PERBEDAAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0 SAMPAI 12 BULAN DI DESA BRINGIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0 SAMPAI 12 BULAN DI DESA BRINGIN"

Transkripsi

1 PERBEDAAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0 SAMPAI 12 BULAN DI DESA BRINGIN ULFA AMMALIYA PUTRI 1), Rini Susanti 2), Chichik Nirmasari 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ulfaputri@akbidngudiwaluyo ABSTRAK Putri, Ulfa Ammaliya, Perbedaan Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Bringin. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing I. Rini Susanti, S.SiT.M.Kes. II: Chichik Nirmasari, S.SiT.,M.Kes Latar belakang: Pijat bayi merupakan salah satu terapi dan bermanfaat untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan kasih sayang anak dan orang tua, serta meningkatkan frekuensi menyusu ASI. Pakar ilmu kesehatan telah membuktikan bahwa manfaat tersebut terjadi terutama bila dilakukan oleh orang tua bayi. Perilaku pijat bayi dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah sikap ibu. Untuk meningkatkan sikap ibu dalam pijat bayi diperlukan pendidikan kesehatan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi 0 12 bulan di Desa Bringin, Kabupaten Semarang. Desain penelitian: penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dan desain one group pretest-posttest. Populasinya adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0 12 bulan di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Sampel yang didapat sejumlah 53 ibu, yang diambil menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki sikap mendukung tentang pijat bayi, sejumlah 14 responden (26,4%). Sesudah pendidikan kesehatan, sebagian besar memiliki sikap mendukung, sejumlah 38 responden (71,7%). Ada perbedaan secara bermakna sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan dengan nilai p sebesar 0,000 < (0,05). Saran: disarankan bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi, diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang pijat bayi, sehingga diharapkan dapat memiliki sikap yang positif dan melakukan pijat bayi, agar bayi dapat hidup sehat dan berkembang secara optimal. Kata Kunci : Sikap, Pijat Bayi, Pendidikan Kesehatan 1

2 ABSTRACT Putri, Ulfa Ammaliya, The Difference of Mother s Attitude Before and After Done Health Education about Baby Massage for mother who have baby aged 0-12 month old in Bringin Village. Ngudi Waluyo Midwifery Academy, Ungaran. First Advisor: Rini Susanti, S.SiT.M.Kes., Second Advisor: Chichik Nirmasari, S.SiT.,M.kes Background: Baby massage is one of therapies and useful to increase baby s weight, increase baby s body endurance, increase affection both child and parent, and increase breastfeeding frequency. Health practitioner has proved that the advantage happens especially if it is done by baby s mother. Baby massage is influenced by many factors; one of them is mother s attitude. To increase mother s attitude in baby massage is required health education. Purpose: Objective of this research is to identify the difference of mother s attitude before and after done health education about baby massage for mother who have baby aged 0-12 month old in Bringin Village. Research design: This research used pre-experimental and one group pretest-posttest design. Its population was all women who have baby aged 0-12 months old in Bringin Village, Bringin District, Semarang Regency. Sample which was gotten was 53 mothers, which was taken used total sampling technique. Collecting data used questionnaire. Data was analyzed used frequency distribution and Wilcoxon-test. Result of research: Result of this research indicates that before given health education, the most of respondent has unsupported attitude about baby massage, as many as 14 respondents (26.4%). After health education, the most of them have support attitude, as many as 38 respondents (71.7%). There is significant difference of mother s attitude before and after done health education about baby massage for mother who have baby aged 0-12 months old with p- value < α (0.05). Suggestion: It is suggested for people especially mother who have baby, it is expected to increase her knowledge about baby massage, so that it is expected to be able to have positive attitude and do baby massage, so that baby can live health and grow optimally. Keywords : Attitude, Baby Massage, Health education PENDAHULUAN Latar Belakang Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua, mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, hingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Menurut Dasuki (2006), menyatakan bahwa tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku, rangsangan atau stimulasi. Ikatan batin yang sehat sangat penting bagi anak, terutama dalam usia 2 tahun pertama anak menentukan pengembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugrahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan dan perkembangan emosional anak (Wibowo, 2008). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/SK/2014 tentang standar profesi Bidan menyebutkan bahwa bidan mempunyai kewenangan untuk melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak. Salah satu bentuk stimulasi tumbuh kembang yang selama ini dilakukan oleh masyarakat, yaitu dengan pijat bayi. Stimulasi tumbuh kembang bayi dilakukan lebih awal antara lain dengan melakukan pijat bayi karena pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapanusapan halus pada permukaan kulit. Pijat bayi 2

3 ini dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot, sistem pernafasan, serta sirkulasi darah dan limpa (Subakti, 2011). Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi sentuhan karena dalam pijat bayi terdapat unsur sentuhan berupa kasih sayang, perhatian, suara atau bicara, pandangan mata, gerakan, dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi sel-sel otak (Soedjatmiko, 2006). Pijat bayi merupakan salah satu terapi yang baik, bermanfaat, dan menyehatkan bagi bayi anda. Pijat bayi dapat digolongkan sebagai stimulasi sentuh (Bety Bea, 2012). Menurut Ria Riksani (2012), pijat bayi disebut juga dengan stimulus touch atau terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang nyaman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur maupun dari sel-sel otak. Pakar ilmu kesehatan telah membuktikan bahwa terapi sentuhan dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat terutama bila dilakukan oleh orang tua bayi terhadap peningkatan produksi ASI dan kenaikan berat badan bayi. Berdasarkan hasil penelitian Lana Kristine dalam Roesli (2009), yang dilakukan di Australia membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan. Penelitian Dasuki (2006), menyatakan tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi umur 4 bulan, memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol, terdapat kenaikan berat badan sebesar 6,16% sedangkan pada kelompok yang dipijat sebesar 9,44% serta adanya hubungan emosional dan sosial yang lebih baik. Selain manfaat diatas, ada beberapa manfaat pijat bayi antara lain, yaitu meningkatkan pertumbuhan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan konsentrasi bayi, dan membuat bayi tidur lelap, meningkatkan kasih sayang anak dan orang tua, serta meningkatkan frekuensi menyusu ASI (Roesli, 2009). Begitu banyak manfaat pijat bayi yang disebutkan diatas. Perlu diketahui dan dilaksanakan oleh orang tua yang memiliki bayi, karena orang tua mungkin mengalami masalah dalam membesarkan anak-anak seperti tidak dapat tidur nyenyak dan kesulitan makan, sehingga rentan dengan suatu penyakit. Orang tua yang melakukan pemijatan sendiri terhadap bayinya akan belajar memperhatikan bagaimana reaksi bayi pada saat disentuh, mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai, sehingga membuat orang tua lebih mudah dan menjadi sabar dalam menghadapi masalah yang timbul pada bayinya. Saat orang tua memperhatikan dan mengenali reaksi anak-anak dan memberikan responnya, bayi memberikan reaksi kembali dan terbangunlah sebuah hubungan yang positif diantara orang tua dan bayi (Soedjatmiko, 2006). Salah satu yang mempengaruhi tentang pijat bayi ini adalah sikap dari sang ibu. Sikap ibu ini dipengaruhi oleh pengalaman, kebudayaan, sumber informasi, serta faktor emosional (Azwar, 2013). Secara budaya, khususnya di Pulau Jawa perilaku pijat bayi merupakan perilaku yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya ibu-ibu yang sering memijatkan anaknya di dukun dengan alasan bayinya sering rewel, agar bayi mudah makan, dan jika bayi sakit atau kelelahan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Dina (2012), tentang gambaran sikap dan perilaku pijat bayi pada masyarakat Jawa dimana sebagian besar masyarakat Jawa (90%) memiliki sikap yang baik terhadap perilaku pijat bayi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tujuan perilaku pijat bayi yang mereka lakukan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan bayinya dan agar membuat bayi tidak mudah rewel. Penilainan sikap juga digunakan untuk mengetahui apakah sang ibu mendukung perilaku pijat bayi atau menolaknya. Semakin yakin bahwa perilaku pijat bayi adalah baik bagi kesehatan bayinya, maka pada akhirnya sikap ibu juga menjadi baik. Hal ini sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku dengan cara menerima atau tidak menerima objek tersebut. Sikap ibu dalam pijat bayi tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu 3

4 tentang pijat bayi, menurut Mubarak (2006), dipengaruhi juga oleh pengalaman pribadi, apa yang diceritakan oleh orang lain dan kebutuhan emosional ibu sehingga terbentuk suatu kepercayaan ibu yang besar untuk memijatkan bayi nya pada dukun bayi. Sikap ibu yang baik terhadap pijat bayi dapat dipengaruhi oleh kebiasaan ibu dalam memijatkan bayi, hal ini sesuai dengan teori Mubarak (2006),. Berdasarkan hasil wawancara kepada bidan desa, didapatkan keterangan bahwa di desa Bringin belum pernah ada pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dan kebanyakan warga belum bisa untuk memijat bayinya sendiri. Para ibu biasanya memijatkan bayinya ke dukun bayi. Menurut Roesli (2009), pemijatan bayi tidak boleh dilakukan apabila terjadi penyumbatan usus, karena jika tetap dilakukan pemijatan pada area perut tersebut akan membuat perut bayi semakin kembung dan usus semakin tidak bergerak, akhirnya terjadilah penyumbatan atau akan menyebabkan gangguan peristaltik usus (ileus obstruktif) yang bisa berakibat fatal dan harus dilakukan operasi. Banyak ibu yang tidak mendukung jika pijat bayi dilakukan oleh ibu sendiri karena berbagai alasan, ibu lebih mendukung jika pijat bayi dilakukan oleh dukun. Alasan ibu tidak mendukung jika pijat bayi dilakukan oleh ibu sendiri yaitu karena ibu tidak memiliki waktu atau ibu sibuk dengan pekerjaannya dan ibu meyakini jika setiap pemijatan yang dilakukan oleh dukun sudah sesuai dengan syaraf-syaraf pada tubuh bayi, sehingga pemijatan yang dilakukan oleh dukun lebih bermanfaat bagi bayinya. Salah satu hal ini dapat terjadi disebabkan karena kurangnya promosi kesehatan di daerah Bringin yang dilakukan oleh petugas kesehatan tentang pijat bayi. Pemijatan bayi merupakan salah satu program kesehatan berbasis pada pelayanan promontif dan preventif dalam proses tumbuh kembang bayi (Depkes RI, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 18 November 2015 di Desa Bringin, Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang mewawancarai 10 orang yang memiliki bayi usia 0 12 bulan. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi 3 ibu (30%) menjawab bahwa sikap ibu mendukung dengan adanya pijat bayi dirumah. Hal ini dapat didukung dengan pemberian pijat bayi pada bayi usia 0 12 bulan, ibu akan melakukan pijat sendiri dirumah, tanpa bantuan dukun bayi, dan ibu akan selalu memeriksa kesehatan bayi sebelum melakukan pijat bayi. Sedangkan 7 ibu menjawab (70%) bahwa sebelum dilakukan pendiidikan kesehatan tentang pijat bayi, ibu tidak mendukung, jika pijat bayi dapat dilakukan dengan ibu sendiri dirumah, tidak mendukung jika sebelum pemijatan harus melihat kondisi bayi terlebih dahulu. Setelah memberikan pre test kepada 10 responden, penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi tersebut kepada 10 responden. Hasilnya, 6 ibu (60%) mendukung jika pijat bayi akan dilakukan ibu sendiri dirumah, dan 4 ibu (40%) tetap tidak mendukung jika pijat bayi dapat dilakukan sendiri dirumah tanpa bantuan dukun bayi. Karena ibu memiliki beberapa alasan seperti tidak memiliki waktu karena ibu sibuk bekerja. Kesimpulannya bahwa sikap ibu mendukung mengalami perubahan sebesar 30%, dari semula tidak mendukung, menjadi mendukung dan bersedia melakukan pijat bayi sendiri dirumah, akan melihat kondisi bayi sebelum melakukan pijat, serta tidak akan melakukan pijat setelah bayi makan / menyusu. Meskipun pijat bayi mempunyai manfaat yang besar pada bayi, namun kenyatannya banyak ibu yang tidak melakukan pemijatan pada bayinya sendiri. Hal ini disebabkan kurangnya sikap tentang pijat bayi, banyak dari mereka kurang, bahkan tidak mendukung mengenai pijat bayi yang dapat dilakukan ibu sendiri dirumah. Sebagian mereka hanya mengandalkan dukun untuk memijat bayinya padahal berdasarkan pembahasan diatas, pemijatan terhadap bayi yang dilakukan oleh ibunya sendiri sangat mempunyai makna, karena sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan antara ibu dan anak. Keuntungan bagi sang bayi, pijatan yang diberikan ibu dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti bagi pembentukan kepribadiannya kelak dikemudian hari, karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai 4

5 perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi umur 0 sampai 12 bulan di desa Bringin. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai beriku Adakah Perbedaan Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0 Sampai 12 Bulan di Desa Bringin? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sikap ibu sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi umur 0 12 bulan di Desa Bringin, Kabupaten Semarang. 2. Untuk mengetahui sikap ibu sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi umur 0 12 bulan di Desa Bringin, Kabupaten Semarang. 3. Untuk mengetahui perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi umur 0 12 bulan di Desa Bringin, Kabupaten Semarang. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya ibuibu agar lebih memahami manfaat pijat bayi dan dapat melakukan pijat bayi sendiri. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Pre Experimental dan desain control one group pre test dan post test. Populasinya adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0 12 bulan di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling sehinga seluruh populasi yang ada diambil sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data primer, yang diambil secara langsung menggunakan kuesioner, dimana kuesioner tersebut telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Pengolahan data melalui tahap-tahap: editing, scoring, coding, entering, tabulating, dan cleaning. Analisis data meliputi dua tahap, yaitu : analisis univariat yang berisi distribusi frekuensi dan analisis bivariat yang berisi uji perbedaan menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan etika penelitian, diantaranya: Informend concent (lembar persetujuan responden), Anonymity (tanpa nama), dan Confidentiality (kerahasiaan). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sebelum Penkes Sikap Ibu Sebelum Penkes f % Tidak Mendukung 39 73,6 Mendukung 14 26,4 Jumlah Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki sikap tidak mendukung tentang pijat bayi, yaitu sejumlah 39 responden (73,6%). 2. Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sesudah Penkes Sikap Ibu Sesudah Penkes f % Tidak Mendukung 15 28,3 Mendukung 38 71,7 Jumlah Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki sikap mendukung tentang pijat bayi, yaitu sejumlah 38 responden (71,7%). 3. Perbedaan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan Tabel 3 Perbedaan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan Variabel Perlakuan N Mean SD p-value Sikap Sebelum Sesudah ,9 24,7 2,184 3,301 0,000 5

6 Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai sikap ibu terhadap pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 20,9 kemudian meningkat menjadi 24,7 sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung -5,210 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p- value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi 0 12 bulan di Desa Bringin, Kabupaten Semarang. Pembahasan 1. Gambaran Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana disajikan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 53 responden ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki sikap tidak mendukung tentang pijat bayi, yaitu sejumlah 39 responden (73,6%). Sikap ibu yang tidak mendukung terhadap pijat bayi ini disebabkan ibu memang tidak tahu cara memijat bayi dengan benar dan juga ibu banyak yang tidak tahu manfaat pijat bayi, sehingga manfaat dari pijat bayi belum dirasakan oleh ibu. Karena tidak mengetahui pentingnya dan manfaatnya, membuat ibu memiliki anggapan pijat bayi tidak perlu dilakukan secara rutin, sehingga timbul sikap negatif atau tidak mendukung terhadap pijat bayi. Sikap responden yang tidak mendukung terhadap pijat bayi dapat dilihat, bahwa sebanyak 47 responden (88,7%) masih melakukan pijat bayi dengan bantuan dukun bayi. Hal ini disebabkan karena ibu belum mengetahui bagaimana cara memijat bayi yang benar, serta ibu takut untuk melakukan pemijatan sendiri. Jadi, ibu menganggap bahwa dukun yang mampu melakukan pemijatan karena sudah mengetahui teknik-tekniknya. Hal ini, didukung oleh pernyataan Prasetyo (2009), bahwa di Indonesia pijat bayi pada masyarakat pedesaan masih dilalukan oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan pada bayi yang sehat, tetapi juga ada bayi yang sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah bayi lahir. Selain itu, disebabkan juga dengan persepsi ibu, yang mana persepsi di masyarakat yang terjadi adalah pijat bayi biasanya dilakukan oleh dukun bukan oleh ibu, terutama pada saat bayi sakit atau rewel. Hal ini akan menimbulkan pemikiran negatif ibu dan merasa pijat bayi tidak perlu dilakukan oleh ibu. Faktor lain yang menyebabkan sikap ibu tidak mendukung terhadap pijat bayi disebabkan ibu merasa tidak yakin jika pijat bayi dilakukannya sendiri dan bahkan ibu juga merasa takut jika salah pijat dan dapat berakibat buruk pada bayi. Hal ini didukung oleh pernyataan Maulidina (2011), menyatakan bahwa banyak ibu yang takut melakukan pijat bayi sendiri, dikarenakan ibu tidak mengetahui cara-cara memijat bayi yang baik dan benar. Sehingga ibu lebih memilih untuk memijatkan bayinya ke dukun, karena ibu menganggap bahwa dukun lebih berpengalaman tentang cara memijat bayi. Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Depkes RI (2009), bahwa banyak ibu yang tidak mendukung jika pijat bayi dilakukan oleh ibu sendiri karena berbagai alasan, diantaranya: ibu lebih mendukung jika pijat bayi dilakukan oleh dukun. Alasan ibu tidak mendukung jika pijat bayi dilakukan oleh ibu sendiri yaitu karena ibu tidak memiliki waktu atau ibu sibuk dengan pekerjaannya dan ibu meyakini jika setiap pemijatan yang dilakukan oleh dukun sudah sesuai dengan syaraf-syaraf pada tubuh bayi. Kemudian sebanyak 45 responden (84,9%) tidak mendukung jika pijat bayi dilakukan 2x dalam sehari pada waktu pagi dan malam hari. Ibu menganggap bahwa pemijatan tidak baik jika dilakukan sesering mungkin. Karena 6

7 menurut ibu akan mengganggu kesehatan bayi. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Subakti (2011), bahwa pemijatan bayi dapat dilakukan kapanpun. Akan tetapi, waktu yang dianjurkan yaitu pada waktu pagi dan malam hari. Alasannya yaitu, jika pemijatan dilakukan pada pagi hari maka akan lebih mudah membersihkan minyak sisa-sisa pemijatan, serta dapat membuat bayi lebih rileks dan segar. Apabila dilakukan pada malam hari maka akan membuat bayi akan tidur lebih nyenyak dan lebih nyaman. Sikap yang tidak mendukung ini juga ditunjukkan bahwa sebanyak 39 responden (73,6%) belum melakukan pijat bayi sesuai waktu yang dianjurkan yaitu selama menit. Hal ini karena ibu belum mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pijat bayi, karena pijat bayi yang dilakukan tidak dengan ibu. Akan tetapi, dukun lah yang melakukan pijat bayi. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Riksani (2014), bahwa lama pemijatan bayi sebaiknya sekitar menit. Jangan melakukan aktivitas lain seperti menonton televisi, memasak, atau lainnya ketika sedang melakukan pijat bayi. Sikap tidak mendukung lainnya juga ditunjukkan bahwa sebanyak 21 responden (39,6%) ibu memberikan pijat bayi saat bayi sakit. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Dewi (2013), meyatakan bahwa kontraindikasi pijat bayi yaitu saat bayi memiliki suhu yang tinggi, serta saat bayi sakit. Jadi, ketika bayi sakit ibu tidak diperbolehkan untuk melakukan pemijatan. Sikap tidak mendukung ibu terhadap pijat bayi ini sungguh sangat disayangkan, padahal pijat bayi sangat penting untuk dilaksanakan mengingat manfaatnya. Sebagaimana diungkapkan oleh Bety Bea (2012), meyatakan bahwa pijat bayi merupakan salah satu terapi yang baik, bermanfaat, dan menyehatkan bagi bayi. Pijat bayi dapat digolongkan sebagai stimulasi sentuh. Sedangkan menurut Ria Riksani (2012), pijat bayi disebut juga dengan stimulus touch atau terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang nyaman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur maupun dari selsel otak. Soedjatmiko (2006), menambahkan bahwa pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi sentuhan karena dalam pijat bayi terdapat unsur sentuhan berupa kasih sayang, perhatian, suara atau bicara, pandangan mata, gerakan, dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi sel-sel otak. 2. Gambaran Sikap Ibu tentang Pijat Bayi Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 53 responden ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, sesudah diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki sikap mendukung tentang pijat bayi, yaitu sejumlah 38 responden (71,7%). Hal ini menunjukkan bahwa sikap ibu telah banyak berubah sesudah diberikan pendidikan kesehatan megenai pijat bayi. Sikap responden yang mendukung terhadap pijat bayi setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengalami peningkatan yaitu sebanyak 45,3%. Bahwa ibu akan melakukan pijat bayi sendiri tanpa harus memanggil dukun bayi kerumah. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan hanya 6 ibu (11,3%) yang mendukung. Akan tetapi, setelah dilakukan pendidikan kesehatan 21 (39,6%) ibu mendukung jika pijat bayi ini bisa dilakukan oleh ibu sendiri, tanpa harus memanggil atau dengan bantuan dukun bayi. Hal ini sesuai dengan penyataan (Bety Bea, 2012), bahwa apabila pijat bayi dilakukan oleh orang tua bayi maka akan menambah kedekatan atau hubungan batin antara bayi dan orang tua karena bahasa sentuhan cinta mempengaruhi perasaan bayi. Sedangkan menurut (Dewi Siska, 2011), pijat bayi juga memberikan manfaat bagi orang tua. 7

8 Bagi pasangan yang masih remaja, pijat bayi dapat mendongkrak rasa percaya diri dan rasa penerimaan atas keadaanya menjadi orang tua, serta meningkatkan harga diri sebagai orang tua. Sikap ibu mengalami peninggkatan sebanyak 34,8%. Hal ini ditunjukkan bahwa ibu mendukung jika pijat bayi dilakukan pada pagi dan malam hari. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan hanya 8 ibu (15,1%) yang mendukung jika pemijatan dilakukan 2x dalam satu hari. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar responden yaitu 27 responden (50,9%) ibu mendukung jika pijat bayi dilakukan 2x sehari pada pagi dan malam hari. Hal ini sesuai dengan pendapat (Subakti, 2011), menyatakan jika waktu yang dianjurkan dalam melakukan pemijatan yaitu pada pagi dan malam hari. Alasan jika pemijatan dilakukan pada pagi hari maka akan lebih mudah membersihkan minyak sisa-sisa pemijatan. Serta dapat membuat bayi lebih rileks dan segar. Sedangkan jika dilakukan pada malam hari maka akan membuat bayi akan tidur lebih nyenyak dan lebih nyaman. Peningkatan sikap sebanyak 30,2% juga ditunjukkan bila akan melakukan pijat bayi selama menit sampai bayi merasa nyaman. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan hanya 14 respoden (26,4%) yang mendukung. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengalami peningkatan yaitu menjadi 30 responden (56,6%). Menurut (Riksani, 2014), menyatakan bahwa lama pemijatan yang baik sekitar menit. Selain itu, selama melakukan pemijatan jangan melakukan aktivitas lain. Perubahan sikap ibu sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar responden yaitu sebanyak 21 responden (39,6%) akan melakukan pemijatan saat bayi sakit. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, menjadi 4 responden (7,5%) yang akan tetap melakukan pemijatan pada bayi yang sakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dewi (2011), bahwa pijat bayi tidak boleh dilakukan jika bayi sakit dan ketika bayi mengalami demam. Hal ini dapat menyebabkan menegangnya syarafsyaraf yang terdapat ditubuh bayi, sehingga bayi bisa mengalami kejang. Perubahan sikap ibu kemungkinan bisa disebabkan karena pengetahuan telah berubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari pengetahuan yang kurang menjadi pengetahuan baik. Pengetahuan tentang pijat bayi tersebut tentu bisa didapat dari pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Sedangkan pengetahuan ibu akan membentuk sikap yang lebih baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan Sabri (2006), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang adalah pengetahuan. Apabila pengetahuan yang baik maka diharapkan akan terbentuk sikap yang positif sehingga mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh percaya diri dalam melaksanakan suatu hal tertentu yang dihadapinya saat ini. Perubahan sikap juga bisa dipengaruhi oleh orang luar seperti teman, tetangga, atau tenaga kesehatan. Sikap dapat berubah karena teman, tetangga, atau tenaga kesehatan yang mempengaruhi, yang mana ajakan atau pemberian informasi tentang pijat bayi baik dari teman, tetangga, tenaga kesehatan, dan lain-lain akan dapat meningkatkan sikap ibu tentang pijat bayi. Sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia karena pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Tetapi, pembentukan senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan alternatif yaitu senang atau tidak senang, mendukung atau tidak mendukung, menjauhi atau tidak menjauhi (Azwar, 2013). 3. Perbedaan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai sikap ibu terhadap pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 20,9 kemudian meningkat menjadi 24,7 8

9 sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini karena setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi, ibu menjadi tahu akan pentingnya dan manfaatnya pijat bayi, serta lebih mengerti cara melakukan pijat bayi secara mandiri. Hal ini tentu mengakibatkan ibu lebih bersikap positif dan mendukung terhadap pelaksanaan pijat bayi secara mandiri. Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung -5,210 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p- value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi 0 12 bulan di Desa Bringin, Kabupaten Semarang. Hasil penelitian di atas didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baroo ah (2015), dengan judul Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memijat Bayi Secara Mandiri di Kelurahan Girimargo Sragen yang menyimpulkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang pijat bayi terhadap perilaku ibu dalam memijat bayi secara mandiri di Kelurahan Girimargo Sragen. Hasil-hasil penelitian di atas sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Mubarak (2006), bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan sikap dan perilaku yang terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan, baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal. Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa setelah seseorang mengalami stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui dan disikapinya (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Machfoed (2006), pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui proses pendidikan kesehatan. Pada hakikatnya dapat berupa emosi, pengetahuan, pikiran, keinginan, tindakan nyata dari individu, kelompok dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tentang pijat bayi merupakan aspek penting dalam meningkatkan sikap dan ketrampilan masyarakat. Sikap yang positif atau mendukung akan berakibat terhadap tindakan ibu untuk melakukan pijat bayi secara rutin, karena dengan melakukan pijat bayi secara rutin akan mendapatkan manfaat yang cukup besar terutama dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2010), dengan judul Pengaruh pengetahuan dan sikap ibu terhadap pelaksanaan pijat bayi menyimpulkan bahwa sikap ibu berpengaruh terhadap pelaksanaan pijat bayi, ini artinya jika ibu memiliki sikap yang mendukung terhadap pijat bayi maka ibu akan secara rutin melakukan pijat pada bayi dengan harapan bayinya dapat sehat dan tumbuh serta berkembang secara optimal. Sikap yang baik terhadap pelaksanaan pijat bayi memang perlu diberikan pada ibu yang memiliki bayi, karena sikap yang baik akan mengakibatkan tindakan positif terhadap pelaksanaan pijat bayi. Apabila ibu yang melakukan pijat bayi maka akan menambah kedekatan atau hubungan batin antara bayi dan orang tua karena bahasa sentuhan cinta mempengaruhi perasaan bayi (Bety Bea, 2012), serta dapat mengembangkan terjadinya 9

10 komunikasi bayi, karena dapat merangsang kontak mata, ekspresi wajah, dan ekspresi tubuh bayi. Selain itu, pijat bayi juga dapat membuat bayi lebih tenang, dan tidak mudah rewel. Umumnya bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang, dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik (Putri, 2009). Hasil akhir dari penelitian ini adalah diterimanya hipotesis penelitian, yaitu terdapat Perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa Bringin Kabupaten Semarang. Keterbatasan Penelitian Peneliti tidak lepas dari keterbatasan dan kelemahan selama peneliti melakukan penelitian, sehingga harus diminimalkan pada penelitian selanjutnya. Adapun faktor yang mempengaruhi antara lain : 1. Pemberian pendidikan kesehatan masih menggunakan bahasa medis, sehingga masih sulit untuk dimengerti dan dipahami bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan yang menjadi responden 2. Beberapa responden kurang bersahabat saat dilakukan wawancara dan pemberian pendidikan kesehatan, sehingga hanya menjawab sekedarnya saja dan dapat mempengaruhi ketidakakuratan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. PENUTUP Kesimpulan 1. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki sikap mendukung tentang pijat bayi, yaitu sejumlah 14 responden (26,4%). 2. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar responden memiliki sikap mendukung tentang pijat bayi, yaitu sejumlah 38 responden (71,7%). 3. Ada perbedaan secara bermakna sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi pada ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di Desa Bringin, Kabupaten Semarang dengan nilai p sebesar 0,000 < (0,05). Saran 1. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi, diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang pijat bayi, sehingga diharapkan dapat memiliki sikap yang positif dan melakukan pijat bayi, agar bayi dapat hidup sehat dan berkembang secara optimal. 2. Bagi Institusi Bagi institusi kesehatan diharapkan terus meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang pijat bayi dan dapat sampai ke semua kalangan atau sampai ke pelosok desa. Harapannya agar pengetahuan masyarakat tentang pijat bayi menjadi lebih baik dan mengubah sikap ibu ke arah positif untuk melakukan pijat bayi, sehingga manfaat pijat bayi dapat dirasakan oleh bayi beserta ibunya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap pijat bayi, misalnya: pengetahuan, pendidikan, dan persepsi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Azwar Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baro ah, Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan tentang Pijat Bayi terhadap Perilaku Ibu dalam Memijat Bayi secara Madiri di Kelurahan Girimargo Sragen. Bea, Bety Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orangtua. Yogyakarta : Nuha Medika. Dasuki Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 4 Bulan. Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta : UGM. 10

11 Dewi, Siska Pijat dan Asupan Gizi Tepat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press Health dan Bainbridge Baby Massage. Jakarta : Dian Rakyat. Mulyati Hubungan dan Sikap Terhadap Perilaku Ibu dalam Pemijatan Bayi di Puskesmas Pamulang Notoatmodjo, Soekidjo Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1464/Menkes/SK/III/2014 Tentang Standar Profesi Bidan. Prasetyo, Teknik-Teknik Memijat Bagi Bayi Sendiri. Yogyakarta : Diva Press. Putri, Alissa Pijat dan Senam untuk Bayi dan Balita. Yogyakarta : Brilliant Offset. Rahayu, Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pelaksanaan Pijat Bayi. Riksani Ria Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta : : Dunia Sehat Rismundari, Devi Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi Terhadap Perilaku Ibu dalam Melakukan Pijat Bayi Secara Mandiri di Posyandu Krikilan Ngaglik Sleman Yogyakarta. Roesli, U Pedoman Pijat Bagi Bayi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Trubus Agriwidya. Siswati Perbedaan Pijat Bayi Sebelum dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi di Desa Dukuh Salam dan Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Subakti, Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta : Wahyui Medika. Wawan A. Dewi M Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. 11

12 PERBEDAAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0 SAMPAI 12 BULAN DI DESA BRINGIN ARTIKEL Disusun Oleh ULFA AMMALIYA PUTRI NIM AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama ratusan tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Nia Triswanti 1 ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL Oleh AIDATUS SHOLEKHAH 040112a001 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI Siskana Dewi Rosita 1), Gipfel Remedina 2) Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Papahan, Tasikmadu, Karanganyar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pijat Bayi Daftar Pustaka : 6 ( ) ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pijat Bayi Daftar Pustaka : 6 ( ) ABSTRACT Gambaran Ibu Tentang Di Kabupaten Pati. The Description about Mother s Knowledge about Infant Massage at Raci Village Batangan Sub-district Pati Regency Dewi Indriyani, Heni Hirawati Pranoto, S.SiT, M.Kes,

Lebih terperinci

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI Utia Dina Nasiroh 1), Rini Susanti 2), Chichik Nirmasari 3). 1 Universitas Ngudi Waluyo email : rinisusantirien@gmail.com

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USIA 0-6 BULAN PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG Disusun Oleh :

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA LEMINGGIR KECAMATAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA LEMINGGIR KECAMATAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA LEMINGGIR KECAMATAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO Sri Sudarsih*, Wahyu liya Yulianti** Dosen S Keperawatan STIKes Bina Sehat Mojokerto

Lebih terperinci

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

Watik Ariyanti*) ABSTRAK PERBEDAAN POLA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 0 6 BULAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI KELURAHAN LANGENSARI KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada Sentuhan dan pelukan dari seorang ibu adalah kebutuhan

Lebih terperinci

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months. THE EFFECTIVENESS OF INFANT MASSAGE ON SLEEP QUALITY ON INFANTS 5-7 MONTHS OF AGE IN LOKBUNTAR VILLAGE HARUYAN DISTRICT HULU SUNGAI TENGAH REGENCY BARABAI 3013 Emilia Rizkiyati 1, Muhsinin 2, Syamsul Firdaus

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh: PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA USIA 6-24 BULAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN MP-ASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER DI POSYANDU KENANGA V KELURAHAN SEMANGGI SURAKARTA Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : DEVI RISMUNDARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : DEVI RISMUNDARI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM MELAKUKAN PIJAT BAYI SECARA MANDIRI DI POSYANDU KRIKILAN NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DEVI RISMUNDARI 080201145

Lebih terperinci

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015 Midwifery Journal Kebidanan ISSN 2503-4340 e-issn 2614-3364 Vol. 3 No. 1 Januari 2018, hal. 54-58 Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Sheila Anggri Aswari 201410104073 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ita Sri Rahayu 201510104079 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK....... Pijat bayi menjadi penyelesaian masalah dari setiap ibu yang mempunyai bayi. Pijat bayi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN Destyna Yohana Gultom... ABSTRAK Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN (Effect Of Education On Health Nursing Mothers Attitude MP-ASI In Giving The Baby Age 0-6 Months)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya

Lebih terperinci

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun oleh: DENY SETIAWAN J

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun

Lebih terperinci

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO 260 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Veryudha Eka Prameswari 1*, Indah Kusmindarti 2, Linda

Lebih terperinci

55 Pengaruh Penyuluhan Pada Ibu Terhadap...

55 Pengaruh Penyuluhan Pada Ibu Terhadap... PENGARUH PENYULUHAN PADA IBU TERHADAP KETRAMPILAN PIJAT BAYI DI DESA GEGER KECAMATAN GEGER MADIUN Rheny Widi Wardhani, S.ST.,M. Kes (STIKES Bhakti Husada Mula Madiun) ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah

Lebih terperinci

EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH DEMONSTRATION OF KNOWLEDGE OF INFANT MASSAGE IN GAMPING JATISAWIT IHC

EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH DEMONSTRATION OF KNOWLEDGE OF INFANT MASSAGE IN GAMPING JATISAWIT IHC EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH DEMONSTRATION OF KNOWLEDGE OF INFANT MASSAGE IN GAMPING JATISAWIT IHC Diah Hapsari Putri 1, Sri Widarti 2 Akademi Kebidanan Nyai Ahmad Dahlan, JL. Wates km 9,5 Argomulyo

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU Erni Arifa Muniro Yanti, Siti Solikhah Korespondensi: Siti Solikhah, d/a : STiKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI.

PENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI. PENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI Sri Kasmiatun Abstract Sleeping are unconscious which still work order of

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI Nurlaila 1, Nana Rochana 2, Nurullya Rachma 3 1Jurusan Keperawatan STKes Muhammadiyah Gombong 2,3Jurusan Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: ARFIAN PRASETYO WARDHANI

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: ARFIAN PRASETYO WARDHANI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN IMUNISASI TERHADAP KUALITAS PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI POSYANDU MUGI RAHAYU DESA PENAMBONGAN KECAMATAN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Heni Hirawati Pranoto *), Sugeng Maryanto **) *) Staf Pengajar Program Studi D-III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Fikri Ulil Albab NIM 092310101007 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT Dewi Afrita Sari 1,Misrawati 2,Agrina

PENGARUH PIJAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT Dewi Afrita Sari 1,Misrawati 2,Agrina PENGARUH PIJAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT Dewi Afrita Sari 1,Misrawati 2,Agrina 3 dewiafritas@yahoo.com, 081364714741 Abstract The purpose of this research is to determine the impact

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR THE EFFECT OF COUNSELLING TOWARD KNOWLEDGE OF POST PARTUM WOMENT ABOUT RIGHT BREASTFEEDING WAY Nurin Fauziah Akademi

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 NORA SAFRINA ABSTRAK Banyak ibu yang belum mengetahui tentang pijat bayi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar

Lebih terperinci

RANI SURAYA NIM

RANI SURAYA NIM PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) PADA ANAK 6-24 BULAN DI DESA PANTAI GEMI KECAMATAN STABAT

Lebih terperinci

Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014

Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014 Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014 Neila Sulung 1 Ajeng Chania Dini Gayatri 2 Stikes Fort

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR Ditya Yankusuma 1, Augustin Pramulya 2 Abstract The prevalence of breast cancer is quite

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN LEAFLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI POLA HIDUP SEHAT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nurlathifah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi gizi kurang merupakan suatu ancaman bagi generasi yang akan datang. Masa bayi ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Jika pada masa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL p OLEH RISKHA SEPTIANINGRUM 030214B026 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI Triwik Sri Mulati, Dewi Susilowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan

Lebih terperinci

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( ) EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI UMUR 3 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IBRAHIM ADJI KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG TAHUN 2014 Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK Pijat

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN Sri Hidayati, Supriyo, Ahmad Baequny Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang Email: srihidayati.ida@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Dani Agus Triana Putriningtyas 201510104379

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama 16-20 jam sehari. Memasuki usia 2 bulan bayi

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI POSYANDU DESA PESANTUNAN KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI POSYANDU DESA PESANTUNAN KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI POSYANDU DESA PESANTUNAN KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan INDAH DIANI PUTRI

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Gizi Disusun oleh Nama :

Lebih terperinci

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 6-12 Bulan Tentang ASI Eksklusif Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Tipar Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Sri Janatri* janatrisri@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 http://jurnal.fk.unand.ac.id 635 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 Selvi Indriani Nasution 1, Nur Indrawati Liputo 2, Mahdawaty

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA Rosi Kurnia Sugiharti 1) STIKes Harapan Bangsa Purwokerto Email: Rossy.kurnia@yahoo.com

Lebih terperinci

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG TUMBUH KEMBANG DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK EXCLUSIVE BREAST FEEDING BASED ON WORK STATUS OF MOTHER

Lebih terperinci

SUCI ARSITA SARI. R

SUCI ARSITA SARI. R ii iii iv ABSTRAK SUCI ARSITA SARI. R1115086. 2016. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pola Makan Balita di Desa Sambirejo Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi. Program Studi DIV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap, 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi membutuhkan tiga hal untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, yaitu asuh (nutrisi & lingkungan), asih (kasih sayang), dan asah (stimulasi). Kebutuhan asuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG DETEKSI DINI CA MAMMAE DI RW I KELURAHAN BERINGIN, KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG DETEKSI DINI CA MAMMAE DI RW I KELURAHAN BERINGIN, KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG DETEKSI DINI CA MAMMAE DI RW I KELURAHAN BERINGIN, KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG DIFFERENCE OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF FERTILE WOMEN ABOUT

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program

Lebih terperinci

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: sarwinantisyamsudin@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to know the effect

Lebih terperinci

PENGARUH HEALTH EDUCATION

PENGARUH HEALTH EDUCATION PENGARUH HEALTH EDUCATION DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KOMPETENSI IBU NIFAS DALAM PIJAT BAYI DI BPM NY. WIDYA SUROSO DESA GEGER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Ika Ayu Kurniawati*,Lilin Turlina**.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu 1 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian di Desa Tegowanu Nurul Budi Lestari 1, Agus Sartono 2, Erma Handarsari 3 1,2,3 Program Studi S1 Ilmu Gizi FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang asartono15@yahoo.com

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

RABIATHUL IRFANIAH NIM I NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SADARI DI SMP ISLAM HARUNIYAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2016 RABIATHUL IRFANIAH NIM

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA -6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG RELATED FACTORS OF MOTHER S FAILURE IN EXCLUSIVE BREASTFEEDING

Lebih terperinci

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin PERILAKU PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DI BPM IDI ISTIADI BANJARBARU (Breast Care Behavior In Postpartum Mother at BPM IDI Istiadi Banjarbaru) Darmayanti Wulandatika Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII (The Effect Of Health Education To The Student Knowledge Level Of First Aid

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CARA MEMANDIKAN BAYI DAN PRAKTEK MEMANDIKAN BAYI IBU POST PARTUM PRIMIPARA TESIS Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ARTGA MILA ARDHITA 080201044 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rien Ariani 201510104286 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN. Di SDLB C Pertiwi Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN. Di SDLB C Pertiwi Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB C Pertiwi Ponorogo Oleh: ZURISKA KUMALASARI NIM 13612536 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun guna mencapai derajat Sarjana Sain Terapan. Disusun oleh. Nama : Bodro Purnomowati NIM :

SKRIPSI. Disusun guna mencapai derajat Sarjana Sain Terapan. Disusun oleh. Nama : Bodro Purnomowati NIM : STUDI ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAGLIK I KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 SKRIPSI Disusun guna mencapai

Lebih terperinci

Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo   ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPM MARIA ULFA DESA MLILIR KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Rita Afni Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI DESA TUNGGUL SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI DESA TUNGGUL SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI DESA TUNGGUL SRAGEN PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA Rahayu, Model Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan 47 MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA Sunarsih

Lebih terperinci

DANIA PURTIANINGSIH DESCRIPTION. Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas.

DANIA PURTIANINGSIH DESCRIPTION. Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN CARAMEMANDIKAN BAYI TERHADAP KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI PADA IBU NIFAS DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO DANIA PURTIANINGSIH 1211010005 Subject : Pendidikan

Lebih terperinci

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU Rina Dwi Ariyani 1, Rini Susanti 2, Eko Mardiyaningsih 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Semarang ABSTRACT Integrated

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SURYADI ARIANATA 080201132 PROGRAM

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan di Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan di Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 1-3 BULAN SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI DI DESA CANDI, KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh: Aswin Fauziah J500090071 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan

Lebih terperinci