BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Lanny Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Klasifikasi dan tatanama ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Subfilum : Craniata Kelas : Pisces Subkelas : Neopterigii Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprinoidea Famili : Characidae Genus : Colossoma Species : Colossoma macropomum Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) memiliki badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di bawah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, serta perut putih abu-abu dan merah (Saint-paul dalam Supriatna, 1998). Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) memilki dua buah sirip punggung yang letaknya agak bergeser ke belakang. Sirip perut dan sirip dubur terpisah, sedangkan sirip ekor berbentuk homocercal. Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) memiliki bibir bawah menonjol dan memiliki gigi besar serta tajam untuk memecah bibi-bijian atau buah-buahan yang ditelannya. Lambung ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) berkembang baik dan memiliki buah cecapylorica. Panjang usus berkisar 2-2,5 kali panjang badan. Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) memiliki insang permukaan, sehingga permukaan pernapasannya lebih luas dari pada jenis ikan lain. Permukaan pernapasan yang luas ini memungkinkan ikan bawal (Colossoma macropomum) air tawar mampu bertahan hidup pada perairan yang memiliki kandungan oksigen rendah. Pada kondisi perairan dengan kandungan
2 oksigen terlarut kurang dari 0,5 mg O2/l masih memungkinkan ikan ini dapat bertahan selama beberapa jam (Djarijah 2001). Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) termasuk jenis ikan omnivor (Saint-paul dalam Supriatna, 1998). Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) bersifat kanibal pada saat stadium larva. Jadi pada saat fase tersebut larva tidak boleh kekurangan makanan karena sifat kanibalnya akan muncul (Arie 2000). Gambar 1 Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) (koleksi pribadi) B. Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Dari arah samping, tubuh ikan bawal tampak membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compressed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4:1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, di mana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Pada ikan bawal dewasa, bagian tepi sirip perut, sirip anus dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini merupakan ciri khusus ikan bawal tawar (Colossoma macropomum) sehingga oleh orang Inggris dan Amerika disebut red bally pacu (Arie 2000). Kepala ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) berukuran kecil yang terletak di ujung kepala tetapi agak sedikit ke atas. Bawal memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan sebuah jari-jari tegak keras, tetapi tidak tajam,
3 sedangkan jari-jari lainnya lemah. Sirip punggung pada ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) terletak agak ke belakang. Sirip dada, sirip perut dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan sirip ekor, jarijarinya lemah tetapi berbentuk cagak (Arie 2000). Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) atau lebih dikenal dengan sebutan tambaqui adalah ikan introduksi yang berasal dari Amerika Latin, terutama dari Brazil. Ikan ini merupakan ikan yang potensial untuk dibudidayakan karena berbagai kelebihannya. Ikan ini mempunyai tingkat kelangsungan hidup yang tinggi (hingga 90%) dan dapat dipelihara dalam kolam dengan kepadatan yang tinggi. Ikan bawal air tawar hidup bergerombol di daerah yang aliran sungainya deras, tetapi ditemukan pula di daerah yang airnya tenang, terutama saat masih dalam kondisi benih. Di habitat asalnya, ikan ini ditemukan di sungai Orinoco di Venezuela dan sungai Amazon di Brazil (Arie 2000). Di dalam negeri sendiri ikan bawal tawar (Colossoma macropomum) mulai digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, terutama di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari keempat provinsi tersebut, Jawa Barat dapat dikatakan sebagai pelopor karena di provinsi inilah ikan bawal tawar pertama kali dikembangkan. Dalam satu musim tidak kurang 500 juta ekor benih dijual ke berbagai provinsi di Indonesia. Indonesia juga mengekspor ikan bawal dalam ukuran kecil atau sebagai ikan hias ke negara Hongkong dan Amerika. Sampai saat ini baru sekitar 10 % dari seluruh permintaan dapat dipenuhi (Arie 2000). C. Anatomi dan Fisiologi Ikan Sistem Respirasi Insang merupakan alat respirasi ikan seperti paru-paru pada mamalia atau hewan darat lainnya. Luas permukaan epitel insang hampir setara dengan luas total permukaan kulit, bahkan pada sebagian besar spesies ikan luas permukaan epitel insang ini jauh melebihi kulit. Fungsi lain dari insang yaitu mengatur homeostasis ikan. Lapisan epitel insang yang tipis dan berhubungan langsung dengan lingkungan luar menyebabkan insang berpeluang besar terinfeksi penyakit. Insang juga berfungsi sebagai pengatur pertukaran garam dan air,
4 pengeluaran limbah-limbah yang mengandung nitrogen. Kerusakan struktur yang ringan sekalipun dapat mengganggu proses pengaturan osmosis dan kesulitan di dalam pernafasan (Nabib dan Pasaribu 1989). Insang mempunyai beberapa glandula yang disebut dengan glandula brankhial. Glandula brankhial merupakan sel-sel epitel insang yang mengalami diferensiasi. Sistem Pencernaan Sistem pencernaan ikan pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Setiap spesies ikan mempunyai bermacammacam variasi saluran cerna dan kelenjarnya. Saluran pencernaan ikan terdiri dari rongga mulut, pharing, esofagus, lambung, dan usus (Hibiya 1995). Lambung ikan pada umumnya berbentuk sigmoid yang melengkung dengan banyak lipatan pada dinding dalamnya (Roberts 2001). D. Parasit Pada Ikan Air Tawar Parasit yang sering menyerang ikan air tawar setidaknya ada tujuh macam yaitu protozoa, coelenterata, trematoda, cestoda, moluska, dan arthropoda (Markevich 1963). Parasit yang biasa menyerang ikan yang dibudidayakan di kolam termasuk ikan bawal (Colossoma macropomum) adalah protozoa dan cacing. Cacing termasuk parasit yang banyak menyerang ikan air tawar. Beberapa cacing trematoda dan cestoda sering ditemukan pada ikan air tawar. Trematoda monogenea merupakan parasit di kulit dan insang yang dapat menjadi indikasi kondisi sanitasi. Infestasi cacing ini menyebabkan iritasi, luka dalam pada kulit, produksi mukus meningkat dan hiperplasia epitel. Luka yang terjadi dapat diikuti infeksi sekunder oleh bakteri dan agen lainnya (Irianto 2005). Ada dua ordo dari kelas monogea yang biasa menyerang ikan air tawar. Ordo pertama Gyrodactylus dan ordo kedua yaitu Dactylogyrus. Trematoda monogenea berbentuk pipih dengan ujung anterior yang dilengkapi alat penempel berpengait serta alat hisap (sucker). Beberapa spesies memiliki alat hisap di ventral tubuh atau di posterior. Seluruh trematoda monogenea adalah hermaprodit dan memiliki siklus hidup langsung. Gyrodactylus berhabitat di kulit dan insang, berbentuk seperti daun,
5 tanpa bintik mata, ujung kepala seperti huruf V serta memiliki organ untuk menempel (opisthohaptor) dengan dua anchor (kait yang berbentuk seperti jangkar). Setiap anchor memiliki rata-rata 16 kait kecil. Cacing dewasa bersifat vivipar, yaitu melepaskan larva yang berbentuk seperti cacing dewasa. Larva ini akan menempel pada insang atau kulit ikan. Cacing dewasa Dactylogyrus memiliki dua atau empat bintik mata dan memiliki alat menempel yang berbentuk jangkar (opisthohaptor). Dactylogyrus bersifat ovipar sehingga cacing dewasa akan melepaskan telur yang akan menetas menjadi larva. Larva Dactylogyrus memiliki bulu getar sebagai alat gerak di air untuk menuju insang (Markevich 1963). Dactylogyrus cenderung melekat pada insang dengan haptor, menginfeksi hampir semua ikan air tawar terutama cryprinid. Hal ini akan merangsang sekresi mukus yang berlebihan dan dapat menyebabkan tepi lamella insang tercabik atau luka. Pada infeksi yang beratt akan mengganggu penyerapan oksigen sehingga ikan akan kekurangan oksigen. Dactylogyrus membebaskan telur ke kolam kemudian menetas menjadi larva berbulu getar yang berenang bebas hingga menemukan inang yang sesuai. Waktu yang diperlukan dari telur hingga menjadi individu dewasa sangat tergantung suhu, pada suhu 8,5 sampai 9 ºC hanya memerlukan waktu beberapa hari, adapun pada suhu yang lebih rendah akan berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan (Irianto 2005). Trematoda dari ordo Digenea juga ada yang menyerang ikan air tawar. Digenea berbeda dengan Monogenea karena memiliki siklus hidup yang tidak langsung, sehingga memerlukan inang antara dalam siklus hidupnya (Paperna 1996). Dactylogyrus termasuk ke dalam genus Dactylogyrus Famili Dactylogyridae, Subordo Dactylogyrinea, Ordo Dactylogyridea, Subkelas Monopisthocotylea, Kelas Monogea, Subphylum Neodermata, Phylum Platyhelminthes, Subkingdom Eumetazoa dan Kingdom Animalia (David 2010). Memiliki panjang 0,5-0,65 mm dan lebar sekitar 0,12-0,22 mm (Abdullah 2009).
6 Monogenea Kelas Monogeneasida (Gambar 2) sebagian besar merupakan cacing ektoparasit pada ikan dan amfibia. Siklus hidup cacing ini bersifat langsung atau tidak memerlukan inang antara dalam melangsungkan hidupnya. Cacing daun muda mirip dengan cacing daun dewasa. Beberapa spesies cacing ini hidup di rongga insang, rongga mulut, kandung kemih, kloaka, ureter, atau rongga tubuh hospesnya (Levine 1994). Daur hidup Monogenea tidak melibatkan lebih dari satu inang. Cacing parasitik dewasa menempel pada inang menggunakan alat penempel yang disebut haptor atau opishaptor dan haptor yang terletak di ujung anterior disebut prohaptor. Organ ini mempunyai satu atau lebih batil hisap yang berfungsi untuk melekatkan diri pada inang. Semakin banyak jumlah batil hisap, bagian posterior tubuh semakin besar dan berbentuk piring. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, faring, esophagus dan usus. Mulut cacing parasitik ini terletak di anterior tubuh cacing. Usus berbentuk sederhana dengan kantong-kantong buntu kecil. Sebagian besar cacing golongan monogenea terutama menghsiap darah inag terkadang memakan lendir dan sel-sel epitel. Cacing ini termasuk hermafrodit (Noble dan Noble 1989) Gambar 2. Contoh beberapa families dari Monogenea. A - Dactylogyridae B,C - Ancyrocephalidae; D - Tetraonchidae; E - Gyrodactylidae; F - Diclobothriidae; G - Mazocraeidae; H - Diplozoidae; I - Discocotylidae; J - Octomacridae. (Gussey dan Bychowsky).
7 Gambar 3. Tetraonchus Gambar 4. Cleidodiscus sp. E. Bakteri pada ikan Beberapa bakteri pada ikan yang dapat menimbulkan penyakit antara lain Renibacterium salmoninarum yang menyebabkan bacterial kidney disease (BKD), dua jenis bakteri gram positif yang merupakan bakteri patogen yang penting adalah Enterococcus seriolicida dan Streptococcus iniae, Mycobacterium penyebab Mycobacteriosis dan Nocardia sebagai penyebab Nocardiosis. Aeromonas salmonicida, Aeromonas hydrophila, serta Yersini ruckeri yang dapat menyebabkan Enteric redmouth disease. Vibrio spp yang bisa menyebabkan Vibriosis. Flavobacterium spp sebagai penyebab penyakit Flavobakterial. Pesudomonas merupakan bakteri yang pada umumnya dapat bersifat aportunistik patogen atau menyebabkan infeksi sekunder. Serratia dan Proteus yang bersifat oportunistik patogen, bakteri asam laktat seperti Lactobacillus atau Carnobacterium yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan (Woo dan Bruno 1999).
8 F. Sistem Sirkulasi Pemeriksaan darah penting artinya untuk membantu dalam meneguhkan diagnosa suatu penyakit. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada komponen-komponen darah (Wedemeyer 1990). Perubahan gambaran darah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat menentukan kondisi atau status kesehatan ikan (Wedemeyer 1990). Studi tentang hematologi dalam ikan juga telah diasumsikan lebih penting karena parameter ini merupakan indeks yang efektif dan sensitif untuk memonitor perubahan fisiologis dan patologis yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti infeksi jamur, bakteri atau pencemaran sumber daya air. (Dick dan Dixon 2000). Darah merupakan bagian penting dari sistem transpor di dalam tubuh. Darah merupakan jaringan berbentuk cair yang dialirkan melalui saluran vaskular, yang terdiri atas dua komponen yaitu plasma dan sel-sel darah. Darah ikan tersusun atas cairan plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Di dalam plasma darah terkandung garam-garam organik (natrium klorida, natrium bikarbonat, dan natrium fosfat), protein (dalam bentuk albumin, globulin, dan fibrinogen), lemak (dalam bentuk lesitin dan kolesterol) serta zat-zat lainnya misalnya hormon, vitamin, enzim, dan nutrien (Affandi dan Tang 2002). Darah mempunyai fungsi sebagai transport nutrien, oksigen dan karbondioksida, menjaga keseimbangan suhu tubuh dan berperan penting di dalam sistem pertahanan tubuh ( Rastogi 1997 dalam Ariaty 1991). Secara fungsional trombosit berperan dalam pembekuan darah. Monosit berfungsi sebagai makrofag, serta limfosit berfungsi sebagai penghasil antibodi untuk melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh dan neutrofil mempunyai fungsi fagositik (Yasutake dan Wales 1983 dalam Affandi dan Tang 2002). Trombosit Trombosit atau keping-keping darah merupakan salah satu komponen penting yang berperan di dalam proses pembekuan darah. Trombosit mempunyai ciri khas yaitu mempunyai lingkaran sitoplasma tipis di sekeliling inti yang berwarna biru cerah dengan pewarnaan Wright dan Giemsa. Trombosit
9 mempunyai ukuran rata-rata 4x7 μm sampai 5x13 μm (Chinabut et al. 1991). Roberts dan richard (1978) menyatakan bahwa trombosit mampu menghasilkan tromboplastin yaitu enzim yang membuat polimeri dan fibrinogen yang berperan penting di dalam proses pembekuan darah. Jika ditemukan jumlah trombosit yang meningkat di dalam darah berarti ada indikator ikan dalam proses penyembuhan luka. Gambar 5. Trombosit pada darah ikan Eritrosit Eritrosit pada ikan berinti, berbentuk oval dengan kedua ujungnya membulat (Canfield 2006). Eritrosit yang sudah matang berukuran panjang mikron dan lebar 7-10 mikron. Eritrosit mempunyai sitoplasma yang homogen dengan ulasan pewarnaan Giemsa. Inti eritrosit terletak di tengah-tengah, berbentuk oval, berwarna merah keunguan dan mempunyai kromatin yang kompak (Affandi dan Tang 2002). Ukuran sel yang belum matang lebih kecil dibandingkan dengan sel yang sudah matang (Canfield 2006). Eritrosit mengandung hemoglobin yang ditemukan pada seluruh jenis ikan kecuali pada ikan Chaenichthydae (ice fish) dan larva ikan sidat (Leptocephalus larvae), dimana pada ikan tersebut darah tidak berwarna. Secara umum eritrosit ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda untuk setiap spesiesnya (Affandi dan Tang 2002). G. Sistem Pertahanan Tubuh Ikan Ikan merupakan salah satu hewan air yang selalu bersentuhan dengan lingkungan perairan, sehingga mudah terinfeksi bahan asing melalui air. Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan fungsi yang mengalami
10 perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab, yaitu penyebab dari dalam (internal) dan penyebab dari luar tubuh (eksternal) (Yuasa 2003). Penyakit pada hewan perairan dapat disebabkan oleh cacat genetik, cedera fisik, kesetidakimbangan nutrisi, benda asing dan polusi (Kinne 1980). Penyakit ikan pada umumnya disebabkan oleh kontaminasi yang berasal dari luar tubuh (eksternal) yang terbagi atas dua, yaitu penyakit yang bersifat infeksius dan non infeksius. Penyakit non infeksius dipengaruhi oleh lingkungan, yang meliputi suhu dan kualitas air (ph, kelarutan gas, zat beracun). Penyakit infeksius bisa disebabkan oleh virus, jamur, bakteri dan parasit. Penyakit internal adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik, imunodefisiensi, saraf dan metabolik (Yuasa 2003). Ikan memiliki sistem pertahanan tubuh untuk melawan berbagai macam penyakit. Pertahanan tubuh ikan terbagai menjadi dua sistem yaitu pertahanan non spesifik dan spesifik (Kamiso 2001). Pertahanan non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme yang masuk karena dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Respon pertahanan ikan terdiri atas respon humoral dan respon selular (Anderson 1974). Respon pertahanan tubuh seluler bersifat non spesifik yang terdiri dari sel makrofag, leukosit dan Natural Killer (NK) sel (Ellis 1978). Sistem pertahanan tubuh ikan yang mula-mula berfungsi pada awal kehidupan sistem pertahanan non-spesifik. Pertahanan non spesifik terdiri dari pertahanan pertama yaitu kulit, sisik, dan lendir (Kamiso 2001). Sisik dan kulit merupakan pelindung fisik yang melindungi ikan dari kemungkinan luka dan berperan sangat penting dalam mengendalikan osmolaritas tubuh. Kerusakan sisik dan kulit akan mempermudah agen patogen menginfeksi inang (O Donnell et al. 1994). Sistem pertahanan tubuh kedua pada ikan yaitu darah. Pertahanan spesifik ikan baru berkembang dan berfungsi dengan baik pada umur beberapa minggu setelah telur menetas. Sistem pertahanan spesifik disebut juga sebagai respon humoral yang merupakan sistem pertahanan ketiga dan yang berperan adalah antibodi (Kamiso 2001). Keadaan stres pada ikan akan mempengaruhi faktor perlindungan alami pada ikan, seperti mukus, sisik, kulit, lisozim, dan antibodi. Stres pada ikan bisa
11 disebabkan oleh penanganan yang kurang baik pada saat pemindahan ikan, perawatan atau pemanenan yang menyebabkan hilangnya mukus. Faktor lain penyebab stress pada ikan yaitu penurunan suhu air yang ekstrim yang akan mengganggu kemampuan ikan dalam melepaskan antibodi secara cepat untuk melawan benda asing ( Selye 1973). Leukosit Leukosit memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel darah merah, yaitu berkisar antara /mm 3 sampai /mm 3 (Moyle dan Cech 1988). Bentuk sel darah putih menurut Lagler et al. (1977) adalah berbentuk lonjong sampai bulat. Guyton dan Hall (1999) melaporkan bahwa leukosit terdiri dari agranulosit (monosit dan limfosit) dan granulosit (heterofil, eosinofil dan basofil). Leukosit mempunyai fungsi yang erat kaitannya dengan eliminasi benda asing termasuk mikroorganisme patogen. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit adalah kondisi dan kesehatan tubuh ikan (Moyle dan Cech 1998). Infiltrasi granulosit muncul jam setelah diinjeksi oleh bakteri pada ikan ranbow trout. Setelah itu persentase granulosit dan makrofag akan meningkat hingga 2 sampai 4 hari (Van Muiswinkel dan Vervoorn 2006). Limfosit Limfosit muncul dalam jumlah yang besar dalam pembuluh limfe di duktus torakokus pada mamalia. Pada ikan juga hampir mirip, yaitu terdapat sejumlah limfosit di pembuluh limfe, sebagian besar di neural duktus limfatikus (Ardelli dan Woo 2006). Ada beberapa macam penampilan dan ukuran limfosit yaitu kecil, medium, hingga ukuran besar (Canfield 2006). Semakin besar limfosit, maka semakin banyak jumlah sitoplasma yang dimilikinya (Feldman et al. 2000).
12 Gambar 6. Limfosit pada darah ikan Seperti pada mamalia, ikan juga memiliki sel T dan sel B, dimana secara morfologi tidak dapat dibedakan jika menggunakan mikroskop cahaya. Kedua bentuk sel ini sama-sama mempunyai ukuran inti yang besar, yang mengisi hampir seluruh sel. Jumlah limfosit yang bersirkulasi pada ikan adalah 12x10 3 limfosit/mm 3 (Ellis 1986 dalam Affandi dan Tang 2002). Monosit Monosit merupakan sel besar yang terdiri dari sitoplasma berwarna biru keabu-abuan hingga biru yang menempati sedikitnya sebagian isi sel. Bentuk intinya bervariasi, mulai dari bulat hingga oval dan bahkan kadang bertakuk atau berlekuk (Feldman et al. 2000). Monosit pada umumnya ditemukan di dalam sirkulasi darah, dan dalam jumlah yang sedikit di limfonodus, limfa, sumsum tulang dan jaringan penunjang pada vertebrata yang lebih tinggi tingkatannya. Monosit bermigrasi dari sirkulasi darah menuju ke jaringan ketika menerima rangsangan yang sesuai dengan reseptornya. Monosit yang belum matang dapat meninggalkan sirkulasi darah, menuju dan menetap di jaringan, lalu berkembang menjadi matang yang dikenal sebagai sel fagositik makrofag (Ardelli dan Woo 2006). Monosit pada umumnya memiliki bentuk tepi luar (outline) sel yang irregular hingga bentuk seperti psudopoda (Moyle dan Cech 1988). Lebih jauh Feldmen et al. (2000) melaporkan bahwa monosit memiliki sifat fagositik, dipengaruhi oleh sitokin serta berpartisipasi pada banyak respon imun. Bentuk mononuklear fagosit adalah bentuk umum monosit pada inflamasi kronis.
13 Gambar 7. Monosit pada darah ikan Heterofil Heterofil adalah sel darah putih yang mengandung vakuola berisi lisozim untuk menghancurkan organisme yang telah difagosit. Heterofil berbentuk bundar dan berukuran besar (diameter berkisar antara 9-13µm) dengan jumlah sitoplasma yang besar dan mengandung granula. Sitoplasma berwarna biru cerah atau ungu pucat, sementara intinya berwarna biru gelap (Chinabut et al. 1991). Heterofil di dalam sirkulasi darah ikan berasal dari jaringan hematopoetik dalam ginjal dan juga limpa (Nabib dan Pasaribu 1989). Istilah heterofil atau leukosit berinti polimorf berasal dari histologi pada manusia. Oleh karena butir-butir protoplasmanya tidak selalu berwarna netral, dan intinya tidak berkeping-keping, pada ikan dikenal dengan istilah heterofil. Persentase heterofil di dalam darah ikan berkisar antara 6-8% dari total leukosit yang bersirkulasi (Nabib dan Pasaribu 1989). Jumlah heterofil sangat bervariasi di antara spesies ikan ( Secombes 1996). Morfologi heterofil (polymorphonuclear leukocyte) pada ikan mirip dengan neutrofil pada mamalia. Jumlah heterofil pada ikan teleost berbeda-beda (Robert dan Richard 1978). Heterofil sangat aktif dalam membunuh bakteri (Tagliasacchi dan Carboni 1997). Pada saat terjadi luka, heterofil yang telah matang akan memasuki jaringan dan memulai proses fagositosis. Mula-mula sel heterofil akan melekat pada partikel kemudian akan menjulurkan kaki semunya dan akan memakannya. Sebuah heterofil dapat memfagosit 5-20 bakteri sebelum heterofil inaktif dan mati (Guyton dan Hall 1999).
14 Gambar 8. Neutrofil dan Heterofil pada darah ikan Eosinofil Eosinofil atau sering disebut juga sebagai sel granular eosinofilik secara normal berada pada berbagai macam jaringan pada ikan. Sel ini berakumulasi ketika terjadi proses inflamasi, khususnya sebagai akibat infeksi parasit ( Feldmen et al. 2000). Eosinofil mengandung sejumlah besar protein dasar dalam granulanya sehingga memberikan afinitas pada pencelupan asam. Eosinofil memiliki fungsi utama di dalam mensekresikan isi granularnya sebagai respon terhadap infeksi parasit (Ardelli dan Woo 2006). Basofil Persentase basofil di dalam darah ikan berkisar antara % dan berukuran 8-12 µm (Affandi dan Tang 2002). Granula basofil bersifat basofilik. Granula berisi faktor kemotaksis eosinofil dan mediator hipersensitivitas tipe 1. Ketika ada rangsangan dari alergen yang menyebabkan terjadinya penempelan alergen pada basofil maka akan terjadi pelepasan isi kandungan basofil ( Ardelli dan Woo 2006). Basofil memiliki morfologi yang sama pada kebanyakan ordo, kecuali pada nonmamalia yaitu tidak berlobus. Basofil berbentuk bulat dengan granula basofilik yang mengisi sitoplasma dan terkadang menutupi bagian inti sel (Canfiled 2006)
15 Keberadaan basofil di dalam sirkulasi darah telah diamati hanya pada sejumlah kecil dari spesies ikan yang ada. Bahkan basofil lebih jarang ditemukan pada pemeriksaan darah dibandingkan dengan eosinofil (Feldman et al. 2000). Pada ikan Oreochromis niloticus, basofil berbentuk seperti bola, sitoplasmanya mengandung granula basofilik dengan berbagai variasi ukuran. Inti berebentuk seperti bola dengan bercak berwarna ungu. Kadang-kadang garis tepi inti tidak dapat dikenali karena keberadaan granul (Ueda et al. 2001)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Prevalensi Kecacingan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan bawal air tawar dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Tingkat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI CACING PARASITIK PADA INSANG DAN GAMBARAN LEUKOSIT IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) DI KABUPATEN BOGOR DAVID KUSMAWAN
IDENTIFIKASI CACING PARASITIK PADA INSANG DAN GAMBARAN LEUKOSIT IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) DI KABUPATEN BOGOR DAVID KUSMAWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Lebih terperinciTabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pemeliharaan Ikan Maskoki (Carassius auratus) Pengambilan sampel ikan maskoki dilakukan di tiga tempat berbeda di daerah bogor, yaitu Pasar Anyar Bogor Tengah, Batu Tulis Bogor
Lebih terperinciGambar 2.1. Morfologi ikan bawal air tawar (C. macropomum)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (C.macropomum) Ikan bawal air tawar (C.macropomum) atau lebih dikenal dengan sebutan tambaqui adalah ikan introduksi yang berasal dari Amerika
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo Taksonomi Dan Morfologi. Klasifikasi lele menurut Saanin (1984) adalah :
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo 2.1.1. Taksonomi Dan Morfologi Klasifikasi lele menurut Saanin (1984) adalah : Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH
SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Spesies Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan spesies ikan yang potensial untuk dibudidayakan baik di kolam maupun di keramba.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Lele masamo Klasifikasi lele menurut Saanin, (1984) yaitu : Phylum: Subphylum: Class : Subclass: Ordo: Subordo: Family: Genus: Spesies: Chordata Vertebrata Pisces Telostei
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Taksonomi Klasifikasi atau pengelompokkan ikan lele dumbo menurut Bachtiar (2007) adalah sebagai berikut : Filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciPS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.
PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen
Lebih terperinciSTRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah
STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang
Lebih terperinciBila Darah Disentifus
Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah
Lebih terperinciUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI
FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DARAH DAN SIRKULASI Darah Darah dan hemolymph, cairan sirkulasi pada sistem sirkulasi terbuka dan tertutup, adalah cairan kompleks berisi banyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan
Lebih terperinciORGANISASI KEHIDUPAN. Sel
ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bryner (1999) mengklasifikasikan C. macropomum ke dalam kingdom
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi C. macropomum Bryner (1999) mengklasifikasikan C. macropomum ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, sub filum Craniata, kelas Pisces seperti ikan pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 282.695 ton, dengan persentasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebutnya sebagai Red Belly Pacu karena bagian perutnya yang berwarna
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Ikan bawal (Colossoma macropomum) berasal dari negeri Samba, Brazil. Di Negara asalnya ikan ini disebut Tambaqui. Di Amerika dan Inggris
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas 2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo merupakan ikan hasil perkawinan silang antara induk betina lele Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) adalah salah satu komoditas budidaya air tawar yang tergolong dalam famili ikan Labirin (Anabantidae).
Lebih terperinciEritrosit Vertebrata
DARAH IKAN Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut
Lebih terperinciSistem Transportasi Manusia L/O/G/O
Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Identifikasi Parasit Jenis parasit yang ditemukan adalah Trichodina (Gambar 2), Chilodonella (Gambar 3), Dactylogyrus (Gambar 4), Gyrodactylus (Gambar 5), dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk spesies
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Ikan patin siam adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk spesies Pangasius hypophthalmus yang hidup di perairan tropis Indo Pasifik.
Lebih terperinciBAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI
1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin (1984) dalam Hadiroseyani et al. (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Organisme Bioflok 4.1.1 Populasi Bakteri Populasi bakteri pada teknologi bioflok penting untuk diamati, karena teknologi bioflok didefinisikan sebagai teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciBAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN
BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida adalah salahsatu jenis dari bakteri Aeromonas sp. Secara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aeromonas salmonicida adalah salahsatu jenis dari bakteri Aeromonas sp. Secara umum A. salmonicida merupakan penyebab utama penyakit infeksi pada ikanikan salmonid yang
Lebih terperinciHAMA DAN PENYAKIT IKAN
HAMA DAN PENYAKIT IKAN I. MENCEGAH HAMA DAN PENYAKIT IKAN Hama dan penyakit ikan dapat dibedakan berdasarkan penyerangan yaitu hama umumnya jenis organisme pemangsa (predator) dengan ukuran tubuh lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui
41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Uji LD-50 Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui kepadatan bakteri yang akan digunakan pada tahap uji in vitro dan uji in vivo. Hasil
Lebih terperinciMakalah Sistem Hematologi
Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6138 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3
Lebih terperinciPRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.
PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas (Cyprinus carpio L.) menurut Effendy (1993) dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) 1. Klasifikasi dan Morfologi Klasifikasi ikan mas (Cyprinus carpio L.) menurut Effendy (1993) dalam Laili (2007) sebagai berikut: Filum Kelas Ordo
Lebih terperinciKESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta
KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut (Saanin, 1984 dalam Mones, 2008):
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut (Saanin, 1984 dalam Mones, 2008): Kingdom Filum Sub-filum Kelas Ordo Sub-ordo Famili Sub-famili Genus Spesies
Lebih terperinciTabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba
3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aeromonas salmonicida 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi A. salmonicida A. salmonicida merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek, tidak motil, tidak membentuk spora,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE
ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat diisolasi dari ikan, sel trophont menunjukan pergerakan yang aktif selama 4 jam pengamatan. Selanjutnya sel parasit pada suhu kontrol menempel pada dasar petri dan
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1. Klasifikasi Secara biologis ikan lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis lele lainnya, yaitu lebih mudah dibudidayakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin dalam Rahman (2012), sistematika ikan black ghost adalah sebagai berikut : Kingdom
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1
MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA MADRASAH ALIYAH NEGERI SURADE 2016 KATA PENGANTAR Assallamu alaikum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan Patin Menurut Mahyuddin (2010), ikan patin dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Sub Kelas
Lebih terperinciJaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.
Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam
Lebih terperinciIV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit)
I. Judul : Struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak II. Hari/tanggal : Sabtu/8 mei 2010 III. Tujuan : Mengamati bentuk dan struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak, serta membandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tawes 2.1.1 Taksonomi Tawes Menurut Kottelat (1993), klasifikasi ikan tawes adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Classis Ordo Familia Genus Species : Pisces : Ostariophysi
Lebih terperinciStruktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus
Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi dan Materi Kuliah Hewan 1 Homeostasis Koordinasi dan Pengendalian Kuliah Kontinuitas Kehidupan
Lebih terperinciDarah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit
Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi
Lebih terperinciUPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009
BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan
Lebih terperinciGambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan
Lebih terperinci2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi
4 2.2. Morfologi Ikan Tambakan (H. temminckii) Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri
Lebih terperinciJARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA
JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan
Lebih terperinciKompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya
SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. 2.1 Biologi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Biologi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan jenis ikan air tawar yang bersisik dan biasanya dibudidayakan di tebat (empang), memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Perikanan di Pckanbaru Di daerah Pekanbaru, terutama di daerah yang berdekatan dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perikanan di Pckanbaru Di daerah Pekanbaru, terutama di daerah yang berdekatan dengan sumbcrdaya perairan scpcrti daerah sekitar sungai dan danau, kebanyakan masyarakat melakukan
Lebih terperinciIMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR
Lebih terperinciBahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha
Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Kelas Agnatha Merupakan vertebrata pertama kali muncul Muncul pada 500
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciPertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda Hasil pengamatan secara mikroskopis yang dilakukan terhadap 90 ekor sampel ikan nila (Oreochromis nilotica),
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.
A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat
Lebih terperinciDarah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit
Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tiga jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
Lebih terperinciAnatomi Fisiologi Sistem Hematologi
Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi A. Pengertian Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH
PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu memahami istilah plasma, serum, hematokrit 2. Mahasiswa mampu memahami komposisi plasma
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori yang Relevan. Ichthyophthirius multifiliis adalah parasit dari golongan protozoa yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Relevan Ichthyophthirius multifiliis adalah parasit dari golongan protozoa yang biasa menyerang benih ikan air tawar pada usaha budi daya intensif, sebagai akibat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembentukan Sel Darah (hemopoiesis) Terdiri dari 3 fase hemopoesis : 1. Fase mesoblastik Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih serupa
Lebih terperinciE. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.
PROTOZOA Entamoeba coli E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran 15-50 μm 2. sitoplasma mengandung banyak vakuola yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var) Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai berikut : Phylum
Lebih terperinci