ANDA BHUWANA SKRIP KARYA SENI OLEH : I KADEK ALIT SUPARTA PROGRAM STUDI S-1 SENI KERAWITAN JURUSAN SENI KERAWITAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANDA BHUWANA SKRIP KARYA SENI OLEH : I KADEK ALIT SUPARTA PROGRAM STUDI S-1 SENI KERAWITAN JURUSAN SENI KERAWITAN"

Transkripsi

1 ANDA BHUWANA SKRIP KARYA SENI OLEH : I KADEK ALIT SUPARTA PROGRAM STUDI S-1 SENI KERAWITAN JURUSAN SENI KERAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2 ANDA BHUWANA SKRIP KARYA SENI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk Mencapai gelar Sarjana Seni (S1) OLEH : I KADEK ALIT SUPARTA NIM : PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

3 SKRIP KARYA SENI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk Mencapai gelar Sarjana Seni (S1) MENYETUJUI : PEMBIMBING I PEMBIMBING II ( Hendra Santosa Sskar,M.Hum) ( Ni Wayan Ardini S,sn.Msi) NIP : NIP :

4 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas anugrah-nyalah karya seni dan skrip ini dapat selesai tepat pada waktunya sesuai dengan yang direncanakan. Karya seni dan skrip ini dibuat sabagai pertanggungjawaban atas karya seni yang diajukan untuk memenuhi salah satu prasyarat sebagai tugas akhir dalam ujian Strata-1 (S1) Jurusan Kerawitan, Fakultas Seni Petunjukan di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Dalam skrip karya seni ini diuraikan dari latar belakang terwujudnya karya musik komposisi kolaborasi, proses pembentukan hingga terwujud menjadi satu karya seni utuh. Dalam penggarapan karya seni dan penulisan skrip ini, tidak akan dapat selesai tepat pada waktunya tanpa adanya bantuan dari semua pihak. Sungguh manusia tercipta sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Begitu pun penulis merasakan dukungan dan bantuan dari semua pihak sehingga karya seni ini bisa selesai tepat pada waktunya dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat-nya hingga karya seni dan skrip ini dapat 4

5 terselesaikan tepat pada waktu tanpa ada halangan dan hambatan yang berarti. 2. Ayah, Ibu, Saudara-saudara dan semua keluarga besar yang telah memberikan motivasi dan dukungan sehingga penata bisa menemukan semangat sehingga bisa menciptakan sebuah karya seni untuk tugas akhir ini. 3. Bapak Prof. I Wayan Rai, S.,MA, selaku Rektor di Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung suksesnya pementasan garapan karya seni ini. 4. Bapak Hendra Santosa,S.Skar,M.Hum dan Ibu Ni Wayan Ardini,S.Sn,M.Si selaku pembimbing dalam tugas akhir ini yang telah memberikan bimbingan serta arahan-arahannya yang memberikan inspirasi bagi penata untuk menemukan gagasan baru dalam proses penciptaan karya seni ini. 5. Bapak Agung Alit selaku pimpinan Sanggar Bona Alit yang telah memberikan inspirasi serta sarana dan prasarana yang diberikan untuk mendukung terciptanya garapan karya seni ini. 6. Para teman-teman pendukung yang telah meluangkan waktunya untuk ikut berpartisipasi pada saat awal penggarapan, proses latihan, sampai garapan Anda Bhuwana dapat tercipta. 5

6 7. Orang-orang disekitar yang telah memberikan motivasi dan bantuan secara tidak langsung, yang telah memberikan ide serta selalu menemani dalam penciptaan garapan maupun penulisan karya seni ini 8. Serta para pendukung lainnya yang sulit untuk penata sebut secara satu persatu yang mana kesemuanya tersebut sangat membantu kelancaran proses terwujudnya komposisi musik kolaborasi Anda Bhuwana. Tak ada gading yang tak retak, Penulis pun menyadari karya seni dan skrip ini sungguh jauh dari kesempurnaan.banyak kesalahan yang mungkin timbul baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Karena bagaimanapun juga penata hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Maka dari itu penata memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan dalam skrip ini. Untuk itu penata sangat mengharapkan saran dan kritiknya untuk dijadikan pelajaran dan pengalaman baru, agar dapat memperbaikinya menjadi lebih sempurna. Penata berharap semoga karya seni ini dapat menghibur para penikmat seni dan tidak semata-mata hanya menjadi tugas akhir saja. Dan semoga skrip karya seni ini dapat bermanfaat untuk semua. Denpasar, Penulis 6

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Garapan Tujuan Garapan Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Garapan Ruang Lingkup...7 BAB II KAJIAN SUMBER Sumber-sumber berupa buku Sumber Rekaman (Discografi) Sumber Berupa Informan

8 BAB III PROSES KREATIVITAS Tahap Penjajagan (Eksplorasi) Tahap Percobaan (Improvisasi) Tahap Pembentukan (Forming)...24 BAB IV WUJUD GARAPAN Instrumen dan Fungsi Instrumen Teknik Permainan Struktur Garapan Kostum Tata Lampu Setting Alat BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

9 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tahap Penjajagan (Eksplorasi)...17 Tabel 2. Tahap Percobaan (Improvisasi)...23 Tabel 3. Tahap Pembentukan (Forming)

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar di bumi pertiwi ini. Beragam suku, agama, ras, dan kebudayaan yang telah tersohor ke mancanegara. Keindahan alam masingmasing pulau pun tak perlu diragukan lagi. Sawah hijau terbentang, sungai panjang indah berliku- liku, merupakan kekayaan alam yang tiada tara menambah deretan panjang keindahan dan keagungan negara tercinta ini. Keragaman kebudayaan di masing-masing pulau begitu kental dengan adat istiadatnya. Kebudayaan daerah yang satu dan lainnya memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing. Perbedaan inilah yang menambah kekayaan Indonesia. Perbedaan itu memang indah. Jika diibaratkan sepeti melukis diatas kanvas, apabila hanya menggunakan satu warna maka lukisan itu tidak akan terlihat indah. Namun bila lukisan itu kita beri warna yang berbeda-beda tentu akan menarik hati orang-orang yang melihatnya. Karena warna-warna itu memberikan arti dan makna tersendiri untuk lukisan tersebut. Begitu juga dengan negara Indonesia, perbedaan kebudayaan di masing-masing pulau akan memberi arti keanekaragaman budaya Indonesia yang akan menarik hati orang-orang yang melihatnya. Maka dari itu cintailah perbedaan ini, jangan jadikan perbedaan ini sebagai 10

11 pembelah di negara tercinta ini. Namun seiring dengan kemajuan teknologi di abad ini, mulailah perbedaan-perbedaan ini menjadi jurang yang menjauhkan kita dari saudara sebangsa dan setanah air. Persatuan yang dulu dikumandangkan oleh para pendahulu kita kini mulai terkikis oleh zaman. Mungkin inilah yang disebut dengan masa kaliyuga di mana kejahatan lebih berada diatas daripada kebaikan. Mungkin jika bumi ini bisa berbicara, pasti dia akan mencaci maki ulah manusia yang semena-mena terhadap alam ini. Jangankan akan mencintai sesama saudara. Kepada alam dan bumi tempatnya berpijak saja sudah tidak dihiraukan lagi. Maka alam ini pun murka. Bencana alam banjir, tanah longsor, tsunami datang silih berganti. Mencoba menyadarkan manusia yang telah lupa akan bumi pertiwinya. Melihat situasi di negara ini yang semakin kacau, membuat penata tergugah untuk menyadarkan orang-orang akan pentingnya menjaga keindahan alam ini serta menjadikan perbedaan-perbedaan akan wilayah dan insan manusia sebagai tonggak kembalinya Indonesia yang kaya akan budaya alam serta adat istiadatnya. Kita harus belajar dari para pendahulu kita yang berjuang membebaskan bangsa ini dari siksaan para penjajah. Bukan senjata api, bukan bom, bukan meriam yang mereka gunakan. Satu hal yang membangkitkan semangat mereka adalah persatuan. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, semboyan yang wajib harus selalu kita ingat. Berangkat dari persatuan inilah penata umpamakan seperti tangga. Sebuah alat yang dapat digunakan apabila semua bagiannya utuh. Dua 11

12 kayu dengan panjang yang sama sebagai pegangan dan kayu-kayu kecil sebagai penghubungnya yang digunakan sebagai pijakan untuk mencapai tempat yang tinggi. Jika salah satu bagian rusak atau patah, maka tangga tidak akan bisa digunakan. Dan kita tidak akan bisa mencapai tempat yang tinggi. Maka dari itu kayu atau bambu dibuat dan disatukan sedemikian rupa agar tetap kokoh walaupun diinjak atau dinaiki orang. Inspirasi ini membayangi pikiran penata dan terasa memberikan sebuah ide yang kiranya merangsang pikiran penata untuk mentransfer masukan atau menuangkan ide tersebut kedalam sebuah karya seni yang bersifat kreatif dan inovatif. Anda Bhuwana inilah judul yang penata gunakan untuk karya seni ini. Garapan ini menceritakan tentang perbedaan seni dan budaya di negara Indonesia yang disatukan hingga menjadi kekayaan dan asset bangsa yang indah tiada taranya. Dimana kesatuan itu diibaratkan seperti anak tangga yang dibuat sedemikian rupa agar bisa digunakan untuk mencapai tempat yang tinggi. Konsep garapan ini mengacu pada keanekaragaman bentuk, teknik dan motif pukulan, namun tetap pada satu kesatuan dalam bingkai komposisi musik yang memadukan unsur tradisional dan modern dalam sebuah kolaborasi yang ditata dengan apik. Berdasarkan konsep kolaborasi ini penata bereksperimen agar dapat menimbulkan kesan tersendiri sehingga akan lebih atraktif. Di dalamnya ditambah dengan Kendang Sunda dan dikolaborasikan dengan alat musik modern berupa Gitar, Gitar Bass, Keyboard, dan Percusion. Orientasi karya ini bertumpu pada usaha-usaha mengeksploitasikan dinamika dan 12

13 teknik yang terlebih penting dari garapan ini, penata berharap untuk menawarkan sebuah konsep garapan kolaborasi untuk menyadarkan kita bahwa perbedaan itu adalah keindahan. 1.2 Ide Garapan Mengagumi keindahan keanekaragaman di Indonesia, menginspirasikan penata untuk mencoba memadukan perbedaan ini menjadi sebuah keindahan. Karena penata yakin perbedaan itu bukanlah jurang pemisah bahkan justru akan menjadikan keindahan yang bisa kita banggakan. Anda Bhuwana judul yang penata gunakan. Anda yang berarti tangga dan Bhuwana yang berarti jagat atau bumi. Tangga yang dimaksudkan disini adalah pijakan kebersamaan di jagat atau bumi ini. Sebagai bangsa yang kaya akan seni dan budaya sudah sepatutnyalah kita bersatu dan bersama dalam kebhinekaan. Pijakan ini penata transformasikan dalam penggunaan alat-alat musik yang beraneka jenis. Walaupun beberapa alat musik yang digunakan berasal dari generasi yang berbeda, namun tetap menghasilkan musik yang indah. Disini penata ingin membuktikan jika perbedaan itu bisa disatukan dan menghasilkan keindahan. Yang terpenting dalam hal ini adalah proses. Proses yang dimaksud adalah tingkah laku atau pola sikap. Disinilah penata mulai tergugah untuk memadukan keanekaragaman tersebut. Timbullah ide untuk menciptakan sebuah garapan musik kolaborasi. Yang diharapkan 13

14 nantinya garapan ini akan membuka mata kita dan dapat dijadikan tangga pemersatu untuk menciptakan keindahan khususnya dalam bidang seni kerawitan. Dengan memadukan gambelan Bali berupa Semara Pagulingan ditambah gambelan Jawa berupa Kendang Sunda dikolaborasikan dengan alat musik modern berupa Gitar, Gitar Bass, Keyboard, dan Percussion. Perbedaan dari masing-masing alat musik ini jika dipadukan akan menghasilkan suatu garapan karya seni yang indah. Memang tidak mudah menyatukan perbedaan alat musik ini, namun penata tetap berusaha memadukannya dengan tetap mengacu pada pola-pola kolaborasi. 1.3 Tujuan Garapan Garapan karya seni ini bertujuan untuk memberikan suatu bentuk pengalaman yang dirasakan dalam sebuah proses kreatif yang sekaligus digunakan sebagai barometer untuk mengukur kemampuan penata. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam garapan ini berdasarkan gagasan pokok dan latar belakang garapan yaitu : 14

15 1.3.1 Tujuan Umum a. Untuk dapat mewujudkan sebuah garapan yang sesuai dengan konsep Anda Bhuwana. b. Untuk mewujudkan sebuah garapan yang kreatif dan inovatif dan layak untuk disajikan dalam ujian Tugas Akhir ( TA ) karya seni Tujuan Khusus Hal yang mendasar dari akhir sebuah proses garapan adalah tercapainya suatu sasaran yang sesuai denagn konsep garapan, begitu pula halnya dengan penggarapan karya kolaborasi Anda Bhuwana ini. Adapun tujuan khusus dari garapan karya kerawitan ini sebagai berikut: a. Mentransformasikan ide penata dalam komposisi karya seni Anda Bhuwana sebagai perwujudan perpaduan alat musik tradisional dan alat musik modern. b. Untuk menggali potensi dan melestarikan kebudayaan khususnya pada alat musik tradisional, agar tidak terkikis oleh kemajuan teknologi terutama kemajuan pada alat musik modern. 1.4 Manfaat Garapan Manfaat yang ingin dicapai lewat garapan ini pada dasarnya penata berasumsi agar dapat merangsang dan membuka wawasan masyarakat khususnya yang menekuni bidang seni kerawitan. Dengan menelusuri 15

16 lebih jauh baik lewat pengkajian ilmiah maupun lewat ungkapan karya seni dengan memadukan alat musik tradisional dan modern. Selain itu diharapkan garapan karya seni ini dapat menambah pembendaharaan dan memperkaya karya seni kerawitan terutama dalam memadukan alat musik yang mungkin bagi generasi selanjutnya bisa digunakan sebagai bahan acuan, referensi, maupun sebagai perbandingan didalam berkreativitas dalam proses pembelajaran generasi berikutnya di Kampus ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar pada khususnya dan kalangan masyarakat pada umumnya. 1.5 Ruang Lingkup Untuk menghindari adanya salah tafsir dikalangan penikmatnya, maka dalam tulisan ini dapat ditegaskan bahwa garapan Anda Bhuwana ini disajikan dengan kelengkapan instrument sebagai berikut : a. Beberapa buah gambelan Semara Pagulingan b. 3 set Kendang Sunda c. 4 buah Rebana d. 1 buah Bedug e. 4 buah Genggong f. Beberapa alat Percusion g. 1 buah Gitar h. 1 buah Gitar Bass i. 1 buah Keyboard 16

17 Dalam garapan ini penata akan memadukan gambelan tradisional Bali dengan Kendang Sunda dan alat-alat musik modern yang telah disebutkan diatas. Dalam hal ini penata ingin membuktikan bahwa kekayaan Indonesia sungguh banyak apalagi dalam bidang kebudayaan. Masing-masing daerah punya ciri khas yang berbeda. Menyadari keanekaragaman inilah penata mencoba menerapkan dengan memadukan gambelan tradisional Bali berupa gambelan Semara Pagulingan dengan salah satu perangkat gambelan Jawa yaitu Kendang Sunda. Untuk menciptakan kolaborasi yang lebih unik penata memasukkan unsur-unsur alat musik modern dalam garapan Anda Bhuwana ini. Alat musik modern ini penata coba tambahkan dengan tujuan untuk memperkaya kekayaan nusantara kita dengan mengikuti perkembangan zaman namun tetap tidak meninggalkan alat musik tradisional. Menggabungkan alat-alat musik tradisional dan modern memanglah tidak mudah. Namun dengan usaha dan keyakinan akhirnya penata berhasil memadukan alat musik tradisionanl dan modern dalam sebuah garapan yang berjudul Anda Bhuwana. Garapan ini memakai durasi waktu kurang lebih menit. Keyakinan penata ini tampaknya sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Jakob Sumandjo dalam buku Filsafat Seni, bahwa kreativitas merupakan suatu misteri. Ia tidak hanya muncul dari suatu hasil pemikiran atau dorongan perasaan, tetapi juga melibatkan kebenaran 17

18 intuitif. Sesuatu yang intuitif itu bersifat bawah sadar. Baru diketahui setelah ditemukan. Bagaimana menemukannya merupakan rahasia jiwa 1. Maka dari itu penata selalu berusaha untuk memadukan alat musik yang berbeda agar tercipta garapan yang kreatif dan inovatif. 1 Jakob Sumardjo, Fiskal Seni (Memahami Kreatifitas) penerbit ITB Bandung, Hal 81 18

19 BAB II KAJIAN SUMBER Sebuah karya seni tanpa adanya suatu refrensi yang menjadi sumber acuan dan informasi yang mendukung, mustahil akan dapat terwujud. Begitu pula dengan karya seni ini. Penata tidak mempungkiri ada beberapa acuan sebagai kajian sumber yang nantinya memberikan penata hasil karya seni yang memiliki pembahasan kata secara ilmiah yang dapat penata pertanggungjawabkan. Adapun beberapa kajian sumber yang penata pergunakan adalah : 2.1 Sumber-sumber Berupa Buku 1. Buku Alma Hawkins dengan judul Creating Trough Dance diterjemahkan oleh Soedarsono dalam bukunya yang berjudul Diktat Pengantar dan Pengetahuan Komposisi Tari tahun 1980, tahapan ini diharapkan menjadi : penjajagan, percobaan, dan pembentukan. Dari buku ini penata mendapat pengetahuan dalam menciptakan garapan ini. Sehingga dalam setiap tahap atau proses yang dilalui dapat berlangsung dengan baik. 2. Buku Filsafat Seni 2 (Memahami Kreativitas) dalam buku Filsafat Seni, banyak ditulis tentang bagaimana kreativitas itu muncul, bagaimana jiwa manusia ketika sedang berkreativitas dan masih banyak lagi tulisan 2 Jakob Sumardjo, Filsafat Seni (memahami kreativitas) Penerbit ITB Bandung, 2000, p81 19

20 lain yang terkait dengan buku ini sangat terjadinya kreativitas. Beberapa dari buku ini sangat sesuai dengan pengalaman empiris di dalam melakukan kegiatan kreativitas dalam berkesenian sehingga hal ini menguatkan penata didalam melakukan beberapa terobosan baru pada proses pembentukan karya seni ini. 3. Buku Aspek-aspek Penggarapan Kerawitan Bali di ASTI Denpasar oleh I Nyoman Windha dkk, Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar Buku ini memuat tentang pengetahuan dalam penggarapan suatu komposisi musik dan penjelasan dari masing-masing unsur yang terdapat dalam komposisi musik. 4. Prakempa sebuah Lontar Gambelan Bali, merupakan sebuah buku transitelasi karya I Made Bandem : 1986, Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar, dalam buku ini penata memperoleh jenis-jenis patet dan teknik dari permainan instrument Semara Pagulingan yang menjadi salah satu media ungkap dalam konsep penata. Selain Prakempa memberikan gambaran menyeluruh tentang gambelan Bali (dari teknik dan hukum lagu dalam gambelan Bali), penata dapat mempelajari dan memahami bahwa Prakempa memiliki empat unsur pokok meliputi filsafat atau logika, etika atau susila, estetika dan teknik menabuh dalam gambelan Bali. Penata memilih buku ini karena dalam garapan kolaborasi ini penata akan menggunakan salah satu alat gambelan tradisional Bali yaitu Semara Pagulingan. 20

21 5. Pengantar Ilmu Estetika jilid I, karya Djelantik A.A.m : 1990, Sekolah Tinggi Seni Indonesia. Buku ini berisi tentang dasar-dasar Ilmu Estetika (keindahan) dan aspek-aspeknya. Buku ini memberi pemahaman bagi penata bagaimana caranya untuk mewujudkan keindahan dalam sebuah garapan serta cara memadukan unsur-unsur yang berbeda yang ditimbulkan oleh media ungkap yang digunakan, agar dapat terdengar harmonis dan dapat dinikmati oleh panca indera manusia. 6. Estetika Hindu dan pembangunan Bali, dalam Estetika Kebudayaan Bali sebuah buku karya IBG, Yudha Triguna yang diterbitkan oleh Widya Dharma, Denpasar tahun Dalam buku ini penata banyak mendapatkan tentang pemaknaan seni dari perspektif estetika dan filsafat untuk mengkaji kembali landasan filsafat seni dan mampu untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut kedalam sebuah seni kreatif dalam konteks berkesenian, sehingga garapan kolaborasi yang penata ciptakan tetap berpedoman pada pakem-pakem dalam berkesenian. 2.2 Sumber sumber Berupa Rekaman 1. Rekaman kaset Kishi-kishi Whis Pering Sanggar Bona Alit oleh Agung Alit yang menjadi inspirasi penata untuk memadukan alat musik modern dengan alat musik tradisional. 2. Rekaman CD-R oleh new image theater Group Miki Wong The 2004 Asia-Pasific Traditional Arts Festival : Pasific Romance. Dalam 21

22 rekaman ini didapatkan beberapa motif pukul atau ritme yang sangat membantu guna mewujudkan garapan ini. 2.3 Sumber Berupa Informan Wawancara penata lakukan dengan Bapak Agung Alit, bertempat di Desa Bona, Blahbatuh, Gianyar. Seniman kerawitan kolaborasi yang lahir tahun 1964 adalah pimpinan Sanggar Bona Alit. Wawancara yang penata lakukan terkait dengan judul garapan Anda Bhuwana. istilah Anda Bhuwana adalah hasil pemikiran Beliau dengan pengungkapan keadaan di bumi atau jagat raya pada saat ini yang penuh dengan fenomena. Fenomena-fenomena yang terjadi karena keegoisan manusia.maka dari itu garapan ini mengajak untuk menciptakan kebersamaan seperti anak tangga yang dibuat sedemikian rupa sehingga utuh dan dapat dipergunakan untuk mencapai tempat tinggi. Kebersamaan anak tangga ini menahan beratnya orang yang menaikinya, menginspirasikan untuk menimbulkan rasa kebersamaan diantara keanekaragaman. Yang kemudian ditransformasikan kedalam wujud garapan musik kolaborasi. Penata juga banyak melakukan bimbingan karya kepada dosen Bapak Hendra Santoso,S.Skar,M.Hum dan Ibu Ni Wayan Wardini, S.sn.Msi yang selaku pembimbing tugas akhir garapan karya seni ini. 22

23 BAB III PROSES KREATIVITAS Manusia terlahir tidak langsung menjadi individu yang utuh dan berakhlak mulia. Untuk dapat menjadi manusia yang penuh dengan tantangan untuk bisa menjadi manusia yang sesungguhnya yaitu manusia yang bisa berguna untuk orang lain. Bayi, Balita, Remaja, Dewasa, dan Tua adalah proses yang harus dilewati manusia demi pencapaian jati diri. Begitu juga dengan suatu karya seni tidak langsung terlahir begitu saja menjadi sebuah karya seni yang indah. Melainkan ia hadir melalui proses yang berliku-liku sehingga proses ini pun bisa dianggap mempunyai nilai seni. Menggarap karya seni juga merupakan kegiatan kreativitas dalam menuangkan ide atau gagasan sehingga menjadi salah satu bentuk karya seni yang utuh. Karya seni merupakan ungkapan ekspresi jiwa penciptanya, yang didukung oleh gejolak emosional, intelektual, dan spiritual dari si pencipta itu sendiri. Dalam mewujudkan karya seni Anda Bhuwana ini, proses kreativitas merupakan hal yang sangat penting. Proses pelaksanaannya diperlukan usaha yang sungguh dan ketelitian. Dalam proses ini sangat ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal adalah kesiapan mental, fisik, skill, dan pengalaman penata berkomposisi sedangkan faktor eksternal adalah kesiapan mental 23

24 pendukung dan sarana lainnya seperti gambelan sebagai media ungkap, tempat dan biaya. Sebagai proses kreatif seorang seniman memiliki kebebasan untuk menjalani proses dan menafsirkan hal-hal apa saja yang menjadi pengaruh dari dalam maupun luar dirinya, sehingga mampu menghadirkan sebuah ide, kemudian mengumpulkan elemen-elemen yang dianggap bisa mendukung terwujudnya suatu karya seni sesuai ide dan terakhir mewujudkannya menjadi satu karya seni utuh yang sesuai dengan ide garapan. Ketertarikan untuk memadukan alat musik tradisional dengan alat musik modern yang mempunyai ciri khas masing-masing serta mempunyai bunyi yang berbeda berawal dari kesenangan membanding-bandingkan bunyi pada alat yang satu dengan alat yang lainnya. Penilaian dengan membanding-bandingkan bunyi dari alat-alat musik ini, menimbulkan keinginan penata untuk menelusuri lebih jauh agar mendapatkan sesuatu dengan mengungkapkan perbedaan bunyi yang ada pada masing-masing alat musik ini dan kemudian mewujudkannya dalam bentuk kolaborasi. Keinginan untuk memadukan alat musik ini juga timbul untuk membuktikan kepada generasi muda bahwa musik tradisional bukanlah musik yang membosankan namun justru menyenangkan. Agar lebih menarik alat musik tradisional bisa dipadukan dengan alat musik lainnya atau bahkan juga bisa dipadukan dengan alat musik modern seperti pada garapan Anda Bhuwana ini. Dengan begitu diharapkan para generasi muda 24

25 sebagai generasi penerus bangsa dapat mencintai kekayaan kebudayaan sendiri. Dari keinginan tersebut diatas, mulai diakukan langkah-langkah di dalam usaha mewujudkan sebuah komposisi musik kolaborasi. Adapun langkah-langkah dalam proses penggarapan karya seni ini dapat diuraikan sebagai berikut : 3.1 Tahap Awal ( Penjajagan ) Melalui kegemaran mendengarkan lantunan musik baik yang tradisional maupun modern, penata mulai melakukan usaha untuk membandingkan alat musik yang cocok untuk dipadukan agar bisa menghasilkan suatu keharmonisan nada. Usaha-usaha yang dilakukan antara lain dengan mengumpulkan kaset-kaset atau rekaman-rekaman musik kolaborasi dan memutarnya secara silih berganti menggunakan tape recorder dengan tujuan memberikan inspirasi bagi penata. Untuk mendapatkan jawaban yang akurat tentang perbedaan standar bunyi yang terdapat dalam alat-alat musik tersebut, maka dilakukan beberapa kali eksperimen terhadap alat-alat musik yang digunakan agar menghasilkan keserasian dan keharmonisan nada dalam musik kolaborasi. Agar proses awal ini dapat berjalan dengan baik penata selalu berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan, serata tetap berpedoman dengan sumber-sumber yang sesuai. 25

26 Tabel 1 Tahap Awal ( Penjajagan ) NO WAKTU KEGIATAN TEMPAT KETERANGAN 1. Bulan Bertemu dengan Di rumah Penata mendapat Maret seniman Bapak Agung Bpk.Agung inspirasi ide 2011 Alit Alit judul yang digunakan 2. Minggu I Pencarian ide dengan Di rumah Menemukan Maret melakukan observasi penata keunikan 2011 dan mendengarkan masing-masing kaset rekaman tentang alat musik musik kolaborasi 3. Minggu Mencoba menyusun Di rumah Gambaran II Maret serta merumuskan penata struktur 2011 komposisi secara komposisi yang global akan penata buat sudah didapat secara kasar 26

27 4. Minggu Menghubungi teman- Di rumah Teman-teman III Maret teman yang akan ikut masing- yang 3.2 T 2011 membantu sebagai masing mendukung a pendukung sebanyak 15 h orang a p Percobaan ( Improvisasi ) Setelah mendapatkan ide dengan mendengarkan kaset-kaset rekaman serta berkonsultasi dengan para informan, sampai pada tahapan kedua yaitu tahap percobaan yang diawali dengan persiapan proposal dan mengumpulkan proposal. Setelah proposal disetujui mulailah penata mencoba memainkan sendiri alat-alat yang akan digunakan pada garapan ini. Penata mulai mendapatkan inspirasi untuk menyusun motif-motif lagu yang ditulis dalam bentuk notasi sambil langsung mempraktekkannya agar nantinya bisa dituangkan kepada para pendukung pada proses pembentukkan lagu. Sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya penata melakukan upacara nuasen (mencari hari baik untuk melakukan kegiatan) pada tanggal 19 Maret 2011 yaitu bertepatan dengan hari Purnama Kadasa. 27

28 Setelah upacara Nuasen, penata mulai bereksperimen dibantu oleh beberapa orang pendukung yaitu pada tanggal 20 Maret 2011 dan mulai melangkah menuju teknis penggarapan. Dalam tahapan ini penata sudah mulai mencoba sendiri memainkan gambelan Semara Pagulingan untuk mencari motif-motif. Kemudian mencari dan mencoba alat-alat musik yang lain untuk menemukan keserasian bunyi pada alat-alat musik tersebut. Dari hasil improvisasi, penata mendapat inspirasi untuk menyusun motif-motif lagu yang ditulis dalam notasi dhing dhong dan notasi diatonis. Karena penata tidak begitu yakin dengan kesan yang dihasilkan dari notasi yang dibuat, penata kembali mempraktekkannya lagi. Dengan sedikit perbaikan akhirnya penata menetapkan motif lagu yang pas mewakili setiap bagian dari komposisi yang dirancang, dan akan penata tuangkan kepada para pendukung yang lain pada tahap pembentukan pada latihan berikutnya. Melihat begitu cepat daya tangkap pendukung terhadap motifmotif yang penata tuangkan, menjadikan penata lebih terpacu untuk merangkai temuan-temuan hasil dari kontemplasi untuk membentuk ke bagian kedua. Selanjutnya penata bersama para pendukung kembali melaksanakan latihan pada tanggal 23 Maret Penata kembali mengulang pencapaian yang telah dicapai pada latihan sebelumnya yaitu pada bagian pertama. Setelah dirasakan mantap, penata kenudian menginjak kebagian kedua, namun sesuai dengan ide sebelumnya penata 28

29 ingin memasukkan keunikan dengan perpaduan alat musik yang berbeda jenis yang bernuansa keindahan keanekaragaman pada transisi bagian pertama kebagian kedua. Disini persoalan semakin kompleks, melebar dan menyangkut rasa. Singkatnya bagaimana mengatur nuansa irama semua alat musik yang digunakan pada garapan ini dengan aspek penciptaan menuju satu kesatuan agar garapan menjadi terarah, terutama peralihan bagian satu ke bagian kedua agar tidak terkesan putus. Setelah penata mencoba menuangkan ide penata untuk menggarap bagian transisi ini ternyata semua sesuai harapan dimana kesan dan nuansa telah disepakati walaupun belum diberi ornamentasi. Bagian transisi sudah terbentuk dan ini berarti harus disambung untuk mencari bagian inti. Berkat kesungguhan dan kekompakkan pendukung pada proses penuangan, menyebabkan bagian kedua ini dapat dirampungkan secara keseluruhan. Tahap penuangan bagian pertama hingga bagian kedua adalah tahap yang saling harus diberikan porsi konsentrasi penggarapan yang lebih, karena dalam aturan konvensional bagian kedua ini merupakan bagian inti dari keseluruhan musik ini. Esensi ini biasanya sangat penting diperhatikan. Akan tetapi sesuai dengan ide dasar bahwa yang digarap adalah musik kolaborasi yang inovatif, berarti unsur inovasi dan terobosan baru dalam rangka mencari sebuah pembaharuan sudah pasti dilakukan. Aturan konvensional sebagai bahan baku, sedangkan sentuhan inovasi sebagai bumbu penyedap yang menjadikan suatu sajian dengan 29

30 aroma yang baru. Ada hal yang menarik bagi penata pada saat penuangan maupun setelah mendengar hasilnya, yaitu pada saat penuangan bagian kendang sunda yang dipadukan denagn seperangkat gambelan Semara Pagulingan dan alat musik modern, seperti yang telah dipaparkan diatas penata ingin menciptakan sesuatu yang baru. Kemudian dibagian ketiga dan keempat penata sengaja memunculkan aksen-aksen yang datangnya seketika namun sesuai dengan arah melodi yang menyebabkan patahan-patahan dinamika yang menjadi alur gending berombak-ombak dan saling tumpang tindih menjalin harmoni yang dinamis. Latihan selanjutnya penata arahkan untuk menghaluskan bagianbagian yang masih kasar dan kadang kala beberapa bagian yang terasa kurang cocok yang kemudian diperbaiki, intinya porsi latihan untuk menghaluskan dan memberikan rasa pada dinamika lagu. Dalam penggarapan garapan ini setelah beberapa kali latihan telah mencapai hasil yang diharapkan namun bukan berarti tanpa kendala dan hambatan. Masalah pengaturan jadwal latihan sering menjadi kendala karena ada pendukung yang juga membantu proses penggarapan mahasiswa lain yang masih terkait dengan ujian akhir. Sejujurnya penata meyakini betapa lancarnya sebuah proses kegiatan pasti akan muncul sebuah kendala dan hambatan. Namun bagi penata sesungguhnya hambatan dan kendala dalam berproses inilah yang merupakan ujian yang sesungguhnya, karena jika dalam fase ini penata kalah dan tidak bisa 30

31 mengatasi kendala dan hambatan maka hancurkan segala harapan yang telah dipersiapkan sebelumnya 31

32 TABEL 2 TAHAP PERCOBAAN (IMPROVISASI) NO. WAKTU KEGIATAN TEMPAT KET 1 19 Maret 2011 Upacara Nuasen Sanggar Bona Hari baik mulai latihan, Alit pendukung tidak lengkap Maret 2011 Mencoba mempraktekan Sda Penata dapat menemukan pola-pola pada media pola-pola yang akan ungkap dalam bentuk dipakai dalam bagian- sepotong-sepotong bagian musik 3 22 Maret 2011 Menentukan patutan Sda Penata mendapatkan jenis yang akan dipakai di patutan pada setiap bagian setiap bagian Maret 2011 Menotasi motif-motif Di rumah penata Berhasil menulis notasi lagu yang dibuat dalam bagian I,II, dan III notasi dhing dhong & diatonis 5 25 Maret 2011 Mencoba Sanggar Bona Materi sudah dituangkan mempraktekkan kembali Alit kepada pendukung pola-pola yang dinotasi 32

33 3.3 TAHAP PEMBENTUKAN ( FORMING ) Dalam sebuah proses kreaktivitas, tahapan pembentukan merupakan merupakan bagian akhir yang sangat menentukan kesuksesan dalam pementasannya. Pada tahap ini, penata sudah mulai menuangkan segala sesuatu yang ingin penata ungkapkan kepada para pendukung melalui media ungkap. Penata membagi proses kegiatan ini menjadi beberapa bagian sesuai dengan struktur dari komposisi yang ingin penata capai. Setelah beberapa motif yang dinginkan bisa terwujud, penata mulai merangkai dan menghubungkan motif-motif tersebut untuk selanjutnya diwujudkan menjadi suatu keutuhan komposisi. Dalam merangkai motifmotif ini, harus banyak dilakukan pertimbangan-pertimbangan karena dari dalam merangkai dan membuat suatu keutuhan komposisi, harus memperhitungkan tempat-tempat motif yang sesuai dengan posisi alat dan kebutuhannya. Juga tidak menutup kemungkinan ada beberapa motif. Motif yang dirubah bahkan dihilangkan jika kehadiran motif tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkan. Dalam proses pembentukan atau penggabungan beberapa motif, penata sangat memperhitungkan dinamika dan ritme garapan agar tidak timbul rasa kejenuhan pada saat menikmatinya. Untuk itu latihan penata lakukan bagian perbagian dengan cermat. Setelah bagian perbagian berhasil diselesaikan,selanjutnya penata melakukan perbaikan-perbaikan 33

34 serta sedikit penambahan sesuai masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing. 34

35 TABEL 3 TAHAP PEMBENTUKAN (FORMING) NO WAKTU KEGIATAN TEMPAT KET 1. 2 April 2011 Pembentukan Sanggar Bona Bagian bagian I Alit pertama berhasil dicapai dalam bentuk kasar 2 4 April Pembentukan Sda Berhasil 2011 bagian II menyelesaikan bagian kedua April 2011 Menuangkan Sda Menyelesaikan transisi dari bagian transisi bagian I kebagian II I ke bagian II dan menambahkan sedikit melodi April 2011 Memantapkan Sda Bagian I dan Ii materi bagian I dan masih dicapai II dalambentuk kasar 35

36 5. 1 Mei 2011 Memantapkan materi I dan II Sda Berhasil tercapai bersih karena pendukung sudah lengkap 36

37 BAB IV WUJUD GARAPAN Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa kesenian. Setelah melalui tahapan proses yang cukup panjang, akhirnya garapan kolaborasi Anda Bhuwana bisa terwujud dan layak untuk disajikan. Komposisi musik kolaborasi Anda Bhuwana merupakan sebuah instrumental perpaduan yang inovatif, yang masih bertitik tolak pada keanekaragaman budaya Indonesia yang dipadukan dengan alat musik modern. Pola-pola tradisi dikembangkan baik dari segi struktur lagu, teknik permainan maupun motif-motif gending dengan penataan atau pengolahan secara musikal, seperti : nada, melodi, irama (ritme), tempo, harmoni, dan dinamika. Disamping hal tersebut ada juga hal-hal yang bersifat mendasar menjadi pertimbangan penata yaitu : keutuhan atau keselarasan (Unity), penonjolan atau penekanan (dominance), dan keseimbangan (balance). 3 Hal ini penata lakukan agar garapan ini enak dinikmati serta memiliki bobot seni yang tinggi. a. Keutuhan atau Keselarasan (Unity) Keutuhan yang dimaksudkan pada garapan ini adalah dari bagian satu ke bagian yang lainnya berkesinambungan. Artinya masing-masing bagian 3 A.A.M.Djelantik,Pengantar Dasar Ilmu estetika,jilid Idenpasar:STSI,1990,p.32 37

38 mempunyai kaitan proses untuk pencapaian penyelesaian yang ada pada bagian akhir dari komposisi ini. b. Penonjolan atau Penekanan (Dominance) Penonjolan mempunyai maksud mengarah perhatian orang yang menikmati suatu karya seni ke suatu hal yang tertentu, yang dipandang lebih penting dari pada hal-hal yang lain dari karya seni itu. Di dalam karya seni penonjolan masing-masing instrumen dilakukan agar garapan ini memiliki kekuatan atau intensitas. c. Keseimbangan (Balance) Keseimbangan dalam komposisi ini mempunyai maksud, bagaimana antara masing-masing instrumen bisa bekerja sama bermain dengan porsi yang seimbang. 4.1 Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Untuk mewujudkan komposisi ini, penata memakai media ungkap beberapa gambelan Semara Pagulingan, sebuah Kendang Sunda, Genggong, Rebana, Bedug, dan beberapa alat musik modern. Gambelan Semara Pagulingan yang digunakan pada komposisi ini merupakan alat musik tradisional Bali yang berlaraskan pelog 7 nada. Dalam satu perangkat gambelan ini terdiri dari berbagai jenis instrumen berupa bilah dan pencon serta beberapa alat perkusi. 38

39 Agar lebih jelasnya lagi, dibawah ini akan penulis uraikan satu persatu instrumen yang digunakan pada garapan Anda Bhuwana ini, Instrumen-instrumen yang dipergunakan adalah : 1. Beberapa gambelan Semara pagulingan yang terdiri dari : a. Kendang Cedugan Lanang Kendang adalah salah satu jenis instrumen perkusi yang tergolong klasifikasi membranphone, yaitu instrumen yang bunyinya ditimbulkan oleh kulit dikencangkan. Jika dilihat lebih spesifik lagi kendang dapat disebut sebagai membranphone double heded (kendang bermuka dua). Kendang Bali berbentuk konis denagn sistem pakelit. Pakelit merupakan sebuah lubang kecil yang membatasi muka kanan dengan muka kiri ada sebuah pada sebuah kendang Bali yang berfungsi sebagai pengatur tinggirendah bunyi kendang. b. Jublag Jublag merupakan instrumen yang terdiri dari 7 bilah nada yang berbentuk lebih besar daripada gangsa. Garapan ini sama seperti yang lain yang memakai jublag yang berfungsi memberikan aksen pada ruas-ruas lagu dan pembawa melodi gending. c. Jegogan Pada dasarnya instrumen yang satu ini hampir sama dengan jublag memilki 7 nada, hanya ukurannya lebih besar.fungsi 39

40 garapan ini memberikan aksen-aksen serta tekanan-tekanan pada melodi lagu pada hitungan-hitungan tertentu. d. Cengceng Rincik Cengceng Rincik merupakan instrumen yang berbentuk pipih dan bundar dengan ukuran kecil. Terdiri dari lima buah dipasang menghadap keatas dan dua buah lagi dipegang oleh tangan untuk dimainkan. Fungsinya adalah untuk memperkaya ritme. e. Suling Suling adalah sebuah instrumen musik yang tergolong dalam klasifikasi aeorophone. Instrumen ini terbuat dari bambu yang dilubangi. Keberadaan suling di setiap barungan gambelan yang ada di Bali sangat membantu untuk memperkaya warna musik yang dihasilkan (karena dalam suling bisa menhasilkan suara atau nada pemero ) f. Gangsa Pemade Gangsa Pemade ini merupakan bagian dari barungan Gambelan Semara Pagulingan yang terdiri dari dua pasang tungguh pemade yaitu pengumbang dan pengisep. Setiap tuguhnya terdiri dari 7 bilah. 2. Kendang Sunda Kendang sunda adalah suatu alat musik tradisi yang berasal Jawa Barat/Sunda. Kendang menambah keunikan dan sangat 40

41 mendukung pada garapan ini, karena kendang ini dapat digabungkan dengan beberapa alat musik lain namun tetap memiliki bunyi yang khas. 3. Gitar Gitar adalah sebuah alat musik modern yang akan ikut dipadukan dalam garapan Anda bhuwana ini. Alat musik gitar ini memiliki kunci sebagai pengantar nada-nada dan mengiringi melodi yang sesuai dengan irama lagu. Alat muik ini menambah keanekargaman muik pada garapan ini. 4.Gitar Bass Gitar bass mempunyai bentuk sama dengan gitar, namun ukurannya berbeda. Gitar Bass memiliki ukuran yang lebih besar dari pada gitar. Bunyi yang di hasilkan pun berbeda. Gitar Bass memiliki suara yang lebih besar (ngebas). 5. Keyboard Adalah alat musik modern yang berfungsi untuk mengiringi lagu. Melodi yang dihasilkan oleh keyboard menambah keanekaragaman bunyi yang dihasilkan pada garapan ini. 6. Bedug Bedug memiliki bentuk menyerupai kendang namun ukurannya sangat besar. Panggul yang digunakan untuk memukul bedug juga berbeda dengan kendang. Agar pemain lebih mudah memainkan bedug, dibuatkan alat penyangga yang tingginya disesuaikan dengan tinggi pemain bedug. 41

42 7. Genggong Genggong adalah sebuah alat yang terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga pada saat dimainkan dapat menghasilkan bunyi yang khas. Dengan penambahan genggong ini maka makin banyaklah kenekaragaman bunyi yang dipadukan pada garapan ini. 8. Rebana Rebana merupakan alat musik pukul yang sekaligus dimainkan oleh pemain gangsa. Alat ini berbentuk bundar dan terbuat dari kulit. 4.2 Teknik Permainan Teknik permainan lagu maupun pada teknik gamelan Bali untuk menyebutkan teknik biasanya disebut gegebug. Dalam garapan ini teknik yang dipakai masih mengacu pada teknik-teknik yang ada pada kerawitan Bali, tetapi pada bagian tertentu teknik tersebut dirubah atau dikembangkan, sesuai kebutuhan garapnya di dalam komposisi ini. Adapun teknik permainan dari masing-masing instrumen yang dipakai dalam komposisi kerawitan Anda Bhuwana ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Instrumen Kendang Seperti yang dijelaskan diatas, ada dua jenis kendang yang digunakan pada garapan ini. Yaitu Kendang Bali (kendang cedugan lanang) dan Kendang Sunda. Untuk teknik permainan kendang Bali, dipakai motif kendang cecedugan serta dikombinasikan untuk mendukung keutuhan suasana. Adapun fungsi kendang ini yaitu : 42

43 a. Membuat angsel-angsel b. Mengendalikan irama dan tempo dari suatu gending c. Kadang-kadang bermain secara improvisasi memberi hiasan berupa permainan ritme. Sedangkan kendang Sunda yang digunakan dalam garapan ini sebanyak 3 buah. Kendang sunda dimainkan untuk menambah keanekaragaman bunyi pada garapan ini. Bahkan diberikan bagian secara khusus untuk menonjolkan penggunaan kendang sunda ini. 2. Instrumen Jublag Teknik permainan yang digunakan yaitu : a. Neliti artinya memukul gending pokoknya saja. b. Nyelah adalah pukulan yang memberi suatu tekanan pada sebuah nada dalam sebuah kalimat lagu. c.megending adalah membawakan melodi lagu secara utuh 3. Instrumen Jegogan Teknik permainan Jegogan adalah nyele atau nyelah yaitu jatuhnya pukulan dalam satu nada yang memberikan tekanan pada suatu kalimat lagu dan hitungan jatuhnya pukulan simetris, tergantung kebutuhan. 4. Instrumen Cengceng Rincik Cara memainkannya adalah dengan cara memukulkan dua buah cengceng yang disebut bungan cengceng, yang dibenturkan pada cengceng bawah. Jenis-jenis pukulan yang dipakai dalam garapan ini antara lain: a. Ngecek : memainkan sambil menutup 43

44 b. Ngajer : pukulan cengceng dalam membuat angsel 5. Instrumen Suling Pada instrumen suling dimainkan sesuai dengan nada lagu yang dibuat pada garapan ini. 6. Gitar Permainan gitar dapat memperindah lagu dalam garapan ini. Fungsi gitar adalah untuk memainkan melodi-melodi pokok yang sudah ditata. 7. Gitar Bass Seperti halnya dengan instrumen listrik diatas Gitar Bass dalam garapan ini berfungsi untuk memainkan melodi-melodi pokok. 4.3 Struktur Garapan Jika ditelusuri lebih lanjut secara struktur garapan ini terdiri dari tiga bagian, dimana masing-masing bagian secara berkesinambungan akan menterjemahkan konsep Anda Bhuwana dari awal sampai akhir. Di bawah ini akan diuraikan bagian perbagian dari garapan Anda Bhuwana ini. Adapun bagianbagiannya terdiri dari : Bagian 1 Pada bagian ini, penata ingin menggambarkan suasana hening, dimulai dengan ilustrasi dengan memakai beberapa alat perkusi dan memakai efek-efek suara dari Keyboard, Gitar, Gitar Bass, kemudian 44

45 disusul dengan permainan Gangsa Pemade dengan kotekan harmoni bermain secara keseluruhan dan diikuti permainan Kendang Sunda yang mengikuti irama Gangsa Pemade. (L) Ilustrasi - Suling - Bel - Keyboard - Bas - Gitar - Didjuridu - Bedug CL CL JG JG GTR BAS G... F... F... E... G... F... F... E...ttt KEY G... F... F... E... BDG H HHH HH H HHH HH H HHH HH H HHH HH O CL CL JG JG GTR G BAS G

46 KEY G BDG H O O GS GS GS GS CL CL JG JG GTR BAS BGFD C DCB..C.B.FDC BGFD C DCB..C.B.FDC KEY BGFD C DCB..C.B.FDC CC CCCCC CCC..C.C.CCC Kds 1 BBDBD BDBDB.P+B UUDBP Kds 2 BBDBD BDBDB.P+B UUDBP Kds 3 BBDBD BDBDB.P+B UUDBP SL BDG O KrL

47 KrW GT GT GT GT GS GS GS GS CL CL JG JG GTR D..C BCDF DCD.... BAS D..C BCDF DCD.... KEY D..C BCDF DCD.... CC CCCCC CCC..C.C.CCC Kds 1 D..C BDBP BDB.... Kds 2 D..C BDBP BDB.... Kds 3 D..C BDBP BDB.... SL BDG O

48 KrL KrW GT GT GT GT (L) Ilustrasi - Suling - Bel - Keyboard - Bas - Gitar - Didjuridu - Bedug CL CL JG JG GTR BAS G... F... F... E... G... F... F... E... KEY G... F... F... E... BDG H HHH HH H HHH HH H HHH HH H HHH HH O CL CL JG

49 JG GTR G BAS G KEY G BDG H O o (S) GS GS GS GS CL CL JG JG GTR BAS BGFD C DCB..C.B.FDC BGFD C DCB..C.B.FDC KEY BGFD C DCB..C.B.FDC CC CCCCC CCC..C.C.CCC Kds 1 BBDBD BDBDB.P+B UUDBP Kds 2 BBDBD BDBDB.P+B UUDBP Kds 3 BBDBD BDBDB.P+B UUDBP SL

50 BDG O KrL KrW GT GT GT GT GS GS GS GS CL CL JG JG GTR D..C BCDF DCD.... BAS D..C BCDF DCD.... KEY D..C BCDF DCD.... CC CCCCC CCC..C.C.CCC Kds 1 D..C BDBP BDB.... Kds 2 D..C BDBP BDB.... Kds 3 D..C BDBP BDB

51 SL BDG O KrL KrW GT GT GT GT GS GS GS GS CL CL JG JG GTR BAS... G G G G... KEY... G G... CC....CCC.CCC.CCC Kds 1....T++.UUD.TBDU Kds

52 Kds SL BDG O KrL KrW GT 1....g.g..g..g.g GT k. kk.k..k. GT 3....r.r..r..r.r GT S. SS.S..S. GS GS GS GS CL CL JG JG GTR BAS... A A A A... KEY... A A... CC.CCC.CCC.CCC.CCC Kds 1 DDDP XX+U P.P. BBD. 52

53 Kds Kds SL BDG O KrL KrW GT 1..g..g.g..g..g.g GT 2 kk.k..k. kk.k..k. GT 3..r..r.r..r..r.r GT 4 SS.S..S. SS.S..S. GS GS GS GS CL CL JG JG GTR BAS C... D D... C... D D... KEY C... D D... CC.CCC.CCC.CCC.CCC 53

54 Kds 1 D.XB P.XXX X.PT +.UB Kds Kds SL BDG O KrL KrW GT 1..g..g.g..g..g.g GT 2 kk.k..k. kk.k..k. GT 3..r..r.r..r..r.r GT 4 SS.S..S. SS.S..S. GS GS GS GS CL CL JG JG GTR C... G BAS C... G KEY C... G

55 CC.CCC C Kds 1 DDDP+ B Kds Kds SL BDG O KrL KrW GT 1..g GT 2 kk.k GT 3..r GT 4 SS.S GS GS GS GS CL CL JG JG GTR... G BAS... G

56 KEY... G CC....CC. C... K.K. Kds Kds Kds SL BDG O KrL....AU. A... U.U. KrW....d.. d GT GT GT GT GS GS GS GS CL CL JG JG GTR... c c... 56

57 BAS... c c... KEY... c c... CC c... cccc cccc ccccc Kds Kds Kds SL BDG O KrL KrW... A.U. AA.A.oooo d....t.t..t. T.T. GT GT GT GT GS GS GS GS CL CL JG JG

58 GTR... D BAS... D KEY... D CC c... cccc cccc ccccc Kds Kds Kds SL BDG O KrL KrW OAU. A... U.U. A....d.. d d... GT GT GT GT GS GS GS GS CL CL JG

59 JG GTR... G BAS... G KEY... G CC KCCC cckk.c.. C..C Kds Kds Kds SL BDG O KrL O.A. AAUU.A.. U.U. KrW.T.T.d.. d GT GT GT GT Bagian 2 Pada bagian ini, penata membuat transisi untuk tampak lebih cepat, untuk memasukkan teknik permainan Kendang, Rebana, permainan Gitar, Keyboard, dan Gitar Bass yang mengikuti melodi pokok yang dimainkan 59

60 dalam instrumen Jublag/Calung. Adanya jalinan dari pengenalan dalam masing-masing instrumen dengan mengungkapkan teknik permainan untuk menggambarkan suasana persatuan nusantara. (C)* A GS GS GS GS CL CL JG JG GTR DEFG.AGB AGFG EFGF BAS DEFG.AGB AGFG EFGF KEY DEFG.AGB AGFG EFGF CC CCCC.CCC CCCC CCCC Kds 1 BB+B.B.D. P.B.B..DDT+ SL BDG O OB R R R R KrL KrW KcL KcW

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau Banjar memiliki barungan Gong Kebyar. Berdasarkan daftar imformasi seni dan organisasi

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: 201202010 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR DENPASAR

Lebih terperinci

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Realisasi pelestarian nilai-nilai tradisi dalam berkesenian, bersinergi dengan

Lebih terperinci

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong Luang adalah barungan gamelan Bali yang berlaraskan pelog 7 nada dipergunakan untuk mengiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan sebuah karya seni bersumber dari segala hal yang ada di alam makrokosmos (bumi) dan mikrokosmos (manusia), sifatnya tidak terbatas. Sumber yang disediakan

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG OLEH: I NYOMAN ARI SETIAWAN NIM: 201202025 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 1 A. Judul

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam album rekaman Pupuh Raehan volume 1 sanggian Yus Wiradiredja. Pupuh Balakbak Raehan mulai diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup manusia ini memang unik adanya. Keunikan hidup manusia itu berbagai macam corak dan ragamnya, kadang manusia ingin hidup sendirian kadang pula ingin berkelompok,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan 1. Pendahuluan Gamelan Semara Pagulingan adalah perangkat gamelan yang berlaras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya Bentuk karya adalah hasil dari pengolahan elemen-elemen karawitan dengan pengaturan pola-pola tertentu. Pola-pola

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI KELANGEN

SKRIP KARYA SENI KELANGEN SKRIP KARYA SENI KELANGEN OLEH : I NYOMAN ARY SANJAYA NIM : 201102014 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Karya musik

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam dari kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencaharian

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian

Lebih terperinci

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) 1 Pengertian Tabuh Angklung Keklentangan Dalam periodisasi gamelan Bali, Gamelan Angklung tergolong sebagai salah satu

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT

DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT Produksi ISI Denpasar dipergelarkan dalam rangka Pembukaan Festival Kesenian Indonesia (FKI) V Di Pantai Sanur Denpasar 21 Nopember2007 Oleh : I Gede Oka Surya Negara,

Lebih terperinci

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010 DESKRIPSI FRAGMEN TARI DUKUH SILADRI Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta BAB V KESIMPULAN Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta produk dan kreativitas dari penyelenggara produk atau produser. Kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas Akhir Rancang

Lebih terperinci

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni Karawitan 4. Deskrepsi-Analisis Sebagai komposisi karawitan Bali, Tabuh Kreasi Lemayung tetap menggunakan

Lebih terperinci

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Genggong merupakan sebuah instrument musik yang sudah kita warisi sejak zaman yang lampau. Sebagai instrumen musik tua, Genggong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun

Lebih terperinci

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar 1. Deskripsi Garapan Komposisi karawitan kreasi pepanggulan yang berjudul KUNG merupakan komposisi karawitan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2007 KATA PENGANTAR Puji syukur penata panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM. 2010.02.014 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP

Lebih terperinci

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang mempunyai pengertian mulai (Anandakusuma, 1978:84). Pengawit

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM : ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM : 201202011 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 Abstrak Tridatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa,

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM:

ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM: ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM: 201202023 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 KLAPA WREKSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Seiring dengan perubahan budaya proses modernisasi tidak saja menuntut dunia kebudayaan untuk selalu menempatkan dirinya secara arif di tengah berbagai perubahan,

Lebih terperinci

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. 1 JURNAL JEGHEH Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. Gagasan tersebut di ambil dari pengalaman pribadi ketika melihat seorang ibu yang sabar. Konsep yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan

Lebih terperinci

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis 1. ALAT MUSIK RITMIS CONTOH ALAT MUSIK RITMIS Ada beberapa contoh alat musik ritmis tang sering digunakan untuk mengiringi sebuah lagu. 1. GENDANG Gendang atau kendang

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global Oleh: Dyah Kustiyanti Tradisi biasanya didefinisikan sebagai cara mewariskan pemikiran, pandangan hidup, kebiasaan,

Lebih terperinci

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan serta pengembangan suatu kesenian apapun jenis dan bentuk kesenian tersebut. Hal itu disebabkan karena

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya 52 BAB III PENUTUP Semua manusia (begitu juga penulis) mempunyai keinginan yang mendalam untuk menemukan titik kesuksesan atas sebuah karya yang diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses

Lebih terperinci

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011. Musik Iringan dan Prosesi Penyajian Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Sebuah pertunjukan hubungan antara tari dan musik tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan masyarakat, yang juga merupakan ekspresi yang besifat universal seperti halnya bahasa. Bagaimana

Lebih terperinci

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Drum adalah salah satu alat musik yang memiliki fungsi memberikan tempo dalam suatu lagu atau karya musik terutama pada musik populer. Alat ini memiliki peran yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa

Lebih terperinci

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya 14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya Alat musik tradisional asal Jawa Tengah (Jateng) mencakup gambarnya, fungsinya, penjelasannya, cara memainkannya dan keterangannya disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat atau kreativitas manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan, keindahan serta rasa ketertarikan bagi pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET

ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET Rina Syafriana 1*, Tri Supadmi 1, Aida Fitri 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan ekspresi dan kreasi seniman serta masyarakat pemiliknya yang senantiasa hidup dan berkembang seiring dinamika atau perubahan zaman. Mengingat

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI KREASIKU

SKRIP KARYA SENI KREASIKU SKRIP KARYA SENI KREASIKU OLEH: I MADE ARSA WIJAYA NIM : 201002013 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP KARYA SENI KREASIKU

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah pendidikan

Lebih terperinci

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA. Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA

ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA. Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA PROGRAM STUDI S-1 KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 TABUH KREASI SEMARPEGULINGAN BIANGLALA

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *)

STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *) STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *) Oleh: HT. Silaen, S.Mus., M.Hum Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY ABSTRAK Melalui pendidikan, umumnya diberikan pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Hasil beberapa penelitian dan survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandeglang adalah sebuah Kabupaten bagian dari Provinsi Banten yang dinyatakan berdiri pada tahun 1874, secara administratif kabupaten ini terbagi atas 35

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa Indonesia. Di dalamnya terdapat karekteristik yang mengandung nilai nilai budaya bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni Budaya Garut mencakup kepercayaan, norma-norma artistik dan sejarah-sejarah nenek moyang yang tergambarkan melalui kesenian tradisional. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni. 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah merupakan suatu negara yang terdiri dari beriburibu pulau dengan berbagai ragam suku bangsa dan adat istiadat, seni dan budayanya tentu berbeda-beda.

Lebih terperinci

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 611 77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok masyarakat tertentu. Dalam budaya, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong

Lebih terperinci

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Karya I Gusti Agung Ngurah Supartha Kiriman I Ketut Sariada, SST., MSi., Dosen PS Seni Tari ISI Denpasar 1. Bentuk gerak tari Bentuk gerak tari kreasi baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dimana manusia mempunyai perasaan, jiwa, hati dan pikiran masing-masing

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA

SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA OLEH: I PUTU ADI SWARTAWAN NIM: 2010 02 026 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 ii BAB I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai

Lebih terperinci

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,

Lebih terperinci