BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA. yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA. yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi"

Transkripsi

1 BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA A. Pengertian toleransi Toleransi berasal dari kata Tolerare yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. 1 Toleransi dalam istilah sehari-hari yaitu membiarkan diri atau membolehkan orang lain berpikir dan berbuat atau bertindak sesuka hatinya. Sedangkan toleransi di dalam Islam yaitu membolehkan orang berbuat menurut kadar kemampuan diri. Membiarkan umat berpikir sesuai dengan kadar kesanggupannya masing-masing. 2 Toleransi menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah adalah Meyakini apa yang diimaninya adalah yang terbaik tanpa harus menyerang apa yang diimani orang lain. Dapat disimpulkan bahwa toleransi tidak harus mengatakan semua agama itu baik, tapi agamakulah yang terbaik, sebagaimana agama Anda juga yang terbaik menurut Anda. Dalam Islam jelas diterangkan bahwa Untukmulah agamamu, untukkulah agamaku diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 14:08. 2 Saadan Rahmany, Semangat Muslim (Jakarta: Yayasan Dakwah, 1979), hlm M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur an, Vol.15, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm

2 18 Konsep toleransi seharusnya mengisyaratkan pengakuan atas kehadiran kebudayaan lain, kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan setempat. Menurut Sumartana yang ditulis dalam buku Pluralisme,konflik dan pendidikan Agama di Indonesia, bahwa dalam komunitas agama Islam ajaran yang sering kali dikemukakan, direproduksi, untuk mengakui dan menegaskan konsep toleransi ini adalah Bagiku Agamaku, Bagimu Agamamu. Kehadiran aneka kebudayaan dianggap sebagai kontak yang tidak akan mempengaruhi kemurnian masing-masing agama. Konsep toleransi itu memang pilihan yang cukup baik dalam rangka terbangunnya suatu komunitas nasional yang heterogen, tetapi tidak menimbulkan konflik dan pertentangan. 4 Berbicara tentang toleransi, di dalam Al-Qur an telah disebutkan bahwa perdamaian merupakan salah satu utama agama Islam. Ia lahir dari pandangan ajaran Allah, Tuhan yang Maha Kuasa, alam, dan manusia. Demikian ide dasar ajaran Islam yang melahirkan keharusan adanya kedamaian bagi seluruh makhluk. Biasanya yang paling berharga bagi sesuatu adalah dirinya sendiri. Karena sikap agama menuntut pengorbanan apapun dari pemeluknya demi mempertahankan kelestariannya. Namun demikian Islam datang tidak hanya mempertahankan eksistensi agama-agama lain, dan memberikannya hak untuk hidup berdampingan sambil menghormati pemeluk agama-agama lain. 5 Pengertian toleransi ada yang ditafsirkan secara negatif dan ada yang positif. Penafsiran secara negatif hanya mengisyaratkan cukup dengan 4 Th Sumartana, dkk, Pluralisme,konflik dan pendidikan Agama di Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm M. Quraish shihab, Wawasan Al-qur an, (Bandung: Mizan, 2000), hlm

3 19 membiarkan dan tidak meyakini atau tidak mengganggu agama lain/kelompok lain. Namun bagi penafsiran yang positif, toleransi tidak cukup hanya membiarkan atau tidak mengganggu, tetapi lebih dari itu toleransi membutuhkan bantuan, dorongan, dukungan, dan penghargaan terhadap eksistensi orang lain atau kelompok lain. Dengan pengertian yang positif itu maka kerukunan akan tercapai. Pengertian kerukunan umat beragama adalah terciptanya suatu hubungan yang harmonis dan dinamis serta rukun dan damai diantara sesama umat beragama di indonesia, yakni hubungan harmonis antar umat beragama, antara umat berlainan agama dan antara umat beragama dengan pemerintah dalam usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masyarakat sejahtera lahir dan batin, dengan demikian pola kerukunan antar umat beragama menunjukkan pola hubungan antar berbagai kelompok umat beragama yang rukun, saling menghormati, saling menghargai dan damai, tidak bertengkar dan semua persoalan dapat diselesaikan sebaik-baiknya dan tidak mengganggu kerukunan hubungan antar umat beragama pada suatu daerah tertentu. Oleh karena itu ada dimensi kemasyarakatan yang berhimpitan antar agama satu dengan agama yang lainnya. Pada dimensi ini menunjukkan toleransi daari umat beragama terhadap keberadaan umat agama lain dalam lingkungan mereka. Perwujudan sikap toleransi beragama dapat dicirikan

4 20 dalam beberapa indikasi, indikator-indikator sikap toleransi beragama tersebut adalah: 1. Adanya penerimaan terhadap adanya kelompok lain untuk hidup bersama, 2. Terciptanya ruang dialog antar umat beragama dan 3. Saling menghargai terhadap aktivitas keagamaan komunitas pemeluk agama lain. Kerukunan hidup umat beragama yaitu perihal hidup rukun yaitu hidup dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati dan bersepakat antar umat yang berbeda-beda agamanya atau antar umat dalam satu agama. Dalam terminologi yang digunakan resmi oleh pemerintah secara resmi, konsep kerukunan hidup beragama, kerukunan hidup beragama mencakup tiga kerukunan yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama, kerukunan antara pemuka umat beragama terhadap pemerintah. Tiga kerukunan tersebut sering disebut Tri Kerukunan. 6 B. Interaksi sosial siswa Siswa yang terdiri dari berbagai etnis saling berinteraksi dalam lingkungan yang dibatasi dinding dan pintu pagar yang dijaga oleh petugas penjaga keamanan. Pada saat berjumpa sesama teman selalu menyapa dengan teguran dan sapaan yang biasa digunakan oleh sesama remaja. Pada umumnya 6 Arifuddin Ismail, dkk., Merajut Kerukunan Umat Beragama (Semarang: Robar Bersama, 2011), hlm

5 21 menyebut nama panggilan, kata-kata panggilan yang cukup akrab. Bagi yang beragama Islam biasanya menyapa dengan Assalamualaikum. Komunitas siswa pada umumnya membuat kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan-kesamaan antar mereka. Kelompok siswa terdiri dari beberapa orang, sedikitnya 2 orang dan biasanya paling banyak 10 orang. Dengan kata lain, biasa disebut dengan teman sepermainan. Kelompok tidak merupakan komunitas etnis atau agama. Bila kebetulan sama etnisnya atau agama yang dipeluk itu hanyalah sebagai suatu kebetulan saja. Pergaulan siswa yang ditandai saling kenal mengenal antar mereka dalam lingkungan sekolah tidak menunjukkan adanya kelompok-kelompok berdasarkan etnisitas atau religiusitas. Kelompok siswa lebih mendasarkan pada kesamaan-kesamaan antar mereka yang berkelompok sebagai teman sekelas atau teman sekolah. Anggota kelompok bisa terjadi berbeda etnis, agama dan jenis kelamin, karena dasar utama terbentuknya suatu kelompok adalah adanya kesamaan-kesamaan diantara para anggota kelompok. Hal tersebut dapat diketahui dari dasar pertimbangan para siswa mencari teman dalam pergaulan, antara lain: mereka mengetahui siapa yang mau diajak berteman, agar pertemanannya tidak berdampak buruk bila terus berlanjut sampai keluar sekolah. Pengetahuan siswa tentang siapa yang akan dijadikan partner dalam pergaulan adalah: 1) Orangnya baik, 2) Sopan, 3) Jujur, 4) Pengertian, dan 5) Tidak sombong. Suatu hal yang menarik dalam memahami kebersamaan adalah mereka walaupun berbeda etnis namun dapat saling membantu dalam

6 22 menyelesaikan dalam berbagai persoalan. Saat ada persoalan yang cukup peka maka persoalan tersebut dibahas dengan hati-hati dan penuh pengertian. Kasus yang terjadi adalah saat salah satu anggota kelompok berkawan di luar kelompoknya dan agama yang dipeluk berbeda. Masalah pertamanan tersebut dibicarakan dalam kelompok dan memperoleh tanggapan yang sangat baik. Salah satu pandangan yang muncul adalah dalam berteman dengan siapapun orangnya, suku dan agama yang dianutnya adalah bolehboleh saja. Sebab semua manusia adalah ciptaan Tuhan YME. Masing-masing manusia dihadapan Tuhan adalah makhluk yang diciptakan sebaik-baik ciptaan-nya, sehingga pertemanan dengan siapapun boleh, selama teman tersebut tidak mengajak dalam perbuatan yang melanggar ketentuan agama. Namun dalam satu sisi, saran dan pandangan teman dalam kelompok tersebut kepada teman yang punya sahabat lain agama, menyatakan bahwa untuk menjadi calon pasangan dalam pernikahan, maka tidak dibenarkan. Jadi, jelas batas-batas yang dapat dikatakan dengan toleransi, pengertian dan kebersamaan yang dapat dibina dengan sesama manusia yang berbeda agama dan keyakinannya, tanpa menyalahkan keyakinan yang dipeluk orang bersangkutan. Apapun agama yang dianutnya sesama manusiaharus saling menghormati dan tolong-menolong. Tetapi memang sulit untuk melakukan hal sedemikian dalam kehidupan. Oleh karena itu melalalui kelompok kecil inilah kita bejar. 7 7 Kepala Balitbang Agama, Penamas Agama dan Multikultur vol. XXI, (Jakarta: Balitbang Agama, 2008),hlm

7 23 C. Dasar tentang toleransi beragama 1. Dalil Al-Qur an Apabila Al-Qur an dipelajari secara serius dan cermat akan ditemukan bahwa ternyata kitab suci ini tidak pernah membisu bila saja diminta pertimbangan oleh siapa saja untuk mencari jalan keluar dari problematika yang senantiasa menghadang dunia dan kemanusiaan sepanjang sejarah, sesuai dengan fungsinya sebagai kitab petunjuk. 8 Dalil-dalil al-qur an tentang toleransi beragama, yaitu sebagai berikut: a. QS. Al-Kafirun ayat 6 Artinya: Bagimu Agamamu dan bagiku agamaku. (QS. Al- Kafirun:6) Ayat diatas menetapkan cara pertemuan dalam kehidupan bermasyarakat yakni: Bagi kamu secara khusus agama kamu. Agama itu tidak menyentuh ku sedikitpun, kamu bebas untuk mengamalkannya sesuai kepercayaan kamu dan bagiku juga secara khusus agamaku, aku pun mestinya memperoleh kebebasan untuk melaksanakannya dan aku tidak akan disentuh sedikitpun olehnya. Ayat tersebut merupakan pengakuan eksistensi secara timbal balik bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku. Sehingga dengan demikian masing-masing pihak dapat melaksanakan apa yang 8 Syahrin Harahap, Teologi kerukunan (Jakarta: Prenada, 2011), hlm.35.

8 24 dianggapnya benar dan baik, tanpa memutlaqkan pendapat kepada orang lain tetapi sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan masingmasing. 9 b. QS. Al-An am ayat 108 Artinya: Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.(qs. Al- An am:108) Bahwa ayat ini melarang memaki kepercayaan kaum musyrik, karena makian tidak menghasilkan sesuatu yang menyangkut kemaslahatan agama. Larangan memaki tuhan-tuhan dan kepercayaan pihak lain merupakan tuntunan agama, guna memelihara kesucian agama-agama dan guna menciptakan rasa aman serta hubungan harmonis antar umat beragama. Karena tabiat manusia sangat mudah terpancing emosinya bila agama dan kepercayaannya disinggung M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 15 (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 4 (Jakarta: Lentera Hati, 2005), hlm

9 25 c. QS. Al-Baqarah : 256 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS Al-Baqarah: 256) perlu dicatat bahwa yang dimaksud dengan tidak ada paksaan dalam menganut agama adalah menganut aqidahnya. Allah SWT menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian. Agama- Nya dinamai Islam yakni damai. Kedamaian tidak dapat diraih apabila jiwa tidak damai. Paksaan menyebabkan jiwa tidak damai, karena itu tidak ada paksaan dalam menganut keyakinan agama Islam. 11 d. QS. An-Nahl:93 Artinya: Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang Telah kamu kerjakan. (QS. An-Nahl:93) 11 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm.515.

10 26 2. Hadist Allah SWT tidak menghendaki menjadikan manusia semua sejak dalu hingga sekarang satu Ummat saja, yakni satu pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama dalam segala prinsip dan rinciannya. 12 Sikap penerimaan dan pengakuan terhadap yang lain, sebagai ajaran toleransi yang ditawarkan Islam, sebagaimana disebutkan dalam hadishadis maupun ayat Alquran cukup rasional dan praktis. Namun, dalam hubungannya dengan keyakinan (akidah) dan ibadah, tidak bisa disamakan dan dicampuradukkan, yang berarti bahwa keyakinan Islam kepada Allah swt tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka, dan juga tatacara ibadahnya. Walaupun demikian, Islam tetap melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Oleh karena itu, kata tasamuh atau toleransi dalam Islam bukan sesuatu yang asing, tetapi sudah melekat sebagai ajaran inti Islam untuk diimplementasiklan dalam kehidupan sejak agama Islam itu lahir. 13 Hadist tentang toleransi yang diriwayatkan oleh al-bukhari : أ ح ب الد ين إ ل الل ه ال ن يف ي ة الس م ح ة Artinya : "Agama yang paling dicintai disisi Allah adalah agama yang lurus dan toleran (HR. Bukhori) M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 7 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm diakses pada tanggal 28 Februari 2015 pada pukul 12: Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-bukhary, Matan al-bukhori Bihasyiatu Shindii jilid I (Bandung: Syirkat al-ma arif lil al-thob i wa Nasyar, 1138H) hlm. 17.

11 27 3. Piagam Madinah Ide-ide tentang toleransi (Tasamuh) dalam piagam itu sendiri dijumpai pada beberapa pasal. Pasal-pasal yang menyinggung kerukunan intern umat beragama diantaranya: a. Orang-orang Yahudi dan bani Auf adalah masyarakat yang hidup bersama dengan orang-orang mukmin. Bagi mereka agama mereka, dan bagi orang-orang mukmin agama orang-orang mukmin. Ini berlaku pula atas pendukung-pendukung mereka dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang melanggar Undang-undang atau berkhianat, maka ia hanya akan membawa kejahatan itu atas nama dirinya sendiri dan keluarganya sendiri. (pasal 25). b. Kaum muslimin tidak membiarkan seorang muslim yang dibebani dengan hutang atau beban keluarga. Mereka memberi bantuan dengan baik untuk keperluan membayar tebusan atau denda. Seorang Muslim tidak akan bertindak senonoh terhadap sekutu (tuan atau hamba sahaya) muslim yang lain (pasal 12). c. Seorang Muslim tidak diperbolehkan membunuh seorang muslim lain untuk kepentingan orang kafir, dan tidak diperbolehkan pula menolong orang kafir dengan merugikan orang muslim (pasal 14). d. Seorang Muslim dalam rangka menegakkan agama Allah, menjadi pelindung muslim yang lain disaat menghadapi hal-hal yang mengancam jiwanya (pasal 19).

12 28 e. Bila kamu berbeda pendapat akan suatu hal, hendaklah perkaranya diserahkan kepada (ketentuan) Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW UUD 1945 UUD 1945 memberikan kebebasan bagi pemeluk agama-agama di negera Indonesia ini untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing. hal ini ditegaskan dalam Bab IX (Agama) pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: Negara Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah sesuai dengan agamanya dan kepercayaannya itu Kenyataan sosial budayanya menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kelahiran dan perkembangan agama-agama besar: Hindu, Budha, Islam, Kristen Protestan, dan Katholik, dan kemudian Konghucu. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan sosial budaya bangsa Indonesia sangat dipengaruhi dan diwarnai oleh nilai-nilai agama. Karena itu pula, maka kehidupan beragama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. 16 Menyadari hal inilah, maka dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti kewajiban pemerintah dan para penyelenggara negara lainnya untuk 15 Syahrin Harahap, Teologi kerukunan (Jakarta: Prenada, 2011), hlm Ibid., hlm. 47.

13 29 memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral yang luhur tidak dapat dilepaskan dari usaha membina dan mengembangkan kehidupan beragama bangsa Indonesia. Dalam operasionalnya, amanat ini dilaksanakan pemerintah melalui Departemen Agama RI dengan membina kerukunan hidup umat beragama dalam tiga kerukunan (Trilogi kerukunan): - Kerukunan intern umat beragama - Kerukunan antar umat beragama - Kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah. Gagasan tentang prinsip kebebasan beragama dan berbudaya dalam Piagam Madinah diyakini memiliki subtansi yang sama dengan UUD 1945 di Indonesia, merupakan salah satu bentuk aktualisasi ajaran al- Qur an. Ungkapan la ikraha fi al-diin (tidak ada paksaan dalam memasuki agama) seperti yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 256 yang diturunkan setelah ditetapkannya Piagam Madinah, esensinya dianggap telah termuat dalam piagam madinah. 17 Kalau ditelaah lebih jauh posisi agama di kedua konstitusi tersebut adalah sama, yaitu sama-sama diberikan kebebasan dalam segala bentuknya hal ini ditegaskan pada pasal 29 UUD 1945 dan pasal 25 dalam piagam madinah. Aspek persamaannya adalah: a. Jaminan kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing 17 Ibid., hlm

14 30 Jaminan kemerdekaan dan kebebasan serta beribadah menurut agamanya masing-masing, sepenuhnya berada di tangan negara. Di sini peran negara hanya dalam berupa jaminan kemerdekaan bagi individu untuk memeluk, memilih dan melaksanakan, bukan dalam mengarahkan untuk memilih, memeluk dan melaksanakan agamanya. Dalam piagam madinah pasal 25 tidak secara eksplisit dinyatakan bahwa penjamin kebebasan beragama, memeluk dan melaksanakannya adalah negara. Disana hanya disebutkan adanya konsep Ummah, sebab komsep inilah yang menjadi perekat utama dan identitas bersama dalam konfigurasi pluralistik Madinah. Tetapi jika piagam madinah dianggap sebagai sebuah konstitusi, bukan sekedar perjanjian, dengan sendirinnya yang menjamin adalah negara, dengan asumsi bahwa sebuah konstitusi merupakan bukti adanya negara. b. Toleransi beragama sebagai konsekuensi adanya hak kebebasan beragama. Frase Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing, merupakan indikasi adanya keharusan bagi tiap pemeluk agama untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain Toleransi agama yang ditunjukkan dalam piagam madinah terletak pada frase bagi yahudi berlaku agama mereka, bagi kaum

15 31 muslim berlaku agama muslim. Kaum Yahudi dipersilahkan memeluk agamanya, melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya, demikian pula dengan kaum Muslimin. c. Menghormati kebebasan beragama Karena negara (Ummah), menjamin kebebasan beragama, maka tiap pemeluk agama dituntut bersikap toleran terhadap agama lain, demikian pula mereka dituntut menghormati agama dan pelaksanan ibadah agama lain. d. Menjamin persamaan posisi agama dihadapan hukum Tiga poin diatas sebenarnya bermuara pada kesamaan posisi dan status di hadapan hukum. Sebab faktor kebangsaan dalam UUD 1945 dan Ummah dalam piagam madinah melebihi batasbatas wilayah agama, suku dan budaya. e. Kerukunan antar hidup beragama, intern beragama dan antar ummat beragama dengan pemerintah. 18 D. Manfaat toleransi antar umat beragama 1. Menghindari perpecahan Dengan belajar dan melakukan Toleransi Beragama maka kita juga belajar bagaimana agar bangsa besar kita ini indonesia dapat bertahan lama. Negara kita terbukti sangat peka terhadap isu keagamaan oleh karena itu 18 Aksin wijaya, Hidup beragama dalam sorotan UUD 1945 dan Piagam Madinah (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), hlm

16 32 jika tidak bisa menjaga hubungan baik antara agama. Bahaya besar telah menanti bangsa ini. 2. Mempererat hubungan Dengan toleransi beragama tidak hanya dapat menghindarkan kita dari sebuah perpecahan tapi juga dapat membuat kita lebih solid dalam hubungan kemasyarakatan. Dapat juga bertukar pikiran (bukan berdebat tentang agama yang lebih baik) agar dari hari kehari kehidupan ala multiagama di negara ini menjadi sesuatu yang biasa dan tidak menjadi alasan terjadi pertikaian anatara umat beragama. 3. Mengokohkan iman Semua agama mangajarkan hal yang baik bagaimana mengatur hubungan dengan masyarakat yang beragama lain. Wujud nyata tingkah laku toleransi akan menunjukkan perwujudan iman keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Saling menghormati Salah satu contoh toleransi dalam beragama adalah dengan saling menghormati anatar umat beragama. Dengan cara jika ada yang sedang puasa ya setidaknya kita jangan mengangui atau merusak puasanya. Jika ada yang sedang berdoa tetaplah menjaga ketenangan saat umat lain beribadah. 5. Tidak mengganggu Tidak mengganggu sudah cukup baik untuk mewujudkan toleransi beragama di dalam masyarakat dengan cara jika ada upacara agama lain

17 33 hendaklah tidak melanggar aturan. Misalnya acaranya nyepi janganlah merusak dengan menciptakan keributan tanpa peduli acara umat lain. 19 E. Batas-batas Toleransi Beragama Meskipun toleransi dipandang sebuah sikap yang mulia, namun toleransi dan kerukunan tersebut mengenal batas-batas yang jelas. Batasbatas toleransi tersebut, yaitu: 1. Toleransi tidak dilakukan terhadap non-muslim yang jelas-jelas menunjukkan sikap permusuhan dan kebencian terhadap umat Islam. 2. Tidak dibenarkan aktivitas apapun yang mengatasnamakan toleransi dan kerukunan yang bisa mereduksi atau merusak akidah, syari ah, dan akhlak Islam, seperti ibadah bersama-sama di tempat dan waktu yang sama. Dalam hal ini seorang muslim tegas menjaga dan menyelamatkan agamanya harus menunjukkan sikap permusuhan dan kebencian terhadap non-muslim. 3. Batas toleransi juga terdapat hak waris. Seorang ahli waris yang berbeda agama atau murtad, maka hilang (terhalang) haknya tersebut dan ia tidak mendapatkan hak warisnya. 20 F. Contoh sikap toleransi antar umat beragama Contoh-contoh tentang bagaimana tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang Islam berkaitan dengan hidup damai bersama 19 dikutip tanggal 18 Februari 2015 pukul 15: Dody S. Truna, Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), hlm

18 34 kalangan non-islam sudah banyak dibahas. Dalam situasi perang, tindakan terhadap musuh pun tetap bersandar pada moralitas atau etika. Abu Bakar as-shiddiq, khalifah Islam pertama, memberikan aturan-aturan yang sangat moralistis ketika megirim satu ekspedisi ke Syiria. Diantaranya tidak boleh membunuh anak-anak dan orang tua dan orang jompo, tidak boleh memotong pohon, tidak boleh membunuh ternak dan membakarnya. Pada intinya, tidak boleh ada kekerasan dan perang pun harus dilakukan untuk mencapai perdamaian. Penerapan ajaran agama sebenarnya telah nyata dalam kehidupan Islam awal, yang setidaknya hal ini bisa dijadikan contoh dan sekaligus harus diikiuti oleh umat Islam. Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh ketika beliau membuat Perjanjian Madinah bertumpu pada kesepakatan untuk hidup berdampingan dengan melakukan kewajiban masing-masing dan saling menghormati. Hal ini bisa dikatakan contoh toleransi yang telah diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW Kepala Badan Litbang, Harmoni Jurnal Multikurtural & Multireligius volume x,(jakarta: Puslitbang, 2011), hlm. 526.

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN Setelah penulis mengumpulkan data penelitian di lapangan tentang toleransi antar umat beragama di kalanga siswa

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI Modul ke: 13 Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI Fakultas Teknik Alimudin, S.Pdi, M.Si Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Toleransi beragama adalah sikap sabar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Toleransi dalam Al-Quran Telaah Pendidikan Islam Allah telah membimbing manusia kepada toleransi melalui

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 4.1 Menjelaskan pengertian persatuan dan maksud persatuan umat Islam 4.2 Menjelaskan pengertian dan maksud kerukunan antar umat beragama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA Dalam bab sebelumnya telah di uraikan tentang toleransi antar umat beragama di Desa Jolotigo Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah.

Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah. 36 WAWASAN OPEN UNIVERSITY Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah. Piagam Madinah Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan tentang toleransi antar umat beragama dalam Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan beberapa kesimpulan, diantaranya mengenai

Lebih terperinci

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak Aspek Akhlak 4 Qana ah dan Tasamuh Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mengetahui tentang pengertian qanaah dan tasamuh, menampilkan contoh perilaku qanaah dan tasamuh serta dapat

Lebih terperinci

Ditemukan beberapa riwayat tentang sebab turunnya (nuzul) ayat-ayat. surah ini, antara lain adalah sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat

Ditemukan beberapa riwayat tentang sebab turunnya (nuzul) ayat-ayat. surah ini, antara lain adalah sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah berfirman di Q.S. Al-Kafirun ayat 1-6: Artinya : 1. Katakanlah Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan

Lebih terperinci

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH BAB IV KOMPARASI KONSEP HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DALAM STUDI RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH A. Persamaan Konsep Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia Tentang

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA

KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA Abu Bakar UIN Sultan Syarif Kasim Riau jambuair58@gmail.com Abstrak Toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang mengikuti aturan, di mana seseorang

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 10 Di susun oleh : 1. Tito Anugerah M 21120115130049 2. Agung Eka Saputra 21120115130050 3. Elfa Aufa Nida 21120115130051 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman, tempat berlindung dan pembinaan. Seperti seorang balita yang memulai pertumbuhan dan perkembangan dari

Lebih terperinci

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Irma Septina P. Finka Fitri Astika Alfyanti Cahyaningsih KELOMPOK 6 PENGERTIAN TOLERANSI

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Irma Septina P. Finka Fitri Astika Alfyanti Cahyaningsih KELOMPOK 6 PENGERTIAN TOLERANSI KERUKUNAN PENGERTIAN DALAM DI ANTAR UMAT KELOMPOK 6 Irma Septina P. Finka Fitri Astika Alfyanti Cahyaningsih DALAM DI Menurut Bahasa Latin Tolerare berarti bertahan atau memikul. Toleran diartikan dengan

Lebih terperinci

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak

Lebih terperinci

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Perbandingan Agama (Ushuluddin) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri. Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Fakultas TEKNIK ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Masjid Al-Aqsa, sebuah nama masjid bersejarah di Kudus, Jawa Tengah memang kurang

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis. BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN A. Keharusan Saling Mengenal Di sini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan pemikiran pluralisme agama dalam Islam dan pluralisme agama menurut Alwi Shihab, meliputi:

Lebih terperinci

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM A. Penafsiran Ibn Kathi>r BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM و الس ل م ع ل ي ي و م و ل د ت و ي و م أ م وت و ي و م أ ب ع ث ح ي ا Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN WAISAK NASIONAL TAHUN 2013, DI JI-EXPO KEMAYORAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap individu berinteraksi dengan individu lainnya. Interaksi ini disebut dengan

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN. Oleh: Nelhayati, S.Pd.I Guru MIN Gadur Kec. Enam Lingkung

TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN. Oleh: Nelhayati, S.Pd.I Guru MIN Gadur Kec. Enam Lingkung Toleransi Dalam Kehidupan...h...185 TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN Oleh: Nelhayati, S.Pd.I Guru MIN Gadur Kec. Enam Lingkung Abtrak Toleransi dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal jika berbicara tentang identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat multidimensional. Kemajemukan

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Kesalehan Sosial Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Secara bahasa makna kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katholik, dan 1 anak menganut agama konghucu. 1. menimbulkan suasana yang tidak nyaman dalam lingkungan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Katholik, dan 1 anak menganut agama konghucu. 1. menimbulkan suasana yang tidak nyaman dalam lingkungan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah SMA Negeri 3 Kota Pekalongan merupakan sekolah yang mayoritas peserta didiknya beragama Islam, namun ada beberapa siswa yang termasuk non-muslim. Berdasarkan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)

Lebih terperinci

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. "/ 4!

!! #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/ 4./ 56 * % &' &()*+&,  # $ %! #78*5 9: ;<*% =7 >1?@*5 0 ;A  4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. / 4! [ ] E٤٩١ J٤٨٧ W F : : Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Sesungguhnya agama mewajibkan kepada para pengikutnya (berbuat baik) dalam segala hal dan tidak ridha dari para pengikutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan kepada anak didik lebih menekankan pada pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan kepada anak didik lebih menekankan pada pembentukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan kepada anak didik lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, berarti anak didik itu diberi kesadaran kepada adanya Allah, lalu dibiasakan melakukan

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Membangun Kemitraan Antar Umat Beragama

Membangun Kemitraan Antar Umat Beragama Membangun Kemitraan Antar Umat Beragama Saya sangat gembira mendapatkan undangan dari Pascasarjana UMY, untuk diajak berbicara tentang kerukunan umat beragama. Namun sayang sekali, saya tidak bisa menyiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Di Indonesia, pendidikan dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

Lebih terperinci

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA Oleh Nurcholish Madjid Kemarin, 28 Maret 1999, umat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1419 H, yang merupakan perayaan pengingatan kembali (sebuah

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

P e n t i n g n y a T a b a y y u n

P e n t i n g n y a T a b a y y u n MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta.or.id e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad, 26

Lebih terperinci

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI PENDAHULUAN Nilai moral agama bagi bangsa Indonesia adalah segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung petunjuk

Lebih terperinci

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Kejayaan Umat Dalam Berhijrah Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Muharram awal bulan hijriyah, adalah bulan kemenangan dan kejayaan. Di bulan ini Allah Swt. memenangkan Musa beserta Bani Israil atas Fir aun dan

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup. Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup. Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang kompetisi etnisnya sangat beragam. Begitu pula dengan agama, aliran kepercayaan, bahasa, adat istiadat, orientasi kultur kedaerahan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini, pergaulan manusia tidak dapat dibatasi hanya dalam suatu lingkungan masyarakat yang lingkupnya kecil dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07 1 2 ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH... 3 Gina Maulia (10510064) Dewi Ratna Sari (10510028) KELOMPOK 3 Nilam Wahyu Nur Sarwendah (10510051) Widya Tania Artha (10510026) Kartika Trianita (10510007)

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN NATAL NASIONAL DI PLENARY HALL JAKARTA CONVENTION

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika 44 BAB IV ANALISIS A. Kualitas Tingkat Toleransi Pada Masyarakat Dukuh Kasaran, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Toleransi antar umat beragama, khususnya di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal Kelompok 4 Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal MENU UTAMA F Perjalanan hijrah Nabi Muhamm. SAW Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam: Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode

Lebih terperinci

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Istiqomah. Khutbah Pertama: Istiqomah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????..???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK Dan Tuhan kalian berfirman : Berdoalah kepadaku, (niscaya) akan Kuperkenankan bagi kalian, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah- Ku, mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pemahaman Ayat Al-Qur an Terhadap Pendidikan. Multikultural yang Megajarkan Pengembangan Aqidah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pemahaman Ayat Al-Qur an Terhadap Pendidikan. Multikultural yang Megajarkan Pengembangan Aqidah 78 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pemahaman Ayat Al-Qur an Terhadap Pendidikan Multikultural yang Megajarkan Pengembangan Aqidah 1. Surat Al Baqarah ayat 62 Menurut tafsir Sayyid Quthb, yang ditekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu memiliki sikap dan hubungan yang baik ketika hidup bersama dalam berbagai situasi dan kondisi apapun. Adanya interaksi

Lebih terperinci

Rukun berarti? Kerukunan umat beragama? Agama tdk bisa dirukunkan? Kerukunan beragama hanya terbatas pada bidang kehidupan sosial kemasyarakatan

Rukun berarti? Kerukunan umat beragama? Agama tdk bisa dirukunkan? Kerukunan beragama hanya terbatas pada bidang kehidupan sosial kemasyarakatan P E N T I N G Rukun berarti? Kerukunan umat beragama? Agama tdk bisa dirukunkan? Kerukunan beragama hanya terbatas pada bidang kehidupan sosial kemasyarakatan Nasionalisme & Kerukunan Umat Beragama Pemerintah

Lebih terperinci

Surat Untuk Kaum Muslimin

Surat Untuk Kaum Muslimin Surat Untuk Kaum Muslimin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial dan makhluk pribadi. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup memerlukan bantuan orang lain, bahkan manusia baru akan menjadi

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN 141 No. Surat dan Ayat Komunikasi Fungsi Manajemen 1. Qur an Surat Yusuf a.s. dan perencanaan, Yūsuf: 4-6 Ya kub a.s. perorganisasian, dan pengarahan 2. Qur'an Surat Hūd: 42-46 Hud a.s. dan anaknya perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 71 BAB IV ANALISIS DATA A. Upacara Tradisi Manganan dalam Perspektif Teologi Islam Islam adalah agama yang sempurna, yaitu suatu agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia yang diturunkan oleh

Lebih terperinci

Konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebaikan Konsisten dalam kebaikan Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad المداومة على فعل المعروف محمود محمد الخزندار Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian penting dalam mempertahankan keberlangsungan hidup agama Islam, tidak mungkin Islam dapat bertahan di tengah masyarakat bila tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu pendidikan yang menuntun masyarakat Indonesia untuk mampu mewujudkan cita cita bangsa. Salah satu pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

ANAK KITA MASA DEPAN DUNIA DAN AKHIRAT. Nur Rochmah K.

ANAK KITA MASA DEPAN DUNIA DAN AKHIRAT. Nur Rochmah K. ANAK KITA MASA DEPAN DUNIA DAN AKHIRAT Nur Rochmah K. Anak dalam Islam Apabila manusia telah mati, terputuslah amalannya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya

Lebih terperinci

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Dwi yuliani NIM : 11.12.5832 Kelompok : Nusa Jurusan : S1- SI 07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Kelompok E ; Syayid Nurrofik Bahriyan Setiaji Bilhuda Fauzu Yusuf Pengertian Iman Dalam bahasa Arab, iman berarti pengetahuan (knowledge), percayaa (belief), dan yakin

Lebih terperinci

Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 17 April 2015 / 27 Jamadilakhir 1436 Memahami Hikmah Dalam Pengamalan Agama

Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 17 April 2015 / 27 Jamadilakhir 1436 Memahami Hikmah Dalam Pengamalan Agama Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 17 April 2015 / 27 Jamadilakhir 1436 Memahami Hikmah Dalam Pengamalan Agama Sidang Jumaat yang dirahmati Allah sekalian, Marilah kita bertakwa kepada Allah s.w.t.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. No Hal BAB Terjemahan

DAFTAR TERJEMAH. No Hal BAB Terjemahan DAFTAR TERJEMAH No Hal BAB Terjemahan 1 2 I Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya, Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya menjadi orangorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan satu proses yang panjang dan diselenggarakan di berbagai bentuk lingkungan, yaitu dari proses lingkungan keluarga, sekolah

Lebih terperinci

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam Kelompok 2 Arum Suci Alfiani Innesyifa Haqien Syifa Fatimah Azzahra Keadaan Masyarakat Madinah sebelum Islam Terdapat suku Aus dan suku Khazraj,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PIAGAM MADINAH. Kandungan piagam ini terdiri daripada 47 fasal.

PIAGAM MADINAH. Kandungan piagam ini terdiri daripada 47 fasal. PIAGAM MADINAH Piagam Madinah telah dibuat oleh Nabi Muhammad s.a.w. pada tahun 622M bersamaan tahun pertama Hijrah, merupakan perlembagaan bertulis pertama di dunia. Kandungan piagam ini terdiri daripada

Lebih terperinci

*** Bahaya Vonis Kafir

*** Bahaya Vonis Kafir Bahaya Vonis Kafir Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Siapa saja yang berkata kepada saudaranya, hai orang kafir, maka (hukum) kafir itu telah kembali kepada salah seorang dari keduanya.

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci