BAB IV SELEKSI PROSES
|
|
- Johan Cahyadi
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V SELEKS PROSES 4.1. Pendahuluan Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan seleksi proses, menentukan jenis proses produksi yang akan digunakan dan wautu yang tepat dari proses tersebut. Manajer operasi harus dapat memutuskan apakah memproduksi hanya untuk pesanan pelanggan atau persediaan. Manajer juga harus memutuskan, apakah mengatur aliran proses sebagai batch proses produksi high-volume line flow atau low volume. Lagi pula mereka harus memutuskan apakah akan berintegrasi ke depan kea rah pasar (forward integration) dan/atau berintegrasi ke belakang kea rah pemasok (backward integration). Semua keputusan di atas membantu menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk membuat suatu produk Karakteristik Aliran Proses Klasifikasi yang pertama adalah aliran produk atau urutan operasi. Terdapat tiga jenis aliran proses : Lini/garis, intermitten (terputus-putus) dan proyek (project). Pada manufaktur, aliran produk sama dengan aliran bahan karena bahan dikonversi menjadi suatu produk. Dalam industri jasa yang murni, tidak terdapat aliran fisik produk akan tetapi terdapat urutan operasi yang dilaksanakan dalam penyampaian jasa tersebut. Urutan operasi dianggap sebagai aliran produk dalam industri jasa. Karakteristik aliran lini/garis adalah urutan yang linier dalam membuat produk atau jasa. Pada operasi lini, produk harus dibakukan dengan baik dan harus berpindah dari satu operasi ke operasi berikutnya dalam urutan yang telah ditentukan. Setiap operasi berhubungan dan harus seimbang sehingga operasi tidak menghambat operasi berikutnya, seperti terlihat pada Gambar 4.1. Operasi aliran lini kadang-kadang dibagi menjadi dua jenis system produksi : massa dan kontinu. Produksi masaa (mass production) pada umumnya berkenaan dengan suatu operasi perakitan, seperti pada industri mobil. Produksi 1
2 Seleksi Proses 34 kontinu biasanya disebut industri proses seperti pada industri kimia, kertas, bir, listrik dan telepon. Operasi lini yang tradisional sangat efisien terapi juga sangat tidak fleksibel. Sangat efisien karena adanya substitusi tenaga kerja dengan modal dan pembakuan pada tugas-tugas yang sangat rutin. Efisiensi yang tinggi dapat dicapai dengan menjaga volume produksi yang tinggi untuk menutupi biaya investasi pada peralatan otomatis sehingga membutuhkan pembakuan produk yang relatif stabil sepanjang waktu. Karena adanya pembakuan dan urutan organisasi stasiun kerja pada operasi aliran lini ini, maka pengubahan suatu produk atau volume akan memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sukar dilakukan sehingga operasi jenis ini tidak fleksibel. W S 1 W S 2 W S 3 W S T u g a s a t a u s t a s i u n k e r j a A l i r a n P r o d u k 5 Gambar 4.1. Aliran Lini/Garis Aliran ntermitten (terputus-putus). Karakteristik proses aliran intermitten adalah proses produksi dalam kelompok-kelompok dengan interval yang terputus-putus. Pada aliran ini, peralatan dan tenaga kerja diatur dalam stasiun kerja dengan jenis peralatan dan ketrampilan yang sama. Suatu produk atau pekerjaan mengalir hanya pada stasiun kerja yang diperlukan,`sehingga membentuk suatu pola aliran yang bercampur baur, seperti terlihat pada gambar 4.2.:
3 Seleksi Proses 35 W S 2 W S 4 W S 1 W S 3 W S 5 W S T u g a s a t a u s t a s i u n k e r j a A l i r a n p r o d u k 6 Gambar 4.2. Aliran ntermitten Karena menggunakan peralatan yang multiguna dan tenaga kerja dengan ketrampilan yang tinggi, operasi intermitten sangat fleksibel jika terjadi perubahan produk atau volume tetapi juga kurang efisien. Pola airan yang bercampur baur dan variasi produk menimbulkan masalah yang sulit dalam pengendalian persediaan, penjadwalan dan kualitas. Proses intermitten juga dikenal sebagai tata letak produk (product layout), sebab berbagai proses, peralatan dan ketrampilan tenaga kerja diletakkan secara berurutan sesuai dengan produk yang dibuat. Operasi intermitten dapat digunakan bila produk tidak dibakukan atau voleume produksi rendah. Dalam hal ini operasi intermitten adalah paling ekonomis dan resikonya rendah. Bentuk operasi yang demikian, sesuai untuk produk yang siklus hidupnya pendek, produk yang bersifat pesanan dan pasar yang kecil. Proyek. Bentuk operasi proyek digunakan untuk membuat suatu produk yang unik seperti seni, konser, bangunan ataufilm. Suatu proyek tidak terdapat aliran produk tetapi tetap terdapat suatu urutan/rangkaian operasi. Konsep rangkaian tugas/pekerjaan suatu proyek yang menunjukkan prioritas diantara berbagai tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek seperti terlihat pada gambar 4.3.
4 Seleksi Proses S t a r t E n d 1 3 T a s k T u g a s a t a u a k t i f i t a s H u b u n g a n p r i o r i t a s 7 Karakteristik Gambar 4.3. Aliran Proyek proses yang membuat suatu perbandingan langsung antara jenis proses untuk setiap karakteristik dapat dilihat pada table 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik Proses Karakteristik Lini ntermitten Proyek Produk - Jenis pesanan - Aliran produk - Variasi produk - Jenis pasar Volume Tenaga Kerja - Ketrampilan - Jenis tugas Upah Modal - nvestasi - Persediaan - Peralatan Sasaran - Fleksibilitas - Biaya - Kualitas - Pengiriman Pern & Pengendalian - Pengend.Produksi - Pengend.Kualitas - Pengend.Sediaan Kontinu atau batch besar Berurutan Massa tinggi Berulang rendah Khusus Batch Berbaur Pesanan Tidak rutin Multi-guna Berubah-ubah Unit tunggal Tidak ada Sangat tinggi Unik Unit tunggal Tidak rutin Multi-Guna Berubah-ubah 4.3. Klasifikasi Berdasarkan Pesanan
5 Seleksi Proses 37 Dimensikritis lainnya yang mempengaruhi pemlihan proses adalah : Membuat produk untuk persediaan (Make To Stock) Membuat produk atas pesanan (Make To Order) Masing-masing proses tersebut memiliki keuntungan maupun kerugian sendirisendiri. Tetapi proses membuat produk untuk persediaan kurang fleksibe dalam menawarkan pilihan produk daripada proses membuat atas pesanan. Dalam suatu proses membuat atas ppesanan, aktivitas proses berpedoman pada permintaan masing-masing pelanggan. Siklus pesanan dimulai ketika pelanggan menentukan produk yang diinginkan. Berdasarkan atas permintaan pelanggan, produsen menetapkan suatu harga dan waktu penyerahannya. Penawaran tersebut dapat segera diajukan bila pesanan produknya standar, jika tidak standar akan memerlukan jangka waktu. Kunci ukuran prestasi operasi dari suatu prosesmembuat atas pesanan adalah waktu penyerahan. Sebelum pesanan dikerjakan, pemesan ingin mengetrahui kapan penyerahan tersebut dapat diselesaikan. Jika waktu penyerahan telah disetuji oleh pemesan, harus dilakukan pengendalian pekerjaan untuk menepati waktu yang telah disetujui. Ukuran prestasiopeerasi ditentukan oleh parameter penyerahan seperti jangka waktu penyerahan dan persentase penyerahan pesanan pada waktu yang tepat. Sementara perusahaan yang beroperasi membuat untuk persediaan harus memiliki suatu lini produk standar. Sasaran dengan tetap tersedianya produk ini adalah memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan. Pada perusahaan membuat untuk persediaan, sangat sedikit operasi yang ditentukan oleh permintaan pemesan, tetapi lebih terfokus pada penambahan persediaan. Pada operasi ini, tidak mungkin melakukan identifikasi pesanan selama proses produksi kecuali pesanan ditunda (back orders). Pada suatu operasi membuat untuk persediaan, siklus dimulai oleh produsen menetapkan produk, bukannya pelanggan. Pelanggan mengambil produk dari persediaan jika harganya sesuai. Jika tidak pemesanan dapat dilakukan kembali. Dalam situasi membua untuk persediaankunci ukuran prsetasi kerja adalah penggunan asset-aset produksi (persediaan dan kapasitas) dan pelayanan pelanggan. Ukuran tersebut juga termasuk perputaran persediaan, pemanfatan kapasitas, penggunaan waktu lembur dan persentase pemenuhan permintaan
6 Seleksi Proses 38 darip ersediaan. Sasaran operasi adalah [pemenuhan pada tingkat pelayanan pelanggan yang diinginkan dengan baiaya seminimal mungkin. Secara ringkas, suatu proses membuat atas pesanan ditentukan oleh waktu penyerahan dan pengendalian aliran pesanan. Proses harus fleksibel agar dapat memenuhi pesanan pelanggan. Suatu proses membuat untuk persediaan ditentukan oleh penambahan dan efisiensi operaso. Proses dibatasi untuk memproduksi barang-barang standar. Perbedaan pokok tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2. : Tabel 4.2. Perbedaan Antara Membuat untuk Persediaan dan Membuat Atas Produk Sasaran Karakteristik Masalah Utama Operasi Pesanan Membuat untuk Persediaan Ditentukan produsen Variasi rendah Murah Keseimbangan persediaan, kapasitas dan pelayanan Peramalan (forecasting) Perencanaan produksi Pengendalian persediaan Membuat atas Pesanan Ditentukan pemesan Variasi tinggi Mahal Pengaturan waktu penyerahan dan kapasitas Janji penyerahan Waktu penyerahan 4.4. Keputusan Pemilihan Proses Kita telah mengklasifikasi proses menjadidua kelompok : aliran produk dan jenis pesanan pelanggan. Kelompok tersebut terlihat pada table 4.1 pada suatu matriks dengan 6 (enam) proses yang berbeda. Dalam suatu perusahaan, masingmasing produk, diproduksi dengan salah satu dari keenam proses tersebut. Akan tetapi bauran produk sering kali menimbulkan campuran jenis proses dalam perusahaan yang sama. Aliran lini biasanya untuk proses membuat untuk persediaan tetapi juga untuk proses membuat atas pesanan. Sebagai contoh, lini perakitan mobil menempatkan bersama pilihan kombinasi khusus yang diminta oleh pelanggan. Padahal produk terseubt adalah produk standar meskipun demikian dapat juga membuat atas pesanan.
7 Seleksi Proses 39 : Sistem klasifikasi enam sel proses ini dapat digunakan untuk beberapa tujuan 1. Untk mengkategorikan jenis masalah keputusan yang berbeda yang dihadapi 2. Penggunaan dari klasifikasi matriks adalah untuk pemilihan proses Tabel 4.4. Matriks Karakteristik Proses Aliran lini/garis Aliran ntermitten Proyek Membuat untuk Persediaan Penyulingan minyak Penggilingan gandung Pabrik Pengalengan Kafetaria Bengkel mesin Rumah makan siap santap Pabrik pecah belah Mebel V Rumah spekulasi Lukisan komersial Membuat Pesanan Lini perakitan mobil Perusahaan telepon Keperluanlistrik V Bengkel mesin Rumah makan Rumah sakit Perhiasan pesanan V Bangunan Bioskop Kapal Poto atas Secara ringkas, ada enam factor yang mempengaruhi pemilihan proses dari proses-proses yang ditunjukkan pada table Kondisi pasar 2. Kebutuhan modal 3. Tenaga kerja 4. Ketrampilan manajemen 5. Bahan baku 6. Teknologi 4.5. Strategi Proses Produk Kita telah membicarakan pemilihan proses sebagai suatu keputusan taktis. Pada kenyataannya keputusan tentang pemilihan proses bersifat dinamis, sebab hal ini terus berlanjut sebagai akibat berkembangnya proses dari satu tahap ke tahap lainnya sepanjang waktu.
8 Seleksi Proses 40 Beberapa perusahaan sering ditempatkan pada garis diagonal matriks. Pada ujung kiri atas adalah perusahaan percetakan yang memproduksi atas dasar pesanan pelanggan dengan peralatan multi guna dalam suatu lingkungan job shop. Bergerak terus sepanjang garis diagonal terdapat pabrik peralatan berat yang membuat produk dalam batch. Dalam hal ini, aliran produk mempunyai volume yang lebih tinggi dan lebih berhubungan dan lini produk telah terstandarisasikan. Bergerak lagi ke bawah pada diagonal, terdapat lini perakitan mobil yang menggambarkan suatu proses aliran lini dengan beberapa lini produk utama, peralatan khusus dan tugas-tugas yang sangat terstruktur. Akhirnya pada ujung kanan ke bawah terdapat pabrik gula menggambarkan jenis operasi yang kontinu dengan suatu produk komoditi volume tinggi. Matriks proses produk membantu menerangkan hubungan antara strategi proses dan produk. Dalam beberapa hal, strategi perusahaan dikembangkan hanya dari sudut pandang produ dan pasar. Hal ini membatasi perusahaan dalam suatu pilihan hanya pada satu dimensi matrik. Dengan mengetahui dimensi proses, perusahaan dapat mengungguli persaingan dalam proses operasi, sehingga memperluas pilihan strategi yang tersedia dan memungkinkan untuk menggunakan operasi sebagai senjata strategi perusahaan. Matriks proses produk dapat dilihat pada gambar 4.4. P R O D U C T S T R U C T U R E (P ro d u c t L ife C y c le ) L o w v o lu m e -l o w M u lti p le p ro d u c ts, F e w m a j o r p r o d u c ts s ta n d a rd iz a tio n, o n e lo w v o lu m e h ig h e r v o lu m e o f a k in d H ig h v o lu m e -h ig h s ta n d a rd iz a tio n, c o m m o d ity p ro d u c ts J u m b le d flo w (job s h op ) C om m erc ia l P r in t er N O N E PROCESS STRUCTURE (Process Life Cycle) D is c on n ec te d lin e f low ( b atc h ) C on n ec te d lin e f low ( as s em b ly lin e) V C on t in u o u s flow N O N E H e a v y E q u ip m e n t A u t om o b ile as s em b ly S u g ar R efin ery
9 Seleksi Proses 41 L o w v o lu m e-lo w M ultiple p roducts, sta n d ard izatio n, o n e o f low volum e a k in d Few m ajor p roducts higher volum e H ig h v o lu m e-h ig h standard ization, co m m o d ity p ro d u cts Ju m bled flow (job sh op) C om m ercial prin ter N O N E PROCESS STRUCTURE (Process Life Cycle) D isconn ected lin e flow (batch ) C onn ec ted lin e flow (assem bly lin e) V C on tinu ou s flow N O N E H eavy E qu ipm ent Autom obile assem bly S ugar R efin ery 21 Gambar 4.4. Matriks Proses Produk
STRATEGI PROSES, LOKASI, DAN TATA LETAK
#8 STRATEGI PROSES, LOKASI, DAN TATA LETAK Strategi Proses Strategi proses merupakan penentuan bagaimana suatu proses pembuatan barang atau penyediaan jasa akan dilakukan. Tujuannya adalah: 1. Pemenuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Proses Produksi Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI
ANALISIS PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PT. ADINATA DI MAKASSAR SKRIPSI OLEH : ANDRY A311 07 679 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Arti Penting Persediaan 1. Pengertian Persediaan persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Akuntansi secara garis besar bisa dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya merupakan tipe akuntani sendiri yang terpisah
Lebih terperinciBAB II HARGA POKOK PRODUKSI
BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga
Lebih terperinciCARA MENGELOLA ALAT DAN BAHAN
MODUL 16 KEWIRAUSAHAAN SMK CARA MENGELOLA ALAT DAN BAHAN Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A Pengembang dan Penelaah Model : Dr. H. Ahman, M.Pd. Drs. Ikaputera Waspada, M.M Dra. Neti Budiwati,
Lebih terperinciPengukuran Kinerja Lingkungan
Pengukuran Kinerja Lingkungan Preprint; Oleh Andie T.Purwanto (anditp2000@yahoo.com), 0603 1. PENDAHULUAN Pengukuran kinerja lingkungan adalah bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Ini merupakan
Lebih terperinciMODEL DALAM STRATEGI PENETAPAN HARGA
Verina Unitas, Vol. H. Secapramana 9, No. 1, September 2000 - Pebruari 2001, 30-43 MODEL DALAM STRATEGI PENETAPAN HARGA Verina H. Secapramana Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Abstrak Strategi pemasaran
Lebih terperinciManajemen Usaha Kecil - MODUL 3
i MANAJEMEN USAHA KECIL Modul 3 Bahan Pelatihan Untuk Calon Wirausahawan i DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Lebih terperinciEVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ROTI KECIK DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP S TRADISI SOLO
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ROTI KECIK DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN ROTI GANEP S TRADISI SOLO TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keinginan konsumen agar usahanya terus berjalan.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang serta mendapatkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN SISTEM BIAYA TRADISIONAL DENGAN SISTEM BIAYA ABC NURHAYATI. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
PERBANDINGAN SISTEM BIAYA TRADISIONAL DENGAN SISTEM BIAYA ABC NURHAYATI Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sistem Biaya Tradisional Dalam sistem
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A14105662
STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : DIAN HERYANTO A14105662 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Harga adalah bagian penting dan tidak bisa dipisahkan dari marketing mix
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Harga 2.1.1.1. Pengertian Harga Harga adalah bagian penting dan tidak bisa dipisahkan dari marketing mix (bauran pemasaran). Oleh karena itu setiap kali
Lebih terperinciBAB 7 PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
BAB 7 PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM 7.1. Pengelompokan Sumber Daya Alam Keputusan perusahaan dan rumah tangga dalam menggunakan sumber daya alam dipengaruhi oleh karakteristik fisik dan biologi
Lebih terperinciManajemen Sumber Daya Manusia
International Labour Organization Jakarta Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Kerjasama dan Usaha yang Sukses Pedoman pelatihan untuk manajer dan pekerja Modul EMPAT SC RE Kesinambungan Daya Saing dan
Lebih terperinciBalanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja Manajemen (STUDI KASUS PT. MAKRO INDONESIA CABANG PASAR REBO, JAKARTA)
Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja Manajemen (STUDI KASUS PT. MAKRO INDONESIA CABANG PASAR REBO, JAKARTA) Ferdinandus Agung Himawan, SE., MM. i dan Juarsah, SE. ii ABSTRAK Sebagai salah
Lebih terperinciBUKU AJAR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Oleh : Tim Dosen Mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Program Studi Teknik Industri
BUKU AJAR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Oleh : Tim Dosen Mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra 2009 KATA PENGANTAR Mata kuliah
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. sewa menyewa yaitu pembiayaan peralatan atau barang modal untuk digunakan pada
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sewa Guna Usaha ( Leasing ) Leasing berasal dari kata Lease yang berarti sewa atau lebih umum diartikan sewa menyewa yaitu pembiayaan peralatan atau barang modal untuk
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA PEMASARAN DAN GAJI KARYAWAN TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA ANGGREK CATERING DI KOTA SEMARANG
i PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA PEMASARAN DAN GAJI KARYAWAN TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA ANGGREK CATERING DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciMEMILIH BENTUK USAHA DAN PERIJINAN
MODUL 12 KEWIRAUSAHAAN SMK MEMILIH BENTUK USAHA DAN PERIJINAN Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A Pengembang dan Penelaah Model : Dr. H. Ahman, M.Pd. Drs. Ikaputera Waspada, M.M Dra. Neti
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPENGARUH TARIF BEA MASUK, KURS DAN VOLUME IMPOR TERHADAP PENERIMAAN BEA MASUK DI INDONESIA
TESIS PENGARUH TARIF BEA MASUK, KURS DAN VOLUME IMPOR TERHADAP PENERIMAAN BEA MASUK DI INDONESIA I MADE ARYANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciManajemen Lingkungan: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan
Manajemen Lingkungan: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan Preprint; Oleh: Andie T. Purwanto (anditp2000@yahoo.com); 06/04 (Artikel ini bisadidownload di: http://andietri.tripod.com/index.htm) 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciKIAT MENGAMBIL RISIKO DAN TANGGUNG JAWAB
MODUL 6 KEWIRAUSAHAAN SMK KIAT MENGAMBIL RISIKO DAN TANGGUNG JAWAB Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A Pengembang dan Penelaah Model : Dr. H. Ahman, M.Pd. Drs. Ikaputera Waspada, M.M Dra.
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH SEGAR PADA TOKO RAJA BUAH SEGAR JAKARTA BARAT. Buyung Syahid Abdullah
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH SEGAR PADA TOKO RAJA BUAH SEGAR JAKARTA BARAT Buyung Syahid Abdullah PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KEMENTERIAN TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMODUL 3 DESAIN SISTEM SECARA UMUM
1 Desain Sistem Secara Umum MODUL 3 DESAIN SISTEM SECARA UMUM MATERI 1. Pendahuluan 2. Arti Desain Sistem 3. Tujuan Desain Sistem 4. Personil Yang Terlibat 5. Desain Sistem Secara Umum 5.1 Desain Output
Lebih terperinci