ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT ANALITIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT ANALITIK"

Transkripsi

1 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT ANALITIK A Pendahuluan Seiring dengan perkembangan filsafat, abad XX ini ditandai dengan adanya suatu tema pemikiran tentang bahasa yang disebabkan oleh adanya situasi politik, ekonomi, dan perkembangan intelektual (Bertens,1991:11). Para tokoh filsafat memberikan nama pada gerakan filsafat abad XX ini dengan filsafat analitik atau filsafat bahasa, karena gerakan ini memiliki perhatian penuh pada bahasa dan usahausaha menganalisis ungkapan kebahasaan yang logis. Menurut Lorens Bagus(1996:249) filsafat analitik merupakan suatu ungkapan yang menghimpun semua karya filsafati abad XX yang bersandar kuat pada teknik linguistik dan analisis logis. Banyak istilah yang digunakan untuk nama gerakan filsafat bahasa abad XX ini seperti analisis bahasa (linguistic analisis), analitik logika (logical analisis) madzhab cambridge (cambridge schooll), filsafat oxford (oxford philoshopy) dan filsafat bahasa yang biasa (the philoshopy of ordinary languange). Adapun istilah analitik atau analisis dalam bahasa Ingggris merujuk kepada alasan Charlesworth yang menganggap bahwa pemilihan nama analitik adalah yang terbaik karena berdasarkan pada konsep umum dari sifat dan tujuan filsafat yang sering disebut oleh para filosof yaitu menganalisis. Charlesworth menganggap bahwa nama analitik tidak semestinya diterima secara sungguhsungguh seperti eksistensialisme, tetapi analitik seharusnya diterima sebagai istilah untuk kedudukan filsafat, misalnya Heidegger, Gabriel Marcel, Marleu Ponty dan Sartre disebut orang-orang eksistensialisme ( exsistensialis), begitu juga Moore, Rusell, Witgenstein, Ayer, Wisdom dan Ryle, bisa disebut orang-orang analitik (analysis). Timbulnya filsafat analitik(sebagaimana di jelaskan dimuka), dilatarbelakakngi oleh beberapa kondisi masyarakat dunia pada waktu itu diantaranya: kondisi politik, ekonomi, dan perkembangan intelektual. Akibatnya pada perkembangan bahasa, khususnya bahasa Inggris menjadi bahasa yang

2 paling penting pada abad XX, peranan ekspansi Amerika Serikat sebagai kekuatan politik dan ekonomi dunia, telah mendorong bahasa Inggris menjadi bahasa internasional pada abad XX walaupun sebelumnya bahasa Inggris telah berperan namun peranannya telah terisolir (Bertens, 1990:11) dengan demikian filsafat analitik sebagai suatu gerakan filsafat abad XX sangat berperan di Inggris dan Amerika. Gerakan filsafat analitik tidak dapat dilepaskan dengan gerakan filsafat sebelumnya, karena sudah menjadi kebiasaan bahwa untuk mengakaji suatu aliran filsafat tidak lepas dari aliran filsafat sebelumnya. Para filsuf besar biasanya berdialog dengan masa lampaunya sehingga memahami pemikiran filsafat tentu senantiasa berhubungan dengan pemikiran atau filsafat-filsafat sebelumnya. Di antara para filsuf sendiri, terdapat filsuf yang lebih mengarahkan perhatiannya kepada masalah sintaktik dan semantik. Kelompok ini beranggapan bahwa bahasa sehari-hari tidak memadai untuk dipakai sebagai ungkapan ide-ide kefilsafatan. Bahasa sehari-hari mengandung banyak kelemahan seperti bermakna ganda, kabur, dan menyesatkan sehingga perlu disusun jenis bahasa khusus untuk filsafat yang bersifat logis, univok dan seragam. Sedangkan pada sisi lain, terdapat kelompok filsuf yang lebih mengarahkan perhatiannya pada aspek pragmatik. Kelompok ini beranggapan bahwa bahasa sehari-hari dapat digunakan untuk menyampaikan ide-ide kefilsafatan, asalkan diberi penjelasan kalau ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (Mustansyir, 1995:46). Kelompok pertama sering disebut Atomisme Logik dan Positivisme Logik, sedangkan kelompok kedua disebut Filsafat Bahasa Biasa. Dalam pandangan penulis filsafat, Wicoyo (1997:4) dan Mustansyir (1995:37-38), filsafat' analitik terbagi dalam tiga aliran pemikiran filsafat bahasa yaitu atomisme logik (logical atomisme), positivisme logik (logical positivism), dan filsafat bahasa biasa (the ordinary language philosophy). Mereka membagi aliran filsafat analitik berdasarkan pada penggunaan bahasa biasa dalam menjelaskan maksud filsafat. Pada satu sisi ada pandangan bahwa bahasa biasa cukup memadai untuk menjelaskan pemikiran filsafat. Kelemahannya hanya terletak pada penyimpangan terhadap penggunaan bahasa biasa, tanpa diberikan penjelasan atau pengertian apapun terhadap bahasa tersebut. Pada sisi lain ada pandangan

3 bahwa bahasa biasa tidak cukup memadai untuk menjelaskan maksud pemikiran filsafat, karena bahasa biasa mengandung kekaburan, memiliki arti ganda, tidak dapat mengungkapkan sesuatu secara jelas (Alston, 1964:5-6). B. Aliran dan Tokoh Filsafat Analitik 1. Atomisme Logik Atomisme logik (logical atomism) sebagai salah satu bagian dari filsafat analitik mempunyai corak tertentu dalam pemahamannya. Salah satu tokoh filsafat analitik yakni Bertrand Russell ( ) menjelaskan tentang pemahaman atomisme logik dalam suatu artikelnya sebagai berikut: There is nothing in logic that can help us to decide between monism and pluralism or between the view that there are ultimate relational facts and the view that there are none. My owns decision in favour of pluralism and relations is taken on empirical grounds, after convincing myself that the a priori arguments to the contrary are invalid (Charlesworth, 1959:49). (Tidak ada satupun dalam logika yang mampu membantu memutuskan antara monisme dan pluralisme, atau antara pandangan adanya suatu fakta rasional yang menjadi hal pokok dan tidak adanya pandangan tersebut. Keputusan saya dalam memperlakukan pluralisme dan hubunganhubungannya diterima sebagai pekerjaan empirik, setelah keyakinan saya yang berdasarkan beberapa argumen teori yang menentangnya menjadi tidak valid). Sesuai penjelasan tersebut, Russell berusaha menghubungkan pemahaman monisme dengan pluralisme atau pandangan rasional dengan empiris. Sesuatu yang dipikirkan harus sesuai dengan kenyataan, atau sesuatu yang diungkapkan dengan kata-kata harus logis sesuai dengan akal sehat dan sesuai dengan faktanya. Monisme, pluralisme, rasionalisme dan empirisme, merupakan unsur-unsur pemikiran (atomisme) yang dapat membangun suatu pemikiran yang logis lewat bahasa, sehingga pemahaman atomisme logik merupakan suatu pemahaman yang dibangun oleh unsur bahasa atau proposisi atomik dengan analisa bahasa yang logis. sebagai berikut: Untuk memahami jenis pemikiran logis, Russell menjelaskan definisi dari jenis pemikiran logis

4 A and B are of the same logical type if, and only if given any fact of which A is a constituent, there is a corresponding fact which has B as a constituent, which either result by substituting B for A, or is the negation of what so result. To take an illustration, Socrates and Aristotle are of the same type because Socrates was a philosopher and Aristotle was a philosopher, are both facts. To love and to kill are of same type, because Plato loved Socrates and Plato did not kill Socrates are both facts (Charlesworth, 1959:53). (A dan B adalah jenis logika yang sama, jika dan hanya jika diberikan beberapa fakta untuk A sebagai unsur pokok ada kesesuaian fakta yang dimiliki oleh B sebagai unsur pokok, yang hasilnya merupakan pergantian B terhadap A atau sebaliknya. Sebagai ilustrasinya, Socrates dan Aristoteles adalah jenis yang sama karena Socrates adalah filsuf dan Aristoteles adalah filsuf, keduanya merupakan fakta. Mencintai dan membunuh adalah jenis yang sama, karena Plato mencintai Socrates dan Plato tidak membunuh Socrates, keduanya merupakan fakta). Russell memahami bahwa dalam mengungkapkan pemikiran, terkadang tidak sesuai dengan faktanya dikarenakan kesalahan bahasanya. Kesalahan bahasa berkaitan dengan struktur bahasa, bentuk kalimat, atau kosa kata. Suatu kalimat atau bahasa yang menimbulkan keraguan seharusnya dianalisis untuk mendapatkan pemahaman yang sempurna. Dalam hal ini Russell menjelaskan tentang kesalahan bahasa sebagai berikut: Language misleads us both by its vocabulary and by its syntax. We must be on out guard in both respects if our logic is not to lead to a false aphysic... The influence of vocabulary is towards a kind of platonic pluralism of things and ideas. The influence of syntax in the case of the Indo-European languages is quite different. Almost any proposition can be put into a form in which it has a subject and a predicate united by a copula. It is natural to infer that every fact has a corresponding form and consists in the possession of a quality by a substance (Charlesworth, 1959: 53). (Bahasa menyesatkan kita, baik dengan kosakatanya maupun dengan susunan kalimatnya. Kita hams menjaga kedua hal tersebut jika logika kita tidak menunjukkan suatu bentuk kesalahan...kosakata mempunyai pengaruh terhadap beberapa hal atau ide pluralisme platonik. Pengaruh bentuk kalimat dalam kasus bahasa Indo-Eropa sangat berbeda. Hampir semua posisi dapat menempati dalam suatu bentuk yang menyatukan subjek dan predikat dengan kata kerja penghubung. Hal itu merupakan suatu yang wajar untuk menduga bahwa setiap fakta memiliki bentuk yang sesuai dan terbuat dalam sifat kedudukannya melalui substansi). Berdasarkan penjelasan tersebut tugas utama filsafat adalah untuk menemukan bentuk logika yang nyata dari proposisi dan ungkapan analitiknya atau terjemahannya dalam bentuk tata bahasa yang netral. Dengn kata lain suatu bentuk yang tidak menimbulkan keraguan dari pemikiran kita yang akibatnya tidak memberikan kesimpulan metafisik yang sesat. Tugas utama filsuf analitik adalah menyusun bahasa ideal. Seseorang bisa menyusun bahasa ideal yang dapat memberikan keyakinan penuh terhadap struktur logika pemikiran. Dalam hal ini Russell berusaha membentuk filsafat yang bercirikan

5 ilmiah yaitu memberikan lebih penekanan pada analisa logis. Analisa logis ini merupakan dasar logika bagi Russell bahwa fungsi filsafat adalah untuk menganalisis bahasa. Tokoh atomisme logik lainnya adalah Ludwig Wittgenstein ( ). Pembahasan filsafat yang disampaikan oleh Wittgenstein terbagi dua bagian. Salah satu bagian pembahasannya, menjelaskan atomistme logik, dan di bagian lainnya menjelasakan filsafat bahasa biasa. Ia menjelaskan bahasa logis sebagai berikut: The right method of philosophy would be to say nothing except what can be said i.e. the propositions of natural science, i.e. something that has nothing to do with philosophy; and then always, when someone else wished to say something metaphysical, to demonstrate to him that he had given no meaning to certain signs in his propositions. The method would be unsatisfying to the other he would not have the feeling we were teaching him philosophy but it would be the only strictly correct method (Charlesworth, 1959:80). Tidak akan ada metode yang paling baik kecuali apa yang dapat dikatakan dengan proposisi ilmu pengetahuan alam yaitu sesuatu yang tidak mesti dilakukan dengan filsafat, kemudian ketika orang lain ingin mengatakan sesuatu yang bersifat metafisik, dia melakukannya dengan sesuatu yang tidak diberi makna untuk tanda-tanda tertentu dalam proposisinya. Metode tersebut tak memuaskan bagi orang lain dia tidak akan mempunyai perasaan bahwa kita sedang mengajarkan filsafat kepadanya, namun hal itu akan menjadi satu-satunya metode yang benar dan yang paling tepat). Tujuan filsafat analitik ialah menerjemahkan semua pernyataan yang rumit dan deskriptif ke dalam pernyataan dasar atau elementer. Pernyataan dasar itu ditempatkan dalam suatu bagian tertentu yang tidak dapat dianalisis dalam menggambarkan dunia yang sederhana dan tidak dapat melampaui batasan bahasa. Filsafat tidak dapat melukiskan atau menjelaskan bagaimana bahasa dihubungkan dengan dunia nyata. Tugas yang tepat dari filsafat adalah membuat jelas apa yang dapat atau tidak dapat dikatakan secara baku. 2. Positivisme Logik Jenis aliran kedua dari filsafat analitik adalah positivisme logik. Salah sate. tokoh yang terkenal adalah Alfred Jules Ayer (1910-( ) ). 1a berasal dari Inggris dan dikenal sebagai filsuf Oxford. Bukubuku yang ditulisnya berjudul; Language, Truth and Logic (1936), The Foundation of Empirical

6 Knowledge (1940), The Origins of Pragmatism (1968), Russell and Moore The Analitical Heritage (1971), Russell (1972), Probability and Evidence 1972, The Central Problems of Philosophy (1973). Pada karya-karya filsafatnya, ia dipengaruhi oleh penuturan-penuturan Russell dan Moore. Ia juga dipengaruhi atau ada kaitannya dengan pemikiran empirismenya David Hume (Bertens, 1990:33). Hubungan pemikiran Ayer dengan filsafat sebelumnya; yaitu Moore dan Russell adalah suatu upaya bentuk kritik terhadap filsafat sebelumnya terutama dalam bahasa-bahasa metafisik. Ada tiga permasalahan pokok dalam pemikiran positivisme logik yang dikemukakan oleh Ayer yaitu prinsip verifikasi, fakta empiris, dan kritik terhadap metafisik. Positivisme logik yang dimaksud Ayer adalah suatu upaya eksperimental untuk menghubungkan analisa logis Russell dan tradisi pemikiran empiris Inggris, terutama David Hume. Suatu pemikiran atau analisa dikatakan memiliki karakter positivisme logis apabila suatu pernyataan bisa dianalisis dengan prisnsip verifikasi. Pemikiran positivisme logik ditandai dengan perumusan prinsip verifikasi. Prinsip verifikasi yang dimaksud adalah: We say that a sentence is factually significant to any given person, if and only if he knows what observations would lead him under certain conditions, to accept the proposition as being true, or reject it as being false. If on the other hand, the putative proposition is of such a character that the assumption of its truth, or falsehood, is consistent with any assumption whatsoever concerning the nature of his future experience, then, as far as he is concerned, it is, if not a tautology, a mere pseudo-proposition. The sentence expressing it may be emotionally significant to him; but it is not literally significant (Bertens, 1990:33).(Kami mengatakan bahwa suatu kalimat pada kenyataannya bermakna bagi orang tertentu, kalau dan hanya kalau, ia tahu observasi-observasi mana yang akan membuat dia dengan syarat-syarat yang tertentu menerima suatu proposisi yang benar atau menolaknya sebagai salah. Sebaliknya, kalau apa yang dianggap sebagai proposisi bersifat demikian rupa sehingga menerima kebenaran atau ketidakbenarannnya dapat dicocokkan dengan pengandaian apapun juga mengenai pengalamannya dikemudian hari, maka bagi orang bersangkutan apa yang disebut proposisi itu tidak lain (kecuali kalau merupakan sutau tautology) dari proposisi semu saja. Mungkin kalimat yang mengungkapkan proposisi itu mempunyai makna emosional bagi dia, tetapi pasti tidak ada makna harafiah.) Prinsip verfikasi dapat diketahui dengan: Pertama, verifikasi mempunyai maksud untuk menentukan makna suatu ucapan, bukan kebenarannya atau kesalahannya. Artinya suatu ucapan akan

7 mempunyai makna walaupun ucapan itu benar atau salah. Contohnya: "Bandung ibukota Indonesia." dan "Jakarta adalah ibukota Indonesia." Kedua, kalimat tersebut mempunyai makna karena adanya ketidakbenaran dan kebenarannya. Pada kalimat pertama mempunyai makna kalimat yang salah dan kalimat kedua mempunyai makna kalimat yang benar. Kedua kalimat mempunyai makna. Suatu kalimat tidak mempunyai makna jika kalimat tersebut tidak diketahui maksud dan tujuannya. Contoh seperti yang diberikan oleh Bertens (1990:35), "Hari ini cuaca lebih bagus daripada di luar." Kalimat ini tidak mempunyai makna, karena tidak diketahui kepada apa atau siapa ditunjukkannya, sehingga orang tidak dapat menilai kalimat itu benar atau salah. Menurut Ayer kalimat atau ucapan harus berdasarkan prinsip verifikasi yaitu ucapan yang bisa di observasi (observation statement). Dengan demikian prinsip verifikasi berdasarkan pengalaman empiris yang menyangkut realitas inderawi atau yang berdasarkan observasi. Positivisme logik menganggap suatu kalimat mempunyai makna jika kalimat itu memuat pengertian benar atau salah dan pernyataan itu menyangkut realitas inderawi yang berdasarkan observasi. Positivisme logik dan prinsip verifikasi Ayer memberikan jenis ucapan yang dapat dikatakan sebagai positivisme logik yaitu jenis ucapan matematika dan logika. Setiap ucapan atau kalimat matematika dan logika mempunyai makna benar dan salah, tetapi belum tentu mempunyai pengalaman realitas inderawi. Contoh: "Semua bilangan genap habis dibagi dua." "Kubus adalah suatu bidang yang mempunyai enam sisi." Ucapan-ucapan tersebut mempunyai nilai kebenaran. dalam menentukan benar dan tidaknya ucapan atau kalimat matematika seolah-olah tidak lepas dari pengalaman bahasa. Dengan demikian kalimat matematika tergantung simbol-simbol yang digunakan khusus untuk ucapan-ucapan kalimat matematika. Ayer dan filsuf lainnya menamakan tautology. Ada batasan-batasan tertentu untuk prinsip verifikasi, misalnya ucapan-ucapan masa lampau termasuk prinsip verifikasi, walaupun kita tidak mengalami peristiwa masa lampau. Contoh: "Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945." Kita yang sekarang hidup atau generasi yang akan datang tidak

8 ikut mengalami atau mengklarifikasi peristiwa kemerdekaan, tetapi menganggap bahwa kalimat itu benar karena berdasarkan prinsip verifikasi dan pengalaman orang yang dapat dipercaya kebenarannya, sehingga suatu ucapan atau kalimat tidak harus dapat diverifikasi sepenuhnya, tetapi cukup sebagian saja. Pada sisi yang lain, Ayer mengkritik tentang pemakaian bahasa metafisik, etika dan estetika. Menurut Ayer, kalimat atau ucapan yang mengandung metafisik, etika dan estetika tidak memiliki arti positivisme logik, karena tidak dapat diverifikasi. Contoh: "Tuhan menciptakan dunia". "Kita harus saling menghorrnati dengan orang lain". "Lagunya indah sekali." Contoh-contoh seperti ini, menurut Ayer tidak memiliki nilai realitas, namun hanya mempunyai arti bagi orang bersangkutan secara emosional. Dengan upayanya Ayer mengkritik metafisik filsafat sebelumnya agar dipandang sebagai suatu radikalisasi terhadap Russell (Bertens, 1990:37). 3. Filsafat Bahasa Biasa (Ordinary Language Philosophy) Bagian ketiga dari filsafat analitik adalah filsafat bahasa biasa. Ada tiga tokoh yang menjadi filsuf dalam pembahasan filsafat bahasa biasa. Ketiga tokoh yang menjadi filsuf dalam pembahasan filsafat bahasa biasa adalah Ludwig Wittgeinstein ( ), Gilbert Ryle ( ) dan John Langshaw Austin ( ). Pembahasan Wittgeinstein terbagi dalam dua pembahasan. Pada satu sisi filsafatnya dibahas dalam filsafat atomisme logik, di sisi lain dibahas dalam filsafat bahasa biasa. Pembahasan filsafat Wittgeinstein kedua ada dalam filsafat bahasa biasa, karena adanya ketidakpuasan yang diwujudkan dengan kritikan terhadap filsafat atomisme logik. Pemikiran filsafat Witgeinstein II tertera dalam karyanya yang berjudul Philosophical Investigation yang dipublikasikan pada tahun Perubahan pemikiran filsafat Wittgeistein ini adalah perubahan dari bahasa logika ke arah penggunaan bahasa biasa dengan berbagai aspeknya.

9 Pada pemikiran filsafat yang kedua, Wittgeinstein menitikberatkan pada pembahasan tata permainan bahasa (language game). Language game menempatkan proses menyeluruh penggunaan kata termasuk juga pemakaian bahasa yang sederhana. sebagai suatu bentuk permainan. Wittgeinstein mengilustrasikan permainan bahasa dengan permainan sepak bola. Ia yakin bahwa dalam bahasa apapun ada permainan kata, layaknya dalam permainan sepak bola. Ada beberapa jenis bentuk dalam permainan bahasa diantaranya; memberi perintah serta mematuhinya, menggambarkan penampakan suatu objek, ataupun menentukan perkiraan tentang objek, ataupun menentukan perkiraan tentang objek tersebut. Menyusun sesuatu objek melalui pemerian, melaporkan jalannya suatu peristiwa, menyusun dan menguji suatu hipotesa menyuguhkan hasil suatu percobaan dalam bentuk tabel dan diagram, mengararang suatu cerita dan menceritakannnya kepada orang lain, bermain komedi menghayati syair lagu, menjawab tekateki, bersenda gurau, membuat lelucon, memecahkan persoalan hitungan praktis, mengalihbahasakan satu bahasa ke bahasa yang lain, bertanya, berterimakasih, mengucapkan salam, berdoa dan sebagainya (Mustansyir, 1995:84). Pada intinya pemikiran Wittgenstein II tidak melibatkan diri dalam corak pandangan yang bersifat metafisik. Ia lebih menekankan pemikiran filsafat dengan bahasa yang tertulis agar dapat dipahami dengan bahasa sehari-hari. Ryle mengembangkan pemikiran filsafat bahasa yang dikemukakan oleh Wittgenstein II, dengan berupaya membedakan penggunaan bahasa sehari-hari dengan penggunaan bahasa biasa yang baku atau standar. Ryle memahami filsafat bahasa seharusnya diacuhkan pada penggunaan bahasa yang baku atau standar, bukan penggunaan bahasa menurut kebiasaan sehari-hari, agar dapat memberikan penjelasan yang memadai bagi penggunaan yang biasa/standar dan ungkapan atau kalimat. Menurut Ryle penggunaan ungkapan yang standar (ordinarily use expression) merupakan penggunaan istilah atau ungkapan teknis dalam bidang ilmu pengetahuan yang mempunyai arti yang tepat. Dalam memahami istilah teknis sesuai pada tempatnya diperlukan penjelasan (clarification) yang cukup. Penjelasan tentang istilah teknis itu diperlukan melalui bahasa yang baku, seperti yang diberikan oleh Mustansyir (1995:94) dengan bahasa sehari-hari. Contohnya, kita perlu menjelaskan istilah

10 permintaan dan penawaran (demand and supplay) dalam istilah ilmu ekonomi dengan bahasa baku, sehingga kita bisa membatasi pengertian istilah "permintaan" dan "penawaran" dengan lingkupnya dalam bidang ilmu ekonomi. Apabila istilah itu dijelaskan dengan bahasa sehari-hari, akan menimbulkan kesalalahpahaman terhadap arti istilah itu yang sebenamya. Contohnya apabila digunakan dalam bahasa sehari-hari, seorang tetangga memohon 'permintaan" untuk menghadiri acara undangan di rumahnya. Jika istilah permintaan itu sama artinya dengan permintaan dalam bahasa baku dalam ilmu ekonomi, maka itu akan berbeda artinya atau menimbulkan kesalahpahaman. Kesalalahpahaman itu karena kita tidak menjelaskan batasan istilah permintaan dengan bahasa baku, tetapi dengan bahasa sehari-hari. Dengan demikian bagi Ryle, para filsuf sebaiknya menggunakan bahasa baku atau standar dalam menjelaskan pemikiran filsafatnya untuk menemukan arti yang tepat. C.Penutup Gerakan filsafat pada abad ke XX berpuncak pada perkembangan filsafat bahasa. gerakan ini memiliki perhatian penuh pada bahasa dan usaha-usaha menganalisis ungkapan kebahasaan yang logis. Timbulnya filsafat analitik dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi masyarakat dunia pada waktu itu diantaranya: kondisi politik, ekonomi, dan perkembangan intelektual. Akibatnya pada perkembangan bahasa, khususnya bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling penting pada abad XX, peranan ekspansi Amerika Serikat sebagai kekuatan politik dan ekonomi dunia. Dengan demikian filsafat analitik sebagai suatu gerakan filsafat abad XX sangat berperan di Inggris dan Amerika. Filsafat' analitik terbagi dalam tiga aliran pemikiran filsafat bahasa yaitu atomisme logik (logical atomisme), positivisme logik (logical positivism), dan filsafat bahasa biasa (the ordinary language philosophy).atomisme Logic, salah satu tokoh filsafat ini adalah Bertrand Russell ( ). Menurut pandangan falsafi ini, sesuatu yang dipikirkan harus sesuai dengan kenyataan, atau sesuatu yang diungkapkan dengan kata-kata harus logis sesuai dengan akal sehat dan sesuai dengan faktanya. Atomisme logik merupakan suatu pemahaman yang dibangun oleh unsur bahasa atau proposisi atomik

11 dengan analisa bahasa yang logis. Positivisme Logik, jenis aliran kedua dari filsafat analitik adalah positivisme logik. Salah satu. tokoh yang terkenal adalah Alfred Jules Ayer. Positivisme logik yang dimaksud Ayer adalah suatu upaya eksperimental untuk menghubungkan analisa logis Russell dan tradisi pemikiran empiris Inggris, terutama David Hume. Suatu pemikiran atau analisa dikatakan memiliki karakter positivisme logis apabila suatu pernyataan bisa dianalisis dengan prisnsip verifikasi. Ordinary Language Philosophy adalah bagian ketiga dari filsafat analitik adalah filsafat bahasa biasa. Ada tiga tokoh yang menjadi filsuf dalam pembahasan filsafat bahasa biasa. Mereka adalah Ludwig Wittgeinstein ( ), Gilbert Ryle ( ) dan John Langshaw Austin ( ). Filsafat bahasa biasa, tidak mengungkap bahasa dari penggunaannya yang teoritis, tapi menganalisis bahasa praktis dalam kehidupan sehari-hari.[] DAFTAR PUSTAKA Alston, WT., Philosophy of Language, Englewood Cliffs, New Jersey Bagus, L., Karnus Filsafat, Gramedia, Jakarta. Bertens, K., Filsafat Barat Abad XX Inggris-Jerman, Gramedia, Jakarta. Yogyakarta. Charlesworth, M.J.,1959. Philosophy And Linguistic Analysis, Duquesne University, Pittburgh. Mustansyir, R.,1995. Filsafat Analitik; Sejarah, perkembangan, dan peranan para tokohnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wicoyo, A. Joko., Filsafat Bahasa Biasa dan Tokohnya, Liberty, Yogyakarta.

PRINSIP VERIFIKASI: POKOK PIKIRAN ALFRED JULES AYER DALAM KHASANAH FILSAFAT BAHASA

PRINSIP VERIFIKASI: POKOK PIKIRAN ALFRED JULES AYER DALAM KHASANAH FILSAFAT BAHASA PRINSIP VERIFIKASI: POKOK PIKIRAN ALFRED JULES AYER DALAM KHASANAH FILSAFAT BAHASA Iman Santoso 1 Abstrak Dalam dunia filsafat bahasa dikenal seorang filsuf kebangsaan Inggris bernama Alfred Jules Ayer

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: DARI G.E MOORE HINGGA J.L AUSTIN

PERKEMBANGAN FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: DARI G.E MOORE HINGGA J.L AUSTIN PERKEMBANGAN FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: DARI G.E MOORE HINGGA J.L AUSTIN Iman Santoso 1 Abstrak Bahasa sejak dahulu kala telah menjadi perhatian para filsuf, karena mereka menyadari betapa pentingnya peran

Lebih terperinci

Bab 6 Metodologi Ilmu

Bab 6 Metodologi Ilmu Arti Prinsip Prinsip Jenis jenis Langkah langkah Menu Utama Bab 6 Metodologi Ilmu ARTI ISTILAH Metode Cara yang ditempuh dlm ilmu untuk memperoleh kebenaran, sifatnya teknis Metode Ilmiah mencakup 4 aspek

Lebih terperinci

Bahasa tak sekadar sistem tanda: Berkenalan dengan. Ludwig Wittgenstein. Mata kuliah Bahasa Indonesia Riko, S.S.

Bahasa tak sekadar sistem tanda: Berkenalan dengan. Ludwig Wittgenstein. Mata kuliah Bahasa Indonesia Riko, S.S. Bahasa tak sekadar sistem tanda: Berkenalan dengan Ludwig Wittgenstein Mata kuliah Bahasa Indonesia Riko, S.S. Bahasa adalah. Wittgenstein memang tidak seperti Saussure yang dengan sengaja menelusuri hakikat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah BAB II KAJIAN TEORI A. Biografi Bertrand Russell (1872-1970 M) Bertrand Russell dilahirkan di Cambridge pada abad ke-19 M dia dilahirkan setahun sebelum kematian John Stuart Mill. Ibunya adalah anak Lord

Lebih terperinci

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan

Lebih terperinci

BAB VI. FILSAFAT ANALITIK (Bahan Pertemuan Ke-7)

BAB VI. FILSAFAT ANALITIK (Bahan Pertemuan Ke-7) BAB VI FILSAFAT ANALITIK (Bahan Pertemuan Ke-7) 1. Bahasa dan Filsafat Bahasa dalah alat yang paling penting dari seorang filosof serta perantara untuk menemukan ekspresi. Oleh karena itu, ia sensitif

Lebih terperinci

ANALITIK (1) Analitik:

ANALITIK (1) Analitik: ANALITIK (1) Analitik: Bahasa dalah alat yang paling penting dari seorang filosof serta perantara untuk menemukan ekspresi. Perhatian ini telah menyebabkan perkembangan semantik atau penyelidikan tentang

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA 0 L E H Dra. SALLIYANTI, M.Hum UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2004 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....i DAFTAR ISI...ii BAB I. PENDAHULUAN...1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang filsuf sekaligus pula seorang fisikawan terkenal, yakni Moritz Schlik

BAB I PENDAHULUAN. seorang filsuf sekaligus pula seorang fisikawan terkenal, yakni Moritz Schlik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1. Permasalahan Penelitian Pada tahun 1925 muncul sebuah gerakan filsafat baru yang dipelopori oleh seorang filsuf sekaligus pula seorang fisikawan

Lebih terperinci

By SRI SISWANTI NIM

By SRI SISWANTI NIM READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS TAUGHT BY USING IMAGINATIVE READING MATERIALS IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By SRI SISWANTI NIM.

Lebih terperinci

TUTURAN DAN TINDAKAN BAHASA MENURUT JOHN L. AUSTIN (SUATU ANALISIS MAKNA BAHASA SEHARI-HARI) Purwo Husodo Universitas Andalas Padang ABSTRACT

TUTURAN DAN TINDAKAN BAHASA MENURUT JOHN L. AUSTIN (SUATU ANALISIS MAKNA BAHASA SEHARI-HARI) Purwo Husodo Universitas Andalas Padang ABSTRACT TUTURAN DAN TINDAKAN BAHASA MENURUT JOHN L. AUSTIN (SUATU ANALISIS MAKNA BAHASA SEHARI-HARI) Purwo Husodo Universitas Andalas Padang ABSTRACT In his research, Austin focused to daily language. Austin divided

Lebih terperinci

KONTRIBUSI FILSAFAT TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU BAHASA

KONTRIBUSI FILSAFAT TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU BAHASA KONTRIBUSI FILSAFAT TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU BAHASA Zainuddin Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Sepanjang sejarah peradaban manusia, filsafat telah menjadi sebuah ilmu sebagai

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PRAGMATISME Dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui

Lebih terperinci

PEMIKIRAN LUDWIG WITTGENSTEIN DALAM KERANGKA ANALITIKA BAHASA FILSAFAT BARAT ABAD KONTEMPORER

PEMIKIRAN LUDWIG WITTGENSTEIN DALAM KERANGKA ANALITIKA BAHASA FILSAFAT BARAT ABAD KONTEMPORER PEMIKIRAN LUDWIG WITTGENSTEIN DALAM KERANGKA ANALITIKA BAHASA FILSAFAT BARAT ABAD KONTEMPORER Muh. Iffan Gufron (Dosen Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon) Abstrak Sebagai salah satu tema terpenting

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: DARI RUSSEL HINGGA AUSTIN

PERKEMBANGAN FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: DARI RUSSEL HINGGA AUSTIN PERKEMBANGAN FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: DARI RUSSEL HINGGA AUSTIN Oleh: Iman Santoso Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah: Filsafat Bahasa Lanjut Program Studi Linguistik (S3) Sekolah Pasca

Lebih terperinci

PENGANTAR KE SILOGISME

PENGANTAR KE SILOGISME PENGANTAR KE SILOGISME Prof. Dr. Suyono, M.Pd. Dr. Harun Nasrudin, M.S. Samik, S.Si, M.Si. Materi Kuliah Filsafat IPA KIMIA FMIPA UNESA 2017 PROBLEMS Science Domain Deductive Thinking Formulating of Thinking

Lebih terperinci

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090) Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. terminologi, Ali Badri mengatakan bahwa syi ir adalah suatu kalimat yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. terminologi, Ali Badri mengatakan bahwa syi ir adalah suatu kalimat yang 15 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Syi ir Menurut etimologi kata syi ir berasal dari bahasa Arab, yaitu sya ara atau sya ura, yang artinya mengetahui dan merasakannya. Sedangkan secara terminologi, Ali Badri

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Membangun Penalaran Yang Baik. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

DASAR-DASAR LOGIKA. Membangun Penalaran Yang Baik. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 06 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Membangun Penalaran Yang Baik Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Membangun Penalaran Yang Baik 1. Mengimplementasikan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari

Lebih terperinci

PRAGMATISME (1) Pragmatisme:

PRAGMATISME (1) Pragmatisme: Pragmatisme: PRAGMATISME (1) Pragmatisme merupakan gerakan filsfat Amerika yang mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Pragmatisme banyak hubungannya dengan nama seperti Charles S. Peirce (1839-1934),

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kebenaran

Pengetahuan dan Kebenaran MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia

Lebih terperinci

Representasi Pengetahuan (Bagian 3) Logika dan Himpunan. Pertemuan 6

Representasi Pengetahuan (Bagian 3) Logika dan Himpunan. Pertemuan 6 Representasi Pengetahuan (Bagian 3) Logika dan Himpunan Pertemuan 6 Syllogisme Adalah logika formal pertama yang dikembangkan oleh filsuf Yunani, Aristotle pada abad ke-4 SM. Syllogisme mempunyai dua premises

Lebih terperinci

Definisi Filsafat. lahir. Super-sadar. bawah-sadar. tua. muda. dewasa. 1 Noh Pengantar Filsafat

Definisi Filsafat. lahir. Super-sadar. bawah-sadar. tua. muda. dewasa. 1 Noh Pengantar Filsafat Definisi Filsafat Istilah filsafat dalam bahasa Yunani disebut philosophia dari akar kata philos artinya cinta dan sophos berarti hikmat, kebijaksanaan, kearifan atau sahabat. Philosophia berarti mencintai

Lebih terperinci

LOGIKA BAHASA DAN KETERAMPILAN MENULIS* * Oleh Dali S. Naga

LOGIKA BAHASA DAN KETERAMPILAN MENULIS* * Oleh Dali S. Naga LOGIKA BAHASA DAN KETERAMPILAN MENULIS* * Oleh Dali S. Naga Dari tahun ke tahun, bulan Oktober telah kita jadikan bulan bahasa. Dan pada setiap bulan bahasa, kita mengadakan temu bicara untuk membahas

Lebih terperinci

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple Lesson 72: Present Perfect Simple Pelajaran 72: Present Perfect Simple Reading (Membaca) I have been to that cinema before. (Saya sudah ke bioskop itu sebelumnya.) He has studied English. (Dia sudah belajar

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pemetaan Dasar. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

DASAR-DASAR LOGIKA. Pemetaan Dasar. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 05 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Pemetaan Dasar Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Pemetaan Dasar 1. Argumentasi 2. Menguji Suatu Penalaran

Lebih terperinci

Understanding human nature: understanding business and global nature. Ari Kamayanti/EBP/Matrikulasi PDIA Universitas Brawijaya

Understanding human nature: understanding business and global nature. Ari Kamayanti/EBP/Matrikulasi PDIA Universitas Brawijaya Understanding human nature: understanding business and global nature Is human nature constructed or given? Kelindanan antara human nature dengan pembentukan ilmu pengetahuan, adakah? Jensen and Meckling

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY Prof. Dr. Sucherly, SE., MS

MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY Prof. Dr. Sucherly, SE., MS PHILOSOPHY OF SCIENCE MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY 2011 Philosoply, Science and Philosophy of Science Filsafat Filosofia (Yunani)= Falsafi (Arab) : Filo (cinta) dan Sofia

Lebih terperinci

Dasar-dasar Logika. (Review)

Dasar-dasar Logika. (Review) Dasar-dasar Logika (Review) Intro Logika berhubungan dengan kalimat-kalimat dan hubungan antar kalimat. Tujuan: menentukan apakah suatu kalimat / masalah bernilai benar (TRUE) atau salah (FALSE) Kalimat

Lebih terperinci

Pengenalan Logika Informatika. Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng

Pengenalan Logika Informatika. Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng Pengenalan Logika Informatika Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng Pendahuluan Asal kata Logika Logic (Bahasa Inggris) Logos (Yunani) Arti : dalam bahasa Inggris : Word, Speech, what is spoken, thought,

Lebih terperinci

FIRE CLAIM FORM SURAT KLAIM KEBAKARAN

FIRE CLAIM FORM SURAT KLAIM KEBAKARAN FIRE CLAIM FORM SURAT KLAIM KEBAKARAN This is to notify you that a fire broke out which resulted a loss to my / our property, the particulars of which are indicated as follows : Bersama ini kami beritahukan

Lebih terperinci

RESUME PAJAK INTERNASIONAL

RESUME PAJAK INTERNASIONAL RESUME PAJAK INTERNASIONAL ARTIKEL 5 & 7 DISUSUN OLEH : SIGIT HARNOWO (1106134575) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013 COMMENTARY OF ARTICLE 5 CONCERNING THE DEFINITION

Lebih terperinci

Apa yang harus kita kenali?

Apa yang harus kita kenali? Metodologi Penelitian Materi ke-1 Iman Murtono Soenhadji 1 Apa yang harus kita kenali? Kita melihat kejadian sebagai fenomena Kita melihat perubahan sebagai gejala Kita melihat subyek sebagai paradigma

Lebih terperinci

FILSAFAT BAHASA SEBAGAI FUNDAMEN KAJIAN BAHASA. Basyaruddin

FILSAFAT BAHASA SEBAGAI FUNDAMEN KAJIAN BAHASA. Basyaruddin Makalah Bahas FBS-Unimed Edisi Januari Maret 2015 FILSAFAT BAHASA SEBAGAI FUNDAMEN KAJIAN BAHASA Oleh Basyaruddin JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA WANITA DI YOGYAKARTA. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA WANITA DI YOGYAKARTA. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA WANITA DI YOGYAKARTA Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

Lesson 61 : Partial negation and Complete negation. Pelajaran 61 : Penyangkalan Sebagian dan Penyangkalan. Lengkap

Lesson 61 : Partial negation and Complete negation. Pelajaran 61 : Penyangkalan Sebagian dan Penyangkalan. Lengkap Lesson 61 : Partial negation and Complete negation Pelajaran 61 : Penyangkalan Sebagian dan Penyangkalan Lengkap Reading (Membaca) Not all my brothers are at home. Some are and some are not. (Tidak semua

Lebih terperinci

Teori Dasar Logika (Lanjutan)

Teori Dasar Logika (Lanjutan) Teori Dasar Logika (Lanjutan) Inferensi Logika Logika selalu berhubungan dengan pernyataan-pernyataan yang ditentukan nilai kebenarannya. Untuk menentukan benar tidaknya kesimpulan berdasarkan sejumlah

Lebih terperinci

PERSAHABATAN PADA HIDUP BERSAMA MENURUT ARISTOTELES DALAM ETIKA NIKOMAKEA IX, 12 GONZAGA VENERANDA

PERSAHABATAN PADA HIDUP BERSAMA MENURUT ARISTOTELES DALAM ETIKA NIKOMAKEA IX, 12 GONZAGA VENERANDA PERSAHABATAN PADA HIDUP BERSAMA MENURUT ARISTOTELES DALAM ETIKA NIKOMAKEA IX, 12 GONZAGA VENERANDA 1323011013 FAKULTAS FILSAFAT UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA 2016 LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Lebih terperinci

God s PERFECT TIMING EDITORIAL

God s PERFECT TIMING EDITORIAL God s PERFECT TIMING EDITORIAL TAKUT AKAN TUHAN. Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik... KEHIDUPAN YANG DIPERSEMBAHKAN. Karena itu saudara-saudara,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA 1

DASAR-DASAR LOGIKA 1 DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh

Lebih terperinci

What the Science is? Wikipedia

What the Science is? Wikipedia What the Science is? Wikipedia Science (from Latin: scientia meaning "knowledge") is a systematic enterprise that builds and organizes knowledge in the form of testable explanations and predictions about

Lebih terperinci

: SRI ESTI TRISNO SAMI

: SRI ESTI TRISNO SAMI By : SRI ESTI TRISNO SAMI 08125218506 / 082334051324 E-mail : sriestits2@gmail.com Bahan Bacaan / Refferensi : 1. F. Soesianto dan Djoni Dwijono, Logika Matematika untuk Ilmu Komputer, Penerbit Andi Yogyakarta.

Lebih terperinci

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8

TABEL KEBENARAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si. P a g e 8 P a g e 8 TABEL KEBENARAN A. Logika Proposisional dan Predikat Logika proposional adalah logika dasar yang harus dipahami programmer karena logika ini yang menjadi dasar dalam penentuan nilai kebenaran

Lebih terperinci

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA P a g e 1 PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA 1. Pendahuluan a. Definisi logika Logika berasal dari bahasa Yunani logos. Logika adalah: ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar ilmu pengetahuan yang mempelajari

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kimia 17 Des 2005

Metodologi Penelitian Kimia 17 Des 2005 Metodologi Penelitian Narsito Jurusan Kimia Fakultas MIPA UGM Yogyakarta Scientific Research? Penelitian Ilmiah Suatu proses penyelesaian masalah, dgn tujuan untuk menemukan deskripsi teoritik yang me-

Lebih terperinci

PENGENALAN LOGIKA INFORMATIKA

PENGENALAN LOGIKA INFORMATIKA 1 PENGENALAN LOGIKA INFORMATIKA PENDAHULUAN STMIK Banjarbaru 2 Logika(logic) berasal dari kata bahasa Yunani logos yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari atau berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran

Lebih terperinci

ETIKA DALAM BIROKRASI. Bahan Kuliah 7 Akuntabilitas Publik & Pengawasan 21 Maret 2007

ETIKA DALAM BIROKRASI. Bahan Kuliah 7 Akuntabilitas Publik & Pengawasan 21 Maret 2007 ETIKA DALAM BIROKRASI Bahan Kuliah 7 Akuntabilitas Publik & Pengawasan 21 Maret 2007 Kenapa Etika dalam Birokrasi Birokrasi diandalkan menjadi pelindung dan pengayom masyarakat, bersifat jujur dan adil,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial yang berhubungan dan berkomunikasi satu dan lainnya, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa diciptakan, selain sebagai alat komunikasi juga sebagai

Lebih terperinci

المفتوح العضوية المفتوح العضوية

المفتوح العضوية المفتوح العضوية ABSTRAK Skripsi dengan judul Identifikasi Komunikasi Matematis Peserta Didik pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Open-Ended Kelas VII SMPN 1 Ngantru Kab. Tulungagung Tahun 2016/2017

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR DAN ATURAN PENULISAN ALGORITMA

BAB II DASAR-DASAR DAN ATURAN PENULISAN ALGORITMA 2.1 Pengertian Algoritma BAB II DASAR-DASAR DAN ATURAN PENULISAN ALGORITMA Dalam modul sebelumnya telah dijelaskan bahwa salah satu tahapan di dalam pemrograman ialah menyusun kerangka pemecahan dan metode

Lebih terperinci

UML USE CASE DIAGRAM

UML USE CASE DIAGRAM UML USE CASE DIAGRAM "Get your team up to speed on these requirements so that you can all start designing the system." Happy Monday READING DOCUMENT REQUIREMENT The requirements are still a little fuzzy,

Lebih terperinci

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2)

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2) BAB I PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2) Apakah Filsafat itu? Seorang yang berfilsafat digambarkan oleh Jujun S. Suriasumantri seperti orang yang berpijak di bumi sedang tengadah memandang bintang-bintang

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

LOGIKA INFORMATIKA PROPOSITION LOGIC. Materi-2. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta

LOGIKA INFORMATIKA PROPOSITION LOGIC. Materi-2. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta Materi-2 PROPOSITION LOGIC LOGIKA INFORMATIKA Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ringroad Utara Condong Catur Yogyakarta. Telp. 0274 884201 Fax 0274-884208 Website:

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ABSTRACT Menjelaskan Pengertian,

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI FILSAFAT PENGANTAR Kata-kata filsafat, filosofi, filosofis, filsuf, falsafi bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya,

Lebih terperinci

(UNQUALIFIED OPINION)

(UNQUALIFIED OPINION) LAPORAN AUDIT Persyaratan Penting 1. Memahami empat standar pelaporan 2. Memahami kata dan kalimat dalam laporan bentuk standar, serta kondisi yang harus dipenuhi untuk menerbitkan laporan bentuk standar.

Lebih terperinci

PENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN

PENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN PENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN Nikolaus Indra - 13508039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10, Bandung e-mail: if18039@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

NASKAH QURANIK SANA A bag.2

NASKAH QURANIK SANA A bag.2 NASKAH QURANIK SANA A bag.2 Kota Sana'a, ibukota Yaman Tumpukan naskah Qur'an. Di tahun 1972, saat perombakan mesjid besar di Sana'a, ibukota Yaman, para kuli menemukan kumpulan naskah dalam jumlah yang

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg ABSTRAK Skripsi dengan judul Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Materi Komposisi Fungsi di MA Al-Hikmah Langkapan

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

Refreshing Materi Kuliah Semester Pendek 2010/2011. Logika dan Algoritma. Heri Sismoro, M.Kom.

Refreshing Materi Kuliah Semester Pendek 2010/2011. Logika dan Algoritma. Heri Sismoro, M.Kom. Refreshing Materi Kuliah Semester Pendek 2010/2011 Logika dan Algoritma Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Materi 1. Logika Informatika Adalah logika dasar dalam pembuatan algoritma pada

Lebih terperinci

Materi-3 PROPOSITION LOGIC. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences

Materi-3 PROPOSITION LOGIC. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences Materi-3 PROPOSITION LOGIC Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences 1 Properties of Sentences Adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh kalimat logika Ada 3 sifat, yaitu: 1. Valid 2.

Lebih terperinci

Logical Thinking: Induc1ve versus Deduc1ve Reasoning By: Ania) Murni/Zainal A. Hasibuan

Logical Thinking: Induc1ve versus Deduc1ve Reasoning By: Ania) Murni/Zainal A. Hasibuan Logical Thinking: Induc1ve versus Deduc1ve Reasoning By: Ania) Murni/Zainal A. Hasibuan Ania1(zhasibua)@cs.ui.ac.id Faculty of Computer Science University of Indonesia 2008 Mo1va1on How can you draw conclusion?

Lebih terperinci

Logika Informatika. Bambang Pujiarto

Logika Informatika. Bambang Pujiarto Logika Informatika Bambang Pujiarto LOGIKA mempelajari atau berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran argument yang valid studi tentang kriteria-kriteria untuk mengevaluasi argumenargumen dengan

Lebih terperinci

AYER DAN KRITIK LOGICAL-POSITIVISM: STUDI METAFISIKA KETUHANAN

AYER DAN KRITIK LOGICAL-POSITIVISM: STUDI METAFISIKA KETUHANAN AYER DAN KRITIK LOGICAL-POSITIVISM: STUDI METAFISIKA KETUHANAN Husna Amin Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia Email: amin_husna@yahoo.com.com Diterima tgl, 12-03-2015,

Lebih terperinci

BAB 2 JOHN LANGSHAW AUSTIN DALAM SEBUAH BIDIKAN

BAB 2 JOHN LANGSHAW AUSTIN DALAM SEBUAH BIDIKAN 11 BAB 2 JOHN LANGSHAW AUSTIN DALAM SEBUAH BIDIKAN 2.1. Membidik Awal Kehidupan J.L. Austin Tepat pada 26 Maret 1911, di daerah Lancaster, pasangan Geoffrey Langshaw Austin (1884 1971) dan Mary Bowes-Wilson

Lebih terperinci

STMIK Banjarbaru LOGIKA PROPOSISIONAL. 9/24/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto

STMIK Banjarbaru LOGIKA PROPOSISIONAL. 9/24/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto 1 LOGIKA PROPOSISIONAL PENDAHULUAN STMIK Banjarbaru 2 Logika adalah pernyataan-pernyataan, yang berarti suatu kalimat yang memiliki arti tertentu dan memiliki nilai benar atau salah. Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 2

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 2 PERANGKAT PEMBELAJARAN PEMETAAN SK, KD DAN ASPEK PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : XII / 2 Nama Guru :... NIP/NIK :...

Lebih terperinci

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA PENGETAHUAN DIMULAI

Lebih terperinci

Berpikir Komputasi. Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom. 3 Logika Proposisional (I)

Berpikir Komputasi. Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom. 3 Logika Proposisional (I) Berpikir Komputasi Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom 3 Logika Proposisional (I) Capaian Sub Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami logika proposisional sebagai dasar penerapan algoritma. Outline

Lebih terperinci

Manusia dan Cinta Kasih

Manusia dan Cinta Kasih Manusia dan Cinta Kasih Hakikat Cinta Kasih Cinta dalam Berbagai Dimensi Kasih Sayang Kemesraan Pemujaan Hal-hal yang Ada di dalam Pemujaan Cara Pemujaan Tergantung pada agama, kepercayaan, kondisi dan

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

In the beginning God created the heavens and the earth. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. - Genesis 1:1.

In the beginning God created the heavens and the earth. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. - Genesis 1:1. In the beginning God created the heavens and the earth. - Genesis 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. - Kejadian 1:1 For God so loved the world that he gave his only Son, that whoever believes

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SISTEM GENTZEN DENGAN SISTEM LEMMON PADA PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN

PERBANDINGAN SISTEM GENTZEN DENGAN SISTEM LEMMON PADA PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBANDINGAN SISTEM GENTZEN DENGAN SISTEM LEMMON PADA PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN THE COMPARISON OF GENTZEN SYSTEMS AND LEMMON SYSTEM ON ARGUMENT VALIDITY EVIDENCE Djoni

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1)

Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Konsep, Teknik, dan Aplikasi)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru PAI terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XII di SMAN 1 Campurdarat Tulungagung ini ditulis oleh Abdul Rohman

Lebih terperinci

kusnawi.s.kom, M.Eng version

kusnawi.s.kom, M.Eng version Propositional Logic 3 kusnawi.s.kom, M.Eng version 1.1.0.2009 Properties of Sentences Adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh kalimat logika. Ada 3 sifat logika yaitu : - Valid(Tautologi) - Kontradiksi -

Lebih terperinci

Jika aku pernah melakukan itu, saya pikir saya akan mendapat serangan jantung! Tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan apa yang saya inginkan,

Jika aku pernah melakukan itu, saya pikir saya akan mendapat serangan jantung! Tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan apa yang saya inginkan, Heart Attack Putting my defenses up, Cause I don't wanna fall in love. Never put my love out on the line, Never said yes to the right guy, Never had trouble getting what I want, But when it comes to you

Lebih terperinci

PROPOSITION LOGIC LOGIKA INFORMATIKA. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta

PROPOSITION LOGIC LOGIKA INFORMATIKA. Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences. Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta 1 PROPOSITION LOGIC Properties of Sentences Inference Methods Quantifier Sentences LOGIKA INFORMATIKA Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM Yogyakarta 2 Properties of Sentences Adalah sifat-sifat yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS Diskripsi Mata Kuliah Diskripsi Mata Kuliah Daftar Materi Kuliah Mata kuliah memuat tentang Ilmu dan Pengetahuan; Metode Ilmiah; ontologi, epistimologi, aksiologi Filsafat & sains (ilmu); Rasionalisme,

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Ilmu Politik

Ruang Lingkup Ilmu Politik Ruang Lingkup Ilmu Politik Perkembangan Ilmu Politik Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmuilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus dan ruang lingkup yang

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

DISKURSUS, Volume 15, Nomor 1, April 2016:

DISKURSUS, Volume 15, Nomor 1, April 2016: DISKURSUS, Volume 15, Nomor 1, April 2016: 91-102 91 Paul Livingston and Andrew Cutrofello The Problems of Contemporary Philosophy: A Critical Guide for the Unaffiliated Cambridge (UK) and Malden (USA:

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kata kerja bantu modal atau modal memiliki fungsi sebagai pengungkap sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana pembicara menyatakan sikapnya

Lebih terperinci