Bermain Jari. Austronaldo F.S.
|
|
- Ivan Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bermain Jari Austronaldo F.S. Mercedes-Benz Museum merupakan salah satu museum terbesar di dunia yang dibuka pada bulan Mei 2006 yang menyimpan koleksi lebih dari 160 mobil dengan merek Mercedes-Benz dari tahun Interior bangunan ini dibangun berdasarkan prinsip double helix ruang dengan menyediakan ruang pameran seluas m2 (e-architect, 2006). Berbeda dengan museum pada umumnya memiliki alas terpisah untuk meletakkan obyek yang ingin dipertunjukkan, pada museum ini alas/pedestal diintegrasi dengan ruang. Ramp dengan bentuk semi-circular ini merupakan alas bagi mobil yang ingin display sehingga ketika pengunjung berjalan melalui ramp ini, mereka dapat melihat obyek dalam perspektif yang berbeda-beda. Integrasi ini menciptakan kontinuitas sehingga apabila pengunjung berada di ramp bagian atas, mereka dapat melihat mobil dengan perspektif yang berbeda dengan saat berada sejajar dengan mobil tersebut sebab dipengaruhi oleh adanya void di tengah ruangan (Gambar 4). Museum ini terbentuk oleh satu surface/permukaan berupa ramp yang kontinu yang apabila diandaikan sebagai tali dan kemudian tali tersebut digunting, maka akan menjadi satu tali yang panjang. Ide museum ini berawal dari suatu tali yang menyerupai trefoil knot. Trefoil knot merupakan contoh yang paling sederhana dari nontrivial knot (tidak dapat diuraikan dalam tiga dimensi tanpa memotongnya) yang berbentuk seperti daun clover. Kontinuitas dari trefoil knot ini diaplikasikan dengan mengganti tali dengan suatu permukaan datar dua dimensional (surface) dan kemudian diaplikasikan secara keruangan (tiga dimensional). Permukaan datar ini terdiri dari tiga lingkaran yang tumpang tindih dengan bagian tengah dikosongkan yang membentuk atrium. Lalu tiap lantai identikal ini ditumpuk dengan tiap lantainya dirotasi 120 derajat (Gambar 5). Gambar 1. Perotasian 120 derajat tiap lantai Museum Mercedes-Benz, Stuttgart Mobilitas dari pengunjung museum bertambah dengan permukaan yang miring (oblique surfaces) yang memberi suatu arahan (sense of direction) untuk bergerak searah dengan kemiringan tersebut. Kronologis mobil dapat diceritakan secara spasial dengan kualitas ruang yang mengekspresikan mobilitas pada mobil sehingga dalam museum ini satu mobil tidak hanya sekedar diletakkan di samping mobil yang lain. Dalam museum ini knot yang tercipta adalah suatu rangkaian dari arah/direction sehingga menghasilkan suatu ruang yang kontinu dalam bentuk ramp. Dalam proses menciptakan kontinuitas ini, permukaan ramp telah mengalami tahapantahapan deformasi dengan cara men-twist permukaan tersebut. Dengan demikian obyek pameran tidak hanya menjadi statis karena dapat dilihat melalui banyak perspektif ketika menelusuri ramp. Hal ini serupa dengan satu tali yang di-twist sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan trefoil knot. 30
2 Eksperimen Permainan Jari Pada Museum Mercedes-Benz, terdapat tiga kata kunci mengenai metode yang digunakan yaitu continuity, twisting surface dan direction. Continuity tercipta melalui integrasi mobil yang dipamerkan dengan ramp sehingga menciptakan perspektif yang berbeda mengenai objek tersebut saat bergerak. Ruang juga terbentuk dari hasil twisting suatu surface menyerupai trefoil knot. Ruang yang kontinu tercipta akibat tahapan direction yang pada kasus ini diciptakan dengan knot arsitektur dalam karya museum ini. Metode knot arsitektur seperti pada contoh tersebut kemudian dieksplorasi lebih lanjut pada suatu permainan dengan jari. Apakah memang benar suatu simpul dapat dihasilkan oleh material apapun? Apakah knot dapat tercipta oleh material kaku seperti jari dan seberapa jauhkah jari dapat di-twist untuk menghasilkan suatu knot? Proses seperti apakah yang terjadi untuk menghasilkan knot tersebut? Dalam permainan ini, selembar kertas yang berfungsi sebagai papan permainan diisi dengan lingkaran dengan berbagai warna yaitu biru, merah, hijau, kuning, oranye dan ungu. Papan permainan pertama adalah sebuah pola teratur berisi warna yang sama pada satu baris, misalnya lingkaran dengan warna biru pada baris pertama dan lingkaran dengan warna kuning pada baris keempat. Papan permainan kedua berisi lingkaran yang disusun dengan pola tak beraturan. Lalu penulis akan membuat suatu kubus yang memiliki enam warna di tiap sisi dan berfungsi sebagai dadu. Dari hasil lemparan kubus tersebut akan ditentukan warna dimana salah satu jari harus diletakkan di atasnya. Peraturan permainannya adalah sebagai berikut. Setelah melempar kubus, apabila warna pertama yang keluar adalah merah, maka peserta harus meletakkan salah satu jari di atas warna merah pada papan permainan. Lalu, kubus dilempar untuk kedua kalinya dan kemudian keluar warna oranye. Maka tanpa mengangkat jari yang sama, peserta harus meletakkan jari yang lain di atas warna oranye. Apabila satu tangan yang digunakan maka hanya ada maksimal 5 kesempatan dan apabila dua tangan maka ada maksimal 10 kesempatan dalam melempar kubus. Apabila sequence warna yang keluar adalah- HIJAU- MERAH-BIRU-BIRU-HIJAU maka knot yang dihasilkan adalah seperti gambar 6. Gambar 2. Permainan jari sebagai eksplorasi knot Apakah hasil yang tercipta dapat dikategorikan sebagai suatu knot atau hanya berakhir pada suatu objek yang secara visual terlihat seperti knot? Pada Museum Mercedes-Benz, knot dihasilkan dari direction sebagai suatu proses dan hasilnya merupakan suatu continuous surface. Maka elemen yang terpenting dalam permainan ini terletak pada aturan tanpa mengangkat jari karena menunjukkan kesinambungan antara jari yang pertama dan yang terakhir. Apabila jari dapat diangkat maka akan terjadi suatu diskontinuitas sehingga hasilnya akan terputus. Mungkin pula hasil yang didapat bukan merupakan suatu knot karena knot tersebut merupakan hasil dari proses direction dan kontinuitas yang mana, terlihat usaha yang tidak disadari oleh peserta untuk memilih jari yang tepat untuk diletakkan agar dapat menjadi suatu struktur yang utuh/kontinu serta tidak collapse. 31
3 Percobaan pertama dapat dilihat pada gambar 6. Dengan pemilihan jari dengan urutan 4, 3, 2 maka jari tidak cukup lentur/panjang untuk meraih warna hijau pada tahap 4 sehingga berhenti pada tahapan 4 saja. Hal ini, menurut penulis, disebabkan karena peserta tidak mengetahui warna mana yang akan keluar pada tahap-tahap berikutnya. Pada percobaan kedua (Gambar 7), penulis ingin mengetahui langkah yang tepat agar percobaan pertama dapat berhasil. Setelah mencoba, penulis mendapatkan langkah-langkah sebagai berikut: Dari analisis ini, penulis mendapat bahwa ternyata agar percobaan tersebut dapat berhasil peserta harus mengambil suatu resiko yaitu dengan meletakkan jempol ke arah bawah jari manis. Gambar 3. Hasil permainan jari Permainan dapat dilakukan beberapa kali sehingga hasil form yang didapat dapat beragam. Hal ini juga dapat dilakukan melalui 10 tahapan (dengan menggunakan 10 jari). Serupa dengan knot, kita dapat melihat bahwa dalam permainan ini yang dilakukan adalah melakukan twisting pada jari yang ditentukan oleh rangkaian arahan dari kubus yang dilempar. Sehelai tali, satu bidang maupun satu ruang di-twist dengan rangkaian arahan sedemikian sehingga menjadi suatu knot. Selanjutnya papan permainan diganti dari pola yang teratur menjadi pola yang tidak teratur. Dari kedua papan permainan ini, penulis ingin mencoba melakukan permainan tidak hanya menggunakan satu tangan namun dengan menggunakan dua tangan dan juga empat tangan. Gambar 8 menunjukkan salah satu contoh hasil yang diperoleh apabila menggunakan satu tangan pada pola teratur, satu tangan pada pola tak teratur, dua tangan pada pola teratur, dua tangan pada pola tak teratur, empat tangan pada pola teratur dan empat tangan pada pola tak teratur. Pada masingmasing kategori ini ratusan hasil lainnya dapat dihasilkan, dari tahapannya. Sebagai contoh, tahapan pada kategori dua tangan pada pola teratur bisa saja lebih pendek dari kategori satu tangan pada pola teratur. Hasil akhir dari gambar 8 merupakan hasil dari rangkaian tahapan seperti pada gambar 9. Gambar 4. Hasil permainan jari pada pola teratur dan tak teratur Tahapan pada suatu kategori tidak selalu memiliki jumlah yang sama sesuai dengan jumlah jari yang digunakan pada kategori tersebut. Contohnya pada kategori dua tangan pada pola tak teratur jumlah tahapan yang seharusnya sepuluh (karena menggunakan sepuluh jari) berkurang menjadi hanya tujuh tahapan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kelenturan dan juga ukuran dari masing-masing jari (misalnya kelingking lebih pendek dibandingkan telunjuk) sehingga ada kemungkinan untuk tidak bisa menggapai warna tertentu yang mengakibatkan permainan berhenti (Gambar 9). Berdasarkan analisis terhadap permainan ini, terdapat kejelasan pada pola teratur yang dipakai sebagai papan permainan yang mengakibatkan kejelasan pada pemilihan strategi (lebih mudah untuk menentukan jari mana yang harus diletakkan). Pola tak teratur memiliki pola yang kurang jelas sehingga lebih sulit untuk memilih jari mana yang harus diletakkan. 32
4 Gambar 5. Hasil akhir percobaan permainan jari menggunakan dua tangan dan empat tangan dalam pola teratur dan tak teratur Hasil akhir yang diperoleh terlihat pada gambar 10 dimana satu jari terlihat berada di atas, satu jari berada di bawah, satu jari menyilang dengan jari yang meletakkan kelima jari di atas kertas. Meskipun hasil yang tercipta tidak seperti knot yang kita temukan dalam keseharian (bowline knot) namun metode yang digunakan merupakan hasil eksplorasi metode knot arsitektur pada Museum Mercedes-Benz. Dapat disimpulkan dari permainan ini bahwa permainan dengan jari dapat menerjemahkan metode knot arsitektur yang digunakan pada Museum Mercedes-Benz. Continuity, twisting surface dan direction merupakan kata kunci yang menjelaskan bagaimana terbentuknya suatu knot. Knot yang tercipta melalui permainan jari menerapkan ketiga prinsip tersebut. Kelenturan dari suatu objek memberi kemungkinan objek tersebut untuk memberi hasil akhir yang berbeda-beda ketika ingin menciptakan suatu knot. Jari merupakan benda yang memiliki batas kelenturan tertentu sehingga dalam permainan ini manusia ditantang untuk menentukan strategi yang dipilih agar dapat menciptakan suatu knot melalui batas kelenturan jari mereka. 33
5 Referensi [1] Dictionary 3.0. (2010).Topology (Online), ( meaning/topology, diakses 20 Mei 2011) [2] E-architect. (2006).Mercedes-Benz Museum Stuttgart:Information+Photos (Online), ( htm, diakses 26 Mei 2011) [3] Trefoil Knot (Online), ( diakses 29 Mei 2011) [4] Wallisser, Tobias. (2009). Other Geometries in Architecture: Bubbles, Knots and Minimal Surface. Milano. [5] Wikipedia. Knot Theory (Online), ( theory, diakses 29 Mei 2011) 34
BAB 6. Figure 6. 1 Denah Opened-Gallery. sumber: Analisis Penulis, 2016 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM
BAB 6 EVALUASI RANCANGAN Berdasarkan evaluasi akhir terdapat beberapa hal yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan kualitas pada rancangan Sriwijaya Archaeology Museum. Selain itu penambahan pada desain
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Tema Ruang dan Sirkulasi III.1.a Latar Belakang Pemilihan Sebagian besar museum yang ada sekarang ini, tidak terlalu memperhatikan ruang dan sirkulasi. Ini bisa dilihat dari
Lebih terperinciOrigami, Folding, Topologi
Origami, Folding, Topologi Dyah Esti Sihanani Origami, berasal dari bahasa Jepang, oru -to fold, melipat; dan kami -paper, kertas; merupakan sebuah seni melipat kertas yang pertama kali dipopulerkan oleh
Lebih terperinciMemahami Gagasan Primitive Future
Memahami Gagasan Primitive Future Bagi Sou Fujimoto, seorang arsitek muda Jepang, alam selalu hadir dan menjadi bagian dari lingkungan dimana kita berpijak. Manusia membuat segala sesuatu untuk mempermudah,
Lebih terperinciSELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2004 TINGKAT PROVINSI
SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2004 TINGKAT PROVINSI Bidang Matematika Bagian Pertama Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT
Lebih terperinciGeometri Ketupat. Arum Kusumawardhani. Makna Ketupat. teringat dengan penganan yang terbuat dari beras yang dimasak dengan
Geometri Ketupat Arum Kusumawardhani Makna Ketupat teringat dengan penganan yang terbuat dari beras yang dimasak dengan teringat dengan bentuk jajaran genjang yang sering juga disebut sebagai bentuk anyaman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior
Lebih terperinciarsitektur.net 2011 vol. 5 no. 3 Black Box: Nurrangsi Adzani A
Black Box: Nurrangsi Adzani A Tulisan ini membahas mengenai penggunaan metode dalam sebuah desain dan sejauh mana potensi pengembangan metode tersebut dapat diterapkan kembali. Metode desain yang dipelajari
Lebih terperinciMenarikan Jejak Ruang
Menarikan Jejak Ruang Klara Puspa Indrawati merupakan seni melukis dengan cahaya di medium udara. Hasil dari lukisan yang dibuat di medium udara tadi hanya dapat ditangkap dengan menggunakan kamera, tidak
Lebih terperinciColour Blending Process: Sebuah Eksplorasi berdasarkan Gaga-
Colour Blending Process: Sebuah Eksplorasi berdasarkan Gaga- Mirradewi Rianty incomplete and twisted grids disoriented rather than organized and Guardiola House Jika kita lihat dalam kebanyakan rancangannya,
Lebih terperinciDDS (Dadu Duabelas Sisi)
DDS (Dadu Duabelas Sisi) Latar Belakang Dadu yang selama ini ada adalah dadu enam sisi, yang berisi angka 1 sampai 6. Benda kubus ini digunakan untuk bermain ular tangga, monopoli, ludo dan lainnya. Dadu
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang ada dalam diri seorang anak. Bakat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik.
BAB IV KONSEP 4.1. Panduan Arah Terpadu Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: 4.1.1. Tanda orentasi : ditempatkan untuk membantu pengunjung dapat memahami arah dimana dia
Lebih terperinciMENGGAMBAR PERSPEKTIF
BAB III MENGGAMBAR PERSPEKTIF Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip seni grafis dalam desain komunikasi visual untuk MM Kompetensi Dasar : Menggambar Perspektif Materi Pembelajaran : Teknik menggambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi matang. Anak mulai belajar ke tingkat yang lebih tinggi baik dari aspek-aspek
Lebih terperinciNIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013
NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya
Lebih terperinciHOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas
Lebih terperinciMUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciMATEMATIKA NALARIA REALISTIK
MATEMATIKA NALARIA REALISTIK Oleh : Ir. R. RIDWAN HASAN SAPUTRA, M.Si Disampaikan : Drs. H.M. ARODHI Sesi 1 : Pemahaman Konsep, Makna PEMAHAMAN KONSEP Pemahaman Konsep Matematika adalah kemampuan siswa
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN
DOKUMEN NEGARA RAHASIA A TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MATEMATIKA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN 2018 MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika PELAKSANAAN Hari/Tanggal : Jam : 07.30 09.30 (120
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd HP:
Disampaikan oleh: Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd HP: 08157915225 Email: nuryadin_er@uny.ac.id Papan Flanel Papan flanel tidak digunakan untuk tulis menulis, melainkan untuk memaparkan benda-benda dua dimensi
Lebih terperinciTEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN
PENGANTAR ARSITEKTUR TEORI VITRUVIUS : 1. VENUSTAS KEINDAHAN 2. UTILITAS FUNGSIONAL 3. FIRMITAS KEKUATAN oleh : Ririn Dina Mutfianti PEMAHAMAN VENUSTAS DALAM DESAIN PADA DASARNYA DESAIN DAPAT DIPAHAMI
Lebih terperinciGestalt PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY
Gestalt PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciA. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :
BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep
Lebih terperinciPerspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal
Pengertian Perspektif Menurut Leonardo da Vinci, perspektif adalah sesuatu yang alami yang menampilkan yang datar menjadi relative dan yang relative menjadi datar. Perspektif adalah suatu system matematikal
Lebih terperinciSOAL MATEMATIKA - SMP
SOAL MATEMATIKA - SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 200
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional
Lebih terperinciUntuk SD /MI kelas 1 Semester
Untuk SD /MI kelas 1 Semester Universitas Sanata Dharma 1 Mengenal bangun datar sederhana kelas 1 semester 2 Mengenal segitiga, segiempat dan lingkaran Segitiga Mempunyai 3 sisi Atau Mempunyai 3 tepi Sisi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN.
BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep yang digunakan dalam perancangan museum olah raga ini adalah Metafora dari Gerakan Shalat, dimana konsep ini merupakan hasil penggabungan antara: Nilai gerakan shalat, yaitu:
Lebih terperinciBundel Soal Sesi 1 Bidang Informatika Olimpiade Sains Nasional X
Bundel Soal Sesi 1 Bidang Informatika Olimpiade Sains Nasional X Manado - Sulawesi Utara - 13 September 2011 Anda dilarang membuka dan membaca isi bundel soal ini sebelum dipersilakan oleh juri. Bundel
Lebih terperinciBAB. Bentuk Permukaan Bumi
BAB 8 Bentuk Permukaan Bumi Ketika sedang belajar IPA, ibu guru bertanya kepada Dimas. "Ayo, sebutkan, terdiri dari apakah permukaan bumi kita?" Dimas menjawab, "Permukaan bumi kita terdiri atas daratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pencahayan merupakan sebuah elemen penting dalam desain interior. Hal ini dikarenakan peran cahaya sebagai penampil wujud warna, bentuk, tekstur, dan material
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK
BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu
Lebih terperinciModul MK Gambar Bentuk
Modul MK Gambar Bentuk Oleh Abdul Aziz, S.Sn.,M.Med.Kom Menggambar Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN
BAB III METODE PENCIPTAAN A. Metode Perencanaan Karya 1. Ide Gagasan Ide awal penciptaan karya bermula ketika penulis melihat perkembangan cerita bergambar ciptaan luar negeri yang semakin menarik. Mengisahkan
Lebih terperinciPS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL PRAKTIKUM PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR MENGGAMBAR KONSTRUKTIF Indra G Rochyat, S.Sn., M.Ds. MENGGAMBAR KONSTRUKTIF PRAKTEK 1 PETUNJUK PELAKSANAAN BUKU MATERI Teori : 1. Perhatikan setiap hal yang
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/ 41 /PBI/2005 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG KHUSUS PECAHAN 10.000 (SEPULUH RIBU) TAHUN EMISI 2005 DALAM BENTUK UANG KERTAS BELUM DIPOTONG GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciPENYEDIAAN BAHAN PAMERAN. CARTA atau BUKU SKRAP
PENYEDIAAN BAHAN PAMERAN CARTA atau BUKU SKRAP REKA BENTUK VISUAL 1. Konsep Visual 2. Bentuk Visual 3. Kategori Visual 4. Ciri-ciri visual 5. Elemen Rekabentuk visual 6. Prinsip Rekabentuk Visual (1) KONSEP
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI
Lebih terperinciPILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Teknik komposisi biasanya berkaitan dengan... a. Garis Horizon b. Gelap Terang c. keselarasan d. Garis tebal-tipis e. Jauh dekat 2. Warna asli dan bukan
Lebih terperinciPUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT
Lebih terperinciSOAL MATEMATIKA - SMP
SOAL MATEMATIKA - SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 014 TINGKAT KABUPATEN/KOTA Sabtu, 8 Maret 014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK
BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat
Lebih terperinciKAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Peta situasi Gambar 6.1 Site Plan Pada gambar 6.1 merupakan desain siteplan dari Kawasan Wisata Bunga. Kawasan tersebut terbagi ke dalam empat zona, yaitu zona pendidikan dan
Lebih terperinciProyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif
Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama di bidang robotika. Saat ini robot telah banyak berperan dalam kehidupan manusia. Robot adalah
Lebih terperinciLEMBAR SOAL ISIAN SINGKAT
LEMBAR SOAL ISIAN SINGKAT Nama :... Petunjuk : Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan pada kotak yang telah disediakan (pojok kanan untuk setiap soalnya) 1. Dari 12 anak akan dibentuk beberapa tim yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HAND ROBOT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HAND ROBOT Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan perancangan Hand Robot. Dalam perancangan hand robot ini ada 3 tahapan yaitu perancangan mekanik, elektik
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
: Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan diskusi o Memberikan contoh penerapan hukum Newton dengan menggunakan berbagai media. o Melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton. Formulasi
Lebih terperinciAplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity
Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aurelia 13512099 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciBAB KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
BAB 10 KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Tata dan Dio sedang bermain di lapangan. Lapangan berbentuk persegi panjang. Ukuran lapangan adalah panjang 25 m dan lebar 13 m. Berapa keliling dan
Lebih terperinciBAB IV MERENCANAKAN DAN MENGATUR. Bagaimana aku dapat merencanakan dan mengatur pembelajaran berbasis inquiry, terfokus pada discovery?
BAB IV MERENCANAKAN DAN MENGATUR Bagaimana aku dapat merencanakan dan mengatur pembelajaran berbasis inquiry, terfokus pada discovery? A. Menentukan susunan kurikulum Sebenarnya, tidak terdapat jawaban
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI DAN MENGGAMBAR
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI DAN MENGGAMBAR A. Kemampuan Pra menulis Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan periode perkembangan yang cepat yang terjadi dalam banyak
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang MAIN ENTRANCE INFORMASI HALL / LOBBY FREE FUNCTION ROOM COFEE SHOP PERPUSTAKAAN TOILET PAMERAN AMPLETHEATRE PENERIMAAN ENTRANCE PENYIMPANAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : MP Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 Usia : 14 tahun. Alamat : Jln. H.Anwar No.34/189A Cijerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-179 Penerapan Konsep Exchanging Experience untuk Menghapus Pelabelan terhadap Difabel Henni dan Nur Endah Nuffida Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize
Nirmana Dwimatra Suatu kaidah susunan (organisasi) dari unsur-unsur pendukungnya untuk menciptakan suatu kesatuan bentuk ciptaan dalam batasan dua dimensional PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI Kesatuan/unity Keselarasan/harmony
Lebih terperinciBUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN
BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut
Lebih terperinciBAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
Lebih terperinciSTRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri
STRUKTUR LIPATAN Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Karena momen energia yang didapat dari
Lebih terperinciPROGRAM SEMESTER I (PROSEM) TAHUN PELAJARAN TEMA 1
Satuan Pendidikan : SD Tetum Bunaya Kelas : I (Satu) Semester : I ( Satu ) PROGRAM SEMESTER I (PROSEM) TAHUN PELAJARAN 2017-2018 TEMA 1 Muatan Pelajaran 1 PPKn 1.1 1.2 2.2 Mensyukuri ditetapkannya bintang,
Lebih terperinci2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.
Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2
Lebih terperinciUnsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1
Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Dosen Pengampu: Dra. Murtiningsih, M.Pd. Oleh: Umi Muslimah 13108241159 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Lebih terperinciBAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK
BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,
Lebih terperinci1. Seni Rupa 2 Dimensi
UAS SENI RUPA SMT 1 KELAS 12 1. Seni Rupa 2 Dimensi Ø Karya seni yang hanya memiliki dimensi memanjang dan melebar Ø Hanya dapat dilihat dari 1 sudut pandang A. Karya Seni 2 Dimensional : 1. Gambar/sketsa
Lebih terperinci1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.
1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak
Lebih terperinciA. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A
A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A. Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -5 B. -6. 0 D. 6 2. Hasil dari 2 : 75% + 8,75 =... A. 4 B. 5. 6 D. 7 3. Uang Irna sama dengan 2 3 uang Tuti. Jika jumlah uang mereka
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR SKEMA... x DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar II. 1. Gambar Miniatur Taksi 14. Gambar II. 2. Gambar Maket Stasiun 14. Gambar II. 3. Gambar Pemilik Keris 15
DAFTAR GAMBAR Gambar II. 1. Gambar Miniatur Taksi 14 Gambar II. 2. Gambar Maket Stasiun 14 Gambar II. 3. Gambar Pemilik Keris 15 Gambar II. 4. Gambar Ruangan Tema Motorsport 15 Gambar II. 5. Gambar Panil
Lebih terperinciSeminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana penelitian ini merupakan jenis penelitian kolaborasi antara peneliti dan guru. Menurut Bahri
Lebih terperinciPERUBAHAN BENTUK. Semua bentuk dapat dipahami sebagai hasil dari perubahan benda.
PERUBAHAN BENTUK Semua bentuk dapat dipahami sebagai hasil dari perubahan benda. Melalui variasi-variasi yang timbul akibat manipulasi dimensi atau akibat penambahan maupun pengurangan elemen-elemennya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada Bab IV ini, peneliti akan mendeskripsikan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada BAB I, yakni Profil Kemampuan Pra Berhitung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY
BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciKomposisi dalam Fotografi
Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan
Lebih terperinciPUNTIRAN. A. pengertian
PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)
Lebih terperinciPrinsip Desain poster
Desain Poster Pengertian Poster Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung atau ditempel di dinding atau permukaan lain. Poster merupakan alat untuk mengiklannkan sesuatu,
Lebih terperinciPHYSICS SUMMIT 2 nd 2014
KETENTUAN UMUM 1. Periksa terlebih dahulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (tujuh) buah soal 2. Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3 jam atau 180 menit 3. Peserta diperbolehkan menggunakan
Lebih terperinciToko buku..., Putu Arya Djuanta, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, sumber informasi tercetak seperti buku dan majalah telah menjadi kebutuhan masyarakat. Keberadaan buku dan majalah dapat dikatakan sudah melekat dengan keseharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia memiliki begitu banyak budaya, dari tiap-tiap provinsi memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dengan ciri khas yang dimiliki. Masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB III PROSES BERKARYA
BAB III PROSES BERKARYA Terdapat beberapa tahapan yang saya lalui dalam menciptakan karya tugas akhir ini. Beberapa tahapan tersebut meliputi gagasan saya dalam berkarya, pendekatan material dan teknik
Lebih terperinciBeri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.
Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom. Suka menulis kreatif Menonjol dalam kelas seni di sekolah Mengarang kisah
Lebih terperinciPendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat yang sesuai
Lebih terperinciBAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya
BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA Tujuan Pembelajaran Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya A. Pendahuluan Istilah tabung, kerucut, dan bola di sini adalah istilah-istilah
Lebih terperincipribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman
DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan
Lebih terperinciE-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 378-393 EFEKTIFITAS PERMAINAN PENJEPIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK
Lebih terperinciLKS 2.1 Jaring-jaringg Kubus
LKS 2.1 Jaring-jaringg Kubus Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus KEGIATAN 1 a. Di bawah ini akan ada masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring kubus. b. Jika sudah yakin dengan
Lebih terperinci5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii ABSTRAKSI...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR TABEL...xi BAB I 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.1.1 Isu Gempa
Lebih terperinci