Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat Ayu Kemala Ghana dan Ardy Maulidy Navastara, ST., MT. Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya ardy.navastara@urplan.its.ac.id Daya tarik Kota Surabaya telah mengakibatkan tumbuhnya penduduk kota dalam jumlah besar. Pesatnya pertumbuhan penduduk mempengaruhi ketersediaan lahan perkotaan dalam penyediaan ruang dan fenomena perkembangan kota Surabaya saat ini cenderung bergerak kearah barat yang memang ketersediaan lahan yang masih banyak. Berawal dari pembangunan perumahan skala besar oleh PT. Ciputra Surya menjadi titik awal pertumbuhan lahan permukiman berkembang pesat di Surabaya Barat. Fenomena perkembangan permukiman ini mendorong ekspansi pemanfaatan lahan yang memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya, salah satu hasil dari pengaruh tersebut adalah terjadi dinamika pada harga lahan. Untuk itu diperlukan adanya penelitian mengenai eksplorasi keterkaitan antara pengaruh perkembangan permukiman terhadap dinamika harga lahan di Surabaya Barat berdasarkan teori yang ada disesuaikan dengan fenomena yang terjadi di Surabaya Barat. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka dilakukan beberapa tahapan analisa, yaitu: mengidentifikasi arah perkembangan permukiman menggunakan deskripsi peta lahan permukimandan menentukan dinamika harga lahandi Surabaya Barat dengan menggunakan analisa Teknik Isovalue. Kemudian menentukan faktor-faktoryang membentuk dinamika harga lahan akibat pengaruh perkembangan permukiman di Surabaya Barat menggunakan deskriptif kualitatif dari hasil studi literatur dan hasil wawancara. Setelah itu dicari keterkaitannya antara pengaruh perkembangan permukiman terhadap dinamika harga lahan di Surabaya Barat dengan membandingkan antara pertumbuhan permukiman dengan pertumbuhan dinamika harga lahan menggunakan analisa deskriptif kuantitatif yang bersumber dari studi literatur, hasil wawancara, kuesioner, dan observasi lapangan. Dalam penelitian ini dihasilkan eksplorasi adanya keterkaitan antara pengaruh pertumbuhan permukiman terhadappertumbuhan dinamika harga lahan di Surabaya Barat, yaitu perkembangan harga lahan mengikuti arah perkembangan permukiman, serta diketahuinya faktor-faktor yang membentuk dinamika harga lahan yang berpengaruh di Surabaya Barat, seperti ketersediaan fasilitas, NJOP, jarak, kebijakan, keamanan, kondisi alam (kualitas lingkungan,) prilaku pengembang, dan kerjasama. F I. PENDAHULUAN ENOMENA urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar mengakibatkan peningkatan kebutuhan ruang kota, seperti fasilitas perumahan, yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tingginya laju pertumbuhan penduduk menimbulkan kebutuhan lahan permukiman yang sangat besar. Pengembangan lahan akan terus terjadi dan akan berhadapan dengan berbagai bentuk penggunaan lahan seperti persawahan, hutan, perikanan dan lahan produktif lainnya yang kemudian berubah fungsi menjadi perumahan beserta infrastruktur yang membentuk suatu fungsi kawasan seperti fungsi kawasan permukiman, fasilitas umum dan fasilitas sosial, dan lain sebagainya. Fenomena ini menunjukkan pengembangan lahan permukiman mendorong ekspansi pemanfaatan lahan yang memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya, salah satu hasil dari pengaruh tersebut adalah terjadi dinamika pada harga lahan. Berdasarkan RTRW Kota Surabaya 2015, saat ini pengembangan cenderung bergeser ke kawasan barat yang memang masih banyak lahan belum terbangun. Secara umum kawasan tersebut didominasi oleh pembangunan kawasan real estate dan fasilitas perniagaan. Berawal dari pelaksanaan pembangunan Kota Mandiri Citra Raya Surabaya oleh PT. Ciputra Surya dengan pengembangan lahan skala besar 1000 Ha di Surabaya Barat dimana kala itu Surabaya Barat memiliki ketersediaan lahan yang sangat luas dan harga yang masih relatif murah. Pengembangan lahan permukiman skala besar ditunjang dengan integrasi dan fasilitas yang baik dilengkapi juga dengan fasilitas perniagaan dan pusat-pusat lainnya menjadi titik awal semakin berkembang pesatnya perumahan real estate baru sampai saat ini di Surabaya Barat, salah satu dampaknya adalah memberikan perubahan nilai, persepsi publik serta permintaan lahan di sekitarnya dan mengakibatkan terjadinya dinamika pada harga lahan disekitar wilayah tersebut. Pada tahun 1993 awal Citraland Surabaya menjual properti dengan harga lahan berkisar Rp per m² sedangkan pada tahun 2012 sekarang harga tanah di cluster Bukit Golf berada di rentang harga Rp. 5 juta - Rp 8 juta per m². Rata-rata harga tanah di Citraland Rp. 6,5 juta per m². Pertumbuhan harga lahan tahun 2000 sampai dengan tahun 2012 mencapai ratio pertumbuhan sebesar lebih dari 200%. Hal ini membuktikan bahwa tanah memberikan keuntungan ekonomi yang sangat tinggi, sesuai dengan permintaan dan penawaran yang ada. Meningkatnya perumahan formal menengah ke atas secara masif di Surabaya Barat diduga akan terus mempengaruhi

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) dinamika harga lahan yang cenderung tinggi. Perkembangan permukiman memang mengakibatkan ekspansi pemanfaatan lahan di sekitar kawasan, namun perkembangannya yang sangat cepat karena semakin meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya infrastruktur menjadi perhatian dalam penelitian ini. Belum diketahuinya keterkaitan antara perkembangan permukiman dengan dinamika harga lahan sangat penting untuk dijelaskan lebih lanjut karena perkembangan permukiman secara besar diperkirakan akan terus mempengaruhi harga lahan di wilayah ini. Sasaran rencana pengembangan tata kota pemerintah daerah Surabaya saat ini adalah Surabaya Barat sebagai daerah permukiman dengan kepadatan rendah yang sampai saat ini tersebar di Kecamatan Lakarsantri, Kecamatan Sambikerep, Kecamatan Pakal dan Kecamatan Benowo. Untuk itu penelitian ini lebih menekankan eksplorasi tentang keterkaitan pengaruh perkembangan permukiman perkotaan terhadap dinamika harga lahan terkait dengan pasar lahan yang terjadi di Surabaya Barat. II. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan rasionalisme. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder terkait faktor-faktor yang membentuk dinamika harga lahan akibat pengaruh perkembangan permukiman serta data primer hasil wawancara kepada responden dan kuesioner terkait informasi harga lahan di wilayah penelitian. Kemudian dilakukan observasi melalui pengamatan langsung untuk mendapatkan data penunjang. Tahapan analisis meliputi Analisa ArcGis dan deskritif kualitatif dari hasil identifikasi arah perkembangan permukiman dan peta isovalue dari dinamika harga lahan yang terjadi, analisis deskriptif kualitatif untuk mendapatkan faktor-faktor pembentuk dinamika harga lahan akibat pengaruh perkembangan permukiman, dan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif untuk mencari keterkaitan antara pengaruh perkembangan permukiman terhadap dinamika harga lahan dengan menghitung data statistik pertumbuhan faktor-faktor yang berpengaruh dengan pertumbuhan harga lahan. III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisa Karakteristik perkembangan permukiman di Surabaya Barat Untuk mengetahui perkembangan permukiman dapat dilihat dalam lampiran 1 identifikasi arah perkembangan permukimannya dan ditinjau dengan informasi mengenai proses perkembangan permukiman oleh responden. Hasil identifikasi arah perkembangan permukiman bergerak ke arah bagian barat Surabaya. Di wilayah penelitian, permukiman paling padat berada di Kecamatan Sambikerep dan Lakarsantri. B. Analisa Karakteristik Dinamika Harga Lahan di Surabaya Barat Harga pasar yang didapatkan sendiri terbagi menjadi dua yaitu harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi dengan periode waktu harga lahan tahun 2000, 2005 dan Hasil analisa dinamika harga lahan yang terjadi di wilayah penelitian dapat dilihat dalam lampiran 2. Secara umum di wilayah penelitian mengalami peningkatan di tiap periode yang ditentukan. Sesuai data harga lahan di wilayah penelitian yang di dapatkan bahwa harga lahan tertinggi tahun 2012 berada pada perumahan mewah yang letaknya di Kecamatan Sambikerep berada di kawasan bukit golf harganya mencapai Pada tahun 2000 pada saat kondisi ekonomi mulai bangkit dari krisis moneter dan masih belum banyak perumahan terbangun disana, harga lahan permeter rata-rata yang ada di Citraland adalah yang tepatnya terletak di sebagian Kecamatan Lakarsantri dan Kecamatan Sambikerep, kemudian pada tahun 2005 pada lokasi yang sama harga lahan meningkat menjadi sekitar , dimana pada saat itu usaha properti dan investasi tanah mengalami puncak kejayaan. Seiring dengan tumbuhnya perumahan-perumahan baru dan fasilitas yang terus dibangun hingga tahun 2012 harga lahan masih terus meningkat dan di kawasan Citraland sendiri rata-rata harga lahan mencapai an permeter. Hal ini mengakibatkan harga perumahan skala kecil lainnya juga ikut meningkat, dan mengalami perembetan ke arah kawasan yang memiliki ketersediaan lahan yaitu seperti Kecamatan Pakal dan Kecamatan Benowo. C. Analisa Faktor-Faktor Terjadinya Dinamika Harga Lahan Akibat Pengaruh Perkembangan Permukiman Di Surabaya Barat Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dinamika harga lahan antara lain 1. Kondisi Alam Secara umum kondisi alam Surabaya Barat pada umumnya khususnya untuk Kecamatan Lakarsantri, Kecamatan Sambikerep, Kecamatan Pakal, Kecamatan Benowo sama dengan kondisi alam di wilayah Surabaya lainnya. Topografi kawasan yang cenderung datar, iklimnya yang tropis, tekstur tanah alluvial yang cocok untuk didirikan bangunan, hal ini sangat sesuai dengan potensi perkembangan permukiman berkembang di daerah ini. Permukiman berkembang secara alami ke arah yang menguntungkan atau berpotensi untuk dikembangkan sebuah perumahan, hal ini berbeda dengan kondisi alam suatu wilayah yang memiliki penurunan kualitas seperti misalnya, potensi bencana. namun di wilayah penelitian tidak ada potensi negatif tersebut, sehingga para pengembang berani menawarkan harga karena kondisi lingkungan yang baik. Untuk itu kondisi lingkungan berpengaruh terhadap harga lahan.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Jarak Berdasarkan data yang ada, ternyata di Surabaya Barat jarak tidak mempengaruhi dinamika harga lahan. dinamika yang terjadi tidak menunjukkan semakin dekat dengan pusat kota semakin mahal harga lahannya, begitu juga sebaliknya. Hal ini disebabkan kawasan perumahan yang ada di Surabaya Barat cenderung untuk golongan menengah ke atas, sehingga keberadaan fasilitas penunjang disediakan di setiap klaster kawasan perumahan secara ekslusif. Sehingga untuk menjangkau fasilitas yang ada sangat dekat tidak bergantung pada seberapa jauh fasilitas itu berada. Hal ini diperkuat dengan konsep yang dikembangkan perumahan mewah di wilayah penelitian yaitu Kota Mandiri, kota yang dapat menyediakan berbagai kebutuhan manusia di suatu kawasan. Namun berbeda dengan hasil peta isovalue terlihat bahwa di perumahan-perumahan mewah ini menjadi pusat baru di Surabaya, karena segala failitas telah disediakan. Untuk penduduk Citraland sendiri tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk pergi ke pusat-pusat kegiatan dan tidak harus terkena macet, karena Citraland sendiri menciptakan pusatpusat kegiatan atau fasilitas-fasilitas penunjang di dalam kawasan perumahan ini dan saling terintegrasi satu sama lain. Karena inilah menjadikan Citraland menjadi pusat yang dimanfaatkan oleh pengembang-pengembang perumahan skala kecil untuk membangun kawasan perumahan yang jaraknya dekat dengan fasilitas-fasilitas Citraland. Sehingga hal ini memberi keuntungan harga yang cukup tinggi. Perbedaannya jika dilihat letak Citraland dan beberapa sebagian perumahan mewah lainnya di wilayah penelitian ini dijadikan sebagai pusat atau CBD di wilayah penelitian ini, maka semakin dekat dengan Citraland maka semakin mahal harganya, begitu juga sebaliknya semakin jauh dari Citraland semakin murah harganya. Terlihat juga bahwa disekitar kawasan yang dekat dengan kawasan Citraland harganya juga tinggi begitu juga yang jaraknya semakin jauh dari Citraland harga lahannya semakin menurun. 3. Penggunaan Lahan Permukiman Pertumbuhan luasan permukiman di Surabaya Barat terus meningkat. Ketersediaan lahan yang semakin menipis, sedangkan kebutuhan penduduk terus meningkat membuat harga lahan menjadi sangat tinggi dan penggunaan lahan permukiman akan terus berkembang ke arah kawasan yang tersedianya lahan kosong. Maka asumsi penggunaan lahan tertentu mempengaruhi harga lahan adalah benar. 4. Ketersediaan Fasilitas (Jaringan Transportasi, Jaringan Listrik, Jaringan Telepon, Jaringan Air Bersih, Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan) Secara keseluruhan wilayah penelitian telah terlayani oleh fasilitas kelistrikan, air bersih dan telepon dengan baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakatnya. Adanya ketersediaan fasilitas diasumsikan semakin lengkap fasilitas penunjang permukiman maka terdapat nilai tambah suatu lokasi dan nilai tambah dari suatu nilai lahan. Sehingga pengembang dapat memperkirakan harga yang layak untuk sebuah lokasi yang telah terlayani kelengkapan fasilitas. Hal ini berarti ketersediaan fasilitas mempengaruhi dinamika harga lahan. 5. NJOP Data NJOP menunjukkan perkembangan tiap periode dari tahun semakin meningkat. Rata-rata data pertumbuhan NJOP yang termasuk tinggi pada tahun 2000 adalah lokasinya berada di Kecamatan Sambikerep dan lakarsantri tepatnya berada di kelurahan Kelurahan Lidah Wetan, Jeruk, Lakarsantri dan Kelurahan Made, Sambikerep, Lontar Kecamatan Sambikerep, dimana harga lahan di lokasi ini juga tinggi. Hal ini dikarenakan Perumahan Citraland dan sebagian Pakuwon Indah berada di dua kecamatan ini. Kemudian pada tahun 2005 NJOP di dua kecamatan dan kelurahan yang sama, mengalami lonjakan nilai yang cukup significant. Di tahun 2012, walaupun bisnis properti dianggap telah mencapai puncak tertinggi harga lahan, namun bisnis ini sangat menjanjikan di masa depan karena harga lahan akan terus naik seiring dengan perkembangan permukiman, sedangkan berkembangnya sebuah kawasan mempengaruhi NJOP yang juga terus naik. Masih tetap pada lokasi yang sama NJOP tertinggi tahun 2012 mengalami terus kenaikan, dan yang paling tinggi NJOPnya adalah di Kelurahan Lontar, tepatnya di kawasan golf Citraland, dengan kisaran NJOP harga lahannya bisa mencapai per meter. Sehingga asumsi besar kecilnya NJOP mempengaruhi besar kecilnya harga lahan, karena harga lahan di wilayah penelitian cenderung jauh lebih tinggi dari NJOP, dan besar kecilnya NJOP menjadi salah satu dasar untuk menentukan harga lahan. Maka NJOP mempengaruhi dinamika harga lahan. 6. Distribusi Penduduk Pada tahun 2000 kebawah Kecamatan Lakarsantri bergabung dengan Kecamatan Sambikerep, Kecamatan Pakal bergabung dengan Kecamatan Pakal. Untuk melihat perkembangannya dimana hal ini dapat dilihat dalam pertumbuhan jumlah penduduk pada tahun pada saat Kecamatan yang telah disebutkan diatas masih bergabung dan pertumbuhan penduduk setelah berpisah pada tahun Peningkatan Jumlah penduduk merupakan salah satu indikasi bertambahnya manusia yang bertempat tinggal pada suatu wilayah. Tabel 4. Analisa Pertumbuhan Penduduk No Kecamatan Nilai Pertumbuhan Ratio pddk Pertumbuhan 1 Lakarsantri 0, % 2 Benowo 0, % Sumber: Hasil analisa peneliti, 2012 Tabel 5. Analisa Pertumbuhan Penduduk No Kecamatan Nilai Pertumbuhan Ratio pddk Pertumbuhan 1 Lakarsantri 0, % 2 Sambikerep 0, % 3 Pakal 0, % 4 Benowo 0, % Sumber: Hasil analisa peneliti, 2012

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Keamanan Keamanan merupakan salah satu hal yang dianggap penting dalam memilih suatu lokasi untuk beraktivitas ataupun bertempat tinggal. Maka untuk melihat tingkat kemanan, peneliti menggunakan data jumlah kejahatan yang kemudian dilihat perkembangannya dari tahun Asumsinya, semakin kecil/menurunnya tingkat kejahatan, maka ada nilai tambah terhadap suatu lokasi ataupun nilai lahan di lokasi tersebut. Data tingkat kejahatan pada tahun di Kecamatan Lakarsantri-Sambikerep mengalami peningkatan namun pertumbuhannya cenderung menurun. Dilihat pada peta isovalue bahwa dua kecamatan ini memiliki harga lahan tertinggi dari wilayah penelitian. Sedangkan di setiap perumahan mewah yang ada telah dilengkapi sarana keamanan tempat tinggal yang cukup ketat. Hal ini membuktikan bahwa data tingkat kejahatan yang cenderung pertumbuhannya menurun sehingga menjadi nilai tambah kawasan. Maka dinamika harga lahan juga dipengaruhi oleh keamanan. 8. Kebijakan Hasil dari wawancara dengan pihak Citraland dan REI Jatim mengatakan bahwa berawal dari kebijakan pemerintah di tahun 1980-an yang memberikan kemudahan dalam pembiayaan perumahan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat. Implementasi kebijakan pemerintah dalam hal ini dapat dilihat dari ijin lokasi yang dikeluarkan. Fenomena ini terjadi sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas penduduk pusat kota. Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun kawasan perumahan. Kemudian rencana tata ruang Surabaya dibuat di wilayah Surabaya Barat rencananya akan dikembangkan kawasan permukiman. Adanya kepastian kebijakan tata ruang atau peruntukkan lahan yang diijinkan inilah membuat banyak pengembang baru mengajukan ijin lokasi kawasan permukiman dan pihak swasta lainnya membangun pusatpusat kegiatan baru seperti perdagangan dan jasa. Hal ini memberikan peningkatan pendapatan Kota Surabaya. Dan kerja sama untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur penunjang permukiman. Sehingga kebijakan pemerintah atas peruntukkan lahan mempengaruhi adanya peningkatan harga lahan. Dari faktor-faktor diatas, menurut hasil wawancara dengan responden terdapat faktor lain yang mempengaruhi terjadinya dinamika harga lahan dari pengaruh perkembangan permukiman, yaitu: 1. Prilaku Pengembang Perilaku pengembang atau spekulasi dari pengembang dan broker-broker yang menjual tanah paling mendominasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika harga lahan di Surabaya Barat. Karena hasil dari spekulasi ini membentuk pasar lahan. Pasar lahan dibentuk oleh isu dari pengembang dan masyarakat umum dalam membentuk harga lahan. Dengan memperkirakan harga lahan sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap perumahan kemudian disepakati oleh konsumen, maka pasar lahan terus bermain disini. Selain itu Pihak Citraland mengatakan bahwa karena perumahan Citraland mempunyai berbagai keunggulan maka Citraland mampu dan berani mematok harga setinggi langit, hal ini tidak semata-mata karena adanya keunggulan dan potensi perumahan Citraland, tetapi juga berdasarkan permintaan konsumen yang terus meningkat sejalan dengan tren perkembangan penduduk saat ini yaitu memiliki hunian yang nyaman dan modern dan keuntungan investasi di masa depan. Sehingga prilaku pengembang akan terus mempengaruhi pembentukan dinamika harga lahan di wilayah ini. 2. Kerjasama Selain itu dalam meningkatkan penjualan perumahan pihak Citraland juga bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah dan swasta lainnya, misalnya kerjasama dengan pemerintah dalam pembebasan lahan dengan sistem bagi untung, kemudian kemudahan dalam pembayaran dan mendapatkan rumah di Citraland, Citraland bekerja sama dengan bank-bank di Indonesia. Kemudian untuk menaikkan nilai kawasan perumahan Citraland, Citraland bekerja sama dengan developer-developer kecil untuk menginvestasikan tanahnya kepada Citraland hal ini dilakukan untuk kemudahan di masa depan pada saat pembebasan lahan atau dengan kata lain tabungan investasi. Hal ini juga menjadikan kawasan ini berkembang pesat dan angka penjualan perumahan Citraland menjadi semakin meningkat. Sehingga adanya kerjasama semua pihak dan sebagai peluang investasi kedepannya maka akan mempengaruhi terbentuknya dinamika harga lahan secara terus menerus karena kemudahan-kemudahan yang diberikan. D. Keterkaitan Antara Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Dalam menentukan keterkaitan antara pengaruh perkembangan permukiman terhadap dinamika harga lahan digunakan analisa deskriptif kuantitatif dari hasil analisa pertumbuhan di setiap faktornya sehingga dapat dilihat dalam perbandingan pertumbuhan permukiman dengan pertumbuhan dinamika harga lahan di wilayah penelitian. 1. NJOP Gambar 4. Grafik Pertumbuhan NJOP dan Harga Lahan Dari analisa pertumbuhan NJOP dengan pertumbuhan harga lahan dapat dilihat bahwa harga lahan terus mengalami kenaikan sedangkan NJOP pertumbuhannya cenderung menurun. Sumber: Hasil Analisa, 2012 Hal ini dapat dikarenakan perkembangan yang cepat namun kurang update-nya informasi mengenai harga lahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar peta

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) keterkaitan antara pertumbuhan NJOP dengan perkembangan harga lahan pada lampiran Distribusi Penduduk Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Distribusi Penduduk dan Sumber: Hasil Analisa, 2012 Dari analisa pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan harga lahan dapat dilihat bahwa harga lahan terus mengalami kenaikan sedangkan distribusi penduduk pertumbuhannya menurunan. Hal ini dapat disebabkan karena arahan rencana tata ruang di wilayah ini merupakan kawasan berkepadatan rendah serta perumahan yang ada merupakan kavling besar sehingga penduduk yang ada berasal dari kalangan atas, jadi jumlah penduduk disana tidak banyak. 3. Tingkat Kejahatan Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Tingkat Kejahatan dan Dari analisa tingkat kejahatan yang ada di wilayah penelitian dengan pertumbuhan harga lahan dapat dilihat bahwa harga lahan terus mengalami kenaikan, sedangkan kejahatan pertumbuhannya cenderung mengalami penurunan. Hal ini menjadi nilai lebih wilayah penelitian karena keamanan yang terjaga. 4. Penggunaan Lahan Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Lahan Permukiman dan Di wilayah ini pertumbuhan permukiman bertambah sejalan dengan perkembangan harga lahan yang semakin meningkat. Jadi meningkatnya pertumbuhan permukiman Sumber: Hasil Analisa, 2012 juga akan meningkatkan tingginya harga lahan. Hal ini dapat dikarenakan bertambahnya luasan permukiman diidentifikasi sebagai kawasan yang semakin berkembang, sehingga harga lahan juga ikut berkembang sejalan perkembangan suatu kawasan. Untuk lebih jelasnya mengenai keterkaitan pertumbuhan lahan permukiman dengan perkembangan harga lahan dapat dilihat dalam lampiran Sarana Pendidikan Gambar 8. Grafik Pertumbuhan Sarana Pendidikan dan Sumber: Hasil Analisa, 2012 Dari analisa pertumbuhan sarana pendidikan di wilayah penelitian tidak banyak mengalami penambahan namun Sedangkan harga lahan terus meningkat, karena daerah ini terus berkembang. 6. Sarana Kesehatan Gambar 9. Grafik Pertumbuhan Sarana Kesehatan dan Sarana Keseha tan Harga Lahan menurut keterangan responden tiap kecamatan bahwa sarana pendidikan yang ada sudah cukup melayani penduduk Dari analisa pertumbuhan sarana kesehatan yang ada di wilayah penelitian dari kurun waktu 5 tahun hanya mengalami sedikit penambahan pada periode tersebut. Penambahan ketersediaan fasilitas kesehatan di wilayah perencanaan ini mengalami peningkatan, hal ini menandakan kemudahan untuk menjadapatkan pelayanan kesehatan semakin mudah dijangkau karena semakin bertambahnya sarana kesehatan. Ketersediaan fasilitas ini merupakan salah satu hal yang dianggap mempengaruhi harga lahan, sejalan dengan kebutuhan penduduk akan kesehatan. Perkembangan permukiman dijelaskan secara fakta, tidak ada yang mengatur perkembangannya. Dari perkembangan yang satu ke perkembangan lainnya, terutama dalam perkembangan lahan skala besar dengan perkembangan lahan skala kecil. Semua ini terjadi secara alami, sehingga tumbuh, stabil, menurun atau mati menyesuaikan dengan hukum pasarnya. Banyaknya pengembangan lahan permukiman baru dalam suatu kawasan tidak mengurangi nilai lahan yang ada yang sudah dikembangkan. Tetapi justru akan menimbulkan persaingan dan kompetisi dalam mendapatkan lahan menjadi sesuatu yang lebih berharga. Harga menentukan permintaan atas lahan dan mempengaruhi intensitas persaingan untuk mendapatkan lahan. Persaingan dan kompetisi inilah yang menyebabkan dinamika harga lahan. Dimanapun suatu kawasan di lingkungan yang baik jika diperuntukkan sebagai kawasan permukiman, maka akan tumbuh dan berkembang pula pemanfaatan lahan lainnya. Dikatakan permukiman adalah jika suatu kawasan dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang perumahan. Sehingga untuk kepemilikannya harga menjadi patokan seberapa layak lahan ini dinilai. Karena harga mencerminkan seberapa besar perkembangan permukiman di suatu kawasan.

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Perbandingan pola harga lahan yang terbentuk pada tahun 2000, 2005 dan 2012 adalah pada tahun 2000 hanya terdapat beberapa puncak harga lahan yang tinggi yang lokasinya berada di Kawasan Citraland. Sejalan perkembangannya pada tahun 2005 tumbuh banyak puncak-puncak harga lahan tinggi. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan perumahan di kawasan ini sangat pesat. Hal ini berkontribusi pada nilai kawasan ini juga ikut naik. Pada tahun 2012 masih tetap terdapat beberapa puncak harga lahan tinggi tetapi yang dapat terlihat disini adalah pergerakan harga lahan yang merembet atau mengalami perluasan, dapat dilihat pada masing-masing pola dari tahun 2000 sampai 2012 perkembangan harga lahan secara masif bergerak ke arah barat. Sedangkan jika melihat arah perkembangan permukiman pada periode yang sama terlihat juga arahnya bergerak ke arah barat. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Karakteristik perkembangan permukiman di Surabaya Barat dipengaruhi oleh perkembangan perumahan skala besar. Hal ini menjadikan Surabaya Barat memiliki nilai tambah kawasan. Kecenderungan perkembangan dikarenakan potensi ketersediaan lahan yang masih luas. Perkembangan potensi ini ditandai dengan pembangunan perumahan mewah yang kompleks dengan sarana prasarana penunjang. Dari hasil analisa identifikasi arah perkembangan permukiman semakin berkembang bergerak ke arah bagian Barat Surabaya. (2) Dinamika harga lahan yang terbentuk di wilayah penelitian secara umum mengalami peningkatan. Di Surabaya Barat dari tahun 2000 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan hingga mencapai 214% dan pada tahun mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 297%. Harga lahan tertinggi di wilayah penelitian terletak di kawasan bukit golf Citraland tepatnya di perbatasan Kelurahan Sambikerep dan Kelurahan Made. (3) Faktorfaktor terbentuknya dinamika harga lahan akibat pengaruh perkembangan permukiman di wilayah penelitian dari hasil wawancara, studi literatur dan observasi lapangan adalah NJOP, ketersediaan fasilitas (jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telepon, sarana pendidikan, sarana kesehatan), kondisi alam (kualitas lingkungan), keamanan, serta prilaku pengembang dan kerjasama. Sehingga diperkirakan faktor-faktor ini akan terus menerus mempengaruhi dinamika harga lahan. (4) Antara perkembangan permukiman dengan dinamika harga lahan memiliki hubungan yang saling melengkapi dan saling berkaitan. Dimana arah perkembangan permukiman di Surabaya bergerak ke arah barat, perkembangan dinamika harga lahan juga bergerak kearah barat Surabaya. Jadi perkembangan permukiman yang pesat menentukan besar kecilnya harga lahan, berkembangnya sebuah kawasan menentukan seberapa besar harga lahan di kawasan tersebut. Jadi adanya perkembangan permukiman adalah hal yang penting dalam menentukan nilai suatu kawasan sehingga selalu terjadi dinamika harga lahan akibat persaingan dan kompetisi dari penawaran dan permintaan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu pihak proses penelitian ini. Kepada Allah SWT, kepada keluarga, Bapak Ardy Maulidy Navastara, ST., MT. selaku dosen pembimbing, dosen dan karyawan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, teman-teman wongkito08 serta instansi-instansi yang terkait atas semua bantuan dan dukungan yang diberikan terkait penyelesaian artikel ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Navastara, Ardy Maulidy., Dampak Pengembangan Lahan Perumahan Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Kota Surabaya, Penelitian Dasar Keilmuan/Unggulan Jurusan, ITS. [2] Herawati, Heni., Dinamika Harga Lahan Di Kota Baru Parahyangan Dan Sekitarnya, Tugas Akhir Planologi ITB. [3] Savitri, Anggi., Model Perkembangan Nilai Lahan Di Wilayah Pinggiran Sidoarjo-Surabaya, Tugas Akhir Perencanaan Wilayah dan Kota ITS. [4] Arif, Budiman., Aplikasi Penataan Perumahan Dan Permukiman Masyarakat Dalam Penataan Ruang Kota Sesuai Kebijakan Pemerintah, Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia. [5] Damayanti, A dan Syah Alfian., Upaya Mengendalikan Harga Tanah Melalui Pendekatan Spasial, Jurnal Survei dan Penilaian Properti, Vol [6] Yunus, Hadi Sabari., Dinamika Wilayah Peri-Urban Determinan Masa Depan Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. [7] Sutawijaya, Adrian., Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tanah Sebagai Dasar Penilaian Nilai Jual Obyek Pajak (Njop) PBB Di Kota Semarang. Jurnal Ekonomi Pembangunan Kajian Ekonomi Negara Berkembang. [8] Pramadihano, Dadet, dkk Pemodelan Perkembangan Kawasan Permukiman Di Kota Surabaya Berbasis SIG. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS [9] Hilman, Maman., Model Penentuan Lokasi Perumahan Berkelanjutan Di Wilayah Gedebage Kota Bandung. Research IPB Bogor. [10] Winarso, Haryo, dkk., Dampak Pengembangan Lahan Skala Besar Terhadap Perubahan Struktur Spasial Peri-Urban Kota Jakarta, Research Series Volume 1, Urban Planning and Design Research Group, ITB. [11] Zulkaidi, Deni, dkk., Dampak Pengembangan Lahan Skala Besar Terhadap Pasar Lahan dan Transformasi Peri-Urban Kota Jakarta. Research Series Volume 2, Urban Planning and Design Research Group, ITB. [12] Kuswartojo, Tjuk., Perumahan dan Permukiman di Indonesia : Upaya membuat perkembangan kehidupan yang berkelanjutan. Bandung : ITB. [13] Yunus, Hadi Sabari., Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [14] Wolcott, Richard C., The Appraisal of Real Estate American Institute of Real Estate Appraiser. North Michigan, Chicago Illinois. [15] Harvey, Jack., Urban Land Economic. Fourth Edition. MacMillan Press. [16] Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya [17] Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya [18] Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang perumahan dan permukiman.

7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) LAMPIRAN Lampiran 1. Perkembangan Permukiman Lampiran 2. Dinamika Harga Lahan Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2012 Lampiran 3. Keterkaitan Antara Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Gambar 1. Keterkaitan antara Pertumbuhan NJOP dengan

8 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Analisa ini menggunakan basis data pertumbuhan NJOP 2000 dibandingkan dengan harga lahan tahun Analisa ini menggunakan basis data penggunaan lahan permukiman dari sumber RTRW 2013 penggunaan lahan tahun 2001 dibandingkan dengan harga lahan tahun Analisa ini menggunakan basis data pertumbuhan NJOP 2005 dibandingkan dengan harga lahan tahun Analisa ini menggunakan basis data penggunaan lahan permukiman dari sumber BPN penggunaan lahan tahun 2005 dibandingkan dengan harga lahan tahun Analisa ini menggunakan basis data pertumbuhan NJOP 2011 dibandingkan dengan harga lahan tahun Gambar 2. Keterkaitan Antara Pertumbuhan Permukiman Dengan Analisa ini menggunakan basis data penggunaan lahan permukiman dari sumber RTRW 2015 penggunaan lahan tahun 2010 dibandingkan dengan harga lahan tahun 2012.

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT Oleh: Ayu Kemala Ghana 3608100033 Dosen Pembimbing : Ardy Maulidy Navastara, ST., MT Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses berkembangnya suatu kota baik dalam aspek keruangan, manusia dan aktifitasnya, tidak terlepas dari fenomena urbanisasi dan industrialisasi. Fenomena seperti

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT Dosen Pembimbing : Ardy Maulidy Navastara, ST, MT. Radinia Rizkitania 3608100035 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA Rizki Maulana NRP. 3608 100 067 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KORIDOR JALAN KASIPAH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA CANDI GOLF SEMARANG

KAJIAN PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KORIDOR JALAN KASIPAH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA CANDI GOLF SEMARANG KAJIAN PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KORIDOR JALAN KASIPAH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA CANDI GOLF SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: FERI SETIYOKO L2D 002 407 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses pembangunan di Indonesia terus bergulir dan ekspansi pemanfaatan ruang terus berlanjut. Sejalan dengan ini maka pengembangan lahan terus terjadi dan akan berhadapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas seiring dengan perkembangan zaman. Manusia tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya

Lebih terperinci

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: IKE ISNAWATI L2D 001 431 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 ABSTRAK

Lebih terperinci

Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya

Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-202 Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya Yani Triyandani dan Sardjito Jurusan

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR

PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR PEMLHAN LOKAS RUMAH TNGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH D SURABAYA TMUR Nadira 1), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program Studi Pascasarjana Arsitektur Alur Perencanaan Real Estat, nstitut

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : ROSITA VITRI ARYANI L2D 099 449 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009 ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009 Prenita Septa Rianelly 1, Teguh Hariyanto 1, Inggit Lolita Sari 2 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yaitu bahwa bumi dan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Perumnas Banyumanik dan Perumahan Bukit Kencana Jaya) TUGAS AKHIR Oleh: ARIEF WIBOWO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP VI. 1 Temuan Studi

BAB VI PENUTUP VI. 1 Temuan Studi BAB VI PENUTUP Pada bab ini dijelaskan hasil temuan dari penelitian, kemudian kesimpulan yang diambil berdasarkan kondisi di lapangan dan menurut teori (hasil analisis), serta memberikan rekomendasi dan

Lebih terperinci

Analisis Biaya Dan Permintaan Dalam Penetapan Harga Pokok Penjualan Unit Apartemen Puncak Darmahusada

Analisis Biaya Dan Permintaan Dalam Penetapan Harga Pokok Penjualan Unit Apartemen Puncak Darmahusada JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-57 Analisis Biaya Dan Permintaan Dalam Penetapan Harga Pokok Penjualan Apartemen Puncak Darmahusada Maulidul Rahman dan Christiono

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai lahan pada kelurahan-kelurahan di Kecamatankecamatan

Lebih terperinci

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-11 Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian

Lebih terperinci

Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut

Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-322 Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut Kezia Irene Yosefa dan Ardy Maulidy

Lebih terperinci

Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang

Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-207 Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang Anggra Sukma Setyagama dan Ardy Maulidy

Lebih terperinci

Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang

Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Zonasi Kawasan Terdampak Akibat Pembangunan Interchange TOL di Kabupaten Jombang Anggra Sukma Setyagama, Ardy Maulidy Navastara

Lebih terperinci

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: HENDRA WIJAYA L2D 307 014 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 i ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA Wahyu Endy Pratista 1, Putu GdeAriastita 2 Program

Lebih terperinci

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU Feki Pebrianto Umar 1, Rieneke L. E. Sela, ST, MT², & Raymond Ch. Tarore, ST, MT 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan penduduk kota yang sangat pesat selama beberapa dekade terakhir, baik secara alamiah maupun akibat urbanisasi, telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi BAB VI PENUTUP Pada bab terakhir ini dipaparkan beberapa hal sebagai bagian penutup, yakni mengenai temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi serta saran studi lanjutan. VI.1. Temuan Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Lahan sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia dan sebagian orang memanfaatkan lahan sebagai

Lebih terperinci

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Lebih terperinci

Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya Akmaluddin dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. kebutuhan akan perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Undangundang

BAB I PENGANTAR. kebutuhan akan perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Undangundang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Urbanisasi yang terjadi di kota-kota mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Undangundang No.1 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR Oleh: NUR ASTITI FAHMI HIDAYATI L2D 303 298 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

IMPLIKASI PERKEMBANGAN PERUMAHAN SEDERHANA PADA URBAN FRINGE AREA (STUDI KASUS : KECAMATAN MENGANTI, GRESIK)

IMPLIKASI PERKEMBANGAN PERUMAHAN SEDERHANA PADA URBAN FRINGE AREA (STUDI KASUS : KECAMATAN MENGANTI, GRESIK) IMPLIKASI PERKEMBANGAN PERUMAHAN SEDERHANA PADA URBAN FRINGE AREA (STUDI KASUS : KECAMATAN MENGANTI, GRESIK) Aprilia Pridaningrum 1), Purwanita Setijanti 2) dan Eko Budi Santoso 3) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk kota yang semakin pesat saat ini harus dapat berjalan seiring dengan peningkatan usaha pemenuhan kebutuhan hidup pnduduk kota itu sendiri. Perumahan

Lebih terperinci

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA Rizki Maulana, dan Ir. Heru Purwadio,

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN ESTAT PADA KAWASAN SUPERBLOK MEGA KUNINGAN, JAKARTA (Studi Kasus: Menara Anugrah dan Bellagio Residences) TUGAS AKHIR

STUDI MANAJEMEN ESTAT PADA KAWASAN SUPERBLOK MEGA KUNINGAN, JAKARTA (Studi Kasus: Menara Anugrah dan Bellagio Residences) TUGAS AKHIR STUDI MANAJEMEN ESTAT PADA KAWASAN SUPERBLOK MEGA KUNINGAN, JAKARTA (Studi Kasus: Menara Anugrah dan Bellagio Residences) TUGAS AKHIR Oleh: DIAN RETNO ASTUTI L2D 004 306 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan dengan memperhatikan karakteristiknya.

Lebih terperinci

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-197 Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo Sisca Henlita, Ketut Dewi Martha

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR. Oleh : FAJAR MULATO L2D

KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR. Oleh : FAJAR MULATO L2D KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR Oleh : FAJAR MULATO L2D 004 312 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan seperti untuk perumahan, perdagangan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan seperti untuk perumahan, perdagangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah bagi kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat penting karena sebagian besar kehidupan manusia memerlukan tanah. Kebutuhan manusia akan tanah untuk berbagai

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri

Lebih terperinci

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-181 Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya T. Defi Anysa Rasyid, Christiono Utomo Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut pula kebutuhan lahan yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya tingkat

Lebih terperinci

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan Ivana Putri Yustyarini dan Rulli Pratiwi Swtiawan Jurusan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-255 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira

Lebih terperinci

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007 1 Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007 Tantio Cahyo Fajrin, Retno Indryani, Ir., MS. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP HARGA JUAL RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP HARGA JUAL RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP HARGA JUAL RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR Oleh: RAMPI MELATI L2D 007 048 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik

Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik 1 Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik Dwi Andi Mahendra dan Farida Rachmawati ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan C12 Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan Ellen Deviana Arisadi dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut

Lebih terperinci

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-172 Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya Patrica Bela Barbara dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR Oleh : MANDA MACHYUS L2D 002 419 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

DAMPAK KEBERADAAN PERMUKIMAN SOLO BARU TERHADAP KONDISI EKONOMI, SOSIAL DAN FISIK PERMUKIMAN SEKITARNYA

DAMPAK KEBERADAAN PERMUKIMAN SOLO BARU TERHADAP KONDISI EKONOMI, SOSIAL DAN FISIK PERMUKIMAN SEKITARNYA DAMPAK KEBERADAAN PERMUKIMAN SOLO BARU TERHADAP KONDISI EKONOMI, SOSIAL DAN FISIK PERMUKIMAN SEKITARNYA TUGAS AKHIR Oleh : Hari Adi Agus Setyawan L2D 098 434 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta Selatan merupakan bagian dari wilayah Ibu Kota Indonesia yang terus berkembang dan semakin maju. Wilayah Jakarta Selatan diperuntukkan sebagai daerah

Lebih terperinci

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-188 Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Oleh : YUSUP SETIADI L2D 002 447 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi

BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi BAB III DESAIN RISET Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, data yang mendukung penelitian, pengumpulan data, lokasi penelitian, pemilihan sampel,

Lebih terperinci

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota senantiasa mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Pada perkembangannya, kota dapat mengalami perubahan baik dalam segi fungsi maupun spasial. Transformasi

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, A.A. Gde Kartika, ST, MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN MENJADI KOMERSIAL DI KAWASAL KEMANG JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN MENJADI KOMERSIAL DI KAWASAL KEMANG JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN MENJADI KOMERSIAL DI KAWASAL KEMANG JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR Oleh : ASTRIANA HARJANTI L2D 097 432 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI Nyimas Martha Olfiana, Adjie Pamungkas Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN 1.1.1 Pertumbuhan Sektor Perumahan Nasional Peta bisnis properti di Indonesia menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan kapitalisasi pada tahun 2007,

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. Brian Erfino Wattimena 1 Dr. Ir. Linda Tondobala, DEA 2, Raymond Ch. Taroreh, ST, MT 3

HASIL PENELITIAN. Brian Erfino Wattimena 1 Dr. Ir. Linda Tondobala, DEA 2, Raymond Ch. Taroreh, ST, MT 3 HASIL PENELITIAN KETERKAITAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN DENGAN PERUBAHAN FUNGSI DAN INTENSITAS BANGUNAN PADA KAWASAN SEPANJANG KORIDOR BOULEVARD DI DEPAN KAWASAN MEGAMAS Brian Erfino Wattimena 1 Dr. Ir. Linda

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-36 Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Linda Purba Ningrum, Ardy Maulidy Navastara

Lebih terperinci

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di suatu wilayah mengalami peningkatan setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kelahiran-kematian, migrasi dan urbanisasi.

Lebih terperinci

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-57 Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan Muchamad Faridz Hidayat dan Christiono

Lebih terperinci

PERANAN URBAN FARMING DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN PADA REAL ESTATE PERUMAHAN DI SURABAYA

PERANAN URBAN FARMING DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN PADA REAL ESTATE PERUMAHAN DI SURABAYA PERANAN URBAN FARMING DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN PADA REAL ESTATE PERUMAHAN DI SURABAYA Ayu Kemala Ghana 1), Ispurwono Soemarno 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program Studi Pascasarjana Arsitektur

Lebih terperinci

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya Devi

Lebih terperinci

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya)

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya) A744 Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya) Heri Yuli Safitri, Yanto Budisusanto, Udiana Wahyu, Andy Dediyono

Lebih terperinci

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc Oleh : CUCU HAYATI NRP. 3606 100 018 Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang terjadi di Indonesia sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perumahan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan. keluarganya karena fungsi dari rumah tinggal selain sebagai tempat

I. PENDAHULUAN. Perumahan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan. keluarganya karena fungsi dari rumah tinggal selain sebagai tempat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan keluarganya karena fungsi dari rumah tinggal selain sebagai tempat berlindung juga mencerminkan tingkat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumberdaya Lahan Lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang diperlukan untuk mendukung

Lebih terperinci

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA M. Ekky Gigih Prakoso, Cahya Buana, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kawasan perkotaan cenderung mengalami pertumbuhan yang dinamis (Muta ali, 2011). Pertumbuhan populasi selalu diikuti dengan pertumbuhan lahan terbangun sebagai tempat

Lebih terperinci

Evaluasi terhadap Program Pengembangan Kawasan Siap Bangun (KASIBA) Studi Kasus: Kabupaten Malang

Evaluasi terhadap Program Pengembangan Kawasan Siap Bangun (KASIBA) Studi Kasus: Kabupaten Malang Evaluasi terhadap Program Pengembangan Kawasan Siap Bangun (KASIBA) Studi Kasus: Kabupaten Malang Ir. Hery Budiyanto, MSA, PhD 1) 1) Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang, E-mail: budiyantohery@yahoo.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN DAN SALURAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN DAN SALURAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN DAN SALURAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Toni Mardiantono. L2D 300 381 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya Rivina Yukeiko

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dibandingkan kawasan lain di Jabotabek seperti Bekasi, Tangerang, Depok,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dibandingkan kawasan lain di Jabotabek seperti Bekasi, Tangerang, Depok, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dibandingkan kawasan lain di Jabotabek seperti Bekasi, Tangerang, Depok, Cibubur-lah wilayah yang mengalami pembangunan properti yang paling pesat, utamanya pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang sejak tahun 2008 telah memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan merupakan

Lebih terperinci

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D 306 007 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tidak menunjukkan peningkatan, justru sebaliknya laju pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana telah disepakati oleh para pakar mengenai wilayah perkotaan,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana telah disepakati oleh para pakar mengenai wilayah perkotaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana telah disepakati oleh para pakar mengenai wilayah perkotaan, bahwa penduduk perkotaan dari waktu ke waktu cenderung meningkat jumlah dan proporsinya. Hal

Lebih terperinci

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) G-58 Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa Laras Listian Prasetyo

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG KORIDOR JALAN MANADO- BITUNG DI KECAMATAN KALAWAT

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG KORIDOR JALAN MANADO- BITUNG DI KECAMATAN KALAWAT PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG KORIDOR JALAN MANADO- BITUNG DI KECAMATAN KALAWAT David H. Tujuwale 1, Dr. Judy O. Waani, ST, MT 2 & Ir. Sonny Tilaar, MSi 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-224 Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA 1 ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA T.Defi Anysa Rasyid dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kinerja perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. di suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kinerja perekonomian Indonesia digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari berbagai sektor dalam perekonomiannya antara lain sektor industri, pertanian dan

Lebih terperinci

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development C481 Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development Virta Safitri Ramadhani dan Sardjito Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR

POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR Oleh: NOVI SATRIADI L2D 098 454 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: BAMBANG WIDYATMOKO L2D 098 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan

Lebih terperinci

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Soka Park Bangkalan

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Soka Park Bangkalan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-173 Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Soka Park Bangkalan Fahad dan Christiono Utomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci