Fokus Malam. Edisi Rabu, 1 Juli 2009 Tema : Pemilu Topik : Penggunaan Kartu Tanda Penduduk dalam Pilpres 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fokus Malam. Edisi Rabu, 1 Juli 2009 Tema : Pemilu Topik : Penggunaan Kartu Tanda Penduduk dalam Pilpres 2009"

Transkripsi

1 Fokus Malam Edisi Rabu, 1 Juli 2009 Tema : Pemilu Topik : Penggunaan Kartu Tanda Penduduk dalam Pilpres 2009 Sahabat MQ/ Menjelang pelaksanaan pemilihan presiden 8 juli mendatang/ sempat bergulir gagasan penggunaan KTP/ untuk pemilihan presiden// Banyak pihak yang mengusulkan pemakaian KTP bagi mereka yang tidak termasuk dalam DPT/ untuk mengikuti pemilihan presiden mendatang// Usulan tersebut/ berkait dengan masih kacaunya DPT hingga sekarang// Bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT/ tetap dapat menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan KTP// Sahabat MQ/ Usulan penggunanaan KTP tersebut/ sempat menimbulkan wacana dalam masyarakat// Ada pro kontra yang berkembang dimasyarakat// Masyarakat yang setuju dengan penggunaan KTP ini beranggapan/ hal tersebut/ merupakan upaya optimal untuk menjamin hak pemilih/ dalam memberikan suaranya pada Pilpres 2009// Untuk itu/ perlu dilakukan terobosan hukum yang memungkinkan penggunaan KTP/ sebagai alat bukti warga negara yang memiliki hak pilih/ dapat diterapkan pada pelaksanaan pilpres 8 Juli 2009// Salah satu terobosan yang memungkinkan antara lain/ dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang/ yang membolehkan KTP sebagai instrumen bagi pemilih untuk dapat menggunakan hak suaranya// Sementara itu/ ketidaksetujuan beberapa pihak atas pemakaian KTP/ untuk menggunakan hak pilihnya/ karena KTP dinilai berpotensi disalahgunakan karena sulit dikontrol// Untuk itu peluang terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Pilpres 2009/ akan semakin besar/ karena calon presiden atau calon wakil presiden dan tim suksesnya/ bisa memiliki peluang untuk melakukan mobilisasi massa// Kondisi seperti itu/ sangat terbuka karena sejumlah kepala daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota merupakan kader-kader partai politik// Sahabat MQ/ Menanggapi wacana yang berkembang dimasyarakat atas pemakaian KTP/ dalam pemilihan presiden mendatang/ KPU yang awalnya sempat juga melontarkan gagasan tersebut/ pada akhirnya telah/ mengambil keputusan untuk tidak memberlakukan KTP/ dalam pemilihan presiden

2 mendatang// Pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya/ harus tercatum dalam DPT// Alasan KPU memutuskan untuk tidak menggunakan KTP karena/ penggunaan KTP dalam pilpres mendatang/ terlalu berbahaya// Dimungkinkan warga memiliki lebih dari satu KTP// Selain hal tersebut/ jika penggunaan KTP dibolehkan dalam pilpres mendatang/ maka KPU akan mendapati kesulitan/ terkait dengan penyediaan logistik// Mengingat dalam undang-undang-undang/ jumlah logistik dibatasi sesuai dengan jumlah DPT/ plus 2 persen/ dikhawatirkan terjadi kelangkaan/ logistik / jika pemilih tidak terdaftar di DPT// Hal ini seperti diungkapkan oleh ketua KPU- Hafidz Anshari// Hafidz juga mengatakan/ bahwa isu DPT cukup sensitivf/ terutama di Jawa timur// Sementara itu Sahabat MQ/ Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform-Cetro-Hadar N Gumay menyatakan/ penggunaan KTP atau identitas diri lain/ atau surat pengantar dari ketua RT/ tetangga terdekat perlu dipertimbangkan/ untuk mengakomodasi warga yang memiliki hak pilih/ namun tidak terdaftar dalam daftar pemilih// Hadar menambahkan/ jangan sampai ketidakmampuan pemerintah dan penyelenggara pemilu menyusun daftar pemilih yang valid/ membuat masyarakat yang memiliki hak pilih kehilangan hak konstitusionalnya// Nah Sahabat MQ/ Apa tanggapan anda terhadap/ KTP yang tidak dapat digunakan untuk mencontreng/ bagi warga negara yang tidak terdaftar dalam DPT?// Apakah keputusan KPU/ menerbitkan/ keputusan yang memastikan/ tidak dapat menggunakan KTP/ untuk mengakomodasi pemilih yang tidak terdaftar/ merupakan perampasan hak konstitusional setiap warga negara?// Lalu sejauh mana/ bahaya yang ditimbulkan/ jika KTP dapat digunakan untuk pilpres mendatang?// Anggota KPU- Andi Nurpati juga menilai/ pemilih yang tidak terdaftar di TPS/ dapat memilih hanya menggunakan KTP/ maka berpotensi menghabiskan surat suara yang telah disediakan untuk pemilih terdaftar// Apakah hanya dengan alasan tersebut/ KPU menghilangkan hak konstitusional warga Negara?// Nah sahabat MQ/ dalam Program Fokus Malam kali ini/ kita akan mendiskusikannya bersama dengan sejumlah nara sumber/ diantaranya adalah : 1. Anggota KPU- Andi Nurpati Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform-Cetro-Hadar N

3 Gumay - Andi Nurpati- Nara Sumber 1 ( 19.45) Anggota KPU pusat 1. Apakah benar/ bahwa KPU sudah menerbitkan/ keputusaan/ yang tidak membolehkan menggunakan KTP/ bagi warga yang tidak terdaftar dalam DPT/ untuk mencontreng/ pada pilpres nanti?// Alasan apa/ yang digunakan KPU/ sehingga menerbitkan peraturan tersebut?// Persoalan DPT/ masih kisruh/ seperti di Jawa Timur// Lalu jika sampai pada pilpres mendatang/ persoalan ini/ belum selesai/ bagaimana nasib pemilih/ yang belum terdaftar?// Bukankah keputusan KPU ini/ dapat menghilangkan hak memilih warga Negara?// Khususnya bagi mereka yang tidak terdaftar dalam DPT?// Ada beberapa pihak/ yang sempat melontarkan diperlukan adanya perppu/ yang intinya memperbolehkan KTP/ untuk mencontreng/ ini dalam rangka menyelamatkan/ suara dari pemilih/ yang tidak terdaftar dalam pilpres nanti// Namun KPU/ jutru mengeluarkan keputusan ini// Tanggapan bapak?// Apakah KPU/ dapat menjamin/ semua warga negara bisa terdaftar/ untuk pilpres nanti?// Sementara kita ketahui bahwa/ jumlah pemilih dalam pilpres ini meningkat sekitar/ 5 juta pemilih/ dibanding jumlah pemilih dalam Pemilu 9 April lalu yang hanya orang?// Kesulitan-kesulitan apa saja/ yang dihadapi KPU/ jika KTP digunakan/ dalam pilpres nanti?// Ketua KPU pusat-abdul Hafidz Anshary/ menggatakan sangat riskan dan berbahaya/ jika KTP/ dapat digunakan untuk mencontreng// Kira-kira bahaya apa saja/ yang ditimbulkan?// Bukankah penggunaan KTP/ bisa dijadikan solusi/ atas DPT/ yang masih kisruh? 10.Bagi pemilih yang sudah terdaftar/ mungkin kartu C4 nya hilang/ ini boleh tidak menggunakan KTP?// 11.Lalu apakah benar pada/ 2014 KTP/ baru bisa digunakan/ untuk pemilu? 2. Harapan-harapan Ibu kedepan?//

4 Nara Sumber 2 ( 20.15) Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform-Cetro -Hadar N Gumay- 1.Tanggapan bapak/ dengan diterbitkanya/ aturan dari KPU/ yang tidak memperbolehkan penggunaan KTP/ pada saat-saat tertentu? Menurut bapak/ apakah langkah dari KPU/ sudah tepat?// Sampai sejauh ini/ apakah penggunaan KTP/ dapat dijadikan solusi/ untuk mengatasi permasalah DPT/ yang masih kisruh?// Apakah dengan terbitnya pertarturan dari KPU ini/ bisa merampas hak konstitusional warga Negara?// Langkah-langkah antisipasi apa/ yang dapat dilakukan KPU/ terhadap warga Negara/ yang tidak terdaftar/ dalam pilpres mendatang/ namun tetap bisa menggunakan hak pilihnya?// Apakah benar penggunaan KTP/ dalam pilpres nanti suatu langkah yang tepat/ dalam mengatasi DPT-DPT bermasalah?// KPU juga berdalih/ jika penggunaan KTP/ bisa membuat kisruh pengadaan logistik/ di TPS// Tanggapan bapak? Prediksi bapak pada pilpres nanti/ apakah masih mengalami kekisruhan DPT?// KPU sempat melontarkan kekhawatiran/ jika KTP bisa digunakan dalam pilpres/ menimbulkan banyak bahaya// Diantaranya adanya warga Negara/ yang memiliki KTP ganda/ kemudian terkait dengan penyedian logistik// Bagaimana tanggapan bapak?// Haraoan-harapan kedepan?// Adlibs Fokus Malam

5 Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media Sahabat MQ/ Menjelang pelaksanaan pemilihan presiden 8 juli mendatang/ sempat bergulir gagasan penggunaan KTP/ untuk pemilihan presiden// Banyak pihak yang mengusulkan pemakaian KTP/ bagi mereka yang tidak termasuk dalam DPT/ untuk mengikuti pemilihan presiden mendatang// Usulan tersebut/ berkait dengan masih kacaunya DPT hingga sekarang// Bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT/ tetap dapat menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan KTP// Sahabat MQ/ Menanggapi wacana yang berkembang dimasyarakat atas pemakaian KTP/ dalam pemilihan presiden mendatang/ KPU yang awalnya sempat juga melontarkan gagasan tersebut/ pada akhirnya telah/ mengambil keputusan untuk tidak memberlakukan KTP/ dalam pemilihan presiden mendatang// Pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya/ harus tercatum dalam DPT// Nah Sahabat MQ/ Apa tanggapan anda terhadap/ KTP yang tidak dapat digunakan untuk menconterng/ bagi warga Negara yang tidak terdaftar daalm DPT?// Apakah keputusan KPU/ menerbitkan/ keputusan yang memastikan/ tidak dapat menggunakan KTP/ untuk mengakomodasi pemilih yang tidak terdaftar/ merupakan perampasan hak setiap warga negara?// Lalu sejauh mana/ bahaya yang ditimbulkan/ jika KTP dapat digunakan untuk pilpres mendatang?// Untuk itu pada Fokus Malam nanti/ kami akan membahasnya dengan narasumber/ mereka adalah:// 1.Anggota KPU- Andi Nurpati Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform-Cetro-Hadar N Gumay Jangan lewatkan dikusi pembahasan dalam Fokus Malam nanti/ mulai pukul sampai dengan 21 WIB/ hanya di MQ 92,3 FM/ Jogjakarta// Suarakan saran dan aspirasi sahabat melalui telpon atau di sms Fokus Malam

6 Edisi Rabu, 1 Juli 2009 Tema : Pemilu Topik : Penggunaan Kartu Tanda Penduduk dalam Pilpres 2009 Nara Sumber 1 (19.45 ) Anggota KPU Andi Nurpati Nara Sumber 2 ( 20: 15) Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform-Cetro Hadar N Gumay /

7 Jumat, 26 Juni :46 WIB Peristiwa Politik/Hankam Dibaca 469 kali KTP Tidak Bisa Digunakan Untuk Memilih Yogyakarta (ANTARA News) - Kartu Tanda Penduduk (KTP) tidak bisa digunakan untuk memilih dalam Pemilu Presiden 2009, karena jika seseorang memiliki KTP lebih dari satu, yang bersangkutan bisa menggunakan hak pilihnya di beberapa tempat pemungutan suara (TPS). "Apabila itu sampai terjadi, tentu persediaan surat suara tidak akan mencukupi, jumlah logistik pemilu presiden di masing-masing TPS sudah disesuaikan dengan jumlah pemilih sesuai daftar pemilih tetap (DPT) setempat," kata anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) M Zaenuri Ikhsan di Wonosari, Kamis. Oleh karena itu, KPU Gunungkidul tidak mengizinkan pemilih yang tidak tercantum dalam DPT menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan KTP atau kartu identitas lainnya. Menurut Ketua KPU Gunungkidul Sukimin, kebijakan tersebut merupakan instruksi dari KPU pusat, sehingga setiap pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya harus membawa surat undangan C4. Ia mengatakan pemilih akan mendapatkan surat undangan pada Pemilu Presiden 8 Juli 2009, dan pengunaan KTP atau identitas lain untuk mengganti surat undangan itu, tidak diperbolehkan. "Apabila surat undangan C4 yang sudah diterima warga kemudian hilang, yang bersangkutan dibenarkan membawa KTP sebagai pengganti surat undangan, tetapi nama pemilih itu harus terdaftar dalam DPT di TPS setempat," katanya. Menurut dia, tidak diizinkannya pemilih menggunakan KTP atau identitas lain karena dapat mempengaruhi persediaan logistik surat suara pemilu presiden. Berdasarkan undang-undang, kata dia, persediaan logistik pemilu terutama surat suara, jumlahnya telah ditentukan sesuai dengan jumlah pemilih berikut dua persen jumlah surat suara cadangannya di setiap TPS. "Untuk pemilih yang akan memilih di luar daerah, harus membawa formulir A7, yakni formulir yang menunjukkan kepindahan lokasi pemilihan dari warga yang bersangkutan," katanya. Anggota KPU Gunungkidul M Zaenuri Ikhsan mengatakan apabila ada pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT diizinkan menggunakan KTP, maka penggunaan logistik tidak akan terkontrol. "Usulan penggunaan KTP untuk meningkatkan partisipasi pemilih memang tujuannya baik, namun yang menjadi masalah apabila seseorang punya KTP lebih dari satu, sehingga warga itu dapat memilih di mana saja, maka kebutuhan logistik

8 tidak akan bisa diprediksi," katanya. Menurut dia, KPU sampai sekarang tidak mengusulkan adanya Perppu (Peraturan pemerintah pengganti undang-undang) yang memperbolehkan penggunaan KTP untuk memilih, karena akan menimbulkan bahaya terhadap pelaksanaan pemilu presiden. "KPU sejauh ini masih mengizinkan penggunaan KTP atau identitas lainnya bagi calon pemilih dalam Pemilu Presiden 8 Juli mendatang, sepanjang yang bersangkutan telah tercatat dalam DPT di TPS setempat," katanya. Pemilih ganda Masih terkait dengan masalah pemilih, KPU Kabupaten Sleman, DIY menemukan sedikitnya ada 500 nama ganda dalam DPT Pemilu Presiden "Temuan ini baru di 82 desa yang telah dilakukan pencermatan, dan kami masih terus mencermati desa lainnya, sehingga ada kemungkinan jumlah pemilih ganda lebih dari itu," kata Ketua KPU Sleman Djajadi, Kamis. Menurut dia, saat ini masih terdapat empat desa lagi yang belum dilakukan percermatan terhadap DPT, dan ini akan segera diselesaikan dalam waktu dekat. "Setelah menyelesaikan pencermatan terhadap DPT dari desa-desa yang tersisa, kami baru bisa merekap berapa jumlah pemilih ganda yang ada di Kabupaten Sleman," katanya. Ia mengatakan DPT tersebut sudah ditetapkan, sehingga tidak dapat diubah lagi, sehingga terhadap nama pemilih ganda itu nantinya cukup dicoret. "Jadi, bukan dihapus, tetapi dicoret satu, sehingga surat undangan yang diberikan untuk pemungutan suara juga hanya satu. KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) tidak perlu menyertakan nama yang sudah dicoret, dan surat undangan yang dibuat hanya yang namanya tidak dicoret," katanya. Menurut Djajadi, faktor penyebab terjadi pemilih ganda bisa bermacam-macam, misalnya karena pemilih sudah berpindah ke TPS lain tetapi di TPS asalnya namanya belum dihapus. "Bisa juga saat pemilu legislatif lalu pemilih belum terdaftar, sehingga dia mendaftarkan diri ke KPPS. Setelah itu mungkin dia merasa tidak yakin, sehingga mendaftar lagi di PPS (panitia pemungutan suara) maupun PPK (panitia pemilihan kecamatan) dan petugas PPS (panitia pemungutan suara) kebetulan tidak mengecek lagi," katanya. Ia mengatakan selain pemilih ganda, pihaknya juga mesti mencermati rekap DPT yang dikirimkan PPK karena penomoran atau nomor urut sering meloncat.

9 "Dalam nomor urut ada yang hilang, namun setelah diperhatikan ternyata karena kesalahan dalam `entry data`. Ada juga yang tertukar antara perempuan dan laki-laki," katanya. Kekurangan surat suara Sementarta itu, KPU Kabupaten Bantul, DIY kekurangan 205 lembar surat suara, serta ditemukan 75 lembar surat suara rusak. "Kekurangan dan kerusakan surat suara tersebut akan dilaporkan ke KPU pusat, dan kami tidak tahu apakah nanti tetap digunakan atau diganti dengan surat suara yang baru," kata Ketua KPU Bantul Budhi Wiryawan di Bantul, Kamis. Ia mengatakan selain kurang dan rusak, juga ada surat suara yang tercetak dalam posisi terlipat. Ketika surat suara dibuka, terlihat utuh, tetapi pada bagian muka pasangan capres-cawapres tampak terpisah. "Pada kolom capres-cawapres paling kiri bahkan ada yang terpotong, sehingga bentuk surat suaranya menjadi tidak proporsional," katanya. Menurut dia, dari lembar surat suara yang diterima KPU Bantul, pelipatan dan penyortiran yang semula ditargetkan selesai pada Jumat (26/6), kemungkinan bisa mundur beberapa hari. Budhi mengatakan pelipatan surat suara yang telah dilaksanakan selama dua hari sejak Selasa (23/6) hingga Rabu (24/6) kurang dari 50 persen, yakni lembar surat suara. KPU Bantul, kata dia, menerima logistik pemilu presiden lebih cepat, dan kualitasnya lebih baik dibanding logistik pemilu legislatif lalu. "Poster capres-cawapres sebanyak lembar dan segel juga sudah diterima, KPU Bantul kini tinggal menunggu formulir dan alat peraga dari KPU provinsi serta `template` untuk pemilih tunanetra," katanya. Sementara itu, anggota KPU Bantul Nurudin Latif mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi pemilu presiden kepada pemilih pemula di beberapa SMA/SMK di Bantul. "Sosialisasi kepada pemilih pemula sudah dilakukan di SMAN 1 dan SMAN 2 Bantul, karena jumlah siswanya cukup banyak," katanya. Menurut dia, tujuan sosialisasi bagi pemilih pemula untuk meningkatkan pemahaman tentang pemilu presiden, sehingga mereka memberikan hak pilihnya pada 8 Juli 2009.

10 Ia mengatakan pihaknya dalam melaksanakan sosialisasi mendapat bantuan dari mahasiswa yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Bantul. "KPU terbantu dengan adanya mahasiswa KKN ini," katanya. Jumlah mahasiswa yang membantu sosialisasi sebanyak 60 orang dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan 20 mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). "Mahasiswa UGM melaksanakan sosialisasi di empat kecamatan, yakni Kretek, Imogiri, Banguntapan dan Bambanglipuro, sedangkan mahasiswa UMY di Kecamatan Kasihan," katanya. Menurut dia, dengan sosialisasi yang dilakukan mahasiswa KKN di beberapa tempat itu, pihaknya yakin warga masyarakat akan memahami tata cara pemilu presiden pada 8 Juli 2009.(* jumat, 26 Juni :32 WIB DPT Pilpres 2009 KPU Tegaskan KTP tidak Berlaku SURABAYA--MI: Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan, penggunaan kartu tanda penduduk (KTP) tidak berlaku bagi warga yang namanya tak tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT), namun tetap datang di tempat pemungutan suara (TPS) dalam pemilu presiden. "Meskipun membawa KTP, kalau namanya tidak tercantum dalam DPT, tetap saja tidak boleh mengikuti pemungutan suara," kata Ketua KPU, Hafiz Anshary, di Surabaya, Jumat (26/6). Ia menjelaskan, di dalam Undang-undang Pemilu, yang berhak mengikuti pemungutan suara, baik pemilu legislatif, maupun pemilu presiden, adalah warga negara Indonesia yang namanya tercantum dalam DPT. "Kalau namanya tidak ada di dalam DPT, ya tidak boleh memilih. Bukan KPU yang melarang, tapi undang-undang yang menyebutkan seperti itu," jelasnya. Menurut dia, aturan itu bukan berarti KPU mengabaikan hak warga negara Indonesia yang hendak berpartisipasi dalam pemilu presiden pada tanggal 8 Juli "Kami sudah mendatangi satu per satu warga dalam waktu yang sudah ditentukan. Bahkan kami mengumumkan pendaftaran itu melalui running text (tulisan berjalan) di televisi selama satu bulan lebih," tegasnya usai bertemu Gubernur Jatim, Soekarwo, itu. Mengenai masih adanya warga yang belum tercatat dalam DPT atau orang yang tercatat di dalam DPT, tetapi sudah meninggal dunia, Hafiz, menduga, ada dua kemungkinan. "Memang pendaftaran di lapangan lemah atau memang masyarakat yang tidak pernah peduli dengan pendaftaran itu sendiri," tambahnya. Oleh sebab itu, kedatangannya ke Surabaya adalah untuk mendapatkan penjelasan

11 terkait adanya selisih data DPT antara KPU Jatim dengan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat. Hafiz akan bertemu dengan seluruh anggota KPU kabupaten/kota se-jatim di kantor Bakesbang Linmas Provinsi Jawa Timur untuk membahas persoalan itu. Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, mengusulkan penggunaan KTP sebagai solusi bagi warga yang ingin melakukan pemungutan suara, tapi namanya tidak tercantum dalam DPT. (Ant/OL-06 Jumat, 26 Juni 2009 Pemilu 2014, KTP Jadi Kartu Pemilih JAKARTA (BP) - Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru dapat digunakan sebagai bukti pemilih pada Pemilu Alasannya, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (UU Adminduk), paling lambat pada 2011, pemerintah harus sudah memberikan nomor induk kependudukan (NIK) kepada setiap penduduk. Pada Pilpres 2009 ini, KTP belum bisa digunakan sebagai bukti pemilih karena belum semua KTP memiliki NIK. Selain itu, masih banyak penduduk yang ber-ktp ganda sehingga dapat memunculkan permasalahan apabila KTP dipakai sebagai bukti pemilih pilpres. Pemilu yang akan datang (2014), insya Allah, sudah menggunakan KTP karena administrasi kependudukannya sudah satu sistem, di mana satu KTP hanya punya satu NIK. Kalau KTP digunakan (sebagai bukti pemilih) pada pemilu sekarang, tentu akan banyak kerawanan, kata Mendagri Mardiyanto setelah acara penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Depdagri dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di gedung BPPT, Jakarta, kemarin. MoU itu diteken untuk mempercepat pengkajian dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Pernyataan Mardiyanto tersebut terkait dengan wacana mengenai digunakannya KTP sebagai bukti pemilih Pilpres Wacana itu muncul lantaran masih banyak warga yang belum terdaftar pada daftar pemilih tetap (DPT) pilpres yang digelar 8 Juli mendatang. Dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR beberapa waktu lalu, Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary mengaku pernah berkonsultasi dengan Mendagri untuk membicarakan persoalan tersebut. Saat itu, Abdul Hafiz sudah mengatakan bahwa Mendagri tidak setuju penggunaan KTP sebagai bukti pemilih Pilpres Alasan lain yang dikemukakan Abdul Hafiz, di UU Pilpres, tidak diatur bahwa

12 KTP bisa digunakan sebagai bukti pemilih. Hanya, terobosan bisa dilakukan bila ada payung hukum yang mengaturnya, yakni dengan diterbitkannya peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu). Namun, dengan alasan KTP saat ini masih bisa dipalsukan dan banyak warga yang punya KTP ganda, KPU tidak punya pikiran untuk mengusulkan diterbitkannya perppu tersebut. (jpnn) Penggunaan KTP dalam Pilpres 2009 Tanggal : 23 Jun 2009 Sumber : Harian Terbit USULAN penggunaan kartu tanda penduduk bagi pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih sementara [DPS] tetapi tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap [DPT] memunculkan pro-kontra antarberbagai pihak. Kondisi ini terjadi karena penggunaan KTP tidak diatur dalam UU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan esensi penggunaan KTP tersebut adalah untuk menjamin hak konstitusional warga negara dalam menggunakan hak suaranya pada Pilpres Bagi pihak yang pro penggunaan KTP adalah upaya optimal untuk menjamin hak pemilih dalam memberikan suaranya pada Pilpres Untuk itu, perlu dilakukan terobosan hukum yang memungkinkan penggunaan KTP sebagai alat bukti warga negara yang memiliki hak pilih dapat diterapkan pada pelaksanaan pilpres 9 Juli Salah satu terobosan yang memungkinkan antara lain dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang membolehkan KTP sebagai instrumen bagi pemilih untuk dapat menggunakan hak suaranya. Menurut Arif Wibowo dari Tim kampanye Nasional Mega-Prabowo, terobosan hukum dan politik melalui penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang diperlukan karena undang-undang yang mengatur pemberian hak suara bagi pemilih belum optimal menjamin hak politik warga negara. Penerbitan Perppu juga diperlukan agar Komisi Pemilihan Umum tidak melanggar UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden/Wapres jika harus mengeluarkan peraturan yang membolehkan penggunaan KTP sebagai alat bukti bagi warga negara yang memiliki hak pilih. Namun demikian, bagi pihak yang kontra usulan penggunaan KTP dinilai berpotensi disalahgunakan karena sulit dikontrol. Untuk itu peluang terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Pilpres 2009 akan semakin besar, karena calon presiden atau calon wakil presiden dan tim suksesnya bisa memiliki peluang untuk melakukan mobilisasi massa. Kondisi seperti itu sangat terbuka karena sejumlah kepala daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota merupakan kader-kader partai politik. Meski begitu, terlepas dari pro dan kontra, usulan penggunaan KTP bagi pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih sementara [DPS] tetapi tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap [DPT] layak dipertimbangkan oleh KPU. Sebab, esensi dari penggunaan KTP adalah untuk menjamin warga negara yang memiliki hak pilih dapat memberikan suaranya pada Pilpres Upaya ini akan efektif untuk mengatasi kesemrawutan DPT Pilpres 2009 seperti yang terjadi dalam pemilu

13 legislatif, karena pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dengan bukti KTP tetap bisa memberikan hak politiknya. Penggunaan KPT sebagai pengganti kartu pemilih juga bisa dimanfaatkan KPU untuk menjamin tudingan berbagai pihak yang menduga adanya kecurangan sistematik dalam pemilu legislatif tidak akan terjadi dalam Pilpres Hal itu dimungkinkan karena para pemilih yang dalam pemilu legislatif kehilangan hak politiknya, pada Pilpres 2009 dapat dijamin bisa menyalurkan suaranya sesuai dengan pilihan hatinya dengan menggunakan KTP. Memang, penggunaan KTP sebagai alat bukti warga negara yang memiliki hak pilih juga rawan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab sehingga berpotensi meningkatkan angka kecurangan dalam Pilpres Namun demikian, sepanjang KPU bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan penyalahgunaan itu diyakini penggunaan KTP bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT akan efektif menjamin hak politik warga negara untuk memberikan suaranya dalam Pilpres Karena itu, jika penggunaan KTP sebagai instrumen pengganti kartu pemilih bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dipilih oleh KPU, maka penyelenggara Pilpres 2009 itu harus menyiapkan tinta penanda pemilih yang telah memberikan suaranya sesuai standar yang ditetapkan. Dengan tinta yang berkualitas tinggi itu diharapkan pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya akan selalu terkontrol sehingga kecurangan bisa ditekan. * Senin, 08 Juni :19 Penggunaan KTP Tidak Selesaikan Masalah OLEH: TUTUT HERLINA Jakarta - Wacana penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai identitas lain bagi pemilih yang namanya belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hanya untuk mengalihkan ketidakberesan persoalan DPT pemilihan presiden (pilpres). Alih-alih memberikan penyelesaian, wacana ini jika diterapkan justru akan menimbulkan persoalan baru karena banyaknya KTP ganda. Demikian disampaikan mantan Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang Undang (RUU) Pemilu dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Ferry Mursyidan Baldan kepada SH, Minggu (7/6). Hal ini akan memberi kesan baik, padahal di balik itu menyimpan masalah, seperti tidak adanya angka pasti penduduk pemegang KTP, karena masih ada penduduk yang memegang lebih dari satu KTP, katanya. Ferry mengatakan, wacana ini juga terkesan sekadar mengalihkan perhatian atas belum beresnya persoalan DPT, padahal persoalan DPT tidak bisa dipisahkan dari persoalan mendasar lainnya, seperti kepastian tentang jumlah suara yang harus diperebutkan oleh pasangan calon dan juga surat suara ataupun perlengkapan

14 pemilu lainnya. Dengan demikian wacana tersebut tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah, apalagi jika ditambah wacana untuk mendorong keluarnya perppu, papar Ferry. Belajar dari pemilu legislatif, kata Ferry, keluarnya perppu yang mengesahkan pemberian tanda contang dua kali, justru menjadi salah satu sebab munculnya masalah dalam rekapitulasi hasil pemilu, padahal UU sudah menegaskan memberi tanda satu kali. Jadi kembali saja sebagaimana pengaturan dalam UU, supaya pilpres dapat berjalan baik, imbuhnya. Menurut Ferry, wacana KTP untuk memilih dalam pilpres bisa diberlakukan pada Pemilu 2014, karena KTP tunggal akan berlaku mulai 2011 sebagaimana di atur dalam UU No 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Oleh karenanya penggunaan KTP pada Pilpres 2009 belum menjadi dasar pemberian hak politik dalam memilih. Parpol Mendesak Sementara itu, sembilan partai politik (parpol) Jawa Timur mendesak Presiden untuk mengeluarkan peraturan pengganti UU (perppu) yang memperbolehkan penggunaan KTP dalam pilpres pada 8 Juli Pilpres kurang satu bulan, tapi DPT hanya bertambah lima juta dari 171 juta menjadi 176 juta, karena itu perlu ada perppu yang mendorong masyarakat untuk memilih, kata Sekretaris PMB Jatim Syafrudin Budiman di Surabaya, Minggu (7/6). Didampingi fungsionaris Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) Jatim Adinata, ia mengatakan, sembilan parpol yang tergabung dalam satu aliansi untuk Perppu KTP untuk pilpres adalah PMB, PSI, PIS, PKDI, PKNU, PPNUI, PNBK Indonesia, Partai Merdeka, dan Partai Buruh. Kalau tidak ada akomodasi terhadap hak pilih masyarakat, kami sepakat dengan Komnas HAM bahwa pemerintah melanggar HAM dengan menghambat kesempatan rakyat untuk menentukan pemimpin masa depan mereka, katanya. Menurut dia, KTP bukan syarat primer, karena itu kartu pemilih tetap diutamakan. Namun pemerintah juga harus mengakomodasi masyarakat yang tidak terjangkau kartu pemilih untuk diperbolehkan memilih dengan menggunakan KTP. Kalau dibiarkan, akan seperti Pemilu Legislatif 2009 yang memilih para legislator, karena rakyat tidak banyak yang tidak memilih, karena mereka tidak mendapatkan kartu pemilih dengan berbagai alasan yang sifatnya teknis saja, katanya. Menurutnya, Aliansi Sembilan Parpol Jatim juga mendesak Presiden untuk memberi peringatan dan sanksi kepada menteri, gubernur, bupati, dan perangkat pemerintah lainnya yang tidak netral dalam pilpres mendatang. Kalau presiden dipilih dengan menghalalkan segala cara maka pemimpin yang nantinya akan mengabaikan aspirasi masyarakat, karena pemimpin di tingkat provinsi hingga kelurahan akan mementingkan atasan, bukan rakyat yang memilih, katanya. (ant) Jumat, 12 June :22 WIB

15 KTP Untuk Memilih Berlaku di Pemilu 2014 Anggota Komisi II DPR RI, Ferry Mursyidan Baldan, di Jakarta, Kamis menyatakan, wacana kartu tanda penduduk (KTP) untuk memilih dalam pemilu presiden (pilpres) sebenarnya menarik, tetapi itu nanti bisa berlaku pada Pemilu "Karena, KTP tunggal baru akan diberlakukan mulai 2011, sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan," kata mantan Ketua Pansus RUU Pilpres ini kepada ANTARA. Politisi senior Partai Golkar mengatakan itu, menanggapi berbagai usulan agar untuk mencegah kasus kehilangan hak pilih sebagaimana menimpa puluhan juta warga pada Pemilu 9 April 2009, pemilih cukup membawa bukti KTP sudah bisa memilih. "Saya kira, pemikiran penggunaan KTP pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 ini belum bisa menjadi dasar dalam pemberian hak politik dalam memilih," tegasnya. Sebab, menurutnya, sesuai undang-undang, KTP atau keterangan lain berfungsi sebagai identitas bagi pemilih yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). "Pengaturan ini (untuk) menghilangkan pengadaan Kartu Pemilih yang selalu diadakan pada pemilu lalu atau di setiap Pemilu Kepala Daerah (Pilkada)," katanya. DPT Belum Beres Ferry Mursyidan Baldan mengakui, memang ada kekhawatiran di balik wacana tentang penggunaan KTP untuk pemberian suara, karena tidak beresnya (kembali) DPT Pilpres. "Hal ini kelihatannya akan memberi kesan baik. Padahal, di balik itu menyimpan sejumlah masalah, seperti tidak adanya angka pasti penduduk pemegang KTP, karena masih adanya warga pemegang lebih dari satu KTP," ungkapnya. Selain itu, demikian Ferry Mursyidan Baldan, wacana ini sekedar pengalihan perhatian atas (tetap) belum beresnya DPT Pilpres. "Hal lain juga yang lebih mendasar, ialah, jumlah daftar pemilih adalah kepastian tentang jumlah suara yang harus diperebutkan oleh pasangan calon, juga merupakan acuan bagi pembuatan jumlah surat suara dan perlengkapan Pemilu lainnya yang harus diadakan dalam rangka pilpres," katanya. Dengan demikian, ujarnya, wacana tersebut tidak tepat dan tak menyelesaikan masalah. "Apalagi jika ditambah wacana untuk mendorong keluarnya Peraturan Pemerintah

16 Pengganti Undang-Undang (Perpu)," kata Ferry Mursyidan Baldan. Ia mengingatkan juga, belajar dari pemilu lalu, yakni keluarnya Perpu yang mensahkan pemberian tanda contreng dua kali, ternyata justru menjadi salah satu sebab munculnya masalah dalam rekapitulasi hasil pemilu. "Padahal, undang-undang sudah menegaskan "memberi tanda satu kali". Jadi, kembali saja sebagaimana pengaturan dalam undang-undang, supaya pilpres dapat berjalan baik," kata Ferry Mursyidan Baldan lagi.(ant) Rabu, 24 Juni 2009 Diusulkan Perppu KTP bagi Pemilih Tak Terdaftar JAKARTA (Suara Karya): Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta untuk mengajukan penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) tentang penggunaan kartu tanda penduduk (KTP) bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap Pemilu Presiden Seperti disampaikan Koordinator Nasional Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow, perppu tersebut dapat sangat penting dalam rangka menyelamatkan suara dari pemilih yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Menurutnya, keberadaan peraturan pemerintah ini sangat penting karena di dalam Undang-Undang No 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden menyatakan hanya pemilih terdaftar yang bisa menggunakan haknya. "Tanpa adanya perppu tersebut, penggunaan KTP sebagai alat bukti untuk ikut memilih sulit diaplikasikan, karena acuannya tidak ada," katanya di Jakarta, Selasa (23/6). Bahkan, dia juga menilai, kekisruhan DPT yang terjadi saat Pemilu Legislatif lalu akan terulang kembali pada Pemilu Presiden 8 Juli 2009, mengingat kemungkinan masih banyak masyarakat belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap. Menurutnya, jika KPU ingin menyelamatkan hak politik rakyat Indonesia, maka peraturan penganti undang-undang tersebut harus segera diterbitkan. Jeirry menasa optimis, penggunaan KTP atau kartu identitas lainnya saat hari pemungutan suara akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu Presiden mendatang. "Jika perpu ini benar diterbitkan, maka KPU harus segara menyusun mekanisme pelaksanaan di lapangan, untuk mengantisipasi berbagai permasalahn, termasuk kecurangan," katanya. Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform

17 (CETRO) Hadar Nafis Gumay. Dia menilai, KPU perlu meminta peraturan pengganti tersebut sehingga warga yang tidak terdaftar dalam DPT tetap dapat menggunakan hak pilihnya. Usulan serupa juga disampaikan Arif Wibowo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurut dia, apabila undang-undang secara teknis belum optimal menjamin hak konstitusional warga maka perlu diupayakan terobosan hukum. "Terobosan itu dengan cara menerbitkan perppu yang membolehkan KTP sebagai instrumen bagi pemilih untuk menggunakan haknya," katanya. Dia menilai, memilih dengan menggunakan KTP tetap aman sepanjang tinta jar, yang digunakan untuk menandai pemilih yang telah menggunakan haknya tahan lama dan pemilih memberikan suara di TPS sesuai dengan alamat yang tercantum dalam DPT. Tak Setuju Namun, Anggota KPU Andi Nurpati menilai, tidak diperlukan adanya perppu yang memungkinkan pemilih yang tidak tercantum dalam daftar dapat memilih asalkan menunjukkan kartu identitas. "saya tidak setuju dengan adanya peraturan pengganti itu," katanya. Dia menilai, penggunaan kartu identitas dalam memilih memiliki kelemahan salah satunya dari segi pemenuhan kebutuhan logistik pemilu. Misalnya, terkait alokasi surat suara di setiap TPS yang telah didasarkan pada jumlah pemilih terdaftar di tempat tersebut. "Jika pemilih yang tidak terdaftar di TPS dapat memilih hanya menggunakan KTP, maka berpotensi menghabiskan surat suara yang telah disediakan untuk pemilih terdaftar," katanya. (Tri Handayani) penggunaan KTP dalam Pilpres 2009 Tanggal : 23 Jun 2009 Sumber : Harian Terbit USULAN penggunaan kartu tanda penduduk bagi pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih sementara [DPS] tetapi tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap [DPT] memunculkan pro-kontra antarberbagai pihak. Kondisi ini terjadi karena penggunaan KTP tidak diatur dalam UU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan esensi penggunaan KTP tersebut adalah untuk menjamin hak konstitusional warga negara dalam menggunakan hak suaranya pada Pilpres Bagi pihak yang pro penggunaan KTP adalah upaya optimal untuk menjamin hak pemilih dalam memberikan suaranya pada Pilpres Untuk itu, perlu dilakukan terobosan hukum yang memungkinkan penggunaan KTP sebagai alat bukti warga

18 negara yang memiliki hak pilih dapat diterapkan pada pelaksanaan pilpres 9 Juli Salah satu terobosan yang memungkinkan antara lain dengan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang membolehkan KTP sebagai instrumen bagi pemilih untuk dapat menggunakan hak suaranya. Menurut Arif Wibowo dari Tim kampanye Nasional Mega-Prabowo, terobosan hukum dan politik melalui penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang diperlukan karena undang-undang yang mengatur pemberian hak suara bagi pemilih belum optimal menjamin hak politik warga negara. Penerbitan Perppu juga diperlukan agar Komisi Pemilihan Umum tidak melanggar UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden/Wapres jika harus mengeluarkan peraturan yang membolehkan penggunaan KTP sebagai alat bukti bagi warga negara yang memiliki hak pilih. Namun demikian, bagi pihak yang kontra usulan penggunaan KTP dinilai berpotensi disalahgunakan karena sulit dikontrol. Untuk itu peluang terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Pilpres 2009 akan semakin besar, karena calon presiden atau calon wakil presiden dan tim suksesnya bisa memiliki peluang untuk melakukan mobilisasi massa. Kondisi seperti itu sangat terbuka karena sejumlah kepala daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota merupakan kader-kader partai politik. Meski begitu, terlepas dari pro dan kontra, usulan penggunaan KTP bagi pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih sementara [DPS] tetapi tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap [DPT] layak dipertimbangkan oleh KPU. Sebab, esensi dari penggunaan KTP adalah untuk menjamin warga negara yang memiliki hak pilih dapat memberikan suaranya pada Pilpres Upaya ini akan efektif untuk mengatasi kesemrawutan DPT Pilpres 2009 seperti yang terjadi dalam pemilu legislatif, karena pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dengan bukti KTP tetap bisa memberikan hak politiknya. Penggunaan KPT sebagai pengganti kartu pemilih juga bisa dimanfaatkan KPU untuk menjamin tudingan berbagai pihak yang menduga adanya kecurangan sistematik dalam pemilu legislatif tidak akan terjadi dalam Pilpres Hal itu dimungkinkan karena para pemilih yang dalam pemilu legislatif kehilangan hak politiknya, pada Pilpres 2009 dapat dijamin bisa menyalurkan suaranya sesuai dengan pilihan hatinya dengan menggunakan KTP. Memang, penggunaan KTP sebagai alat bukti warga negara yang memiliki hak pilih juga rawan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab sehingga berpotensi meningkatkan angka kecurangan dalam Pilpres Namun demikian, sepanjang KPU bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan penyalahgunaan itu diyakini penggunaan KTP bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT akan efektif menjamin hak politik warga negara untuk memberikan suaranya dalam Pilpres Karena itu, jika penggunaan KTP sebagai instrumen pengganti kartu pemilih bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dipilih oleh KPU, maka penyelenggara

19 Pilpres 2009 itu harus menyiapkan tinta penanda pemilih yang telah memberikan suaranya sesuai standar yang ditetapkan. Dengan tinta yang berkualitas tinggi itu diharapkan pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya akan selalu terkontrol sehingga kecurangan bisa ditekan inggu, 07/06/ :59 WIB DPT Pilpres Belum Beres, Wacana KTP Tidak Tepat Didi Syafirdi : detikpemilu detikcom - Jakarta, Wacana penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP)bagi pemilih tak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilpres dinilai tidak tepat. Dikhawatirkan wacana ini hanya untuk mengalihkan DPT Pilpres yang masih menyisakan sejumlah masalah. "Wacana ini terkesan sekedar pengalihan perhatian atas belum beresnya DPT Pilpres," ujar mantan Ketua Pansus RUU Pilpres Ferry Mursyidan Baldan lewat pesan singkat kepada detikcom Minggu (7/6/2009). Sebenarnya penggunaan KTP untuk pilpres, menurut Ferry, menarik dalam konstruksi pemilu di Indonesia dan diharapkan bisa diberlakukan pada Pemilu "Namun penggunaan KTP pada Pilpres 2009, belum menjadi dasar dalam pemberian hak politik dalam memilih," katanya. Dibalik wacana itu, lanjutnya, DPT pilpres masih menyimpan sejumlah masalah, seperti tidak adanya angka Pasti penduduk pemegang KTP karena masih adanya pemegang lebih dari 1 KTP. Hal lain yang lebih mendasar, kata dia, jumlah daftar pemilih adalah kepastian tentang jumlah suara yang harus diperebutkan oleh pasangan calon sehingga jumlah surat suara dan perlengkapan pemilu lainnya yang harus diadakan dalam pilpres. "Dengan demikian wacana tersebut tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah," tegasnya. Wacana untuk mendorong keluarnya peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu) terkait penggunaan KTP, menurut Ferry, bukanlah solusi terbaik. Belajar dari Pemilu Legislatif keluarnya perpu tanda contreng 2 kali justru menimbulkan masalah dalam rekapitulasi hasil pemilu. "Jadi, kembali saja sebagaimana pengaturan dalam UU, supaya Pilpres dapat berjalan baik," tandasnya. Berita terkait : Kamis, 4 Juni :19 WIB Penggunaan KTP dalam Pilpres Berisiko Jakarta, Kompas - Kendala penggunaan kartu tanda penduduk sebagai alat bukti diperbolehkannya warga negara yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih untuk

20 memberikan suaranya bukan hanya dari sisi perundang-undangan. Risiko terbesarnya adalah kisruh dalam ketersediaan surat suara di tempat pemungutan suara. Hal itu diungkapkan anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum, Bambang Eka Cahya Widada, di Jakarta, Rabu (3/6). Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden menyebutkan, warga negara yang berhak memilih adalah yang terdaftar dalam daftar pemilih. Tak ada ketentuan dalam UU yang mengatur penggunaan KTP atau identitas diri lain sebagai alat bukti berhak memilih. Meski aturan ini dapat diubah melalui peraturan pemerintah pengganti UU, masalah lain muncul dari ketersediaan logistik pemungutan suara di TPS. Jika semua pemilih yang tak terdaftar berbondong-bondong memilih dengan menggunakan KTP atau identitas lain, itu dapat menimbulkan konflik di TPS karena terbatasnya jumlah surat suara, katanya. Sesuai Pasal 113 UU No 42/2008, jumlah pemilih di TPS dibatasi maksimal 800 orang. Ditambah 2 persen surat suara cadangan, total jumlah surat suara di tiap TPS hanya 816 lembar. Penggunaan KTP juga rawan menimbulkan mobilisasi massa dari pendukung calon presiden/calon wakil presiden tertentu, baik untuk membuat KTP sebanyak mungkin atau mendatangi TPS lebih dari satu daerah. Selama ini banyak warga yang memiliki KTP lebih dari satu. Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform (Cetro) Hadar N Gumay menyatakan, penggunaan KTP atau identitas diri lain atau surat pengantar dari ketua RT tetangga terdekat perlu dipertimbangkan untuk mengakomodasi warga yang memiliki hak pilih, tetapi tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Jangan sampai ketidakmampuan pemerintah dan penyelenggara pemilu menyusun daftar pemilih yang valid membuat masyarakat yang memiliki hak pilih kehilangan hak konstitusionalnya, katanya. Untuk mengatasi kisruh ketersediaan logistik pemilu di TPS, itu bisa diatur, seperti pemilih yang tak terdaftar bisa menggunakan haknya jika ada surat suara yang tak digunakan. (mzw) Penggunaan KTP Bagi Pemilih Tak Terdaftar, Berisiko By Republika Newsroom Minggu, 07 Juni 2009 pukul 13:17:00 JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan penggunaan KTP untuk mengantisipasi pemilih yang belum masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), memang bisa menjadi solusi. Tapi bukan tanpa risiko dan bisa jadi masalah baru.

21 ''Dalam prakteknya jika tidak ketat pengawasanya, bisa menaikkan kemungkinan pemilih ganda,'' kata Ray, Ahad (7/6). Jika langkah ini ditempuh, imbuh dia, perkiraan pencetakan surat suara cadangan juga harus ditambah. ''Karenanya, harus ada peningkatan koordinasi antarlini,'' kata Ray. Yaitu KPU dengan KPPS, Departemen Dalam Negeri dengan Kelurahan, Bawaslu dengan pengawas, dan Polri dengan Polres. Tanpa koordinasi kuat tersebut, Ray khawatir kebocoran pemilih akan terjadi. Sementara katup pengaman - seperti penggunaa tinta penanda jari setelah pemilih memberikan suara - sangat mudah diakali. ''Persoalannya, sejujurnya koordinasi antarlini ini justru yang akan sulit dicapai,'' kata Ray. Bukan sekedar karena tak terbiasa rapi berkoordinasi, ujar dia, melainkan hampir seluruh komponen terlihat tak sepenuhnya netral dalam menghadapi pemilu. ''Karena risiko situasi ini, penggunaan KTP untuk memilih justru bisa nenjadi masalah baru,'' kata Ray. Dia meminta KPU dengan kinerjanya yang amburadul hingga sejauh ini - hingga muncul wacana KTP semacam itu - harus mendapat sanksi terlebih dahulu. Paling tidak, sebut dia, dengan melarang KPU ke luar negeri. Pada Pemilu Legislatif, KPU banyak menerima kecaman saat ngotot ke luar negeri dengan dalih sosialisasi, sementara persiapan di dalam negeri masih carut marut. -ann/ahi PEMILU - LP3ES: KTP PLUS SOLUSI KISRUH DPT BERMASLAH Friday, 05 June :36 Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mengusulkan penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) plus sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang mungkin terjadi pada Pilpres Jakarta, 4/6 (Roll News) - Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mengusulkan penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) plus sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang mungkin terjadi pada Pilpres "KTP plus yakni KTP yang disertai tambahan surat rekomendasi atau surat domisili dari pihak RT setempat, saya kira akan menjadi satu-satunya jalan guna meredam kisruh DPT. Hal lain tidak akan mungkin dilakukan mengingat waktu yang sudah semakin dekat," kata Kepala Progran Pemilu LP3S Adnan Anwar usai acara diskusi "Advokasi Hak Pemilih pada Pilpres 2009" di Jakarta, Kamis. Untuk itu, kata Adnan, KPU sebaiknya segera mengeluarkan surat edaran guna menyatakan bahwa pemilih yang tidak masuk dalam DPT, boleh menggunakan hak pilihnya di TPS terdekat dengan menggunakan atau membawa KTP beserta surat keterangan dari RT setempat.

22 "Surat edaran tersebut diperlukan agar tidak dianggap melanggar hukum, dan keputusan KPU itu nantinya harus dipublikasikan secara besar-besaran," katanya. Sebelumnya, KPU telah menetapkan DPT pilpres Jumlahnya meningkat 5 juta pemilih dibanding jumlah pemilih dalam Pemilu 9 April lalu yang hanya orang. Padahal, sejumlah pihak sebelumnya memperkirakan puluhan juta warga yang memiliki hak pilih tidak terdaftar dalam pemilu legislatif. Sementara data yang dimiliki LP3ES menyebutkan ada sekitar 20,8 persen orang yang memiliki hak pilih tetapi tidak terdaftar dalam Pemilu 9 April lalu. Pemilih potensial yang tidak terdaftar pada Pemilu 2009 lalu sekitar 10 juta hingga 12 juta pemilih, yang seharusnya masuk dalam DPT Pilpres Data BPS Untuk itu, Adnan menambahkan, sebaiknya pada pemilu berikutnya, sumber data kependudukan yang nantinya akan diproses oleh KPU, dikembalikan kepada Badan Pusat Statistik (BPS) karena lebih berpengalaman. "BPS lebih perpengalaman dalam mekanisme `cross check` data atau memiliki keahlian kontrol yang baik," kata Adnan. DPT merupakan permasalahan yang sudah menjadi isu publik, sehingga KPU perlu melakukan tindakan ekstra guna mencegah kisruh yang terjadi pada Pemilu 9 April lalu, terulang kembali pada Pilpres 8 Juli mendatang. "KPU diharapkan dapat membuka ruang sebesar-besarnya guna menampung keluhan masyarakat untuk mencegah terjadinya pelanggaran pemilu," katanya. (T.PSO-013/B/A041) Kamis, 4 Juni :18 Bawa KTP Silahkan Mencontreng Jakarta â Kekacauan daftar pemilih tetap (DPT) di Pemilihan Legislatif 2009 lalu hingga kini masih menjadi sorotan banyak pihak. Sehingga, pemerintah diminta menerbitkan perppu yang memperbolehkan pemilih menggunakan KTP pada Pilpres 2009 agar mereka tidak kehilangan hak pilih. Hal itu dikatakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, yang mewakili 30 pimpinan ormas Islam lain, di Jakarta, Selasa (2/6). â œharus ada perppu untuk membolehkan penggunaan KTP/Paspor sebagai dasar rakyat menggunakan hak pilihnya," katanya. Selain Muhammadiyah, Din juga mewakil sekitar 30 ormas lain, di antaranya KAHMI, PP Syarikat Islam, dan MUI. Penggunaan KTP untuk melakukan pencontrengan, menurut Din sebagai bentuk antisipasi, mengingat kurang terakomodasinya masyarakat dalam DPT Pilpres. â œkarena rakyat yang tidak terdata di DPT itu melanggar hak azasi," ucapnya. Ia menilai ini adalah sebuah kelemahan dasar yang dimiliki KPU saat ini. "Masih

23 ada waktu untuk memperbaikinya, sehingga kami berharap kualitas demokrasi lebih baik pada pilpres nanti," ujar Din. (int/jpnn) 26/06/ :33 Mega Pro: KTP Solusi DPT Pilpres Kacau INILAH.COM, Jakarta - Banyaknya warga yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) harus segera diatasi. Jika tidak, KPU bisa dituduh telah menguntungkan salah satu pasangan calon. "Jadi, kita usulkan dimungkinkan gunakan kartu tanda pemilih (KTP) pada pilpres," kata koordinator teknologi informasi tabulasi tim kampanye Mega-Prabowo Arif Wibowo di kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat (26/6). Dilanjutkan Arif, penggunaan KTP ini harus ada payung hukumnya seperti dikeluarkan Perppu. Selain itu, tinta pilpres harus tahan lama selama 3 hari. "KTP itu hanya digunakan pemilih di wilayah sesuai dengan pemilih alamat yang tertera di KTP," imbuhnya. Arif mengaku jika dirinya meminta DPT dikoreksi akan berhadapan dengan UU. Selambat-lambatnya 30 hari sebelum pemungutan suara, DPT harus sudah ditetapkan oleh KPU. Hal ini tentunya tidak bisa dirubah. Namun, perkembangannya KPU masih merubah-ubah DPT sampai hari ini. "Tentu itu melanggar UU Pilpres pasal 209 tentang menambah atau mengurangi daftar pemilih," pungkasnya. [bar]

24

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jumat, 24 April 2009 Tema: Politik Topik: Boikot Pilpres, Pilpres Tunggal Bisa Melenggang

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jumat, 24 April 2009 Tema: Politik Topik: Boikot Pilpres, Pilpres Tunggal Bisa Melenggang FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jumat, 24 April 2009 Topik: Boikot Pilpres, Pilpres Tunggal Bisa Melenggang Sahabat MQ/ Wacana pilpres diboikot menyeruak/ sehingga nantinya hanya akan ada capres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Oleh Husni Kamil Manik (Ketua KPU RI) Disampaikan dalam acara rakornas Kemendagri 3 Juni 2014 Konsolidasi Pilpres Empat kunci pelaksanaan tahapan

Lebih terperinci

PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013

PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013 PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010

PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010 Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Semarang Nomor : 17 Tahun 2009 Tanggal : 23 Desember 2009 PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. - 2-2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana

Lebih terperinci

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya. Setelah Pesta Usai Pemilihan Umum Presiden 2009 secara resmi berakhir, ditandai dengan pengumuman dan penetapan hasil rekapitulasi suara pada Sabtu (25/7) lalu di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013 1 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721) ; 4. Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan. No.845, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN

Lebih terperinci

Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 29 Maret 2011

Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 29 Maret 2011 15 Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 29 Maret 2011 Klasifikasi Pelanggaran Dalam Pelaksanaan Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Penetapan Daftar Pemilih Dalam

Lebih terperinci

Fokus Pagi Edisi Senin, 11 Agustus 2009 Tema : Hukum Topik : Penolakan MK Terhadap Gugatan JK,Mega

Fokus Pagi Edisi Senin, 11 Agustus 2009 Tema : Hukum Topik : Penolakan MK Terhadap Gugatan JK,Mega Fokus Pagi Edisi Senin, 11 Agustus 2009 Tema : Hukum Topik : Penolakan MK Terhadap Gugatan JK,Mega Sahabat MQ/ Kendati menghormati Putusan Mahkamah Konstitusi/ namun Kubu Mega-Prabowo mengaku kecewa atas

Lebih terperinci

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.891, 2014 KPU. Pemungutan. Penghitungan. Suara. Pemilu Presiden. Wakil Presiden. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN. - 2 - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

Lebih terperinci

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2011 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemutakhiran Data Pemilih. Penetapan Daftar Pemilih. Pemilu Kada. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

-2- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014;

-2- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; -- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 04; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI

Lebih terperinci

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Pengantar Ketua KPU Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME, karena modul yang sudah lama digagas ini akhirnya selesai juga disusun dan diterbitkan oleh

Lebih terperinci

Fokus Malam Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media

Fokus Malam Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media Fokus Malam Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media Sahabat MQ/ Menjelang pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 8 Juli/ iklan-iklan politik

Lebih terperinci

Draft Ketiga, 11 Sep 2012

Draft Ketiga, 11 Sep 2012 PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR. TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Komisi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.376, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilu. Presiden. WAPRES. Daftar Pemilih. Penyusunan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan.

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan. No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 - 1 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 19/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TANGGAL : 08 Agustus 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nomor : 162/KPU-Prov-010/II/2017 Jakarta, 13 Februari 2017 Sifat Lamp.

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nomor : 162/KPU-Prov-010/II/2017 Jakarta, 13 Februari 2017 Sifat Lamp. KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Nomor : 162/KPU-Prov-010/II/2017 Jakarta, 13 Februari 2017 Sifat Lamp. : : Penting 1 (satu) lembar Hal : Edaran Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan

Lebih terperinci

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 NO. ISU STRATEGIS URAIAN PERMASALAHAN USULAN KPU 1. Penyelenggara - KPU dalam relasi dengan lembaga lain terkesan ditempatkan sebagai subordinat.

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013;

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013; 2 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 43/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 43/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 43/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

Dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya dan orang yang kehilangan hak pilihnya tersebut mengadukan.

Dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya dan orang yang kehilangan hak pilihnya tersebut mengadukan. Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 29 Maret 2011 Klasifikasi Pelanggaran Dalam Pelaksanaan Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih dan Penetapan Daftar Pemilih Dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAAN UMUM. Daftar Pemilih. Pemilih Umum Anggota DPR. DPD. DPRD. Penyusunan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUNAN

Lebih terperinci

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Pemungutan Suara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.676, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Penyusunan. Daftar Pemilih. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BERITA NEGARA. No.676, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Penyusunan. Daftar Pemilih. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.676, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Penyusunan. Daftar Pemilih. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB II BAGAIMANA BISA MENJADI PEMILIH

BAB II BAGAIMANA BISA MENJADI PEMILIH BAB II BAGAIMANA BISA MENJADI PEMILIH Bab ini menjelaskan tentang: A. Proses, Tahapan, Penyusunan Daftar Pemilih B. Bagaimana kalau nama kita tidak terdaftar? C. Persiapan ke TPS Waktu : 1 Jam Metode yang

Lebih terperinci

2016, No Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubern

2016, No Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubern BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1586, 2016 BAWASLU. Pemilihan. Gubernur. Wagub. Bupati.Wabup. Walikota. Wawali. Data dan Daftar Pemilih. Pemutakhiran. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan No.775, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemutahiran Data. Pilkada. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG PENGAWASAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

~ 1 ~ KOMISI PEMILIHAN UMUMM KABUPATEN BANGKA BARAT

~ 1 ~ KOMISI PEMILIHAN UMUMM KABUPATEN BANGKA BARAT ~ 1 ~ KOMISI PEMILIHAN UMUMM KABUPATEN BANGKA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 15/kpts/KPU-BABAR-009.436483/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 07/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 07/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 07/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI PEKALONGAN TAHUN 2011

PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI PEKALONGAN TAHUN 2011 SALINAN Lampiran I : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 1 275/ 15 Tahun 2010 Tanggal : 30 September 2010 PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.374, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemungutan. Penghitungan. Rekapitulasi. Pemilu DPR. Luar Negeri. Tahun 2014. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 05/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 05/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 05/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI GARUT TAHUN 2008

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI GARUT TAHUN 2008 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI GARUT TAHUN 2008 No PROGRAM/KEGIATAN MULAI JADWAL SELESAI Jumlah Hari 1 2 3 4 5 6 I MASA PERSIAPAN KETERANGAN 1.

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN GUBERNUR

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); -2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS UNTUK KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN TEKNIS UNTUK KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Teknis Penyerahan Syarat Dukungan, Penelitian Administrasi,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman *

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman * PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman * Naskah diterima: 10 September 2015; disetujui: 16 September 2015 Pasangan Calon Tunggal Dalam Pilkada Pelaksanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR : 34/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR : 34/Kpts/KPU-Kab /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 34/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 LAMPIRAN II KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 02/Kpts/KPU-Prov-011/VII/2012 TANGGAL : 20 JULI 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH TETAP DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jum at, 22 mei 2009 Tema: Politik Topik: Wacana Kabinet Bayangan

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jum at, 22 mei 2009 Tema: Politik Topik: Wacana Kabinet Bayangan FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Sahabat MQ/ Sejumlah politisi di DPR RI baru-baru ini menyatakan hendak menyusun sebuah kabinet bayangan// Kabinet bayangan ini akan terdiri dari sejumlah menteri/ namun

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,

Lebih terperinci

PILKADA HARUS DEMOKRATIS, PEMILIH MESTI BEBAS MEMILIH

PILKADA HARUS DEMOKRATIS, PEMILIH MESTI BEBAS MEMILIH 1/9 Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id PILKADA HARUS DEMOKRATIS, PEMILIH MESTI BEBAS MEMILIH DIPUBLIKASIKAN PADA : SELASA, 26 JUNI 2018 00:00:00, DIBACA : 64 KALI JAKARTA - Pemungutan suara pemilihan

Lebih terperinci

Pilkada Serentak Tahun Oleh Gebril Daulai (Tenaga Ahli KPU RI)

Pilkada Serentak Tahun Oleh Gebril Daulai (Tenaga Ahli KPU RI) Pilkada Serentak Tahun 2015 Oleh Gebril Daulai (Tenaga Ahli KPU RI) Perjalanan Pilkada di Indonesia Kerangka Hukum Rentang waktu Pilkada UU No 32 Th 2004 2005-2007 UU No 32 Th 2004, UU No 12 Th 2008, Putusan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan. Pemungutan. Penghitungan Suara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE

Lebih terperinci

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP 1 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Lebih terperinci

- 3 - BAB I PENDAHULUAN

- 3 - BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR:7/KPTS/002.434801/2015TENTANG PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI TOBA SAMOSIR

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PEMILIH TANPA KTP ELEKTRONIK MENJELANG PILKADA SERENTAK 2018

PERMASALAHAN PEMILIH TANPA KTP ELEKTRONIK MENJELANG PILKADA SERENTAK 2018 Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. No.850, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 02/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN,

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

- 2-1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang; c. bahwa berdasarkan hasil konsultasi dengan Dewan Perwakilan

- 2-1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang; c. bahwa berdasarkan hasil konsultasi dengan Dewan Perwakilan - 2-1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang; c. bahwa berdasarkan hasil konsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah dalam forum Rapat Dengar Pendapat;

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PENYERAHAN SYARAT DUKUNGAN, PENELITIAN DAN VERIFIKASI PERSEORANGAN CALON PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN PENCALONAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS) DAN PETUGAS KETERTIBAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MUARO JAMBI PADA PEMILIHAN

Lebih terperinci

-2- diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tahapan, Program

-2- diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tahapan, Program -2- diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 130, 2016 PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci