BAB I PENDAHULUAN. menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan
|
|
- Ivan Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang yang akan dikerucutkan menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian serta sistematika penelitian Latar Belakang Pengukuran kinerja dan akuntabilitas saat ini menjadi topik hangat dalam akuntansi sektor publik, terutama setelah adanya perubahan manajemen dari manajemen tradisional menjadi manajemen berbasis kinerja yang biasa dikenal dengan Manajemen Publik Baru (New Public Management) atau NPM. Manajemen berbasis kinerja merupakan bagian dari NPM. Dalam manajemen berbasis kinerja fokus utamanya pada hasil, tidak lagi berfokus pada input dan output. Sebagai bagian dari akuntansi sektor publik, pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Untuk itu, dalam implementasinya, dibutuhkan misi, tujuan, dan sasaran yang jelas yang dapat diukur serta relevan dengan hasil. Selain jelas, dapat diukur dan relevan, juga harus tepat waktu, dapat diandalkan dan dapat diperbandingkan (Rasul, 2003). Peningkatan kinerja tidak akan terwujud tanpa adanya pengelolaan manajemen yang baik, untuk itu manajemen berbasis kinerja merupakan hal yang dapat mendukung. Peningkatan kinerja dapat dinilai dari adanya pengukuran 1
2 2 kinerja. Pengukuran kinerja yang tepat dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam peningkatan kinerja itu sendiri. Menurut hasil penelitian Pilcher (2005) pengukuran kinerja dalam pemerintahan merupakan akibat dari reformasi sektor publik yang merujuk pada konsep isomorfisma kelembagaan. Konsep ini menyebutkan bahwa unit-unit yang berada dalam satu lingkungan yang sama, akan sama juga bentuk keorganisasiannya. DiMaggio dan Powell (1983) melihat isomorfisma kelembagaan terjadi karena adanya isomorfisma koersif, isomorfisma mimetik, dan isomorfisma normatif. Isomorfisma koersif menunjukkan bahwa organisasi mengambil beberapa bentuk atau melakukan adopsi terhadap organisasi lain karena tekanan-tekanan negara dan organisasi lain atau masyarakat yang lebih luas. Isomorfisma mimetik yaitu imitasi sebuah organisasi oleh organisasi yang lain. Isomorfisma normatif terjadi karena adanya tuntutan profesional. Sedangkan menurut Micheli dan Neely (2010), pengukuran kinerja merupakan upaya untuk memastikan koherensi keseluruhan dari mata rantai kesatuan target pemerintah dari tingkat nasional hingga tingkat lokal. Ancaman yang berbahaya akan ada jika tujuan, sasaran, dan indikator tidak konsisten di seluruh tingkat yang berbeda dari pemerintah. Peningkatan kinerja tentu saja harus didukung dengan strategi-strategi yang relevan untuk meningkatkan kinerja. Strategi ini harus relevan dengan visi, misi, sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga di dalam upaya pengukuran kinerja nanti akan didapat informasi kinerja yang dapat digunakan untuk peningkatan kinerja selanjutnya.
3 3 Informasi kinerja itu sendiri merupakan seperangkat indikator kinerja yang mengacu pada proses pencapaian suatu tujuan, tugas atau fungsi. Informasi ini dapat digunakan untuk memantau kinerja yang berkelanjutan, dapat juga dipakai sebagai bahan evaluasi kinerja jangka menengah dan jangka panjang secara periodik (Rasul, 2003). Seperti yang telah disampaikan diatas, bahwasannya informasi kinerja tersebut dapat membantu manajemen, hal ini dikarenakan informasi tersebut dapat memfasilitasi pengembangan strategi yang terkait dalam semua fungsi dalam rangka pencapaian tujuan/sasaran organisasi. Manajemen Publik Baru juga mempengaruhi sektor publik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), undang-undang paket keuangan negara yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Semua instansi pemerintah wajib untuk membuat laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) sebagai wujud bentuk akuntabilitas menuju good governance. Akbar et al. (2012) menyatakan bahwa faktor legislatif mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa LAKIP sebagai alat untuk akuntabilitas dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan aturan yang ada, bukan karena kesadaran akan pentingnya suatu evaluasi pengukuran kinerja agar
4 4 dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal untuk perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang. Dalam pengukuran kinerja tidak lepas dari sasaran dan indikator yang sudah ditetapkan. Dalam evaluasi LAKIP yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN dan RB) Tahun 2011, 49 kementerian/lembaga dari 82 kementerian/lembaga atau kurang lebih 60% termasuk dalam kategori CC yang artinya masih memerlukan perbaikan dalam pengukuran kinerja terutama karena belum ada kesesuaian yang tepat dalam menentukan sasaran dan indikator kinerja. Kementerian Agama merupakan salah satu kementerian yang ada dalam kategori ini. Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil Kemenag DIY) sebagai salah satu satuan kerja yang ada di bawah Kementerian Agama sudah membuat LAKIP sebagai bagian dari akuntabilitas, namun apakah LAKIP tersebut dapat menggambarkan kinerja yang sesungguhnya dari suatu instansi pemerintah, padahal evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pengukuran kinerja, karena hal ini dapat dijadikan salah satu strategi dalam upaya peningkatan kinerja itu sendiri. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka dalam penelitian ini ingin mengevaluasi sistem pengukuran kinerja pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY sebagai strategi dalam peningkatan kinerja dengan pendekatan evaluasi dan perencanaan yang komprehensif menggunakan model logika yang inovatif yang dikenal dengan nama Cetakbiru Kinerja (Performance Blueprint)
5 5 dan menemukan strategi lain untuk memperbaiki kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Rumusan Masalah Peningkatan kinerja saat ini sedang dilakukan terus menerus oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY terutama untuk akuntabilitas publik. Tuntutan terhadap peningkatan kinerja juga meningkat seiring dengan diberlakukannya tunjangan kinerja pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. Evaluasi pengukuran kinerja yang ada di Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY sebagai strategi peningkatan kinerja selama ini belum dilakukan, sehingga diharapkan dalam penelitian ini dapat memperbaiki pengukuran kinerja dan menemukan strategi strategi untuk peningkatan kinerja Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Seberapa tinggi kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY? 2. Apakah indikator kinerja dalam sistem pengukuran kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY sudah tepat? 3. Bagaimana Cetak Biru Kinerja dapat digunakan untuk mengevaluasi atas indikator kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY? 4. Strategi-strategi apa yang dapat meningkatkan kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY?
6 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ditulis sebelumnya, maka tujuan penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut : 1. Menghasilkan ketercapaian kinerja Kantor wilayah Kementrian Agama DIY. 2. Menghasilkan evaluasi atas indikator kinerja dalam sistem pengukuran kinerja. 3. Menghasilkan evaluasi atas indikator kinerja dengan menggunakan CetakBiru Kinerja serta faktor faktor penyebab rendahnya kinerja. 4. Menemukan strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Manfaat Penelitian Manfaat utama penelitian ini adalah untuk memperbaiki praktek-praktek yang ada dalam hal pengukuran kinerja serta memberi masukan bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY berkenaan dengan strategi-strategi apa sajakah yang dapat dikembangkan untuk peningkatan kinerja Proses Penelitian Secara singkat tahapan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Latar Belakang Rumusan masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Simpulan & Saran Hasil Penelitian dan Pembahasan Metode Penelitian Latar Belakang Kontekstual Obyek Penelitian Tinjauan Pustaka Gambar 1.1 Proses Penelitian
7 Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penelitian ini, sistematika penulisan tesis ini dibagi dalam enam bab sebagai berikut : BAB 1 berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan sistematika penelitian. BAB 2 berisi tentang tinjauan kritis untuk menyusun kerangka berpikir yang terdiri dari kajian teori, penelitian terdahulu, kondisi yang ada saat ini serta kerangka berpikir. BAB 3 menjelaskan secara deskriptif tentang obyek penelitian serta menjelaskan secara kontekstual aplikasi teori atau konsep yang dimuat di studi literature di lingkungan instansi yang menjadi obyek penelitian. BAB 4 berisi tentang rancangan penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB 5 berisi tentang data yang diperoleh, hasil analisis data yang dilakukan, serta pembahasan analisis data. BAB 6 menyajikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya isu di masyarakat yang menggambarkan kegagalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya isu di masyarakat yang menggambarkan kegagalan pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang efektif, efisien dan ekonomis, menyebabkan berkurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Adanya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang diatur dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- Undang No.33 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan juga rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia pada akhir abad 20 tidak dapat dilepaskan dari kegagalan pemerintah dalam mengembangkan sistem manajemen pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang selama ini digambarkan tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas, kurang inovatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran berbasis kinerja (PBK) digunakan di berbagai negara penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang
BAB I INTRODUKSI Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang diteliti dan dikerucutkan dalam bentuk rumusan permasalahan. Kemudian dilanjutkan dengan uraian pertanyaan, tujuan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat terhadap kualitas kinerja publik baik di pusat maupun daerah kini kian meningkat. Kesadaran masyarakat ini berkaitan dengan kepedulian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti harapkan dengan dilakukannya penelitian ini. Bab ini juga menjelaskan
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan penelitian yang diajukan, motivasi peneliti dan kontribusi yang peneliti harapkan dengan dilakukannya penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Ringkasan Evaluasi atas implementasi sistem pengukuran kinerja di organisasi sektor
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Ringkasan Evaluasi atas implementasi sistem pengukuran kinerja di organisasi sektor publik semakin mendesak untuk diterapkan guna mendukung pencapaian cita-cita good
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
109 BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini adalah bab terakhir dari seluruh rangkaian tesis, bab ini memaparkan ringkasan penelitian dari bab awal hingga bab analisis, kesimpulan
Lebih terperinciBAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Sebagai bentuk dari tanggung jawab pemerintahan kabupaten dan kota dalam melakukan pengelolaan sumber dayanya, pemerintah telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi
BAB I PENDAHULUAN Bab I di dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, konteks penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan faktor-faktor organisasional yang dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan fenomena, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan
BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang
Lebih terperinci2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 639, 2014 KEMENHUT. Akubilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Evaluasi. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.26/Menhut-II/2014 TENTANG EVALUASI AKUNTABILITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian fokus menjadi pertanyaan penelitian, serta tujuan dilakukannya penelitian. Selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance, pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016
1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penganggaran di sektor pemerintahan merupakan suatu proses yang cukup rumit. Karakteristik penganggaran di sektor pemerintahan sangat berbeda dengan penganggaran
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan,
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan, keterbatasan dan rekomendasi hasil penelitian. Ringkasan berisi gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sektor publik dewasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik yang dilaksanakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan disektor publik sering dinilai oleh masyarakat tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitasnya danbanyak kekurangan lainya. Hal tersebutmemunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan permasalahan penelitian, pertanyaan riset, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan jadwal
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dituntut untuk lebih mengedepankan aspek hasil ( result)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen
BAB I PENDAHULUAN Kinerja instansi pemerintah dapat terwujud dengan baik apabila disertai dengan pengelolaan manajemen yang baik, yang dapat mendorong instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Bab akhir dalam penelitian ini memberikan ringkasan penelitian, kesimpulan,
BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab akhir dalam penelitian ini memberikan ringkasan penelitian, kesimpulan, keterbatasan dan beberapa rekomendasi terhadap penelitian berjudul
Lebih terperinci2013, No Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
No.382, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Sistem Akuntabilitas Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian ini memaparkan secara detail tentang latar belakang mengapa penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Bab I merupakan pendahuluan, berisi mengenai latar belakang yang
BAB I INTRODUKSI Bab I merupakan pendahuluan, berisi mengenai latar belakang yang mendasari riset, konteks riset, permasalahan riset, pertanyaan riset, tujuan riset, dan kontribusi riset. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik lingkungan bisnis yang sedang dialami saat ini dan masa yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akuntabilitas pada instansi pemerintah semakin meningkat. Selain itu tuntutan yang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi pada tahun 1999,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama lebih dari dua dekade, pengukuran kinerja (performance measurement)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran dari latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam bab ini juga berisi rumusan permasalahan, pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya teknologi yang berpengaruh terhadap perkembangan organisasi sektor publik maupun swasta dan semakin cerdasnya masyarakat di era globalisasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.51, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBANGUNAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG
STRATEGI PEMBANGUNAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG Disampaikan pada Rapat Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Daerah, Yogyakarta 15 Oktober 2015 Oleh: YOSSI IRIANTO SEKRETARIS DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan dan pembangunan di Indonesia setelah masa kejayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pemerintahan dan pembangunan di Indonesia setelah masa kejayaan orde baru telah mengalami banyak perubahan. Dalam pelaksanaannya, Indonesia yang menggunakan
Lebih terperinciSISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
SALINAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. runtuhnya rezim orde baru yang sentralistik dan otoriter. Rakyat bertransformasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bergulirnya era reformasi selama lebih dari satu dekade ini menandai runtuhnya rezim orde baru yang sentralistik dan otoriter. Rakyat bertransformasi dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai organisasi, terlebih menyangkut isu upaya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, terdapat tuntutan untuk meningkatkan kinerja organisasi sektor publik agar lebih berorientasi pada terwujudnya good public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan good coorporate governance dan reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management (NPM), dengan tiga prinsip utamanya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI. Pengantar
REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N
B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1 Pengantar Pengelolaan negara yang mengarah kepada penerapan konsep New Public Management (NPM) mengiringi proses reformasi sektor publik di Indonesia. Salah satu hal yang
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana pemerintahan dalam hal ini pemerintah dituntut oleh rakyat untuk dapat melaksanakan good governance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang yang mendasari
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang yang mendasari penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Lebih terperinci2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg
No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government Governance, termasuk di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang dijabarkan ke dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian,
Lebih terperinci2016, No Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentan
No.1434, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas utama pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat merupakan sebuah konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Akuntabilitas Kinerja Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.317, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja. Pengukuran. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dikeluarkannya paket perundang-undangan di bidang Keuangan Negara yang meliputi Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang No. 1/2004
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Madiun, 13 Pebruari 2013 Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun, TTD. Drs. H. AMAM FAKHRUR, SH.,MH. NIP
IKHTISAR EKSEKUTIF KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dengan mengacu pada peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
KATA PENGANTAR Dengan mengacu pada peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi nomor 13 tahun 010,dengan tujuan sebagai usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semenjak era reformasi yang dimulai pada tahun 1998 bangsa Indonesia telah maju selangkah lagi menuju era keterbukaan, hal ini terlihat dari semakin tingginya kesadaran
Lebih terperinciJakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2012 dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan penganggaran pemerintah, sehingga
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas Inspektur
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.
KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga
Lebih terperinciLKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN
B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci