BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia
|
|
- Sudomo Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BIMODUL-C* HILBERT Oleh: Raden Muhammad Hadi Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015 Dosen Pembimbing : Rizky Rosjanuardi dan Isnie Yusnitha ABSTRAK Misalkan dan aljabar-c*. Modul-C* Hilbert kanan (kiri ) adalah modul yang dilengkapi dengan hasil kali dalam kanan (kiri ) dan lengkap dalam norm modul kanan (kiri ) sedangkan bimodul-c* Hilbert adalah bimodul yang dilengkapi dengan hasil kali dalam kanan dan kiri juga lengkap dalam norm modul kanan dan kiri. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apa modul-c* Hilbert dan bimoul-c* Hilbert tersebut dan bagaimana cara mengkonstruksi modul-c* Hilbert dan Bimodul-C* Hilbert, mempelajari sifat-sifat serta memberi contoh. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan studi literatur, yaitu dengan mempelajari pokok bahasan yang berhubungan dengan modul-c* Hilbert. Berdasarkan hasil yang diperoleh, bimodul-c* Hilbert dapat dikonstruksi melalui modul dengan skalarnya adalah dua aljabar-c* yang dilengkapi dengan hasil kali dalam dan memenuhi sifat kelengkapan dalam norm modul. Selain itu, akan dijelaskan bagaimana cara mengaplikasikan modul- C* Hilbert melalui contoh. Kata Kunci : modul, bimodul, aljabar-c*, ruang Hilbert, ruang hasil kali dalam, modul-c* Hilbert, bimodul-c* Hilbert.
2 ABSTRACT Let and C*-algebras. right (left) Hilbert-C* module ( ) is module that completed with right (left) inner product ( ) and satisfied completeness on right (left) norm module ( ) whereas Hilbert-C* bimodule is bimodule that completed with right and left inner product and satisfied completeness on right and left norm module. Objectives of this final paper are to describe what is Hilbert-C* module and Hilbert-C* bimodule and how to construct it, studied its properties along with its application by examples. Research was done by literatures study, that is studied its main themes that highly related with Hilbert-C* module and Hilbert-C* bimodule. As the result, Hilbert-C* bimodule can be constructed through module with two C*-algebras as scalar completed with inner product and satisfies completeness on norm module. Then, we will show its application by examples. Key word : module, bimodule, C*-algebra, Hilbert space, inner product space, Hilbert-C* module, Hilbert-C* bimodule.
3 1. Pendahuluan Asal mula ekuivalensi Morita datang dari teori ring: dua ring adalah ekuivalen Morita jika kategori modulnya ekuivalen. Teorema Morita mengatakan terdapat bimodul-r-s sedemikian sehingga ekuivalensi tersebut membawa ke ( ). Pada aljabar-c*, tidak terdapat teorema demikian, setidaknya jika menggunakan representasi ruang Hilbert sebagai kategori dari modul. Akan tetapi, Rieffel menunjukkan bahwa terdapat gagasan mengenai ekuivalensi Morita untuk aljabar-c* dengan diperoleh dengan mengasumsikan keberadaan bimodul yang sesuai (Raeburn dan Williams, 1998). Untuk mengkonstruksi bimodul yang sesuai agar memperoleh gagasan mengenai ekuivalensi Morita tentunya membutuhkan alat yang khusus, yaitu Modul-C* Hilbert. Modul-C* Hilbert adalah perumuman dari ruang Hilbert yang lapangan skalarnya adalah aljabar-c*. Modul-C* Hilbert pertama kali dikemukakan oleh Irving Kaplansky dalam penelitiannya mengenai modul atas aljabar operator. Dalam skripsi ini, penulis memfokuskan diri pada konstruksi modul-c* Hilbert dan bimodul-c* Hilbert serta bagaimana mengaplikasikan modul-c* Hilbert dan bimodul-c* Hilbert, maka dari itu penulis memilih judul skripsi Bimodul- C* Hilbert.
4 2. Konsep Modul-A Hilbert Misalkan adalah aljabar-c*, yang dimaksud dengan modul- kanan adalah ruang vektor kompleks bersama dengan pemetaan bilinier dengan ( ) dengan dan. Modul- kanan biasanya ditulis sebagai. Sedangkan yang dimaksud dengan modul- kiri adalah ruang vektor kompleks bersama dengan pemetaan bilinier dengan ( ) dengan dan. Modul- kiri biasanya ditulis dengan. Definisi 2.1 (Pra-Modul- Hilbert Kanan) [1] : Ruang hasil kali dalam modulkanan (atau disebut juga sebagai pra-modul- Hilbert kanan) adalah modulkanan dengan pemetaan sedemikian sehingga dipenuhi: (1) (linier pada variabel kedua); (2) (aksi kanan); (3) (konjugat); (4) (non-negatif); (5) mengakibatkan ; untuk dan. Definisi 2.2 (Pra-Modul- Hilbert Kiri) [1] : Ruang hasil kali dalam modul- kiri (atau disebut juga sebagai pra-modul- Hilbert kiri) adalah modul- kiri dengan pemetaan sedemikian sehingga dipenuhi: (1) (linier pada variabel pertama); (2) (aksi kiri); (3) (konjugat); (4) (non-negatif);
5 (5) mengakibatkan ; untuk dan. Definisi 2.3 (Norm Pra-Modul- ) [2] : Misalkan pra-modul- Hilbert dan, maka norm pada didefinisikan sebagai. Norm pada pra-modul- Hilbert kanan dinotasikan dengan dan norm pada pra-modul- Hilbert kiri dinotasikan dengan. Lemma 2.4 (Ketaksamaan Cauchy-Schwarz) [1] : Jika adalah ruang hasil kali dalam modul-, dan jika, maka sebagai unsur dari aljabar-c*. Perhatikan bahwa pada pra-modul- Hilbert kiri pertidaksamaan tersebut akan menjadi Akibat 2.5 [1] : Jika adalah hasil kali dalam modul-, maka mendefinisikan sebuah norm pada sedemikian sehingga. Modul bernorm ( ) nondegenerate dalam arti bahwa unsurunsur yang membentuk merentang subruang padat. Tentu saja, adalah -padat di. * +
6 Definisi 2.6 (Modul-C* Hilbert Kanan (Kiri)) [1] : Modul- Hilbert kanan (kiri) adalah hasil kali dalam modul- yang lengkap dalam norm ( ). 3. Konsep Bimodul-A-B Hilbert Definisi 3.1 (Pra-bimodul-A-B Hilbert): Misalkan dan aljabar-c*. Misalkan adalah pra-modul-c* Hilbert kiri atas dengan hasil kali dalam dan pra-modul-c* Hilbert kanan atas dengan hasil kali dalam. Modul disebut bimodul-a-b Hilbert jika kondisi berikut terpenuhi: untuk setiap. Kondisi di atas disebut sebagai kondisi asosiatif perkalian. Definisi 3.2 (Bimodul-A-B Hilbert): Pra-bimodul-A-B Hilbert disebut bimodul-a-b Hilbert jika lengkap dalam norm dan.
7 4. Bimodul- ( ( ))- ( ) Hilbert ( ) 4.1. Konstruksi Modul- ( ( )) Hilbert Kiri ( ) Misalkan ruang Hausdorff yang locally compact dan ruang Hilbert kompleks. Misalkan ( ) * ( ) ( )+ ruang vektor kompleks dan ( ( )) * ( ) ( ) ( )+ aljabar-c*. Teorema 4.1.1: Misalkan ( ( )) aljabar-c* dan ( ) sebarang ruang vektor bersama dengan pemetaan bilinier ( ( )) ( ) ( ) ( ( )) ( ) dan didefinisikan maka ( ( )) membentuk modul- ( ( )) kiri atas ( ). Bukti: Misalkan ( ( )) dan dan didefinisikan ( ) ( )( ( )). (1) Akan ditunjukkan bahwa ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) ( ) ( )( )( ( )) ( ( ) ( ))( ( )) ( )( ( )) ( )( ( )) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan bahwa ( )( ) ( ) ( ).
8 ( )( ) ( )(( )( )) ( )( ( ) ( )) ( )( ( )) ( )( ( )) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan bahwa ( ) ( ) ( ( )). ( ) ( ) ( )( )( ( )) ( ( ) ( ))( ( )) ( ( ) ( ))( ( )) ( ) ( ( )( ( ))) ( ( )) Karena ( ) memenuhi ketiga aksioma, maka ( ) merupakan modul- ( ( )) kiri ( ) dan dinotasikan sebagai ( ) ( ( )). Teorema 4.1.2: Misalkan ( ) modul- ( ( )) kanan dengan pemetaan ( ) ( ) ( ( )) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ). Maka pemetaan adalah pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Bukti: Misal ( ) ( ( )) dan (1) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )
9 ( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ( ) ( )) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ( )) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan ( ) ( ). ( ) ( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (4) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( )) akibatnya ( ) (5) Akan ditunjukkan ( ) jika dan hanya jika ( ). ( ) ( ( ))
10 ( ) Karena ( ) ( ) ( ) memenuhi Definisi 2.2 maka pemetaan adalah pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Teorema 4.1.3: Misalkan ( ) pra-modul- ( ( )) kiri dengan pemetaan ( ) ( ) ( ( )) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ) dengan pemetaan adalah pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Didefinisikan norm ( ) ( ). Maka pra-modul- ( ( )) kiri ( ) adalah modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Bukti: Untuk menunjukkan pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ) adalah modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ), akan ditunjukkan pramodul- ( ( )) Hilbert kiri ( ) lengkap dalam norm ( ). Perhatikan bahwa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) sehingga diperoleh ( ) ( ). Artinya norm sama dengan norm pada ( ). Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa ( ) lengkap dalam norm ( ). Misalkan ( ) barisan Cauchy di ( ) sedemikian sehingga untuk setiap terdapat sedemikian sehingga untuk setiap. Akan ditunjukkan
11 bahwa untuk setiap terdapat sedemikian sehingga ( ) ( ) untuk setiap. Untuk setiap, diperoleh bahwa ( ) ( ) untuk. Kkarenanya untuk setiap ( ( )) adalah Cauchy di. Karena lengkap, maka terdapat ( ) yang merupakan limit dari ( ( )). Tulis ( ) ( ). Klaim bahwa konvergen uniform karena ( ) ( ) ( ) ( ) Karena Cauchy, maka terdapat sedemikian sehingga ( ) ( ) ( ) ( ) secara seragam Karena kontinu, juga kontinu, maka ( ) di ( ) sehingga ( ) lengkap dalam. Karena ( ) lengkap dalam norm maka pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ) menjadi modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ) Konstruksi Modul- ( ) Hilbert Kanan ( ) Misalkan ruang Hausdorff yang kompak lokal dan ruang Hilbert kompleks. Misalkan ( ) * ( ) ( )+ ruang vektor kompleks dan ( ) { ( ) } aljabar-c*.
12 Teorema 4.2.1: Misalkan ( ) aljabar-c* dan ( ) sebarang ruang vektor bersama dengan pemetaan bilinier ( ) ( ) ( ) ( ( )) ( ) maka ( ) membentuk modul- ( ) kanan atas ruang vektor kompleks ( ). Bukti: Misalkan ( ) dan ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ). (1) Akan ditunjukkan bahwa ( )( ) ( ( ) ( )) ( )( ) ( )( )( ) ( )( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan bahwa ( ) ( ) ( ) ( ). ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan bahwa ( )( ) ( ( )) ( ). ( )( ) ( )( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( )
13 Karena ( ) memenuhi ketiga aksioma, maka ( ) merupakan modul- ( ) kanan, dinotasikan dengan ( ) ( ). Teorema 4.2.2: Misalkan ( ) modul- ( ) kanan dengan pemetaan ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ). Maka pemetaan ( ) adalah pra-modul- ( ) Hilbert kanan ( ). Bukti: Misal ( ) ( ) dan (1) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan ( ) ( ). ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( )
14 (4) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) akibatnya ( ) (5) Akan ditunjukkan ( ) jika dan hanya jika ( ). ( ) ( ) ( ) ( ) Karena ( ) ( ) ( ) memenuhi Definisi 2.1 maka pemetaan adalah pra-modul- ( ) Hilbert kanan ( ). Teorema 4.2.3: Misalkan ( ) pra-modul- ( ) kanan dengan pemetaan ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ) dengan pemetaan adalah pra-modul- ( ) Hilbert kanan. Didefinisikan norm ( ) ( ). Maka pra-modul- ( ) kanan adalah modul- ( ) Hilbert kanan. Bukti: Untuk menunjukkan pra-modul- ( ) kanan adalah modul- ( ) Hilbert kanan, akan ditunjukkan pra-modul- ( ) ( ) lengkap dalam norm. Perhatikan bahwa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
15 ( ) sehingga ( ) ( ). Artinya norm sama dengan norm pada ( ). Berdasarkan pembuktian pada Teorema ( ) lengkap dalam norm ( ) sehingga ( ) lengkap dalam. Karena ( ) lengkap dalam norm maka pra-modul- ( ( )) Hilbert kanan ( ) menjadi modul- ( ( )) Hilbert kanan ( ) Konstruksi Bimodul- ( ( ))- ( ) Hilbert ( ) Teorema 4.3.1: Misal ( ) modul dan ( ( )) dan ( ) aljabar-c*. Jika kondisi berikut berlaku: ( ) ( ) ( ) ( ) untuk setiap. Maka ( ) adalah bimodul- ( ( ))- ( ) Hilbert. Bukti: Akan dibuktikan bahwa syarat asosiatif perkalian berlaku.. Untuk setiap ( ), maka ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) sehingga syarat terpenuhi. ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
16 REFERENSI [1] Raeburn, Iain dan Williams, D.P. (1998). Morita equivalence and continous trace C*-algebras. Rhode Island: American Mathematical Society. [2] Tsui, Sze-Kai. (1997). Hilbert C*-modules: A useful tool. Taiwanese Journal of Mathematics, 1 (2), hlm
Kaitan Antara Homomorfisma Pada Graf dan Homomorfisma Pada Aljabar Graf
Kaitan Antara Homomorfisma Pada Graf dan Homomorfisma Pada Aljabar Graf Nunung Nurhidayah, Rizky Rosjanuardi, Isnie Yusnitha Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia Correspondent
Lebih terperinciPRODUK SILANG ATAS SEMIGRUP ENDOMORFISMA
PRODUK SILANG ATAS SEMIGRUP ENDOMORFISMA Ishma Fadlina Urfa, Rizky Rosjanuardi, Isnie Yusnitha Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia *Coresponding author: ishmafadlina@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi
BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT 3.1 Operator linear Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi real yaitu suatu fungsi dari ruang vektor ke ruang vektor. Ruang
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ruang Norm Sumanang Muhtar Gozali UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Definisi. Misalkan suatu ruang vektor atas. Norm pada didefinisikan sebagai fungsi. : yang memenuhi N1. 0 N2. 0 0 N3.,, N4.,, Kita dapat
Lebih terperinciAnalisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Analisis Fungsional Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Lingkup Materi Ruang Metrik dan Ruang Topologi Kelengkapan Ruang Banach Ruang Hilbert
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Metrik Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh aksioma-aksioma tertentu. Ruang metrik merupakan hal yang fundamental dalam analisis fungsional,
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional
Ming gu ke RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 56 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional T o p i k S u b T o p i k 1. Ruang Banach - Ruang metrik - Ruang vektor bernorm - Barisan di ruang
Lebih terperinciBAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert
BAB 2 RUANG HILBERT Pokok pembicaraan kita dalam tugas akhir ini berpangkal pada teori ruang Hilbert. Untuk itu di bab ini akan diberikan definisi ruang Hilbert dan ciri-cirinya, separabilitas ruang Hilbert,
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan
II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah
Lebih terperinciBeberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert
Vol 12, No 2, 153-159, Januari 2016 Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert Firman Abstrak Misalkan adalah operator linier dengan adalah ruang Hilbert Pada operator linier dikenal istilah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,
II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor, ruang Bernorm dan ruang Banach, ruang barisan, operator linear (transformasi linear) serta teorema-teorema
Lebih terperinciTEORI DILASI DALAM RUANG HILBERT DAN RUANG BANACH
TEORI DILASI DALAM RUANG HILBERT DAN RUANG BANACH Annisanti Surachman, Rizky Rosjanuardi 1, Isnie Yusnitha 2 Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: annisanti.surachman@student.upi.edu ABSTRAK.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSATAKA
4 II. TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Operator Definisi 2.1.1 (Kreyszig, 1989) Suatu pemetaan pada ruang vektor khususnya ruang bernorma disebut operator. Definisi 2.1.2 (Kreyszig, 1989) Diberikan ruang Bernorm
Lebih terperinciRuang Norm-n Berdimensi Hingga
Jurnal Matematika Integratif. Vol. 3, No. 2 (207), pp. 95 04. p-issn:42-684, e-issn:2549-903 doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 Ruang Norm-n Berdimensi Hingga Moh. Januar Ismail Burhan Jurusan Matematika dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan penting dalam berbagai bidang. Salah satu cabang ilmu matematika yang banyak diperbincangkan
Lebih terperinciPRODUK SILANG TEREDUKSI DARI ALJABAR- OLEH SEMIGRUP PADA AUTOMORFISMA
PRODUK SILANG TEREDUKSI DARI ALJABAR- OLEH SEMIGRUP PADA AUTOMORFISMA Nadia Shabilla, Rizky Rosjanuardi, Isnie Yusnitha Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia *Coresponding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika yang dikembangkan untuk menunjang pemahaman mengenai struktur bilangan. Struktur atau sistem aljabar
Lebih terperinciFUNGSIONAL LINEAR-2 DALAM RUANG NORM-2 2-LINEAR FUNCTIONALS IN 2-NORMED SPACE
Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 016 Volume 10 Nomor 1 Hal. 1 7 FUNGSIONAL LINEAR- DALAM RUANG NORM- Harmanus Batkunde 1, Meilin I. Tilukay dan F. Y. Rumlawang 3 1,,3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Lebih terperinciKEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT
KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT Moch. Ramadhan Mubarak 1), Encum Sumiaty 2), Cece Kustiawan 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: ramadhan.101110176@gmail.com ABSTRAK.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak
Kajian mengenai Konstruksi Aljabar Simetris Kiri Menggunakan Fungsi Linier Sofwah Ahmad Departemen Matematika FMIPA UI Kampus UI Depok 16424 sofwahahmad@sciuiacid Abstrak Aljabar merupakan suatu ruang
Lebih terperinciRUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ
RUANG LIPSCHITZ Muhammad Rifqi Agustian 1), Rizky Rosjanuardi 2), Endang Cahya 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: Muhammadrifqyagustian@yahoo.co.id ABSTRAK. Diberikan ruang
Lebih terperinciJMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM-2
JMP : Volume Nomor April 009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM- Sri Marani Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Tekink Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email : srimar_math_97@ahoo.com
Lebih terperinciBAB III KEKONVERGENAN LEMAH
BAB III KEKONVERGENAN LEMAH Bab ini membahas inti kajian tugas akhir. Di dalamnya akan dibahas mengenai kekonvergenan lemah beserta sifat-sifat yang terkait dengannya. Sifatsifat yang dikaji pada bab ini
Lebih terperinciMODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS
MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS MODULES AND BASES OF FREE MODULES Dian Mardiani Pendidikan Matematika, STKIP Garut Garut, Indonesia Alfid51@yahoo.com Abstrak Penelitian ini membahas beberapa
Lebih terperinciITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF
ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF Agung Anggoro, Siti Fatimah 1, Encum Sumiaty 2 Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: agung.anggoro@student.upi.edu ABSTRAK. Misalkan
Lebih terperinciKelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n
Jurnal Matematika, Statistika,& Komputasi Vol.... No... 20... Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n Meriam, Naimah Aris 2, Muh Nur 3 Abstrak Rumusan norm-n pada l merupakan perumuman dari rumusan norm-n
Lebih terperinciRING STABIL BERHINGGA
RING STABIL BERHINGGA Samsul Arifin Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Surya, Tangerang Email: samsul.arifin@stkipsurya.ac.id ABSTRACT Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai karakteristik ring
Lebih terperinciTeorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar
Teorema Titik Tetap di Ruang Norm- Standar Muh. Nur Universitas Hasanuddin Abstract Pada tulisan ini, akan dipelajari ruang norm- standar, yakni ruang hasil kali dalam yang dilengkapi dengan norm- standar.
Lebih terperinciBAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI
BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI Bab ini membahas tentang fungsi uji dan distribusi di mana ruang yang memuat keduanya secara berturut-turut dinamakan ruang fungsi uji dan ruang distribusi. Ruang fungsi
Lebih terperinciDASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT
DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT Herry P. Suryawan 1 Geometri Ruang Hilbert Definisi 1.1 Ruang vektor kompleks V disebut ruang hasilkali dalam jika ada fungsi (.,.) : V V C sehingga untuk setiap x, y, z
Lebih terperinciSifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji
Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji Hendy Fergus A. Hura 1, Nora Hariadi 2, Suarsih Utama 3 1 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424,
Lebih terperinciSifat-sifat Ruang Banach
Vol. 11, No. 2, 115-121, Januari 2015 Sifat-sifat Ruang Banach Muhammad Zakir Abstrak Tulisan ini membahas tentang himpunan operator (pemetaan) linier dari ruang vektor ke ruang vektor yang dilambangkan
Lebih terperinciPROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara
PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Pada umumnya suatu teorema mempunyai ruang lingkup
Lebih terperinciKAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA
Jurnal Matematika Murni dan Teraan εsilon Vol. 07, No.01, 013), Hal. 13 0 KAJIAN KONSEP RUANG NORMA- DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA Wahidah 1 dan Moch. Idris 1, Program Studi Matematika
Lebih terperinciEdisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS
SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS Sri Maryani Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Email : sri.maryani@unsoed.ac.id Abstract Inner
Lebih terperinciBAB III REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL
BAB III REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL Pada bagian ini akan dibahas konsep yang terkait dengan representasi yaitu homomorfisma-*, representasi nondegenerate, representasi faithful, representasi siklik,
Lebih terperinciBAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan
BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan Pada bagian A ini pembahasan dibagi menjadi dua bagian, yang pertama membahas mengenai transformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann. Sebagaimana telah diketahui, pengkonstruksian integral Riemann dilakukan dengan cara pemartisian
Lebih terperinciKarakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 05 A - 4 Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert Gunawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto gunoge@gmailcom
Lebih terperinciNEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA Suryoto 1, Bambang Irawanto 2, Nikken Prima Puspita 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 5275 1 suryoto_math@undip.ac.id
Lebih terperinciAPERIODICITY PADA GRAF-
APERIODICITY PADA GRAF- Firda Bilqis Azizah H., Rizky Rosjanuardi, Isnie Yusnitha Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: firda.bilqis@student.upi.edu ABSTRAK. Diberikan suatu graf- Λ berhingga
Lebih terperinciORTOGONALITAS-P DI RUANG NORM-n
ORTOGONALITAS-P DI RUANG NORM-n Mohammad Mahfuzh Shiddiq Program Studi Matematika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat mmahfuzhs@gmail.com ABSTRAK Konsep ortogonalitas di ruang norm mempunyai banyak definisi
Lebih terperinciDiagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan
Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan Fitri Aryani 1, Rahmadani 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suskaacid Abstrak
Lebih terperinciOPERATOR SELF ADJOINT PADA RUANG HILBERT
OPERATOR SELF ADJOINT PADA RUANG HILBERT Gunawan Universitas Muhammadiah Purwokerto, gun.oge@gmail.om Abstrat. In this artile, will disuss definition, examples, algebra properties, and some harateristi
Lebih terperinciKEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 42 51 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE DEBI OKTIA HARYENI
Lebih terperinciEkuivalensi Norm-n dalam Ruang R d
Jurnal Matematika Statistika & Komputasi 1 Vol No 201 Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d Taufik Akbar Muh Zakir uh Nur Abstrak Sebuah ruang vektor dapat dilengkapi lebih dari satu buah norm Hal yang sama
Lebih terperinciSEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY
SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY Karyati 1), Dhoriva UW 2) 1) Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY Jl. Colombo No.1, Karangmalang, Yogyakarta, e-mail: yatiuny@yahoo.com
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE
DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE Mohammad Mahfuzh Shiddiq 1 1) Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Abstract Meir and Keeler introduced type of contraction
Lebih terperinciISOMORFISMA DARI MATRIKS QUATERNION KOMPLEKS KE MATRIKS KOMPLEKS DAN SIFAT-SIFATNYA Ainun Mawaddah Abdal, Amir Kamal Amir, dan Nur Erawaty
ISOMORFISMA DARI MATRIKS QUATERNION KOMPLEKS KE MATRIKS KOMPLEKS DAN SIFAT-SIFATNYA Ainun Mawaddah Abdal, Amir Kamal Amir, dan Nur Erawaty Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciSYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION
SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION Azki Nuril Ilmiyah Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 azki.nuril@ui.ac.id ABSTRAK Nama Program Studi
Lebih terperinciPengaruh Waktu Tunda Yang Kecil Terhadap Stabilitas Eksponensial Seragam Suatu Sistem Persamaan Diferensial
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pengaruh Waktu Tunda Yang Kecil Terhadap Stabilitas Eksponensial Seragam Suatu Sistem Persamaan Diferensial Aloysius Joakim Fernandez Fakultas
Lebih terperinciPENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL
PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010 2 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat
Lebih terperinciANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007
ANALISIS NUMERIK LANJUT Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007 BAB I. RUANG LINEAR Pelajari definisi dan contoh: ruang linear (hal. 1-3); subruang (hal. 3); kombinasi linear (hal. 4); bebas/bergantung linear
Lebih terperinciHUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING
E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 116-123 ISSN: 2303-1751 HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING Pradita Z Triwulandari 1, Kartika Sari 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Jurusan
Lebih terperinciSEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY
SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY Karyati 1), Dhoriva UW 2) 1) Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY Jl. Colombo No.1, Karangmalang, Yogyakarta, e-mail: yatiuny@yahoo.com
Lebih terperinciOPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS
OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS Muslim Ansori *,Tiryono 2, Suharsono S 2,Dorrah Azis 2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung,2 Jln. Soemantri Brodjonegoro No Bandar Lampung email: ansomath@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis yang membahas operator, operator linear dan sifat-sifatnya. Sebuah pemetaan antar ruang bernorm
Lebih terperinciRuang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik
Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik Oleh : Iswanti 1, Soeparna Darmawijaya 2 Iswanti, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang, Semarang, Jawa
Lebih terperinciKONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 2, No 1, (2013) 1-6 1 KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK Fikri Firdaus, Sunarsini, Sadjidon Jurusan Matematika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ruang vektor adalah suatu grup abelian yang dilengkapi dengan operasi pergandaan skalar atas suatu lapangan. Suatu ruang vektor dapat dikawankan dengan ruang
Lebih terperinciBAB 3 PRODUK SILANG DAN PENDAHULUAN ALJABAR TOEPLITZ
BAB 3 PRODUK SILANG DAN PENDAHULUAN ALJABAR TOEPLITZ Pada bab ini diberikan salah satu konsep aljabar-c yaitu produk silang dari suatu sistem dinamik. Selanjutnya dibahas beberapa konsep aljabar Toeplitz
Lebih terperinciALJABAR-C* KOMUTATIF Commutative C*-algebra
Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 1 Hal. 31 35 (2013) ALJABAR-C* KOMUTATIF Commutative C*-algebra HARMANUS BATKUNDE Staf Jurusan Matematika FMIPA UNPATTI Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon, Maluku
Lebih terperinciPROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)
Modul Strongly Supplemented A 6 Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2) 1) Mahasiswa S2 Matematika Jurusan Matematika FMIPA UGM Email : dzikoebar@yahoo.com 2) Dosen PS S2 Matematika Jurusan Matematika FMIPA
Lebih terperinciIDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP
Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP Info Artikel Article History: Accepted
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Integral merupakan salah satu konsep penting dalam matematika dan banyak aplikasinya. Dalam kehidupan sehari-hari integral dapat diaplikasikan dalam berbagai
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL
Prima: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hal. 49-56 P-ISSN: 2579-9827, E-ISSN: 2580-2216 SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL Arta Ekayanti Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Jl. Budi
Lebih terperinciTEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR. Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB
JMP : Volume 4 Nomor, Juni 0, hal. 69-77 TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB shelvi_ekariani@students.itb.ac.id Hendra Gunawan KK Analisis dan
Lebih terperinciTEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BARISAN p-summable DALAM NORM-n
TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BARISAN p-summable DALAM NORM-n Anwar Mutaqin dan Indiana Marethi Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang
Lebih terperinciTEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI- Hajar Grestika Murti, Erna Apriliani, Sunarsini Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL
Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP) Vol. 9 No. 2, Desember 2017, hal. 1-10 ISSN (Cetak) : 2085-1456; ISSN (Online) : 2550-0422; https://jmpunsoed.com/ PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung e-mail: e.sumiaty@yahoo.com Abstrak Diketahui ruang fungsi klasik L (, ). Melalui oerator T ada ruang
Lebih terperinciKriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian
Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian Rio Yohanes 1, Nora Hariadi 2, Kiki Ariyanti Sugeng 3 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia rio.yohanes@sci.ui.ac.id,
Lebih terperinciTeorema Pemetaan Buka
dan Lemma Schwarz dan Lemma Schwarz dan Lemma Schwarz dan Lemma Schwarz Peta dari sebuah himpunan buka terhadap pemetaan analitik yang tidak konstan senantiasa buka. Misalkan f : C C suatu fungsi analitik
Lebih terperinciMODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 MODUL ATAS RING MATRIKS Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman arindiadwikurnia@gmail.com Ari
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KOPRODUK GRUP HINGGA
KARAKTERISTIK KOPRODUK GRUP HINGGA Edi Kurniadi, Stanley P. Dewanto, Alit Kartiwa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang Km 21 Jatinangor 45363 E-mail: edikrnd@gmail.com;
Lebih terperinciRUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh
Muhammad Kukuh, Ruang RUANG FAKTOR Oleh : Muhammad Kukuh Abstraksi Pada struktur aljabar dikenal istilah grup faktor yaitu Jika grup dan N Subgrup normal G, maka grup faktor dengan operasi Apabila G ruang
Lebih terperinciSUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang. Abstrak
SUBRUANG MARKED Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang Abstrak Misalkan V suatu ruang vektor berdimensi hingga atas lapangan kompleks C, T operator linier nilpoten pada V dan W subruang T-invariant
Lebih terperinci0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks
0. Pendahuluan Analisis Fourier mempelajari berbagai teknik menganalisis sebuah fungsi dengan menguraikannya sebagai deret atau integral fungsi tertentu (yang sifat-sifatnya telah kita kenal dengan baik,
Lebih terperinciMATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR
MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciKetunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach
Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach Badrulfalah 1,Khafsah Joebaedi 2 1 Departemen Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran badrulfalah@gmail.com 2 Departemen Matematika
Lebih terperinciANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI
34 Jurnal Matematika Vol 6 No 1 Tahun 2017 ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI THE CONVERGENCE ANALYZE ON THE SEQUENCE OF FUNCTION Oleh: Restu Puji Setiyawan 1), Dr. Hartono 2) Program Studi Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu matematika, banyak pembahasan di bidang analisis dan topologi yang memerlukan pengertian ruang Hilbert. Ruang Hilbert merupakan konsep abstrak yang mendasari
Lebih terperinciTITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111
TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111 Abstract. In this paper was discussed about Nadlr fixed
Lebih terperinciREFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA
REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA Mila Apriliani Utari, Encum Sumiaty, Sumanang Muchtar Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia *Coresponding
Lebih terperinciTRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH
TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH Nur Aeni, S.Si., M.Pd Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM nuraeniayatullah@gmail.com ABSTRAK Info: Jurnal MSA Vol. 2 No. 1 Edisi: Januari Juni
Lebih terperinciOperasi perkalian skalar merupakan suatu aturan yang mengasosiasikan setiap skalar k dan setiap objek u pada v dengan suatu objek ku, yang disebut
RUANG VEKTOR REAL Aksioma ruang vektor, dinyatakan dlam definisi beikut, dimana aksiona merupakan aturan permainan dalam ruang vektor. Definisi : Jika V merupakan suatu himpunan tidak kosong dari objek
Lebih terperinciVolume 9 Nomor 1 Maret 2015
Volume 9 Nomor 1 Maret 015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 015 Volume 9 Nomor 1 Hal. 1 10 KARAKTERISASI DAERAH DEDEKIND Elvinus R. Persulessy 1, Novita Dahoklory 1, Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Lebih terperinciyang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Integral pada A - 3 yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi Arta Ekayanti dan Ch. Rini Indrati. FMIPA Universitas Gadjah Mada arta_ekayanti@ymail.com
Lebih terperinciREPRESENTASI OPERATOR LINIER PADA RUANG BARISAN
REPRESENTASI OPERATOR LINIER PADA RUANG BARISAN (Skripsi) Oleh RISA OKTARINA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 ABSTRACT REPRESENTATION OF LINEAR
Lebih terperinciKonvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) A-59 Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap pada Ruang b-metrik Cahyaningrum Rahmasari, Sunarsini, dan Sadjidon Jurusan Matematika,
Lebih terperinciBAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :
BAB 2 RUANG BERNORM 2. Norm dan Ruang ` De nisi 2. Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi kk V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut [N] kxk 0 jika dan hanya jika x 0 [N2] kxk jj kxk untuk setia
Lebih terperinciBAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN
BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN 4.1. Asimtotik Orde-2 Berdasarkan hasil simulasi pada Helmers dan Mangku (2007) kasus kernel seragam, aproksimasi asimtotik orde pertama pada ragam dan bias, gagal memprediksikan
Lebih terperinciBAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang
BAB 3 KONDISI SPECTRUM Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang diperoleh berdasarkan penjelasan - penjelasan yang telah dipaparkan pada bab - bab sebelumnya. Hasil
Lebih terperinciMODUL BERSUPLEMEN UTAMA SEBAGAI GENERALISASI DARI MODUL BERSUPLEMEN
MODUL BERSUPLEMEN UTAMA SEBAGAI GENERALISASI DARI MODUL BERSUPLEMEN Fitriani Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Jl ProfDr Soemantri Brojonegoro No1 Bandar Lampung Abstract An R-e M is called
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang
Lebih terperinciGELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 108 114 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND GELANGGANG ARTIN IMELDA FAUZIAH, NOVA NOLIZA BAKAR, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciHASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK
HASIL KALI TENSO: KONSTUKSI, EKSISTENSI AN KAITANNYA ENGAN BAISAN EKSAK Samsul Arifin samsul_arifin@mail.ugm.ac.id Mahasiswa S Matematika FMIPA UGM alam tulisan ini akan dibahas mengenai konstruksi hasil
Lebih terperinciINTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE
INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE Ikram Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Khairun ABSTRACT In this paper, we discuss a Riemann-type
Lebih terperinciPembentukan Ideal Prim Gelanggang Polinom Miring Atas Daerah ( )
Vol. 8, No.2, 64-68, Januari 2012 Pembentukan Ideal Prim Gelanggang Polinom Miring Atas Daerah ( ) Amir Kamal Amir Abstrak Misalkan R adalah suatu gelanggang dengan identitas 1, adalah suatu endomorfisma
Lebih terperinci