BAB I PENDAHULUAN. merupakan era keterbukaan bagi negara-negara di dunia. Peluang dan tantangan yang
|
|
- Glenna Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), merupakan era keterbukaan bagi negara-negara di dunia. Peluang dan tantangan yang ada menimbulkan persaingan yang ketat, sehingga dituntut peningkatan kualitas dalam segala aspek baik bidang produksi maupun jasa termasuk kesehatan (Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan, 2011). Di dalam konteks bidang kesehatan dinyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009). Mengingat pentingnya bidang kesehatan, maka kualitas pelayanan di bidang kesehatan perlu terus ditingkatkan. Pelayanan di bidang kesehatan meliputi pelayanan: tenaga kesehatan, rumah sakit, industri farmasi, alat kesehatan, dan 1
2 digilib.uns.ac.id 2 asuransi kesehatan. Pada bidang pelayanan tenaga kesehatan khususnya tenaga laboratorium kesehatan, idealnya memiliki kualitas kompetensi yang memadai, sehingga mampu bersaing ditingkat internasional. Laboratorium kesehatan sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratorium terhadap spesimen yang pengujiannya dilakukan di laboratorium. Seiring tuntutan global dan IPTEK serta perkembangan pengetahuan bidang Patologi Klinik, maka idealnya kualitas tenaga laboratorium kesehatan terus ditingkatkan melalui peningkatan kualitas pendidikan bagi tenaga laboratorium kesehatan. Akademi Analis Kesehatan (AAK) sebagai salah satu institusi penghasil tenaga kesehatan di bidang laboratorium kesehatan dituntut menghasilkan tenaga analis yang kompeten dengan memberikan pembelajaran teori dan praktik. Hal ini relevan dengan visi Akademi Analis Kesehatan (AAK) yaitu menjadi Institusi Pendidikan Analis Kesehatan yang bermutu dan berdaya saing. Berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 35 ayat 1 dan pasal 36 ayat 1, serta PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), maka lulusan tenaga kesehatan khususnya analis kesehatan harus handal dan kompeten. Tugas pokok tenaga laboratorium kesehatan yaitu melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang: Kimia Klinik serta penerapkan kesehatan
3 digilib.uns.ac.id 3 dan keselamatan kerja (K3) dalam pemeriksaan laboratorium. Analis Kesehatan bertanggung jawab terhadap: ketelitian dan ketepatan hasil pengujian laboratorium, interpretasi analitik hasil pengujian serta pengembangan prosedur pengujian (Kurikulum Inti DepKes, 2010). Mengacu pada UU tersebut maka Kurikulum Inti AAK Nasional (2010) dikembangkan meliputi 3 aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Aspek kognitif diberikan melalui beberapa mata kuliah diantaranya: Kimia Klinik, Hematologi, Immunoserlogi, dan lain sebagainya. Aspek psikomotor tenaga analis kesehatan meliputi: (1) mempersiapkan proses teknis operasional di laboratorium kesehatan; (2) mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen; (3) melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen; (4) mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium; (5) menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium dan lingkungannya; (6) mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu, serta mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji; (7) membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium; (8) merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium; (9) membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik laboratorium; (10) melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan; (11) memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang berkaitan dengan laboratorium kesehatan. Aspek afektif tenaga analis dibangun dari sikap jujur, teliti, disiplin, bertanggung jawab, dapat diandalkan, dan mampu bekerjasama dalam tim.
4 digilib.uns.ac.id 4 Salah satu mata kuliah yang diajarkan pada lulusan tenaga laboratorium kesehatan di AAK adalah Kimia Klinik. Mata kuliah ini merupakan cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang metabolisme mahluk hidup terutama cairan-cairan yang terdapat di dalam tubuh manusia. Cairan tersebut dikenal sebagai cairan tubuh yang dapat diketahui berbagai macam komposisi dan kugunaannya melalui analisis laboratorium. Mata kuliah Kimia Klinik ditujukan agar mahasiswa dapat menganalisis berbagai macam cairan tubuh dengan melakukan pengujian laboratorium. Kompetensi di atas relevan dengan hakikat sains yang meliputi 3 aspek yaitu: produk, proses, dan sikap. Aspek kognitif dipandang sebagai produk, artinya hasil belajar berupa fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum. Aplikasinya berupa metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Aspek psikomotor dipandang sebagai proses belajar, artinya proses belajar berupa kegiatan: penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. Aspek afektif dipandang sebagai sikap ilmiah meliputi: rasa ingin tahu, jujur, terbuka, toleran, tekun, optimis, skeptis (kritis), berani, dan bekerjasama (Toharudin, 2011). Namun demikian kualitas tenaga kesehatan secara umum rendah, kondisi ini ditunjukkan dengan data Pusat Dinas Kesehatan Tahun 2007 (cit. Silviani, 2013), diketahui bahwa negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Timur Tengah dan Malaysia lebih menyukai tenaga kesehatan dari Filipina dan Thailand. Hal ini berarti tenaga kesehatan dari Indonesia belum mampu bersaing dengan tenaga kesehatan dari luar negeri.
5 digilib.uns.ac.id 5 Kondisi rendahnya kualitas tenaga kesehatan tersebut juga terjadi di lingkungan AAK Nasional Surakarta. Hasil evaluasi terhadap lulusan AAK Nasional Surakarta oleh pengguna/user (2010) terungkap bahwa kemampuan mahasiswa dalam pemecahan kasus-kasus, terutama di laboratorium Kimia Klinik dan Hematologi rendah. Berdasarkan hasil angket survey pengguna lulusan terungkap bahwa kepuasan pengguna terhadap lulusan AAK Nasional (2013) dalam hal pemecahan kasus masih kurang. Ditinjau dari aspek kurikulum, ketiga aspek (kognitif, psikomotor, dan afektif) belum dikembangkan secara optimal. Berdasarkan hasil analisis perangkat pembelajaran, indikator cenderung mengarah pada aspek kognitif saja, sementara aspek psikomotor dan aspek afektif kurang ditekankan. Pembelajaran cenderung verbal, sehingga mahasiswa cenderung pasif mendengarkan penjelasan dosen. Soal yang digunakan dalam tes cenderung dalam bentuk pilihan ganda dan kurang diarahkan pada pemecahan masalah. Motivasi mahasiswa dalam belajar kurang, hal ini tampak pada saat diberi kasus, mahasiswa cenderung tidak dapat menyelesaikan. Mahasiswa kurang antusias dalam belajar, saat diberikan kasus hanya 9,5% mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan atau memecahkan kasus dengan benar; 28,6% mahasiswa hanya mengajukan pertanyaan karena merasa ada materi yang belum dipahami; 61,9% mahasiswa pasif, jika diberikan pertanyaan oleh dosen mereka tidak menjawab pertanyaan tersebut. Akibatnya, capaian nilai hasil belajar khususnya pada mata kuliah Kimia Klinik belum optimal. Hasil capaian nilai mata kuliah Kimia Klinik seperti tersaji pada Tabel 1.1 berikut:
6 digilib.uns.ac.id 6 Tabel 1.1 Persentase Capaian Hasil Belajar Kimia Klinik Tahun Akademik Capaian Nilai (%) A B C D 2009/2010 2, ,3-2010/ ,3 66,3 11,8 1,6 2011/2012 6,3 23,4 70,3 - Sumber : Data BAAK AAK Nasional Surakarta Berdasarkan kondisi di atas dapat dikemukakan bahwa terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada di lapangan. Adanya kesenjangan perlu diatasi dengan mengarahkan pembelajaran yang mendorong mahasiswa berpikir memecahkan masalah. Model pembelajaran yang dimaksud adalah PBL. Model PBL merupakan model pembelajaran berdasarkan masalah. PBL memiliki sintaks sebagai berikut: (1) mengorientasikan mahasiswa pada masalah; (2) mengorganisasikan mahasiswa untuk belajar; (3) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Manfaat pembelajaran PBL dirancang terutama membantu mahasiswa untuk: (1) mengembangkan keterampilan berpikir, memecahkan masalah, dan intelektual; (2) belajar peran-peran orang dewasa dengan menghayati peran-peran itu melalui situasi nyata atau yang disimulasikan; dan (3) menjadi mandiri (Nur 2011). Materi Analisis Enzim Hati relevan dengan pembelajaran model PBL, sebab Analisis Enzim Hati merupakan satu-satunya petunjuk adanya cedera sel pada penyakit hati dini (Sacher, 2004). Di dalam materi Analisis Enzim Hati dilakukan uji kadar enzim dinyatakan dalam Unit/Liter dengan Spektrofotometer untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan fungsi hati. Penyajian materi Analisis Enzim Hati cenderung disajikan dalam commit bentuk to pemecahan user masalah.
7 digilib.uns.ac.id 7 Model PBL akan lebih efektif apabila dipadukan dengan pendekatan yang dapat menciptakan situasi pembelajaran yang penuh antusias yang melibatkan seluruh indera sepert indera pendengaran, pengelihatan, gerak motorik, dan kemampuan berpikir. Salah satu pendekatan yang dimaksud adalah SAVI. SAVI merupakan teknik pendekatan dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera. SAVI memiliki unsur-unsur sebagai berikut: (1) Somatis, yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat; (2) Auditori, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar; (3) Visual, yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan; (4) Intelektual, yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Pendekatan SAVI dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mahasiswa (Meier, 2002). Dengan demikian, model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah sekaligus dapat menciptakan suasana belajar menjadi lebih antusias, sehingga capaian hasil belajar mahasiswa diharapkan lebih optimal. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan antusiasme belajar maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran model PBL dipadu dengan pendekatan SAVI khususnya materi Analisis Enzim Hati. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana capaian hasil belajar mahasiswa pada saat implementasi perangkat
8 digilib.uns.ac.id 8 pembelajaran model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI pada materi Analisis Enzim Hati? 2. Bagaimana kelayakan perangkat pembelajaran model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI pada materi Analisis Enzim Hati? 3. Bagaimana efektivitas perangkat pembelajaran model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI pada materi Analisis Enzim Hati? C. Tujuan Pengembangan Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan pengembangan adalah, 1. Mengetahui capaian hasil belajar mahasiswa setelah implementasi perangkat pembelajaran model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI pada materi Analisis Enzim Hati dilakukan. 2. Mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI pada materi Analisis Enzim Hati. 3. Mengetahui efektivitas perangkat pembelajaran model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI pada materi Analisis Enzim Hati. D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran (meliputi: Silabus, RPP, LKM yang dilengkapi dengan video pembelajaran dan instrumen penilaian yang merupakan perpaduan model PBL dengan pendekatan SAVI) pada materi Analisis Enzim Hati. Perangkat pembelajaran tersebut diharapkan mampu mendorong kemampuan berpikir mahasiswa dalam merumuskan masalah, menyusun
9 digilib.uns.ac.id 9 hipotesis, merancang prosedur, melakukan penyelidikan, membuat hasil karya dan menyajikannya melalui presentasi, sehingga dapat membantu mahasiswa dalam pemecahan masalah. Kegiatan pembelajaran memungkinkan dapat melibatkan semua indera yang dimiliki mahasiswa secara terpadu, sehingga diharapkan dapat meningkatkan antusiasme mahasiswa dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata kuliah Kimia Klinik materi Analisis Enzim Hati. E. Pentingnya Pengembangan Pengembangan perangkat pembelajaran model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak berikut ini: 1. Bagi mahasiswa, sebagai panduan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan mendorong antusiasme dalam belajar. 2. Bagi dosen, sebagai panduan kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses pembelajaran melalui perangkat pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah dan antusiasme dalam belajar terutama tentang Analisis Enzim Hati. 3. Bagi institusi, sebagai salah satu perangkat pendukung kegiatan pembelajaran untuk kelancaran proses pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusan, sebagai dasar penyusunan kebijakan kurikulum, dan membantu memberikan kontribusi pada proses akreditasi institusi. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai landasan bagi pengembangan model pembelajaran dengan memadukan pendekatan pembelajaran yang lain pada materi yang baru.
10 digilib.uns.ac.id 10 F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi pengembangan perangkat pembelajaran model PBL dipadu dengan pendekatan SAVI adalah sebagai berikut: (a) perangkat pembelajaran model PBL dipadu pendekatan SAVI ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa; (b) perangkat pembelajaran model PBL dipadu dengan pendekatan SAVI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa dalam pemecahan kasus; (c) meningkatkan antusiasme mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran; (d) melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses pembelajaran; (e) memberikan penilaian secara objektif terhadap semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. 2. Keterbatasan dari pengembangan perangkat pembelajaran model PBL dipadu dengan pendekatan SAVI adalah sebagai berikut: (a) produk pengembangan yang dihasilkan terbatas pada perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, LKM, dan perangkat penilaian) model PBL yang dipadu dengan pendekatan SAVI; (b) institusi yang digunakan sebagai tryout instrumen penelitian hanya di Universitas Setia Budi Surakarta pada prodi Akademi Analis Kesehatan, yaitu pada mahasiswa reguler A Semester V; (c) institusi yang digunakan sebagai uji terbatas hanya menggunakan satu institusi, yaitu AAK Nasional Surakarta, pada mahasiswa reguler A Semester VI; (d) institusi yang digunakan sebagai uji pemakaian, terbatas pada satu institusi, yaitu AAK 17 Agustus 1945 Semarang, diberikan pada mahasiswa reguler A Semester V; (e) model pembelajaran yang digunakan dalam uji terbatas dan uji pemakaian terbatas pada satu model, yaitu PBL dipadu dengan pendekatan SAVI; (f) materi yang
11 digilib.uns.ac.id 11 digunakan terbatas pada materi Analisis Enzim Hati. G. Definisi Istilah Definisi istilah dalam pengembangan produk adalah : 1. Perangkat pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi : silabus, RPP, LKM, perangkat penilaian. 2. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah dengan sintaks sebagai berikut: (a) mengorientasikan mahasiswa pada masalah; (b) mengorganisasikan mahasiswa untuk belajar; (c) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok; (d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya; (e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2011). 3. Pendekatan SAVI merupakan teknik pendekatan dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera. SAVI memiliki unsur-unsur sebagai berikut: (a) Pendekatan Somatis, yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat; (b) Pendekatan Auditori, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar; (c) Pendekatan Visual, yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan; (d) Pendekatan Intelektual, yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung (Maier, 2002). 4. Analisis Enzim Hati merupakan materi yang mempelajari mengenai enzim sebagai molekul protein yang mengatalisis reaksi kimia tanpa mengalami perubahan secara kimiawi. Enzim mengatur metabolisme dengan ikut serta pada
12 digilib.uns.ac.id 12 hampir semua fungsi sel (Sacher, 2004). 5. Model PBL dipadu pendekatan SAVI merupakan hasil perpaduan sintaks pada model PBL dan unsur-unsur yang terdapat di dalam pendekatan SAVI.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN PENDEKATAN SAVI PADA MATERI ANALISIS ENZIM HATI
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN PENDEKATAN SAVI PADA MATERI ANALISIS ENZIM HATI Anastasia Rina Sulistyowati 1, Suciati Sudarisman 2, Sugiyarto 3 Akademi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan mendasar dalam kehidupan kita. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan perubahan global dalam berbagai aspek kehidupan. Kesejahteraan bangsa bukan lagi bersumber pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peran penting dalam suatu bangsa. Mengingat akan pentingnya peranan pendidikan, pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan seoptimal
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mencakup 3 segmen yaitu produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.
Lebih terperinciDiajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A
-USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan berkarakter saat ini merupakan salah satu cara yang tengah diusung pemerintahan Indonesia, terutama dalam menyukseskan gerakan Revolusi Mental. Sesuai
Lebih terperinciVI. PROGRAM STUDI : D3 ANALIS KIMIA
VI. PROGRAM STUDI : D3 ANALIS KIMIA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : D3 Analis Kimia 2. Izin Pendirian : 138/D/T/2002 Tanggal 25 Januari 2002 3. Status Akreditasi : B (SK Akreditasi BAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia lebih banyak menekankan kepada hasil belajar berupa kognitifnya saja. Hal ini terlihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal pokok yang akan menopang kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas dan sistem pendidikan yang ada. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang mendorong para peserta didik untuk mendapatkan prestasi terbaik. Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pendidikan sains di Indonesia mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pemahaman tentang sains dan teknologi melalui pengembangan keterampilan berpikir, dan
Lebih terperinciPERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA
PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA Eka Trisianawati 1, Handy Darmawan 2 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: malyaulfa@ymail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metransfer informasi ke seluruh tubuh. Berawal dari proses berpikir tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berpikir merupakan aktivitas yang selalu dilakukan otak untuk metransfer informasi ke seluruh tubuh. Berawal dari proses berpikir tersebut manusia dapat melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menggenggam cita-cita luhur dalam membangun peradaban masyarakatnya. Cita-cita tersebut termasuk dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum teknologis yang memiliki karakteristik dan berorientasi pada disiplin ilmu, pengembangan individu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi pembelajaran memasuki era globalisasi tahun 2015, Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi pembelajaran memasuki era globalisasi tahun 2015, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia dewasa ini menghadapi tantangan berat dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains pada hakikatnya berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan tentang kumpulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara menunjukkan, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia dan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran memiliki hakikat perancangan atau perencanaan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, sehingga siswa tidak hanya berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke-21 Bangsa Indonesia menghadapi tantangan global yang sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan pikiran, komunikasi verbal dan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU
PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU Sakka, Yusuf Kendek dan Kamaluddin e-mail: sakha_rahma@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciSERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN Oleh : LOEKISNO CHOIRIL WARSITO A. ORIENTASI KURIKULUM 2004 Kurikulum 2004 yang lazim dinamakan sebagai kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada dasarnya berorientasi pada kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era globalisasi ini. Selain itu, dengan adanya pasar bebas AFTA dan AFLA serta APEC tentu saja telah
Lebih terperinciPERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI
PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI Nur Eka Setiowati Abstrak Pendidikan dan pengajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan suatu bangsa karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, latihan, proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan penghubung antara sumber daya manusia dengan peradaban, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan ataupun kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing manusia dari kegelapan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tanpa adanya pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan yang bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan
Lebih terperinciPENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA
PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: NUR EKA KUSUMA HINDRASTI K4307041 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan arus informasi pada era globalisasai dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciSurakarta, 57155, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia
MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN TEAM TEACHING DENGAN TEKNIK TERINTEGRASI DAN SEMI TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN BAKTERIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN VERBAL Yusianti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kegiatan belajar. Upaya-upaya tersebut meliputi penyampaian ilmu pengetahuan, pengorganisasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusianya. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat
Lebih terperincidepan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan sadar dan bertujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran kimia yang baik adalah pembelajaran kimia yang dapat memberikan makna bagi siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajarannya guru dapat mengaitkan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI
216 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 216-223 PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI Ersanghono Kusuma,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA NAMA: SUPIANDI NIM : E1A012054 ABSTRAK Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis SAVI merupakan suatu perpaduan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya membantu proses pembelajaran atau sebagai seorang pengambil keputusan instruksional tetapi lebih dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performance assesment merupakan cara penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa saat melakukan sesuatu (Uno, 2012). Performance assesment merupakan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi telah memberikan manfaat yang lebih banyak bagi kehidupan manusia serta telah mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah kesehatan di masyarakat sesuai tugas-tugas di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program studi kebidanan merupakan suatu unit pelaksana teknis di bidang kesehatan yang mencetak lulusan tenaga bidan yang kompetensi dapat membantu memecahkan masalah
Lebih terperinciOleh : Muhammad Abdul Wahid A
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA DENGAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) SISWA KELAS XI MAN 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak. memasuki dunia kehidupannya. Sains menekankan pada pemberian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya. Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
Lebih terperincimemenuhi semua Kriteria Akreditasi. Kriteria Akreditasi & Prosedur Evaluasi Akreditasi Akreditasi IABEE IABEE Pembelajaran (OBE).
Kriteria Akreditasi IABEE Akreditasi IABEE IABEE mengakreditasi program studi teknik yang menerapkan sistem pendidikan berbasis Capaian Pembelajaran (OBE). Semua program studi teknik yang ingin mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sekarang sedang menghadapi tantangan yang hebat. Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia
BAB III PEMBAHASAN Pemahaman orang terhadap hakekat sains, hakekat belajar dan pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia pembelajaran sains. Pemahaman terhadap sains telah berkembang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang sedang coba diterapkan oleh pemerintah ke beberapa sekolah sasaran saat ini yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi MEA yang meliputi lima aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan yang sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat mustahil suatu kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka batas antar negara. Persaingan hidup pun semakin ketat. Hanya
Lebih terperincipsikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah pondasi penting dalam pengembangan sains dan teknologi. Tanpa adanya pondasi fisika yang kuat, keruntuhan akan perkembangan sains dan teknologi
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinci2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa sebagai insan akademis yang memiliki potensi, talenta dari berbagai macam bidang ilmu keahlian dan pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia baik itu kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di era globalisasi saat ini merupakan suatu tantangan setiap bangsa untuk menciptakan generasi yang dapat memperkuat landasan segala sektor kehidupan. Setyawati
Lebih terperinciinteraksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan telah berlangsung di segala ruang waktu dan tempat, sehingga pendidikan dapat dikatakan bersifat fundamental, universal dan fenomenal. Fundamental artinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri
Lebih terperinci