BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Jaringan Ruang Lingkup Perencanaan jaringan sering disebut dengan Operation Technique Research. Varianvarian lain dari Operation Technique Research antara lain: a. Linear programming, yang dipelopori oleh George Dantzig pada tahun 1947 berasal dari USA, yang ide-idenya diletakkan oleh ahli matematika L.V Kantorivich. Sejak tahun 1950-an teknik ini pertama kali digunakan di bidang militer kemudian di bidang ekonomi. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mencari nilai-nilai minimum dari variabel yang saling terbatas. b. Non Linear Programming, dimana varibelnya tidak bergerak linear tetapi konstan. c. Perencanaan jaringan, prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan dalam suatu diagram network. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang yang harus didahulukan dan pekerjaan mana yang harus menunggu selesainya pekerjaan lain Sejarah Perkembangan Metode jaringan kerja diperkenalkan menjelang akhir dekade 1950-an oleh suatu tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama dengan Rand Coorporation dalam usaha mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen.

2 Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah design-engineering, konstruksi dan pemeliharaan. Usaha-usaha ditekankan untuk mencari metode yang dapat meminimalkan biaya, dengan kurun waktu penyelesaian suatu kegiatan. Pada tahun 1956 Morgan Walker dari DuPont Company, mencari cara yang lebih baik dalam penggunaan komputer Univac milik perusahaan, kerja samanya dengan James E. Kelly dari group perencana konstruksi internal Remington Rand dalam menggunakan komputer Univac untuk melakukan penjadwalan konstruksi menghasilkan metode yang rasional, tertib, dan mudah untuk menggambarkan proyek dalam komputer. Pertama kali metode ini disebut William Kelly method, dan akhirnya disebut Critical Path Method (CPM). Pada waktu yang hampir bersamaan, secara terpisah dinas angkatan laut Amerika Serikat mengembangkan pula sistem kontrol manajemen dalam rangka mengelola proyek pembuatan peluru kendali Polaris. Proyek ini melibatkan ribuan konsultan design-engineering, subkontraktor, supplier dan berbagai jawatan pemerintah dan sosial. Sistem tersebut dinamakan teknik evaluasi dan review proyek (Project Evaluation and Review Technique-PERT), telah berhasil sebagai sarana koordinasi dan mempercepat penyelesaian jadwal proyek lebih dari dua tahun. Meskipun kedua sistem di atas dikembangkan secara terpisah oleh pelakupelaku yang berlainan, tetapi hasilnya memiliki banyak kesamaan. Keduanya memakai teknik penyajian secara grafis dengan memakai diagram anak panah, lingkaran serta kaidah-kaidah dasar logika ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan.

3 Kedua metode di atas sama-sama bermanfaat. Perbandingan di antara keduanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Perbedaan PERT dan CPM PERT Menggunakan 3 (tiga) perkiraan waktu, yaitu optimistic time, most likely (normal time), dan pessimistic time. Dari ketiganya dapat dihasilkan expected time (waktu yang diharapkan). Bersifat probabilistik, tiap waktu kegiatan berdasar distribusi normal. Hal ini memungkinkan adanya perhitungan resiko dalam penyelesaian proyek. Menggunakan aktivitas semu (dummy activities). Digunakan untuk proyek proyek R&D dimana resiko dalam perhitungan durasi waktu mempunyai variabilitas yang tinggi. Digunakan dalam proyek (misal R&D) yang dalam prosentase penyelesaiannya hampir tidak mungkin untuk menentukan kecuali pada milestones yang sempurna. CPM Menggunakan 1 (satu) perkiraan waktu yang mewakili waktu normal. Berdasar pada 1 (satu) perkiraan waktu yang bersifat deterministik. Menggunakan aktivitas semu (dummy activities). Digunakan dalam proyek proyek konstruksi yang sumber dayanya bergantung dan berdasar atas perkiraan waktu yang akurat. Digunakan pada proyek proyek dimana penyelesaian dapat diselesaikan dengan keakuratan yang layak dan pembayaran konsumen dapat diselesaikan berdasarkan persentase penyelesaian.

4 2.1.3 Keuntungan Penggunaan Perencanaan Jaringan Adapun keuntungan penggunaan perencanaan jaringan dalan tatalaksana proyek antara lain: 1. Merencanakan scheduling dan mengawasi proyek secara logis. 2. Mendokumen dan mengomunikasikan rencana scheduling dan alternatifalternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya. 3. Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis (critical path) saja yang perlu konsentrasi pengawasan ketat. 2.2 Manajemen Proyek Menurut P. Siagian (1987, hal: 287) tujuan utama dari manajemen proyek adalah penyelesaian akhir dari proyek. Manajemen proyek sangat berguna dalam menangani proyek yang besar dan perusahaan konstruksi yang sedang membangun gedung, jalan, ataupun jembatan harus melewati berbagai kegiatan yang memakan biaya. Tiga tahap manajemen proyek yaitu: a. Perencanaan Proyek merupakan sejumlah tugas yang saling berhubungan yang diarahkan untuk menghasilkan sesuatu. Organisasi proyek merupakan cara yang efektif dalam menarik orang dan sumber daya yang diperlukan bagi suatu proyek tertentu. Perencanaan proyek terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Membuat uraian kegiatan-kegiatan dan menyusun logika urutan kejadiankejadian. 2. Menaksir waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, kapan kegiatan dimulai dan kapan berakhir, secara keseluruhan kapan proyek selesai. 3. Bila perlu, menetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan.

5 Menurut Mulyono (2004, hal: 239) pengelolaan proyek adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan, pengorganisasian, penempatan orang (staffing), pengendalian dan pengarahan sumber daya dalam suatu waktu tertentu dan mencapai hasil akhir tertentu pula. Sumber daya yang dimaksud adalah personalia, material, dan semua fasilitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Yang diartikan dengan suatu proyek ialah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkret serta yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan alat-alat terbatas pula. b. Penjadwalan Penjadwalan proyek bertujuan untuk penentuan kegiatan proyek secara berurutan. Salah satu bagian proyek yang terkenal adalah Gantt chart yang ditemukan oleh Henry Gantt. Penjadwalan proyek membantu dalam bidang: 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek. 2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan. 3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan. 4. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek. c. Pengendalian proyek Pengendalian proyek meliputi pengawasan atas bahan baku, biaya, kualitas, dan anggaran. Pengendalian proyek juga dimaksudkan untuk perbaikan proyek. 2.3 Peranan Manajer Proyek Peranan manajer proyek sangat penting dalam tercapainya tujuan proyek sesuai jadwal yang disetujui. Manajer proyek berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai orang utama dalam manajemen

6 proyek, manajer mengintegrasikan apa saja dan siapa saja untuk performansi yang ditargetkan. Manajer proyek juga seorang komunikator. Dengan ini berarti manajer menjadi tempat terakhir menujunya laporan-laporan, memo, permintaan, dan keluhan. Manajer juga mengambil input dari banyak sumber, mengolah, dan menyampaikan informasi ke beberapa pihak. Manajer harus menyaring, mengolah, meringkas dan menyampaikan informasi untuk memastikan bahwa semua orang memiliki peranan dalam proyek. 2.4 Jaringan Kerja Definisi Jaringan Kerja Jaringan kerja dapat didefinisikan sebagai kumpulan kejadian dan kegiatan yang menggambarkan tinjauan waktu dari suatu susunan proyek. Jaringan kerja muncul pada sejumlah perencanaan dan dalam berbagai bidang perencanaan. Jaringan kerja merupakan suatu alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkap untuk perencanaan dan pengawasan suatu proyek. Teknik jaringan kerja menunjukkan manfaat nyata bila digunakan akan membantu atau melengkapi perencanaan dan pengendalian pembangunan proyek baru. Dalam berbagai situasi, manajer bertanggung jawab untuk perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek yang terdiri dari berbagai kegiatan atau aktivitas terpisah yang dilakukan oleh berbagai departemen atau individu. Dalam hal ini manajer harus mengadakan pendekatan secara kuantitatif dalam pengambilan suatu keputusan. Cara ini penting bagi manajer yang bertanggung jawab atas bidang-bidang engineering, production, administration, dan penelitian operasional. Penerapan pengambilan keputusan secara pendekatan kuantitatif dalam berbagai bidang pada kenyataannya tidak begitu kompleks. Oleh karena itu dapat dianalisis secara sistematis dan sederhana dengan menggunakan metode analisis jaringan kerja.

7 Penggambarkan jaringan kerja dari tiap awal kegiatan sangat bermanfaat untuk mempermudah pengawasan serta pengumpulan data, penetapan dan penganalisisan informasi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sehingga keputusan-keputusan dalam pemilihan alternatif dengan mudah dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan proyek dalam penyusunan perencanaan dari suatu jaringan kerja proyek. Dengan demikian diharapkan teori jaringan kerja dapat mengatur rangkaian dari kegiatankegiatan, sehingga benar-benar dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Kebutuhan penyusunan jaringan kerja ini memerlukan adanya koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan yang kompleks, yang berhubungan dan bergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan agar pengawasan dan perencanaan semua kegiatan dapat dilakukan secara sistematis, sehingga diperoleh hasil yang optimum. Analisis sistem menggunakan suatu teknik kuantitatif yang disebut dengan Critical Path Method (CPM). Jadi kunci keberhasilan pendekatan jaringan kerja untuk menyelesaikan suatu masalah adalah mengetahui bagaimana masalah itu dapat disajikan sebagai suatu model jaringan. Dengan demikian permasalahan-permasalahan dari jaringan kerja dapat diselesaikan lebih sederhana dan lebih sistematis Sistematika Penyusunan Jaringan Kerja Sistematika lengkap dari proses menyusun jaringan kerja adalah sebagai berikut: a. Langkah pertama Mengkaji dan mengidentifikasi lingkungan proyek, mengurai atau memecah menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. Pengkajian yang dimaksud adalah untuk mengetahui kegiatan apa yang merupakan bagian atau komponen dari proyek yang dapat dibedakan satu sama lain.

8 b. Langkah kedua Menyusun kembali komponen tersebut pada langkah pertama, menjadi mata rantai sesuai dengan urutannya. Urutan ini dapat berbentuk seri ataupun paralel. c. Langkah ketiga Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan dari penguraian lingkungan proyek. Dengan memasukkan unsur kurun waktu ke analisis jaringan kerja, berarti perencanaan telah memasuki kurun waktu yang lebih spesifik, yaitu membuat jadwal kegiatan proyek. d. Langkah keempat Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada jaringan kerja. Jalur kritis ini adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam ruang lingkup proyek, yang bila terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan Diagram Jaringan Kerja Diagram jaringan kerja adalah logika model yang menggambarkan hubungan antara masing-masing kegiatan serta menjelaskan arus operasi sejak awal hingga selesainya kegiatan-kegiatan proyek. Diagram jaringan kerja mempunyai dua peranan, yakni pertama sebagai alat perencanaan proyek dan kedua sebagai ilustrasi secara grafik dari kegiatan-kegiatan suatu proyek. Oleh karena itu diagram dari suatu diagram jaringan kerja harus mempunyai gambaran tentang dimulainya dari awal kegiatan sampai diselesaikannya kegiatan tersebut. Hubungan suatu kegiatan dengan kejadian yang terjadi sebelumnya disebut dengan kejadian (event). Yang dimaksud dengan kejadian adalah pekerjaan awal atau akhir suatu kegiatan (activity), sedangkan kegiatan merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu.

9 Untuk itu diagram jaringan kerja memerlukan beberapa lambang khusus untuk memberikan keterangan yang jelas tentang suatu proyek yaitu: 1. Anak panah (arrow) menyatakan kegiatan dengan ketentuan bahwa panjang dan arah tidak mempunyai arti khusus. Pangkal dan arah panah menerangkan mulai dan berakhir dengan arah ke kanan (positif). Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu (duration) dengan pemakaian sejumlah sumber seperti manusia, bahan, dan dana pada umumnya kegiatan diberi kode huruf besar A, B, C, dan seterusnya. 2. Lingkaran kecil (node) menyatakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian diartikan sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan. Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dan seterusnya yang disebut dengan nomor kejadian. 3. Anak panah putus-putus menyatakan kegiatan semua dummy. Dummy sebagai pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan satu kejadian ke kejadian lain pada saat yang sama. Oleh karena itu dummy tidak memerlukan waktu. Panjang dan arah dummy tidak mempunyai arti khusus. Untuk menyatakan ketergantungan logika dari kegiatan-kegiatan, berikut ini dijelaskan beberapa ketentuan sebagai berikut: A B Kegiatan B dapat dimulai setelah kegiatan A selesai. Perlu diperhatikan bahwa kejadian merupakan awal dan akhir suatu kegiatan. Jadi kegiatan B dimulai pada saat kegiatan A berakhir.

10 2. 1 Kegiatan C hanya dapat dimulai setelah kegiatan A A dan B selesai. Kegiatan A dan B boleh berlangsung 3 C 4 secara bersama-sama, A dan B berakhir pada B kejadian yang sama Kegiatan C dan D dapat dimulai setelah kegiatan A 1 4 A C dan B berakhir, dan selesai pada kejadian yang 3 berbeda. D B Dalam diagram ini A, B, dan C terdapat dua A kejadian yang saling bergantungan tanpa B 3 4 dihubungkan dengan kegiatan, tetapi dihubungkan C dengan dummy Bila terdapat kejadian menyatu (merge event) A seperti ini, maka ada dua pertimbangan yaitu: C 3 4 a. Kegiatan bergantung pada selesainya kegiatan A B dan B. 2 b. Kegiatan C bergantung pada selesainya kegiatan A dan sebagian kegiatan B atau sebaliknya. Dalam hal ini, rangkaian kegiatan dapat disusun ke bentuk lain yaitu: 1 A C 3 5 A 1 A B 1 B 2 B C

11 6. Bila ada dua kegiatan berbeda yang mulai pada kejadian yang sama dan berakhir pada kejadian yang sama pula, maka kejadian tersebut tidak boleh dibuat berimpit misalnya: Benar; 2 A B C Salah; 1 A,B 2 3 C 7. Dalam suatu jaringan kerja tidak boleh terjadi suatu loop atau arus putar, misalnya: 1 A B D C 2 4 E Nomor kejadian terkecil adalah nomor kejadian awal dan nomor kejadian terbesar adalah nomor kejadian akhir. Nomor kejadian terletak di dalam lingkaran. 9. Tiap kejadian diberi selain dari kode berupa huruf besar juga boleh diberi kode dengan simbol (i,j), dimana i < j; i menyatakan nomor kejadian awal kegiatan dan j menyatakan nomor kejadian akhir kegiatan. Untuk selanjutnya perlu diperhatikan aturan berikut: 1. Setiap kegiatan hanya boleh diwakili satu anak panah saja dalam jaringan kerja. 2. Tidak boleh ada dua kegiatan diwakili oleh pangkal dan ujung anak panah yang sama, oleh karena itu dipergunakan dummy seperti poin Untuk menjamin urutan hubungan yang benar dalam diagram anak panah harus diketahui kegiatan yang mana yang harus secepatnya diselesaikan dan kegiatan apa yang harus mengikuti kegiatan tersebut.

12 1. Finish to Start (FS) A B 2. Start to Start (SS) A B 3. Finish to Finish (FF) A B 4. Percent Compete (FS - %) A A 50% 75% B B Gambar 2.1 Hubungan antarkegiatan

13 Keterangan : a. Finish to Start (FS) menunjukkan hubungan kegiatan 1 sebagai pendahulu kegiatan 2, dimana kegiatan 2 dimulai setelah kegiatan 1 selesai. b. Start to Start (SS) menunjukkan bahwa kegiatan 1 mulai dikerjakan bersamasama dengan dimulainya kegiatan 2. c. Finish to Finish (FF) menunjukkan bahwa kegiatan 1 selesai bersamaan dengan selesainya kegiatan 2. d. Percent Complete (FS - %) menunjukkan bahwa kegiatan 2 dapat dilakukan sebelum pekerjaan 1 selesai secara keseluruhan Arti dan Kegiatan Diagram Jaringan Kerja Jaringan kerja dipakai untuk melihat hubungan kegiatan-kegiatan jalur kritis dan pengawasan menyeluruh. Sebelum menyusun suatu jaringan kerja seorang analis harus mengkaji rencana secara keseluruhan, merinci, mengurai menjadi komponenkomponen kegiatan yang terpisah-pisah. Kegunaan langsung dari suatu analisis jaringan kerja adalah sebagai berikut: a) Dapat mengenali jalur kritis yaitu jalur elemen-elemen kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek sebagai keseluruhan. b) Mampu mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan memperbaiki efek terhadap waktu selesainya proyek. c) Mampu memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana apabila diimplementasikan (dilaksanakan).

14 2.4.5 Penyusunan Urutan Kegiatan Menyusun urutan kegiatan atau hubungan kegiatan yang satu dengan yang lain dalam proses pembuatan jaringan kerja didasarkan atas logika ketergantungan. Hal ini merupakan salah satu aturan dalam perhitungan jaringan kerja. Ketergantungan ini dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1. Ketergantungan Ilmiah Sebagian besar ketergantungan disebabkan oleh sifat kegiatan itu sendiri, misalnya kasus untuk mendirikan rumah. Kegiatan untuk menaikkan atap belum dapat dilakukan sebelum pekerjaan mendirikan tiang penyangga diselesaikan. Ketergantungan demikian disebut ketergantungan alamiah, karena meskipun seandainya tersedia cukup tenaga ataupun sumber yang lain, bila tiang belum berdiri dan siap menyangga atap, maka pelaksaan pekerjaan menaikkan atap belum dapat dimulai. 2. Ketergantungan Sumber Daya Jenis lain dari ketergantungan adalah ketergantungan sumber daya. Sebagai contoh pekerjaan membuat pondasi tidak dapat dilakukan bersamaan waktunya dengan pekerjaan pabrikasi tiang atau kerangka atap, karena kurangnya tenaga kerja. Sehingga harus dilakukan secara berurutan atau seri. Dalam contoh ini ketergantungan tersebut disebabkan oleh terbatasnya dana atau sumber daya. Menyusun jaringan kerja pada awalnya didasarkan atas ketergantungan alamiah. Pada taraf selanjutnya akan sampai pada analisis keperluan sumber daya, mungkin penyesuaian atau revisi dilakukan. Sebagai gambaran dalam menyusun kegiatan komponen-komponen kegiatan proyek menjadi jaringan kerja, berikut ini adalah contoh kegiatan proyek.

15 Tabel 2.2 Komponen kegiatan proyek pengadaan generator listrik Kegiatan Keterangan Kegiatan yang i j mendahului 1 2 Membuat spesifikasi dan desain Pabrikasi generator Membeli material pondasi Merekrut operator Uji coba Membuat pondasi Melatih operator dan mekanik Transportasi generator Memasang dan Star-up generator 4-7, 5-7, 6-7 Suatu proyek pengadaan generator listrik terdiri dari komponen-komponen kegiatan seperti terlihat pada tabel di atas. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kegiatan pabrikasi generator (2-3) harus menunggu selesainya kegiatan pembuatan spesifikasi dan desain (1-2). Karena sebelum spesifikasi dan desain diselesaikan, maka tidak diketahui aspek teknis seperti kapasitas, konfigurasi, dan kualitas material yang diinginkan. Dari analisis diketahui bahwa kegiatan pabrikasi generator (2-3), kegiatan membeli material pondasi (2-4), dan kegiatan merekrut operator (2-5) dapat dilakukan secara bersamaan. Selanjutnya mudah dimengerti bahwa kegiatan uji coba (3-6) harus menunggu selesainya kegiatan pabrikasi generator (2-3), kegiatan membuat pondasi harus menunggu selesainya kegiatan membeli material pondasi (24), dan kegiatan melatih operator (5-7) dapat dilakukan setelah selesainya kegiatan merekrut operator (2-5). Begitu pula dengan kegiatan transportasi generator (6-7) dapat dilakukan setelah kegiatan uji coba (36). Kegiatan memasang dan star-up generator dapat dilakukan setelah kegiatan sebelumnya selesai dikerjakan. Bila kegiatan tersebut disusun dalam diagram jaringan kerja akan terlihat seperti gambar di bawah ini:

16 Gambar 2.2 Jaringan kegiatan proyek pengadaan generator listrik 2.5 Jalur Kritis Setelah jaringan terbentuk, selanjutnya dilakukan pencarian jalur kritis. Definisi jalur kritis menurut para ahli antara lain: 1. Menurut Edwin Badrusomad (2007, hal: 1) jalur kritis adalah serangkaian aktivitas yang saling berurutan dari awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktivitasnya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung. Dengan teridentifikasinya jalur kritis, maka user dapat memonitor pekerjaan yang paling kritis yang sangat berpengaruh pada jadwal proyek. 2. Menurut Johannes Supranto (1988, hal: 243) jalur kritis adalah suatu deretan kegiatan kritis yang menentukan jangka waktu penyelesaian bagi seluruh proyek. Waktu penyelesaian satu kegiatan kritis tidak boleh melebihi waktu yang sudah ditentukan, karena keterlambatan kegiatan kritis dapat mengganggu (memperpanjang) waktu penyelesaian seluruh proyek. Jalur kritis ini diperlukan dalam pengestimasian penganalisisan waktu untuk mengoptimalkan proses kerja proyek.

17 Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis, yaitu: 1. Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara keseluruhan. 2. Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesaian pekerjaan pekerjaan di jalur kritis. 3. Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber daya dari pekerjaan nonkritis ke pekerjaan kritis Metode Jalur Kritis Keuntungan Metode Jalur Kritis antara lain: 1. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja, dengan memanfaatkan waktu. 2. Pengendalian pekerjaan ditingkatkan, karena perencana dapat mencatat progres (kemajuan pekerjaan) setiap langkah. 3. Data yang dikumpulkan pada pekerjaan yang berulang di masa lampau tersedia untuk dipelajari dan untuk peningkatan di masa yang akan datang. 4. Schedule alternatif (siklus) dapat dievaluasi untuk menentukan schedule yang optimum. Pengolahan proyek besar membutuhkan suatu perencanaan, penjadwalan dan koordinasi sejumlah kegiatan yang saling berkaitan untuk membantu tugas ini. Suatu prosedur formal yang didasarkan pada penggunaan jaringan kerja dan teknik jaringan kerja tahun1950-an. Beberapa teknik berdasarkan teknik analisis jaringan kerja yang sudah berkembang luas di antaranya yang paling terkenal adalah metode lintasan kritis dan teknik penilaian dan peninjauan program serta beberapa modifikasi lain untuk keperluan khusus. Teknik-teknik ini pada umumnya bertujuan menguraikan proyek secara menyeluruh untuk merencanakan dan mengendalian proyek. Dalam hal ini penulis hanya menggunakan teknik analisis jaringan kerja Critical Path Method (CPM).

18 2.5.2 Critical Path Method (CPM) CPM adalah metode yang digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan proyek dengan memakai prinsip pembentukan jaringan kerja. CPM sering digunakan pada hampir setiap proyek-proyek besar, misalnya pembangunan gedung, pembuatan jembatan layang dan lain-lain. CPM lebih menitikberatkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan waktu penyelesaiannya. Jika dalam suatu proyek, waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikannya dapat diperkirakan terlebih dahulu dan biaya-biaya proyek dapat dilakukan sejak semula, maka dengan mempergunakan CPM pelaksanaan proyek akan lebih terarah dan sistematis. Dalam pelaksanaan proyek dengan menggunakan CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan. Penentuan jalur kritis dengan CPM dapat mengetahui total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan yang kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir proyek. Jalur kritis penting bagi pelaksanaan proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Sehingga perlu perhatian penuh pada jalur kritis tersebut, karena cepat lambatnya suatu proyek selesai terletak pada jalur kritis. Dalam CPM digunakan dua buah perkiraan waktu untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam jaringan kerja yaitu: a. Perkiraan normal (normal estimates) Perkiraan normal adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek jika proses pelaksanaannya berjalan normal. b. Perkiraan cepat Perkiraan cepat adalah waktu yang dibutuhkan oleh proyek yang sesingkatsingkatnya untuk penyelesaian proyek tanpa memperhitungkan biaya.

19 A. Terminologi dan Definisi Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan definisi sebagai berikut: a) Earliest Start Time (ES), merupakan waktu mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu kejadian dinyatakan atau berlangsung dalam jam, waktu mulai ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. b) Earliest Finish Time (EF), merupakan waktu selesai paling awal kegiatan. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya. c) Latest Allowable Start Time (LS), merupakan waktu selesai awal. d) Latest Allowable Finish Time (LF), merupakan waktu selesai terakhir. e) Waktu mulai dan waktu akhir (D), merupakan kurun waktu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan dan lain-lain. f) Earliest Event Occurrence Time (TE), merupakan waktu tercepat terjadinya event. g) Latest Event Occurrence Time (TL), merupakan waktu paling lambat terjadinya event. B. Waktu mengambang (slack of float time) Slack atau float didefinisikan sebagai panjang waktu suatu aktivitas dapat ditunda tanpa mempengaruhi total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Jumlah waktu slack untuk setiap aktivitas dapat dihitung sebagai berikut: Slack = LS ES = LF EF (2.1) Pada perencanaan dan penyusunan jadwal proyek, slack akan menunjukkan waktu yang boleh ditunda tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama dengan waktu yang didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawal mungkin, sedangkan semua kegiatan berikutnya dimulai selambat mungkin.

20 C. Perhitungan Maju (Forward Pass) Menurut Supranto Johannes (1988, hal: 243) proses lamanya waktu (duration) pada tiap-tiap kegiatan, mendapatkan waktu mulai paling awal (ES) dan pada waktu penyelesaian akhir (LF) dari setiap pekerjaan serta penentuan jalur kritis disebut analisis jaringan kerja (network analysis). Untuk menentukan jalur kritis harus dilakukan dua macam perhitungan waktu mulai dari awal dengan cara forward pass artinya dimulai dari sebelah kiri node dan bergerak ke kanan sampai pada event akhir dan waktu penyelesaian paling akhir dengan cara backward pass yaitu bergerak dari event node ke kiri sampai ke start node. Adapun langkah-langkah untuk forward pass adalah: a. Tentukan ESi = 0 untuk kejadian paling awal dari jaringan kerja. Hal ini logis sebab belum ada kegiatan yang telah dikerjakan, artinya kegiatan pertama baru akan dimulai. b. Aturan selanjutnya adalah menghitung ESj = Max {ESi + Dij} untuk semua kegiatan (i,j) agar dapat menghitung ESj untuk kejadian j, semua ESi harus dihitung terlebih dahulu. Maka Nilai ESj = Max {ESi + Dij} (2.2) i s dimana s merupakan himpunan indeks kejadian yang mendahului j secara langsung. D. Perhitungan Mundur Selain perhitungan maju, akan digunakan perhitungan mundur untuk mengidentifikasi jalur kritis. Perhitungan mundur bergerak dari kanan ke kiri. Tujuan dari backward pass adalah untuk menghitung latest allowable start time dan finish time untuk setiap kegiatan. Adapun langkah-langkah untuk menghitung backward pass adalah: a. Tentukan harga LF untuk kejadian yang terakhir yang besarnya sama dengan ES pada kejadian tersebut, dimana LFi = ESi

21 b. Aturan selanjutnya yaitu dengan menghitung LFi = min {LFj Dij} untuk semua kegiatan (i,j) dengan Dij = lamanya waktu yang diperlukan kegiatan. Maka nilai LFi = Min {LFj Dij} (2.3) 2.6 Cara Menghitung Jalur Kritis Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu digunakan beberapa asumsi yaitu: a. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event. b. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke nol. Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara yaitu perhitungan maju dan perhitungan mundur. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur ini, lingkaran kejadian atau event dibagi atas tiga bagian sebagai berikut: a = ruang untuk nomor event b a c b = ruang untuk menunjukkan saat paling cepat terjadinya event (TE), dan juga merupakan hasil perhitungan maju. c = ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya event (TL), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur. Dengan demikian, setelah diagram network yang lengkap dari suatu proyek selesai digambarkan, dan setiap node telah dibagi menjadi tiga bagian seperti di atas, maka mulailah memberi nomor pada masing-masing node. Setelah itu, cantumkan pada setiap anak panah perkiraan waktu kegiatan masing-masing.

22 Setelah nilai ES dan LF sudah dihitung untuk semua node, maka suatu kejadian (i,j) dikatakan terletak pada jalur kritis dan merupakan kegiatan kritis apabila memenuhi syarat sebagai berikut: EF ES atau LF LS = 0 (2.4) 2.7 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Ada banyak proses dalam pembuatan perangkat lunak, namun ada kegiatan kegiatan yang mendasar yang umum bagi semua proses perangkat lunak. Kegiatan tersebut adalah: 1. Penspesifikasian perangkat lunak. Fungsionalitas perangkat lunak dan batasan operasinya harus didefenisikan. 2. Perancangan dan implementasi perangkat lunak. Perangkat lunak yang memenuhi syarat harus dibuat. 3. Pemvalidasian perangkat lunak. Perangkat lunak tersebut harus divalidasi untuk menjamin bahwa perangkat lunak bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. 4. Pengevaluasian perangkat lunak. Perangkat lunak harus dapat berkembang untuk menghadapi kebutuhan yang berubah-ubah. Perangkat lunak (software) suatu istilah umum yang menyatakan segala jenis program komputer. Semua sistem komputer terdiri dari hardware yaitu peralatan fisik yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemrosesan data dan software yaitu segala jenis instruksi yang mengarahkan kerja hardware.

23 Untuk memodelkan proses rekayasa perangkat lunak dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu: 1. Model air terjun (waterfall). Model ini mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi dan evolusi dan merepresentasikannya sebagai fase-fase yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian dan seterusnya. 2. Pengembangan evolusioner. Suatu sistem awal dikembangkan dengan cepat dari spesifikasi abstrak. 3. Pengembangan sistem formal. Pendekatan ini didasarkan atas pembuatan spesifikasi sistem matematis dan pentransformasian sistem ini dengan metode matematis untuk membangun program. 4. Pengembangan berdasarkan pemakaian ulang. Pedekatan ini didasarkan adanya komponen yang dapat dipakai ulang dalam jumlah yang signifikan. 2.8 Pemrograman Delphi Perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan aplikasi penentuan jalur kritis ini adalah Delphi. Delphi merupakan salah satu bahasa pemrograman berbasis Windows yang menitikberatkan pada pemprograman berorientasi objek. Bahasa pemrograman yang digunakan Delphi adalah bahasa Pascal. Dalam perkembangannya, Delphi memiliki beberapa objek-objek yang canggih, dalam bentuk kontrol program yang dikelompokkan ke dalam toolbox yang biasa disebut component palette. Kelebihan dari Delphi dibandingkan dengan bahasa pemprograman lain yang berbasis visual, Delphi memiliki kontrol program yang lebih banyak dan lebih canggih. Walaupun sedikit mirip dengan kontrol program yang dimiliki Visual Basic, Delphi memiliki keunggulan dalam penulisan listing program yang lebih canggih dan serba otomatis.

24 Delphi memiliki beberapa keuntungan diantarnya : 1. IDE yang berkualitas. Delphi memiliki lingkungan pengembangan yang lengkap. Terdapat menu-menu yang memudahkan untuk mengatur proyek pengembangan software. 2. Proses kompilasi yang cepat. Saat aplikasi dijalankan di lingkungan Delphi, aplikasi tersebut otomatis di compile, sehingga dapat menjalankan aplikasi tanpa harus meng compile secara terpisah. 3. Mudah digunakan. 4. Delphi bersifat multi-purpose, dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan aplikasi, mulai perhitungan sederhana sampai aplikasi multimedia bahkan yang terkoneksi internet Tampilan Delphi Secara Umum Tampilan Delphi secara umum berbeda dengan tampilan bahasa pemprograman lain. Delphi tidak memiliki form utama atau form induk. Sehingga pembuatan program dengan software ini, wallpaper desktop akan terlihat lebih jelas. Semua fasilitas toolbox dan tool window pada Delphi terpisah dari menu utama. Tampilan software ini hampir sama dengan beberapa software yang ada di Linux. Hal ini dapat dilihat dari tampilan program The Gimp yang ada di Linux. Gambar 2.3 Tampilan Umum Delphi

25 2.8.2 Delphi Object Pascal Sejak pertama komputer diketemukan hingga sekarang, telah terjadi evaluasi bahasa pemrograman. Penggerak evolusinya adalah keinginan untuk mendapatkan sebanyak mungkin dengan usaha dan sumber daya sedikit mungkin. Dengan demikian program dipecah menjadi objek yang berkembang dan disebut dengan konsep Object Oriented Programming (OOP). Keuntungan bahasa pemrograman OOP dibandingkan bahasa pendahulunya yaitu: 1. Lebih terstruktur. 2. Lebih modular, serta mudah digunakan kembali. 3. Lebih tahan terhadap perubahan. 4. Lebih mudah dikembangkan. 5. Lebih alami Daur Hidup Perangkat Lunak Siklus kerja software engineering secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Analisis Pada tahap ini sistem engineering menganalisis hal-hal yang diperlukan. 2. Desain Pada tahap ini dilakukan perancangan, dimana data telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti pemakai. 3. Kode Pada tahap ini dilakukan penerjemahan data atau pemakaian permasalahan yang telah dirancang ke dalam pemrograman komputer yang telah ditentukan. Tujuannya adalah menyiapkan semua data sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.

26 4. Pengujian Pada tahap ini program telah selesai dibuat, maka dilakukan uji coba terhadap program tersebut. 5. Pemeliharaan Pada tahap ini perangkat lunak yang telah dibuat dapat mengalami penambahan ataupun perubahan-perubahan dengan permintaan pemakai. Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk mempertahankan efisiensi dan efektivitas sistem yang baru. 2.9 Perencanaan Proyek dan Perkiraan Untuk keberhasilan pembuatan perangkat lunak, beberapa hal yang harus diketahui oleh manajer antara lain: 1. Batasan dari pekerjaan yang dikerjakan Pada bagian ini manajer proyek harus mengetahui dan mengenal inti permasalahan yang akan dikerjakan. 2. Sumber daya yang diperlukan Pada bagian ini sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek. 3. Tugas yang dikerjakan Pada bagian ini diperlukan kebijakkan manajer proyek untuk menentukan tugas yang dikerjakan serta siapa saja yang akan dibebani tugas tersebut. 4. Kendala dan Batasan Pada bagian ini manajer proyek mampu meramalkan kendala dan batasan yang mungkin timbul pada tahap-tahap pengerjaan permasalahan dan bagaimana cara mengatasinya. 5. Biaya dan Jadwal Kerja Pada bagian ini manajer proyek harus menentukan biaya yang akan dikeluarkan serta membuat jadwal kerja pengerjaan.

27 Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepat dapat mengakibatkan berkurangnya keuntungan. Pada masa lampau, biaya pembuatan atau pengembangan perangkat lunak mempunyai pesentase kecil dari biaya pengembangan sistem. Saat ini biaya perangkat lunak merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem. Untuk dapat mencapai perkiraan biaya dan upaya yang dapat diandalkan dilakukan dengan memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek dan menggunakan alat bantu yang telah tersedia.

2.2. Work Breakdown Structure

2.2. Work Breakdown Structure 2.2. Work reakdown Structure Pada prinsipnya Work reakdown Structure (WS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan perlunya WS adalah : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab 2 ini akan diuraikan mengenai landasan teori berdasarkan tinjauan kepustakaan yang berhubungan dengan persoalan penjadwalan proyek dengan GPR. 2. 1 Konsep Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi dan Manufaktur Secara Umum Industri didefinisikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi akan diselenggarakan. Aktifitas produksi bisa dinyatakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Proyek Konstruksi Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Pendahuluan Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan Kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017 Manajemen Waktu Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami input yang dibutuhkan dalam tiap tahapan serta output yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN PUSTK 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Menurut Yamit (1996: 296), proyek adalah setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

Lebih terperinci

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur. Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis Halaman 1 dari Pertemuan ke - 10 10.1 Terminologi dan Perhitungan Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS Chandra Karnadi NRP : 9421016 NIRM : 41077011940269 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010 MNJEMEN OPERSIONL LNJUTN 2008 NNI SUTRNI 2010. 1 PM/PERT. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis PM/PERT Teknik evaluasi dan ulasan program (cukup dikenal sebagai program evaluation and review techique

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Dalam Proyek

Manajemen Waktu Dalam Proyek Manajemen Waktu Dalam Proyek Pertemuan 5 Heru Lestiawan, M.Kom Manajemen Waktu Dalam Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Proyek Suatu proyek yang akan dilaksanakan harus terjadwal terlebih dahulu, sehingga kita dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan BAB II KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan,

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 6] Studi Kelayakan Sistem Informasi Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Jogiyanto[1993], Studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu studi

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Manajemen proyek terdiri dari dua kata : (1) Manajemen dan (2) Proyek. Manajemen merupakan proses pengkordinasian aktivitas kerja

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PENGERTIAN suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan dikembangkan dari informasi yang diperoleh

Lebih terperinci

Analisa Network Sapta Candra Miarsa, ST.,MT.

Analisa Network Sapta Candra Miarsa, ST.,MT. Analisa Network Sapta Candra Miarsa, ST.,MT. Project Management bertahap menjadi suatu bidang baru dengan berkembangnya dua teknik analisis yang digunakan untuk perencanaan, penjadwalan, pengawasan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendaliaan Definisi pengendaliaan menurut buku Sistem Pengendaliaan Manajemen ( Robert N Anthony, 1992 ) adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti Pertemuan - PM DN PERT RITIL PTH METHOD ND PROGRM EVLUTION REVIEW TEHNIQUE Pengelolaan Proyek Sistem Informasi opyright y Nurul dhayanti PERT & PM Definisi PERT dan PM adalah suatu alat manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Metode Jaringan Kerja diperkenalkan menjelang akhir tahun 1950 oleh tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-pont bekerja sama dengan Rand Corporation

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction management).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui idividu-individu dan sumber daya organisasi lainnya. Sebuah proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan BAB II LANDASAN TEORI Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat menjadi sebuah proyek ketika terjadi perkembangan tugas dengan kompleks dan pada akhirnya tidak dapat ditangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU

MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU Berdasarkan statemen ruang lingkup dan WBS yang telah dibuat dapat dikembangkan jadwal pelaksanaan proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek. Materi 5 Manajemen Proyek TI

Manajemen Waktu Proyek. Materi 5 Manajemen Proyek TI Manajemen Waktu Proyek Materi 5 Manajemen Proyek TI 1 MPTI- Manajemen Waktu Pentingnya Jadwal Proyek Para Manajer sering menyebut tantangan terbesarnya adalah menyelesaikan proyek tepat waktu Rata-rata

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut: Merupakan gabungan dari berbagai sumberdaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang tepat

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan mencatat setiap poin-poin penting ke dalam to do list

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 237 242. PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD

Lebih terperinci

Pertemuan ke-11 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)

Pertemuan ke-11 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT) Pertemuan ke- Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT) Halaman dari Pertemuan ke-. Pendahuluan Bila CPM, memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal. BAB 14 PENJADWALAN 14.1. PENDAHULUAN Perkiraan yang sudah diperhitungkan di dalam Bab 13 adalah banyaknya orang per-hari dari usaha yang akan diperlukan untuk membuat proyek. Hal ini disebut waktu sebenarnya

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus Fly Over SKA Pekanbaru, Riau)

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus Fly Over SKA Pekanbaru, Riau) OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus Fly Over SKA Pekanbaru, Riau) Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana sains bidang studi Matematika Oleh

Lebih terperinci

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal. BAB 14 PENJADWALAN 14.1. PENDAHULUAN Perkiraan yang sudah diperhitungkan di dalam Bab 13 adalah banyaknya orang per-hari dari usaha yang akan diperlukan untuk membuat proyek. Hal ini disebut waktu sebenarnya

Lebih terperinci

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT (Program Evaluation and Review Technique) TANPA DUMMY Objektif: 1. Mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah 2. Membuat Jaringan Kerja 3. Menghitung Probabilitas

Lebih terperinci