STRATEGI KELUAR DARI JEBAKAN KEMISKINAN (POVERTY TRAP) DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI KELUAR DARI JEBAKAN KEMISKINAN (POVERTY TRAP) DI INDONESIA"

Transkripsi

1 STRATEGI KELUAR DARI JEBAKAN KEMISKINAN (POVERTY TRAP) DI INDONESIA Ripno Juli Iswano ), Eo Yuliasih ), Salim Abdul Azis 3),,3) Jurusan Maemaia FMIPA Universias Sebelas Mare Suraara Jl Ir Suami 36 A Keningan Suraara iso_034@yahoocoid, eoy@unsacid, nahdi_salim@yahoocom Absra Tulisan ini berusaha menguraian pengerian dari povery rap aau jebaan emisinan, penyebab erjadi povery rap di Indonesia dan sraegi yang dapa dierapan di Indonesia unu eluar dari povery rap ini Meodologi peneliian yang digunaan pada asus ini adalah analisis regresi dan simulasi dinami yang berpija pada eori model perumbuhan eonomi Solow-Swan Variabel-variabel yang diamai melipui enaga erja, modal dan inga enologi yang dierapan Hasil analisis ini menunjuan bahwa faor penenu emisinan di Indonesia adalah rendahnya inga pendidian masyaraa di Indonesia yang diaibaan oleh minimnya aloasi dana unu pendidian, banyanya enaga pengajar yang ida berompeen di bidangnya, dan oupu yang dihasilan masih jauh dari yang diharapan Dan faor lain yang mempengaruhi povery rap adalah eersediaan invesasi, jumlah enaga erja, dan hasil seor peranianmodel Solow-Swan memberian dua buah hasil yaiu, pada seady-sae yang sama, Negara misin seharusnya mengalami perumbuhan yang lebih cepa dibandingan dengan Negara aya dan peningaan invesasi memberian laju perumbuhan invesasi sama dengan perpindahan eonomi menuju seady-sae yang baru Kaa unci: povery rap, Solow-Swan, seady-sae PENDAHULUAN Kemisinan pada umumnya ideni dengan ondisi eurangan sumber daya aau pemasuan (gaji) Fenomena emisinan iu sendiri pada haeanya merupaan suau fenomena yang hadir di engah masyaraa, bahan sebelum manusia mengenal sejarah Dalam penenuan sandar dan baasan-baasan emisinan sendiripun banya mengundang perdebaan Kemisinan merupaan suau permasalahan yang disebaban oleh berbagai dimensi, bai dimensi eonomi maupun sosial Komplesias yang erjadi dalam fenomena emisinan enunya menunu adanya suau analisis yang omprehensif dan lebih holisi sera diharapan aan memberian suau penjelasan dan solusi yang lebih epa dalam pengenasan emisinan Pada negara-negara berembang, perumbuhan eonomi yang didapa ernyaa juga dibarengi dengan munculnya permasalahan maroeonomi yang secara eori seharusnya ida erjadi, misalnya perumbuhan eonomi yang inggi juga diiui dengan meninganya jumlah pengangguran Padahal berdasaran eori perumbuhan eonomi yang inggi seharusnya menambah jumlah invesasi-invesasi baru yang gilirannya aan menyerap enaga erja, Wiloejo[5] Jia diliha dari nilai invesasi pendidian, anga 0% dari APBN nasional ernyaa ida mampu membawa negara ini earah emajuan Disamping anga pengangguran yang semain meninga dari ahun e ahun, jumlah lulusan yang adapun ida berompeen dibidangnya, sehingga membua ualias sumberdaya manusia Indonesia menjadi rendah Dari semua enyaaan diaaslah yang membua negara ini ida dapa eluar dari lingaran sean emisinan TINJAUAN PUSTAKA Analisis Regresi Ganda Unu mengeahui faor-faor yang berpengaruh erhadap sebuah variabel dapa digunaan meode analisis regresi Jia variabel/ faor-faor yang berpengaruh lebih sau digunaan regresi ganda Pada analisis regresi variabel y aau diaaan dependen merupaan variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas Sedangan variabel dengan merupaan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi y Irawan, Nur dan Asui [7] menulisan persamaan regresi sebagai y = β + β x + + β x 0 n n Seelah diperoleh model regresi maa analisis dapa dilauan mengenai pengaruh masing-masing variabel independen erhadap variabel dependen Persamaan Diferensial Biasa Menuru Bellomo dan Preziosi [3], laju perubahan sebuah variabel erhadap wau dapa dirumusan sebagai

2 Dalam analisa persamaan diferensial dapa digunaan meode linierisasi, emudian jia nilai evaluasi eigennya menghasilaan nilai yang negaive maa diaaan persamaan ersebu adalah sabil, jia posiif maa persamaan ersebu ida sabil 3 METODE PENELITIAN Dalam penulisan maalah ini digunaan meode analisis regresi ganda dan simulasi dinami dari model Solow-Swan sebagai ilusrasi silus emisinan Beberapa daa yang digunaan sebagai bahan analisis diambil dari BPS, Asian Developmen Ban dan World Ban Repor 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Obyeif Pendidian Indonesia Fenomena yang lebih dienal sebagai jebaan emisinan merupaan persisensi dalam saus sosial dan eonomi dalam suau elompo dari generasi e generasi Secara umum dapa diunjuan bahwa perilau dan asi yang dilauan seseorang ( secara miro ) aan sanga dipengaruhi oleh orang uanya Hal ini dapa diaian dengan pendidian ana yang dimasud, eia orang ua mempunyai pendapaan yang rendah, sering ali pada ahirnya menjadian aloasi yang rendah unu dana pendidian ana Aloasi dana yang rendah ersebu dapa juga berpengaruh erhadap urangnya sumber daya aau resource unu seolah dalam peningaan ualias pendidian( deni dan rolan ) Pada laporan World Ban [5], awal ahun ajaran 004/ 005, seolah umum dan seolah swasa elah erdafar 50,6 jua siswa pada seiap inga pada seolah Berdasaran Undang-Undang No 0 ahun 003, pendidian umum di Indonesia dimulai pada saa Taman Kana-Kana selama ahun, dilanjuan Seolah Dasar selama 6 ahun Seama dari Seolah Dasar emudian dilanjuan pada inga menengah perama dan menengah aas yang masing-masing selama 3 ahun Seelah ama dari pendidian aas emudian dapa melanjuan pada inga diploma aaupun seolah ejuruan lainnya aau seolah inggi seperi Universias ( dengan jumlah ahun belajar yang berbeda dalam seiap jurusan ) Pada ahun ajaran 004/005 disribusi siswa dalam seiap inga yaiu 5 % siswa TK, 59 % siswa SD, 7 % siswa inga menengah perama, 3 % siswa inga menengah aas dan 6 % siswa pendidian inggi Tabel Pengeluaran Nasional unu Anggaran Pendidian ( pusa + provinsi + abupaen ) ahun dalam rilyun rupiah Tahun Peng nasional pendidian (nominal) Peng pendidian nasional Perumb Real peng pend nasional Peng pend dari % peng nasional Toal nominal peng nasional Toal real peng nasional Pemerinah ( oal peng % GDP ) Dengan dibenunya UndangUndang guru pada Desember ahun 005, salah sau ujuan uamanya adalah mengenai serifiasi guru dengan meningaan jumlah gajinya dan ualifiasinya dalam mengajar Penyusunan gaji dan pemberian insenif aan merangsang para guru unu lebih professional dalam mengajar dan berahan dalam ondisi yang omples Bayaran yang rendah merupaan alasan uama bagi guru unu menjadiannya performa yang buru, moral yang rendah dan ualifiasi yang urang menyainan Guru di Indonesia merupaan guru yang memilii gaji erendah di anara beberapa negara unu semua uuran dan inga pendidian sebagaimana dilaporan World Educaion Indicaor ( WEI ) Perumbuhan Eonomi Indonesia Paradigma Perumbuhan Eonomi yang Seimbang Teori perumbuhan eonomi secara singa merupaan proses enaian oupu perapia dalam janga panjang, pengerian ini meneanan pada iga hal yaiu proses, oupu perapia dan janga panjang Perumbuhan eonomi juga diarian secara sederhana sebagai enaian oupu oal ( PDB ) dalam janga panjang anpa memandang apaah enaian iu lebih ecil aau lebih besar dari laju perumbuhan pendudu aau apaah diiui oleh perumbuhan sruur pereonomian, Wiloejo [5] Jalur pembangunan dan pola invesasi harus dibua seimbang unu memasian bahwa eonomi aan berfungsi dengan bai Sebagaimana dieahui bahwa Indonesia merupaan negara agraris yang mayorias pendudunya bermaapencaharian sebagai peani, hal ersebu mengaibaan ida adanya surplus erhadap barang-barang manufaur, sebalinya malah surplus enaga erja yang esemuanya ida dapa erampung dalam lapangan erja yang ada Sebagai onseuensinya, inga pengangguran semain meninga Dari segi invesasi, pada negara berembang ida banya pengalaman yang bisa menjadi peunju bagi para invesor unu menanaman modalnya Karena iu resio subyeif menjadi lebih inggi daripada 3

3 resio obyeif sehingga invesasi erhalang Disamping iu ida erdapa lembaga oordinasi, dalam arian yang mampu menunjang dengan banya informasi mengenai penilaian erhadap resio Inervensi pemerinah dalam benu invesasi yang eroordinasi aan mampu mengaasi masalah ersebu dengan mengoordinasian indusri yang saling melengapi erhadap seor agraris Model Peumbuhan Eonomi Solow-Swan Tanpa Adanya Penerapan Tenologi Model Solow-Swan merupaan salah sau model perumbuhan eonomi yang menggunaan fungsi produsi Cobb-Douglass dalam menilai perembangan sebuah negara Model ini erganung pada nilai inpu dan oupu yang digunaan Nilai inpu yang berupa modal dan enaga erja digabungan dengan inga enologi yang sedang berembang aan menghasilan oupu yang berupa pendapaan/ GNP suau Negara Pengerian fungsi produsi sendiri secara maemais adalah fungsi yang mendesripsian hubungan anara uanias inpu yang digunaan dalam proses produsi dan oupu yang dihasilan Fungsi produsi Cobb- Douglass dirumusan sebagai α Y = AK α L,0 < α <, dengan A adalah sebuah parameer yang merupaan uuran sebarapa inga α enologi yang digunaan, diasumsian Persamaan ersebu menjadi F( K, L) = K α ( L),0 < α < Model Solow-Swan mangasumsian diminishing reurn bai erhadap physical capial maupun human capial Jia asumsi ersebu digani dengan consan reurn o scale maa model ersebu sama dengan model Maniw-Romer-Weil, yang merupaan penyempurnaan dari model Solow-Swan AK model dengan mengasumsian consan reurn o scale, bai erhadap physical capial maupun human capial Bila K() merupaan omposi inde dari capial, maa fungsi produsi dalam benu linier dapa dinyaaan sebagai Y ( ) = F[ K( L( ] = F[ K( A( ) L( )] A () dihubungan dengan inga enologi AL diaaan sebagai enaga erja produif, asumsian A=, Jia λ =/ L pada definisi diaas dapa diulis embali dalam benu yang lebih inensif y Y / L = f ( K, L) / L = F( K / L,) f ( ) dimana y, sebagai oupu dan modal perapia Nilai perubahan modal pada sebuah Negara dapa diliha dari jumlah invesasi diurangi dengan penurunan modal yang dipengaruhi oleh depreciaion rae dan perumbuhan pendudu Secara maemais dapa dirumusan dalam benu persamaan diferensial, K = sy δk, nilai perubahan capial pada seluruh pendudu dapa digunaan ransformasi K Y K K = s δ = sf ( ) δ [] L L L L Disisi lain perubahan nilai capial erhadap wau dapa dibenu persamaan diferensial baru, yaiu K dk dl d( ) L K L d d K L K L K K L K = = = = n [] d L L L L L L K = + n Dengan menggabungan persamaan [] dan [] diperoleh persamaan [3] yang merupaan L perubahan capial dalam suau negara + n = sf ( ) δ = sf ( ) ( n + δ ) [3] Pada persamaan diferensial [] diaas suu perama merupaan nilai invesasi dan suu edua berupa perubahan anga perumbuhan pendudu dan faor depreciaion/ penurunan yang mempengaruhi apial Jia persamaan ersebu disimulasian dengan nilai parameer α = 0 33 dan δ = 0 4 yang merupaan nilai depreciaion rae diperoleh gambar sebagaimana ampa pada Gambar 4

4 a Pengaruh perumbuhan pendudu Merah : n=00 Jambon : n=004 Kuning : n= b Pengaruh saving rae Biru ua s=04 Biru muda s=06 Hijau s=08 Pada Gambar a menjelasan bahwa nilai laju perumbuhan pendudu yang selalu meninga aan menyebaban penurunan fungsi saving up, sehingga perumbuhan semain menurun dan nilai eonomi onvergen pada ii eseseimbangan bawah/ dalam gambar ersebu perpoongan garis biru dan uning Nilai penurunan ersebu mengaibaan negara yang memilii perumbuhan populasi yang inggi menjadi lebih misin Dalam janga wau yang lama eonomi negara aan onvergen pada ii eseimbangan Tampa pada gambar ersebu negara misin mengalami perumbuhan yang lebih cepa dibandingan negara aya Hal ersebu diarenaan pada negara yang aya, esabilan eonomi sudah erjaga Gambar b menunjuan nilai saving rae berpengaruh erhadap aumulasi modal yang ada Hal ersebu dapa erjadi arena peningaan saving aan menaian fungsi saving up Sebagai onseuensinya eonomi negara aan onvergen pada ii eseimbangan yang lebih inggi Dari gambar diaas dapa diperoleh beberapa ilusrasi rieria mengenai peubahan nilai saving rae dan nilai depreciaion yang mempengaruhi urva perumbuhan yang seimbang Keiga emunginan ersebu, yaiu Jia ( ) <, invesasi melebihi penurunan harga ahunan aau depreciaion, sehingga, γ > 0, mengaibaan eonomi umbuh secara oninu Jia ( ) >, berari nilai invesasi urang dari depreciaion, sehingga, γ < 0 dan eonomi ida mengalami perumbuhan melainan sudah mencapai ii onvergen Nilai γ = merupaan consan reurn scale 3 Model Perumbuhan Eonomi Solow-Swan dengan Adanya Penerapan Tenologi Pengenalan inovasi/ enologi adalah deerminan unggal yang paling pening bagi daya saing perusahaan dalam janga panjang bai dalam negeri maupun luar negeri Inovasi pada dasarnya ada dua ipe : inovasi produ yang berari pengenalan produ baru aau yang elah diembangan, dan inovasi proses yaiu pengenalan proses produsi baru yang elah diembangan Laju penggunaan inga produsi umbuh secara esponensial sebagaimana ampa pada persamaan [4] A g = g A( ) = A(0) e [4] A Tenologi sebagai penambahan inga produivias enaga erja unu menjamin adanya ii eseimbangan Y ( ) = F( K( A( ) L( )) Definisian lowercase variables uni sebagai enaga erja yang efeif hal ersebu dapa diunjuan bahwa Dengan laju penurunan K = sama dengan ( n + g + δ ) AL Pada perumbuhan seimbang = 0, y, c onsan Sehingga laju perumbuhan K/L ( capial perlabour ) dalam dalam proses perumbuhan yang seimbang adalah 5

5 K / L = A γ K / L = γ + g ( γ = 0) = g Variabel perapia menjadi (K/L,Y/L,C/L) umbuh pada inga enologi g Dalam penurunannya digunaan onsep yang sama sebagaimana dalam penurunan pada persamaan [3] K dk da dl d( ) AL K( L + A ) AL d d d KA L KL A KA L K K A K L = = = d A L A L AL AL A AL L K = ( g + n) L Pada ii eseimbangan diperoleh = sf ( ) ( n + g + ) Jia saving rae s meninga, sf ( ) > ( n + g + ) > 0 So modal umbuh sepanjang ii eseimbangan baru Jia saving rae menurun, sf ( ) < ( n + g + δ ) < 0 So modal mengalami penurunan, c@d arena rendahnya inga invesasi 5 Konvergensi naan Tenologi Kuning d= Konvergensi Gambar a Pengaruh Penggu Merah d=005 Jambon d= δ c@d 09 δ Gambar b Konvergensi c[] =033;s=04;n=00;g=0 03;=005; Konvergensi Gambar c Konvergensi [] =033;s=04;n=00;g=003;=005; Gambar d Konvergensi y[] =033;s=04;n=00;g=003;=005; Dari hasil simulasi dapa disimpulan bahwa nilai penggunaan enologi aan berpengaruh erhadap nilai saving up Semain inggi inga enologi yang digunaan aan mengaibaan penurunan fungsi saving up Pada janga wau yang lama masing-masing variabel dalam fungsi produsi aan onvergen menuju pada sebuah nilai 4 Analisa Kesabilan Model Eonomi Dengan menggunaan program Dynpac [4], rayeori dari persamaan diferensial sau variabel diaas dapa diluisan pada gambar 3 6

6 isic 8s, n, a, d, g<=8040, 00, 033, 005, Gambar 3 Arah rayeori Arah rayeori menuju mengiui pola sebuah garis, sehingga dapa disimpulan bahwa persamaan diferensial ersebu sabil Menggunaan eori esabilan linier, persamaan diferensial [] memilii nilai eigen negaif dari hasil evaluasi maris Jacobian, sebagaimana diungapan oleh Bellomo dan Preziosi [3] Pada gambar ersebu arah rayeori menuju nilai delapan, yang sesuai dengan onvegensi [] pada gambar c 3 Implemenasi Hasil 3 Kebijaan Seor Peranian Sebagai Negara agraris, seor peranian masih memegang peranan pening bagi pereonomian nasional Perama, Indonesia merupaan negara berembang yang masih relaif eringgal dalam penguasaan Ipe muahir sera masih menghadapi endala eerbaasan modal, jelas belum memilii eunggulan omparaif (comparaive advanage) pada seor eonomi yang berbasis Ipe dan pada modal Oleh arena iu pembangunan eonomi Indonesia sudah selayanya diiiberaan pada pembangunan seor-seor eonomi yang berbasis pada sumberdaya alam, pada enaga erja, dan berorienasi pada pasar domesi Konribusi seor peranian bagi oupu nasional masih relaif ecil dibandingan seor lainnya yani hanya seiar,9 persen pada ahun 006 namun seor peranian eap merupaan salah sau sumber perumbuhan oupu nasional yang pening Berdasaran daa BPS, pada Bulan Februari 007 ercaa seor peranian merupaan penyerap enaga erja erbesar, yani seiar 44 persen Dalam perembangannya hasil dari seor peranian dipengaruhi oleh jumlah aloasi lahan yang digunaan Hasil dari analisa regresi memberian persamaan sebagai beriu : Producion/Kg = Harvesed area/ha R-Sq = 90% Arinya unu seiap penambahan Ha lahan peranian aan menambah inga produsi sebanya 8,63 Kg dari semula Karena R-sq sebesar 9% maa hampir seluruh variansi dari model dapa dierangan oleh daa yaiu sebesar 9% Hal ini menunjuan bahwa model regresi di aas sesuai dengan daa Correlaion of Harvesed area/ha and Producion/Kg = 0954 Dapa diliha orelasi anara lahan peranian dan produsi sebesar 0954 arinya erdapa hubungan yang posiif anara eduanya, dimana jia lahan peranian berambah maa inga produsi juga meninga Begiu juga sebalinya, jia lahan peranian berurang maa inga produsi juga menurun 3 Proyesi Pendapaan Perapia Secara umum, emisinan adalah eidamampuan seseorang unu memenuhi ebuuhan sandar aas aspe ehidupan Dangan aa lain, emisinan lebih erai pada eidamampuan unu mencapai sandar hidup ersebu dari pada apaah sandar hidup ersebu ercapai aau ida Dengan menggunaan regresi dapa dirumusan mengenai faor-faor yang berpengaruhi erhadap inga emisinan Kemisinan suau negara dapa diliha dari pendapaan perapia pada pendudunya Sebagai variabel dependen adalah pendapaan perapia/ GNP dan variabel independennya adalah jumlah eersediaan buruh/ enaga erja, realisasi seor indes hasil peranian dan manufacure, inga invesasi pendidian, laju perumbuhan pendudu dan inga saving masyaraa Model regresi yang diperoleh adalah sebagai beriu : GNP = buruh - 63 peranian + 46 manufacure pendidian - 76 laju pend + 3 GNS 7

7 Karena R-sq sebesar 946% maa hampir seluruh variansi dari model dapa dierangan oleh daa yaiu sebesar 946% Hal ini menunjuan bahwa model regresi di aas sesuai dengan daa Korelasi dari daa yang digunaan dapa diulisan sebagai beriu, buruh perania manufac pendidi laju pen GNS perania 095 manufac pendidi laju pen GNS GNP Tabel orelasi diaas menunjuan GNP memilii orelasi yang posiif dengan buruh, peranian, dan pendidian Arinya enaian variabel variabel diaas aan meningaan GNP dan juga sebalinya GNP memilii orelasi negaif dengan manufacur, laju perumbuhan pendudu dan GNS Arinya enaian variabel variabel diaas aan menurunan GNP dan juga sebalinya 5 KESIMPULAN Dari hasil pembahasan diaas, maa dapa diambil beberapa esimpulan aar dari masalah emisinan yang ada di Indonesia, yaiu Minimnya invesasi pendidian orang ua dari sebuah eluarga dapa menyebaban emisinan dalam orang ua aan erbawa oleh eurunannya Model Solow-Swan mempredisi bahwa jia sebuah negara mempunyai esamaan saving rae, laju perumbuhan pendudu dan laju perembangan enologi maa negara ersebu aan memilii oupu perapia yang sama Negara dengan perumbuhan populasi inggi dan saving rae rendah aan lebih misin dari Negara dengan perumbuhan populasi rendah dan saving rae inggi 3 Terdapa orelasi posiif pada buruh, seor peranian dan pendidian dan orelasi negaif pada seor manufacure, laju perumbuhan pendudu dan GNS erhadap GNP nasional Realisasi ebijaan yang dapa diempuh sebagai jalan eluar dari lingaran emisinan yang ada adalah sebagai beriu : Peningaan aloasi pendidian mulai dari enaga pendidi, siswa maupun sarana dan prasarana yang menduungnya, sehingga dimunginan seluruh lapisan masyaraa dapa menimai pendidian anpa esulian Mengendalian laju perumbuhan pendudu dengan program berencana yang diprioriasan bagi eluarga misin 3 Meningaan nilai invesasi pada secor peranian dan manufacure sebagai langah pendorong perumbuhan eonomi 4 Pemerinah bersama-sama piha perbanan diharapan dapa mendorong masyaraa unu lebih meningaan saving, arena sebagaimana dieahui semain inggi nilai saving rae dari sebuah Negara maa Negara ersebu aan semain aya 6 DAFTAR PUSTAKA [] Deni Khanafiah dan Rolan Mauludy D, Mengaasi Persoalan Kemisinan dengan Eonomi Komplesias, Bulein BFI edisi e- Paruh Perama, 006 [] Dwi Tjahyono, E, Fajar Anugrah, D, Faor-Faor Deerminan Perumbuhan Eonomi Indonesia, Ban Indonesia, 006 [3] Bellomo, N and L Preziosi, Modelling Mahemaical Mehods and Scienific Compuaion, CRC Press, Inc Florida, 995 [4] Clar, Alfred Jr, A Dynamical Sysems Pacage for Mahemaica, hp://wwwmerocheseredu/clar/dynpachml, 003 [5] F Javier, Wolfgang, Andy, Elif, Invesing in Indonesia s Educaion : Allocaion, Equiy, and Efficiency of Public Expendiures, Policy Research Woring Paper, The World Ban, 007 [6] Wiloejo Wirjo Wijono, Mengungap Sumber-Sumber Perumbuhan Eonomi Indonesia dalam Lima Tahun Terahir, Woring Paper [7] Iriawan, Nur dan Asui, Sepin Puji, 006 Mengolah daa Saisi dengan Mudah Menggunaan Miniab 4, Yogyaara, Andi [8] Sumber daa - wwwadborg - wwwbpsorg - wwwworldbancom 8

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) INKUIRI BERBASIS BERPIKIR KRITIS PADA MATERI DAUR BIOGEOKIMIA KELAS X Saviri Herdianawai, Herlina Firihidajai, Tarzan Purnomo Biologi, FMIPA, Universias Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Vertical Transmission For Rice Price In Lampung Province)

TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Vertical Transmission For Rice Price In Lampung Province) Transmisi Verial Harga Beras... (Reni L., D.H. Darwano dan Jangung H. M.) 85 TRANSMISI VERTIKAL HARGA BERAS DI PROPINSI LAMPUNG (Verical Transmission For Rice Price In Lampung Province) Oleh : Reno Lanarsih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 3 (2015), hal 181 190. PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Sudi Kasus

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PADA PERILAKU KESEHATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH ABSTRACT

ANALISIS KORELASI KANONIK PADA PERILAKU KESEHATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH ABSTRACT ANALISIS KOELASI KANONIK PADA PEILAKU KESEHATAN DAN KAAKTEISTIK SOSIAL EKONOMI DI KOTA PATI JAWA TENGAH Diah Sairi, Paramia Indrasari Program Sudi Saisia FMIPA UNDIP Alumni Program Sudi Saisia FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ) Abstrak

Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ) Abstrak PEMODELAN DAYA LISTRIK DENGAN PENDEKATAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH). (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) Firoh Amalia, Drs. Haryono, MSIE Mahasiswa

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA 5. Pendahuluan Keia memodelan sisem fisis, ia enu harus mulai dengan pengeahuan mengenai fisia. Dalam bab ini ia aan merangum hubungan hubungan paling umum dalam

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 1987-2008, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA SKRIPSI Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universias Negeri Semarang Oleh: Ion Johari NIM. 3353404041

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI Ardia Suma Perdana (1308 100 503 Dosen Pembimbing: Ir. Dwiamono A. W., M.Iom JURUSAN STATISTIKA Faulas

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan ` Hubungan Karaerisi Perawa Dengan Tinga Kepauhan Perawa Melauan Cuci Tangan di Rumah Sai Columbia Asia Medan Rosia Saragih SKM, MKes 1, Naalina Rumapea 2 1 Dosen Faulas Ilmu Keperawaan Universias Darma

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci