BAB II STUDI PUSTAKA. Saat ini baja menempati posisi pertama logam yang banyak. penggunaannya (Hasnan, Ahmad. Mengenal Baja. Oke Open Knowledge

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II STUDI PUSTAKA. Saat ini baja menempati posisi pertama logam yang banyak. penggunaannya (Hasnan, Ahmad. Mengenal Baja. Oke Open Knowledge"

Transkripsi

1 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Baja Pengenalan Baja Saat ini baja menempati posisi pertama logam yang banyak penggunaannya (Hasnan, Ahmad. Mengenal Baja. Oke Open Knowledge and Education). Baja merupakan bahan yang sudah lama dikenal dalam proses konstruksi. Faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan untuk pemilihan baja dalam pemakaian struktur konstruksi yaitu (Aghayere, Abi, and Jason Vigil Structural Steel Design, A Practice-Oriented Approach. Pearson Internasional Edition). : 1. Baja memiliki kekuatan yang tinggi dalam rasio ketahanan. 2. Struktural properties dari baja adalah seragam dan homogen, dan mudah dalam pengaplikasian. 3. Memiliki duktilitas yang tinggi, jadi dapat diprediksikan bahaya dari keruntuhan bangunan tersebut. 4. Mudah didaur ulang. Fakta membuktikan, beberapa bangunan yang memakai komponen baja daur ulang pada struktur utamanya. 5. Struktur baja sangatlah mudah dan cepat dalam hal pemasangan dan pabrikasi, dibandingkan dengan struktur beton. 6. Pemasangan struktur baja tidak dipengaruhi oleh cuaca, bahkan pemasangan baja dapat dilakukan dalam cuaca yang sangat dingin. II - 1

2 7. Relatif lebih mudah dalam hal penambahan (existing) struktur baja karena kemudahan dalam proses penyambungan baja tersebut Tipe-tipe Baja Secara umum baja terdiri dari 2 tipe, yaitu : Hot Rolled Steel dan Cold Rolled Steel. Baja Hot Rolled Steel adalah baja yang dibentuk dalam keadaan panas, contoh dari baja Hot Rolled adalah baja konvensional. Dan untuk baja Cold Rolled adalah baja yang dibentuk dalam keadaan dingin, contohnya adalah baja ringan atau baja dengan bentuk yang lebih ramping dibandingkan baja konvensional tadi ( Hot Rolled Steel Hot rolled steel dalam bidang konstruksi biasa Baja ini umumnya memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan baja dingin (Cold rolled). Baja dengan pembuatan metode Hot Rolled adalah baja konvensional, karena baja ini biasa digunakan dalam pembuatan struktur gedung. Proses pembuatan baja hot rollled ini bermacam-macam, yaitu : 1. Proses Konvertor Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping. Sistem kerja Dipanaskan dengan kokas sampai ± C, Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor) Kembali ditegakkan. II - 2

3 Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor. Setelah menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya. 2. Proses Dapur Cawan Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan, kemudian dapur ditutup rapat. Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair. Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan. 3. Proses Dapur Kopel mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang. Proses pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair. Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam. kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai mm dari dasar tungku. besi kasar dan baja bekas kira-kira % ton/jam dimasukkan. 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran. Contoh-contoh dari baja Hot Rolled Steel yaitu : 1. Baja H-Beam Gambar 1. Baja H-Beam II - 3

4 2. Baja WF Gambar 2. Baja WF 3. Baja Canal Gambar 3. Baja Canal (CNP) 4. Baja Hollow Gambar 4. Baja Hollow II - 4

5 5. Baja Siku Gambar 5. Baja Siku Peraturan Mengenai Baja Hot Rolled Peraturan mengenai baja Hot Rolled sudah ada SNInya yaitu pada SNI mengenai Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Refensi lain yaitu AISC mengenai Spesification for Structural Steel Building yang dikeluarkan oleh American Institute of Steel Construction Inc Cold Rolled Steel Baja cold-formed atau cold-rolled (canai dingin) atau light-gage atau baja ringan adalah komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan dingin. Baja canai dingin semakin populer digunakan sebagai alternatif pengganti kayu dan secara intensif dipakai pada bangunan rendah tidakbertingkat (low-rise building). Riset tentang baja cold-formed untuk bangunan II - 5

6 dimulai oleh Prof. George Winter dari Universitas Cornell mulai tahun Berdasarkan riset-riset beliau maka dapat dilahirkan edisi pertama tentang Light Gauge Steel Design Manual tahun 1949 atas dukungan AISI (American Iron and Steel Institute). Sejak dikeluarkan peraturan tersebut atau lebih dari lima dekade ini, maka pemakaian material baja canai dingin semakin berkembang untuk konstruksi bangunan, mulai struktur sekunder sampai struktur utama, misalnya untuk balok lantai, rangka atap dan dinding pada bangunan industri, komersial maupun rumah tinggal (Wiryanto Dewobroto, Sahari Besari dan Bambang Suryoatmono. (2006). Perlunya Pembelajaran Baja Cold-Formed dalam Kurikulum Konstruksi Baja di Indonesia, prosiding Lokakarya Pengajaran Mekanika Teknik, Konstruksi Beton dan Konstruksi Baja, Jurusan Teknik Sipil, FT Universitas Udayana, Bukit, Jimbaran, Bali). Baja Cold Rolled merupakan baja yang memiliki kuat leleh yang sangat tinggi bahkan bisa mencapai lebih dari 550MPa. Baja ini dibentuk dalam kondisi dingin. Baja ini diklasifikan menjadi dua macam tipe, yaitu (Yu, Wei-Wen, Cold Formed Steel Design. Third Edition. John Willey & Son, Inc.): 1. Individual Structural Framing Members (Frame Struktur tunggal). 2. Panels & Decks (Panel dan Dek) Baja Dingin Frame Struktur Tunggal Tipe baja ini banyak digunakan pada frame struktur bangunan. Biasanya baja ini berbentuk Canal (C-Sections), Z-Sections, siku, topi, I-Sections, T- Sections, dan pipa. II - 6

7 Gambar 6. Contoh Bentuk Profil Baja Dingin Frame Struktur Tunggal (Yu,W.W Cold-FormedSteelDesign,JohnWiley&Sons,NewYork.) Dilihat dari fungsi baja ini sebagai struktur utama, maka dalam hal mengangkat beban, kekuatan struktur, dan kekakuannya merupakan pertimbangan utama dalam desain tersebut. Tiap bagian dapat digunakan dalam pembuatan struktur hingga 6 lantai (Yu, Wei-Wen, Cold Formed Steel Design. Third Edition. John Willey & Son, Inc.). Baja ini juga dapat digunakan dalam pemakaian struktur bangunan digabungkan dengan baja konvensional (Hot Rolled Steel) seperti tampak pada bangunan dibawah ini (Gambar 8.). Gambar 7. Contoh Rumah yang menggunakan Baja Cold Formed (Elliott Steel Homes, Inc.,Loveland, CO) II - 7

8 Gambar 8. Contoh Bangunan yang Menggunakan Baja Cold Formed dengan frame struktur tunggal. (Yu, Wei-Wen, Cold Formed Steel Design. Third Edition. John Willey & Son, Inc.) Baja Dingin Panel dan Dek Pada tipe baja ini biasanya digunakan sebagai roof decks, floor decks, tembok panel atau wall panels, siding material, and bridge forms. Jenis baja ini juga dapat digunakan sebagai bahan komposit dengan beton, seperti pada bangunan menara kembar WTC (World Trade Center). Baja lembar bergelombang Cold Rolled biasanya digunakan dalam panel tembok dan pada struktur drainase. Gambar 9. Contoh Bentuk Baja Dingin Panel dan Dek. (Yu, Wei- Wen, Cold Formed Steel Design. Third Edition. John Willey & Son, Inc.) II - 8

9 2.4. Perusahaan Baja Cold Formed (Canai Dingin) di Indonesia Popularitas baja ringan secara diam-diam berimbas juga di Indonesia, bahkan perusahaan Australia (PT. BHP Steel Lysaght) ternyata sudah beroperasi sejak tahun 1973 dan sampai sekarang tetap eksis bahkan berkembang semakin maju. Oleh karena itulah jika diperhatikan, dalam promosi produk atap baja ringan yang banyak terdapat pada iklan-iklan surat kabar atau majalah pada umumnya memakai produk berlisensi BHP atau sejenisnya. Akhir-akhir ini, promosi seperti itu semakin gencar khususnya setelah material kayu yang berkualitas harganya semakin mahal dan juga semakin langka. Selain PT. BHP, ada beberapa perusahaan di Indonesia yang bergerak dalam bidang baja canai dingin seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Perusahaan Baja Canai Dingin di Indonesia No Nama Perusahaan Produk 1 PT. BlueScope LYSAGHT Indonesia, (nama dahulu PT BHP Steel Lysaght Indonesia) telah ada di Indonesia sejak Pabrik rollforming-nya ada di Jakarta, Surabaya dan Medan com/bluescopesteel/c ountry/indonesia/lysaght/en/ind ex.cfm SmartTruss, SuperTruss, Lysaght KLIPLOK, Lysaght TRIMDEK, Lysaght SPANDEK, Lysaght SmartBUILD, Lysaght MegaSPAN, SmartFrame, Lysaght BONDEK, Lysaght AUSDEK, Lysaght SPANDEK II, Lysaght SHEERLINE GUTTER, Lysaght II - 9

10 CUSTOM ORB, Lysaght V-CRIMP, Lysaght TopSPAN and Lysaght C- Purlin. 2 PT. JAINDO METAL INDUSTRIES, di Bandung Light Steel House Frame Steel Roof Framing Wall Framing 3 PT. GUNUNG RAJA PAKSI, anak perusahaan pabrik baja Gunung Garuda, di Bekasi 4 PT. Lion Metal Works, Cakung, Jakarta Equal Angle (Cold Formed) Rectangular Hollow Section, Square Hollow Section Lipped Channel Berbagai produk metal mulai dari peralatan kantor, heavy-duty rak penyimpan, kabel tray sampai atap baja ringan 5 PT Krakatau Steel (PT KS), Cilegon Baja lembaran dingin yang dikenal sebagai 'baja putih' ('white steel') sebagai bahan dasar produk cold-formed karena formability, weldability, dan kualitas roughness yang lebih baik Daftar perusahaan di Indonesia yang memproduksi atau yang berkaitan dengan produk baja canai dingin tentu saja tidak terbatas pada Tabel 1 saja, mungkin masih banyak yang belum terdaftar karena informasi di atas hanya didasarkan II - 10

11 pada pencarian daftar perusahaan yang mempunyai web-site perusahaan di internet. Padahal kalau membaca iklan-iklan di majalah atau surat kabar harian sering dimuat berbagai penawaran tentang produk atap baja ringan. Kalau mau dibandingkan proses produksi antara baja canai panas dan baja canai dingin maka pembuatan profil baja canai dingin relatif lebih sederhana dan murah. Umumnya hanya dibutuhkan lembaran baja (gulungan pelat), mesin rollforming dan alat pemotong. Karena lebih sederhana maka tentu jumlah perusahaan yang terlibat dapat lebih banyak dibanding pabrik baja canai panas yang memerlukan infrastruktur yang lebih besar. Keberadaan perusahaan-perusahaan yang memproduksi baja canai tersebut tentunya didasarkan pada riset pemasaran dan sudah memperhitungkan untung rugi investasi yang mereka tanam. Jika ada yang telah didirikan sejak tahun 1973 dan sampai sekarang masih tetap eksis bahkan setelah krisis ekonomi melanda negeri ini, maka tentu menunjukkan bahwa bidang yang mereka geluti berpotensi baik serta dapat juga dijadikan petunjuk bahwa masa depan produk mereka cerah dan diharapkan akan semakin meningkat tiap tahunnya seperti fenomena produk serupa di luar negeri Standart Perencanaan Baja Cold Formed Dalam menghitung perencanaan baja dibutuhkan peraturan yang dapat dipakai dari perhitungan tersebut. Baja canai dingin dengan baja canai panas memiliki perlakuan yang berbeda (Wei Wen Yu), oleh dibeberapa negara dibuatlah peraturan yang berbeda mengenai kedua macam baja tersebut. II - 11

12 Tabel 2. Standar Perencanaan Baja di Berbagai Negara (Perlunya Pembelajaran Baja Cold-formed dalam Kurikulum Konstruksi Baja di Indonesia (Wiryanto Dewobroto) Negara Baja Canai Panas (hot- rolled) Baja Canai Dingin (cold-formed) Amerika AISC-05 AISI 2001 Cold-Formed Specification Australia AS , Steel Structures, Standards AS/NZS 4600:2005 : Cold-formed steel Australia structures British BS BS5950 Part V : Code of Practice for Design Coldformed Sections Canada CSA Standard CAN/CSA-S CSA-S136, North American Specification for the Design of Cold-Formed Steel Structural Members, Canadian Standards Association, Ontario, China Steel Design Per GBJ Technical Standard for Thin-Walled Steel Structures, GBJ 88, Beijing, People s Republic of China, 1988 Eropa Perancis India ENV (1996) European Committee for Standardisation: Eurocode 3: Design of Steel Structures, Part 1.1: General rules for steel French Code based on Centre Technique Industriel de la Construction Metallique publication entitled "Design Rules for Structural Steelwork." IS: Code for practice for general construction in steel. Indian Standard code of practice IS: Part 1 ENV (1996) European Committee for Standardisation: Eurocode 3: Design of Steel Structures, Part 1.3: Supplementary rules for cold formed thin gauge members and sheeting. Centre Technique Industriel de la Construction Métallique: Recommendation pour le Calcul des Constructions à Eléments Minces en Acier, 1978 IS: (Indian Cold Formed Steel Code) IS: (Specification for cold formed light gauge strucural steel sections). Indonesia SNI atau Tata Cara Perencanaan Belum ada Jerman Struktur Baja untuk Bangunan Gedung DIN and DIN 4114 DIN V ENV , versi Jerman Eurocode Jepang Swedia Japanese Architectural Standard Specification JASS 6 (1996) Structural Steelwork Specification for Building Construction StBK-K2 (1983), Knäckning, vippning och buckling, Kommentarer till stålbyggnadsnorm 70 (Plate, Column, and Beam-Column Buckling), Statens stålbyggnadskommitté, Svensk Byggtjänst, 2nd Ed. Architectural Institute of Japan: Recommendations for the Design and Fabrication of Light Weight Steel Structure, 1985 Swedish Institute of Steel Construction: Swedish Code for Light Gauge Metal Structures, publication 76, Ma Untuk perhitungan baja konvensional (Hot Rolled Steel) dapat digunakan peraturan SNI , walaupun sebetulnya peraturan SNI menganut peraturan AISC-LRFD (American Institute of Steel Construction-Load II - 12

13 Resistant Factor Design). Pada baja Cold Formed (baja mutu tinggi) peraturan SNInya hingga kini masih belum ada, tapi peraturan AISI (American Iron and Steel Industries) dapat digunakan sebagai pedoman perhitungan tersebut dan buku handbook yang terkenal adalah karya Wei Wen Yu yang dapat digunakan sebagai literature perhitungan baja Cold Formed (baja mutu tinggi). Metode perhitungan baja terdapat dua metode yaitu ASD-Allowable Stress Design dan LRFD-Load Resistance Factor Design. Pada skripsi ini akan dipakai metode ASD pada perhitungan konstruksi baja tersebut. Sebagai perhitungan baja konvensional atau baja hot rolled akan digunakan PPBBI (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia), karena pada preaturan tersebut metode yang digunakan adalah metode ASD (Allowable Stess Design). Dan untuk perhitungan baja cold formed atau baja mutu tinggi akan diapakai peraturan AISI (American Iron and Steel Industries) Pusat-pusat Penelitian tentang Baja Canai Dingin Terkait dengan uniknya baja canai dingin ini, menyebabkan perlu perhatian dan penanganan yang khusus, sehingga diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari pencarian di internet ditemukan berbagai pusat-pusat penelitian yang secara khusus berfokus pada baja canai dingin. Pada umumnya pusat-pusat penelitian tersebut berusaha memberikan pendekatan terintegrasi untuk menangani riset, pendidikan dan pengajaran rekayasa, konsultasi teknis maupun aktivitas profesional. Pusat-pusat tersebut menjadi sumber-sumber rujukan dari masyarakat yang memerlukannya, misalnya para periset dari universitas, produser dan pabrik baja, konsultan, pemerintahan II - 13

14 maupun lainnya yang bertujuan untuk peningkatan kemampuannya dalam perencanaan maupun pelaksanaan baja cold-formed. Tabel 3. Pusat-pusat Penelitian tentang Baja Canai Dingin No Nama Pusat Penelitian Organisasi Pendukung atau Negara Asal 1 Wei-Wen Yu Center for Cold- Formed Steel Structures (Prof. Roger American Iron and Steel Institute (AISI) University of Missouri-Rolla, USA A. LaBoube dan Prof. Wei-Wen Yu) 2 Aluminum and Cold-Formed Steel University of Cornell, USA Structures Research (Prof. Teoman Peköz) 3 Prof. Ben Schafer's Thin-Walled Structures Research Group Johns Hopkins University, USA 4 Canadian Cold Formed Steel Research Group (Prof. R. Schuster) 5 Centre for Advanced Structural Engineering (Prof. Kim Rasmussen dan Prof. Greg Hancock) 6 TNO Building and Construction Research ml Canadian Sheet Steel Building Institute (CSSBI) University of Waterloo, Canada University of Sydney, Australia the Netherlands Organization for Applied Scientific Research, Delft, Netherlands II - 14

15 Gambar 10. Contoh bangunan (atas dan bawah) yang struktur utamanya menggunakan baja Cold Formed 2.7. Peraturan Pembebanan Bangunan Banyak sekali peraturan pembebanan yang ada, salah satunya adalah peraturan pembebanan yang ada, salah satunya adalah peraturan pembebanan ASCE (American Society of Civil Engineering) Standard 7-05 dengan dua jenis pembebanan (ASD-LRFD). II - 15

16 2.7.1 Pembebanan ASCE Standard 7-05 dengan metode LRFD (D + F) (D + F + T ) + 1.6(L + H) + 0.5(Lr or S or R) D + 1.6(Lr or S or R) + (L or 0.8W) D + 1.6W + L + 0.5(Lr or S or R) D + 1.0E + L + 0.2S D + 1.6W + 1.6H D + 1.0E + 1.6H Dimana : D F = Beban Mati = Beban karena cairan yang memiliki tekanan yang tinggi pada ketinggian maksimum T H S R L W Lr E = Kekuatan Tegangan Sendiri = Beban Lateral = Beban Salju = Beban Hujan = Beban Hidup = Beban Angin = Beban Hidup Atap = Beban Gempa Pembebanan ASCE Standard 7-05 dengan metode ASD 1. D + F 2. D + H + F + L + T 3. D + H + F + (Lr or S or R) II - 16

17 4. D + H + F (L + T ) (Lr or S or R) 5. D + H + F + (W or 0.7E) 6. D + H + F (W or 0.7E) L+ 0.75(Lr or S or R) D + W + H D + 0.7E + H Dimana : D F = Beban Mati = Beban karena cairan yang memiliki tekanan yang tinggi pada ketinggian maksimum T H S R L W Lr E = Kekuatan Tegangan Sendiri = Beban Lateral = Beban Salju = Beban Hujan = Beban Hidup = Beban Angin = Beban Hidup Atap = Beban Gempa 2.8. Batas-batas Lendutan Berdasarkan buku AISC DESIGN GUIDE 3, 2ND EDITION / SERVICEABILITY DESIGN CONSIDERATIONS FOR STEEL BUILDINGS, batas-batas lendutan yaitu : - Batas lendutan balok : L/240 (L = Panjang Balok), akibat beban mati + beban hidup II - 17

18 - Batas lendutan kolom : H/60 s/d H/100 (H = Tinggi Kolom), akibat beban angin 2.9. Rasio Kelangsingan dan Tegangan Untuk bangunan yang didesain dalam kondisi ditekan, rasio kelangsingan KL/r tidak boleh melebihi 200 (ANSI or AISC ). Rasio tegangan adalah rasio perbandingan tegangan kritis berbanding dengan tegangan yang terjadi, dengan harga harus dibawah 1 (Technical Reference STAADPro v8i). II - 18

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil dituntut untuk menjadi lebih berkualitas disegala aspek selain aspek kekuatan yang mutlak harus dipenuhi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangunan bentang panjang merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material baja ringan (Cold Formed Steel) merupakan baja profil yang dibentuk sedemikian rupa melalui proses pendinginan sebuah pelat baja. Baja ringan memiliki ketebalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan

Lebih terperinci

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN ANALISIS PROFIL CFS (COLD FORMED STEEL) DALAM PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN Torkista Suadamara NRP : 0521014 Pembimbing : Ir. GINARDY HUSADA, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang ini juga memberikan dampak kepada dunia konstruksi. Sebelumnya kita telah mengenal kontruksi kayu, konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya. Baja merupakan bahan dasar vital untuk industri otomotif,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Jenis-jenis material yang selama ini dikenal dalam dunia konstruksi antara

BAB II DASAR TEORI. Jenis-jenis material yang selama ini dikenal dalam dunia konstruksi antara BAB II DASAR TEORI 2.1 Material Baja Jenis-jenis material yang selama ini dikenal dalam dunia konstruksi antara lain adalah baja, beton bertulang, serta kayu. Material baja sebagai bahan konstruksi telah

Lebih terperinci

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja Pertemuan - 1 Sub Pokok Bahasan : Perilaku Mekanis Baja Pengantar LRFD Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pemakaian baja struktural baja ringan (cold form steel) semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pemakaian baja struktural baja ringan (cold form steel) semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemakaian baja struktural baja ringan (cold form steel) semakin banyak digunakan dalam konstruksi bangunan, hal ini diakibatkan karena semakin sulitnya

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Perbandingan Cara Pembuatan Baja Hot-Roll dengan Baja Cold-Form

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Perbandingan Cara Pembuatan Baja Hot-Roll dengan Baja Cold-Form BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Perbandingan Cara Pembuatan Baja Hot-Roll dengan Baja Cold-Form Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Kriteria dan Tujuan Perancangan Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah melakukan perhitungan struktur baik struktur baja maupun sipil

Lebih terperinci

Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan

Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Volume 15, Nomor 1, Pebruari 2017 Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Afif Navir Refani, Dimas Dibiantara,

Lebih terperinci

STUDI ANALISA BAJA RINGAN PADA BALOK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA

STUDI ANALISA BAJA RINGAN PADA BALOK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA STUDI ANALISA BAJA RINGAN PADA BALOK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA ROGANDA PARULIAN SIGALINGGING NRP 3105 100 138 Dosen Pembimbing : Endah Wahyuni, ST.MSc.PhD Ir. Isdarmanu MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Tania Windariana Gunarto 1 dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Umumnya, pada masa lalu semua perencanaan struktur direncanakan dengan metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul

Lebih terperinci

MENGULANG MATERI STRUKTUR BAJA

MENGULANG MATERI STRUKTUR BAJA MENGULANG MATERI STRUKTUR BAJA Outline Materi Pengertian Struktur Baja Sifat-sifat bahan baja Proses pembuatan baja PERTEMUAN 1 DEFINISI STRUKTUR BAJA Seluruh macam besi yang dengan tidak dikerjakan terlebih

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU BALOK BAJA CANAI DINGIN YANG BERLUBANG DAN TIDAK BERLUBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE FINITE ELEMENT ANALYSIS

STUDI PERILAKU BALOK BAJA CANAI DINGIN YANG BERLUBANG DAN TIDAK BERLUBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE FINITE ELEMENT ANALYSIS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 STUDI PERILAKU BALOK BAJA CANAI DINGIN YANG BERLUBANG DAN TIDAK BERLUBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE FINITE ANALYSIS Yeni Dwi Rachmawati, Budi Suswanto,Hidayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi waktu pada proyek konstruksi. Selain memiliki kelebihan baja juga

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi waktu pada proyek konstruksi. Selain memiliki kelebihan baja juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baja merupakan salah satu material yang sering dijumpai sebagai bahan bangunan yang banyak digunakan dalam dunia konstruksi. Sebagai bahan bangunan baja memiliki beberapa

Lebih terperinci

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja Mata Kuliah Kode SKS : Perancangan Struktur Baja : TSP 306 : 3 SKS Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja Pertemuan - 1 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SPREADSHEET DALAM MENENTUKAN KAPASITAS PROFIL BAJA CANAI DINGIN BERDASARKAN SNI 7971:2013

PENGGUNAAN SPREADSHEET DALAM MENENTUKAN KAPASITAS PROFIL BAJA CANAI DINGIN BERDASARKAN SNI 7971:2013 PENGGUNAAN SPREADSHEET DALAM MENENTUKAN KAPASITAS PROFIL BAJA CANAI DINGIN BERDASARKAN SNI 7971:2013 Elvira Setiawan 1, Yui Nishimura 2, Hasan Santoso 3,dan Ima Muljati 4 ABSTRAK: Baja canai dingin (cold-formed

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL WF TERHADAP PROFIL HSS PADA KOLOM STRUKTUR

STUDI KOMPARASI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL WF TERHADAP PROFIL HSS PADA KOLOM STRUKTUR STUDI KOMPARASI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL WF TERHADAP PROFIL HSS PADA KOLOM STRUKTUR Budiman 1*, Heri Khoeri 1 1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu gedung telah mengenal tiga jenis bahan utama yang di gunakan, yaitu : baja, beton dan kayu. Di samping itu, sering juga digunakan baja ringan sebagai

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR BAJA WEEK 2

KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR BAJA WEEK 2 KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR BAJA WEEK 2 Perencanaan Material Baja Perlu ditetapkan kriteria untuk menilai tercapai atau tidaknya penyelesaian optimum Biaya minimum Berat minimum Bahan minimum Waktu konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan gunung meletus. Bencana tersebut selain menelan banyak korban jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang konstruksi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan prasarana yang diperlukan dalam mempertahankan dan mengembangkan peradaban manusia. Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebut viaduct. Jembatan dapat digolongkan sebagai berikut : 2. Jembatan jembatan dapat digerakkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebut viaduct. Jembatan dapat digolongkan sebagai berikut : 2. Jembatan jembatan dapat digerakkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jembatan 2.1.1. Pengertian jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur merupakan bagian vital yang berfungsi menopang beban sebuah bangunan yang memerlukan perhatian khusus. Seiring dengan berkembangnya teknologi kini mulai dipergunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi rangka atap umumnya dibuat dari bahan kayu, dan digunakan pada bangunan yang memiliki sistem struktur atap, seperti bangunan sekolah, perkantoran, rumah

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN) PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN) Nama Mahasiswa : Andyka Dwi Irmayani NIM : 03114021 Jurusan

Lebih terperinci

1. Fabrikasi Struktur Baja

1. Fabrikasi Struktur Baja 1. Fabrikasi Struktur Baja Pengertian proses fabrikasi komponen struktur baja secara umum adalahsuatu proses pembuatan komponen-komponen struktur baja dari bahanprofil baja dan atau plat baja. Pelaksanaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

JURNAL TEKNIK SIPIL USU JURNAL TEKNIK SIPIL USU Kajian Kekuatan Dan Stabilitas Struktur Bangunan Menara Tungku Pembakaran Batu Bara Dengan Memperhitungkan Pengaruh Gempa, Angin Dan Temperatur Tinggi Hendry Tanadi 1 dan Torang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan

Lebih terperinci

FENOMENA CURLING PELAT SAMBUNGAN DAN JUMLAH BAUT MINIMUM Studi Kasus : Sambungan Pelat Tipe Geser (lap-joint) dengan Baut Tunggal

FENOMENA CURLING PELAT SAMBUNGAN DAN JUMLAH BAUT MINIMUM Studi Kasus : Sambungan Pelat Tipe Geser (lap-joint) dengan Baut Tunggal Seminar Nasional: erkembangan Mutakhir emanfaatan Material Baja dalam Industri Konstruksi Universitas Katolik arahyangan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil FENOMENA CURLING ELAT SAMBUNGAN DAN JUMLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Material baja pada struktur baja juga tersedia dalam berbagai jenis ukuran

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Material baja pada struktur baja juga tersedia dalam berbagai jenis ukuran BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Struktur baja telah banyak digunakan di seluruh pelosok dunia untuk perencanan suatu bangunan. Struktur baja menjadi salah satu pilihan terbaik dalam sudut pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi di Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Seiring dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau bahan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada umumnya dan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk yang terus meningkat tentu

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL

ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL TUGAS AKHIR ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL DOSEN KONSULTASI BUDI SUSWANTO, ST. MT.PhD. IR. R. SOEWARDOJO, MSc. OLEH: FRAN SINTA SURYANI 311 0106 041

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON BAB IV BALOK BETON 4.1. TEORI DASAR Balok beton adalah bagian dari struktur rumah yang berfungsi untuk menompang lantai diatasnya balok juga berfungsi sebagai penyalur momen menuju kolom-kolom. Balok dikenal

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1 MODUL PERKULIAHAN Struktur Baja 1 Batang Tarik #1 Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Program Studi Teknik Sipil Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 03 MK11052 Abstract Modul ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolom merupakan suatu bagian yang penting dalam suatu struktur bangunan. Hal ini dikarenakan kolom merupakan elemen tekan yang menumpu atau menahan balok yang memikul

Lebih terperinci

penelitian dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian yang

penelitian dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian yang BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1 Metodologi Penelitian Metode penelitian adalah suatu urutan atau tata cara pelaksanaan penelitian dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi dikenal tiga jenis bahan utama untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kontruksi yaitu kayu, baja dan beton. Dalam pemilihan ketiga bahan tersebut

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA Roland Martin S 1*)., Lilya Susanti 2), Erlangga Adang Perkasa 3) 1,2) Dosen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap struktur terdapat suatu komponen struktur yang memiliki tugas menahan beban aksial tekan vertikal yang disebut kolom. Beban aksial tekan vertikal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinding geser pelat baja (Steel Plate Shear Walls, SPSW) sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Dinding geser pelat baja (Steel Plate Shear Walls, SPSW) sebenarnya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinding geser pelat baja (Steel Plate Shear Walls, SPSW) sebenarnya sudah banyak diaplikasikan di negara negara maju seperti Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya teknologi pada bidang konstruksi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu struktur yang digunakan

Lebih terperinci

SLIP KRITIS PADA SAMBUNGAN PELAT BAJA COLD-FORMED (TIPIS) DENGAN MANIPULASI KETEBALAN PELAT

SLIP KRITIS PADA SAMBUNGAN PELAT BAJA COLD-FORMED (TIPIS) DENGAN MANIPULASI KETEBALAN PELAT Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 SLIP KRITIS PADA SAMBUNGAN PELAT BAJA COLD-FORMED (TIPIS) DENGAN MANIPULASI KETEBALAN PELAT Hendrik Wijaya 1 dan Wiryanto Dewobroto

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP 3105 100 080 Dosen Pembimbing : Endah Wahyuni, ST.MSc.PhD Ir. Isdarmanu MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN KOLOM KOMPOSIT BAJA-BETON DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN.

ANALISIS DESAIN KOLOM KOMPOSIT BAJA-BETON DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN. ANALISIS DESAIN KOLOM KOMPOSIT BAJA-BETON DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN Alfin Rico Simanjuntak 1 dan Johannes Tarigan 2 1 Mahasiswa Bidang Studi Struktur Departemen Teknik Sipil Sumatera

Lebih terperinci

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) Nama NIM Dosen Pembimbing Rencanakan suatu bangunan baja bertingkat (5 lantai) dengan data data perencanaan sebagai berikut : 1. Lantai tingkat 5 : Penutup atap : a) tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi bahan konstruksi bangunan saat ini menunjukkan kecenderungan penggunaan material yang efisien sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini kolom bangunan tinggi banyak menggunakan material beton bertulang. Seiring dengan berkembangnya teknologi bahan konstruksi di beberapa negara, kini sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan. Pekerjaan suatu konstruksi proyek dituntut untuk lebih berkualitas selain dari segi kekuatan yang mutlak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR...... ii UCAPAN TERIMA KASIH......... iii DAFTAR ISI...... iv DAFTAR TABEL...... v DAFTAR GAMBAR...... vi ABSTRAK...... vii BAB 1PENDAHULUAN... 9 1.1.Umum...

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BAL KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI Jusak Jan Sampakang R. E. Pandaleke, J. D. Pangouw, L. K. Khosama Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Helmy Hermawan Tjahjanto 1, Johannes Adhijoso

Lebih terperinci

BEBERAPA KETENTUAN BARU MENGENAI DESAIN STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA

BEBERAPA KETENTUAN BARU MENGENAI DESAIN STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA BEBERAPA KETENTUAN BARU MENGENAI DESAIN STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA Muslinang Moestopo 1 1. Pendahuluan Ketentuan baru mengenai tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung di Indonesia telah

Lebih terperinci

Prospek dan Kendala pada Pemakaian Material Baja untuk Konstruksi Bangunan di Indonesia 1

Prospek dan Kendala pada Pemakaian Material Baja untuk Konstruksi Bangunan di Indonesia 1 Prospek dan Kendala pada Pemakaian Material Baja untuk Konstruksi Bangunan di Indonesia 1 Wiryanto Dewobroto email : wir@uph.edu Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang, Banten

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Beban maksimum yang mampu diterima oleh rangka atap truss sudut 20 0

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Beban maksimum yang mampu diterima oleh rangka atap truss sudut 20 0 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan pembahasan a an mengenai rangka atap kuda-kuda baja profil pipa dapat at ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Beban maksimum yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemakaian baja cold formed atau baja ringan yang hingga saat ini masih jarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemakaian baja cold formed atau baja ringan yang hingga saat ini masih jarang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Penelitian ini dilakukan dalam rangka keiingintahuan penulis mengenai pemakaian baja cold formed atau baja ringan yang hingga saat ini masih jarang digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS TUGAS AKHIR RC09 1380 PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS Oleh : RANGGA PRADIKA 3107.100.032

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Perencanaan sebuah struktur bangunan baru merupakan sebuah tahap yang sangat kritis dimana setiap bagian yang direncanakan harus benar benar diperhatikan dengan teliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pekerjaan konstruksi, atap merupakan salah satu elemen penting pada bangunan gedung dan perumahan. Sebab atap pada bangunan berfungsi sebagi penutup seluruh atau

Lebih terperinci

Pembuatan grafik perancangan baja sebelumnya telah terdapat dalam American

Pembuatan grafik perancangan baja sebelumnya telah terdapat dalam American BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu pilar utama dalam membangun sebuah bangsa ke arah yang lebih maju. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa

Lebih terperinci

II. KONSEP DESAIN. A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan.

II. KONSEP DESAIN. A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan. II. KONSEP DESAIN A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan. Beban yang bekerja pada struktur bangunan dapat bersifat permanen (tetap)

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Metode Desain LRFD dengan Analisis Elastis o Kuat rencana setiap komponen struktur tidak boleh kurang dari kekuatan yang dibutuhkan yang ditentukan berdasarkan kombinasi pembebanan

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI Dewasa ini kuda-kuda baja ringan menjadi alternatif penggunaan kuda-kuda kayu pada rangka

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam 77 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Akibat reduced beam section (perencanaan letak sendi plastis) deformasi struktur menjadi lebih besar 35% daripada deformasi struktur yang tidak diberi perencanaan

Lebih terperinci

Analisis Perkuatan Balok Baja dengan Memperhitungkan Efek Redistribusi Momen

Analisis Perkuatan Balok Baja dengan Memperhitungkan Efek Redistribusi Momen Analisis Perkuatan Balok Baja dengan Memperhitungkan Efek Redistribusi Momen Wiryanto Dewobroto dan Petrus Ricky Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang Email: wiryanto.dewobroto@uph.edu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa

Lebih terperinci

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) Standar Nasional Indonesia Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT

TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian paling atas dari bangunan hunian, gudang, dan masih banyak lainnya yang berfungsi sebagai pelindung ruangan yang ada di bawahnya dari

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan penambahan variasi ukuran profil baja siku dan pelat pengaku arah lateral yang dikenai beban konsentrik

Lebih terperinci

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Bab II STUDI PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD RIZKI 07 172 024 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Apartemen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Apartemen BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Apartemen salemba Residence Tower A yang disesuaikan dengan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton

Lebih terperinci

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri. Latar Belakang Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri. Untuk menjamin struktur bersifat daktail, maka selain daktilitas material (

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA

STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA Oleh : Fandi 3106 100 702 DOSEN PEMBIMBING : BUDI SUSWANTO ST, MT,Ph.D Ir.R.SOEWARDOJO, MSc 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Sumber : Brownell & Young Process Equipment design. USA : Jon Wiley &Sons, Inc. Chapter 3, hal : Abdul Wahid Surhim

Sumber : Brownell & Young Process Equipment design. USA : Jon Wiley &Sons, Inc. Chapter 3, hal : Abdul Wahid Surhim Sumber : Brownell & Young. 1959. Process Equipment design. USA : Jon Wiley &Sons, Inc. Chapter 3, hal : 36-57 3 Abdul Wahid Surhim *Vessel merupakan perlengkapan paling dasar dari industri kimia dan petrokimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi terus menerus mengalami peningkatan, kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah

Lebih terperinci

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Ade Lisantono

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT BERINTIKAN BAJA TERHADAP PENGARUH VARIASI DIMENSI PENAMPANG BALOK

STUDI KEKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT BERINTIKAN BAJA TERHADAP PENGARUH VARIASI DIMENSI PENAMPANG BALOK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 STUDI KEKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT BERINTIKAN BAJA TERHADAP PENGARUH VARIASI DIMENSI PENAMPANG BALOK Roy Permadi, Budi Suswanto, ST., MT.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik di Indonesia. Beberapa diantaranya fasilitas umum seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring kemajuan pada bidang konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan struktur yang efisien, kuat atau aman dan murah. Salah satunya adalah penggunaan struktur baja

Lebih terperinci

Filosofi Desain Struktur Baja

Filosofi Desain Struktur Baja Filosofi Desain Struktur Baja Strong Column Waek Beam adalah filosofi dasar yang harus selalu diimplementasikan setiap kali melakukan perencanaan struktur. Bagaimana cara menerapkannya dalam mendesain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Beberapa Contoh Bangunan Baja. Gambar 1. Kuda-kuda rangka batang. Gambar 1. Kuda-kuda (cold formed steel)

I. PENDAHULUAN. A. Beberapa Contoh Bangunan Baja. Gambar 1. Kuda-kuda rangka batang. Gambar 1. Kuda-kuda (cold formed steel) I. PENDAHULUAN A. Beberapa Contoh Bangunan Baja Gambar 1. Kuda-kuda rangka batang Gambar 1. Kuda-kuda (cold formed steel) Gambar 3. Konstruksi gable Gambar 4. Rangka gedung (portal) Gambar 5. Konstruksi

Lebih terperinci

PEMODELAN INELASTIS PADA ANALISIS PLAT WEB PENAMPANG I

PEMODELAN INELASTIS PADA ANALISIS PLAT WEB PENAMPANG I PEMODELAN INELASTIS PADA ANALISIS PLAT WEB PENAMPANG I Hasti Riakara Husni 1 Abstrak Proses desain sistem struktur pada dasarnya adalah mencegah terjadinya kegagalan pada komponen-komponen struktur. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan kolom, baik yang terbuat dari baja, beton atau kayu. Pada tempat-tempat tertentu elemen-elemen

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PERILAKU STRUKTUR RANGKA BATANG COLD FORMED STEEL TERHADAP BEBAN TEKAN

STUDI EKSPERIMEN PERILAKU STRUKTUR RANGKA BATANG COLD FORMED STEEL TERHADAP BEBAN TEKAN STUDI EKSPERIMEN PERILAKU STRUKTUR RANGKA BATANG COLD FORMED STEEL TERHADAP BEBAN TEKAN Putu Deskarta 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar Email: pdeskarta@yahoo.com

Lebih terperinci

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S)

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S) KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S) Ade Lisantono 1, Bonaventura Henrikus Santoso 2 dan Rony Sugianto 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

KAJIAN STRUKTUR BAJA SEBAGAI ALTERNATIF REVIEW DESIGN STRUKTUR BETON BERTULANG (STUDI KASUS PADA GEDUNG LPTK FT UNY) PROYEK AKHIR

KAJIAN STRUKTUR BAJA SEBAGAI ALTERNATIF REVIEW DESIGN STRUKTUR BETON BERTULANG (STUDI KASUS PADA GEDUNG LPTK FT UNY) PROYEK AKHIR KAJIAN STRUKTUR BAJA SEBAGAI ALTERNATIF REVIEW DESIGN STRUKTUR BETON BERTULANG (STUDI KASUS PADA GEDUNG LPTK FT UNY) PROYEK AKHIR Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Nominal Balok Lentur Baja dengan Metode Desain Faktor Beban dan Tahanan (LRFD) dan Metode Desain Tegangan Ijin (ASD)

Analisis Kekuatan Nominal Balok Lentur Baja dengan Metode Desain Faktor Beban dan Tahanan (LRFD) dan Metode Desain Tegangan Ijin (ASD) Jurnal Natur Indonesia 5(2): 157-161 (2003) ISSN 1410-9379 Kekuatan batang baja dengan metode LRFD dan ASD 157 Analisis Kekuatan Nominal Balok Lentur Baja dengan etode Desain Faktor Beban dan Tahanan (LRFD)

Lebih terperinci

KAJIAN SAMBUNGAN ANTAR PELAT PRACETAK PADA SISTEM HALF SLAB YANG MENERIMA BEBAN LENTUR

KAJIAN SAMBUNGAN ANTAR PELAT PRACETAK PADA SISTEM HALF SLAB YANG MENERIMA BEBAN LENTUR KAJIAN SAMBUNGAN ANTAR PELAT PRACETAK PADA SISTEM HALF SLAB YANG MENERIMA BEBAN LENTUR Mufdillawati Mursid 1, Djoko Irawan 2, Data Iranata 3, Priyo Suprobo 4 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci