transkripsi

1 USAHA JAMUR KUPING (AURICULARIA POLYTRICHA (MONT.) SACC.) PADA MEDIA TUMBUH SERBUK GERGAJI SENGON, KAYU SENGON DAN KAYU MACARANGA Martha Ekawati Siahaya 1 dan Djumali Mardji 2 1 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2 Laboratorium Perlindungan Hutan Fahutan Unmul, Samarinda ABSTRACT. The Business of Ear Mushroom (Auricularia polytricha (Mont.) Sacc.) on Sengon Sawdust and Woods of Sengon and Macaranga. The purpose of this research was to determine the duration of the growth of fruiting body and harvesting period in the best growing media, the effect of media on production of ear mushroom and the benefits of application of each growing media. The results showed that the use of sawdust sengon growing media had the advantage, among others: it could spur the growth of fruiting body more quickly, fairly good harvest frequency (up to 6 times) and highest productivity. The composition of the different growth media had a significant influence on the growth of ear mushroom. Growing media that provides the best results for the growth of the mushroom was on sengon sawdust, while macaranga wood showed the less good results. The break even point (BEP) rate of production was 34 kg and the BEP cost was Rp795,-/kg, the benefits was Rp7,455,335,-/month and the obtained ROI was %. Macaranga and sengon woods did not give a benefit income. Thus, the ear mushroom business with sengon sawdust growing media was worth to be undertaken. Invesment is needed for the management production of mushroom growing media in baglog. Kata kunci: jamur kuping, sengon, macaranga, biaya produksi Jamur kuping adalah jamur yang pertama kali dibudidayakan bahkan sebelum jamur shiitake di Cina. Di Indonesia jamur kuping sangat umum dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah setelah jamur merang. Masyarakat tradisional masih sering mengambil jamur ini dari alam yang biasanya tumbuh pada batangbatang yang sudah lapuk. Kini jamur kuping terutama jenis Auricularia polytricha sudah banyak dibudidayakan secara modern dalam log-log serbuk kayu (Chang, 1993). Dewasa ini semakin banyak orang yang membudidayakan jamur. Ada dua alasan utama, yaitu pertama, dari segi bisnis menguntungkan karena harganya cukup tinggi, permintaan pasar lokal dan ekspor terbuka lebar, waktu panennya singkat sehingga perputaran modalnya juga berlangsung cepat, bahan baku mudah didapat dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alasan kedua, jamur sangat bermanfaat untuk kesehatan karena kualitas gizinya tinggi, mengandung berbagai zat-zat esensial yang bersifat obat. Selain itu rasa dagingnya lezat sehingga banyak diminati konsumen, khususnya konsumen kelas atas yang membutuhkan kepuasan menu. Berdasarkan uraian di atas dan banyaknya pilihan media tumbuh, maka diperlukan penelitian-penelitian yang dapat memberikan informasi tentang bahan media tumbuh yang dapat digunakan untuk budidaya jamur, jangka waktu panen, 38

2 JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 5 (1), APRIL pertumbuhan miselium dan produktivitas pertumbuhannya sehingga dapat diketahui biaya produksi seperti biaya bahan, sarana produksi, biaya penyusutan alat, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya terhadap pendapatan suatu usaha budidaya jamur kuping. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media yang digunakan terhadap hasil panen jamur kuping; mengetahui jangka waktu pertumbuhan badan buah dan jangka waktu panen pada media media tumbuh yang paling baik; mengetahui keuntungan yang diperoleh setiap media tumbuh; mengetahui kelayakan usaha budidaya jamur kuping berdasarkan media tumbuh yang digunakan; perhitungan biaya produksi dan pendapatan yang diperoleh dari masing-masing media tumbuh. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran dan informasi serta sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan pendapatan pada usaha jamur kuping. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di rumah jamur (kumbung) Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman selama 6 bulan dari bulan November 2010 sampai April 2011 yang meliputi pengumpulan/persiapan bahan penelitian, pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data. Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa penyiapan substrat/log tanam menurut Suriawiria (2003), yang terdiri dari: a. Substrat media tumbuh jamur dengan serbuk gergaji kayu Substrat tanam berupa campuran serbuk gergajian kayu ditambah bekatul, kapur dan bahan lainnya disterilisasi (pasteurisasi), setelah itu ditanami bibit dan diinkubasi selama 3 bulan hingga pertumbuhan jamur mulai tampak. Bahan baku yang diperlukan adalah serbuk gergaji sengon 100% (90 kg), dedak 15% (13,5 kg), tepung tapioka 15% (13,5 kg), kapur gamping 5% (4,5 kg), vitamin B12 sebanyak 90 tablet dan air secukupnya. Serbuk kayu yang digunakan adalah jenis serbuk gergaji yang lunak, seperti serbuk gergaji meranti atau sengon, sedangkan dedak yang digunakan adalah dedak dari sisa penggilingan padi. b. Substrat media tumbuh jamur dengan batang kayu/kayu log Substrat tanam berupa batang kayu yang sudah kering diberi lubang dengan dibor. Setelah terbentuk lubang bekas bor, bibit dimasukkan kemudian batang kayu tersebut ditumpuk di tempat teduh atau ditutupi untuk menjaga kelembapan. Untuk membuat media tumbuh jamur kuping dengan serbuk gergaji sengon dan batang kayu dilakukan beberapa tahapan pekerjaan. Tahap pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: a. Hasil budidaya jamur kuping, yakni data yang dikumpulkan berupa berat panen jamur kuping dalam gram, lama waktu pembentukan badan buah. b. Analisis finansial budidaya jamur kuping, yakni data yang dikumpulkan berupa biaya bahan, biaya penyusutan peralatan, biaya tenaga kerja, biaya kumbung dan

3 40 Siahaya dan Mardji (2012). Usaha Jamur Kuping biaya lain-lain kemudian dikelompokkan dalam biaya langsung, biaya tak langsung, biaya tetap dan biaya tidak tetap. Substrat media tumbuh jamur dengan serbuk gergaji kayu Substrat media tumbuh jamur dengan batang kayu/kayu log Penyiapan media tumbuh Pengayakan dan penghancuran Pencampuran dan pengomposan Pembuatan baglog Sterilisasi dan pasteurisasi Pendinginan Inokulasi (penanaman bibit) Inkubasi (spawning) Pemeliharaan dan Penumbuhan Pemanenan Inokulasi dan inkubasi Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri atas 2 perlakuan dan 30 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah perbedaan media tumbuh jamur kuping yaitu a) media tumbuh 1: serbuk gergaji sengon; b) media tumbuh 2: kayu sengon; dan c) media tumbuh 3: kayu macaranga. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sidik ragamnya dengan kriteria jika F hitung > F tabel maka masing-masing media mempunyai pengaruh yang berbeda signifikan terhadap hasil panen jamur dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Data kemudian dihitung analisis biaya berdasarkan rumus menurut Soehardi (1990) sebagai berikut: a. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai break even point (BEP) dalam unit dihitung dengan menggunakan persamaan: BEP (Q) = {TFC/P (TVC/Q)}, dimana BEP (Q) = break even point; TFC = total biaya tetap; TVC = total biaya variabel; P = harga jual per unit dan Q = jumlah unit yang dihasilkan. b. Rumus yang digunakan untuk menghitung BEP dalam rupiah adalah: BEP (Rp) = {TFC/1 (TVC/S)}, dimana BEP (Rp) = break even point pendapatan; TFC = total biaya tetap; TVC = total biaya variabel dan S = total pendapatan.

4 JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 5 (1), APRIL Selain menggunakan analisis BEP, juga digunakan analisis keuntungan investasi (return of investment, RoI). Parjimo dan Andoko (2007) mengemukakan rumus untuk menghitung RoI adalah: RoI = (Keuntungan/Jumlah Biaya) x 100%, yang mana RoI = return of investment; Keuntungan = jumlah pendapatan jumlah biaya; Biaya Tetap = biaya tetap biaya tidak tetap. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Lama Waktu Pertumbuhan Tubuh Buah dan Panen Penggunaan media tumbuh serbuk gergaji sengon yang diberi campuran bekatul/dedak, kapur gamping, tepung tapioka dan air secukupnya menghasilkan tubuh buah pada 42 hari setelah inokulasi (hsi) dan panen sebanyak 6 kali. Untuk media tumbuh kayu sengon menghasilkan tubuh buah pada 121 hsi dan panen sebanyak 6 kali, sedangkan penggunaan media tumbuh kayu macaranga menghasilkan tubuh buah pada 131 hsi dan panen hingga sebanyak 4 kali. Pengaruh Perbedaan Media Tumbuh dan Waktu Panen terhadap Berat Tubuh Buah Jamur Kuping Pada Tabel 1 terlihat, bahwa rata-rata berat basah jamur pada serbuk sengon lebih besar daripada kayu sengon dan kayu macaranga. Setelah diuji dengan uji F, ternyata perbedaan media menyebabkan perbedaan signifikan terhadap berat tubuh buah yang terbentuk. Tabel 1. Jumlah Berat Tubuh Buah Jamur Kuping pada Serbuk Sengon, Kayu Sengon dan Kayu Macaranga Media Panen ke.. (gram) Sebuk sengon Kayu sengon Kayu macaranga Jumlah 201,87 175,89 147,63 115,77 76,86 26,87 Rata-rata 67,29 58,63 49,21 38,59 25,62 8,95 Jumlah (gram) Rata-rata (gram) 136,34 120,67 102,08 81,38 56,81 16,20 513,48 85,58 52,26 44,94 38,40 30,37 20,05 10,67 196,69 32,78 13,28 10,28 7,15 4, ,73 5,78 Dengan menggunakan uji Duncan dapat diketahui rata-rata berat basah jamur terbesar adalah 67,29 gram terdapat pada panen ke-1, sedangkan rata-rata berat basah jamur terkecil adalah 8,95 gram terdapat pada panen ke-6. Dari panen ke-1 sampai ke-6 terdapat hasil yang berbeda signifikan, yang mana semakin lama semakin berkurang berat basah tubuh buah jamur kuping yang terbentuk. Hal ini disebabkan semakin sedikitnya kandungan nutrisi di dalam masing-masing media. Dengan menggunakan uji Duncan diketahui rata-rata berat bersih jamur terbesar adalah 85,58 gram terdapat pada serbuk sengon, sedangkan rata-rata berat bersih jamur terkecil adalah 5,78 gram terdapat pada kayu macaranga. Dengan demikian sampel yang paling baik dalam memacu pertumbuhan jamur adalah serbuk sengon.

5 42 Siahaya dan Mardji (2012). Usaha Jamur Kuping Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Kuping Untuk melakukan perhitungan analisis kelayakan usaha budidaya jamur kuping digunakan sejumlah asumsi, yakni harga jamur kuping yang berlaku di kota Samarinda dan luas areal (kumbung) yang digunakan adalah berukuran 20x11 m. Rincian biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses usaha budidaya jamur kuping untuk tiap-tiap proses kegiatan selama satu periode produksi meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang ditabulasikan ke dalam kelompok biaya (cost) dan selanjutnya dilakukan analisis break even point. Biaya usaha budidaya jamur kuping terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan yang meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel). Biaya tetap meliputi: biaya pembuatan rumah jamur (kumbung), biaya pajak bumi dan bangunan (PBB), biaya sewa tanah dan biaya penyusutan peralatan. Biaya variable meliputi: biaya bahan, biaya tenaga kerja, biaya administrasi dan umum. Media Tumbuh Jamur dengan Serbuk Gergaji Sengon Rekapitulasi biaya budidaya jamur kuping sebanyak 3000 baglog pada serbuk sengon ditampilkan pada Tabel 2, yang mana biaya tetap sebesar Rp ,- dan biaya variabel Rp ,-, jadi jumlah biaya seluruhnya pada satu periode produksi adalah Rp ,- Tabel 2. Rekapitulasi Biaya pada Budidaya Jamur Kuping Sebanyak Baglog pada Serbuk Sengon No. Komponen biaya Biaya produksi (Rp) Biaya per unit (Rp/baglog) A Biaya Tetap 1 Penyusutan rumah jamur PBB Sewa tanah Penyusutan peralatan Sub total biaya tetap B Biaya Variabel 1 Bahan Tenaga kerja Administrasi dan umum Sub total biaya variabel Total Media Tumbuh Jamur dengan Kayu Sengon Biaya tetap (biaya PBB dan sewa tanah) pada media tanam kayu sengon nilainya sama, yang berbeda adalah biaya penyusutan peralatan dan instalasi air, yaitu total biayanya sebesar Rp ,- atau Rp223,- per kayu sengon dan biaya penyusutan rumah jamur (kumbung), yaitu total biayanya sebesar Rp atau Rp111,11,- per kayu sengon. Biaya variabel (biaya administrasi dan biaya tenaga kerja) pada media tanam kayu sengon nilainya sama, yang berbeda adalah biaya bahannya, yaitu total biaya bahannya sebesar Rp ,- atau Rp12.136,- per

6 JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 5 (1), APRIL batang kayu sengon (Tabel 3). Jumlah biaya seluruhnya pada satu periode produksi adalah Rp ,- (Tabel 4). Tabel 3. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi pada Batang Kayu Sengon No. Komponen Klasifikasi biaya Biaya tetap (Rp) Biaya variabel 1 Biaya langsung , Biaya tidak langsung , Biaya administrasi dan umum Total , Tabel 4. Rekapitulasi Biaya Usaha Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi pada Kayu Sengon No. Komponen Klasifikasi biaya Biaya produksi (Rp) % biaya 1 Biaya langsung ,73 2 Biaya tidak langsung ,05 3 Biaya administrasi dan umum ,22 Total ,00 Media Tumbuh Jamur dengan Kayu Macaranga Biaya tetap dan biaya variabel (biaya administrasi dan biaya tenaga kerja pada media kayu sengon dan kayu macaranga nilainya sama, yang berbeda adalah pada biaya bahannya yaitu total biaya bahan kayu macaranga sebesar Rp ,- atau Rp10.136,- per batang kayu macaranga (Tabel 5 dan 6). Tabel 5. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi pada Batang Kayu Macaranga No. Komponen Klasifikasi biaya Biaya tetap (Rp) Biaya variabel 1 Biaya langsung , Biaya tidak langsung , Biaya administrasi dan umum Total , Tabel 6. Rekapitulasi Biaya Usaha Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi pada Kayu Macaranga No. Komponen Klasifikasi biaya Biaya produksi (Rp) % biaya 1 Biaya langsung ,12 2 Biaya tidak langsung ,62 3 Biaya administrasi dan umum ,26 Total ,00

7 44 Siahaya dan Mardji (2012). Usaha Jamur Kuping BEP Usaha Jamur Kuping (Produksi Baglog dan Kayu) Setelah perhitungan biaya-biaya seperti terlihat dalam tabel-tabel sebelumnya, diperoleh nilai biaya-biaya yang digunakan dalam perhitungan break even point budidaya jamur kuping (produksi baglog dan kayu), yaitu total biaya tetap (TFC), total biaya variabel (TVC), total biaya produksi (TC), volume produksi (Q), harga jual per unit (P) dan total penjualan (S) (Tabel 7, 8 dan 9). Tabel 7. Penjualan serta Biaya-biaya Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi pada Serbuk Sengon 1 Total biaya tetap (TFC) Rp Total biaya variabel (TVC) Rp Biaya produksi total (TC) Rp Volume produksi (Q) baglog 5 Harga jual per unit (P) Rp Total penjualan (S) Rp Tabel 8. Penjualan serta Biaya-biaya Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi pada Kayu Sengon 1 Total biaya tetap (TFC) Rp Total biaya variabel (TVC) Rp Biaya produksi total (TC) Rp Volume produksi (Q) batang kayu 5 Harga jual per unit (P) Rp Total penjualan (S) Rp Tabel 9. Penjualan serta Biaya-biaya Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi pada Kayu Macaranga 1 Total biaya tetap (TFC) Rp Total biaya variabel (TVC) Rp Biaya produksi total (TC) Rp Volume produksi (Q) batang kayu 5 Harga jual per unit (P) Rp Total penjualan (S) Rp BEP Usaha Jamur Kuping (Produksi Jamur) a. BEP jamur kuping pada serbuk sengon Dalam satu periode (4 bulan) dari baglog serbuk sengon atau sebanyak 1.278,615 kg mendapat biaya tambahan, yaitu biaya pembangunan rumah jamur dan biaya pemeliharaan. Harga pokok dari jamur kuping adalah sebesar Rp6.677,- (Tabel 10).

8 JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 5 (1), APRIL Tabel 10. Penjualan serta Biaya-biaya Usaha Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi Baglog pada Serbuk Sengon 1 Total biaya tetap (TFC) Rp Total biaya variabel (TVC) Rp Biaya produksi total (TC) Rp Volume produksi (Q) 1.278,615 kg 5 Harga jual per unit (P) Rp Total penjualan (S) Rp b. BEP jamur kuping pada batang kayu sengon Dalam satu periode (6 bulan) dari produksi batang kayu sengon atau sebanyak 372,45 kg mendapat biaya tambahan, yaitu biaya pembangunan rumah jamur dan biaya pemeliharaan (Tabel 11). Tabel 11. Penjualan serta Biaya-biaya Usaha Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi Baglog pada Kayu Sengon 1 Total biaya tetap (TFC) Rp Total biaya variabel (TVC) Rp Biaya produksi total (TC) Rp Volume produksi (Q) 372,45 kg 5 Harga jual per unit (P) Rp Total penjualan (S) Rp c. BEP jamur kuping pada kayu macaranga Dalam satu periode (6 bulan) dari produksi batang kayu macaranga atau sebanyak 62,51 kg, mendapat biaya tambahan, yaitu biaya pembangunan rumah jamur dan biaya pemeliharaan (Tabel 12). Tabel 12. Penjualan serta Biaya-biaya Usaha Budidaya Jamur Kuping Selama Satu Periode Produksi Baglog pada Kayu Macaranga 1 Total biaya tetap (TFC) Rp Total biaya variabel (TVC) Rp Biaya produksi total (TC) Rp Volume produksi (Q) 62,51 kg 5 Harga jual per unit (P) Rp Total penjualan (S) Rp BEP (q), BEP (Rp) dan RoI pada Perlakuan yang Berbeda (Baglog/Batang Kayu) Harga pokok dari jamur kuping adalah sebesar Rp6.667,-. Dari data yang tertera dalam Tabel 13 dapat diketahui nilai BEP (q), BEP (Rp) dan RoI pada perlakuan yang berbeda (baglog/batang kayu) dari proses usaha jamur kuping selama satu periode produksi (4 bulan dan 6 bulan pada batang kayu). Media yang memberikan nilai positif hanya pada serbuk sengon. Hal ini berarti selama satu periode produksi

9 46 Siahaya dan Mardji (2012). Usaha Jamur Kuping 4 bulan) proses usaha jamur kuping pada serbuk sengon mengalami titik impas (break even point) jika memproduksi sejumlah 904 baglog jamur kuping dan telah mencapai hasil penjualan jamur kuping sebesar Rp ,- sementara pada batang kayu sengon dan macaranga memberikan nilai negatif. Ini berarti bahwa penggunaan media tumbuh serbuk gergaji sengon memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan media lainnya yang tidak memberikan keuntungan. Tabel 13. Nilai Jual Media/Baglog (Kayu Log) Rp4.000,- No. Nilai Serbuk sengon Kayu sengon Kayu macaranga 1 BEP(q) 904 baglog 74 batang 84 batang 2 BEP(Rp) Rp Rp Rp502,527 3 BEP unit Rp1.453/baglog Rp228 /batang Rp279/batang 4 Keuntungan/kerugian per periode Rp Rp Rp Keuntungan/kerugian per bulan Rp Rp Rp Return of Investment (ROI) 16,67% 71,15% 68,74% BEP(q), BEP(Rp) dan RoI pada Perlakuan yang Berbeda (Produksi Jamur) Dari data yang tertera dalam Tabel 14 dapat diketahui nilai BEP (q), BEP (Rp) dan RoI pada perlakuan yang berbeda (produksi jamur) dari proses usaha jamur kuping selama satu periode produksi (4 bulan dan 6 bulan pada batang kayu). Media yang memberikan nilai positif hanya pada serbuk gergaji sengon. Hal ini berarti selama satu periode produksi (4 bulan) proses usaha jamur kuping pada serbuk gergaji sengon mengalami titk impas (break even point) jika memproduksi sejumlah 34 kg jamur kuping dan telah mencapai hasil penjualan jamur kuping sebesar Rp ,- sementara pada batang kayu sengon dan macaranga memberikan nilai negatif. Ini berarti bahwa penggunaan media tumbuh serbuk gergaji sengon memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan media lainnya yang tidak memberikan keuntungan. Tabel 14. Nilai Jual Jamur/kg Rp30.000,- No. Nilai Serbuk sengon Kayu sengon Kayu macaranga 1 BEP(q) 34 kg 14 kg 2,09 kg 2 BEP(Rp) Rp Rp Rp62,64 3 BEP unit Rp795/kg Rp1.120/kg Rp1.002/kg 4 Keuntungan/kerugian per periode Rp Rp Rp Keuntungan/kerugian per bulan Rp Rp Rp Return of Investment (ROI) 349,31% 72,45% 94,57% Analisis Roi Usaha Budidaya Jamur Kuping Untuk mengetahui tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan pada usaha budidaya jamur kuping digunakan analisis pengembalian investasi (Return of Investment/RoI). Hasil analisis menunjukkan, bahwa penggunaan serbuk sengon memberikan RoI tertinggi 349,31% artinya pada setiap biaya yang dikeluarkan dapat memberikan tingkat pengembalian modal hingga 3,49 kali lipat. Hal ini disebabkan

10 JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 5 (1), APRIL penggunaan serbuk gergaji sengon dapat memberikan produksi terbanyak. Sebaliknya RoI terendah terjadi pada penggunaan batang kayu macaranga (-94,57%) seperti terlihat pada Tabel 15. Tabel 15. Analisis Return of Investment (RoI) Media tumbuh Total pendapatan kotor (Rp) Total biaya (Rp) RoI (%) Serbuk gergaji sengon ,31 Kayu sengon ,45 Kayu macaranga ,57 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Media tumbuh yang memberikan hasil paling baik bagi pertumbuhan jamur kuping (Auricularia polytricha) adalah pada penggunaan serbuk gergaji sengon dibandingkan dengan kayu sengon dan yang paling jelek adalah kayu macaranga. Pada serbuk gergaji sengon, pembentukan tubuh buah paling cepat terjadi pada 42 hsi (hari setelah inokulasi) dan panen sebanyak 6 kali, pada kayu sengon 121 hsi dengan panen sebanyak 6 kali dan pada kayu macaranga 131 hsi dengan panen sebanyak 4 kali. Penggunaan media tumbuh serbuk gergaji sengon memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan media lainnya, yaitu dengan tingkat BEP produksi = 34 kg dan BEP harga Rp795,- per kg, keuntungan Rp ,-/bulan serta ROI diperoleh sebesar 349,31%, sedangkan yang tidak menguntungkan adalah penggunaan media tumbuh kayu sengon dan kayu macaranga. Dengan demikian bahwa usaha jamur kuping dengan media tumbuh serbuk gergaji sengon layak diusahakan. Saran Untuk membudidayakan jamur kuping (A. polytricha) dianjurkan menggunakan serbuk gergaji sengon dalam bentuk baglog daripada batang kayu sengon dan macaranga. Penggunaan batang kayu sengon dan macaranga tidak dianjurkan dalam usaha budidaya jamur kuping karena tidak menghasilkan tubuh buah jamur lebih banyak daripada serbuk sengon dan secara ekonomi tidak layak untuk diusahakan. DAFTAR PUSTAKA Chang, S.T Mushroom Biology: the Impact on Mushroom Production and Mushroom Products. In: S.T. Chang et al. (eds.) Proceedings of the First International Conference on Mushroom Biology and Mushroom Products August h The Chinese University Press, Chinese University of Hong Kong. Parjimo, H. dan A. Andoko Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram dan Jamur Merang). Cetakan ke-1. Agromedia Pustaka, Jakarta. Soehardi, S Analisis Break Even. Analisis Linier Secara Ringkas dan Praktis. BPFE, Yogyakarta. Suriawiria, U Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu: Shiitake-Kuping-Tiram. Cetakan ke-4. Penebar Swadaya, Jakarta.

11

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor dan 12 perlakuan kombinasi media tumbuh dengan 3 kali ulangan dan tiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor dengan 5 taraf konsentrasi dengan lima kali ulangan, yaitu: Keterangan: M0 M1 M2 M3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah merupakan sisa dari bahan yang telah mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU Khairizal dan Sisca Vaulina Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni dilaboratorium Agronomi (laboratorium jamur) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa-timur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini dapat ditemui di alam bebas sepanjang tahun. Jamur

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Supriyaningsih 1) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI BAGLOG JAMUR TIRAM (Studi Kasus pada Seorang Pengusaha Baglog Jamur Tiram di Desa Margaluyu Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis) Oleh: Syam Sutarman 1, Dini Rochdiani 2, Tito

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN DI SUSUN OLEH : NAMA : FAHDI ARDIYAN NIM : 11.11.5492 KELAS : 11-S1T1-12 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK Jamur tiram merupakan salah

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Hasil. PENGARUH KOMPOS DAUN GAMAL DAN MOLASE SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN DALAM BAGLOG TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

Makalah Seminar Hasil. PENGARUH KOMPOS DAUN GAMAL DAN MOLASE SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN DALAM BAGLOG TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) Makalah Seminar Hasil PENGARUH KOMPOS DAUN GAMAL DAN MOLASE SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN DALAM BAGLOG TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) Oleh : Faris Novianto Luthfian 20130210118 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LUCKY WILANDARI A 420 100 123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN SERBUK SABUT KELAPA DAN GYPSUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK KAYU

PENGARUH PEMBERIAN SERBUK SABUT KELAPA DAN GYPSUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK KAYU PENGARUH PEMBERIAN SERBUK SABUT KELAPA DAN GYPSUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK KAYU Oleh : Ayu Megawati N I M : 2013-41-020 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM 0 Pembuatan Kumbung 0 Peralatan dalam Pembuatan Baglog 0 Pembuatan Media Tanam 0 Pencampuran 0 Pengisian Media Ke Kantong Plastik 0 Sterilisasi 0 Inokulasi Bibit 0 Perawatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Jalan, Benteng Hilir, No. 19. Kelurahan, Bandar Khalifah. Deli Serdang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur dikenal dalam kehidupan sehari-hari sejak 3000 tahun yang lalu, telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan

Lebih terperinci

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH Disusun oleh : Andrianta Wibawa 07.11.1439 BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH I. PENDAHULUAN Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur

Lebih terperinci

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan Penambahan Limbah Tongkol Jagung (Zea Mays) dan Sawi Putih (Brassica Chinensis L) NASKAH

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM Karya Ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah LINGKUNGAN BISNIS Disusun Oleh : Nama : Danang Pari Yudhono NIM : 11.12.6017 Kelas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SB091358

TUGAS AKHIR SB091358 TUGAS AKHIR SB091358 EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN VARIASI MEDIA KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) DAN SABUT KELAPA (Cocos nucifera) Oleh: Hanum Kusuma Astuti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengakibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Kecamatan Percut Sei TuanKabupaten Deli Serdang, Pemilihan lokasi di

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Abstrak ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Yoga Prasetya H 1, Dedi Herdiansah S 2, Slamet Budi W 3 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, mugiono, arlianti,tyas. Asmi, Chotimatul Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, mugiono, arlianti,tyas. Asmi, Chotimatul Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya. DAFTAR PUSTAKA Abdulrohman. 2015. Perbedaan Proporsi Dedak Dalam Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih. Jurnal agribisnis fakultas pertanian Unita Vol. 11 No. 13 April 2015 Achmad, mugiono,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur Dusun Ngaran Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dan lab. tanah Fakultas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH) PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH) Growth And Production Of Oyster Mushroom (Pleorotus ostreatus) Resulting Concentration Giving

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan AprilAgustus 2013, di Rumah Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI Kelurahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembudidayaan jamur terdapat berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya. Jamur merupakan bahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Budidaya Jamur Tiram Putih Berdasarkan hasil penelitian usaha budidaya jamur tiram yang dilakukan di Kecamatan Ciampea dan Ciawi, sudah cukup baik dalam penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P. ostreatus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah tropik dan subtropik. Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang sering

Lebih terperinci

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR Disampaikan Oleh: Prof. Dr. Ir. Bambang Hendro S., SU. MATERI PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR I. Potensi & Prospek Budidaya Jamur A. Keuntungan Budidaya Jamur B. Prospek dan Peluang Budidaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Saat ini jamur yang sangat populer untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena adanya perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur, biasanya orang menyebut jamur tiram sebagai jamur kayu karena jamur ini banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM NASKAH PUBLIKASI A 420090101 Disusun Oleh: NUNING PURI HANDAYANI

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan Biologi Disusun Oleh :

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK GERGAJI KAYU JATI (Tectona grandis L) DENGAN PENAMBAHAN SEKAM PADI (Oryza sativa) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM Analysis of Oyster Mushroom Farming

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM Analysis of Oyster Mushroom Farming ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM Analysis of Oyster Mushroom Farming Dini Syilvia Maisyaroh Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Hp : 085275294175 Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari) BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu bulan penanaman jamur tiram putih terhadap produktivitas (lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dua kali

Lebih terperinci

STUDI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR KUPING (Auricularia auricula) PADA SUBSTRAT SERBUK GERGAJI KAYU DAN SERBUK SABUT KELAPA

STUDI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR KUPING (Auricularia auricula) PADA SUBSTRAT SERBUK GERGAJI KAYU DAN SERBUK SABUT KELAPA 40 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 STUDI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR KUPING (Auricularia auricula) PADA SUBSTRAT SERBUK GERGAJI KAYU DAN SERBUK SABUT KELAPA THE STUDY

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM Oleh : Masnun, S.Pt, M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha pertanian yang saat ini sangat prospektif karena beberapa faktor yaitu:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru, III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Ravi Nursery, di Jl. Kubang Raya Kab. Kampar, dan di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) UIN Suska Riau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU. Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU. Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini Pekbis Jurnal, Vol.9, No.1, Maret 2017 : 1-10 ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur

BAB I PENDAHULUAN. mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pertanian jamur atau pembudidayaan jamur, kita mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shintake dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya terkandung banyak kebaikan dan manfaat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( ) TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN (10712002) JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PROGRAM STUDY HORTIKULTURA POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI BEBERAPA MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR KUPING (Auricularia auriculaj.)

PENGARUH KOMBINASI BEBERAPA MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR KUPING (Auricularia auriculaj.) BioCONCETTA VOL. 1 NO 2 ISSN: 2460-8556 Juli 2015 Versi Online http://ejournal.stkip-pgrisumbar.ac.id/index.php/bioconcetta PENGARUH KOMBINASI BEBERAPA MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR KUPING

Lebih terperinci

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN BEBERAPA KONSENTRASI AMPAS SAGU (Metroxylon sp)

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN BEBERAPA KONSENTRASI AMPAS SAGU (Metroxylon sp) SKRIPSI PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN BEBERAPA KONSENTRASI AMPAS SAGU (Metroxylon sp) Oleh: Khusna Saputra 10982008461 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN Sihati Suprapti dan Djarwanto PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PENGARUH TAKARAN SUKROSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PENGARUH TAKARAN SUKROSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH TAKARAN SUKROSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Lisma Maelani 1) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Lismoet_maelani@ymail.com

Lebih terperinci

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04 Tabel 4. Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Jamur Kuping per Periode Tanam di Kabupaten Sukoharjo No. 1. 2. 3. Uraian Penerimaan usahatani Biaya usahatani Pendapatan usahatani Hasil

Lebih terperinci

9 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 9-15 ISSN

9 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 9-15 ISSN 9 PENGARUH BIAYA PRODUKSI PADA PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA SAMARINDA (The Influence of Production Cost Forward Income Cultivate Tiram Mushroom Effort in Samarinda)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram Nama : Enggar Abdillah N NIM : 11.12.5875 Kelas : 11-S1SI-08 ABSTRAK TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS AREN DAN JERAMI PADI SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN UNTUK MENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Effect of Kinds of Plant Medium and Length of Time of Composting to Harvest of Ear Mushroom (Auricularia polytricha)

Effect of Kinds of Plant Medium and Length of Time of Composting to Harvest of Ear Mushroom (Auricularia polytricha) Pengaruh Macam Media Tanam dan Lama Pengomposan Terhadap Hasil Jamur Kuping (Auricularia Effect of Kinds of Plant Medium and Length of Time of Composting to Harvest of Ear Mushroom (Auricularia Sitaresmi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil pengukuran berat segar tubuh buah (dengan satuan gram) dan jumlah tubuh buah pada setiap

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: NOVITA DWI INDRIYANI A 420

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU

PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU DEVELOPMENT OF OYSTER MUSHROOM CULTIVATION AS PROSPECTIVE AGRIBUSINESS IN GAPOKTAN SEROJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG Amam 1), Zaenal Fanani 2) and Umi Wisaptiningsih 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PENAMBAHAN AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTRAT BIBIT DALAM PRODUKSI JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) Yulia Sari Ismail 1), Zairin Thomy 2), Muslim

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) PADA BERBAGAI SISTEM PENEBARAN BIBIT DAN KETEBALAN MEDIA

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) PADA BERBAGAI SISTEM PENEBARAN BIBIT DAN KETEBALAN MEDIA 70 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) PADA BERBAGAI SISTEM PENEBARAN BIBIT DAN KETEBALAN MEDIA GROWTH AND YIELD OF MUSHROOM (Volvariella

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TANAM AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI SERBUK GERGAJI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TANAM AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI SERBUK GERGAJI PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TANAM AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI SERBUK GERGAJI SKRIPSI Oleh : Rosalia Silaban 131201144 Budidaya Hutan Skripsi sebagai

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG. (Zea mays L)

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG. (Zea mays L) 1 PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG (Zea mays L) PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) ISSN 2302-1616 Vol 3, No. 1, Juni 2015, hal 11-15 Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) BAIQ FARHATUL WAHIDAH 1, FIRMAN

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF Bioeksperimen PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF 37 Suparti dan Lismiyati Marfuah, Program Pendidikan BiologiFKIP

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan keberadaannya banyak dijumpai, seperti pada kayu-kayu yang sudah lapuk ataupun di berbagai tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman sumber daya alam di Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura merupakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN Utilization of Oil Palm Empty Bunches as Media for Growth of Merang

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) STUDI KASUS DI KELURAHAN TANGKERANG TIMUR KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) STUDI KASUS DI KELURAHAN TANGKERANG TIMUR KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) STUDI KASUS DI KELURAHAN TANGKERANG TIMUR KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU BUSINESS ANALYSIS AND MARKETING WHITE OYSTER MUSHROOM

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM disusun oleh : Nama : Fandi Hidayat Kelas : SI TI-6C NIM : 08.11.2051 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

ASPEK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus sp)

ASPEK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus sp) J. Tek. Ling Vol. 9 No. 3 Hal. 287-293 Jakarta, September 2008 ISSN 1441-318X ASPEK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus sp) Netty Widyastuti dan Donowati Tjokrokusumo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 11 1 Hal. 1-102 Tabanan Maret 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 KOMBINASI MEDIA

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN KULIT UMBI UBI KAYU ( Manihot Utilissima ) Fermentasi Aspergillus Niger TERHADAP PAKAN KONSENTRAT PADA DOMBA LOKAL JANTAN

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN KULIT UMBI UBI KAYU ( Manihot Utilissima ) Fermentasi Aspergillus Niger TERHADAP PAKAN KONSENTRAT PADA DOMBA LOKAL JANTAN 1 ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN KULIT UMBI UBI KAYU ( Manihot Utilissima ) Fermentasi Aspergillus Niger TERHADAP PAKAN KONSENTRAT PADA DOMBA LOKAL JANTAN SKRIPSI Oleh : YOSA HF TELAUMBANUA 060306013 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur adalah tanaman berspora yang bersifat biotik (hidup) maupun abiotik (tak hidup). Jamur merupakan organisme tidak berkhlorofil. Terdapat empat macam sifat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan organisme yang mudah dijumpai, hal ini dikarenakan jamur dapat tumbuh disemua habitat (alam terbuka) sesuai dengan lingkungan hidupnya. Seiring

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Jamur Tiram Pertumbuhan jamur tiram ditentukan oleh jenis dan komposisi media yang digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan miselium,

Lebih terperinci

BAB VI MEMBANDINGAN BIBIT TEBAR F2 MEDIA JAGUNG DENGAN MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU 6.1. Perbandingan Kualitas Bibit F2 Kualitas dari bibit tebar F2 ditentukan oleh beberapa faktor yang antara lain adalah

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15 I. METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni sampai Oktober 2013 di CV. Ravi Nursery Kubang Raya Kampar Riau dan di Laboratorium Patologi, Entomologi,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

STUDI PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleorotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH JERAMI PADI DAN SERBUK GERGAJI

STUDI PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleorotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH JERAMI PADI DAN SERBUK GERGAJI 47 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 STUDI PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleorotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH JERAMI PADI DAN SERBUK GERGAJI STUDY OF GROWTH AND PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang sempurna, dan diciptakannya manusia di bumi sebagai kholifah yang seharusnya kita memperhatikan,

Lebih terperinci

Bimafika, 2010, 3,

Bimafika, 2010, 3, Bimafika, 2010, 3, 172-177 PENGARUH SERBUK TIGA JENIS KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN TIGA JENIS JAMUR KONSUMSI (AURICULARIA AURICULA (HOOK.) UNDERW)., PLEUROTUS OSTREATUS (JACQ.) KUMM DAN LENTINUS EEDODES (BERK.)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. khasiat obat ini antara lain jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kuping (Auricularia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. khasiat obat ini antara lain jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kuping (Auricularia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ribuan tahun lalu di Cina dan Jepang, beberapa jenis jamur kayu telah dikenal dan dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan maupun obat untuk penyembuhan dan

Lebih terperinci

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN : Alan Randall Ginting 1*), Ninuk Herlina, Setyono Yudo Tyasmoro

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN : Alan Randall Ginting 1*), Ninuk Herlina, Setyono Yudo Tyasmoro JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN : 2338-3976 STUDI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleorotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH GERGAJI KAYU SENGON DAN BAGAS TEBU STUDY OF GROWTH

Lebih terperinci