BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Cagar Budaya merupakan salah satu kekayaan negara yang dapat
|
|
- Erlin Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Cagar Budaya merupakan salah satu kekayaan negara yang dapat menunjukkan identitas bangsa. Pencarian akar budaya di masa lampau dan upaya perlindungan atasnya merupakan salah satu cara membangun bangsa dan negara, oleh karena itu mempertahankan eksistensi benda cagar budaya menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh negara sebagai upaya melindungi bangsa dan negara. Pasal 32 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 secara khusus mengatur cagar budaya yang mengamanatkan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyrakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Terkait dengan Pasal 32 ayat (1) Undang-undang Dasar 945 tersebut, Junus Satrio A. dalam jurnalnya berjudul Perlindungan Warisan Budaya Daerah Menurut Undang-undang Cagar Budaya mengatakan bahwa unsur yang penting sebagai pedoman kehidupan bernegara adalah sebagai berikut : Pertama, adalah pengertian tentang kebudayaan nasional yaitu kebudayaan yang hidup dan dianut oleh penduduk Indonesia; 1
2 Kedua, menempatkan kebudayaan dalam konstelasi peradaban manusia di dunia; Ketiga, negara menjamin kebebasan penduduknya untuk memelihara dan mengembangkan kebudayaan mliknya. Disamping itu Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 menegaskan bahwa Bumi, Air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat. Hak menguasai oleh negara mempunyai sifat hubungan hukum publik untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kedaulatan Negara atas Kekayaan Negara Dikuasai adalah mengatur pengelolaannya bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat atas bumi, air, udara, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dalam wilayah Republik Indonesia. Pada saat ini di Indonesia atas kekayaan Negara dikuasai dimaksud terbagi dalam beberapa sektor yang meliputi agraria/pertanahan, pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, kelautan dan perikanan, wilayah pesisir dan pualu-pulau kecil, sumber daya air, udara dan ruang angkasa, energi panas bumi dan kekayaan negara lainnya. 2
3 Salah satu kekayaan negara sektor kelautan yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah kekayaan laut yang terdapat dalam teritori kedaulatan Republik Indonesia, salah satunya adalah Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT). Posisi geografis Indonesia mempunyai peran strategis dimasa yang lalu dan menjadi sentra maritim terkemuka di kawasan Asia Tenggara memberikan potensi benda berharga dari kapal tenggelam. Benda-benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam yang berasal dari masa lalu sangat penting bagi pengungkapan sejarah nusantara yang memberikan gambaran tentang aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya di masa lalu. Selain itu Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam merupakan sumber daya ekonomi disamping sumber sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan, sehingga pemanfaatannya perlu dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional. Valentina Sara Vadi, PhD dalam jurnalnya dengan judul Investing In Culture : Underwater Cultural Heritage and International Investment Law mengatakan bahwa pengangkatan kapal tenggelam mempunyai nilai terhadap penyelesaian suatu sejarah, koleksi atas hilangnya atas apa yang terjadi di abad yang telah lampau. Dua hal yang harus menjadi landasan dalam memberlakukan kapal tenggelam adalah sebagai berikut : 3
4 Warisan budaya merupakan nilai dari suatu sejarah dan arkeologi. Fitur unik dari Underwater Cultural Heritage adalah inheren dengan karakter internasional, bahwa kapal dalam perdagangan internasional dan regional seringkali tenggelam antara tempat asal dan tujuannya. Di Indonesia potensi Benda Berharga Muatan Kapal Tenggelam telah terlihat dari beberapa upaya pengangkatan dan hasil survey yang dilakukan oleh beberapa perusahaan dibawah pengawasan dan pembinaan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekayaan budaya di perairan Indonesia perlu mendapat perhatian baik dari pemerintah sebagai regulator, maupun dari masyarakat. Pada table dibawah ini terdapat gambaran potensi benda berharga yang berasal dari kapal tenggelam : Tabel 1.1 Potensi Benda Berharga Muatan Kapal Tenggelam Di Perairan Indonesia Per Tahun 2012 No Lokasi Jumlah Potensi (Titik) Potensi Lokasi BMKT Berdasarkan Proposal Izin Survei- Pengangkatan di Set.Pannas BMKT Jumlah Survei Angkat 1 Selat Bangka Belitung Selat Gaspar, Sumsel Selatan Karimata Perairan Riau Selat Malaka Kep. Seribu Per. Jawa Tengah Karimun Jawa, Jepara
5 10 Selat Madura Nusa Tenggara Barat/ Nusa Tenggara Timur 12 Pelabuhan Ratu Selat Makasar Perairan Cilacap, Jawa Tengah 15 Perairan Arafuru, Maluku Perairan Ambon Buru Perairan Halmahera Tidore 18 Perairan Morotai Teluk Tomini, Sulawesi Utara 20 Papua Pulau Enggano Perairan Banten Perairan Buton Perairan Jawa Barat Perairan Bengkulu Perairan Sumatera Utara Sumber : Buku Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Tahun 2011 Tabel 1.2 Data Lokasi Pengangkatan dan Penyimpanan BMKT Per Tahun 2012 No Lokasi Pengangkatan Jumlah (pieces) Gudang Penyimpanan 1 Pulau Buya, Kep. Riau ± Gudang BMKT Cileungsi 2 Batu Hitam, Belitung (Tan ± Gudang BMKT Cargo) Tuban Cileungsi 3 Perairan Blanakan ± Gudang Sawangan Depok 4 Selat Karimata ± Gudang Sawangan Depok 5 Perairan Laut Jawa Utara ± Gudang BMKT Cirebon Cileungsi 6 Perairan Karang Heluputan, ± Gudang Kijang, Kepri Bintan Kepri 7 Perairan Teluk Sumpat, Kepri ± Gudang Kijang, Bintan Kepri 5
6 8 Perairan Laut Jawa, Jepara ± Gudang Jepara, Jateng 9 Perairan Laut Jawa, Utara ± Gudang Lodan, Kerawang Jakarta Utara 10 Perairan Belitung Timur ± Gudang Lodan, Jakarta Utara Sumber : Database Dit. PKNSI - DJKN; 2012 Potensi Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam di perairan Indonesia yang sudah diketahui sebagaimana tergambar dalam tabel 1.1 dan 1.2 dari sisi pandangan sebagai sumber daya ekonomi merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang besar, sehingga harus didukung oleh regulasi dan mekanisme yang memadai. Pengangkatan Benda Berharga Atas Muatan Kapal Tenggelam memerlukan biaya yang tinggi, sehingga membutuhkan investasi terhadapnya baik dari investor nasional maupun asing yang berminat terhadap hal tersebut. Hal yang tidak bias terlepas dalam investasi, bahwa setiap investasi tidak lepas dari orientasi bisnis, apakah modal yang diinvestasikan aman dan bisa menghasilkan keuntungan. Secara natural pengembalian atas biaya yang telah dikeluarkan oleh para investor dan keuntungan yang diharapkan setelah pengangkatan BMKT tersebut adalah dengan melakukan penjualan hasil pengangkatan. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka pada Benda Berharga Atas Muatan Kapal Tenggelam terkandung unsur kepentingan perlindungan cagar budaya dan investasi. 6
7 Indonesia telah mengeluarkan regulasi yang mengatur cagar budaya, termasuk didalamnya atas Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam, pada UU Nomor 5 tahun 1992 tentang Cagar Budaya yang telah diganti dengan UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Perubahan pengaturan cagar budaya membawa dampak yang signifikan bagi upaya pengelolaan BMKT yang berakibat dilakukannya moratorium terhadap pengangkatan atas kapal tenggelam. Sementara itu pengangkatan kapal tenggelam dan penjualannya merupakan prospek investasi yang menarik minat banyak pihak. UU No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya menyatakan kurang lebih bahwa warga Negara asing dan/atau badan hukum asing tidak dapat memiliki dan/atau menguasai cagar budaya kecuali yang tinggal dan menetap di wilayah Indonesia dan dilarang membawa cagar budaya, baik seluruh maupun bagianbagiannya keluar wilayah Indonesia. Ketentuan tersebut mendapat konsekuensi atas hak investor atas Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam yang memerlukan investasi besar untuk dapat mengangkatnya, sehingga tidak mendapat kesempatan untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan dan mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Valentina Sara Vadi, PhD dalam karya ilmiahnya dengan judul Investing In Culture : Underwater Cultural Heritage and International Investment Law 7
8 menyatakan mengenai penghormatan terhadap hukum investasi berlaku terhadap penyelamatan kontrak yang dilakukan aktor swasta yang berperan melakukan penyelamatan bangkai kapal kuno dengan persetujuan Negara. Pemilihan BMKT sebagai objek penelitian didasarkan atas pertimbangan perlunya evaluasi dan benscmarking bagi pelaksanaan pemerintahan khususnya peran Kementerian Keuangan sebagai pemegang kewenangan pengelolaan kekayaan Negara berupa Barang Milik Negara dan kewenangan pengelolaan fiskal untuk terwujudnya kemakmuran rakyat. Fenomena yang terjadi saat ini bahwa ada perusahaan pengangkatan barang muatan dari kapal tenggelam yang telah melakukan investasi namun tidak dapat mendapat reinvestasi karena keterbenturan regulasi. Pada penelitian ini akan mengangkat analisia regulasi atas sistem pengelolaan dan pengaturan cagar budaya barang muatan kapal tenggelam, kebijakan investasi, serta penerapan good governance atas kepentingan perlindungan cagar budaya dan investasi. Berdasarkan gambaran dan uraian tersebut, maka menarik untuk dilakukan penelitian terhadap Tinjauan Yuridis Terhadap Kebijakan dan Regulasi Pengelolaan Benda Berharga Muatan Kapal Tenggelam di Indonesia. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 8
9 1. Bagaimana pengaturan dan landasan hukum perlindungan cagar budaya Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam? 2. Bagaimana pengaturan dan asas hukum terhadap pelaksanaan investasi dan perlakuan kebijakan pada hak dan kewajiban investor atas pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam? 3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam melaksanakan perlindungan cagar budaya sekaligus memberikan kepastian hukum terhadap investor sebagai pelaksanaan good governance? 3. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan, khususnya di lingkungan perpustakaan Pascasarjana Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian tentang Tinjauan Yuridis Terhadap Kebijakan dan Regulasi Pengelolaan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam di Indonesia, belum ada yang membuat tulisan yang sama ataupun sejenis dan penulis yakin bahwa penelitian ini adalah asli dan bukan hasil plagiarisme. 4. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaturan dan landasan hukum perlindungan cagar budaya Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam. 9
10 2. Untuk mengetahui dan melakukan pengujian hukum dan regulasi terhadap pelaksanaan investasi serta perlakuan kebijakan pada hak dan kewajiban investor atas pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam di Indonesia. 3. Menganalisa kebijakan pemerintah dalam melaksanakan prinsip good governance dan menemukan alternatif pemecahan masalah atas upaya yang dapat dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, dalam melaksanakan perlindungan cagar budaya sekaligus memberikan kepastian hukum terhadap investor. 5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang digunakan oleh penulis diharapkan dapat berguna, baik secara teoritis maupun secara praktek Kegunaan Teoretis Sebagai landasan pengembangan pemikiran filosofis dan ilmu pengetahuan serta memperluas wawasan pembaca terutama yang bergerak di bidang hukum khususnya pengelolaan kekayaan Negara dikuasai dalam memahami peranan dan kewenangan pemerintah sebagai pelaksanaan good governance dalam melaksanakan perlindungan cagar budaya Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam dan perlindungan terhadap investasi. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bagaimana kebijakan terhadap perlindungan 10
11 cagar budaya, ketentuan hukum atas pelaksanaan investasi pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam dan kebijakan yang dapat diambil pemerintah dalam melaksanakan dua kepentingan atas pengangkatan benda berharga atas muatan kapal tenggelam sebagai pengejawantahan good governance Kegunaan Praktek Secara praktek hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi akademisi, praktisi, penegak hukum, pengadilan, dan masyarakat umum dalam mengambil kebijakan yang memberikan keadilan dan kepastian hukum dalam perlindungan cagar budaya dan perlindungan investasi terkait pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam membentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan cagar budaya khususnya Barang Muatan Kapal Tenggelam yang lebih baik sebagai landasan pemikiran dalam penataan, pengembangan, dan penyempurnaan lebih lanjut terhadap peraturan yang ada. 6. Sistematika Penulisan Hasil penelitian akan dituangkan dalam 5 (lima) bab yaitu : Bab I merupakan Pendahuluan yang di dalamnya akan dijelaskan secara tajam tentang landasan pemilihan judul penelitian dalam formulasi : latar 11
12 belakang masalah, perumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka, yang akan mengkaji secara teoretis tentang Perlindungan Cagar Budaya, Yuridis Laut Wilayah, Pranata Hukum Investasi dan Kebijakan Publik. Bab III Metodologi Penelitian, akan membahas mengenai cara pelaksanaan penelitian yang meliputi penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, serta subyek penelitian, dan alat penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas kajian mengenai pengaturan dan landasan hukum perlindungan cagar budaya Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam, pengujian hukum dan regulasi terhadap pelaksanaan investasi serta perlakuan kebijakan pada hak dan kewajiban investor atas pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam di Indonesia, serta kebijakan pemerintah dalam melaksanakan prinsip good governance dan menemukan alternatif pemecahan masalah atas upaya yang dapat dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, dalam melaksanakan perlindungan cagar budaya sekaligus memberikan kepastian hukum terhadap investor. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran atas penelitian ini. 12
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah Indonesia ketika berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu, kemudian lahirnya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara kepulauan tentu memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Dilihat dari sejarah Indonesia ketika berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu, kemudian
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 13 Oktober 2016 s/d 17 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 13 Oktober 2016 s/d 17 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 13 Oktober 2016 Kamis, 13 Oktober 2016 PERAIRAN ACEH, PERAIRAN
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN
RENCANA STRATEGIS PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN 2015 2019 Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 ii KATA
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 Oktober 2016 s/d 02 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 Oktober 2016 s/d 02 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 29 Oktober 2016 Sabtu, 29 Oktober 2016 PERAIRAN SELATAN PULAU
Lebih terperinciPengertian. Istilah bahasa inggris ; Mining law.
Pengertian Istilah bahasa inggris ; Mining law. Hukum pertambangan adalah hukum yang mengatur tentang penggalian atau pertambangan biji-biji dan mineralmineral dalam tanah. (ensiklopedia indonesia). Hukum
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciRUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
Lebih terperinciNo b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4925 WILAYAH NEGARA. NUSANTARA. Kedaulatan. Ruang Lingkup. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177 ) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 08 Desember 2011 JUMAT, 09 DESEMBER 2011 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : PERAIRAN KEPULAUAN PALAWAN, SAMUDERA HINDIA BARAT ENGGANO, PERAIRAN SULAWESI UTARA, LAUT SULU, PERAIRAN SANGIHE
Lebih terperinciINDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN
PRE S IDEN REP UBL IK IN DONE SIA LAMPIRAN XI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 26 TAHUN 2008 TANGGAL : 10 MARET 2008 INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 12 Januari 2015 SELASA, 13 JANUARI 2015 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : PERAIRAN BENGKULU DAN PULAU ENGGANO; PERAIRAN BAGIAN BARAT LAMPUNG, PERAIRAN KALIMANTAN BAGIAN BARAT, SELAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan pembangunan karena investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Era
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 25 September 2016 s/d 29 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 25 September 2016 s/d 29 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 25 September 2016 Minggu, 25 September 2016 PERAIRAN LHOKSEUMAWE,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Arkeologi bawah laut merupakan sebagian tapak tinggalan dari kegiatan
BAB IV PENUTUP Arkeologi bawah laut merupakan sebagian tapak tinggalan dari kegiatan perdagangan lokal dan global masa lalu. Adanya kapal karam dengan muatannya (BMKT) yang ditemukan di wilayah perairan
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kerjasama dengan pihak lain 1. bertanggung jawab dalam kerangka peraturan perundang-undangan yang jelas,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman modal (Investasi) pada dasarnya merupakan kebutuhan bagi setiap daerah, karena tidak ada suatu daerah yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL
Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 08 Desember 2016 s/d 12 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 08 Desember 2016 s/d 12 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 08 Desember 2016 Kamis, 8 Desember 2016 PERAIRAN ACEH, PERAIRAN
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 27 November 2014 JUM AT, 28 NOVEMBER 2014 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : SAMUDERA HINDIA BAGIAN BARAT PULAU SUMATERA, PERAIRAN BENGKULU DAN PULAU ENGGANO; PERAIRAN BAGIAN BARAT LAMPUNG,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.
No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciUPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional
UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Lebih terperinci2 Ruang Wilayah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang menjadi pedoman dalam pemanfaa
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 140) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU GAMBARAN UMUM WILAYAH - Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 28 Desember 2016 s/d 01 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 28 Desember 2016 s/d 01 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 28 Desember 2016 Rabu, 28 Desember 2016 LAMPUNG, SELAT SUNDA
Lebih terperinciSARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,
SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP, 2009-2014 Rumah Kemasan Bangsal Pengoalhan 4 Unit / 110 Ton 5 Unit / 50 Ton / 3 Ton Rumah Kemasan Bangsal Pengolahan 7 Unit / 320 Ton 9 Unit / 100
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Maret 2016 s/d 31 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 26 Maret 2016
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Maret 2016 s/d 31 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 26 Maret 2016 Sabtu, 26 Maret 2016 KEP. MENTAWAI, PERAIRAN BENGKULU
Lebih terperinciPembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015
Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Papua terdiri dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dengan luas total 42,22 juta ha merupakan provinsi terluas dengan jumlah penduduk
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 2 Desember 2014 RABU, 3 DESEMBER 2014 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : LAUT TIONGKOK SELATAN, PERAIRAN SULAWESI UTARA, PERAIRAN KEP. SANGIHE TALAUD, LAUT MALUKU BAGIAN UTARA, PERAIRAN
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN APATAN NEGARA DAN HIBAH APATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN 15 KEMENTERIAN KEUANGAN - - UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 216 APATAN KD.
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciPenataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan
Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 November 2016 s/d 15 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 November 2016 s/d 15 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 11 November 2016 Jumat, 11 November 2016 Laut Cina Selatan,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 31/DPD RI/II/2013-2014 TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciMemahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik
Kuliah 1 Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik 1 Implementasi Sebagai bagian dari proses/siklus kebijakan (part of the stage of the policy process). Sebagai suatu studi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN
Lebih terperinciGambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia
- 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2017 s/d 30 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2017 s/d 30 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 26 Januari 2017 Kamis, 26 Januari 2017 Laut Andaman, Selat Malaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan infrastruktur jalan menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk membuka akses transportasi guna menggairahkan aktivitas perekonomian dan sebagai sarana pemerataan
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 16 Januari 2017 s/d 20 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 16 Januari 2017 s/d 20 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 16 Januari 2017 Senin, 16 Januari 2017 KEP. MENTAWAI, PERAIRAN
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 04 Desember 2016 s/d 08 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 04 Desember 2016 s/d 08 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 04 Desember 2016 Minggu, 4 Desember 2016 PERAIRAN KEP. SIMEULUE,
Lebih terperinciKORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF
KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF Apakah Rencana Tata Ruang Pulau sudah sesuai dengan koridor ekonomi?, demikian pertanyaan ini diutarakan oleh Menko Perekonomian dalam rapat
Lebih terperinci2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.177, 2008 WILAYAH NEGARA. NUSANTARA. Kedaulatan. Ruang Lingkup. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciHASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015
HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015 HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015 Oleh: Dipresentasikan Pada Acara: INDONESIAN MINING INSTITUTE
Lebih terperinciSULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO
SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO VISI MISI VISI BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA MENGGAPAI UNGGUL BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA LANJUTKAN INOVASI PEMBANGUNAN UNTUK RAKYAT BENTANG RATU AGUNG BENTANG
Lebih terperinciTUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL
5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Januari 2016 s/d 27 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Januari 2016 s/d 27 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 22 Januari 2016 Jumat, 22 Januari 2016 PERAIRAN BAGIAN BARAT ACEH,
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 Februari 2016 s/d 05 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 Februari 2016 s/d 05 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 29 Februari 2016 Senin, 29 Februari 2016 Laut Andaman, Selat Malaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi ( Migas ), batubara,
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 05 September 2016 s/d 09 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 05 September 2016 s/d 09 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 05 September 2016 Senin, 5 September 2016 LAUT CINA SELATAN,
Lebih terperinciKekuatan Asing Masih Kuasai Ekonomi Perikanan Nasional
PUSAT KAJIAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERADABAN MARITIM Kekuatan Asing Masih Kuasai Ekonomi Perikanan Nasional Laporan Ekonomi Perikanan Triwulan I Tahun 2011 Suhana 5/11/2011 Alamat Kontak : Blog : Http://pk2pm.wordpress.com,
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 November 2016 s/d 03 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 November 2016 s/d 03 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 29 November 2016 Selasa, 29 November 2016 LAUT NATUNA, PERAIRAN
Lebih terperinciPENERAPAN KEBIJAKAN PERTAMBANGAN DI DAERAH, TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH DALAM PRAKTEK LAPANGAN
PENERAPAN KEBIJAKAN PERTAMBANGAN DI DAERAH, TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH DALAM PRAKTEK LAPANGAN Hasil Survei Pertambangan Kabupaten Dan Provinsi Di Indonesia Tahun 2015 Oleh: Dipresentasikan Pada Acara:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi
Lebih terperinciBAB II HASIL PENILAIAN PROPER
PRESS RELEASE 2004-2005 A. PERINGKAT UMUM BAB II HASIL PENILAIAN PROPER 2004-2005 Distribusi jenis industri 466 perusahaan peserta PROPER periode 2004-2005 berdasarkan sektor industri adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciHASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil
HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D. 2014 Prof. Dr. Rizal Djalil DEPOK, 30 MARET 2015 LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007 (Energi)
Lebih terperinciBAPPEDA Planning for a better Babel
DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD
Lebih terperinciDesa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Desa Hijau Untuk Indonesia Hijau dan Sehat Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Lebih terperinciVisi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT
Awang Faroek Ishak Calon Gubernur 2008-2013 1 PETA KABUPATEN/KOTA KALIMANTAN TIMUR Awang Faroek Ishak Calon Gubernur 2008-2013 2 BAB 1. PENDAHULUAN Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan propinsi terluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan merata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan merata berdasarkan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Lebih terperinciTabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi
Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 07 Februari 2016 s/d 12 Februari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 07 Februari 2016 s/d 12 Februari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 07 Februari 2016 Minggu, 7 Februari 2016 PERAIRAN ACEH, PERAIRAN
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional di segala bidang, dimana pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 20 November 2014 JUM AT, 21 NOVEMBER 2014 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : LAUT ANDAMAN, PERAIRAN UTARA ACEH, PERAIRAN KEP. RIAU, PERAIRAN KEP. LINGGA, PERAIRAN BANGKA, SELAT GELASA,
Lebih terperinci- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL
- 6 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 18 Januari 2016 s/d 23 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 18 Januari 2016 s/d 23 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 18 Januari 2016 Senin, 18 Januari 2016 PERAIRAN BARAT KEP. MENTAWAI,
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciKEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 015 KEMENTERIAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN PELAKSANA : - - HAL PROG. ID : lui_pend01 % REAL. PEND
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 15 KEMENTERIAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN PELAKSANA : - - KODE U R A I A N 1 2 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang
Lebih terperinciPeningkatan kesejahteraan rakyat dan Pembanguna n Nasional. Tahun 1989 dibentuk Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan BMKT
1 2 Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam (BMKT) Peningkatan kesejahteraan rakyat dan Pembanguna n Nasional Tahun 1989 dibentuk Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan BMKT Maraknya pencurian
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 14 Januari 2015 KAMIS, 15 JANUARI 2015 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : LAUT ANDAMAN, PERAIRAN ACEH, PERAIRAN BENGKULU DAN PULAU ENGGANO; PERAIRAN BAGIAN BARAT LAMPUNG, PERAIRAN KEP.
Lebih terperinciFormulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014
Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada peraturan pemerintah Republik Indonesia, pelaksanaan otonomi daerah telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari 2001. Dalam UU No 22 tahun 1999 menyatakan bahwa
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan umum merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai setelah lahirnya bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciNusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.
LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
www.bpkp.go.id PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 786/K/SU/2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-58/K/SU/2011
Lebih terperinciPenggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK
Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Disampaikan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Badan Pemeriksa
Lebih terperinci