TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
|
|
- Adi Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN KANDUNGAN DAN KOMPOSISI GAS DENGAN KOMPOSISI MASERAL DAN MINERAL PADA BATUBARA DI DAERAH BUANAJAYA, KUTAI KERTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : MOEHAMAD AWALUDIN NIM : Program Studi Rekayasa Pertambangan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2009
2 HUBUNGAN KANDUNGAN DAN KOMPOSISI GAS DENGAN KOMPOSISI MASERAL DAN MINERAL BATUBARA DI DAERAH BUANAJAYA, KUTAI KERTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : MOEHAMAD AWALUDIN NIM : Program Studi Rekayasa Pertambangan Institut Teknologi Bandung Menyetujui Pembimbing Tanggal Maret 2009 (Dr.Ir. Komang Anggayana, MS)
3 ABSTRAK HUBUNGAN KANDUNGAN DAN KOMPOSISI GAS DENGAN KOMPOSISI MASERAL DAN MINERAL PADA BATUBARA DI DAERAH BUANAJAYA, KUTAI KERTANEGARA, KALTIM Oleh : MOEHAMAD AWALUDIN NIM : Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kandungan komposisi gas dengan genesa batubara di daerah Buanajaya, Kalimantan Timur. Lebih detail lagi, penelitian ini untuk mengevaluasi karakteristik dan sifat-sifat gas dan batubara itu sendiri sebagai source sekaligus reservoir, diantaranya karakteristik petrografi batubara (rank dan komposisi maseral dan mineral), kandungan dan komposisi gas. Sampel dari pemboran dimasukkan dalam canister untuk analisa kandungan gas Q1, Q2, dan Q3 (laboratorium), selanjutnya analisis komposisi gas dilakukan di laboratorium kemudian dilakukan analisis reflektansi vitrinit dan komposisi maseral dan mineral. Hasil proksimat dan ultimat yang dilakukan oleh Pusat Sumberdaya Geologi, digunakan sebagai data sekunder. Secara umum kandungan gas total dan metana batubara di Daerah Buanajaya berhubungan dengan genesa batubaranya. Batubara Seam A, B, C, D, E, F, G dan H pada daerah penelitian, menunjukkan kandungan gas total dan metana (CH 4 ) yang cenderung makin tinggi seiring dengan tingginya prosentase vitrinit dan sebaliknya untuk reflektansi vitrinit, prosentase mineral, kandungan abu dan berat jenis. Sedangkan berdasarkan tumbuhan asalnya, batubara yang didominasi oleh tumbuhan berkayu cenderung lebih sedikit mengandung gas dibandingkan batubara yang berasal dari perdu atau berkayu lunak. Parameter maseral liptinit dan inertinit tidak dapat dijadikan dasar acuan yang baik karena prosentasenya yang sangat kecil (masing-masing <2.5% dan <2%). Prosentase kandungan mineral, kandungan abu dan berat jenis dapat dijadikan acuan yang baik karena lebih konsisten, dimana makin tinggi mineral makin kecil kandungan gasnya. Batubara di daerah penelitian ini, terendapkan dalam cekungan lower delta plain dengan tipe rawa yang cenderung berubah dari eutrofi ke mesotrofi-oligotrofi. Memiliki peringkat lignit-subbituminous C dimana Seam C, F dan G menunjukkan peringkat yang sedikit lebih tinggi. Berdasarkan peringkat batubara ini, diperkirakan bahwa sebagian besar metana berasal dari proses biogenik (metana biogenik/mikrobial). Variasi vertikal kandungan gas dipengaruhi oleh batuan pengapit dan ketebalannya. Variasi tersebut juga kemungkinan dikontrol oleh struktur geologi dan hidrodinamik di daerah penelitian.
4 ABSTRACT RELATION OF GAS CONTENT AND GAS COMPOSITION WITH COAL MACERAL AND MINERAL COMPOSITION, BUANAJAYA, KUTAI KERTANEGARA, KALTIM By : MOEHAMAD AWALUDIN Reg. No. : The research objective is to study the relation of gas content and composition with coal genesis in Buanajaya, East Kalimantan. In details, this research is carried out to evaluate gas and coal characteristic and properties as source and reservoir, such as coal petrography characteristics (rank, maceral and mineral composition), gas content and its composition Core samples from drilling were placed in canister for Q1, Q2, dan Q3 gas content analysis, while the gas composition was analyzed in laboratorium along with vitrinite reflektance and maceral analysis and mineral composition. Proximate and ultimate data collected by Center for Geological Resources, are used as secondary data. In general, methane and total gas content of coal in Buanajaya area are related to its coal genesis. Coal seam A, B, C, D, E, F, G and H in research area shows the trend of total gas content and methane which have positive correlations to vitrinite percentage and the reverse to vitrinite reflektance, mineral percentage, ash content and specific gravity. Based on plant origin, the coal was dominated by woody plant which contains less gas compared to herbaceous originated coal. Liptinite and inertinite maceral parameter could not be used as reference due to inadequate percentage (<2.5% and <2%, respectively). The mineral percentage, ash content, and specific gravity could be used as reference due to their consistency, where the mineral percentage has negative correlation to gas content. The coal in research area is deposited in lower delta plain envinronment with swamp type changes from eutrophy to mesotrophy-oligotrophy while the rank is classified as lignite-subbituminous C, and higher rank for seam C, F, and G. Based on the coal rank, it is interpreted that almost methane was produced by biogenic process (biogenic/microbial methane). Vertical variation of gas content depends on roof floor lithology and coal thickness. The variation is possibly controlled by geological structure and hydrodinamic of research area.
5 PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seijin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. iii
6 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala taufik dan hidayah-nya, sehingga tesis dengan judul Hubungan Kandungan dan Komposisi Gas dengan Komposisi Maseral dan Mineral pada Batubara di Daerah Buanajaya, Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur, dapat diselesaikan dengan baik. Diucapkan terimakasih kepada Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan pembiayaan melalui Program Beasiswa Unggulan hingga penyelesaian tesis berdasarkan DIPA Sekretariat Jenderal Depdiknas Tahun Anggaran 2006 sampai dengan Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti sidang Magister pada Program Studi Rekayasa Pertambangan, Institut Teknologi Bandung. Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan keterlibatan banyak pihak, oleh karena itu secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, atas Beasiswa Program Rekayasa Pertambangan yang telah diberikan. 2. Dr.Ir. Komang Anggayana, MS, selaku pembimbing satu yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi selama penyelesaian ini. 3. Dr.Ir. Hadiyanto, MSc, selaku pembimbing kedua dan Kepala Pusat Sumber Daya Geologi yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam kelancaran selama perkuliahan dan penelitian tesis. 4. Ir. Teti Idriati, MT. dan Dr. Syafrizal, ST. MT. sebagai penguji dalam sidang Magister yang telah memberikan banyak masukan dan detail yang berharga untuk penyempurnaan tesis ini. 5. Ayah dan ibu atas segala doa dan dukungannya untuk menyelesaikan studi magister ini. 6. Ir Sukardjo MSc, Ir. Asep Suryana, Ir. Eko Budi Cahyono, Ir. Agus Subarnas dan Sigit Aryo Wibisono S.T yang telah memberikan bimbingan dan membantu selama pengambilan data di lapangan. iv
7 7. Ir. Herudiyanto, MSc yang telah memberikan bimbingan selama pengamatan di Laboratorium Petrografi Batubara, Pusat Sumberdaya Geologi, Bandung. 8. Segenap staf Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi, Departemen Energi Sumber Daya Mineral, khususnya Kelompok Program Penelitian Energi Fosil. 9. Rekan-rekan mahasiswa di Program Studi Rekayasa Pertambangan, Institute Teknologi Bandung angkatan 2007 atas kerjasama dan bantuannya selama mengikuti perkuliahan, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan dalam tulisan ini. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebajikan atas sumbangan tenaga dan pemikirannya. Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kesalahan, karena itu saran-saran sangat diharapkan demi penyempurnaan penelitian dalam tesis ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Bandung, 31 Maret 2009 Moehamad Awaludin v
8 DAFTAR ISI ABSTRAK i ABSTRACT ii PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR TABEL xi Bab I Pendahuluan I-1 I.1 Latar Belakang I-1 I.2 Maksud dan Tujuan Penelitian I-1 I.3 Daerah Penelitian I-2 I.4 Hipotesis I-2 I.5 Metodologi Penelitian I-2 Bab II Kondisi Umum Daerah Penelitian II-1 II.1. Kesampaian Daerah II-1 II.2 Geologi Regional II-2 II.2.1 Tatanan Geologi II-2 II.2.2 Morfologi II-3 II.2.3 Struktur Geologi II-5 II.3 Geologi Daerah Buanajaya II-5 II.3.1 Morfologi II-5 II.3.2 Stratigrafi II-6 II.3.3 Struktur Geologi II-8 II.3.4 Geologi Batubara II-9 II.3.5 Indikasi Kandungan Gas II-10 Bab III Genesa Batubara III-1 III.1 Penggambutan III-1 III.2 Fasies Batubara III-3 III.2.1 Faktor-faktor Penentu Fasies Batubara III-3 III.2.2 Fasies Pengendapan Batubara III-5 vi
9 III.3 Pembatubaraan III-10 III.3.1 Pembatubaraan Biokimia III-11 III.3.2 Pembatubaraan Geokimia III-12 III.3.3 Penyebab Pembatubaraan III-13 III Pengaruh temperatur III-13 III Pengaruh waktu III-15 III Pengaruh tekanan III-15 III.4 Maseral Dalam Batubara III-16 III.4.1 Huminit/Vitrinit III-16 III.4.2 Liptinit III-16 III.4.3 Inertinit III-18 III.4.4 Proses Pembatubaraan pada Grup maseral III-18 III.5 Indikator Fasises Batubara III-20 III.5.1 Pengawetan Struktur Jaringan dan Derajat III-20 Gelifikasi III.5.2 Pengaruh Air Tanah Terhadap Gambut dan III-22 Batubara III.6 Gas dalam Batubara III-25 III.6.1 Batubara sebagai asal gas metana III-25 III.6.2 Batubara sebagai penyimpan gas (reservoir gas) III-28 III.6.3 Pengukuran Kandungan Gas III-34 Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisa IV-1 IV.1 Pengambilan Sampel IV-1 IV.2 Analisis Proksimat dan Ultimat IV-5 IV.3 Pengukuran Kandungan Gas dan Komposisi Gas IV-8 IV.4 Analisis Petrografi IV-10 IV.4.1 Prosedur Analisis Reflektansi IV-10 IV.4.2 Prosedur Analisis Komposisi Maseral IV-10 IV.4.3 Hasil analisis IV-11 IV.5 Hasil Perhitungan Sumber Daya Gas IV-11 Bab V Pembahasan V-1 V.1 Peringkat Batubara V-1 vii
10 V.2 Fasies dan Lingkungan Pengendapan Batubara V-4 V.2.1 Komposisi Maseral Batubara V-4 V.2.2 Pengawetan Struktur Jaringan dan Derajat V-12 Gelifikasi V.2.3 Pengaruh Airtanah dan Derajat Vegetasi V-16 V.3 Perilaku Gas Batubara V-17 V.3.1 Hubungan Kandungan Gas dengan Reflektansi V-18 Vitrinit V.3.2 Hubungan Kandungan Gas Total dan Metana dengan V-20 Komposisi Maseral dan Mineral pada Batubara V Hubungan Kandungan Gas Total dan Metana V-20 dengan Komposisi Vitrinit V Hubungan Kandungan Gas Total dan Metana V-24 dengan Komposisi Liptinit V Hubungan Kandungan Gas Total dan Metana V-25 dengan Komposisi Inertinit V Hubungan Kandungan Gas Total dan Metana V-26 dengan Komposisi Mineral, Kandungan Abu dan Berat Jenis Batubara V.3.3 Hubungan Kandungan Gas Total dan Metana V-28 dengan Fasies dan Lingkungan Pengendapan V.3.4 Pengaruh Batuan Pengapit, Ketebalan Batubara dan V-29 Struktur Geologi terhadap Kandungan Gas Total dan Metana Bab VI Kesimpulan dan Saran VI-1 VI.1 Kesimpulan VI-1 VI.2 Saran VI-2 DAFTAR PUSTAKA viii
11 DAFTAR GAMBAR Gambar I.1. Diagram Alir Penelitian I-4 Gambar II.1. Peta lokasi daerah penelitian II-2 Gambar II.2. Peta kerangka tektonik Pulau Kalimantan II-4 Gambar II.3. Peta Geologi Daerah Buanajaya Provinsi Kalimantan Timur II-8 Gambar III.1. Hubungan faktor-faktor pembentuk batubara III-2 (Schlatters 1973) Gambar III.2. Urutan tipe rawa pada gambut yang berkembang di danau III-4 (Taylor et.al., 1998) Gambar III.3. Peningkatan tahap pembatubaraan dengan bertambahnya III-15 kedalaman dan hubungannya dengan parameter-parameter kualitas batubara (Teichmueller dan Teichmueller,1975) Gambar III.4. Diagram Van Krevelen yang menunjukkan perbandingan III-19 oksigen dan hidrogen ketiga grup maseral dengan karbon (Tissot dan Welte, Sumber, Bustin et al., 1983) Gambar III.5. Diagram pengawetan struktur jaringan dan tingkat III-22 gelifikasi (Lamberson, 1991) Gambar III.6. Diagram pengaruh air tanah dan derajat vegetasi III-24 dalam pembentukan gambut (Calder, 1991). Gambar III.7. Hubungan antara Gas in Place dengan rank batubara III-26 (USGS, 2006) Gambar III.8. Proses pembentukan metana (USGS, 2006) III-27 Gambar III.9. Porositas dan penyerapan gas pada permukaan internal III-30 (matrik) batubara (Saghafi, 2001) Gambar III.10.Perubahan porositas berdasakan Rank (Faiz et.al, 2004) III-30 Gambar III.11. Sorption Isotherm CH 4 (disederhanakan) untuk berbagai III-31 tingkatan Rank (Kim, 1977) Gambar III.12. Hubungan antara jumlah gas dengan rank batubara III-31 Gambar III.13. Hubungan antara batubara sebagai penghasil gas dan III-32 sebagai penyimpan gas ix
12 Gambar III.14. Diagram ilustrasi cleats didalam batubara III-33 (USGS dan Schlumberger, 2006). Gambar IV.1 Peta geologi, sebaran batubara dan posisi Lubang Bor IV-2 PMG-01 dan PMG-02 Gambar IV.2 Sketsa penempatan Lubang Bor PMG-01 dan PMG-02 IV-2 (tanpa skala) Gambar IV.3. Log Bor PMG-01 IV-3 Gambar IV.4. Log Bor PMG-02 IV-4 Gambar IV.5. Alat-alat Yang Digunakan pada Pengukuran Gas IV-9 di Lapangan Gambar V.1. Hubungan Nilai Reflektansi Vitrinit dan Kedalaman. V-2 Gambar V.2 Hubungan Nilai Reflektansi Vitrinit dan Urutan Seam V-2 dari top-bottom Gambar V.3. Hubungan nilai reflektansi vitrinit dengan asal gas metana V-4 Buanajaya (dimodifikasi dari Faiz, 2004) Gambar V.4. Komposisi Maseral berdasarkan Seam. V-5 Gambar V.5. Perbandingan komposisi maseral Seam A dari V-8 top ke bottom Gambar V.6. Perbandingan komposisi maseral Seam B dari V-9 top ke bottom Gambar V.7. Hubungan Jenis tumbuhan asal dengan kandungan gas V-10 dalam Seam A Gambar V.8. Hubungan Jenis tumbuhan asal dengan kandungan gas V-10 dalam Seam B Gambar V.9. Hubungan Jenis tumbuhan asal dengan potensi penghasil gas V-12 Gambar V.10. Plot sampel batubara pada Diagram TPI-GI Lamberson V-12 et.al (1991) Gambar V.11.. Model lingkunan pengendapan lower delta plain, home V-15 et.al (1978). Gambar V.12. Plot sampel batubara pada Diagram VI-GWI Calder V-16 et.al (1991) Gambar V.13. Hubungan kandungan gas dan reflektansi vitrinit V-18 x
13 Gambar V.14. Hubungan Kapasitas Absorbsi dan Reflektansi Vitrinit, V-19 di Sydney Basin (Faiz, et. Al, 2007) Gambar V.15. Hubungan porositas dengan peringkat batubara V-19 Basin, Australia Gambar V.16. Hubungan kandungan gas dengan prosentase vitrinit V-20 Gambar V.17. Hubungan kandungan gas dengan prosentase vitrinit V-21 pada Seam A Gambar V.18. Hubungan kandungan gas dengan prosentase vitrinit V-21 pada Seam B Gambar V.19. Hubungan kandungan gas metana dengan prosentase V-22 vitrinit per lubang bor Gambar V.20. Hubungan kandungan metana dan prosentase vitrinit, di V-23 Formasi Gates, Canada (Bustin dan Clarkson, 1998) dan di Cekungan Sydney, Australia (Faiz, et. Al, 2007) Gambar V.21. Hubungan kandungan gas total dan metana dengan prosentase V-24 liptinit Gambar V.22. Hubungan kandungan gas total dan metana dengan prosentase V-25 inertinit Gambar V.23. Hubungan kandungan gas total dan metana dengan V-26 prosentase mineral Gambar V.24. Hubungan kandungan gas total dan metana dengan V-27 kandungan abu Gambar V.25. Hubungan kandungan gas total dan metana dengan V-27 spesific gravity Gambar V.26. Pengaruh struktur geologi dan hidrodinamik terhadap V-30 kandungan gas (scott et al. 2002).. xi
14 DAFTAR TABEL Tabel II.1 Kolom stratigrafi regional daerah penelitian II-7 (Sumber: S. Supriatna, dkk, 1995 ) Tabel III.1 Peringkat (rank) batubara (Stach et. Al., 1982) III-14 Tabel III.2 Klasifikasi maseral menurut ICCP (1985). III-17 Tabel III.3 Perbandingan banyaknya kandungan gas metana antara III-34 vitrinit dan inertinit menurut beberapa peneliti (Faiz et al, 2004) Tabel IV.1 Data batubara pada Lubang Bor PMG 01 IV-5 Tabel IV.2 Data batubara pada Lubang Bor PMG 02 IV-5 Tabel IV.3 Hasil analisis proksimat IV-6 Tabel IV.4 Hasil analisis ultimat IV-7 Tabel IV.5 Nilai kisaran dan rata-rata kualitas sampel batubara IV-7 Daerah Buanajaya Tabel IV.6 Hasil pengukuran kandungan gas dan komposisi gas IV-9 Tabel IV.7 Hasil perhitungan parameter lingkungan pengendapan IV-12 Tabel IV.8 Hasil perhitungan kandungan gas in place IV-13 Tabel V.1 Nilai reflektansi vitrinit sampel Lubang Bor PMG-01 V-1 dan peringkatnya Tabel V.2 Nilai reflektansi vitrinit sampel Lubang Bor PMG-02 V-2 dan peringkatnya xii
Bab V Pembahasan. Tabel V.1. Nilai reflektansi vitrinit sampel Lubang Bor PMG-01 dan peringkatnya
Bab V Pembahasan V.1 Peringkat Batubara Peringkat batubara merupakan tahapan yang telah dicapai oleh batubara dalam proses pembatubaraan. Tahapan ini sangat dipengaruhi oleh proses diagenesa yang melibatkan
Lebih terperinciANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA DI DAERAH BUSUI KALIMANTAN TIMUR DAN DI DAERAH SATUI KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR
ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA DI DAERAH BUSUI KALIMANTAN TIMUR DAN DI DAERAH SATUI KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan
Lebih terperinciANALISIS VARIASI KANDUNGAN SULFUR PADA BATUBARA SEAM S DI DAERAH PALARAN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS VARIASI KANDUNGAN SULFUR PADA BATUBARA SEAM S DI DAERAH PALARAN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN KUALITAS BATUBARA DI PIT J, DAERAH PINANG, SANGATTA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN KUALITAS BATUBARA DI PIT J, DAERAH PINANG, SANGATTA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR B Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciREKONSTRUKSI LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA PADA FORMASI SAJAU, BERDASARKAN KOMPOSISI MASERAL DI CEKUNGAN BERAU, KALIMANTAN TIMUR
REKONSTRUKSI LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA PADA FORMASI SAJAU, BERDASARKAN KOMPOSISI MASERAL DI CEKUNGAN BERAU, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Ahmad Helman Hamdani NIP. 195508281982031 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA Analisis Pengawetan Struktur Jaringan dan Derajat Gelifikasi
BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA Dalam menentukan lingkungan pengendapan batubara di Pit J daerah Pinang dilakukan dengan menganalisis komposisi maseral batubara. Sampel batubara
Lebih terperinci*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.
ANALISA KANDUNGAN GAS METHANE DALAM BATUBARA PADA TITIK BOR B-1 DAN B-2 DAERAH LOA LEPU KAB.KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR Sigit Arso Wibisono*) Kelompok Program Penelitian Energi Fosil Sari Batubara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (komposisi utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat sampai hitam, sejak
Lebih terperinciANALISIS STATIK DAN DINAMIK KARAKTERISASI RESERVOIR BATUPASIR SERPIHAN FORMASI BEKASAP UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN MINYAK PUNGUT
ANALISIS STATIK DAN DINAMIK KARAKTERISASI RESERVOIR BATUPASIR SERPIHAN FORMASI BEKASAP UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN MINYAK PUNGUT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE PENGELOLAAN AIRTANAH DENGAN TEORI PERMAINAN (Studi Kasus Cekungan Air Tanah Salatiga) TESIS
PENGEMBANGAN METODE PENGELOLAAN AIRTANAH DENGAN TEORI PERMAINAN (Studi Kasus Cekungan Air Tanah Salatiga) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciBab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis. IV.1 Pengambilan Sampel
Bab IV Pengambilan Sampel dan Hasil Analisis IV1 Pengambilan Sampel Dengan memperhitungkan kemiringan lapisan dan prediksi overburden antar lapisan batubara, dilakukan pengamatan/pengukuran kandungan gas
Lebih terperinciPENELITIAN SUMUR GEOLOGI UNTUK TAMBANG DALAM DAN CBM DAERAH SRIJAYA MAKMUR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATAN SARI
PENELITIAN SUMUR GEOLOGI UNTUK TAMBANG DALAM DAN CBM DAERAH SRIJAYA MAKMUR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh Robert L. Tobing, Priyono, Asep Suryana KP Energi Fosil SARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosil, dimana reservoir-reservoir gas konvensional mulai mengalami penurunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CBM (Coal Bed Methane) atau Gas Metan Batubara pada beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu kandidat alternatif pemenuhan kebutuhan energi fosil, dimana reservoir-reservoir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhtumbuhan (komposisi utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat sampai hitam, sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara mempunyai karakteristik dan kualitas yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Faktor tumbuhan pembentuk dan lingkungan pengendapan akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Endapan batubara di Indonesia umumnya berkaitan erat dengan pembentukan cekungan sedimentasi Tersier (Paleogen-Neogen), yang diakibatkan proses tumbukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material organik dan sebagian lain adalah material non-organik. Material-material
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batubara merupakan batuan sedimen dengan penyusun dominan berupa material organik dan sebagian lain adalah material non-organik. Material-material penyusun ini mengalami
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA
BAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA 4.1 KOMPOSISI MASERAL BATUBARA Komposisi maseral batubara ditentukan dengan melakukan analisis petrografi sayatan sampel batubara di laboratorium (dilakukan oleh PT
Lebih terperinciSTUDI KEHADIRAN NATRIUM DALAM BATUBARA KASUS BATUBARA LATI, BERAU, KALIMANTAN TIMUR TESIS
STUDI KEHADIRAN NATRIUM DALAM BATUBARA KASUS BATUBARA LATI, BERAU, KALIMANTAN TIMUR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ARIE
Lebih terperinciRobert L. Tobing, David P. Simatupang, M. A. Ibrahim, Dede I. Suhada Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi
PENGEBORAN DALAM UNTUK EVALUASI POTENSI CBM DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN DI DAERAH UPAU, KABUPATEN TABALONG DAN KABUPATEN BALANGAN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Robert L. Tobing, David P. Simatupang, M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencari lebih jauh akan manfaat terhadap satu bahan galian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterbatasan akan bahan galian tambang, membuat pola pikir baru untuk mencari lebih jauh akan manfaat terhadap satu bahan galian yang sama. Batubara, dahulu pemanfaatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahan bakar fosil dewasa ini masih menjadi primadona sebagai energi terbesar di dunia, namun minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi incaran utama bagi para investor
Lebih terperinciOleh: Sigit Arso W., David P. Simatupang dan Robert L. Tobing Pusat Sumber Daya Geologi Jalan Soekarno Hatta No. 444, Bandung
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KANDUNGAN GAS METANA BATUBARA PADA LAPISAN BATUBARA B DAN C YANG DITEMBUS PEMBORAN DI LOKASI AD-01 DAERAH OMBILIN, KOTA SAWAHLUNTO, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Sigit Arso
Lebih terperinciFASIES BATUBARA FORMASI WARUKIN ATAS DAERAH TAPIAN TIMUR, KP PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN
FASIES BATUBARA FORMASI WARUKIN ATAS DAERAH TAPIAN TIMUR, KP PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN Nabila Amanda 1*, Yuyun Yuniardi 1, Undang Mardiana 1, Febriwan Mohammad 1, Freddy Jul Pribadi 2 1 Fakultas
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii SARI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI GUDANG PT. HPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CENTER OF GRAVITY DAN TRANSPORTASI TESIS K A R N A
PEMILIHAN LOKASI GUDANG PT. HPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CENTER OF GRAVITY DAN TRANSPORTASI TESIS K A R N A 55314110037 PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA 2016
Lebih terperinciOleh : Ahmad Helman Hamdani NIP
STUDI POTENSI BATUBARA PADA FORMASI SAJAU SEBAGAI BATUAN INDUK MINYAK DAN GASBUMI DI CEKUNGAN BERAU, KALIMANTAN TIMUR, DENGAN MENGGUNAKAN METODA PIROLISA BATUAN Oleh : Ahmad Helman Hamdani NIP. 195508281982031
Lebih terperinciPENELITIAN SUMUR GEOLOGI UNTUK TAMBANG DALAM DAN CBM DI DAERAH PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PENELITIAN SUMUR GEOLOGI UNTUK TAMBANG DALAM DAN CBM DI DAERAH PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dede Ibnu S. *, Rahmat Hidayat *, Sigit Arso. W. *, Khoirun Nahar ** * KP Energi Fosil, ** Sub-Bidang Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SAMPEL
BAB IV ANALISIS SAMPEL 4.1 PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Pengambilan sampel batubara untuk penelitian dilakukan pada 2 daerah yang berbeda yaitu daerah Busui yang mewakili Formasi Warukin pada Cekungan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii
RINGKASAN Penaksiran sisa cadangan didapatkan melalui pehitungan dan analisis terhadap data eksplorasi yang telah didapatkan yaitu berupa data pemboran, strike, dip, ketebalan batubara. Penaksiran sisa
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1. Kesimpulan 1. Kandungan air bawaan batubara relatif menjadi turun pada setiap penurunan kedalaman dari lapisan bagian atas (roof) menuju lapisan bagian bawah (floor)
Lebih terperinciAnatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia
Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia DR. Ir. Hadiyanto M.Sc. Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral COAL PRODUCTION FROM
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGARUH SESAR TERHADAP KUALITAS LAPISAN BATUBARA BERDASARKAN KARAKTERISTIK DATAWELL LOGGING DI DAERAH SIDUNG DAN SEKITARNYA KECAMATAN KELAY, KABUPATEN BERAU, PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBab III Genesa Batubara
Bab III Genesa Batubara Pembentukan batubara merupakan proses yang komplek yang harus dinilai dan dipelajari dari berbagai segi. Ada bermacam-macam proses penyebab terbentuknnya batubara dalam suatu cekungan.
Lebih terperinciFORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA
FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA I. DATA UMUM Record Jenis Laporan* DIP DIKS Judul Laporan KERJA SAMA TRIWULAN TAHUNAN BIMTEK Lainlain Instansi Pelapor Penyelidik Penulis Laporan Tahun Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk di permukaan bumi dari akumulasi sisa-sisa material organik dan anorganik. Material organik tumbuhan merupakan unsur
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Pengaruh Hubungan antara Kandungan Gas Metana dengan Karakteristik Batubara dan Kedalaman pada Lapisan Batubara di Cekungan Barito dan Sumatera Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya energi yang cukup besar seperti minyak bumi, gas, batubara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Barito merupakan salah satu cekungan tersier yang memiliki potensi sumber daya energi yang cukup besar seperti minyak bumi, gas, batubara dan sumber daya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar Pengesahan... Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel...
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... Abstrak... Abstract...... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... i iii iv v viii xi xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciINVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Lembar Peta No. 1916-11 dan 1916-12) O l e h : Syufra Ilyas Subdit Batubara, DIM S A
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Mengenai Hubungan Karakteristik Batubara terhadap Kandungan Gas Metana Batubara (Coalbed Methane) dan Lingkungan Pengendapan di Daerah Ampah, Kabupaten
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Tugas Akhir Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung Oleh : NOVRI TRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batubara merupakan endapan sedimen yang terdiri dari komponen organik dan anorganik, bagian organik disebut maseral sedangkan bagian anorganik disebut mineral. Karakteristik
Lebih terperinciBab IV Inventarisasi dan Potensi Gas Metana Lapisan Batubara Z5, Z5-4, dan Z5-8
BAB IV INVENTARISASI DAN POTENSI GAS METANA LAPISAN BATUBARA Z5, Z5-4, DAN Z5-8 4.1. Deskripsi Umum Lapisan Batubara Z5, Z5-4, dan Z5-8 Lapisan batubara di daerah penelitian dicirikan oleh nilai densitas
Lebih terperinciKAJIAN KARAKTER FASADE BANGUNAN-BANGUNAN RUMAH TINGGAL KOLONIAL DI KAWASAN PERUMAHAN TJITAROEM PLEIN BANDUNG TESIS
KAJIAN KARAKTER FASADE BANGUNAN-BANGUNAN RUMAH TINGGAL KOLONIAL DI KAWASAN PERUMAHAN TJITAROEM PLEIN BANDUNG TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KARAKTERISTIK LITOLOGI DAN ANALISIS MASERAL DALAM PENENTUAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN TERHADAP KUALITAS BATUBARA PIT SELATAN, PD. BARAMARTA, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN
Lebih terperinciPEMODELAN RESERVOAR PADA FORMASI TALANG AKAR BAWAH, LAPANGAN YAPIN, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR
PEMODELAN RESERVOAR PADA FORMASI TALANG AKAR BAWAH, LAPANGAN YAPIN, CEKUNGAN SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan sarjana S1 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI POLISTIRENA DENGAN BENZOIL PEROKSIDA SEBAGAI INISIATOR
SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLISTIRENA DENGAN BENZOIL PEROKSIDA SEBAGAI INISIATOR Tesis Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh RINA MELATI
Lebih terperinciBab II Kondisi Umum Daerah Penelitian
Bab II Kondisi Umum Daerah Penelitian II.1 Kesampaian Daerah Lokasi penelitian terletak di daerah Buanajaya dan sekitarnya yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang,
Lebih terperinciLINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA FORMASI WARUKIN BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI ORGANIK DI DAERAH PARINGIN, CEKUNGAN BARITO, KALIMANTAN SELATAN
LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA FORMASI WARUKIN BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI ORGANIK DI DAERAH PARINGIN, CEKUNGAN BARITO, KALIMANTAN SELATAN D. A. P. Pratama *, D. H. Amijaya Jurusan Teknik Geologi,
Lebih terperinciKANDUNGAN GAS METANA BATUBARA DAERAH NIBUNG, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATAN. Oleh: Sigit Arso W.
KANDUNGAN GAS METANA BATUBARA DAERAH NIBUNG, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Sigit Arso W. Pusat Sumber Daya Geologi Jln. Soekarno - Hatta No. Bandung SARI Gas metana(ch) merupakan
Lebih terperinciBAB V BATUBARA 5.1. Pembahasan Umum Proses Pembentukan Batubara Penggambutan ( Peatification
BAB V BATUBARA 5.1. Pembahasan Umum Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat-hitam, yang sejak pengendapannya mengalami proses kimia dan fisika,
Lebih terperinciGEOLOGI DAERAH KANDUANGAN A NUNUKAN, KABUPATEN NUNUKAN - KALIMANTAN TIMUR
GEOLOGI DAERAH KANDUANGAN A NUNUKAN, KABUPATEN NUNUKAN - KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Studi Tahap Sarjana (Strata-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berjalannya waktu jumlah cadangan migas yang ada tentu akan semakin berkurang, oleh sebab itu metoda eksplorasi yang efisien dan efektif perlu dilakukan guna
Lebih terperinciPEMBORAN CBM DAERAH JANGKANG, KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. Soleh Basuki Rahmat Kelompok program penelitian energi fosil S A R I
PEMBORAN CBM DAERAH JANGKANG, KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Soleh Basuki Rahmat Kelompok program penelitian energi fosil S A R I Sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sumberdaya
Lebih terperinciRESPONS STRUKTUR PIER DAN PIERHEAD JEMBATAN CAWANG PRIOK TERHADAP BEBAN GEMPA SESUAI SNI GEMPA 1726 TAHUN 2003 DAN TERHADAP BEBAN LALU LINTAS TESIS
RESPONS STRUKTUR PIER DAN PIERHEAD JEMBATAN CAWANG PRIOK TERHADAP BEBAN GEMPA SESUAI SNI GEMPA 1726 TAHUN 2003 DAN TERHADAP BEBAN LALU LINTAS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciPROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI. Eddy R. Sumaatmadja
KAJJIIAN PPOTENSSII GASS METHAN DALAM BATUBARA DII CEKUNGAN BARIITO PPROVIINSSII KALIIMANTAN SSELATAN Eddy R. Sumaatmadja Kelompok Program Penelitian Energi Fosil S A R I Indonesia memiliki potensi kandungan
Lebih terperinciKAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI SUNGAI DI SUMATERA SELATAN TESIS
KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI SUNGAI DI SUMATERA SELATAN (Sungai Enim, Sungai Lematang, Sungai Lakitan dan Sungai Batanghari Leko) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciEVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BANKO TENGAH, BLOK NIRU, KABUPATEN MUARA ENIM, PROPINSI SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR
EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BANKO TENGAH, BLOK NIRU, KABUPATEN MUARA ENIM, PROPINSI SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana dari Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan memegang peranan penting saat ini. Peranannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciKELOMPOK KEILMUAN EKSPLORASI SUMBERDAYA BUMI PERIODE JANUARI DESEMBER 2016
KELOMPOK KEILMUAN EKSPLORASI SUMBERDAYA BUMI PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 I. PENGANTAR Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang banyak menyimpan sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan salah satu cekungan
Lebih terperinciGEOLOGI DAN EKSPLORASI BATUBARA DAERAH ASAM-ASAM, KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN
GEOLOGI DAN EKSPLORASI BATUBARA DAERAH ASAM-ASAM, KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR A Disusun sebagai syarat menyelesaikan studi tahap Sarjana Strata Satu Program Studi Teknik Geologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batubara merupakan salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan memegang peranan penting saat ini. Peranannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI SATUAN UNIT APARTEMEN BERBASIS DATA TIGA DIMENSI TESIS SURYADI NIM :
PEMODELAN NILAI SATUAN UNIT APARTEMEN BERBASIS DATA TIGA DIMENSI (Studi Kasus : Unit-unit apartemen di gedung Kusuma Mulia Tower, Kota Solo) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciPENYELIDIKAN BATUBARA DI DAERAH NUNUKAN TIMUR, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENYELIDIKAN BATUBARA DI DAERAH NUNUKAN TIMUR, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA Sigit A. Wibisono dan Wawang S.P. Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Secara administratif
Lebih terperinciDaftar Isi Bab I Pendahuluan Bab II Geologi Regional Bab III Dasar Teori
Daftar Isi Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Sari... v Abstract... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... xi Daftar Lampiran...
Lebih terperinciBAB III ENDAPAN BATUBARA
BAB III ENDAPAN BATUBARA 3.1 DASAR TEORI BATUBARA 3.1.1 Pengertian Batubara Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam,
Lebih terperinciBAB IV ENDAPAN BATUBARA
36 BAB IV ENDAPAN BATUBARA IV.1 Pembahasan Umum Batubara Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis tinggi. Supriatna et al., 1995 menyebutkan formasi formasi berumur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Supriatna et al., 1995 menyebutkan formasi formasi berumur Neogen yang menyusun cekungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cekungan Tarakan terbagi menjadi empat Sub-Cekungan berdasarkan Pertamina BPPKA (1996), yaitu Sub-Cekungan Muara, Sub-Cekungan Berau, Sub-Cekungan Tarakan, dan Sub-Cekungan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: BAYU ERLANGGA NIM:
INVENTARISASI BATUBARA DAN POTENSINYA SEBAGAI PENGHASIL GAS METANA BATUBARA PADA MARKER Z5, Z5-4, DAN Z5-8 DI PULAU LAYANGAN-BUKUAN, DELTA MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batubara adalah batuan sedimen, yang merupakan bahan bakar hidrokarbon, yang terbentuk dari tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh panas serta
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -ZrO 2 -TiO 2 TESIS. M. ALAUHDIN NIM : Program Studi Kimia
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -ZrO 2 -TiO 2 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh M. ALAUHDIN NIM : 20506017
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv SARI... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPENGANTAR GENESA BATUBARA
PENGANTAR GENESA BATUBARA Skema Pembentukan Batubara Udara Air Tanah MATERIAL ASAL Autochton RAWA GAMBUT Dibedakan berdasarkan lingkungan pengendapan (Facies) Allochthon Material yang tertransport Air
Lebih terperinciPENYUSUNAN METODOLOGI PELAKSANAAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PEMERINTAHAN TESIS
1 PENYUSUNAN METODOLOGI PELAKSANAAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PEMERINTAHAN TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh IWAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA DAERAH PONDOK LABU KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA TESIS
PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA DAERAH PONDOK LABU KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut
Lebih terperinciPROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
PROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Wawang Sri Purnomo dan Fatimah Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Lokasi Penyelidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat ekonomis yang ada di Indonesia. Luas cekungan tersebut mencapai
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan penting dan bernilai sangat ekonomis yang ada di Indonesia. Luas cekungan tersebut mencapai 60.000 km 2 dan
Lebih terperinciPengaruh struktur geologi terhadap kualitas batubara lapisan d formasi muara enim
Pengaruh Jurnal Struktur Teknologi Geologi Mineral terhadap dan Kualitas Batubara Batubara Volume Lapisan 10, Nomor D... 2, Silti Mei Salinita 2014 : dan 91 Asep 104 Bahtiar Pengaruh struktur geologi terhadap
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. secara alamiah dari sisa tumbuh- tumbuhan (menurut UU No.4 tahun 2009).
BAB III TEORI DASAR Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh- tumbuhan (menurut UU No.4 tahun 2009). Istilah batubara banyak dijumpai dari berbagai
Lebih terperinciStudi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
Studi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur Basuki Rahmad 1, Komang Anggayana 2, Agus Haris Widayat 2 1 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV ENDAPAN BATUBARA
BAB IV ENDAPAN BATUBARA 4.1 Pembahasan Umum Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan penghasil minyak bumi yang pontensial di Indonesia. Cekungan ini telah dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia selama
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN BATUBARA DI PABRIK PUPUK
STUDI PEMANFAATAN BATUBARA DI PABRIK PUPUK TESIS Karya tulis sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh RATIH DEWI ANDRIANNY NIM : 23005015 Program Studi
Lebih terperinciINVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Ir. Mulyana Subdit Batubara, DIM SARI Daerah penyelidikan Loa
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv. SARI...v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv SARI...v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1
I.1. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lapangan Reira telah diproduksi sejak 30 tahun yang lalu. Hingga saat ini telah lebih dari 90 sumur diproduksi di Reira. Pada awal masa eksploitasi, sumursumur
Lebih terperinciseekementerian PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS TEKNIK SOAL UJIAN PERIODE SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013
seekementerian PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS TEKNIK SOAL UJIAN PERIODE SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Mata Uji : Coal Bed Methane (CBM) Jurusan : Teknik Pertambangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar kesarjanaan di Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Mineral, Universitas Trisakti,
Lebih terperinciDAFTAR ISI (lanjutan)
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1
Lebih terperinciTESIS HERY NURMANSYAH PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCUBUANA 2016
PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT. ABADI SAKTI MITRA MANDIRI TESIS HERY NURMANSYAH 55313110041 PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN BIOSOLAR DAN MINYAK JELANTAH SERTA SUHU PEMANASAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU BATUBARA LIGNIT
PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN BIOSOLAR DAN MINYAK JELANTAH SERTA SUHU PEMANASAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU BATUBARA LIGNIT Dibuat Sebagai Persyaratan Untuk Mahasiswa Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ERFAN PRIYAMBODO NIM : 20506006
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN METODE NEAREST NEIGHBOURHOOD POINT (NNP), INVERSE DISTANCE WEIGHT (IDW) DAN KRIGING PADA PERHITUNGAN CADANGAN NIKEL LATERIT TESIS
STUDI PERBANDINGAN METODE NEAREST NEIGHBOURHOOD POINT (NNP), INVERSE DISTANCE WEIGHT (IDW) DAN KRIGING PADA PERHITUNGAN CADANGAN NIKEL LATERIT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh
Lebih terperinciPROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMATAN TENGAH
PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMATAN TENGAH Didi Kusnadi dan Eska P Dwitama Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Daerah penyelidikan terletak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:
KATA PENGANTAR Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho, berkat rahmat dan perkenannya, tesis ini bisa diselesaikan dengan baik. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
Lebih terperinciSTUDI FASIES PENGENDAPAN BATUBARA BERDASARKAN KOMPOSISI MASERAL DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
PROS ID I NG 2 0 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK STUDI FASIES PENGENDAPAN BATUBARA BERDASARKAN KOMPOSISI MASERAL DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Lebih terperinciPOTENSI DEEP SEATED COAL DI INDONESIA. Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono
POTENSI DEEP SEATED COAL DI INDONESIA Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono Pusat Sumber Daya Geologi - Badan Geologi Asep_suryana01@yahoo.com S A R I Indonesia memiliki potensi batubara bawah
Lebih terperinci