4 Hasil dan Pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 Hasil dan Pembahasan"

Transkripsi

1 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pemilihan Metode dan Himpunan Basis Teori Fungsional Kerapatan merupakan suatu metode dalam penyelesaian persamaan Schrödinger dengan menggunakan teorema Kohn-Sham, dengan pendekatan kerapatan yang dipetakan dalam suatu fungsi. Sedangkan B3LYP adalah salah satu metode pada Teori Fungsional Kerapatan yang menggunakan kombinasi antara GGA dan energi exchange dari HF. Metode ini juga umum disebut metode hibrid dari Teori Fungsional Kerapatan. Sejumlah penelitian menganggap bahwa metode ini memberikan ketelitian yang cukup baik. Pada penelitian ini digunakan metode B3LYP dengan himpunan basis 6-31G(d) untuk mengoptimasi struktur dan mendapatkan nilai frekuensi dari struktur. Untuk mendapat Energi Satu Titik digunakan metode B3LYP dengan himpunan basis G(d,p). Pada beberapa kondisi nilai energi ini sulit didapatkan tapi dapat diatasi dengan kata kunci pada route section berupa SCF=(MaxCycle=512) karena pada kondisi biasa jumlah cycle sebanyak 64. Atau dapat menggunakan SCF=(QC) yang bermakna quadratically convergen bila perhitungan nilai struktur sulit mencapai konvergen. Kadang simetri dapat mereduksi perhitungan bila molekul yang digunakan bukan molekul simetri tinggi maka digunakan kata kunci Int=Nosymm Reaksi Krom Sebelum menuju analisis reaksi dengan metode B3LYP, lebih dahulu melakukan perbandingan antara data eksperimen dengan data perhitungan metode B3LYP. Pada Tabel 4.1 terlihat selisih energi antara atom Cr dengan multiplisitas 5 dan 7. Tabel tersebut menunjukkan bahwa metode B3LYP dapat digunakan sebagai alat analisis atom kromium karena selisih energi antara eksperimen dan metode B3LYP cukup kecil.

2 Tabel 4.1 Energi krom data eksperimen dan metode B3LYP pada multiplisitas 5 dan 7. Multiplisitas Krom eksperimen (kkal/mol) E B3LYP (a.u.) 5 21, , ,42359 ΔE 21,71 0,02907 ΔE (kkal/mol) 21,71 18,24172 Reaksi logam transisi kromium dengan sejumlah gas seperti H 2, F 2, N 2, dan O 2 menghasilkan produk dengan energi pembentukan seperti pada Tabel 4.2. Reaksi tersebut menghasilkan sejumlah produk dengan energi yang mungkin dan juga terdapat reaksi yang tidak terdapat keadaan stabilnya. Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Cr maupun Cr 2 tidak reaktif dalam bereaksi dengan gas N 2. Jadi selama perhitungan tidak diperoleh konvergensi pada kedua produk ini. Tabel 4.2 Reaksi logam Krom dengan gas F 2, H 2, N 2, dan O 2 serta energi pembentukan. Reaksi ΔE (a.u.) Cr + F 2 CrF 2-0,28515 Cr + H 2 CrH 2-0,00301 Cr + N 2 CrN 2 - Cr + O 2 CrO 2-0,30895 Cr 2 + F 2 Cr 2 F 2-0,43631 Cr 2 + H 2 Cr 2 H 2-0,01542 Cr 2 + N 2 Cr 2 N 2 - Cr 2 + O 2 Cr 2 O 2-0,19878 Tidak memiliki kestabilan produk. 35

3 Tabel 4.3 Data jarak (r e ), sudut, sudut dihedral dan frekuensi (ω e ) dari produk reaksi. Molekul r e (Ǻ) sudut (sudut) dihedral (sudut) ω e (cm -1 ) CrF 2 1, ,46-779,85;671,91;149,54 CrH 2 1, , ,39;606,70;1684,68 CrO 2 1, , ,22;1084,02;140,07 Cr 2 2, ,72 Cr 2 F 2 1,75231;2, ,43 90,25 728,10;738,35;111,85;70,22;217,90;92,93 Cr 2 H 2 1,67763;1, ,21-179, ,99;178,00;520,85; Cr 2 O 2 1,59828;2, , ,49;58,71;60,03; jarak CrX dan CrCr 4.3 Analisis Natural Bonding Orbital (NBO) 14 Analisis Natural Bonding Orbital digunakan untuk menganalisis ikatan yang terbentuk dari suatu molekul. Analisis ini dapat diperoleh dalam bentuk transfer elektron, jumlah elektron dari orbital ikatan, kombinasi linear dari dari atom untuk membentuk orbital ikatan dan sebagainya. Pada penjelasan berikutnya diberikan beberapa contoh dari hasil perhitungan dengan yang menggunakan Natural Bonding Orbital. Contoh dari NBO : (0,99946) BD Cr 1- H 2 E = -0, ,6412*Cr 1 s(43,72%)p 0,02 (0,89%)d 1,27 ( 55,38%)f 0,00 (0,01%) 0,7674*H 2 s(99,85%)p 0,00 (0,15%) Orbital ini memiliki tingkat energi pada -0,31789 hartree dimana orbital ini merupakan ikatan atom Cr dengan H. Nilai 0,99946 merupakan jumlah elektron pada orbital tersebut. Orbital ikatan tersebut merupakan hasil kombinasi dari hibridisasi orbital atom Cr (h Cr ) dan hibridisasi orbital atom H (h H ). BD = 0, 6412h + 0, 7674h Cr H Cr H 0,02 1,27 0,00 0,00 ( ) ( ) BDCr H = 0, 6412 sp d f + 0, 7674 sp Cr H 36

4 Persentase pada tiap orbital atom menunjukkan besarnya karakter dari orbital atom yang disumbang untuk hibridisasi. BD menunjukan orbital ikatan sedangkan BD* adalah orbital anti ikatan CrF 2 Molekul ini menunjukkan adanya transfer elektron dari atom Cr menuju kedua atom F sebanyak 1,49224 elektron. Muatan Mulliken total dari molekul CrF 2 bernilai nol tapi muatan parsial dari kedua atom F pada molekul sebesar -0, Transfer elektron ini sepertinya terjadi karena sifat atom F yang kuat menarik elektron untuk menstabilkan konfigurasi elektron atom F. Atom F menarik awan elektron dari orbital s dan d pada kulit N dan M dari atom Cr. Molekul ini cukup stabil berdasarkan dari besarnya energi pembentukan dan transfer elektron. Tabel 4.4 Konfigurasi elektron reaktan dan produk dari reaksi pembentukan CrF 2. Reaktan Cr 1 [core]4s 1,00 3d 5,00 F 2 [core]2s 1,95 2p 5,04 F 3 [core]2s 1,95 2p 5,03 Produk Cr 1 [core]4s 0,05 3d 4,43 4p 0,03 4d 0,01 F 2 [core]2s 1,98 2p 5,76 3s 0,01 F 3 [core]2s 1,98 2p 5,76 3s 0, CrH 2 Pada molekul ini terdapat elektron ikatan sebanyak 4 buah dengan 2 elektron ikatan α dan 2 elektron ikatan β. Transfer elektron dari atom Cr ke kedua atom H sebanyak 0,74091 dan terdistribusi dengan merata pada tiap atom H. Orbital ikatan elektron spin α ini mengalami degenerasi. Masing-masing orbital ini merupakan kombinasi dari orbital atom dari Cr dengan H1 dan Cr dengan H2. Atom Cr mengalami hibridisasi spdf dengan masing-masing 43,72% karakter s, 0,89% karakter p, 55,38% karakter d dan 0,01% karakter f. Atom H mengalami hibridisasi sp dengan 99,85% karakter s dan 0,15% karakter p. Jumlah elektron pada posisi spin α adalah 15 dengan 9 pada elektron inti (core), 2 elektron ikatan dan 4 pasangan elektron tunggal. Elektron α ini bermuatan -2. Elektron spin β memiliki 2 buah orbital ikatan dengan jumlah elektron total pada posisi spin β adalah 11 dengan 9 pada elektron inti dan 2 elektron ikatan serta memiliki muatan +2 (Lihat Tabel 4.5). 37

5 Gambar 4.1 Tingkat energi orbital ikatan molekul CrH 2. Orbital total yang terlokalisasi pada atom adalah elektron inti dengan jumlah 18 masingmasing 9 elektron alpa dan 9 elektron beta. Selain itu terdapat 4 buah pasangan elektron sendiri (tunggal) yang hanya diisi oleh elektron spin α. Jumlah orbital ikatan Cr-H sebanyak empat buah menunjukkan bahwa molekul membentuk ikatan Cr-H dengan baik dan mampu mendisosiasi molekul H 2. Tabel 4.5 Hibridisasi dari orbital ikatan pada CrH 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,31789 (0,99946) BD Cr 1- H 2 0,6412*Cr1s(43,72%)p 0,02 (0,89%)d 1,27 (55,38%)f 0,00 (0,01%) 0,7674*H 2 s(99,85%)p 0,00 (0,15%) -0,31789 (0,99946) BD Cr 1- H 3 0,6412*Cr 1 s(43,72%)p 0,002 (0,89%)d 1,27 (55,38%)f 0,00 (0,01%) 0,7674* H 3 s(99,85%)p 0,00 (0,15%) β -0,31498 (0,99459) BD Cr 1- H 2 0,4662*Cr 1 s(37,45%)p 0,05 (1,69%)d 1,62 (60,84%)f 0,00 (0,02%) 0,8847*H 2 s(99,88%)p 0,00 (0,12%) -0,31498 (0,99459) BD Cr 1- H 3 0,4662*Cr 1 s(37,45%)p 0,05 (1,69%)d 1,62 (60,84%)f 0,00 (0,02%) 0,8847*H 3 s(99,88%)p 0,00 (0,12%) 38

6 4.3.3 CrO 2 Pada molekul CrO 2 terdapat transfer elektron dari atom Cr ke atom O dengan sebanyak 1,32875 yang terdistribusi merata pada kedua atom O. Molekul ini juga memiliki 4 orbital elektron ikatan dengan jumlah elektron sebanyak 8 buah yang masing-masing berpasangan. Gambar 4.2 Tingkat energi orbital ikatan molekul CrO 2. Jumlah elektron inti adalah 11 pasang dengan 4 pasangan elektron ikatan dan 5 pasangan elektron. Terlihat bahwa orbital ikatan yang terbentuk tidak merata. Salah satu atom oksigen menyumbangkan elektron untuk orbital ikatan jauh lebih banyak dari atom oksigen lain. Walaupun jumlah elektron dari kedua atom oksigen sama, tapi sumber orbital molekul tersebut menunjukkan perbedaan. Pasangan elektron bebas banyak disumbangkan dari atom oksigen yang menyumbang elektron ikatan lebih sedikit (lihat Tabel 4.6). 39

7 Tabel 4.6 Hibridisasi dari orbital ikatan pada CrO 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,52552 (1,95420) BD Cr 1- O 2 0,5364*Cr 1 s(2,17%)p 0,18 (0,39%)d 44,92 (97,30%)f 0,07 (0,15%) 0,8440* O 2 s(7,13%)p 13,00 (92,74%)d 0,02 (0,13%) -0,41505 (1,99094) BD Cr 1- O 2 0,4617*Cr 1 s(0,15%)p 5,56 (0,82%)d 99,99 (98,89%)f 1,00 (0,15%) 0,8870* O 2 s(1,99%)p 49,12 (97,95%)d 0,03 (0,06%) -0,36373 (1,99705) BD Cr 1- O 2 0,4788*Cr 1 s(0,00%)p 1,00 (3,02%)d 32,03 (96,84%)f 0,04 (0,13%) 0,8779* O 2 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) -0,52013 (1,94664) BD Cr 1- O 3 0,5322*Cr 1 s(2,12%)p 0,13 (0,28%)d 45,97 (97,46%)f 0,07 (0,15%) 0,8466* O 3 s(7,05%)p 13,17 (92,82%)d 0,02 (0,13%) Cr 2 F 2 Jumlah elektron total molekul ini adalah 66 dimana terdapat transfer elektron dari kedua atom Cr ke atom F yang berjumlah 1,38278 elektron. Jumlah elektron pada spin α adalah 37 dengan muatan -4 yang terdiri dari 20 elektron inti, 3 elektron ikatan dan 14 pasangan elektron tunggal. Jumlah total elektron spin β adalah 29 dengan muatan +4 yang terdiri dari 20 elektron inti, 1 elektron ikatan dan 8 pasangan elektron tunggal. 40

8 Gambar 4.3 Tingkat energi orbital ikatan molekul Cr 2 F 2. Molekul ini memiliki 2 orbital ikatan yang terdegenarasi yang merupakan orbital ikatan antara atom Cr dengan atom F. Orbital ikatan Cr-F memiliki energi jauh lebih rendah dari orbital ikatan Cr-Cr (Lihat Tabel 4.7). Akibat keadaan ini dapat dilihat dari jarak ikatan Cr- Cr yang lebih besar dari jarak ikatan Cr-F. Tabel 4.7 Hibridisasi dari orbital ikatan pada Cr 2 F 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,60994 (0,99924) BD Cr 1- F 2 0,3616*Cr 1 s(19,76%)p 0,01 (0,30%)d 4,03 (79,73%)f 0,01 (0,21%) 0,9323* F 2 s(12,37%)p 7,08 (87,61%)d 0,00 (0,03%) -0,27491 (0,98899) BD Cr 1-Cr 3 0,7071*Cr 1 s(68,88%)p 0,04 (2,71%)d 0,41 (28,41%)f 0,00 (0,00%) 0,7071*Cr 3 s(68,88%)p 0,04 (2,71%)d 0,41 (28,41%)f 0,00 (0,00%) -0,60994 (0,99924) BD Cr 3- F 4 0,3616*Cr 3 s(19,76%)p 0,01 (0,30%)d 4,03 (79,73%)f 0,01 ( 0,21%) 0,9323* F 4 s(12,37%)p 7,08 (87,61%)d 0,00 (0,03%) β -0,23731 (0,98940) BD Cr 1-Cr 3 0,7071*Cr 1 s(81,56%)p 0,07 (5,81%)d 0,15 (12,63%)f 0,00 (0,00%) 0,7071*Cr 3 s(81,56%)p 0,07 (5,81%)d 0,15 (12,63%)f 0,00 (0,00%) 41

9 4.3.5 Cr 2 H 2 Jumlah elektron total molekul ini adalah 50 dimana terdapat transfer elektron dari kedua atom Cr ke atom H sebanyak 0,95778 elektron. Jumlah elektron spin α adalah 26 dengan muatan -1 yang terdiri dari 18 elektron inti, 6 elektron ikatan dan 2 pasangan elektron tunggal. Jumlah elektron spin β adalah 24 dengan muatan +1 dimana terdapat 18 elektron inti, dan 6 elektron ikatan. Gambar 4.4 Tingkat energi orbital ikatan molekul Cr 2 H 2. Pada molekul ini terdapat 4 elektron ikatan antara atom Cr dengan atom H yang masingmasing 2 elektron terdegenerasi dan 8 orbital elektron ikatan atom Cr dengan atom Cr yang lain. Salah satu energi orbital ikatan Cr-Cr merupakan yang paling kecil dan memiliki jumlah orbital ikatan 8 dan energi orbital Cr-H merupakan terendah kedua dan keempat (Lihat Tabel 4.8 dan Gambar 4.4). Keadaan ini mengakibatkan jarak Cr-H yang sedikit lebih pendek dari Cr-Cr. Molekul ini memiliki energi perbentukan yang cukup rendah. 42

10 Tabel 4.8 Hibridisasi dari orbital ikatan pada Cr 2 H 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,23071 (0,99734) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(18,62%)p 0,01 (0,14%)d 4,36 (81,18%)f 0,00 (0,06%) 0,7071*Cr 2 s(18,62%)p 0,01 (0,14%)d 4,36 (81,18%)f 0,00 (0,06%) -0,28489 (0,99999) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(0,00%)p1,00(0,23%)d99,99(99,67%)f 0,40(0,09%) 0,7071*Cr 2 s(0,00%)p1,00(0,23%)d99,99(99,67%)f 0,40(0,09%) -0,32376 (0,96868) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(30,77%)p0,02(0,53%)d2,23(68,64%)f0,00(0,06%) 0,7071*Cr 2 s(30,77%)p0,02(0,53%)d2,23(68,64%)f0,00(0,06%) -0,28006 (0,98958) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(0,05%)p1,02(0,05%)d99,99(99,80%)f1,66(0,09%) 0,7071*Cr 2 s(0,05%)p1,02(0,05%)d99,99(99,80%)f1,66(0,09%) -0,29592 (0,94021) BD Cr 1- H 3 0,5002*Cr 1 s(49,59%)p0,04(2,13%)d0,97(48,26%)f0,00(0,03%) 0,8659* H 3 s(99,88%)p0,00(0,12%) -0,29592 (0,94021) BD Cr 2- H 4 0,5002*Cr 2 s(49,59%)p0,04(2,13%)d0,97(48,26%)f0,00(0,03%) 0,8659* H 4 s(99,88%)p0,00(0,12%) β -0,26475 (0,99875) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(0,00%)p1,00(0,15%)d99,99(99,75%)f0,63(0,10%) 0,7071*Cr 2 s(0,00%)p1,00(0,15%)d99,99(99,75%)f0,63(0,10%) -0,29273 (0,99307) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(0,88%)p0,72(0,64%)d99,99(98,37%)f0,12(0,11%) 0,7071*Cr 2 s(0,88%)p0,72(0,64%)d99,99(98,37%)f0,12(0,11%) -0,16277 (0,99849) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(0,00%)p0,00(0,01%)d1,00(99,96%)f0,00( 0,03%) 0,7071*Cr 2 s(0,00%)p0,00(0,01%)d1,00(99,96%)f0,00( 0,03%) -0,26603 (0,99308) BD Cr 1-Cr 2 0,7071*Cr 1 s(0,07%)p0,85(0,06%)d99,99(99,79%)f1,37(0,09%) 0,7071*Cr 2 s(0,07%)p0,85(0,06%)d99,99(99,79%)f1,37(0,09%) -0,29106 (0,94415) BD Cr 1- H 3 0,4616*Cr 1 s(45,92%)p0,04(2,04%)d1,13(52,00%)f0,00(0,04%) 0,8871* H 3 s(99,89%)p0,00(0,11%) -0,29106 (0,94415) BD Cr 2- H 4 0,4616*Cr 2 s(45,92%)p0,04(2,04%)d1,13(52,00%)f0,00(0,04%) 0,8871* H 4 s(99,89%)p0,00(0,11%) 43

11 4.3.6 Cr 2 O 2 Molekul ini memiliki jumlah elektron total sebanyak 64 dimana terdapat transfer elektron dari kedua atom Cr ke atom O sebanyak 1,5842 elektron. Jumlah elektron α adalah 36 dengan muatan -4 yang terdiri dari 20 elektron inti, 3 elektron ikatan dan 13 pasangan elektron tunggal. Jumlah elektron β adalah 28 dengan muatan +4 yang terdiri dari 20 elektron inti, 6 elektron ikatan, dan 2 pasangan elektron tunggal. Gambar 4.5 Tingkat energi orbital ikatan molekul Cr 2 O 2. Pada orbital tersebut menunjukkan jumlah orbital ikatan Cr-O yang jauh lebih banyak dari pada orbital ikatan Cr-Cr. Jumlah orbital ikatan Cr-O adalah 8 sedangkan orbital ikatan Cr- Cr hanya 1 akibatnya dapat dilihat pada jarak ikatan antara Cr-Cr yang lebih panjang dari pada jarak ikatan Cr-O. 44

12 Tabel 4.9 Hibridsasi dari orbital ikatan pada Cr 2 O 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,39333 (0,97865) BD O 1-Cr 2 0,7883* O 1 s(1,99%)p 49,32 (97,94%)d 0,04 (0,08%) 0,6152*Cr 2 s(13,13%)p 0,09 (1,18%)d 6,52 (85,62%)f 0,01 (0,07%) -0,27415 (0,73105) BD Cr 2-Cr 3 0,7071*Cr 2 s(51,75%)p 0,11 (5,95%)d 0,82 (42,28%)f 0,00 (0,02%) 0,7071*Cr 3 s(51,75%)p 0,11 (5,95%)d 0,82 (42,28%)f 0,00 (0,02%) -0,39333 (0,97865) BD Cr 3- O 4 0,6152*Cr 3 s(13,13%)p 0,09 (1,18%)d 6,52 (85,62%)f 0,01 (0,07%) 0,7883* O 4 s(1,99%)p 49,32 (97,94%)d 0,04 (0,08%) β -0,32854 (0,99981) BD O 1-Cr 2 0,9249* O 1 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) 0,3802*Cr 2 s(0,00%)p 1,00 (1,12%)d 87,82 (98,68%)f 0,17 (0,19%) -0,36246 (0,99872) BD O 1-Cr 2 0,9212* O 1 s(0,62%)p 99,99 (99,33%)d 0,07 (0,05%) 0,3891*Cr 2 s(0,11%)p 3,68 (0,42%)d 99,99 (99,30%)f 1,56 (0,18%) -0,56601 (0,99800) BD O 1-Cr 2 0,8826* O 1 s(11,84%)p 7,44 ( 88,06%)d 0,01 ( 0,10%) 0,4700*Cr 2 s(5,14%)p 0,15 (0,79%)d 18,29 (93,94%)f 0,03 (0,13%) -0,32854 (0,99981) BD Cr 3- O 4 0,3802*Cr 3 s(0,00%)p 1,00 (1,12%)d 87,82 (98,68%)f 0,17 (0,19%) 0,9249* O 4 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) -0,36246 (0,99872) BD Cr 3- O 4 0,3891*Cr 3 s(0,11%)p 3,68 (0,42%)d 99,99 (99,30%)f 1,56 (0,18%) 0,9212* O 4 s(0,62%)p 99,99 (99,33%)d 0,07 (0,05%) -0,56601 (0,99800) BD Cr 3- O 4 0,4700*Cr 3 s(5,14%)p 0,15 (0,79%)d 18,29 (93,94%)f 0,03 (0,13%) 0,8826* O 4 s(11,84%)p 7,44 (88,06%)d 0,01 (0,10%) 45

13 4.4 Reaksi Mangan Reaksi pembentukan Mn 2 dari hasil perhitungan dengan metode B3LYP adalah 4,26204 ev dengan r e =2,30916 Ǻ. Nilai jarak hasil perhitungan tersebut masih memenuhi syarat data eksperimen. Karena pada data eksperimen yang ditunjukkan oleh Gutsev dan Bauschlicher (2003) menyatakan bahwa Mn 2 dalam lingkungan matriks inert (Argon atau Kripton) yang diukur dengan Electron-Spin-Resonance (ESR) dan Optical Spectroscopy menghasilkan lebar error yang besar sehingga Morse menawarkan bahwa energi pembentukan Mn 2 0,8 ev dengan jarak 3,4 Å. Tapi pada energi pembentukan menunjukkan hasil perhitungan yang tidak cocok dengan data eksperimen. Hasil perhitungan dengan B3LYP (lihat Tabel 4.10) menunjukkan bahwa reaksi yang baik terjadi pada pembentukkan MnF 2, MnH 2, Mn 2 F 2, Mn 2 H 2, dan Mn 2 O 2. Logam mangan (Mn) tidak bereaksi dengan baik dengan gas N 2 dan O 2 sedangkan dimer mangan (Mn 2 ) tidak bereaksi dengan baik dengan gas N 2. Tabel 4.10 Reaksi logam mangan dengan gas F 2, H 2, N 2, dan O 2 serta energi pembentukan. Reaksi ΔE (a.u.) Mn + F 2 MnF 2-0,41048 Mn + H 2 MnH 2-0,01599 Mn + N 2 MnN 2 - Mn + O 2 MnO 2 - Mn 2 + F 2 Mn 2 F 2-0,23237 Mn 2 + H 2 Mn 2 H 2-0,77563 Mn 2 + N 2 Mn 2 N 2 - Mn 2 + O 2 Mn 2 O 2-0,29862 Tidak memiliki kestabilan produk. 46

14 Tabel 4.11 Data jarak (r e ), sudut, sudut dihedral dan frekuensi (ω e ) dari molekul mangan. Molekul r e (Ǻ) sudut (sudut) dihedral (sudut) ω e (cm -1 ) MnF 2 1, ,98-791,74;107,93;628,30 MnH 2 1, , ,68;324,49;1672,77 Mn 2 2, ,9056 Mn 2 F 2 2,14847;1, ,811 89, ,19;739,04;71,00;141, 02;115,9;337,46 Mn 2 H 2 2,17165;1, ,83 0,0 1775,23;1758,62;532,5;4 74,06;319,43; Mn 2 O 2 2,27587;1, ,62 0,0 1009,19;1013,06;123,22; 104,39;309,15; jarak MnMn, dan jarak MnX. 4.5 Analisis NBO dari Hasil Reaksi Mangan MnF 2 Pada molekul ini terdapat transfer elektron dari atom Mn ke atom F sebesar 1,52048 secara merata. Tranfer elektron ini mengakibatkan terdapatnya muatan parsial molekul pada masing-masing atom F yaitu sebesar -0, Muatan total dari molekul ini adalah nol. Transfer elektron ini terjadi karena sifat atom F yang kuat menarik elektron untuk menstabilkan konfigurasi elektron atom F. Atom F menarik awan elektron dari orbital s dan p pada kulit N dan M dari atom Mn. Molekul ini cukup stabil berdasarkan dari besarnya energi pembentukan dan transfer elektron. 47

15 Tabel 4.12 Konfigurasi elektron reaktan dan produk dari reaksi pembentukan MnF 2. Reaktan Mn 1 [core]4s 1,00 3d 5,00 4p 1,00 F 2 [core]2s 1,95 2p 5,04 F 3 [core]2s 1,95 2p 5,04 Produk Mn 1 [core]4s 0,32 3d 5,13 4p 0,02 4d 0,01 F 2 [core]2s 1,97 2p 5,78 F 3 [core]2s 1,97 2p 5, MnH 2 Pada molekul ini, transfer elektron terjadi dari atom Mn ke atom H adalah 1,18869 yang tersebar secara merata ke kedua atom H. Molekul ini memiliki orbital ikatan sebanyak 2 yaitu orbital ikatan elektron spin α dan β. Elektron spin α total dari atom Mn dan H2 berjumlah 15,22625 dengan muatan -2,22625 dan elektron spin α sebanyak 0,77374 berasal dari atom H3 dengan muatan -0,27374 yang disumbangkan dalam bentuk orbital pasangan elektron tunggal. Elektron inti berjumlah 9 dengan 1 elektron ikatan dan 6 elektron pasangan tunggal. Gambar 4.6 Tingkat energi orbital ikatan molekul MnH 2. Elektron dengan spin β berjumlah 11 dengan 9 elektron inti, 1 elektron ikatan dan 1 pasangan elektron tunggal. Probabilitas elektron spin β dari atom Mn dan H2 berjumlah 10,17939 dengan muatan 2,82061 dan elektron spin β dari H3 berjumlah 0,82060 dengan muatan -0, Dari data pada Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa atom Mn hanya berikatan dengan salah satu atom hidrogen yaitu H2. Atom H3 tidak menyumbangkan orbital ikatan dan hanya menyumbangkan elektron spin β pada orbital pasangan tunggal. 48

16 Tabel 4.13 Hibridisasi dari orbital ikatan pada MnH 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,34029 (0,99733) BD Mn 1- H 2 0,5323*Mn 1 s(87,89%)p 0,03 (2,80%)d 0,11 (9,31%)f 0,00 (0,00%) 0,8466* H 2 s(99,78%)p 0,00 (0,22%) β -0,33207 (0,99774) BD Mn 1- H 2 0,4624*Mn 1 s(54,17%)p 0,05 (2,53%)d 0,80 (43,30%)f 0,00 (0,01%) 0,8866* H 2 s(99,76%)p 0,00 (0,24%) Mn 2 F 2 Jumlah elektron total dari molekul ini adalah 68, dimana terdapat transfer elektron dari kedua atom Mn ke atom F sebesar 1,37602 elektron. Orbital elektron spin α ini berjumlah 37 yang bermuatan -3 dengan 20 elektron inti, 1 elektron ikatan dan 16 elektron pasangan tunggal. Jumlah total elektron β ini adalah 31 dengan muatan +3 yang terdiri dari 20 elektron inti, 5 elektron ikatan dan 6 pasangan elektron tunggal. Gambar 4.7 Tingkat energi orbital ikatan molekul Mn 2 F 2. Berdasarkan data orbital ikatan pada Tabel 4.14, kedua orbital ikatan Mn-F mengalami degenerasi dan mempunyai energi orbital ikatan yang paling rendah. Sangat jelas ikatan Mn- 49

17 F cukup kuat bila dibandingkan dengan ikatan Mn-Mn, terlihat dari jarak ikatan Mn-Mn yang lebih besar dari ikatan Mn-F. Tabel 4.14 Hibridisasi dari orbital ikatan pada MnH 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,31355 (0,99531) BD Mn 1-Mn 3 0,7071*Mn 1 s(5,88%)p 0,25 (1,47%)d 15,77 (92,65%)f 0,00 (0,01%) 0,7071*Mn 3 s(5,88%)p 0,25 (1,47%)d 15,77 (92,65%)f 0,00 (0,01%) β -0,66464 (0,99238) BD Mn 1- F 2 0,3148*Mn 1 s(17,30%)p 0,09 (1,49%)d 4,68 (80,89%)f 0,02 (0,31%) 0,9492* F 2 s(17,76%)p 4,63 (82,21%)d 0,00 ( 0,03%) -0,23279 (0,94479) BD Mn 1-Mn 3 0,7071*Mn 1 s(35,15%)p 0,02 (0,84%)d 1,82 (63,98%)f 0,00 (0,03%) 0,7071*Mn 3 s(35,15%)p 0,02 (0,84%)d 1,82 (63,98%)f 0,00 (0,03%) -0,19092 (0,80418) BD Mn 1-Mn 3 0,7071*Mn 1 s(0,90%)p 5,75 (5,15%)d 99,99 (93,87%)f 0,10 (0,09%) 0,7071*Mn 3 s(0,90%)p 5,75 (5,15%)d 99,99 (93,87%)f 0,10 (0,09%) -0,26041 (0,90020) BD Mn 1-Mn 3 0,7071*Mn 1 s(31,07%)p 0,17 (5,38%)d 2,04 (63,52%)f 0,00 (0,03%) 0,7071*Mn 3 s(31,07%)p 0,17 (5,38%)d 2,04 (63,52%)f 0,00 (0,03%) -0,66464 (0,99238) BD Mn 3- F 4 0,3148*Mn 3 s(17,30%)p 0,09 (1,49%)d 4,68 (80,89%)f 0,02 (0,31%) 0,9492* F 4 s(17,76%)p 4,63 (82,21%)d 0,00 (0,03%) Mn 2 H 2 Jumlah total elektron pada molekul Mn 2 H 2 adalah 52 dimana terdapat transfer elektron dari atom Mn ke atom H sebanyak 0,35616 elektron. Total elektron pada orbital ini adalah 29 dengan muatan -3 dimana terdapat 18 elektron inti, 3 elektron ikatan dan 8 elektron pasangan tunggal. Jumlah elektron total dari orbital β ini adalah 23 dengan muatan +3 dimana jumlah elektron inti adalah 18 dan 5 elektron ikatan. 50

18 Gambar 4.8 Tingkat energi orbital ikatan molekul Mn 2 H 2. Data orbital ikatan pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dua orbital ikatan Mn-H memiliki energi ikatan yang paling rendah dan mengalami degenerasi. Sehingga terbukti dari jarak ikatan Mn-H yang lebih kecil dari jarak ikatan Mn-Mn. Pada orbital ini masih terdapat orbital ikatan atom H-H yang menunjukkan adanya ikatan antara atom H-H sehingga reaksi Mn 2 dengan H 2 tidak mengakibat pemutusan ikatan molekul gas H 2. 51

19 Tabel 4.15 Hibridisasi dari orbital ikatan pada Mn 2 H 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,25073 (0,96619) BD Mn 1-Mn 2 0,7071*Mn 1 s(42,80%)p 0,01 (0,26%)d 1,33 (56,94%)f 0,00 (0,00%) 0,7071*Mn 2 s(42,80%)p 0,01 (0,26%)d 1,33 (56,94%)f 0,00 (0,00%) -0,38476 (0,99108) BD Mn 1- H 3 0,5150*Mn 1 s(54,52%)p 0,02 (0,88%)d 0,82 (44,58%)f 0,00 (0,02%) 0,8572* H 3 s(99,82%)p 0,00 ( 0,18%) -0,38476 (0,99108) BD Mn 2- H 4 0,5150*Mn 2 s(54,52%)p 0,02 (0,88%)d 0,82 (44,58%)f 0,00 (0,02%) 0,8572* H 4 s(99,82%)p 0,00 (0,18%) β -0,15041 (1,00000) BD Mn 1-Mn 2 0,7071*Mn 1 s(0,00%)p 1,00 (5,04%)d 18,85 (94,95%)f 0,00 (0,01%) 0,7071*Mn 2 s(0,00%)p 1,00 (5,04%)d 18,85 (94,95%)f 0,00 (0,01%) -0,21369 (0,99997) BD Mn 1-Mn 2 0,7071*Mn 1 s(34,77%)p 0,02 (0,68%)d 1,86 (64,55%)f 0,00 (0,00%) 0,7071*Mn 2 s(34,77%)p 0,02 (0,68%)d 1,86 (64,55%)f 0,00 (0,00%) -0,11277 (0,99985) BD Mn 1-Mn 2 0,7071*Mn 1 s(0,00%)p 1,00 (0,05%)d 99,99 (99,95%)f 0,01 (0,00%) 0,7071*Mn 2 s(0,00%)p 1,00 (0,05%)d 99,99 (99,95%)f 0,01 (0,00%) -0,22063 (0,98276) BD Mn 1-Mn 2 0,7071*Mn 1 s(41,89%)p 0,10 (4,35%)d 1,28 (53,75%)f 0,00 (0,00%) 0,7071*Mn 2 s(41,89%)p 0,10 (4,35%)d 1,28 (53,75%)f 0,00 (0,00%) -0,22532 (0,85936) BD H 3- H 4 0,7071* H 3 s( 99,91%)p 0,00 ( 0,09%) 0,7071* H 4 s( 99,91%)p 0,00 ( 0,09%) Mn 2 O 2 Jumlah elektron total molekul ini adalah 66 dimana terdapat transfer elektron dari kedua atom Mn ke atom O sebesar 1, Orbital elektron α ini berjumlah 36 dengan muatan -3 dimana terdapat 20 elektron inti, 4 elektron ikatan dan 12 elektron pasangan tunggal. Jumlah elektron pada orbital β ini adalah 30 dengan muatan +3 yang terdiri dari 20 elektron inti, 6 elektron ikatan dan 4 elektron pasangan tunggal. 52

20 Gambar 4.9 Tingkat energi orbital ikatan molekul Mn 2 O 2. Pada molekul ini, terdapat jumlah 8 orbital ikatan Mn-O yang masing-masing 2 orbital mengalami degenerasi dan memiliki energi orbital ikatan paling rendah (Lihat Tabel 4.16). Orbital ikatan Mn-Mn hanya sebuah, sehingga dapat diketahui bahwa jarak ikatan Mn-O lebih kecil dari pada ikatan Mn-Mn. Selain itu juga terdapat orbital ikatan O-O dan orbital anti ikatan O-O tapi probabilitas elektron orbital ikatan O-O lebih kecil dari orbital anti ikatan O-O. Ini menunjukkan bahwa tidak ada sama sekali ikatan O-O pada molekul Mn 2 O 2. 53

21 Tabel 4.16 Hibridisasi dari orbital ikatan pada Mn 2 O 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,49519 (0,98245) BD O 1-Mn 2 0,7768* O 1 s(4,60%)p 20,71 (95,27%)d 0,03 (0,12%) 0,6297*Mn 2 s(10,96%)p 0,08 (0,91%)d 8,04 (88,07%)f 0,01 (0,06%) -0,27915 (0,87717) BD*O 1- O 4 0,7071* O 1 s(0,28%)p 99,99 (99,68%)d 0,13 (0,04%) 0,7071* O 4 s(0,28%)p 99,99 (99,68%)d 0,13 (0,04%) -0,31842 (0,93946) BD Mn 2-Mn 3 0,7071*Mn 2 s(74,41%)p 0,08 (5,72%)d 0,27 (19,85%)f 0,00 (0,01%) 0,7071*Mn 3 s(74,41%)p 0,08 (5,72%)d 0,27 (19,85%)f 0,00 (0,01%) -0,49519 (0,98245) BD Mn 3- O 4 0,6297*Mn 3 s(10,96%)p 0,08 (0,91%)d 8,04 (88,07%)f 0,01 (0,06%) 0,7768* O 4 s(4,60%)p 20,71 (95,27%)d 0,03 (0,12%) β -0,33693 (0,99974) BD O 1-Mn 2 0,9098* O 1 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) 0,4151*Mn 2 s(0,00%)p 1,00 (1,05%)d 93,80 (98,81%)f 0,13 (0,14%) -0,59088 (0,99816) BD O 1-Mn 2 0,8680* O 1 s(11,47%)p 7,71 (88,42%)d 0,01 (0,11%) 0,4966*Mn 2 s(4,82%)p 0,10 (0,49%)d 19,64 (94,59%)f 0,02 (0,10%) -0,35846 (0,99691) BD O 1-Mn 2 0,9091* O 1 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) 0,4167*Mn 2 s(0,22%)p 1,84 (0,41%)d 99,99 (99,25%)f 0,57 (0,13%) -0,33693 (0,99974) BD Mn 3- O 4 0,4151*Mn 3 s(0,00%)p 1,00 (1,05%)d 93,80 (98,81%)f 0,13 (0,14%) 0,9098* O 4 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) -0,59088 (0,99816) BD Mn 3- O 4 0,4966*Mn 3 s(4,82%)p 0,10 (0,49%)d 19,64 (94,59%)f 0,02 (0,10%) 0,8680* O 4 s(11,47%)p 7,71 (88,42%)d 0,01 (0,11%) -0,35846 (0,99691) BD Mn 3- O 4 0,4167*Mn 3 s(0,22%)p 1,84 (0,41%)d 99,99 (99,25%)f 0,57 (0,13%) 0,9091* O 4 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) 54

22 4.6 Reaksi Besi Reaksi pembentukan Fe 2 dari atom-atomnya dengan menggunakan metode perhitungan B3LYP diperoleh sebesar 1,95880 ev. Jarak ikatan molekul Fe 2 ini adalah 1,89838 Ǻ dengan frekuensi sebesar 426,16 cm -1. Hasil eksperimen yang ditunjukan oleh Gutsev dan Bauschlicher (2003) menunjukan perbedaan yang tidak terlalu besar pada jarak ikatan Fe 2 yaitu 2,02 ± 0,02 Å dan energi reaksi pembentukan adalah sebesar 1,15 ± 0,09 ev. Tabel 4.17 Reaksi logam Besi dengan gas F 2, H 2, N 2, dan O 2 serta energi pembentukan. Reaksi ΔE (a.u.)i Fe + F 2 FeF 2-0,33652 Fe + H 2 FeH 2 - Fe + N 2 FeN 2-0,57269 Fe + O 2 FeO 2-0,02015 Fe 2 + F 2 Fe 2 F 2-0,60489 Fe 2 + H 2 Fe 2 H 2 - Fe 2 + N 2 Fe 2 N 2-0,23404 Fe 2 + O 2 Fe 2 O 2-0,09921 Tidak memiliki kestabilan produk. Berdasarkan data perhitungan dengan B3LYP menunjukkan kereaktifan reaksi berdasarkan energetika molekul besi. Atom besi (Fe) ataupun dimernya bereaksi dengan molekul gas F 2, N 2, dan O 2 serta tidak stabil bila bereaksi dengan molekul H 2. 55

23 Tabel 4.18 Data jarak (r e ), sudut, sudut dihedral dan frekuensi (ω e ) dari molekul besi. Molekul r e (Ǻ) sudut (sudut) dihedral (sudut) ω e (cm -1 ) FeF 2 1, ,0-817,61;117,72;651,79 FeN 2 1, , ,62;466,37;435,08 FeO 2 1, , ,26;172,49;939,19 Fe 2 1, ,16 Fe 2 F 2 2,2537;1, ,18 180,0 686,45;86,51;48,71 Fe 2 N 2 2,15335;1, ,361-43, ,69;228,73;432,26;4 77,17 Fe 2 O 2 2,11432;1, ,84 0,0 993,99;990,39;113,67;18 7,84;382,28 jarak FeFe, dan jarak FeX. 4.7 Analisis NBO dari Hasil Reaksi Besi FeF 2 Molekul FeF 2 memiliki elektron total 44 dengan transfer elektron sebanyak 1,46716 dari atom Fe secara merata menuju ke kedua atom F. Tranfer elektron ini mengakibatkan terdapatnya muatan parsial molekul pada masing-masing atom F yaitu sebesar -0, Muatan total dari molekul ini adalah nol. Transfer elektron ini terjadi karena sifat atom F yang kuat menarik elektron untuk menstabilkan konfigurasi elektron atom F. Atom F menarik awan elektron dari orbital s dan p pada kulit N dan M dari atom Mn (Lihat Tabel 4.19). Molekul ini cukup stabil berdasarkan dari besarnya energi pembentukan dan transfer elektron. Tabel 4.19 Konfigurasi elektron reaktan dan produk dari reaksi pembentukan FeF 2. Reaktan Fe 1 [core]4s 1,01 3d 6,98 4d 0,01 F 2 [core]2s 1,95 2p 5,04 F 3 [core]2s 1,95 2p 5,04 Produk Fe 1 [core]4s 0,25 3d 6,25 4p 0,02 4d 0,01 F 2 [core]2s 1,97 2p 5,75 F 3 [core]2s 1,97 2p 5,75 56

24 4.7.2 FeN 2 Molekul ini memiliki jumlah elektron total 40 dan terdapat transfer elektron sebanyak 0,45115 dari Fe ke masing-masing atom N secara merata. Orbital elektron spin α tersusun atas 11 elektron inti, 3 elektron ikatan dan 7 orbital pasangan elektron tunggal. Orbital dari elektron spin β terdiri dari elektron inti berjumlah 11, dengan elektron ikatan 4 dan elektron berpasangan 4. Gambar 4.10 Tingkat energi orbital ikatan molekul FeN 2. Orbital ikatan pada molekul ini didominasi oleh orbital ikatan dari atom N-N yang berjumlah 5 buah dan juga memiliki energi yang paling rendah. Sedangkan orbital ikatan Fe-N merupakan orbital ikatan dengan energi yang tinggi. Dari informasi orbital ikatan ini dapat diketahui bahwa reaksi Fe dengan gas N 2 tidak sama sekali mengakibatkan putusnya ikatan N 2. Ikatan antara Fe dengan atom N dari reaksi ini lebih lemah dari ikatan N-N. 57

25 Tabel 4.20 Hibridisasi dari orbital ikatan pada FeN 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -1,14400 (0,99947) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(35,33%)p 1,82 (64,33%)d 0,01 (0,34%) 0,7071* N 2 s(35,33%)p 1,82 (64,33%)d 0,01 (0,34%) -0,43181 (0,99789) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(0,00%)p 1,00 (99,60%)d 0,00 (0,40%) 0,7071* N 2 s(0,00%)p 1,00 (99,60%)d 0,00 (0,40%) -0,46286 (0,96529) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s( 0,12%)p 99,99 ( 99,40%)d 3,98 ( 0,48%) 0,7071* N 2 s( 0,12%)p 99,99 ( 99,40%)d 3,98 ( 0,48%) β -1,10776 (0,99773) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(33,16%)p 2,01 (66,52%)d 0,01 (0,32%) 0,7071* N 2 s(33,16%)p 2,01 (66,52%)d 0,01 (0,32%) -0,43351 (0,97218) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(0,00%)p 1,00 (99,60%)d 0,00 (0,40%) 0,7071* N 2 s(0,00%)p 1,00 (99,60%)d 0,00 (0,40%) -0,37540 (0,91239) BD N 1-Fe 3 0,8469* N 1 s(3,98%)p 24,08 (95,84%)d 0,04 (0,18%) 0,5317*Fe 3 s(18,65%)p 0,03 (0,56%)d 4,33 (80,74%)f 0,00 (0,05%) -0,37543 (0,91240) BD N 2-Fe 3 0,8469* N 2 s(3,98%)p 24,08 (95,84%)d 0,04 (0,18%) 0,5317*Fe 3 s(18,65%)p 0,03 (0,56%)d 4,33 (80,74%)f 0,00 (0,05%) FeO 2 Molekul ini memiliki jumlah elektron 42 dimana terdapat transfer elektron dari atom Fe sebanyak 1,10165 ke masing-masing atom O secara merata. Molekul ini disusun oleh sejumlah elektron spin α dan spin β dimana elektron spin α memiliki elektron inti 11 dengan elektron ikatan 2 dan pasangan elektron tunggal 9. Jumlah elektron total pada posisi spin α sebanyak 22 dengan muatan -1. Jumlah elektron spin β total adalah 20 dengan muatan +1, dimana jumlah elektron inti 11 dengan 3 elektron merupakan elektron ikatan dan elektron pasangan tunggal 6. 58

26 Gambar 4.11 Tingkat energi orbital ikatan molekul FeO 2. Molekul ini memiliki orbital ikatan Fe-O sebanyak 5 buah dimana dua pasang dari orbital tersebut mengalami terdegenerasi (Lihat Gambar 4.11 dan Tabel 4.21). Tabel 4.21 Hibridisasi dari orbital ikatan pada FeO 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,55190 (0,97490) BD ( 1) O 1-Fe 2 0,8817* O 1 s(7,09%)p 13,10 (92,84%)d 0,01 (0,07%) 0,4718*Fe 2 s(14,37%)p 0,02 (0,33%)d 5,92 (85,12%)f 0,01 (0,18%) -0,55190 (0,97490) BD Fe 2- O 3 0,4718*Fe 2 s(14,37%)p 0,02 (0,33%)d 5,92 (85,12%)f 0,01 (0,18%) 0,8817* O 3 s(7,09%)p 13,10 (92,84%)d 0,01 (0,07%) β -0,48858 (0,94500) BD O 1-Fe 2 0,8798* O 1 s(5,30%)p 17,84 (94,62%)d 0,01 (0,08%) 0,4754*Fe 2 s(30,85%)p 0,08 (2,53%)d 2,15 (66,25%)f 0,01 (0,37%) -0,48858 (0,94500) BD Fe 2- O 3 0,4754*Fe 2 s(30,85%)p 0,08 (2,53%)d 2,15 (66,25%)f 0,01 (0,37%) 0,8798* O 3 s(5,30%)p 17,84 (94,62%)d 0,01 (0,08%) -0,37146 (0,99864) BD Fe 2- O 3 0,4727*Fe 2 s(0,00%)p 1,00 (2,22%)d 44,06 (97,71%)f 0,03 (0,08%) 0,8812* O 3 s(0,00%)p 1,00 (99,95%)d 0,00 (0,05%) 59

27 4.7.4 Fe 2 F 2 Molekul Fe 2 F 2 memiliki jumlah elektron sebanyak 70 dimana pada molekul ini terjadi transfer elektron dari kedua atom Fe ke atom F sebesar 1,53732 secara merata ke kedua atom tersebut. Orbital α terdiri dari 20 elektron inti, 1 orbital elektron ikatan dan 18 elektron pasangan tunggal. Maka total elektron pada spin α sebanyak 39 dengan muatan -4. Jumlah elektron spin β adalah 31 dengan muatan +4 dimana terdapat elektron inti sebanyak 20, 5 elektron ikatan dan 6 pasangan elektron tunggal. Gambar 4.12 Tingkat energi orbital ikatan molekul Fe 2 F 2. Orbital ikatan yang dibentuk sebanyak 4 buah merupakan orbital ikatan Fe-Fe dan juga terdapat 2 buah orbital ikatan Fe-F. Orbital ikatan Fe-F ini mengalami degenerasi dan memiliki energi ikatan yang paling rendah. Maka hasilnya adalah jarak ikatan Fe-F jauh lebih kecil dari ikatan Fe-Fe. 60

28 Tabel 4.22 Hibridisasi dari orbital ikatan pada Fe 2 F 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,31652 (0,98185) BD Fe 1-Fe 3 0,7071*Fe 1 s(91,03%)p 0,05 (4,86%)d 0,05 (4,10%)f 0,00 (0,00%) 0,7071*Fe 3 s(91,03%)p 0,05 (4,86%)d 0,05 (4,10%)f 0,00 (0,00%) β -0,59160 (0,99884) BD Fe 1- F 2 0,3239*Fe 1 s(11,25%)p 0,06 (0,65%)d 7,82 (87,96%)f 0,01 (0,14%) 0,9461* F 2 s(12,59%)p 6,94 (87,39%)d 0,00 (0,02%) -0,22491 (0,97779) BD Fe 1-Fe 3 0,7071*Fe 1 s(0,00%)p 1,00 (0,27%)d 99,99 (99,73%)f 0,00 (0,00%) 0,7071*Fe 3 s(0,00%)p 1,00 (0,27%)d 99,99 (99,73%)f 0,00 (0,00%) -0,25020 (0,97574) BD Fe 1-Fe 3 0,7071*Fe 1 s(0,00%)p 1,00 (3,16%)d 30,67 (96,84%)f 0,00 (0,01%) 0,7071*Fe 3 s(0,00%)p 1,00 (3,16%)d 30,67 (96,84%)f 0,00 (0,01%) -0,29042 (0,97398) BD Fe 1-Fe 3 0,7071*Fe 1 s(49,56%)p 0,09 (4,37%)d 0,93 (46,06%)f 0,00 (0,01%) 0,7071*Fe 3 s(49,56%)p 0,09 (4,37%)d 0,93 (46,06%)f 0,00 (0,01%) -0,59160 (0,99884) BD Fe 3- F 4 0,3239*Fe 3 s(11,25%)p 0,06 (0,65%)d 7,82 (87,96%)f 0,01 (0,14%) 0,9461* F 4 s(12,59%)p 6,94 (87,39%)d 0,00 (0,02%) Fe 2 N 2 Jumlah elektron dari molekul ini adalah 66 dengan transfer elektron yang disumbangkan kedua atom Fe ke atom Nitrogen adalah 0, Jumlah elektron spin α adalah 36 dengan muatan -3, dimana jumlah elektron inti 20, 4 elektron ikatan dan 12 pasangan elektron tunggal. Elektron β ini berjumlah 30 dengan muatan +3 dimana 20 merupakan elektron inti, 8 elektron ikatan dan 2 pasangan elektron tunggal. 61

29 Gambar 4.13 Tingkat energi orbital ikatan molekul Fe 2 N 2. Molekul ini memiliki orbital ikatan N-N sebanyak 4, orbital ikatan Fe-Fe 4 buah, dan 4 orbital ikatan Fe-N. Berdasarkan urutan kestabilan (energi orbital ikatan) ikatan N-N memiliki ikatan yang paling kuat diikuti oleh ikatan Fe-N kemudian ikatan Fe-Fe. Keadaan ini dapat dibandingkan dengan jarak ikatan yang dimiliki oleh molekul ini dimana jarak ikatan N-N lebih kecil dari jarak ikatan Fe-N dan lebih kecil dari jarak ikatan Fe-Fe. r < r < r N N Fe N Fe Fe 62

30 Tabel 4.23 Hibridisasi dari orbital ikatan pada Fe 2 N 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -1,00826 (0,99894) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(27,37%)p 2,64 (72,25%)d 0,01 (0,38%) 0,7071* N 2 s(27,37%)p 2,64 (72,25%)d 0,01 (0,38%) -0,48672 (0,99385) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(5,49%)p 17,13 (94,08%)d 0,08 (0,43%) 0,7071* N 2 s(5,49%)p 17,13 (94,08%)d 0,08 (0,43%) -0,41867 (0,96576) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(0,00%)p 1,00 (99,57%)d 0,00 (0,43%) 0,7071* N 2 s(0,00%)p 1,00 (99,57%)d 0,00 (0,43%) -0,24526 (0,96060) BD Fe 3-Fe 4 0,7100*Fe 3 s(96,71%)p 0,02 (2,32%)d 0,01 (0,97%)f 0,00 (0,00%) 0,7042*Fe 4 s(96,68%)p 0,02 (2,34%)d 0,01 (0,97%)f 0,00 (0,00%) β -1,00909 (0,99697) BD N 1- N 2 0,7071* N 1 s(29,05%)p 2,43 (70,64%)d 0,01 (0,31%) 0,7071* N 2 s(29,05%)p 2,43 (70,64%)d 0,01 (0,31%) -0,35780 (0,89731) BD N 1-Fe 3 0,8687* N 1 s(2,97%)p 32,58 (96,87%)d 0,05 (0,15%) 0,4954*Fe 3 s(17,59%)p 0,08 (1,44%)d 4,60 (80,93%)f 0,00 (0,05%) -0,35870 (0,89911) BD N 1-Fe 4 0,8717* N 1 s(3,08%)p 31,40 (96,76%)d 0,05 (0,15%) 0,4900*Fe 4 s(17,85%)p 0,08 (1,46%)d 4,52 (80,65%)f 0,00 (0,05%) -0,35785 (0,89732) BD N 2-Fe 3 0,8687* N 2 s(2,97%)p 32,58 (96,87%)d 0,05 (0,15%) 0,4954*Fe 3 s(17,59%)p 0,08 (1,44%)d 4,60 (80,92%)f 0,00 (0,05%) -0,35874 (0,89912) BD N 2-Fe 4 0,8717* N 2 s(3,08%)p 31,40 (96,76%)d 0,05 (0,15%) 0,4900*Fe 4 s(17,85%)p 0,08 (1,45%)d 4,52 (80,64%)f 0,00 (0,05%) -0,20179 (0,99594) BD Fe 3-Fe 4 0,6951*Fe 3 s(0,37%)p 0,55 (0,20%)d 99,9 9(99,43%)f 0,01 (0,00%) 0,7189*Fe 4 s(0,45%)p 0,46 (0,21%)d 99,99 ( 99,33%)f 0,01 (0,00%) -0,24924 (0,95858) BD Fe 3-Fe 4 0,7143*Fe 3 s(11,41%)p 0,10 (1,12%)d 7,67 (87,47%)f 0,00 (0,00%) 0,6998*Fe 4 s(11,28%)p 0,10 (1,14%)d 7,76 (87,57%)f 0,00 (0,00%) -0,21649 (0,98399) BD Fe 3-Fe 4 0,7020*Fe 3 s(51,08%)p 0,02 (1,24%)d 0,93 (47,67%)f 0,00 (0,01%) 0,7122*Fe 4 s(50,57%)p 0,02 (1,23%)d 0,95 (48,19%)f 0,00 (0,01%) 63

31 4.7.6 Fe 2 O 2 Molekul Fe 2 O 2 ini memiliki jumlah elektron total 68 dimana sebanyak 1,32716 elektron ditransfer dari dua atom Fe ke atom oksigen. Jumlah elektron spin α total adalah 37 yang bermuatan -3 dimana terdiri dari 20 elektron inti, 3 elektron ikatan dan 14 elektron pasangan sendiri. Jumlah elektron spin β adalah 31 dengan muatan +3 dimana terdapat 20 elektron inti, 7 elektron ikatan dan4 pasangan elektron tunggal. Gambar 4.14 Tingkat energi orbital ikatan molekul Fe 2 O 2. Molekul ini disusun oleh orbital ikatan yang terdiri dari 8 orbital ikatan Fe-O dan 2 orbital ikatan Fe-Fe. Orbital ikatan Fe-O memiliki ikatan yang lebih kuat dapat diperoleh dari energi orbital ikatan Fe-O yang lebih rendah dari energi orbital ikatan Fe-Fe. 64

32 Tabel 4.24 Hibridisasi dari orbital ikatan pada Fe 2 O 2. Spin Energi(eV) Hibridisasi α -0,50868 (0,96491) BD O 1-Fe 2 0,7553* O 1 s(4,46%)p 21,41 ( 95,42%)d 0,03 ( 0,12%) 0,6554*Fe 2 s(21,51%)p 0,04 (0,81%)d 3,61 (77,64%)f 0,00 (0,05%) -0,35062 (0,91332) BD Fe 2-Fe 3 0,7071*Fe 2 s(69,95%)p 0,04 (2,79%)d 0,39 (27,24%)f 0,00 (0,01%) 0,7071*Fe 3 s(69,95%)p 0,04 (2,79%)d 0,39 ( 27,24%)f 0,00 (0,01%) -0,50868 (0,96491) BD Fe 3- O 4 0,6554*Fe 3 s(21,51%)p 0,04 (0,81%)d 3,61 (77,64%)f 0,00 (0,05%) 0,7553* O 4 s(4,46%)p 21,41 (95,42%)d 0,03 (0,12%) β -0,32087 (0,99973) BD O 1-Fe 2 0,8567* O 1 s(0,00%)p 1,00 (99,94%)d 0,00 (0,06%) 0,5158*Fe 2 s(0,00%)p 1,00 (0,68%)d 99,99 (99,26%)f 0,09 (0,06%) -0,56310 (0,98716) BD O 1-Fe 2 0,8375* O 1 s(9,44%)p 9,58 (90,44%)d 0,01 (0,12%) 0,5465*Fe 2 s(14,42%)p 0,04 (0,59%)d 5,89 (84,91%)f 0,01 (0,08%) -0,32821 (0,98428) BD O 1-Fe 2 0,8510* O 1 s(0,13%)p 99,9 9( 99,81%)d 0,45 (0,06%) 0,5252*Fe 2 s(0,08%)p 9,47 (0,75%)d 99,99 (99,11%)f 0,74 (0,06%) -0,30935 (0,90722) BD Fe 2-Fe 3 0,7071*Fe 2 s(63,70%)p 0,06 (3,55%)d 0,51 (32,74%)f 0,00 (0,01%) 0,7071*Fe 3 s(63,70%)p 0,06 (3,55%)d 0,51 (32,74%)f 0,00 (0,01%) -0,32087 (0,99973) BD Fe 3- O 4 0,5158*Fe 3 s(0,00%)p 1,00 (0,68%)d 99,99 (99,26%)f 0,09 (0,06%) 0,8567* O 4 s(0,00%)p 1,00 ( 99,94%)d 0,00 (0,06%) -0,56310 (0,98716) BD Fe 3- O 4 0,5465*Fe 3 s(14,42%)p 0,04 (0,59%)d 5,89 (84,91%)f 0,01 (0,08%) 0,8375* O 4 s(9,44%)p 9,58 (90,44%)d 0,01 (0,12%) -0,32821 (0,98428) BD Fe 3- O 4 0,5252*Fe 3 s(0,08%)p 9,47 (0,75%)d 99,99 ( 99,11%)f 0,74 (0,06%) 0,8510* O 4 s(0,13%)p 99,99 (99,81%)d 0,45 (0,06%) 65

REAKSI Cr, Cr 2, Mn, Mn 2, Fe, DAN Fe 2 DENGAN F 2, H 2, N 2, DAN O 2 : KAJIAN TEORI FUNGSIONAL KERAPATAN

REAKSI Cr, Cr 2, Mn, Mn 2, Fe, DAN Fe 2 DENGAN F 2, H 2, N 2, DAN O 2 : KAJIAN TEORI FUNGSIONAL KERAPATAN REAKSI Cr, Cr 2, Mn, Mn 2, Fe, DAN Fe 2 DENGAN F 2, H 2, N 2, DAN O 2 : KAJIAN TEORI FUNGSIONAL KERAPATAN SKRIPSI BERLIN WIJAYA 10500017 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah kimia dasar Oleh : AZKA WAFI EL HAKIM ( NPM : 301014000 ) HELGA RACHEL F ( NPM : 3010140014 ) MUHAMMAD

Lebih terperinci

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI Ikatan Kimia STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI Disusun oleh : Kelompok 11 Penty Cahyani 4301411038 Diyah Ayu Lestari 4301411040 Ifan Shovi 4301411041 Rombel 2 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 A.

Lebih terperinci

BENTUK MOLEKUL. Summary : MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS

BENTUK MOLEKUL. Summary : MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS BENTUK MOLEKUL Summary : MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS Cara menggambarkan bentuk molekul : mengubah rumus molekul menjadi struktur Lewis/formula Lewis Formula Lewis terdiri dari sekumpulan

Lebih terperinci

TEORI ORBITAL MOLEKUL

TEORI ORBITAL MOLEKUL Tugas Kelompok Mata Kuliah Kimia Anorganik TEORI ORBITAL MOLEKUL KELOMPOK V B EZZAR FITRIYANI ANWAR SAID ST. HUMAERAH SYARIF 12B160 12B160 12B16037 PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : Ikatan Kimia Ikatan Kimia : Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : 1. Ikatan ion

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK MOLEKUL

BENTUK-BENTUK MOLEKUL BENTUK-BENTUK MOLEKUL 10. 1. Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Berikut adalah langkah-langkah dalam menggambarkan molekul dengan ikatan tunggal menggunakan struktur Lewis: 1) Letakkan

Lebih terperinci

Mekanika Kuantum. Orbital dan Bilangan Kuantum

Mekanika Kuantum. Orbital dan Bilangan Kuantum Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat periodik serta struktur molekul dan sifat-sifatnya. Menerapkan teori atom mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ISI BAB I 1. Pendahuluan 2. Struktur Atom 3. Elektronegativitas 4. Ikatan Ionik 5. Ikatan Kovalen 6. Struktur Lewis 7. Polaritas Ikatan 8. Sifat-Sifat Senyawa Kovalen TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN I. Total. Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif Menerapkan Menganalisa (C4) 15 3,6,9,11,21 4,12,18,26 5,19,20,25

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN I. Total. Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif Menerapkan Menganalisa (C4) 15 3,6,9,11,21 4,12,18,26 5,19,20,25 ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN I Mata pelajaran Kimia Kelas/Semester XI IPA 1/1 Kisi Butir Soal ClassXI Mudah Sedang Susah C1 C2 and C3 C 4,5,6 Total Presentase 12% 56% 32% 100% Jumlah soal 3 14 8 25 Dimensi

Lebih terperinci

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi Beberapa teori telah dirumuskan untuk menjelaskan ikatan dalam senyawaan koordinasi dan untuk merasionalisasi serta meramalkan sifat-sifatnya: teori ikatan valensi,

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford.

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford. 1 BAB FISIKA ATOM Perkembangan teori atom Model Atom Dalton 1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi-bagi 2. Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah

Lebih terperinci

kimia KONFIGURASI ELEKTRON

kimia KONFIGURASI ELEKTRON K-13 Kelas X kimia KONFIGURASI ELEKTRON Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konfigurasi elektron kulit dan subkulit. 2. Menyelesaikan

Lebih terperinci

STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI

STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 STUDI AB INITIO: STRUKTUR MEMBRAN NATA DE COCO TERSULFONASI Sitti Rahmawati 1, Cynthia Linaya Radiman 2, Muhamad A. Martoprawiro 3 Universitas

Lebih terperinci

! " "! # $ % & ' % &

!  ! # $ % & ' % & Valensi ! " "! # $ % & ' %& # % ( ) # *+## )$,) & -#.. Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl juga memiliki bilangan

Lebih terperinci

Ringkasan BAB 10. Langkah-langkah penulisan struktur lewis untuk molekul dengan ikatan tunggal.

Ringkasan BAB 10. Langkah-langkah penulisan struktur lewis untuk molekul dengan ikatan tunggal. Ringkasan BAB 10 1. Struktur lewis untuk molekul ikatan tunggal Langkah-langkah penulisan struktur lewis untuk molekul dengan ikatan tunggal. Langkah 1, tempatkan atom dari golongan yang lebih kecil ditengah

Lebih terperinci

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul Kimia Fisik III, Struktur Molekul:, Dr. Parsaoran Siahaan, November/Desember 2014, 1 Pokok Bahasan 3 Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul Oleh: Dr. Parsaoran Siahaan Pendahuluan: motivasi/review pokok

Lebih terperinci

Bentuk Molekul. Membuat struktur lewis menggunakan aturan octet, yaitu setiap atom mengisi kulit terluarnya dengan 8 elektron dan 2 untuk hydrogen.

Bentuk Molekul. Membuat struktur lewis menggunakan aturan octet, yaitu setiap atom mengisi kulit terluarnya dengan 8 elektron dan 2 untuk hydrogen. Bentuk Molekul Pada molekul, setiap atom, bonding pair, dan lone pair memiliki posisi masing masing yang ditentukan oleh gaya tarik menarik dan tolak menolak. Langkah pertama dalam memvisualisasikan bentuk

Lebih terperinci

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2 Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk

Lebih terperinci

BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM

BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM CHEMISTRY IS FUN Oleh : Hana Nazelia AfrianI 1 Konfigurasi Elektron dan Bilangan KONFIGURASI ELEKTRON Konfigurasi elektron adalah susunan elektron

Lebih terperinci

TEORI IKATAN VALENSI

TEORI IKATAN VALENSI TEORI IKATAN VALENSI Pembentukan ikatan kovalen dapat dijelaskan menggunakan dua teori yaitu teori ikatan valensi dan teori orbital molekul. Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan kovalen dapat terbentuk

Lebih terperinci

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I STRUKTUR ATOM

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I STRUKTUR ATOM BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I 1. Suatu partikel X memiliki 16 proton, 16 neutron, dan 18 elektron. Partikel tersebut dapat dikategorikan sebagai A. Anion X bermuatan -1

Lebih terperinci

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI Definisi Reduksi Oksidasi menerima elektron melepas elektron Contoh : Mg Mg 2+ + 2e - (Oksidasi ) O 2 + 4e - 2O 2- (Reduksi) Senyawa pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron

Lebih terperinci

Bab 10 Bentuk Bentuk Molekul

Bab 10 Bentuk Bentuk Molekul Bab 10 Bentuk Bentuk Molekul 10.1 Menjelaskan Bentuk-Bentuk Molekul dan Ion Menurut Struktur Lewis Hal pertama yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dari suatu molekul ialah dengan mengubah rumus suatu

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1 1. perhatikan data di bawah ini! 1. NaCl 2. Na 3. KOH 4. Fe 5. NH 3 Unsur ditunjukan oleh nomor... SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1 1 dan 2 2 dan 3 3 dan 5 4 dan

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA

SIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA SIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA 1. Hukum Berkala dan Tabel Berkala SIFAT SIFAT HUKUM BERKALA Sifat - sifat hukum berkala melibatkan sifat yang di kenal sebagai volume atom yang dimana bobot atom suatu

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4 Kimia Unsur. Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada materi Kimia Unsur.

Kegiatan Belajar 4 Kimia Unsur. Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada materi Kimia Unsur. 1 Kegiatan Belajar 4 Kimia Unsur Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada materi Kimia Unsur. Subcapaian pembelajaran: 1. Menjelaskan sifat unsur golongan

Lebih terperinci

MODEL-MODEL IKATAN KIMIA

MODEL-MODEL IKATAN KIMIA MODEL-MODEL IKATAN KIMIA Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia karena akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

Contoh untuk NF 3 F berasal dari golongan VII A, dengan EN 4.0. Maka N sebagai atom pusat

Contoh untuk NF 3 F berasal dari golongan VII A, dengan EN 4.0. Maka N sebagai atom pusat STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL DAN ION Struktur Lewis merupakan langkah awal untuk menentukan bentuk molekul. Struktur Lewis terdiri dari titiktitik yang menggambarkan valensi electron tiap atom yang saling

Lebih terperinci

Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri

Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri Jurnal Gradien Vol.3 No.1 Januari 2007 : 210-214 Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri Charles Banon Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

TUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL

TUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL TUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL ESTER ALNINTA BASA SIAGIAN (21030116140082) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK SEMARANG 2016 A. DASAR TEORI IKATAN VALENSI Ikatan valensi

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR

TES PRESTASI BELAJAR TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : selasa/8 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci

SISTEM PERIODIK UNSUR

SISTEM PERIODIK UNSUR SISTEM PERIODIK UNSUR Ilmu kimia Struktur Sifat Reaksi Energi Materi materi materi sifat unsur sistem klasifikasi unsur sistem periodik unsur SEBELUM TAHUN 1800 Hanya diketahui beberapa logam Tahun 3000

Lebih terperinci

BENTUK MOLEKUL STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL DENGAN IKATAN TUNGGAL

BENTUK MOLEKUL STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL DENGAN IKATAN TUNGGAL BENTUK MOLEKUL MELUKISKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS Untuk menyusun struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dilakukan dengan cara menuliskan simbol titik pada sekeliling atom yang menggambarkan

Lebih terperinci

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK Objektif: Pada Bab ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami, Teori dasar orbital atom dan ikatan kimia organik, Orbital molekul orbital atom dan Hibridisasi orbital

Lebih terperinci

Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan Kuantum Utama (n) Bilangan Kuantum Utama (n) Menyatakan nomer kulit tempat elektron berada atau bilangan ini juga menyatakan ukuran orbital/ jarak/ jari-jari atom. Dinyatakan dengan bilangan bulat positif. Mempunyai dua

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan Hasil dan Pembahasan. Penentuan Model Pendekatan komputasi pada mekanisme raksi yang berlangsung pada suatu sistem reaksi yang melibatkan katalis sering kali melibatkan berbagai asumsi dan penyederhanaan

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

Ikatan Kimia. Linda Windia Sundarti

Ikatan Kimia. Linda Windia Sundarti Ikatan Kimia Aturan ktet Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam golongan gas mulia. Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk gas monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa

Lebih terperinci

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi Komponen Materi Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi Pengamatan ke Arah Pandangan Atomik Materi Konservasi Massa Komposisi Tetap Perbandingan Berganda Teori Atom Dalton Bagaimana Teori Dalton Menjelaskan Hukum

Lebih terperinci

Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL

Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL Kekristalan Zat Padat Zat padat dapat dibedakan menjadi: Kristal yaitu bila atom atau molekul penyusun tersusun dalam bentuk pengulangan kontinu untuk rentang

Lebih terperinci

SISTEM PERIODIK UNSUR

SISTEM PERIODIK UNSUR SISTEM PERIODIK UNSUR Abad 18, baru 51 unsur diketahui (gas mulia belum ditemukan) John Newland (1864) : Penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Di alam ada 109 unsur, bagaimana penyusunan

Lebih terperinci

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya Bab V Ikatan Kimia Sebagian besar unsur yang ada di alam mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi (berikatan) dengan unsur lain. Hal itu dilakukan karena unsur tersebut ingin mencapai kestabilan. Cara

Lebih terperinci

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Tri Retno, MM Disusun oleh : Kelompok 1 1. Angga Oktyashari

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP IKATAN KIMIA Tim Dosen Kimia Dasar FTP Sub pokok bahasan: Konsep Ikatan Kimia Macam-macam ikatan kimia KONSEP IKATAN KIMIA Untuk mencapai kestabilan, atom-atom saling berikatan. Ikatan kimia merupakan

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom STRUKTUR ATOM Perkembangan Teori Atom 400 SM filsuf Yunani Demokritus materi terdiri dari beragam jenis partikel kecil 400 SM dan memiliki sifat dari materi yang ditentukan sifat partikel tersebut Dalton

Lebih terperinci

PB = Psgan elektron bebas Dari BK dan PB atom pusat dpt diramalkan struktur molekul dng teori VSEPR

PB = Psgan elektron bebas Dari BK dan PB atom pusat dpt diramalkan struktur molekul dng teori VSEPR Pasangan elektron valensi mempunyai gaya tolak menolak Pasangan elektron bebas menempati ruang sesuai jenisnya BK = Bilangan Koordinasi = Jumlah atom / substituen yang terikat pada atom pusat PB = Psgan

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Struktur Atom Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Atom tersusun atas partikel apa saja? Partikel-partikel penyusun atom : Partikel Lambang Penemu Muatan Massa 9,11x10-28g

Lebih terperinci

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL BAB 1 KIMIAWI SENYAWA KARBONIL Senyawa karbonil adalah kelompok senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil, C=O, gugus fungsional yang paling penting dalam kimia organik. Senyawa karbonil ada di

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB VI IKATAN KIMIA Sebagian besar partikel materi adalah berupa molekul atau ion. Hanya beberapa partikel materi saja yang berupa atom. 1)

Lebih terperinci

BAB 10. Bentuk-Bentuk Molekul

BAB 10. Bentuk-Bentuk Molekul BAB 10. Bentuk-Bentuk Molekul 10. 1. Menggambarkan ion dan molekul menggunakan struktur Lewis Struktur Lewis ialah struktur dua dimensi yang isinya berupa titik-titik (dots) yang menggambarkan electron-electron.

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

BENTUK MOLEKUL MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS

BENTUK MOLEKUL MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS BENTUK MOLEKUL MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS Langkah pertama untuk memvisualisaikan bentuk molekul adalah merubah rumus molekul menjadi struktur lewis. Struktur lewis mengandung symbol

Lebih terperinci

Teori medan kristal adalah model yang hampir secara menyeluruh menggantikan teori ikatan valensi, pertama kali dimunculkan oleh Hans Bethe pada 1929.

Teori medan kristal adalah model yang hampir secara menyeluruh menggantikan teori ikatan valensi, pertama kali dimunculkan oleh Hans Bethe pada 1929. Teori Medan Kristal Teori medan kristal adalah model yang hampir secara menyeluruh menggantikan teori ikatan valensi, pertama kali dimunculkan oleh Hans Bethe pada 1929. Pada mulanya merupakan model yang

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) Nama Siswa :... Kelas/No :... Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskrisikan kemungkinan terjadinya ikatankimia dengan menggunakan tabel periodik Indikator : Menjelaskan kecenderungan

Lebih terperinci

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur 1. Identifikasi suatu unsur dapat dilakukan melalui pengamatan fisis maupun kimia. Berikut yang bukan merupakan pengamatan kimia adalah. A. perubahan warna B. perubahan

Lebih terperinci

MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION BERDASARKAN STRUKTUR LEWIS

MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION BERDASARKAN STRUKTUR LEWIS MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION BERDASARKAN STRUKTUR LEWIS Langkah awal untuk menggambarkan molekul adalah dengan cara mengkonversikan rumus molekul ke dalam struktur lewis. Ini ditunjukan dengan simbol

Lebih terperinci

Atom netral. Ion bermuatan listrik positif : melepas elektron negatif ; menerima elektron Atom Inti atom o proton o neutron Elektron Contoh:

Atom netral. Ion bermuatan listrik positif : melepas elektron negatif ; menerima elektron Atom Inti atom o proton o neutron Elektron Contoh: Atom netral Ion bermuatan listrik positif : melepas elektron negatif ; menerima elektron Atom Inti atom o proton o neutron Elektron Contoh: 11 23 Na p = 11 e = 11 n = 12 Percobaan Lempeng emas Oleh Rutherford

Lebih terperinci

SOAL TENTANG SISTEM PERIODIK UNSUR DAN JAWABANNYA

SOAL TENTANG SISTEM PERIODIK UNSUR DAN JAWABANNYA SOAL TENTANG SISTEM PERIODIK UNSUR DAN JAWABANNYA 1. Kelompok unsur berikut yang semuanya bersifat logam yaitu.... a. Emas, seng, dan Karbon b. Besi, nikel dan belerang c. Fosfor, oksigen dan tembaga d.

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd IKATAN KIMIA RATNAWATI, S.Pd Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya Menggambarkan susunan elektron

Lebih terperinci

TEORI ATOM. Ramadoni Syahputra

TEORI ATOM. Ramadoni Syahputra TEORI ATOM Ramadoni Syahputra STRUKTUR ATOM Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh filsafat Yunani yaitu Leoclipus dan Democritus, pada abad ke-5 sebelum Masehi. Atom berasal dari kata Yunani:

Lebih terperinci

Bentuk Molekul. Menggambarkan molekul dan ion dengan struktu lewis

Bentuk Molekul. Menggambarkan molekul dan ion dengan struktu lewis Bentuk Molekul Menggambarkan molekul dan ion dengan struktu lewis Langkah pertama menggambarkan seperti apa molekul kelihatannya adalah dengan mengonversi rumus molekul menjadi struktur lewis (atau rumus

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA Isana SYL

IKATAN KIMIA Isana SYL IKATAN KIMIA Isana SYL IKATAN KIMIA Kebahagiaan atom Konfigurasi i elektronik stabil Konfigurasi elektronik gas mulia / gas lamban (Energi ionisasi relatif besar dan afinitas elektron relatif kecil) Ada

Lebih terperinci

kimia REVIEW I TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia REVIEW I TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP kimia K e l a s XI REVIEW I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami teori atom mekanika kuantum dan hubungannya dengan bilangan

Lebih terperinci

Chemical Chemic al Bonding Bonding

Chemical Chemic al Bonding Bonding Chemical Bonding Di alam banyak ditemukan zat baik berupa unsur atau senyawa. Keberadaan zat tersebut sangat ditentukan oleh kestabilan zat itu sendiri. Jika suatu zat stabil maka kita akan menemukannya

Lebih terperinci

Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Membuat Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet

Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Membuat Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Rumus struktur dua dimensi terdiri dari simbol titik elektron yang menggambarkan masing-masing atom dan pasangannya, sepasang ikatan yang

Lebih terperinci

10.1 MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUTUR LEWIS

10.1 MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUTUR LEWIS BENTUK MOLEKUL 10.1 MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUTUR LEWIS Dalam menggambarkan molekul dengan struktur Lewis digunakan aturan oktet. Rumus struktur molekul 2 dimensi terdiri dari elektron yang

Lebih terperinci

STUDI SIFAT KOOPERATIF IKATAN HIDROGEN PADA CH 3 CHO.2H 2 O DAN CH 2 ClCHO.2H 2 O MENGGUNAKAN METODE DFT

STUDI SIFAT KOOPERATIF IKATAN HIDROGEN PADA CH 3 CHO.2H 2 O DAN CH 2 ClCHO.2H 2 O MENGGUNAKAN METODE DFT STUDI SIFAT KOOPERATIF IKATAN HIDROGEN PADA CH 3 CHO.2H 2 O DAN CH 2 ClCHO.2H 2 O MENGGUNAKAN METODE DFT Rahmah Muyassaroh Noor, Yahmin, dan Parlan Universitas Negeri Malang Correspondence Author: rahmah.muyas@gmail.com

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Molekul

Bentuk-bentuk Molekul Bentuk-bentuk Molekul 10.1 Menggambar Ion dan Molekul Menggunakan Struktur Lewis Kita dapat menggunakan struktur lewis untuk melihat bagaimana bentuk molekul dari suatu senyawa kimia. Struktur ini disimbolkan

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI A. PILIHAN GANDA

UJI KOMPETENSI A. PILIHAN GANDA UJI KOMPETENSI A. PILIHAN GANDA 1. percobaan yang mendasari teori atom Bohr adalah a. percobaan tabung pembawa muatan b. percobaan penghamburan sinar c. percobaan tetesan minyak d. percobaan sepectrum

Lebih terperinci

MENGGAMBARKAN ION DAN MOLEKUL MENGGUNAKAN STRUKTUR LEWIS

MENGGAMBARKAN ION DAN MOLEKUL MENGGUNAKAN STRUKTUR LEWIS MENGGAMBARKAN ION DAN MOLEKUL MENGGUNAKAN STRUKTUR LEWIS Langkah pertama dalam menggambar sebuah molekul adalah dengan kengkonversikan rumus molekul ke struktur lewis Menggunakan Hukum Oktet untuk Menulis

Lebih terperinci

kimia Kelas X REVIEW I K-13 A. Hakikat Ilmu Kimia

kimia Kelas X REVIEW I K-13 A. Hakikat Ilmu Kimia K-13 Kelas X kimia REVIEW I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami hakikat ilmu kimia dan metode ilmiah. 2. Memahami teori atom dan

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis

Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet untuk Menggambar Struktur Lewis Untuk mencapai kestabilan seperti gas mulia, setiap atom berusaha memenuhi kaidah octet dengan

Lebih terperinci

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Reaksi Oksidasi-Reduksi Reaksi ksidasireduksi Reaksi yang melibatkan transfer Elektron disebut ksidasireduksi atau Reaksi Redoks ksidasi adalah hilangnya Elektron suatu reaktan Reduksi adalah penangkapan Elektron oleh reaktan

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals 1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Reaktivitas dan Mekanisme, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 2 STRUKTUR ATOM PARTIKEL MATERI Bagian terkecil dari materi disebut partikel. Beberapa pendapat tentang partikel materi :. Menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinyu ( jika suatu materi

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1 SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi kinetik yang tersimpan dalam materi B. Energi kimia dapat dibebaskan

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.

IKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. BAB 3 IKATAN KIMIA Gambar 3.1 Kisi Kristal Senyawa NaCl. Sumber: amparan Dunia Ilmu Time life Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Ikatan Kimia

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA 1. Konsep Reduksi Oksidasi (Redoks) No Reaksi Oksidasi Reaksi Reduksi 1 reaksi penambahan oksigen reaksi pengurangan oksigen 2 peristiwa pelepasan elektron Contoh : Cu Cu

Lebih terperinci

Ze r. sin. Operator Hamiltonian untuk atom polielektron dengan x elektron: (spin-orbit coupling diabaikan): Ze r

Ze r. sin. Operator Hamiltonian untuk atom polielektron dengan x elektron: (spin-orbit coupling diabaikan): Ze r ˆ H E Operator Hamiltonian untuk atom hidrogen: H 1-elektron Operator Hamiltonian untuk atom polielektron dengan x elektron: (spin-orbit coupling diabaikan): H x-elektron Persamaan Schrödinger untuk atom

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 10: BENTUK-BENTUK MOLEKUL

RANGKUMAN BAB 10: BENTUK-BENTUK MOLEKUL 14 Oktober 2012 TUGAS KIMIA ANORGANIK RANGKUMAN BAB 10: BENTUK-BENTUK MOLEKUL Dosen Pengampu: Dr. Istadi Teknik Kimia Universitas Diponegoro 2012 Intan Medinah (21030112130081) BAB 10 BENTUK-BENTUK MOLEKUL

Lebih terperinci

Bentuk Molekul. Menggambarkan molekul dan ion dengan struktur Lewis. Fuad Halim A Senin

Bentuk Molekul. Menggambarkan molekul dan ion dengan struktur Lewis. Fuad Halim A Senin Fuad Halim A 2103112140122 - Senin Bentuk Molekul Menggambarkan molekul dan ion dengan struktur Lewis Langkah awal untuk menggambarkan seperti apa molekul itu, yaitu dengan mengkonversikan rumus molekul

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990

DAFTAR PUSTAKA. 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990 DAFTAR PUSTAKA 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990 2. Drs. Hiskia Achmad, Kimia Unsur dan Radiokimia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2001 3.

Lebih terperinci

Bahasan. Konsep Dasar. Simbol Lewis. 1. Teori Lewis : Ringkasan

Bahasan. Konsep Dasar. Simbol Lewis. 1. Teori Lewis : Ringkasan Bahasan Ikatan Kimia I: Konsep Dasar Irwansyah, M.Si Referensi: General Chemistry Principles and Modern Applications Petrucci arwood erring 8 th Edition Teori Lewis 2 Ikatan Kovalen 3 Ikatan Kovalen Polar

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Senyawa Koordinasi. Kompleks ion dengan pusat d B memiliki empat ligan dengan dengan bentuk persegi planar (B)

Senyawa Koordinasi. Kompleks ion dengan pusat d B memiliki empat ligan dengan dengan bentuk persegi planar (B) Senyawa Koordinasi Aspek umum dari logam transisi adalah pembentukan dari senyawa koordinasi (kompleks). Senyawa koordinasi ini setidaknya memiliki satu ion kompleks yang terdiri dari logam kation yang

Lebih terperinci

Disusun Oeh: Fanji Satria JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Disusun Oeh: Fanji Satria JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Disusun Oeh: Fanji Satria 21030112140051 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Penyusunan struktur Lewis dari suatu atom

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum Dosen Pengampu: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., PhD Disusun oleh kelompok 8:.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 1 KOMPETISI KIMIA NASIONAL 2017

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 1 KOMPETISI KIMIA NASIONAL 2017 1. Nomor atom unsur A, B, C, D, dan E berturut-turut 6, 8, 9, 16, 19. Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah a. A dan D d. D dan C b. C dan E e. A dan B c. B dan E Jawaban : b ikatan ion

Lebih terperinci

Pemindahan elektron sekali lagi membentuk bentuk ion tidak biasa, VO 2+.

Pemindahan elektron sekali lagi membentuk bentuk ion tidak biasa, VO 2+. Fachri Alda Bilangan Oksidasi (BILOKS) Pengertian Bilangan Oksidasi Dengan bilangan oksidasi akan mempermudah dalam pengerjaan reduksi atau oksidasi dalam suatu reaksi redoks. Kita akan membuat contoh

Lebih terperinci

PEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY

PEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PEMODELAN

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Kekuatan Ikatan

Prinsip-prinsip Kekuatan Ikatan Prinsip-prinsip Kekuatan Ikatan Pada awalnya, perbedaan harus dibuat antara stabilitas dan reaktifitas. Sayangnya, itu adalah praktek umum untuk membingungkan keduanya. Terlalu sering suatu zat yang relatif

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci