TIM PPG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LABUHANBATU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM PPG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LABUHANBATU"

Transkripsi

1 LAPORAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU (PPG) DI KABUPATEN LABUHANBATU Disusun oleh TIM PPG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LABUHANBATU 2014 Page 1 of 40

2 KATA PENGANTAR Isu tentang ketidakseimbangan ketersediaan guru di sekolah, baik sebagai guru kelas, maupun guru mata pelajaran terus berlarut, tanpa ada pemecahan yang konkrit mulai pada jenjang satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, hingga nasional. Kelebihan dan ketidakmerataan guru sudah menjadi isu nasional, dan upaya mengatasinya sudah dikeluarkan melalui Peraturan Bersama 5 Menteri pada tahun Pemkab Kabupaten Labuhanbatu bekerjasama dengan USAID-Prioritas merespon positip dengan melakukan berbagai kegiatan pemetaan data menuju penataan dan pemerataan guru. Penerbitan laporan ini sebagai upaya serius Pemda dalam hal ini Dinas Pendidikan melakukan penataan guru dengan benar, sekaligus menjadi dasar pengambilan keputusan penataan guru berdasar data-data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam Program Penataan dan Pemerataan Guru Kabupaten Labuhanbatu. Akhirnya kami berharap, semoga dokumen ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi kita semua.. Menindaklanjuti Terbitnya Peraturan Bersama 5 Menteri tentang Penataan Dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Kabupaten Labuhanbatu bersama sama dengan USAID PRIORITAS melakukan análisis data dan kebijakan berkaitan dengan Penataan dan Pemerataan Guru (PNS) dengan harapan dapat mengatasi ketidakseimbangan ketersediaan guru di sekolah sehingga visi dan misi Kabupaten Labuhanbatu untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu yang cerdas dan terampil dapat segera tercapai. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam Program Penataan dan Pemerataan Guru Kabupaten Labuhanbatu. Akhirnya kami berharap, semoga dokumen ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi kita semua. Labuhanbatu, Februari 2014 Page 2 of 40

3 DAFTAR ISI Hlm. Daftar Isi ii Daftar Lampiran iii BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 3. Hasil Yang Diharapkan 4. Metode Pemecahan Masalah BAB II BAB III BAB IV HASIL PEMETAAN DISTRIBUSI GURU 1. Ketersediaan dan Kelengkapan Data 2. Analisis Pemetaan Guru: a. Kecukupan guru kelas dan guru mapel di SD Negeri b. Distribusi guru PNS di SD Negeri c. Kecukupan guru mapel di SMP Negeri d. Mismatch (guru mengajar tidak sesuai bidangnya) di SMP Negeri e. Distribusi sekolah menurut kualifikasi guru f. Distribusi guru menurut jumlah jam mengajar g. Distribusi sekolah kecil h. Distribusi sekolah dengan kelas terlalu besar i. Proyeksi ketersediaan guru setelah pensiun 3. Isu Strategis Dalam Distribusi Guru ALTERNATIF KEBIJAKAN REKOMENDASI KEBIJAKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN Page 3 of 40

4 DAFTAR LAMPIRAN No Jenis Lampiran Hlm 1 Daftar sekolah SD Negeri yang hanya memiliki guru maksimal 6 orang 2 Daftar sekolah SD dan SMP Negeri dengan jumlah guru PNS maksimal 4 orang 3 Daftar sekolah SD yang memiliki guru S-1 dibawah 2 orang 4 Daftar sekolah SMP Negeri yang kekurangan guru PNS beserta mapelnya 5 Daftar nama kepala sekolah yang belum memenuhi kualifikasi S-1 sesuai SPM 6 Daftar nama guru mapel utama SMP Negeri yang belum memenuhi kualifikasi S-1 7 Daftar sekolah yang tidak memenuhi SPM karena jumlah guru berkualifikasi S-1 kurang dari 70% 8 Daftar sekolah kecil dengan siswa dibawah 90 orang (tidak sampai ½ SPM) 9 Daftar SD dan SMP Negeri dengan rasio siswa rombel diatas 40 siswa 10 Daftar SD Negeri yang tidak memenuhi SPM karena rasio siswa rombel diatas 32 siswa 11 Daftar SMP Negeri yang tidak memenuhi SPM karena rasio rombel diatas 36 siswa Page 4 of 40

5 BAB 1 PENDAHULUAN Abstrak Jumlah guru di Kabupaten Labuhanbatu masih kurang tapi juga berlebih. Kurang bila menghitung hanya guru PNS, sementara berlebih bila menghitung keseluruhan guru, termasuk guru non PNS. Kebutuhan guru SD Negeri sebanyak orang dan baru dipenuhi oleh guru kelas PNS sebanyak sehingga masih kekurangan 491 orang. Namun kekurangan itu saat ini telah diisi guru kelas non PNS hingga kelebihan 352 orang. Sementara untuk SMP Negeri, kebutuhan guru sudah cukup dipenuhi oleh guru PNS dan ketika dihitung guru non PNS menjadi berlebih 287 orang. Namun demikian persoalan utama justru karena ketidakseimbangan distribusi, hasil pemetaan menunjukkan masih ada 14 sekolah yang hanya memiliki tidak lebih 1 guru PNS dan 69 sekolah hanya memiliki guru PNS maksimal 4 orang. Selain itu ketidakseimbangan distribusi mengakibatkan masih ada sekolah yang tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang seharusnya telah tuntas pada tahun Diantaranya masih ada 30 sekolah SD Negeri yang memiliki guru S-1 kurang dari 2 orang dan 20 Kepala SD Negeri belum memenuhi kualifikasi S-1. Rekomendasi kebijakan yang diusulkan dan disetujui adalah (a) rekutmen dan mutasi guru PNS, dan (b) penempatan guru PNS K1 dan K2 di sekolah yang kekurangan, (c) mobile teacher, (d) peningkatan kualifikasi guru ke jenjang S1, (e) seleksi ulang guru honor dan (f) pemberian tambahan penghasilan guru terpencil. A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 14 ayat (1) huruf f menetapkan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan satu dari enam belas urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota, pada Lampiran A ditegaskan bahwa kewenangan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di bidang Kebijakan dan Standar, Pembiayaan, Kurikulum, Sarana dan Prasarana, Guru, dan Pengendalian Penilaian Hasil Belajar, Evaluasi, Akreditasi, dan Penjaminan Mutu. Page 5 of 40

6 Dalam pelaksanaan otonomi daerah di bidang pendidikan, guru sebagai pendidik profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Dalam perkembangannya, fungsi, peran, dan kedudukan guru terkendala oleh berbagai hal, antara lain distribusi guru yang tidak merata, pengangkatan/penempatan yang bercorak primordial, mobilitas guru yang sangat terbatas di lingkup daerah tertentu, peningkatan profesional guru terhambat serta terpengaruh suhu politik daerah. Kondisi guru yang demikian dapat menimbulkan persoalan yang menghambat peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Dalam rangka mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional diperlukan guru yang lebih profesional, independen, nondiskriminatif, dan berwawasan kebangsaan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Disisi lain, pemerintah juga telah mengupayakan berbagai cara dalam peningkatan kualitas guru, antara lain melalui pelatihan, seminar, dan lokakarya bahkan melalui peningkatan jenjang pendidikan formal yang diperlukan sebagai persyaratan minimal kualifikasi dengan cara pemberian beasiswa untuk mengikuti pendidikan yang lehih tinggi. Namun begitu, masih juga terdapat guru yang berbuat kesalahan yang tidak patut diteladani, sehingga upaya peningkatan kualitas guru perlu terus dibenahi dan ditingkatkan secara maksimal dan berkesinambungan. Sampai tahun 2013 rasio guru:siswa secara nasional mencapai 1:16. Ini berarti secara nasional guru sudah berlebih, akan tetapi dilihat distribusinya ternyata masih belum merata. Penataan guru sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2007, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan dimana diatur pembagian wewenang untuk perpindahan guru antar sekolah dan antar daerah. Saat itu sudah disadari bahwa secara akumulatif guru telah berlebih dan perlu dilakukan penataan. Bahkan Kemendikbud mensinyalir bila dilakukan penataan akan menghemat anggaran Negara hingga 80 triliun. Tahun 2010 telah dikeluarkan Permendiknas Nomor 20 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria bidang pendidikan yang salah satunya mengatur tentang pendistribusian guru. Namun karena tidak disertai sangsi maka semua peraturan Page 6 of 40

7 tersebut menjadi mandul dan akhirnya tidak diimplementasikan oleh daerah. Berbeda ketika keluar peraturan bersama 5 menteri tahun 2011, hampir semua menteri melengkapinya dengan sangsi bagi daerah yang belum melakukan penataan guru. MenPAN-RB lebih dahulu mengeluarkan sangsi penundaan formasi guru PNS bagi daerah yang sudah kelebihan guru dan ditunjukkan dengan alokasi belanja tidak langsung yang melebihi 50%. Tahun 2013 sudah ada ratusan kabupaten/kota yang ditunda penerimaan formasi CPNS dan hanya menyetujui di 226 kabupaten/kota saja. Sementara itu sangsi dari Menkeu adalah akan mengurangi alokasi dana perimbangan, Mendikbud akan mengurangi bantuan finansial pendidikan, Mendagri akan menjadikannya sebagai bagian dari penilaian kinerja Kepala Daerah. Sejak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditemukan berbagai permasalahan terkait dengan pengelolaan guru, antara lain mengenai penyiapan, pengangkatan, penempatan, penugasan, pemindahan, pembinaan dan pengembangan, pemberhentian, pemberian penghargaan dan pelindungan. Padahal sudah ada acuan dasar pelaksanaan penataan dan pemerataan guru, yaitu: (a) PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pusat dan Daerah; (b) Permendiknas No 20 Tahun 2010 tentang SNPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) di Bidang Pendidikan; (c) Peraturan bersama 5 Menteri Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru; dan (d) Permendikbud No 62 tahun 2013 tentang Sertfikasi Guru Dalam Jabatan Dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan indek pembangunan pendidikan serta penataan dan pemerataan guru PNS di Kabupaten Labuhanbatu dengan menganalisis kebutuhan dan kekurangan guru PNS pada setiap jenjang pendidikan dasar, yaitu meliputi 270 SD dan 53 SMP (Negeri dan Swasta). Untuk dapat memberikan jaminan pada guru PNS supaya dapat memenuhi beban kerja 24 jam pelajaran per minggu, diperlukan penataan dan pemerataan guru PNS antar jenjang dan jenis pendidikan serta mengoptimalisasi tugas guru. Page 7 of 40

8 B. Tujuan Tujuan dilakukannya penataan dan pemerataan guru di Kabupaten Labuhanbatu adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui: 1. Pemenuhan kekurangan guru kelas dan guru mata pelajaran 2. Pemenuhan jam mengajar guru yang telah disertifikasi sesuai standar 3. Pemerataan guru yang memenuhi kualifikasi dan telah disertifikasi sesuai kriteria dalam SPM dan SNP 4. Peningkatan kinerja sekolah kecil dan sekolah berkinerja rendah 5. Peningkatan efisiensi anggaran pendidikan C. Hasil yang diharapkan Dengan dilaksanakannya penataan dan pemerataan guru diharapkan: 1.Tidak ada sekolah yang mengalami kekurangan guru 2.Jumlah guru yang tidak memenuhi jam mengajar semakin kecil 3.Peningkatan kinerja sekolah kecil dan sekolah berkinerja rendah 4.Penambahan alokasi program peningkatan mutu dari efisiensi anggaran D. Metode Pemecahan Masalah Metode workshop dan pendampingan digunakan dalam menyusun pemetaan ini. Workshop dilaksanakan secara serempak dalam waktu yang terbatas untuk memulai satu tahapan. Biasanya setiap tahapan tidak dapat selesai hanya dengan mengejar output sehingga harus dilanjutkan dengan pendampingan. (a) Workshop Sosialisasi Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi terhadap agenda penataan dan pemerataan guru diantara pemangku kepentingan pendidikan di Kabupaten Labuhanbatu. Lebih jauh yang ingin dicapai adalah terbangun komitmen bersama Page 8 of 40

9 antara USAID PRIORITAS dengan Kabupaten/Kota mitra dalam penataan dan pemerataan guru, serta meningkatan kesadaran akan pentingnya data sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan. Workshop dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2013 di Gedung PKK Kabupaten Labuhanbatu yang dihadiri Bapak Bupati, Kepala Dinas Pendidikan dan jajarannya serta stakeholder pendidikan diantaranya dari Bappeda, BKD, Kemenag dan Dewan Pendidikan. Forum ini juga menyepakati siapa saja yang masuk dalam Tim PPG (baik tim tehnis maupun tim kebijakan) dan memberi tugas untuk segera bekerja. Dalam pendampingan tim tehnis kemudian melakukan pengunduhan database sekolah SD dan SMP melalui Dapodik, walaupun akhirnya hanya berhasil 87% dengan meninggalkan sebagian sekolah swasta dalam analisis. (b) Workshop Analisis Data Workshop ini bertujuan untuk mengenalkan software untuk agregasi data, mengenalkan berbagai analisis dan mulai menyusun isu strategis. Dilakukan di Brastagi September dengan difasilitasi para Service Provider dari Unimed, IAIN dan LPMP. (c) Workshop Analisis Kebijakan Workshop ini berlangsung di Sabang Oktober 2013, bertujuan untuk menyepakati isu strategis dalam penataan guru dan mulai menyusun kebijakan yang terkait. Hasilnya Page 9 of 40

10 digodok kembali dalam pendampingan hingga final. (d)konsultasi Publik Hasil-hasil yang sudah dirumuskan dalam workshop sebelumnya berupa isu strategis dan alternatif kebijakan disampaikan oleh Tim kepada Kadis Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu 6 Februari Pada saat itu Kadis Pendidikan menegaskan untuk segera mengimplementasikan penataan guru sesuai rekomendasi Tim. (e) Penyebarluasan informasi melalui media Untuk menyebarluaskan hasil kerjanya, Tim juga melakukan sosialisasi kepada media local agar ada keterlibatan publik dalam kebijakan ini. Page 10 of 40

11 BAB 2 HASIL PEMETAAN DISTRIBUSI GURU A. Ketersediaan dan Kelengkapan Data A.1. Kondisi data yang ada di kabupaten Sumber data yang digunakan sebagai bahan analisis pada pemetaan distribusi guru adalah Data Pokok Pendidik (DAPODIK). Data yang digunakan adalah data Dapodik tahun 2012 pada jenjang SD dan SMP yang telah diunduh baik negeri maupun swasta. Dengan bantuan SIMPK (Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Kabupaten/Kota), software yang dikembangkan USAID PRIORITAS, maka diproses data unduhan tersebut menjadi database yang berbasis sekolah, mapel dan individu guru. Data inilah yang digunakan sebagai bahan untuk analisis. Grafik 1: Alur sistem pendataan yang digunakan untuk analisisppg Jumlah data sekolah SD Negeri yang berhasil di unduh di Kabupaten Labuhan mencapai 99.5% dan SD swasta sebanyak 84%. Data SMP Negeri yang diunduh mencapai 100% dan SMP Swasta 80%. Oleh karena fokus konsentrasi pada analisis ini adalah sekolah negeri maka jumlah data sudah layak untuk digunakan. Sebagai bahan referensi pembanding tingkat keakuratan jumlah data sekolah dan guru digunakan hasil pendataan PADAMU NEGERI per bulan November PADAMU Page 11 of 40

12 NEGERI merupakan aplikasi yang digunakan oleh dinas dalam melakukan sensus PTK yang aktif mengajar persekolah. Jumlah data sekolah yang diimport berdasarkan data DAPODIK dengan menggunakan aplikasi SIMPK untuk SD mencapai 97% dan SMP mencapai 94% dari total sekolah negeri dan swasta. Tabel-1: Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Labuhanbatu NO JENIS SEKOLAH JUMLAH SEHARUSNYA PERSENTASE SEKOLAH (DATA DAPODIK) (DATA PADAMU) 1 SD NEGERI % 2 SD SWASTA % TOTAL % 3 SMP NEGERI % 4 SMP SWASTA % TOTAL % Tabel-2: Jumlah Guru Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Labuhanbatu NO JENIS SEKOLAH JUMLAH SEHARUSNYA PERSENTASE GURU (DATA DAPODIK) (DATA PADAMU) 1 SD NEGERI % 2 SD SWASTA % TOTAL % 3 SMP NEGERI % 4 SMP SWASTA TOTAL % A.2. Kelengkapan Data berbasis Dapodik Jumlah guru PNS dan Non PNS di Sekolah Negeri per Kecamatan hasil import SIMPK adalah sebagai berikut: Page 12 of 40

13 Jumlah Guru SD PNS dan Non PNS di Sekolah Negeri Per Kecamatan Jumlah Sekolah Negeri Jenjang SD Per Kecamatan Jumlah Guru SMP PNS dan Non PNS di Sekolah Negeri Jumlah Sekolah Negeri Jenjang SMP Per Kecamatan Page 13 of 40

14 B. ANALISIS PEMETAAN GURU B.1. Distribusi Guru Jenjang SD B.1.1.Gambaran distribusi (kekurangan kelebihan) guru kelas menurut sekolah dan kecamatan Tabel 3: Rasio siswa terhadap Guru per Kecamatan No Rasio Siswa Per Guru Rasio Siswa Per Guru Kelas Kecamatan 1 Bilah Barat Bilah Hilir Bilah Hulu Panai Hilir Panai Hulu Panai Tengah Pangkatan Rantau Selatan Rantau Utara Grand Total Jika dilihat dari rasio siswa dan guru pada sekolah negeri di Kabupaten Labuhanbatu terlihat bahwa sebenarnya jumlah guru sudah mencukupi. Standar Pelayanan Minimal (SPM) mensyaratkan 32 siswa per-guru kelas, atau Standar Nasional mensyaratkan 28 siswa per-guru. Dengan rata-rata rasio seperti ini hampir di semua kecamatan memiliki nilai rata-rata rasio dibawah SPM bahkan dibawah SNP. Daerah yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Panai hilir dengan rasio masih dibawah SPM. Mengacu kepada rasio 1:32 (1 guru per 32 siswa), kecenderungan adalah di beberapa kecamatan terdapat jumlah sekolah dengan murid yang sedikit atau juga kecenderungan di beberapa sekolah terdapat jumlah guru yang banyak. Page 14 of 40

15 Grafik-2 : Rasio siswa per guru Bila melihat grafik rasio siswa terhadap guru diatas dari 237 sekolah negeri terdapat 108 sekolah (46%) yang memiliki rasio ½ SPM (8-32) siswa per guru, 15 sekolah (6%) memiliki rasio ¼ SPM dan hanya 5 sekolah negeri (2%) yang memiliki rasio diatas SPM. Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal dinyatakan bahwa minimal tersedia 6 orang guru pada 1 satuan pendidikan dan minimal 4 orang pada daerah terpencil. Mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa selain guru kelas satuan pendidikan harus memiliki guru mapel (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dan Pendidikan Agama). Dengan acuan seperti ini jumlah 6 orang pada satuan pendidikan masih kurang. Tabel 4: Distribusi sekolah menurut kecukupan guru sesuai SPM Kelompok Jumlah Guru Jumlah Persen [1] < 3 Guru 3 1% [2] 4 Guru (SPM Terpencil) 2 1% [3] 5 Guru 5 2% [4] 6 Guru (SPM) 3 1% [5] >6 Guru % Grand Total % Page 15 of 40

16 Pada tabel 4 terlihat bahwa 13 sekolah (5%) yang memiliki jumlah guru kurang dari SPM. Bahkan masih dijumpai lagi sekolah dengan jumlah guru kurang dari 3 orang walaupun jumlahnya cuma 3 sekolah (hanya 1 % saja). Hal ini memberikan gambaran bahwa ada sekolah kurang diminati oleh guru. Mata Pelajaran Tabel 5: Kecukupan Guru SD per Mata Pelajaran. Jumlah Sekolah Jumlah Rombel Kebutuhan Guru Mapel Jumlah Guru Mapel Jumlah Guru Mapel PNS +/- guru mapel PNS Guru Kelas Pendidikan Agama Budha Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Katholik Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Grand Total Dapat kita lihat bahwa hampir disemua mata pelajaran pada jenjang SD terdapat kekurangan guru PNS. Dalam pelaksanaannya kekurangan guru ini ditutupi oleh guru honor dengan pembayaran menggunakan dana BOS. Sehingga di beberapa sekolah membutuhkan biaya yang besar untuk pembayaran honor guru. B.1.2. Guru Kelas PNS di Sekolah Dasar Negeri Jika dilihat distribusi guru kelas PNS di sekolah Negeri maka dijumpai ketidak merataan jumlah dimana ada kecamatan yang memiliki rombongan belajar besar dengan jumlah guru kelas yang sedikit. Page 16 of 40

17 Kecamatan Tabel 6: Sebaran Guru Kelas PNS Per Kecamatan Jumlah Guru PNS Jumlah Guru Kelas PNS Rombel Guru Kelas Jumlah Guru Kelas Non PNS +/- Guru Kelas +/- Guru Kelas PNS Bilah Barat Bilah Hilir Bilah Hulu Panai Hilir Panai Hulu Panai Tengah Pangkatan Rantau Selatan Rantau Utara Grand Total Seperti yang terlihat pada tabel, jika kita bandingkan antara kecamatan Bilah Hilir dengan kecamatan Bilah Barat dengan jumlah rombel yang hampir sama, dimana Bilah Hilir memiliki rombongan belajar 225 dengan jumlah guru kelas PNS hanya 122 orang, sehingga terdapat kekurangan 103 orang guru kelas PNS. Sementara kecamatan Bilah Barat terdapat kekurangan 45 orang guru dengan selisih rasio siswa per guru kelas tidak jauh berbeda. Hal ini memberi gambaran bahwa guru lebih menarik mengajar di kecamatan Bilah Barat. Jumlah total kekurangan guru kelas PNS yang mengajar pada Sekolah Dasar Negeri di seluruh kecamatan sebanyak 483 orang. Kekurangan guru ini dipenuhi oleh guru kelas honor (Non PNS) sebanyak 609 orang. Kondisi ini menjadikan kelebihan guru kelas Non PNS sebanyak 126 orang yang tersebar pada 8 kecamatan. Namun walaupun sudah dipenuhi oleh guru honor pada kecamatan Panai Hilir masih juga terjadi kekurangan guru kelas sebanyak 85 orang. B.1.3. Guru mapel PAI dan Penjaskes menurut sekolah dan kecamatan Kekurangan guru untuk jenjang sekolah dasar terjadi juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dilihat dari tabel Page 17 of 40

18 sebaran guru Pendidikan Agama Islam per Kecamatan terjadi total kekurangan 1 orang. Kekurangan yang tertinggi terdapat pada kecamatan Bilah Hilir dengan jumlah 10 orang, sementara kelebihan tertinggi terdapat di kecamatan Rantau Selatan dengan jumlah 18 orang. Tabel 7: Sebaran Guru PNS Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam perkecamatan Guru PNS Mapel Agama Islam Kebutuhan guru PNS Kecamatan Mapel Agama Islam Bilah Barat Bilah Hilir Bilah Hulu Panai Hilir Panai Hulu Panai Tengah Pangkatan Rantau Selatan Rantau Utara Grand Total /- Guru PNS Mapel Agama Islam Dengan sebaran seperti ini sebenarnya jumlah guru sudah mencukupi namun perlu dilakukan pemerataan terutama pada kecamatan yang saling berdekatan dengan domisili guru. Pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan terjadi kekurangan 90 orang (tabel 8). Page 18 of 40

19 Tabel 8: Sebaran Guru PNS Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Kecamatan Jumlah Guru PNS Mapel PENJAS Kebutuhan guru PNS Mapel PENJAS +/- Guru PNS Mapel PENJAS Bilah Barat Bilah Hilir Bilah Hulu Panai Hilir Panai Hulu Panai Tengah Pangkatan Rantau Selatan Rantau Utara Grand Total Kekurangan ini tersebar pada seluruh kecamatan dengan rata-rata kekurangan 240 jam per minggu atau setara dengan 10 orang per kecamatan. Grafik 2: Proyeksi ketersediaan guru kelas 5 sampai 10 tahun ke depan sebagai akibat pensiun pensiun aktif Saat ini Pensiun tahun ini Pensiun 5 th ke depan Pensiun 10 tahun ke depan Dilihat dari ketersediaan guru kelas PNS yang ada sekarang jika diasumsikan tidak ada penambahan rombel pada sekolah negeri maka dapat diproyeksikan kekurangan guru kelas PNS saat ini ditambah yang akan pensiun pada tahun ini Page 19 of 40

20 mencapai 500 orang atau 27% dari total kebutuhan guru kelas di sekolah negeri. Demikian juga halnya dengan kekurangan guru mapel Pendidikan Agama (Islam, Kristen, Katholik, Budha) dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan diproyeksikan kekurangan mencapai 135 orang, diagram berikut pensiun aktif 50 0 Saat ini Pensiun tahun ini Pensiun 5 th ke depan Pensiun 10 tahun ke depan B.1.4. Distribusi guru PNS di SD Negeri per Sekolah Sesuai dengan kebutuhannya maka sebenarnya jumlah 6 orang guru PNS di SD Negeri masih sangat minim. Ternyata masih ditemukan 84 sekolah dengan jumlah guru PNS tidak mencapai 6 orang, tabel berikut, bahkan 14 sekolah diantaranya hanya memiliki 2 orang guru PNS. Dapat dikatakan hanya kepala sekolah saja dengan status PNS. Tabel 9: Jumlah Guru PNS di Sekolah SD Negeri Jumlah Guru PNS Jumlah sekolah 1-2 orang guru orang guru orang guru 114 > 12 orang guru 38 Grand Total 236 Page 20 of 40

21 B.1.5. Pemetaan sekolah kecil Menurut data ada 32 sekolah SD Negeri (14%) yang masuk kategori sekolah kecil (atau siswa dibawah 90 orang, tidak sampai ½ SPM).Sekolah kecil ini biasanya kurang bermutu atau berkinerja rendah sehingga tidak diminati masyarakat. Bila tidak ditangani serius sekolah ini akan semakin rendah kinerjanya dan tidak bisa bersaing dengan sekolah sekitarnya. Untuk memperbaiki sekolah ini perlu perbaikan dalam pengelolaan dan mutu guru. 19% 27% 25% 10% 18, 8% 5% 14, 6% <= 60 siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa Sekolah kecil kurang efisien, karena seharusnya menurut SPM hanya ditangani oleh ½ jumlah guru normal, misalnya guru kelas cukup 3 orang untuk 6 rombel. Dari data yang ada bahkan ditemukan 6% (14 sekolah) dengan jumlah murid kurang dari 60 siswa. Untuk perbaikan pengelolaan sekolah kecil perlu berada dalam pengelolaan sekolah yang baik, bisa jadi diregruping dengan sekolah yang bagus di dekatnya bila memungkinkan. Page 21 of 40

22 B.2. DISTRIBUSI GURU JENJANG SMP B.2.1.Gambaran distribusi guru menurut Mapel, sekolah dan kecamatan Pada jenjang SMP kebutuhan guru mata pelajaran dihitung berdasarkan beban jam mengajar minimal 24 jam per minggu. Bila menghitung ketersediaan guru baik PNS maupun Non PNS di sekolah negeri maka ditemukan kelebihan guru mata pelajaran sebanyak 343 orang. Kelebihan tertinggi pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Bahasa Ingrris (kategori mata pelajaran utama SMP), tabel 10 berikut. Tabel 10: Kebutuhan guru Mapel di Sekolah Negeri Mata Pelajaran Jlh Kebutuhan Guru mapel SMP Jlh Guru Mapel +/- Guru Mapel Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keterampilan Matematika Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Katholik Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Seni Budaya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Grand Total Kekurangan guru mapel pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik sebesar 0.8 (tidak sampai 1 orang) dengan pengertian hanya kekurangan 19.2 jam pelajaran saja, hal ini bisa dipenuhi dengan melakukan penambahan jam mengajar pada guru bidang studi tersebut. Bila dilihat dari ketersediaan guru PNS saja maka sebenarnya jumlah guru mata pelajaran di sekolah negeri juga sudah mencukupi. Dari 13 mapel ditemukan 10 mata pelajaran kelebihan guru mapel PNS yang tersebar pada SMP Negeri di setiap kecamatan. Namun karena belum terdistribusi dengan baik maka terjadi Page 22 of 40

23 kekurangan guru mata pelajaran di beberapa sekolah, sehingga dengan kondisi ini masih juga dilakukan merekrut guru honor. Keberadaan guru honor menjadikan penambahan kelebihan guru mapel sebanyak 265 orang (77%) dari total kelebihan. Hal ini memberikan gambaran bahwa penambahan guru honor di sekolah negeri tidak efektif. Tabel 11: Kebutuhan guru Mapel PNS di Sekolah Negeri Jlh Kebutuhan Guru Jlh Guru Mapel +/- Guru Mapel Mata Pelajaran mapel SMP PNS PNS SMP Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keterampilan Matematika Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Katholik Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Seni Budaya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Grand Total Untuk guru PNS mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik, Pendidikan Agama Kristen dan TIK terlihat masih terjadi kekurangan, sehingga perekrutan guru honor untuk mata pelajaran ini memberikan dampak positif dalam hal pemenuhan kebutuhan guru. Jika ditinjau lebih dalam lagi, sebaran guru mata pelajaran di sekolah negeri per kecamatan masih dijumpai kekurangan dan kelebihan. Untuk skala wilayah kabupaten terlihat bahwa masih ada 3 kabupaten yang kekurangan guru mata pelajaran yaitu di kecamatan Bilah Hilir, Panai Hilir dan Panai Tengah. Khususnya Kacamatan Bilah Hilir membutuhkan guru mapel yang cukup tinggi dibanding dengan kecamatan lainnya. Mengacu kepada letak geografis kemungkinan untuk dilakukan adalah pemerataan terhadap kecamatan yang saling berdekatan (Bilah Barat dan Bilah Hulu) yang secara agregat terlihat kelebihan guru mapel (PNS). Page 23 of 40

24 Tabel 12: Sebaran guru Mapel PNS per Kecamatan Jlh Kebutuhan Guru Jlh Guru Mapel +/- Guru Mapel Kecamatan mapel SMP PNS PNS SMP Bilah Barat Bilah Hilir Bilah Hulu Panai Hilir Panai Hulu Panai Tengah Pangkatan Rantau Selatan Rantau Utara Grand Total Secara rinci, sebaran kelebihan guru memiliki varian yang berbeda, dimana di beberapa kecamatan walaupun secara agregat terlihat kekurangan guru mapel, namun untuk beberapa bidang studi terjadi kelebihan. Seperti kecamatan Bilah Hilir secara agregat kekurangan guru mapel PNS 18 orang, ditemukan juga ada kelebihan guru pada 8 mata pelajaran di 8 sekolah dengan masing-masing kelebihan 12 jam. Tabel 13: Jumlah sekolah yang kelebihan & kekurangan guru mapel di Kecamatan Bilah Hilir. Grand Total Kurang > 0.5 org Kurang sd 0.5 org Lebih s.d 0.5 org Lebih >0.5-1 org Lebih >1 org Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keterampilan Matematika Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Seni Budaya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Grand Total Jika kita lihat sebaran guru mapel PNS pada kecamatan yang saling berdekatan (radius sekolah yang tidak jauh) dengan sekolah di Kecamatan Bilah Barat maka ditemukan juga ada kekurangan guru pada 10 mata pelajaran di 13 sekolah dengan masing-masing kekurangan 12 jam. Page 24 of 40

25 Tabel 14: Jumlah sekolah yang kelebihan & kekurangan guru mapel di Kecamatan Bilah Barat. Kurang > 0.5 org Kurang sd 0.5 org Lebih s.d 0.5 org Lebih >0.5-1 org Lebih >1 org Grand Total Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Keterampilan Matematika Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Seni Budaya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Grand Total Dengan demikian sekolah yang kekurangan 12 jam mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kecamatan Bilah Hilir dapat dibantu oleh guru dari Kecamatan Bilah Utara. Alternatif yang dilakukan adalah melakukan mutasi guru dengan radius kecamatan terdekat. Jika dilihat per mata pelajaran, hampir diseluruh mata pelajaran terjadi kekurangan dan kelebihan guru. Kondisi ini menunjukkan bahwa pentingnya dilakukan penataan dan pemerataan guru. Kekurangan guru mapel pada sekolah dapat mengakibatkan proses belajar-mengajar terganggu dan akan memperburuk mutu siswa. Grafik 4: Jumlah Sekolah Kelebihan dan Kekurangan Guru Mapel (TIK) Seni Budaya (PKn) Penjaskes Matematika (IPS) (IPA) Bahasa Inggris Bahasa Indonesia % 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Kurang Cukup Lebih Page 25 of 40

26 Dalam pemerataan jumlah guru mata pelajaran langkah awal untuk memenuhi kekurangan dapat dilakukan dengan mencari sekolah kelebihan guru terdekat (dalam 1 kecamatan). Seperti yang terlihat pada grafik diatas bahwa terdapat kekurangan guru PNS mapel matematika pada 10 sekolah SMP Negeri. Tabel 15: Jumlah sekolah kekurangan guru mapel Matematika. Kecamatan Nama Sekolah Rombel Standar JPM Kebutuhan Jml Guru Mapel +/- Guru Mapel PNS SMP Bilah Barat SMP N 2 BILAH BARAT (0.50) Bilah Hilir SMP TERBUKA 1 BILAH HILIR (1.00) SMP NEGERI 2 BILAH HILIR (0.33) SMP Negeri 4 Satu Atap Bilah Hilir (0.17) SMP N 3 BILAH HILIR (0.58) Panai Hilir SMP NEGERI 3 SATU ATAP SEI TAWAR (0.17) SMP NEGERI 1 PANAI HILIR (1.00) SMP NEGERI 2 SATU ATAP PANAI HILIR (0.50) Panai Hulu SMP NEGERI 3 PANAI HULU (0.33) Panai Tengah SMP NEGERI 3 SATU ATAP PANAI TENGAH (0.50) Grand Total (5.08) Dengan melihat tabel kekurangan guru mapel matematika berikut terlihat bahwa kekurangan yang terjadi pada 10 sekolah adalah sejumlah 5.08 orang atau setara dengan 120 jam pengajaran, dimulai dari kekurangan terkecil adalah 0.33 orang (8 jam) dan kekurangan terbesar adalah 1 orang (24 jam). Page 26 of 40

27 Tabel 16: Jumlah sekolah kelebihan dan kekurangan guru mapel Matematika per kecamatan. Kecamatan Nama Sekolah Rombel Standar JPM Kebutuhan Jml Guru Mapel +/- Guru Mapel PNS SMP Bilah Barat SMP N 2 BILAH BARAT (0.50) SMP N 1 BILAH BARAT SMP N 3 SATU ATAP BILAH BARAT Bilah Hilir SMP N 1 BILAH HILIR SMP TERBUKA 1 BILAH HILIR (1.00) SMP NEGERI 2 BILAH HILIR (0.33) SMP Negeri 4 Satu Atap Bilah Hilir (0.17) SMP N 3 BILAH HILIR (0.58) Bilah Hulu SMP TERBUKA BILAH HULU SMP NEGERI 3 BILAH HULU SMP N 1 BILAH HULU SMP N 2 BILAH HULU Panai Hilir SMP NEGERI 3 SATU ATAP SEI TAWAR (0.17) SMP NEGERI 1 PANAI HILIR (1.00) SMP NEGERI 2 SATU ATAP PANAI HILIR (0.50) Panai Hulu SMP NEGERI 3 PANAI HULU (0.33) SMP N 2 PANAI HULU SMP N 1 PANAI HULU Panai Tengah SMP NEGERI 3 SATU ATAP PANAI TENGAH (0.50) SMP NEGERI 2 PANAI TENGAH SMP N 1 PANAI TENGAH Pangkatan SMP NEGERI 2 SATU ATAP PANGKATAN SMP N 1 PANGKATAN Rantau Selatan SMP N 2 RANTAU SELATAN SMP N 1 RANTAU SELATAN Rantau Utara SMP NEGERI 2 RANTAU UTARA SMP NEGERI 1 RANTAU UTARA SMP NEGERI 3 RANTAU UTARA Grand Total Jika memperhatikan bahwa kekurangan dan kelebihan guru mapel terjadi pada seluruh kecamatan. Dengan demikian sekolah yang kelebihan guru mapel dapat membantu sekolah yang kekurangan guru mapel dalam satu kecamatan atau mobile teacher dengan memberi jam mengajar guru di sekolah yang kurang jika kebutuhan jamnya hanya sedikit. Keputusan untuk melakukan mutasi guru menjadi momok yang besar bagi pemangku kebijakan, dimana dalam pelaksanaannya sering menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Untuk itu keputusan dalam melakukan mutasi harus mengacu pada peraturan dan persyaratan yang berlaku. Menurut SKB 5 Menteri kriteria yang digunakan untuk memilih siapa yang akan dipindah diantaranya mereka yang sudah disertifikasi, belum penuh jam mengajarnya dan memiliki masa kerja yang lebih sedikit (didekati dengan usia yang lebih muda). Page 27 of 40

28 B.2.2. Distribusi Sekolah Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Guru SD dan SMP Negeri Sesuai dengan data yang ada, 49% (1396 orang) guru SD Negeri dan 11% (74 orang) guru SMP Negeri yang belum memenuhi kualifikasi S-1 seperti yang dituntut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sebanyak 12% Kepala Sekolah SD Negeri (20 orang) belum Sarjana, sementara pada SMP Negeri seluruh kepala sekolah telah sarjana. S1 keatas D2 - D3 3,000 < D2 2,500 2,000 1, , SD 909 SMP Sesuai SPM, setiap sekolah SD minimal memiliki 2 orang guru yang telah memenuhi kualifikasi dan telah disertifikasi sebagai guru professional. Ternyata masih ada 30 sekolah SD yang masih memiliki guru S-1 kurang dari 2 orang, dan 17 sekolah diantaranya adalah SD Negeri (daftar terlampir) sementara ada 15 SD Negeri yang memiliki guru S-1 melebihi 12 orang. Dari sisi pemerataan maka struktur yang tidak imbang perlu diperbaiki. Page 28 of 40

29 Grafik 6: Distribusi sekolah menurut jumlah guru S-1 sesuai SPM > 6 orang; % 2-6 orang; % < 2 orang; 17 7% Grafik 7: Jumlah guru pada 5 mapel utama belum S-1 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 49 5 Matematika 85 5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 80 3 Bahasa Inggris 70 8 Bahasa Indonesia Jml Guru Mapel S1 Jml Guru Mapel Belum S1 Pada jenjang SMP, menurut SPM untuk mata pelajaran utama (PPKn, IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris) harus diampu oleh guru yang telah memenuhi kualifikasi pendidikan S-1 dan telah disertifikasi. Menurut data masih ada 27 orang guru yang mengampu mapel ini belum memenuhi kualifikasi S-1 (daftar terlampir). Menurut SPM setiap SMP harus memiliki guru yang berkualifikasi S-1 minimal 70%. Data menunjukkan bahwa masih ada 2 SMP Negeri yang belum memenuhi. Page 29 of 40

30 B Proyeksi ketersediaan guru 5 sampai 10 tahun ke depan sebagai akibat pensiun pada SMP Negeri Analisis guru yang akan pensiun diperlukan untuk menyusun skenario memenuhi kecukupan guru sekaligus mengatasi kelebihannya. Pensiun menjadi salah satu cara yang paling manusiawi dan tidak beresiko. Berdasarkan analisis data, jika hanya menghitung guru PNS di SMP Negeri (guru mata pelajaran) maka ada 79 guru SMP Negeri yang akan pensiun dalam 5 tahun ke depan. Dengan posisi sekarang dimana guru di SMP Negeri kelebihan sebanyak 79 orang, maka selayaknya dapat diselesaikan dalam waktu tersebut. Namun bila hal ini tidak dipersiapkan dengan skenario yang baik bisa jadi tidak ada solusi yang signifikan. Dengan asumsi tidak ada penambahan rombel maka selayaknya tidak diperlukan untuk merekrut guru honor di sekolah negeri Jumlah guru & yang akan pensiun Saat ini Setahun ke depan 5 tahun ke depan 10 tahun ke depan Proyeksi ketersediaan jumlah guru mapel PNS pada 5 tahun kedepan sebagai akibat dari pensiun sejumlah 370 orang, jika asumsi tidak ada penambahan rombel maka hanya kelebihan 3 orang. Namun guru mapel IPS, Pendidikan Agama, Seni Budaya dan TIK sudah membutuhkan perhatian dalam pemenuhan jumlah guru. Page 30 of 40

31 Tabel 17: Proyeksi ketersediaan Guru Mapel PNS di SMP Negeri 5 tahun kedepan Mata Pelajaran Kebutuhan Guru mapel SMP Jumlah Guru Mapel PNS sekarang jlh guru Mapel PNS 5 tahun kedepan Proyeksi +/- 5 tahun kedepan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris IPA IPS (10) Keterampilan Matematika Pendidikan Agama Islam (1) Pendidikan Agama Katholik 2-0 (2) Pendidikan Agama Kristen (11) Penjaskes (3) PPKN Seni Budaya (7) TIK (18) Grand Total B.2.4. Distribusi guru PNS menurut jam mengajar di SD dan SMP Negeri Menurut SNP setiap guru wajib memenuhi jam mengajar sebanyak 24 jam dalam 1 minggu. Guru yang tidak memenuhi jam mengajar tersebut bila sudah lulus sertifikasi tidak akan menerima tunjangan profesi setiap bulannya. Mengacu kepada sanksi ini maka 106 orang guru SD terancam tidak menerima tunjangan profesi, begitu juga dengan kelebihan guru SMP mengakibatkan 194 orang yang telah memiliki sertifikat pendidik terancam tidak menerima tunjangan profesi. Page 31 of 40

32 Jam mengajar Guru SD dan SMP SD SMP Dibawah 13 jam jam 24 jam jam >40 jam Dengan kondisi seperti ini guru yang kurang jam mengajar dituntut untuk mencari tambahan jam mengajar di sekolah yang lain. B.2.5. Pemetaan sekolah besar Rasio siswa rombel lebih dari SPM SPM telah membatasi jumlah siswa tidak boleh lebih dari 32 (SD/MI) dan 36 (SMP/MTs). Saat ini di Kabupaten Labuhanbatu setidaknya ada 23% (55 sekolah) SD Negeri dan 43% (13 sekolah) SMP Negeri yang memiliki kelas terlalu besar atau diatas SPM. Bila tidak direm, pergerakan ini akan terus berlanjut karena ada imingiming menjanjikan (daftar sekolah terlampir). Page 32 of 40

33 Grafik 8: Rasio Siswa per Rombel di SD dan SMP Negeri Rasio per Rombel SD Negeri Rasio Per Rombel SMP Negeri Page 33 of 40

34 C. ISU STRATEGIS DALAM DISTRIBUSI GURU Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan di atas, maka selanjutnya dapat ditemukan berbagai isu strategis. Isu strategis disusun berdasarkan analisis kesenjangan dengan membandingkan kondisi riil dengan standar yang ada, baik SPM maupun SNP. Isu-isu strategis dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Kekurangan dan Ketidakseimbangan Distribusi Guru Kelas di SD. Kekurangan Guru Kelas PNS di SD Negeri mencapai 483 orang, akan tetapi dengan adanya rekrutmen 602 orang guru honor, maka akhirnya terjadi kelebihan guru honor sebanyak 126 orang. Oleh karena distribusinya kurang merata, masih ada 84 SD Negeri yang memiliki guru PNS kurang dari 6 orang, bahkan 14 diantaranya hanya memiliki 2 orang guru PNS saja. Masih ditemukan 2 sekolah SD Negeri yang memiliki guru kurang dari 4 orang (SPM terkecil). 2. Kekurangan Guru Penjaskes dan Guru Agama. Kekurangan guru PNS Penjaskes SD Negeri sebanyak 90 orang tersebar di seluruh Kecamatan. Guru Pendidikan Agama Islam kekurangan 1 orang saja (sudah mencukupi) namun karena sebarannya tidak merata maka dijumpai sekolah yang kelebihan dan kekurangan. Kekurangan guru Pendidikan Agama Kristen sebanyak 29 orang dan kekurangan guru Pendidikan Agama Katholik sebanyak 8 orang. 3. Kelebihan Guru Mata Pelajaran di SMP. Hampir di semua mata pelajaran di SMP terjadi kelebihan guru PNS. Kelebihan guru mapel PNS di Sekolah Negeri sebanyak 78 orang (21%), hal ini memberi gambaran bahwa tidak ada alasan untuk merekrut guru mapel, termasuk merekrut guru honor di sekolah. Bila hanya memperhitungkan guru PNS saja secara total juga masih berlebih kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama Katholik. Namun demikian karena distribusinya belum merata, hanya 9 sekolah SMP Negeri saja yang sudah mencukupi kebutuhan guru pada mata pelajaran tertentu. Masih ada sekolah SMP Negeri yang kekurangan guru, akan tetapi lebih banyak sekolah yang kelebihan guru mata pelajaran. Page 34 of 40

35 4. Tidak memenuhi ketentuan jam mengajar. Sebanyak 106 guru mata pelajaran di SD dan 194 guru mata pelajaran di SMP yang telah memiliki sertifikasi tidak memenuhi jam mengajar dan terancam tidak akan mendapat tunjangan profesi. Oleh karena mereka sudah lulus sertifikasi maka diwajibkan untuk memenuhi jam mengajar 24 jam perminggu. 5. Sarjana S1 kurang dua orang dalam setiap SD. Ada 30 sekolah SD yang masih memiliki guru Sarjana kurang dari 2 orang, (tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimal), sementara ada 15 SD Negeri yang memiliki guru Sarjana melebihi 12 orang. 6. Belum memenuhi kualifikasi S1. Sebanyak 49% (1396 orang) guru SD Negeri dan 11% (74 orang) guru SMP Negeri yang belum memenuhi kualifikasi S-1 seperti yang dituntut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sebanyak 12% Kepala Sekolah SD Negeri (20 orang) belum Sarjana. Sebanyak 27 orang guru pada 5 mata pelajaran utama di SMP Negeri belum memenuhi kualifikasi yang diharuskan SPM. Dua 2 SMP Negeri memiliki guru S-1 kurang dari 70% (SPM). 7. Banyak SD Kecil. Sebanyak 32 sekolah SD Negeri merupakan sekolah kecil dengan siswa dibawah 90 anak (tidak sampai 15 anak per-rombel). 8. Rombongan Belajar Terlalu besar. Ditemukan 23% (55 sekolah) SD Negeri dan 43% (13 sekolah) SMP Negeri yang memiliki rombongan belajar terlalu besar melebihi batas SPM (32 dan 36) yang berpotensi menurunkan mutu pembelajaran di kelas. 9. Kebutuhan Guru sampai 5 tahun ke depan. Kebutuhan guru PNS untuk seluruh mapel di SMP Negeri sejumlah 267 orang. Jika tidak ada penambahan rombel maka jumlah ini terpenuhi sampai 5 tahun kedepan. Page 35 of 40

36 Namun akibat usia pensiun yang berbeda maka guru pada beberapa mata pelajaran terjadi pengurangan yaitu IPS 10 orang, Pendidikan Agama 14 orang, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 3 orang, Seni Budaya 7 orang, dan mapel TIK sebanyak 18 orang. Page 36 of 40

37 BAB 3 ALTERNATIF KEBIJAKAN Berdasarkan isu-isu strategis yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka perlu dibuat berrbagai alternatif kebijakan guna memudahkan implementasinya di lapangan. Tim PPG Kabupaten Labuhanbatu menyusun alternatif kebijakan yang sesuai setelah mempertimbangkan isu strategis yang muncul: 1. Untuk mengatasi kekurangan guru kelas di SD dan SMP perlu diambil kebijakan (a) Pemindahan guru (Mutasi guru) dengan mempertimbangkan tempat tinggal, keluarga, masa kerja, usia, dan akses; dan (b) Penempatan ulang guru PNS K1 dan K2 yang lolos seleksi tahun Sekolah yang menjadi sasaran mutasi guru adalahsdn yang memiliki kekurangan guru dibawah 8 orang. 2. Untuk mengatasi kekurangan guru Penjaskes, maka dapat dibuat kebijakan penempatan guru PNS K1 dan K2 yang berlatar balakang Penjaskes di SDN yang kekurangan guru Penjaskes. 3. Untuk memenuhi ketentuan jam mengajar minimal 24 jam per minggu bagi 106 guru mata pelajaran di SD dan 194 guru mata pelajaran di SMP yang telah memiliki sertifikasi perlu ditindaklanjuti dengan Penambahan Jam Mengajar (Mobile Teacher) di Sekolah lain yang membutuhkan/kekurangan guru. 4. Untuk meningkatkan kualifikasi guru SD Negeri (1396 orang) dan guru SMP Negeri (PNS) sebanyak 74 orang yang belum S1 perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan menyekolahkan para guru tersebut ke jenjang S1. Peningkatan kualifikasi guru ke jenjang S1 dapat dilakukan melalui kerajasama dengan perguruan tinggi yang ada di Medan atau Rantauprapat. 5. Untuk mengatasi kelebihan guru PNS di SMP Negeri (78 orang) perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan mutasi guru ke jenjang pendidikan SMA dan SMK. Hal ini dapat dilakukan setelah mendata kembali kebutuhan guru pada jenjang pendidikan tersebut. Sementara itu, untuk mengatasi kelebihan guru SMP Non PNS sebanyak 265 orang perlu ditindaklanjuti dengan Reseleksi guru honor kecuali bagi guru yang sudah lolos seleksi PNS K1 dan K2. Page 37 of 40

38 6. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan Pembatasan jumlah siswa per rombel sesuai ketentuan SPM bagi sekolah dengan rombelnya terlalu besar. 7. Untuk mengurangi kelebihan dan atau kekurangan guru perlu selektif terhadap perpindahan guru kedalam/keluar kabupaten yang cenderung mengakibatkan kelebihan/kekurangan guru. 8. Untuk mengatasi kekurangan guru PNS di SD perlu dindaklanjuti dengan Pengusulan penerimaan CPNS baru untuk mengatasi kekurangan guru. Page 38 of 40

39 BAB 4 REKOMENDASI KEBIJAKAN Rekomendasi kebijakan mengharuskan analisis kebijakan untuk menentukan alternatif yang terbaik dan alasannya karena prosedur analisis kebijakan terkait masalah etika dan moral. Rekomendasi pada dasarnya pernyataan advokasi dan advokasi mempunyai empat pertanyaan yang harus dijawab yaitu apakah: (a) dapat ditindak lanjuti (actionable), (b) bersifat prospektif, (c) bermuatan nilai selain fakta, dan (d) etis. Prioritas kebijakan penataan dan pemerataan guru merupakan upaya memecahkan problem kinerja guru bagi kepentingan profesi dan pendidikan atas asas keadilan dan kesejahteraan guru, khususnya di Kabupaten Labuhanbatu. Kebijakan ini setidaknya memenuhi empat hal yang berkaitan dengan guru yakni; (1) tingkat kinerja dan kehidupan meningkat, (2) terjadi keadilan dalam pelaksanaan tugas dan peluang prestasi dan kreasi individual, (3) telah memberikan peluang aktif partisipasi (dalam membahas masalah, perencanaan, keputusan dan implementasi) dan (4) terjaminnya pengembangan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis/keefektifan kebijakan, Politik, Ekonomi dan finansial, Kerangka kebijakan pemerintah serta Administrasi, maka Pemerintah Labuhanbatu memiliki prioritas kebijakan penataan dan pemerataan guru melalui program program sebagai berikut: 1. Guru PNS K1 sebanyak 170 orang dan K2 sebanyak 240 orang yang baru lulus akan ditempatkan (ulang) di sekolah yang kekurangan guru PNS minimal 3 orang semua jenjang 2. Melakukan Mutasi guru atau redistribusi guru pada 84 SD Negeri yang memiliki guru PNS kurang dari 6 orang, 14 diantaranya hanya memiliki 2 orang guru PNS saja dan 2 SD Negeri yang memiliki guru kurang dari 4 orang (SPM terkecil). Page 39 of 40

40 3. Meminta usulan formasi CPNS tahun 2014 (belum ada kuota) sesuai dengan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. 4. Memberikan Tambahan Penghasilan PNS (TPP) mulai 2014 (diusulkan 1 juta/bln/org) untuk guru terpencil (69 orang SD, 6 SMP, 54 SMA/SMK). 5. Melaksanakan Reseleksi guru honor hingga 3 x di tahun 2014 (sudah ada anggaran), dan mengintruksikan agar tidak ada rekruitmen guru honor lagi kecuali dengan surat Kepala Dinas Pendidikan. 6. Melakukan ikatan perjanjian kerja Guru honor yang tidak lolos ujian PNS menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak). 7. Menertertibkan SK Kepala Dinas bagi Guru yang mengajar di 2 sekolah untuk menambah jam mengajar guru. 8. Workshop implementasi mengundang semua UPTD utk merumuskan sekolah yang menjadi sasaran PPG, dijadwalkan bulan April Menerbitkan Surat Edaran sebagai payung hukum untuk moratorium penerimaan 10. Peningkatan koordinasi data antara subbagian program dan kepegawaian, dibawah dibawah koordinasi Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu maupun dengan Bidang sd dan Bidang SMP. Page 40 of 40

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

Direktorat Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

Direktorat Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 Direktorat Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 TUNTUTAN REGULASI S1/D4, Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan, Sertifikat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN

PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN Suplemen MK Pengelolaan Oleh: Suryadi, M.Pd Mutu pendidikan didasarkan atas mutu input, mutu proses, dan mutu output/ outcome, sebagaimana termuat pada

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR

Lebih terperinci

PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU : ANALISIS KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN, DAN KECUKUPAN GURU DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH

PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU : ANALISIS KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN, DAN KECUKUPAN GURU DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH P 85 PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU : ANALISIS KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN, DAN KECUKUPAN GURU DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH Wiwik Wijayanti dan Mada Sutapa wiwikashari@gmail.com> Dosen Administrasi Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 58 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. N a m a :... No. Peserta :... NUPTK :... Mapel :... Instansi :... Alamat :... No. HP. :...

SURAT PERNYATAAN. N a m a :... No. Peserta :... NUPTK :... Mapel :... Instansi :... Alamat :... No. HP. :... PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 102 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Jln. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate Medan 20221 Telp. 061-6613365, Telp/Fax. (061) 6614002 website: http://plpg.unimed.ac.id, e-mail: mansyah.sihombing@gmail.com

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DALAM LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa guru dapat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129a/U/2004 TENTANG BIDANG PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 BAHAN INFORMASI DAN PUBLIKASI SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI MURUNG RAYA PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI MURUNG RAYA PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI MURUNG RAYA PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado Website :

PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado Website : PEMERINTAH KOTA MANADO BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT Jalan Balai Kota Nomor 1 Manado 95124 Website : email : bkdkotamanado@yahoo.com TELAAHAN STAF Kepada : Kepala Badan Kepegawaian Dan Diklat Kota Manado

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 Drs. Alexius Akim, MM. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat RAKOR GUBERNUR KALBAR

Lebih terperinci

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota Analisis Capaian Standar Pelayanan Minimal IP-1.1 = (a) Permukiman Permanen=penduduk yang berjumlah 1000 org, khusus di daerah terpencil; (b) Kewajiban kab/kota=1 Sekolah/Madrasah bisa saja berada dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 18 TAHUN 2006 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 18 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANJAR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Posigadan Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Posigadan Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keadaan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Berdasarkan data di Kantor Cabang Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN KETERANGAN BELAJAR, IZIN BELAJAR, TUGAS BELAJAR, SURAT KETERANGAN TANDA LAPOR TELAH MEMILIKI

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING

RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEANSI DAN DAYA SAING Sub Komisi A: Implementasi Kurikulum 2013 No Topik/Tema Rencana Aksi 1. Penetapan sasaran sekolah pelaksana Kurikulum 2013 Percepatan penyelesaian

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP PENYAMAAN PERSEPSI Modul Pelatihan Praktik yang Baik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 telah ditetapkan melalui surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Nomor : 421/ 159/429.101/2014

Lebih terperinci

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN ATAU DIDIRIKAN PEMERINTAH DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga pendidik sebagai Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga pendidik sebagai Tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga pendidik sebagai Tenaga Profesional, seperti

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL

DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL Januari 0 Fasilitasi untuk Kab/Kota Rintisan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil mulai berlaku efektif pada

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN riaumandiri.co I. PENDAHULUAN Tujuan pemerintah negara Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN, BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

DRAFT PETUNJUK TEKNIS DRAFT PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN DANA PENDIDIKAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK S-1/D-IV PADA JENJANG PENDIDIK ANAK USIA DINI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

- 1 - BUPATI BANYUWANGI - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR DALAM PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYIAPAN DAN PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA. Oleh : RENALDO DELEON PAULUS

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA. Oleh : RENALDO DELEON PAULUS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA Oleh : RENALDO DELEON PAULUS Salah satu urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom adalah bidang pendidikan. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH 1 BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang :

Lebih terperinci

2 b. bahwa ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah, pada saat ini belum merata baik da

2 b. bahwa ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah, pada saat ini belum merata baik da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1577, 2014 PERATURAN BERSAMA. Tenaga Kesehatan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pemda. Pemerataan. Perencanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Hasil Perhitungan SPM

Hasil Perhitungan SPM THE WORLD BANK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Utara Juli 2012 Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Menggunakan Aplikasi TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by Schools)

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN, PENINGKATAN PROFESIONALISME, DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU, KEPALA SEKOLAH/MADRASAH, DAN PENGAWAS DI KAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) INDIKATOR (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN Jalan Ahmad Yani No. 05 Ngawi Kode Pos : 63202, Tromol Pos 09 Tlp. (0351) 79198 Fax. (0351) 79078 Email :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 33 2011 SERI. D PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN TUGAS BELAJAR DAN PROGRAM PRIORITAS BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1804, 2014 KEMENPAN RB. Asisten Pelatih. Olahraga. Jabatan Fungsional PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Pendidikan Dasar Dengan Menggunakan TRIMS KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 212 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA 2 Laporan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG TALENT POOL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci