BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Utami Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Atau dengan kata lain Break even point adalah suatu tehnik atau cara yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dalam mencari volume penjualan yang harus dicapai agar tidak mengalami rugi dan tidak berlaba. Ada beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai arti sebenarnya dari break even point tersebut diantaranya adalah : a. Break Even Point adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total pengeluaran atau biaya, titik dimana laba sama dengan nol Mowen (2006:274). b. Break Even Point adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih Horngren ( 2005:75 ). c. Break Even Point adalah tingkat penjualan dimana laba sama dengan nol, atau total penjualan sama dengan total beban atau titik dimana total margin kontribusi sama dengan total beban tetap Garrison ( 2006:335 ). 8
2 9 d. Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan total jumlah biayanya atau besarnya kontribusi margin, sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan ini tidak untung dan tidak rugi ( Bustam, 2006:208 ). Dari definisi definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa analisa break even mempelajari hubungan antara, biaya keuntungan dan volume kegiatan, dan dapat digunakan untuk mengetahui pada volume penjualan berapakan perusahaan akan impas menutupi biaya biaya. Dan suatu perusahaan dikatakan Break Even Point yaitu apabila setelah disusun perhitungan laba rugi untuk suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian. Dalam analisa Break Even Point dapat diketahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya variabel, biaya tetap serta laba dan rugi. Analisa ini juga mempelajari seberapa besar biaya dan volume penjualan akan berpengaruh jika ada kenaikan atau perubahan laba. Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu : 1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendahrendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kuantitas. 2. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
3 10 3. Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin. Dari ketiga langkah-langkah tersebut diatas tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap seluruh kegiatan operasi. Oleh karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan sering dilukiskan dalam Break Even Point, sehingga mudah untuk memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba. B. Kegunaan Analisis Break Even Point Sebelumnya telah dikemukakan bahwa analisa Break Even Point adalah suatu cara atau tehnik untuk mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya yang terjadi dan laba perusahaan, dengan adanya informasi diatas maka teknik titik impas dapat digunakan untuk menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam prosesn perencanaan anggaran. Hal tersebut sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan. Adapun manfaat Break Even Point menurut Carter ( 2006:270 ) adalah sebagai berikut : 1. Membantu memberikan informasi maupun pedoman kepada manajemen dalam memecahkan masalah-masalah lain yang
4 11 dihadapinya, misalnya masalah penambahan atau penggantian fasilitas pabrik atau investasi dalam aktiva tetap lainnya. 2. Membantu manajemen dalam mengambil keputusana menutup usaha atau tidak serta memberikan informasi kapan sebaiknya usaha tersebut diberhentikan/ditutup. Sedangkan manfaat atau kegunaan dari Break Even Point menurut (Bustam, 2006:208) adalah : 1. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. 2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. 3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. 4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan. 5. Menetukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan. Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah : 1. Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap.
5 12 2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap. 3. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. 4. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi. 5. Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu. 6. Perusahan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing produk dianggap konstan (tetap). Analisa Break even point juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dalam berbagai pengambilan keputusan antara lain mengenai : 1. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2. Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 3. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian. 4. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.
6 13 Break Even Point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk : 1. Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dengan biaya tetap. 2. Menelaah dampak dari perluasan tingkat operasi secara umum. 3. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan menginginkan Break Even Point dalam suatu proyek yang diusulkan. Dalam analisa laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus Break Even Point untuk mengetahui : a. Hubungan antara penjualan biaya dan laba. b. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel. c. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi. d. Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba. Analisa break Break Even Point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternatifalternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa Break Even Point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisa Break Even Point mampu memeberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
7 14 hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Sedangkan kegunaan Break Even bagi manajemen, yaitu : 1. Analisa Break Even dan Keputusan Penambahan Investasi Hubungan antara biaya, volume dan laba juga akan dapat membantu atau memberikan informasi maupun pedoman kepada manajemen dalam memecahkan masalah masalah lain yang dihadapinya. Misalnya masalah penambahan atau penggantian fasilitas pabrik atau investasi dalam aktiva tetap lainnya : apakah penambahan / penggantian aktiva tetap ini memungkinkan ditinjau dari segi ekonomi? atau apakah dengan penambahan / penggantian. 2. Kegunaan lain dari analisa Break Even bagi Manajer adalah bantuannya dalam mengambil keputusan menutup usaha atau tidak ( dapat menberikan informasi kapan sebaiknya usaha tersebut dihentikan saja ). Kapan sebaiknya suatu usaha tersebut dihentikan saja? untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan analisa break even. Pada tingkat break even perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya, tetapi suatu perusahaan yang selalu break even tidak harus ditutup, karena dalam keadaan break even tersebut perusahaan masih mendapatkan sisa uang ( jumlah penerimaan uang lebih besar daripada pengeluarannya ). Hal ini dapat terjadi karena biaya yang terjadi dalam suatu periode pada dasarnya terdiri dari biaya tunai yaitu biaya yang memerlukan pengeluaran uang
8 15 (sunk cost), misalnya biaya depresiasi tetap, kerugian piutang dan pengeluaran pengeluaran lainnya yang dilakukan pada masa lalu yang manfaatnya masih dinikmati hingga sekarang. Suatu usaha harus dihentikan atau ditutup apabila penghasilan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus break even. C. Asumsi Break Event Point (BEP) Kesulitan atau kemudahan didalam menggunakan break even poin bergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan. Oleh sebab itu banyak asumsi yang apabila digunakan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan maka akan menimubulkan banyak kelemahan dalam penerapan break even pointnya. Pada umumnya konsep atau asumsi dasar yang digunakan dalam analisa break even point adalah sebagai berikut : Menurut Carter (2006:98) penerapan break even point didasarkan pada asumsi-asumsi berikut : 1. Biaya dikelompokkan berdsarkan perilaku biaya dalam kaitannya dari volume produksi, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 2. Harga jual per satuan produk adalah tetap pada berbagai tingkat kegiatan dalam periode yang bersangkutan hingga grafik total penerimaan ( total revenue ) berbentuk garis lurus.
9 16 3. Biaya variabel per unit adalah tetap untuk tiap produk yang diproduksi, dijual pada periode yang bersangkutan. 4. Total biaya tetap adalah konstan dalam batas kepastian tertentu dan dalam periode yang bersangkutan. 5. Bauran penjualan akan tetap konstan, efisien dan produktivitas tidak berubah. 6. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan relatif konstan serta semua barang yang diproduksi terjual pada periode yang bersangkutan. Sedangkan menurut Garrison (2006:350) asumsi yang mendasari titik impas adalah : 1. Harga jual adalah konstan. Harga produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah. 2. Biaya adalah linier dan dapat dengan mudah dibagi menjadi elemen variabel dan tetap. Elemen variabel adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total dalam rentang yang relevan. 3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan. 4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah dalam jumlah unit yang diproduksi sama dengan unit yang dijual.
10 17 D. Pengertian Biaya Terjadinya biaya merupakan suatu akibat dari pengorbanan nilai nilai produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Glenn A. Welsch seperti yang diterjemahkan oleh Karl M. Saragih dalam buku Budgeting Profit Planning and Control membagi biaya dalam beberapa golongan sebagai berikut: 1. Biaya tetap (fixed costs) Biaya tetap adalah semua biaya yang jumlah totalnya tidak berubah walaupun aktivitas produksi berubah. Penggolongan suatu biaya sebagai biaya tetap hanya berlaku jika diasumsikan bahwa kondisi yang mendasarinya tidak berubah. Jadi tidak ada biaya tetap yang mutlak bersifat tetap. Dalam jangka panjang, semua beban bersifat variabel. Biaya ini merupakan time cost. Contoh: dari biaya tetap adalah gaji direksi, penyusutan gedung, penyusutan mesin, penyusutan kendaraan. Faktor faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: a. Controllability: semua biaya tetap dapat dikendalikan oleh manajemen baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. b. Relationship to Activity: biaya tetap berasal dari kapasitas untuk memproduksi ataupun untuk melaksanakan beberapa kegiatan dan bukan merupakan hasil dari pelaksanaan kegiatan, biaya tetap dipengaruhi bukan hanya oleh faktor waktu (passage of time), tetapi tidak oleh hasil pelaksanaan aktivitas ataupun output.
11 18 c. Relevant Range: biaya tetap harus berkaitan/berhubungan dengan relevant range dari aktivitas. Relevant range adalah batas batas aktivitas terendah dan tertinggi, di mana biaya tetap dalam aktivitas tersebut adalah tetap constant (jumlahnya tidak berubah). d. Management Regulated: estimasi atas beberapa jumlah biaya tetap adalah merupakan realisasi dari keputusan kebijaksanaan manajemen. Jadi jumlah biaya tetap dapat berubah jika manajemen mengubah kebijaksanaannya. e. Time Costs: karena biaya tetap bertambah sesuai dengan waktu yang berlalu, maka jumlah biaya tetap harus berhubungan dengan suatu periode waktu tertentu. f. Practical Application: pertimbangan praktis tidak mengharuskan suatu biaya adalah tetap secara mutlak. Dalam aplikasinya suatu biaya tetap adalah suatu yang constant untuk semua tujuan tujuan yang praktis. 2. Biaya variabel (variable costs) Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan output ataupun kegiatan pusat biaya (responsibility centre). Yang termasuk dalam golongan biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar dan lain lain. Adapun faktor faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: a. Controllability: biaya variabel juga merupakan subjek dari kontrol manajemen untuk jangka pendek.
12 19 b. Proportionally Related to Activity: biaya variabel berubah secara proporsional terhadap output ataupun aktivitas, dan bukan karena berlalunya waktu (passage of time). c. Relevant Range: biaya variabel harus berkaitan/berhubungan dengan aktivitas dalam suatu normal or relevant range of operations (normal atau relevan cakupan operasi). d. Management Regulated: banyak dari biaya variabel dapat dipengaruhi oleh keputusan manajemen sendiri. Misalnya dalam hal ini adalah masalah penurunan tarif bahan baku. e. Activity Costs: karena biaya variabel berubah secara proporsional terhadap tingkat kegiatan, maka adalah penting untuk menentukan satuan pengukur. Misalnya dalam hal ini adalah man hours, dan sebagainya ukuran ini disebut dengan activity base. f. Variable in Total but Fixed per Unit: biaya variabel ditinjau dari segi biaya per unit sifatnya adalah tetap, tetapi jika dilihat dari total output, maka jumlahnya adalah variabel tergantung dari beberapa besar jumlah output yang dihasilkan. g. Practical Considerations: dalam aplikasinya biaya variabel tidak harus mutlak variabel. Kurva biaya cukup mendekati garis lurus dalam suatu relevant range yang sempit.
13 20 3. Biaya semi variabel (semi variable costs) Biaya semivariabel merupakan biaya biaya yang meningkat ataupun menurun sesuai dengan peningkatan ataupun penurunan aktivitas tetapi tidak secara proporsional. Umumnya variability dari biaya semivariabel dipengaruhi oleh kombinasi faktor faktor, yaitu: berlalunya waktu, besarnya aktivitas atau output, dan pertimbangan kebijaksanaan manjemen. Contoh: biaya semivariabel adalah biaya pemeliharaan gedung, biaya listrik, telepon, sewa mesin dan lain sebagainya. E. Perincian Biaya Rincian biaya PT. Swadharma Kerry Satya, untuk lebih jelasnya biaya biaya tersebut dapat disusun atau dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel seperti format sebagai berikut : a. Food & Beverage Department : 1. Labour Cost (Biaya Tenaga Kerja) 2. Cost of Food Sold 3. Cost of Beverage Sold 4. Variable FOH (Biaya Overhead Pabrik Variabel) a. Banquet Expenses b. Cleaning & Cleaning Supplies c. Communication Costs
14 21 d. Flowers & Decorations e. Kitchen Fuel f. Kitchen Utensils g. Laundry & Dry Cleaning Linen h. Laundry & Dry Cleaning Uniforms i. Menus & Beverage Lists j. Music & Entertainment k. OE Chinaware l. OE Glassware m. OE Linens n. OE Silverware o. Printing & Stationery p. Supervision Fees q. Supplies - Food Hygiene r. Supplies Guests s. Supplies Operating t. Travelling, Meals & Entertainment u. Uniforms v. Miscellaneous 5. Variable of Commercial Expenses a. Variable of Administrative & General b. Variable of Advertising & Business Promotion 6. Fixed FOH (Biaya Overhead Pabrik Tetap)
15 22 a. Maintenance b. Utilities c. Fixed of Administrative & General d. Fixed of Advertising & Business Promotion e. Management Fees f. Property Tax g. Property Insurance h. Depreciation & Amortisation i. Foreign Exchange Gain/(Loss) j. Interest Income k. Interest Expense l. Other Income/(Expenses) F. Teknik Pemisahan Biaya Semi Variabel Pemisahan biaya semi variabel diperlukan untuk merencanakan, menganalisa, mengendalikan, mengukur atau mengevaluasi biaya dalam berbagai tingkat kegiatan dan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan. Ada 3 (tiga) metode untuk menetapkan biaya tetap dan biaya variabel dari biaya semi variabel dalam akuntansi biaya : Penekanan Marjinal menurut Horngreen, (2006:135), yaitu : 1. Metode Titik Tertinggi - Terendah ( High Low Point Method )
16 23 Dalam metode ini suatu biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah dimasa lalu. Metode ini sering digunakan karena sederhana perhitungannya dan mudah digunakan. Selisih biaya yang dihitung merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut. Menurut Mulyadi (2007:514) Penyajian persamaan biaya untuk metode titik tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut : Y = a + b x Biaya Variabel (b) = Biaya Volume tertinggi - Biaya Volume terendah Volume tertinggi - Volume terendah Biaya Tetap = Total Biaya - Biaya Variabel Dimana : Y = Jumlah biaya semi variabel a = Biaya tetap per periode b = Biaya variabel per periode x = Kapasitas yang diharapkan akan dijalankan 2. Metode Titik Sebar Statistik ( The Statistical Scattergraph ) Metode ini merupakan bidang grafik untuk menempatkan data yang tersedia. Grafik yang disebut juga diagram pancar ini terdiri dari titik-titik, dimana setiap titik merupakan suatu hasil perpaduan dua variabel yang berhubungan yaitu biaya semi variabel dan volume kegiatannya. Dari titik-titik sebar itu kita akan dapat menarik garis yang menunjukkan antara kedua variabel tersebut, dari garis
17 24 itu dapat terlihat mana yang biaya tetap dan biaya variabel. Metode ini dinilai lebih baik daripada metode titik tertinggi dan titik terendah, namun kelemahan metode ini yang utama adalah penarikan garis biaya yang bersifat subjektif hingga setiap orang dapat mempunyai garis biaya yang berbeda dari sumber data yang sama, akibatnya biaya yang dihasilkan berbeda pula. 3. Metode Kuadrat Terkecil ( Least - Squares Method ) Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus dengan persamaan garis regeresi Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo, (2005:28) dapat disajikan dengan persamaan berikut : Y = a + bx Rumus perhitungan a dan b tersebut adalah sebagai berikut : Biaya Tetap ( a ) = Biaya Variable/unit ( b ) = Y - b X n n XY - X Y n X² - ( X)² Dimana : Y = Biaya Periodik X = Kegiatan Periodik n = Jumlah Sampel a = Biaya Tetap b = Biaya Variabel
18 25 G. Metode Penghitungan Analisa Break Even Point Dalam menghitung Titik Impas ( Break Even ) dapat dipergunakan tiga pendekatan,yaitu : 1. Pendekatan Persamaan Pendekatan persamaan adalah laba sama dengan hasil penjualan dikurangi dengan biaya, atau dapat dinyatakan dengan persamaan. Persamaan ini diturunkan dari laporan laba/rugi keuangan perusahaan, menurut Garrison, (2006:334) disajikan dengan persamaan berikut yaitu : Laba = Total Pendapatan - (Total Biaya variabel + Total Biaya Tetap) Atau dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Y = c x b x a Dimana : Y = Laba c = Harga jual per satuan x = Jumlah produk yang di jual b = Biaya variabel per satuan a = Biaya tetap Total Pendapatan = Total Biaya Tetap (Total Biaya Variabel + Laba)
19 26 Hubungan tersebut dapat dirumuskan dalam persaman secara matematis dalam bentuk persamaan linear, sebagai berikut : P = BT (VC x P) + L P (VC x P) = BT + L P = ( 1 VC) = BT + L P = BT + L 1 VC Dalam keadaan Break Even, apabila laba sama dengan nol, dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : BEP ( Rp ) = BT Vc 1 - P ATAU BEP ( Q ) = BT Ps - Vs Dimana : P = Total Penjualan BT = Total Biaya Tetap Vc = Biaya Variabel L = Laba Ps = Penjualan Satuan Vs = Biaya Variabel satuan
20 27 2. Pendekatan Marjin Kontribusi Pendekatan marjin Kontribusi adalah perhitungan biaya, volume dan laba dengan menghitung Marjin Kontribusi terlebih dahulu. Marjin Kontribusi diperoleh dengan pengurangan total penjualan dengan total biaya variabel, sehingga diperoleh marjn kontribusi per unit dan marjin kontribusi rasio menurut (Abdul Halim dan Bambang S, 2005: 52-53) disajikan dengan persamaan sebagai berikut : MK = P VC MK rasio = MK : P maka : BEP ( unit ) = FC MK / Unit BEP ( rp ) = BT MK rasio Dimana : MK P BEP (unit) BT BEP (Rp) VC = Marjin Kontribusi = Total Penjualan = Titik Impas dlm unit = Biaya Tetap = Titik Impas dlm rupiah = Biaya variable
21 28 3. Pendekatan Grafik Pendekatan Grafik adalah perhitungan biaya, volume dan laba dengan menggunakan grafik. Pada pendekatan ini, titik impas ( Break Even ) digambarkan sebagai titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total. Dengan grafik break even point manajemen akan dapat mengetahui hubungan antara biaya, penjualan ( volume penjualan ) dan laba selain dari itu dengan grafik break even point manajemen juga akan mengetahui besarnya biaya yang tergolong biaya tetap dan biaya variabel, serta mengetahui tingkat volume penjualan yang masih menimbulkan kerugian dan tingkat penjualan yang menimbulkan laba. Break Even Point dalam grafik titik perpotongan antara garis biaya dengan garis penghasilan. Data yang diperlukan untuk membuat grafik break even point adalah rangkuman penghasilan, biaya tetap dan biaya variable. Garis input konvensional ini dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Membuat grafik horizontal sebagai sumbu X yang menggambarkan penjualan dalam rupiah, jumlah unit atau persentase. b. Membuat grafik vertikal sebagai sumbu Y yang menggambarkan volume penjualan dan biaya dalam rupiah. c. Membuat garis biaya tetap, sejajar dengan sumbu X ini titik pada sumbu X membuat garis total biaya yang ditarik dari titik biaya tetap menuju titik pada sumbu Y (pada sisi kanan). d. Membuat garis total penghasilan yang ditarik dari sumbu 0 (titik potong sumbu X dan sumbu Y) menuju titik sumbu Y (pada sisi kanan).
22 29 e. Menentukan titik impas yang merupakan antara garis total dan total penghasilan, yang pada contoh ini terletak pada penjualan. Daerah sebelah kiri titik impas merupakan daerah rugi sedangkan daerah sebelah kanan titik impas merupakan daerah laba. Langkah langkah dalam pembuatan grafik break even point akan dijabarkan sebagai berikut : 1. Menggambarkan Grafik Fungsi Pendapatan (TR). Grafik TR akan dimulai dari titik nol. Berarti pada saat itu perusahaan belum memperoleh pendapatan dan ketika itu pula produksi atau penjualannya sama dengan nol. Grafik ini akan naik dari titik nol ke kanan atas. 2. Menggambarkan Grafik Biaya Tetap (FC). Grafik biaya tetap ini sejajar dengan sumbu kuantitas dari kiri ke kanan. Berarti biaya tetap ini menunjukkan biaya yang tidak berubah walaupun produk yang dihasilkan berubah. 3. Menggambarkan Biaya Total ( TC ). Grafik biaya total (TC) ini dimulai dari titik potong antara grafik FC dengan sumbu vertikal ke kanan atas memotong grafik TR. Grafik TC dimulai dari grafik FC karena titik TC merupakan penjumlahan antara biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Ketika itu perusahaan belum berproduksi maka biayatotal adalah sebesar dengan biaya tetap. 4. Menggambarkan Biaya Variabel (VC) 5. Daerah yang berada di dibawah atau disebelah kiri break even point merupakan daerah arsiran dimana perusahaan menderita kerugian.
23 30 6. Daerah yang berada diatas atau disebelah kanan break even point merupakan daerah arsiran dimana perusahaan memperoleh keuntungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik dibawah ini : RP X TOTAL PENDAPATAN LABA TOTAL BIAYA BEP BIAYA VARIABEL Rugi BIAYA TETAP Y = Kuantitas (Unit) Gambar 2.1 Grafik Break Even Point H. Perencanaan Laba Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal mungkin, dengan pengeluaran biaya sekecil mungkin. Untuk mencapai laba / keuntungan yang sebelumnya telah direncanakan, perusahaan perlu melakukan perencanaan berapa tingkat laba yang akan dicapai oleh penjualan produknya. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengambil keputusan tentang perencanaan laba.
24 31 Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen untuk masa yang akan datang. Perencanaan laba atau penganggaran mempunyai manfaat bagi perusahaan untuk : a. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan b. Memaksa pihak manajemen untuk secara dini mengadakan penelaahan terhadap masalah yang dihadapi dan menanamkan kebiasaan pada organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil suatu keputusan. c. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba. d. Merangsang peran serta dan mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga keputusan akhir dan rencana saling berkaitan. e. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala Adolph Matz (1992:6). Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi perencanaan merupakan proses terpenting dari fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan serta pengawasan tidak akan dapat berjalan.
25 32 Untuk mengambil keputusan tentang perencanaan laba maka menurut (Bambang Riyanto, 2001:37) dapat dicari dengan menggunakan rumus yang dapat digunakan adalah : Penjualan = FC + Keuntungan Biaya Variabel 1 - Penjualan
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan. modal (money and capital markets atau macro finance), investasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan secara umum (dalam bahasa inggris disebut finance) mencakup tiga area yang saling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Primaco Panca Indonesia yang bergerak dalam bidang industry dan sebagai penyuplai bagi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts
53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen keuangan 2.1.1 Pengertian manajemen keuangan Manajemen keuangan merupakan bagian dari system manajemen secara keseluruhan. Demikian pula dengan manajemen keuangan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian manajemen, antara lain : Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : Manajemen adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Perencanaan Laba Manajemen perusahaan merumuskan rencana yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Biaya Dan Beban Pada umunya penetapan harga produk tergantung dari banyaknya penawaran dan permintaan masyarakat. Namun, tetap saja penetapan harga jual yang menguntungkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam
Lebih terperinciBAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau
BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN II. 1. Segmentasi unit usaha Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau perusahaan (Hansen & Mowen, 2003) Laporan segmen menyediakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam pelaksanaan aktivitas suatu perusahaan.menurut Mulyadi (2009:10), Tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Biaya, Biaya Penjualan, Harga dan Laba 2.1.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (Buku Sistem Akutansi. 2001:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
Lebih terperinciAnalisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:
Analisis Biaya TPPHP BIAYA Uang yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi-distribusi distribusi dan merupakan pengorbanan serta mengurangi profit perusahaan. COST a resource sacrificed or foregone
Lebih terperinciBAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN
11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR
ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada
Lebih terperinciANALISA BREAK EVENT POINT
MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Analisa Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat
Lebih terperinciTITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN
TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN Periansya Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. BIAYA Aktivitas merupakan suatu tindakan-tindakan atau pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk merubah input dengan menggunakan sumber daya untuk menghasilkan output dan untuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGASAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR
ABSTRAK Kebijakan dari pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, telepon dan terutama BBM berdampak dalam industri. Ini menyebabkan naiknya biaya bahan baku serta biaya lainnya bagi sektor industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi paling penting diantara semua fungsi manajemen. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan dan
Lebih terperinciAnalysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016
Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam
Lebih terperinciBAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas
BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA II. 1. Pengertian Perencanaan Laba Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi paling penting diantara semua fungsi manajemen. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan dan manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana et al., 2011:25) adalah proses penciptaan kreasi baru dan membuat sesuatu inovasi, dengan tujuan
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK
ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.
Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Behavior Analysis Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Classification Cost Biaya tetap adalah Biaya yang secara total tidak
Lebih terperinciVol.10, No Februari 2015 ISSN
COST VOLUME PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA GRAND HYATT NUSA DUA - BALI Vebryan Aditya Chandra Pandapotan Lumban Tobing Christimulia Purnama Trimurti Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)
Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2017 Volume 11 Nomor 1 Hal. 49 53 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Mozart Wiston Talakua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Biaya dan Terminologi Biaya Menurut Sugiri (2002:21), biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Pengukuran biaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai
Lebih terperinciAnalisa Perilaku Biaya
Modul ke: Analisa Perilaku Biaya Mengenali Prilaku biaya. Metode memisahkan biaya semivariabel atas biaya variable dan biaya tetap. Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen Biaya VS Beban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan
Lebih terperinciANALISA BIAYA PRODUKSI
ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini
Lebih terperinciMODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan
BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan dunia usaha tidak lepas dari semakin meningkat dan semakin beranekaragamnya
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)
ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) Yesy Okviana Ika Pratiwi Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan
Lebih terperinciABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada PT X. Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah PT X yang
Lebih terperinciBAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING
BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan
Lebih terperinciDepartment of Business Adminstration Brawijaya University
Department of Business Adminstration Brawijaya University Analisis break even point yang sering kali juga disebut sebagai cost-volume-profit analysis Tujuan Mencari Titik Impas : Mencari tingkat aktivitas
Lebih terperinciPERILAKU BIAYA AKTIVITAS
PERILAKU BIAYA AKTIVITAS A. Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam memajukan negara tersebut, sebab dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi, dapat
Lebih terperinci[Type the document title]
MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di Indonesia, saat ini seluruh manajemen di perusahaan manapun dituntut untuk dapat melihat kesempatan
Lebih terperinciANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)
ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) Bregas Adi Luhur R. Rustam Hidayat Devi Farah Fakultas
Lebih terperinci2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Break Even Point 2.1.1. Pengertian Break Even Point Break even point atau titik impas merupakan suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total pendapatan
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN
Modul ke: AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN
Lebih terperinciPengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel
Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel Deskripsi Materi : Mampu menghitung anggaran biaya variabel Pemahaman terhadap anggaran biaya flexibel/variable Pengertian Anggaran Variabel Dari buku dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi secara umum adalah merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode )
ANALII BREAK EVEN POINT EBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUAHAAN (tudi Pada Koperasi ari Apel Brosem Periode 20-203) Jalaluddin Dimisyqiyani Darminto Topowijino Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Lebih terperinciM. Yusuf Universitas Pamulang Abstract
Vol. 4, No. 1, April 2014 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) TERHADAP LABA PERUSAHAAN M. Yusuf Universitas Pamulang yusuf_zidan96@yahoo.com Abstract Break event point
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak
Lebih terperinciAnggaran Biaya Variabel
Pertemuan 10 Anggaran Biaya Variabel Sumber : Kartika Sari dan sumber relevan lainnya Definisi Hansen dan Mowen: anggaran variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara jumlah bervariasi berbanding langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang terlibat di setiap bidang usaha tersebut. Oleh sebab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian analisis diferensial Menurut Henry Simamora (2002:230), analisis diferensial adalah menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar.
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA
PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 13.1. Mahasiswa mengetahui tentang break even point. 13.2 Mahasiswa mengetahui tentang CVP. B. URAIAN MATERI. 13.1. Mahasiswa mengetahui
Lebih terperinciBahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si
Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa untuk menghadapi persaingan dalam harga jual atau sumbangan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Harga Jual Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management
13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,
Lebih terperinciABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)
TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DISUSUN OLEH : 043061211001 GISKA TETIANA 043061211002 RAHMI ZAHRA RAHMATILLAH 043061211004 NIDA RIFQIA 043061211005 RISA NAFILAH 043061211006
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii vii viii I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2.Rumusan Masalah... 4 1.3.Tujuan Penelitian... 5 1.4.Manfaat Penelitian... 5 1.5.Ruang
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam
Lebih terperinciBAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)
BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya
Lebih terperinci