PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KEBUMEN. Dosen PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KEBUMEN. Dosen PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KEBUMEN Muhamad Chamdani 1) Wahyudi 2) Suripto 3) Triyono 4) 1) 2) 3) 4) Dosen PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen ABSTRAK Tujuan penelitian adalah guru sekolah dasar memiliki kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari kurikulum yang menuntut penampilan kemampuan puncak siswa secara komprehensif dan otentik. Target khusus yang ingin dicapai adalah: (1) guru SD memiliki kecakapan dalam menyusun rubrik dengan menggunakan deskriptor yang dirinci dari indikator keberhasilan belajar siswa, (2) menggunakan dan memilih aspek-aspek penilaian portofolio secara benar, (3) menentukan rasio masing-masing aspek secara proporsional dalam penelitian, (4) melaksanakan pembelajaran berbasis portofolio, sehingga penilaian merupakan bagian integral pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan terhadap guru-guru sekolah dasar, sebagai berikut : (1) observasi diagnostik yang menunjukkan kesulitan dan kegamangan guru melaksanakan penilaian berbasis portofolio, (2) siklus : (a) menyusun rencana tindakan tentang bagaimana membantu guru dalam melakukan penilaian berbasis portofolio dengan menggunakan berbagai model asesmen yang familier untuk guru, (b) melaksanakan rencana secara prosedural dengan memperhatikan karakteristik guru SD, (c) melaksanakan observasi tentang bagaimana guru melaksanakan prosedur penilaian berbasis portofolio, (d) mengevaluasi dan merefleksi pada bagian manakah guru belum mampu atau mengalami kendala melaksanakan penilaian berbasis portofolio. (3) berdasar pelaksanaan satu tindakan, selanjutnya dilakukan replan atau perencanaan ulang guna mengatasi berbagai kendala dan hambatan guru dan selanjutnya dilakukan tindakan penelitian secara cyclical. Hasil penelitian ini memberikan dorongan dan motivasi kepada guruguru SD dalam pengembangan penilaian salah satunya adalah penilaian portofolio sebagai pemberdayaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kinerja guru sekolah dasar. Kata Kunci : Pengembangan, Penilaian Portofolio, Guru SD PENDAHULUAN Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, 312

2 cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 (delapan) standar, salah satunya adalah Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin: (a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; (b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (c) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Standar Penilaian Pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Pembelajaran bertujuan untuk membelajarkan peserta didik. Proses belajar yang terjadi pada peserta didik dapat dilihat dari munculnya berbagai aktivitas belajar. Aktivitas tersebut diharapkan akan dapat membentuk kemampuankemampuan atau kompetensi yang diperlukan dalam perkembangan diri peserta didik selanjutnya. Di samping bertujuan untuk membentuk kemampuan atau kompetensi, pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) juga diharapkan dapat membentuk pola dan gaya belajar peserta didik. Melalui berbagai aktivitas belajar, peserta didik dapat mengenal gaya belajar yang dimilikinya. Guru SD berperan membantu peserta didik untuk melakukan berbagai aktivitas belajar. Untuk itu, guru SD perlu berperan sebagai perencana dan sekaligus berperan aktif bersama peserta didik dalam aktivitas pembelajaran yang direncanakannya. Semua aktivitas dan hasil belajar yang telah direncanakan dalam rancangan pembelajaran perlu diketahui tingkat ketercapaiannya. Komponen pembelajaran yang dapat memberikan informasi tentang tingkat ketercapaian pembelajaran khususnya tingkat ketercapaian proses dan hasil belajar yang dilakukan peserta didik adalah 313

3 penilaian. Komponen tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem pembelajaran. Anita Yus (2006), penilaian adalah proses pemberian nilai khususnya nilai tingkat ketercapaian belajar peserta didik secara menyeluruh. Semua komponen belajar baik pada aspek hasil maupun proses perlu diberi nilai. Hal ini dimaksudkan untuk memantau dan mengetahui seberapa jauh peserta didik telah mengikuti dan melakukan proses belajar dalam mencapai kemampuan sebagai hasil belajar. Pelaksanaan penilaian perlu menggunakan alat-alat penilaian. Selama ini, tes sebagai salah satu alat penilaian mendominasi pelaksanaan penilaian dalam pembelajaran termasuk pembelajaran di SD. Sebenarnya tes memiliki beberapa keterbatasan untuk mengungkap data keberhasilan belajar peserta didik. Tes hanya dapat memberikan data tentang hasil belajar terutama pada aspek kognitif. Tes memiliki keterbatasan untuk mengungkap proses belajar yang dilakukan peserta didik khususnya pada aspek sikap dan perilaku. Masih banyak alat penilaian yang dapat membantu guru dalam memperoleh data untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik. Guru dapat menggunakan alatalat penilaian seperti wawancara, observasi, daftar cek, skala penilaian, dan lainnya. Di samping alat-alat penilaian yang telah dikemukakan tersebut, masih ada alat penilaian yang dapat digunakan guru untuk menilai keberhasilan belajar peserta didik. Guru dapat menggunakan portofolio dalam pelaksanaan penilaian. Portofolio dapat melengkapi keterbatasan penggunaan tes dalam pembelajaran yang selama ini banyak dikeluhkan banyak kalangan yang menaruh perhatian pada dunia pendidikan khususnya pembelajaran. Dengan kata lain portofolio sebagai komplementer penilaian. Penggunaan portofolio sebagai alat penilaian dalam pembelajaran membantu guru dan peserta didik mengetahui berbagai hal yang telah dilakukan dalam pembelajaran khususnya oleh peserta didik. Bahkan portofolio berfungsi sebagai bukti atas keberhasilankeberhasilan yang dicapai peserta didik dalam pembelajaran. Bukti tersebut dapat berfungsi sebagai motivator bagi peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar berikutnya. Selain itu, portofolio juga berfungsi sebagai bukti yang dapat meyakinkan orangtua tentang tingkat ketercapaian belajar peserta didik. Bagi guru penilaian portofolio dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat berbagai aktivitas belajar peserta didik yang dirancang dalam pembelajaran Hosnan (2014), penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perseorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Hosnan (2014), Portofolio adalah koleksi atau kumpulan dari berbagai keterampilan ide, minat dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu. 314

4 Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat. Portofolio merupakan suatu asesmen alternatif berdasarkan pada sampel karya siswa yang dipilih secara saksama yang mendokumentasikan pertumbuhan dan kemajuan siswa dari waktu ke waktu. Portofolio dapat membantu guru mengakses perkembangan siswa, memetakan evolusi pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran, dan mendokumentasikan prestasi dan keterampilan siswa. Portofolio dapat membantu guru membuat keputusankeputusan pengajaran, mengakses tujuan-tujuan kurikuler, dan berkomunikasi dengan siswa dan orang tua. Portofolio menyediakan alternatif autentik pada asesmen tradisional yang menghubungkan membaca, menulis, dan keterampilan-keterampilan berpikir. Portofolio memungkinkan siswa memiliki rekaman teratur tentang pembelajaran dan hasil belajar akademik, terlibat dalam asesmen-diri, dan melakukan refleksi atas kemajuan mereka. Portofolio menumbuhkan pada diri siswa suatu rasa menanamkan investasi dalam pembelajaran mereka dan rasa memiliki karya mereka. Pada saat siswa secara sungguh-sungguh merenungkan karya mereka sendiri. Portofolio dapat membantu tumbuhnya suatu perasaan bangga dan berprestasi. Dengan mengevaluasi suatu akumulasi karya mereka, siswa dapat mengidentifikasi pembelajaran yang berhasil, kesulitan-kesulitan yang masih dirasakan dan arah untuk karya di masa depan. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada suatu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meskipun dapat juga oleh peserta didik sendiri. Berdasarkan studi awal dan analisis situasi sampai sekarang sosialisasi kurikulum secara jelas belum merata pada semua guru SD, pengembangan penilaian portofolio belum sepenuhnya di pahami secara benar oleh para guru SD, kebutuhan atas pengembangan profesional guru dirasakan oleh seluruh sekolah di berbagai jenjang termasuk di SDN 3 dan SDN Karangsari 2. Dari hal tersebut, mendorong program studi PGSD Kampus Kebumen FKIP UNS untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa pendampingan pengembangan penilaian portofolio bagi guru SD di Kebumen. Adapun sasaran P2M ini adalah sekolah dasar inti gugus watubarut dan sekolah dasar inti gugus tamansari kabupaten Kebumen. Dengan pengembangan portofolio ini diharapkan dapat 315

5 mengembangkan kompetensi profesional guru. METODE PENELITIAN Pengabdian masyarakat pada guru-guru sekolah dasar melalui pendampingan pengembangan penilaian portofolio dilakukan melalui pelatihan secara bertahap. Pelatihan ini dibagi dalam 6 tahap, setiap tahap dilakukan melalui satu kali penjelasan dan diskusi yang dilakukan pada hari sabtu melalui kegiatan peningkatan kelompok kerja guru, selanjutnya mereka mempraktekkannya. Hasil kerja didiskusikan melalui forum group discussion (FGD) dan diberikan refleksi oleh dosen sekaligus membahas langkah berikutnya. Melalui model pendampingan ini guru memperoleh pemahaman dan langsung mampu mempraktekkannya. Metode pengabdian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan terhadap guru-guru sekolah dasar, sebagai berikut : (1) observasi diagnostik yang menunjukkan kesulitan dan kegamangan guru melaksanakan penilaian berbasis portofolio, (2) siklus : (a) menyusun rencana tindakan tentang bagaimana membantu guru dalam melakukan penilaian berbasis portofolio dengan menggunakan berbagai model asesmen yang familier untuk guru dan anak SD, (b) melaksanakan rencana secara prosedural dengan memperhatikan karakteristik anak SD, (c) melaksanakan observasi tentang bagaimana guru melaksanakan prosedur penilaian berbasis portofolio, (d) mengevaluasi dan merefleksi pada bagian manakah guru belum mampu atau mengalami kendala melaksanakan penilaian berbasis portofolio. (3) berdasar pelaksanaan satu tindakan, selanjutnya dilakukan replan atau perencanaan ulang guna mengatasi berbagai kendala dan hambatan guru dan selanjutnya dilakukan tindakan penelitian secara cyclical. Adapun tahap-tahap pendampingan pengembangan penilaian portofolio ini adalah sebagai berikut : a. Tahap I : Konsep penilaian portofolio. b. Tahap II : Latar belakang dan perumusan masalah penilaian portofolio. c. Tahap III : Metodologi dengan fokus menyusun scenario pengembangan penilaian portofolio. d. Tahap IV : Mempraktekkan pengembangan penilaian potofolio untuk setiap mata pelajaran. e. Tahap V : Membuat laporan penilaian portofolio yang telah dilaksanakan. f. Tahap VI : Review hasil kerja guru dan refleksi serta pengembangan model penilaian portofolio. HASIL DAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil wawancara dengan enam guru kelas yang ada di SDN 3 dan SDN 2 Karangsari disimpulkan sebagai berikut : (1) penerapan kurikulum sudah berlangsung dengan baik; (2) partisipasi siswa dalam pembelajaran telah aktif dan antusias; (3) keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai kemampuan pemahaman guru; (4) semua guru menyatakan ada kendala dalam penilaian portofolio yang masih membingungkan. 316

6 Berikut hasil pra tindakan dari guru sekolah dasar : Guru Kelas 1 SDN 2 Karangsari dalam pembuatan RPP : (1) penulisan identitas belum lengkap; (2) perumusan tujuan pembelajaran belum dikembangkan lebih banyak bahkan lebih sedikit dibanding banyaknya indikator. Pelaksanaan pembelajaran : (1) kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan belum nampak (2) penguasaan kelas kurang baik (3) penggunaan papan tulis belum dimanfaatkan secara efisien. Hasil pengamatan kinerja 75,5 kriteria baik. Guru Kelas 3 SDN 2 Karangsari pembuatan rencana pembelajaran : (1) perumusan indikator belum dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar (2) perumusan tujuan pembelajaran belum dikembangkan lebih banyak, bahkan lebih sedikit disbanding banyaknya indikator (3) belum menuliskan rencana penyampaian kompetensi yang akan dicapai, dan rencana kegiatan yang akan dilakukan siswa (4) kemampuan menyesuaikan materi, mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan sudah dilakukan oleh guru dengan cukup baik. Pelaksanaan pembelajaran : (1) penyampaian manfaat materi kurang tegas/ jelas; (2) belum memperlihatkan demonstrasi tentang sesuatu yang terkait dengan tema; (3) belum menyampaikan kompetensi dan rencana kegiatan; (4) penguasaan kelas kurang baik, karena variasi pembelajaran oleh guru kurang memadai; (5) keterampilan penggunaan media oleh guru baik, tetapi belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi media, belum memfasilitasi siswa untuk mencoba; (6) penggunaan papan tulis untuk menulis belum dimanfaatkan secara efisien; posisi awal menulis di papan tulis perlu diperhatikan. Hasil pengamatan kinerja guru SD 2 Karangsari Kebumen pada pratindakan 70,5 kriteria cukup. Guru Kelas 5 SDN 2 Karangsari dalam membuat rencana pembelajaran : (1) penulisan materi secara ringkas saja, untuk lengkapnya terlampir; (2) sumber belajar hendaknya ditambah dari BSE, Erlangga (buku KTSP); (3) media bisa ditambah gambar; model LKS; (4) kegiatan awal tuliskan apersepsi, motivasi; (5) kegiatan inti tiliskan kegiatan 5 dari pendekatan scientific; (6) penilaian hendaknya mencakup 3 aspek: afektif, kognitif, dan psikomotor dengan instrumen dan pedoman penilaian; (7) tindak lanjut; sebutkan PR dan materi yang akan dating/ selanjutnya. Pelaksanaan pembalajaran : (1) pertanyaan hendaknya sesuai dengan kenyataan (kontekstual) dengan lingkungan; (2) sebaiknya siswa disuruh membaca di depan kelas; (3) dalam acuan sampaikan metode yang digunakan; (4) demonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema; (5) sebelum evaluasi lakukan mengungkap kembali dan setelah evaluasi lakukan revisi. Hasil kinerja guru SD N 2 Karangsari pada pratindakan 80,5 kriteria baik. Guru Kelas 2 SDN 3 dalam membuat rencana 317

7 pembelajaran : (1) perumusan tujuan ditambah unsure degree untuk afektif dengan senang hati, atas kemauan sendiri, untuk kognitif dengan benar, dengan tepat, dengan baik (2) materi hendaknya ditulis sesuai dengan indikator (3) media yang dipergunakan hendaknya benda asli (4) dalam kegiatan inti tuliskan 5 M (pendekatan scientific) (5) penilaian meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan, dengan instrument yang tepat. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu ditingkatkan adalah (1) apersepsi dan motivasi; (2) media yang digunakan hendaknya benda asli yang juga merupakan produk IPTEK; (3) dalam acuan sampaikan metode yang dipergunakan dan manfaat materi itu bagi kehidupan sehari-hari; (4) demonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema; (5) lakukan penilaian proses pada saat siswa diskusi; (6) sebelum evaluasi lakukan kegiatan mengungkap kembali, setelah evaluasi lakukan refleksi; (7) buatlah suasana pembelajaran penuh semangat antusias dan menyenangkan dengan menyanyi yel-yel atau kuis. Sebelum mengakhiri pembelajaran berikan tindak lanjut, pesan moral dan tugas rumah (PR) dan materi yang akan dating. Hasil kinerja guru SDN 3 pada pratindakan 81,5 dengan kriteria baik. Guru Kelas 4 SDN dalam pembuatan RPP : (1) penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya lengkap memenuhi unsur abcd; (2) sumber belajar hendaknya ditambah; (3) media untuk percobaan hendaknya dilengkapi; (4) perlu dipersiapkan tindak lanjut berupa lembar pengayaan yang jelas. Pelaksanaan pembelajaran : (1) perlu memperhatikan waktu yang sudah direncanakan; (2) siswa perlu diaktifkan lagi; (3) perlu didemonstrasikan cara penggunaan alat. Hasil kinerja guru SD N 3 pada pratindakan 80,3 dengan kriteria baik. Guru Kelas 6 SDN 3 dalam pembuatan RPP; (1) materi sebaiknya ditulis sesuai dengan indikator; (2) media yang digunakan hendaknya nyata; (3) pada kegiatan inti dituliskan pendekatan. Pelaksanaan pembelajaran : (1) perlu memperhatikan waktu yang suah direncanakan; (2) siswa perlu diaktifkan lagi; (3) perlu didemonstrasikan cara penggunaan alat. Hasil kinerja guru SDN 3 pada pratindakan 79 dengan kriteria baik. Hasil Tindakan 1 Guru Kelas 1 SDN 2 Karangsari Hasil pengamatan kinerja guru yang perlu diperhatikan : (1) kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan relevan belum nampak; (2) penguasaan kelas kurang baik, karena suara guru agak pelan, kurang memadai untuk satu ruangan; (3) dalam penerapan scientific belum mampu memancing siswa untuk bertanya; (4) keterampilan penggunaan media oleh guru baik namum belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi media, belum memfasilitasi siswa untuk mencoba; (5) papan tulis untuk menulis belum dimanfaatkan secara efisien. Hasil pengamatan kinerja 318

8 guru 84,5 dengan kriteria sangat baik. Guru Kelas 3 SDN 2 Karangsari yang perlu diperhatikan : (1) penyampaian manfaat materi kurang tegas/ jelas; (2) belum memperlihatkan demonstrasi tentang suatu yang terkait dengan tema; (3) belum jelas dalam menyampaikan manfaat materi pembelajaran;; (4) penguasaan kelas kurang baik, karena variasi pembelajaran oleh guru kurang memadai; (5) belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi media. 80,5 dengan kriteria baik. Guru Kelas 5 SDN 2 Karangsari pelaksanaan pembelajaran yang perlu ditingkatkan adalah : (1) terkait dengan tema; (2) menyampaikan manfaat materi pembelajaran; (3) rencana kegiatan dan memberikan fasilitas siswa untuk melakukan percobaan. Hasil pengamatan kinerja guru 85 kriteria sangat baik. Guru Kelas 2 SDN 3 yang perlu ditingkatkan adalah: (1) terkait dengan tema; (2) menyampaikan manfaat materi pembelajaran; (3) rencana kegiatan dan memberikan fasilitas siswa untuk melakukan percobaan. Hasil pengamatan kinerja guru 84,5 kriteria sangat baik. Guru Kelas 4 SDN 3 dalam melaksanakan pembelajaran yang perlu ditingkatkan adalah : (1) terkait dengan tema; (2) menyampaikan manfaat materi pembelajaran; (3) rencana kegiatan dan memberikan fasilitas siswa untuk melakukan percobaan. Hasil pengamatan kinerja guru 84 kriteria sangat baik. Guru Kelas 6 SDN 3 hal yang perlu diperhatikan : (1) penyampaian manfaat materi kurang tegas/jelas; (2) belum memperlihatkan demonstrasi tentang suatu yang terkait dengan tema; (3) belum jelas dalam menyampaikan manfaat materi pembelajaran; (4) penguasaan kelas kurang baik, karena variasi pembelajaran oleh guru kurang memadai; (5) belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi media. 81 dengan kriteria baik. Hasil Tindakan 2 Guru Kelas 1 SDN 2 Karangsari hal yang perlu diperhatikan : (1) kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan belum nampak; (2) penggunaan papan tulis untuk menulis sudah dimanfaatkan secara efisien, posisi awal menulis di papan tulis perlu diperhatikan; (3) membuat refleksi dan rangkuman belum memanfaatkan papan tulis. Hasil pengamatan kinerja guru 91 dengan kriteria sangat baik. Guru Kelas 3 SDN 2 Karangsari hal yang perlu diperhatikan : (1) penulisan identitas pada subtema hendaknya ditulis lengkap tidak 319

9 hanya nomor subtemanya; (2) penyampaian materi kurang tegas/ jelas; (3) belum memperhatikan demonstrasi tentang sesuatu yang terkait dengan tema; (4) belum jelas dalam menyampaikan manfaat materi pembelajaran; (5) penguasaan kelas kurang baik, karena variasi pembelajaran oleh guru kurang memadai. Hasil pengamatan kinerja guru 86,5 dengan kriteria sangat baik. Guru Kelas 5 SDN 2 Karangsari hal yang perlu diperhatikan, penulisan RPP sudah sangat bagus, pelaksanaan pembelajaran yang masih kurang adalah (1) terkait dengan tema dan (2) mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan IPTEK dan kehidupan nyata. Hasil penilaian kinerja guru 96 dengan kriteria sangat baik. Guru Kelas 2 SDN 3 Hasil pengamatan pada tindakan kedua pengamatan RPP sudah sangat baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan adalah (1) terkait dengan tema dan (2) mengaitkan materi dengan perkembangan IPTEK dan kehidupan nyata dan (3) menyampaikan kegiatan yang dilakukan. Hasil pengamatan kinerja guru 90 dengan kriteria sangat baik. Guru Kelas 4 SDN 3 Hasil pengamatan pada tindakan kedua pengamatan RPP sudah sangat baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan adalah (1) terkait dengan tema dan (2) mengaitkan materi dengan perkembangan IPTEK dan kehidupan nyata dan (3) menyampaikan kegiatan yang dilakukan. Hasil pengamatan kinerja guru 95 dengan kriteria sangat baik. Guru SD Kelas 6 SDN 3 Hasil pengamatan pada tindakan kedua pengamatan RPP sudah sangat baik. Dalam pelaksanaan pembelajaranyang masih perlu ditingkatkan adalah (1) terkait dengan tema dan (2) mengaitkan materi dengan perkembangan IPTEK dan kehidupan nyata dan (3) menyampaikan kegiatan yang dilakukan. Hasil pengamatan kinerja guru 96 dengan kriteria sangat baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut (1) pendampingan adalah salah satu cara mengoptimalkan kinerja guru sekolah dasar (2) dengan memberi pendampingan dapat mengoptimalisasi kinerja guru sekolah dasar (3) memberikan dorongan dan motivasi kepada guruguru sekolah dasar dalam pengembangan penilaian portofolio. Daftar Pustaka Anita, Yus Penilaian Portofolio Untuk Sekolah Dasar. 320

10 Departemen Nasional. Pendidikan Arifin, Zainal Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Depdikbud Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Depdiknas. Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kemendikbud Buku Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Kurikulum Fajar, A Portofolio dalam Pembelajaran IPS.Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Gibson, Ivancevich, dan Donnelly Organization Behavior, Structure, Process. New York :: McGraw Hill. Hosnan, M Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.Bogor : Ghalia Indonesia. Kemendikbud 2013, Pengembangan Kurikulum Kemendikbud, 2013, Penilaian Dalam Kurikulum Kemendikbud, 2013, Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian. Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Pedoman Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah. Jakarta : Komplek Kemendikbud Gedung D lantai 17. Sub Direktorat KPS, 2008, Buku Panduan Pengembangan KBK. Wahono RS, 2014, 5 Karakter Para Inovator, Makalah Kuliah Umum Technopreneur, PTIK FKIP UNS. Wasti, Penilaian Portofolio Bagi Anak SD. Dirjen Dikti. 321

11 322

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum yang berlaku di Indonesia mulai tahun ajaran 2013/2014 adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama yaitu perencanaan atau

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan zaman yang berorientasi pada pembangunan manusia menjadi suatu perubahan yang diharapkan mampu menjawab tantangan masa kini. Manusia dituntut

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Newsletter is a medium of exchange of information from the school to parents. Please contact us at: Phone:

Newsletter is a medium of exchange of information from the school to parents. Please contact us at: Phone: Ulangan Semester Ganjil Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Standar Nasional Pendidikan dijadikan acuan dalam pengembangan mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia, dan dalam kondisi apapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah merupakan proses belajar yang dilakukan secara berkesinambungan sejak dari usia dini hingga perguruan tinggi sebagai upaya dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menyebabkan sebuah perubahan-perubahan baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik kearah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa : BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. tujuan Pendidikan Nasional sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana kesuksesannya bisa terlihat dalam 2 aspek, yaitu aspek proses dan aspek produk. Sebagai sebuah sistem,

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA Thin Ratulangi 1, Nurdin Arsyad 2.Djadir 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan penting dan sarana demi memajukan pembangunan negara. Pendidikan menjadi tuntutan wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan sangat berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persoalan dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan karena dasar pendidikan itu akan menetukan corak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan syarat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, berkepribadian mandiri dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

KENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH

KENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH KENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH Mahmud (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD )FKIP Unsyiah) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan benegara yang telah dirumuskan oleh para bapak bangsa, dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari pendekatan tradisional, dimana siswa hanyalah sebagai objek pendidikan, kurang aktif didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017 PENGARUH METODE PAKEM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KERAJAAN-KERAJAAN HINDU DI INDONESIA DENGAN MEMBUAT ALAT PERAGA WAYANG SEJARAH DI KELAS V SDN 116874 BAKARAN BATU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting. Bahkan pendidikan merupakan salah satu faktor dalam menentukan kualitas suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah lama memprogramkan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan Madrasah Ibtidaiyah)

Lebih terperinci

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. Lampiran I Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. NO Aspek yang diamati Ada ( ) 1. Nama Institusi / Sekolah Keterangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015

STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015 STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana atau tradisional ke masyarakat yang modern sangat mempengaruhi kehidupan. Akibat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun dia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105).

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas data

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 2 MARON TAHUN AJARAN 2015/2016 Yuni Astuti 1, Imam Suyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi pada masa sekarang ini pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Seseorang tanpa pendidikan dianggap tidak mampu memasuki era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Terbanggi Besar, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 telah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK

PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK Dr. Magdalena S. Halim, Psikolog Jakarta, 1 Desember 2016 Penilaian Pembelajaran Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup: prinsip penilaian; teknik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi-generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret, 57126

Universitas Sebelas Maret, 57126 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal sangat penting dalam kehidupan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini karena pendidikan diyakini dapat mendorong

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SMP 2013 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran

Lebih terperinci

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun 28 Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun Budiono SMK Negeri 1 Bireun email: budionosmkbir@gmail.com ABSTRAK Kualitas pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci