SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh : YOGIK DWI MUSTOPO NIM. I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh : YOGIK DWI MUSTOPO NIM. I 1404033"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PENGARUH WAKTU TERHADAP KETEBALAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PROSES ELEKTROPLATING KHROM DEKORATIF TANPA LAPISAN DASAR, DENGAN LAPISAN DASAR TEMBAGA DAN TEMBAGA-NIKEL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : YOGIK DWI MUSTOPO NIM. I JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 digilib.uns.ac.id PENGARUH WAKTU TERHADAP KETEBALAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PROSES ELEKTROPLATING KHROM DEKORATIF TANPA LAPISAN DASAR, DENGAN LAPISAN DASAR TEMBAGA DAN TEMBAGA-NIKEL Disusun oleh Yogik Dwi Mustopo NIM. I Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Eko Surojo, ST., MT. NIP Wahyu Purwo Raharjo, ST., MT. NIP Telah dipertahankan di hadapan Tim Dosen Penguji pada hari senin tanggal 05 April Dody Ariawan, ST., MT.... NIP Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST., MT... NIP Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Mesin Koordinator Tugas Akhir Dody Ariawan, ST., MT. NIP Wahyu Purwo Raharjo, ST., MT NIP ii

3 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Elektroplating merupakan suatu proses pengendapan zat atau ion-ion logam pada katoda dengan cara elektrolisis yang bertujuan membentuk permukaan dengan sifat atau dimensi yang berbeda dengan logam dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pelapisan khrom terhadap ketebalan dan adhesivitas lapisan pada proses elektroplating khrom dekoratif tanpa lapisan dasar, dengan lapisan dasar tembaga dan tembaga-nikel. Pada penelitian ini digunakan bahan pelapis (anoda) adalah tembaga murni, nikel murni dan timbal, bahan yang dilapisi (katoda) adalah baja karbon rendah AISI Cairan elektrolit yang digunakan pada pelapisan tembaga adalah larutan tembaga sianida (CuCN), pelapisan nikel adalah nikel sulfat (NiSO 4 ) dan pelapisan khrom adalah khrom oksida (CrO 3 ). Spesimen yang digunakan berbentuk plat strip dengan panjang 100 mm, lebar 30 mm dan tebal 0.7 mm. Pelaksanaan pelapisan untuk tembaga, nikel menggunakan arus 1 Ampere dan khrom 4.5 Ampere, jarak anoda-katoda 100 mm, dan lamanya pelapisan tembaga, nikel 2 menit. Variasi waktu pelapisan khrom yaitu 5, 10 dan 15 menit. Untuk setiap variasi terdiri dari 3 spesimen. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa peningkatan waktu akan menaikkan ketebalan lapisan khrom. Sedangkan adhesivitas lapisan yang paling baik adalah pada spesimen khrom dekoratif tanpa lapisan dasar. Dan untuk tingkat adhesivitas lapisan yang paling buruk adalah pada spesimen khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel. Dari hasil percobaan didapatkan rata-rata ketebalan paling besar untuk waktu 15 menit yaitu 9.40 µm pada khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel. Kata kunci : Elektroplating khrom dekoratif, variasi waktu, ketebalan lapisan, adhesivitas iii

4 digilib.uns.ac.id ABSTRACT The aim of this research in to investigate the effect of time on chrome plating thickness and coating adhesives on decorative chromium electroplating process without base coating, with copper and copper-nickel base coating. Coating material (anode) is pure copper, pure nickel and lead, the coated material (cathode) is low carbon steel AISI The electrolyte used in the copper plating is copper cyanide (CuCN), nickel plating used nickel sulfate (NiSO 4 ), chromium plating used chrome oxide (CrO 3 ). The specimens is strip-shaped plate with 100 mm length, 30 mm width, and 0,7 mm thick. The current used in copper and nickel is 1 Ampere, 4,5 Ampere for chromium. Anode-cathode distance is 100 mm, and duration of copper and nickel 2 minutes the variation of time were 5, 10, and 15 minutes. The results of this research show that the thickness of chromium coating increased along increasing plating time. The best adhesives coating reached at without based coating chrome specimen. The worst occurred at copper-nickel based coating chrome specimen. The average of thickness is 9,40 µm on copper-nickel based coating. Keywords: Electroplating chrome decorative, time variation, the thickness of the coating, adhesives iv

5 digilib.uns.ac.id MOTTO; v Aku memang bukan yang terbaik, tapi aku kan berusaha melakukan dan memberikan yang terbaik dari hidupku. v Tiada yang sia-sia dalam hidup ini jika tetap berada di Jalan Alloh SWT. v Kesombongan adalah awal kematian kehidupan. v Ridho ILLahi karena ridho ibu, do a ayah adalah berkah-nya. v "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman". (QS. Ali Imran:139) v Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap. (QS. A Lam Nasyrah, 94) v

6 digilib.uns.ac.id Persembahan; Sebuah karya sederhana ini kupersembahkan; v Pada Mu Ya Allah, ini adalah bagian dari setitik buih di lautan ilmumu, Ridhoilah jalan hamba. v Untuk Ibu setiap tetes keringat, hembusan nafas dan air matamu serta do amu hanya untuk anakmu, terimakasih atas segalanya. v Untuk Bapak yang selalu mendoakan dan melimpahkan kasih sayang untukku, terimakasih atas segalanya. v Inung terimakasih atas do a, semangat, dukungan untuk menyelesaikan kuliahku. v Keluargaku yang telah mengukir jiwa raga ini. v Semua teman-temanku yang memberikan warna tersendiri dalam episode hidupku. vi

7 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, karunia dan hidayah-nya serta menetapkan hati sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar sarjana teknik di Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibalik keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, maka sudah sepantasnya penulis menghaturkan terima kasih yang sangat mendalam kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, khususnya kepada: 1. Bapak Eko Surojo, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing skripsi I yang telah membimbing dan membantu dalam penyusunan skripsi. 2. Bapak Wahyu Purwo R, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing skripsi II yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi. 3. Bapak Dodi Ariawan, ST., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Dosen Penguji yang telah memberikan saran-saran. 4. Bapak Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, M.,T., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran-saran. 5. Bapak Didik Djoko Susilo, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran-saran. 6. Bapak-bapak dosen yang telah berkenan menyampaikan ilmunya. 7. Keluarga tercinta yang telah memberikan sumbangan besar baik moral maupun material. 8. To My Friend Blink, Boly, Danang, Yepe, Ngadiman, Wawan, Doni, Agus, Didin, Marlon, Ndariyono, mr Pandu, Carolina, Jhimbung dan semuanya semoga sukses selalu. 9. Nur Salim Nasyiroh (Inung) terima kasih atas bantuan dan dorongannya. 10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini. vii

8 digilib.uns.ac.id 11. Teman-teman S1 Extension yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dan saran dari para pembaca sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis pribadi dan pembaca pada umumnya. Penyusun viii

9 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Abstrak... iii Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar... vii Daftar Isi... ix Daftar Tabel.... xi Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 3 BAB II. LANDASAN TEORI Dasar Teori Pelapisan Logam Bahan Pelapis Proses Pengerjaan Pendahuluan Prinsip Kerja Lapis Listrik Kajian Yang Telah Dilakukan ix

10 digilib.uns.ac.id BAB III. METODE PENELITIAN Diagram Alir Penelitian Bahan Penelitian Mesin Dan Alat Yang Digunakan Pelaksanaan Penelitian Persiapan Spesimen Uji Pengerjaan Awal Proses Pelapisan Pengujian Pengujian Tampak Fisik Pengukuran Ketebalan Pengujian Adhesivitas Lapisan BAB IV. DATA DAN ANALISA Bahan (Substrat) Katoda Tampak Fisik Ketebalan Lapisan Pengujian Adhesivitas Lapisan BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1. Komposisi kimia baja karbon rendah Tabel 4.2. Hasil perhitungan pelapisan khrom dekoratif tanpa lapisan dasar dengan variasi waktu pelapisan khrom Tabel 4.3. Hasil perhitungan pelapisan khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga dengan variasi waktu pelapisan khrom Tabel 4.4. Hasil perhitungan pelapisan khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel dengan variasi waktu pelapisan khrom xi

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Mekanisme proses pelapisan... 7 Gambar 3.1. Diagram alir penelitian Gambar 3.2. Anoda tembaga Gambar 3.3. Anoda nikel Gambar 3.4. Anoda khrom Gambar 3.5. Larutan tembaga Gambar 3.6. Larutan nikel Gambar 3.7. Larutan khrom Gambar 3.8. Rectifier Gambar 3.9. Coating thickness measuring instrument dualscope mpor.. 17 Gambar Hasil pelapisan tembaga Gambar Hasil pelapisan tembaga-nikel Gambar Hasil pelapisan tembaga-nikel-khrom Gambar Metode bend test Gambar 4.1. Hasil pelapisan khrom dekoratif Gambar 4.2. Pengukuran ketebalan lapisan Gambar 4.3. Grafik perbandingan ketebalan lapisan khrom dengan variasi waktu pelapisan khrom Gambar 4.4. Grafik perbandingan berat lapisan khrom dengan variasi waktu pelapisan khrom Gambar 4.5. Grafik perbandingan efisiensi katoda dengan variasi waktu pelapisan khrom Gambar 4.6. Hasil pengujian adhesivitas xii

13 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Data Hasil Penimbangan Berat lapisan khrom Lampiran 2 Data Hasil Pengujian Ketebalan xiii

14 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini yang semakin pesat banyak barang yang diciptakan oleh manusia, dimana semua barang tersebut banyak yang terbuat dari logam. Barang-barang dari logam ini memerlukan sentuhan akhir atau finishing agar dapat terlihat lebih menarik dan tahan lama. Baja karbon rendah mempunyai sifat yang mudah ditempa dan mudah dimesin. Pemanfaatan baja dengan kandungan karbon yang rendah dalam industri pengolahan logam sangat banyak. Contohnya adalah pipa, gear, paku, dan bahan konstruksi, baik dalam bentuk profil atau batangan. Baja karbon rendah memiliki kadar unsur paduan terbatas umumnya di bawah 2%. Penggunaannya yang berinteraksi langsung dengan lingkungan menyebabkan logam tersebut sangat rentan terhadap korosi. Bahan dari logam ini memerlukan pengerjaan akhir atau finishing agar dapat terlihat lebih menarik dan meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Finishing logam merupakan bidang yang sangat luas, salah satu cara dari finishing logam yang banyak diterapkan adalah elektroplating. Saat ini sudah banyak berkembang industri elektroplating yang mengerjakan pelapisan bagianbagian mesin kendaraan seperti swing arm, tromol dan bagian-bagian mesin lainnya. Di daerah Solo khususnya, juga sudah berkembang industri kecil elektroplating yang mengerjakan barang-barang yang menggunakan pelapisan tembaga-nikel-khrom dimana biasanya pelapisan tersebut bertujuan sebagai pelapis protektif-dekoratif. Pelapisan ini biasanya digunakan pada benda-benda kerajinan dari logam dan beberapa bagian dari kendaraan. Maksud dari protektif-dekoratif ini adalah untuk melindungi benda-benda tersebut dari korosi dan untuk mendapatkan benda-benda yang memiliki tingkat kecerahan/kilap yang bagus sehingga dapat menampilkan keindahan. Menurut Suarsana (2008) tembaga banyak digunakan sebagai perhiasan, dimana untuk memperindah commit penampilan to user dari tembaga tersebut maka 1

15 digilib.uns.ac.id 2 permukaannya dilapisi dengan logam lain seperti emas, perak, nikel ataupun khrom. Di udara tembaga memiliki ketahanan korosi yang cukup baik. Akan tetapi di dalam larutan yang korosif maka tembaga akan teroksidasi membentuk oksida tembaga yang sangat beracun dan penampilannya akan menjadi kebirubiruan sehingga terlihat kurang menarik. Untuk mengatasi masalah tersebut maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan elektroplating atau pelapisan dengan khrom dekoratif, karena masih minimnya informasi tentang ketebalan lapisan dan adhesivitas lapisan yang dipengaruhi oleh lamanya waktu pelapisan khrom dekoratif tanpa lapisan dasar dan dengan lapisan dasar tembaga, tembaga-nikel Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu Bagaimana pengaruh waktu terhadap ketebalan dan adhesivitas lapisan pada proses elektroplating khrom dekoratif tanpa lapisan dasar, dengan lapisan dasar tembaga dan tembaga-nikel? 1.3. Batasan Masalah Untuk memenuhi arah penelitian yang baik dan lebih terfokus, ditentukan batasan masalah sebagai berikut: 1. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah plat baja AISI Larutan elektrolit yang digunakan pada pelapisan tembaga adalah larutan tembaga sianida (CuCN), pelapisan nikel adalah nikel sulfat (NiSO 4 ) dan pelapisan khrom adalah khrom oksida (CrO 3 ). 3. Kondisi larutan elektrolit dianggap sama. 4. Jarak anoda katoda 100 mm. 5. Temperatur larutan dianggap konstan ± 50 C Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh waktu pelapisan khrom tanpa lapisan dasar dan pelapisan khrom dengan lapisan dasar tembaga dan tembaga-nikel pada pelapisan khrom dekoratif terhadap tingkat ketebalan lapisan.

16 digilib.uns.ac.id 3 2. Mengetahui sifat adhesivitas lapisan mana yang paling baik dari variasi penelitian yang dilakukan. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Menambah referensi sebagai pengembangan ilmu di bidang elektroplating, khususnya pelapisan khrom dekoratif. 2. Dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya. 3. Dapat mengetahui mekanisme pelapisan logam dengan cara elektroplating terutama pada elektroplating khrom dekoratif, sehingga dapat menerapkan mekanisme elektroplating dalam kehidupan sehari-hari. 4. Dapat mengetahui kombinasi pelapisan yang tepat dengan ketebalan lapisan yang maksimal Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 2. Bab II Landasan Teori, berisi dasar teori, tinjauan pustaka dan teori mengenai pelapisan logam secara listrik, komponen-komponennya maupun jenis pengerjaan pendahuluan pada benda kerjanya. 3. Bab III Metode Penelitian, berisi diagram alir, bahan yang digunakan, mesin dan alat yang digunakan, tempat penelitian, serta prosedur pelaksanaan penelitian, dan pengujian. 4. Bab IV Data dan Analisis, berisi data hasil pengujian dan analisis hasil pengukuran ketebalan lapisan dari proses pelapisan yang dilakukan. 5. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari penelitian yang dilakukan.

17 digilib.uns.ac.id 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar Teori Pelapisan Logam Pelapisan secara celup panas (hot dip galvanis) adalah suatu proses pelapisan dimana logam pelapis dipanaskan hingga mencair, kemudian logam yang akan dilapisi yang disebut logam dasar dicelupkan ke dalam logam cair tersebut, sehingga pada permukaan logam dasar akan terbentuk lapisan berupa paduan antara logam pelapis dan logam dasar. Pelapisan logam dengan semprot adalah suatu proses pelapisan dengan cara penyemprotan partikel-pertikel halus dari logam cair dengan disertai gas bertekanan tinggi dan panas pada logam yang akan dilapisi/logam dasar. Pelapisan secara listrik merupakan proses pelapisan suatu logam atau non logam secara elektrolisis melalui penggunaan arus listrik searah (direct current/dc) dan larutan kimia (elektrolit). Pelapisan bertujuan membentuk permukaan dengan sifat atau dimensi yang berbeda dengan logam dasarnya. Terjadinya endapan pada proses disebabkan adanya ion-ion bermuatan listrik melalui elektrolit. Ion-ion pada elektrolit tersebut akan mengendap pada katoda. Endapan yang terjadi bersifat adhesif terhadap logam dasar. Selama proses pengendapan berlangsung terjadi reaksi kimia pada elektroda dan elektrolit yaitu reaksi reduksi dan oksidasi yang diharapkan berlangsung terus menerus menuju arah tertentu secara tetap. Untuk itu diperlukan arus listrik searah dan tegangan yang konstan (Saleh, 1995). Prinsip dasar dari proses lapis listrik adalah berdasarkan pada Hukum Faraday yang menyatakan bahwa jumlah zat-zat yang terbentuk dan terbebas pada elektroda selama elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir dalam larutan elektrolit. Di samping itu jumlah zat yang dihasilkan oleh arus listrik yang sama selama elektrolisis adalah sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut. Dalam pelaksanaan proses pelapisan listrik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu arus yang dibutuhkan commit to untuk user melapis (rapat arus), temperatur 4

18 digilib.uns.ac.id 5 larutan, waktu pelapisan dan kosentrasi larutan. Plating termasuk salah satu cara menanggulangi korosi pada logam dan juga berfungsi sebagai ketahanan bahan. Di samping itu plating juga memberikan nilai estetika pada logam yang dilapisi Bahan Pelapis Tembaga (copper) adalah salah satu logam yang termasuk dalam kelompok logam bukan besi (non ferro) yang banyak digunakan di industri, karena sifat daya hantar listrik dan panasnya yang sangat baik. Sehingga dengan mudah dapat dibentuk seperti ditempa, dirol, ditarik menjadi kawat, dan sebagainya dalam keadaan panas maupun dingin. Pada industri pelapisan, tembaga banyak digunakan sebagai pelapis baik dalam bentuk tembaga murni maupun paduannya seperti kuningan dan perunggu (Saleh, 1995). Nikel (nickel) adalah logam yang banyak digunakan pada industri kimia, akumulator dan pelapisan logam, karena sifatnya yang tahan korosi dan lunak. Nikel berwarna putih keperak-perakan, berkristal halus, sehingga bila dipoles dan sebagai lapis lindung akan kelihatan tampak rupa yang indah dan mengkilap. Nikel memiliki kekerasan dan kekuatan sedang, keuletannya dan daya hantar listrik baik (Saleh, 1995). Khrom (chromium) adalah suatu logam yang mempunyai kekerasan yang tinggi, sehingga memberikan tampak rupa yang indah. Chromium banyak digunakan untuk lapis lindung alat-alat kecepatan tinggi (high speed tool), cetakan (die) dan bahan pemadu dalam pembuatan stainless steel. Chromium dapat diendapkan/dilapisi dengan cara lapis listrik (electroplating) dan semprot logam (metal spraying) (Hartomo dan Kaneko, 1995) Proses Pengerjaan Pendahuluan (Pre Treatment) Sebelum dilakukan pelapisan pada logam, permukaan logam harus disiapkan untuk menerima adanya lapisan. Persiapan ini bertujuan untuk meningkatkan daya ikat antara lapisan dengan bahan yang dilapisi. Permukaan yang ideal dari bahan dasar adalah permukaan yang seluruhnya mengandung atom bahan tersebut tanpa adanya bahan asing lainnya (Hartomo dan Kaneko,

19 digilib.uns.ac.id ). Untuk mendapatkan kondisi seperti tersebut perlu dilakukan pengerjaan pendahuluan dengan tujuan : - Menghilangkan semua pengotor yang ada di permukaan benda kerja seperti pengotor organik, anorganik/oksida dan lain-lainnya. - Mendapatkan kondisi fisik permukaan yang lebih baik dan lebih aktif. Teknik pengerjaan pendahuluan ini tergantung dari pengotornya, tetapi secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Pembersihan Secara Mekanik Pekerjaan ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan dan menghilangkan goresan-goresan serta geram-geram yang masih melekat pada benda kerja. Biasanya untuk menghilangkan goresan-goresan dan geram-geram tersebut dilakukan dengan mesin gerinda, sedangkan untuk menghaluskan permukaannya dilakukan dengan proses buffing. Prinsipnya sama seperti proses gerinda, tetapi roda polesnya yang berbeda yaitu terbuat dari bahan katun, kulit, laken dan sebagainya. b. Pembersihan dengan Pelarut (Solvent) Proses pembersihan dengan pelarut bertujuan untuk membersihkan lemak, minyak, garam dan kotoran-kotoran lainnya dengan pelarut organik, Proses pembersihan pada temperatur kamar yaitu dengan menggunakan pelarut organik, tetapi dilakukan pada temperatur kamar dengan cara diusap/dioles. c. Pembersihan dengan Alkalin (Degreasing) Pekerjaan ini bertujuan untuk membersihkan benda kerja dari lemak atau minyak-minyak yang menempel, karena lemak maupun minyak tersebut akan mengganggu pada proses pelapisan. Pencucian dengan alkalin digolongkan dalam dua cara yaitu dengan cara biasa (alkalin degreasing) dan dengan cara elektro (elektro degreasing). Pembersihan secara biasa adalah merendamkan benda kerja ke dalam larutan alkalin dalam keadaan panas selama 5-10 menit. Lamanya perendaman harus disesuaikan dengan kondisi permukaan benda kerja. Seandainya lemak atau minyak yang menempel lebih banyak, maka dianjurkan lamanya perendaman ditambah hingga permukaan bersih dari nodanoda tersebut.

20 digilib.uns.ac.id 7 d. Pencucian dengan Asam (Pickling) Pencucian dengan asam adalah bertujuan untuk membersihkan permukaan benda kerja dari oksida atau karat dan sejenisnya secara kimia melalui perendaman. Larutan asam ini terbuat dari pencampuran air bersih dengan asam antara lain : - Asam klorida (HCl) - Asam sulfat ( H 2 SO 4 ) - Asam sulfat dan asam fluorid (HF) Untuk benda kerja dari besi/baja cor yang masih mengandung sisa-sisa pasir dapat digunakan larutan campuran dari asam sulfat dan asam fluorid, sebab larutan tersebut dapat berfungsi untuk menghilangkan serpih juga dapat membersihkan sisa-sisa pasir yang menempel pada benda kerja (Saleh, 1995) Prinsip Kerja Lapis Listrik Pada prinsipnya pelapisan logam dengan cara lapis listrik atau elektroplating merupakan rangkaian dari arus listrik, anoda, larutan elektrolit dan katoda (benda kerja). Keempat gugusan ini disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu sistem lapis listrik dengan rangkaian sebagai berikut: - Anoda dihubungkan pada kutub positif dari sumber listrik - Katoda dihubungkan pada kutub negatif dari sumber listrik - Larutan elektrolit ditampung dalam bak - Anoda dan katoda direndamkan dalam larutan elektrolit Untuk lebih jelasnya rangkaian dan prinsip kerja proses lapis listrik dapat dilihat pada gambar 1.1. Gambar 1.1. Mekanisme commit proses to pelapisan user (Suarsana, 2008)

21 digilib.uns.ac.id 8 Keterangan : (1) Anoda (bahan pelapis) (2) Katoda (benda yang dilapisi) (3) Elektrolit (4) Sumber arus searah Bila arus listrik (potensial) searah dialirkan antara kedua elektroda anoda dan katoda dalam larutan elektrolit, maka muatan ion positif ditarik oleh katoda. Sementara ion bermuatan negatif berpindah ke arah anoda ion-ion tersebut dinetralisir oleh kedua elektroda dan larutan elektrolit yang hasilnya diendapkan pada elektroda katoda. a. Larutan Elektrolit Suatu proses lapis listrik memerlukan larutan elektrolit yang merupakan media proses berlangsung. Larutan elektrolit dapat dibuat dari larutan asam dan garam logam yang dapat membentuk ion-ion positif. Tiap jenis pelapisan larutan elektrolitnya berbeda-beda tergantung pada sifat-sifat elektrolit yang diinginkan. Komposisi larutan elektrolit yang dipakai pada proses pelapisan tembaga, nikel dan khrom adalah sebagai berikut (Azhar, 1995): - Komposisi pembuatan larutan tembaga : - CuCN 26,25 gr/1 - NaK (C 4 H 4O 6) 45 gr/1 - NaCN 34,50 gr/1 - Bright Gl-3 5 ml/1 - Na 2 CO 3 30 gr/1 - Bright Gl-4 8 ml/1 - Komposisi pembuatan larutan nikel : - NiSO gr/1 - Bright I-06 5 ml/1 - NiCL 2 50 gr/1 - Bright M-07 2 ml/1 - H 3 BO 3 40 gr/1 - Komposisi pembuatan larutan khrom : - CrO gr/1 - H 2 SO 4 2,5 ml/1 Larutan elektrolit selalu mengandung garam dari logam yang akan dilapis. Garam-garam tersebut sebaiknya dipilih yang mudah larut tetapi anionnya tidak mudah tereduksi.

22 digilib.uns.ac.id 9 Kemampuan atau aktivitas dari ion-ion logam ditentukan oleh konsentrasi dari garam logamnya, bila konsentrasi logamnya tidak mencukupi untuk diendapkan, akan terjadi endapan/lapisan yang terbakar pada rapat arus yang relatif rendah. Beberapa bahan/zat kimia sengaja ditambahkan kedalam larutan elektrolit bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat lapisan tertentu. Sifat-sifat tersebut antara lain penampilan (appearance), kegetasan lapisan (brittleness), keuletan (ductility), kekerasan (hardness). b. Anoda (elektroda positif) Pada proses pelapisan secara listrik, peranan anoda sangat penting dalam menghasilkan kualitas lapisan. Pengaruh kemurnian/kebersihan anoda terhadap elektrolit dan penentuan optimalisasi ukuran serta bentuk anoda perlu diperhatikan. Anoda yang digunakan pada pelapisan tembaga adalah anoda terlarut (soluble anode) yaitu tembaga murni, untuk pelapisan nikel menggunakan anoda terlarut yaitu anoda nikel murni, sedangkan untuk pelapisan khrom menggunakan anoda tidak terlarut (unsoluble anode) yaitu dengan anoda timbal (Pb). Adanya arus listrik yang mengalir melalui larutan elektrolit di antara kedua elektroda, maka pada anoda akan terjadi pelepasan ion logam dan oksigen (reduksi), selanjutnya ion logam tersebut dan gas hidrogen diendapkan pada elektroda katoda. Peristiwa ini dikenal sebagai proses pelapisan dengan anoda terlarut (soluble anode). Tetapi bila anoda tersebut hanya dipakai sebagai penghantar arus, anoda ini disebut anoda tak larut (unsoluble anoda). Anoda tidak larut adalah paduan dari bahan-bahan seperti baja nickel, paduan timbal-tin, karbon, platina-titanium dan lain sebagainya. Anoda ini diutamakan selain sebagai penghantar yang baik juga tidak mudah terkikis oleh larutan dengan atau tanpa aliran listrik. Tujuan dipakainya anoda tidak larut adalah untuk: - Mencegah terbentuknya logam yang berlebihan dalam larutan - Mengurangi nilai investasi peralatan - Memelihara keseragaman jarak commit anoda to dan user katoda

23 digilib.uns.ac.id 10 Kerugian penggunaan anoda tidak larut adalah cenderung teroksidasi unsur-unsur tertentu dari anoda tersebut ke dalam larutan. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih anoda terlarut antara lain adalah : - Efisiensi anoda yang akan dipakai - Jenis larutan elektrolit - Kemurnian bahan anoda - Bentuk anoda - Rapat dan kepasitas arus yang disuplai - Cara pembuatan anoda c. Air Pada industri pelapisan secara listrik, air merupakan salah satu unsur pokok yang selalu harus tersedia. Biasanya pengunaan air pada proses lapis listrik dikelompokkan dalam empat macam yaitu : - Air untuk pembuatan larutan elektrolit - Air untuk menambah larutan elektrolit yang menguap - Air untuk pembilasan dan - Air untuk proses pendingin Dari fungsi air tersebut dapat ditentukan kualitas air yang dibutuhkan untuk suatu proses. Air ledeng dipakai untuk proses pembilasan, pencucian, proses etsa dan pendingin. Sedangkan air bebas mineral (aquadest) dipakai khusus untuk pembuatan larutan. Pada proses pelapisan air yang digunakan harus berkualitas baik. Air ledeng yang masih mengandung kation dan anion, jika bercampur dengan ionion dalam larutan akan menyebabkan turunnya efisiensi lapisan. Unsur-unsur yang tidak diinginkan dalam larutan adalah unsur kalsium dan magnesium, karena mudah bereaksi dengan cadmium sianida, tembaga sianida, perak sianida dan senyawa-senyawa lainnya, sehingga akan mempercepat kejenuhan larutan. Umumnya unsur-unsur yang terdapat dalam air adalah kandungan dari garam-garam seperti, bikarbonat, sulfat, klorida dan nitrat. Unsur-unsur garam logam alkali (sodium/potassium) tidak begitu mempengaruhi konsentrasi larutan sewaktu operasi pelapisan berlangsung, adanya logam-logam berat seperti besi dan mangan sebagai pengotor commit menimbulkan to user cacat-cacat antara lain kekasaran

24 digilib.uns.ac.id 11 (roughness), gores (streakness), noda-noda hitam (staining), warna yang suram (iridensceat) atau mengkristal (Saleh, 1995) Kajian Yang Telah Dilakukan Adyani (2009) menyatakan bahwa ketebalan lapisan akan semakin meningkat seiring dengan naiknya kuat arus dan bertambahnya titik distribusi arus, hasil kekerasan permukaan berdasarkan hasil uji kekerasan vickers akan semakin meningkat dengan naiknya kuat arus dan bertambahnya titik distribusi arus. Huang dkk (2007) melakukan penelitian karakterisasi nikel-krom multilayers pada suhu 30ºC dengan memvariasikan arus. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan meningkatnya arus pada pelapisan maka ketebalan lapisan akan semakin bertambah. Kuai dkk (2007) melakukan studi eksperimental pelapisan khrom dengan menggunakan larutan kromium trivalent dengan bahan substrat tembaga. Jarak antara anoda dan katoda adalah 50 mm, dengan memvariasikan suhu pada 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan 55ºC. Studi ini menunjukan bahwa hasil lapisan yang tebal dan halus dapat diperoleh pada suhu yang tinggi. Napitupulu (2005) melakukan penelitian pengaruh temperatur dan waktu pelapisan terhadap laju pelapisan nikel pada baja melalui proses elektroplating dengan memvariasikan waktu pelapisan 120, 180 dan 240 menit. Sedangkan temperatur yang dipakai adalah C. Dengan naiknya temperatur dan waktu pelapisan, maka kekerasan permukaan juga semakin meningkat pada permukaan baja. Hasil menunjukkan bahwa laju pelapisan pada temperatur 60 C lebih tinggi dibanding pada temperatur 70 C. Suarsana (2008) menunjukkan bahwa dengan meningkatnya variasi waktu pencelupan maka ketebalan hasil pelapisan akan meningkat, demikian juga tingkat kecerahannya, dengan ketebalan lapisan yang meningkat disebabkan karena waktu pelapisan nikel yang cukup lama, variasi waktu pencelupan yang lama juga menyebabkan meningkatnya iluminasi cahaya atau tingkat kecerahannya.

25 digilib.uns.ac.id 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian dilaksanakan sesuai dengan diagram alir penelitian yang ditunjukkan pada gambar 3.1 Mulai Persiapan spesimen uji P : 100 mm, L : 30 mm, T : 0.7 mm Pengerjaan awal Pre Treatment Pelapisan tembaga Pelapisan nikel Pelapisan khrom variasi waktu pelapisan khrom 5, 10, 15 menit Pembilasan Pengujian ketebalan lapisan Pengujian adhesivitas lapisan Analisis Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. commit Diagram to user alir penelitian 12

26 digilib.uns.ac.id Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini : a. Logam yang dilapisi adalah plat baja Plat dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 30 mm dan tebal 0.7 mm. b. Anoda pelapis - Tembaga - Nikel Gambar 3.2. Anoda tembaga - Khrom Gambar 3.3. Anoda nikel Gambar 3.4. Anoda khrom c. Larutan elektrolit - Komposisi pembuatan larutan tembaga : - CuCN 26,25 gr/1 - NaK (C 4 H 4O 6) 45 gr/1 - NaCN 34,50 gr/1 - Bright Gl-3 5 ml/1 - Na 2 CO 3 30 gr/1 - Bright Gl-4 8 ml/1

27 digilib.uns.ac.id 14 Cara pembuatan : - Menimbang bahan bahan sesuai dengan berat dan keperluannya. - Menyediakan air bersih sebanyak 6 liter. - 4,5 liter air tersebut dimasukkan ke dalam bak. - Memasukkan bahan-bahan yang telah tersedia seperti komposisi diatas secara berurutan sebagai berikut : a) Memasukkan sodium sianida dan mengaduknya hingga larut. b) Kemudian memasukkan tembaga sianida dan mengaduknya hingga larut. c) Setelah itu memasukkan sodium karbonat dan mengaduknya hingga larut. d) Kemudian memasukkan rochelle dan mengaduknya hingga larut. e) Setelah semuanya larut, air yang sisa 1,5 liter dimasukkan sambil mengaduknya hingga homogen, lalu disaring. f) Setelah itu memasukkan brightener gl-3 dan gl-4 sambil diaduk hingga homogen. Gambar 3.5. Larutan tembaga - Komposisi pembuatan larutan nikel : - NiSO gr/1 - Bright I-06 5 ml/1 - NiCL 2 50 gr/1 - Bright M-07 2 ml/1 - H 3 BO 3 40 gr/1 Cara pembuatan : - Menimbang bahan bahan sesuai dengan berat dan keperluannya. - Menyediakan air bersih sebanyak 6 liter. - 4,5 liter air dimasukkan ke dalam bak.

28 digilib.uns.ac.id 15 - Memasukkan bahan-bahan yang telah tersedia seperti komposisi diatas secara berurutan sebagai berikut : a) Memasukkan nickel sulfat dan aduk hingga larut. b) Kemudian memasukkan nickel chlorid dan mengaduknya hingga larut. c) Memasukkan boric acid dan mengaduknya hingga larut. d) Mengaduk larutan hingga homogen, kemudian air yang sisa 1,5 liter dimasukkan sambil mengaduknya hingga homogen. e) Setelah disaring, brightener i-06 dan m-07 dimasukkan ke dalam larutan. f) Setelah itu larutan siap untuk digunakan. Gambar 3.6. Larutan nikel - Komposisi pembuatan larutan khrom : - CrO gr/1 - H 2 SO 4 2,5 ml/1 Cara pembuatan : - Menimbang bahan bahan sesuai dengan berat dan keperluannya. - Menyediakan air bersih sebanyak 6 liter. - 4,5 liter air dimasukkan ke dalam bak. - Memasukkan bahan-bahan yang telah tersedia seperti komposisi diatas secara berurutan sebagai berikut : a) Memasukkan chromic oxide dan mengaduknya hingga larut. b) Kemudian memasukkan asam sulfat secara perlahan-lahan sambil mengaduknya hingga larut.

29 digilib.uns.ac.id 16 c) Setelah itu, air yang sisa 1,5 liter dimasukkan juga sambil diaduk hingga larut. d) Larutan yang telah mengalami penyaringan sudah bisa digunakan. Gambar 3.7. Larutan khrom 3.3. Mesin dan Alat Yang Digunakan Proses pelapisan dan pengujian logam dilakukan di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Mesin UNS. Adapun alat yang digunakan sebagai berikut : a. Rectifier Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sumber arus searah (DC). Dengan rectifier tegangan dan arus yang akan digunakan dalam penelitian dapat diatur. Gambar 3.8. Rectifier b. Bak plating Bak plating berfungsi sebagai tempat untuk menampung larutan elektrolit yang akan digunakan di dalam penelitian Bak plating atau bak penampung diupayakan tidak terbuat dari logam, karena larutan elektrolit yang digunakan dalam proses pelapisan elektroplating bersifat korosif terhadap logam.

30 digilib.uns.ac.id 17 c. Bak pembersih Setelah spesimen diplating, spesimen dibilas dengan air bersih pada bak pembersih yang telah disiapkan. Bak pembersih ini berfungsi untuk membersihkan spesimen dari sisa larutan plating. d. Thermometer Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur larutan. e. Heater Digunakan untuk memanaskan larutan sampai dengan temperatur yang diinginkan. g. Stop watch Digunakan untuk menghitung waktu pencelupan. h. Gerinda listrik Mesin ini digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja dan untuk menghilangkan lapisan oksida yang melapisi permukaan logam. i. Jangka sorong Alat ini dipakai untuk mengukur dimensi spesimen. Pembacaan skala pengukuran dimensi spesimen sampai ketelitian 0.1 mm. j. Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk menimbang berat spesimen sebelum dan sesudah pencelupan. k. Coating thickness measuring instrumen Alat ini berfungsi untuk mengukur ketebalan lapisan logam yang melapisi logam induk pada proses elektroplating. alat yang dipakai adalah Dualscope MPOR Gambar 3.9. Coating commit thickness to user measuring instrument dualscope mpor

31 digilib.uns.ac.id Pelaksanaan Penelitian Persiapan Spesimen Uji Penelitian ini untuk mengkaji bagaimana pengaruh waktu terhadap ketebalan dan adhesivitas lapisan pada proses elektroplating khrom dekoratif tanpa lapisan dasar, dengan lapisan dasar tembaga dan tembaga-nikel. Bahan substrat yang digunakan dalam penelitian adalah plat baja, dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 30 mm dan tebal 0.7 mm. Kemudian permukaan benda uji dihaluskan dengan menggunakan kertas amplas Pengerjaan Awal Setelah spesimen benda uji halus dan rata, maka dilakukan proses degreasing, yaitu pencucian spesimen benda uji dengan detergen agar kotoran dan lemak-lemak pada saat proses permesinan hilang dan bersih. Kemudian setelah itu dilakukan proses rinsing atau pembilasan dengan air bersih terhadap benda uji Proses Pelapisan Langkah-langkah dalam proses pelapisan : 1. Spesimen yang akan dilapisi dibersihkan terlebih dahulu. 2. Spesimen yang telah bersih dicuci dengan pencuci lemak selama 5 menit. 3. Setelah pencucian lemak dibilas dengan air bersih. 4. Pelaksanaan pelapisan tembaga : a. Menimbang berat spesimen sebelum dilapisi. b. Memanaskan larutan dengan heater sampai temperatur 50 C. c. Memasukkan benda kerja ke dalam larutan tembaga tersebut. d. Menghubungkan rectifier ke sumber arus listrik, benda kerja ke kutub negatif, sedangkan anoda ke kutub positif. e. Setelah semuanya siap, tombol on di rectifier dihidupkan. f. Setelah 2 menit benda kerja diangkat dan langsung dibilas dengan air bersih. g. Kemudian dilanjutkan dengan pelapisan selanjutnya.

32 digilib.uns.ac.id 19 Gambar Hasil pelapisan tembaga 5. Pelaksanaan pelapisan nikel : a. Menimbang berat spesimen sebelum dilapisi. b. Memanaskan larutan dengan heater sampai temperatur 50 C. c. Setelah benda kerja dilapisi tembaga dan dibilas lalu dimasukkan ke dalam larutan nikel. d. Menghubungkan rectifier ke sumber arus listrik, benda kerja ke kutub negatif, sedangkan anoda ke kutub positif. e. Setelah semuanya siap, tombol on di rectifier dihidupkan. f. Setelah 2 menit benda kerja diangkat dan langsung dibilas dengan air bersih. g. Kemudian dilanjutkan dengan pelapisan selanjutnya. Gambar Hasil pelapisan tembaga-nikel 6. Pelaksanaan pelapisan khrom : a. Menimbang berat spesimen sebelum dilapisi. b. Memanaskan larutan dengan heater sampai temperatur 50 C. c. Benda kerja yang telah dilapisi tembaga dan tembaga-nikel dibilas, kemudian dimasukkan ke dalam larutan khrom. d. Menghubungkan rectifier ke sumber arus listrik, benda kerja ke kutub negatif, sedangkan anoda ke kutub positif. e. Setelah semuanya siap, tombol on di rectifier dihidupkan. f. Setelah 2 menit benda kerja diangkat dan langsung dibilas dengan air bersih.

33 digilib.uns.ac.id 20 g. Pencelupan dilakukan dengan memvariasikan waktu : - waktu pencelupan = 5 menit - waktu pencelupan = 10 menit - waktu pencelupan = 15 menit h. Setelah selesai pencelupan, benda kerja diangkat dan langsung dibilas dengan air bersih. Gambar Hasil pelapisan tembaga-nikel-khrom 7. Pelaksanaan proses akhir : a. Setelah benda kerja dilapisi khrom, kemudian dilakukan pengeringan. b. Melakukan pengujian tampak fisik. c. Melakukan pengujian pengukuran ketebalan. d. Melakukan pengujian adhesivitas. e. Pengolahan data hasil penelitian Pengujian Pengujian tampak fisik Pengujian ini untuk mengetahui perubahan secara fisik yang terjadi terhadap masing masing benda uji setelah mendapat proses elektroplating dengan cara melihat dan memfoto setiap benda uji. Setelah proses pelapisan selesai, spesimen dibilas dan dibersihkan dengan air lalu dikeringkan. Setelah permukaan benar-benar sudah bersih dan kering, maka dapat dilakukan pengamatan tampak fisik hasil pelapisan dengan cara sebagai berikut : 1. Masing-masing spesimen diletakkan bersebelahan satu sama lain. 2. Melihat spesimen mana yang lebih mengkilap dan lebih baik pelapisannya. 3. Memfoto semua spesimen secara bersebelahan dengan spesimen lainnya, dan melihat spesimen mana yang lebih mengkilap lapisannya.

34 digilib.uns.ac.id Pengujian ketebalan lapisan Pengujian ini bertujuan mengetahui ketebalan yang melapisi permukaan spesimen uji dengan alat Coating Thickness Measuring Instrument Dualscope MPOR, dimana pengujian ini tidak akan merusak spesimen uji yang telah ada. Maka dapat dilakukan pengujian ketebalan lapisan dengan cara sebagai berikut : 1. Mengkalibrasi Dualscope MPOR. 2. Menguji spesimen pada 3 titik, yaitu di bagian pinggir kiri, ditengah dan di bagian pinggir kanan. 3. Menguji dengan spesimen yang lainnya Pengujian adhesivitas lapisan. Pengujian tingkat adhesivitas dilakukan dengan cara pengujian Bend Test sesuai dengan ASTM B Pengujian ini untuk mengetahui adhesivitas lapisan yang terjadi pada masing masing benda uji, langkahlangkah persiapan dan pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Menekuk benda uji dengan benda berbentuk silinder, sampai kedua kaki benda uji sejajar. Diameter silinder harus empat kali ketebalan spesimen. Memeriksa daerah cacat visual bawah benda uji hasil tekukan tersebut. 2. Ulangi langkah diatas dengan menggunakan benda uji yang berbeda. B A 2.8 mm 100 mm Gambar Metode bend test 0.7 mm Keterangan : A : Mandrel B : Spesimen uji

35 digilib.uns.ac.id 22 BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1. Bahan Subtrat (katoda) Spesimen uji yang berupa plat baja strip diuji komposisi kimianya dan didapatkan beberapa persentase kandungan yang terdapat di dalam logam tersebut. Dari hasil pengujian komposisi kimia di laboratorium logam ceper, spesimen yang digunakan dapat dimasukkan ke dalam golongan baja karbon rendah AISI Tabel 4.1. Komposisi kimia baja karbon rendah Unsur Kandungan (%) Unsur Kandungan (%) Fe 98,9 Co 0,0050 C 0,244 Cu 0,0079 Si 0,0347 Nb 0,0030 Mn 0,671 Ti 0,0020 P 0,0233 V 0,0066 S 0,0154 W 0,0250 Cr 0,0160 Pb 0,0100 Mo 0,0050 Ca 0,0005 Ni 0,0172 Zr 0,0043 Al 0, Tampak Fisik Pengamatan tampak fisik dilakukan setelah proses pelapisan selesai. Apabila permukaan spesimen benar-benar sudah bersih dan kering, maka dapat dilakukan pengamatan tampak fisik hasil pelapisan. Masing-masing spesimen dari masing-masing variasi diamati secara visual, dibandingkan kemudian diambil fotonya. 22

36 digilib.uns.ac.id 23 Khrom langsung Tembaga-Khrom Tembaga-Nikel-Khrom Gambar 4.1. Hasil pelapisan khrom dekoratif Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa hasil yang didapat dalam pelapisan khrom dekoratif terdapat perbedaan seperti terlihat pada gambar 4.1. Pengamatan secara visual menunjukkan pelapisan tembaga-nikel-khrom terlihat mengkilap dibandingkan dengan pelapisan khrom dekoratif tanpa lapisan dasar. Hal ini terjadi karena pada proses pelapisan khrom dekoratif umumnya terlebih dahulu melalui lapisan dasar (strike), fungsi dari lapisan dasar nikel tersebut menjadikan logam yang dilapisi tahan terhadap karat dan memberikan dasar yang mengkilap terhadap lapisan khrom tersebut, karena pada pelapisan khrom larutan elektrolitnya tidak menggunakan bahan pemengkilap (brightener) (Saleh, 1995) Ketebalan Lapisan Setelah dilakukan pengamatan tampak fisik, permukaan spesimen hasil pelapisan harus dijaga untuk tetap bersih karena akan dilakukan pengujian ketebalan lapisan. Pengukuran ketebalan lapisan khrom ini dilakukan dengan menggunakan alat coating thickness commit to instrumen user dualscope mpor. Sebelum

37 digilib.uns.ac.id 24 dilakukan pengukuran, terlebih dahulu melakukan setting alat ukur untuk logam dasar Fe dan kalibrasi. Setelah itu baru dilakukan pengukuran ketebalan lapisan. Gambar 4.2. Pengukuran ketebalan lapisan Dari setiap spesimen dilakukan pengukuran pada 3 titik, yaitu di bagian pinggir kiri, ditengah dan di bagian pinggir kanan. Dari data pengukuran yang diperoleh, kemudian diambil ketebalan rata-ratanya untuk setiap variasi waktu. Grafik rata-rata hasil pengukuran dapat ditunjukkan pada gambar 4.3, ketebalan rata-rata khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel selama 5, 10, 15 menit didapatkan ketebalan berturut-turut sebesar 4,76, 6,20, 9,40 µm. Grafik rata-rata hasil pengukuran gambar 4.3 menunjukkan bahwa spesimen dengan variasi waktu pelapisan khrom untuk ketebalan rata-rata khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga selama 5, 10, 15 menit didapatkan ketebalan berturut-turut sebesar 3,33, 4,63, 6,90 µm. Grafik rata-rata hasil pengukuran gambar 4.3 menunjukkan bahwa spesimen dengan variasi waktu pelapisan khrom untuk ketebalan rata-rata khrom dekoratif tanpa lapisan dasar selama 5, 10, 15 menit didapatkan ketebalan berturut-turut sebesar 1,33, 2,05, 3,60 µm. Grafik rata-rata hasil pengukuran gambar 4.3 menunjukkan bahwa ketebalan khrom dengan lapisan dasar tembaga-nikel lebih tebal dibandingkan dengan khrom tanpa lapisan dasar. Hal ini dikarenakan lapisan khrom tersebut tidak dilapisi dengan lapisan dasar tembaga. Fungsi dari lapisan dasar tembaga itu adalah sebagai lapisan pertama yang berfungsi untuk memberikan kekuatan rekatan pada pelapisan khrom tersebut, dapat ditunjukkan pada gambar 4.3.

38 digilib.uns.ac.id 25 Gambar 4.3. Grafik perbandingan ketebalan lapisan khrom dengan variasi waktu pelapisan khrom Dari hasil pengukuran ketebalan rata-rata tiap variasi terjadi peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu pelapisan khrom. Hal ini terjadi karena waktu yang semakin meningkat mengakibatkan dampak terhadap pengendapan ion di permukaan katoda semakin bertambah. Pengendapan ion yang meningkat pada permukaan katoda akan berdampak terhadap ketebalan katoda. Secara teoritis untuk pelapisan khrom dekoratif tanpa lapisan dasar dan variasi waktu pelapisan 5 menit dapat dilakukan perhitungan dibawah ini. Diketahui : Arus Waktu pelapisan Berat lapisan terukur (We) : 4,5 A η katoda We x 100% 0,10 x 100% 42,80 % Wt 0,24 Rapat Arus katoda I 4, A/m² A katoda Rapat Arus anoda I commit 4,5 to user 750 A/m² A anoda : 5 menit = 300 detik : 0,10 gr Luas permukaan subtrat / katoda : 0,003 m² Luas permukaan anoda : 0,006 m² Berat lapisan teoritis (Bteori) 52,00 Bteori (Wt) = I.t.e 4,5 A. 300s. 3 0,24 gr F Efisiensi katoda (η katoda)

39 digilib.uns.ac.id 26 Dengan cara yang sama, dilakukan juga perhitungan untuk variasi waktu 5, 10 dan 15 menit. Maka akan didapat data hasil perhitungan efisiensi katoda pada proses pelapisan khrom yang dilakukan seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil perhitungan pelapisan khrom dekoratif tanpa lapisan dasar dengan variasi waktu pelapisan khrom Variasi Waktu 5 menit 10 menit 15 menit Arus 4,5 A 4,5 A 4,5 A Berat lapisan terukur 0,10 gr 0,22 gr 0,39 gr Berat lapisan teoritis 0,24 gr 0,48 gr 0,72 gr Rapat Arus katoda 1, A/mm² 1, A/mm² 1, A/mm² Rapat Arus anoda 7, A/mm² 7, A/mm² 7, A/mm² η katoda 42,80 % 45,70 % 54,10 % Tabel 4.3. Hasil perhitungan pelapisan khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga dengan variasi waktu pelapisan khrom Variasi Waktu 5 menit 10 menit 15 menit Arus 4,5 A 4,5 A 4,5 A Berat lapisan terukur 0,15 gr 0,31 gr 0,55 gr Berat lapisan teoritis 0,24 gr 0,48 gr 0,72 gr Rapat Arus katoda 1, A/mm² 1, A/mm² 1, A/mm² Rapat Arus anoda 7, A/mm² 7, A/mm² 7, A/mm² η katoda 62,50 % 64,50 % 76,20 % Tabel 4.4. Hasil perhitungan pelapisan khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel dengan variasi waktu pelapisan khrom Variasi Waktu 5 menit 10 menit 15 menit Arus 4,5 A 4,5 A 4,5 A Berat lapisan terukur 0,20 gr 0,39 gr 0,65 gr Berat lapisan teoritis 0,24 gr 0,48 gr 0,72 gr Rapat Arus katoda 1, A/mm² 1, A/mm² 1, A/mm² Rapat Arus anoda 7, A/mm² 7, A/mm² 7, A/mm² η katoda 83,30 % 84,40 % 90,70 % Dari tabel 4.2, 4.3 dan 4.4 dapat dibuat grafik berat lapisan khrom dengan waktu yang dipakai dalam proses pelapisan, dan grafik kurva antara efisiensi katoda dengan waktu yang dipakai dalam proses pelapisan.

40 digilib.uns.ac.id 27 Gambar 4.4. Grafik perbandingan berat lapisan khrom dengan variasi waktu pelapisan khrom Gambar 4.5. Grafik perbandingan efisiensi katoda dengan variasi waktu pelapisan khrom Efisiensi katoda adalah perbandingan berat lapisan khrom yang menempel pada katoda dalam penelitian dengan perhitungan secara teoritis. Sementara berat lapisan khrom dalam penelitian diperoleh dari selisih berat spesimen sebelum dan sesudah dilakukan proses pelapisan. Efisiensi katoda dan berat lapisan akan semakin meningkat sejalan dengan waktu yang terpakai dalam proses pelapisan dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 dan 4.5. Ini disebabkan karena semakin lama waktu terpakai pada proses pelapisan maka lapisan yang menempel pada katoda akan semakin tebal dan katoda akan bertambah berat. Efisiensi yang semakin besar

41 digilib.uns.ac.id 28 memperlihatkan bahwa berat lapisan yang menempel pada penelitian semakin mendekati berat lapisan yang dapat menempel secara teoritis Pengujian Adhesivitas Lapisan Pengujian tingkat adhesivitas dilakukan dengan cara pengujian Bend Test sesuai dengan ASTM B Setelah dilakukan pengujian terhadap setiap spesimen. Dapat dilihat bahwa untuk khrom dekoratif tanpa lapisan dasar terlihat tidak terjadi retakan pada setiap spesimennya. Sedangkan untuk khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga terlihat bahwa terjadi retakan sedikit di bagian pinggir spesimen tersebut. Sedangkan untuk khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel dapat terlihat jelas bahwa setiap spesimennya mengalami pengelupasan di seluruh area bagian atas spesimen tersebut. Khrom langsung Tembaga-Khrom Tembaga-Nikel-Khrom Gambar 4.6. Hasil pengujian adhesivitas Setelah dilakukan pengujian adhesivitas terhadap setiap spesimen dapat ditunjukkan pada gambar 4.6. Hasil yang didapat dari pengujian ini adalah terjadinya retakan dan pengelupasan terhadap spesimen khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel. Hal ini diakibatkan karena tebalnya lapisan khrom tersebut. Sedangkan untuk spesimen yang tidak mengalami retakan dan pengelupasan pada spesimen khrom dekoratif tanpa lapisan dasar. Dikarenakan tebal lapisan khromnya lebih tipis dibandingkan lapisan khrom dekoratif dengan lapisan dasar tembaga-nikel.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Alat Penukar Kalor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Alat Penukar Kalor BAB II DASAR TEORI 2.1 Alat Penukar Kalor Alat penukar kalor adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas

Lebih terperinci

LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN KUAT LEKAT DAN PANJANG PENYALURAN BAJA POLOS PADA BETON RINGAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KAIT SKRIPSI

LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN KUAT LEKAT DAN PANJANG PENYALURAN BAJA POLOS PADA BETON RINGAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KAIT SKRIPSI KUAT LEKAT DAN PANJANG PENYALURAN BAJA POLOS PADA BETON RINGAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KAIT The Bond Strength and Development Length Observation of Bar Reinforcement of Lightweight Concrete with Various

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK DAN PENGURANGAN PASIR

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK DAN PENGURANGAN PASIR ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK DAN PENGURANGAN PASIR PROYEK AKHIR Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Guna Memenuhi sebagian Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM DENGAN PENGUAT FLY ASH BATUBARA

ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM DENGAN PENGUAT FLY ASH BATUBARA i TUGAS AKHIR ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM DENGAN PENGUAT FLY ASH BATUBARA OLEH: PRATAMA D21105069 JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 ii LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBUATAN ALAT PERAGA KIMIA SEDERHANA UNTUK SMA

PEDOMAN PEMBUATAN ALAT PERAGA KIMIA SEDERHANA UNTUK SMA PEDOMAN PEMBUATAN ALAT PERAGA KIMIA SEDERHANA UNTUK SMA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI) PEMBUATAN HANGER BEARING C/W BRONZE BUSHING UNTUK SCREW CONVEYOR PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM DI CV. KINABALU Oleh: AKFADITA DIKA PARIRA

Lebih terperinci

DAMPAK KONSENTRASI LARUTAN ASAM CUKA DIBAWAH 5% DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP BATAS KEAMANAN DALAM KEKERASAN GIGI PERMANEN

DAMPAK KONSENTRASI LARUTAN ASAM CUKA DIBAWAH 5% DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP BATAS KEAMANAN DALAM KEKERASAN GIGI PERMANEN DAMPAK KONSENTRASI LARUTAN ASAM CUKA DIBAWAH 5% DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP BATAS KEAMANAN DALAM KEKERASAN GIGI PERMANEN (Penelitian eksperimental laboratoris) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI

DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2008 DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI Disusun : ASYARI DARYUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Jakarta.

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTAMINASI DETERJEN PADA AIR MINUM ISI ULANG DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KABUPATEN KENDAL TAHUN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTAMINASI DETERJEN PADA AIR MINUM ISI ULANG DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KABUPATEN KENDAL TAHUN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTAMINASI DETERJEN PADA AIR MINUM ISI ULANG DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009 TESIS Untuk Memenuhi persyaratan Mencapai derajad

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGELOLAAN SAMPAH SECARA TERPADU DI KAMPUNG NITIPRAYAN

TUGAS AKHIR PENGELOLAAN SAMPAH SECARA TERPADU DI KAMPUNG NITIPRAYAN TA/TL/2008/0254 TUGAS AKHIR PENGELOLAAN SAMPAH SECARA TERPADU DI KAMPUNG NITIPRAYAN Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik

Lebih terperinci

W A D I Y A N A S940907117

W A D I Y A N A S940907117 KAJIAN KARAKTERISTIK BATU ALAM LOKAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BATA MERAH PEJAL UNTUK PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI RUMAH SEDERHANA CHARACTERISTIC S STUDY OF NATURAL LOCAL STONE

Lebih terperinci

EKSTRAKSI Fe(II)-1,10-FENANTROLIN MENGGUNAKAN METODE CLOUD POINT DENGAN SURFAKTAN TWEEN 80

EKSTRAKSI Fe(II)-1,10-FENANTROLIN MENGGUNAKAN METODE CLOUD POINT DENGAN SURFAKTAN TWEEN 80 EKSTRAKSI Fe(II)-1,10-FENANTROLIN MENGGUNAKAN METODE CLOUD POINT DENGAN SURFAKTAN TWEEN 80 Disusun oleh FERIA TIA AGUSTINA M0301024 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG PROSES PRODUKSI KACANG ATOM, KACANG ATOM PEDAS KACANG BANDUNG, KACANG TELUR DAN PILUS DI UD. BINTANG WALET HANDIKA KLATEN JAWA TENGAH

LAPORAN MAGANG PROSES PRODUKSI KACANG ATOM, KACANG ATOM PEDAS KACANG BANDUNG, KACANG TELUR DAN PILUS DI UD. BINTANG WALET HANDIKA KLATEN JAWA TENGAH LAPORAN MAGANG PROSES PRODUKSI KACANG ATOM, KACANG ATOM PEDAS KACANG BANDUNG, KACANG TELUR DAN PILUS DI UD. BINTANG WALET HANDIKA KLATEN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN BENTUK TES DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA

PENGARUH PERBEDAAN BENTUK TES DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA PENGARUH PERBEDAAN BENTUK TES DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA Skripsi OLEH : ISTI NAFAH K 30409 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

PAKET KEAHLIAN TEKNIK ENERGI BIOMASSA

PAKET KEAHLIAN TEKNIK ENERGI BIOMASSA PAKET KEAHLIAN TEKNIK ENERGI BIOMASSA BAHAN AJAR SISWA PENGUJIAN BAHAN BAKAR NABATI (BBN) Disusun oleh: Niamul Huda, ST., M.Pd Linda Dwinanada, S.Pd., M.Si Didukungi oleh: TEACHING BIOMASS TECHNOLOGIES

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU AKTIVITAS BONGKAR PUPUK BERDASARKAN KAJIAN ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Karya Tani, Pedan, Klaten)

PERANCANGAN ALAT BANTU AKTIVITAS BONGKAR PUPUK BERDASARKAN KAJIAN ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Karya Tani, Pedan, Klaten) PERANCANGAN ALAT BANTU AKTIVITAS BONGKAR PUPUK BERDASARKAN KAJIAN ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Karya Tani, Pedan, Klaten) Skripsi FITRIA MAHMUDAH I 0307045 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

INDRAYANI G 621 07 054

INDRAYANI G 621 07 054 MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS TEMU PUTIH (Curcuma Zedoaria Berg. Rosc) SKRIPSI Oleh INDRAYANI G 621 07 054 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : Mohammad Agus Prayitno N I M. 0 5 4 4 0 0 2 3

SKRIPSI. Disusun Oleh : Mohammad Agus Prayitno N I M. 0 5 4 4 0 0 2 3 PENGARUH WAKTU PEMBELAJARAN DAN SUASANA KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SEMESTER I SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BIDANG ILMU PERTANIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL

BIDANG ILMU PERTANIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL BIDANG ILMU PERTANIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL JUDUL PENELITIAN UJI LABORATORIUM SIFAT-SIFAT LIMBAH ORGANIK DAN MEKANISME REMEDIASI AIR ASAM TAMBANG OLEH DR. IR. RIWANDI, MS. IR. ALI MUNAWAR,

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN ASPAL KELAS II DI KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN ASPAL KELAS II DI KABUPATEN SEMARANG PENGARUH JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN ASPAL KELAS II DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Ditujukan Kepada : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI SENTRA INDUSTRI DI KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011. Oleh : SARWORINI NIM : K5402039

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI SENTRA INDUSTRI DI KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011. Oleh : SARWORINI NIM : K5402039 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI SENTRA INDUSTRI DI KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011 Oleh : SARWORINI NIM : K5402039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

TS.001 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

TS.001 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI KODE MODUL TS.00 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Dasar Elektronika Analog dan Digital BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

PERSEPSI PUBLIK MENGENAI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG

PERSEPSI PUBLIK MENGENAI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG PERSEPSI PUBLIK MENGENAI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1C03-04DBK

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1C03-04DBK MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL 04DBK KUALITAS AIR DAN KEGUNAANNYA DI BIDANG PERTANIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Permesinan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Permesinan BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Permesinan Dalam industri manufaktur proses permesinan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan produk dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat. Banyak sekali

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG ALAT PENGUPAS KACANG TANAH UNTUK MEMINIMALKAN WAKTU PENGUPASAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG ALAT PENGUPAS KACANG TANAH UNTUK MEMINIMALKAN WAKTU PENGUPASAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG ALAT PENGUPAS KACANG TANAH UNTUK MEMINIMALKAN WAKTU PENGUPASAN Diajukan Guna memenuhi syarat Untuk Memmperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri fakultas Teknik

Lebih terperinci

EVALUASI MEDAN UNTUK ANALISIS KERUSAKAN JALUR JALAN SURAKARTA PURWODADI DI KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2007

EVALUASI MEDAN UNTUK ANALISIS KERUSAKAN JALUR JALAN SURAKARTA PURWODADI DI KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2007 EALUASI MEDAN UNTUK ANALISIS KERUSAKAN JALUR JALAN SURAKARTA PURWODADI DI KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 007 Skripsi Oleh: Riyadi NIM K 54005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAMDEX SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

PENGGUNAAN DAMDEX SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON PENGGUNAAN DAMDEX SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON Jhonson A. Harianja 1), Efraim Barus 2) 1) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta 2) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN BOKORTASKO TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII D DI SMPN 3 BATANG TAHUN 2012

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN BOKORTASKO TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII D DI SMPN 3 BATANG TAHUN 2012 PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN BOKORTASKO TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII D DI SMPN 3 BATANG TAHUN 2012 SKRIPSI diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKUATAN TRANSVERSA DARI TIGA JENIS RESIN BASIS GIGITIRUAN PADA BEBERAPA KETEBALAN SKRIPSI IDA AYU SARI PUTRI J 111 10 144

PERBANDINGAN KEKUATAN TRANSVERSA DARI TIGA JENIS RESIN BASIS GIGITIRUAN PADA BEBERAPA KETEBALAN SKRIPSI IDA AYU SARI PUTRI J 111 10 144 PERBANDINGAN KEKUATAN TRANSVERSA DARI TIGA JENIS RESIN BASIS GIGITIRUAN PADA BEBERAPA KETEBALAN SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci