TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Transkripsi

1 1

2 indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan barat sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 111 Telp : Faks : dan sekretariat@tnp2k.go.id Website : 2

3 SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan barat indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan barat 3

4

5 SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH provinsi kalimantan barat

6 Judul: Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Disusun dan Diterbitkan oleh: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Cetakan Pertama, November 211 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. 211 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Foto Cover: backpackers.com.tw, tehlucu.blogspot.com Korespondensi : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 111 Telp Fax dan sekretariat@tnp2k.go.id Website: ii

7 DAFTAR SINGKATAN ADHK AKB APK APM BLM BPS CFSI DKP FIA FSVA HDI IPKM IPM KUR MA MI MTS NTP PBB PDRB PNPM Riskesdas SAKERNAS Sd SMA SMK SMP SUSENAS TNP2K TPAK TPT WFP : Atas Dasar Harga Konstan : Angka Kematian Bayi Per 1. Kelahiran Hidup : Angka Partispasi Kasar : Angka Partisipasi Murni : Bantuan Langsung Masyarakat : Badan Pusat Statistik : Composite Food Security Index : Dewan Ketahanan Pangan : Food Insecurity Atlas : Food Security and Vulnerability Atlas : Human Development Index : Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat : Indeks Pembangunan Manusia : Kredit Usaha Rakyat : Madrasah Aliyah : Madrasah Ibtidaiyah : Madrasah Tsanawiyah : Nilai Tukar Petani : Perserikatan Bangsa Bangsa : Produk Domestik Regional Bruto : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat : Riset Kesehatan Dasar : Survey Angkatan Kerja Nasional : Sekolah Dasar : Sekolah Menengah Atas : Sekolah Menengah Kejuruan : Sekolah Menengah Pertama : Survey Sosial Ekonomi Nasional : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja : Tingkat Pengangguran Terbuka : World Food Programme iii iii

8 DAFTAR ISI Daftar Singkatan... iii Daftar Isi...iv Daftar Tabel...v Daftar Gambar...vi Pertumbuhan Ekonomi...1 Inflasi...4 Nilai Tukar Petani...5 Tingkat Kemiskinan...6 Indikator Kemiskinan...7 Program Penanggulangan Kemiskinan...8 Tingkat Pengangguran dan Ketenagakerjaan...9 Bidang Kesehatan...11 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat...15 Bidang Pendidikan...17 Akses Terhadap Air Bersih...19 Akses Terhadap Sanitasi...2 Indeks Pembangunan Manusia...21 Komponen Indeks Pembangunan Manusia...22 Ketahanan Pangan...23 Bidang Pendidikan...26 Bidang Kesehatan...29 Bidang Infrastruktur Dasar...31 Bidang Ketenagakerjaan...34 Bidang-Bidang Kesejahteraan Rakyat...35 PNPM Mandiri...36 Kredit Usaha Rakyat (KUR)...38 Keuangan Daerah...41 iv iv

9 DAFTAR TABEL Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun Tabel 2. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun Tabel 3. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 dan 21 Tabel 4. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Tabel 5. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Tabel 6. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Tabel 7. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun Tabel 8. Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Tabel 9. Intervensi Menurut Kabupaten Kota Tabel 1. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 211 v v

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional (%), Tahun Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 21 Gambar 3. Distribusi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 21 Gambar 4. Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 21 Gambar 5. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Barat (%), Tahun Gambar 6. Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 211) Gambar 7. Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Barat, Tahun Gambar 8. Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan Juli 211 Gambar 9. Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 21 Gambar 1. Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 21 Gambar 11. Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 21 dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 211 Menurut Kabupaten Kota Gambar 12. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 21 Gambar 13. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 21 Gambar 14. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 21 Gambar 15. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 27 Gambar 16. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 29 Gambar 17. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 29 Gambar 18. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 29 Gambar 19. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Gambar 2. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 29 Gambar 21. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 29 Gambar 22. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 Gambar 23. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi (%), Tahun 29 vi vi

11 Gambar 24. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 Gambar 25. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 29 Gambar 26. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 29 Gambar 27. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 29 Gambar 28. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Gambar 29. Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita Menurut Kabupaten/ Kota, Tahun 29 Gambar 3. Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Gambar 31. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Gambar 32. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) Gambar 33. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama Gambar 34. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi Gambar 35. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Gambar 36. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih Gambar 37. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi Gambar 38. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik Gambar 39. Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja Gambar 4. Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 211 Gambar 41. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi Kalimantan Barat, Gambar 42. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, Gambar 43. Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 211) Gambar 44. Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Provinsi (Per 31 Juli 211) Gambar 45. Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) Gambar 46. Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Kalimantan Barat (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) Gambar 47. Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi Kalimantan Barat (Juta Rupiah), Tahun 21 Gambar 48. Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi dan Kabupaten/Kota, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 21 vii vii

12 viii

13 Gambar 1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 1 dan Nasional (%), Tahun ,2 6 6,8 Persen 6 5 5,23 5,3 5,69 5,5 4,79 5,35 5 4,49 4, Kalimantan Barat Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun , ,91 Persen 1 5 6,1-2,65 2,64 4,17 4,87 4,95 5,13 5,14 5,35 5,43 5,58 5,75 5,83 5,84 5,85 5,93 5,94 6,9 6,29 6,35 6,47 6,47 6,51 6,68 7,12 7,21 7,33 7,62 7,79 7,96 8,18 8, PAPUA NAD RIAU DIY KALTIM NTT BENGKULU KALBAR SUMSEL KALSEL LAMPUNG BALI JATENG BABEL SUMBAR BANTEN JABAR NTB SUMUT KALTENG MALUKU DKI Jakarta JATIM SULUT KEPRI JAMBI GORONTALO SULTENG MALUT SULSEL SULRA SULBAR PABAR Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan ekonomi tahun 29 merupakan angka sementara dan tahun 21 merupakan angka sangat sementara. 1

14 Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun LAPANGAN USAHA PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK 2 (Triliun Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2 (Persen) Pertanian 12,83 13,93 15,12 7,6 7,28 7,57 6,57 4,61 4,9 Pertambangan Dan Penggalian,69 1,4 1,2,38,49,53 9,8 8,45 8,63 Industri Pengolahan 8,87 1,29 11,6 4,91 4,99 5,9 1,86 1,11 1,99 Listrik. Gas & Air Bersih,27,29,31,12,12,13 4,98 4,86 4,93 Bangunan 4,18 4,79 5,53 2,2 2,35 2,53 6,44 7,6 7,58 Perdagangan. Hotel & Restoran 11,35 12,13 13,83 6,52 6,9 6,43 5,42 4,91 5,46 Pengangkutan & Komunikasi 3,32 3,88 4,6 2,9 2,52 2,81 1,75 9,4 11,79 Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 2,27 2,62 2,87 1,34 1,6 1,68 4,35 4,23 5,17 Jasa - Jasa 4,63 5,28 5,97 3,7 3,31 3,52 4,56 5,88 6,8 Produk Domestik Regional Bruto 48,41 54,23 6,48 27,68 28,75 3,29 4,49 4,79 5,35 Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Gambar 3 Distribusi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus 21 Lainnya *) % Perdagangan. Hotel & Restoran % Jasa - Jasa % Bangunan % Pertanian % Industri Pengolahan % Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Keterangan: *) Pertambangan Dan Penggalian; Listrik. Gas & Air Bersih; Pengangkutan & Komunikasi; dan Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 2

15 Gambar 4 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 21 2,5 2, Juta Rupiah 1,5 1, 1,41 1,94 2, 2, 2,18 2,24,5 1,6 1,12 1,12 1,27 1,28 1,28 1,28 1,3 1,31 1,31 1,34 1,34 1,35 1,38 1,38 1,4 1,43 1,44 1,44 1,48 1,49 1,51 1,52 1,52 1,53 1,6 1,64 1,65, Upah Provinsi Upah Rata-rata Nasional Sumber: Keadaan Pekerja di Indonesia, BPS 211 3

16 Gambar 5 Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Barat (%), Tahun ,86 8 7,93 7,37 7,76 Pesern 6 5,18 6,44 6,84 5,82 5,65 4 3,72 2 1,6 NASIONAL PONTIANAK SINGKAWANG Sumber: Badan Pusat Statistik, Gambar 6 Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 211) 8 Persen 6 4 5,39 4,57 4,61 2 TARAKAN BANDAR LAMPUNG BALIKPAPAN PANGKAL PINANG PALU AMBON KENDARI GORONTALO MAMUJU SAMARINDA TERNATE BONE SIBOLGA DENPASAR LHOKSEUMAWE MAUMERE SAMPIT SURABAYA PONTIANAK PEMATANG SIANTAR YOGYAKARTA PALANGKARAYA MAKASAR TEGAL BIMA BATAM PAKANBARU JAKARTA KUPANG SUKABUMI TANGERANG BANDA ACEH DEPOK SINGKAWANG TASIKMALAYA PALOPO MANOKWARI PALEMBANG MALANG CIREBON KEDIRI PURWOKERTO BOGOR PARE-PARE SUMENEP PADANG SIDEMPUAN PADANG SEMARANG SERANG TANJUNG PINANG JAYAPURA MATARAM BANJARMASIN BENGKULU MADIUN JEMBER MEDAN PROBOLINGGO DUMAI BEKASI JAMBI MANADO BANDUNG SURAKARTA CILEGON Tingkat Inflasi 66 Kota Besar Tingkat Inflasi Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 4

17 Gambar 7 Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Kalimantan Barat, Tahun ,6 14,87 Rasio ,3 1,59 11,71 11,85 99,26 12, Kalimantan Barat Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Gambar 8 Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan Juli , ,87 96,3 96,64 98,73 99,2 99,53 1,54 1,9 11,21 11,36 12,2 12,3 12,31 12,8 13,2 13,11 13,3 13,94 14,1 14,21 14,3 14,63 14, ,38 16,34 17,9 17,75 18,15 18,52 19,54 115,26 9 JAMBI NTB KALTIM BABEL SULTENG KALTENG MALUT BENGKULU PABAR NTT KALBAR JATIM Rasio SUMUT PAPUA SULUT KEPRI NAD GORONTALO RIAU SULBAR BANTEN JABAR MALUKU JATENG SUMBAR BALI KALSEL SULTRA SULSEL SUMSEL DIY LAMPUNG NTP Provinsi NTP Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 5

18 Gambar 9 Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun ,8 34, ,74 Persen ,19 23,3 21,55 2,98 18,94 18,3 18,7 17,5 16,83 16,56 15,47 15,26 13,58 11,6 11,31 11,27 13,33 9,5 9,42 9,1 9,2 8,65 8,34 8,5 7,66 7,16 6,77 6,51 5,21 4,88 3,48 PAPUA PABAR MALUKU GORONTALO NTT NTB NAD LAMPUNG BENGKULU SULTENG SULTRA DIY JATENG Tingkat Kemiskinan Provinsi SUMSEL JATIM SULBAR SULSEL SUMUT JABAR SUMBAR MALUT SULUT KALBAR RIAU JAMBI KEPRI KALTIM BANTEN Tingkat Kemiskinan Nasional KALTENG BABEL KALSEL BALI DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, Gambar 1 Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun Persen ,5 13,76 13,67 11,68 11,39 1,8 9,76 7,81 7,14 6,77 6,62 6,41 6,12 2 5,2 LANDAK MELAWI KETAPANG KAYONG UTARA KAPUAS HULU SAMBAS SINTANG BENGKAYANG KUBU RAYA SEKADAU KOTA PONTIANAK PONTIANAK KOTA SINGKAWANG SANGGAU Tingkat Kemiskinan Kab./Kota Tingkat Kemiskinan Provinsi Tingkat Kemiskinan Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 6

19 Tabel 2. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun Garis Kemiskinan Presentase Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Daerah (Rp/Bulan) Miskin (%) (Jiwa) SAMBAS ,96 1, BENGKAYANG ,82 7, LANDAK ,48 14, PONTIANAK ,46 6, SANGGAU ,62 5, KETAPANG ,8 13, SINTANG ,55 9, KAPUAS HULU ,93 11, SEKADAU ,42 6, MELAWI ,62 13, KAYONG UTARA ,43 11, KUBU RAYA ,78 7, KOTA PONTIANAK ,38 6, KOTA SINGKAWANG ,2 6, KALIMANTAN BARAT ,3 9, INDONESIA ,15 13, Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan hasil Susenas Kor Juli 21) 7

20 Gambar 11 Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 21, Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 211 Menurut Kabupaten Kota Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 211 8

21 Gambar 12 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun , ,5 1,33 1,1 9,97 9,61 8,72 8,37 8,37 7,68 7,43 6,95 6,9 6,65 6,21 6,3 5,69 5,63 5,57 7,14 5,39 5,29 5,25 5,16 4,62 4,61 4,61 4,59 4,25 4,14 3,55 3,34 3,25 3,6 BANTEN DKI Jakarta JABAR KALTIM MALUKU SULUT RIAU Persen SULSEL NAD PABAR SUMUT SUMBAR KEPRI SUMSEL JATENG MALUT DIY BABEL LAMPUNG JAMBI NTB KALSEL GORONTALO KALBAR SULTRA SULTENG BENGKULU JATIM KALTENG PAPUA NTT SULBAR BALI TPT Provinsi TPT Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 21) 9 Gambar 13 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun , Persen 5 4 8,5 7,8 7,79 4,62 3 6, ,61 4,53 4,29 3,9 3,62 3,21 2,35 2,31 2,25 1,3 KOTA SINGKAWANG PONTIANAK KOTA PONTIANAK KUBU RAYA LANDAK SAMBAS KAYONG UTARA KETAPANG SANGGAU BENGKAYANG SINTANG SEKADAU KAPUAS HULU MELAWI TPT Kab./Kota TPT Provinsi TPT Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 21) 9

22 Tabel 3. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 dan 21 Daerah Angka Partisipasi Angkatan Kerja Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 14 Jam Seminggu Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 35 Jam Seminggu Pekerja di Sektor Informal (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) SAMBAS 79,69 78,38 4,97 6,96 36,79 45,16 8,82 79,17 BENGKAYANG 71,72 73,92 3,5 4,18 25,4 39,88 71,74 77,15 LANDAK 75,32 73,36 1,16 1,89 28,46 45,9 82,72 8,85 PONTIANAK 7,3 68,12 2,9 5,84 26,77 33,71 62,72 59,73 SANGGAU 79,14 76,26 1,84 3,44 28,37 45,99 78,58 74,29 KETAPANG 71,42 71,65 3,12 6,15 38,1 48,55 74,38 67,35 SINTANG 78,72 78,58 3,54 1,5 4,4 6,42 8,78 81,8 KAPUAS HULU 8,93 79,82 1,71 2,77 26,96 37,58 8,49 82,53 SEKADAU 76,22 77,84 5,82 1,19 31,23 52,48 84,31 81,35 MELAWI 81,7 78,95 3,86 12,97 38,67 62,61 82,61 79,81 KAYONG UTARA 74,6 72,2 3,37 6,55 25,1 34,37 73,95 66,2 KUBU RAYA 69,89 69,57 2,84 4,94 23,8 29,85 65,29 57,6 KOTA PONTIANAK 61,55 65,61 3,2 3,64 16,23 19,21 39,5 31,94 KOTA SINGKAWANG 65,57 66,61 3,31 3,87 24,12 24,59 46,54 46,93 KALIMANTAN BARAT 73,45 73,17 3,13 5,75 29,78 41,3 71,82 68,2 NASIONAL 67,23 67,72 4,29 4,11 3,1 3,75 61,56 58,96 Keterangan: Daerah Pemekaran, Data Belum Tersedia. Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 21) 1

23 Gambar 14 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun Persen ,5 29,4 29,2 27,6 26,5 26,5 26,5 26,2 25, 23,7 23,6 22,8 22,8 21,3 2,5 19,9 19,7 18,5 17,2 17,1 17,1 16,3 16,2 15,7 15,3 14,9 14,1 13,5 13, 17,9 11,3 11,3 1,9 1,6 5 NTB NTT KALBAR KALTENG SULTENG GORONTALO PABAR MALUKU SULSEL NAD MALUT KALSEL SULTRA SUMUT SULBAR SUMSEL JAMBI BANTEN SUMBAR JATIM KALTIM PAPUA RIAU JATENG BENGKULU BABEL KEPRI LAMPUNG JABAR DIY DKI Jakarta BALI SULUT Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Nasional Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 21 Gambar 15 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun ,6 Persen ,43 29,42 29,34 28,69 27,3 24,55 24,1 22,95 21,2 2,21 16,49 18,4 13,59 KAPUAS HULU MELAWI BENGKAYANG SEKADAU SAMBAS KETAPANG KOTA SINGKAWANG SANGGAU SINTANG LANDAK PONTIANAK KOTA PONTIANAK Balita Kekurangan Gizi - Kab/Kota Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Balita Kekurangan Gizi - Nasional Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 27 11

24 Gambar 16 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun NTB KALSEL BANTEN MALUT SULTENG KALBAR GORONTALO Jiwa MALUKU NTT SULTRA SULBAR JABAR PABAR PAPUA NAD BABEL JAMBI SUMBAR LAMPUNG SUMUT JATIM SUMSEL BENGKULU KEPRI SULSEL BALI KALTIM KALTENG RIAU JATENG SULUT DKI Jakarta DIY AKB Provinsi AKB Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 Gambar 17 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun Jiwa ,1 42,37 31, ,52 46,35 43,27 42,22 39,9 39,73 39,31 39,8 38,78 37,16 35,47 35, 33,31 1 SAMBAS LANDAK KAYONG UTARA KUBU RAYA KAPUAS HULU KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG PONTIANAK KETAPANG SEKADAU MELAWI SINTANG SANGGAU BENGKAYANG AKB Kab./Kota AKB Provinsi AKB Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 12

25 Gambar 18 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun ,48 47,21 47,45 48,72 49,8 49,85 59,6 6,43 62,47 63,17 63,55 68,86 77,34 69,48 7,17 7,51 71,32 76,1 76,37 78,72 82,71 82,83 84,3 85,2 85,24 85,37 85,86 86,33 87,45 88,68 88,88 96,22 96,94 98,14 2 MALUKU MALUT SULBAR SULTRA PAPUA NTT KALBAR PABAR Persen SULTENG GORONTALO KALTENG BANTEN SULSEL JABAR JAMBI NTB KALSEL LAMPUNG SUMSEL RIAU SULUT JATENG BENGKULU KALTIM BABEL NAD JATIM KEPRI SUMUT SUMBAR BALI DIY DKI Jakarta Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 1 Gambar 19 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun Persen ,34 59,6 84,45 88, ,75 5,49 51,8 55,22 55,74 6,79 64,69 64,96 7,47 3 KAYONG UTARA 35,2 37,87 SEKADAU KETAPANG SANGGAU LANDAK MELAWI KUBU RAYA SINTANG KAPUAS HULU BENGKAYANG SAMBAS PONTIANAK KOTA SINGKAWANG KOTA PONTIANAK Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Kab./Kota Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 13

26 Tabel 4. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Daerah Penduduk dengan keluhan kesehatan Angka Morbiditas Rata-rata Lama Sakit Penduduk yg Melakukan Pengobatan Sendiri (%) (%) (%) (%) SAMBAS 39,13 23,59 6,16 81,6 BENGKAYANG 29,11 19,26 5,4 74,32 LANDAK 35,64 23,2 4,7 81,55 PONTIANAK 22,92 16,94 5,34 7,84 SANGGAU 32,84 18,23 3,99 8,2 KETAPANG 35, 24,32 4,58 8,29 SINTANG 25,34 15,44 3,67 64,48 KAPUAS HULU 37,52 18, 3,99 73,33 SEKADAU 4,9 28,48 4,84 86,43 MELAWI 39,66 25,51 5,21 75,99 KAYONG UTARA 35,9 27,68 5,72 88,73 KUBU RAYA 29,95 17,97 5,74 8,91 KOTA PONTIANAK 32,37 13,52 5,6 65,71 KOTA SINGKAWANG 29,13 12,92 4,38 74,4 KALIMANTAN BARAT 33,2 19,63 4,92 76,83 INDONESIA 33,68 18,63 5,51 68,41 Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 14

27 Gambar 2 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 29 Sumber: Kementerian Kesehatan, 21 15

28 Tabel 5. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Kabupaten/Kota Kategori Wilayah Rangking IPKM Nilai Keterangan SAMBAS KaF 191,53 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin BENGKAYANG KaD 319,45 Kabupaten Bermasalah Non Miskin LANDAK KaA 43,38 Kabupaten Bermasalah Berat Miskin PONTIANAK KaF 178,54 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin SANGGAU KaF 223,51 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin KETAPANG KaD 363,42 Kabupaten Bermasalah Non Miskin SINTANG KaD 262,48 Kabupaten Bermasalah Non Miskin KAPUAS HULU KaD 383,41 Kabupaten Bermasalah Non Miskin SEKADAU KaB 39,4 Kabupaten Bermasalah Berat Non Miskin MELAWI KaD 359,43 Kabupaten Bermasalah Non Miskin KOTA PONTIANAK KoD 125,57 Kota Bermasalah Non Miskin KOTA SINGKAWANG KoD 88,6 Kota Bermasalah Non Miskin KOTAWARINGIN BARAT KaF 148,55 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin KOTAWARINGIN TIMUR KaD 28,47 Kabupaten Bermasalah Non Miskin Sumber: Kementerian Kesehatan, 21 2 IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) adalah indikator komposit yang dirumuskan dari 24 indikator kesehatan dan dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar); Susenas (Survei Ekonomi Nasional); dan Survei Podes (Potensi Desa). IPKM digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan pada bidang kesehatan dan mendukung efektivitas intervensi pada bidang kesehatan. 16

29 Gambar 21 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun ,98 5,75 5,18 4,88 3,64 3,58 3,33 3,21 2,95 2,85 2,79 2,73 2,58 2,43 2,41 2,38 2,34 2,24 2,19 2,9 1,96 1,88 1,73 1,63 1,6 1,57 1,37 1,28 1,14 1,11 1,97 SULBAR GORONTALO BABEL NTT LAMPUNG SULUT,84,83,71 SULSEL SULTENG SUMSEL Persen SUMBAR BENGKULU KALSEL SULTRA KALBAR PABAR JAMBI MALUT KEPRI NTB BANTEN JABAR MALUKU KALTIM PAPUA SUMUT KALTENG BALI RIAU JATIM JATENG DKI Jakarta NAD DIY Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 4,5 Gambar 22 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun ,5 3 Persen 2,5 2 3,89 1,5 3,19 3,5 2,66 1 2,34 2,28 2,21 2,19 2,7 1,96 1,95 1,93 1,77 1,72,5 SAMBAS LANDAK BENGKAYANG SEKADAU KETAPANG KOTA SINGKAWANG MELAWI KUBU RAYA KAYONG UTARA SINTANG KOTA PONTIANAK SANGGAU KAPUAS HULU PONTIANAK Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-Kab./Kota Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 17

30 Tabel 6. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Angka Partisipasi Pendidikan Daerah Sekolah Dasar (SD/MI) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK) APK APM APK APM APK APM SAMBAS 116,99 97,18 74,38 59,68 6,64 41,2 BENGKAYANG 115,51 96,8 86,12 64,4 6,8 41,1 LANDAK 12,21 94,99 86,52 61,22 47,8 36,44 PONTIANAK 111,43 92,87 76,21 62,57 55,56 4,84 SANGGAU 112,31 97,21 74,13 6,88 36,21 26,11 KETAPANG 18,97 89,62 8,2 53,88 35,59 25,8 SINTANG 112,42 92,88 56,82 42,1 39,71 26,57 KAPUAS HULU 111,89 95,6 74,33 59,13 49,16 33,7 SEKADAU 115,18 92,51 59,1 41,4 35,62 25,37 MELAWI 115,63 95,54 62,69 49,1 4,92 29,6 KAYONG UTARA 121,3 92,38 7,7 55,15 51,73 36,91 KUBU RAYA 111,72 9,86 81,15 59,8 5,86 35,54 KOTA PONTIANAK 111,18 92,97 62,15 5, 98,6 55,62 KOTA SINGKAWANG 128,7 97,37 58,95 47,1 63,3 46,76 KALIMANTAN BARAT 114,13 93,96 72,87 55,45 53,8 36,4 INDONESIA 11,42 94,37 81,25 67,43 62,55 45,11 Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 18

31 Gambar 23 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi 3 (%), Tahun Persen ,18 31,39 37,97 38,11 42,72 43,5 44,56 45,2 45,34 46,83 47,68 48,46 48,61 49,64 51,54 53,1 53,55 53,94 55,45 55,62 55,68 56,52 58,6 59,31 6,47 61,5 61,93 62,5 67,8 69,47 7,65 8,38 87, ,28 KALBAR PAPUA BENGKULU KALTENG PABAR RIAU MALUT LAMPUNG NTT JAMBI SULBAR GORONTALO NAD SULTENG SUMSEL Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi NTB SUMBAR BANTEN KALSEL JABAR MALUKU SUMUT SULSEL SULTRA BABEL KEPRI JATENG SULUT JATIM KALTIM DIY BALI Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 7 Gambar 24 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun ,18 5 Persen ,28 4,1 7,4 9,3 11,8 15,9 18,1 19,1 19,6 2,8 KUBU RAYA SAMBAS PONTIANAK KAYONG UTARA LANDAK SEKADAU SANGGAU KOTA PONTIANAK 23,5 24,2 33, 39,5 46,7 BENGKAYANG SINTANG KAPUAS HULU KETAPANG MELAWI KOTA SINGKAWANG Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 3 Akses terhadap air bersih dengan kontrol jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat 19

32 Gambar 25 Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun ,3 48,34 45,73 44,93 42,68 41,75 39,2 34,58 34,68 33,44 32,1 29,22 28,43 28,14 27,42 27,18 26,36 25,42 24,99 24,37 23,32 23,15 22,5 2,29 19,62 16,8 16,45 13,9 12,15 1,97 22,78 GORONTALO NTB PAPUA MALUKU SULTENG MALUT 9,68 5,63 5,9 SULBAR NAD Persen SUMBAR KALBAR SULTRA KALTENG BANTEN PABAR NTT SULSEL JAMBI BABEL BENGKULU KALSEL JATENG SUMSEL JATIM JABAR SUMUT SULUT BALI LAMPUNG KALTIM RIAU KEPRI DIY DKI Jakarta Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 7 Gambar 26. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun Persen ,34 51,31 49,55 46,76 44,21 41,4 39,24 39, LANDAK SANGGAU KETAPANG SEKADAU KAYONG UTARA BENGKAYANG SINTANG KAPUAS HULU MELAWI SAMBAS PONTIANAK KUBU RAYA KOTA SINGKAWANG 33,13 28,35 24,62 16,69 11,2 33,44 22,78 1,64 KOTA PONTIANAK Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 21 2

33 Gambar 27 Indeks Pembangunan Manusia 4 (IPM) Menurut Provinsi, Tahun Indeks ,27 67,26 69,3 69,15 69,15 69,64 69,92 7, 7,28 7,48 71,14 71,42 71,42 71,62 71,62 71,7 72,17 72,19 72,49 72,74 72,86 72,92 72,95 73,78 74,19 74,64 75,7 75,56 75,77 76,7 76,9 77, ,94 65, PAPUA NTB NTT MALUT PABAR KALBAR SULBAR KALSEL SULTRA GORONTALO BANTEN SULTENG LAMPUNG MALUKU SULSEL JATIM IPM Provinsi NAD BALI JABAR JATENG JAMBI BABEL IPM Nasional BENGKULU SUMSEL SUMBAR SUMUT KALTENG KEPRI KALTIM DIY RIAU SULUT DKI Jakarta Sumber: Badan Pusat Statistik, 211 Gambar 28 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun , ,96 7 7,3 Indeks ,15 66,99 67,55 67,55 67,56 67,89 68,31 68,55 68,67 68,75 68, ,84 65, SAMBAS KAYONG UTARA SEKADAU BENGKAYANG LANDAK KUBU RAYA KETAPANG SINTANG SANGGAU MELAWAI PONTIANAK KOTA SINGKAWANG KAPUAS HULU KOTA PONTIANAK IPM Kabupaten Kota IPM Provinsi IPM Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran kesejahteraan dengan membandingkan antara harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. Ukuran kesejahteraan tersebut diperkenalkan dan diterbitkan oleh PBB dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) sejak tahun

34 Provinsi Tabel 7. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 dan 21 Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Pengeluaran Per Kapita (Tahun) (Persen) (Tahun) (Ribu Rp PPP) SAMBAS 6,91 61,11 9, 9,55 5,94 5,94 621,9 623,2 64,46 64,84 BENGKAYANG 68,7 68,84 88,7 88,71 6,9 6,32 62,47 64,11 67,18 67,55 LANDAK 65,22 65,46 91,48 91,48 6,92 7,7 612,1 613,22 67,21 67,55 PONTIANAK 67,18 67,24 89,9 89,91 6,53 6,53 621,74 625,72 68,41 68,75 SANGGAU 68,24 68,49 89,95 89,96 6,41 6,49 612,24 614,37 68,19 68,55 KETAPANG 67,23 67,45 89,17 9,2 6,3 6,3 612,63 614,43 67,41 67,89 SINTANG 68,12 68,32 9,45 9,46 6,59 6,59 67,55 69,98 68, 68,31 KAPUAS HULU 66,49 66,58 92,59 92,61 7,15 7,16 63,97 633,25 69,79 7,3 SEKADAU 67,31 67,34 89,2 89,17 6,7 6,32 64,66 66,31 66,63 66,99 MELAWAI 67,69 67,76 92,36 92,37 7,21 7,22 64,95 67,26 68,45 68,67 KAYONG UTARA 65,5 65,67 88,24 88,28 5,65 5,67 63,75 66,32 65,7 65,38 KUBU RAYA 66,24 66,3 86,15 88,25 6,36 6,57 619,72 621,3 66,77 67,56 KOTA PONTIANAK 67,4 67,22 94,8 94,97 9,2 9,36 636,96 638,64 72,41 72,96 KOTA SINGKAWANG 67,8 67,21 89,65 89,66 7,34 7,4 616,18 619,65 68,47 68,86 KALIMANTAN BARAT 66,45 66,6 89,7 9,26 6,75 6,82 63,34 631,65 68,79 69,15 INDONESIA 69,21 69,43 92,58 92,91 7,72 7,92 631,46 633,64 71,76 72,27 IPM Sumber: Badan Pusat Statistik,

35 Gambar 29 Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita 5 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun ,5 1,5 1,8,93,89,87,81,6,52,35,25,15 MELAWI KAPUAS HULU SINTANG SEKADAU SANGGAU KETAPANG PONTIANAK SAMBAS LANDAK BENGKAYANG Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten, 29 dan Kalimantan Barat Dalam Angka (BPS), 21. Keterangan: >1,5 Defisit Tinggi 1 1,5 Defisit Sedang,5 1 Surplus Rendah,5 Surplus Tinggi Data Tidak Tersedia 5 Merupakan salah satu ukuran ketahanan pangan di tingkat Kabupaten dan Kota dan termasuk dalam Peta Kerawanan Pangan Indonesia (Food Insecurity Atlas-FIA) diperkenalkan oleh DKP, Badan Ketahanan Pangan provinsi dan kabupaten bekerja sama dengan World Food Programme (WFP) pada tahun

36 Gambar 3 Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan 6 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Sumber: Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 29 6 Pada tahun 29, cakupan diperluas dari 3 provinsi di 265 kabupaten menjadi 32 provinsi dan 346 kabupaten serta merupakan konsolidasi berbagai aspek yang terkait dengan ketahanan pangan, seperti ketersediaan pangan, akses dan distribusi pangan serta gizi dan kesehatan yang dipublikasikan dengan nama Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas FSVA) 24

37 Tabel 8. Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 29 Ketersediaan Pangan Akses Pangan Akses terhadap Kesehatan dan Gizi Indeks Produksi Bersih Serealia- Daerah Kab./Kota (Kg/ kapita/ hari) Rasio Konsumsi Normatif- Kab./Kota Tingkat Kemiskinan (%) Rasio Non Elektrifikasi Desa tanpa Akses ke Jalan (%) Angka Buta Huruf Perempuan (%) Angka Harapan Hidup (Tahun) Prevalensi Balita Kekurangan Gizi (%) Penduduk tanpa akses pada fasilitas sarana kesehatan (%) Penduduk tanpa akses pada air bersih* (%) Komposit Ketahanan Pangan (CFSI - Composite Food Security Index) SAMBAS BENGKAYANG 1, LANDAK 1, PONTIANAK SANGGAU KETAPANG SINTANG KAPUAS HULU SEKADAU MELAWI KAYONG UTARA** KUBU RAYA** KOTA PONTIANAK** KOTA SINGKAWANG** Sumber: Badan Pusat Statistik 211, Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 29. Keterangan: *Air Bersih dihitung dengan menggunakan kontrol jarak dari tempat pembuangan kotoran/limbah ** Terdapat beberapa komponen dari Indeks Komposit Ketahanan Pangan (CFSI -Composite Food Security Index) yang tidak terhitung karena belum terdata secara lengkap. *** Data tidak tersedia (wilayah pemekaran). 25

38 Gambar 31 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun 5 4,5 4 3 SAMBAS Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun 3,5 3 2,5 2 1,5 1,5 SANGGAU 4 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K SEKADAU KOTA SINGKAWANG KUBU RAYA KOTA PONTIANAK PONTIANAK BENGKAYANG SINTANG KAYONG UTARA KAPUAS HULU LANDAK KETAPANG MELAWI Tingkat Kemiskinan 2 Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka putus sekolah penduduk usia 7-15 tahun sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan angka putus sekolah tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan angka putus sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin. Kabupaten Sambas dan Landak merupakan wilayah Pertama. 26

39 Gambar 32 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) 1 4 Angka Partisipasi Murni SD 95 9 SANGGAU KUBU RAYA KOTA SINGKAWANG KOTA PONTIANAK SEKADAU KUBU RAYA BENGKAYANG SAMBAS SINTANG 2 KAPUAS HULU KAYONG UTARA MELAWI LANDAK KETAPANG Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SD/MI rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Sintang, Kayong Utara dan Ketapang. 27

40 Gambar 33 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama 7 4 BENGKAYANG 2 Angka Partisipasi Murni SMP 6 5 PONTIANAK SANGGAU KUBU RAYA KOTA PONTIANAK LANDAK SAMBAS KAPUAS HULU KAYONG UTARA KETAPANG MELAWI KOTA SINGKAWANG 4 3 SEKADAU SINTANG Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan menengah pertama dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SMP/MTs rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Kayong Utara, Melawi, Sintang dan Ketapang. 28

41 Gambar 34 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi Per 1. Kelahiran Hidup KOTA SINGKAWANG 4 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K 3 KUBU RAYA KOTA PONTIANAK SANGGAU SEKADAU PONTIANAK SAMBAS SINTANG BENGKAYANG LANDAK KAYONG UTARA KAPUAS HULU KETAPANG MELAWI Tingkat Kemiskinan 1 2 Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB) per 1. Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah tersebut adalah: Kabupaten Sambas, Kayong Utara dan Landak. 29

42 Gambar 35 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi KAPUAS HULU 1 Prevalensi Balita Kekurangan Gizi SANGGAU 4 SEKADAU KOTA SINGKAWANG PONTIANAK KOTA PONTIANAK BENGKAYANG SAMBAS SINTANG MELAWI KETAPANG LANDAK Tingkat Kemiskinan 2 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan prevalensi balita kekurangan gizi sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan prevalensi balita kekurangan gizi tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan prevalensi balita kekurangan gizi dengan target balita yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah-wilayah tersebut diantaranya adalah: Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Ketapang dan Sambas. 3

43 Gambar 36 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih KOTA SINGKAWANG 2 MELAWI Akses Terhadap Air Bersih SANGGAU BENGKAYANG KOTA PONTIANAK SEKADAU SINTANG KAPUAS HULU KETAPANG LANDAK PONTIANAK KUBU RAYA SAMBAS KAYONG UTARA Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses air bersih sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses air bersih rendah. Wilayah-wilayah tersebut adalah: Kabupaten JLandak, Kayong Utara dan Sambas. 31

44 Gambar 37 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi LANDAK 6 Tanpa Akses Terhadap Sanitasi SANGGAU SEKADAU BENGKAYANG PONTIANAK KUBU RAYA KOTA SINGKAWANG SINTANG SAMBAS KAYONG UTARA KAPUAS HULU KETAPANG MELAWI 2 KOTA PONTIANAK Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Tingkat Kemiskinan Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses sanitasi sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses sanitasi rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, dan Landak. 32

45 Gambar 38 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik KOTA SINGKAWANG KOTA PONTIANAK PONTIANAK KUBU RAYA SAMBAS 2 Akses Terhadap Listrik SANGGAU 4 3 SEKADAU BENGKAYANG SINTANG KAPUAS HULU KAYONG UTARA KETAPANG MELAWI LANDAK Tingkat Kemiskinan 1 Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses tenaga listrik sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses tenaga listrik rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Ketapang, Kapuas Hulu, Landak, Melawi, Kayong Utara dan Sintang. 33

46 Gambar 39 Kabupaten/Kota Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja 1 8 KOTA SINGKAWANG PONTIANAK KOTA PONTIANAK 3 1 Tingkat Pengangguran SANGGAU 4 KUBU RAYA SEKADAU BENGKAYANG SAMBAS SINTANG KAYONG UTARA KAPUAS HULU 2 LANDAK KETAPANG MELAWI Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan tingkat pengangguran sebagai salah satu indikator utama dibidang ketenagakerjaan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk mencipatakan lapangan kerja dan investasi. Kedua adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi namun tingkat pengangguran rendah. Pada wilayah ini diperlukan langkah-langkah penanggulangan kemiskinan yang tidak hanya difokuskan pada permasalahan ketenagakerjaan. 34

47 Tabel 9 Rekapitulasi Intervensi Menurut Kabupaten Kota 7 Angka Putus Kabupaten/Kota Sekolah Usia 7-15 Th Angka Partisipasi Murni SD/MI Angka Partisipasi Murni SMP/MTs AKB Per 1. Kelahiran Hidup Prevalensi Balita Kurang Gizi Akses Terhadap Air Bersih Akses Terhadap Sanitasi Akses Terhadap Listrik Tingkat Pengangguran KAYONG UTARA KETAPANG LANDAK SAMBAS SINTANG KAPUAS HULU MELAWI SEKADAU KUBU RAYA BENGKAYANG SANGGAU KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG PONTIANAK Sumber: Hasil Estimasi TNP2K 7 Kabupaten/Kota dalam table di atas diurutkan berdasarkan rata-rata skor nilai 1 hingga 4. 35

48 Gambar 4 Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 211 KALIMANTAN BARAT Rp Rp42.56 SINTANG Rp19.6 Rp3.4 SEKADAU Rp3.32 Rp83 SANGGAU Rp18.2 Rp3.63 SAMBAS Rp18.74 Rp3.81 PONTIANAK Rp1.6 Rp2.65 MELAWI Rp12.8 Rp3.2 LANDAK Rp23.88 Rp3.72 KUBU RAYA Rp14.32 Rp3.58 KOTA SINGKAWANG Rp3.95 Rp8 KOTA PONTIANAK Rp3.54 Rp66 KETAPANG Rp19.41 Rp4.79 KAYONG UTARA Rp1. Rp2.5 KAPUAS HULU Rp32.9 Rp4.85 BENGKAYANG Rp2.135 Rp4.14 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 1% Sumber APBN Sumber APBD Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,

49 Tabel 1. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota (Juta Rupiah), Tahun 211 Daerah PNPM Total PNPM PNPM PNPM Sumber Sumber Jumlah Perdesaa Alokasi Perkotaan DTK PISEW APBN APBD Kecamatan n BLM Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Kec. BENGKAYANG 2, ,5 24,275 2,135 4,14 17 KAPUAS HULU 24,25 13,5 37,75 32,9 4,85 25 KAYONG UTARA 12,5 12,5 1, 2,5 5 KETAPANG 23,15 1,5 24,2 19,41 4,79 2 KOTA PONTIANAK 4,2 4,2 3, KOTA SINGKAWANG 4,75 4,75 3, KUBU RAYA 17,9 17,9 14,32 3,58 9 LANDAK 18,6 9, 27,6 23,88 3,72 13 MELAWI 16, 16, 12,8 3,2 11 PONTIANAK 13,25 13,25 1,6 2,65 9 SAMBAS 16,9 2,15 3,5 22,55 18,74 3,81 19 SANGGAU 18,15 3,5 21,65 18,2 3,63 15 SEKADAU 4,15 4,15 3, SINTANG 17, 6, 23, 19,6 3,4 14 KALIMANTAN BARAT 22,1 12,675 1,5 28,5 253, ,215 42, Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,

50 Gambar 41 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, Rencana dan Realisasi Penyaluran (Triliun Rupiah) ,89 34,42 5, 22,41 18,63 3,81 2,93 2,58 7,81 8,88 16,2 26,47 Maret 21 Juni 21 Agustus 21 Juli Jumlah Debitur (Juta Unit) Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 Gambar 42 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi Kalimantan Barat, Rencana dan Realisasi Penyaluran (Miliar Rupiah) ,42 992,63 6,32 45,84 47,55 37,17 32,27 26,38 245,84 282,38 421,28 662,56 Maret 21 Juni 21 Agustus 21 Juli 211 Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur Jumlah Debitur (Ribu Unit) Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,

51 Gambar 43 Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 211) , , , ,95 226,68 26,72 289,83 328,53 384,31 41,6 48,74 419,26 459, 553,41 578,74 6,41 634,34 887,12 923, , , , , , , , 1.358, , , , , , 2.85, KEPRI MALUT PABAR SULBAR GORONTALO BENGKULU SULTRA BABEL MALUKU PAPUA NTT SULUT NTB Rencana Penyaluran SULTENG DIY KALTENG JAMBI LAMPUNG BANTEN BALI NAD KALBAR KALTIM SUMBAR SUMSEL KALSEL RIAU Realisasi Penyaluran DKI Jakarta SUMUT SULSEL JABAR JATENG JATIM Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 Gambar 44 Jumlah Kredit Terserap Per Debitur Menurut Provinsi, (Per 31 Juli 211) 2, 15, 1,11 1,45 1,98 11,93 12,4 12,9 12,58 14,69 1, 5, 2,91 5,3 3,56 3,66 3,92 4,55 4,75 4,76 4,85 4,94 4,96 5,6 5,11 5,49 5,52 5,52 5,59 5,82 6,63 6,86 7,17 7,71 7,79 8,12 8,18 8,4, Kredit Per-Debitur Rata-rata Kredit Per-Debitur Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,

52 Gambar 45 Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) ,63 Miliar Rp ,95 32,98 35,9 37,6 44,13 53,82 76,95 78,81 14,72 226,4 434,2 443,55 775,49 843, , , , ,65 Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 Gambar 46 Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Kalimantan Barat (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 211) BUKOPIN Rp6.352,96% BANK SYARIAH MANDIRI Rp4.978,75% BTN Rp ,27% BANK KALBAR Rp ,89% BRI (KUR Ritel) Rp ,81% BANK MANDIRI Rp ,36% BRI Rp ,6% BNI Rp ,7% BRI (KUR Mikro) Rp ,25% Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 211 4

53 Gambar 47 Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi Kalimantan Barat Tahun 21 8 (Juta Rupiah) Kesehatan Rp ,25% Pendidikan Rp ,57% Ekonomi Rp ,75% Perumahan dan Fasilitas Umum Rp ,35% Lainnya Rp ,92% Perlindungan Sosial Rp ,93% Lingkungan Hidup Rp 6.714,41% Pariwisata dan Budaya Rp ,16% Pelayanan Umum Rp ,16% Ketertiban dan Ketentraman Rp ,42% Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 21 8 Komposisi Alokasi Belanja Daerah merupakan angka Anggaran Tahun 21 (Bukan nilai realisasi). 41

54 Gambar 48 Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi dan Kabupaten/Kota, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 21 Kab. Kubu Raya Kab. Kayong Utara Kab. Melawi Kab. Sekadau Kota Singkawang Kota Pontianak Kab. Sintang Kab. Sanggau Kab. Sambas Kab. Pontianak Kab. Ketapang Kab. Kapuas Hulu Kab. Landak Kab. Bengkayang Prop. Kalimantan Barat % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 1% Pelayanan Umum Pendidikan Kesehatan Ekonomi Perumahan dan Fasilitas Umum Lainnya Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 21 42