BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat
|
|
- Hadi Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa koperasi kredit dalam menyediakan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank. (Andreas, 2013) Koperasi adalah badan usaha yang pemanfaatan dan pendayagunaan sumber ekonomi para anggotannya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup para anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional. (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27 tentang akuntansi Perkoperasian). Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah salah satu jenis koperasi yang ada di Indonesia. Koperasi ini beranggotakan para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebelum bernama KPRI, koperasi ini dikenal dengan nama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi. 1
2 2 Sementara perkembangan koperasi sekarang ini pada umumnya masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan usaha swasta lainnya. Aspek kelembagaan dan aspek usaha merupakan masalah-masalah yang dihadapi oleh koperasi. Aspek kelembagaan tersebut meliputi kepercayaan dan partisipasi anggotanya yang belum optimal, alat kelengkapan organisasi (Rapat Anggota, Pengurus, Badan Pemeriksa) yang belum berfungsi dengan baik, juga masalah pengawasan yang belum memadai. Aspek usaha juga menjadi permasalahan tersendiri bagi koperasi, yaitu belum mampu memanfaatkan peluang usaha dengan baik yang disebabkan kualitas pengelola maupun permodalan yang masih belum memadai. Menurut penelitian Victor (2008) ada dua permasalahan yang menyebabkan perkembangan usaha koperasi masih jauh dari yang diharapkan yaitu permasalahan internal dan permasalahan eksternal. Permasalahan internal koperasi diantaranya kualitas Sumber Daya manusia (SDM) yang masih sangat lemah terutama di bidang keorganisasian, keuangan, administrasi, pembukuan. Di bidang permodalan, sumber permodalan koperasi masih banyak yang mengandalkan modal dari pihak luar, hal ini disebabkan karena lebih banyak anggota yang meminjam daripada yang menyimpan. Selain itu masalah infrasturktur teknologi juga masih terbatas, terutama dalam memanfaatkan sistem komputer. Permasalahan lainnya yang dihadapi koperasi yaitu pengawasan dan pembinaan yang belum optimal karena terbatasnya pemahaman dari Dinas Koperasi mengenai Undang-Undang Tentang Perkoperasian seperti UU. No. 17 Tahun 2012, akibat seringnya mutasi jabatan, tingkat kepercayaan anggota yang
3 3 relatif masih rendah, sera citra koperasi yang masih kurang baik menjadi hambatan dalam persaingan usaha dengan lembaga keuangan lainnya. Pembinaan koperasi pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong agar koperasi mampu menjalankan kegiatan usahanya dan mampu mengambil peran utama dalam kegiatan ekonomi rakyat. Selain itu perlu adanya pengembangan koperasi sebagai badan usaha yang ditujukan pada penguatan serta perluasan basis usaha, peningkatan mutu sumber daya manusia terutama pengurus, pengelola, dan anggotanya untuk selalu meningkatkan profesionalisme dalam mengelola koperasi termasuk juga dalam hal penyusunan laporan keuangan (Maryana, 2013). Sehubungan dengan pentingnya laporan keuangan bagi suatu entitas, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan pernyataan-pernyataan standar yang mengatur pembuatan laporan keuagan atau biasa disebut dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Umum (PSAK Umum). PSAK Umum tersebut secara bertahap oleh IAI telah dilakukan perubahan dengan mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS), sehingga pada tahun 2012 seluruh PSAK merupakan hasil adopsi dari IFRS (Basir, 2010). Pada kenyataannya, hanya perusahaan perusahaan yang berskala besar yang mampu menyusun dan menyajikan laporan keuangan berdasarkan PSAK Umum, hal ini dikarenakan dibutuhkannya biaya yang besar. Oleh karena itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) sudah menyiapkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang salah satunya ditujukan untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menegah yang dinamakan dengan SAK- ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang secara efektif telah diberlakukan efektif 1 Januari 2011.
4 4 Kajian tentang kelayakan penerapan SAK umum (mengacu kepada PSAK) pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam beberapa tahun terakhir telah mengarahkan kapada suatu kondisi yang disebut dengan standard overaload. Maksudnya, PSAK terlalu berat untuk diterapkan pada UMKM, termasuk koperasi. Sementara di Indonesia, latar belakang diperlukannya SAK-ETAP karena Standar Akuntansi Keuangan yang mengadopsi IFRS terlalu kompleks untuk diterapkan oleh perusahaan kecil menengah di Indonesia. Kompleksitas ini akan mengakibatkan cost of compliance yang lebih besar pula seperti dikemukakan oleh Eierle dan Haller (2010). Tujuan penyusunan SAK-ETAP tidak hanya sebagai standar akuntansi keuangan yang layak bagi perusahaan kecil dan menengah atau perusahaan yang belum go public, tetapi juga membantu melatih perusahaan sejak dini agar lebih matang dalam mempersiapkan laporan keuangan ke depannya ketika go public. SAK-ETAP adalah salah satu dari tiga pilar standar akuntansi keuangan di Indonesia bersama dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) dan PSAS (Pernyataan Standar Akuntansi Syariah). Beberapa karakteristik SAK- ETAP adalah ia adalah stand alone standard maksudnya tidak tergantung kepada PSAK, hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh usaha mikro, kecil dan menengah, mayoritas menggunakan konsep cost historis, pengaturan yang lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK dan tidak akan berubah dalam beberapa tahun. Beberapa karakteristik ini seharusnya jika terterapkan dengan
5 5 baik akan memberikan harapan baik terhadap penerapan akuntansi pada level UMKM. Meskipun SAK-ETAP telah diberlakukan sejak beberapa tahun yang lalu, tetapi perkembangan penerapan SAK-ETAP pada UMKM masih belum menggembirakan. Belum banyak UMKM yang telah menerapkannya dan dari yang sedikit tersebut sebagian besar belum menerapkannya sesuai dengan kaidah dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam SAK ETAP. Selain itu mungkin perlu didukung oleh regulasi yang dapat mendorong (triggering) seperti yang telah diterapkan pada koperasi. Sebagai perbandingan, koperasi yang sebelumnya mengacu kepada PSAK nomor 27 telah diminta untuk meninggalkan penggunaan PSAK tersebut melalui PPSAK (Pencabutan Penyataan Standar Akuntansi Keuangan) nomor 8 tahun Sejak 1 Januari 2012 Standar Akuntansi Keuangan koperasi menggunakan kebijakan akuntansi yang baru dan sebagai langkah transisional disahkan dengan Surat Edaran Deputi Bidang Kelembagaan KUKM No. 200/SE/Dep.I/XII/2012. Sejak Desember 2011 disampaikan ke seluruh dinas yang membidangi urusan koperasi dan UKM provinsi, tentang pencabutan PSAK No. 27 dan penggunaan SAK ETAP (Setyo, 2012). Hal ini juga kemudian diperkuat dengan Permen. KUKM No 04/Per/M.KUKM/VII/2012 tentang Pedoman Umum Koperasi Indonesia. Oleh karena itu, pengidentifikasian kembali permasalahan-permasalahan terkait dengan masih lemahnya penerapan SAK ETAP perlu untuk dilakukan. Sesuai Surat Edaran Deputi Kelembagaan Koperasi dan UKM Nomor: 200/SE/Dept.1/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 bahwa sehubungan
6 6 pemberlakuan IFRS, maka entitas koperasi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) yaitu : (a.) Diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan. (b.) Pengaturannya lebih sederhana, mengatur transaksi umum yang tidak komplek. (c.) Perbedaan dengan PSAK No. 27 (Revisi 1998) tidak ada kewajiban koperasi menyusun dan menyajikan Laporan Promosi Ekonomi Anggota (LPEA). (d.) Laporan keuangan yang lengkap menurut SAK ETAP, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar ETAP ini cukup sederhana dan tidak akan menyulitkan penggunanya. (Tanugraha, 2012). Di sisi lain diharapkan setiap koperasi harus siap untuk melakukan penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan tersebut. Untuk mengimplementasikan sebuah kebijakan yang baru serta dapat menghasilkan laporan keuangan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan yaitu sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
7 7 (SAK ETAP) baik dari segi kelengkapan unsur laporan keuangan maupun penerapan prinsip-prinsip dasar SAK ETAP, dan menyajikan informasi laporan keuangan tersebut secara andal dan relevan, setiap koperasi diharuskan untuk melakukan pembenahan baik dalam hal sumber daya manusia, komitmen dari setiap pegawai untuk mengimplementasikan kebijakan yang baru maupun perangkat pendukung seperti teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan berkaitan dengan pelaksanaan tersebut demi keberhasilan implementasi SAK ETAP. Salah Satu KPRI yang ada di kota Semarang diantaranya KPRI Handayani Universitas Negeri Semarang (UNNES). KPRI Handayani UNNES merupakan koperasi fungsional yang anggotanya adalah PNS UNNES baik dosen maupun tenaga administrasi. Secara kedudukan KPRI Handayani UNNES adalah koperasi tingkat primer, yaitu koperasi yang berkedudukan pada tingkat paling rendah dalam tata organisasi koperasi di Indonesia. Sebagai koperasi primer, KPRI Handayani UNNES menjadi anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Semarang. PKPRI Kota Semarang ini beranggotakan koperasi-koperasi primer yang ada di wilayah Kota Semarang. Selain sebagai anggota PKPRI Kota Semarang, KPRI Handayani UNNES juga merupakan anggota gerakan koperasi tingkat Kota Semarang, yaitu Dekopinda Kota Semarang. Selanjutnya PKPRI Kota Semarang yang membawahi KPRI Handayani UNNES itu merupakan anggota Gerakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (GKPRI) Propinsi Jawa Tengah, dan GKPRI Propinsi Jawa Tengah yang membawahi PKPRI Kota Semarang itu juga merupakan anggota Induk
8 8 Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (IKPRI-RI) yang berkedudukan di Jakarta sebagai organisasi koperasi tingkat nasional. KPRI yang beralamat di Jalan Raya Sekaran Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati ini memiliki fokus usaha pada dua bidang yaitu jasa dan perdagangan. Adapun unit-unit usaha yang dimiliki oleh KPRI Handayani UNNES antara lain: 1. Unit Simpan Pinjam 2. Unit Pertokoan 3. Unit AHASS 4. Unit Jasa dan Arisan Motor 5. Unit Rekanan dan Pengadaan Barang KPRI Handayani merupakan KPRI yang sangat potensial karena KPRI ini berdiri di linggkup kampus UNNES yang memungkinkan mendapat dukungan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelola koperasi ini. Hal tersebut mendorong minat penulis untuk menjadikan KPRI Handayani UNNES sebagai objek penelitian skripsi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan SAK ETAP pada KPRI dengam mengambil judul ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) HANDAYANI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN
9 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi penerapan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam penyajian laporan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Handayani UNNES? 2. Apakah kendala yang dihadapi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Handayani UNNES dalam menerapkan SAK ETAP pada penyajian laporan keuangannya? 1.3. Tujuan Penelitian Dengan mengacu rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam Penyajian laporan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Handayani UNNES. 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Handayani UNNES pada menerapkan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangannya.
10 Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teori dan praktik sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi mengenai penerapan standar akuntansi yang dalam penelitian ini adalah SAK ETAP ke dalam laporan keuangan koperasi 2. Manfaat Praktik Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihakpihak yang berkepentingan, yaitu : a. Pengurus Koperasi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guna menambah pengetahuan bagi manajemen koperasi dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, yang dalam penelitian ini menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). b. Masyarakat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih berpartisipasi secara aktif dalam memajukan perkembangan koperasi.
11 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari keseluruhan penelitian, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang apa yang menjadi pokok pembahasan secara umum yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan serta sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang telaah pustaka yang dijadikan sebagai referensi. Selain itu, dalam bab ini juga berisi tentang teori-teori yang mendasari penelitian ini, mencakup teori mengenai koperasi, Laporan keuangan koperasi, Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sebagai penutup bab ini diakhiri dengan kerangka pemikiran teoritis. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran cara atau teknik yang akan digunakan dalam penelitian. Cara atau teknik ini meliputi uraian tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan obyek penelitian, serta teknik yang digunakan baik dalam pengumpulan data maupun analisis data.
12 12 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan inti penelitian yang menguraikan tentang objek penelitian dan interpretasi terhadap hasil penelitian dengan menggunakan teori-teori dan standar yang ada. BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran atas hasil penelitian yang ditujukan kepada berbagai pihak serta keterbatasan penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN. Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah kegiatan rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945. Berdasarkan kedua hal tersebut Indonesia menganut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar akuntansi harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan usaha kecil untuk melakukan pencatatan akuntansi yang baik yaitu Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sistem perbankan di Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki peran yang penting, yaitu memberikan pelayanan perbankan kepada usaha kecil atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang terus berkembang dari masa ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi merupakan suatu ilmu yang terus berkembang dari masa ke masa yang berfungsi untuk memberikan informasi secara kuantitatif maupun kualitatif atas kinerja
Lebih terperinciBAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam
BAB AKUNTANSI KOPERASI Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya karena koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang bukan kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan bangsa Indonesia merupakan wujud dari usaha untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercermin dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daerah termasuk Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, bernilai tinggi hingga usaha kecil dan menengah.
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang dimulai tahun 1997 hingga beberapa tahun terakhir mengakibatkan banyak kerugian, hal ini cepat atau lambat akan
Lebih terperinciPenyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP
Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi dikenal sebagai badan usaha yang dibangun dari dan untuk anggota. Hal ini dikarenakan modal pendirian koperasi berasal dari anggotanya dan beroperasi
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. adopsi dari IFRS for SMEmasih diangap terlalu rumit untuk diterapkan pada
BAB 5 PENUTUP 1.1 Ringkasan Beberapa literatur dan penelitian terdahulu menyatakan bahwa StandarAkuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP yang merupakan adopsi dari IFRS for SMEmasih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan organisasi semakin meningkat, banyak sekali organisasi yang muncul dikalangan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh mudahnya mendirikan oganisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (2009), unit (2010) dan unit (2011). Di antaranya sekitar 26-27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat. Kegiatan usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen penggerak utama perekonomian Indonesia. Hal ini yang menjadikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ekonomi merupakan masalah krusial bagi semua negara, setiap negara akan berusaha demi terciptanya pembangunan ekonomi yang maju dan berhasil. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan bangsa Indonesia merupakan wujud dari usaha untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercermin dalam Undang-Undang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam menerapkan prinsip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) diberlakukan secara efektif per 1 Januari 2011. SAK ETAP ini diterbitkan dengan tujuan
Lebih terperinciDISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP
DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP Tanggapan tertulis atas discussion paper paling lambat diterima pada tanggal 1 Februari 2018. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam skala kecil, sedang, maupun skala besar pelaporan keuangan dalam bidang usaha sangat penting bagi perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana yang baik untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Di samping mengurangi angka pengangguran, UMKM juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat. Perbankan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat. Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan. Di samping itu adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua pengusaha tentunya menginginkan usahanya terus berkembang. Untuk mengembangkan usahanya tentu berbagai upaya dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus memiliki manfaat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berdiri sendiri dan berskala kecil serta dikekola oleh kelompok masyarakat atau keluarga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dengan kata lain Koperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sedang menjadi sorotan publik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sedang menjadi sorotan publik di berbagai negara. Hal itu dikarenakan keberadaan UKM mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umumialah dari penjualan barang ataupun jasa. Piutang usaha yang berasal dari transaksi penjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti dengan perkembangan berbagai kegiatan usaha. Sebagai dampak dari perkembangan tersebut maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran strategis dan kontribusi sangat besar bagi perekonomian nasional. UKM memegang perananan penting dalam pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun budaya secara bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki dan dikendalikan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Namun dibalik semua itu ternyata Koperasi dan UMKM memliki permasalahan yang. rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM (DSE:2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) dan Koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini dibuktikan dengan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERKOPERASIAN
ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERKOPERASIAN (Survey Pada Koperasi di Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009. SAK-ETAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu standar
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu standar yang mendasari penyajian laporan keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh IAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000). Informasi akuntansi dapat menjadi
Lebih terperinci01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani
Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 01FEB STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan kerangka acuan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan entitas harus disusun berdasarkan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB 5 SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian pada UMKM roti dan kue yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Surabaya ini menunjukkan bahwa sebagian responden
Lebih terperinciReformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DISCLAIMER Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan,
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN KLATEN
ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOPERASI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN KLATEN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. Informasi tersebut dapat digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan berfungsi sebagai alat untuk menganalisis kinerja keuangan yang dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas, sehingga
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN SAK-ETAP PADA KOPERASI DI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ANALISIS PENERAPAN SAK-ETAP PADA KOPERASI Arma Yuliza, Afrijal Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian Email: armayuliza@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 dengan tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini sangat cepat dan dinamis, tak terkecuali bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
Lebih terperinciPENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)
PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, dalam pembangunan sektor ekonomi mendapat perhatian yang cukup besar. Dengan tujuan, hasil dari sektor ekonomi dapat dinikmati
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat. Selain harus bersaing di pasar lokal, pelaku bisnis Indonesia harus bersaing dengan pasar internasional,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap perekonomian Indonesia sangat besar dan memiliki kontribusi yang cukup besar. Berdasarkan data yang ada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam berbagai aspek baik ekonomi, sosial, dan politik. Salah satu tonggak yang kuat dalam pembangunan ekonomi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal 1 januari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha di Indonesia tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan terutama terhadap perusahaanperusahan untuk
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau financial. Untuk memulai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis salah satu hal yang terpenting adalah kegiatan akuntansi. Sebuah perusahaan menyelenggarakan kegiatan akuntansi bertujuan untuk memahami
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA
IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA Cindy Nur Aini Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak Universitas Bina
Lebih terperinciEMI FAUZIAH A
EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOPERASI KAITANNYA DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN USAHA (KSU) SINAR MENTARI KECAMATAN KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai salah satu output utama. Akuntansi berfungsi untuk mengindetifikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Perekonomiaan yang baik adalah perekonomian yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu tonggak yang paling penting bagi suatu negara. Suatu negara harus memiliki perekonomian yang baik bagi terciptanya kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal tersebut bertentangan dengan semakin sulitnya memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu penggerak perekonomian di Indonesia yang memiliki peran cukup penting dalam mempengaruhi pertumbuhan UMKM dalam hal pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha pengepulan kardus dan kertas bekas yang semakin berkembang saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha pengepulan kardus dan kertas bekas yang semakin berkembang saat ini baik diperkotaan maupun dipedesaan mendorong penulis untuk meneliti semua aspek yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna laporan keuangan. Masing-masing pengguna memiliki beragam kebutuhan
Lebih terperinci3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.
PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PSAK, SAK ETAP, DAN SAK EMKM
PERBANDINGAN PSAK, SAK ETAP, DAN SAK EMKM OLEH Kelompok 12: Muttaqin Abdillah Linda Nur Yuniant Widyarini Pangest Fyana Putri Permata C1C014017 C1C014042 C1C014062 C1C014096 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di negara-negara Eropa. Sistem ekonomi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bidang yang sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran UMKM dalam perekonomian
Lebih terperinciTOPIK 15 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA DI PERSIMPANGAN JALAN
TOPIK 15 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA DI PERSIMPANGAN JALAN SEANDAINYA BAPEPAM-LK TIDAK MEWAJIBKAN LAPORAN KEUANGAN DIAUDIT, MASIH BANYAKKAH PERUSAHAAN GO- PUBLIC DI INDONESIA MENGINGINKAN JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat tiga pelaku perekonomian nasional, yaitu swasta, pemerintah, dan koperasi. Koperasi mempunyai kedudukan dan peranan yang sama dengan badan-badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. I.1 Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang semula dipandang sebelah mata akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM hadir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1998 dan 2009 terjadi krisis ekonomi yang dampaknya membekukan sejumlah bank Umum Swasta Nasional. Tidak hanya itu, terjadinya krisis kepercayaan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi amal, lembaga pendidikan dan lain-lain memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya laju pertumbuhan bisnis saat ini menuntut Indonesia untuk menyetarakan standar keuangan serta penyusunan laporan keuangan mengikuti standar internasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Dunia telah lama mempublikasikan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan pendorong yang sangat kuat dalam pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Tak terkecuali di dunia perbankan. Kehadiran bank mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat menjadikan setiap perusahaan harus berusaha mengikuti persaingan yang kompetitif. Tak terkecuali di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu wadah yang dapat membantu masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan suatu wadah yang dapat membantu masyarakat terutama masyarakat kecil dan menengah. Koperasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat
Lebih terperinciAkuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI
Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang tujuan kegiatannya dijalankan adalah untuk menambah kekayaan pemilik melalui keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam melakukan persaingan internasional, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam Reeves (2009), terdapat tiga jenis usaha yang bertujuan mencari keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu sarana penting yang harus tersedia bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan suatu sarana penting yang harus tersedia bahkan dapat dikatakan merupakan hal yang wajib di dalam suatu sistem perekonomian. Hal ini dikarenakan koperasi
Lebih terperinciPENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo
MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015 PENERAPAN DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan BSI
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Pendidikan Akuntansi Nama Mata Kuliah : Akuntansi UMKM dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan tingginya tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai macam kebijakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya dunia perekonomian dan perbankan internasional, Indonesia dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN ASEAN Economic Community (AEC) atau yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah dimulai sejak tahun 2015 dengan adanya MEA negara- negara di Asia Tenggara telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum pasar barang dan jasa modern terbentuk, kegiatan transaksi barang dan jasa dilakukan dengan cara sangat sederhana yaitu barter. Sejalan dengan perkembangan
Lebih terperinci