FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA."

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh: Sulastri Pakaya Samsiah, Irvin Novita Arifin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Di KB. Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif Teknik pengumpulan data utama adalah wawancara faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman pendidik pengelola dan orang tua anak serta masyarakat Kata Kunci: Faktor Penyelenggaraan Kelompok Bermain PENDAHULUAN Pembangunan sektor pendidikan terus mendapat perhatian dari semua pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari dikeluarkannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah, Penambahan dan pendirian lembaga dan pembangunan pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualitas guru dalam mengajar, serta usaha-usaha lain yang dapat meningkatkan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar, sehingga hasil pembangunan sektor pendidikan ini dapat lebih fungsional lagi dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, serta kemajuan ilmu dan teknologi.

2 Pembangunan pendidikan melalui sub sektor pendidikan luar sekolah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab II pasal 3 (Sudjana, 2004:3) yang berbunyi bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas tersebut maka sangat jelas bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam membentuk sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas sehingga dengan kualitas sumber daya manusia tersebut maka niscaya cita-cita pembangunan nasional dapat diwujudkan. Penyelenggaraan pendidikan nonformal di Indonesia dalam kenyataannya tidak hanya dilakukan oleh departemen pendidikan nasional saja tetapi juga oleh departemen-departemen lain bahkan diselenggarakan pula oleh lembaga-lembaga ataupun organisasi kemasyarakatan. Pendidikan nonformal adalah sebagai berikut Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri, merupakan bagian terpenting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajar. (Coombs dalam Sudjana, 2004:22) Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 4 bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, sanggar kegiatan belajar, serta satuan pendidikan yang sejenis. Terkait dengan pernyataan tersebut, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menegaskan mengenai pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

3 sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, bisa dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau informal, jalur formal diantaranya Taman Kanak-kanak/TK dan Raudatul Athfal/RA, jalur nonformal seperti Kelompok Bermain/KB dan Taman Penitipan Anak/TPA, serta jalur informal yaitu pendidikan keluarga atau pendidikan yang diadakan oleh lingkungan. Program pendidikan anak usia dini sesungguhnya telah banyak membantu masyarakat yang mempunyai anak usia 0-6 tahun untuk menumbuhkan dan mengembangkan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, namun demikian sisi lain perjalanan PAUD memperlihatkan dan di bebani tuntutan para masyarakat agar anaknya yang berusia dini di samakan dengan usia taman kanak-kanak atau usia sekolah dasar. Tuntutan yang dihadapi justru lebih sering dianggap sebagai masalah dalam manajemen institusi dan operasional program. Keberhasilan penyelenggaraan PAUD khususnya kelompok bermain/kb tentunya tidak lepas dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi, misalnya partisipasi masyarakat, dukungan pemerintah, dukungan finansil, ketersediaan sarana dan prasarana, kehadiran warga belajar dan skill tenaga pendidik. Hasil temuan di lokasi penelitian yaitu di Kelompok Bermain Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara secara umum permasalahan yang dihadapi adalah sering terhambatnya penyelenggaraan program pendidikan pada kelompok bermain seperti kualifikasi akademik pendidik KB adalah tamatan SLTA sederajat, masih ada masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam menjaga terganggunya lingkungan sekitar sekolah, dan kurangnya motivasi masyarakat untuk mengikutkan anaknya dalam kelompok bermain, hal ini pada akhirnya dapat merugikan warga belajar. Mengingat kajian penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain, maka kelompok bermain Idaman yang berada di Desa Sogu

4 Kecamatan Monano sangat tepat dijadikan objek penelitian mengingat penyelenggaraan kelompok bermain ini sering tidak stabil karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang diformulasikan dalam judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Kelompok Bermain Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara KAJIAN TEORI 1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak dan sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan dalam kehidupan tahap berikutnya (Depdiknas, 2001: 2). Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal (Hibana,2002: 2). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan pendidikan dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Pentingnya PAUD Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

5 Ditinjau dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan otak pada usia dini menempati posisi yang paling vital, yakni meliputi 80 % perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah mencapai perkembangan otak 25 % orang dewasa. Untuk mencapai kesempurnaan perkembangan otak manusia 50 % dicapai hingga usia 4 tahun, 80 % hingga usia 8 tahun dan selebihnya di proses hingga anak usia 18 tahun. Oleh sebab itu usia dini disebut sebagai usia emas Golden Age karena perkembangannya yang luar biasa (Hibana, 2002: 45). Proses PAUD dimulai sejak anak dalam kandungan, masa bayi hingga anak berusia kurang dari 6 tahun. 2. Kelompok Bermain (KB) Masih terbatasnya lembaga layanan, keterbatasan sarana tempat belajar bagi anak usia dini yang memberikan layanan bagi anak dibawah 6 tahun, terutama di daerah pedesaan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan angka partisipasi anak yang terlayani PAUD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal, menyediakan dana dalam bentuk dana bantuan sosial untuk percontohan program PAUD khususnya Taman Kanakkanak (TK) dan Kelompok Bermain (KB). Kelompok Bermain (KB) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan yang memberikan layanan pada anak usia dini dengan menerapkan basis bermain sambil belajar mengoptimalkan semua potensi anak umumnya memberikan layanan untuk usia 2-4 tahun atau 1-4 tahun. Waktu pembelajaran 6 hari durasi 2,5 3 jam / hari. Membina anak usia 2-4 Tahun, Dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan pada Kelompok Bermain yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan luar sekolah dengan mengutamakan kegiatan bermain yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam

6 menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar siap memasuki pendidikan dasar, dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Program pendidikan di Kelompok Bermain adalah seperangkat aktifitas yang dilakukan oleh anak selama berada di Kelompok Bermain dalam rangka mencapai tumbuh kembang yang optimal. Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan di Kelompok Bermain adalah memberikan pelayanan pendidikan prasekolah agar anak dapat: (1) mengembangkan kehidupan beragama; (2) mengembangkan kemandirian; (3) mengembangkan kemampuan berbahasa; (4) mengembangkan daya pikir; (5) mengembangkan daya cipta; (6) mengembangkan perasaan/emosi; (7) mengembangkan kemampuan bermasyarakat; (8) mengembangkan keterampilan (motorik halus); (9) mengembangkan jasmani (motorik kasar); dan (10) meningkatkan proses tumbuh kembang anak secara wajar. (Sujud, 2010) 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Kelompok Bermain Faktor yang Berperan Penting dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidik, pengelola dan peran serta orang tua dan masyarakat (Depdinkas 2006). a. Pendidik Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran serta melakukan pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan anak didik. Pendidik kelompok bermain harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: (1) memiliki kualifikasi akademik minimal SLTA sederajat; (2) mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini; (3) memahami dan menyayangi anak; (4) memahami tahapan tumbuh kembang anak; (5) memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini; (6) memiliki kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelaajran pendidikan anak usia dini; (7) diangkat secara sah oleh pengelola kelompok bermain; dan (8) sehat jasmani dan rohani. (Aqib, 2011: 95)

7 b. Pengelola Pengelola kelompok bermain hendaknya memiliki kualifikasi sebagai berikut: 1) Pendidikan minimal SLTA atau sederajat Memiliki kemampuan dalam mengelola program kelompok bermain secara profesional 2) Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik, instansi terkait dan masyarakat. 3) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat dan anak didik serta orangtuanya. 4) Memiliki tanggung jawab moril mempertahankan dan meningkatkan keberlangsungan kelompok bermain yang dikelolanya. c. Peran Serta Orang tua dan Masyarakat Lembaga pendidikan harus menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua peserta didik. Karena orang tua memiliki peranan penting dalam pendidikan dan kemajuan sekolah hal tersebut karena peserta didik dipengaruhi oleh latar belakang keluarga seperti sosila ekonomi, ras, etnis dan struktur keluarga. Oleh karenanya ketika ada parktik di sekolah seperti kegiatan atau program yang sering dilakukan di sekolah hendaknya mengikutsertakan sebab peran orang tua dapat menolong dan meningkatkan partisipasinya. Menurut Irene (2011:60) orang tua memiliki peran dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif dirumah, diantaranya: (a). Menciptakan budaya belajar di rumah, (b). Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah, (c). Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan, (d). Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan gagasan atau ide, (e). Menciptakan situasi yang demokratis, (f). Memahami apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan potensi anak dan (g). menyediakan sarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.

8 Irene (2011:65) menyatakan bahwa interaksi yang terjalin antara orang tua dan sekolah meliputi dua kategori yaitu parental involvement dan participation. Menurut Davis dalam Irene (2011:65) bahwa parental involvement adalah keterlibatan orang tua pada jenis aktifitas yang ditujukan untuk mendukung program-program sekolah, sedangkan participation adalah orang tua berpengaruh atau berupaya mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pada hal-hal yang sangat penting di sekolah, seperti penentuan program sekolah dan lain-lain. Dengan demikian partisipasi orangtua sangat penting demi kemajuan suatu lembaga pendidikan. Peran serta orang tua dan masyarakat adalah keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pemenuhan fasilitas untuk menunjang kebutuhan lingkungan belajar anak serta keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam membantu mendukung penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini (PAUD), baik berupa kerjasama atau bentuk apapun. Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat perlu diusahakan untuk terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan menyelaraskan program yang tertuang dalam kurikulum di sekolah dengan lingkungan anak di rumah. Orang tua perlu mengetahui keadaan anak mereka dari unsur sekolah, dan manfaat bagi guru adanya komunikasi dengan orang tua siswa, diantaranya untuk memahami perilaku anak selama berada di rumah dari masukan orang tua. Sebagaimana pendapat yang menyatakan bahwa Jika sekolah tidak membuat dan melakukan usaha untuk mengikutsertakan orang tua dalam proses pembelajaran, anak-anak dapat menemukan kesulitan untuk menggabungkan dan menyatukan pengalamanpengalaman mereka yang terpisah antara rumah dan sekolah, (Henderson, dalam Mariyana, 2010:150). Adapun bentuk kerjasama yang dapat dibangun antara sekolah dengan pihak masyarakat dapat lebih luas. Masyarakat di sini tidak hanya masyarakat yang berada di sekitar sekolah saja yang dapat dilibatkan dalam program sekolah. Akan tetapi semua unsur dan pihak-pihak lain yang dapat dilibatkan untuk membantu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Unsur masyarakat yang dapat dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan lingkungan belajar sekolah adalah

9 lembaga pendidik lain yang sederajat atau yang lebih tinggi, perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang pengadaan sarana dan prasarana belajar serta fasilitas pendidikan khususnya di bidang pendidikan anak usia dini, pemerintahan, serta perseorangan yang ikut terlibat dalam pengadaan dan pemenuhan lingkungan belajar di PAUD (Mariyana, 2010: 157). Penyelenggaraan lembaga kelompok bermain tidak lepas dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan perjalanan kelompok bermain tersebut. Dalam petunjuk teknis penyelenggaraan kelompok bermain yang dikeluarkan oleh direktorat pendidikan anak usia dini tahun 2011 dinyatakan bahwa untuk menyelnggarakan lembaga pendidikan usia dini khususnya pada kelompok bermain harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu: (1) Nama jelas lembaga yang menyelenggarakan program Kelompok Bermain, misalnya Kelompok Bermain Mutiara Bangsa ; (2) Memiliki ijin operasional/penyelenggaraan dari dinas pendidikan Kab/ Kota setempat; (3) Memiliki strukur organisasi/kepengurusan yang jelas (4) Memiliki tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang aman dan nyaman bagi anak didik; (5) Memiliki peserta didik minimal 10 orang anak; (6) Memiliki tenaga pendidik dan pengelola; (7) Memiliki kurikulum/program pembelajaran; (8) Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam menganalisa data yang sudah terkumpul penulis melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Reduksi Data adalah dengan memilih hal-hal pokok yang yang sesuai dengan pokus penelitian, kemudian memberikan tema. Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari data-data tertentu. 2. Display dengan cara penyajian data ialah sekumpulan informasi tertulis yang diperoleh dari data yang telah di reduksi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

10 3. Pengambilan keputusan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan adalah aktifitas memaknai data sehingga makna data dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran dan argumentasi. Proses pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua metode triangulasi yaitu triangulasi data dan triangulasi sumber. Triangulasi data merupakan pengecekan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Triangulasi dengan sumber data dilakukan dengan cara pengecekan data (cek ulang dan cek silang). Mengecek adalah melakukan wawancara kepada dua atau lebih sumber informan dengan dengan pertanyaan yang sama. Cek ulang berarti melakukan proses wawancara secara berulang dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal yang sama dalam waktu yang berlainan. Cek silang berarti menggali kembali keterangan dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada informan satu dengan informan lainnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penyelenggaraan program PAUD yang dijalankan di KB Idaman dalam meningkatkan pendidikan anak sejak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Pendidik Tenaga pendidik merupakan nilai tambah dalam penyelenggaraan program pendidikan. Sebagaimana dalam penyelenggaraan KB Idaman di Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun kualifikasi akademik para pendidik di KB Idaman adalah setingkat SLTA. Namun ada beberapa usaha seperti dorongan dari pengelola kepada pendidik untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, salah satu contoh adalah dengan diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan pelatihan yang dikhususkan untuk pendidik paud dengan tujuan untuk menambah pengalaman serta meningkatkan kinerja pendidik. Sikap yang ditunjukkan oleh pendidik di KB Idaman adalah selalu memperlihatkan sikap memahami dan selalu menyayangi anak didiknya dengan tidak mengistimewakan masing-masing anak. Para pendidik yang berada di KB

11 Idaman juga sangat memahami dengan baik tahapan tumbuh kembang anak. Sehingganya proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung tidak mengalami kesulitan. Disamping itu juga pendidik di KB Idaman sangat memahami prinsipprinsip pendidikan anak usia dini dengan baik, memiliki kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelajaran pendidikan anak usia dini. Pendidik di KB Idaman telah dipilih dan diangkat secara sah oleh pengelola kelompok bermain. Hal ini didasarkan pada kinerja yang dilaksanakan oleh pendidik serta tanggung jawabnya yang diemban dapat dilakukan dengan baik. Adapun pendidik di KB Idaman keseluruhannya berada pada kondisi sehat jasmani maupun sehat rohani. Hasil wawancara tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti selama pelaksanaan penelitian dilapangan. Peneliti menyimpulkan bahwa pendidik yang ada di KB Idaman sudah memenuhi standar menjadi pengajar di PAUD. Dimana pendidik merupakan lulusan SLTA dan cukup memahami cara mendidik anak usia dini karena pendidik yang ada di KB Idaman sering mengikuti pelatihanpelatihan dan sampai sekarang sedang melanjutkan studi di Universitas Negeri Gorontalo khususnya pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2. Pengelola Dalam membantuk kelancaran penyelenggaraan KB Idaman, diperlukan adanya pengelolaan yang baik sehingga penyelenggaraan pendidikan di KB Idaman dapat berjalan dengan lancar dan baik pula. Hal ini dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh pengelola Kelompok Bermain (KB) Idaman sudah sangat baik karena merupakan salah satu lulusan perguruan tinggi negeri. Sehingganya penyelenggaraan pengelolaan KB Idaman dirasakan dapat teratasi dengan baik. Pengelola KB Idaman juga telah memiliki kemampuan dalam mengelola program kelompok bermain secara profesional. Hal tersebut dapat dilihat dari penyelenggaraan KB Idaman sampai saat ini berjalan dengan baik. Pihak pengelola KB Idaman sendiri juga mampu melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik, instansi terkait seperti Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten dan orang

12 tua maupun masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kegiatan penyelenggaraan KB Idaman. Pengelola KB Idaman berusaha untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat dan orang tua anak dalam membahas kendala-kendala yang dihadapi pihak KB Idaman untuk meningkatkan keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pihak pengelola juga mampu menunjukkan tanggung jawab moril dalam mempertahankan dan meningkatkan keberlangsungan kelompok bermain (KB) Idaman kearah yang lebih baik lagi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya usaha-usaha peningkatan kinerja para pendidiknya. Sesuai dengan pengamatan peneliti selama pelaksanaan penelitian di lapangan, diketahui bahwa pengelola KB Idaman sudah memenuhi syarat dan ketentuan sebagai seorang pengelola. Pengelola memahami cara mengelola sebuah lembaga pendidikan. Hal ini terlihat dari keberhasilan KB Idaman dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini khususnya di KB Idaman. 3. Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat Penyelenggaraan KB Idaman dapat berjalan dengan baik jika ada peran serta orang tua maupun masyarakat sekitarnya. Dimana orang tua dan masyarakat selalu mendukung program-program dijalankan oleh pihak kelompok bermain demi perkembangan Kelompok Bermain Idaman kedepan. Orang tua dan masyarakat juga selalu memberikan pengaruh dan andil dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh KB Idaman. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh KB Idaman akan diawasi oleh pihak orang tua dan masyarakat secara sukarela demi kelancaran kebijakan tersebut. Untuk keberlangsungan kegiatan pembelajaran di KB Idaman sendiri masyarakat sekitar KB Idaman menyekolahkan anak mereka di Kelompok Bermain ini. Masyarakat beranggapan disamping untuk menghemat biaya tranportasi KB Idaman juga memiliki kualitas yang sama dengan sekolah-sekolah paud lainnya. Sesuai dengan pengamatan peneliti di lokasi penelitian diketahui bahwa orang tua dan masyarakat sekitar ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendifikan anak usia dini khususnya di KB Idaman. Hanya saja peran serta orang

13 tua dan masyarakat ini masih harus lebih ditingkatkan lagi mengingat keberhasil suatu lembaga pendidikan ikut dipengaruhi oleh masyarakat. SIMPULAN DAN SARAN 1. Smpulan Setelah membahas hasil penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat penulis paparkan beberapa kesimpulan mengenai permasalahan yang dibahas yakni faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman sebagaimana berikut dibawah ini. a. Pendidik Kualifikasi akademik para pendidik di KB Idaman adalah setingkat SLTA, namun ada beberapa usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, salah satu contoh adalah dengan diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan pelatihan yang dikhususkan untuk pendidik paud dengan tujuan untuk menambah pengalaman serta meningkatkan kinerja pendidik. Para pendidik di KB ini juga mampu memperlihatkan sikap yang memahami dan menyayangi anak, memahami tahapan tumbuh kembang anak, memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini, mampu dalam mengelola (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelajaran pendidikan anak usia dini. Setiap pendidik di KB Idaman telah dipilih dan diangkat secara sah oleh pengelola kelompok bermain. Hal ini didasarkan pada kinerja yang dilaksanakan oleh pendidik serta tanggung jawabnya yang diemban dapat dilakukan dengan baik. Adapun pendidik di KB Idaman keseluruhannya berada pada kondisi sehat jasmani maupun sehat rohani. b. Pengelola Dalam membantuk kelancaran penyelenggaraan KB Idaman, diperlukan adanya pengelolaan yang baik sehingga penyelenggaraan pendidikan di KB Idaman dapat berjalan dengan lancar dan baik pula. Hal ini dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh pengelola Kelompok Bermain (KB) Idaman sudah sangat baik karena merupakan salah satu lulusan perguruan tinggi negeri. Sehingganya penyelenggaraan pengelolaan KB Idaman dirasakan dapat teratasi dengan baik. Disamping itu Pengelola KB Idaman memiliki kemampuan dalam mengelola program-program kelompok bermain secara profesional, mampu melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik, instansi terkait seperti Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten dan orang tua

14 maupun masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kegiatan penyelenggaraan KB Idaman, mampu berkomunikasi dengan masyarakat dan orang tua, serta memiliki tanggung jawab moril dalam mempertahankan dan meningkatkan keberlangsungan kelompok bermain (KB) Idaman kearah yang lebih baik lagi. c. Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat Penyelenggaraan KB Idaman dapat berjalan dengan baik jika ada peran serta orang tua maupun masyarakat sekitarnya dengan mendukung program-program yang dijalankan oleh pihak kelompok bermain demi perkembangan Kelompok Bermain Idaman kedepan, memberikan pengaruh dan andil dalam mempengaruhi kebijakankebijakan yang dikeluarkan oleh KB Idaman, dan mengawasi kebijakan tersebut. Masyarakat juga percaya bahwa KB Idaman memiliki kualitas yang sama dengan sekolah-sekolah paud lainnya sehingganya masyarakat menyekolahkan anak mereka di KB Idaman. 2. Saran-Saran Saran-saran dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan Paud kedepan 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan Paud 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber reverensi dalam melakukan penelitian-penelitian berikutnya khususnya berkaitan dengan penyelenggaraan PAUD.

15 DAFTAR PUSTKA Aqib Zainal Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia. Depdiknas Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas Dirjen PLS Direktorat PAUD Hibana S. Rahman, Sumber Belajar dan Alat permainan Untuk PAUD. Jakarta. Grasindo. Irene, S Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan, Pengantar Prof. Zamroni, Ph.D.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mariyana Rita, dkk Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana. Slamet, Suyanto Konsep Dasar PAUD. Universitas Negeri Yogyakarta. Soegeng, Santoso Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Citra Pendidikan. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pendidikan terus mendapat perhatian dari semua pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari dikeluarkannya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. geografis, selain itu letak lokasi penelitian mudah dijangkau oleh penulis serta

BAB III METODE PENELITIAN. geografis, selain itu letak lokasi penelitian mudah dijangkau oleh penulis serta BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun yang menjadi alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam

Lebih terperinci

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan I. PENDAHULUAN Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KELOMPOK BERMAIN. Pertemuan 12-15

KELOMPOK BERMAIN. Pertemuan 12-15 KELOMPOK BERMAIN Pertemuan 12-15 Prinsip pendidikan KB Setiap anak unik. Anak tumbuh kembang dari kemampuan, kebutuhan, keinginan, pengalaman, dan latar belakang keluarga yang berbeda. Anak usia 2 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan, antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana atau tradisional ke masyarakat yang modern sangat mempengaruhi kehidupan. Akibat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor bagi setiap kemajuan suatu bangsa dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, seiring perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak BAB I Pendahuluan A. Latar Belang Masalah Hasil penelitian di bidang neurologi oleh Osborn, White dan Bloom menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan suatu bangsa, disamping sumber daya alam (hayati, non hayati dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat mencakup seluruh proses hidup dan segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern dan serba canggih seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi segala aspek dalam perkembangan kehidupan manusia. Informasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA Annisa Meitasari Wahyono 125120307111071 PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut dengan PAUD bukanlah sesuatu yang asing di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pendidikan diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa berperan menampilkan keunggulan potensi yang dimilikinya, yang kreatif, mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seorang anak di masa depan bergantung dari pendidikan yang diperoleh sebelumnya. Keberhasilan anak di jenjang Sekolah Dasar (SD), misalnya, tidak

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Menurut Notoatmodjo (2007: 42), efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan alat-alat

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya untuk membantu manusia mencapai kedewasaan. Upaya ini menuntut adanya proses yang harus dicapai, karena tanpa proses tersebut perubahan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, pendidikan anak usia dini sebagai langkah menuju pendidikan dasar dan ditetapkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya persaingan dunia yang semakin ketat mengharuskan perbaikan kualitas sistem pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun. Perbaikan sistem pendidikan tak lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LAYANAN PENDIDIKAN KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan tuntutan, bantuan, dan pertolongan kepada peserta didik. Peserta didik atau siswa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia. Pendidikan juga mempengaruhi manusia baik dari segi berfikir maupun berprilaku dimana berfikir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik mengutamakan proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan yang dilakukan di Indonesia merupakan pendidikan yang mengarah pada

Lebih terperinci

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui pendidikan yang baik sebuah Negara dapat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional memiliki peranan penting terhadap kemajuan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas, berahlak mulia dan melalui

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendidik anak sejak kecil merupakan pembangunan pondasi untuk masa depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh dan kuat. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan.ia memiliki karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa serta

Lebih terperinci

Sistem Pendidikan Nasional

Sistem Pendidikan Nasional Sistem Pendidikan Nasional Oleh : M.H.B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang

Lebih terperinci