USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN"

Transkripsi

1 USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Kajian Pengaruh Blending Minyak Nabati dan Minyak Mineral terhadap Stabilitas Oksidasi Pelumas BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Tita Diana Ningsih / 2013 Retno Farida / 2013 Esa Ramadhanni / 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA JAKARTA 2015

2 DAFTAR ISI i

3 Lembar Pengesahan... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... iii Ringkasan... iv BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Kegunaan Luaran... 2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 3 BAB 3. METODA PENELITIAN... 5 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN Anggaran Biaya Jadwal Kegiatan... 9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P... 9 Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-P... 9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram Alir Penelitian... 6 iii

5 RINGKASAN Pelumas merupakan suatu bahan yang digunakan untuk melapisi permukaan sehingga dapat terpisah dari permukaan lain yang melakukan gerak relatif terhadap permukaan lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi penggunaan pelumas yang berasal dari minyak mineral, dimana ketersediaannya terbatas, tidak terbarukan juga memiliki kelemahan diantaranya tidak terdegradasi sehingga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan dan memperbaiki karakteristik minyak mineral adalah dengan melakukan blending antara minyak mineral dan minyak nabati. Minyak nabati umumnya memiliki memiliki viskositas yang tinggi dan meski stabilitas oksidasi yang rendah, tetapi memiliki sifat lubrisitas yang bagus. Oleh karena itu minyak nabati dapat digunakan untuk mensubstitusi penggunaan minyak mineral sebagai base oil pelumas. Beberapa minyak nabati yang banyak terdapat di Indonesia dan dapat digunakan sebagai base oil pelumas, diantaranya adalah minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak, minyak dedak padi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan minyak nabati pada base oil dari minyak mineral terhadap stabilitas oksidasinya, ditinjau dari sifat fisik dan kimia pelumas, yaitu Total Acid Number (TAN), Indeks Viskositas (IV), dan Uji ketahanan terhadap korosi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mencampurkan minyak lumas dasar sintetik dan mineral dengan minyak nabati, agar kualitas minyak lumas dasar campuran dapat meningkat. Pencampuran dilakukan berdasarkan perbandingan % (w/w) minyak nabati hasil sintesis terhadap minyak mineral. Konsentrasi minyak nabati yang ditambahkan terhadap pelumas minyak mineral pada penelitian ini, yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, serta 20%, kemudian dilakukan blending selama 15 menit dengan suhu 60 0 C sampai 70 0 C dan didiamkan selama 30 hari. Selanjutnya dilakukan pengujian TAN, IV, dan selanjutnya diuji ketahanan terhadap korosi. Luaran hasil penelitian ini dipublikasikan dalam seminar, jurnal ilmiah dan akan menghasilkan teknologi tepat guna dalam bentuk HaKi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak, pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum. Kata Kunci: Base Oil, Blending, Minyak Nabati, Stabilitas Oksidasi iv

6 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pelumas di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya, hal itu sebanding dengan dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian pelumas. Oleh karena itu, Saat ini banyak dikembangkan produk ramah lingkungan menggantikan mineral oil sebagai bahan baku pelumas dengan cara mensubsitusi atau mencampurkan dengan bahan nabati. Hal ini di dasari oleh tersedianya bahan baku nabati yang melimpah di Indonesia. Menurut Honary, 2011 Base Oil bisa berasal dari minyak bumi, minyak sintetis maupun turunan minyak bumi, minyak nabati maupun minyak sintetis turunan minyak nabati. Ketersediaan minyak bumi tidak terbarukan, maka penggunaan minyak nabati sebagai base oil dapat menghasilkan pelumas dengan harga murah dan terbarukan Beberapa penelitian mengenai modifikasi kimiawi terhadap minyak nabati untuk meningkatkan performanya sebagai base oil telah banyak dilakukan antara lain modifikasi kimiawi ekspodasi, hidroksilasi, dan asetilasi terhadap minyak jarak pagar (Nugrahani, 2007). Talkit dkk, 2012 menyatakan bahwa pencampuran beberapa minyak nabati merupakan upaya untuk memeperbaiki sifat pelumasan sehingga bisa menggantikan minyak bumi. Pada penelitian ini akan di kaji pemanfaatan dan blending minyak nabati pada mineral oil untuk tujuan mengurangi penggunaan mineral oil dan memperbaiki sifat fisik dan sifat kimianya. 1.2 Perumusan Masalah 1) Apakah mineral oil dapat disubsitusikan atau diganti dengan minyak nabati untuk mengurangi penggunaan minyak mineral? 2) Apakah minyak nabati dapat meningkatkan sifat atau karakteristik pelumas dari minyak mineral? 3) Berapa perbandingan komposisi minyak mineral dan minyak nabati terbaik dalam formula pelumas? 1.3 Tujuan 1) Mempelajari pengaruh penambahan minyak nabati terhadap pelumas berbasis mineral 2) Menentukan komposisi terbaik penambahan minyak nabati terhadap stabilitas oksidas ditinjau dari sifat fisika dan sifat kimianya dan ketahanan terhadap korosi.

7 2 1.4 Kegunaan 1. Bagi Mahasiswa, Sebagai salah satu pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga menambah wawasan terutama mengenai manfaat bahan-bahan alam. 2. Bagi masyarakat, menambah wawasan tentang manfaat dari pelumas ramah lingkungan, sehingga dapat mengaplikasikannya sebagai peluang bisnis baru. 3. Bagi Institusi, menambah data dan khasanah keilmuan tentang pengaruh blending minyak nabati pada pelumas berbasis minyak mineral terhadap stabilitas oksidasi. 1.5 Luaran 1. Memperoleh perbandingan komposisi terbaik minyak nabati dan minyak mineral. 2. HaKi dan teknologi tepat guna blending minyak nabati dan minyak mineral sebagai base oil pelumas. 3. Jurnal ilmiah atau prosiding seminar.

8 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Pelumas Pelumas merupakan suatu bahan yang digunakan untuk melapisi permukaan sehingga dapat terpisah dari permukaan lain yang melakukan gerak relative terhadap permukaan lainnya. Fungsi pelumas adalah untuk mencegah kontak langsung dua permukaan yang bergerak, sehingga dapat mengurangi keausan dan gesekan, selain itu pelumas dapat pula berfungsi sebagai pendingin, seal, mencegah terjadinya korosi, dan mengurangi kebisingan (Dermawan dkk, 2011). Komponen penyusun pelumas adalah base oil dan aditif. Berdasarkan jenis base oilnya minyak pelumas di klasifikasikan menjadi 3 yaitu minyak pelumas mineral, minyak pelumas sintetis dan minyak pelumas semi sintetis. Base Oil dari Minyak Nabati Umumnya pelumas dibuat dari minyak mineral sebagai base pelumas dan pelumas bio yang berasal dari minyak nabati maupun hewani. Pertimbangan menggunakan minyak nabati adalah ekonomis, terbarukan, tidak berbahaya, ramah lingkungan, sehingga berpotensi untuk menggantikan minyak mineral (Kim,2012). Keuntungan dari minyak nabati sebagai base oil dalam pelumas dibandingkan dengan minyak mineral yang tidak beracun, biodegradasi, lebih ramah sumber daya, biaya aplikasi terjangkau, indeks viskositas tinggi, dan sebagainya. Minyak nabati biasanya jauh lebih murah daripada minyak berbasis ester dan karena itu memberikan lebih banyak potensi untuk keberhasilan pelaksanaan sebagai pelumas dalam base oil. Sedangkan kelemahan minyak nabati adalah rendahnya ketahanan terhadap oksidasi pada temperature tinggi dan jeleknya sifat pelumas pada temperature rendah (Nizam, 2009). Kelemahan minyak nabati dapat diatasi atau di modifikasi dengan cara blending. Suatu minyak dapat dijadikan minyak lumas bi1a memiliki sifat-sifat fisika, kimia dan mekanis yang sesuai. Untuk menguji performa ketahanan keausan suatu minyak dapat menggunakan metode four hall wear test, yaitu salah satu metode untuk mengetahui performa minyak lumas dalam mengurangi keausan. Hasil penelitian Aini, 2012 menunjukkan bahwa pencampuran minyak nabati hasil sintesis kedalam base oil jenis mineral dapat memperbaiki 3 karakteristik base oil mineral tersebut, yaitu total acid number (TAN), indeks viskositas, dan ketahanan terhadap keausan. Karina, 2010, melakukan blending pelumas nabati, namun dilihat dari kelarutan,kedua campuran antara minyak nabati dan minyak mineral tidak dapat larut dengan baik karena perbedaan kepolarannya. Oleh karena itu, untuk menghasilkan kompatibilitas yang sempurna sehingga perlu ditambahkan aditif emusifier

9 Blending atau pencampuran dengan minyak nabati lain atau minyak bumi Talkit dkk, 2012 menyatakan bahwa pencampuran beberapa minyak nabati merupakan upaya untuk memeperbaiki sifat pelumasan sehingga bisa menggantikan minyak bumi. Parameter yang digunakan sebagai ukuran sifat pelumasan adalah indeks viskositas, bilangan asam, bilangan penyabunan, dan bilangan iod. Untuk meningkatkan stabilitas oksidasi, melting point, viskositas dicampurkan minyak kedelai dengan minyak castor, minyak kacang tanah dan minyak kapuk. Pencampuran minyak kedelai dengan minyak kelapa 90:10 menunjukkan viskositas tertinggi dan bilangan asam terendah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Abdulbari dkk., 2011 menuliskan bahwa minyak nabati bersifat biodegradable, beberapa minyak digunakan untuk pangan sehingga kurang layak digunakan untuk keperluan non pangan seperti pelumas. Sedangkan minyak goring bekas (minyak jelantah) akan dapat bersifat toxic, berubah warna dan bau, oleh karena itu berpotensi digunakan sebagai campuran base oil. Talkit dkk, 2012 juga menyatakan bahwa Minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak kedelai, minyak mengerahkan, minyak bunga matahari, dibeli dari pasar super lokal. Sifat physiochemical seperti viskositas, nilai asam dari empat minyak nabati yang berbeda dan campuran mereka dievaluasi. minyak kelapa sawit dan campuran mereka dengan minyak kedelai yang ditemukan lebih stabil terhadap ketengikan daripada minyak nabati lainnya. Untuk stabilitas terhadap oksidasi dan titik leleh kelapa sawit dengan campuran mereka dengan minyak kedelai ditemukan lebih baik. 4

10 5 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN a. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beker Glass, Magnetic Stirrer, Hotplate, Termometer, dan beberapa alat untuk uji sifat fisik dan kimia (TAN, IV, uji ketahanan korosi), Buret ukuran 10 atau 20 ml dengan skala 0.05 ml, Beaker glass 100 ml, 2. Bahan Minyak Mineral (Minyak Mineral Komersial, HVI), Minyak Nabati : Minyak Kelapa, Minyak Dedak Padi (Modifikasi Kimia), Emulsifier, KOH Alkoholis 0.1 N, Butanol, Air, Sampel Baja ST 37.

11 6 b. Prosedur Penelitian Penelitian mengikuti Diagram Alir sebagai berikut : Minyak Dedak Padi dam Minyak Kelapa Blending selama 15 menit suhu 60ºc- 70ºC : Minyak Nabati 100%, Minyak Mineral 100%, (minyak nabati 0%). Penambahan Minyak Nabati : 5%, 10%, 15%, serta 20%, Minyak Pelumas Komersial. Di diamkan selama 30 hari Pelumas Blending Pengujian TAN, IV Uji Stabilitas Oksidasi Air 0 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, 4000 ppm Uji Ketahanan Korosi Melaui Kehilangan berat Optical Microscope (OM), X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive X- ray Spectrometry (EDX). Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

12 7 c. Pengujian Sifat Fisik dan Kimia 1. Uji Kestabilan Oksidasi (ASTM D943) Minyak pelumas mungkin dipanaskan pada temperatur relatif tinggi di lingkungan udara, logam katalis aktif atau senyawa logam. Proses oksidasi menjadi kritis jika minyak beroperasi diatas 66 C. Laju oksidasi 2 kali untuk tiap kenaikan 10 C pada suhu minyak diatas 66 C. Resultan oksidasi minyak menghasilkan kenaikkan viskositas, asam, residu karbon, sludge dan aspal. Uji oksidasi dilakukan dengan menngunakan alat mikrooksidasi dengan data massa deposit. Massa deposit yang terbentuk dihitung pada waktu yang divariasikan, dalam penelitian ini akan dianalisis perubahan TAN dan IV. 2. TAN Timbang ±2.0 gram sample pelumas dalam beaker 100 ml, Tambahkan 50 ml Naptolbenzena, Titrasi dengan menggunakan TAN meter, dengan titran KOH Alkoholis 0.1 N, Tekan tombol Read dan tunggu hasil pembacaan, Hasil langsung terbaca secara komputerisasi. 3. IV Indeks viskositas (VI) dapat dihitung berdasarkan hasil pengukuran viskositas kinematik pada suhu 40 C dan 100 C. L U x100 VI L H H = viskositas standar pada VI = 100 pada suhu 40 C (ASTMD 2270) L = Viskositas standar dengan VI = 0 pada suhu 40 C (ASTMD 2270) U = Viskositas kinematik pada suhu 40 C 4. Uji Ketahanan Korosi Langkah- langkah yang dilakukan dalam uji ketahanan korosi adalah sebagai berikut : Sampel Baja ST 37, Pembuatan Larutan Korosi pelumas dicampur dengan air sebanyak 0 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, dan 4000 ppm. Sampel dimasukkan ke dalam larutan campuran. Untuk proses korosi selama 10 hari pada suhu kamar dan selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari dalam oven pada suhu

13 60 c, Sampel dibersihkan, Sampel dikering dalam oven. Perilaku korosi di uji dengan metode kehilangan massa, Pada yang kehilangan massa nya terkecil, selanjutnya diuji Optical Microscope (OM), X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive X- ray Spectrometry (EDX). 8

14 9 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.) 1 Peralatan penunjang Bahan habis pakai Perjalanan Lain-lain Jumlah Jadwal Kegiatan Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 1 Studi Kepustakaan 2 Persiapan Bahan dan Alat 3 Penelitian q 4 Analisa Hasil dan Data 5 Pembuatan Laporan 6 Publikasi : Jurnal atau Seminar

15 10 DAFTAR PUSTAKA Abdulbari, H.A., Rosli, M.Y., Abdurrahman H.N., Nizam, M.K., 2011, Lubricating Grease from spent bleaching carth and waste cooking oil : Tribology Properties, International Journal of the Physical Science, Vol 6 (20), Aini, N. dan Triwikantoro, Pengaruh Konsentrasi Air dalam Pelumas terhadap Sifat Korosi Baja Karbon ST Undergraduate Paper pdf Dermawan, D., Pertiwi, D.S., Siddik, A., Pahlevi, S.R., 2011, PENGEMBANGAN MINYAK LUMAS BIOBASED FORMULASI DENGAN ASHLESS ANTIWEAR AGENT, Prosiding SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, ISSN : Honary, L.A, James, W., 2011, Performance Properties of Biobased Rail Curve Grease, Seminar Proceeding, Minneapolis Karina, R.M., Yuliani, C Kompatibilitas Campuran Minyak Lumas Dasar Jenis Mineral dengan Minyak Nabati sebagai Minyak Lumas Dasar Pelumas Mesin Kendaraan Bermotor., Lembaran Publikasi Lemigas, 44 (3). Kim K., 2012, Epoxidation of Vegetables Oils Using the Heterogeneous Catalysis, Amorphous Ti-SiO2, Disertation Institute of Chemical Thecnology and Heterogeneous Krishna Reddy, Naval Kabra, Umesh Kunchum, and T. Vijayakumar, 2014, Experimental Investigation on Usage of Palm Oil as a Lubricant to Substitute Mineral Oil in CI Engines, India Nardi., Uji keausan minyak biji kepoh menggunakan metode four ball wear tes (Dengan pembanding minyak mineral HVI 60 dan minyak jarak). Nizam, M.K., dan Abdulbari H.A., 2009, THE USE OF VEGETABLE OIL IN LUBRICANT AS BASE OIL : A REVIEW, Proseding National Conference on Postgraduate Research (NCON-PGR) Oktober. University Malaysia Pahang. Nugrahani, R.A., Perancangan Proses Pembuatan Pelumas Dasar Sintetis Dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) melalui Modifikasi Kimiawi. Disertasi Program Doktor. IPB Talkit Marotrao,K PHYSIOCHEMICAL PROPERTIES OF OIL BLEND AND THEIR EFFECTS ON LUBRICATION PROPERTIES, E- ISSN

16

17 Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing

18 Biodata Ketua Pelaksana

19 Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Ratri Ariatmi Nugrahani., MT 2 Jenis Kelamin L/P 3 Program Studi Teknik Kimia 4 NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 30 April r_nugrahani@yahoo.com 7 Nomor Telepon/HP (021)-( ) / / B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Institusi Universitas Gadjah Mada Universitas Indonesia Institut Pertanian Bogor Jurusan Teknik Kimia Teknik Kimia Teknologi Industri Pertanian Tahun Masuk Lulus C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan tempat 1. Seminar Nasional Kimia dan Industri, ISBN Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, ITB ISBN Sintesis Epoksi Minyak Jarak Pagar dan Uji Tarik sebagai Plasticizer pada Formulasi Plastik PVC PARAMETER KINETIKA DAN TERMODINAMIKA PROSES EPOKSIDASI MINYAK JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L.) MENGGUNAKAN HIDROGEN PEROKSIDA 2006, Universitas Negeri Surakarta 2009, ITB

20 Biodata Anggota Pelaksana

21 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantita s Harga Satuan (Rp) Biaya Keseluruhan Keterangan Beaker Glass 1 Buah Pembelian Magnetic Stirrer Hotplate Pengujian Sampel 1 Buah Sewa Termometer Alat pengukur 1 Buah Pembelian TAN Meter Pengujian 6 Buah, Sewa sampel Indeks Pengujian 6 buah Viskositas sampel SEM DEX Pengujian sampel Uji di Lab Serpong Buret 1 set Alat titrasi Sewa XRD Pengujian Uji di Lab Serpong OM Pengujian Uji di Lab Serpong SUB TOTAL (Rp)

22 2. Bahan Habis Pakai Material Minyak Pelumas Komersial Minyak Kelapa Minyak Dedak Padi ( Emulsifier KOH Alkoholis 0.1 N Justifikasi Pemakaian Bahan baku utama Kuantitas Harga Satuan (Rp) 5 Liter ,- /Liter Biaya Keseluruhan Keterangan Pembelian Bahan baku utama 5 Liter ,- /Liter Pembelian Bahan baku 5 Liter , Pembelian utama /Liter Bahan baku Pembelian tambahan Titrasi Pembelian Naptolbenzena Pengujian Pembelian Indikator PP 25 gram, , Pembelian kebutuhn 10 gram Butanol 1 Liter Pembelian 0,-/Liter Lempeng Logam Pengujian TAN 10 Buah ,- /Buah Pembelian SUB TOTAL (Rp) Perjalanan Material Perjalanan ke Pasar Tradisional dan Supplier Bahan kimia Perjalanan ke Petrolab Perjalanan ke Serpong Perjalanan Seminar Justifikasi Pemakaian Pencarian bahan baku Pengujian sample Pengujian sample Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya Keseluruhan Keterangan Bolak-Balik Bolak-balik SUB TOTAL (Rp)

23 2. Lain-lain Material Materi kepustakaan, Pembuatan Laporan Justifikasi Pemakaian Penggunaan media cetak, Internet, Perpustakaan dll. Print, foto kopi dll Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya Keseluruhan 3 Jenis Keterangan 3 Rangkap Pembuatan /percetakan HAKI Luaran SUB TOTAL (Rp) TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.)

24 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No Nama /NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu Uraian Tugas 1. Tita Diana Ningsih 2. Retno Farida 3. Esa Ramadhanni Syuhada Teknik Kimia Teknik Kimia Teknik Mesin Teknik Kimia Teknik Kimia Teknik Mesin (jam/minggu) 20 Persiapan bahan baku dan Proses 20 Pengujian Produk 10 Analisis Sifat Pelumasan

25

26

PENGARUH BLENDING MINYAK NABATI PADA PELUMAS DARI MINYAK MINERAL TERHADAP STABILITAS OKSIDASI DAN KETAHANAN KOROSI LOGAM

PENGARUH BLENDING MINYAK NABATI PADA PELUMAS DARI MINYAK MINERAL TERHADAP STABILITAS OKSIDASI DAN KETAHANAN KOROSI LOGAM Pengaruh Blending Nabati pada Pelumas dari Mineral terhadap Stabilitas Oksidasi dan Ketahanan Korosi Logam (Tita Diana Ningsih, Retno Farida, Ratri Ariatmi Nugrahani) PENGARUH BLENDING MINYAK NABATI PADA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fungsi utama pelumas (oli) adalah mencegah terjadinya friksi dan keausan (wear) antara dua bidang atau permukaan yang bersinggungan, memperpanjang usia pakai mesin, dan fungsi

Lebih terperinci

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE 1* Sukmawati, 2 Tri Hadi Jatmiko 12 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, pelumas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mesin. Pelumas dibutuhkan mesin untuk melindungi komponen-komponen mesin dari keausan. Prinsip dasar

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPATIBILITAS CAMPURAN PELUMAS INDUSTRI (MESIN DAN HIDROLIK) DARI BAHAN DASAR MINERAL DAN SINTETIK.

ANALISIS KOMPATIBILITAS CAMPURAN PELUMAS INDUSTRI (MESIN DAN HIDROLIK) DARI BAHAN DASAR MINERAL DAN SINTETIK. Analisis Kompatibilitas Campuran Pelumas Industri (Mesin dan Hidrolik) dari Bahan Dasar Mineral dan (Rini Siskayanti, Muhamad Engkos Kosim) ANALISIS KOMPATIBILITAS CAMPURAN PELUMAS INDUSTRI (MESIN DAN

Lebih terperinci

FORMULASI GEMUK LUMAS RAMAH LINGKUNGAN (BIODEGRADABLE GREASE) Ratu Ulfiati, M. Rizkia Malik, Pandu Asmoro Bangun

FORMULASI GEMUK LUMAS RAMAH LINGKUNGAN (BIODEGRADABLE GREASE) Ratu Ulfiati, M. Rizkia Malik, Pandu Asmoro Bangun FORMULASI GEMUK LUMAS RAMAH LINGKUNGAN (BIODEGRADABLE GREASE) Ratu Ulfiati, M. Rizkia Malik, Pandu Asmoro Bangun Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "Lemigas" ratuulfi@lemigas.esdm.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ancaman terhadap kerusakan lingkungan telah menjadi isu yang sangat berkembang di zaman globalisasi saat sekarang ini, sehingga menyadarkan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga Pemakaian Pelumas Rekomendasi penggunaan pelumas hingga 2.500 kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga 15 ribu kilometer. Pelumas : campuran base oil (bahan dasar pelumas) p ( p ) dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010.

LAMPIRAN A. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010. LAMPIRAN A Transesterifikasi Transesterifikasi ini merupakan tahap awal pembuatan pelumas bio dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dengan metanol dengan bantuan katalis NaOH. Transesterifikasi ini bertujuan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F34103041 2007 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan merupakan kunci utama diberbagai sektor. Semakin hari kebutuhan akan energi mengalami kenaikan seiring dengan

Lebih terperinci

Potensi Produk Transesterifikasi Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) sebagai Bahan Baku Pembuatan Base Oil Epoksi Metil Ester

Potensi Produk Transesterifikasi Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) sebagai Bahan Baku Pembuatan Base Oil Epoksi Metil Ester Potensi Produk Transesterifikasi Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) sebagai Bahan Baku Pembuatan Base Oil Epoksi Metil Ester Yuti Mentari, Miftahul Hasanah, Ratri Ariatmi Nugrahani Jurusan Teknik Kimia,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN JENIS MINYAK LUMAS DASAR (BASE OIL) TERHADAP MUTU PELUMAS MESIN

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN JENIS MINYAK LUMAS DASAR (BASE OIL) TERHADAP MUTU PELUMAS MESIN ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN JENIS MINYAK LUMAS DASAR (BASE OIL) TERHADAP MUTU PELUMAS MESIN Rini Siskayanti 1* dan Muhammad Engkos Kosim 2 1,2 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadyah

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN. SEARCH and SHARE RESEARCH GRANT

USULAN PENELITIAN. SEARCH and SHARE RESEARCH GRANT Kode/Nama Rumpun Ilmu* :.../... Bidang Fokus :... USULAN PENELITIAN SEARCH and SHARE RESEARCH GRANT JUDUL PENELITIAN TIM PENGUSUL (Nama ketua dan anggota tim, lengkap dengan gelar, dan NIDN) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin. Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan

Lebih terperinci

Optimasi Sabun Logam Campuran (Li-Ca) Pada Pembuatan Pelumas Padat (Grease) Dari Palm Fatty Acid Destillate (PFAD)

Optimasi Sabun Logam Campuran (Li-Ca) Pada Pembuatan Pelumas Padat (Grease) Dari Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) TPP 02 Optimasi Sabun Logam Campuran (Li-Ca) Pada Pembuatan Pelumas Padat (Grease) Dari Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) Sukmawati Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di sisi lain ketersediaan bahan bakar minyak bumi dalam negeri semakin hari semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polimer merupakan salah satu bahan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dikembangkan sensor infra red untuk mendeteksi sisa umur pelumas. Beberapa sumber sinar sensor yang digunakan adalah lampu LED near infra red komersial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Paduan Fe-Al merupakan material yang sangat baik untuk digunakan dalam berbagai aplikasi terutama untuk perlindungan korosi pada temperatur tinggi [1]. Paduan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak. bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak. bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin berkurang. Keadaan ini bisa

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA. Diusulkan oleh :

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA. Diusulkan oleh : PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA Diusulkan oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MINUMAN MIM (MIX IN MOUTH) BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MINUMAN MIM (MIX IN MOUTH) BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MINUMAN MIM (MIX IN MOUTH) BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH : Ketua: Ranti Waislami 2011430007 / Angkatan 2011 Anggota: Yenny Susilowati

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Sigit Purwito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dan banyak sekali produk turunan dari minyak sawit yang dapat menggantikan keberadaan minyak

Lebih terperinci

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0 TUGAS AKHIR STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0.5 M DIAMONIUM HIDROGEN FOSFAT SEBELUM DAN SESUDAH KALSINASI DAN SINTERING Disusun : AMIN MUSTOFA NIM : D 200 05

Lebih terperinci

Pengaruh Katalis H 2 SO 4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)

Pengaruh Katalis H 2 SO 4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 6(1) Januari 7: 7 74 ISSN 141-7814 Pengaruh Katalis H S 4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) Mersi Suriani

Lebih terperinci

Bab III Metoda, Peralatan, dan Bahan

Bab III Metoda, Peralatan, dan Bahan Bab III Metoda, Peralatan, dan Bahan III.1 Metodologi Penelitian Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini secara garis besar meliputi beberapa tahap, yaitu penyiapan aditif penurun titik tuang,

Lebih terperinci

ESTER PROPILENA DIOLEAT SEBAGAI PRODUK DOMESTIK MINYAK LUMAS DASAR SINTETIK UNTUK OLI OTOMOTIF. Roza Adriany

ESTER PROPILENA DIOLEAT SEBAGAI PRODUK DOMESTIK MINYAK LUMAS DASAR SINTETIK UNTUK OLI OTOMOTIF. Roza Adriany ESTER PROPILENA DIOLEAT SEBAGAI PRODUK DOMESTIK MINYAK LUMAS DASAR SINTETIK UNTUK OLI OTOMOTIF Roza Adriany Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS rozaa@lemigas.esdm.go.id

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN MINYAK KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI MENGGUNAKAN PRESS BERULIR DENGAN OPTIMALISASI SUHU

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN MINYAK KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI MENGGUNAKAN PRESS BERULIR DENGAN OPTIMALISASI SUHU LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN MINYAK KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI MENGGUNAKAN PRESS BERULIR DENGAN OPTIMALISASI SUHU (THE USE OF SOYBEAN OIL AS RAW MATERIAL FOR MAKING AROMATHERAPY

Lebih terperinci

Pembuatan Film Bioplastik Dari Biji Nangka Dan Kulit Kacang Tanah Dengan Penambahan Gliserol

Pembuatan Film Bioplastik Dari Biji Nangka Dan Kulit Kacang Tanah Dengan Penambahan Gliserol Pembuatan Film Bioplastik Dari Biji Nangka Dan Kulit Kacang Tanah Dengan Penambahan Gliserol 1. Nurul aeni 2. Aminah Asngad 1,2. universitas muhammadiyah surakarta,surakarta, Jl. Ahmad yani, Tromol Pos

Lebih terperinci

HIBAH PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017

HIBAH PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017 HIBAH PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017 A. SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi) Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: Achmad Hambali NIM: 12 644 024 JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh :

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh : PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini pemakaian bahan bakar yang tinggi tidak sebanding dengan ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang semakin menipis. Cepat atau lambat cadangan minyak bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemadaman listrik yang dialami hampir setiap daerah saat ini disebabkan kekurangan pasokan listrik. Bila hal ini tidak mendapat perhatian khusus dan penanganan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polistiren adalah salah satu contoh polimer adisi yang disintesis dari monomer stiren. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dan dapat

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA PROSES. Analisis Pengaruh Bahan Dasar terhadap Indeks Viskositas Pelumas Berbagai Kekentalan

JURNAL REKAYASA PROSES. Analisis Pengaruh Bahan Dasar terhadap Indeks Viskositas Pelumas Berbagai Kekentalan 94 JURNAL REKAYASA PROSES Volume 11 No.2, 2017, hal. 94-100 Journal homepage: http://journal.ugm.ac.id/jrekpros Analisis Pengaruh Bahan Dasar terhadap Indeks Viskositas Pelumas Berbagai Kekentalan Rini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga, 24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas laboratorium kimia (botol semprot, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, corong

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RANSEL CONSERVATION (RANCO) dengan Berbagai Warna dan Desain Menarik Sebagai Inovasi Pembuatan Tas Ransel Ramah Lingkungan Di Kampus Konservasi UNNES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA Bidang Unggulan: Lahan Basah/ Biomaterial Kode/ Nama Rumpun Ilmu**: 433/ Teknik Kimia LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu produk utama pertanian Indonesia. Usaha agribisnis di bidang ini (terutama minyak sawit) telah memberikan kontribusi bagi perekonomian negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks alam adalah subtansi yang diperoleh dari getah karet (Hevea Brasilliensis). Lateks alam tersusun dari hidrokarbon dan mengandung sejumlah kecil bagian bukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan untuk mengatasi masalah kekurangan sumber energi akibat cadangan sumber energi fosil yang semakin

Lebih terperinci

TEMPLATE HIBAH PENELITIAN DOSEN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

TEMPLATE HIBAH PENELITIAN DOSEN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA TEMPLATE HIBAH PENELITIAN DOSEN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA Sistematika Usulan Penelitian Hibah Penelitian Dosen Universitas Sahid Jakarta Maksimum berjumlah 20 halaman (tidak termasuk halaman sampul, halaman

Lebih terperinci

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas Valensi Vol. 2 No. 2, Mei 2011 (384 388) ISSN : 1978 8193 Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas Isalmi Aziz, Siti Nurbayti, Badrul Ulum Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-M. 8. Diunggah sebelum 29 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Softcopy (Microsoft word) dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-M. 8. Diunggah sebelum 29 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Softcopy (Microsoft word) dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-M Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

STRATEGI FORMULASI BIODIESEL JATROPHA UNTUK MEMENUHI SPESIFIKASI WWFC

STRATEGI FORMULASI BIODIESEL JATROPHA UNTUK MEMENUHI SPESIFIKASI WWFC STRATEGI FORMULASI BIODIESEL JATROPHA UNTUK MEMENUHI SPESIFIKASI WWFC 2009: Teknik Blending Dengan Biodiesel Sawit dan Rekayasa Kimia (Partial Hydrogenation) Rizqon Fajar, Siti Yubaidah, Muhammad Ma ruf

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-K. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-K. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-K Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Silika merupakan unsur kedua terbesar pada lapisan kerak bumi setelah oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai dari jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai solusi. Pada umumnya sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai solusi. Pada umumnya sumber energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perindustrian di Indonesia akan menyebabkan kebutuhan bahan bakar fosil yang semakin meningkat sehingga dibutuhkan bahan bakar alternatif lain yang dapat

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI Oleh: Kusmiyati, ST, MT, PhD DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI,

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Kimia Oleh : ENY PURWATI

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Penelitian Mulai Preparasi dan larutan Pengujian Polarisasi Potensiodinamik untuk mendapatkan kinetika korosi ( no. 1-7) Pengujian Exposure (Immersion) untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET Dwi Ardiana Setyawardhani*), Sperisa Distantina, Hayyu Henfiana, Anita Saktika Dewi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem - 21 BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern - Erlenmeyer 250 ml pyrex - Pipet volume 25 ml, 50 ml pyrex - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex -

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DAUR ULANG MINYAK PELUMAS BEKAS MENJADI MINYAK PELUMAS DASAR DENGAN KOMBINASI BATUBARA AKTIF DAN KARBON AKTIF OLEH :

LAPORAN PENELITIAN DAUR ULANG MINYAK PELUMAS BEKAS MENJADI MINYAK PELUMAS DASAR DENGAN KOMBINASI BATUBARA AKTIF DAN KARBON AKTIF OLEH : LAPORAN PENELITIAN DAUR ULANG MINYAK PELUMAS BEKAS MENJADI MINYAK PELUMAS DASAR DENGAN KOMBINASI BATUBARA AKTIF DAN KARBON AKTIF OLEH : Pandu Hary Muckti 0931010043 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pada penelitian yang telah dilakukan, katalis yang digunakan dalam proses metanolisis minyak jarak pagar adalah abu tandan kosong sawit yang telah dipijarkan pada

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-KC. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-KC. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-KC Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bahan bakar minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan di berbagai negara. Tingkat kebutuhan manusia akan bahan bakar seiring meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Jumlah cadangan minyak bumi dunia semakin menipis. Sampai akhir tahun 2013, cadangan minyak bumi dunia tercatat pada nilai 1687,9 miliar barel. Jika tidak

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<<JUDUL>>> BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<<JUDUL>>> BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta Diusulkan oleh: Nama Ketua NIM Angkatan Nama Anggota 1 NIM Angkatan Nama Anggota 2 NIM Angkatan Nama Anggota 3 NIM Angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan bakar fosil telah banyak dilontarkan sebagai pemicu munculnya BBM alternatif sebagai pangganti BBM

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER Muhammad Agus Sahbana 1), Naif Fuhaid 2) ABSTRAK Biodiesel merupakan bahan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, peralatan, bahan yang digunakan dalam penelitian, diagram alir penelitian, serta prosedur yang harus dilakukan untuk mencapai

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGAM BUBIDAYA PARKIT UNTUK KESEHATAN MANUSIA BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN.

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGAM BUBIDAYA PARKIT UNTUK KESEHATAN MANUSIA BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN. PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGAM BUBIDAYA PARKIT UNTUK KESEHATAN MANUSIA BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh : MUHAMMAD RINTO SURYO K ( F3615051 / 2015 ) MIKO DWI PRASETYO

Lebih terperinci

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

FORMULASI FOOD GRADE GREASE BERBAHAN DASAR MINYAK SAWIT (RBDPO) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MINYAK JARAK, BAHAN PENGENTAL, DAN KONSENTRASI Zn STEARAT

FORMULASI FOOD GRADE GREASE BERBAHAN DASAR MINYAK SAWIT (RBDPO) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MINYAK JARAK, BAHAN PENGENTAL, DAN KONSENTRASI Zn STEARAT ISSN: 11-9 Agrin Vol. 19, No., Oktober 15 FORMULASI FOOD GRADE GREASE BERBAHAN DASAR MINYAK SAWIT (RBDPO) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MINYAK JARAK, BAHAN PENGENTAL, DAN KONSENTRASI Zn STEARAT Food Grade

Lebih terperinci

Hariadi Aziz E.K

Hariadi Aziz E.K IMMOBILISASI LOGAM BERAT Cd PADA SINTESIS GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT. SEMEN GRESIK Oleh: Hariadi Aziz E.K. 1406 100 043 Pembimbing: Ir. Endang Purwanti S,M.T. Lukman Atmaja, Ph.D. MIND MAP LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL Yanuar

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG Firdaus Jl. Kalibeber KM 3 Wonosobo, Jawa Tengah firdaus.1024@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai viskositas

Lebih terperinci

Rekayasa Proses Produksi Biodiesel

Rekayasa Proses Produksi Biodiesel Institut Pertanian Bogor (IPB) Rekayasa Proses Produksi Biodiesel Berbasis Jarak (Jatropha curcas) Melalui Transesterifikasi In Situ Dr.Ir. Ika Amalia Kartika, MT Dr.Ir. Sri Yuliani, MT Dr.Ir. Danu Ariono

Lebih terperinci

SKRIPSI STUDI KINETIKA REAKSI EPOKSIDASI MINYAK SAWIT

SKRIPSI STUDI KINETIKA REAKSI EPOKSIDASI MINYAK SAWIT SKRIPSI STUDI KINETIKA REAKSI EPOKSIDASI MINYAK SAWIT Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : Revina Allundaru Tanty Wisley Sitio L2C006095

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BISNIS BENANG BEKAS DARI LIMBAH PABRIK TEXTILE

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BISNIS BENANG BEKAS DARI LIMBAH PABRIK TEXTILE PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BISNIS BENANG BEKAS DARI LIMBAH PABRIK TEXTILE BIDANG KEGIATAN : PKM - KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Adi Tama Batara Sunyoto F0314003 (Angkatan 2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Ketaren, 1986). Minyak goreng diekstraksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada 30 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada temperatur 750 0 C dalam lingkungan. Pengujian dilakukan untuk melihat pertambahan berat terhadap waktu lamanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-P. Syarat lainnya yang harus dipenuhi:

OUTLINE PKM-P. Syarat lainnya yang harus dipenuhi: OUTLINE PKM-P Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. #Kaos Hikmah BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. #Kaos Hikmah BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM #Kaos Hikmah BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH : Nama Ketua Yusuf Hakal NIM: B0515045 / ANGKATAN: 2015 Nama Anggota : Muhamad Najib

Lebih terperinci

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi Rita Arbianti *), Tania S. Utami, Heri Hermansyah, Ira S., dan Eki LR. Departemen Teknik Kimia,

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu penyiapan aditif dan analisa sifat-sifat fisik biodiesel tanpa dan dengan penambahan aditif. IV.1 Penyiapan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh komposisi terhadap sifat campuran minyak jarak dan minyak nyamplung pada suhu 160 C. Campuraan minyak

Lebih terperinci