ORGANISASI PERUSAHAAN. Dua pertanyaan dalam kaitannya dengan operasi perusahaan, yaitu:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORGANISASI PERUSAHAAN. Dua pertanyaan dalam kaitannya dengan operasi perusahaan, yaitu:"

Transkripsi

1 ORGANISASI PERUSAHAAN Dua pertanyaan dalam kaitannya dengan operasi perusahaan, yaitu: (1) BAGAIMANA CARA OPTIMAL UNTUK MEMPEROLEH KOMPOSISI INPUT YANG EFISIEN? (2) BAGAIMANA PEMILIK MEMASTIKAN PEKERJA BEKERJA KERAS SESUAI DENGAN KEMAMPUANNYA? Bagian berikut ini membicarakan kedua persoalan di atas. CARA OPTIMAL UNTUK MEMPEROLEH KOMPOSISI INPUT YANG EFISIEN? Organisasi bisa memperoleh input melalui beberapa cara, yaitu: (1) spot exchange, (2) kontrak, dan (3) memproduksi secara internal. SPOT EXCHANGE: Perusahaan membeli input dari pasar. Sebagai contoh, jika perusahaan mobil membeli ban dari pasar, maka perusahaan tersebut akan melihat dan membandingkan harga, kualitas ban produksi Goodyear, Bridgestone, dan lainnya. Kemudian ditentukan pilihannya. Harga akan ditentukan oleh kekuatan supply dan demand. KONTRAK: Metode di atas mempunyai kelemahan jika proses negosiasinya memakan waktu dan biaya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, dilakukan kontrak pembelian antara perusahaan mobil dengan misal Goodyear untuk pengadaaan ban mobil selama setahun dengan harga tertentu. Problem dalam cara ini adalah kontrak tidak mungkin mencakup semua item-item yang perlu diawasi. Misal karena biaya transportasi belum dimasukkan, maka Goodyear akan berargumen bahwa perusahaan mobil tersebut harus membayar biaya transportasi, sementara perusahaan mobil berpendapat lain. Untuk menghindari situasi tersebut, biaya transportasi harus masuk dalam item untuk negosiasi. Tetapi yang menjadi masalah adalah kontrak tidak mungkin mencakup semua item, sehingga kontrak akan selalu tidak lengkap. PRODUKSI SECARA INTERNAL: Jika permasalahan dari kontrak semakin rumit, maka akan lebih baik jika perusahaan memprduksi input secara internal. Dalam hal ini perusahaan mengakuisisi perusahaan ban tersebut. Tentunya cara lain bisa dilakukan, misal dengan membuat pabrik ban sendiri.

2 BIAYA TRANSAKSI (EKSPLISIT DAN IMPLISIT) Biaya transaksi adalah biaya yang timbul karena transaksi tertentu, misal karena transaksi untuk memperoleh input tertentu (ban dalam contoh di atas). Biaya tersebut terdiri dari biaya yang jelas bisa dilihat (biaya eksplisit), misal harga ban, biaya transportasu, dan biaya yang tidak jelas kelihatan (biaya implisit). Biaya implisit bisa disebabkan karena specialized investment, yaitu investasi yang khsusus dibuat untuk tujuan transkasi tertentu. Misal, untuk pembelian ban dari Goodyear, perusahaan mengembangkan alat uji kualitas yang hanya sesuai dengan ban Goodyear. Karena kekhususan tersebut, peralatan tersebut tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk lainnya, dan tidak bisa dijual. Dengan kata lain, biaya peralatan tersebut sudah tertanam (sunk cost). Specialized investment tersebut bisa diakibatkan karena beberapa 1. Site: perusahaan mendekati bahan mentah, misal perusahaan listrik mendekati sungai (air terjun) karena lebih mudah mengirimkan listrik dibandingkan dengan mengirimkan air. Karena itu lokasi di pinggir air terjun tersebut hanya bermanfaat dalam kaitannya dengan pembuatan tenaga listrik tersebut. 2. Dedicated asset: misal alat yang khusus dibuat untuk tujuan fasilitasi transaksi tertentu, dan tidak bisa digunakan untuk tujuan lainnya. 3. Human capital: tenaga kerja yang dididik secara khusus untuk tujuan tertentu, dan ketrampilannya tidak bisa digunakan untuk lainnya. BEBERAPA IMPLIKASI DARI SPECIALIZED INVESTMENT Specialized investment membuat munculnya biaya yang berkaitan dengan situasi tersebut, seperti: TAWAR MENAWAR MENJADI LEBIH MAHAL: karena perusahaan melakukan investasi khusus, bisa terjadi perusahaan penjual akan meningkatkan harganya karena tabu perushaaan sudah terlanjur kepalang basah melakukan investasi pada peralatan khusus tersebut.

3 UNDERINVESTMENT: sebagai contoh, jika tenaga kerja tidak yakin berapa lama dia akan belajar dan bekerja menggunakan ketrampilan khusus tertentu, maka is tidak akan bekerja sekeras-kerasnya, karena merasa tidak pasti masa depannya. HOLD-UP PROBLEM: Sebagai contoh, jika saya memperoduksi huberger dan memesan daging berger 1000 biji dan harus berada di depan kantor saya jam 8 pagi. Penjual akan datang ke tempat saya, kemudian tidak langsung memindahkan bergernya, tetapi meminta kenaikan harga. Karena saya membutuhkan secepatnya, terpaksa saya menerima tawaran kenaikan harga tersebut. PEROLEHAN INPUT YANG OPTIMAL Setelah mengidentifikasi biaya, perolehan input yang optimal bisa dilakukan. BAGAIMANA PEMILIK MEMASTIKAN PEKERJA BEKERJA KERAS SESUAI DENGAN KEMAMPUANNYA? PROBLEM PRINCIPAL-AGENT Manajer disewa oleh pemgang saham agar tujuan pemegang saham (yaitu mencapai kemakmuran pemegang saham) tercapai. Tetapi dalam prakteknya, manajer mungkin mempunyai tujuan atau agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham. Manajer mungkin mempunyai tujuan agar kelihatan lebih 'mentereng' dengan mengorbankan tujuan pemegang saham (tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham). Sebagai contoh, manajer mungkin menggunakan kantor yang kelihatan mewah, meskipun pemborosan tersebut justru merugikan pemegang saham. Untuk mengawasi perilaku manajer yang semacam itu, pemegang saham bias melakukan tindakan pengawasan. Disamping tindakatan pengawasan secara internal, bisa dilakukan tindakan pendisiplinan eksternal (dari luar perusahaan). Pendisplinan Internal dengan kontrak insentif. Sistem penggajian manajer dibuat sedemikian rupa sehingga akan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan kemakmuran pemegang saham. Contoh system semacam itu adalah opsi saham. Opsi saham ditujukan untuk memotivasi manajer agar mencapai tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Pendisiplinan eksternal bisa terjadi melalui reputasi. Jika manajer tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka reputasi manajer tersebut akan jatuh sehingga manajer

4 tersebut tidak akan laku lagi. Jika manajer ingin mempertahankan reputasinya, maka is harus berhasil, yaitu berhasil mencapai tujuan kemakmuran pemegang saham. Pengambilalihan juga bisa menjadi alat untuk mendisiplinkan manajer. Biasanya dalam pengambilalihan, manajer lama yang tidak kompeten akan dibuang. Agar tetap bertahan, manajer harus berhasil, sehingga tidak bisa diambil alih oleh pihak lain, dan karenanya masih tetap bertahan. PROBLEM WORKER-PRINCIPAL-AGENT Selain problem manajer (agen) dengan pemegang saham (principal), konflik juga bisa diperluas dengan memasukkan pekerja. Pekerja mempunyai agenda sendiri yang tidak selalu sesuai dengan agenda manajer atau pemegang saham. Untuk mengatasi atau mengawasi pekerja, beberapa alternative bisa dilakukan: 1. PROFIT SHARING: profit sharing mempunyai ide seperti untuk manajer. Jika pekerja bisa sharing profit, maka pekerja akan lebih serius mencapai tujuan perusahaan. 2. REVENUE SHARING: sharing penjualan 3. PIECE RATES: pekerja memperoleh penghasilan berdasarkan unit yang diproduksi 4. TIME CLOCKS AND SPOT CHECKS: pekerja diminta untuk mencatatkan waktu masuk dan keluar (clock in dan out). Kelemahannya adalah pekerja tidak diawasi apa yang dikerjakan di kantor. Kelemahan tersebut bisa diatasi dengan menggunakan spot checks (inspeksi mendadak). Agar efektif, inspeksi mendadak bisa dilakukan secara random, sehingga pekerja tidak bisa memprediksi kapan sidak tersebut dilakukan. Karena itu mereka akan bekerja terus.

5 KARAKTERISITIK INDUSTRI PENGANTAR Bab ini menjelaskan karakteristik industri yang dilihat melalui beberapa dimensi berikut ini. STRUKTUR PASAR UKURAN PERUSAHAAN Ukuran perusahaan berbeda dari satu industri ke industri lainnya. Sebagai contoh, perusahaan pada sektor semen mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan pada sektor rumah makan. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah perusahaan semen membutuhkan modal yang besar untuk berdiri. Karena barrier to entry cukup besar, maka modal yang dibutuhkan besar, maka ukuran perusahaan menjadi besar. Hal yang sebaliknya untuk rumah makan. Modal yang diperlukan tidak terlalu besar. KONSENTRASI INDUSTRI Konsentrasi industri bisa dipakai sebagai indicator persaingan (meskipun tidak sempurna). Industri dengan tingkat konsentrasi yang tinggi diperkirakan mempunyai tingkat persaingan yang rendah, sebaliknya dengan industri yang mempunyai tingkat konsentrasi yang rendah. Ukuran konsentrasi bisa dilihat melalui beberapa cara, seperti konsentrasi empat perusahaan terbesar dalam industri, atau dengan menggunakan Herfindhal Index. Misal dalam suatu industri ada enam perusahaan dengan penjualan sebagai berikut ini: A=50, B=20, C=10, D=10, E=10. Dengan menggunakan konsentrasi empat perusahaan terbesar, konsentrasi bisa dihitung sebagai berikut ini = 0, Dengan menggunakan Herfindhal Index, tingkat konsentrasi bisa dihitung sebagai berikut ini ( (50/100) 2 + (20/100) 2 + (10/100) 2 +(10/100) 2 +(10/100) 2 ) = Biasanya angka HI dibawah dipandang sebagai tidak terkonsentrasi. Meskipun demikian, pengukuran tingkat konsentrasi tersebut mempunyai keterbatasan karena beberapa hal seperti definisi industri, apakah industri didefinisikan untuk level daerah atau nasional. Industri lebih sulit didefinisikan. Secara umum, perusahaan bisa dianggap berada dalam satu industri jika mempunyai produk yang substitusi satu sama lain. Beberapa perusahaan mempunyai banyak lini produk sehingga menyulitkan penempatan perusahaan pada industri tertentu.

6 TEKNOLOGI Beberapa industri mempunyai karakteristik labor intensive, sementara lainnya mempunyai karakteristik capital intensive. Perbedaan tersebut bisa menyebabkan perbedaan karakteristik. KONDISI PASAR DAN PERMINTAAN Kondisi pasar dan permintaan berbeda dari satu industri ke lainnya. Untuk industri tertentu, akan lebih mudah memperoleh informasi, sedangkan untuk industri lainnya akan sulit memperoleh informasi. POTENSI PEMAIN BARU UNTUK MASUK Poetnsi pemain baru untuk masuk mencerminkan barrier to entry. Barrier to entry bisa berbeda dari satu industri ke industri lainnya. PERILAKU (CONDUCT) Disamping struktur pasar, perilaku perusahaan dalam industri juga bisa dilihat. Berikut ini beberapa dimensi untuk melihat perilaku perusahaan. PERILAKU HARGA Beberapa industri menetapkan marjin yang besar sementara yang lainnya menetapkan marjin yang kecil. Sektor ritel biasanya mempunyai marjin yang lebih kecil dibandingkan sektor teknologi yang tinggi, misal perusahaan pembuat pesawat terbang. AKTIVITAS MERJER DAN INTEGRASI Merjer bisa dilakukan secara vertikal (sesuai dengan proses atau tahapan produksi), maupun secara horisontal (perluasan lini produk yang sama). Contoh intergari vertikal adalah perusahaan mobil membeli perusahaan ban, kemudian membeli distributor mobil. Ban sampai distributor mencerminkan langkah-langkah dari hilir ke hulu. Sedangkan contoh integrasi horisontal adalah perusahaan mobil membeli perusahaan mobil lainnya. Contoh merjer konglomerasi adalah perusahaan mobil membeli perusahaan sepatu. Tidak ada kaitan antara kedua perusahaan tersebut. RISET DAN PENGEMBANGAN DAN IKLAN Riset dan Pengembangan dan iklan bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. KINERJA Aspek lain yang perlu dilihat dari suatu industri yaitu kinerja. LABA / PROFIT Kinerja bisa dilihat melalui laba atau profit yang dihasilkan oleh perusahaan. KESEJAHTERAAN MASYARAJAT (SOCIAL WELFARE) Kinerja juga bisa dilihat melalui kesejahteraan masyarakat yang bisa diproduksi.

7 PARADIGMA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PANDANGAN KAUSAL Dengan menggabungkan struktur, perilaku, dan kinerja, pandangan kausal mengatakan ada hubungan kausal, yaitu struktur mempengaruhi perilaku, kemudian perilaku mempengaruhi kinerja. KRITIK FEEDBACK Pandangan alternatif mengatakan bahwa kaitan antara struktur, perilaku, dan kinerja tidak bersifat kausal, tetapi berinteraksi satu sama lain. Struktur bisa mempengaruhi kinerja, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh kinerja dan perilaku. Juga dengan variabel lainnya. OVERVIEW Ada empat model industri yang sering dibicarakan di ekonomi, yaitu: PERSAINGAN SEMPURNA MONOPOLI MONOPOLISTIK OLIGOPOLI Berikut ini perbedaan karakteristik antara keempat model tersebut. Price Takers Price Makers Persaingan Monopolistik Oligopoli Monopolu Sempurna Jumlah Penjual Banyak Banyak Beberapa Satu Jumlah Pembeli Banyak Banyak Banyak Banyak Kondisi Permintaan Substitusi sempurna Substitusi mirip Substitusi dekat Tidak ada substitusi Reaksi dari Pesaing Tidak ada Tidak ada (sedikit) Ada (tergantun g tujuan perusahaa n) Tidak ada

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, MONOPOLI, DAN MONOPOLISTIK

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, MONOPOLI, DAN MONOPOLISTIK PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, MONOPOLI, DAN MONOPOLISTIK Bagian ini membicarakan manajemen pada pasar persaingan sempurna, monopoli, dan pasar monopolistik. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pasar persaingan sempurna

Lebih terperinci

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Struktur Pasar & Tingkat Persaingan Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun potensial suatu produk tertentu Struktur Pasar: mengacu

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta I. Pendahuluan 1. Fungsi Manajemen Keuangan 1.1. Keputusan Alokasi Dana Keputusan alokasi dana meliputi: investasi jangka pendek (kas, piutang, persediaan dan efek atau short term investment) maupun keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Gambaran Umum Merjer dan Akuisisi 1. Pengertian Merjer dan Akuisisi Merjer merupakan penggabungan usaha dengan cara suatu perusahaan mengambil alih satu atau lebih perusahaan lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap pelaku usaha atas usaha yang dijalankannya atau perusahaan yang telah didirikannya pasti memiliki harapan agar perusahaan tersebut dapat mempertahankan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. nabati yang bermanfaat dan memiliki keunggulan dibanding minyak nabati

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. nabati yang bermanfaat dan memiliki keunggulan dibanding minyak nabati II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng kelapa sawit berasal dari kelapa sawit yaitu sejenis tanaman keras yang digunakan sebagai salah satu sumber penghasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA P E R T E M U A N 6 N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M MONOPOLI Bahasa Yunani monos polein artinya menjual sendiri Penguasaan atas produksi dan atau pemasaran

Lebih terperinci

CURRENT COST ACCOUNTING

CURRENT COST ACCOUNTING RMK TEORI AKUNTANSI CURRENT COST ACCOUNTING OLEH : KELOMPOK 4 KHATMI TAMTAMI NISA K (A311 11 108) NURHADI AKIB (A311 11 113) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 DASAR

Lebih terperinci

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI 1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Modul ke: PEMROGRAMAN LINIER Fakultas Program Pasca Sarjana Hamzah Hilal Program Studi Magister Teknik Elektro 13.1 UMUM Banyak keputusan manajemen dan atau riset operasi berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Agensi, Teori Sinyal, Pengertian Pasar Modal, Faktor-Faktor Keberhasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Agensi, Teori Sinyal, Pengertian Pasar Modal, Faktor-Faktor Keberhasilan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teoriteori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

Proses Riset Pemasaran

Proses Riset Pemasaran Presented by : M Anang Firmansyah Proses Riset Pemasaran Riset pemasaran yang efektif mengikuti enam langkah yang dilihatkan dibawah ini Mendefinisikan masalah dan tujuan riset Mengembangkan rencana riset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR I. Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : PRICE MAKERS

STRUKTUR PASAR I. Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : PRICE MAKERS Bentuk Bentuk asar erfect Competition Monopoly Monopolistic Competition Oligopoli STRUKTUR ASAR I Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : RICE TAKERS RICE MAKERS Asumsi erfect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menentukan tujuan yang harus dicapai, pihak manajemen perusahaan perlu menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuisisi Akuisisi dalam terminologi bisnis diartikan sebagai proses pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan lain, dan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan yang memiliki orientasi memperoleh keuntungan akan memfokuskan kegiatannya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR DEFINISI PASAR PERSAINGAN DAN MONOPOLI Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan ekonominya

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan ekonominya INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha atau kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. 5.1.Simpulan. Penelitian ini didisain untuk menguji pengaruh excess cash holdings terhadap nilai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. 5.1.Simpulan. Penelitian ini didisain untuk menguji pengaruh excess cash holdings terhadap nilai 154 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1.Simpulan Penelitian ini didisain untuk menguji pengaruh excess cash holdings terhadap nilai perusahaan dan menguji peran corporate governance dalam

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Informasi tersebut berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 (1978), operasional perusahaan dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 (1978), operasional perusahaan dimasa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Laba/Rugi berisi informasi yang bermanfaat bagi pemakai informasi laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan. Laporan Laba/Rugi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ini adalah laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan operasional yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ini adalah laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan operasional yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam kegiatan operasionalnya mempunyai tujuan yang selalu akan dicapai yaitu memperoleh keuntungan. Keuntungan dalam penelitian ini adalah laba yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBEL AJARAN SEMEST ER EKO NOMI MANAJ ERIAL (3 SKS) DIAMPU OLEH: MAMDUH M. HANAFI FAKULT AS EKO NOMI UNI VERSIT AS G ADJ AH M ADA 2003 Fakultas Ekonomi Nama Matakuliah : Ekonomi

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Oleh: Zainul Muchlas

LINGKUNGAN BISNIS DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Oleh: Zainul Muchlas LINGKUNGAN BISNIS DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Oleh: Zainul Muchlas Setiap bisnis selalu berhadapan dengan lingkungan baik internal maupu eksternal, Lingkungan internal yang mempengaruhi aktivitas bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi kepentingan

Lebih terperinci

Definisi Pasar Monopoli

Definisi Pasar Monopoli Struktur Pasar Definisi Pasar Monopoli suatu bentuk pasar dimana dalam suatu industri hanya terdapat sebuah perusahaan dan produk yang dihasilkan tidak memiliki pengganti yang sempurna Karakteristik Pasar

Lebih terperinci

Ali Ridho,SE. M.Si.

Ali Ridho,SE. M.Si. MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan memiliki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha pada saat ini menjadi semakin ketat, baik di sektor industri maupun sektor jasa. Setiap perusahaan harus menyusun strategi yang tepat

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di STRUKTUR PASAR 1.1 Pengertian Pasar Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan

Lebih terperinci

Kebijakan Makro Ekonomi

Kebijakan Makro Ekonomi EKONOMI MAKRO PENJELASAN Memberikan gambaran bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya Menerangkan bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor produksiyang terbatas, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen

Lebih terperinci

MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) PENDAHULUAN. A. Deskripsi Singkat: B. Relevansi: C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran:

MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) PENDAHULUAN. A. Deskripsi Singkat: B. Relevansi: C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran: MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) A. Deskripsi Singkat: Dalam modul ini akan dipelajari apa yang dimaksud dengan transfer pricing mulai dari mekanisme dan tujuan melakukan transfer pricing

Lebih terperinci

MODEL OLIGOPOLI DASAR

MODEL OLIGOPOLI DASAR MAKALAH MODEL OLIGOPOLI DASAR DISUSUN OLEH : FIFI APRILIA NURUL AINI NIM: 041624253005/ KELAS B TUSTA CITTA IHTISAN TRI PRASIDYA NIM: 041624253009/ KELAS B SESILIA ADRIANA ARIF NIM: 041624253012/ KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus memiliki visi dan tujuan yang jelas untuk mampu bertahan dalam segala kondisi. Salah satu tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur Modal Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu dengan cara menentukan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan, dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate

Lebih terperinci

JENIS & STRUKTUR PASAR. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

JENIS & STRUKTUR PASAR. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH JENIS & STRUKTUR PASAR Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 POKOK BAHASAN Konsep pasar Jenis jenis pasar Berdasarkan produk yang dihasilkan Berdasarkan kelas mutu pelayanan Jenis struktur pasar 2 PASAR???

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada perusahaan korporasi yang relatif besar umumnya terdapat pemisahan fungsi pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pemegang saham mengalami kesulitan untuk

Lebih terperinci

C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan

C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan PENDAHULUAN Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN - Konsep Ekonomi - Konsep Sumber Daya B. EKONOMI MANAJERIAL - Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, perusahaan melakukan pengembangan usaha untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya dunia usaha mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 ASUMSI YANG MELANDASI BENTUK-BENTUK PASAR No Asumsi-asumsi Persaingan Sempurna Monopolistik Oligopoli Monopoli 1 Banyaknya Penjual

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan kadang tidak sejalan dengan tujuan pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan melaksanakan strategi untuk memenangkan persaingan, dan keterbatasan sumber daya perusahaan serta keterbatasan akses untuk perolehan tambahan dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kebijakan Hutang Pada dasarnya kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak perusahaan yang ingin menjual sahamnya kepada umum dengan persyaratan tertentu sehingga kepemilikan perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki oleh seorang pemilik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mencerminkan prestasi manajemen. diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mencerminkan prestasi manajemen. diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka nilai perusahaan tersebut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang diperoleh dari perusahan atau

Lebih terperinci

Masalah Keputusan Manajemen timbul dalam organisasi apa saja:

Masalah Keputusan Manajemen timbul dalam organisasi apa saja: Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling efisien Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik buruknya kinerja keuangan. Untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. baik buruknya kinerja keuangan. Untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan termasuk salah satu organisasi yang memiliki tujuan utama yaitu keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada pendapat yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Suatu perusahaan dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bain (1951). Paradigma SCP mengatakan ada hubungan yang bersifat kausal antara

BAB I PENDAHULUAN. pasar, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bain (1951). Paradigma SCP mengatakan ada hubungan yang bersifat kausal antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma structure-conduct-performance (SCP) pertama kali dikemukakan oleh Mason (1939) dari konsep ekonomi mengenai struktur pasar, dan kemudian dikembangkan lebih

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Dasar Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional adalah teori yang menganalisis dasardasar terjadinya perdagangan internasional

Lebih terperinci

PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL

PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL 1. Pengertian dan ruang lingkup ekonomi manajerial. 2. Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu yang lain. 3. Teori perusahaan. 4. Laba. 2 SIFAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen perusahaan sebagai agent.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problem) yaitu

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila

Lebih terperinci

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-6 Konsep Harga (pricing concept) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com Pokok Bahasan Definisi Harga

Lebih terperinci

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menaikkan nilai perusahaan dengan cara memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Karena itu diharapkan manajer yang diangkat oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui kebijakan investasi, pendanaan dan dividen yang tercermin dalam harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri adalah hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance (SCP). Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan manfaat penelitian secara empiris dan praktis. penggunaan dana, perolehan dana, dan pengelolaan aktiva (Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. dan manfaat penelitian secara empiris dan praktis. penggunaan dana, perolehan dana, dan pengelolaan aktiva (Brigham dan Houston, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi beberapa sub bab yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori sinyal (signaling theory) sebagai teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori sinyal (signaling theory) sebagai teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori sinyal (signaling theory) sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori keagenan (agency theory) sebagai teori pendukung (supporting theory) serta

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan? Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Lebih terperinci

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi mempunyai peran penting dalam pengungkapan sukarela laporan keuangan perusahaan. Teori legitimasi sangat erat hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemisahan kepemilikan dan kontrol dalam perusahaan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Pemisahan kepemilikan dan kontrol dalam perusahaan merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemisahan kepemilikan dan kontrol dalam perusahaan merupakan hal yang biasa pada lingkungan bisnis modern saat ini, dengan semakin banyak perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli dan Monopoli

Pasar Oligopoli dan Monopoli Pasar Oligopoli dan Monopoli Pertemuan kesembilan Pengantar Ilmu Ekonomi Saturday, June 25, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-9 Ciri pasar oligopoli. Laba dalam pasar oligopoli. Ciri pasar monopoli. Laba

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi TEORI PASAR Pengantar Ilmu Ekonomi Pasar Secara Sederhana Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara Luas (W.J. Stanton ) orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih besar dan terus berkembang dengan cepat. Berbagai jenis perusahaan juga bermunculan

Lebih terperinci

EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMICS) Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA.

EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMICS) Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA. EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMICS) Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA. BAB I PENDAHULUAN (PENGERTIAN EKONOMI MANAJERIAL) Ekonomi Manajerial Definisi: Aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, kesadaran dunia internasional mengenai dampak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, kesadaran dunia internasional mengenai dampak berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kesadaran dunia internasional mengenai dampak berbahaya produk tembakau semakin besar. Tidak seperti produk produk berbahaya lainnya, sampai saat ini eksistensi

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005). Masalah agensi timbul karena adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

BAB I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Manajer akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui investasi yang

BAB I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Manajer akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui investasi yang 1 BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang Manajer akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui investasi yang memberikan tingkat pengembalian lebih besar daripada biaya modal. Kalau hal ini terjadi berarti

Lebih terperinci