STUDI PENGURANGAN ARUS INRUSH AKIBAT ENERGIZING PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK KRIAN 500 KV MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL PHASE ENERGIZATION
|
|
- Budi Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PENGURANGAN ARUS INRUSH AKIBAT ENERGIZING PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK KRIAN 5 KV MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL PHASE ENERGIZATION (SPE) Gilang Wilfanur Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 6111 Abstrak-Arus inrush dengan nilai puncak beberapa kali arus normal timbul pada saat energisasi transformator. Arus ini dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem tenaga listrik. Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas sistem tenaga listrik, metode untuk meminimalisasi arus ini sangat diperlukan. Salah satu cara untuk mengurangi arus inrush adalah dengan menggunakan metode Sequential Phase Energization. Dalam metode ini, faktor-faktor seperti delay waktu switching antara tiap fasa transformator dan nilai tahanan netral diperhitungkan agar didapatkan hasil yang optimal. Pada Tugas Akhir ini akan dibahas pengaruh metode Sequential Phase Energization terhadap arus inrush yang timbul pada transformator daya. Metode yang digunakan adalah melakukan simulasi dengan perangkat lunak Alternative Transient Program-Electromagnetic Transient Program (ATP-EMTP) untuk mendapatkan performa dari metode ini. Sebagai model simulasi, digunakan transformator daya Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Krian 5 kv. Pada akhir dari Tugas Akhir ini, diberikan rekomendasi delay waktu switching antara tiap fasa dan nilai tahanan netral yang optimal untuk penerapan metode ini pada transformator daya GITET Krian 5 kv. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa arus inrush pada transformator daya mengalami penurunan yang signifikan, yaitu berturut-turut pada fasa 1, 2 dan 3, dari 595,6 A menjadi 112 A, 3994 A menjadi 119,4 A, dan 5497,4 A menjadi 993,41 A. Kata kunci : arus inrush, ATP-EMTP, transformator daya, metode Sequential Phase Energization. 1. PENDAHULUAN Timbulnya arus inrush pada saat energisasi transformator adalah salah satu fenomena yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Arus inrush adalah arus yang mempunyai nilai cukup tinggi dan bersifat tiba-tiba yang timbul pada saat transformator mulai dioperasikan. Arus ini mempunyai nilai beberapa kali dari arus beban penuh normal. Jika tidak ada usaha untuk mengurangi arus tersebut, maka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan menimbulkan dampak negatif pada transformator dan sistem tenaga listrik. Oleh karena itu, metode untuk mengurangi nilai arus inrush sangat dibutuhkan. Salah satu usaha untuk mengurangi nilai arus inrush adalah dengan menggunakan metode Sequential Phase Energization. Secara sederhana, metode ini dapat digambarkan dengan proses energisasi yang mempunyai selang waktu (time delay) antara masing-masing fasa transformator (A, B, C) dimana pada kawat netral dari belitan primer transformator ditambahkan tahanan yang berfungsi sebagai peredam. Metode ini tergolong baru dan sederhana. Pada Tugas Akhir ini, untuk memudahkan analisa pengaruh metode Sequential Phase Energization terhadap arus inrush maka dibuat pemodelan dan simulasi dengan software Alternative Transient Program-Electromagnetic Transient Program (ATP-EMTP). Untuk memodelkan transformator digunakan parameter-parameter dan data-data transformator daya Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Krian 5 kv. Selanjutnya dilakukan simulasi dalam dua tahapan, yaitu : 1. Kondisi sebelum metode Sequential Phase Energization diterapkan. 2. Kondisi sesudah metode Sequential Phase Energization diterapkan. Dengan demikian pengaruh metode Sequential Phase Energization terhadap arus inrush dapat dianalisis dari perbandingan arus inrush sebelum dan sesudah metode tersebut diterapkan. 2. ARUS INRUSH DAN METODE SEQUENTIAL PHASE ENERGIZATION 2.1 Arus Inrush Arus inrush adalah arus lonjakan seketika dengan nilai beberapa kali arus normal yang timbul pada peralatan listrik pada awal terhubung dengan sumber tegangan. Arus ini dapat terjadi pada peralatan-peralatan listrik antara lain pada bola lampu pijar, motor listrik AC, power converters dan transformator [6]. Pada transformator, arus ini dapat mencapai nilai kali arus rating pada beban penuh [12]. Bentuk gelombang arus inrush mirip gelombang sinusoidal akan tetapi tidak simetris. Arus ini mempunyai komponen DC dan mengandung harmonisa ke-1 dan ke-2 yang tinggi. Nilai magnitude arus inrush mengalami penurunan setelah beberapa waktu, namun bagaimanapun, kondisi dimana arus melebihi arus normal dapat bertahan dalam beberapa cycle [2]. Dampak yang ditimbulkan oleh arus ini antara lain kegagalan operasi dari sistem proteksi transformator, penurunan kualitas isolasi transformator, penurunan kualitas daya dari sistem [1]. 1
2 Berikut ini adalah contoh kurva arus inrush : transformator daya pada gardu induk ini akan diambil salah satu sebagai objek pemodelan. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3, sistem yang dimodelkan terdiri dari transformator daya 5/15/66 kv dengan kapasitas 5 MVA. Gambar 1. Kurva Arus Inrush [7] 2.2 Metode Sequential Phase Energization (SPE) Beberapa metode untuk mengatasi permasalahan arus inrush telah ditawarkan dimana salah satunya adalah metode Sequential Phase Energization. Metode ini menerapkan skema yang menggunakan tahanan pada belitan netral transformator dan energisasi berselang di antara tiap fasanya. Ide dasar dari metode ini adalah peredaman arus inrush menggunakan tahanan pada belitan netral. Hal ini berdasarkan fakta bahwa nilai arus inrush selalu tidak seimbang di antara tiap fasa. Ide ini kemudian dikembangkan dengan menerapkan energisasi berselang di antara tiap fasa. Unjuk kerja dan karakteristik dari metode ini telah diteliti dengan simulasi dan percobaan. Dari penelitian didapatkan bahwa metode ini mampu mengurangi arus inrush sebesar 8-9% [1]. Gambar 2. Skema Metode Sequential Phase Energization [14] Metode SPE terdiri dari dua parameter penting, yaitu delay waktu switching antara tiap fasa transformator dan nilai tahanan netral [1]. Delay waktu pada Metode SPE memperhitungkan nilai arus dari tiap tahapan energisasi. Dengan kata lain, energisasi fasa kedua dilakukan setelah arus pada fasa pertama mencapai nilai steady state dan energisasi fasa ketiga dilakukan setelah arus pada fasa pertama dan kedua mencapai nilai steady state kemudian di saat yang sama, switch pada tahanan netral akan menutup [3]. Sedangkan nilai Rn optimal, berdasarkan penelitian, dapat dicari dengan persamaan berikut [14]: (2.1) 3. KONFIGURASI SISTEM Sistem yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah single line diagram GITET Krian 5 kv. Dari dua 2 Gambar 3. Single Line Diagram Salah Satu Transformator Berikut ini adalah data name plate dari transformator daya GITET Krian 5 kv yang dijadikan model : Merk : ABB Tipe : TSDC Nomor seri : 51146/4 Daya : 5 MVA Tahun operasi : 1992/1993 Rating tegangan : 5/15 kv Arus output nominal : 1718 A Impedansi : 11.2% Vektor group : YN-yn(d1) Jenis pendingin : ONAF2/ONAF1/ONAN 4. PEMODELAN, SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Pemodelan, Simulasi dan Analisis Arus Inrush pada Trafo Daya Tanpa Metode SPE a. Pemodelan Pemodelan single line diagram pada gambar 3 menggunakan software ATP tampak pada gambar 4. Dari gambar 3 dibuat sebuah pemodelan rangkaian dengan menganalogikan suplai tegangan dari bus 5 kv sebagai suatu sumber tegangan dengan tegangan nominal 5 kv. Pada pemodelan ini, starting transformator dilakukan dalam keadaan trafo tidak berbeban. Kopel magnet di antara belitan dan karakteristik nonlinier dari reaktansi magnetisasi adalah unsur terpenting dalam studi transien yang diakibatkan energisasi. Pemodelan transformator pada gambar 4 terdiri dari induktor histerisis nonlinier dan bagian linier. Pemodelan tersebut memperhatikan kapasitansi diantara belitan transformator
3 dan tanah. Kapasitansi ini tidak mempengaruhi inrush current dengan signifikan, akan tetapi kapasitansi tetap diperlukan untuk menghindari kesalahan pada simulasi yang ditandai dengan peringatan floating subnetwork found Gambar 4. Pemodelan Single Line Diagram Gambar 3 pada Software ATP b. Hasil Simulasi Tegangan Belitan Primer ke Tanah [s].35 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) v :X172A v :X172B v :X172C Gambar 8.Tegangan Belitan Primer-G pada Ketiga Fasa Tanpa Metode SPE Arus Inrush [s].5 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) c:breka -CABLA Gambar 9. Arus Inrush pada Fasa 1 Tanpa Metode SPE [s].35 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) v :X172A Gambar 5.Tegangan Belitan Primer-G pada Fasa 1 Tanpa Metode SPE [s].35 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) v :X172B Gambar 6.Tegangan Belitan Primer-G pada Fasa 2 Tanpa Metode SPE [s].5 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) c:brekb -CABLB 2 1 Gambar 1. Arus Inrush pada Fasa 2 Tanpa Metode SPE [s].5 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) c:brekc -CABLC Gambar 11. Arus Inrush pada Fasa 3 Tanpa Metode SPE [s].35 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) v :X172C Gambar 7.Tegangan Belitan Primer-G pada Fasa 3 Tanpa Metode SPE 3
4 [s] 5 (f ile inrush_gilang.pl4; x-v ar t) c:breka -CABLA c:brekb -CABLB c:brekc -CABLC Gambar 12. Kurva Arus Inrush pada Ketiga Fasa Tanpa Metode SPE c. Analisa Hasil Simulasi Tegangan Belitan Primer ke Tanah Pada gambar 5-8, tampak kurva tegangan belitan primer ke tanah pada ketiga fasa. Pada gambar 8, fasa 1 ditandai dengan warna merah, fasa 2 ditandai dengan warna hijau, fasa 3 ditandai dengan warna biru. Fasa 1 dan 2 berbeda sudut 12, demikian juga pada fasa 2 dan 3 juga berbeda sudut 12. Tampak bahwa posisi gelombang tegangan pada awal terhubung dengan transformator yang berbeda dari tiap fasa mempengaruhi bentuk kurva arus inrush yang timbul. Dari pemodelan dapat diamati bahwa alat ukur tegangan (voltmeter) pada ketiga fasa diletakkan di antara switch tiga fasa dan transformator. Hal ini menjelaskan kenapa pada gambar 5-7 kurva tegangan mulai stabil pada sekitar detik ke-,17. Hal ini dikarenakan waktu menutup switch pada ketiga fasa adalah sekitar detik ke-,17. Arus Inrush Gambar 9 menunjukkan arus inrush pada fasa 1 muncul pada detik ke-,17. Hal ini dikarenakan waktu menutup switch fasa 1 adalah pada detik ke-,17. Pada gambar tersebut dapat diamati bahwa nilai arus inrush maksimum yang timbul adalah 595,6 A. Gambar 1 menunjukkan arus inrush pada fasa 2 muncul pada detik ke-, Hal ini dikarenakan waktu menutup switch fasa 2 adalah pada detik ke-, Pada gambar tersebut dapat diamati bahwa nilai arus inrush maksimum yang timbul adalah 3994 A. Gambar 11 menunjukkan arus inrush pada fasa 3 muncul pada detik ke-, Hal ini dikarenakan waktu menutup switch fasa 3 adalah pada detik ke-, Pada gambar tersebut dapat diamati bahwa nilai arus inrush maksimum yang timbul adalah 5497 A. Hasil simulasi pada gambar 12 menunjukkan arus inrush yang timbul pada ketiga fasa. Arus inrush pada fasa 1 ditunjukkan dengan warna merah, arus inrush pada fasa 2 dengan warna hijau, arus inrush pada fasa 3 dengan warna biru. Dari gambar tersebut, tampak bahwa arus mencapai nilai steady state setelah 3 detik. 4.2 Pemodelan, Simulasi dan Analisa Arus Inrush Pada Trafo Daya yang Menggunakan Metode SPE a. Pemodelan Ada dua hal yang menjadi komponen paling penting pada pemodelan metode Sequential Phase Energization seperti yang telah dijelaskan, yaitu nilai tahanan netral dan waktu delay antara tiap tahapan energisasi. 4 Nilai tahanan netral yang optimal dihitung berdasarkan persamaan 2.1 : Tabel 1. Data Tes Tanpa Beban Trafo GITET Krian 5 kv Tegangan fasa ke tanah (kv) Arus tanpa beban (A) Arus tanpa beban rata-rata Rugirugi tanpa beban RMS I A I B I C (A) (kw) 2,2 26,75 23,63 29,5 26,63 14 Impedansi open circuit dari tansformator Sedangkan resistansi open circuit dari transformator Sehingga didapatkan X open Sehingga didapatkan R n optimal, Sedangkan untuk waktu delay antara masing-masing tahapan energisasi digunakan nilai tiga detik. Hal ini berdasarkan hasil simulasi pada gambar 9 12 yang menunjukkan bahwa arus inrush hilang pada detik ke-3. Berikut pemodelan metode Sequential Phase Energization pada transformator daya GITET Krian 5 kv dengan ATP : Gambar 13. Pemodelan Metode Sequential Phase Energization dengan ATP b. Hasil Simulasi dan Analisis Tegangan Belitan Primer ke Tanah [s] 1. (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176A Gambar 14. Tegangan Belitan Primer ke Tanah pada Fasa 1 dengan Metode SPE
5 [s].35 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176A Gambar 15. Tegangan Belitan Primer ke Tanah pada Fasa 1 dengan Metode SPE (dari s) [s] 3.5 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176B Gambar 16. Tegangan Belitan Primer ke Tanah pada Fasa 2 dengan Metode SPE [s] 3.24 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176C Gambar 19. Lonjakan Tegangan pada Fasa 3 Akibat Energisasi Fasa 2 (Perluasan Gambar 18, dari s) [s] 6.25 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176C Gambar 2. Peralihan Tegangan pada Fasa 3 Akibat Energisasi Fasa 3 (Perluasan Gambar 18, dari s) [s] 3.3 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176B Gambar 17. Peralihan Tegangan Pada Fasa 2 Akibat Energisasi Fasa 2 (Perluasan Gambar 16, dari s) [s] 6.5 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176C Gambar 18. Tegangan Belitan Primer ke Tanah pada Fasa 3 dengan Metode SPE [s] 6.25 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) v :X176A v :X176B v :X176C Gambar 21. Tegangan Belitan Primer ke Tanah pada Ketiga Fasa dengan Metode SPE (dari s) Fasa 1 Pada gambar 14 dan 15 tampak kurva tegangan belitan primer trafo ke tanah pada fasa 1. Dari analisis gambar tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa saat energisasi fasa 1, kurva tegangan menunjukkan nilai tegangan nominalnya sebesar 4441 volt. Bersamaan dengan energisasi fasa 1, voltmeter akan membaca nilai dari sumber tegangan seperti tampak dari pemodelan pada gambar 13. Tegangan ini akan tetap stabil pada nilai nominalnya dan tidak dipengaruhi energisasi fasa berikutnya, yaitu energisasi fasa 2 dan 3. Fasa 2 Pada gambar 16 dan 17 tampak kurva tegangan belitan primer trafo ke tanah pada fasa 2. Pada saat fasa 1 dienergisasi dan switch 2 belum ditutup, voltmeter sudah menunjukkan nilai tegangan. Pada kondisi ini, nilai tegangan belitan primer trafo ke tanah sama dengan nilai tegangan yang timbul pada tahanan netral Rn. Kemudian ketika switch
6 2 ditutup, tegangan yang terbaca pada voltmeter menunjukkan nilai tegangan nominal sisi primer trafo sebesar 4441 volt. Selanjutnya tegangan ini akan tetap stabil pada nilai nominalnya dan tidak dipengaruhi energisasi fasa berikutnya, yaitu energisasi fasa 3. Fasa 3 Gambar 18, 19 dan 2 menunjukkan kurva tegangan belitan primer trafo ke tanah pada fasa 3. Pada saat fasa 1 dienergisasi serta switch 2 dan 3 belum ditutup, voltmeter sudah menunjukkan nilai tegangan. Hal ini identik dengan yang terjadi pada kurva tegangan primer trafo ke tanah fasa 2. Pada kondisi ini, nilai tegangan pada belitan primer trafo ke tanah sama dengan nilai tegangan yang timbul pada tahanan netral Rn. Selanjutnya pada saat fasa 2 dienergisasi dan switch 3 belum ditutup, terjadi lonjakan tegangan kumparan primer trafo ke tanah pada fasa 3 yang cukup besar seperti ditunjukkan pada gambar 19. Hal ini dikarenakan arus pada fasa 1 dan fasa 2 bergabung dan menghasilkan arus yang melewati nilai tahanan netral Rn yang lebih besar. Arus netral yang lebih besar ini akan menyebabkan nilai tegangan pada tahanan netral Rn meningkat. Akan tetapi hal ini tidak membahayakan karena batas ketahanan trafo daya terhadap tegangan adalah sebesar 1175 kv dibandingkan dengan lonjakan tegangan sebesar 6 kv. Kemudian ketika switch 3 ditutup, tegangan yang terbaca pada voltmeter menunjukkan nilai tegangan nominal sisi primer trafo sebesar 4441 volt. Selanjutnya tegangan ini akan tetap stabil pada nilai nominalnya tersebut. Arus Inrush Berikut ini adalah hasil simulasi arus inrush dengan metode SPE : [s] 11. (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:breka -CABLA Gambar 22. Arus Inrush pada Fasa 1 dengan metode SPE [s] 3.25 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:breka -CABLA Gambar 24. Lonjakan Arus pada Fasa 1 Akibat Energisasi Fasa 2 (Perluasan Gambar 22, dari s) Gambar menunjukkan kurva arus inrush pada fasa 1. Pada saat fasa 1 dienergisasi serta switch 2 dan 3 belum ditutup, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 23, tampak terjadi pengurangan arus inrush yang sangat besar. Pada kondisi ini, arus lonjakan awal yang timbul sebesar 134,8 A. Peredaman ini dikarenakan pada saat energisasi fasa 1, Rn terangkai seri dengan fasa 1 sehingga arus inrush akan teredam. Pada saat fasa 2 dienergisasi, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 24, tampak terjadi lonjakan arus pada fasa 1. Pada kondisi ini, arus lonjakan yang timbul adalah sebesar 112 A. Hal ini dikarenakan ada sebagian arus pada fasa 2 yang masuk ke fasa 1. Kondisi ini bergantung pada nilai Rn, dimana pada saat fasa 2 dienergisasi, semakin besar nilai Rn, semakin besar pula arus inrush fasa 2 yang masuk ke fasa [s] 11. (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:brekb -CABLB Gambar 25. Arus Inrush pada Fasa 2 dengan metode SPE [s].21 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:breka -CABLA Gambar 23. Lonjakan Arus pada Fasa 1 Akibat Energisasi Fasa 1 (Perluasan Gambar 22, dari s) [s] 3.22 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:brekb -CABLB Gambar 26. Lonjakan Arus pada Fasa 2 Akibat Energisasi Fasa 2 (Perluasan Gambar 25, dari s)
7 Gambar menunjukkan kurva arus inrush pada fasa 2. Pada saat fasa 2 dienergisasi, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 26, terlihat terjadi peredaman arus inrush pada fasa 2. Akan tetapi jika dibandingkan dengan arus inrush yang timbul pada saat energisasi fasa 1, peredaman arus inrush pada fasa 2 bisa dikatakan berkurang. Pada kondisi ini, arus lonjakan awal adalah sebesar 119,4 A [s] 11. (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:brekc -CABLC Gambar 27. Arus Inrush pada Fasa 3 dengan metode SPE [s] 6.22 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:brekc -CABLC Gambar 28. Lonjakan Arus pada Fasa 3 Akibat Energisasi Fasa 3 (Perluasan Gambar 27, dari s) Gambar menunjukkan kurva arus inrush pada fasa 3. Pada saat energisasi fasa 1 dan energisasi fasa 2, tidak ada arus pada fasa 3. Hal ini dikarenakan switch 3 dalam keadaan terbuka. Selanjutnya pada saat fasa 3 dienergisasi, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 28, terjadi lonjakan arus pada fasa 3. Pada kondisi ini, arus lonjakan yang terjadi adalah sebesar 993,41 A. Tidak berapa lama dari energisasi fasa 3, berangsur-angsur arus pada fasa 3 menuju nilai steady state [s] 1 (f ile inrush_gilang_spe.pl4; x-v ar t) c:breka -CABLA c:brekb -CABLB c:brekc -CABLC Gambar 29. Arus Inrush pada Ketiga Fasa dengan metode SPE 4.3 Perbandingan Antara Arus Inrush Tanpa dan Dengan Metode SPE Dari gambar 23 dan 24, dapat diamati bahwa arus inrush terbesar pada fasa 1 adalah 112 A. Jika dibandingkan dengan transformator daya yang tidak menerapkan metode SPE dimana arus inrush yang terjadi pada fasa 1 mencapai 595,6 A, dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi pengurangan arus inrush sebesar 82,61%. Gambar 25 dan 26 menunjukkan kurva arus inrush pada fasa 2. Pada saat fasa 2 dienergisasi, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 26, terlihat terjadi peredaman arus inrush pada fasa 2. Pada kondisi ini, arus lonjakan awal adalah sebesar 119,4 A. Jika dibandingkan dengan transformator daya yang tidak menerapkan metode SPE dimana arus inrush yang terjadi pada fasa 2 mencapai 3394 A, dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi pengurangan arus inrush sebesar 72,22%. Dari gambar 27 dan 28, dapat diamati kurva arus inrush pada fasa 3. Pada saat fasa 3 dienergisasi, sebagaimana ditunjukkan pada dua gambar tersebut, terjadi lonjakan arus pada fasa 3. Pada kondisi ini, arus lonjakan yang terjadi adalah sebesar 993,41 A. Tidak berapa lama dari energisasi fasa 3, berangsur-angsur arus pada fasa 3 menuju nilai steady state. Dari gambar 4.48 dan 4.49, dapat diamati bahwa arus inrush terbesar pada fasa 3 adalah 993,41 A. Jika dibandingkan dengan transformator daya yang tidak menerapkan metode SPE dimana arus inrush yang terjadi pada fasa 3 mencapai 5497,4 A, dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi pengurangan arus inrush sebesar 81,93%. 5. KESIMPULAN Pada kondisi tanpa menggunakan metode apapun untuk mengurangi arus inrush pada transformator daya GITET Krian 5 kv, arus inrush yang timbul berturut-turut pada fasa 1, 2 dan 3 sebesar 595,6 A, 3994 A dan 5497,4 A. Berdasarkan perhitungan, nilai tahanan netral yang paling optimal untuk mengurangi arus inrush pada transformator daya GITET Krian 5 kv adalah sebesar 64,23 Ω. Sedangkan untuk waktu delay switching antara tiap fasa, berdasarkan hasil simulasi, adalah tiga detik. Arus inrush yang timbul saat metode Sequential Phase Energization diterapkan berturut-turut pada fasa 1, 2 dan 3 sebesar 112 A, 119,4 A dan 993,41 A. Hal ini berarti telah terjadi pengurangan arus inrush berturut-turut pada fasa 1, 2 dan 3 sebesar 81,48%, 72,22%, dan 81,93% terhadap arus inrush yang timbul tanpa menggunakan metode ini. Berdasarkan hasil yang didapatkan tampak bahwa dengan metode Sequential Phase Energization, arus inrush yang timbul pada transformator daya tereduksi secara signifikan dibandingkan tanpa menerapkan metode apapun. Oleh karena itu, metode ini layak untuk diterapkan sebagai cara mengurangi arus inrush. DAFTAR REFERENSI [1] Abdulsalam, S.G., and Xu, Wilsun. 25. Analytical Study of Transformer Inrush Current Transients and Its Applications. International Conference of 7
8 Power System Transients (IPST 5). Montreal, Canada, June [2] C.E., Lin., C.L., Cheng., C.L., Huang., and J.C., Yeh Investigation of Magnetising Inrush Current in Transformers. Part II Harmonic Analysis. IEEE Transactions on Power Delivery 8, 1: [3] Cui, Yu., Abdulsalam, S.G., Chen, Shiuming., and Xu, Wilsun. 25. A Sequential Phase Energization Technique for Transformer Inrush Current Reduction Part I : Simulation and Experimental Results. IEEE Transactions on Power Delivery 2, 2: [4] Harlow, J.H. 24. Electric Power Transformer Engineering. CRC. Press. LCC. [5] IEEE Standards Transformer Committee. 21. Inrush Current Tutorial Session. [6] Inrush Current, <URL: [7] Inrush Curve, <URL: [8] Lister, Eugene C., Mesin dan Rangkaian Listrik The Institue of Electrical and Electronics Engineers, Inc,1988. [9] Prikler, Laszlo., Hoidalen, Hans Kr ATPDraw for Windows 3.1x/95/NT version 1. : User s Manual. Norway : SINTEF Energy Research. [1] Rahnavard, R., Valizadeh, M., Sharifian, A.A.B., and Hosseini, S.H. Analitical Analysis of Transformer Inrush Current and Some New Techniques for Its Reduction. [11] R. Kuphaldt, Tony Lessons in Electric Circuit. [12] Sim, H.J., and Digby, S.H. 24. Power Transformer. Boca Raton, Florida, USA. CRC. Press. LCC [13] Singh, R.K. Transformer. [14] Xu, Wilsun., Abdulsalam, S.G., Cui, Yu., and Liu, Xian. 25. A Sequential Phase Energization Technique for Transformer Inrush Current Reduction Part II : Theoretical Analysis and Design Guide. IEEE Transaction on Power Delivery 2, 2: [15] Zuhal. 2. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Akhir di bidang studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro. RIWAYAT HIDUP PENULIS Gilang Wilfanur dilahirkan di kota Pekanbaru, 4 Nopember Penulis adalah putra pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Suwito dan Ibu Nur Hijjah. Pada tahun 25 penulis masuk ke Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya lewat jalur SPMB dengan NRP dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus dan anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro ITS, khususnya Divisi Kajian Islam (KALAM). Pada bulan Januari 21, penulis mengikuti seminar dan ujian Tugas 8
METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR
METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR Zainal Abidin ) Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan Abstrak Transformasi energi dalam sebuah transformator tak
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN METODE PENGURANGAN ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR DAYA 500 KV GITET KRIAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (214) 1-6 1 STUDI PERBANDINGAN METODE PENGURANGAN ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR DAYA KV GITET KRIAN Mokhamad Firmansyah, IGN Satriyadi Hernanda, ST., MT. 1), dan Dr.
Lebih terperinciSTUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN
STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI DI SULAWESI SELATAN Franky Dwi Setyaatmoko 2271616 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PENGURANGAN ARUS INRUSH AKIBAT ENERGIZING PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL PHASE ENERGIZATION (SPE)
STUDI PENGURANGAN ARUS INRUSH AKIBAT ENERGIZING PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL PHASE ENERGIZATION (SPE) (Studi Kasus Pada PT.PLN) Tugas Akhir ini Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciAnalisis Fenomena Ferroresonance pada Capacitive Voltage Transformer (CVT) Akibat Pelepasan Beban Secara Mendadak
Analisis Fenomena Ferroresonance pada Capacitive Voltage Transformer () Akibat Pelepasan Beban Secara Mendadak Putu Wegadiputra Wiratha, I Made Yulistya Negara, IGN Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciEvaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim
Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim Istiqomah-2206100013 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,
Lebih terperinciStudi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 20 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP
Studi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 2 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP Augusta Wibi Ardikta 22594 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi
Lebih terperinciSIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP
SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP Dwi Sulistyo Handoyo, Abdul Syakur, Agung Warsito Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciSIMULASI TEGANGAN DIP PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP
SIMULASI TEGANGAN DIP PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP Agung Warsito, Abdul Syakur, Nur Taat Sayekti Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-130
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-130 Studi Pemasangan Reaktor untuk Mengatasi pada Incoming 20 kv GIS Tandes Satria Seventino Simamora, I Made Yulistya Negara,
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)
STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 15 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM) Septian Ahadiatma, I Gusti Ngurah Satriyadi H,ST,MT, Dr.Eng. I Made Yulistya N,ST,M.Sc
Lebih terperinciANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.
Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah
24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,
Lebih terperinciAnalisis Arus Dan Tegangan Transien Akibat Pelepasan Beban Pada Sisi Primer Transformator Unit 5, Unit 6, dan Unit 7 Suralaya
Analisis Arus Dan Akibat Pelepasan Beban Pada Sisi Primer 5, 6, dan 7 Suralaya Angga Adi Prayitno, Suhendar, dan Herudin Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia Abstrak Gejala
Lebih terperinciANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)
ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv
Analisis Kestabilan Transien di PT. Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv Waskito Aji, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI
PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI Mochamad Ashari 1) Heri Suryoatmojo 2) Adi Kurniawan 3) 1) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciSIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP Abdul Haris Mubarak 1 Universitas Cokroaminoto Palopo
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN
Lebih terperinciAnalisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous Closing Breaker Untuk Mengurangi Efek Transien Capacitor Bank Switching
Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous Closing Breaker Untuk Mengurangi Efek Transien Capacitor Bank Switching Sezilia Marselina, Ontoseno Penangsang, IGN Satriyadi H Jurusan Teknik Elektro-FTI,
Lebih terperinciANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.
ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT. USU) Zul Fahmi Dhuha (1), Syamsul Amien (2) Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciANALISA GANGGUAN PADA ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) AKIBAT ARUS INRUSH TRANSFORMATOR & RESONANSI FILTER HARMONISA PABRIK PELEBURAN BAJA PT.
ANALISA GANGGUAN PADA ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) AKIBAT ARUS INRUSH TRANSFORMATOR & RESONANSI FILTER HARMONISA PABRIK PELEBURAN BAJA PT. ISPATINDO Oleh: Gunawan Muhammad 2209106042 Dosen Pembimbing: 1.
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA
SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 25 ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 2 kv di YOGYAKARTA Mursid Sabdullah,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. TUJUAN Setelah praktik, saya dapat : 1. Membuat rangkaian sistem tenaga listrik menggunakan software Power Station ETAP 4.0 dengan data data yang lengkap. 2. Mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN
26 BAB KONSEP PERHTUNGAN JATUH TEGANGAN studi kasus: Berikut ini proses perencanan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan Mulai Pengumpulan data : 1. Spesifikasi Transformator 2. Spesifikasi Penyulang
Lebih terperinciAnalisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw
Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Nama : Frandy Istiadi NRP : 2209 106 089 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara,
Lebih terperinciDAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014
DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciStudi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga
Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator % Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga Iyan Herdiana (132252) Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Mukmin Widyanto. Sekolah Teknik Elektro & Informatika- Institut
Lebih terperinciDOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : 2210105016 1. PENDAHULUAN 2. TEORI PENUNJANG 3. PEMODELAN SISTEM 4. ANALISA
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Fajar Widianto, Agus Supardi, Aris Budiman Jurusan TeknikElektro
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Fenomena Resonansi Akibat Harmonisa Orde Genap dengan Menggunakan Software ETAP
Simulasi dan Analisis Fenomena Resonansi Akibat Harmonisa Orde Genap dengan Menggunakan Software ETAP Nanang Joko Aris Wibowo 2206 100 006 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, ITS,
Lebih terperinciD. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-97 Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,
Lebih terperinciPermodelan Transient Reaktor Shunt pada Sistem Transmisi 500 kv Akibat dari Gangguan Fasa ke Tanah
PROSEDING SEMINAR TUGAS AKHIR (202) -6 Permodelan Transient Reaktor Shunt pada Sistem Transmisi 500 kv Akibat dari Gangguan Fasa ke Tanah Wisnu Pribadi, I Made Yulistya Negara, I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciStudi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-456 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh Stefanus Suryo Sumarno, Ontoseno Penangsang, Ni
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan
Lebih terperinciSTUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV
STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV Fariz Dwi Pratomo, IG Ngurah Satriyadi Hernanda, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro-FTI,
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat Syahrul Hidayat, Ardyono
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV
SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV Priska Bayu Anugrah Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo,
Lebih terperinciPemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang
9 Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang Eko Kuncoro, Hadi Suyono, Rini Nur Hasanah dan Hazlie Mokhlis Abstrak Meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciKarakteristik Konfigurasi Interbus Transformer Y/Y Inti Tiga-kaki dengan dan tanpa Belitan Tersier Delta sebagai Belitan Penyeimbang
Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung bidang Teknik Elektro dan Informatika Vol. 1, No. 3 Oktober 2012 Karakteristik Konfigurasi Interbus Transformer Y/Y Inti Tiga-kaki dengan dan tanpa Belitan Tersier
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH MATERIAL DAN CARA PEMOTONGAN INTI TRANSFORMATOR TERHADAP KERAPATAN FLUKS LISTRIK DAN ARUS INRUSH
ANALISIS PENGARUH MATERIAL DAN CARA PEMOTONGAN INTI TRANSFORMATOR TERHADAP KERAPATAN FLUKS LISTRIK DAN ARUS INRUSH Yonny Wicaksono 1, I Made Yulistya N 2,Dimas Anton Asfani 3 1,2,3 Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPERBAIKAN REGULASI TEGANGAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan
Lebih terperinciDesain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya
1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-91 Desain dan Simulasi Switched Filter Compensation Berbasis Tri Loop Error Driven Weighted Modified Pid Controller untuk Peningkatan Kualitas
Lebih terperinciRancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah
Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP
STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP Oleh : Augusta Wibi Ardikta 2205.100.094 Dosen Pembimbing : 1. I
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI
RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA
Techno, ISSN 1410-8607 Volume 16 No. 2, Oktober 2015 Hal. 125 130 ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA Eka Purwito dan Fitrizawati* Program
Lebih terperinciANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM
ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM I Made Yoga Dwipayana 1, I Wayan Rinas 2, I Made Suartika 3 Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciGT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak
Evaluasi Setting Rele Overall Differential GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak GITET Grati pada Bus 500 kv Hari Wisatawan 2209106057 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: AGUS WIDODO D 400
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk
II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
Demagnetisasi Arus pada Transformator Satu Fasa 1 kva Menggunakan Metode Pengurangan Sisa Medan Magnet dengan Menggunakan Sumber Tenaga Berfrekuensi Sangat Rendah Dicky Wahyu Darmawan, I Made Yulistya
Lebih terperinciANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)
ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK 156117 (2SKS) ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK Tujuan : Mahasiswa mampu memodelkan dan menganalisa arus gangguan hubung singkat, dengan menggunakan metode
Lebih terperinciPengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Vol. 2, 217 ISSN No. 252-8782 Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Mustarum Musaruddin 1*, Ahmad
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI
PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem distribusi umumnya pada ujung-ujung saluran mengalami drop tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban karena terjadinya
Lebih terperinciSIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP
TUGAS AKHIR RE1599 SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP Ahmad Dayan NRP 2206100506 Dosen Pembimbing Prof. Ir. Ontoseno
Lebih terperinci1. Prof.Dr.Ir.Adi Soeprijanto,MT 2. Dr.Eng.Rony Seto Wibowo,ST.,MT
L/O/G/O PENGGUNAAN METODE SYNCHRONOUS CLOSING BREAKER UNTUK MENGURANGI EFEK TRANSIEN CAPACITOR BANK SWITCHING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS TBK. Dany Harfadli 2211106082 Pembimbing : 1. Prof.Dr.Ir.Adi Soeprijanto,MT
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober 2013 1 STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko, I
Lebih terperinciPENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA
PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA Doni Rivi Hermando, Zulkarnaen Pane Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciANALISIS ARUS TRANSIEN PADA SISI PRIMER TRANSFORMATOR TERHADAP PELEPASAN BEBAN MENGGUNAKAN SIMULASI EMTP
ISSN 0853-8697 ANALISIS ARUS TRANSIEN PADA SISI PRIMER TRANSFORMATOR TERHADAP PELEPASAN BEBAN MENGGUNAKAN SIMULASI EMTP Arfita Yuana Dewi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciStudi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3) Ahmad Yusuf Kurniawan, Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Arif Musthofa, MT 2). Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) -6 Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500 PT PLN (PERSERO) di Kediri Muhammad Rafi, Margo Pujiantara ), dan R. Wahyudi ). Jurusan
Lebih terperinciStudi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja
Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 5kV yang Dilindungi oleh Arester Surja Dedy Setiawan, I.G.N. Satriyadi Hernanda, Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak
Lebih terperinciANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan
ANALISIS SISTEM TENAGA Analisis Gangguan Dr. Muhammad Nurdin Ir. Nanang Hariyanto, MSc Departemen Teknik Elektro ITB Pendahuluan Sistem tenaga listrik pasti mengalami gangguan dengan arus yang besar Alat
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP
ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP 12.6.0 Dennis Satria Wahyu Jayabadi *), Bambang Winardi, and Mochammad Facta Departemen
Lebih terperinciKAPASITAS PEMUTUS DAYA ( CIRCUIT BREAKER ) Electric Power Systems L4 - Olof Samuelsson
KAPASITAS PEMUTUS DAYA ( CIRCUIT BREAKER ) 1 Untuk memutus arus hubung singkat dan mengisolir gangguan sehingga arus h.s. tersebut tidak merusak peralatan sistem tenaga listrik, digunakan alat pemutus
Lebih terperinciAnalisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri
ELPOSYS Jurnal Sistem Kelistrikan Vol. 03 No.1, ISSN: 2355 9195, E-ISSN: 2356-0533 Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri Aan M. Ilham *a), Rachmat
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV
TUGAS AKHIR RE 1599 ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV IKA PRAMITA OCTAVIANI NRP 2204 100 028 Dosen
Lebih terperinciESTIMASI FLUKS SISA PADA TRANSFORMATOR 1-FASA MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIS TRANSFORMATOR 1-FASA DUA BELITAN
TUGAS AKHIR TE 141599 ESTIMASI FLUKS SISA PADA TRANSFORMATOR 1-FASA MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIS TRANSFORMATOR 1-FASA DUA BELITAN Ayyub Dhimastara Aji NRP 2213 100 164 Dosen Pembimbing Dr. Eng. I Made
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.
NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan Oeh : INDRIANA ZELLA MARGARETA D 400 130 001 JURUSAN
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK
STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK Nama : Sandi Agusta Jiwantoro NRP : 2210105021 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 2. Dr. Dedet Candra Riawan, ST.
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa
Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik
Lebih terperinciANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM
SKRIPSI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM I MADE YOGA DWIPAYANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS Agus Supardi 1, Aris Budiman 2, Fajar Widianto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciFAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID Fransiscus M.S. Sagala, Zulkarnaen Pane Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching
Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Media Riski Fauziah, I Gusti Ngurah Satriyadi, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciDasman 1), Rudy Harman 2)
PENGARUH TAHANAN KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 KV TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIENT AKIBAT SURJA PETIR DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROMAGNETIC TRANSIENTS PROGRAM (EMTP) (GI KILIRIANJAO GI MUARO BUNGO )
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya
9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali
Lebih terperinciOleh : ARI YUANTI Nrp
TUGAS AKHIR DESAIN DAN SIMULASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT UNTUK KOMPENSASI HARMONISA MENGGUNAKAN METODE CASCADED MULTILEVEL INVERTER Oleh : ARI YUANTI Nrp.. 2207 100 617 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Mochamad
Lebih terperinciPeredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter
Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Peredaman... ISSN : 598 99 (Online) ISSN : 5 364 (Cetak) Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam ), Azmi Rizki
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6
EVALUASI KELAYAKAN KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PABRIK SEMEN DI JAWA BARAT Gisa Gumilang, Margo Pujiantara 1), dan R. Wahyudi 2). Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi dustri,
Lebih terperinciDC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik
JURNA TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil istrik A. M. Husni, M. Ashari Prof,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR
ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR Eka Rahmat Surbakti, Masykur Sj Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciEVALUASI PENENTUAN RUGI-RUGI TRANSFORMATORDALAM PENGARUH ARUS NON-SINUSOIDAL
EVALUASI PENENTUAN RUGI-RUGI TRANSFORMATORDALAM PENGARUH ARUS NON-SINUSOIDAL Erwin Dermawan, Arini Marthalia 2 ) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih
Lebih terperinciPENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL
PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL Arwadi Sinuraya*) Abstrak Pembangunan pembangkit listrik dengan daya antara 1kW 10 kw banyak dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II SALURAN DISTRIBUSI
BAB II SALURAN DISTRIBUSI 2.1 Umum Jaringan distribusi adalah salah satu bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen. Secara umum, sistem penyaluran tenaga listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem distribusi tiga fasa empat kawat sudah secara luas digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban satu
Lebih terperinci