TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Nutrisi Ikan Patin. dan juga berperan dalam pembentukan komponen nitrogen lainnya seperti asam
|
|
- Suharto Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Nutrisi Ikan Patin Kebutuhan Protein Protein adalah komponen dasar jaringan hewan sehingga merupakan nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan (Herper, 1990), dan juga berperan dalam pembentukan komponen nitrogen lainnya seperti asam nukleat, enzim, hormon dan vitamin (Furuichi, 1988). Kebutuhan protein untuk ikan herbivora (plant eating) dan omivora (plantanimal eaters) lebih rendah dibandingkan ikan karnivora (flesh-eating), dan lebih tinggi untuk ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi (recirculating aquaculture) dibandingkan dalam sistem kolam air tenang. Begitu juga untuk ikan pada stadia awal membutuhkan lebih tinggi kadar protein pakan daripada stadia lanjut (Craig & Helfrich, 2002). Pada beberapa jenis ikan, peningkatan temperatur air diikuti meningkatnya kebutuhan protein (Halver, 1989). Selanjutnya dikatakan tingkat optimum kebutuhan protein untuk ikan dipengaruhi oleh imbangan protein energi, komposisi dan kecernaan asam amino, dan jumlah energi nonprotein pakan. Hepher (1990) menyatakan bahwa kebutuhan protein untuk ikan bervariasi berdasarkan spesies, ukuran ikan, kondisi lingkungan, serta kualitas protein dan daya cerna pakan. Umumnya ikan membutuhkan protein 35-50%, ikan karnivora membutuhkan protein 40-50% dan omnivora 25-35% (Craig et al. 2002). Kebutuhan protein untuk catfish antara 24-40% (NRC, 1977). Pertumbuhan spesifik ikan P. hypophthalmus tertinggi 4,0 dan 4,1 % per hari masing-masing 4
2 pada kadar protein pakan 35 dan 45%, dan kedua nilai pertumbuhan ini tidak berbeda nyata (Hung et al. 2004). Kebutuhan Karbohidrat Karbohidrat diketahui sebagai gula atau sakarida adalah komponen esensial semua organisme hidup, mempunyai peran sebagai cadangan energi yang dapat dengan cepat digunakan, sebagai molekul yang dapat memfasilitasi transfer energi dan sebagai komponen struktural (De Silva & Anderson, 1995), membentuk senyawa lipid kompleks dan bergabung dengan protein membentuk glikoprotein (Murray et al. 1995). Karbohidrat juga berperan sebagai sumber ribosa untuk sintesis DNA dan RNA, serta dapat diubah menjadi asam amino nonesensial (Lehninger, 1993). Ikan yang diberi pakan tanpa karbohidrat memiliki laju pertumbuhan yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan pakan yang diberi karbohidrat (Wilson, 1994). Namun pemberian karbohidrat yang terlalu tinggi akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menurun dan tidak efektifnya pakan yang diberikan (Zonneveld et al., 1991). Pertumbuhan fingerling catfish, lebih tinggi ketika pakannya mengandung karbohidrat dibandingkan hanya mengandung lemak sebagai sumber energi non-protein (NRC, 1993). Nilai metabolisme energi karbohidrat dalam pakan ikan berhubungan dengan sumber dan jenis karbohidrat (Craig et al. 2002), namun sumber karbohidrat (glukosa, dekstrin, strach) pada kadar yang sama tidak mempengaruhi deposisi lemak tubuh pada juvenil starry flounder Platichthys stellatus (Lee & 5
3 Lee, 2004). Polisakarida, seperti starch dan dekstrin sangat baik dimanfaatkan catfish, dan ikan ini cenderung tidak efisien dalam memanfaatkan disakarida atau monosakarida (Robinson et al. 2001). Menurut Halver (1989), nilai kecernaan starch dan dekstrin pada rainbow trout dipengaruhi oleh konsentrasinya dalam pakan. Kecernaan dekstrin 77,2% pada pakan dengan level dekstrin 20% dan menurun menjadi 45,5% ketika level mencapai 60%. Selanjutnya dikatakan bahwa ikan omonivora seperti carp mampu memanfaatkan dektrin hingga 40% sedangkan carnivora seperti yellowtail maksimal hanya 10%. Kemampuan ikan menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi berbeda diantara spesies ikan. Kebanyakan ikan perairan tropis, termasuk catfish dapat memanfaatkan lebih banyak karbohidrat dibandingkan ikan perairan dingin dan ikan laut (Robinson et al. 2001). Ikan omnivora umumnya mampu memanfaatkan karbohidrat lebih tinggi (kadar optimum 30-40%) sedangkan ikan karnivora memanfaatkan karbohidrat pada kadar optimum 10-20% (Furuichi, 1988). Ikan yellowtail Seriola quinqueradiata (karnivora) memanfaatkan karbohidrat terendah diikuti oleh red sea bream Chrysophrys major (semikarnivora) dan carp Cyprinus carpio (omnivora) (Furuichi & Yone, 1981). Ikan gurame Osphrronemus gouramy fase fingerling memiliki kemampuan memanfaatkan karbohidrat lebih rendah dibandingkan dengan fase subadult (Mokoginta et al. 2004). Kebutuhan karbohidrat untuk catfish adalah 25% atau lebih (Robinson et al. 2001). 6
4 Kebutuhan Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien, baik secara langsung maupun potensial tersimpan di dalam jaringan adiposa (Murray et al. 1995), sebagai penyedia asam lemak esensial serta komponen struktur sel dan pemeliharaan integritas biomembran (Takeuchi, 1988; Sepherd & Bronage, 1992), membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung tubuh (NRC, 1993), sebagai prekursor untuk hormom-hormon steroid (Robinson et al. 2001). Lemak tidak hanya dilihat proporsinya dalam pakan namun seharusnya memenuhi kebutuhan asam lemak esensial karena lemak merupakan satu-satunya sumber asam lemak esensial (Takeuchi, 1988). Ikan tidak dapat mensintesis Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) asam lemak n-3 dan n-6, sehingga asam lemak ini merupakan nutrien esensial yang harus tersedia dalam pakan. Ikan dapat menkonversi 18:2n-6 dan 18:3n-3 ke bentuk asam lemak berantai panjang, seperti 20:5n-3, 22:6n-3, 20:4n-6 yang merupakan komponen esensial membran sel (Houlihan et al. 2002). Selanjutnya dikatakan kebutuhan asam lemak esensial spesies ikan laut dan ikan air tawar berhubungan dengan kompoisi makanan alaminya. Menurut Jobling (1995), ekosistem perairan tawar kaya akan asam lemak n-6 dan perairan laut kaya dengan asam lemak n-3. Kebutuhan ikan akan asam-asam lemak esensial berbeda untuk setiap spesies ikan (Furuichi, 1988). Perbedaan kebutuhan ini terutama dihubungkan dengan habitatnya. Ikan yang hidup di laut lebih memerlukan asam lemak n-3, sedangkan ikan yang hidup di air tawar membutuhkan asam lemak n-6 atau 7
5 kombinasi asam lemak n-3 dan n-6 (Hepher,1990). Ikan catfish membutuhkan baik asam lemak n-3 maupun asam lemak n-6 (Robinson et al. 2001), namun umunya spesies ikan air tawar membutuhkan lebih banyak n-6 dibandingkan n-3 (Takeuchi, 1988). Kadar lemak pakan dapat mempengaruhi pemanfaatan pakan untuk pertumbuhan. Naiknya kadar lemak pakan menyebabkan berkurangnya konsumsi pakan pada juvenil Cobia, Rachycentron canadum (Wang et al.2005), pertambahan berat dan efisiensi pakan (Robinson et al. 2001). Laju pertumbuhan ikan black catfish, Rhamdia quelen meningkat dengan meningkatnya kadar lemak pakan dari 8% menjadi 14% (Salhi et al. 2004) dan ikan Chinese longsout catfish Leiocassis longirostris dari 3% sampai 18%, dan pada kadar lemak pakan 21% menurunkan laju pertumbuhan (Pei et al. 2004). Penurunan pertumbuhan ikan yang mengkonsumsi pakan mengandung lemak tinggi diakibatkan menurunnya kemampuan mencerna dan mengabsorpsi lemak, dan berkurangnya konsumsi pakan (NRC, 1983). Selain itu, kebutuhan protein untuk pertumbuhan optimal semakin berkurang dengan meningkatnya lemak Kebutuhan protein optimal ikan bagrid catfish, Pseudobagrus fulvidraco 52% kadar lemak pakan 10% dan menurun menjadi 42% pada kadar lemak pakan 19% (Kim et al. 2005). Lemak karkas tidak berbeda antara ikan Rohu (Labeo rohita) yang mengkonsumsi pakan berkadar lemak 8% dan 13%, sedangkan pakan berkadar lemak 18% menghasilkan lemak karkas tertinggi (Mishra & Samantaray, 2004). 8
6 Kebutuhan Energi Ikan Patin Energi pakan diperoleh dari tiga sumber, yaitu karbohidrat, lemak dan protein (De Silva & Anderson, 1995). Energi dari ketiga molekul tersebut merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pakan (feed intake). Selain energi, keberadaan nutrien esensial seperti asam amino, asam lemak, vitamin dan mineral juga berperan penting. Defisiensi nutrien esensial diketahui dapat menimbulkan dua respon, (1) meningkatnya konsumsi pakan untuk memenuhi tingkat kebutuhan, (2) respon penghambatan terhadap konsumsi pakan ketika defisiensi sangat besar (Holihan et al. 2002). Ikan seperti hewan lainnya, makan untuk memenuhi kebutuhan energi (Halver, 1989). Ketika ikan mengkonsumsi pakan mengandung energi terlalu tinggi maka konsumsi protein dapat lebih rendah dari kebutuhan saat energinya terpenuhi sehingga menurunkan laju pertumbuhan (Webster & Lim, 2002). Kelebihan energi pakan dapat juga berakibat meningkatnya deposit lemak tubuh (Halver, 1989). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi pada ikan, yaitu aktivitas fisik, temperatur, ukuran ikan, laju pertumbuhan, spesies, dan konsumsi pakan (Webster & Lim, 2002). Proporsi energi yang dikonsumsi meningkat dengan meningkatnya ukuran ikan, namun efisiensi pencernaan dan absorpsi menurun yang akhirnya memperlambat pertumbuhan akibat energi yang hilang melalui feses meningkat (De Silva & Anderson, 1995). Selain itu, aktivitas fisik, temperatur dan stres juga mempengaruhi kebutuhan energi pada ikan (Halver, 1989). 9
7 Imbangan protein dan energi penting untuk menunjang pertumbuhan ikan. Pakan dengan kadar protein tinggi belum menjamin pertumbuhan optimal bila total energi pakan rendah. Pakan dengan energi yang dapat menyebabkan protein yang dikonsumsi sebagian digunakan untuk menghasilkan energi guna mencukupi kebutuhan energi ikan. Sebaiknya kebutuhan energi dapat tercukupi dari nutrien non-protein, yakni karbohidrat dan lemak. Sehingga kecukupan energi nonprotein dapat meningkatkan fungsi protein dalam menunjang pertumbuhan ikan (Furuichi, 1988). Energi non-protein dapat dipenuhi oleh karbohidrat, karena sebagian besar enzim untuk mencerna karbohidrat tersedia pada ikan (Wilson, 1994) dan karbohidrat merupakan sumber energi yang relatif murah dan diperlukan untuk biosintesis asam amino non essensial dan asam nukleat (NRC, 1993). Pada umumnya karbohidrat pada pakan digunakan sebagai sumber energi bagi ikan meskipun penggunaannya lebih rendah daripada hewan domestik lainnya (Furuichi,1988). Energi dari karbohidrat telah dibuktikan sama efektifnya dengan energi dari lemak sebagai protein sparing action untuk pertumbuhan (Zonneveld et al 1991). Karbohidrat juga merupakan sumber energi utama sebagian besar hewan herbivor atau omnivor (Gallego et al, 1994), dan sumber energi ini disimpan dalam bentuk glikogen dalam hati dan otot (Stefens, 1989). Penggunaan lemak sebagai protein sparing effect telah diuji pada berbagai spesies untuk menemukan tingkat optimum lemak pakan yang dapat meningkatkan penggunaan protein optimal untuk pertumbuhan tanpa deposisi lemak yang berlebihan (Halver, 1989). Umumnya sekitar 10-20% lemak dalam pakan ikan menghasilkan penggunaan protein dan laju pertumbuhan optimal 10
8 dengan tidak menghasilkan deposisi lemak berlebihan (Cowey & Sargent, 1979 dalam Halver 1989). Pakan mengandung 54% kasein dan lemak 15 sampai 20% memperlihatkan pertumbuhan dan konversi pakan yang tinggi pada trout yang mengkonsumsi lemak 20% dibandingkan 5% (Takeuchi et al dalam Halver, 1989). Ikan lebih efisien dalam mengkonversi pakan menjadi jaringan tubuh dan membutuhkan lebih sedikit energi per unit protein dibandingkan mamalia dan burung, sedangkan kebutuhan proporsi protein pada ikan lebih tinggi. Rasio energi protein optimum telah ditemukan pada berbagai spesies ikan, dan rasio tersebut berkisar antara 8 sampai 10 kkal DE per gram protein pakan (Halver, 1989). Sedangkan pada catfish rasio ini berkisar antara 7,4-12 kkal/g. Peningkatan rasio DE/P pakan catfish diatas kisaran ini akan meningkatkan deposisi lemak, dan jika energi terlalu rendah, pertumbuhan ikan akan melambat (Robinson et al, 2001). Metabolisme Karbohidrat dan Lemak Metabolisme karbohidrat Karbohidrat dalam makanan umumnya berbentuk senyawa polisakarida, disakarida dan monosakarida. Karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur (salivary gland), maka pencernaan karbohidrat dimulai di bagian lambung. Pencernaan karbohidrat secara intensif terjadi di segmen usus yaitu dengan adanya enzim amilase pankreatik (Affandi, 2005). 11
9 Karbohidrat diabsorpsi melalui dinding saluran pencernaan (digestive tract) dan masuk aliran darah dalam bentuk monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) (De Silva & Anderson, 1995), dan hewan mangsa berbentuk glikogen (Affandi et al. 2005). Pada vertebrata, sebagaian besar monosakarida dibawa langsung ke hati dan mengalami sintesis menghasilkan glikogen dan oksidasi menghasilkan karbondioksida dan air (Lehninger, 1993). Pada dinding usus galaktosa dan fruktosa diubah menjadi glukosa (Affandi, 2005). Sebagian monosakarida dibawa ke jaringan lain dan mengalami metabolisme lebih lanjut (Lehninger, 1993). Glukosa memegang peranan penting sebagai sumber energi. Beberapa jaringan (contohnya otak) hanya menggunakan glukosa sebagai sumber energi sehingga hewan harus mempertahankan kadar glukosa darahnya pada level tertentu (De Silva & Anderson, 1995). Bila kadar glukosa dalam darah meningkat sebagai akibat meningkatnya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glukosa menurun glikogen diuraikan menjadi glukosa untuk selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi (Lehninger, 1993). Terdapat empat jalur reaksi yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, yakni: (1) glikolisis, yaitu katabolisme glukosa menghasilkan energi; (2) glukoneogenesis, sintesis glukosa dari molekul lain; (3) glikogen sintesis, pembentukan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen; (4) glikogenolisis, pemecahan glikogen menghasilkan glukosa (De Silva & Anderson, 1995). 12
10 Pada hewan yang normal, bila terjadi kelebihan glukosa dalam darah, glukosa tersebut akan diubah menjadi glikogen melalui proses glikogenesis (Lehninger 1994). Glikogen yang terbentuk akan disimpan di dalam hati dan otot. Kemampuan hati dan otot untuk menyimpan glikogen ini terbatas, sehingga bila kandungan glukosa darah masih berlebih, maka akan terjadi pembentukan lemak melalui proses lipogenesis. Sebaliknya, bila glukosa darah rendah dan biasanya terjadi bila tidak makan dalam waktu yang cukup lama atau hanya memakan pakan yang mengandung karbohidrat rendah, maka akan terjadi proses pembentukan glukosa melalui proses glikogenolisis dan glukoneogenesis (Shimeno 1974). Glikogenolisis merupakan proses perombakan glikogen menjadi glukosa dengan melibatkan enzim fosforilase dan 1,4 glukantransferase. Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa komponen protein dan lemak. Pada proses glukoneogenesis terdapat 3 jenis enzim kunci yang sangat berperan yaitu fosfoenolpiruvat karboksilase, fruktosa 1,6-difosfatase, dan glukosa 6-fosfatase. Penelitian pada kondisi laboratorium terhadap European eels Anguilla anguilla dengan berat awal 133g yang dipuasakan memperlihatkan konsentrasi glikogen hati tidak berubah dalam waktu 96 hari dan glikogen otot selama 164 hari setelah dipuasakan (Dave et al dalam Halver, 1989). Selanjutnya dikatakan bahwa selama dipuasakan energi metabolik diperoleh dari lipid dan sejumlah yang terbatas dari katabolisme protein. Glikogen hepatopankreas ikan carp yang dipuasakan selama 22 hari sebesar 10,65% tidak berbeda terhadap glikogen pada kadar awal; dan setelah 100 hari dipuasakan glikogen pada 13
11 hepatopankreas tinggal 1,55% (Nagai & Ikeda, 1971 dalam Halver, 1989). Selanjutnya dikatakan bahwa untuk ikan karnivora, glikogen hati tidak menyediakan sumber glukosa yang dapat digunakan segera dan glukoneogenesis adalah proeses penting untuk hal ini. Metabolisme lemak Pencernaan lemak mulai terjadi di bagian lambung, akan tetapi pencernaan di sini tidak efektif (Affandi et al. 2005). Ketidakefektifan ini disebabkan enzim lepase tidak dapat bekerja baik efektif dalam suasana ph rendah (Lehninger, 1993). Absorpsi lemak pada berbagai spesies ikan telah banyak dipelajari. Studi ini mengindikasikan umumnya penyerapan awal terjadi pada anterior ileum termasuk cecum dan kebanyakan berlangsung pada intestin. Hasil pencernaan lemak yang berupa garam empedu, monoasilgliserol, gliserol, lisofosfolipid, dan asam lemak bebas diabsorpsi melalui difusi ke dalam epitel intestinal dan berlangsung lambat (sekitar 10 jam atau lebih). Di dalam sel mukosa, asam lemak bebas kembali mengalami esterifikasi dengan gliserol dan monogliserol menghasilkan triasilgliserol, dan dengan lisofosfolipid menghasilkan fosfolipid. Melalui saluran darah dan sitem limfa, lemak ini diangkut ke hati dalam bentuk kompleks lipoprotein, utamanya partikel chilomikron dan very low density lipoprotein (VLDL). Sejumlah asam lemak bebas diangkut dalam bentuk kompleks albumin (Halver, 1989). 14
12 Sebagian besar asam lemak bebas yang mengalami katabolisme berasal dari proses hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase yang terdapat dalam sel adiposa. Asam lemak ini dikeluarkan dari sel berikatan dengan serum albumin yang kemudian bersama aliran darah dibawa ke jaringan lainnya dalam tubuh untuk selanjutnya mengalami oksidasi (Lehninger, 1993). Oksidasi asam lemak ini berperan penting dalam menyediakan energi untuk jaringan ikan. Pada trout, otot merah lateral dan jantung mempunyai kemampuan yang sama dalam oksidasi lemak, lebih tinggi dari hati, ginjal dan otot putih. Pada teleostei, oksidasi asam lemak menyediakan energi untuk ritme kontraksi yang lambat yang merupakan karakteristik dari otot merah dan jantung (Halver, 1989). Selanjutnya dikatakan bahwa selama ikan dipuasakan, energi metabolik lebih banyak diperoleh dari katabolisma lemak, dan sejumlah yang terbatas dari katabolisme protein. Biosintesis asam lemak sebagai bagian dari biosintesis lemak adalah suatu proses metabolisme yang penting dalam jasad hidup. Hal ini benar jika diingat jaringan hewan mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat (Lehninger, 1993). Selanjutnya dikatakan sebagian polisakarida dirombak melalui glikolisis menjadi asetil ko-a, yang merupakan prazat untuk biosintesis asam lemak dan trigliserida. Biosintesis asam lemak dari asetil ko-a terjadi di hampir semua bagian tubuh hewan, terutama di jaringan hati dan adiposa. Menurut Halver (1989), enzim yang mengkonversi asam amino menjadi piruvat dan asam trikarboksil adalah aktif pada ikan. Karbon dari asam amino bergabung dengan sitrat ditranspor dari mitokondria ke sitosol menjadi substrat untuk ATP-sitratliase dan kemudian membentuk asetil ko-a. ATP- 15
13 sitratliase aktif dalam jaringan hati coho salmon tetapi tidak aktif pada rainbow trout atau channel catfish. Biosintesis lemak atau lipogenesis pada ikan sama dengan yang terjadi pada mamalia umumnya. Jaringan hati dan adiposa bagian penting terjadinya lipogenesis hewan mamalia terestrial dan burung (Halver, 1989). Aktivitas enzim yang terlibat dalam lipogenesis pada coho salmon sama dengan channel catfish, utamanya dalam jaringan hati (Likimani & Wilson, 1982) dalam Halver (1989). Aktivitas enzim-enzim tersebut juga aktif pada jaringan hati belut (eel), dan sebagian kecil pada intestinal dan otot merah Aster & Moon (1981) dalam Halver (1989). Salah satu substrat untuk lipogenesis ialah glukosa. Bila glukosa tidak segera dibutuhkan untuk energi, kelebihan glukosa yang masuk secara kontinu ke dalam sel akan disimpan sebagai glikogen (Desilva & Anderson, 1995), dan bila sel (terutama sel hati) mendekati saturasi glikogen, glukosa tambahan diubah menjadi lemak dalam sel hati dan adipositi kemudian disimpan dalam adiposit (Guyton, 1994). 16
II. TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Nutrisi Ikan Patin
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Patin Kebutuhan nutrisi berbeda dan sering berubah-ubah untuk setiap spesies dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, jenis ikan, ukuran, lingkungan dan
Lebih terperinciMetabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia
Metabolisme Karbohidrat Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia LATAR BELAKANG Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya menghasilkan enzim amilase
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan
TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Protein Pakan Protein adalah salah satu nutrien yang sangat diperlukan oleh ikan. Protein dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan tubuh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Energi dan Makronutrien Kerapu Bebek 2.1.1. Sumber dan Pemanfaatan Energi oleh Ikan Pada ikan, sumber energi diperoleh dari pakan, dimana pada pakan ikan ini mengandung
Lebih terperinciBIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)
BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata
Lebih terperinciMetabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut
Lebih terperinciPendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan
Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut menunjukan bahwa ayam lokal mempunyai potensi yang baik untuk
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Lokal Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Ayam lokal yang terdapat di Indonesia beragam penempilanya dan
Lebih terperinciMETABOLISME KARBOHIDRAT
METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT DIET BERVARIASI P.U. KARBOHIDRAT > FUNGSI KARBOHIDRAT TERUTAMA SEBAGAI SUMBER ENERGI ( DR. GLUKOSA ) MONOSAKARIDA ( HEKSOSA ) HASIL PENCERNA- AN KARBOHIDRAT
Lebih terperinciPROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)
PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.
Lebih terperinciGambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama
Lebih terperinciGambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil
Lebih terperinciPencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak
Metabolisme Lipid Metabolisme LIPID Metabolisme LIPID Degradasi Lipid Oksidasi asam lemak Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Biosintesis Lipid Biosintesis asam lemak Biosintesis
Lebih terperinciRETENSI ENERGI PADA IKAN
RETENSI ENERGI PADA IKAN Oleh : Nama : Devi Olivia Muliawati NIM : B1J009088 Rombongan : II Kelompok : 5 Asisten : Yudi Novianto LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kadar protein tertinggi terdapat pada pakan perlakuan D (udang rebon 45%) yaitu dengan persentase sebesar 39,11%. Kemudian diikuti pakan perlakuan C (udang rebon 30%)
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah diinkubasi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara kecernaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler Berdasarkan hasil penelitian, kadar protein hati broiler yang diberi probiotik selama pemeliharaan dapat dilihat pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,
Lebih terperinciMETABOLISME dan KATABOLISME KARBOHIDRAT
METABOLISME dan KATABOLISME KARBOHIDRAT Disampaikan oleh: Sofia Februanti METABOLISME & KATABOLISME KARBOHIDRAT PENGERTIAN KLASIFIKASI METABOLISME DAN KATABOLISME PENGERTIAN KARBOHIDRAT Senyawa organik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler merupakan ternak yang dapat menghasilkan daging dalam waktu singkat serta dapat mengkonversi ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu kilogram bobot
Lebih terperinciSumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)
METABOLISME LIPID Metabolisme lipid secara garis besar ASAM LEMAK KOLESTEROL Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME
Lebih terperinci5 Pada beberapa jenis ikan, defisiensi fosfor tenitama ditandai dengan pertumbuhan yang lambat, efisiensi pakan yang rendah dan mineralisasi tulang
IL TINJAUANPUSTAKA N^eral fosfor men^akan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh ikan, karena mineral ini sangat berperan dalam mineralisasi tulang dan pertumbuhan ikan serta untuk metabolisme
Lebih terperinci2.KEBUTUHAN NUTRISI INDUK IKAN
2.KEBUTUHAN NUTRISI INDUK IKAN Semua jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik, biasanya terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas. Jumlah zat gizi yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Gambar 2 menunjukkan adanya penambahan biomass dari masing-masing ikan uji. Biomass rata-rata awal ikan uji perlakuan A (0 ml/kg) adalah sebesar 46,9 g sedangkan pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data rata-rata parameter uji hasil penelitian, yaitu laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pemberian pakan (EP), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari protein. Bahan ini berfungsi untuk membangun otot, sel-sel, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Baung Nutrisi yang harus ada pada ikan adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sekitar 50 % dari kebutuhan kalori yang diperlukan oleh
Lebih terperinciKomponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012
Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.
Lebih terperinciGambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan terkait dengan faktor luar dan dalam
Lebih terperincitepat untuk mengganti pakan alami dengan pakan buatan setelah larva berumur 15 hari. Penggunaan pakan alami yang terlalu lama dalam usaha pembenihan
145 PEMBAHASAN UMUM Peranan mikroflora dalam fungsi fisiologis saluran pencernaan ikan bandeng telah dibuktikan menyumbangkan enzim pencernaan α-amilase, protease, dan lipase eksogen. Enzim pencernaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging
Lebih terperinciorganel yang tersebar dalam sitosol organisme
STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan metabolisme di dalam tubuh, protein menyumbang paling besar kalori di dalam tubuh dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan. Meskipun secara umum, faktor lingkungan
Lebih terperinciPENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or
PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or PENGERTIAN BIOKIMIA BIOKIMIA : ilmu yang berhubungan dengan berbagai molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan reaksi kimianya. BIOS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Lemak Daging Ayam Broiler yang Diberi Probiotik Berbasis Susu Sapi dan Susu Kedelai Fermentasi. Hasil pengamatan kadar lemak daging ayam broiler pada peneitian dapat
Lebih terperinciMetabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol
Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kinerja Pertumbuhan Data hasil pengamatan penggunaan pakan uji terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Data kinerja
Lebih terperinciSISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN
SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk nutrisi untuk mendapatkan akses ke sistem
Lebih terperinciMetabolisme karbohidrat - 4
Glukoneogenesis Uronic acid pathway Metabolisme fruktosa Metabolisme galaktosa Metabolisme gula amino (glucoseamine) Pengaturan metabolisme karbohidrat Pengaturan kadar glukosa darah Metabolisme karbohidrat
Lebih terperinciPROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN
3. PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa pakan merupakan sumber energi dan materi bagi ikan. Di dalam proses pemanfaatannya, pakan akan mengalami beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineral Mikro Organik Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makluk hidup. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu sebagai senyawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya ikan ini belum diimbangi dengan tingkat produksi yang tinggi karena tidak didukung oleh produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang berkembang pesat. Pada 2013 populasi broiler di Indonesia mencapai 1.255.288.000 ekor (BPS,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa Salah satu profil biokimia darah yang berhubungan dengan proses metabolisme energi adalah glukosa. Kadar glukosa merupakan indikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak dan Laju Pertumbuhan Bobot Harian Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi
Lebih terperinciBIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)
BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik sangat rentan terhadap cuaca panas ditambah lagi dengan sistem pemeliharaan minim air menyebabkan konservasi air oleh ginjal lebih banyak dan meningkatnya tekanan
Lebih terperinciFREDYANA SETYA ATMAJA J.
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,
Lebih terperinciKarena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik.
5. GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan mekanisme dan reaksi-reaksi yang merubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik,
Lebih terperinciRESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi
RESPIRASI SELULAR Cara Sel Memanen Energi TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan cara sel memanen energi kimia melalui proses respirasi selular dan faktorfaktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciGambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang
Bobot ikan (g) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam satu periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Indeks Massa Tubuh a. Definisi IMT atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet
Lebih terperinciMetabolisme karbohidrat - 2
Glukoneogenesis Uronic acid pathway Metabolisme fruktosa Metabolisme galaktosa Metabolisme gula amino (glucoseamine) Pengaturan metabolisme karbohidrat Pengaturan kadar glukosa darah Metabolisme karbohidrat
Lebih terperinci7. JALUR PENTOSA FOSFAT DAN JALUR LAIN PADA METABOLISME HEXOSA
7. JALUR PENTOSA FOSFAT DAN JALUR LAIN PADA METABOLISME HEXOSA PENGANTAR Jalur Pentosa Fosfat (Hexosa Monophosphat Shunt = HMS) merupakan suatu lintasan alternatif dari metabolisme glukose. Jalur ini tidak
Lebih terperinciMETABOLISME KARBOHIDRAT
METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk dioksidasi dan menyediakan energi untuk proses metabolisme lain Metabolisme karbohidrat
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Protein Hati Itik Cihateup Rata-rata kadar protein hati pada itik Cihateup yang diberi minyak buah makasar (MBM) pada kondisi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak
34 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak diekskresikan dalam feses (Tillman, dkk., 1998). Zat
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pertumbuhan biomassa ikan selama 40 hari pemeliharaan yang diberi pakan dengan suplementasi selenium organik berbeda dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini: 250,00
Lebih terperinciREAKSI-REAKSI BIOKIMIA SEBAGAI SUMBER GLUKOSA DARAH
REAKSI-REAKSI BIOKIMIA SEBAGAI SUMBER GLUKOSA DARAH Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN...1 II. III. SUMBER GLUKOSA DARAH...2 PERAN HORMON DALAM PENGATURAN GLUKOSA DARAH...8
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang
Lebih terperinciBAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
7 BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN A. Kemampuan Psikomotor Bloom dalam Arifin et al., (2000) menyatakan perubahan
Lebih terperinciDIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010
DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses
Lebih terperinciMetabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2
Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida
Lebih terperinciFISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)
FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 METABOLISME Metabolisme adalah proses-proses
Lebih terperinciMetabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol
Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan-makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi. Keadaan ini menyebabkan munculnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan hewan homoioterm yang suhu tubuhnya harus tetap dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding itik. Zona suhu kenyamanan (Comfort
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam budidaya perikanan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan gurame (Osphronemus gouramy) termasuk ikan yang diunggulkan dalam budidaya perikanan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar
Lebih terperinciTriasilgliserol. = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: Asam lemak: 3 asam lemak (gugus asil)
MetabolismeLemak Triasilgliserol = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: 3 asam lemak (gugus asil) dan gliserol. Asam lemak: jenuh (cth: as palmitat) tak jenuh (cth: as oleat) Gliserol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gurame (Oshpronemus gouramy) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, yang sangat disukai oleh masyarakat karena dagingnya yang enak dan tebal. Namun sangat disayangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya
Lebih terperinciENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA
ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura termasuk dalam sapi lokal Indonesia, yang berasal dari hasil persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura memiliki
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)
697 Evaluasi penggunaan pakan dengan kadar protein berbeda... (Reza Samsudin) EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) ABSTRAK
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH. Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia.
ISTILAH-ISTILAH Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia. Bahan Pakan Ternak Segala bahan yang dapat dimakan,
Lebih terperinciKOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN
1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan karena terganggunya sekresi hormon insulin, kerja hormon insulin,
Lebih terperinciPENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed
PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed URUTAN PROSES YANG DIALAMI OLEH MAKANAN Bahan makanan Pencernaan Penyerapan Metabolisme PENGGUNAAN (UTILISASI)
Lebih terperinciBIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia
KODE MK: IKF 207 DOSEN: DR.dr. BM.WARA KUSHARTANTI MS RUANG LINGKUP BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.
Lebih terperinciKarbohidrat. Metabolisme Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat & energi
Karbohidrat Metabolisme Karbohidrat Oleh: dr dini Penting utk makhluk hidup sbg bahan nutrisi utama & sbg struktur dasar MH. tanaman: menghasilkan KH (glukosa) mll fotosintesis. Hewan/manusia: konsumen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Minuman berkarbonasi (Coca-cola dan coca-cola zero)
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman berkarbonasi (Coca-cola dan coca-cola zero) Minuman berkarbonasi (Coca-cola) merupakan minuman non alkohol yang mengalami proses karbonasi. Jenis minuman ini sangat
Lebih terperinciPENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :
Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,
Lebih terperinciNutrisi Pakan pada Pendederan kerapu
Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar
I. PENDAHULUAN A. Lata Belakang Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar perairan tropis dengan kedalaman mencapai 10 m. Menurut Sitanggang (2006), penyebaran ikan gurami berada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagian hidupnya dilakukan ditempat berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik merupakan ternak unggas penghasil daging dan telur yang cukup potensial disamping ayam. Ternak itik disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian hidupnya dilakukan
Lebih terperinciFUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP
TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor
Lebih terperinciPENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Ayam lokal telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini
Lebih terperinciBIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER
BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER Biosintesis merupakan proses pembentukan suatu metabolit (produk metabolisme) dari molekul yang sederhana sehingga menjadi molekul yang lebih kompleks
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat
Lebih terperinci