ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Zunita Efi Ratnasari Khuzaini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the portfolio in order to maximize the expected return in a certain risk level by using the Single Index Model as the alternative of simple calculation from the Markowitz Model. The company samples are selected among the companies which are actively traded in IDX as well as distributing its dividend between January December 2012, therefore it is obtaining 7 stocks which are the selected company samples from 45 companies. Optimum portfolio is a portfolio which has excess return to beta (ERB) value is bigger than Ci value, where the Ci is a borderline(cut-off point/c*) which has the last ERB value bigger than Ci value. Besides, the maximum portfolio expected return at a particular risk level will determine the optimum portfolio itself. The result showed that, it is obtaining 3 optimum stock portfolios which are PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk and PT. Indo Tambang raya Megah Tbk, because it has bigger ERB value compare to its Ci value. Moreover, all three portfolios have the maximum expected return at a particular risk level. Keywords: optimum portfolio, single index model, expected return. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis suatu portofolio agar dapat memaksimalkan expected return pada tingkat risiko tertentu dengan menggunakan Model Indeks Tunggal sebagai alternatif perhitungan penyederhanaan dari Model Markowitz. Sampel perusahaan yang dipilih sesuai kriteria diantaranya perusahaan yang masih aktif diperdagangkan di BEI serta membagikan dividen periode Januari- Desember 2012, sehingga diperoleh 7 saham yang terpilih sebagai sampel perusahaan dari 45 perusahaan. Portofolio optimal adalah portofolio yang memiliki nilai excess return to beta (ERB) yang lebih besar dari nilai Ci, dimana nilai Ci merupakan titik pembatas (cut-off point/ C*) yang memiliki nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Disamping itu, expected return portofolio yang maksimal pada tingkat risiko tertentu juga menentukan portofolio op timal itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, diperoleh 3 saham yang tergolong sebagai portofolio optimal yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk dan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk, karena memiliki nilai ERB yang lebih tinggi dari nilai Ci-nya. Selain itu, ketiga portofolio tersebut menghasilkan expected return yang maksimal pada tingkat risiko tertentu. Kata Kunci: portofolio optimal, model indeks tunggal, expected return. PENDAHULUAN Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang dapat

2 2 dikatakan sebagai suatu investasi. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan untuk menanamkan harta ataupun modal baik pada aktiva riil maupun aktiva finansial pada suatu unit usaha atau pendanaan dengan maksud memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Salah satu bentuk investasi yang mulai diminati individu sebagai pemodal adalah investasi saham melalui bursa. Biasanya investor lebih suka membeli saham perusahaan yang go publik, sebab saham perusahaan go publik sebagai komoditi investasi tergolong menjanjikan return yang tinggi tapi juga memiliki risiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, kebijakan pemerintah, baik perubahan itu di luar negeri maupun di dalam negeri. Semakin banyaknya perusahaan yang menjadi emiten di pasar modal akan menimbulkan berbagai kombinasi saham yang bisa dipilih oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal portofolio. Berdasarkan kenyataan bahwa pada umumnya investor tidak menginvestasikan seluruh dananya pada satu jenis saham tapi mereka melakukan diversifikasi saham yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang ditanggung akibat dana yang diinvestasikan. Untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin maka analisis portofolio merupakan salah satu alat yang tepat untuk memperkecil risiko yang diterima dengan tujuan memaksimalkan profit dengan tingkat risiko yang sama diantara saham yang ada. Hasil dari analisis ini akan menentukan ketepatan dalam pengambilan keputusan investasi yang dapat diambil oleh investor. Expected return merupakan tujuan para investor dalam berinvestasi. Untuk memaksimalkan expected return dengan tingkat risiko tertentu, biasanya para investor menyiasati dengan portofolio saham dan salah satu cara untuk mengurangi risiko investasi saham bisa dilakukan dengan melakukan diversifikasi kepemilikan saham, yaitu dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan membentuk portofolio. Karena pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian yang tinggi, tetapi tidak begitu menyukai adanya risiko. Adanya ketidakpastian di masa yang akan datang akan menyebabkan risiko dalam berinvestasi khususnya pada aset finansial yang selalu dipasarkan di bursa, hal tersebut diakibatkan aset finansial sangat peka terhadap perubahan baik perubahan dari dalam perusahaan yang mengeluarkan aset tersebut ataupun perubahan yang diakibatkan oleh keadaan pasar. Sehingga akan menimbulkan dua jenis risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis, risiko sistematis biasanya dipengaruhi oleh keadaan pasar atau risiko ini akan dihadapi oleh semua aset yang listing di bursa sedangkan risiko tidak sistematis biasanya diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan perusahaan dan hanya menimpa pada perusahaan yang bersangkutan. Dalam berinvestasi ada dua faktor yang paling dipertimbangkan oleh investor, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk). Dua faktor ini merupakan hal yang berlawanan, dalam arti investor menyukai expected return yang tinggi dan tidak begitu menyukai risiko yang tinggi. Pada kenyataan terdapat hubungan yang alami antara besarnya pengembalian dan besarnya risiko, karena semakin besar pengembalian yang diharapkan maka akan semakin besar pula risiko yang akan dihadapi atau tingkat pengembalian yang tinggi akan selalu diikuti dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Teori portofolio mempelajari dan menentukan kombinasi saham yang paling efisien terhadap sekumpulan saham untuk mengoptimalkan keuntungan yang diharapkan berkaitan dengan pencapaian tujuan investasi. Portofolio saham selain untuk menghindari risiko juga untuk memaksimalkan expected return. Hakikat dari pembentukan portofolio yang efisien dan optimal adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi saham, yaitu menempatkan

3 3 sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif agar dana dapat menghasilkan pengembalian yang optimal. Untuk membentuk portofolio optimal dapat menggunakan Model Indeks Tunggal (Single Index Model). Model Indeks Tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, dan juga sebaliknya, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Hartono, 2008:323). Asumsi Model Indeks Tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar yang searah dengan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Model Indeks Tunggal ini dapat diterima dan mewakili kenyataan sesungguhnya bergantung dari seberapa besar asumsi-asumsi tersebut realistis. Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input dan dianalisis menjadi output yang menggambarkan apakah termasuk portofolio optimal atau sebaliknya. Salah satu teknik analisis portofolio optimal adalah menggunakan Model Indeks Tunggal. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB) dengan cut-off rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio optimal, jika sebaliknya Ci lebih besar daripada ERB maka tidak dijadikan suatu portofolio optimal. LQ45 (Liquid 45) dapat dijadikan alternatif dalam membentuk portofolio saham. Hal ini didasarkan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) secara rutin memantau perkembangan kinerja emiten-emiten yang masuk dalam perhitungan LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut, serta penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan Februari dan Agustus. LQ45 juga terdiri dari 45 saham unggulan yang mempunyai kriteria antara lain adalah: mempunyai likuiditas yang tinggi, kapitalisasi pasar pada periode tertentu, prospek pertumbuhan perusahaan, keadaan keuangan, serta aktivitas transaksi (nilai, volume dan frekuensi) yang baik di pasar reguler. Dengan menginvestasikan dananya di sejumlah saham yang tergolong LQ45, investor mengharapkan dapat mencapai portofolio yang optimal. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana membentuk portofolio optimal sehingga dapat memaksimalkan expected return pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana membentuk portofolio optimal sehingga dapat memaksimalkan expected return pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Sehingga dapat diketahui saham-saham mana saja yang tergolong sebagai portofolio optimal dan cocok untuk investor dalam melakukan investasi sahamnya. TINJAUAN TEORETIS Portofolio Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Markowitz pada tahun Tujuan akhir investasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan, dan keuntungan yang diperoleh akan sesuai dengan risikonya. Agar risiko bisa dikendalikan, maka investor

4 4 harus melakukan penyebaran risiko dengan cara memperbanyak jenis saham. Karena sesuai dengan filosofi portofolio yakni Don t Put All Your Eggs Into One Basket, yang artinya dalam melakukan investasi janganlah kita menanamkan dana yang kita miliki hanya pada satu macam saham karena jika terjadi kerugian pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut maka kita akan ikut menanggung kerugian itu. Oleh karena itu perlu mempunyai beberapa jenis saham, sehingga bila salah satu saham mengalami kerugian, maka saham yang lainnya masih untung. Portofolio menurut Zubir (2011:2), diartikan sebagai investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaan yang berbeda dengan harapan bila harga salah satu saham menurun, sementara yang lain meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian. Selain itu, korelasi antara return satu saham dan saham lain juga akan memperkecil varians return portofolio tersebut. Expected Return Portofolio Expected Return/ tingkat pengembalian (keuntungan) yang diharapkan dan risiko bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi, disamping menghitung expected return, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Expected Return dari portofolio menurut Zubir (2011:05) adalah nilai rerata dari return saham selama satu periode tertentu. Sedangkan menurut Hartono (2008:240), terdapat beberapa aspek return portofolio dalam mengukur sekuritas tunggal, antara lain adalah: (1) Return realisasi, dimana return (tingkat pengembalian) yang sudah terjadi serta merupakan ratarata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofoliodan (2) Return ekspektasi, dimana return (tingkat pengembalian) yang belum terjadi dan sudah dipastikan di masa mendatang serta merupakan rata-rata tertimbang dari returnreturn ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Risiko Portofolio Menurut Zubir (2011:19), risiko merupakan perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected return) dan realisasinya. Semakin besar penyimpangannya, berarti semakin besar tingkat risikonya.apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjadi tiga, antara lain adalah investor yang menyukai risiko (risk seeker), investor yang netral terhadap risiko (risk neutral) dan investor yang menghindari risiko (risk averter). Menurut Hartono (2010:278), dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua antara lain adalah: (1) Risiko sistematis atau disebut juga risiko pasar/ umum yang tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktorfaktor makro (perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dsb) yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan dan (2) Risiko tidak sistematis atau disebut juga risiko unik perusahaan yang merupakan merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Kemudian, risiko total merupakan penjumlahan dari risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Diversifikasi Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi (portofolio) bermakna bahwa investor perlu membentuk portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah aset sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi expected return (Tandelilin, 2010:115). Menurut Hartono (2010:280), investor dapat melakukan diversifikasi dengan berbagai cara, antara lain adalah: (1) Diversifikasi dengan banyak aktiva dimana

5 5 semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke portofolio, semakin kecil risiko portofolionya karena return sekuritas berkorelasi satu dengan lainnya, (2) Diversifikasi secara random dimana pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan dan (3) Diversifikasi secara Markowitz dimana diversifikasi ini dapat dibuktikan secara matematis dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, yakni sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Konsep Pembentukan Portofolio Optimal Menurut Tandelilin (2010:74-78), portofolio yang optimal dapat dibentuk dengan adanya tiga konsep dasar pembentukan antara lain adalah: (1) Memilih keputusan investasi dana terhadap aktiva berisiko, aktiva bebas risiko ataupun kombinasi dari keduanya, (2) Menentukan fungsi utilitas yang menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return yang diharapkan dan (3) Menentukan portofolio efisien dan portofolio optimal dalam memilih keputusan investasi yang tepat bagi investor. Model Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal menurut Hartono (2008:323) didasarkan pada pengamatan bahwa dari suatu sekuritas searah dengan indeks harga pasar. Teori ini dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963, yang dapat digunakan untuk menyederhanakan parameter-parameter input dalam perhitungan model Markowitz. Model Indeks Tunggal dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar di mana menyatakan pada saat keadaan pasar membaik (ditunjukkan oleh indeks pasar yang membaik) harga sahamsaham individual akan meningkat. Demikian pula sebaliknya, pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham individual akan turun harganya. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa suatu saham bertoleransi dengan perubahan pasar. Perubahan saham memberikan pergerakan terhadap indeks pasar umum sehingga pemilihan indeks pasar umum dapat memberikan pertimbangan dalam analisis investasi. Indeks yang digunakan secara umum adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di dalam model ini risiko investasi yang terjadi adalah risiko sistematis, sehingga investor perlu menaksir besarnya beta sebagai ukuran risiko. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Menurut Hartono (2008:344), di dalam menentukan portofolio optimal dari beberapa saham diperlukan beberapa proses perhitungan dari sejumlah data perusahaan. Perhitungan tersebut akan sangat dimudahkan yang didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Excess return berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Portofolio yang optimal akan berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang dapat menentukan batas nilai rasio ERB yang dikatakan tinggi. Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2009:3) didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau saham) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal adalah pasar untuk

6 6 memperjualbelikan saham yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Fungsi Pasar Modal Pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries), di mana fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Jenis Pasar Modal Pasar modal juga memiliki beberapa jenis dalam perdagangan saham menurut Tandelilin (2010:28), antara lain adalah pasar pertama (perdana), pasar kedua, pasar ketiga dan pasar keempat. Instrumen Pasar Modal Menurut Tandelilin (2010:30), ada beberapa saham yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, bukti right, waran dan instrumen derivatif. Investasi Menurut Tandelilin (2010:1), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi berkaitan dengan menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi). Menurut Hartono (2010:5), investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Dari definisi investasi yang dijelaskan oleh beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penempatan dana maupun sumber daya lain yang digunakan dalam produksi yang efisien dengan tujuan memaksimalkan keuntungan di masa datang. Tujuan Investasi Menurut Tandelilin (2010:7), tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Tetapi secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa perlu melakukan investasi, antara lain adalah: (1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang, (2) Mengurangi tekanan inflasi dan (3) Dorongan untuk menghemat pajak. Jenis Investasi Investasi di dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung (Hartono, 2010:7). Saham Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik saham suatu perusahaan, disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan (Husnan, 2009:279).

7 7 Jenis Saham Menurut Hartono (2010:111), saham dibedakan menjadi tiga bagian antara lain adalah saham preferen, saham biasa dan saham treasuri. Indeks Pasar Saham Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar saham menurut Tandelilin (2010:86) merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Karena merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham (stock price index). Adapun jenis-jenis indeks harga saham lain, antara lain adalah: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ45, maupun indeks harga saham lainnya (Indeks Kompas 100, Indeks Sektoral, Jakarta Islamic Indeks, Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan). Penelitian Terdahulu Muninghar (2011) dalam Jurnal Neo-Bis mengenai Optimalisasi Portofolio Indeks Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan Pendekatan Model Indeks Tunggal Pada Periode Agustus 2007 s/d Juli Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa risiko portofolio lebih kecil dari expected return. Ini menunjukkan bahwa portofolio yang telah dbentuk sudah tergolong sebagai portofolio optimal. Yunita (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Portofolio Terhadap Expected Return dan Risiko Saham Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa portofolio yang optimal memberikan nilai ERB lebih besar dari nilai C i (ERB > C i ). Khairullah (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Pembentukan Portofolio yang Optimal Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Saham yang Tergolong LQ45 di Bursa Efek Surabaya. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa portofolio yang optimal menurut Model Indeks Tunggal adalah portofolio yang berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai ERB tinggi dari C* (titik pembatas) atau sama dengan titik C*. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, dimana penelitian yang menggambarkan objek yang diteliti, di mana data dikumpulkan, dipelajari, diolah kemudian dianalisis. Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari Desember 2012 yang berjumlah 45 perusahaan. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang sahamnya masih aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia periode Januari Desember 2012 dan (2) Perusahaan yang membagikan dividen periode Januari Desember 2012.

8 8 Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif, di mana data ini diukur dengan proporsi, meliputi data harga saham dan pembagian dividen periode Januari Desember Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang sahamnya terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia periode Januari Desember Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menggunakan dua metode, antara lain adalah Studi Kepustakaan (Library Research) dan Studi Lapangan (Field Research). Variabel dan Definisi Operasional Variabel Adapun faktor-faktor di dalam analisis portofolio yang optimal antara lain sebagai berikut: 1. Tingkat Keuntungan Masing-masing Saham (Rit) Merupakan keuntungan saham yang berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. 2. Koefisien Alpha (α) dan Beta (β) Memperkirakan apa yang terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lain berubah. 3. Tingkat Keuntungan Ekspektasi (E(Ri)) Merupakan rata-rata tertimbang dan tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut. 4. Tingkat Risiko Pasar (σm) Mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap item-item menyimpang dari rata-ratanya. 5. ERB (Excess return to beta) Merupakan selisih keuntungan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. 6. C* (Cut-off point) Merupakan batasan untuk memisahkan saham-saham/ aktiva mana saja yang akan dimasukkan di dalam pembentukan portofolio optimal. 7. Proporsi Saham (Wi) Merupakan perhitungan untuk masing-masing saham untuk dimasukkan ke dalam investasi portofolio. 8. Beta Portofolio (βp) Menghitung beta portofolio merupakan rata-rata dari beta saham individu. 9. Alpha Portofolio (αp) Menghitung alpha portofolio merupakan rata-rata alpha saham individu. 10. Tingkat Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp)) Merupakan rata-rata tertimbang dari keuntungan ekspektasi tiap-tiap saham tunggal di dalam portofolio. 11. Risiko Portofolio (σp 2 ) Merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) dan risiko unik (unique risk). Dengan memasukkan karakteristik beta portofolio.

9 9 12. Portofolio Optimal Merupakan portofolio yang dipilih dari sekian kumpulan portofolio efisien yang memberikan nilai expected return (tingkat pengembalian) yang maksimal daripada risikonya. Disamping itu, portofolio yang optimal juga memiliki nilai rasio ERB yang lebih besar dari nilai Ci-nya. Teknik Analisis Data 1. Menghitung Tingkat Keuntungan Masing-masing Saham (Rit) Rit = (Hartono, 2008:197) Rit = Tingkat keuntungan saham individu pada periode t Pt = Harga saham individu pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode sebelumnya Dt = Dividen saham yang dibagikan pada periode t 2. Menghitung Koefisien α dan β β = dan α = (Husnan, 2009: ) n = Jumlah periode X = Indeks keuntungan pasar Y = Tingkat keuntungan saham β = Beta saham i α = Alpha saham i Menghitung Indeks Keuntungan Pasar (RM) RMt = (Hartono, 2008:324) RMt = Keuntungan pasar pada periode t IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya 3. Menghitung Tingkat Keuntungan Ekspektasi (E(Ri)) E(Ri) = αi + βi. E(RM) (Hartono, 2008:326) E(Ri) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i αi = Alpha saham i βi = Beta saham i E(RM) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar

10 10 4. Menghitung Tingkat Risiko (σi 2 ) 1.) Menghitung Varian dari Return Indeks Pasar (σm 2 ) σm 2 = (Hartono, 2008:332) σm 2 = Varian dari return indeks pasar RM = Keuntungan pasar E(RM) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 2.) Menentukan Varian dari Keseluruhan Residu (σei 2 ) σei 2 = Jadi, total risiko adalah sebagai berikut: σi 2 = βi 2. σm 2 + σei 2 (Hartono, 2008: ) 5. Menghitung excess return to beta (ERB) ERB = (Hartono, 2008:334) E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i RBR = Keuntungan aktiva bebas risiko βi = Beta saham i 6. Menghitung Tingkat Pembatas Saham atau cut-off point (C*) Ai = dan Bi = (Hartono, 2008:345) Sehingga untuk menentukan besarnya titik pembatas saham/ cut off point (C*), diperlukan nilai Ci sebagai nilai cut off-point itu sendiri yaitu pada rumus sebagai berikut: Ci = (Hartono, 2008:334) = Varian dari kesalahan residu saham ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematik = Varian dari return indeks pasar Ci = Nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi. 7. Menghitung Proporsi Saham (Wi) Zi = (ERBi C*) Wi = (Hartono, 2008:349)

11 11 Wi = Proporsi saham ke-i k = Jumlah saham di portofolio optimal βi = Beta saham ke-i C* = Nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar 8. Menghitung Beta Portofolio (βp) βp βi (Hartono, 2008:338) βp = Beta portofolio = Rata-rata Beta saham individu 9. Menghitung Alpha Portofolio (αp) αp αi (Hartono, 2008:338) αp = Alpha portofolio = Rata-rata Alpha saham individu 10. Menghitung Tingkat Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp)) E(Rp) = αp + βp. E(RM) (Hartono, 2008:339) E(Rp) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio αp = Alpha portofolio βp = Beta portofolio E(RM) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks saham 11. Menghitung Risiko Portofolio (σp 2 ) σp 2 = βp 2. σm 2 + (. σei) 2 (Hartono, 2008:339) σp 2 = Risiko portofolio 12. Pembentukan Portofolio Optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang mempunyai nilai expected return yang maksimal pada tingkat risiko tertentu. Disamping itu, portofolio optimal juga memiliki nilai rasio ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Menghitung Tingkat Keuntungan Masing-masing Saham (Rit) Perhitungan tingkat keuntungan masing-masing saham (Rit) atau return individual menggunakan data harga saham individu bulanan dan pembagian dividen bulanan. Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan tingkat keuntungan masing-masing saham pada periode Januari Desember 2012.

12 12 Tabel 1 Hasil Perhitungan Tingkat Keuntungan Saham Individu (Ri) Tahun 2012 Nama Ri/bulan Saham Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agsts Sep Okt Nov Des AALI , ,0444-0,0196 0,1471-0,0304-0,0157-0,0456-0,1408 0,1072 AKRA ASII BBCA ITMG UNTR UNVR Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai keuntungan masing-masing saham sangat berfluktuatif tiap bulannya. Hal ini disebabkan adanya naik turun harga saham yang dimiliki kurang stabil sehingga mengalami kenaikan terlalu jauh dan signifikan dengan harga periode sebelumnya begitu juga dengan penurunan harga saham. 2. Menghitung Koefisien α dan β Perhitungan α dan β berhubungan dengan tingkat keuntungan masing-masing saham (Rit) dan Indeks Keuntungan Pasar yaitu perhitungan berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan Indeks Keuntungan Pasar berdasarkan IHSG periode Januari Desember Tabel 2 Hasil Perhitungan Indeks Keuntungan Pasar (RM) Berdasarkan IHSG Tahun 2012 Bulan IHSG RM Desember , Januari 3, Februari 3, Maret 4.121, April 4, Mei 3, Juni 3, Juli 4, Agustus 4, September 4, Oktober 4, November 4, Desember 4, Total Rata-rata (E(RM))

13 13 Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan Alpha dan Beta pada masing-masing saham. Tabel 3 Hasil Perhitungan Alpha dan Beta Nama Saham ΣX ΣY ΣX 2 ΣXY αi βi AALI AKRA ASII BBCA ITMG UNTR UNVR Tabel 3 menunjukkan nilai Alpha maupun Beta masing-masing saham yang berhubungan dengan Indeks Keuntungan Pasar dan keuntungan masing-masing saham. Besar Beta ditetapkan sebesar 1 yang berarti mempunyai sifat rentan atau sensitif terhadap perubahan pasar. Jika terdapat nilai Beta yang lebih besar dari 1 (β>1), artinya perusahaanperusahaan tersebut sangat rentan terhadap perubahan kondisi pasar. Sebaliknya saham yang memiliki nilai Beta kurang dari 1 (β<1), maka akan mengakibatkan perubahan return atas saham tersebut dengan arah yang berlawanan. Dari ketujuh perusahaan tersebut, terdapat 3 saham yang memiliki nilai β<1 yaitu saham AALI, AKRA, UNVR, sedangkan terdapat 4 saham yang memiliki nilai β>1 yaitu saham ASII, BBCA, ITMG, UNTR, dan nilai Beta yang paling rendah dimiliki oleh saham UNVR yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar Ini berarti perusahaan tersebut kurang rentan/ kurang sensitif terhadap kondisi pasar pada umumnya apabila dibandingkan dengan saham perusahaan yang memiliki nilai Beta bernilai Menghitung Tingkat Keuntungan Ekspektasi (E(Ri)) Setelah menganalisis perhitungan nilai α dan β, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis tingkat keuntungan yang diharapkan/ expected return (E(Ri)) masing-masing saham, dengan memasukkan koefisien α dan β dari masing-masing saham dan rata-rata keuntungan pasar (RM). Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan expected return (E(Ri)) pada masing-masing saham. Tabel 4 Hasil Perhitungan Expected Return (E(Ri)) Nama Saham αi βi E(RM) E(Ri) AALI AKRA ASII BBCA ITMG UNTR UNVR

14 14 Expected return (E(Ri)) pada tabel 4 terdapat saham yang memiliki nilai positif dan negatif. Paling tinggi tingkat keuntungannya adalah saham perusahaan PT. Bank Central Asia Tbk yang berarti dapat memberikan keuntungan pada pemegang sahamnya. Sedangkan terdapat 2 saham yang memiliki tingkat keuntungan rendah (negatif) yaitu saham perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk dan PT. Astra International Tbk berarti kedua saham perusahaan ini kurang memberikan keuntungan para pemegang sahamnya. Saham yang bernilai E(Ri)) diatas nilai E(RM) maka saham tersebut merupakan saham yang dapat memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Dari ketujuh sampel diatas, saham yang mempunyai nilai E(Ri)) diatas nilai E(RM) berarti saham selain saham perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk dan PT. Astra International Tbk dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya. 4. Menghitung Tingkat Risiko (σi 2 ) Selanjutnya adalah menghitung tingkat risiko dimana perhitungannya meliputi perhitungan varian keuntungan pasar (σm 2 ) dan varian dari kesalahan residu (σei 2 ). Kemudian hasil perhitungan kedua varian tersebut digunakan untuk menghitung tingkat risiko masing-masing saham (σi 2 ) yang diukur dengan Beta. Tabel 5 menunjukkan hasil perhitungan dari tingakt risiko pada masing-masing saham. Tabel 5 Hasil Perhitungan Varian Pasar (σm 2 ), Varian Kesalahan Residu (σei 2 ) dan Tingkat Risiko Masing-masing Saham (σi 2 ) Nama Saham σm 2 σei 2 σi 2 AALI AKRA ASII BBCA ITMG UNTR UNVR Dari perhitungan pada tabel 5, tampak bahwa varian keuntungan pasar (σm 2 ) diperoleh sebesar Nilai dan periode penelitian ini berlaku dan sama pada semua saham, karena dalam periode penelitian keadaan keuntungan pasar adalah tetap. Varian kesalahan residu/ risiko unik (σei 2 ) adalah risiko yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang terjadi di dalam perusahaan. Risiko unik paling tinggi terdapat pada saham PT. Astra International Tbk yaitu sebesar , sedangkan risiko unik yang paling rendah terdapat pada saham PT. Bank Central Asia Tbk yaitu sebesar Selanjutnya adalah menghitung tingkat risiko masing-masing saham (σi 2 ) yaitu dengan menjumlahkan varian keuntungan pasar (σm 2 ) dan varian kesalahan residu (σei 2 ) yang diukur dengan Beta. Saham dengan tingkat risiko tertinggi terdapat pada saham PT. Astra International Tbk yaitu sebesar Rata-rata seluruh saham yang diteliti pada tabel diatas memiliki risiko dibawah 1. Ini berarti saham-saham tersebut mempunyai risiko yang kecil, sehingga kesempatan untuk memaksimalkan keuntungan sangat besar pada portofolio tersebut.

15 15 5. Menghitung excess return to beta (ERB) Portofolio optimal dibentuk salah satunya dengan menentukan excess return to beta atau ERB. Nilai dari rasio ini menunjukkan apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal atau tidak. Portofolio optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Sebelum menentukan nilai rasio ERB, terlebih dahulu menentukan keuntungan aktiva bebas risiko (RBR). Aktiva bebas risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI. Adapun hasil perhitungannya disajikan pada tabel 6 berikut. Tabel 6 Hasil Perhitungan Keuntungan Aktiva Bebas Risiko (RBR) Tahun 2012 Bulan Tahun 2012 Januari 6.00 Februari 5.75 Maret 5.75 April 5.75 Mei 5.75 Juni 5.75 Juli 5.75 Agustus 5.75 September 5.75 Oktober 5.75 November 5.75 Desember 5.75 Jumlah Rata-rata RBR Hasil perhitungan nilai rasio ERB ini berhubungan dengan nilai expected return dan nilai keuntungan aktiva bebas risiko yang diukur oleh Beta. Tabel 7 merupakan hasil perhitungan nili rasio ERB pada masing-masing saham. Tabel 7 Hasil Perhitungan ERB Nama Saham βi E(Ri) RBR ERBi AALI AKRA ASII BBCA ITMG UNTR UNVR

16 16 Dari tabel 7 diperoleh nilai rasio ERB pada masing-masing saham sangat berfluktuatif. Nilai rasio ERB yang paling tinggi adalah saham PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar dan yang paling rendah adalah saham PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar Menghitung Titik Pembatas Saham atau cut-off point (C*) Langkah selanjutnya adalah menganalisis berapa besarnya tingkat pembatas saham atau cut-off point (C*) dimana pengertian dari cut-off point adalah batasan untuk memisahkan saham-saham/ aktiva mana saja yang akan dimasukkan di dalam pembentukan portofolio optimal dengan menentukan nilai Ci sebagai nilai dari cut-off point itu sendiri. Sebuah titik pembatas saham (cut-off point) dapat menentukan batas nilai rasio ERB yang dapat dikatakan tinggi. Tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan dari Ci dan tahapan-tahapannya sebagai berikut. Nama Saham Tabel 8 Hasil Urutan ERB dan Perhitungan Ci βi E(Ri) RBR σei 2 ERBi Ai Bi Ci UNVR UNTR ASII BBCA ITMG AKRA AALI Tabel 8 merupakan perhitungan nilai Ci sebagai nilai cut-off point (C*) dimana telah mengurutkan nilai rasio ERB yang terbesar ke terkecil, menghitung nilai Ai dan Bi serta menganalisis saham-saham mana yang termasuk dalam portofolio optimal dengan menentukan nilai rasio ERB lebih besar daripada nilai Ci-nya. Dari tabel 8 di kolom Ci, nilai C* adalah sebesar yaitu untuk saham PT. Unilever Indonesia Tbk dengan nilai rasio ERB sebesar yang merupakan nilai rasio ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Nilai rasio ERB selanjutnya, yaitu untuk saham PT. United Tractors Tbk sudah tidak dimasukkan sebagai bagian dari portofolio optimal karena memiliki nilai Ci sebesar Saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham yang mempunyai nilai rasio ERB lebih besar dari nilai Ci, yaitu saham-saham PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk dan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 7. Menghitung Proporsi Saham (Wi) Setelah diperoleh saham yang membentuk portofolio optimal maka langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya proporsi dari masing-masing saham dimana melakukan perhitungan untuk masing-masing saham untuk dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Tabel 9 menunjukkan hasil perhitungan dari proporsi masing-masing saham.

17 17 Tabel 9 Hasil Perhitungan Proporsi Saham Pembentuk Portofolio Optimal Nama Saham E(Ri) βi σei 2 ERBi Ci Zi Wi Wi (%) UNVR BBCA ITMG Total Tabel 9 merupakan hasil perhitungan untuk menentukan proporsi dari masing-masing saham di dalam portofolio optimal. Hasil perhitungan menunjukkan terdapat proporsi saham tertinggi yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar dengan tingkat prosentase %. Sedangkan proporsi saham yang terendah yaitu PT. Bank Central Asia Tbk sebesar dengan tingkat prosentase %.Besar proporsi saham yang telah didapat tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk menanamkan dananya ke dalam portofolio optimal. 8. Menghitung Tingkat Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp)) Perhitungan keuntungan ekspektasi portofolio adalah untuk mengetahui seberapa besar nilai keuntungan yang diharapkan pada suatu portofolio yang optimal. Perhitungan ini disajikan bersama perhitungan Beta portofolio (βp) dan Alpha portofolio (αp) yang berhubungan dengan Beta maupun Alpha individu dari masing-masing saham. Tabel 10 menunjukkan hasil perhitungan tingkat keuntungan ekspektasi portofolio pada masingmasing saham. Tabel 10 Hasil Perhitungan Expected Return Portofolio (E(Rp)) Nama Saham Wi βi βp αi αp E(RM) E(Rp) UNVR BBCA ITMG Total Berdasarkan perhitungan expected return portofolio pada tabel 10, terlihat bahwa sahamsaham yang membentuk portofolio optimal memiliki jumlah sebesar Menghitung Risiko Portofolio (σp 2 ) Langkah terakhir adalah menghitung risiko portofolio yaitu perkiraan penyimpangan dari expected return. Tabel 11 menunjukkan hasil perhitungan dari risiko portofolio masingmasing saham.

18 18 Tabel 11 Hasil Perhitungan Risiko Portofolio (σp 2 ) Nama Saham βp σm 2 σei 2 σp 2 UNVR BBCA ITMG Total Dari tabel 11 diatas menunjukkan bahwa risiko untuk portofolio optimal adalah sebesar Berdasarkan tabel 10 besarnya expected return portofolio (E(Rp)) yang akan diperoleh investor adalah sebesar , sedangkan untuk risiko yang akan ditanggung jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan expected return portofolio yaitu sebesar sesuai dengan tabel 11. Dengan melihat hasil perhitungan yang telah ada, maka para investor sebaiknya menanamkan modalnya pada saham yang membentuk portofolio optimal yang telah dianalisis pada perhitungan sebelumnya karena pada saham tersebut memiliki tingkat risiko yang lebih rendah sehingga dapat memaksimalkan expected return dalam investasi sahamnya. 10. Pembentukan Portofolio Optimal Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, dari 7 sampel perusahaan yang diteliti terdapat 3 saham sebagai portofolio optimal yaitu saham PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk dan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk, karena memiliki nilai rasio ERB yang lebih tinggi dari nilai Ci-nya. Disamping itu, ketiga portofolio tersebut dapat memaksimalkan expected return pada tingkat risiko tertentu. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah sebagai berikut: (1) Portofolio optimal merupakan portofolio yang memiliki nilai rasio ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Cinya dan (2) Portofolio optimal juga menghasilkan expected return yang maksimal pada tingkat risiko tertentu. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa periode penelitian yang masih kurang aktual karena pembaharuan harga saham setiap satu tahun setelah dikeluarkannya saham, sehingga belum diketahui saham-saham mana saja yang tergolong portofolio optimal pada periode penelitian terbaru. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menganalisis dengan menggunakan data penelitian pada periode teraktual/ terkini sehingga dapat mengetahui saham-saham mana saja yang cocok untuk investor dalam investasi sahamnya.

19 19 DAFTAR PUSTAKA Hartono, J Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keempat. Penerbit BPFE. Yogyakarta Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Husnan, S Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Khairullah, M Analisis Pembentukan Portofolio yang Optimal Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Saham yang Tergolong LQ45 di Bursa Efek Surabaya. Skripsi. Jurusan Manajemen. STIESIA. Surabaya. Muninghar Optimalisasi Portofolio Indeks Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan Pendekatan Model Indeks Tunggal Pada Periode Agustus 2007 s/d Juli Jurnal NeO-Bis, Vol. 1, No.5: Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method). Edisi ` Kedua. Penerbit Alfabeta, CV. Bandung. Tandelilin, E Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Yunita, Z Analisis Portofolio Terhadap Expected Return dan Risiko Saham Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun Skripsi. Jurusan Manajemen. STIESIA. Surabaya. Zubir, Z Manajemen Portofolio: Penerapannya Dalam Investasi Saham. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN Arlinda Yuliarti arlinda.yulia@gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Retno Anggraini rhetnow_anggrainiii@yahoo.co.id Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Moch. Erric Valdino erric_valdino@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pada sub bab ini, penulis akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas di dalam skripsi. Sehingga tinjauan teori yang dikemukakan

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskripsif adalah kegiatan pengumpulan data sekunder dan analisis data dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL Yuni Pristiwati Noer W Jurusan Akuntansi, STIE Swastamandiri Surakarta, Email: yuni_pristi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN Rachmat Devit paksoewarno5322 @gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL Nama : Nuri Eka Wahyumiati NPM : 15212498 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,

Lebih terperinci

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM LQ45 MENGGUNAKAN HARGA TERTINGGI, HARGA TERENDAH, DAN CLOSE PRICE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) Amelinda Islamey Suhadak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian/Design Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian lebih bersifat deskriptif analitis untuk menggambarkan sekuritas-sekuritas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEPUTUSAN INVESTASI Billy Arga Arifin billyarga11@gmail.com Sonang Sitohang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Dalam berinvestasi, investor memiliki berbagai pilihan, baik investasi di sektor riil, pasar uang ataupun pasar modal. Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah dengan membeli saham,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 Esi Fitriani Komara, SE Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi esifitriani91@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Mengacu pada pendapat Supranto (2009) penelitian yang dalam pengumpulan data dan pengungkapan hasilnya menggunakan angka, maka penelitian tersebut dinamakan

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM 58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI. Mohammad Ichsanuddin

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI. Mohammad Ichsanuddin Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI Mohammad Ichsanuddin iksaneksan@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 12, Desember 2016 ISSN : 2461-0593 1 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN Yonni Hudha Pratama Yonnihudhapratama@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan dan menjadi fasilitas bagi emiten yang ingin memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 1, Januari 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI Satriya Bayu Laksana satriyabayulaksana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

Wiwit Hariyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

Wiwit Hariyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia Kombinasi Expected Return dan Risiko Melalui Diversifikasi Saham LQ 45 Dalam Rangka Pemilihan Investasi Saham Di bursa Efek Indonesia Melalui Pembentukan Portofolio Optimal Wiwit Hariyanto Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek dan saham. Fungsi dari bursa efek di

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN RISIKO PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS HASIL DAN RISIKO PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS HASIL DAN RISIKO PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Nurul Hidayah 1 Peni Sawitri 1, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 1, {nurul_hidayah, peni}@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM Linda Ratna Sari ratnaslinda@gmail.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Some

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan menerbitkan surat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian

Lebih terperinci

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(A) 13203 Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Yuli Andriani Jurusan Matematika FMIPA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan

Lebih terperinci

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii ABSTRACT In investing, forming an optimal portfolio is one step that need to be done in order to make the investment can produce an optimal return with risk that investors can bear. One way on forming

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal

Lebih terperinci

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Heru Wibowo heruwibowo100990@gmail.com Tri Yuniati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Evi Christasari phy_chrizta@yahoo.com Soebari Martoatmodjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii ABSTRAK Portofolio optimal merupakan portofolio yang efisien, dimana portofolio tersebut memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko terkecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham-saham

Lebih terperinci

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM BERDASARKAN METODE MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016) Retno Dwi Sulistiani

Lebih terperinci

MODEL INDEKS TUNGGAL. M.Andryzal Fajar

MODEL INDEKS TUNGGAL. M.Andryzal Fajar MODEL INDEKS TUNGGAL M.Andryzal Fajar andryzal_fajar@uny.ac.id William Sharpe mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal. Dimana model ini digunakan untuk menyederhanakan perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE. Evy Nurchoiria

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE. Evy Nurchoiria Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 4, April 2017 ISSN : 2461-0593 1 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE Evy Nurchoiria nurchoiriahevy@gmail.com

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA Kristian Febrianto Kfebrianto@gmail.com Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL

PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL DALAM ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MEMINIMUMKAN RISIKO BAGI INVESTOR DI PASAR MODAL (STUDI PADA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperjual-belikan sekuritas. Lebih lanjut Sunariyah (2006:5) menyatakan Pasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperjual-belikan sekuritas. Lebih lanjut Sunariyah (2006:5) menyatakan Pasar 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2010:26) menyatakan bahwa pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan alternatif kepada masyarakat untuk berinvestasi. Investasi sendiri sebenarnya terdiri

Lebih terperinci

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor, April 1 ISSN : 1-593 MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Fajar Novianto At.dawns3@gmail.com Budiyanto

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI Fitriya Suci Rachmawati fitriyasucirach@gmail.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN. Devvi Kartika Sari Bambang Hadi Santoso

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN. Devvi Kartika Sari Bambang Hadi Santoso Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 5, Mei 2017 ISSN : 2461-0593 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Devvi Kartika Sari Devvikartikasari05@gmail.com Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 adalah gabungan indeks saham dari 45 emiten yang tercatat di BEI yang telah memenuhi kriteria tertentu yang diterapkan Bursa. Indeks LQ45 ini memuat

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE

OPTIMALISASI PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE OPTIMALISASI PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE Putri Andriani Putriandri_ani09@yahoo.com Heru Suprihhadi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yaitu di PT. Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar di dalam perekonomian suatu negara dimana mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Peluang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Saham-Saham Indeks Sri-Kehati Yang Listing Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Heru Wibowo heruwibowo100990@gmail.com Tri Yuniati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN :

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI Achmad Fakreza Akhmadfahreza2408@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan teoritis 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu pengeluaran modal saat ini untuk mengharapkan pengembalian atau hasil pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi efisien selama periode waktu tertentu (Hartono,2010:5). Investasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif yang didasarkan atas survey terhadap objek penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi ANALISIS PENENTUAN SAHAM PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG INDEKS KOMPAS 100 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011 SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi 2.1.1. Tipe Tipe Investasi Menurut Jogiyanto (2003), terdapat 2 tipe investasi, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. 1. Investasi Langsung Investasi

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM LQ-45

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM LQ-45 AALISIS ORTOFOLIO OTIMAL ERDASARKA MODEL IDEKS TUGGAL ADA SAHAM LQ-45 Septyarini Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok ASTRAK Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor

Lebih terperinci

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals dan Sektor Trade, Service, and Investment) Nama : Golden Jr. Aliakur NIM :

Lebih terperinci