Semoga bermanfaat. Kepala Badan Ketahanan Pangan ACHMAD SURYANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Semoga bermanfaat. Kepala Badan Ketahanan Pangan ACHMAD SURYANA"

Transkripsi

1

2

3 KATA PENGANTAR Dversfkas pangan merupakan salah satu cara adaptas yang efektf untuk mengurang resko produks akbat perubahan klm dan kondusf dalam mendukung perkembangan ndustr pengolahan pangan berbass sumberdaya lokal. Pada ss konsums, dversfkas memperluas spektrum plhan pangan untuk dkonsums dan mendukung terwujudnya Pola Pangan Harapan (PPH). Program Penngkatan Dversfkas Pangan merupakan salah satu Program prortas Kementeran Pertanan yang dalam pelaksanaannya Badan Ketahanan Pangan menjad leading sector. Sebaga dasar dalam pelaksanaan program tersebut adalah Perpres No. Tahun 00 dan Permentan No. Tahun 00 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan Berbass Sumberdaya Lokal. Pada tahun 0 Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan (PKP) dlaksanakan dalam kegatan utama yatu:. Optmalsas Pemanfaatan Pekarangan dengan menerapkan konsep KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestar) dlaksanakan d 000 desa baru pada tahun 0 dan 0 desa lama lanjutan tahun 0 berada d kabupaten/kota pada propns.. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MPL) dlaksanakan d 0 kabupaten pada propns yang mempunya potens pengembangan pangan lokal bak dar ss produks maupun dar ss konsums (Kearfan lokal yang mah bertahan). Promos dan Sosalsas untuk pola pangan BSA (Beragam, Bergz Sembang dan Aman) kepada masyarakat luas dlaksanakan d propns

4 Buku Pedoman Pelaksanaan Gerakan PKP n merupakan pedoman yang dapat dgunakan oleh pendampng PKP, aparat pusat dan daerah, penerma manfaat, serta para pemangku kepentngan sebaga acuan dalam pelaksanaan kegatan PKP sehngga kegatan PKP dapat berjalan efektf dan sasaran kegatan dapat tercapa. Buku pedoman n dsusun berdasarkan lteratur, nformas dan sumbang saran dar para ahl, prakts, dan masukan dar aparat yang dsusun sedemkan rupa sehngga dharapkan pelaksanaan kegatan tahun n dapat lebh bak dar tahun sebelumnya. Kam mengucapkan terma kash dan penghargaan yang setngg-tnggnya kepada semua phak yang telah membantu penyusunan buku n. Dperlukan saran serta masukan dar berbaga phak untuk perbakan sejalan dengan perkembangan kegatan dversfkas pangan d masa yang akan datang. Semoga bermanfaat. Kepala Badan Ketahanan Pangan ACHMAD SURYANA ii

5 iii

6 iv

7 DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Tabel 1. Sasaran Kegiatan P2KP... 9 Gambar 1. Contoh Kebun Bibit Gambar 2. Contoh Pengembangan Kebun Sekolah... Gambar 3. Bagan Sistem Rotasi Tanaman... Gambar 4. Arus Pelaporan Gerakan P2KP v

8 vi

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan hal yang sangat pentng dan strategs bag keberlangsungan hdup umat manusa. Kebutuhan manusa akan pangan alah hal yang sangat mendasar, sebab konsums pangan adalah salah satu syarat utama penunjang kehdupan. Pada konferens tngkat tngg (KTT) Pangan Seduna tahun d Roma Itala, para pemmpn negara dan pemerntahan telah mengkrarkan komtmen bersama untuk mencapa ketahanan pangan sebaga upaya melawan kelaparan. Kn pangan dtetapkan sebaga bagan dar hak asas manusa yang penyelenggaraannya wajb djamn oleh Negara. Penyelenggaraan urusan pangan d Indonesa datur melalu Undang- Undang Pangan Nomor Tahun 0 penggant Undang-Undang Pangan Nomor Tahun, yang dbangun berlandaskan kedaulatan dan kemandran pangan. Hal n menggambarkan bahwa apabla suatu negara tdak mandr dalam pemenuhan pangan, maka kedaulatan negara bsa terancam. Dalam Undang-Undang Pangan n menekankan pada pemenuhan kebutuhan pangan d tngkat perorangan, dengan memanfaatkan potens sumber daya alam, manusa, sosal, ekonom dan kearfan lokal secara bermanfaat. Beberapa hasl kajan menunjukan ketersedaan pangan yang cukup secara nasonal terbukt tdak menjamn perwujudan ketahanan pangan pada tngkat wlayah (regonal), rumah tangga dan ndvdu. Data menunjukan bahwa jumlah propors rumah tangga yang kekurangan gz d setap provns mash tngg. Berkatan dengan hal tersebut, penganekaragaman pangan menjad salah satu plar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan menuju kemandran dan kedaulatan pangan. Dar seg fsologs juga dkatakan, bahwa untuk dapat hdup sehat, aktf, dan produktf manusa memerlukan lebh dar 0 jens zat gz yang terdapat pada berbaga jens

10 makanan, sebab tdak ada satupun jens pangan yang lengkap zat gznya selan ar susu bu (ASI). Kualtas konsums pangan masyarakat Indonesa dpantau dengan menggunakan ukuran melalu Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH Indonesa perode 00-0mengalam fluktuas mula dar, pada tahun 00 nak menjad, pada tahun 00, kemudan turun lag pada tahun 0 menjad, dan tahun PPH tahun 0 bahkan cenderung mengalam penurunan lag. Hal n dsebabkan mash rendahnya konsums pangan hewan serta sayur dan buah. Bahkan konsums kelompok padpadan mash sangat besar dengan propors sebesar, persen. Stuas sepert n terjad karena pola konsums pangan masyarakat yang kurang beragam, bergz sembang serta dkut dengan semakn menngkatnya konsums terhadap produk mpor, antara lan gandum dan tergu. Sementara tu, konsums bahan pangan lannya dnla mash belum memenuh komposs deal yang danjurkan, sepert pada kelompok umb, pangan hewan, sayuran dan aneka buah. Secara umum upaya penganekaragaman pangan sangat pentng untuk dlaksanakan secara massal, mengngat trend permntaan terhadap beras kanmenngkat serng dengan derasnya pertumbuhan penduduk, semakn terasanya dampak perubahan klm, adanya efek pemberan beras bag keluarga mskn (Raskn) sehngga semakn mendorong masyarakat yang sebelumnya mengonsums pangan pokok selan beras menjad mengonsums beras (pad), serta belum optmalnya pemanfaatan pangan lokal sebaga sumber pangan pokok bag masyarakat setempat. Pelaksanaan kegatan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan (PKP) n merupakan mplementas dar Rencana Strategs Kementeran Pertanan yatu Empat Sukses Pertanan, yang salah satunya alah mengena Penngkatan Dversfkas Pangan, yang merupakan salah satu kontrak kerja antara Menter Pertanan dengan Presden RI pada tahun 00-0, dengan tujuan untuk menngkatkan keanekaragaman pangan sesua dengan karakterstk wlayah. Kontrak kerja n merupakan tndak lanjut dar Peraturan Presden Nomor Tahun 00 Tentang Kebjakan

11 Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan Berbass Sumber Daya Lokal, yang dtndaklanjut oleh Peraturan Menter Pertanan Nomor Tahun 00 Tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan Berbass Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut kn menjad acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsums pangan dengan cepat melalu bass kearfan lokal serta kerja sama terntegeras antara Pemerntah, Pemerntah Daerah, dan masyarakat. D tngkat provns, kebjakan tersebut telah dtndaklanjut melalu surat edaran atau Peraturan Gubernur (Pergub), dan d tngkat kabupaten/kota dtndaklanjut dengan surat edaran atau Peraturan Bupat/Walkota (Perbup/Perwalkota). Sebaga bentuk keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan (PKP) Berbass Sumber Daya Lokal tahun 00, pada tahun 0program PKP dmplementaskan melalu kegatan: () Optmalsas Pemanfaatan Pekarangan melalukonsep Kawasan Rumah Pangan Lestar (KRPL), () Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MPL), serta () Sosalsas dan Promos PKP. Melalu tga kegatan besar n dharapkan dapat menngkatkan kualtas konsums pangan masyarakat untuk membentuk pola konsums pangan yang bak. Dsampng tu perlu djaln kerja sama kemtraan dengan phak swasta yang antara lan bsa berupa Corporate Social Responsibility (CSR)/Program Kemtraan dan Bna Lngkungan (PKBL) bak d bdang pangan maupun bdang lannya lannya sepert penddkan dengan sosalsas bak kepada anak usa dn maupun ke kelompok wanta dan masyarakat dalam konsums pangan yang beragam, bergz sembang dan aman. Gerakan PKP sangat jelas d lapangan, terutama pada tngkat provns dan kabupaten/kota, bak tu melalu ntegras berbaga kegatan dalam mewujudkan pengembangan ekonom daerah, maupun dar seg pelaksanaan dan pembayaannya. Selan tu, Gubernur dan Bupat/Walkota sebaga ntegrator utama memlk peranan pentng dalam mengoordnaskan gerakan PKP, khususnya terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebaga agen pembawa perubahan (agent of change).

12 Dsampng untuk memenuh kebutuhan gz masyarakat, gerakan PKP n juga dtujukan untuk menngkatkan keragaman dan kualtas konsums pangan masyarakat agar lebh beragam, bergz sembang dan aman guna menunjang hdup sehat yang aktf dan produktf. Untuk tu, Pedoman Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan (PKP) tahun 0 n dtetapkan sebaga acuan penyelenggaraan program PKP sehngga dapat berjalan dengan bak d tngkat pusat maupun d provns dan kabupaten/kota untuk menyukseskan upaya penngkatan dversfkas pangan. B. Ruang Lingkup Ruang lngkup kegatan PKP tahun 0 terdr atas: 1. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep KRPL Optmalsas pemanfaatan pekarangan dlakukan melalu upaya pemberdayaan wanta untuk mengoptmalkan manfaat pekarangan sebaga sumber pangan keluarga. Upaya n dlakukan dengan membuddayakan berbaga jens tanaman sesua kebutuhan keluarga sepert aneka umb, sayuran, buah, serta buddaya ternak dan kan sebaga tambahan untuk ketersedaan sumber karbohdrat, vtamn, mneral dan proten bag keluarga pada suatu lokas kawasan perumahan/warga yang salng berdekatan. Dengan demkan akan dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang dproduks sendr dalam kawasan tersebut dar optmalsas pekarangan. Pendekatan pengembangan n dlakukan dengan mengembangkan pertanan berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lan dengan membangun kebun bbt dan mengutamakan sumber daya lokal dserta dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehngga kelestaran alam pun tetap terjaga. Implementas kegatan n dsebut Kawasan Rumah Pangan Lestar (KRPL). Kegatan Optmalsas Pemanfaatan Pekarangan melalu konsep KRPL dlaksanakan dengan pendampngan oleh Penyuluh Pendampng PKP desa dan Pendampng PKP kabupaten/kota, serta dkoordnaskan bersama dengan aparat kabupaten/kota. Selan pemanfaatan pekarangan,

13 juga darahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanta membudayakan pola konsums pangan yang Beragam, Bergz Sembang, dan Aman (BSA), termasuk kegatan usaha pengolahan pangan rumah tangga untuk menyedakan pangan yang lebh beragam. D setap desa dbangun kebun bbt untuk memasok kebutuhan bbt tanaman, ternak, dan/atau kan bag anggota kelompok dan masyarakat, sehngga tercpta keberlanjutan kegatan. Pengembangan kebun bbt n dharapkan dapat dntegeraskan dengan kegatan pembbtan yang ada d Drektorat Jenderal Hortkultura dan Badan Ltbang Kementeran Pertanan. Untuk tu, pengembangan kebun bbt pada kegatan n harus berkoordnas dengan Bala Pengkajan Teknolog Pertanan (BPTP) setempat untuk mendapatkan pembnaan, dan mengutamakan tanam-tanaman yang banyak dkonsums oleh masyarakat setempat ataupun jens tanaman baru yang memlk keunggulan nla gz. D setap desa pelaksana PKP dana bansos juga darahkan untuk mengembangkan kebun sekolah d salah satu sekolah (SD/MI/SMP/SMA/Pesantren/Pant Asuhan) yang berlokas d desa tersebut. Pembnaan dlakukan oleh pandampng desa PKP, sejalan dengan pembnaan yang dlakukan terhadap kelompok wanta PKP, dan berkoordnas dengan sekolah yang bersangkutan. Kebun bbt yang dkembangkan d desa PKP juga darahkan untuk dapat memasok bbt ke kebun sekolah tersebut. Kelompok sasaran kegatan optmalsas pemanfaatan pekarangan adalah kelompok wanta yang beranggotakan mnmal 0 rumah tangga yang berdomsl berdekatan dalam satu desa. Setap anggota wajb mengembangkan pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman sumber pangan (sayur, buah, umb) ataupun memelhara ternak dan kan. Tujuannya adalah mencukup ketersedaan pangan dan gz d tngkat rumah tangga. Hasl dar usaha pekarangan n dutamakan untuk dkonsums oleh rumah tangga bersangkutan dan apabla berlebh dapat dbagkan/dsumbangkan kepada anggota kelompok atau secara bersamasama djual oleh kelompok.

14 Setap pekarangan rumah anggota kelompok dharapkan dlengkap dengan sarana pembuatan pupuk kompos dar ssa-ssa tanaman dan kotoran ternak dan ssa-ssa lmbah dapur untuk dgunakan sendr. Pembuatan kompos/pupuk organk n dharapkan dlaksanakan juga dalam pengembangan kebun sekolah. 2. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) Tujuan dar kegatan MPL adalah untuk mengembangkan pangan lokal sumber karbohdrat selan beras dan tergu yang secara khusus dpersapkan untuk mendukung pelaksanaan program pangan bersubsd bag keluarga berpendapatan rendah. Kegatan n dlaksanakan melalu kerja sama dengan perguruan tngg dan berbaga nstans terkat yang bertujuan untuk: a. Mengembangkan beras/nas non beras sumber karbohdrat yang dapat dsandngkan dengan beras/nas, berbahan baku sumber pangan lokal. b. Mengembalkan kesadaran masyarakat untuk kembal pada pola konsums pangan pokok asalnya melalu penyedaan bahan pangan non-beras/non-tergu dar sumber pangan lokal. c. Perbakan mutu konsums pangan masyarakat melalu penurunan konsums beras dan penngkatan konsums pangan pokok selan beras yang dmbang dengan konsums pangan hewan serta sayur dan buah. Pemanfaatan pangan lokal yang bersumber dar aneka umb, sagu, psang, sukun, labu kunng sudah banyak dkembangkan dengan djadkan tepung. Kedepan dharapkan aneka tepung n dapat dolah sebaga pangan pokok mensubsttus beras dan tergu sebaga sumber karbohdrat. Melalu teknolog pengolahan pangan dapat dkembangkan nas non-beras yang dapat dsandngkan dengan nas beras sebaga menu makanan sehar-har serta mendorong dan mengembangkan penganekaragaman pangan khususnya berbass aneka tepung berbahan baku lokal serta pengembangan pengolahan tepung lokal menjad pangan intermediate.

15 3. Sosialisasi dan Promosi P2KP Kegatan Sosalsas dan Promos PKP dmaksudkan untuk memasyarakatkan dan membudayakan pola konsums pangan BSA kepada masyarakat melalu upaya-upaya penyebarluasan nformas, penyadaran skap dan perlaku serta ajakan untuk memanfaatkan pangan lokal sebaga sumber gz keluarga dem tercptanya pola hdup yang sehat, aktf dan produktf. Kepemmpnan formal (Presden, Gubernur, Bupat/Walkota, hngga Kepala Desa) berperan sentral sebaga panutan dan tokoh penggerak dalam gerakan PKP. Sedangkan kepemmpnan nformal (tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama) berperan sebaga panutan dalam mendukung Gerakan PKP. Untuk tu hmbauan bak tertuls maupun melalu meda komunkas perlu dserta dengan contoh kongkrt tentang pentngnya dversfkas pangan sebaga upaya pemenuh gz keluarga. Pelaksanaan gerakan PKP memerlukan dukungan, peran serta dan snerg dar lembaga/nstans dan pemangku kepentngan d lngkup Kementeran Pertanan, dukungan dharapkan dar Badan PSDMP, Badan Ltbangtan, Dtjen Tanaman Pangan, Dtjen Hortkultura, Dtjen Perkebunan, dan Dtjen PPHP. Kementeran lan yang terkat dan dharapkan dapat bersnerg dan mendukung kegatan n adalah Kementeran Kelautan dan Perkanan, Kementeran Kesehatan, Kementeran Penddkan dan Kebudayaan, Kementeran Perdagangan, Kementeran Dalam Neger, Kementeran Perndustran, Kementeran Kehutanan, Kementeran Pembangunan Daerah Tertnggal, Bappenas, BKKBN, lembaga penddkan, tokoh masyarakat, lembaga adat dan agama, BUMN/BUMD, pelaku usaha, dan organsas non-pemerntah sepert PKK, SIKIB, Kowan, dan lan sebaganya. Kerja saman dapat dlakukan secara snergs melalu pelaksanaan gerakanpkp sesua peraturan yang ada. Peran pelaku usaha (swasta) dalam mendukung gerakan PKP dapat dlakukan antara lan melalu pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR)/Program Kemtraan dan Bna Lngkungan (PKBL).

16 Peran kelembagaan non-formal dalam hal n juga sangat pentng dalam menyukseskan upaya dversfkas pangan untuk kesejahteraan bangsa. Lomba Cpta Menu (LCM) merupakan salah satu ajang tahunan yang dgelar untuk mendukung upaya PKP. LCM dmaksudkan sebaga bentuk sosalsas dan penngkatan pemahaman atas pentngnya dversfkas konsums pangan melalu kompets pencptaan menu BSA berbass pangan lokal, mula tngkat kabupaten/kota, provns, hngga tngkat nasonal. Pameran dversfkas pangan juga dlakukan sebaga bentuk promos pangan lokal yang antara lan dlakukan dengan menamplkan aneka pangan lokal, produk olahan pangan lokal, hngga demo masak pangan lokal. Pameran dversfkas pangan dmaksudkan untuk memudahkan nteraks antara pemerntah dengan para pengunjung, bak tu masyarakat umum maupun pelaku usaha. Pada puncak perngatan HPS tngkat nasonal, setap provns dberkan kesempatan untuk menamplkan produk olahan pangan lokalnya pada stand masng-masng daerah.dalam rangka mempercepat penurunan konsums beras, maka pameran n darahkan untuk memamerkan atau mendemokan pangan pokok selan beras dan tergu, dan bukan memamerkan pangan kudapan/camlan. Dalam pameran juga dsajkan cp-cp pangan pokok lokal untuk pengunjung.

17 Dar uraan d atas kegatan sosalsas dan promos PKP n terdr dar empat sub kegatan, yatu sebaga berkut: No Kegiatan Sub Kegiatan Advokas gerakan PKP kepada tokoh. Gerakan dan kampanye masyarakat dan para pemangku kepentngan PKP Aks nyata gerakan PKP secara kreatf dan novatf bersama-sama antara pemerntah, akadems, swasta, LSM, serta masyarakat Semnar/lokakarya penngkatan dversfkas pangan Kerja sama dengan PKK. Lomba Cpta Menu BSA Kerja sama dengan akadems dan organsas profes Kerja sama dengan phak swasta. Promos Meda Massa Pemasangan bllboard/balho gerakan PKP d tempat-tempat umum Penyaran jngle PKP d rado Penayangan klan layanan masyarakat PKP d televs. Pameran Dversfkas Promos pangan pokok lokal Pangan Penyedaan cp-cp produk olahan pangan pokok lokal Demo masak pangan pokok lokal C. Dasar Hukum Dasar hukum pelaksanaan gerakan PKP adalah:. Undang-Undang Nomor Tahun 0 Tentang Pangan, dalam salah satu pasalnya menyatakan bahwa penganekaragaman pangan merupakan upaya menngkatkan ketersedaan pangan yang beragam dan yang berbass sumber daya lokal. Undang-Undang Nomor Tahun 00 Tentang Hortkultura, dsebutkan bahwa buah dan sayuran sebaga produk pangan pokok.. Peraturan Pemerntah Nomor tahun 00 Tentang Keamanan, Mutu dan Gz Pangan.

18 . Peraturan Presden Nomor tahun 00 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungs Kementeran Negara Serta Susunan Organsas, Tugas, dan Fungs Eselon I Kementeran Negara.. Peraturan Presden Nomor Tahun 00 Tentang Dewan Ketahanan Pangan.. Peraturan Pemerntah Nomor Tahun 00 Tentang Pembagan Urusan Pemerntahan antara Pemerntah, Pemerntah Daerah Provns, dan Pemerntah Daerah Kabupaten/Kota.. Peraturan Presden Nomor Tahun 00 Tentang Kebjakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan Berbass Sumberdaya Lokal;. Peraturan Menter Pertanan Nomor Tahun 00 Tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan Berbass Sumberdaya Lokal.. Peraturan Menter Pertanan Nomor Tahun 00 Tentang Standar Pelayanan Mnmal Bdang Ketahanan Pangan. 0. Peraturan Menter Pertanan Nomor Tahun 0 Tentang Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Tekns, Peneltan dan Pengembangan, dan Penyuluhan Pertanan Dalam Mendukung Penngkatan Produks Beras Nasonal (PBN).. Peraturan Menter Keuangan Republk Indonesa Nomor /PMK.0/0 tentang Belanja Bantuan Sosal pada Kementeran Negara/Lembaga. D. Pengertian. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dar sumber hayat produk pertanan, perkebunan, kehutanan, perkanan, peternakan, peraran, dan ar, bak yang dolah maupun tdak dolah yang dperuntukkan sebaga makanan atau mnuman bag konsums manusa, termasuk 10

19 bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lannya yang dgunakan dalam proses penyapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau mnuman.. Ketahanan Pangan adalah konds terpenuhnya pangan bag negara sampa dengan perseorangan, yang tercermn dar tersedanya pangan yang cukup, bak jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergz, merata, dan terjangkau serta tdak bertentangan dengan agama, keyaknan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hdup sehat, aktf, dan produktf secara berkelanjutan.. Penganekaragaman Pangan adalah upaya penngkatan ketersedaan dan konsums pangan yang beragam, bergz sembang, dan berbass pada potens sumber daya lokal.. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) adalah aneka ragam bahan pangan bak sumber karbohdrat, proten, vtamn, mneral, dan lemak yang apabla dkonsums dalam jumlah bermbang dapat memenuh kecukupan gz yang danjurkan.. Sosialisasi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman adalah upaya penyebarluasan nformas untuk memasyarakatkan dan membudayakan pola konsums pangan yang beragam, bergz sembang, dan aman kepada masyarakat khususnya bu haml dan anak usa dn untuk dapat hdup sehat, aktf, dan produktf.. Pangan Lokal adalah makanan yang dkonsums oleh masyarakat setempat sesua dengan potens dan kearfan lokal.. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jens dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per har, yang umum dkonsums masyarakat dalam jangka waktu tertentu.. Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan ragam pangan yang ddasarkan pada sumbangan energ dar kelompok pangan utama (bak secara absolut maupun dar suatu pola ketersedaan dan atau konsums pangan).. Pekarangan adalah lahan yang ada d sektar rumah dengan batas pemlkan yang jelas (lahan boleh berpagar dan boleh tdak berpagar) 11

20 serta menjad tempat tumbuhnya berbaga jens tanaman dan tempat memelhara berbaga jens ternak dan kan. 0. Tanaman pekarangan adalah tanaman yang menghaslkan umb, buah, sayuran, bahan obat nabat, florkultura, termasuk d dalamnya jamur, lumut, dan tanaman ar yang berfungs sebaga buah, sayuran, bahanobat nabat, dan/atau bahan estetka. Pendamping P2KPTingkat Kabupaten/Kota adalah penyuluh pertanan atau aparat yang menangan PKP yang mengkut pelathan pendampng PKP, dan bertugas untuk mendampng serta membmbng kelompok sasaran kegatan PKP d kabupaten/kota.. Pendamping P2KP Tingkat Desa adalah penyuluh pertanan/penyuluh Tenaga Haran Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanan (THL-TBPP)/penyuluh swadaya/local champion/tokoh masyarakat yang mengkut pelathan pendampng PKP d kabupaten/kota dan bertugas untuk mendampng serta membmbng kelompok sasaran kegatan PKP d desa PKP.. Demplot adalah kawasan/area yang terdapat dalam kawasan SL-PKP yang berfungs sebaga lokas percontohan, temu lapang, tempat belajar dan tempat praktek pemanfaatan pekarangan yang dsusun dan daplkaskan bersama oleh kelompok.. Sekolah Lapangan (SL) adalah suatu model pelathan yang dlaksanakan secara bertahap dan berkesnambungan untuk mempercepat proses penngkatan kompetens sasaran, dmana proses berlath melath dlaksanakan melalu kegatan belajar sambl mengerjakan dan belajar untuk menemukan atau memecahkan masalah sendr, dengan berasaskan kemtraan antara pelath dan peserta.. SL-P2KP adalah SL bag masyarakat untuk menngkatkan pengetahuan dan keteramplan dalam pengembangan pemanfaatan pekarangan dalam rangka percepatan penganekaragaman konsums pangan sesua dengan sumberdaya lokal. 12

21 . Kebun Sekolah adalah halaman atau lahan yang ada d sektar sekolah dengan batas penguasaan yang jelas, dapat dmanfaatkan untuk buddaya berbaga jens tanaman/tumbuhan, ternak atau kan.. Kebun Bibit adalah area/kebun mlk kelompok yang djadkan/ dfungskan sebaga tempat untuk pembbtan bag kelompok. Kegatan pembbtan dmaksudkan untuk penyulaman atau penanaman kembal demplot kelompok maupun pekarangan mlk anggota dan masyarakat desa.. Desa P2KP adalah desa yang telah dtunjuk sebaga penerma manfaat dan pelaksana kegatan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan.. Kelompok P2KP adalah kelompok wanta yang telah dtunjuk sebaga penerma manfaat dan pelaksana kegatan PKP, yatu yang sudah ekss dan beranggotakan mnmal 0 rumah tangga yang lokasnya salng berdekatan. 0. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) adalah kegatan untuk menghaslkan model pengembangan produk pangan pokok sesua karakterstk daerah berbass sumber daya lokal.. Rumah Pangan Lestari adalah sebuah konsep hunan yang secara optmal memanfaatkan pekarangannya sebaga sumber pangan dan gz keluarga secara berkelanjutan.. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah sebuah konsep lngkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara ntensf untuk dmanfaatkan menjad sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertmbangkan aspek potens wlayah dan kebutuhan gz warga setempat.. Lomba Cipta Menu (LCM) adalah ajang perlombaan tahunan yang dkut oleh kelompok wanta dalam mencptakan menu makanan berbass pangan lokal yang dselenggarakan d tngkat kabupaten/kota, tngkat provns, dan tngkat nasonal. 13

22 BAB II TUJUAN, SASARAN, DAN INDIKATOR KELUARAN A. Tujuan 1. Tujuan Umum: Secara umum tujuan kegatan PKP adalah untuk memfasltas dan mendorong terwujudnya pola konsums pangan masyarakat yang BSA yang dndkaskan dengan menngkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH). Adapun tujuan dar Pedoman Pelaksanaan Gerakan PKP n adalah sebaga acuan bag pelaksana kegatan bak d tngkat pusat maupun daerah, sehngga kegatan PKP dapat berjalan optmal dan mencapa sasaran yang dharapkan. 2. Tujuan Khusus: a. Menngkatkan kesadaran, peran, dan partspas masyarakat dalam mewujudkan pola konsums pangan yang BSA serta mengurang ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras. b. Menngkatkan partspas kelompok wanta dalam penyedaan sumber pangan dan gz keluarga melalu optmalsas pemanfaatan pekarangan sebaga penghasl sumber karbohdrat, proten, vtamn dan mneral untuk konsums keluarga. c. Mendorong pengembangan usaha pengolahan pangan skala Usaha Mkro Kecl dan Menengah (UMKM) sumber karbohdrat selan beras dan tergu yang berbass sumber daya dan kearfan lokal. 14

23 B. Sasaran 1. Sasaran Kegiatan Mengacu pada tujuan d atas, sasaran kegatan PKP alah: a. Menngkatnya kesadaran dan peranserta masyarakat dalam mewujudkan pola konsums pangan yang BSA serta menurunnya tngkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan pangan tertentu dengan pemanfaatan pangan lokal. b. Berkembangnya usaha pengolahan pangan skala UMKM sumber karbohdrat selan beras dan tergu yang berbass sumber daya dan kearfan lokal. 2. Sasaran Lokasi Kegiatan Kegatan PKP tahun 0 dlaksanakan dengan sasaran lokas sebaga berkut: a. Optmalsas Pemanfaatan Pekarangan melalu konsep KRPL dlaksanakan d 000 (lma rbu) desa baru dan 0 (serbu dua ratus delapan puluh) desa lanjutan tahun 0; pada (empat ratus semblan puluh tujuh) kabupaten/kota d (tga puluh tga) provns. b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MPL) dlaksanakan d 0 (tga puluh) kabupaten/kota pada (delapan belas) provns. c. Sosalsas dan Promos PKP dlaksanakan d (tga puluh tga) provns. C. Indikator Keluaran Keberhaslan kegatan PKP akan tercermn dar ndkator berkut: a. Menngkatnya jumlah partspas wanta dalam penyedaan pangan keluarga yang BSA. 15

24 b. Menngkatnya jumlah usaha pengolahan pangan lokal berbass tepung-tepungan, dan penyedaan pangan sumber karbohdrat dar bahan pangan lokal. c. Tercptanya model pengembangan pangan pokok lokal sesua dengan karakterstk daerah. d. Menngkatnya motvas, partspas, dan aktvtas masyarakat dalam gerakan PKP. e. Menngkatnya kualtas konsums pangan masyarakat melalu penghtungan skor PPH pada desa bnaan. 16

25 BAB III KERANGKA PIKIR A. Kebijakan Undang-Undang Nomor Tahun 0 Tentang Pangan member arahan bahwa untuk memenuh pola konsums pangan yang beragam, bergz sembang dan aman; mengembangkan usaha pangan dan menngkatkan kesejahteraan masyarakat dlakukan antara lan melalu penetapan kadah penganekaragaman pangan, pengoptmalan pangan lokal, pengembangan teknolog dan sstem nsentf bag usaha pengolahan pangan lokal, pengenalan jens pangan baru termasuk pangan lokal yang belum dmanfaatkan, pengembangan dversfkas usaha tan dan perkanan, penngkatan ketersedaan dan akses benh dan bbt tanaman, ternak, dan kan; pengoptmalan pemanfaatan lahan termasuk lahan pekarangan; penguatan usaha mkro, kecl dan menengah d bdang pangan; serta pengembangan ndustr pangan yang berbass pangan lokal. Dalam mplementasnya, Perpres Nomor Tahun 00 tentang Kebjakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan Berbass Sumber Daya Lokal dan Permentan Nomor Tahun 00 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsums Pangan menjad acuan bag Pemerntah dan Pemerntah Daerah dalam melakukan perencanaan, penyelenggaraan, evaluas dan pengendalan kegatan percepatan penganekaragaman konsums pangan berbass sumber daya lokal. B. Rancangan Kegiatan Gerakan PKP pada tahun 0 dlakukan melalu kegatan utama yatu:. Optmalsas Pemanfaatan Pekarangan dlakukan untuk kelompok sasaran yatu : 17

26 Kelompok Wanta penerma bantuan tahun 0 yang telah berkembang dan melaksanakan pemanfaatan pekarangan sebanyak 0 (serbu dua ratus delapan puluh) desa d (seratus empat puluh semblan) kabupaten/kota pada provns untuk kegatan pengembangan kebun bbt; Kelompok Wanta penerma bantuan tahun 0 sebanyak 000 (lma rbu) desa d kabupaten/kota (empat ratus semblan puluh tujuh) kabupaten/kota d (tga puluh tga) dengan rncan kegatan : a. Pengembangan pekarangan anggota dan demplot kelompok. Kegatan berupa pembuatan pagar kebun, pengolahan tanah, pembelan benh/bbt sarana penanaman, sarana pembuatan pupuk organk, dan atau pembuatan kandang/kolam. b. Pengadaan kebun bbt. c. Pengembangan kebun sekolah. d. Pengenalan dan pengembangan menu BSA dar hasl pekarangan, termasuk pembelan sarana pengolahan pangan. Calon Penerma dan Calon Lokas (CP/CL) yang ddentfkas harus memenuh krtera-krtera, yatu: a. Kelompok wanta yang beranggotakan mnmal 0 rumah tangga yang berdomsl berdekatan dalam satu kawasan, sehngga dapat membentuk kawasan pekarangan dengan konsep KRPL. b. Bukan kelompok penerma bansos lannya d tahun berjalan. c. Memlk struktur organsas yang jelas dan dketahu kepala desa. d. Mampu menyedakan lahan untuk kebun bbt (bukan menyewa lahan) dan memelharanya untuk kepentngan anggota kelompok dan masyarakat desa lannya (surat pernyataan). e. Mampu mengelola keuangan kelompok dan melaksanakan kegatan secara berkesnambungan (surat pernyataan). 18

27 f. Khusus untuk daerah yang sult memenuh jumlah anggota kelompok mnmal 0 rumah tangga dalam satu desa yang berdomsl secara berdekatan dapat mengambl anggota kelompok dar desa terdekat dan nama desa yang dtetapkan sebaga penerma manfaat adalah desa dengan jumlah rumah tangga terbanyak.. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MPL). Int kegatan MPL dlaksanakan untuk mendorong penyedaan bahan pangan lokal selan beras dan tergu dalam mendukung pola konsums pangan pokok yang BSA melalu: Bantuan penyedaan alat untuk menghaslkan produk pangan pokok berbahan baku pangan lokal; Fasltas dan pendampngan kepada UMKM untuk mengembangkan bsns dan ndustr berbass pangan lokal dalam penyedaan bahan pangan pokok lokal non-beras untuk masyarakat. Kajan terhadap produk pangan pokok berbahan baku pangan lokal, melput : spesfkas produk, kandungan gz, daya terma konsumen dan kelembagaan. Sebaga keberlanjutan dar kegatan MPL tahun 0 yang dkembangkan d 0 (sepuluh) kabupaten d (semblan) provns, pada tahun 0 akan dkembangkan menjad 0 (tga puluh) kabupaten d (delapan belas) provns. Pelaksanaan kegatan MPL ddampng oleh perguruan tngg setempat yang menangan pengembangan teknolog pangan. Kerja sama dengan perguruan tngg n dmaksudkan untuk membantu dan mendukung Badan/Kantor/Dnas yang menangan ketahanan pangan tngkat provns dalam melaksanakan kegatan PKP.. Sosalsas dan Promos PKP, dlaksanakan melalu berbaga macam kegatan sepert gerakan kampanye serta sosalsas melalu meda massa cetak maupun elektronk, promos pola pangan BSA sepert One day No Rice atau Manggadong d Sumatera Utara, Lomba 19

28 Cpta Menu Pangan BSA, pameran dversfkas pangan fokus pada pengembangan pangan pokok lokal berbass tepung-tepungan, gerakan kampanye kreatf dan novatf dalam memperkaya ctra pangan lokal, serta melalu pelbatan tokoh formal dan nformal yang berpengaruh d masyarakat. Selan rencana kegatan utama program PKP datas, dlakukan juga kegatan pendukung pencapaan ndkator keluaran program n yang dlakukan oleh provns dan kabupaten/kota yang harus dlaksanakan secara smultan sehngga tujuan dar gerakan PKP dapat terwujud sesua dengan tujuan dan sasaran yang telah dtetapkan. Melengkap upaya PKP dlakukan kegatan Analss Stuas Konsums Pangan d Wlayah Program PKP. Kegatan n dlakukan dengan tujuan untuk mengetahu gambaran kuanttas dan kualtas konsums pangan, khususnya d desa penerma program PKP. Kegatan n dlakukan d 0 (dua ratus lma puluh) kabupaten/kota terplh, dengan mnmum sampel (enam) desa per kabupaten/kota (desa lama maupun desa baru penerma program) dan masng-masng desa dambl 0-0 (sepuluh tga puluh) rumah tangga sampel, sehngga ksaran total sampel setap kabupaten sebesar 0-0 (enam puluh seratus delapan puluh) rumah tangga, dan total sampel nasonal sebesar.000 (lma belas rbu) s.d.000 (empat puluh lma rbu) rumah tangga. Kegatan pemantauan survey konsums d wlayah PKP n dlakukan dua tahap yatu awal dan akhr tahun pelaksanaan program 0. Metode survey konsums/pemantauan konsums pangan dlakukan dengan menggunakan Food Record Method (Pencatatan konsums pangan secara mandr). Tahap pengamblan data konsums dlakukan oleh penyuluh pendampng desa PKP dan pendampng kabupaten/kota PKP. Tahap analss dan pelaporan dlakukan oleh petugas yang menangan konsums d kabupaten/kota dan provns. Analss dlakukan untuk melhat penngkatan kualtas konsums pangan berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH). Melalu 20

29 pemantauan konsums n dharapkan dapat mengukur ndkator keberhaslan program PKP. Keberhaslan pelaksanaan gerakan PKP bergantung pada snerg kerja sama antara aparat Pemerntah Daerah dar berbaga nstans terkat, penyuluh pendampng dan penerma manfaat. Agar kegatan dlaksanakan dengan tepat sasaran maka harus ddentfkas dengan benar akar masalah yang ada d lapangan dan melakukan pendekatan yang menyeluruh kepada masyarakat. Pelaksana kegatan sebaknya dar kelompok-kelompok yang telah mengakar d masyarakat dan mempunya kengnan serta komtmen sebaga pernts gerakan PKP. Secara utuh, kegatan n darahkan untuk menjad kebutuhan kelompok/masyarakat sehngga keberadaan dan perkembangannya akan bersfat berkelanjutan dan tdak sebatas keproyekan. Penyuluh Pendampng PKP memlk peran terdepan dalam keberhaslan gerakan PKP, termasuk ddalamnya memperbak perlaku konsums pangan masyarakat. Kemampuan utama yang perlu dkembangkan seorang Penyuluh Pendampng PKP adalah dar ss kepemmpnan (leadership), manajemen, dan kewrausahaan (entrepreneurship), dsampng kemampuan untuk menggerakkan masyarakat, membangun jejarng, dan menjad contoh nyata bag masyarakat, serta berperan sebaga fasltator dan penyeda nput ntelektual. Koordnator pendampng kegatan PKP kabupaten/kota dambl dar tenaga penyuluh ataupun pegawa Badan/Kantor/Unt Kerjaketahanan pangan d kabupaten/kota bersangkutan, sedangkan pendampng desa dambl dar tenaga penyuluh yang ada d desa bersangkutan atau apabla tdak ada maka dapat dambl dar kader setempat yang mampu menjalankan kegatan pendampngan untuk keberhaslan kegatan optmalsas pemanfaatan pekarangan dan membuat laporan secara berkala. C. Pendekatan Pendekatan yang dgunakan dalam mendukung pelaksanaan gerakan PKP, dataranya adalah mengoptmalkan peran para pemmpn formal dan nformal sebaga tokoh panutan, kampanye dan gerakan, dan kesnambungan snerg antar pemangku kepentngan. 21

30 Pemmpn memlk pengaruh besar sebaga tokoh panutan, bak tu pemmpn formal maupun nformal. Peranan para pemmpn formal dapat dwujudkan melalu penerbtan peraturan mengena gerakan PKP, sedangkan peranan pemmpn nformal dapat dwujudkan melalu dukungan dan peran serta ddalam gerakan PKP. Kampanye dlaksanakan untuk menynergkan dan mengntegraskan gerakan PKP bak tu d tngkat Pusat maupun Daerah yang antara lan dlakukan dengan cara mengadvokas para pemmpn, menyosalsaslan kegatan PKP kepada para pemangku kepentngan, dan mempromoskan pangan lokal kepada masyarakat luas secara formal maupun nformal. Untuk mendukung gerakan PKP maka perlu dbangun jarngan kerja sama yang snergs untuk menyamakan perseps dan langkah para pemangku kepentngan, bak dengan nstans d lngkup Kementeran Pertanan, kementeran/lembaga terkat, perguruan tngg, dan phak swasta serta BUMN/BUMD. D. Strategi Berdasarkan Perpres Nomor Tahun 00, gerakan PKP dlakukan melalu dua strateg utama, yatu: 1. Internalisasi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Salah satu faktor pentng yang menyebabkan belum maksmalnya pencapaan gerakan PKP adalah mash terbatasnya kebjakan dan peraturan yang berhubungan dengan proses nternalsas pola konsums pangan yang BSA pada tngkat rumah tangga hngga ndvdu. Pengetahuan tentang dversfkas pangan yang dmlk oleh setap ndvdu, terutama wanta sangat pentng dalam menyusun menu makanan yang memenuh kadah gz sembang. Proses nternalsas penganekaragaman konsums pangan dlakukan melalu (dua) cara yatu: 22

31 a. Advokas, kampanye, promos, dan sosalsas tentang konsums pangan yang beragam, bergz sembang, dan aman kepada aparat pada berbaga tngkatan dan masyarakat. b. Penddkan konsums pangan yang BSA melalu jalur penddkan formal dan non-formal/penyuluhan. Bagan dar proses nternalsas adalah dengan menngkatkan peran kelompok wanta dan pengembangan pangan BSA. Kegatan pemberdayaan kelompok wanta tersebut dlakukan mula dar pemanfaatan pekarangan sebaga sumber pangan keluarga, penngkatan pengetahuan tentang pangan BSA, dan pengembangan kebun sekolah untuk pengenalan pangan dan pola pangan BSA. 2. Pengembangan Bisnis dan Industri Pangan Lokal Keberhaslan gerakan PKP dtentukan juga oleh ketersedaan aneka ragam bahan pangan dan perlaku konsumen dalam mengonsums aneka ragam pangan. Efektvtas PKP akan tercapa apabla upaya nternalsas ddukung dan berjalan berrngan dengan pengembangan usaha pangan lokal. Oleh karena tu gerakan PKP nasonal dan daerah perlu dselaraskan, khususnya dalam pengembangan pertanan, perkanan, peternakan, dan ndustr pengolahan pangan guna memajukan perekonoman wlayah. Konds n menuntut komtmen yang tngg dar berbaga phak serta memerlukan rencana bsns dan ndustr aneka ragam pangan yang komprehensf. Dalam kegatan n, termasuk pengembangan usaha pangan lokal skala UMKM. 23

32 24

33 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN A. Persiapan. Pedoman Gerakan PKP dan Pedoman Pelaksanaan Gerakan PKP djabarkan lebh lanjut menjad Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang dsusun oleh Provns dan Petunjuk Tekns (Jukns) yang dsusun oleh Kabupaten/Kota sebaga acuan dalam pelaksanaan Gerakan PKP d daerah.. Mekansme penetapan desa dan kelompok penerma manfaat PKP a. Aparat kabupaten/kota melakukan dentfkas CPCL berkoordnas dengan Camat untuk memlh lokas desa dan dengan Kepala Desa untuk memlh kelompok yang memenuh krtera sesua dengan pedoman PKP, melput denttas penerma manfaat (nama dan alamat kelompok, jumlah anggota kelompok, nama dan alamat ketua dan anggota kelompok, nomor rekenng kelompok, nama dan alamat sekolah dserta nama Kepala Sekolah). b. Selanjutnya hasl CPCL tersebut dtetapkan melalu Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran(KPA) yang menangan ketahanan pangan d kabupaten/kota untuk dana TP dan KPA yang menangan ketahanan pangan d provns untuk dana dekonsentras (Format 1). c. Keputusan tersebut selanjutnya dlaporkan kepada Badan Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman Konsums dan Keamanan Pangan serta kepada Badan/Dnas/ Kantor/unt kerja ketahanan pangan tngkat provns pada bulan Pebruar 0. d. Kelompok yang telah ddentfkas harus membuat pernyataan (Format 8) sebelum dtetapkan dengan Keputusan KPA. 25

34 . Mekansme penetapan pendampng PKP: a. Pendampng PKP tngkat kabupaten/kota tahun 0 (bag kabupaten/kota lama dplh pendampng yang sudah mengkut apresas PKP tahun 0) dtetapkan melalu Keputusan KPA yang menangan ketahanan pangan d kabupaten/kota bag dana TP dan dusulkan ke provns serta dtetapkan melalu Keputusan KPA yang menangan ketahanan pangan d provns bag dana dekonsentras. Hasl penetapan pendampng PKP kabupaten/kota (Format 2) dlaporkan kepada Badan Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman Konsums dan Keamanan Pangan serta kepada Badan/Dnas/Kantor/unt kerja ketahanan pangan tngkat provns pada bulan Pebruar 0. Selanjutnya seluruh Pendampng PKP akan mengkut kegatan Apresas tahun 0. b. Pemlhan dan penetapan Penyuluh Pendampng PKP tngkat desa berkoordnas dengan Bakorluh/BPP Kecamatan/Camat/Kepala Desa/tokoh masyarakat, kemudan dtetapkan melalu Keputusan KPA yang menangan ketahanan pangan d kabupaten/kota bag dana TP dan dusulkan ke provns serta dtetapkan melalu Keputusan KPA yang menangan ketahanan pangan d provns bag dana dekonsentras (Format 3) dan dsampakan kepada Badan Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman Konsums dan Keamanan Pangan serta kepada Badan/Dnas/Kantor/unt kerja ketahanan pangan provns pada bulan Pebruar 0. Penyuluh yang telah ddentfkas harus membuat surat pernyataan (Format 8) sebelum dtetapkan oleh Keputusan KPA.. Memlh dan menetapkan lokas dan pelaku usaha untuk MPL : a. Mengdentfkas potens bahan baku (jumlah dan lokas produks), kegatan n dlakukan dengan pencaran data sekunder tentang potens bahan pangan lokal yang berpotens untuk dkembangkan menjad Pangkn. 26

35 b. Mengdentfkas calon produsen/penghasl produk pangkn, yatu UKM yang dapat memproduks Pangkn dengan krtera produk sesua dengan yang telah dtentukan. B. Pelaksanaan 1. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL Kegatan n dlaksanakan d 000 desa baru d kabupaten/kota.setap desa terdr dar kelompok yang beranggotakan mnmal 0 rumah tangga yang lokasnya salng berdekatan dalam satu kawasan dengan kegatan sebaga berkut: a. Melaksanakan sosalsas optmalsas pemanfaatan pekarangan oleh penyuluh pendampng kepada kelompok penerma manfaat melalu metode Sekolah Lapangan (SL), yang dberkan kepada para Penerma Manfaat. b. Melaksanakan pengembangan Demplot pekarangan sebaga Laboratorum Lapangan (LL) sekalgus berperan sebaga pekarangan percontohan (pangan sumber karbohdrat, proten, vtamn, mneral, dan lemak). Fasltas pekarangan percontohan n antara lan berupa bmbngan, pembelan sarana produks, admnstras, dan manajemen kelompok. - Luas demplot kelompok berksar mnmal m (tga puluh enam meter perseg) atau dsesuakan dengan ketersedaan lahan kelompok. - Demplot dtanam berbaga jens tanaman (sayuran, buah, umb-umban), tdak dtanam hanya satu jens tanaman saja. - D dalam lahan demplot juga dapat dbuat kolam kan dan kandang ternak kecl, sebaga sarana pembelajaran untuk buddaya pangan sumber proten. - Lahan demplot dusahakan tdak berlokas terlalu jauh dar tempat tnggal para anggota, sehngga memudahkan proses pembelajaran dan praktek langsung d pekarangan. - Pengelolaan lahan demplot merupakan tanggung jawab anggota kelompok (dbuat jadwal pket secara bergantan). 27

36 c. Mengembangkan kebun bbt kelompok yang darahkan untuk menjad ckal bakal kebun bbt desa. - Bbt yang dkembangkan adalah bbt tanaman sayuran, buah, dan umb umban. - Luas kebun bbt n berksar mnmal m (dua puluh lma meter per seg) atau dsesuakan dengan lahan yang terseda. - Peralatan dan meda yang dgunakan untuk pembbtan antara lan adalah: polybag (ukuran kecl/sedang/besar), pot, tanah, kompos, sekam, dll serta dapat memanfaatkan bahan daur ulang sebaga meda pembbtan (barang-barang bekas lmbah rumah tangga sepert bungkus deterjen, botol mnuman, bungkus mnyak gorng, dll). - Meda tanaman untuk perbenhan d kebun bbt danjurkan untuk menggunakan campuran tanah, pasr dan pupuk kandang yang sudah matang, dengan perbandngan :: dan atau komposs lannya sesua jens tanaman. - Kebun bbt kelompok menyupla bbt untuk anggota kelompok, kebun sekolah dan dapat juga untuk masyarakat sektar. Cara dstrbus bbt dlakukan sesua dengan kesepakatan berdasarkan hasl musyawarah kelompok. - Lokas kebun bbt dusahakan terletak pada daerah yang strategs dan tdak jauh dar anggota sehngga mudah djangkau oleh anggota atau masyarakat yang membutuhkan bbt dan memudahkan pemelharaan kebun bbt. - Pengelolaan dan pemelharaan kebun bbt menjad tanggung jawab kelompok dengan pembagan tugas berdasarkan musyawarah kelompok. Gambar 1 : Contoh Kebun Bibit 28

37 d. Mengembangkan pekarangan mlk anggota Kelompok Penerma Manfaat sesua hasl musyawarah kelompok berdasarkan potens pekarangan dan kebutuhan tap-tap anggota kelompok. - Setap anggota kelompok dapat mengusulkan kebutuhan untuk masng-masng pekarangannya dalam musyawarah kelompok yang dtuangkan dalam Rencana Kegatan dan Kebutuhan Anggaran (RKKA). - Lahan pekarangan anggota dapat dtanam berbaga jens sayuran, buah, dan umb-umban; dbuat kolam kan; kandang ternak kecl; sesua dengan kebutuhan dan luas pekarangannya. Jens tanaman yang dtanam bervaras dar tanaman petk dan cabut serta tanaman semusm dan tanaman tahunan untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan. - Lahan pekarangan anggota yang dmanfaatkan tdak hanya yang d bagan depan rumah, tetap juga lahan pekarangan yang ada d sampng atau belakang rumah. - Pemanfaatan pekarangan sebaga sumber pangan keluarga dlakukan secara terus menerus yang ddukung oleh ketersedaan bbt dar kebun bbt kelompok. e. Setap desa PKP harus membna mnmal (satu) sekolah(sd/mi/smp/smu/pesantren) untuk mengembangkan kebun sekolah dengan tanaman sayuran, buah dan umb-umban, unggas/ternak kecl/kan. Sekolah yang dplh dtetapkan dalam Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menangan ketahanan pangan tentang Penetapan Penerma Manfaat PKP (Format 1). - Pembnaan terhadap kebun sekolah dlakukan oleh pendampng desa PKP sejalan dengan pembnaan yang dlakukan terhadap kelompok wanta PKP dan berkoordnas dengan sekolah yang bersangkutan. - Penyuluhan dan pembnaan yang dlakukan kepada para sswa yatu tentang cara buddaya aneka jens tanaman, unggas dan kan d lahan/pekarangan/kebun mlk sekolah, termasuk mensosalsaskan pemanfaatan hasl pekarangan sebaga 29

38 sumber pangan keluarga yang Beragam, Bergz Sembang dan Aman (BSA). - Sekolah yang dbna adalah sekolah yang berlokas d desa PKP yang dapat dplh salah satu dar yang ada d desa (SD/MI/SMP/SMU/Pesantren). Khusus desa yang tdak ada sekolah tersebut dapat melakukan pembnaan d pesantren dan pant asuhan. Gambar 2 : Contoh Pengembangan Kebun Sekolah f. Tanaman yang dbuddayakan adalah tanaman sayuran, buah, dan aneka umb yang basa dkonsums dan dsuka oleh masyarakat setempat serta menggunakan pupuk dan pestsda yang aman bag lngkungan dan kesehatan. Dalam membuddayakan tanaman, perlu menerapkan juga sstem rotas tanaman. Rotas tanaman adalah menanam tanaman secara berglr d suatu lahan. Tujuan dar rotas tanaman n antara lan adalah untuk menngkatkan produks tanaman, memanfaatkan tanah-tanah yang kosong, memperkaya varas tanaman sehngga yang dtanam tdak tu-tu saja, memperbak kesuburan tanah, serta memperkecl resko kegagalan panen. 30

39 Gambar 3 : Bagan Sistem Rotasi Tanaman g. Membuddayakan unggas atau ternak kecl (sepert ayam, tk, kelnc) atau kan (lele, nla, mas) sesua dengan yang basa dkonsums oleh masyarakat setempat sebaga pangan sumber proten hewan. - Kolam kan dapat dbuat secara sederhana dengan menggunakan terpal (kolam lahan kerng) dan memanfaatkan drum besar sebaga kolam kan - Kandang ternak kecl dapat dbuat d sektar rumah dengan tetap memperhatkan aspek kesehatan (letaknya tdak terlalu dekat dengan rumah) h. Mengenalkan beberapa organsme pengganggu tanaman (jamur, bakter, vrus, serangga) dan cara penanggulangannya.. Melakukan pertemuan kelompok secara perodk mnmal satu kal dalam sebulan. j. Melakukan penyuluhan tentang pangan yang beragam, bergz sembang, dan aman untuk hdup sehat, aktf, dan produktf. Kegatan dapat dlakukan melalu praktek penyusunan menu dan pors makanan yang beragam, bergz sembang dan aman k. Demonstras penyedaan pangan dan penyapan menu makanan yang beragam, bergz sembang dan aman. 31

40 2. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) Kegatan pengembangan pangan lokal mendukung pelaksanaan Pangkn dlaksanakan dalam rangka mengembalkan pola konsums masyarakat kepada budaya dan potens setempat. Pemlhan komodtas pangan yang akan dkembangkan melalu penyedaan teknolog pengolahan yang lebh modern mengacu kepada potens dan kebutuhan setempat. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MPL) dlaksanakan pada 0 (tga puluh) kabupaten/kota d (tujuh belas) propns dengan kegatan sebaga berkut: a. Identfkas calon penerma subsd pangan bag masyarakat berpenghaslan rendah (rumah tangga mskn penerma Raskn jumlah dan lokasnya). b. Identfkas pangan lokal untuk Pangkn: Identfkas potens bahan baku (jumlah dan lokas produks), kegatan n dlakukan dengan pencaran data sekunder tentang potens bahan pangan lokal yang berpotens untuk dkembangkan menjad Pangkn. Identfkas calon produsen/penghasl produk Pangkn, yatu UKM yang dapat memproduks Pangkn dengan krtera produk sesua dengan yang telah dtentukan. c. Pembuatan rancangan produk pangan lokal untuk Pangkn: Pengadaan alat untuk menghaslkan produk pangan lokal untuk Pangkn. Pengadaan alat labelng dan pengemas. Pembelan bahan baku pangan lokal. d. Pengkajan produk pangan lokal kepada masyarakat: Uj selera konsumen terhadap hasl produk pangan lokal. 32

41 Uj daya bel masyarakat, antara lan dengan menjual hasl produk pangan lokal kepada masyrakat. Penyusunan spesfk produk dalam bentuk kemasan, labelng, dan daya smpan. Perhtungan ongkos produks e. Operasonal, antara lan: pembnaan, sosalsas, koordnas, montorng, dan evaluas, serta pelaporan. Dalam rangka sosalsas, perlu dadakan kampanye yang melbatkan stakeholder termasuk para pemmpn dan masyarakat luas untuk secara bersama-sama melakukan gelar makan pangan lokal yang dkembangkan. 3. Sosialisasi dan Promosi P2KP Kegatan sosalsas dan promos PKP dlakukan dalam bentuk: a. Gerakan atau Kampanye PKP Gerakan atau kampanye PKP dlaksanakan melalu kegatankegatan kreatf dan novatf yang dapat menark perhatan serta menddk masyarakat dengan membentuk pola konsums pangan yang beragam, bergz sembang, dan aman sepert melalu gerakan One Day No Rice, kegatan mengonsums ub (manggadong), gerakan konsums buah dan sayur, dan lan sebaganya. Gerakan dan kampanye PKP dlakukan secara terntegras antara Pusat, Daerah, dan para pemangku kepentngan sehngga mencapa kesatuan gerak dalam mengampanyekan pangan lokal. Pelaksanaan gerakan dan kampanye PKP dapat juga dlakukan melalu aneka perlombaan, semnar dversfkas pangan, maupun melalu penyuluhan d berbaga tngkatan. Optmalasas peran tokoh masyarakat dan organsas non pemerntah dalam gerakan dan kampanye PKP akan membuat upaya sosalsas dan promos PKP berjalan lebh lancar. 33

42 b. Lomba Cpta Menu BSA Lomba Cpta Menu BSA dlaksanakan d tngkat kabupaten/kota, kemudan dlanjutkan pada tngkat provns, dan berlanjut hngga tngkat nasonal pada puncak perayaan HPS. Menu yang dcptakan terdr dar sarapan, makan sang, dan makan malam untuk tga har dengan memanfaatkan pangan lokal. c. Penayangan Iklan d Meda Massa Iklan d meda massa dlakukan untuk menyebarluaskan nformas secara luas kepada masyarakat. Iklan dlakukan d meda massa cetak maupun elektronk dalam bentuk pemasangan billboard d tempat-tempat umum, penyaran jngle PKP d rado, maupun penayangan klan layanan masyarakat d televs bak d tngkat lokal maupun tngkat nasonal. d. Pameran PKP Kegatan pameran PKP dlakukan untuk mempromoskan upaya penngkatan dversfkas pangan melalu berbaga event sepert Har Pangan Seduna, Festval Pangan Lokal, Agrnex, dan lan sebaganya. Dalam kegatan pameran juga dapat dbuat berbaga meda sosalsas dan promos sepert brosur, poster, banner, dan lan sebaganya sepert demo masak sesua dengan tema pameran. Melalu pameran PKP dharapkan dapat mempertemukan para pemangku kepentngan sehngga dapat mendorong pengembangan bsns dan ndustr pangan lokal. e. Sosalsas pola konsums pangan yang beragam, bergz sembang, dan aman (BSA) melalu penyuluhan, semnar, maupun pameran. f. Melakukan kampanye kreatf dan novatf antara lan melalu gerakan PKP sepert One Day No Rice, dan lan sebaganya. g. Melaksanakan/berpartspas dalam kegatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk perlombaan, festval kulner, dan demo masak pangan lokal. 34

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR S TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKAS DANA DESA KABUPATEN PACTAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang Bahwa dalam rangka tertb

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

; PERATURAN BUPATI PACITAN : NOMOR: 3 TAHUN 2010 GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PACITAN

; PERATURAN BUPATI PACITAN : NOMOR: 3 TAHUN 2010 GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PACITAN { ; PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR: 3 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMS PANGAN BERBASS SUMBER DAYA LOKAL D KABUPATEN PACTAN BUPAT PACTAN ( f Menmbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN t PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN NOMOR 17 TAHUN 2001 [ TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : bahwa untuk meaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN BUEAn PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAAN TUGAS, FUNGS DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang: a. bahwa dengan bcrlakunya

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011 BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KUALTAS AR DAN PENGENDALAN PENCEMARAN AR! D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN PACITAN \. J 1 1! BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MNMAL BDANG PENDDKAN D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA j BUPAT PACTAN 'j Menmbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

Untuk memperoleh buku ini hubungi: 2004 Badan Perencanaan Pembangunan Nasonal Untuk memperoleh buku n hubung: Pusat Data dan Informas Perencanaan Pembangunan Jl. Taman Suropat No. 2, Jakarta Pusat 10310 Telepon/Fax: 021-31934973 atau Webste:

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

PEDOMAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TANGGAL : 11 Februari 2013 PEDOMAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERNTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menmbang Mengngat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017 LAPORAN PENGUKURAN NDEK PENERAPAN NLA BUDAYA KERJA (PNBK) TAHUN 2017 KEMENTERAN PERTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANAN BALA BESAR PELATHAN PERTANAN KETNDAN MALANG - JAWA 2017 TMUR KATA

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I UROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL & OPERASIONAL

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS. FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN I KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS. FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN I KABUPATEN PACITAN BUPAT PACTAN s PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAAN TUGAS. FUNGS DAN TATA KERJA DNAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACTAN > DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA \ BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

MENTERI KOORD[NATOR BlDANG POLITlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORD[NATOR BlDANG POLITlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA . MENTER KOORD[NATOR BlDANG POLTlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLK NDONESA PERATURAN MENTER KOORDNATOR BDANG POLTK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER-07 MENKO/POLHUKAM/1212011 TEN-TANG ORGANSAS DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA

MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 051 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN PEDOMAN lzln USAHA NIAGA BAHAN BAKAR NABATI (BIOFLIEL)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN

KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN 2010 2014 DEWAN KETAHANAN PANGAN 2010 . PESAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Ketahanan Pangan mash merupakan su yang pentng bag bangsa Indonesa. Sekalpun saat n Indonesa telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN PEMERNTAH KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN PERATURANjDAERAH- KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN NOMOR 1 TAHUN 1934 - = TENTANG ; POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TNGKAT PACTAN TAHUN 1994/1995-1998/1999

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga bermanfaat. Kepala Badan Ketahanan Pangan. Achmad Suryana. P a n d u a n T e k n i s P 2 K P t a h u n

KATA PENGANTAR. Semoga bermanfaat. Kepala Badan Ketahanan Pangan. Achmad Suryana. P a n d u a n T e k n i s P 2 K P t a h u n KATA PENGANTAR Diversifikasi pangan merupakan salah satu cara adaptasi yang efektif untuk mengurangi resiko produksi akibat perubahan iklim dan kondusif dalam mendukung perkembangan industri pengolahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014 LAKIN Laporan Knerja BPS Provns Maluku Tahun 2014 Jl. WolterMongnsd-Passo, Ambon 97232 Telep. (0911) 361329, Fax. (0911) 361319 E-mal : maluku@bps.go.d Kata Pengantar Akuntabltas knerja BPS Provns Maluku

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN 2010 2014

KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN 2010 2014 KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN 2010 2014 DEWAN KETAHANAN PANGAN 2010 . PESAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Ketahanan Pangan mash merupakan su yang pentng bag bangsa Indonesa. Sekalpun saat n Indonesa telah

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG JENJANG NLA PENGADAAN BARANG/JASA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan hal yang sangat penting dan strategis bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Kebutuhan manusia akan pangan ialah hal yang sangat mendasar, sebab konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

PEDOMAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) TAHUN 2014

PEDOMAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) TAHUN 2014 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 09/Permentan/OT.140/1/2014 TANGGAL : 27 Januari 2014 PEDOMAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) TAHUN 2014 BAB I

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 3g TAHUN 2012 TENTANO PENTELENGGARAAN PENDDKAN NKLUSF D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang a. bahwa peseta ddk yang memlk

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hayati untuk Ketahanan Pangan

Pengembangan Perangkat Lunak Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hayati untuk Ketahanan Pangan PROSIDING SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN INFORMATIKA PERTANIAN INDONESIA 29 ISBN : 978 979 95366-7 Pengembangan Perangkat Lunak Optmalsas Pemanfaatan Sumberdaya Hayat untuk Ketahanan Pangan Mustafrl a, Bud

Lebih terperinci

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota Bukittinggi, Maret 2016 BIDANG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP)

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN ; NOMOR 8 TAHUN 2001 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA!

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN ; NOMOR 8 TAHUN 2001 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA! PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN ; NOMOR 8 TAHUN 200 ; TENTANG SUSUNAN ORGANSAS DAN TATA KERJA! PEMERNTAH DESA t DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA. BUPAT PACTAN ESA Menmbang : a,

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN BUPAT PACTAN! PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERAN PENGURANGAN, KERNGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRBUS PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menlmbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG JAMINAN KESUNGGUHAN DAN JAMINAN REKLAMASI I PERTAMBANGAN UMUM

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG JAMINAN KESUNGGUHAN DAN JAMINAN REKLAMASI I PERTAMBANGAN UMUM BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG JAMNAN KESUNGGUHAN DAN JAMNAN REKLAMAS PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang Mengngat a. bahwa guna mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri 3 A S KEMENTERAN PERHUBUNGAN DREKTQRAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA * t % 3 PERATURAN DREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: SKEP/317 /V / 2 0 1 1 TENTANG : TARGET NDKATOR KNERJA UTAMA (KU) Dl LNGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BUEAn PACriAN TENTANG GERAKAN MENANAM BIBIT KAYU-KAYUAN UNTUK PESERTA DIDIK BARU PADA PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN PACITAN

BUEAn PACriAN TENTANG GERAKAN MENANAM BIBIT KAYU-KAYUAN UNTUK PESERTA DIDIK BARU PADA PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN PACITAN BUEAn PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR G TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN MENANAM BBT KAYU-KAYUAN UNTUK PESERTA DDK BARU PADA PENDDKAN DASAR D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012

j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012 j! BUPATI PACITAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012 ' TENTANG KUALITAS PIUTANG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Menggugat Kinerja Profesor

Menggugat Kinerja Profesor Haran Kompas, 11 November 2015 Menggugat Knerja Profesor Jumlah profesor d negara kta terlalu sedkt. Itu pun sebagan dnla kurang berkualtas dan tdak produktf. Hal n terkuak dalam Semnar Nasonal Keprofesoran

Lebih terperinci

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 13 TAHUN2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

DjENGAN. NOMOR 8 TAHUN 2011 NOMCR.p^/^pK-K^p/KT6/5-^ll NOMOR.^r/tS^/rwu^.Stoil TENTANG

DjENGAN. NOMOR 8 TAHUN 2011 NOMCR.p^/^pK-K^p/KT6/5-^ll NOMOR.^r/tS^/rwu^.Stoil TENTANG PERJANJXN KERJA SAMA ANTARA PEMERNTAH PROVNS DAERAH KHUSUS BUKOTA JAKARTA DENGAN PEMERNTAH PROVNS KALMANTAN TENGAH» 1 DAN PEMERNTAH vabu PATEN KAPUAS NOMOR 8 TAHUN 2011 NOMCR.p^/^pK-K^p/KT6/5-^ll NOMOR.^r/tS^/rwu^.Stol

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACITAN TAHUN 2013 BUPATI PACITAN

I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACITAN TAHUN 2013 BUPATI PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACTAN TAHUN 2013 BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 26

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 3^ TAHUN 2012 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, ' Menmbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

perencanaan dan perancangan taman bermain anak di Yogyakarta.

perencanaan dan perancangan taman bermain anak di Yogyakarta. BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BERMAIN ANAK DI YOGYAKARTA 4.1. Pendekatan Konsep Tata Ruang dan Kualtas Ruang Pendekatan konsep dar tata ruang dan kualtas ruang n ddapat dar

Lebih terperinci

---- ~,~ _~-

---- ~,~ _~- ---- ~,~-----..---..._~- BABV SMPULAN, MPLKAS DAN SARAN A. Smpulan ~... f. Smpulan-smpulan yang dapat dtark dar kajan peneltan adalah sebaga berkut: v. (:.Q / Pertama, kegatan pembelajaran yang dlaksanakan

Lebih terperinci

BUEAn PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOHOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK DAERAH

BUEAn PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOHOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK DAERAH BUEAn PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOHOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHHAT TUHAN YANG MAHA ESA,. BUPATI PACITAN, Menlmbang : a. bahwa barang mlk Daerah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci