TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelelawar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelelawar"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelelawar Kelelawar merupakan mamalia yang dapat terbang yang termasuk ordo Chiroptera. Hewan ini merupakan satu-satunya mamalia yang dapat terbang dengan menggunakan sayap. Hewan ini bersifat nokturnal karena aktif mencari makan dan terbang hanya pada waktu malam hari, sehingga kelelawar memerlukan tempat bertengger (roosting area) dan tidur dengan bergelantung terbalik pada siang hari (Suyanto, 2001). Dijelaskan lebih lanjut bahwa sayap kelelawar sangat sensitif terhadap dehidrasi (kekurangan air). Djuri dan Madya (2009) menjelaskan bahwa sayap kelelawar dibentuk karena perpanjangan jari kedua sampai jari kelima yang ditutupi selaput terbang atau patagium, sedangkan jari pertama bebas dan berukuran relatif normal. Kelelawar memiliki cakar pada jari kedua, terutama pada famili Pteropodidae. Pada umumnya banyak kelelawar tidak memiliki ciri tersebut. Dinyatakan lebih lanjut bahwa dalam mengidentifikasi kelelawar dapat dibantu dengan keberadaan ekor. Jenis-jenis kelelawar yang tidak memiliki ekor atau ekor berukuran sangat kecil adalah Pteropus, Acerodon, Harpyionycteris, Styloctenium, Balionycteris, Aethalops, Megaerops, Syconycteris, Thoopterus, Chironax, Macroglossus, Megaderma dan Coelops. Ujung ekor bercabang dan membentuk huruf T, ditemukan pada jenis anggota marga Nycteris (Suyanto, 2001). Kelelawar diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Mammalia, ordo Chiroptera, sub-ordo Megachiroptera dan Microchiroptera, famili Pteropodidae, Megadermatidae, Nycteridae, Vespertilionidae, Rhinolophidae, Hipposideridae, Emballonuridae, Rhinopomatidae dan Molossidae (International Union for Conservation of Nature, 2008). Famili Pteropodidae terdiri atas 72 spesies, famili Megadermatidae terdiri atas satu spesies, famili Nycteridae terdiri atas dua spesies, famili Vespertilionidae terdiri atas 63 spesies, famili Rhinolophidae terdiri atas 19 spesies, famili Hipposideridae terdiri atas 26 spesies, famili Emballonuridae terdiri atas 11 spesies, famili Rhinopomatidae terdiri atas satu spesies dan famili Molossidae terdiri atas 11 spesies (Suyanto, 2001). Sub-ordo Megachiroptera merupakan kelelawar pemakan buah-buahan; sedangkan sub-ordo Microchiroptera kelelawar pemakan serangga. Suyanto (2001) menyatakan bahwa sub-ordo Megachiroptera berukuran besar, telinga tidak memiliki

2 tragus (bagian yang menyerupai tangkai dalam telinga) atau anti tragus (bagian datar yang terletak dalam telinga), cakar ditemukan pada jari sayap kedua dan terdiri atas dua tulang jari. Dijelaskan lebih lanjut bahwa sub-ordo Microchiroptera berukuran kecil, telinga memiliki tragus atau anti tragus, jari sayap kedua tidak bercakar dan tidak memiliki tulang jari (Chairunnisa, 1997). Sub-ordo Megachiroptera dan Microchiroptera memiliki perbedaan. Pada umumnya sebagian besar sub-ordo Microchiroptera memiliki telinga yang besar dan kompleks, memiliki tragus dan anti tragus. Sub-ordo Megachiroptera memiliki kuku pada jari kedua yang tidak dimiliki Microchiroptera. Ukuran tubuh sub-ordo Megachiroptera relatif besar, memiliki telinga luar yang sederhana tanpa tragus, jari kedua kaki depan bercakar dan mata berkembang dengan baik (Wund dan Meyrs, 2005). Sub-ordo Microchiroptera menggunakan ekolokasi yang rumit untuk orientasi (navigasi) dan tidak menggunakan penglihatan pada saat terbang, serta umumnya memiliki mata kecil. Sub-ordo Megachiroptera lebih menggunakan penglihatan pada saat terbang, memiliki mata yang menonjol dan terlihat jelas, meskipun beberapa jenis marga Rousettus ditemukan menggunakan ekolokasi. Ekolokasi merupakan kemampuan kelelawar menangkap pantulan gelombang ultrasonik dari suara kelelawar yang bersentuhan dengan benda diam atau bergerak. Kelelawar pada saat terbang, mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi (ultrasonik) yaitu sekitar 50 Khz yang tidak dapat ditangkap telinga manusia. Manusia hanya dapat menangkap suara pada kekuatan frekuensi 3-18 Khz (Suyanto, 2001). Famili Pteropodidae Kelelawar yang terdapat di Indonesia diklasifikasikan ke dalam famili Pteropodidae. Suyanto (2001) menjelaskan bahwa 21 marga dan 72 jenis famili Pteropodidae ditemukan di Indonesia. Anggota famili ini dikenal sebagai kelelawar penyebar biji, penyerbuk bunga (Eonycteris, Macroglossus, Syconycteris) dan penghasil guano (Lalai Kembang dari jenis Eonycteris spelaea dan Pentae n Coboe Penthetor lucasi). Nyctimene minutus diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Megachiroptera dan family Pteropodidae (International Union for Conservation of Nature, 2008 a ). Kelelawar N. minutus diillustrasikan pada Gambar 1; sedangkan penyebaran marga anggota famili Pteropodidae di Indonesia; disajikan pada Tabel 1. 4

3 Tabel 1. Penyebaran Marga Anggota Famili Pteropodidae Marga Acerodon Aethalops Balionycteris, Dyacopterus dan Penthetor Boneia, Harpyionycteris dan Neopteryx Chironax Dobsonia Eonycteris Nyctimene Megaerops Syconycteris dan Paranyctimene Macroglossus, Pteropus dan Rousettus Cynopterus Sumber: Suyanto (2001) Penyebaran Sulawesi dan Nusa Tenggara Sumatera, Kalimantan dan Pegunungan Jawa Sumatera dan Kalimantan Sulawesi Sumatera, Lombok, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sulawesi Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara Sulawesi, Maluku dan Papua Barat Sumatera, Kalimantan dan Jawa Maluku dan Papua Barat Seluruh Indonesia Seluruh Indonesia, kecuali Papua Barat Gambar 1. Nyctimene minutus Sumber: Tafais (2011) 5

4 Famili Megadermatidae Famili Megadermatidae hanya terdiri atas satu marga dan satu jenis anggota, yaitu vampir palsu (Megaderma spasma). Jenis ini dikenal sebagai vampir palsu karena vampir asli yang menghisap darah binatang hanya ditemukan di Amerika Selatan. Vampir asli memangsa jenis kelelawar lain, sedangkan vampir palsu memakan serangga, seperti jangkrik dan belalang. Famili Megadermatidae memiliki ukuran lengan bawah sayap mm; betis mm; kaki belakang mm dan telinga mm. Famili Megadermatidae menyebar di Thailand, Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sulawesi. Kelelawar Megaderma spasma memiliki ukuran ekor kecil (Suyanto, 2001). Megaderma spasma diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Megadermatidae (International Union for Conservation of Nature, 2008 b ). Megaderma spasma diillustrasikan pada Gambar 2. Famili Nycteridae Gambar 2. Megaderma spasma Sumber: Heideman (2008) Marga Nycteris memiliki dua jenis anggota di Indonesia yaitu Nycteris javanca dan Nycteris tragata. Jenis Nycteris javanica menyebar di Jawa; Bali dan Kangean; sedangkan jenis Nycteris tragata menyebar di Thailand, Malaysia, 6

5 Sumatera dan Kalimantan. Kelelawar dari famili Nycteridae memiliki ekor dengan ujung bercabang membentuk huruf T (Suyanto, 2001). Nycteris javanica diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Nycteridae (International Union for Conservation of Nature, 2008 c ). Nycteris javanica diillustrasikan pada Gambar 3. Famili Emballonuridae Gambar 3. Nycteris javanica Sumber: Falconeyestudios (2011) Famili Emballonuridae di Indonesia meliputi tiga marga dan 11 jenis. Marga famili Emballonuridae hanya memiliki satu jenis anggota yaitu kelelawar Ekor Trubus Hitam atau Mosia nigrescens dan Kubar Trubus atau Saccolaimus saccolaimus. Famili ini hidup pada habitat yang meliputi gua dangkal dan ronggarongga pohon (Suyanto, 2001). Penyebaran anggota famili Emballonuridae di Indonesia meliputi jenis Emballonura, Saccolaimus dan Taphozous (seluruh Indonesia) dan anggota Mosia (Maluku dan Papua Barat) (Suyanto, 2001). Mosia nigrescens merupakan anggota Mosia yang ditemukan di Maluku (Suyanto, 2001). M. nigrescens diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Emballonuridae (International Union for Conservation of Nature, 2008 g ). Mosia nigrescens diillustrasikan pada Gambar 4. 7

6 Famili Molossidae Gambar 4. Mosia nigrescens Sumber: Gstatic (2010) Famili Molossidae di Indonesia meliputi enam marga dan 11 jenis. Anggota Molossidae dapat terbang tinggi dan merayap di permukaan tanah atau tumbuhan. Jenis Chaerephon plicata diduga memakan wereng di areal persawahan, dengan makanan utama pijer (kupu-kupu malam). Pengklasifikasian jenis famili Molossidae didasarkan pada keberadaan bulu, processus postorbitalis, kantong tenggorokan, ketebalan dan panjang daun telinga, ukuran bulla tympanica dan lengan bawah sayap. Habitat famili Molossidae ditemukan di gua, rongga pepohonan dan atap gedung (Suyanto, 2001). Gambar 5. Chaerephon plicata Sumber: Bio Cris (2007) 8

7 Chaerephon plicata ditemukan di Maluku (Suyanto, 2001). Chaerephon plicata diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Molossidae (International Union for Conservation of Nature, 2008 i ). Chaerephon plicata diillustrasikan pada Gambar 5. Famili Hipposideridae Kelelawar Indonesia memiliki tiga marga dan 26 jenis anggota famili Hipposideridae. Tiga marga tersebut diklasifikasikan berdasarkan bentuk daun hidung. Marga Hipposideros memiliki jumlah anggota yang terbanyak. Anggota Hipposideros diklasifikasikan berdasarkan jumlah daun hidung tambahan (terletak di samping daun hidung depan dan berbentuk tapal kuda), bentuk telinga, struktur berdaging seperti tabung pada dahi di belakang lanset (daun hidung), ciri tengkorak dan ukuran tubuh (Suyanto, 2001). Gambar 6. Hipposideros cervinus Sumber: Australian Museum (2010) Jumlah anggota Hipposideros di Indonesia sangat banyak sehingga dikelompokkan ke dalam kelompok bicolor, speoris, diadema dan cylops. Habitat anggota Hipposideros ditemukan di gua dan rongga pohon (Suyanto, 2001). Hipposideros cervinus merupakan salah satu spesies yang ditemukan di Maluku (Suyanto, 2001). Hipposideros cervinus diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Hipposideridae (International Union for Conservation of Nature, 2008 f ). Hipposideros cervinus diillustrasikan pada Gambar 6. 9

8 Famili Vespertilionidae Famili Vespertilionidae terdiri atas 14 marga dan 63 jenis anggota di Indonesia. Famili Vespertilionidae menempati gua (jenis Miniopterus); ruas bambu (jenis Tylonycteris); atap rumah (jenis Taphozous dan Pipistrellus); hutan khususnya pada pepohonan yang rimbun (jenis Kerivoula) dan gulungan daun pisang muda (jenis Myotis muricola). Kelelawar dari famili Vespertilionidae menarik sayap ke samping tubuh pada saat hinggap di sarang (Suyanto, 2001). Gambar 7. Harpiocephalus harpia Sumber: Francis (1998) Harpiocephalus harpia merupakan salah satu spesies yang ditemukan di Maluku (Suyanto, 2001). Harpiocephalus harpia diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Vespertilionidae (International Union for Conservation of Nature, 2008 d ). Penyebaran anggota famili Vespertilionidae di Indonesia disajikan pada Tabel 2; Harpiocephalus harpia diillustrasikan pada Gambar 7. Famili Rhinopomatidae Famili Rhinopomatidae hanya satu jenis di Indonesia, yaitu kelelawar Ekor Tikus Besar (Rhinopoma microphyllum). Penyebaran jenis Rhinopoma microphyllum hanya (Suyanto, 2001). di Sumatera Utara, yaitu daerah Balige dan ditemukan sangat jarang 10

9 Tabel 2. Penyebaran Marga Anggota Famili Vespertilionidae Marga Glischropus, Philetor dan Phoniscus Kerivoula dan Tylonycteris Hesperoptenus Murina Nyctophilus Scotophilus Scotorepens Harpiocephalus Myotis, Pipistrellus dan Miniopterus Penyebaran Sumatera, Kalimantan dan Jawa Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi Kalimantan dan Sulawesi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara Nusa Tenggara dan Papua Barat Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali Timor dan Papua Barat Sumatera, Kalimantan, Jawa, Lombok dan Maluku Seluruh Indonesia Sumber: Suyanto (2001) Habitat R. microphyllum ditemukan di gua, terowongan, atap gedung, atap rumah dan bangunan lain berbentuk seperti piramid. Rhinopoma microphyllum merupakan salah satu spesies yang ditemukan di Maluku (Suyanto, 2001). Rhinopoma microphyllum diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Rhinopomatidae (International Union for Conservation of Nature, 2008 h ). Rhinopoma microphyllum diillustrasikan pada Gambar 8. Gambar 8. Rhinopoma microphyllum Sumber: Tagant (2011) 11

10 Famili Rhinolophidae Famili Rhinolophidae yang ditemukan di Indonesia hanya satu marga yaitu Rhinolophus. Marga Rhinolophus yang ditemukan di Indonesia diklasifikasikan ke dalam enam jenis kelompok dan 19 jenis anggota. Perbedaan jenis-jenis marga Rhinolophus diklasifikasikan berdasarkan ukuran tubuh dan telinga; ukuran dan bentuk sella; posisi pelekatan taju penghubung (connecting process) dengan ujung sella dan bentuk taju penghubung, keberadaan lapet (lipatan pada hidung) serta bentuk sekat rongga hidung (Suyanto, 2001). Rhinolophus keyensis merupakan salah satu spesies yang ditemukan di Maluku (Suyanto, 2001). Rhinolophus keyensis diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class Mammalia, order Chiroptera, sub-order Microchiroptera dan family Rhinolophidae (International Union for Conservation of Nature, 2008 e ). Rhinolophus keyensis diillustrasikan pada Gambar 9. Gambar 9. Rhinolophus keyensis Produktivitas Kelelawar Daerah jelajah kelelawar bergantung pada jenis makanan. Jenis kelelawar Macroglossus sobrinus yang memakan cecadu pisang besar yang memiliki daerah jelajah mencapai radius tiga km, Lalai Kembang (Eonycteris spelaea) dapat mencapai radius 40 km dan Kalong Kapauk (Pteropus vampyrus) mencapai radius 60 km. Kelelawar memiliki tempat tinggal yang beragam, seperti gua, kolong atap 12

11 rumah, terowongan, bawah jembatan, rimbunan daun, gulungan daun pisang atau palem, celah bambu, pepohonan besar, lubang batang pohon yang masih hidup maupun yang sudah mati (Suyanto, 2001). Kelelawar menempati habitat tertentu untuk melakukan aktivitas yang berbeda. Habitat kelelawar umumnya ditemukan mulai dari pantai sampai pegunungan. Pada umumnya kelelawar melakukan aktivitas pada malam hari dan beristirahat pada siang hari. Kelelawar beristirahat di dalam gua dan pepohonan tertentu (Fatem et al., 2006). Wund dan Myers (2005) menyatakan bahwa jenis-jenis kelelawar yang menempati wilayah geografi yang kecil atau yang memiliki ekologi yang khas; memiliki ancaman kepunahan yang tinggi. Peranan Kelelawar Keberadaan kelelawar mempunyai peranan penting bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Kelelawar berperan sebagai penyebar biji buah-buahan (jambu air, jambu biji, kenari, keluwih, sawo, duwet, cendana, srikaya dan terungterungan). Penyebar biji seperti kelelawar sangat diperlukan untuk menjaga keanekaragaman hutan tropis. Kelelawar mengambil cairan buah dengan mengunyah daging buah. Bagian serabut daging buah disepah dan biji buah dibuang pada jarak m dari pohon induk; sehingga memberikan peluang pada biji menjadi besar untuk menyebar dan berkecambah di tempat yang berjauhan dari pohon induk (Wiantoro dan Achmadi, 2011 dan Suyanto, 2001). Maryati et al. (2008) menjelaskan bahwa kelelawar pemakan buah-buahan (Megachiroptera) berperan sebagai polinator. Kelelawar memiliki peranan sebagai penyerbuk berbagai tumbuhan (termasuk tumbuhan bernilai ekonomi tinggi seperti durian, petai, aren, kaliandra, pisang, bakau dan kapuk randau), sebagai pengendali hama serangga, sebagai obyek ekowisata dan sebagai penghasil pupuk guano. Pupuk guano telah banyak dimanfaatkan di Pelabuhan Ratu (Sukabumi, Jawa Barat), Gua Lawa (Nusa Kambangan), Gua Pintu Kuwari (Tamiang Hulu, Aceh Timur). Proses pemanenan pupuk guano sering dilakukan pada siang hari ketika kelelawar sedang tidur. Pengambilan pupuk guano disarankan dilakukan pada malam hari, ketika kelelawar keluar mencari makan (Suyanto, 2001). Guano mengandung banyak unsur hara, baik mikro maupun makro. Kegunaan lain dari kelelawar menurut Nowak (1999) adalah 13

12 dapat menyembuhkan sakit asma (pemanfaat hati kelelawar sebagai obat) dan dapat menyuburkan rambut (pemanfaatan lemak tubuh). Gua sebagai Habitat Kelelawar Gua merupakan tempat proses adaptasi berbagai jenis organisme berlangsung (Setyaningsih, 2011). Suyanto (2001) menyatakan bahwa kelelawar merupakan penyeimbang ekosistem gua. Dijelaskan lebih lanjut bahwa guano kelelawar diyakini sebagai sumber energi yang memiliki peranan penting dalam rantai makanan dalam ekosistem gua. Setyaningsih (2011) menyatakan bahwa lingkungan gua merupakan sebuah lingkungan yang unik dan khas dengan kondisi gelap total sepanjang masa. Dijelaskan lebih lanjut bahwa lingkungan gua terdiri atas empat zona yaitu mulut gua, zona peralihan (zona remang-remang), zona gelap dan zona gelap total (zona stagnant). Keadaan iklim mikro yang berbeda pada masing-masing gua dapat mempengaruhi perbedaan jenis-jenis kelelawar. Gua yang dihuni kelelawar pada umumnya mempunyai temperatur rendah dan kelembaban yang cukup tinggi (Maryanto dan Maharadatunkamsi, 1991). Suyanto (2001) menyatakan bahwa jumlah guano yang dihasilkan kelelawar dapat mempengaruhi temperatur dan kelembaban gua. Morfometrik Tubuh Kelelawar Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan faktor genetik dan lingkungan (Notosusanto, 2009). Martojo (1992) menjelaskan bahwa pengaruh genetik dan lingkungan merupakan dua hal penting untuk menghasilkan keragaman fenotipik pada individu-individu sekelompok ternak. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengaruh genetik dan lingkungan yang diekspresikan sebagai fenotipik merupakan hasil dari perpaduan atau interaksi kedua pengaruh tersebut. Menurut Ihdia (2006) faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap ukuran tubuh kelelawar adalah kompetisi untuk mendapatkan pakan. Maryati (2008) menyatakan bahwa area untuk mencari pakan dan komposisi pakan sangat dipengaruhi musim bunga dan panen buah. Wijayanti (2011) menjelaskan bahwa kelelawar cenderung memilih sarang yang dekat dengan sumber pakan. Kelelawar adalah satu-satunya anggota mamalia yang dapat terbang. Kelelawar pemakan buah (Megachiroptera) berukuran tubuh kecil (dari jenis 14

13 Balionycteris, Chironax dan Aethalops) yang memiliki bobot badan 10 g; dan ditemukan pula yang berukuran tubuh besar seperti Kalong Kapauk (Pteropus vampyrus) yang memiliki bobot badan lebih dari g, bentangan sayap mencapai mm dan lengan bawah sayap mm. Kelelawar pemakan serangga (Microchiroptera) memiliki ukuran tubuh terkecil dengan bobot badan dua g dan yang terbesar 196 g, dan ukuran lengan bawah sayap mm (Suyanto, 2001). Secara umum, skema anatomi tubuh kelelawar disajikan pada Gambar 10. Gambar 10. Anatomi atau Bagian Tubuh Kelelawar Sumber: Djuri dan Madya (2009) Ukuran tubuh luar dapat dijadikan indikator dalam penentuan jenis pada kelelawar. Ukuran dinyatakan dalam satuan milimeter, seperti panjang ekor (E) yang diukur dari pangkal ekor sampai ujung ekor, panjang kaki belakang (KB) yang diukur dari tumit sampai ujung jari terpanjang tanpa cakar, panjang kaki belakang yang diukur dari tumit sampai ujung jari dengan cakar terpanjang, panjang telinga (T) yang diukur pada jarak dari pangkal sampai ujung telinga yang terjauh, panjang betis yang diukur dari lutut sampai pergelangan kaki, panjang lengan bawah sayap (LB) yang diukur dari luar siku sampai sisi luar pergelangan tangan pada sayap 15

14 melengkung (Suyanto, 2001). Secara umum, ukuran tubuh kelelawar disajikan pada Gambar 11. Gambar 11. Ukuran Tubuh Kelelawar Sumber: Suyanto (2001) Keterangan: E= panjang ekor; KB=panjang kaki belakang (KB); T=panjang telinga; LB=panjang lengan bawah sayap Analisis Komponen Utama Analisis Komponen Utama (AKU) merupakan analisis yang bertujuan untuk mereduksi data dan mempermudah data diinterpretasikan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa Analisis Komponen Utama menerangkan struktur varian-kovarian (kombinasi data multivariat yang beragam) melalui kombinasi linear dengan variabel-variabel tertentu. Akar ciri atau ragam dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah variabel yang diamati dengan nilai keragaman total pada Analisis Komponen Utama yang diturunkan berdasarkan matriks kovarian (Gaspersz, 1992). Menurut Everitt dan Dunn (1998) penggunaan metode Analisis Komponen Utama dalam analisis morfometrik menerangkan bahwa komponen utama pertama mengindikasikan ukuran (size) sebagai vektor ukuran dan komponen utama kedua mengindikasikan bentuk (shape) sebagai vektor bentuk dari hewan yang diteliti. Hanibal (2008) menjelaskan bahwa ukuran berhubungan dengan bobot badan; sedangkan bentuk merupakan sifat yang dapat mewaris sehingga diminati ahli taksonomi (Everitt dan Dunn, 1998). 16

15 Keragaman total dijadikan sebagai indikasi untuk menentukan persamaan yang mewakili banyak persamaan yang dibentuk Analisis Komponen Utama. Dijelaskan lebih lanjut bahwa keragaman tersebut diperoleh dari hasil pembagian antara nilai Eigen komponen utama ke-i dan jumlah variabel yang diamati (Gaspersz, 1992). Menurut Afifi dan Clark (1996) vektor Eigen merupakan seperangkat koefisien pada kombinasi linear untuk komponen utama ke-i. 17

PERBANDINGAN UKURAN DAN BENTUK TUBUH BERBAGAI SPESIES KELELAWAR DI KOTA TUAL DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA SKRIPSI RESTU MONICA NIA BETAUBUN

PERBANDINGAN UKURAN DAN BENTUK TUBUH BERBAGAI SPESIES KELELAWAR DI KOTA TUAL DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA SKRIPSI RESTU MONICA NIA BETAUBUN PERBANDINGAN UKURAN DAN BENTUK TUBUH BERBAGAI SPESIES KELELAWAR DI KOTA TUAL DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA SKRIPSI RESTU MONICA NIA BETAUBUN DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kota Tual, desa Ohoira, desa Ohoidertawun dan desa Abean, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian lapang dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar adalah mamalia dari ordo Chiroptera dengan dua sub ordo yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar adalah mamalia dari ordo Chiroptera dengan dua sub ordo yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Kelelawar Kelelawar adalah mamalia dari ordo Chiroptera dengan dua sub ordo yang dibedakan atas jenis pakannya. Ordo Chiroptera memiliki 18 famili, 188 genus, dan 970 spesies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Karst merupakan. saluran bawah permukaan (Setiawan et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Karst merupakan. saluran bawah permukaan (Setiawan et al., 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah karst sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia. Istilah aslinya adalah krst / krast yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan

Lebih terperinci

Megaerops Peters, Megaerops ecaudatus (Temminck, 1837) Pteropodidae

Megaerops Peters, Megaerops ecaudatus (Temminck, 1837) Pteropodidae Megaerops Peters, 1865 Marga Megaerops Peters, 1865 terdiri tiga jenis, tetapi hanya dua jenis yang dijumpai di Pulau Sumatera yaitu Megaerops ecaudatus (Temminck, 1837) dan Megaerops wetmorei (Taylor,

Lebih terperinci

KUNCI IDENTIFIKASI KELELAWAR DI SUMATERA: DENGAN CATATAN HASIL PERJUMPAAN DI KAWASAN BUKIT BARISAN SELATAN

KUNCI IDENTIFIKASI KELELAWAR DI SUMATERA: DENGAN CATATAN HASIL PERJUMPAAN DI KAWASAN BUKIT BARISAN SELATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 KUNCI IDENTIFIKASI KELELAWAR DI SUMATERA: DENGAN CATATAN HASIL PERJUMPAAN DI KAWASAN BUKIT BARISAN SELATAN Electronic Publication Version 1.0. released

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya berbagai nama. Di Indonesia bagian timur kelelawar disebut dengan

I. PENDAHULUAN. adanya berbagai nama. Di Indonesia bagian timur kelelawar disebut dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelelawar sudah dikenal masyarakat Indonesia secara luas, terbukti dari adanya berbagai nama. Di Indonesia bagian timur kelelawar disebut dengan paniki, niki, atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kingston (2006) terdapat lebih dari 31 jenis tumbuhan di Malaysia yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kingston (2006) terdapat lebih dari 31 jenis tumbuhan di Malaysia yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Kelelawar Menurut Kingston (2006) terdapat lebih dari 31 jenis tumbuhan di Malaysia yang polinasinya dibantu oleh kelelawar Megachiroptera. Kelelawar Megachiroptera memegang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di

I. PENDAHULUAN. berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi dalam berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di seluruh wilayah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara lokal yang menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan dan lorong-lorong

I. PENDAHULUAN. secara lokal yang menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan dan lorong-lorong 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Sumatera Barat banyak ditemukan kawasan berkapur (karst) dengan sejumlah goa. Goa-goa yang telah teridentifikasi di Sumatera Barat terdapat 114 buah goa (UKSDA, 1999

Lebih terperinci

KELELAWAR SULAWESI. Jenis dan Peranannya dalam Kesehatan

KELELAWAR SULAWESI. Jenis dan Peranannya dalam Kesehatan KELELAWAR SULAWESI Jenis dan Peranannya dalam Kesehatan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2014 KELELAWAR SULAWESI Jenis dan Peranannya dalam Kesehatan Penulis: Bernadus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelelawar menurut Corbet and Hill ( 1992) Kelelawar memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi dan menempati

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelelawar menurut Corbet and Hill ( 1992) Kelelawar memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi dan menempati II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Kelelawar Klasifikasi kelelawar menurut Corbet and Hill ( 1992) Kingdom Filum Subfilum Kelas Ordo : Animalia : Chordata : Vertebrata : Mammalia : Chiroptera Kelelawar memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam

Lebih terperinci

Kekayaan Jenis Kelelawar (Chiroptera) di Kawasan Gua Lawa Karst Dander Kabupaten Bojonegoro

Kekayaan Jenis Kelelawar (Chiroptera) di Kawasan Gua Lawa Karst Dander Kabupaten Bojonegoro ISSN: 2252-3979 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Kekayaan Jenis Kelelawar (Chiroptera) di Kawasan Gua Lawa Karst Dander Kabupaten Bojonegoro Hendrik Nurfitrianto, Widowati Budijastuti,

Lebih terperinci

MENGENAL DUNIA KELELAWAR

MENGENAL DUNIA KELELAWAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN / KONSERVASI SERI 2.1 : Pengenalan Dunia Fauna PENGANTAR. MENGENAL DUNIA KELELAWAR Kelelawar sayapnya hitam Terbangnya di waktu malam dst group band Koes Plus.. Oleh : Ir. Sudarsono

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar termasuk ke dalam Ordo Chiroptera, merupakan salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar termasuk ke dalam Ordo Chiroptera, merupakan salah satu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Ekologi Kelelawar Kelelawar termasuk ke dalam Ordo Chiroptera, merupakan salah satu kelompok mamalia yang sukses beradaptasi hingga saat ini, hal ini dibuktikan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar masuk ke dalam ordo Chiroptera yang berarti mempunyai sayap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar masuk ke dalam ordo Chiroptera yang berarti mempunyai sayap 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelawar Kelelawar masuk ke dalam ordo Chiroptera yang berarti mempunyai sayap tangan, karena tungkai depannya termodifikasi sebagai sayap, sehingga kelelawar memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah aslinya adalah krst / krast yang merupakan nama suatu kawasan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah aslinya adalah krst / krast yang merupakan nama suatu kawasan di 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Karst Istilah karst sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst / krast yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H 18 KELIMPAHAN, SEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (Chiroptera) PADA BEBERAPA GUA DENGAN POLA PENGELOLAAN BERBEDA DI KAWASAN KARST GOMBONG JAWA TENGAH AMIN ASRIADI PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

Kelimpahan Spesies Kelelawar Ordo Chiroptera di Gua Wilayah Selatan Pulau Lombok NTB

Kelimpahan Spesies Kelelawar Ordo Chiroptera di Gua Wilayah Selatan Pulau Lombok NTB Kelimpahan Spesies Kelelawar Ordo Chiroptera di Gua Wilayah Selatan Pulau Lombok NTB Oleh: Siti Rabiatul Fajri 1, Agil Al Idrus 2, dan Gito Hadiprayitno 2 1) Program Pascasarjana Magister Pendidikan IPA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba  Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Menurut Tomaszewska et al. (1993) domba berasal dari Asia, yang terdiri atas 40 varietas. Domba-domba tersebut menyebar hampir di setiap negara. Ternak domba merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Orangutan Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Pongidae (Groves, 2001). Ada dua jenis orangutan yang masih hidup, yaitu jenis dari Sumatera

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang termasuk ordo Chiroptera, subordo Megachiroptera. Kelelawar ini sangat berperan dalam ekosistem yaitu menyebarkan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (CHIROPTERA) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (CHIROPTERA) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (CHIROPTERA) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA Diversity of Bats (Chiroptera) at The Mountain of Ambawang Forest Protected Areas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman hayati. Salah satu bentuk keanekaragaman hayati Indonesia adalah ekosistem karst. Ekosistem karst adalah kesatuan komunitas

Lebih terperinci

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1 Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Peta Konsep Ciri khusus mahkluk hidup 1. Mencari makan 2. Kelangsungan hidup 3. Menghindari diri dari Hewan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Taksonomi dan Deskripsi Burung Walet Terdapat beberapa jenis Burung Walet yang ditemukan di Indonesia diantaranya Burung Walet Sarang Putih, Burung Walet Sarang Hitam, Burung

Lebih terperinci

Kegiatan Semester 1. 3) Keriklah lendir (kambium) hingga bersih. 4) Keringkan dahan yang disayat selama 2-4 hari. Kegiatan Semester 1 1

Kegiatan Semester 1. 3) Keriklah lendir (kambium) hingga bersih. 4) Keringkan dahan yang disayat selama 2-4 hari. Kegiatan Semester 1 1 Kegiatan Semester 1 Pada awal setiap semester, kamu akan mendapatkan kegiatan semester. Di Semester 1 Kelas VI ini, kamu akan mempelajari perkembangbiakan makhluk hidup. Makhluk hidup berkembang biak untuk

Lebih terperinci

KOMUNITAS KELELAWAR MICROCHIROPTERA DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. KENCANAA SAWIT INDONESIA (KSI) SOLOK SELATAN TESIS.

KOMUNITAS KELELAWAR MICROCHIROPTERA DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. KENCANAA SAWIT INDONESIA (KSI) SOLOK SELATAN TESIS. KOMUNITAS KELELAWAR MICROCHIROPTERA DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. KENCANAA SAWIT INDONESIA (KSI) SOLOK SELATAN TESIS Oleh: FAUZIAH SYAMSI 09 21208 007 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Catecholamine mesolimbic pathway (CMP) merupakan jalur dopamin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Catecholamine mesolimbic pathway (CMP) merupakan jalur dopamin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Catecholamine mesolimbic pathway (CMP) merupakan jalur dopamin pada otak yang berasal dari badan sel di daerah mesensefalon (ventral tegmental area) dengan akson menuju

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Kuda TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Kelelawar Khas Agroforest Sumatera

Jenis-Jenis Kelelawar Khas Agroforest Sumatera Teknik Survei & Identifikasi Jenis-Jenis Kelelawar Khas Agroforest Sumatera Pandam Nugroho Prasetyo Sephy Noerfahmy Hesti Lestari Tata World Agroforestry Centre Teknik Survei & Identifikasi Jenis-Jenis

Lebih terperinci

Kekayaan Spesies Kelelawar Ordo Chiroptera Di Gua Wilayah Selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Kekayaan Spesies Kelelawar Ordo Chiroptera Di Gua Wilayah Selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat BIOEDUKASI Volume 7, Nomor 2 Halaman 5-9 ISSN: 1693-2654 Agustus 2014 Kekayaan Spesies Kelelawar Ordo Chiroptera Di Gua Wilayah Selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat The Richness of Bat Species Order

Lebih terperinci

Gambar 29. Cynopterus brachyotis sunda Lineage

Gambar 29. Cynopterus brachyotis sunda Lineage 69 Nama Spesies : Cynopterus brachyotis sunda lineage Nama Lokal : Codot Nama Inggris : Lesser Short-nosed Fruit Bat Deskripsi : Panjang lengan = 55-65 mm, Panjang ekor =8-10 mm, panjang telinga= 14-16

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KELELAWAR (ORDO CHIROPTERA) DI GUA TOTO DAN LUWENG TOTO KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA. Skripsi

IDENTIFIKASI KELELAWAR (ORDO CHIROPTERA) DI GUA TOTO DAN LUWENG TOTO KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA. Skripsi digilib.uns.ac.id IDENTIFIKASI KELELAWAR (ORDO CHIROPTERA) DI GUA TOTO DAN LUWENG TOTO KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing Kambing diklasifikasikan ke dalam kerajaan Animalia; filum Chordata; subfilum Vertebrata; kelas Mammalia; ordo Artiodactyla; sub-ordo Ruminantia; familia Bovidae; sub-familia

Lebih terperinci

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (CHIROPTERA) PADA BEBERAPA TIPE EKOSISTEM DI CAMP LEAKEY

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (CHIROPTERA) PADA BEBERAPA TIPE EKOSISTEM DI CAMP LEAKEY BIOMA 12 (1), 2016 Biologi UNJ Press ISSN : 0126-3552 STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (CHIROPTERA) PADA BEBERAPA TIPE EKOSISTEM DI CAMP LEAKEY KAWASAN TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING (TNTP), KALIMANTAN

Lebih terperinci

Hipposideros galeritus Cantor, Hipposideridae. Barong Cantor Status : LC Cantor s Leaf-nosed Bat. Intensitas Pertemuan : Habitat Potensial

Hipposideros galeritus Cantor, Hipposideridae. Barong Cantor Status : LC Cantor s Leaf-nosed Bat. Intensitas Pertemuan : Habitat Potensial Teknik Survei dan Identifikasi Jenis-jenis Kelelawar Agroforest Sumatra Hipposideros galeritus Cantor, 1846 Barong Cantor Status : LC Cantor s Leaf-nosed Bat Hipposideridae Hipposideros galeritus Cantor,

Lebih terperinci

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Suksesi dan Restorasi Hutan Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang di dominasi oleh pepohonan. Masyarakat hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup dan tumbuh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total 15 TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Penelitian Pulau Sembilan merupakan salah satu pulau yang terdapat di Kabupaten Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-ekologi Ungko (Hylobates agilis) dan Siamang (Symphalangus syndactylus) 2.1.1 Klasifikasi Ungko (Hylobates agilis) dan siamang (Symphalangus syndactylus) merupakan jenis

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1 1. Ciri khusus yang ada pada makhluk hidup bertujuan untuk... Untuk mencari makanan Untuk menarik perhatian hewan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA BAB 1 CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA Tujuan Pembelajaran: 1) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus hewan dengan lingkungannya; 2) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI IV Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, November 2011

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI IV Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, November 2011 SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI IV KARAKTERISTIK KOMUNITAS KELELAWAR PEMAKAN SERANGGA (Microchiroptera) DI WAY CANGUK TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Immanuel Kristianto 1, Agus Setiawan 2, Nuning

Lebih terperinci

Siti Rabiatul Fajri dan Sucika Armiani Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

Siti Rabiatul Fajri dan Sucika Armiani Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Analisis Pakan Kelelawar sebagai Polinator dan Pengendali Populasi Serangga Hama: Studi di Gua Gale-Gale Kawasan Karst Gunung Prabu Kuta Lombok Tengah Siti Rabiatul

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Orangutan Orangutan merupakan hewan vertebrata dari kelompok kera besar yang termasuk ke dalam Kelas Mamalia, Ordo Primata, Famili Homonidae dan Genus Pongo, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tikus dan mencit adalah hewan pengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA IDENTIFIKASI SPESIES KELELAWAR BERDASARKAN CARA TERBANG BIDANG KEGIATAN: PKM-GT. Diusulkan oleh:

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA IDENTIFIKASI SPESIES KELELAWAR BERDASARKAN CARA TERBANG BIDANG KEGIATAN: PKM-GT. Diusulkan oleh: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA IDENTIFIKASI SPESIES KELELAWAR BERDASARKAN CARA TERBANG BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: MARWA PRINANDO PRAKOSO B. A. WIDYANTO DINA OKTAVIA E34070087 2007 E34070108

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI STRUKTUR ANATOMIK Noseleaf KELELAWAR Rhinolophus affinis DAN Hipposideros ater

STUDI KOMPARASI STRUKTUR ANATOMIK Noseleaf KELELAWAR Rhinolophus affinis DAN Hipposideros ater 38 Jurnal Biologi Vol5 No 6 Tahun 06 STUDI KOMPARASI STRUKTUR ANATOMIK Noseleaf KELELAWAR Rhinolophus affinis DAN Hipposideros ater THE STUDY OF COMPARED ON NOSELEAF ANATOMICAL STRUCTURE OF BATS Rhinolophus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Jenis jenis Hama Pada Caisim Hasil pengamatan jenis hama pada semua perlakuan yang diamati diperoleh jenis - jenis hama yang sebagai berikut : 1. Belalang hijau Phylum :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA Tikus 5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada bulan Desember Maret Penelitian dilaksanakan di

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada bulan Desember Maret Penelitian dilaksanakan di III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian tentang tanda keberadaan tidak langsung kelelawar pemakan buah telah dilakukan pada bulan Desember 2014 - Maret 2015. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Burung Burung merupakan salah satu satwa yang mudah dijumpai di setiap tempat dan mempunyai posisi yang penting sebagai salah satu kekayaan alam di Indonesia. Jenisnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni Lampung Barat pada bulan Juni sampai bulan Oktober 2012. Penelitian ini berada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia dan membantu penyebaran Tumbuhan yang ada disuatu kawasan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR Subordo Microchiroptera DI GUNUNGKIDUL BAGI SISWA SMA

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR Subordo Microchiroptera DI GUNUNGKIDUL BAGI SISWA SMA 14 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 2 Tahun 2017 PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR Subordo Microchiroptera DI GUNUNGKIDUL BAGI SISWA SMA ARRANGING OF ENRICHMENT MODULE OF

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di Malaysia (Semenanjung Malaya) H. syndactylus continensis (Gittin dan Raemaerkers, 1980; Muhammad,

Lebih terperinci

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian 2015 LUWAK Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian LUWAK A. Biologi Luwak Luwak merupakan nama lokal dari jenis musang

Lebih terperinci

SPESIES KELELAWAR PADA KAWASAN LAHAN BASAH DI DESA SIMPANG ARJA, KECAMATAN RANTAU BADAUH, KABUPATEN BARITO KUALA

SPESIES KELELAWAR PADA KAWASAN LAHAN BASAH DI DESA SIMPANG ARJA, KECAMATAN RANTAU BADAUH, KABUPATEN BARITO KUALA SPESIES KELELAWAR PADA KAWASAN LAHAN BASAH DI DESA SIMPANG ARJA, KECAMATAN RANTAU BADAUH, KABUPATEN BARITO KUALA Bat Species in Wetland Area of Simpang Arja Village, Rantau Badauh District, Barito Kuala

Lebih terperinci

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2 Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak SMK Hang Tuah 2 1. Perbedaan yang ditemukan antar kambing dalam satu kandang disebut... A. Evolusi B. Adaptasi C. Variasi D. Klasifikasi 2. Diantara individu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah siamang berdasarkan bentuk morfologinya yaitu: (Napier and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah siamang berdasarkan bentuk morfologinya yaitu: (Napier and II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bio-ekologi 1. Taksonomi Klasifikasi ilmiah siamang berdasarkan bentuk morfologinya yaitu: (Napier and Napier, 1986). Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :

Lebih terperinci

KOMUNITAS KELELAWAR DI GUA PUTRI DAN GUA SELABE KAWASAN KARST DESA PADANG BINDU KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

KOMUNITAS KELELAWAR DI GUA PUTRI DAN GUA SELABE KAWASAN KARST DESA PADANG BINDU KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN KOMUNITAS KELELAWAR DI GUA PUTRI DAN GUA SELABE KAWASAN KARST DESA PADANG BINDU KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Yusni Atmawijaya, Zulkifli Dahlan dan Indra Yustian Dosen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang dilindungi melalui Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lebah Trigona Lebah trigona adalah lebah yang tidak memiliki sengat atau dikenal dengan nama Stingless bee (Inggris), termasuk famili Apidae. Berikut adalah klasifikasi dari lebah

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 1. Cara adaptasi tingkah laku hewan mamalia air yang hidup di air laut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tertentu tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan dari

Lebih terperinci

Burung Kakaktua. Kakatua

Burung Kakaktua. Kakatua Burung Kakaktua Kakatua Kakak tua putih Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Psittaciformes Famili: Cacatuidae G.R. Gray, 1840 Subfamily Microglossinae Calyptorhynchinae

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR DI DESA CIKARAWANG KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT AKBAR SUMIRTO

KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR DI DESA CIKARAWANG KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT AKBAR SUMIRTO KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR DI DESA CIKARAWANG KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT AKBAR SUMIRTO DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, merupakan suatu kawasan ekosistem

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Kambing 2.1.1. Kambing Kacang Menurut Mileski dan Myers (2004), kambing diklasifikasikan ke dalam : Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies Upaspesies

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 1. Burung elang memiliki bentuk paruh yang besar, runcing, dan ujungnya melengkung. Bentuk paruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Syzygium merupakan marga dari suku Myrtaceae (jambu-jambuan) yang memiliki jumlah spesies yang sangat banyak. Tercatat kurang lebih 1200 spesies Syzygium yang tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KARAKTERISTIK HABITAT KELELAWAR DI KAWASAN HUTAN BATANG TORU BAGIAN BARAT (HBTBB), SUMATERA UTARA AJENG MIRANTI PUTRI

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KARAKTERISTIK HABITAT KELELAWAR DI KAWASAN HUTAN BATANG TORU BAGIAN BARAT (HBTBB), SUMATERA UTARA AJENG MIRANTI PUTRI KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KARAKTERISTIK HABITAT KELELAWAR DI KAWASAN HUTAN BATANG TORU BAGIAN BARAT (HBTBB), SUMATERA UTARA AJENG MIRANTI PUTRI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

Keanekaragaman kelelawar (Mammalia: Chiroptera) Stasiun Penelitian Pungut dan kontribusinya terhadap keberadaan kelelawar Siberut

Keanekaragaman kelelawar (Mammalia: Chiroptera) Stasiun Penelitian Pungut dan kontribusinya terhadap keberadaan kelelawar Siberut Repository Tugas Akhir SITH-ITB (2014), Vol. 2 1 Keanekaragaman kelelawar (Mammalia: Chiroptera) Stasiun Penelitian Pungut dan kontribusinya terhadap keberadaan kelelawar Siberut Sabhrin Gita Aninta 1

Lebih terperinci

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen

Lebih terperinci

1. Ciri Khusus pada Hewan

1. Ciri Khusus pada Hewan Makhluk hidup memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri yang membedakan beberapa makhluk hidup dengan makhluk hidup lain disebut ciri khusus. Ciri khusus tersebut berfungsi untuk mempertahankan hidup di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-Ekologi Owa Jawa 2.1.1 Taksonomi Klasifikasi owa jawa berdasarkan warna rambut, ukuran tubuh, suara, dan beberapa perbedaan penting lainnya menuru Napier dan Napier (1985)

Lebih terperinci

PERBURUAN DAN PERDAGANGAN BEBERAPA JENIS KELELAWAR DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN BATANG TORU, SUMATERA UTARA RONALD ANDREAS PAJA SIAGIAN

PERBURUAN DAN PERDAGANGAN BEBERAPA JENIS KELELAWAR DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN BATANG TORU, SUMATERA UTARA RONALD ANDREAS PAJA SIAGIAN PERBURUAN DAN PERDAGANGAN BEBERAPA JENIS KELELAWAR DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN BATANG TORU, SUMATERA UTARA RONALD ANDREAS PAJA SIAGIAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. binatang atau fauna) adalah makhluk hidup yang paling beragam di planet.

BAB I PENDAHULUAN. binatang atau fauna) adalah makhluk hidup yang paling beragam di planet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hewan membentuk kerajaan (kingdom) terbesar dari lima kerajaan alami di dunia. Karakteristik yang membuat hewan mencapai keberhasilan besar diantaranya adalah kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka berukuran kecil, mereka telah menghuni setiap jenis habitat dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mereka berukuran kecil, mereka telah menghuni setiap jenis habitat dan jumlah BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Serangga adalah kelompok hewan yang paling sukses sekarang. Meskipun mereka berukuran kecil, mereka telah menghuni setiap jenis habitat dan jumlah mereka lebih banyak

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar 17.000 pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau menjadikan Indonesia berpotensi memiliki keanekaragaman habitat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian organik dan sistem pertanian intensif (Notarianto, 2011). Salah satu desa

I. PENDAHULUAN. pertanian organik dan sistem pertanian intensif (Notarianto, 2011). Salah satu desa 10 I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara agraris di mana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Ukuran-Ukuran Kulit Kokon C. trifenestrata Rataan, simpangan baku, koefisien keragaman berbagai ukuran kokon panjang kokon, lingkar bagian medial kokon, lingkar ¼ bagian posterior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah baik sumber daya alam hayati maupun non-hayati. Salah satu dari sekian banyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom: Tracheobionta; Super Divisi: Spermatophyta ; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Sub Kelas: Commelinidae;

Lebih terperinci