BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia (BPS-RI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia (BPS-RI)"

Transkripsi

1 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia (BPS-RI) Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non- Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik. Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain : a. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS. 34

2 35 b. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. c. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien. d. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS. Dengan semakin pentingnya peran BPS dalam menyediakan data statistik untuk memenuhi kebutuhan dalam merencanakan dan mengevaluasi pembangunan, pemerintah mengundangkan tiga Peraturan Pemerintah (PP) tentang Sensus, yaitu PP Nomor 21 Tahun 1979 tentang pelaksanaan Sensus Penduduk yang diundangkan pada tanggal 2 Juli 1979, PP Nomor 2 Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian yang diundangkan pada tanggal 21 Januari 1983, dan PP Nomor 29 Tahun 1985 tentang sensus Ekonomi yang diundangkan pada tanggal 10 Juni Sedangkan untuk kelembagaan BPS, pemerintah telah mengundangkan PP Nomor 16 Tahun 1968 tentang Status dan Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 29 Mei Dengan makin meningkatnya peran dan tugas BPS, PP Nomor 16 Tahun 1968 kemudian disempurnakan dengan PP Nomor 6 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 20 Februari Dua belas tahun Kemudian PP Nomor 6 Tahun 1980

3 36 disempurnakan dengan PP Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 9 Januari Sebagai pelaksana dari PP Nomor 2 Tahun 1992, ditetapkan Keppres Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS yang ditetapkan pada tanggal 9 Januari Sesuai dengan berbagi perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 Tentang Statistik sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi kehidupan bangsa dan tingkat perkembangan pengetahuan dan Teknologi. Sebagai pengganti kedua UU tersebut, ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik yang diundangkan pada tanggal 19 Mei Nomenklatur kelembagaan dari Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik. Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 tahun1997 antara lain: 1. Jenis Statistik dibagi berdasarkan tujuan pamanfaatannya yang terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik Khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS. 2. Hasil yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. 3. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif dan efisien.

4 37 4. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik dan bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS. BPS mempunyai beberapa tingkatan dalam mempermudah pelaksanaan tugasnya, yaitu : 1. BPS Pusat yang berada di Jakarta 2. BPS Provinsi yang berada di setiap provinsi di Indonesia 3. BPS Kota / Kabupaten yang berada di setiap Kabupaten / Kota di Indonesia Visi Dan Misi BPS RI 1. Visi BPS RI Visi Badan Pusat Statistik adalah Pelopor data statistik terpecaya untuk semua Misi BPS RI Misi Badan Pusat Statistik adalah : a. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional. b. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik. c. Membangun insan statistik yang profesional, berintegrasi dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Memperkuat landasan 17 Sumber data

5 38 konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. d. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan professional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. e. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi konsepo dan definisi, pengukuran dan kode etik ststistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. f. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. g. Meningkatkan koordinasi, integrasi dan singkronisasi kegiatan statistic yang diselenggarakan Pemerintah dan Swasta, dalam rangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien Tugas dan Fungsi BPS-RI Tugas dan fungsi BPS telah di tetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) No.103 Tahun Dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang tercantum di bawah ini BPS juga di batasi oleh 10 prinsip etika perstatistikan yang tercantum dalam United Nations Foundamental Principles Of Official Statistic 1. Tugas Adapun tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatasn statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

6 39 2. Fungsi Adapun fungsi BPS adalah sebagai berikut : a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang kegiatan statistik ; b. Penyelenggaraan statistik dasar; c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS d. Fasilitas pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik; e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

7 Logo BPS-RI Arti Logo BPS-RI Menggabungkan Logo Sigma yang berarti pengolahan data, perthitungan, dan hasil yang berkualitas 18. Gambar I : Logo BPS-RI Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Susunan organisasi BPS terdiri dari: Gambar II : Struktur Organisasi Sumber data Sumber data dari

8 41 Sumber : Website BPS RI 1. Kepala 2. Sekertaris Utama 3. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik terdiri dari : a. Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei b. Direktorat Diseminasi Statistik c. Direktorat Sistem Informasi Statistik d. Deputi Bidang Statistik Sosial Deputi Bidang Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik sosial. Deputi Bidang Statistik Sosial terdiri dari: Direktorat Statistik Kependudukan & Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat Direktorat Statistik Ketahanan Sosial. 4. Deputi Bidang Statistik Produksi Deputi Bidang Statistik Produksi terdiri dari: Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan Direktorat Peternakan, Perikanan & Kehutanan Direktorat Statistik Industri. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa 5. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa

9 42 Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa terdiri dari: Direktorat Statistik Harga Direktorat Statistik Distribusi Direktorat Statistik Keuangan, TI & Pariwisata 6. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik terdiri dari: Direktorat Neraca Produksi Direktorat Neraca Pengeluaran Direktorat Analisis & Pengembangan Statistik. 7. Inspektorat Utama 4.2 Gambaran Umum Biro Humas BPS-RI Kegiatan Biro Humas BPS RI tentang Pertanian Sensus Pertanian merupakan satu dari tiga jenis sensus yang diamanatkan dalam Undang Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik. Sensus yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun tahun yang berakhiran angka tiga ini merupaka rekomendasi PBB di bawah FAO (Food And Agriculture Organization) Tujuan dilakukan kegiatan ST2013 adalah a. Untuk mendapatkan data dasar Statistik pertanian yang lengkap dan akurat sebagai gambaran struktur pertanian di Indonesia

10 43 b. Menyajikan hingga tingkat administrasi terendah, mendapatkan kerangka sampel yang dapat dijadikan landasan pengambilan sampel untuk survei survei pertanian. c. Memperoleh berbagai informasi tentang karakteristik populasi. Badan Pusat Statistik melakukan sensus pertanian dengan mengumpulkan data dari lapangan yang artinya mengolek data berdasarkan fakta, dalam ruang dan konteks sosial tertentu. Data kemudia diolah menjadi angka angka statistik diolah menjadi teks. Teks teks itu perlu dibaca dan ditafsirkan dengan melihat konteks agar lebih bermakna Stakeholder terpenting sensus pertanian sesungguhnya ialah publik, media massa merupakan sarana publik untuk mengetahui hasil dari setiap kegiatan Humas BPS karena media massa juga menjadi sarana kontrol bagi publik terhadap pemerintah Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat. 1. Tata cara mendapatkan informasi tentang Badan Pusat Statistik atau ingin mendapatkan data di Badan Pusat Statistik yaitu dengan cara : Mendatangi lokasi Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia yang beralamat di Jl. Soetomo No.6-8 Jakarta Pusat Jika ingin membaca buku publikasi silahkan datang ke Perpustakaan yang berada di semua kantor BPS baik Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/ Kota. Untuk di BPS Pusat terletak di

11 44 Gedung 2 lantai 1, atau melalui telepon (021) atau (021) ext Bagi konsumen data yang datang langsung ke BPS dapat dilayani di Ruang Perpustakaan, Ruang Galeri Buku dan Ruang Konsultasi Statistik. Ruang perpustakaan, pengunjung dapat membaca buku publikasi BPS dalam bentuk tercetak atau softcopy (digital library). Sedangkan untuk penjualan dilakukan di Ruang Galeri Buku (penjualan buku cetak) dan Ruang Konsultasi Statistik (penjualan data mikro, softcopy dan peta digital wilayah). Pelayanan tersebut buka setiap hari kerja mulai pukul s.d WIB. Jika ingin membeli buku terbitan BPS silahkan datang langsung ke Ruang Galeri Buku yang berada di Gedung 2 lantai 1, atau melalui ke edid@bps.go.id atau bookstore@bps.go.id, atau melalui telepon (021) ext Jika ingin membeli softcopy buku publikasi atau data mikro hasil survei/ sensus, silahkan datang langsung ke Ruang Konsultasi Statistik yang berada di Gedung 2 lantai 3, atau melalui ke bpshq@bps.go.id dengan mengisi Form Permintaan Data, atau melalui telepon (021) atau (021) ext , atau melalui surat yang ditujukan kepada Direktur Diseminasi Statistik. 2. Untuk Bagian Hubungan Masyarakat Badan Pusat Statistik berada di :

12 45 Kantor Pusat Badan Pusat Statistik Replubik Indonesia yang beralamat di Jl. Soetomo No.6-8 Jakarta Pusat di gedung 1 lantai Tugas Biro Humas BPS-RI Humas Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan aktifitas media relations seperti : a. Penyebaran siaran press biasanya disebut juga dengan nama press release atau dengan istilah release. Kegiatan pembuatan dan penyebaran siaran press ini merupakan kegiatan hubungan press yang peling efisien. b. Konferense press atau jumpa press yang peling dikenal, selain penyebaran siaran press. Jumpa press ini biasanya di lakukan menjelang, menghadapi, ataupun setelah terjadi peristiwa atau kegiatan penting dan besar. c. Kunjungan press atau workshop yang lain adalah kunjungan press. Kegiatan ini biasanya hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang besar baik swasta maupun pemerintah. Kunjungan press ini terkadang disebut press tour yaitu mengajak kelangan wartawan untuk berkunjung ke suatu lokasi baik yang berada di lingkungannya maupun ketempat atau lokasi yang memiliki kaitan erat dengan kiprah lembaga tersebut.

13 46 d. Resepsi press kerap kali dilakukan oleh banyak perusahaan besar dan pemerintahan di negara-negar maju. Kegiatan ini merupakan acara untuk mempererat hubungan antara humas dengan media massa. e. Peliputan kegiatan acara yang memiliki nilai jurnalisti yang memadai dan menilai beritanya. f. Wawancara press itu sendiri terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Wawancara yang di persiapkan dalam aktifitas jurnalistik kerap kali merencanakan berbagai liputan bisa berdasarkan hari-hari penting meupun peristiwa besar yang di adakan secara rutin. 2. Wawancara spontan ketika secara tiba-tiba bertemu dengan wartawan.ini peran media massa sangat dibutuhkan. Humas sebagai penghubung dalam menyampaikan informasi dari dalam dan luar organisasi, untuk itu humas memiliki program kerja yang terperinci agar semua agenda dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja humas Fungsi Pusat Informasi dan Humas BPS RI 1. Fungsi Pusat Informasi BPS RI adalah : a. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder

14 47 b. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional. c. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik. d. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia. 2. Fungsi Humas BPS RI adalah : Menyediakan data statistik sesuai dengan amanat UU No.16 tahun 1997 dan memiliki visi sebagai penyedia data statistik yang berkualitas dan terpecaya untuk semua. 4.3 Hasil Penelitian Humas adalah semua bentuk komunikasi yang terencana baik itu kedalam maupun keluar antar suatu organisasi dengan khalayak dalam maencapai tujuan tujuan spesifik yang berdasarkan pada saling pengertian. Hubungan Media Relations harus harmonis antara suatu organisasi dengan media. Media adalah para jurnalis, editor, serta para produser Tv dan Radio maka Media Relations suatu perusahaan harus mampu menjaga komunikasi dengan baik dengan para awak media karena kedua pihak saling berkaitan dan membutuhkan.

15 48 Secara struktural, Humas merupakan bagian terpenting dalam suatu perusahaan terutama apabila perusahaan tersebut saling berinteraksi dengan media massa dan masyarakat luas. Keberadaan Humas menjadi mediator perusahaan dengan media. Di BPS RI secara struktural posisi Humas berada dalam naungan Sestama dimana Biro Humas dan Hukum membawahi tiga Subbagian salah satunya Subbagian Hubungan Media Massa. Berikut ini penuturan Bapak Eko Oesman selaku Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS RI yang bertanggung jawab untuk melaporkan langsung kepada Kepala Biro Humas dan Hukum BPS RI. BPS RI memiliki Subbagian Humas, Subbagian Humas itu sendiri berada dibawah Kepala Biro Humas dan Hukum dimana Kepala Biro Humas dan Hukum terdiri dari empat Subbagian yaitu : Subbagian Hubungan Masyarakat, Subbagian Hubungan Media Massa, Subbagian Sosialisasi Statistik, dan Subbagian Pengelolaan Opini Publik 20 Berikut ini adalah Struktur Diagram Gambar yang menunjukkan posisi Humas BPS RI. 20 Hasil Wawancara dengan Bapak Eko Oesman sebagai Kepala Subbagian Humas dan Hukumv BPS RI pada 21 Mei 2015 pukul disela jam makan siang.

16 49 Gambar 4.2 Posisi Humas BPS RI (Sumber : Terkait dengan kegiatan Media Relations BPS RI lebih membina hubungan baik dengan semua media massa baik media cetak, elektronik, dan internet. Berikut hasil Wawancara menurut Bapak Eko Oesman : Kegiatan Media Relations yang dilakukan di BPS RI melaksanakan press release data bidang sosial ekonomi, melakukan media visit oleh pimpinan redaksi media TV maupun cetak,, membuat workshop wartawan untuk lebih memahami data data yang di hasilkan BPS RI, pertemuan rutin dengan pimpinan redaksi media TV dan cetak melalui acara workshop pemred, wawancara khusus dengan pimpinan terkait berita yang memuat data BPS, memasang iklan di media TV dan cetak Ibid

17 50 Contoh bahan Press Relea

18 51 Konferensi Pers, memberikan keterangan langsung kepada Wartawan Wawancara langsung dengan para Wartawan

19 52 Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Salah satu kegiatan Media Relations yang dilakukan di BPS RI melaksanakan Workhsop Wartawan dan yang melatar belakangi workshop wartawan itu adalah Wartawan itu perlu diberikan bekal sebelum melakukan atau menyiarkan berita. Bagaimana caranya agar berita yang disampaikan sesuai dengan apa yang telah nara sumber sampaikan. Beritanya itu harus utuh, kalau beritanya setengah-setengah itu akan mengurangi nilai berita, yang dapat membuat masyarakat menilai buruk suatu berita. Workshop Wartawan Menurut Didik Purwanto (Wartawan Media cetak KOMPAS.com): Salah satu kegiatan Media Relations yang dilakukan di BPS RI dan saya rutin mengikuti kegiatan tersebut salah satunya yaitu dengan melalui Press Release yang dikirimkan melalui dan itu langsung ke

20 53 pribadi saya karena via lebih cepat dan efisien dibandingkan dikirim melalui mesin fax Sebagai departemen penyedia data, apakah yang melatar belakangi Humas BPS RI dalam membuat kegiatan Media Relations. Berikut penuturan Bapak Eko Oesman : Sesuai dengan misi BPS, mempunyai komitmen menciptakan pengetahuan dan pemahaman tentang data data yang di hasilkan BPS untuk meningkatkan wawasan wartawan mengenai data BPS diharapkan hubungan baik dengan media massa untuk memperlancar kegiatan Media Relations yang dijalankan seperti Press Release yang disampaikan secara langsung akan membantu media lebih memahami latar belakang metodologi hasil analisis terkait sebuah Sensus dan Survey yang dilakukan oleh BPS RI 22. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Para praktisi humas berperan dalam proses pemecahan masalah, bertindak sebagai penasehat dalam pengambilan keputusan atau tindakan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen dan pimpinan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara profesional. Para praktisi humas juga berperan sebagai teknisi komunikasi yang menyediakan layanan teknis komunikasi atau yang dikenal dengan sebutan Methode of Communication in Organization.. 22 Ibid

21 54 Dalam menjalankan kegiatan Media Relations, apa yang harus dilakukan oleh seorang Humas yang baik dalam hubungan dengan media? Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Kegiatan yang dilakukan oleh Humas BPS RI yaitu memahami tufoksi dengan baik, memahami SOP terkait teknis maupun administrasi, menjalin hubungan yang baik dengan Humas dilingkungan lembaga dan lewat forum BAKOHUMAS 23. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Humas tidak hanya mengatur mengenai hubungan suatu perusahaan dengan masyarakat luas, tetapi juga membangun citra positif dan popularitas bagi perusahaan itu sendiri guna menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab tim Humas di BPS RI? Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Tugas dasar Humas adalah Melakukan kegiatan sosialisasi dalam kegiatan Sensus dan Survey yang dilakukan oleh BPS kepada pengguna data (baik pemerintah, swasta,peneliti dan mahasiswa serta masyarakat umumnya), Melakukan pemntauan terhadap media massa terkait pemberitaan BPS dan kalau perlu melakukan klarifikasi terhadap berita miring yang dimuat media, Menjalin hubungan baik dengan media massa 23 Ibid

22 55 terkait Press Release, Wawancara dengan pimpinan BPS, Melakukan pembinaan dan diskusi kepada para wartawan untuk meningkatkan pemahaman terhadap data yang dihasilkan oleh BPS RI 24. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Para praktisi humas perlu menjalin hubungan baik dengan kalangan pers/media massa. Dalam melakukan kegiatan Media Relations tim Humas mengalami beberapa kendala, apa sajakah kendala kendala tersebut? Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Adapun berbagai kendala tersebut diantaranya yaitu Jumlah SDM yang terbatas, Jumlah anggaran yang terbatas untuk melakukan kegiatan sosialisasi di media TV dan cetak 25. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Lebih ke cara menghadapi Wartawan. Wartawan kan mudah bosan jadi kita beri materi yang aplikatif ya, wartawan nggak suka kalau terlalu teknis, biar nggak jenuh. Dalam setiap melakukan sosialisasi sebuah program yang dilakukan BPS RI apakah Media Relations mempunyai pengaruh besar dalam setiap kegiatan tersebut? 24 Ibid 25 ibid

23 56 Berikut penuturan dari Bapak Eko Oesman : Sangat besar pengaruhnya dengan melakukan sosialisasi yang bersifat massif terencana dan terukur akan memperoleh dampak positif untuk respon dan masyarakat umumnya untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan sensus 26. Menurut Ibu Aina Sabaedah Fitri : Ya, tentu sangat besar pengaruhnya kita memanfaatkan media dengan sebaik mungkin, menjalin kemitraan yang baik, kerja sama dengan wartawan juga perlu dilakukan, nah kalau wartawan sudah dekat dengan kita mereka juga akan memahami kita. Hal tersebut di atas adalah hasil penelitian yang penulis dapatkan dengan cara melakukan wartawan mendalam (depth interview) dengan Key Informan yaitu Bapak Eko Oesman dan dengan Ibu Aina Sabaedah Fitri S.Si,MSE sebagai Subbagian Media Massa dan Publikasi yang bertanggung jawab penuh dengan segala kegiatan sosialisasi terkait statistik yang akan diselenggarakan oleh BPS RI. Bapak Eko Oesman selaku Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS RI yang bertanggung jawab untuk melaporkan langsung kepada Kepala Biro Humas dan Hukum BPS RI terkait hasil kerja atau kinerja tiga subbagian yang dibawahi nya yaitu : 26 Ibid

24 57 1. Sub Bagian Hubungan Media Massa Tugas dan fungsinya adalah melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan media massa, antara lain: a. Melaksanakan Konferensi Pers Kegiatan ini meliputi menyusun rencana konferensi pers dan melaksanakan konferensi pers. b. Membuat Siaran Pers Kegiatan ini meliputi menyiapkan materi siaran pers, menulis siaran pers. c. Melaksanakan Media Tour Kegiatan ini meliputi menyiapkan pelaksanaan media tour, menyiapkan materi media tour, melaksanakan media tour, evaluasi media tour. d. Menjalin Hubungan dengan Media Kegiatan ini meliputi menjajagi hubungan interpersonal dengan media, menjalin hubungan dengan personil media, evaluasi kegiatan hubungan dengan media 2. Sub Bagian Pengelola Opini Publik Tugas dan fungsinya adalah mengumpulkan, menganalisa berita atau isu yang berkembang, kegiatan yang dilakukan adalah:

25 58 a. Membuat Kliping, memilih media massa terkait sebagai sumber kliping, membuat kliping dari berita media massa dan membuat dokumentasi kliping. b. Membuat Dokumentasi Kegiatan ini meliputi mencari dan menata data/informasi, menyusun/merancang dokumentasi kegiatan, menetapkan peralatan dan melaksanakan program pendokumentasian kegiatan. c. Memetakan Media Jenis kegiatan ini terdiri dari mempersiapkan pemetaan media, mengikuti perkembangan media, mengkoordinasikan dan mengkonsultasikan kebijakan hubungan dengan media, menentukan kebijakan informasi yang boleh dikomunikasiakan kepada media. d. Mengelola Isu Negatif. Kegaiatan ini meliputi pemetaan isu negatif, menyusun strategi pengelolaan isu negatif, mengelola isu negatif e. Membuat Opini Untuk Media Massa Jenis pekarjaan ini meliputi persiapan bahan menulis opini, menulis artikel, menulis kerangka khas (feature). f. Manajemen Isu dan pendapat Umum. Jenis pekerjaan ini terdiri dari mengidentifikasi pendapat umum, memetakan isu dan pendapat umum, menyusun strategi

26 59 pengelolaan isu, mengkomunikasikan isu dan pendapat umum dan evaluasi. g. Melaksanakan Pengumpulan Pendapat Umum/Polling. Kegiatan ini meliputi mempersiapkan proposal pengumpulan pendapat umum/polling, melaksanakan polling, melaporkan hasil polling. h. Melaksanakan Pendidikan Analisis. Kegiatan ini meliputi merancang proposal analisis isi, melaksanakan analisis isi dan melaporkan hasil penelitian. 3. Sub bagian Sosialisasi Hubungan Masyarakat Tugas dan fungsinya adalah melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan penyebar luasan informasi, diantaranya: a. Melakukan Presentasi. Kegiatan ini meliputi persiapan presentasi, membuat presentasi, melaksanakan presentasi. b. Membuat Publikasi Eksternal. Kegiatan ini meliputi persiapan pembuatan publikasi eksternal, mencari penawaran untuk karya seni dan pencetakan (jika diperlukan), membuat publikasi dan mendistribusikan publikasi. c. Pertukaran Informasi Lisan dalam Bahasa Inggris. Jenis pekerjaan ini adalah mengerti dan menggunakan kalimat yang sesuai degan situasi pembicara, menyediakan dan meminta

27 60 informasi tentang topik yang didiskusikan, menunjukan pemahaman atas struktur percakapan, memberikan informasi yang sesuai dan meminta informasi serta menangani keluhan. d. Penyusunan Data dan Informasi Strategis. Kegiatan ini meliputi pengumpulan data, menyusun data dan menyusun informasi strategis. e. Membuat Company Profile. Kegiatan ini meliputi persiapan pembuatan company profile, merancang company profile, melaksanakan pembuatan company profile dan evaluasi company profile. f. Merancang Identitas Organisasi/Institusi. Kegiatan ini meliputi riset, menyiapkan rancangan identitas organisasi / instansi, membuat rancangan identitas organisasi / instansi. 4.4 Pembahasan Pada tahapan ini, peneliti akan mengulas kembali mengenai kutipan menurut Lesly Media Relations adalah hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi. Menyatakan bahwa media relation Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan publik.untuk menjangkau

28 61 khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan humas, adakalanya penggunan media massa, radio, televisi tidaklah cukup. Media komunikasi eksternal itu sendiri memiliki berbagai bentuk antara lain: jurnal internal dan jurnal eksternal; media audiovisual; literature edukatif; komunikasi lisan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat beberapa aktifitas media relations yaitu Penyebaran siaran Pers biasanya disebut juga dengan nama Press Release atau dengan istilah Release. Kegiatan pembuatan dan penyebaran siaran pers ini merupakan kegiatan hubungan pers yang paling efisien. Conference press atau Jumpa Pers yang paling dikenal, selain penyebaran siaran pers. Jumpa pers ini biasanya di lakukan menjelang, menghadapi, ataupun setelah terjadi peristiwa atau kegiatan penting dan besar. Kunjungan Pers atau Workshop adalah kunjungan pers. Kegiatan ini biasanya hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang besar baik swasta maupun pemerintah. Kunjungan pers ini terkadang disebut press tour yaitu mengajak kelangan wartawan untuk berkunjung ke suatu lokasi baik yang berada di lingkungannya maupun ketempat atau lokasi yang memiliki kaitan erat dengan kiprah lembaga tersebut. Resepsi Pers kerap kali dilakukan oleh banyak perusahaan besar dan pemerintahan di negara-negar maju. Kegiatan ini merupakan acara untuk mempererat hubungan antara humas dengan media massa.peliputan

29 62 kegiatan acara yang memiliki nilai jurnalisti yang memadai dan menilai beritanya. Wawancara Pers itu sendiri terbagi menjadi 2 Wawancara yang di persiapkan dalam aktifitas jurnalistik kerap kali merencanakan berbagai liputan bisa berdasarkan hari-hari penting meupun peristiwa besar yang di adakan secara rutin dan Wawancara spontan ketika secara tiba-tiba bertemu dengan wartawan.ini peran media massa sangat dibutuhkan.

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. SEJARAH BPS Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat

Lebih terperinci

Selamat Pagi. Sri Kadarwati, S.Si., M.T. Kepala BPS Kabupaten Lamongan. E :

Selamat Pagi. Sri Kadarwati, S.Si., M.T. Kepala BPS Kabupaten Lamongan. E : PENGENALAN BPS 2 Selamat Pagi Sri Kadarwati, S.Si., M.T. Kepala BPS Kabupaten Lamongan E : srikadar@bps.go.id 3 Overview : 1. Institusi statistik resmi BPS 2. Indikator Kinerja Utama 3. Peta Spasial 4

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG 1. 2.1. Profil Singkat Badan Pusat Statistik Kota Magelang BPSadalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Hubungan Masyarakat

Standar Kompetensi Lulusan. Hubungan Masyarakat Standar Kompetensi Lulusan Hubungan Masyarakat Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJA PRAKTEK Badan Pusat Statistik Yogyakarta

PROPOSAL KERJA PRAKTEK Badan Pusat Statistik Yogyakarta PROPOSAL KERJA PRAKTEK Badan Pusat Statistik Yogyakarta Disusun oleh: Helmi Aji Gusnadi (130707394) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2017 KATA

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tugas Divisi Humas Depnakertrans RI dalam memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan merebut dukungan publik dalam upaya mengembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

ii iii iv KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Puji dan Syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kegiatan yang dilakukan Humas dalam sebuah perusahaan merupakan membangun citra positif terhadap khalayak dengan cara membangun hubungan baik dengan media

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan a. Masa Sebelum Kemerdekaan Pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia BPS di bawah LandBouw Nisver

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 205 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO 2 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) BPS PROVINSI GORONTALO TAHUN 205 Tujuan I: Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA Pada Bab II ini peneliti akan memaparkan gambaran umum objek penelitian yaitu Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Bagaimana Strategi Media Relations Humas SKK Migas Sebagai Sarana dan Komunikasi Publik, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. adalah masyarakat luas, bukan segmen terbatas atau public tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. adalah masyarakat luas, bukan segmen terbatas atau public tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations (PR) menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun non-komersial. Kehadirannya tidak bisa di

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPS KOTA PALOPO Tahun 2015-2019 Rancangan Teknokratik Renstra BPS Kota Palopo Tahun 2015-2019 ii Kata Pengantar Undang-undang No. 16 tahun 1997 dan Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 45 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR01.005.01 JUDUL UNIT : Menyampaikan Presentasi Lisan Dalam Bahasa Inggris DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan profesi humas

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR A. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) 5. Sejarah Dishubkominfo Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan dan Tolok Ukur Anggaran (1) (2) (3) (5) (6) 1. Pembinaan, Pemantapan Otonomi Daerah dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 Data dan Informasi (1) Data a. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, isyarat, tulisan,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPS KABUPATEN SERUYAN TAHUN 202 BPS KABUPATEN SERUYAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BPS KABUPATEN SERUYAN TAHUN 202 Tujuan I: Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN KATA PENGANTAR Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pariwisata berkembang sangat pesat di Indonesia terlebih persaingan dunia perhotelan. Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PUSAT STATISTIK 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BINJAI TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah hubungan masyarakat atau humas sebagai profesi telah dikenal di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat dengan makin

Lebih terperinci

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

Inilah Tugas dan Fungsi Humas Inilah Tugas dan Fungsi Humas Menjawab Saudara Mario Sina Oleh: Even Edomeko Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka Penanggungjawab www.humas.sikkakab.go.id Senang, saya membaca tulisan saudara saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi segala hal khususnya dalam dunia kerja. Kemajuan ini dianggap sebagai salah satu cara perusahaan, instansi,

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document 37 BAB III PENYAJIAN DATA Dengan melangkah ke bab tiga ini, penulis berusaha memaparkan hasil dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document yang pernah penulis adakan di Dinas Kebudayaan dan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG BAB IV PELAKSANAAN MAGANG g. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informasi Kabupaten Karanganyar yang beralamatkan di Jalan Nyi Ageng karang, Karanganyar, Jawa Tengah, merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta 43 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta Humas Pemerintah Kota merupakan organisasi bagian Pemerintah Kota Yogyakarta yang bertugas mengurusi hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM 3.1.1 KEDUDUKAN HUMAS DAN FUNGSI DALAM STRUKTUR ORGANISASI (FUNGSIONAL) Gambar 2.6 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 B. KEBIJAKAN UMUM PEMERINTAH DAERAH Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Public Relations atau sering disebut dengan Humas merupakan komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu instansi/perusahaan. Sesuai dengan fungsinya,

Lebih terperinci

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 51 TAHUN 1999 (51/1999) Tanggal: 28 MEI 1999 (JAKARTA) Tentang: PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena didalam organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Walikota Jakarta Barat memiliki fungsi Humas yaitu Suku Dinas

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Walikota Jakarta Barat memiliki fungsi Humas yaitu Suku Dinas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Walikota Jakarta Barat memiliki fungsi Humas yaitu Suku Dinas Kominfomas yang berada dibawah Dinas Komunikasi dan Informatika. Humas Walikota Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. yaitu Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. yaitu Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada Bab II peneliti akan memaparkan gambaran umum objek penelitian yaitu Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti berupa

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 21-1979::PP 2-1983::PP 29-1985::PP 2-1992 lihat: UU 16-1997 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

LAKIP. Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP. Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Kepahiang 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA 5. 1. Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga Kebebasan Pers secara subtansif tidak saja dijadikan indikator

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MENGENAI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. 1. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB III DESKRIPSI MENGENAI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. 1. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta BAB III DESKRIPSI MENGENAI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Gambaran Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta (Dinparbud) 1. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2013

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2013 Point c Informasi Kinerja Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten, Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi memiliki beberapa peran yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas (Hubungan Masyarakat) dibedakan menjadi dua yaitu Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan tentunya memiliki peran yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan data dan informasi statistik yang beragam, tepat waktu, dan makin cepat disajikan merupakan tuntutan permintaan masyarakat dewasa ini. Disamping itu kebutuhan

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 30 TAHUN 2016

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 30 TAHUN 2016 BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 30 TAHUN 2016 KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JOMBANG

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPATK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PPATK NO Kode Klasifikasi Ringkasan Isi Informasi Pejabat/Unit/ Satker yang menguasai Informasi Penanggungj awab pembuatan atau penerbitan informasi Waktu dan tempat pembuatan informasi Format informasi yang

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU, WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 90 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen : Pelayanan Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Kota Yogyakarta

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Kota Yogyakarta BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Kota Yogyakarta Kantor Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Sekretariat Daerah Kota Yogyakarta beralamatkan di

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN ANGGARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN ANGGARAN PERJANJIAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN ANGGARAN 2015 http://rohulkab.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BPS KABUPATEN

Lebih terperinci

w w w.bpkp.go.id DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA

w w w.bpkp.go.id DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010 KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PENGAWAS

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI Standar Kompetensi Profesi Humas Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI Di era globalisasi sekarang ini sebuah profesi harus memiliki muatan standar yang jelas Maka dari itu disusunlah Standar Kompetensi Public

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, 30 Maret Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Hermanto, S.Si, MM NIP

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, 30 Maret Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Hermanto, S.Si, MM NIP i REVISI KATA PENGANTAR Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita berbangsa dan bernegara. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Dewi Aryanti Gambar 3.1 Struktur pusat informasi dan humas Sumber

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUAPATEN TELUK WONDAMA NOMOR --- TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUAPATEN TELUK WONDAMA NOMOR --- TAHUN 2015 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUAPATEN TELUK WONDAMA NOMOR --- TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2011

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2011 Point c Informasi Kinerja Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2011 Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi memiliki beberapa peran yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci