BUKU II KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU II KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN"

Transkripsi

1 BUKU II KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN A. SARANA DAN PRASARANA 1. Fasilitas. a. Pengelolaan kebersihan/sampah 1. Tempat Penanganan Sampah Tempat No. Lokasi Jumlah Kapasitas (m 3 /unit) penanganan (1) (2) (3) (4) (5) 1. TPS 3R (termasuk pengelolaan sampah) TPS a). Terbuka. b). Tertutup c). Dengan pemisahan sesuai jenis sampah. Fasilitas pengolahan sampah Fasilitas pemanfaatan sampah menjadi energi* Dalam kota Sekolah - Perkantoran - Kel. Kabonga Besar - Kel. Kabonga Kecil - Kel. Gunung Bale - Kel. Maleni -Pasar Ganti Kel.Labuan Bajo Pasar Ganti TPA unit 1 unit 1 unit , ,5 m 3 24,0 m 3 30,0 m 3 2. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA)? a). Ya 1. TPA Kabonga Besar 1 Unit Luas, 4,00 Ha b). Tidak. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 14

2 3. Berapa sisa umur TPA di Kabupaten/Kota saudara? TPA Kabonga mulai beroperasi Tahun 2000, sehingga umur pemakaian sampai saat ini sekitar 12 (dua belas) tahun. Diperkirakan volume sampah yang bisa ditampung secara keseluruhan adalah m3 dengan luasan 4 Ha tersebut, sementara yang ditampung saat ini sudah sekitar m3 atau sekitar 60 %. Sehingga diperkirakan sisa umur pemakaian TPA sekitar 3 (tiga) tahun lagi. 4. Sebutkan luasan TPA yang sudah terpakai (dalam ha)? Areal yang sudah terpakai sekitar 2,4 (dua koma empat) Ha 5. Sistem operasional TPA yang digunakan: a) Open dumping. b) Control landfill. c) Sanitary landfill. 6. Jarak TPA a). Jarak TPA dengan perumahan/permukiman terdekat 3,9 km. b). Jarak TPA dengan sungai/badan air terdekat 5,2 km. c). Jarak TPA dengan pantai 9,2 km. 7. Alat angkut: No Kapasitas Masih Jenis Alat Jumlah per unit Rotasi Beroperasi Angkut (buah) (m 3 ) Ya Tdk (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) a. Gerobak 22 2,0 3x sampah /minggu b. Gerobak 11 1,2 3x motor sampah /minggu c. Truk terbuka d. Truk compactor e. Dump truck 5 5,0-6,0 3x /hari f. Arm roll 3 6,0 3x /hari g. Trailer container 3 6,0 22x / minggu Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 15

3 8. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki alat angkut dengan fasilitas pemisahan? Sebutkan jumlah dan kapasitas per unit. Ada, Penjelasan : untuk pengangkutan sampah basah/organik (dari permukiman) diangkut dengan motor sampah sebanyak 11 unit dengan kapasitas masing-masing 1,2 m3, sedangkan untuk pengangkutan sampah kering/anorganik (dari permukiman, pertokoan, perkantoran, sekolah dan tempat umum lainnya) diangkut dengan truk sampah sebanyak 5 unit dengan kapasitas 5-6 m3 b. Pengelolaan RTH. 1. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki RTH publik? Ya, 2. Sebutkan jumlah dan luas seluruh RTH publik di kabupaten/kota Saudara? Luas Taman yang ada di Kota Donggala sebanyak 6 (enam) buah dengan luas keseluruhan, yakni sekitar m 2 Taman Kota Alun-alun Gunung Bale, seluas 800 m 2 Taman Kota Adiupaya Puriutama, seluas 500 m2 Taman Bantaran Sungai, seluas 25 m2 Taman Pasar Ganti, seluas 120 m2 Taman Kota Donggala (Ex. Pasar Malonda), seluas m2 (dalam tahap pelaksanaan pembangunan) Taman Perumahan Goneganti, seluas m2 (dalam tahap pelaksanaan pembangunan) 3. Prosentase luas RTH dibandingkan dengan luas wilayah? a) Perkotaan/urban area untuk kabupaten b) Administrasi kota untuk kota Luas wilayah adminstrasi kota = 36,60 km 2 Luas taman = 10,070 km 2 Luas hutan kota = 0,205 km 2 Luas RTH keseluruhan 10,275 km 2 Atau sekitar 28,074 % dari luas perkotaan 4. Siapa penanggung jawab pengelolaan RTH? Dinas Pekerjaan Umum Kab. Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kab. Donggala 5. Apakah memiliki tempat pembibitan? Sebutkan alamat lengkap lokasi tempat pembibitan tersebut. Ya, Halaman Kantor BLHD Kab. Donggala, seluas 400 m 2 Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 16

4 Halaman Kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala, seluas 100 m 2 6. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki hutan kota? Sebutkan lokasinya Ya, SK Bupati Donggala No /Bapedalda/2007 tanggal 16 April Sebutkan luas seluruh hutan kota yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah / peraturan kepala daerah, dan lampirkan bukti pendukung (Lampiran 3). Luas Hutan Kota keseluruhan, yakni sekitar 20,5 Ha Hutan Kota Boya, seluas 11,0 Ha Hutan Kota Tanjung Batu, seluas 1,5 Ha Hutan Kota Gunung Bale, seluas 8,0 Ha 2. Tingkat pelayanan. a. Pengelolaan kebersihan/sampah 1). Sebutkan total timbulan sampah kota tahun 2011/tahun 2012 = 56,67 m 3 /hari. 2). Sebutkan jumlah sampah yang terangkut tahun 2011/tahun 2012 = 37,71 m 3 /hari. 3). Penanganan sampah: NO PENANGANAN VOLUME (m 3 )/bulan PROSENTASE (dari total timbulan) (1) (2) (3) (4) a. Diangkut ke 1.198,62 70,50 % TPA. b. Diolah : (1). Kompos (organik) 212,52 12,50 % (2). Daur ulang. 5,10 0,30 % c. Tidak terangkut 283,93 16,70 % Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 17

5 4). Komposisi sampah Kota Saudara No. Komponen Sampah Volume /Tahun (1) (2) (4) (5) (6) (6) 1. Sampah basah Kertas Plastik Kayu Logam Kaca/gelas Karet/kulit Kain Lain-lain Jumlah ) Berapa lama sampah berada di TPS (holding time)? a). < 6 jam. b). 7 jam 18 jam. c). 19 jam 24 jam. d). 25 jam 48 jam. e). 48 jam. 6) Apakah penanganan transportasi sampah melibatkan swasta atau BUMD? Jelaskan (untuk kota metropolitan dan besar). a). Ya. b). Tidak. 7) Sebutkan tingkat pelayanan kebersihan kota: No. Pelayanan Tingkat Pelayanan (1) (2) (4) (5) (6) (6) a). Luas daerah pelayanan 26,45 (km2) 26,45 (km2) 36,60 (km2) 36,60 (km2) b). Jumlah penduduk terlayani jiwa jiwa jiwa jiwa c). Jumlah penduduk 59,82 % 72,90 % 69,61 % 69,61 % Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 18

6 terlayani terhadap jumlah penduduk perkotaan b. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) No. Jenis RTH Luas Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Hutan Kota 20,5 Ha 0,205 Km2 1 Hutan Kota 11,0 Ha Boya 2 Hutan Kota 1,5 Ha Tanjung Batu 3 Hutan Kota 8,0 Ha Gunung Bale 2. Taman Kota m2 10,070 km2 1 Taman Kota 800 m2 Alun-alun Gunung Bale 2 Taman Kota 500 m2 Adiupaya Puriutama 3 Taman 25 m2 Bantaran sungai 4 Taman Pasar 120 m2 Ganti 5 Taman Kota Donggala (Ex. Pasar Malonda) 6 Taman Perumahan Goneganti m2 Dalam tahap pelaksanaan m2 Dalam tahap pelaksanaan c. Apakah ada upaya penambahan luas RTH? a. Ya, Penjelasan : Luas taman yang di Kota Donggala sampai dengan Tahun 2010 seluas m2. Pada Tahun 2011 di rencanakan dan dibangun Taman Kota Donggala (ex. Pasar Malonda) seluas m2 atau penambahan luasan sekitar 441,18 %, dan Pada Tahun 2012 kembali di rencanakan dan dibangun Taman Perumahan Goneganti seluas m2 atau penambahan luasan sekitar 35,29 %. Sehingga luasan taman Kota yang ada sampai sekarang dengan luasan sekitar m2 b. Tidak. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 19

7 B. MANAJEMEN 1. Perencanaan. a. Apakah pemerintah kabupaten/kota saudara memiliki rencana induk pengelolaan sampah? a) Ya, jelaskan dan lampirkan rencana induk tersebut b) Tidak. b. Apakah pemerintah kabupaten/kota saudara memiliki rencana induk pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)? a) Ya, jelaskan dan lampirkan rencana induk tersebut b) Tidak. c. Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana umum tata ruang (RUTR)? a. Ya. b. Tidak d. Apakah ada penetapan lokasi TPA dan TPST dalam RUTR? jelaskan Ya, Penjelasan : TPA Kota Donggala terletak di Kelurahan Kabonga Besar, letak TPA sesuai dengan RUTR karena penyusunan RUTR menyesuaikan dengan letak lokasi TPA yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitupula dengan TPST yang ada untuk Kota Donggala diletakkan di 3 (tiga) lokasi yaitu ; TPST Pasar Ganti, melayani area sekitar Pasar Ganti. TPST Kelurahan Labuan Bajo, melayani Kelurahan Labuan Bajo, Tanjung Batu dan Boya. TPST TPA Kabonga Besar. Sarana TPST yang tersedia adalah pencacah sampah, rotary clean, agen biology dan motor sampah. Pelaksanaan opreasional masing-masing TPST dilaksanakan sesuai struktur organisasi (terlampir) dan sumber sampah basah untuk produksi kompos yaitu dari pemilahan sampah tingkat rumah tangga dan sampah basah/organik dari pasar. Hasil produksi komposting berupa pupuk organik dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar TPST untuk tanaman hias dalam pekarangan rumah. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 20

8 e. Apakah ada penetapan target pengurangan volume sampah? Jelaskan prosentase pengurangan volume sampah pertahun Ada, Penjelasan : Untuk tahun 2011, total timbulan sampah sebesar 56,11 m 3 /hari sedangkan yang terangkut hanya sebesar 39,56 m 3 /hari atau sebesar 70,50 % dengan target m 3 dan yang terealisasi m 3. Untuk tahun 2012, total timbulan sampah sebesar 56,67 m 3 /hari sedangkan yang terangkut hanya sebesar 37,71 m 3 /hari atau sebesar 81,04 % dengan target m 3 dan yang terealisasi m 3. Upaya yang dilakukan dalam hal pengurangan volume sampah tersebut yaitu dengan pengolahan kompos dari sampah organik yang bersumber dari sampah rumah tangga, sedangkan sampah yang berasal dari pertokoan, sekolah, perkantoran dan tempat umum lainnya hanya sebagian kecil saja yang didaur ulang, selebihnya diangkut ke TPA, selain itu melakukan pelatihan kader kesehatan lingkungan dengan tujuan memberikan pengetahuan sehubungan dengan pemanfaatan sampah menjadi barang yang berguna sehingga prosentase pengurangan dapat diperkecil sebesar 2,63 %. Pengurangan volume sampah tahun 2011 Pengurangan volume sampah tahun 2012 Target Realisasi SDM yang melakukan Target Realisasi SDM yang melakukan (1) (2) (3) (5) (6) (7) Org Org f. Apakah ada penetapan target volume sampah yang diolah dengan 3R rata-rata (m 3 /bulan)? Jelaskan. Ada, Penjelasan : Penetapan target sampah yang diolah yakni dengan adanya penempatan 3 (tiga) buah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang terletak di Kelurahan Labuan Bajo, Pasar Ganti dan TPA Kabonga Besar TPST Kelurahan Labuan Bajo (melayani Kelurahan Labuan Bajo, Tanjung Batu dan Boya) dimana sampah organiknya berasal dari permukiman dengan volume terbesar yakni sekitar 386,9 m 3 /bulan yang dapat diolah perbulan 123,3 m 3 sehingga yang belum diolah 263,6 m 3, TPST Pasar Ganti dimana sampah organiknya berasal dari pasar dengan volume yakni sekitar 186,8 m 3 /bulan yang dapat diolah perbulan 89,3 m 3 sehingga yang belum diolah 97,5 m 3, TPST TPA Kabonga dimana sampah organiknya berasal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 21

9 permukiman dan sebagian pasar dengan volume yakni sekitar 133,3 m 3 /bulan yang dapat diolah perbulan 63,7 m 3 sehingga yang belum diolah 69,6 m 3. Jadi total sampah yang belum diolah dari ke 3 TPST tersebut adalah 430,7 m 3. Upaya yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan agar masyarakat dapat memanfaatkan sampah RT menjadi sampah kompos, dan memberdayakan masyarakat pemulung untuk mengolah sampah dengan menyediakan mesin pencacah sampah anorganik sehingga volume sampah yang diolah sebesar 0,72 %. Pengurangan volume sampah tahun 2011 Pengurangan volume sampah tahun 2012 Target Realisasi SDM yang melakukan Target Realisasi SDM yang melakukan (1) (2) (3) (5) (6) (7) Org Org g. Apakah ada penetapan rencana fasilitas TPS 3R? Sebutkan jumlah (unit/pertahun) dan kapasitasnya (m3/tahun) Ada, Penjelasan : lokasi berada di Pasar baru kelurahan ganti dengan jumlah 1 unit/tahun dan kapasitas 900 m 3 /thn Pengurangan volume sampah tahun 2011 Pengurangan volume sampah tahun 2012 Target Realisasi SDM yang melakukan Target Realisasi SDM yang melakukan (1) (2) (3) (5) (6) (7) Org Org h. Apakah ada penetapan rencana pemberian insentif dalam pengurangan sampah? Jelaskan Ada, Penjelasan : Dalam hal pengurangan, pemberian insentif diberikan dalam bentuk pembentukan kelompok komposting, pengangkut sampah serta kelompok pemerhati lingkungan dan penyapu jalan. Kader komposting mempunyai tugas memberikan bimbingan langsung terhadap pembuatan kompos skala rumah tangga, Pengangkut sampah mempunyai tugas untuk mengangkut sampah yang ada di Kota Donggala sesuai rute dan frekwensi yang telah ditetapkan (sesuai SK Kepala BLHD) dengan mempertimbangkan beban kerja dan volume sampah begitu juga halnya dengan kelompok pemerhati lingkungan dan penyapu jalan dalam area Kota Donggala. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 22

10 Pemberian insentif tahun 2011 Pemberian insentif tahun 2012 Target (Rp) Realisas (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) (1) (2) (3) (4) , , , ,- 2. Pelaksanaan. b. Apakah ada kegiatan pengomposan di TPA? Jelaskan prosesnya, berapa volume sampah (m 3 /bulan) yang dibuat kompos? Ada, Penjelasan : Volume sampah 30 m 3 /bulan adapun proses pembuatnnya adalah sebagai berikut : Bahan dan Alat = sampah organik berupa dedauanan dan ranting, larutan Em-4 1 botol, gula pasir, dedak (konga), air, loyang, gembor. Proses pembuatan kompos ; sampah dedaunan dan rantingranting di potong menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian siapkan 5 s/d 16 liter air dalam loyang tuang Em-4 lalu tambahkan 5 s/d 8 sendok gula pasir aduk sampai rata (fungsi dari penambahan gula adalah sebagai penggandaan bakteri) dan larutan siap digunakan, sampah yang telah dipotong-potong tersebut kemudian ditumpuk berlapis ditempat pengomposan, tiap lapisan kurang lebih setebal 30 cm lalu taburkan dedak diatas permukaan tumpukan sampah secara merata, siram larutan Em-4 menggunakan gembor sampai seluruh permukaan tersiram merata, begitu seterusnya sampai tumpukan mencapai 0.5 m s/d 1 m kurang lebih 3 lapisan, terakhir lakukan penutupan dengan tarpal dan proses dekomposisi untuk merubah menjadi kompos mulai berjalan dan waktu yang dibutuhkan untuk proses penguraian kurang lebih 3-4 hari, kompos yang telah masak dapat dilihat dari warnanya yaitu coklat kehitaman. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 23

11 c. Apakah ada kegiatan 3R pada lokasi-lokasi di bawah ini : No. Lokasi Alamat Jenis Kegiatan Pemanfaatan Volume Sampah yang Diolah (m 3 )/Bulan Pelaksana (Jelaskan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) a. Perumahan Kel. Boya Kel. Labuan Bajo Kel. Tanjung Batu Kel. Maleni Kel. Gunung Bale Kel. Kabonga Kecil Pemilahan sampah, organik dan anorganik Kompos 1,7 m 3 1,7 m 3 1,7 m 3 Masyarakat b. Pasar Kel. Ganti Pemilahan sampah, organik dan anorganik c. Perkantoran Kantor Bupati Kantor BPS Kantor Dinas Pertanian Kantor BPN Kantor BLHD Kantor BKKBN Kantor Dinas Nakertrans Kantor Dinas Kesehatan Kantor Dinas PU Kantor Dinas Perhubungan Kantor Dinas Kehutanan Kantor Dinas Kelautan Pemilahan sampah, organik dan anorganik Kompos - Masyarakat Kompos - - Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 24

12 Kantor Inspektorat d. Sekolah TK Inti Banawa SDN Bertingkat (SD1 Boya) SDN 4 Banawa (SD 3 Boya) SDN 3 Maleni SDN 1 Kabonga Kecil SMP 1 Banawa SMP 2 Banawa SMA 1 Banawa SMK 1 Banawa Pemilahan sampah, organik dan anorganik Kompos, Daur ulang - Warga sekolah e. Hotel f. Terminal Terminal Donggala Pemilahan sampah, organik dan anorganik Kompos, - - g. Rumah Sakit/ Puskesmas h. Lainnya, sebutkan RS Kabelotapura Puskesmas Donggala Poskesdes Kabonga Catatan : Lokasi disesuaikan lokus GIB Pemilahan sampah, medis dan non medis Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 25

13 d. Apakah ada upaya penambahan luas RTH? a. Ya, Penjelasan : Luas taman yang di Kota Donggala sampai dengan Tahun 2010 seluas m2. Pada Tahun 2011 di rencanakan dan dibangun Taman Kota Donggala (ex. Pasar Malonda) seluas m2 atau penambahan luasan sekitar 441,18 %, dan Pada Tahun 2012 kembali di rencanakan dan dibangun Taman Perumahan Goneganti seluas m2 atau penambahan luasan sekitar 35,29 %. Sehingga luasan taman Kota yang ada sampai sekarang dengan luasan sekitar m2 b. Tidak. 3. Pengendalian. a. Apakah ada pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan kebersihan/sampah? a) Ya, jelaskan dan lampirkan bukti-bukti hasil pengawasan/laporan pelaksanaan (Lampiran 8) b) Tidak b. Apakah hasil-hasil pengawasan ditindak lanjuti? a) Ya, Jelaskan 1. Gerakan jumat bersih yang diikuti oleh seluruh SKPD dan masyarakat Kota Donggala. 2. Penyediaan tong sampah didepan rumah masyarakat, pertokoan dan fasilitas umum 3. Sosialisasi peningkatan sanitasi lingkungan serta pengelolaan persampahan ditiap kelurahan 4. Sosialisasi hasil Rakornas Ekspose hasil penilaian PI Adipura Kota Donggala 5. Rapat koordinasi lintas sektor tentang sinkronisasi program dan kegiatan yang terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup kota sehat/adipura 6. Rapat koordinasi antar kelurahan tentang sinkronisasi program dan kegiatan yang terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup kota sehat/adipura 7. Pembagian tugas SKPD perihal tanggungjawab pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup terhadap wilayah permukiman Kota Donggala 8. Instruksi Bupati tentang Percepatan pelaksanaan program/kegiatan Adipura b) Tidak. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 26

14 c. Apakah ada pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan RTH? a) Ya, lampirkan bukti-bukti hasil pengawasan/laporan pelaksanaan (Lampiran 9) b) Tidak. d. Apakah hasil-hasil pengawasan ditindak lanjuti? a) Ya, jelaskan 1. Pembagian tugas SKPD perihal tanggungjawab pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup terhadap wilayah permukiman Kota Donggala 2. Instruksi Bupati tentang Percepatan pelaksanaan program/kegiatan Adipura 3. Penyediaan bibit tanaman dan penanaman pohon di setiap SKPD dan lokasi obyek pantau. b) Tidak C. BANK SAMPAH 1. Apakah kab/kota saudara mempunyai bank sampah? Jelaskan dan sebutkan jumlah serta alamat bank sampah tersebut No Nama Bank Sampah Alamat Jumlah Sampah Yang dikelola (m3/bulan) % sampah yang dikelola/bulan Omset Bank Sampah (Rp/Bulan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Bank Sampah Donggala Jaya Jl. H. Samauna Kelurahan Labuan Bajo Dst. Ket. 3,38 0, ,- SK Bupati No /014 0/BLHD Tgl 2 jan Apakah pengelolaan Bank Sampah di Kabupaten/Kota Saudara telah mengikuti pelatihan mengenai Bank Sampah? a. Ya (Jelaskan) b. Belum Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 27

15 3. Sebutkan dan jelaskan struktur organisasi Bank Sampah di Kabupaten/Kota Saudara Direktur Manager Teknis Manager Adm. dan Pemasaran Petugas Pemilahan, Penimbangan dan Daur Ulang Teller dan Administrasi Penjelasan : Susunan struktur organisasi terdiri dari direktur dengan dibawahi oleh manager teknis dan manager administrasi dan pemasaran. Bagian mamager teknis dibawahi oleh petugas pencatatan, pemilahan, penimbangan, packing sampah dan produk daur ulang sampah serta pelatihan, sedangkan manager administrasi dan pemasaran dibawahi oleh teller, administrasi dan pemasaran produk. (berdasarakan SK Bupati No /0140/BLHD Tanggal 2 januari 2013) - lihat lampiran Bagaimana penanganan residu dari bank sampah? jelaskan Penjelasan : residu yang berasal dari sampah komersil/ masyarakat ditampung dalam wadah khusus, selanjutnya dibuang ke TPA D. PARTISIPASI MASYARAKAT Non Partisipasi (Penyebaran Informasi dan Program Aksi Top Down) 1. Apakah ada kegiatan sosialisasi atau penyuluhan masalah persampahan dan atau penghijauan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) a. Ada. b. Tidak ada (1) Bila menjawab ada, pertanyaan dilanjutkan ke Nomor 2 (2) Bila menjawab tidak ada atau tidak tahu ke Nomor 3 Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 28

16 2. Bila ada, apakah kegiatan sosialisasi atau penyuluhan dimaksud berasal dari pemerintah atau swadaya murni masyarakat? a. Pemerintah. b. Swadaya Murni Masyarakat c. Lainnya, pemerintah, swadaya masyarakat, media elektronik, media cetak d. Tidak Tahu 3. Apakah ada kegiatan pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) a. Ada. b. Tidak ada (1) Bila menjawab ada, pertanyaan dilanjutkan ke Nomor 4 (2) Bila menjawab tidak ada atau tidak tahu, maka lanjutkan ke pertanyaan bagian Pra Partisipasi (Penyebaran Informasi Rencana Penyusunan Program Aksi) 4. Bila ada, apakah kegiatan pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan dimaksud berasal dari pemerintah atau swadaya murni masyarakat? *) a. Pemerintah. b. Swadaya Murni Masyarakat c. Lainnya, sebagian dari upaya pemerintah dan bantuan dari pihak swasta dan masyarakat d. Tidak Tahu (1) Bila menjawab pemerintah, pertanyaan dilanjutkan ke Nomor 5 (2) Bila menjawab swadaya murni masyarakat, pertanyaan dilanjutkan ke Nomor 20. (3) Bila menjawab lainnya atau tidak tahu, maka lanjutkan ke pertanyaan bagian Pra Partisipasi (Penyebaran Informasi Rencana Penyusunan Program Aksi) 5. Bila dari pemerintah, apakah ada kelompok/organisasi masyarakat (seperti KSM, RT/RW dsj.) yang dilibatkan dalam kegiatan pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan dari pemerintah di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 29

17 a. Ada. b. Tidak ada (1) Bila menjawab ada, pertanyaan dilanjutkan ke Nomor 6 (2) Bila menjawab tidak ada atau tidak tahu, maka tidak perlu dilanjutkan. Ini berarti: Tingkat Partisipasinya tergolong Non Partisipasi atau Sangat Jelek. 6. Bila ada dilibatkan, apakah kelompok/organisasi masyarakat yang terlibat itu bersifat sukarela atau diupah pemerintah (mendapat honorarium)? *) a. Sukarela. b. Diupah (honorarium) (1) Bila menjawab sukarela, pertanyaan dilanjutkan ke Nomor 7 (2) Bila menjawab diupah atau tidak tahu, maka wawancara dihentikan (tidak perlu dilanjutkan). 7. Bila sukarela, apa bentuk keterlibatan kelompok/organisasi masyarakat masyarakat dalam kegiatan pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan dari pemerintah di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Perencanan program b. Penyusunan Organisasi dan Kepengurusan c. Pelaksanaan Program d. Monitoring dan Evaluasi e. Pengawasan f. Tidak tahu Apapun pilihan jawaban responden, lanjutkan ke bagian Partisipasi Struktural Nomor 15 Pra Partisipasi (Penyebaran Informasi Rencana Penyusunan Program Aksi) 8. Menurut Bapak/Ibu/Sdr, apakah ada rencana pemerintah untuk menyusun program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) a. Ada. b. Tidak ada Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 30

18 Bila menjawab tidak ada atau tidak tahu, maka pengisian tidak perlu dilanjutkan. 9. Bila ada, apakah ada kesempatan atau akses bagi Bapak/Ibu/Sdr untuk memberikan saran atau pendapat atas rencana program aksi yang akan disusun tersebut? *) a. Ada. b. Tidak ada (1) Bila menjawab ada, pertanyaan dilanjutkan ke bagian Partisipasi Marjinal (Konsultasi Rencana Penyusunan Program Aksi) (2) Bila menjawab tidak ada, maka wawancara dilanjutkan ke pertanyaan Nomor 10. (3) Bila menjawab tidak tahu, maka pengisian tidak perlu dilanjutkan. 10. Bila tidak ada kesempatan memberikan saran/pendapat, apakah Bapak/Ibu/Sdr merasa berkeberatan atau mengeluh setelah diumumkannya rencana pemerintah untuk menyusun program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) a. Ya b. Tidak Apapun pilihan jawaban, pengisian tidak perlu dilanjutkan. Partisipasi Marjinal (Konsultasi Rencana Penyusunan Program Aksi) 11. Menurut Bapak/Ibu, Sdr, apakah pemerintah dinilai sudah melakukan konsultasi ke masyarakat, setelah Bapak/Ibu/Sdr diberikan kesempatan menyampaikan saran dan pendapatnya atas rencana pemerintah untuk menyusun program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) a. Sudah b. Belum Bila menjawab Belum atau tidak tahu, maka pengisian tidak perlu dilanjutkan. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 31

19 12. Setelah dilakukannya konsultasi ke masyarakat, apakah ada tokoh-tokoh/organisasi perwakilan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr yang diundang pemerintah untuk membahas rencana program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan dimaksud? *) a. Ada. b. Tidak ada (1) Bila menjawab ada, pertanyaan dilanjutkan ke bagian Partisipasi Substansial (Pelibatan Masyarakat Dalam Perencanaan Program Aksi) (2) Bila menjawab tidak ada atau tidak tahu, maka pengisisan tidak perlu dilanjutkan. Partisipasi Substansial (Pelibatan Masyarakat Dalam Perencanaan Program Aksi) 13. Bagaimana bentuk pelibatan perwakilan masyarakat dalam penyusunan membahas rencana program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan yang Bapak/Ibu/sdr ketahui: a. Mengundang langsung beberapa tokoh masyarakat; b. Membentuk suatu Komite atau Forum Rembuk Warga, atau sejenis Adakah pembahasan secara periodic (lebih dari satu kali pertemuan) antara perwakilan masyarakat bersama pemerintah dalam menyusun rencana program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan dimaksud? *) a. Ada. b. Tidak ada (1) Bila menjawab ada, maka pengisian tidak perlu dilanjutkan. (2) Bila menjawab tidak ada atau tidak tahu, maka pengisian tidak perlu dilanjutkan. Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 32

20 Partisipasi Struktural (Kerjasama/Kemitraan, Pendelegasian Kewenangan, dan Kontrol Masyarakat) 15. Apakah keterlibatan kelompok/organisasi masyarakat (seperti KSM, RT/RW dsj.) dalam kegiatan pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan dari pemerintah didasarkan pada kesepakatan kerjasama (kemitraan) atau pendelegasian kewenangan pengelolaan program aksi lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) a. Kesepakatan Kerjasama (Kemitraan) b. Penyerahan/Pendelegasian Kewenangan Pengelolaan (1) Bila menjawab kesepakatan kerjasama, pertanyaan dilanjutkan ke nomor 16 & 18 (2) Bila menjawab penyerahan kewenangan, pertanyaan dilanjutkan ke nomor 17 & 19 (3) Bila menjawab tidak tahu, maka pengisian tidak perlu dilanjutkan. 16. Bila kerjasama (kemitraan), adakah bukti tertulis yang mengatur adanya kesepakatan kerjasama (kemitraan) pengelolaan program aksi antara kelompok/organisasi masyarakat dengan pihak pemerintah? a. Ada. b. Tidak ada 17. Bila pendelegasian kewenangan, adakah bukti tertulis yang mengatur adanya penyerahan/pendelegasian kewenangan pengelolaan program aksi dari pihak pemerintah kepada kelompok/organisasi masyarakat? a. Ada. b. Tidak ada 18. Dalam kerangka kerjasama (kemitraan) dimaksud, apakah bentuk peran dan tanggung jawab pemerintah dalam program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan dari pemerintah di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr? *) (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Bantuan Dana Operasional b. Bantuan Pembangunan Sarana Prasarana c. Bantuan Peralatan Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 33

21 d. Bantuan Jasa Pengangkutan Residu Sampah e. Bantuan Bibit f. Lainnya (sebutkan). g. Tidak tahu (1) Bila menjawab tidak tahu, maka pengisian tidak perlu dilanjutkan. 19. Dalam kerangka pendelegasian kewenangan dimaksud, apakah kelompok/organisasi masyarakat yang diberi kewenangan pengelolaan program aksi tersebut masih memperoleh bantuan dana operasional secara rutin (setiap bulan) dari pemerintah? *) a. Ya b. Tidak (1) Bila menjawab tidak tahu, maka pengisian dihentikan (tidak perlu dilanjutkan). 20. Apakah kelompok/organisasi masyarakat yang sudah berswadaya murni mengelola program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr masih memperoleh bantuan dana operasional secara rutin (setiap bulan) dari pemerintah? *) a. Ya b. Tidak (1) Bila menjawab Ya, maka kelompok/organisasi masyarakat dimaksud belum berswadaya murni, dan status program aksi yang dikelolanya adalah kesepakatan kerjasama (kemitraan) dengan pemerintah. (2) Bila menjawab tidak, pertanyaan dilanjutkan ke point 21. (3) Bila menjawab tidak tahu, maka pengisian dihentikan (tidak perlu dilanjutkan). 21. Apakah bentuk kemampuan swadaya murni kelompok/organisasi masyarakat yang mengelola program aksi pemilahan/pengolahan sampah dan atau penghijauan di lingkungan permukiman/perumahan Bapak/Ibu/Sdr meliputi aspek-aspek berikut ini? *) (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Swadaya Dana Operasional b. Swadaya Pembangunan Sarana Prasarana Pengolahan Sampah Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 34

22 E. PETA c. Swadaya Peralatan d. Bantuan Jasa Pengangkutan Residu Sampah e. Swadaya Pengadaan Bibit Tanaman f. Swadaya Penanaman Bibit Tanaman g. Lainnya (sebutkan). h. Tidak tahu (1) Bila menjawab tidak tahu, maka pengisian dihentikan (tidak perlu dilanjutkan). Lampirkan peta yang terdiri dari atas : 1. Peta I : lokasi penilaian. 2. Peta II : lokasi pelaksanaan 3R dan pemanfaatan. 3. Peta III : lokasi TPS 3R. 4. Peta IV : rute truk sampah. 5. Peta V : daerah pelayanan pengangkutan sampah. 6. Peta VI : lokasi sistem pengolahan air limbah domestik Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 35

23 Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala 36

FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMN PROGRAM ADIPURA

FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMN PROGRAM ADIPURA Lampiran V Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor. Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMN PROGRAM ADIPURA 20142015 I. LEMBAR PERNYATAAN Mengingat kebenaran data

Lebih terperinci

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr) LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMEN PROGRAM

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 36 PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 37 EKSPOSE P1 ADIPURA TAHUN 2017 / 2018 21 38 39 KOORDINASI PENYAMBUTAN PENGHARGAAN TENTANG LINGKUNGAN HIDUP Merupakan kegiatan untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana mum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Kabupaten Donggala Satuan Kerja : BADAN LINGKNGAN HIDP DAERAH Tahun Anggaran : 2015 1. Pengadaan Sarana dan Prsarana Penunjang SDA dan LH 2. Pengadaan

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN SKALA NILAI NON FISIK PROGRAM ADIPURA

INDIKATOR DAN SKALA NILAI NON FISIK PROGRAM ADIPURA LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA I. INSTITUSI INDIKATOR DAN SKALA NON FISIK PROGRAM ADIPURA A. KELEMBAGAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 006 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN TAHUN 007 GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ======================================================

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 005 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ====================================================== Batas Umum Kota Mojokerto

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan

Lebih terperinci

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 SKPD DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SEMARANG Visi :

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA. PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM ADIPURA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM ADIPURA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM ADIPURA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kota yang bersih dan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR + BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 Kota Cirebon memiliki luas wilayah administratif yang relatif sempit dibandingkan dengan Kota-Kota lainnya di Propinsi

Lebih terperinci

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA Lampiran IV : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 01 Tahun 2009 Tanggal : 02 Februari 2009 KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA NILAI Sangat I PERMUKIMAN 1. Menengah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM 99 BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM 6.1 Perumusan Alternatif Strategi dan Program Untuk dapat merumuskan alternatif strategi dan program peningkatan pelayanan sampah perumahan pada kajian ini digunakan

Lebih terperinci

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR Ketentuan Lomba 1. Lomba terbuka bagi Rukun Tetangga dengan kriteria: a. Komplek perumahan b. Perumahan tidak teratur (Non- komplek perumahan) c. Permukiman

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA Perumahan menengah : meliputi kompleks perumahan atau dan sederhana permukiman Perumahan pasang surut : meliputi perumahan yang berada di daerah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari instansi yang terkait dengan penelitian, melaksanakan observasi langsung di Tempat Pembuangan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan

Lebih terperinci

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO Oleh: Chrisna Pudyawardhana Abstraksi Pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta menjaga keindahan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi

Lebih terperinci

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P OLEH : SIGIT NUGROHO H.P 3110040708 MENGAPA SAMPAH DOMESTIK Sampah Domestik (khususnya rumah tangga) merupakan Penyumbang terbesar ( menurut penelitian mencapai 80 % sampah dikediri berasal dari sampah

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

EVALUASI HASIL PEMANTAUAN P1 ADIPURA PERIODE KOTA SOREANG

EVALUASI HASIL PEMANTAUAN P1 ADIPURA PERIODE KOTA SOREANG EVALUASI HASIL PEMANTAUAN P1 ADIPURA PERIODE 2012 2013 KOTA SOREANG PERINGKAT JABAR No. KOTA P1 2013 1 SUMBER 74.97 2 BANJAR 74.93 3 KUNINGAN 74.78 4 CIAMIS 74.39 5 MAJALENGKA 74.01 6 PELABUHAN RATU 73.97

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap wilayah di dunia tidak terkecuali Indonesia. Hampir di seluruh aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011 Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011 KATA PENGANTAR Bertambahnya produksi sampah diberbagai kota dewasa ini tidak lepas dari perubahan pola hidup

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN BAB III 1 KERANGKA PENGEMBANGAN PENDAHULUAN SANITASI 3.1 VISI DAN MISI 3.1.1 VISI KOTA Berdasarkan RPJMD Kota Banjarmasin 2011-2015 Visi Kota Banjarmasin 2011-2015 adalah Terwujudnya Masyarakat Banjarmasin

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH, PENGHIJAUAN DAN PENDIDIKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a. bahwa pertambahan

Lebih terperinci

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU Alfi Rahmi, Arie Syahruddin S ABSTRAK Masalah persampahan merupakan

Lebih terperinci

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 Environmental Engineering ITB - 2010 KELOMPOK 2 Dian Christy Destiana 15308012 Vega Annisa H. 15308014 Ratri Endah Putri 15308018 M. Fajar Firdaus 15308020 Listra Endenta

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK 7.1. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah Total timbulan sampah yang diangkut dari Perumahan Cipinang Elok memiliki volume rata-rata

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Sudiro 1), Arief Setyawan 2), Lukman Nulhakim 3) 1),3 ) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN PASAR BERSIH SEHAT INDAH DAN TERATUR DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, DAN PEDAGANG

Lebih terperinci

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat Tahun 217 1. Kawasan Permukiman Sarana & Prasarana Sehat (59) 59 UDARA BERSIH Adanya program udara

Lebih terperinci

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi 5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja kabupaten, hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KAPUAS BARASIH MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT DAN INTEGRITAS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa memenuhi ketentuan pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 6A TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Adapun bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian mengenai Kajian Pengelolaan Sampah yang Terintegrasi untuk Mendukung Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan.

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Di Kota Malang. PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Jl. Bingkil Nomor 1 Malang Telp. / fax :

Pengelolaan Sampah Di Kota Malang. PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Jl. Bingkil Nomor 1 Malang Telp. / fax : Pengelolaan Sampah Di Kota Malang PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Jl. Bingkil Nomor 1 Malang Telp. / fax : 0341-369377 STATISTIK KOTA MALANG JAWA TIMUR Luas Wilayah 110,06 km 2 Wil.Administratif

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pesatnya pembangunan perkotaan tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi berkembangnya kota tersebut tetapi juga menimbulkan dampak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SAMPAH PASAR MENJADI KOMPOS

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SAMPAH PASAR MENJADI KOMPOS PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SAMPAH PASAR MENJADI KOMPOS Dyah Rini Indriyanti 1, Eva Banowati 2, Margunani 3 1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2 Jurusan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan permasalahan yang selalu dihadapi masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG NANANG FAKHRURAZI 1,JONI HERMANA 2, IDAA WARMADEWANTHI 2 1 Program Magister Bidang Keahlian Manajemen Aset Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

16,0 13,5. TPST Seminyak TPST Br. Pelase Transfer Depo Kuta

16,0 13,5. TPST Seminyak TPST Br. Pelase Transfer Depo Kuta v Timbulan sampah: 80,0 70,0 74,4 Timbulan Sampah (m 3 /hari) 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 27,6 16,0 13,5 10,0 0,0 TPST Seminyak TPST Br. Pelase Transfer Depo Kuta TPST Tuban - Kel. Seminyak = 3,26 L/orang.hari

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan RENCANA IMPLEMENTASI.1. Kondisi Kesiapan Pelaksanaan Bagian akhir dari Dokumen Memorandum Program sanitasi yakni pada Bab V yang membahas tentang rencana impelementasi kegiatatan Sarana fisik dan program

Lebih terperinci

taman, dua petugas penyapu jalan utama, dan dua petugas UPS Mutu Elok.

taman, dua petugas penyapu jalan utama, dan dua petugas UPS Mutu Elok. BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Deskripsi Perumahan Cipinang Elok Perumahan Cipinang Elok terletak di Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Perumahan ini memiliki dua pintu gerbang utama,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KEBERSIHAN KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dokumen Layanan Persampahan Kota Bogor merupakan dokumen yang memuat keadaaan terkini kondisi persampahan Kota Bogor. Penyusunan dokumen ini pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan segenap

Lebih terperinci

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5 BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi Didalam Pelaksanaan Perencanaan Strategi Sanitasi kabupaten Pokja AMPL menetapkan kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai salah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) PRESENTASI TESIS PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, MApp.Sc OLEH : MALIK EFENDI (3310202708)

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA Shinta Dewi Astari dan IDAA Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi

Lebih terperinci

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN Kota Medan, 29 Agustus 2017 NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI 1. Bu Ida dan pak Suyono (PPS Belawan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami proses pembangunan perkotaan yang pesat antara tahun 1990 dan 1999, dengan pertumbuhan wilayah perkotaan mencapai 4,4 persen per tahun. Pulau Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE Yohanes R. Maswari dan Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya ryan@enviro.its.ac.id ABSTRAK Tingkat pelayanan persampahan

Lebih terperinci

Untuk lebih jelasnya wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada peta di bawah ini :

Untuk lebih jelasnya wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada peta di bawah ini : GAMBARAN UMUM Kabupaten Karangasem berada di belahan timur Pulau Bali yang secara administratif merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Bali, dengan batas batas wilayah - wilayah sebagai

Lebih terperinci

MATRIK PROGRAM DAN KEGIATAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 TAHUN

MATRIK PROGRAM DAN KEGIATAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 TAHUN MATRIK PROGRAM DAN KEGIATAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 5 TAHUN 015-019 SKPD : Dinas Kebersihan dan Pertamanan VISI : Terwujudnya Kota Madiun yang lebih Bersih dan Indah MISI : 1. Mewujudkan kualitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang 25 BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT 2.1 Pengertian sampah dan sejenisnya Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruangan yang ditempati

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG, PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa lingkungan hidup yang baik merupakan hak asasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang didapat dari hasil analisis tata kelola persampahan berkelanjutan di Kawasan Perkotaan Sumedang yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG PRESENT BY : SRI MURNI EDIYATI, SH DASAR HUKUM PENGELOLAAN SAMPAH 1. UU No.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman. No.274, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan anggapan akan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan segala sesuatu yang tidak dikehendaki lagi lalu dibuang. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci