PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAMU INSTAN DI KABUPATEN KARANGANYAR
|
|
- Widya Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAMU INSTAN DI KABUPATEN KARANGANYAR Ananda Putuarta, Suprapti Supardi, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telp: Abstract: The purposes of this research were to identify the distribution, the agroindustry position, strategy development, and agroindustry Value Chain Map of instant herbal in Regency Karanganyar. Basic method of research used was analytic Descriptive Method. The results showed that the agroindustry instant herbal contained in subdistricts Jatipuro, Jenawi, Jumantono, Jumapolo, Karanganyar, Kerjo, Ngargoyoso and Tawangmangu. By using the Borda method, Instant Herbal Agroindustry ranks second from the best agroindustry in Karanganyar Regency. Alternative development strategies for the Instant Herbal Agroindustry include improving the quality and quantity of products, strengthen the institutional (bio cluster), strengthening of capital and the adoption of modern technology, create a license from the POM and create an attractive packaging, increasing the ability of producers in innovation, improving access to materials local raw quality, improve the quality of entrepreneurs to maximize competitiveness, and increased marketing promotions to increase marketing. The parties involved in instant herbal agroindustry such as: suppliers (biofarmaka farmers), manufacturers, and traders / agents. Keywords: Mapping, Development Strategy, Value Chain Map, Instant Herbal. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sebaran, potensi agroindustri, strategi pengembangan, dan Peta Rantai Nilai (Value Chain Map) Kabupaten Karanganyar. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroindustri jamu instan terdapat di Kecamatan Jatipuro, Jenawi, Jumantono, Jumapolo, Karanganyar, Kerjo, Ngargoyoso dan Tawangmangu. Melalui Metode Borda, agroindustri jamu instan menempati peringkat ke-2 agroindustri unggulan di Kabupaten Karanganyar. Alternatif strategi pengembangan antara lain adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, memperkuat kelembagaan (klaster biofarmaka), penguatan modal dan adopsi teknologi modern, membuat ijin dari Badan POM dan membuat kemasan yang menarik, peningkatan kemampuan produsen dalam inovasi, peningkatan akses bahan baku lokal yang berkualitas, meningkatkan kualitas pengusaha untuk memaksimalkan daya saing, dan peningkatan promosi untuk meningkatkan pemasaran. Pihak-pihak yang yang berperan dalam usaha agroindustri jamu instan antara lain: pemasok (petani biofarmaka), produsen, dan Pedagang/agen. Kata kunci : Pemetaan, Strategi Pengembangan, Value Chain Map, Agroindustri Jamu Instan. 1
2 2 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagaian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Menurut Nugroho (2011:56) Peran sektor pertanian selain mensuplai makanan pokok dan bahan baku bagi sektor lain juga berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan serta devisa bagi Indonesia. Dengan melihat peran penting dari sektor pertanian maka pembangunan sektor pertanian secara komprehensif dan holistik menjadi suatu keharusan. Salah satu sub sektor pertanian adalah sub sektor perkebunan. Menurut Anonim (2012) perkebunan dapat ditanami oleh tanaman keras/industri seperti kakao, kelapa, teh, atau tanaman hortikultura Sayuran dan tanaman obat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berkembang pesat di Indonesia baik dari segi jumlah produksi maupun mutunya (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012:1). Tanaman obat-obatan juga disebut dengan tanaman biofarmaka. Masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan berbagai tanaman biofarmaka karena secara turun temurun telah menggunakannya sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat tradisional yang terbuat dari tanaman biofarmaka disebut sebagai jamu. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat baik. Salah satu tanaman yang sangat potensial dibudidayakan di Kabupaten Karanganyar adalah tanaman Biofarmaka seperti jahe, kencur, kunir dll. (BPS Kabupaten Karanganyar, 2010:153). Kabupaten Karanganyar memiliki berbagai tanaman biofarmaka dengan produksi yang melimpah. Tanaman biofarmaka di Kabupaten Karanganyar antara lain adalah jahe, lengkuas, temulawak, dringo, lempuyang, lidah buaya, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, kejibeling, sambiloto, kencur, temu ireng, kunyit dan temu kunci. Tanaman biofarmaka dengan produksi tertinggi adalah jahe sebanyak Kg dan kunyit sebanyak Kg. (Dinas Pertanian TPH Jawa Tengah, 2011:1). Kabupaten Karanganyar berusaha untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal. Dengan tersedianya sumber daya lokal yang cukup melimpah seperti produksi tanaman biofarmaka akan dapat menunjang dalam perkembangan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui peta (sebaran) kabupaten Karanganyar; (2) Untuk mengidentifikasi potensi agroindustri jamu instan pada tingkat kecamatan di Kabupaten Karanganyar menggunakan pendekatan Metode
3 3 Perbandingan Eksponensial; (3) Untuk mengidentifikasi potensi Kabupaten Karanganyar menggunakan pendekatan Metode Borda; (4) Untuk merumuskan strategi pengembangan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar; (5) Untuk mengidentifikasi peta rantai nilai (value chain map) agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif. Menurut Lind et all (2003:6) metode statistik deskriptif adalah metode pengorganisasian data, meringkas dan menyajikan data dalam cara yang informatif. Metode Penentuan Sampel Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar, karena Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa Tengah yang mengembangkan tanaman biofarmaka. Tanaman biofarmaka merupakan bahan baku utama pembuatan jamu instan dalam agroindustri jamu instan. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Responden adalah dalam penelitian ini adalah mantri tani (Petugas Pertanian Kecamatan), mantri statistika (Petugas Statistika Kecamatan) dan mantri ekonomi (Kepala Urusan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaaan) di setiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Ketiga pihak tersebut diasumsikan memahami kondisi dan potensi agroindustri pedesaan di wilayahnya. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: (1) data primer dan (2) data sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Data Sekunder dalam penelitian ini berupa Karanganyar dalam angka 2011, RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Karanganyar dan Data Agroindustri Pedesaan di setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Metode Analisis Pemetaan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar dilakukan dengan melakukan survei langsung ke semua kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Data didapat dengan melakukan depth interview dengan responden. Data agroindustri jamu instan yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dipetakan sehingga diperoleh sebaran Kabupaten Karanganyar. Identifikasi potensi agroindustri jamu instan pada Tingkat Kecamatan di Kabupaten Karanganyar menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial. Kriteria dan bobot yang digunakan dalam analisis agroindustri pedesaan di setiap kecamatan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) menggunakan ketentuan dari Bank Indonesia (2010) dalam Harisudin et
4 4 all (2010:18) sebagai berikut: (a) Jumlah unit usaha/rumah tangga pelaku agroindustri pedesaan (nilai bobot 3); (b) Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditi/ produk (nilai bobot 4); (c) Ketersediaan bahan baku/sarana produksi agroindustri pedesaan (nilai bobot 3); (d) Kontribusi agroindustri pedesaan terhadap perekonomian daerah (nilai bobot 8). Adapun formulasi analisis Metode Perbandingan Eksponensial diadopsi dari Marimin (2004:22) yaitu sebagai berikut : Total Nilai (TNi) = m j-1 (RKij) TKKj (1) Dimana TNi adalah total nilai alternatif ke (i), RKij adalah derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan I, TKKij adalah derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j, TKK>0 ;bulat, i adalah 1,2,3...n = jumlah pilihan keputusan, dan M adalah jumlah kriteria keputusan Identifikasi potensi kabupaten karanganyar menggunakan Metode Borda. Data yang digunakan dalam Metode Borda merupakan data yang dihasilkan dalam analisis Metode Perbandingan Eksponensial yaitu 5 agroindustri unggulan di setiap kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Adapun formulasi untuk perhitungan menggunakan metode borda adalah sebagai berikut: Nilai Borda X = (MPE X * Nilai ranking dari alternative agroindustri pedesaan) (2) Dimana X adalah agroindustri pedesaan X, MPE X adalah Nilai Metode Perbandingan Ekponensial Agroindustri X dan Nilai Ranking adalah nilai peringkat agroindustri X. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan. analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam mengembangkan Kabupaten Karanganyar. Data untuk analisis faktor internal dan faktor eksternal didapat melalui wawancara dengan responden. Hasil dari analisis SWOT agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar kemudian diolah menggunakan Matriks SWOT. Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar. Menurut Rangkuti (2001:31) Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahanpeluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (W- T strategies). Analisis Peta Rantai Nilai (value chain map) dilakukan secara diskriptif dengan mengolah data mengenai rantai nilai agroindustri jamu instan kemudian dipaparkan dalam bentuk tabel informatif. Data didapat melalui wawancara dengan responden. Adapun analisis value chain map meliputi profil pelaku dari setiap rantai yang terlibat dalam agroindustri mulai dari supplier, produsen, dan pemasar yang terlibat
5 5 dalam agroindustri jamu instan. Karakteristik yang dikaji dalam analisis Peta Rantai Nilai (Value Chain Map) antara lain adalah pelaku mulai dari supplier, produsen, dan pemasar yang terkait dalam agroindustri jamu instan, bentuk produk, kemudahan menjual produk, daya tawar harga dan kualitas terhadap pembeli, harga produk, keuntungan, sistem pembayaran, metode pembayaran, keinginan atau standar produk yang disukai pembeli dan lembaga pendukung usaha. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemetaan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar dilakukan dengan melakukan survei langsung ke semua kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Peta (sebaran) Kabupaten Karanganyar terdapat dalam tabel 1. Sebaran agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar cukup luas, hal tersebut terlihat dari jumlah kecamatan yang terdapat agroindustri jamu instan. Agroindustri jamu instan tersebar di 8 kecamatan dari 17 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Karanganyar. Agroindustri jamu instan dapat dijadikan sebagai agroindustri unggulan di Kabupaten Karanganyar karena memiliki sebaran yang cukup luas. Potensi (posisi) agroindustri jamu instan pada tingkat kecamatan di Kabupaten Karanganyar melalui Pendekatan Metode Eksponensial dapat dilihat pada Tabel 2. Peringkat dan nilai MPE agroindustri jamu instan di setiap kecamatan memang berbeda-beda. Hal tersebut menggambarkan bahwa potensi setiap kecamatan juga berbeda. Faktor yang mempengaruhi potensi agroindustri jamu instan di setiap kecamatran antara lain adalah jumlah unit usaha/rumah tangga pelaku agroindustri, Pasar (jangkauan pemasaran komoditi/produk), ketersediaan bahan baku/sarana produksi agroindustri pedesaan dan kontribusi agroindustri pedesaan terhadap perekonomian daerah. Tabel 1. Peta (Sebaran) Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar, No Kecamatan Sentra (Desa) 1 Jatipuro Jatisobo 2 Jenawi Sidomukti 3 Jumantono Sambirejo 4 Jumapolo Jumapolo, Karangbangun, Lemahbang, Kwangsan, Paseban 5 Karanganyar Bolong 6 Kerjo Tamansari 7 Ngargoyoso Berjo 8 Tawangmangu Tawangmangu Sumber : Analisis Data Primer, 2011.
6 6 Tabel 2. Identifikasi Potensi Agroindustri Jamu Instan pada Tingkat Kecamatan di Kabupaten Karanganyar, No Kecamatan Peringkat Nilai MPE 1 Jatipuro 1 16,782, Ngargoyoso 2 1,680, Kerjo 2 1,064, Tawangmangu 3 1,064, Jumapolo 5 225, Jumantono 7 124, Jenawi 9 124, Karanganyar 17 32, Sumber : Analisis Data Primer, 201 Potensi agroindustri jamu instan pada tingkat kabupaten di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis Borda pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jamu instan menempati urutan ke - 2 dari 10 agroindustri unggulan yang memiliki potensi di Kabupaten Karanganyar. Agroindustri jamu instan menjadi salah satu agroindustri unggulan di Kabupaten Karanganyar karena agroindustri jamu instan mempunyai sebaran yang luas di Kabupaten Karanganyar, selain itu bahan baku juga mudah didapat. Tren masyarakat yang mulai tertarik untuk menggunakan obat-obatan herbal atau Back to nature dan dengan dukungan dari pemerintah yang berusaha mengembangkan kawasan agrofarmaka di Kabupaten Karanganyar diharapkan dapat menjadi sebuah peluang bagi pengusaha agroindustri jamu instan untuk mengembangkan usahanya. Tabel 3. Potensi Agroindustri Jamu Instan Di Tingkat Kabupaten Karanganyar Melalui Pendekatan Metode Borda, No Komoditi Ranking Nilai Borda 1. Tempe ,80 2. Jamu Instan ,86 3. Tahu ,18 4. Keripik Singkong ,34 5. Keripik Ubi Jalar ,13 6. Roti Basah ,71 7. Emping ,83 8. Kerajinan Kayu ,59 9. Mebel Kayu , Anyaman Bambu ,45 Sumber : Analisis Data Primer, 2011.
7 7 Strategi pengembangan agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar dirumuskan dengan menggunakan Matriks SWOT. Strategi pengembangan pada Kabupaten Karanganyar berdasarkan analisis SWOT antara lain adalah, meningkatkan dan mempertahankan kualitas dan kuantitas produk jamu instan serta efisiensi penggunaan sarana dan prasarana produksi, memperkuat serta mengembangkan kelembagaan yang sudah ada (klaster biofarmaka), penguatan modal dan adopsi teknologi modern untuk menunjang proses produksi yang efisien, peningkatan promosi untuk meningkatan pemasaran produk jamu instan, peningkatan kemampuan produsen dalam inovasi produk jamu instan dengan harga yang terjangkau pasar, peningkatan akses bahan baku lokal yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, meningkatkan kualitas pengusaha agroindustri jamu instan melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan daya saing produk jamu instan, serta membuat lisensi atau ijin dari Badan POM dan membuat kemasan yang menarik. Strategi pengembangan Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4. Peta Rantai Nilai (value chain map) dilakukan secara diskriptif dengan mengolah data mengenai rantai nilai agroindustri jamu instan kemudian dipaparkan dalam bentuk tabel informatif. Data didapat melalui wawancara dengan responden. Adapun analisis value chain map meliputi profil pelaku dari setiap rantai yang terlibat dalam agroindustri mulai dari pemasok, pengolah, dan pemasar yang terlibat dalam agroindustri jamu instan. Rantai nilai (Value Chain) pada Kabupaten Karanganyar berdasarkan Gambar 1 melibatkan beberapa pihak antara lain adalah petani tanaman biofarmaka sebagai pemasok bahan baku, agroindustri jamu instan sebagai produsen dan pedagang jamu instan/warung jamu instan sebagai produsen dan pedagang jamu instan/warung jamu instan sebagai pemasar. Rantai nilai (Value Chain) pada Kabupaten Karanganyar, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.
8 8 Tabel 4. Matriks SWOT Strategi Pengembangan Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar, Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang-O (opportunities) 1. Masyarakat semakin memperhatikan produk herbal (Tren back to nature) 2. Potensi daerah penghasil empon-empon (biofarmaka) 3. Potensi permintaan tinggi 4. Perhatian pemerintah terhadap pengembangan Agroindustri Jamu Instan Kekuatan-S (Strengths) 1. Produk jamu instan yang berkualitas 2. Sebagian bahan baku dari lahan sendiri 3. Bahan baku tidak tergantung musim 4. Produk berkhasiat dan mempunyai manfaat 5. Proses produksi mudah 6. Peralatan produksi tersedia dan mudah didapat 7. Sudah ada kelembagaan (klaster biofarmaka) 8. Harga produk terjangkau Strategi S-O 1. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas dan kuantitas produk jamu instan serta efisiensi penggunaan sarana dan prasarana produksi. (S1,S2,S3,S4,S5,S6,S8,O1, O2,O3,O4) 2. Memperkuat serta mengembangkan kelembagaan yang sudah ada (Klaster Biofarmaka) (S7,O1,O2,O3,O4) Kelemahan-W (Weaknesses) 1. Modal kecil 2. Kemasan konvensional 3. Peralatan Produksi sederhana/tradisional 4. Produk Belum ada lisensi atau ijin dari POM 5. Kemampuan SDM belum memadai 6. Masa kadaluarsa produk belum dapat teridentifikasi 7. Pemasaran belum optimal Strategi W-O 1. Penguatan modal dan adopsi teknologi modern untuk menunjang proses produksi yang efisien. (W1,W3,W5,O1,O2,O3,O4) 2. Peningkatan promosi untuk meningkatkan pemasaran produk jamu instan (W2,W4,W5,W6,W7, O1,O3) Ancaman-T (threats) 1. Perkembangan produk jamu instan diluar wilayah 2. Persaingan dengan produk jamu instan yang lain 3. Harga bahan baku fluktuatif Sumber : Analisis Data Primer, Strategi S-T 1. Peningkatan akses bahan baku lokal yang berkualitas dengan harga yang terjangkau (S2,S3,S7,T1,T2,T3) 2. Peningkatan kemampuan produsen dalam inovasi produk jamu instan dengan harga yang terjangkau pasar. (S1,S2,S3,S4,S5,S6, T1,T2,T3) Strategi W-T 1. Meningkatkan kualitas pengusaha agroindustri jamu instan melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan daya saing produk jamu instan. (W2,W3,W5,W7,T1,T2,T3) 2. Membuat lisensi atau ijin dari badan POM dan membuat kemasan yang menarik. (W2,W4,W6, T1,T2) Petani Bioafarmaka Agroindustri Jamu Instan Pedagang/ Agen Jamu Intan Konsumen Jamu Instan Keterangan : Alur Jamu Instan Alur pembayaran Sumber : Analisis Data Primer, Gambar 1. Peta Rantai Nilai (Value Chain Map) Agroindustri Jamu Instan di Kabupaten Karanganyar
9 9 Tabel 5. Rantai Nilai (Value Chain) Agroindustri Jamu instan di Kabupaten Karanganyar, Peran Pemasok Pengolah Pemasar Pelaku Petani Agroindustri jamu instan Pedagang Bentuk produk Tanaman Biofarmaka Jamu instan Jamu instan (Jahe, Kunir, temulawak dll) Kemudahan menjual Mudah Mudah Mudah produk Daya tawar harga dan Lemah Kuat Kuat kualitas terhadap pembeli. (kuat, seimbang, lemah) Harga produk Rp Rp /Kg Sumber : Analisis Data Primer, Rp Rp /Kg atau Rp Rp 1.500/bks Rp Rp /Kg atau Rp Rp 2.000/bks Keuntungan Sedang Sedang Sedang Sistem pembayaran Tunai Tunai dan Konsinyasi Tunai (tunai, tempo, ijon) Metode pembayaran(bank, konvensional) Konvensional Konvensional Konvensional Standard yang disukai pembeli Lembaga usaha Bentuk lembaga usaha pendukung fasilitas pendukung Masih segar, berisi/ukuran besar, utuh, tidak terkena penyakit, sudah masak Klaster Biofarmaka, Pemerintah, Bank Pengadaan benih unggul, Pemasaran, Penyuluhan, Bantuan sarana produksi Murni, produksi baru, tahan lama, aroma sedap, berkhasiat Klaster Biofarmaka, Bank, Pemerintah Pengadaan bahan baku, Pemasaran produk, promosi produk, bantuan modal, penyuluhan, bantuan sarana produksi Murni, sedap, berkhasiat Bank aroma Bantuan modal KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Sebaran Kabupaten Karanganyar terdapat di Kecamatan Jatipuro, Jenawi, Jumantono, Jumapolo, Karanganyar, Kerjo, Ngargoyoso dan Tawangmangu; (2) Potensi (posisi) Kabupaten Karanganyar menduduki urutan ke 2; (3) Strategi pengembangan pada agroindustri jamu instan di Kabupaten Karanganyar antara lain adalah, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, memperkuat kelembagaan (klaster biofarmaka), penguatan modal dan adopsi teknologi modern, membuat ijin dari Badan POM dan membuat kemasan yang menarik, peningkatan kemampuan produsen
10 10 dalam inovasi, peningkatan akses bahan baku lokal yang berkualitas, meningkatkan kualitas pengusaha untuk memaksimalkan daya saing, dan peningkatan promosi untuk meningkatkan pemasaran produk; (4) Peta Rantai Nilai (value chain map) Kabupaten Karanganyar terdiri dari petani agrofarmaka, agroindustri jamu instan dan pedagang atau agen jamu instan. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat kami berikan antara lain sebagai berikut: (1) Pengusaha harus menetapkan standar bahan baku, menjalin kemitraan untuk menunjang ketersediaan bahan baku, promosi dan pemasaran, adopsi teknologi modern, inovasi produk, membuat kemasan yang menarik, membuat ijin dari badan POM dan memanfaatkan adanya berbagai peluang yang ada terkait promosi; (2) Pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan lembaga akademik terdekat (Universitas Sebelas Maret), bekerjasama dengan perbankan, serta bekerjasama dengan badan POM untuk menunjang pengembangan agroindustri jamu instan, dan Pemerintah daerah hendaknya turut aktif dalam mempromosikan produk jamu instan Kabupaten Karanganyar baik melalui berbagai media seperti pameran dan internet. DAFTAR PUSTAKA Anonim Perkebunan. http// Diakses 12 Maret Direktorat Jenderal Hortikultura Peningkatan Produksi, Produktivitas, Dan Mutu Produk Sayuran Dan Tanaman Obat Berkelanjutan. Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun Kementrian Pertanian. Jakarta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar Kabupaten Karanganyar Dalam Angka BPS Kabupaten Karanganyar. Karanganyar Dinas Pertanian TPH Dan Hortikultura Jawa Tengah Database Pertanian Jawa Tengah : Keadaan Tanaman Pangan Dan Hortikultura. http// prov.go.id. Diakses 12 Maret Nugroho, A. D Analisis Tren Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Beras Indonesis. Prosiding Seminar Nasional Penguatan Sosial Ekonomi Pertanian Menuju Kesejahteraan Masyarakat. halaman Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta. Harisudin, M., Agustono, dan Setyowati, N Pemetaan dan Strategi Pengembangan Agroindustri Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Sektor Pertanian Daerah Rawan Banjir di Kabupaten Bojonegoro. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis FP UNS. Surakarta.
11 11 Lind, D. A., Marchal, W. G., and Wathen, S. A Statistical Techniques in business economics. Mc Graw Hill. New York. US. Marimin, Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Criteria Majemuk. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Rangkuti, F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAMU INSTAN DI KABUPATEN KARANGANYAR
ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAMU INSTAN DI KABUPATEN KARANGANYAR Nuning Setyowati, Rhina Uchyani Fajarningsih, Kunto Adi Fakultas Pertanian UNS, Jln. Ir. Sutami No 36A Ska Email: setyo_inoen@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO
ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciPEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAMU INSTAN DI KABUPATEN KARANGANYAR
PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAMU INSTAN DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : Ananda Putuarta H 0808068 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i PEMETAAN DAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pertanian di Indonesia hingga saat ini masih berpotensi besar untuk dikembangkan, salah satunya pada tanaman obat. Trend gaya hidup back to nature yang berkembang di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi memerlukan kondisi kesehatan yang optimal. Kondisi kesehatan tubuh tentunya tidak bisa lepas dari konsumsi makanan yang sehat.
Lebih terperinciANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN LEDRE SEBAGAI AGROINDUSTRI PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BOJONEGORO
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN LEDRE SEBAGAI AGROINDUSTRI PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati (Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS) ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dalam perannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat diwujudkan dalam bentuk kebijakan
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 4 No.3 September 2016 : Hal ISSN
AGRISTA : Vol. 4 No.3 September 2016 : Hal. 13 23 ISSN 2302-1713 ANALISIS PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI KOMODITAS TANAMAN OBAT DI KABUPATEN PACITAN Astira Patriyani, Darsono, R. Kunto Adi Program Studi
Lebih terperinciPEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI OLAHAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN. Abstrak
PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI OLAHAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Bagas Putri Pamungkas 1), Darsono 2), Nuning Setyowati 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan
1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, umumnya dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impor yang serba mahal dan sebagainya. Mulai era 2000an pelan-pelan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya teknologi telah membawa peradaban manusia yang terus menerus berubah dari zaman ke zaman. Pola hidup manusia pun berubah begitu drastis sehingga faktor kesehatan
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI OLAHAN SINGKONG DI KABUPATEN BOJONEGORO
1 ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI OLAHAN SINGKONG DI KABUPATEN BOJONEGORO (ANALYSIS OF THE POTENTIAL OF PROCESSED CASSAVA AGROINDUSTRY IN BOJONEGORO REGENCY) NUNING SETYOWATI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, FAKULTAS
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR
OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR (OPTIMIZING THE USE OF THE YARD THROUGH DEVELOPMENT OF MEDICINAL
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan atau menerangkan suatu fenomena sosial
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta
Lebih terperinciAnalisis Usaha Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Ketela Ungu Sebagai Produk Unggulan Di Kabupaten Karanganyar
Analisis Usaha Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Ketela Ungu Sebagai Produk Unggulan Di Kabupaten Karanganyar Nuning Setyowati 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : IDA MAESAROH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GALUH
Lebih terperinciANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI OLAHAN SINGKONG DI KABUPATEN BOJONEGORO
Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 1 No. 3 September 2012 Halaman 179-185 ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI OLAHAN SINGKONG DI KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kepentingan yang besar terhadap sektor pertanian. Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia yang dilihat dari
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 295-300, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu
Lebih terperinciANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA
ANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA Khoirunnisa Anditia Putra Perdana, Darsono, Widiyanto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
ANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Disusun Oleh : Khoirunnisa Anditia Putra Perdana H 0809069 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti
Lebih terperinciSTRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1
STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 Program Studi Manajemen STIE YPPI Rembang email: anh.angjel@gmail.com 2 Program Studi Akuntansi STIE YPPI Rembang
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY) Retno Lantarsih Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciPEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI TAHU DI KABUPATEN KARANGANYAR
PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI TAHU DI KABUPATEN KARANGANYAR Umi Barokah Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNS e-mail :har_umi10@yahoo.com ABSTRAK Agroindustri
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI BUBUK ARABIKA PADA BERBAGAI SKALA USAHA DI KABUPATEN SITUBONDO
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI BUBUK ARABIKA PADA BERBAGAI SKALA USAHA DI KABUPATEN SITUBONDO [DEVELOPMENT STRATEGY OF ARABICA POWDER COFFEE AGRO INDUSTRY ON ANY SCALE OF BUSINESS IN SITUBONDO
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"
Lebih terperinciMETODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG
STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG Rifki Fauzi 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi rif.scream@gmail.com D. Yadi Heryadi 2 ) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi
Lebih terperincinilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daya saing bisnis di pasar global tidak hanya ditentukan oleh kemampuan pelaku dalam memanajemeni usahanya tetapi juga oleh kinerja dari berbagai aktor yang terlibat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara mega diversity untuk tumbuhan obat di dunia dengan keanekaragaman hayati tertinggi ke-2 setelah BraziRismawati. Dari 40 000 jenis
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan diseluruh desa yang dijadikan Lokasi Coremap II Kota Batam yaitu Kelurahan Galang Baru (Pulau Nguan dan Sembur), Kelurahan Karas (Pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi beberapa hal pokok mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, dan sistematika penulisan yang digunakan.
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG (Studi Kasus pada Seorang Pengusaha Keripik Pisang di Desa Hegarmanah Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis) Oleh : 1 Irma Setiawati, 2 Dini Rochdiani, 3
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sub-sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 310 320 ISSN 2302-1713 ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Hedita Ashilina, Setyowati, Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel
39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI METE DI KABUPATEN WONOGIRI TESIS
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI METE DI KABUPATEN WONOGIRI TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis Minat Utama : Manajemen Agribisnis Oleh:
Lebih terperinciANALISIS USAHA MINUMAN INSTAN BERBASIS BIOFARMAKA (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI SUBUR LESTARI KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN)
ANALISIS USAHA MINUMAN INSTAN BERBASIS BIOFARMAKA (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI SUBUR LESTARI KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN) Anna Wahyu Setiawati, Sri Marwanti dan Agustono Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana Indonesia ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang tersebar di seluruh daerah. Sebagai negara agraris Indonesia juga dikaruniai
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA RAFLESIA DI DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN ARMA JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA RAFLESIA DI DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN ARMA JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA Marketing Development Strategy of Home Industry Raflesia at Sumber Agung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan,
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)
Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA
STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D
ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh : NURUL KAMILIA L2D 098 455 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2003 ABSTRAK
Lebih terperinciPOTENSI KOMODITAS LELE SEBAGAI SUPLAI BAHAN PANGAN HEWANI DAN POTENSI AROINDUSTRI OLAHANNYA DI KABUPATEN BOYOLALI
POTENSI KOMODITAS LELE SEBAGAI SUPLAI BAHAN PANGAN HEWANI DAN POTENSI AROINDUSTRI OLAHANNYA DI KABUPATEN BOYOLALI Bekti Wahyu Utami Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciPELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU
PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG (Studi Kasus pada Seorang Pengusaha Keripik Pisang di Desa Hegarmanah Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis) Oleh : Irma Setiawati 1, Dini Rochdiani 2, Sudradjat
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) membawa perubahan pada pola konsumsi obat dari yang berbahan kimiawi, ke obat-obatan yang terbuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)
STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan) Fritz Mesakh Tarigan Silangit *), Tavi Supriana **),
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KRECEK SINGKONG DI KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL
STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KRECEK SINGKONG DI KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL Yunita Puspita Dewi, Mohd. Harisudin, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... ix HALAMAN PENGESAHAN... x RIWAYAT HIDUP... xi KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices
Lebih terperinciEFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR
SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
18 3 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dikhususkan pada desa percontohan budidaya rumput laut yakni Desa Sathean Kecamatan Kei
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra
ABSTRACT Mega Artha Ilahude "614409029", 2013. Copra Marketing Systems Analysis in Gorontalo regency (A Study in District Limboto). Department of Agribusiness Faculty of Agricultural Sciences, State University
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan
Lebih terperinciANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK
ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK Khusnul Khatimah, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR
PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO
IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO KABUPATEN BOYOLALI
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO KABUPATEN BOYOLALI Nanda Widhi Herlambang, Totok Mardikanto, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciC. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga
C. Program PERKREDITAN PERMODALAN FISKAL DAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PERBAIKAN JALAN DESA KEGIATAN PENDUKUNG PERBAIKAN TATA AIR INFRA STRUKTUR (13.917 ha) Intensifikasi (9900 ha) Non
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperincidan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,
dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Keadilan diartikan sebagai keadilan antar kelompok masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS
Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri olahan makanan maupun minuman yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri olahan makanan maupun minuman yang sangat pesat di Indonesia baik itu industri skala kecil maupun skala besar menjadi sebuah gambaran betapa banyak
Lebih terperinciANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Suryanto, Mohd. Harisudin, R. R. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan
82 BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Leuwiliang adalah dan mengembangakan kegiatan pertanian
Lebih terperinciKeyword : krecek, marketing strategic, swot analysis
STRATEGI PEMASARAN KRECEK KULIT KERBAU DI UD.SUMBER BAROKAH KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI MARKETING KRECEK STRATEGY IN UD.SUMBER BAROKAH DISTRICT BANYUDONO REGENCY OF BOYOLALI M.Th.Handayani 1)*,Egydia
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN
STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN Rita Yuliana Sugiarto 1 Susi Wuri Ani 2 Nuning Setyowati 3 Agribusiness of Agricultural Faculty, Sebelas Maret Surakarta University Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan agribisnis yang dicanangkan pemerintah saat ini ditujukan dalam rangka untuk menempatkan sektor pertanian dengan wawasan agribisnis sebagai motor
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA
NASKAH PUBLIKASI STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA Program Studi Agribisnis Oleh Riana Aninditya Prastiti H0808040 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan bertujuan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan masyarakat dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dengan latar belakang negara yang bersifat agraris, memiliki lahan yang terbilang luas serta didukung oleh iklim yang menguntungkan membuat sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang
Lebih terperinci