BAB II KETELADANAN BERIBADAH DALAM KELUARGA DAN KESADARAN IBADAH ANAK. Keteladanan berasal dari kata teladan, yang berarti contoh,
|
|
- Ari Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KETELADANAN BERIBADAH DALAM KELUARGA DAN KESADARAN IBADAH ANAK A. Keteladanan Beribadah dalam Keluarga 1. Pengertian Keteladanan Keteladanan berasal dari kata teladan, yang berarti contoh, panutan, yang patut ditiru. 1 Dalam istilah bahasa Arab, keteladanan ini sering disebut dengan al-qudwah. 2 Menurut Yahya Jaya, kata al-qudwah berarti al-uswah yaitu ikutan, mengikuti, dan mengikuti seperti yang diikuti. Kata Uswah sendiri terbentuk dari huruf-huruf hamzah, al-sin, dan al-waw yang berarti menunjukkan pengobatan dan perbaikan. 3 Al-Qudwah dan al-qidwah sebagaimana al-uswah dan al-iswah berarti suatu keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, baik itu dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan atau kemudlaratan. Namun, keteladanan yang dimaksud dan yang patut digunakan dalam pendidikan Islam adalah keteladanan yang baik atau Uswah al-khasanah. 4 Menurut Armai Arief, metode keteladanan adalah Suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi 1 El Santoso dan S. Priatno, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Mekar, 1999, h A. Zainal Abidin, Memperkembangkan dan Mempertahankan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, h Yahya Jaya, Bimbingan dan Konseling Agama Islam, Padang: Angkasa Raya, 2004, h Hamzah Ya qub, Etika Islam Pembinaan Akhlak al-karimah (Suatu Pengantar, Cet. 7, Bandung: CV. Diponegoro, 1996, h. 7 21
2 22 contoh keteladanan yang baik kepada siswa mereka yang dapat berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki akhlak yang mulia. 5 Dalam pendidikan Islam, keteladanan diartikan dengan teknik yang dilakukan dengan cara menampilkan seperangkat teladan bagi diri orang tua/pendidik untuk anak didik melalui komunikasi transaksi di rumah/di luar rumah maupun di dalam kelas/di luar kelas. Teknik keteladanan ini dilakukan karena ajaran Islam tidak sekedar ditransformasikan kepada peserta didik tetapi juga diinternalisasikan dalam kehidupan yang nyata, sehingga tuntutan pendidikan tidak hanya berceramah, berkhutbah atau berdiskusi tetapi lebih penting lagi mengamalkan semua ajaran yang telah dimengerti sehingga peserta didik dapat meniru dan mencontohnya. 6 Rasulullah adalah panutan terbaik bagi umatnya, pada diri beliau senantiasa ditemukan teladan yang baik serta kepribadian mulia. Sifat-sifat yang ada pada beliau adalah sidik, amanah, tabligh, dan fathonah. Pribadi seperti yang diteladankan Rasulullah itulah seharusnya dimiliki dan ditampilkan oleh setiap orang tua/pendidik, karena Rasulullah adalah manusia pilihan yang dimuliakan Allah Swt. 7 Sebagaimana firman Allah:... Artinya: Dalam diri Rasulullah adalah teladan yang baik bagi kalian... 8 (QS. Al-Ahzab: 21) Dalam proses pendidikan, setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan peserta didiknya dalam semua kebaikan, bukan sebaliknya. Hal ini 5 Armai Arief, Pengantar Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002, h Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006, h Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998, h Depag RI., Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1999, h. 1157
3 23 dimaksudkan peserta didik senantiasa akan mencontoh segala sesuatu yang baik-baik, baik dalam perkataan maupun perbuatan Landasan Psikologis Pengambilan Keteladanan Pada dasarnya, manusia sangat memerlukan sosok teladan dan panutan yang mampu mengarahkan manusia pada jalan kebenaran dan sekaligus menjadi perumpamaan dinamis yang menjelaskan cara mengamalkan syariat Allah. Untuk itu, Allah mengutus rasul-rasul-nya untuk menjelaskan berbagai syariat. 10 Sejak fase-fase awal kehidupan manusia, banyak sekali belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang-orang disekitarnya, khususnya dari kedua orang tuanya. Kecenderungan untuk meniru belajar lewat peniruan, menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting. Artinya, dalam proses belajar mengajar Rasulullah adalah suri teladan yang baik bagi umat Islam. 11 Pada diri Rasulullah senantiasa ditemukan teladan yang baik serta kepribadian mulia. Sifat-sifat yang ada pada beliau adalah sidik, amanah, tabligh, dan fathonah. Pribadi seperti yang diteladankan Rasulullah itulah seharusnya dimiliki dan ditampilkan oleh setiap pendidik, karena Rasulullah adalah manusia pilihan yang dimuliakan Allah Swt Muhammad Qutb, At-Tarbiyah al-islam (Sistem Pendidikan Islam), Bandung: Al-Ma arif, 1993, h Abdurrahman an-nahlawi, Pendidikan Islam Di rumah Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1996, h Ramayulis, Op. Cit., h Ibid., h. 170
4 24 Nabi Muhammad sebagai pendidik agung telah memberikan keteladanan terhadap umat dalam kesempurnaan akhlak, ketinggian budi pekerti, dan keagungannya, yang di antaranya yaitu sebagai berikut: 13 a. Dari segi kejujuran, orang-orang sejak jaman jahiliyahpun sudah memberi beliau gelar al-amin (orang yang jujur). b. Dari segi kecerdasan, waktu beliau belum diangkat menjadi rasul beliau dapat menemukan jalan keluar dalam pertikaian peletakan batu Hajar al-aswad dan menyelamatkan manusia dari pertumpahan darah. c. Dalam hal ibadah, beliau selalu bangun malam untuk salat tahajud sehingga bengkak kedua telapak kakinya. d. Dalam hal bermurah hati, beliau selalu memberi tanpa takut kekurangan dan miskin. e. Tentang kerendahan hati, beliau selalu mengucapkan salam kepada para sahabat, memperhatikan dengan serius pembicaraan mereka, dan memenuhi undangan mereka. Oleh karena itu, kesepakatan adanya pengaruh yang begitu besar, maka orang tua harus memanfaatkan untuk pendidikan agama dengan keteladanan serta menampilkan pribadi yang baik secara wajar tanpa dibuat atau memaksakan diri. Wajah yang cerah, hidup yang wajar, dan pribadi yang luhur akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap anak didik, sehingga inti kewibawaan yang sangat penting dalam pendidikan akan datang dengan sendirinya Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, h.
5 25 Pada dasarnya, kebutuhan manusia akan figur teladan bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter manusia. Peniruan bersumber dari kondisi mental seseorang yang senantiasa merasa bahwa dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan kelompok lain (empati) sehingga dalam peniruan ini anak-anak cenderung meniru orang dewasa. Mereka terdorong oleh keinginan samar yang tanpa disadari membawa mereka pada peniruan gaya bicara, cara bergerak, cara bergaul, atau perilaku-perilaku lain dari orang yang dikagumi. 14 Masalah itu timbul ketika mereka bukan hanya meniru hal-hal positif. Pada gilirannya, mereka mulai meniru perilaku-perilaku buruk. Dalam hal ini, al-quran telah memberikan peringatan kepada para orang tua, terutama ayah. Ketika seorang ayah memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak-anaknya, semaksimal mungkin dia harus berusaha untuk memelihara kedudukannya sebagai sosok teladan bagi anak-anaknya. Pada dasarnya, keteladanan memiliki sejumlah asas kependidikan, yaitu antara lain: 15 a. Pendidikan Islami merupakan konsep yang senantiasa menyeru pada jalan Allah. Dengan demikian, seorang pendidik dituntut untuk menjadi teladan dihadapan anak-anak didiknya sehingga harus menjauhkan diri dari hal-hal yang hina. Artinya, setiap anak didik akan meneladani pendidiknya dan benar-benar puas terhadap ajaran yang diberikan 14 Abdurrahman an-nahlawi, Op. Cit., h Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-quran, terj. M. Arifin, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, h. 82
6 26 kepadanya sehingga perilaku ideal yang diharapkan dari setiap anak merupakan tuntutan realistis dan dapat diaplikasikan. Dengan begitu, para pendidik harus menyempurnakan dirinya dengan akhlak mulia yang berasal dari al-quran dan dari perilaku Rasulullah Saw. b. Sesungguhnya Islam telah menjadikan kepribadian Rasulullah sebagai teladan abadi dan aktual bagi pendidik dan generasi muda sehingga setiap kali membaca riwayat beliau semakin bertambahlah kecintaan dan hasrat untuk meneladani beliau. Dalam hal ini, Islam tidak menyajikan keteladanan ini untuk menunjukkan kekaguman yang negatif atau perenungan yang terjadi dalam alam imajinasi belaka. Islam menyajikan keteladanan ini agar manusia menerapkan suri teladan itu kepada dirinya sendiri. Keteladanan dalam Islam senantiasa terlihat dan tergambar jelas sehingga tidak beralih menjadi imajinasi kecintaan spiritual tanpa dampak yang nyata. Barangkali yang mempermudah transfer keteladanan itu ialah kesiapan peniruan yang menjadi karakteristik manusia. Dengan demikian, melalui konsep peniruan yang Islami anak didik akan memahami bahwa meniru dan mangikuti jejak Rasulullah dan kaum Muslimin akan memberikan kebahagiaan, kekuatan, kegagahan, dan ketaatan kepada Allah. Sehingga dalam diri anak didik akan terpancar kepribadian yang Islami yang selalu bertindak dan berbuat sesuai dengan norma-norma Islam.
7 27 3. Macam-macam Keteladanan Dalam proses pendidikan, setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan peserta didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan sebaliknya. Dengan keteladanan ini dimaksudkan peserta didik senantiasa akan mencontoh segala sesuatu yang baik-baik dalam perkataan maupun perbuatan. Metode pendidikan melalui teladan ini merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif dan sukses. 16 Pola pengaruh keteladanan berpindah kepada peniru melalui beberapa macam bentuk, dan bentuk yang paling penting adalah: 17 a. Pemberian pengaruh secara spontan Pengaruh yang tersirat dari sebuah keteladanan akan menentukan sejauhmana seseorang memiliki sifat yang mampu mendorong orang lain untuk meniru dirinya, baik dalam keunggulan ilmu pengetahuan, kepemimpinan, atau ketulusan. Dalam kondisi yang demikian, pengaruh keteladanan itu terjadi secara spontan dan tidak disengaja. Ini berarti bahwa setiap orang yang ingin dijadikan panutan oleh orang lain harus senantiasa mengontrol perilakunya dan menyadari bahwa dia akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah atas segala tindak-tanduk yang diikuti oleh orang yang mengaguminya. Semaikn dia waspada dan tulus, semakin bertambahlah kekaguman orang kepadanya sehingga bertambah pula kebaikan dan dampak positif baginya. 16 Muhammad Qutb, Op. Cit., h Abdurrahman an-nahlawi, Op. Cit., h. 266
8 28 b. Pemberian pengaruh secara sengaja Pemberian pengaruh melalui keteladanan bisa juga dilakukan secara sengaja. Misalnya, seorang pendidik menyampaikan model bacaan yang diikuti oleh anak didiknya, atau seorang imam membaguskan salatnya untuk mengajarkan salat yang sempurna, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, Rasulullah telah memberikan teladan langsung kepada para sahabatnya sehingga mereka mempelajari masalah keagamaan sesuai dengan permintaan beliau agar mereka meneladani sebagaimana yang beliau kerjakan. Demikianlah Rasulullah sebagaimana pendidik Islami, mengisyaratkan agar pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan mengarahkan anak didiknya melalui teladan dan contoh perbuatan secara langsung. Untuk itu, para pendidik (baik orang tua maupun guru) dituntut untuk mengarahkan pandangan anak didik agar meneladani perbuatannya. Tentunya, para pendidik yang bersangkutan harus mengacukan perbuatannya sesuai dengan perilaku Rasulullah Saw., sehingga dia termotivasi untuk menyempurnakan salat, ibadah lain, dan perilaku lain. Pendidik yang demikian dapat dikatakan sebagai pendidik yang telah membuat jejak-jejak kebaikan. 4. Fungsi Keteladanan dalam Keluarga terhadap Pendidikan Anak Keluarga merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan struktur kepribadian. Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai
9 29 kebiasaan serta perilaku, dengan demikian keluarga adalah elemen pendidikan lain yang paling nyata, tepat dan sangat besar. Keluarga adalah salah satu elemen pokok pembangunan entitas-entitas pendidikan, menciptakan proses naturalisasi sosial, membentuk kepribadiankepribadian serta memberi berbagai kebiasaan baik pada anak-anak yang akan terus bertahan lama. 18 Keluarga memiliki dampak yang besar dalam pembentukan perilaku individu serta pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak, karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan bahasa, nilainilai, serta kecenderungan mereka. Keluarga bertanggung jawab mendidik anak-anak dengan benar dalam kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Untuk itu dalam keluarga memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab. Tugas dan kewajiban keluarga adalah bertanggung jawab menyelamatkan faktorfaktor cinta kasih serta kedamaian dalam rumah, menghilangkan kekerasan, keluarga harus mengawasi proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapkan langkah-langkah sebagai tugas mereka. Pada dasarnya, kebutuhan manusia akan figur teladan bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter manusia. Peniruan bersumber dari kondisi mental seseorang yang senantiasa merasa bahwa dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan kelompok lain (empati) sehingga dalam peniruan ini anak-anak cenderung meniru orang 18 Jaudah Muhammad Awwad, Mendidik Anak Secara Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 51
10 30 dewasa. Mereka terdorong oleh keinginan samar yang tanpa disadari membawa mereka pada peniruan gaya bicara, cara bergerak, cara bergaul, atau perilaku-perilaku lain dari orang yang dikagumi. 19 Masalah itu timbul ketika mereka bukan hanya meniru hal-hal positif. Pada gilirannya, mereka mulai meniru perilaku-perilaku buruk. Dalam hal ini, al-quran telah memberikan peringatan kepada para orang tua, terutama ayah. Ketika seorang ayah memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak-anaknya, semaksimal mungkin dia harus berusaha untuk memelihara kedudukannya sebagai sosok teladan bagi anak-anaknya. Pada dasarnya, keteladanan memiliki sejumlah asas kependidikan, yaitu antara lain: 20 a. Pendidikan Islami merupakan konsep yang senantiasa menyeru pada jalan Allah. Dengan demikian, seorang pendidik dituntut untuk menjadi teladan dihadapan anak-anak didiknya sehingga harus menjauhkan diri dari hal-hal yang hina. Artinya, setiap anak didik akan meneladani pendidiknya dan benar-benar puas terhadap ajaran yang diberikan kepadanya sehingga perilaku ideal yang diharapkan dari setiap anak merupakan tuntutan realistis dan dapat diaplikasikan. Dengan begitu, para pendidik harus menyempurnakan dirinya dengan akhlak mulia yang berasal dari al-quran dan dari perilaku Rasulullah Saw. 19 Abdurrahman an-nahlawi, Pendidikan Islam Di rumah, Sekolah, dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1996, h Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-quran, terj. M. Arifin, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, h. 82
11 31 b. Sesungguhnya Islam telah menjadikan kepribadian Rasulullah sebagai teladan abadi dan aktual bagi pendidik dan generasi muda sehingga setiap kali membaca riwayat beliau semakin bertambahlah kecintaan dan hasrat untuk meneladani beliau. Dalam hal ini, Islam tidak menyajikan keteladanan ini untuk menunjukkan kekaguman yang negatif atau perenungan yang terjadi dalam alam imajinasi belaka. Islam menyajikan keteladanan ini agar manusia menerapkan suri teladan itu kepada dirinya sendiri. Keteladanan dalam Islam senantiasa terlihat dan tergambar jelas sehingga tidak beralih menjadi imajinasi kecintaan spiritual tanpa dampak yang nyata. Barangkali yang mempermudah transfer keteladanan itu ialah kesiapan peniruan yang menjadi karakteristik manusia. 21 Dengan demikian, melalui konsep peniruan yang Islami anak didik akan memahami bahwa meniru dan mangikuti jejak Rasulullah dan kaum Muslimin akan memberikan kebahagiaan, kekuatan, kegagahan, dan ketaatan kepada Allah. Sehingga dalam diri anak didik akan terpancar kepribadian yang Islami yang selalu bertindak dan berbuat sesuai dengan norma-noram Islam. 5. Keteladanan Beribadah dalam Keluarga Keluarga, menurut pandangan Islam, tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri dan anak. Lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi dan peranan yang signifikan dalam menentukan nasib suatu bangsa. 21 Ibid., h. 83
12 32 Allah Swt. menegaskan bahwa kerugian terbesar pada hari kiamat nanti adalah ketika kita kehilangan keluarga yang kita sayangi. 22 Allah Swt. berfirman: Artinya: Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu berada dalam azab yang kekal. 23 (QS. Asy-Syuura: 45). Perbaikan keluarga dalam segala hal haruslah menjadi prioritas utama sebelum kita memprioritaskan yang lain, Kualitas keluarga yang sesungguhnya bukan hanya sekedar baik nilai ujian atau yang lainnya. Ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh orang tua sebagai konsep dasar keteladanan beribadah dalam keluarga apabila orang tua tidak ingin kehilangan keluarga kelak di akhirat, yaitu: Amir Kumadin, SF, Filosof Cilik Bertanya tentang Islam, Jakarta: Intuisi Press, 2007, h Depag RI., Op. Cit., h Umar Hasyim, Anak Saleh: Cara Mendidik Anak dalam Islam 2, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1983, h. 83
13 33 a. Menanamkan nilai-nilai ketauhidan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang pertama ini, telah dilakukan dan dicontohkan oleh para rasul dan nabi yang mulia kepada keluarga, anak, dan istrinya. Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub, sebagaimana yang tersirat dalam firman-nya: Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anakanaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): ''Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. 25 (QS. Al-Baqarah: 132) Demikian pula dengan apa yang dicontohkan Luqman kepada anaknya. Allah berfirman: Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. 26 (QS. Luqman: 13) b. Menanamkan kebiasaan untuk saling menasehati 25 Menteri Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Islam, Al-Quran dan Terjemahnya, Makkah: lembaga Percetakan Raja Al-Fahd, 1971, h Ibid., h. 997
14 34 Saling memberikan nasehat, selain sebagai bagian dari hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya, juga merupakan salah satu perilaku orang beriman. Sebagaimana firman Allah Swt.: Artinya: Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. 27 (QS. Al-Balad: 17) Dengan dibudayakan saling memberi nasehat, maka keluarga akan selalu terjaga dari kemaksiatan dan kemunkaran serta akan terbina hubungan yang harmonis dan sakinah. 28 c. Memperbanyak doa kepada Allah memohon kebaikan dan keberkahan dalam keluarga Dalam memperbaiki kualitas keluarga, orang tua tidak bisa lepas dengan yang namanya pendidikan. Bahkan keseluruhan ajaran Islam yang bersumber dari al-quran dan sunnah merupakan materi pendidikan dan ilmu pengetahuan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh selain Islam. Sejarah mencatat bahwa bangsa Arab yang buta huruf, dengan pendidikan Islam telah berubah menjadi bangsa pelopor, menerangi dan menjadi guru dunia Ibid., h Yuni Nur Khayati, Anakku Sayang; Ibumu Ingin Bicara, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999, h Hunainin, Pendidikan Keimanan bagi Anak, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007, h. 66
15 35 Pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al-quran dan sunnah, pandangan hidup Islam dan berbagai pengetahuan Islam yang mempertebal pemahaman para peserta didik. Bekal ini diharapkan menjadi pengendali tingkah laku. Ajaran Islam meliputi seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan, Islam memperhatikannya dengan porsi yang sangat besar. Allah berfirman: Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu "Berlapang-lapanglah dalam majlis", niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 30 (QS Al-Mujaadilah: 11) Dengan demikian, kedua orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya, yaitu dengan menetapi manhaj Islam dalam perilaku mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan mengira karena anak 30 Depag RI., Op. Cit., h. 764
16 36 masih kecil dan tidak mengerti apa yang tejadi di sekitarnya, sehingga kedua orang tua melakukan tindakan-tindakan yang salah dihadapannya. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar sekali pada pribadi anak, karena kemampuan anak untuk menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah besar sekali. B. Kesadaran Ibadah Anak 1. Pengertian Kesadaran Ibadah Anak Kesadaran ibadah adalah bagian atau segi yang hadir/ terasa dalam pikiran dan dapat dilihat gejalanya melalui introspeksi. Dapat dikatakan bahwa kesadaran beribadah adalah aspek mental atau aktivitas ibadah. Dari kesadaran beribadah tersebut akan muncul sikap keagamaan yang ditampilkan seseorang anak yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan ketaatannya pada agama yang dianutnya. Sikap tersebut muncul karena konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif yang merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan, perasaan serta tindakan beribadah dalam diri seorang anak. Hal ini menujukkan bahwa kesadaran beribadah menyangkut dengan segala kejiwaan Dasar-dasar Sikap Ibadah Anak 31 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 21
17 37 Dasar-dasar sikap ibadah seorang anak dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu antara lain: 32 a. Faktor Sosial Hal ini mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap beribadah melalui pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial, dan pengaruh lingkungan sosial, untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. b. Pengalaman Hal ini mencakup semua pengaruh yang tampaknya lebih terikat secara langsung dengan Tuhan pada sikap beribadah. c. Faktor Kebutuhan Dalam hal ini yaitu anak merasa tidak terpenuhi secara sempurnya sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cita, kebutuhan memperoleh harga diri, kebutuhan yang timbul karena adanya kematian. d. Faktor proses pemikiran Manusia adalah makhluk yang berpikir dan salah satu akibat dari pemikirannya adalah bahwa ia membantu dirinya untuk menentukan keyakinan-keyakinan yang mana yang harus diterimanya dan sebaliknya, hal ini merupakan salah satu unsur yang membantu pembentukan sikap dasar beribadah. 32 Ibid., h. 42
18 38 3. Bentuk-bentuk Ibadah Anak Secara garis besar, bentuk-bentuk ibadah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: 33 a. Ibadah khassah (khusus) atau ibadah mahdhah (ibadah yang ketentuannya pasti), yaitu ibadah yang ketentuan dan pelaksanaannya telah ditetapkan oleh nash dan merupakan sari ibadah kepada Allah Swt., seperti shalat, puasa, zakat dan haji. b. Ibadah ammah (umum), yaitu semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt., seperti minum, makan dan bekerja mencari nafkah. Hal ini berarti niat merupakan kriteria sahnya ibadah ammah. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Ibadah Anak Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran beribadah anak dapat dicapai dari dua faktor, yaitu antara lain: 34 a. Faktor Intern Faktor intern dalam hal ini yaitu keimanan atau kesadaran yang tinggi akan ibadah, anak yang memiliki kesadaran beragama yang matang akan melaksanakan ibadahnya dengan konsisten, stabil, mantap, dan penuh tanggung jawab serta dilandasi pandangan yang luas. 35 Hal ini juga dipengaruhi oleh fitrah manusia yang memiliki motif ketuhanan dalam dirinya, yaitu belajar dengan tujuan hanya semata-mata untuk 33 A. Tabrani Rusyan, Pendidikan Budi Pekerti, Jakarta: PT. Cuti Media Cipta Nusantara, 1990, h Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama; Kepribadian Muslim Pancasila, Bandung: Sinar Baru Algensido, 1995, h Ibid., h. 54
19 39 meningkatkan amal ibadah dan kedekatannya dengan Tuhannya, serta menyadari kewajiban sebagai makhluk untuk selalu beribadah. 36 Keimanan dan kesadaran yang tinggi akan pentingnya ibadah, keduanya dipengaruhi oleh pemahaman ilmu agama yang tinggi pula. b. Faktor Ekstern 1) Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling pertama dikenal oleh anak dan paling berperan utama dalam membentuk kepribadian dan kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang ada pada lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang nantinya sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian dan kebiasaan yang baik pada anggota keluarga. 37 Sebagai gambaran langsung, keluarga yang anggota keluarganya selalu membiasakan shalat berjama ah, maka akan mewarnai kebiasaannya (terutama anak) baik ketika berada di dalam maupun di luar lingkungan keluarga. 2) Lingkungan pendidikan agama Lingkungan pendidikan agama, baik formal maupun non formal, sangat mempengaruhi dalam membentuk corak warna kepribadian dan kebiasaan anak. Seseorang yang tinggal di pondok pesantren, anak akan cenderung melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh santri, ustadz atau bahkan sang kyai. Sebagai contoh, sekolah atau pondok pesantren yang semua gurunya (ustadz) selalu membiasakan h L. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Proses belajar Mengajar, Bandung: Tarsito, t.th., h Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999,
20 40 untuk shalat berjama ah maka secara tidak langsung santrinya akan menirunya. 3) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat juga sangat berperan dalam mempengaruhi aktivitas keagamaan seorang anak. Di mana dari lingkungan ini akan didapat pengalaman, baik dari teman sebaya maupun orang dewasa, yang dapat meningkatkan kesadaran ibadah anak. 38 4) Media komunikasi yang membawa misi agama Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku anak adalah interaksi di luar kelompok. Adapun yang dimaksud interaksi di luar kelompok ialah interaksi dengan buah kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, internet, buku-buku dan lainnya. 39 Apabila yang disampaikan oleh pondok pesantren yang ada ditengah-tengah masyarakat yang mempunyai motivasi tinggi dalam menjalankan perintah-perintah agama, seperti kebiasaan shalat jama ah, maka ketika waktu shalat masjid-masjid di lingkungan tersebut akan penuh jama ah shalat, kemungkinan besar kebiasaan santri pondok pesantren tersebut tidak akan jauh dari masyarakat yang ada. Melalui alat komunikasi tersebut adalah hal-hal yang berkenaan dengan agama, maka secara otomatis perubahan perilaku yang muncul adalah perubahan perilaku keagamaan, sebagai contoh 38 Abdul Aziz Ahyadi, Op. Cit., h W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: PT. Gresco, 1991, h. 155
21 41 apabila santri selalu membaca media yaitu kitab-kitab kuning atau buku-buku keagamaan lainnya yang berisi tentang shalat berjama ah secara otomatis ia akan terdorong melalui pemikirannya untuk berusaha melakukannya. 5) Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap dan perilaku Dalam hal ini, adalah mereka yang berotoritas dan berprestasi tinggi dalam masyarakat yaitu para pemimpin baik formal maupun non formal. Dari kewibawaan mereka akan muncul simpati, sugesti, dan imitasi pada seseorang atau masyarakat. Dalam pesantren, para pengasuh dan kyai-lah yang menduduki posisi ini. Oleh karena itu, nasehat atau petuah yang disampaikannya akan diterima oleh anak dengan cepat dan penuh keyakinan sehingga akan menumbuhkan rasa kesadaran dalam beribadah. 40 Dengan demikian, peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak secara Islam agar dalam diri mereka tumbuh kesadaran dalam menjalankan ibadah. Naungan keluarga dalam mendidik anak merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan sikap kesadaran beribadah. Fungsi dan peran orang tua sangat penting untuk membentuk arah kesadaran anak-anak mereka. 40 M. Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1972, h. 126
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY
BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY Metode merupakan suatu hal penting yang harus ada di dalam suatu pelaksanaan kegiatan untuk memberikan kemudahan dan keserasian
Lebih terperinciRajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan pondasi-pondasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya untuk seluruh umat manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia untuk memiliki suatu pengetahuan tertentu. Peranan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan
Lebih terperinci2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciCahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama
Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6
BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama
Lebih terperinciBAB III KETELADANAN BERIBADAH DALAM KELUARGA DAN KESADARAN BERIBADAH ANAK DI MIS WINDUAJI PANINGGARAN
BAB III KETELADANAN BERIBADAH DALAM KELUARGA DAN KESADARAN BERIBADAH ANAK DI MIS WINDUAJI PANINGGARAN A. Data Umum MIS Winduaji Paninggaran 1. Profil MIS Winduaji Paninggaran MIS (Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,
Lebih terperinciMendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan
Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan
Lebih terperinciE٤٨٤ J٤٧٧ W F : :
[ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai
Lebih terperinciMENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1
MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT Muzdalifah M Rahman* 1 Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciLandasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia
Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F) Pengaruh secara simultan yaitu pengaruh dari beberapa variabel bebas yang secara bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadapkarakteranak didik,karena guru itu menjadi ikutan dan contoh teladan murid.mereka contoh perkataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan
Lebih terperinciPendidikan Anak Dimulai dari Rumah
Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciKhatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL
BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciBab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa
Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No Hal Kutipan Bab Terjemah 1 1 Q.S. At I tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi Taubah ayat 122 semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari
Lebih terperinciKISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)
KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang tua. Tujuan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan
Lebih terperincimendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan
mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan menjadi sebab dari terkabulnya doa. 6. Mendapatkan keberkahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan suatu masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi umat manusia merupakan kekuatan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil kelak manusia dapat hidup berkembang
Lebih terperinciModul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA
Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan latihan yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,
Lebih terperinciketerpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara kontiniu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu diemban
Lebih terperinciSumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir
Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah
Lebih terperinciPenulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi
Untuk Apa Kita Diciptakan? Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi K ehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciSumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:
Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan
Lebih terperinciTafsir Surat Al-Kautsar
Tafsir Surat Al-Kautsar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.
Lebih terperinciPersatuan Dalam al-quran dan Sunnah
Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciBAB IV PANDANGAN ULAMA TERHADAP KETELADANAN RASULULLAH SAW.
BAB IV PANDANGAN ULAMA TERHADAP KETELADANAN RASULULLAH SAW. A. Kriteria Rasulullah SAW. Menjadi Uswatun H{asanah Rasulullah diturunkan ke alam sebagai Rahmatal lil Alamin. Karena itu beliau memiliki jiwa
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data
BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN Setelah penelitian mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan
Lebih terperinciBab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat
Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT
BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,
Lebih terperinciKONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam)
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif.1
Lebih terperinciBAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas anak didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, terampil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia membutuhkan tuntunan melalui proses pendidikan. Dengan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka
Lebih terperinciTauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan
Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan oleh Rasulullah sebagai suri tauladan bagi umatnya. Semua yang dilakukan oleh Rasul adalah
Lebih terperinciKejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH
Kejayaan Umat Dalam Berhijrah Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Muharram awal bulan hijriyah, adalah bulan kemenangan dan kejayaan. Di bulan ini Allah Swt. memenangkan Musa beserta Bani Israil atas Fir aun dan
Lebih terperinciPENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013
PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ISKANDAR
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen
Lebih terperinciHanifah Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini permsalahan ini ialah, kehadiran seorang ibu di dalam keluarga. sebagai ibu menjadi sumber rasa kasih da
PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DINI DI KELUARGA KARIR (Studi Kasus di RW 03 Kelurahan Skabungah Kecamatan Sukajadi) Oleh: Hanifah Abstrak Dalam konteks kehidupan berbangsa, pembinaan dan pengembangan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,
BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan
Lebih terperinciKedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim
Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam
204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi
Lebih terperinciBAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
Lebih terperinciBeribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya
Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain-nya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan tuhan, tetapi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL
71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap
Lebih terperinciRIWAYAT HIDUP PENULIS
73 RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. Nama Lengkap : Khairul Ghina 2. Tempat Tanggal Lahir : Keladan, 25 Mei 1991 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Status Perkawinan : Belum Kawin 5. Agama : Islam 6. Suku/Kebangsaan
Lebih terperinciKhutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan Rasulullah Saw Menganjurkan Tentang Pentingnya Puasa Ramadhan Khutbah Pertama Adapu judul khutbah pada siang ini yaitu: Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada setiap manusia sejak ia dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi kepada sang pencipta.
Lebih terperinciKewajiban Menunaikan Amanah
Kewajiban Menunaikan Amanah Khutbah Jumat ini menerangkan tentang wajibnya menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita serta ancaman bagi orang-orang menyia-nyiakan amanah, sebagaimana yang telah
Lebih terperinci??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Hakikat Ibadah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah
Lebih terperinci