BAB II TINJAUAN LITERATUR. Kata plagiarisme berasal dari kata latin yaitu plagiarius yang berarti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR. Kata plagiarisme berasal dari kata latin yaitu plagiarius yang berarti"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Plagiarisme Kata plagiarisme berasal dari kata latin yaitu plagiarius yang berarti merampok, membajak. Plagiarisme merupakan tindakan pencurian atau kebohongan intelektual. Menurut Brotowidjoyo (1993,86), plagiarisme merupakan pembajakan berupa fakta, penjelasan ungkapan dan kalimat orang lain secara tidak sah. Selain itu ada juga yang mengatakan plagiarisme adalah tindakan penyalahgunaan, pencurian atau perampasan, penerbitan, pernyataan atau menyatakan sebagai milik sendiri sebuah pikiran, ide, tulisan, atau ciptaan yang sebenarnya milik orang lain (Ridhatillah, 2003). Plagiarisme dianggap tindakan kriminal karena merupakan tindakan mencuri hak cipta orang lain. Di Indonesia perlindungan hak cipta diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Oleh karena itu kegiatan plagiarisme atau yang lebih dikenal dengan kata plagiat harus dihindari. Plagiarisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tindakan/perbuatan yang mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya orang lain dan menjadikannya karya sendiri tanpa sepengetahuan atau izin sang pemiliknya. Untuk itu tindakan ini digolongkan sebagai tindakan pidana, yaitu pencurian terhadap hasil karya/kekayaan intelektual milik orang lain. Bagi mahasiswa, kecenderungan penyalahgunaan yang terjadi adalah hanya sekadar copy-paste (copas) artikel/file yang mereka temukan lewat searcher Google. 7

2 Tanpa mereka sadari bahwa tindakan yang mahasiswa anggap sepele itu adalah sebuah tindakan pelanggaran hukum. Pengertian plagiarisme menurut Reitz (2004), dalam Online Dictionary for Library and Information Science (ODLIS): From the Latin plagiarius, meaning "kidnapper." Copying or closely imitating the work of another writer, composer, etc., without permission and with the intention of passing the results off as original work. In publishing, copyright law makes literary theft a criminal offense. At most colleges and universities, plagiarism is considered a moral and ethical issue, and instructors impose penalties on students who engage in it. Plagiarism can be avoided by expressing a thought, idea, or concept in one's own words. When it is necessary to paraphrase closely, the source should be documented in a footnote or endnote, in the same manner as a direct quotation. Plagiarisme merupakan permasalahan yang tidak hanya melanggar hak cipta atau kepemilikan. Apabila dipandang dari sisi para pembaca, plagiarisme juga merupakan tindakan yang membohongi dan menimbulkan kesalahpahaman mengenai orisinalitas dari penulis yang sebenarnya. Para siswa/mahasiswa atau peneliti diperbolehkan untuk menciptakan suatu karya baru yang timbul dari pengembangan ide orang lain. Tetapi pemanfaatan ide orang lain tanpa membutuhkan pernyataan sumber atau keterangan yang menyatakan pengakuan bahwa karya tersebut berasal dari pengembangan ide orang lain, hal ini merupakan tindakan yang tidak dapat diterima. 8

3 Jenis-Jenis Plagiarisme Ada terdapat beberapa jenis plagiarisme, menurut Sudigdo (2007), jenisjenis plagiarisme dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: 1. Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri: plagiarisme ide, plagiarisme isi (data penelitian), plagiarisme kata, kalimat, paragraf, plagiarisme total. 2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme: plagiarisme yang disengaja dan plagiarisme yang tidak disengaja. 3. Klasifikasi berdasarkan proporsi atau presentasi kata, kalimat, paragraf yang dibajak: plagiarisme ringan <30%, plagiarisme sedang 30-70%, dan plagiarisme berat atau total >70%. 4. Berdasarkan pada pola plagiarisme ada tiga jenis plagiarisme menurut Novin, dkk (2012), yaitu: a. Word-of-word plagiarism: menyalin setiap kata secara langsung tanpa diubah sedikitpun. b. Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program. c. Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan nama pengarang sebenarnya. Sastroasmoro (2007), menjabarkan kategori plagiarisme berdasarkan, yaitu: 1. Aspek yang dijiplak. Ada empat jenis plagiarisme berdasarkan kategori ini, yaitu plagiarisme ide, plagiarisme isi, plagiarisme tulisan, dan plagiarisme total. Plagiarisme total adalah jenis yang dianggap paling berat sanksinya karena plagiarisme total artinya menjiplak keseluruhan bahan dari sumber secara mentah tanpa mengubahnya menggunakan standing point individu. 2. Berdasarkan proporsi bahan yang dijiplak. Ada tiga jenis plagiarisme di dalam kategori ini yaitu plagiarisme ringan yang mencakup ±30 persen bahan dari sumber; plagiarisme sedang yang mencakup 30 sampai 70 persen, dan plagiarisme berat yang mencakup 70 persen bahan dari sumber atau lebih. Idealnya, proporsi ide atau gagasan penulis harus lebih dominan dari jumlah kutipan yang diambil dari bahan sumber. Karena jika tidak, dikhawatirkan justru bahan sumberlah yang mendominasi dan menghasilkan komposisi tulisan yang tidak orisinil 3. Berdasarkan pola plagiarisme. Ada dua jenis plagiarisme dari kategori ini, yaitu plagiarisme kata demi kata (word for word) dan plagiarisme mozaik yang berupa penggabungan ide orisinil dengan ide orang lain. Ada kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh penulis, yaitu tidak menyebutkan sumber tulisannya 9

4 sehingga tulisannya tersebut justru dapat dikatakan sebagai sebuah tindakan plagiarisme. 4. Berdasarkan kesengajaan. Ada dua jenis plagiarisme didalam kategori ini yaitu plagiarisme yang disengaja dan yang tidak disengaja. Yang paling sering terjadi adalah jenis plagiarisme yang tidak disengaja. Penulis dianggap plagiator meskipun ia sendiri tidak menyadarinya. Hal ini bisa saja terjadi ketika penulis lupa menuliskan sumber pada daftar pustaka hasil tulisannya. Walaupun kelalaian ini terkesan remeh, namun akibatnya sangat fatal. Dari jenis-jenis plagiarisme yang telah dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa plagiarisme memiliki kategori berdasarkan aspek yang dicuri, sengaja atau tidaknya tindakan plagiarisme dilakukan, plagiarisme berdasarkan pola dan plagiarisme berdasarkan proporsi bahan yang dijiplak. Menurut Lako (2012), terdapat beberapa jenis plagiarisme, yaitu: 1. Plagiarisme total, yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menjiplak atau mencuri hasil karya orang lain seluruhnya dan mengklaim sebagai karyanya. Biasanya, dalam plagiasi ini seorang penulis hanya mengganti nama penulis dan instansi penulis aslinya dengan nama dan instansinya sendiri. Lalu, penulis mengubah sedikit judul artikel hasil jiplak, kemudian juga mengubah abstrak, kata-kata kunci tertentu (key words), sub judul artikel, kata dan kalimat tertentu dalam bagian tulisan dan kesimpulan dengan kata-kata atau kalimat tertentu agar terlihat berbeda dengan artikel aslinya. 2. Plagiarisme parsial, yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan sesorang penulis dengan cara cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk menjadi hasil karyanya sendiri. sendiri. Biasanya, dalam plagiasi jenis ini seorang penulis mengambil pernyataan, landasan teori, sampel, metode analisis, pembahasan dan atau kesimpulan tertentu dari hasil karya orang lain menjadi karyanya tanpa menyebutkan sumber aslinya. 3. Auto-plagiasi (self-plagiarisme), yaitu plagiasi yang dilakukan seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya. Misalnya, ketika menulis suatu artikel ilmiah seorang penulis meng-copy paste bagian-bagian tertentu dari hasil karyanya dalam suatu buku yang sudah diterbitkan tanpa menyebut sumbernya. 4. Plagiarisme antarbahasa, yaitu plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, penulis menjadikan hasil terjemahan tersebut sebagai hasil karyanya tanpa menyebut sumbernya. 10

5 Sedangkan menurut Elisabeth H. Oakes dan Mehrdad Kia (2004), berdasarkan pola penyajiannya jenis plagiarisme ada 5 macam, yaitu: 1. Plagiarisme Verbatim. Plagiarisme Verbatim merupakan tindakan plagiasi dengan menjiplak karya orang lain apa adanya dan memberi kesan bahwa karya tersebut merupakan hasil karya ciptanya sendiri. 2. Plagiarisme Kain Perca. Plagiarisme Kain Perca atau lebih dikenal dengan patchwork merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil karya milik orang lain dari berbagai sumber tanpa menyebutkan rujukan dan menyusunnya menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga terkesan sebagai karyanya sendiri. 3. Plagiarisme Parafrasa. Plagiarisme parafrasa merupakan tindakan plagiasi dengan mengubah kalimat dari penulis asli dengan kalimatnya sendiri dan tidak mencantumkan referensi ataupun kutipan. 4. Plagiarisme Kata Kunci atau Frasa Kunci. Plagiarisme kata kunci atau frasa kunci merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil sejumlah kata kunci dari penulis asli dan memparafrasekannya lagi dengan kata-katanya sendiri. 5. Plagiarisme Struktur Gagasan. Plagiarisme struktur gagasan merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil struktur gagasan orang lain, kemudian dituangkan lagi agar terlihat berbeda. Telah dijelaskan oleh Elisabeth H. Oakes dan Mehrdad Kia jenis plagiarisme terbagi atas plagiarisme verbatim, kain perca, parafrasa, kata kunci atau frasa kunci dan struktur gagasan Bentuk Plagiarisme Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memeroleh atau mencoba untuk memeroleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah karya pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Pada prinsipnya, saat ini pemerintah telah memiliki peraturan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan plagiat. Tindakan pencegahan 11

6 plagiat bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tinggi. Penanggulang plagiat merupakan tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 bahwa bentuk plagiat meliputi: 1. Mengacu dan mengutip istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakan sumber secara memadai. 2. Mengacu dan mengutip secara acak istilah kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakan sumber secara memadai. 3. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan/teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. 4. Merumuskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan kalimat, gagasan, pendapat/teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. 5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilakan dan telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai. Menurut Clough (2005), bentuk-bentuk plagiarisme yang sering terjadi di dunia akademis dapat dibagi atas: 1. Word-for-word plagiarism: direct copying of phrases or passages from a published text without quotation or acknowledgement. 2. Paraphrasing plagiarism: when words or syntax are changed (rewritten), but the source text can still be recognised. 3. Plagiarism of secondary sources: when original sources are referenced or quoted, but obtained from a secondary source text without looking up the original. 4. Plagiarism of the form of a source: the structure of an argument in a source is copied (verbatim or rewritten). 5. Plagiarism of ideas: the reuse of an original thought from a source text without dependence on the words or form of the source. 6. Plagiarism of authorship: the direct case of putting your own name to someone s work. 12

7 Dengan kata lain bentuk-bentuk plagiarisme adalah sebagai berikut: 1. Plagiarisme kata per kata, merupakan penyalinan kalimat secara langsung dari sebuah dokumen teks tanpa adanya pengutipan atau perizinan. 2. Plagiarisme paraphrase, merupakan penulisan ulang dengan mengubah kata atau sintaksis, tetapi teks aslinya masih dapat dikenali. 3. Plagiarisme sumber sekunder, merupakan perbuatan mengutip kepada sumber asli yang didapat dari sumber sekunder dengan menghiraukan teks asli dari sumber yang sebenarnya. 4. Plagiarisme struktur sumber, merupakan penyalinan/penjiplakan struktur suatu argument dari sebuah sumber. 5. Plagiarisme ide, merupakan penggunaan ulang suatu gagasan/pemikiran asli dari sebuah sumber teks tanpa bergantung bentuk teks sumber. 6. Plagiarisme authorship, merupakan pembubuhan nama sendiri secara langsung pada hasil karya orang lain. Telah dijelaskan oleh Clough, bahwa bentuk-bentuk plagiarisme terbagi atas plagiarisme kata per kata, plagiarisme paraphrase, plagiarisme sumber sekunder, plagiarisme struktur sumber, plagiarisme ide dan plagiarisme authorship Faktor-Faktor Penyebab Plagiarisme Berikut merupakan alasan-alasan atau motivasi yang menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan plagiat (Hartosujono, 2004): 1. Individu merasa tertekan karena ingin mewujudkan suatu prestasi yang tinggi 2. Individu mengalami kecemasan yang tinggi terhadap situasi sekolah 3. Individu mengganggap bahwa prestasi yang tinggi merupakan tiket untuk meraih penghargaan dalam kelas 4. Individu enggan dianggap sebagai siswa dengan peringkat terbawah, dan 5. Individu merasa takut gagal. Studi empiris oleh Hulton & Donald P. French (2006), mengenai faktor penyebab terjadinya tindakan plagiat yaitu: 1. Adanya kemalasan pada diri sendiri 2. Karena merasa stres 3. Perilaku tersebut bukan merupakan hal yang salah dan merugikan 13

8 4. Memiliki keyakinan bahwa perilakunya tidak akan diketahui Hasil penelitian lain yang mendukung adanya faktor-faktor penyebab adanya perilaku plagiat dalam Dody Hartanto (2011), antara lain: 1. Adanya tekanan untuk mendapatkan nilai tinggi 2. Keinginan untuk menghindari kegagalan 3. Adanya persepsi bahwa sekolah melakukan hal yang tidak adil 4. Kurangnya waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah 5. Tidak adanya sikap yang menentang perilaku plagiat di sekolah. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya plagiarisme di sebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri: a. Kecemasan b. Tekanan/stres c. Ketakutan akan kegagalan d. Penghargaan diri yang rendah e. Sikap pesimis terhadap kemampuan diri 2. Faktor Eksternal, yiutu faktor yang berasal dari luar: a. Sikap permisif lingkungan terhadap perilaku plagiat b. Kurang peka terhadap gejala-gejala yang menjadi penyebab timbulnya perilaku plagiat c. Sikap tidak tegas institusi terhadap sanksi-sanksi yang diberikan bagi pelaku plagiat d. Kecenderungan menutupi kasus-kasus plagiat karena rasa takut akan pencitraan negatif pada institusi e. Pengaruh negatif dan tuntutan yang terlalu tinggi dari teman, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Selain itu, ada beberapa alasan pemicu atau faktor penyebab terjadinya tindakan plagiat, yaitu: 1. Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang menjadi beban tanggungjawabnya. Sehingga terdorong untuk copy-paste atas karya orang lain. 2. Rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi yang dimiliki. 14

9 3. Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan. 4. Kurangnya perhatian dari guru ataupun dosen terhadap persoalan plagiarisme. 5. Penyalahgunaan teknologi di dalam era yang serba modern, banyak sekali kita mendapatkan sebuah informasi. Baik melalui media cetak maupun media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi sebagai bahan referensinya, internet adalah salah satu contoh yang sering digunakan oleh mahasiswa untuk bahan referensi. Akan tetapi mahasiswa sering tidak mencantumkan sumber yang mereka peroleh ke dalam tugasnya. 6. Sanksi belum ditegakkan secara tegas. Di Indonesia sudah terdapat perlindungan terhadap hasil karya seseorang. Akan tetapi hukum yang sudah ada belum secara maksimal di tegakkan. Sehingga tindak plagiat masih terjadi di kalangan mahasiswa. Bahkan tidak dapat di bedakan antara kaya yang asli dengan karya jiplakkan. Beberapa alasan mengapa seorang mahasiswa melakukan plagiarisme menurut Insley (2011), adalah: 1. Tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan kutipan dan parafrase dan bagaimana mengutip secara benar. 2. Menunda tugas hingga detik-detik terakhir, 3. Percaya bahwa melakukan plagiarisme merupakan cara tercepat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya 4. Merasa yakin bahwa dosen tak akan mendeteksi apa yang mereka lakukan. 5. Tidak punya cukup waktu untuk mengerjakan tugas karena lemahnya pengelolaan waktu, suka menunda-nunda pekerjaan, ingin sempurna (perfectionist) dan karena kondisi di luar kontrol. 6. Merasa tertekan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam sebuah mata kuliah atau karir. Tekanan itu dapat muncul karena begitu pentingnya tugas yang diberikan, tuntutan keluarga, keinginan untuk memperoleh yang terbaik atau persaingan masuk universitas atau untuk mendapatkan beasiswa. 7. Tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mengerjakan tugas yang diberikan, terutama dalam mencari artikel yang relevan, mengevaluasi sumber-sumber internet, memahami istilah-istilah teknis, mengetahui dan menggunakan format dan model pengutipan tertentu, melakukan pencatatan secara baik, atau tugas yang diberikan dosen kurang jelas. 8. Tidak memahami perbedaan antara paraphrase dan plagiat, tidak menguasai teknik pengutipan secara benar, tidak memahami perbedaan 15

10 antara pengetahuan umum, ranah publik dan hak akan kekayaan intelektual, atau tidak mengetahui bahwa sumber-sumber yang dapat diakses secara online bukan merupakan ranah publik atau pengetahuan umum Identifikasi Plagiarisme Menurut Clough (2005,5) ada beberapa faktor yang sering digunakan untuk mengidentifikasi plagiarisme, yaitu: 1. Penggunaan kosa kata. Menganalisis kosa kata yang digunakan dalam suatu tugas terhadap penggunaan kosa kata sebelumnya dapat membantu menentukan apakah mahasiswa benar-benar telah menulis teks tersebut. Dengan menemukan suatu kosa kata baru dalam jumlah yang besar (terutama kosa kata lanjut) dapat menentukan apakah mahasiswa menulis teks tanpa melakukan plagiarisme. 2. Perubahan kosa kata Apabila penggunaan kosa kata berubah secara significant dalam suatu teks, hal ini dapat mengindikasikan plagiarisme dengan cara copy and paste. 3. Teks yang membingungkan. Apabila alur dari suatu teks tidak halus dan tidak konsisten, hal ini mengindikasikan penulis tidak menulis menggunakan pemikirannya sendiri atau beberapa bagian dari tulisannya bukanlah hasil karyanya. 4. Penggunaan tanda baca. Tidak wajar apabila dua orang penulis menggunakan tanda baca yang persis sama dalam membuat suatu karya tulis. 5. Jumlah kemiripan teks. Pasti ada beberapa kemiripan antara beberapa teks yang menulis dengan topik yang sama seperti nama-nama, istilah-istilah dan sebagainya. Bagaimanapun, tidak wajar bila beberapa teks yang berbeda memiliki kesamaan atau kemiripan teks dalam jumlah yang besar. 6. Kesalahan ejaan yang sama. Merupakan hal yang biasa terjadi bagi seseorang penulis dalam membuat suatu karya tulis. Menjadi tidak wajar bila beberapa teks yang berbeda memiliki kesalahan-kesalahan yang sama dalam pengejaan atau jumlah ejaan salah yang sama. 7. Distribusi kata-kata. Tidak wajar apabila distribusi penggunaan kata dalam teks yang berbeda memiliki kesamaan. Sebagai contoh, suatu teks memiliki parameter yang sama untuk suatu distribusi statistik yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan istilah. 16

11 8. Struktur sintaksis teks. Hal ini menunjukkan plagiarisme mungkin saja telah terjadi jika dua teks secara jelas memiliki kesamaan struktur sintaksis. Hal yang wajar bila penggunaan struktur sintaksis yang digunakan oleh beberapa penulis akan berbeda. 9. Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama. Tidak wajar apabila suatu teks yang berbeda (bahkan yang menggunakan judul yang sama) memiliki rangkaian/urutan karakter yang sama. 10. Orde kemiripan antar teks. Hal ini bisa mengindikasikan plagiarisme apabila orde kecocokan kata atau frase antar dua teks sama. Meskipun diajarkan untuk menyajikan fakta-fakta dalam suatu aturan (contohnya pendahuluan, isi, kemudian kesimpulan), kurang wajar jika fakta-fakta yang sama dilaporkan dalam orde yang sama. 11. Ketergantungan pada kata atau frase tertentu. Seorang penulis mungkin memilih penggunaan suatu kata atau frase tertentu. Kekonsistenan penggunaan kata-kata tersebut dalam suatu teks yang ditulis oleh orang lain dengan menggunakan kata yang berbeda dapat mengindikasikan plagiarisme. 12. Frekuensi kata. Tidak wajar apabila kata-kata dari dua teks yang berbeda digunakan dengan frekuensi yang sama. 13. Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat pendek. Tanpa sepengetahuan kita, para penulis tentu memiliki keputusan penggunaan panjang kalimat yang tidak biasa dikombinasikan dengan fitur-fitur lain. 14. Teks yang dapat dibaca. Penggunaan metrik/ukuran seperti index Gunning FOG, Flesch Reading Ease Formula atau SMOG dapat membantu menentukan suatu skor kemampuan. Tidak wajar apabila penulis yang berbeda akan memiliki skor yang sama. 15. Referensi yang tidak jelas. Apabila referensi yang muncul dalam suatu teks tetapi tidak terdapat pada daftar pustaka, hal ini dapat mengindikasikan plagiarisme cut and paste, dimana penulis tidak menyalin referensinya secara lengkap. 17

12 2.2. Perangkat Lunak Pendeteksi Plagiarisme Ada beberapa alat atau perangkat lunak untuk mendeteksi plagiat, dengan cara online maupun instalasi perangkat lunak, secara gratis maupun berbayar. Contoh alat atau perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yaitu: Turnitin, Viper, dan Plagiarisma.net Perangkat Lunak Turnitin Turnitin adalah sebuah situs web tools pendeteksi plagiat buatan Amerika banyak digunakan oleh berbagai kampus terkemuka di dunia yang dapat di akses di Turnitin dikembangkan oleh iparadigms, LLC. Biasanya perguruan tinggi dan sekolah tinggi membeli lisensi untuk mengirimkan esai ke situs web Turnitin untuk memeriksa keorisinilannya. Gambar 2.1 Printscreen Perangkat Lunak Turnitin 18

13 Kelebihan dan Kekurangan Turnitin a. Kelebihan Perangkat Lunak Turnitin Cara kerja perangkat lunak ini adalah dengan menggunakan database online yang dimilikinya, jumlahnya ratusan ribu hingga jutaan data karya ilmiah dari berbagai penjuru dunia, dalam beberapa jam kemudian file karya ilmiah yang di submit akan mendapatkan hasil seberapa tingkat kemiripannya dengan karya ilmiah yang lain. Perangkat lunak ini mempunyai keberhasilan yang tinggi jika artikel yang dimasukkan menggunakan bahasa Inggris. b. Kelemahan Perangkat Lunak Turnitin Harga perangkat lunak ini memang sangat mahal, sehingga tidak banyak kampus yang mampu membelinya, kira-kira harga lisensinya kurang lebih mencapai 400 juta rupiah untuk multi-account. Selain itu, kelemahan dari perangkat lunak ini memiliki tingkat keberhasilan yang kurang, jika artikel yang akan di cek menggunakan bahasa non-english Perangkat Lunak Viper Perangkat lunak ini dapat diakses melalui situs resmi Viper membutuhkan dukungan perangkat lunak NET Framework 4.0 agar bisa diinstal. Cara kerjanya membutuhkan hubungan internet. Program ini mampu mendeteksi dari hardisk dan internet, sehingga bisa membandingkan data-data di dalam hardisk dan mengklasifikasi mana-mana yang bersifat plagiat. Program ini juga memberikan presentase kemiripan dari sebuah dokumen atau file yang satu dan yang lainnya. Tulisan yang sama (mengindikasikan 19

14 plagiarisme) pada data yang di scan akan diberi tanda merah. Namun program ini membutuhkan waktu berpikir yang cukup lama dibandingkan layanan online. Gambar 2.2 Printscreen Perangkat Lunak Viper Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Viper a. Kelebihan Perangkat Lunak Viper Viper adalah perangkat lunak pendeteksi plagiarisme dokumen dengan cara membandingkan dengan lebih dari 10 miliar sumber daya/ dokumen secara online. Viper mampu mendeteksi kecenderungan plagiarisme melalui data dari hardisk dan internet. Kelebihan lainnya, program ini memberikan nilai berapa persen kemiripan tulisan yang satu dengan lainnya, setelah itu kita juga dapat membandingkannya. Tulisan yang sama (plagiat) akan diberi tanda merah pada kedua file. 20

15 b. Kelemahan Perangkat Lunak Viper Viper memiliki kelemahan yaitu, program ini tidak gratis dan memerlukan waktu yang lama dibandingkan layanan online pendeteksi plagiat lainnya. Viper juga memiliki limitasi dalam pemeriksaan paper Website Plagiarisma.net Website Plagiarisma.net juga menyediakan layanan pendeteksian plagiat (pencurian tulisan) yang bisa dipakai untuk mendeteksi keaslian sebuah artikel. Plagiarisma.net merupakan alternatif yang bisa digunakan secara gratis namun juga dibatasi jumlah pendeteksian perharinya. Untuk menggunakan fitur premium, disediakan layanan free trial dengan cara mendaftar lebih dahulu. Gambar 2.3 Printscreen Website Plagiarisma.net 21

16 Kelebihan dan Kekurangan Plagiarisma.net a. Kelebihan Plagiarisma.net Mudah digunakan karena hanya tinggal mengcopy isi teks pada artikel lalu ditaruh pada text area yang disediakan oleh Plagiarisma.net. Untuk proses pendeteksiannya tinggal klik saja tombol Check Duplicate Content. b. Kelemahan Plagiarisme.net Kekurangan dari Plagiarisma.net adalah kita harus menaruh teks (bukan URL) dan lagi waktu mendeteksinya relatif lama. Untuk teks dengan panjang sekitar 400 karakter dibutuhkan waktu pendeteksian lebih dari 1 menit Perangkat Lunak Plagiarism Checker X Plagiarism Checker X adalah perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yang bisa diunduh secara gratis. Perangkat lunak ini, berguna bagi siswa, guru, pencipta konten, ahli SEO dan pemilik situs web untuk mencari dan menemukan konten yang sama atau identik dengan teks dokumen atau konten web yang diinginkan. Plagiarism Checker X dapat memeriksa konten yang dipublikasi secara online. Jika seseorang telah menyalin sebuah hasil karya apakah itu berupa konten website, dokumen, makalah, skripsi dan sebagainya, maka Plagiarism Checker X dapat menemukannya dengan mudah. Pada saat ini Plagiarisme Checker X mendukung mesin pencari populer seperti Google dan Bing dan Yahoo. 22

17 Gambar 2.4 Printscreen Perangkat Lunak Plagiarism Checker X Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X a. Kelebihan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X Plagiarism Checker X adalah perangkat lunak yang sangat sederhana. Kita dapat menyisipkan teks yang dibutuhkan untuk diperiksa dan memungkinkan untuk memilih antara Google dan Bing untuk melakukan pencarian awal. Kita dapat menemukan konten yang mirip hanya dengan memasukan beberapa kalimat saja. Perangkat lunak ini memungkinkan kita untuk mengupload dokumen dalam format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa. Tidak ada batasan untuk jumlah halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat lunak Plagiarism Checker X. 23

18 b. Kelemahan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X Perangkat lunak ini memiliki kelemahan yaitu, program ini memerlukan waktu yang lebih lama dalam melakukan pendeteksian dokumen ketika diupload ke dalam perangkat lunak Plagiarism Checker X. Penulis memilih Plagiarism Checker X sebagai perangkat lunak pendeteksi plagiarisme karena perangkat lunak Plagiarism Checker X bersifat free dan sangat mudah digunakan. Proses penggunaan Plagiarism Checker X tergolong sangat sederhana, kita hanya perlu memasukkan artikel, kemudian Plagiarism Checker X akan mengkoneksikan diri dengan database server, beberapa menit kemudian Plagiarism Checker X akan memberikan hasil (dalam persentase) seberapa miripkah artikel kita dengan artikel yang lain berikut dengan link artikel tersebut lengkap dengan menunjukkan kalimat-kalimat yang mempunyai kemiripan dengan artikel milik kita. Selain itu, perangkat lunak ini memungkinkan kita untuk mengupload dokumen dalam format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa. Tidak ada batasan untuk jumlah halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat lunak Plagiarism Checker X. 24

19 2.3. Sanksi bagi Pelaku Tindakan Plagiarisme Ada beberapa peraturan yang mengatur sanksi bagi pelaku tindakan plagiarisme diantaranya sebaga berikut: 1. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 17 Tahun 2010 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 12 telah mengatur sanksi bagi plagiator yang melakukan tindakan plagiat di perguruan tinggi. Jika terbukti melakukan plagiasi maka plagiator akan memperoleh sanksi sebagai berikut: 1. Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: a. teguran; b. peringatan tertulis; c. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa; d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa; e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program. 2. Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbukti melakukan plagiatsebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: a. teguran b. peringatan tertulis; c. penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan; d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional; e. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti/tenaga kependidikan f. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan; g. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau 25

20 h. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan. 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Undang-Undang tentang hak cipta sebagaimana undang-undang yang mengatur tersebut plagiat merupakan tindakan pidana. Di bawah ini jelas sekali undang-undang yang mengaturnya Pasal 72 ayat (1) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima miliar rupiah). 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut (Pasal 70): Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp ,00 (dua ratus juta rupiah). 26

BAB II LANDASAN TEORI. Kemudian di kamus Longman Dictionary of English Language and Culture,

BAB II LANDASAN TEORI. Kemudian di kamus Longman Dictionary of English Language and Culture, BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Plagiarisme Henry Soelistyo, (2011) menyatakan bahwa secara etimologis plagiat berasal dari bahasa Inggris Plagiarism yang apabila dirunut sebenarnya berasal dari bahasa Yunani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seolah-olah karya orang lain tersebut adalah karya kita dan mengakui hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seolah-olah karya orang lain tersebut adalah karya kita dan mengakui hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Plagiarisme Ada beberapa definisi menurut para ahli lainnya (dalam Novanta, 2009), yaitu : 1. Menurut Ir. Balza Achmad, M.Sc.E, plagiarisme adalah berbuat

Lebih terperinci

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME ANTI PLAGIARISME U N I T P E N J A M I N M U T U P E N D I D I K A N J A S M A N I K E S E H A T A N D A N R E K R E A S I U N I V E R S I T A S N U S A N T A R A P G R I K E D I R I A. PENDAHULUAN Perguruan

Lebih terperinci

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN PLAGIARISME DALAM PENELITIAN Pendahuluan Plagiarisme dalam penelitian dapat saja terjadi karena ketidaksengajaan ataupun disengaja. Oleh karena itu perlu diketahui apa pengertian plagiarisme dan apa saja

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM

BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME Disusun Oleh : TIM LPPM STIKES AN NUR PURWODADI 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-nya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkah rahmat dan hidayahnya sehingga Panduan Anti Plagiarisme Universitas Ngudi Waluyo dapat diselesaikan oleh Tim Penyusun dengan baik.

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM nina@ugm.ac.id INTISARI Perpustakaan menjadi salah satu lalu lintas lajunya informasi. Setiap karya yang dihasilkan

Lebih terperinci

A. Pendahuluan B. Definisi Plagiarisme sengaja tidak

A. Pendahuluan B. Definisi Plagiarisme sengaja tidak A. Pendahuluan Jenjang pendidikan tinggi merupakan pendidikan yang berada diranah perguruan Tinggi. Disamping tempatnya pada terdidik dan pendidik menimba ilmu, di perguruan tinggi pula pada pendidik dan

Lebih terperinci

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi.

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi. KEPUTUSAN REKTOR IKIP VETERAN SEMARANG NOMOR: 592/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME IKIP VETERAN SEMARANG REKTOR IKIP VETERAN SEMARANG Menimbang : Mengingat : a. bahwa guna peningkatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PENANGANAN PLAGIASI BAGI DOSEN DAN MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017

BUKU PEDOMAN PENANGANAN PLAGIASI BAGI DOSEN DAN MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 BUKU PEDOMAN PENANGANAN PLAGIASI BAGI DOSEN DAN MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Rektor ini yang dimaksud dengan : 1. Plagiarisme adalah perbuatan

Lebih terperinci

KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR)

KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR) PELAKSANAAN KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR) (Universitas Terbuka, Doc., 2009) Sumber Rujukan SK Rektor Universitas Terbuka No. 176/2010 tentang Kode

Lebih terperinci

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME KEPUTUSAN REKTOR IKIP VETERAN SEMARANG NOMOR: 592/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME IKIP VETERAN SEMARANG REKTOR IKIP VETERAN SEMARANG Menimbang : a. Bahwa guna peningkatan kwalitas

Lebih terperinci

PANDUAN ANTI PLAGIARISME

PANDUAN ANTI PLAGIARISME PANDUAN ANTI PLAGIARISME Purwani Istiana Purwoko 2016 A. Pendahuluan Perguruan Tinggi memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait dengan pencegahan tindakan plagiarisme.

Lebih terperinci

Tips 4: Ingat Syarat Buku Bermutu

Tips 4: Ingat Syarat Buku Bermutu Tips 4: Ingat Syarat Buku Bermutu Penulis yang kompeten dalam bidang ilmunya dan cakap menulis. Kurikulum yang baik Bahan referensi yang lengkap Teknik penyajianyang baik. Perwajahan buku yang baik Kertas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (ITAA)dalam Henry Soelistyo (2011), perangkat keras komputer. Sedangkan Akhmad Fauzi (2008:5) menyebutkan bahwa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (ITAA)dalam Henry Soelistyo (2011), perangkat keras komputer. Sedangkan Akhmad Fauzi (2008:5) menyebutkan bahwa, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Teknologi Informasi Menurut Information Technology Association of America (ITAA)dalam Henry Soelistyo (2011), Teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan,

Lebih terperinci

Gedung Auditorium Gd.Hindarto Joesman FK Unjani

Gedung Auditorium Gd.Hindarto Joesman FK Unjani KEGIATAN SOSIALISASI ATURAN DAN PROSES KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DOSEN DI LINGKUNGAN UNJANI Gedung Auditorium Gd.Hindarto Joesman FK Unjani 27 Mei 2015 Elis Dwiana Ratnamurni Dosen adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH. Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK]

ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH. Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK] ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK] TEORI PRAKTEK Etika dan kode etik penulisan Membuat kutipan yang masih diperbolehkan Pemahaman tentang plagiasi Cara mengecek

Lebih terperinci

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH Tri Tarwiyani S. Fil. M. Phil, Dosen Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Dunia pendidikan Indonesia saat ini sedang menghadapi shok terapi. Hal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2011 Trisno Zuardi-2010 A. Latar Belakang Ƒ Setiap perguruan tinggi mengembang misi untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME Oleh Didi Sukyadi Kepala Perpustakaan UPI Plagiarisme merupakan salah satu bentuk pencurian dan dapat didefinisikan sebagai penggunaan kata-kata atau pikiran seseorang sebagai

Lebih terperinci

Plagiarisme. Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat. Acuan

Plagiarisme. Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat. Acuan Plagiarisme Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat Acuan Dalam pembahasan ini digunakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di Perguruan

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat Terhadap Karya Ilmiah

Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat Terhadap Karya Ilmiah Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat Terhadap Karya Ilmiah Afdhal, Taufan Chalis dan Tauiq A. Gani Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Indonesia afdhal@unsyiah.ac.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PLAGIARISME ditinjau dari aspek hukum dan latar belakangnya BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Sistem Pendidikan Nasional; Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing)

KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing) KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing) www.rudifebriamansyah.webege.com KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing) When you QUOTE, you are borrowing from another text by copying information

Lebih terperinci

Metodologi Desain. Kelompok 3 Claresta Febrianto Jessica Veranda Regina Artya

Metodologi Desain. Kelompok 3 Claresta Febrianto Jessica Veranda Regina Artya Metodologi Desain Kelompok 3 Claresta Febrianto Jessica Veranda Regina Artya Referensi Adalah sumber acuan (rujukan, petunjuk) jawaban dari beragam kebutuhan anda seharihari. Pembagiannya ada berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan negatif mahasiswa dalam melakukan kecurangan dalam menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan negatif mahasiswa dalam melakukan kecurangan dalam menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan kemampuan mahasiswa di bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Menjamurnya Mahasiswa Plagiator

Menjamurnya Mahasiswa Plagiator Menjamurnya Mahasiswa Plagiator Plagiarisme atau yang biasa di sebut dengan plagiat telah menjamur di Indonesia, terutama dikalangan mahasiswa, bagaimana tidak, banyak sekali praktek plagiasi di lingkungan

Lebih terperinci

Plagiarisme Akademik 1

Plagiarisme Akademik 1 Artikel 1: Plagiarisme Akademik 1 Oleh: Andreas Lako Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata, Semarang Beberapa waktu lalu, muncul lagi berita buruk yang mencoreng wajah dunia pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2017

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2017 PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2017 BAGIAN RISET, PENGABDIAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI JL. KI AGENG SELO NO. 15

Lebih terperinci

TUNTUTAN KEORISINILAN SERTA MASLAH PLAGIASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Oleh: Hamdan Hadi Kusuma

TUNTUTAN KEORISINILAN SERTA MASLAH PLAGIASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Oleh: Hamdan Hadi Kusuma TUNTUTAN KEORISINILAN SERTA MASLAH PLAGIASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh: Hamdan Hadi Kusuma I. Pendahuluan Tujuan pendidikan tinggi adalah mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi

Lebih terperinci

SELF PLAGIARISM dan. PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT

SELF PLAGIARISM dan. PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT SELF PLAGIARISM dan PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT di PERGURUAN TINGGI Menurut Permendiknas (No. 17/2010): Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH TERHADAP TINDAKAN PLAGIAT DALAM PENULISAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH TERHADAP TINDAKAN PLAGIAT DALAM PENULISAN SKRIPSI Deni Juliandi dkk. (2016). Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika... 229 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH TERHADAP TINDAKAN PLAGIAT DALAM PENULISAN SKRIPSI Deni

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VIPER, SOFTWARE ANTI PLAGIARISM

PENGGUNAAN VIPER, SOFTWARE ANTI PLAGIARISM PENGGUNAAN VIPER, SOFTWARE ANTI PLAGIARISM Madlazim Jurusan Fisika FMIPA UNESA 31 Agustus 2014 Untuk menjawab pertanyaan apakah sebuah artikel plagiat dari artikel lain atau bukan, ibarat mencari jarum

Lebih terperinci

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI Oleh Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13/05/2015 1 A. Latar Belakang Dasar: Permendiknas RI No. 17 Th. 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan

Lebih terperinci

Teknik Penggunaan Software Anti Plagiat

Teknik Penggunaan Software Anti Plagiat Teknik Penggunaan Software Anti Plagiat Pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi dosen Universtias Sriwijaya 23-24 Mei 2017 DANIEL SAPUTRA PUSBANGDIK UNSRI Apa itu Plagiat?? Plagiarisme Plagiarius (Latin)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BENTUK TINDAK PLAGIAT PADA PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNSYIAH

IDENTIFIKASI BENTUK TINDAK PLAGIAT PADA PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNSYIAH Rio Satria dkk, (2017). Identifikasi Bentuk Tindak Plagiat pada Penulisan Skripsi 231 IDENTIFIKASI BENTUK TINDAK PLAGIAT PADA PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNSYIAH Rio Satria

Lebih terperinci

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia menginginkan kemudahan dalam segala hal. Sifat tersebut akan memicu tindakan negatif apabila dilatar belakangi oleh motivasi untuk berbuat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak dilakukan oleh para jurnalis dalam tugasnya sehari-hari. Jurnalisme kloning merupakan aktivitas tukar menukar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Azwar (1995) Psikologi memandang perilaku manusia (Human

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Azwar (1995) Psikologi memandang perilaku manusia (Human BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Perilaku 1. Pengertian Perilaku Salah satu ciri manusia adalah berperilaku atau bertingkah laku namun tidak mudah untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan perilaku. Menurut

Lebih terperinci

DIKLATPIM TK. II PANDUAN LAPORAN INDIVIDUAL. (Disertai Panduan Mengenal dan Mencegah Plagiarisme)

DIKLATPIM TK. II PANDUAN LAPORAN INDIVIDUAL. (Disertai Panduan Mengenal dan Mencegah Plagiarisme) DIKLATPIM TK. II PANDUAN LAPORAN INDIVIDUAL (Disertai Panduan Mengenal dan Mencegah Plagiarisme) PUSAT DIKLAT SPIMNAS BIDAG KEPEMIMPINAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA, 2010 PANDUAN LAPORAN INDIVIDUAL

Lebih terperinci

Menemukan dan Mencegah Plagiarisme. Myrtati D. Artaria

Menemukan dan Mencegah Plagiarisme. Myrtati D. Artaria Menemukan dan Mencegah Plagiarisme Myrtati D. Artaria E-mail: myrtati@gmail.com Cara mendeteksi? Keahlian mitra bebestari > mengetahui jika telah pernah diterbitkan topik sejenis di suatu jurnal lain,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka proses dan media penyimpanan data pun semakin berkembang. Dengan adanya personal computer (PC), orang dapat menyimpan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi saat ini berkembang sangat pesat, hal ini sangat mendukung terhadap kebutuhan manusia yang ingin serba cepat dan mudah dalam mendapatkan suatu informasi.

Lebih terperinci

Livia Melda Christanti

Livia Melda Christanti PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN DOSEN PJMK : Drs. H. Mohammad Adib, MA PLAGIARISME : AKAR PERILAKU KORUPTIF DI SEKITAR KITA TUGAS INDIVIDUAL Disusun Oleh : Livia Melda Christanti 071211531006

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH DAN ETIKA KEPENULISAN ARTIKEL ILMIAH

PUBLIKASI ILMIAH DAN ETIKA KEPENULISAN ARTIKEL ILMIAH PUBLIKASI ILMIAH DAN ETIKA KEPENULISAN ARTIKEL ILMIAH Ono Suparno ono.suparno@ipb.ac.id Seminar Jurnal dan Launching Sekolah Jurnal Forum Mahasiswa Pascasarjana dan Bogor Science Club Institut Pertanian

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM Profesor Ilmu Manajemen Undiknas University

Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM Profesor Ilmu Manajemen Undiknas University Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM Profesor Ilmu Manajemen Undiknas University FENOMENA PLAGIASI: KASUS PELANGGARAN ETIKA KARYA ILMIAH Beberapa waktu lalu, seorang dosen dari Universitas Islam

Lebih terperinci

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( 071211531061 ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INVERTED INDEX PADA PROSES PENELUSURAN KESAMAAN ISI FILE DOKUMEN PDF TUGAS AKHIR MAHASISWA

PEMANFAATAN INVERTED INDEX PADA PROSES PENELUSURAN KESAMAAN ISI FILE DOKUMEN PDF TUGAS AKHIR MAHASISWA PEMANFAATAN INVERTED INDEX PADA PROSES PENELUSURAN KESAMAAN ISI FILE DOKUMEN PDF TUGAS AKHIR MAHASISWA Djoni Setiawan K. 1, Hendra Bunyamin 2 1 Program Studi D3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Plagiarisme merupakan salah satu tindak kejahatan akademik karena didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa mencantumkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dijelmakan dalam suatu bentuk ciptaan atau penemuan. 1 HKI merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. dijelmakan dalam suatu bentuk ciptaan atau penemuan. 1 HKI merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan hasil dari intelektual manusia yang dijelmakan dalam suatu bentuk ciptaan atau penemuan. 1 HKI merupakan suatu hak milik yang

Lebih terperinci

Membuat Aplikasi Point of Sale dengan Laravel dan AJAX

Membuat Aplikasi Point of Sale dengan Laravel dan AJAX Membuat Aplikasi Point of Sale dengan Laravel dan AJAX Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Hindari Korupsi dengan Tidak Berlaku Plagiat

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Hindari Korupsi dengan Tidak Berlaku Plagiat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Hindari Korupsi dengan Tidak Berlaku Plagiat Oleh. Wanudya Yoga Ayu Chandra 071211532012 Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 151/IT Del/Rek/SK/XII/17 Tentang KODE ETIK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH INSTITUT TEKNOLOGI DEL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 151/IT Del/Rek/SK/XII/17 Tentang KODE ETIK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH INSTITUT TEKNOLOGI DEL SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 151/IT Del/Rek/SK/XII/17 Tentang KODE ETIK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa Institut

Lebih terperinci

Pengaplikasian Template Modul

Pengaplikasian Template Modul MODUL PERKULIAHAN Pengaplikasian Template Modul Petunjuk Penggunaan Template untuk Modul Perkuliahan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program MK10230 Mochamad

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Metodologi Penelitian Kode Etik Penulisan Ilmiah Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan The Center for

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Handris Krisnayana ( )

Disusun Oleh : Handris Krisnayana ( ) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dosen PJMK : Drs. H. Moh. Adib, MA. Tugas Essay Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai Pahlawan dalam Pemberantasan Plagiarisme Disusun Oleh : Handris

Lebih terperinci

Penyuntingan Karya Tulis

Penyuntingan Karya Tulis Penyuntingan Karya Tulis Pemateri: Rian Hilmawan, SE, ME Disampaikan Dalam Acara: Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Samarinda, 12-13 November 2013 Referensi Sumber: Rahardjo, Budi. 2005. Panduan Menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. pada tahun 2015 akan mencapai 139 juta orang 1. Membesarnya penggunaan

BAB I PENDAHALUAN. pada tahun 2015 akan mencapai 139 juta orang 1. Membesarnya penggunaan 1 BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini internet semakin banyak digunakan masyarakat.internet seakan menjadi kebutuhan tersendiri bagi sebagian besar masyarakat. Berdasarkan statistic yang

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA Nomor: 0187/UN9/KP/Tahun 2013 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA Nomor: 0187/UN9/KP/Tahun 2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jalan Palembang-Prabumulih, KM. 32 Inderalaya (OI) 30662 Telp. (0711) 580069, 580225, 580169, 580275 Fax (0711) 580644 Website: www.unsri.ac.id

Lebih terperinci

TEKNIK MEMBUAT KUTIPAN Pengertian Kutipan Kutipan Langsung dan Kutipan Tidak Langsung Cara-cara Mengutip Etika Mengutip dan Plagiarisme Tanggungjawab

TEKNIK MEMBUAT KUTIPAN Pengertian Kutipan Kutipan Langsung dan Kutipan Tidak Langsung Cara-cara Mengutip Etika Mengutip dan Plagiarisme Tanggungjawab TEKNIK MEMBUAT KUTIPAN TEKNIK MEMBUAT KUTIPAN Pengertian Kutipan Kutipan Langsung dan Kutipan Tidak Langsung Cara-cara Mengutip Etika Mengutip dan Plagiarisme Tanggungjawab Penulis Pengertian Kutipan Kutipan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinovasi menciptakan suatu karya yang original. Dalam hal ini tindakan negatif

BAB I PENDAHULUAN. berinovasi menciptakan suatu karya yang original. Dalam hal ini tindakan negatif 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia menginginkan kemudahan Dalam segala hal. Sifat tersebut akan memicu tindakan negatif apabila dilatarbelakangi oleh motivasi untuk berbuat curang

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP

PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP 1) Ketentuan Umum a. Ada 15 (lima belas) pengusul yang diundang untuk memasukkan konten e learning. Kelima belas konten ini selanjutnya akan diseleksi untuk

Lebih terperinci

Website Canggih dan Praktis dengan Blogspot

Website Canggih dan Praktis dengan Blogspot Website Canggih dan Praktis dengan Blogspot Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana

Lebih terperinci

Pelatihan Literasi Informasi

Pelatihan Literasi Informasi Pelatihan Literasi Informasi Novy Diana Fauzie, S.S., M.A. Pendahuluan Literasi Informasi adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi masalah, mengetahui informasi yang dibutuhkan, menentukan, mengevaluasi

Lebih terperinci

Tugas Paper. Pengantar Ilmu Komputer (SP) Universitas Brawijaya Malang. Dosen Pengampu: Putra Pandu A., S.Kom

Tugas Paper. Pengantar Ilmu Komputer (SP) Universitas Brawijaya Malang. Dosen Pengampu: Putra Pandu A., S.Kom Tugas Paper Pengantar Ilmu Komputer (SP) Dosen Pengampu: Putra Pandu A., S.Kom Universitas Brawijaya Malang 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Aturan Umum... 1 a. Sifat... 1 b. Pengumpulan Tugas... 1 c. Format

Lebih terperinci

Pemanfaatan Fungsi pada References

Pemanfaatan Fungsi pada References Agustus 2015 Pemanfaatan Fungsi pada References Ms. Word 2010 Penulis: Ayuningtyas Editor: Tegar Heru Susilo OKK 2015 - STIKOM SURABAYA KATA PENGANTAR Dalam setiap penulisan karya ilmiah selalu terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Objek Penilitian Perkembangan internet di era globalisasi yang semakin canggih, seperti penyebaran informasi yang semakin cepat dan efisien. Fasilitas

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME. Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME. Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si Oleh: Sincletica Margareth Unus Pasi NIM : 071211532026 DEPARTEMEN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

1. Tekanan formal dan informal pada peneliti sistem informasi untuk melakukan publikasi

1. Tekanan formal dan informal pada peneliti sistem informasi untuk melakukan publikasi Summary Judul artikel : Dealing with Plagiarism in The Information Systems Research Community: A Look At Factors That Drive Plagiarism and Ways to Address Them Sumber : MIS Quarterly Vol.27 No 4,pp.511-532/December

Lebih terperinci

TUTORIAL INSTALASI DAN PENGGUNAAN PLAGIARISMCHECKERX UNTUK PEMULA BY : ROBBI RAHIM, S.KOM., M.KOM

TUTORIAL INSTALASI DAN PENGGUNAAN PLAGIARISMCHECKERX UNTUK PEMULA BY : ROBBI RAHIM, S.KOM., M.KOM 1 TUTORIAL INSTALASI DAN PENGGUNAAN PLAGIARISMCHECKERX UNTUK PEMULA BY : ROBBI RAHIM, S.KOM., M.KOM Tutorial ini dibuat untuk memudahkan pengguna melakukan instalasi Software PlagiarismCheckerX dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, manusia semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, manusia semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, manusia semakin dimudahkan untuk melakukan berbagai macam hal dengan menggunakan teknologi terutama

Lebih terperinci

KODE ETIK PENULIS DAN ETIKA KEPENULISAN

KODE ETIK PENULIS DAN ETIKA KEPENULISAN KODE ETIK PENULIS DAN ETIKA KEPENULISAN H. M. Nur Kholis Setiawan Fakultas Syari ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta nkholissetiawan@uin-suka.ac.id 081328725909 Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi pada era globalisasi telah menjadi satu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi pada era globalisasi telah menjadi satu hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi pada era globalisasi telah menjadi satu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Peran Pendidikan Pancasila Sebagai Cara Untuk Meminimalisasikan Tindakan Plagiarisme Yang Merupakan Salah Satu Bentuk Tindakan Korupsi di Kalangan Akademis Drs.

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadirnya teknologi informasi berdampak pada banyak sektor, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Hadirnya teknologi informasi berdampak pada banyak sektor, termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hadirnya teknologi informasi berdampak pada banyak sektor, termasuk sektor pendidikan. Dalam dunia pendidikan, sangatlah diperlukan informasi untuk mendukung

Lebih terperinci

INOVASI PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL INOVASI. Budi Harsanto. Budi Harsanto PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL

INOVASI PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL INOVASI. Budi Harsanto. Budi Harsanto PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL Budi Harsanto 978-602- 9238-61- 7 Buku ini merupakan elaborasi terhadap dua hasil penelitian penulis yang berkaitan dengan inovasi dan inovasi pembelajaran di perguruan tinggi. Selain dari hasil penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjiplakan suatu tulisan. Neville (2010) dalam buku The Complete Guide to

BAB I PENDAHULUAN. penjiplakan suatu tulisan. Neville (2010) dalam buku The Complete Guide to BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun selalu berkembang secara signifikan. Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak SEO untuk Blog Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Lebih terperinci

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas.

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas. 1. Pendahuluan Penggunaan internet sebagai sarana dalam proses pendidikan terutama pada bidang ilmu komputer sangatlah penting. Internet sebagai gudang informasi merupakan sesuatu hal yang sangat perlu

Lebih terperinci

PLAGIARISME. Ada dua kelompok pelanggaran etik: 1. Sengaja: si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan sepantasnya mendapat sanksi

PLAGIARISME. Ada dua kelompok pelanggaran etik: 1. Sengaja: si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan sepantasnya mendapat sanksi PLAGIARISME Kasus Pelanggaran Etik dalam Penelitian dan Karya Ilmiah Ada dua kelompok pelanggaran etik: 1. Sengaja: si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan sepantasnya mendapat sanksi

Lebih terperinci

Pengenalan Teknologi Informasi

Pengenalan Teknologi Informasi Prodi Teknik Informatika FMIPA Unsyiah November 1, 2011 Pencarian di internet yang efektif adalah sebuah keterampilan yang sangat penting Situs web khusus dirancang untuk membantu pengguna mencari halaman

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Lampiran 1 ` KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Dengan hormat, Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan akademik bukanlah masalah yang baru dalam pendidikan di Indonesia, sehingga fenomena kecurangan akademik dapat dikatakan telah menjadi kebiasaan di

Lebih terperinci

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN Memperhatikan: Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG KODE ETIK PELAKU PENELITIAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Lebih terperinci

Plagiarisme dan Upaya. Akademik di Indonesia

Plagiarisme dan Upaya. Akademik di Indonesia Plagiarisme dan Upaya Pencegahannya di Lingkungan Akademik di Indonesia Wasmen Manalu Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor wasmenmanalu@ymail.com

Lebih terperinci

PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI. Oleh : Prof. Dr. Ir. Kholil, M.Kom

PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI. Oleh : Prof. Dr. Ir. Kholil, M.Kom PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI Oleh : Prof. Dr. Ir. Kholil, M.Kom PERHITUNGAN ANGKA KREDIT DOSEN a. Pengajaran b. Penelitian c. Pengabdian d. Penunjang Bidang B Bidang A AA L LK GB BIDANG B Penelitian Jurnal

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Pengumpulan AK Pustakawan. Irawan Anggota Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional Pustakawan Perpusnas, Senin 3 April 2017

Penyamaan Persepsi Pengumpulan AK Pustakawan. Irawan Anggota Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional Pustakawan Perpusnas, Senin 3 April 2017 1 Penyamaan Persepsi Pengumpulan AK Pustakawan Irawan Anggota Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional Pustakawan Perpusnas, Senin 3 April 2017 2 Jabatan Fungsional Pustakawan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

Dasar Dasar Penulisan Artikel Ilmiah. Sri Endah Rahayuningsih

Dasar Dasar Penulisan Artikel Ilmiah. Sri Endah Rahayuningsih 1 Dasar Dasar Penulisan Artikel Ilmiah Sri Endah Rahayuningsih Dipresentasikan pada Workshop Penulisan Artikel Ilmiah Di Jurusan Analisis Kesehatan Bandung Gedung Learning Centre Gunung batu Cimahi 3 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi mempunyai kaitan yang erat dalam perkembangan dalam bidang informasi dan komunikasi. Peranan teknologi informasi dalam bidang

Lebih terperinci

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Web of Science (Thomson) Saat ini Publikasi internasional peneliti

Lebih terperinci

Pemanfaatan TI dalam Penulisan Artikel Ilmiah (IThenticate, Grammarly, and Reference Management Software)

Pemanfaatan TI dalam Penulisan Artikel Ilmiah (IThenticate, Grammarly, and Reference Management Software) Pemanfaatan TI dalam Penulisan Artikel Ilmiah (IThenticate, Grammarly, and Reference Management Software) Lusitra Munisa (lusitra@gmail.com) Workshop Penulisan Artikel Publikasi Internasional 2017 SKSG

Lebih terperinci

MEMBUAT SITASI DAN DAFTAR PUSTAKA Oleh Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fak. Geografi- UGM Intisari

MEMBUAT SITASI DAN DAFTAR PUSTAKA Oleh Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fak. Geografi- UGM Intisari MEMBUAT SITASI DAN DAFTAR PUSTAKA Oleh Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fak. Geografi- UGM nina@ugm.ac.id Intisari Salah satu bentuk pengakuan atas ide, pendapat orang lain dalam sebuah karya tulis

Lebih terperinci

TINGKAT PLAGIARISME DI KALANGAN PUSTAKAWAN

TINGKAT PLAGIARISME DI KALANGAN PUSTAKAWAN TINGKAT PLAGIARISME DI KALANGAN PUSTAKAWAN Raudhatul Munawwarah 1 Abstract The purpose of this study is to describe plagiarism levels among librarian when they write their paper; as one of the fastest

Lebih terperinci

Oleh Dr. Ir. Hj. KHODIJAH ISMAIL, M.Si

Oleh Dr. Ir. Hj. KHODIJAH ISMAIL, M.Si PENGGUNAAN APLIKASI MENDELEY DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh Dr. Ir. Hj. KHODIJAH ISMAIL, M.Si Tempat / Tgl. Lahir: Bengkalis, 23 April 1969 RIWAYAT SINGKAT C:\USERS\MY MINE\DESKTOP\CURRICULUM VITAE

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor,

Lebih terperinci

Universitas Negeri Semarang memberikan ketentuan umum penulisan skripsi, diantaranya:

Universitas Negeri Semarang memberikan ketentuan umum penulisan skripsi, diantaranya: BAB I PENDAHULUAN Skripsi adalah karya ilmiah yang disusun atas dasar kajian kepustakaan, penelitian lapangan, dan atau uji laboratorium sebagai latihan penulisan ilmiah pada program studi jenjang Strata

Lebih terperinci