III. METODE PENELITIAN
|
|
- Devi Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di TNGHS yang secara administratif terletak di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Lebak di Provinsi Banten Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2006 sampai Februari Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan penelitian, pengumpulan data dan informasi, pengo data dan analisis data, serta penulisan dan konsultasi Sumber Data, Aspek Penelitian dan Kegunaannya Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder yang diperoleh dari pengamatan langsung dan tidak langsung dengan aspek penelitian meliputi karakteristik reponden, sosial-ekonomi dan sistem kelembagaan. Kegunaan data penelitian ini untuk keperluan analisis (data primer) dan sebagai rujukan atau penunjang (data sekunder). Sumber data, aspek penelitian dan kegunaannya dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.
2 53 Tabel 3. Sumber Data, Aspek Penelitian dan Kegunaannya Tipe/sumber data dan informasi Primer (tidak diketahui dan karenanya dikumpulkan langsung di lapangan) Sekunder (pada umumnya telah diketahui dan karenanya dapat dikumpulkan dari berbagai sumber) Aspek Penelitian Karakteristik responden Sosial-ekonomi Sistem kelembagaan Karakteristik populasi dan lokasi Sosial-ekonomi Sistem kelembagaan Konflik Kegunaan dalam penelitian Pokok (Analisis) Penunjang (Rujukan) Data umur responden dan - pendidikan Lama kepemilikan, - jarak tempat tinggal dari hutan, luas, frekuensi ke kawasan hutan, sikap terhadap taman nasional dan pendapatan Karakteristik sistem Model analisis sumberdaya, karakteristik kelembagaan oleh Wade, organisasi/kelompok, Ostrom, Baldan dan hubungan karakteristik Platteau sistem sumberdaya dan karakteristik organisasi, pengaturan kelembagaan, lingkungan eksternal Data panjang batas kawasan dan geografis lokasi penelitian Tingkat pendidikan, ekonomi, potensi pertanian masyarakat di lokasi penelitian Peraturan perundangundangan mengenai daerah penyangga, organisasi dan pengorganisasian Peta RTRW kabupaten dan Peta Zonasi TNGHS Luas dan penggunaan Jumlah dan struktur umur penduduk, mata pencaharian penduduk Peraturan perundangundangan lain yang relevan, dan Propeda Metode Pengumpulan Data dan Pengukuran Peubah Data primer dikumpulkan melalui metode survei lapang, wawancara secara mendalam (in-depth interview) dan pengisian kuesioner. Sementara data sekunder dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh institusi terkait. Dokumen ini berupa buku, hasil penelitian, laporan hasil pertemuan (diskusi, workshop, seminar) dan peta-peta. Dalam penelitian ini diukur diukur 5 (lima) peubah utama yaitu: (1) karakteristik sistem sumberdaya (KS), (2) karakteristik kelembagaan/organisasi (KG), (3) sistem/pengaturan kelembagaan (PK), (4) lingkungan eksternal (LE), dan (5) ketidaksesuaian RTRW kabupaten dengan wilayah kelola TNGHS, dengan indikator dan unit ukurannya seperti disajikan dalam Tabel 4.
3 54 Tabel 4. Peubah, Indikator dan Satuan Pengukuran No Peubah Indikator Unit Contoh Unit Ukuran 1 Karakteristik Ukuran sumberdaya/ (A) Desa Rata rata luas sistem sumberdaya Kepemilikan SDA Desa Persentase kepemilikan menurut status Intensitas pengo Desa Frekuensi penggunaan 2 Karakteristik Kelembagaan / Organisasi 3 Hubungan karakteristik sistem sumberdaya dan karakteristik organisasi 4 Pengaturan kelembagaan 5 Lingkungan eksternal Jumlah anggota organisasi (A) Desa KK Batasan keanggotaan Desa Skala Likert Aturan yang dipergunakan Desa Peraturan Desa Pengalaman keberhasilan masa lalu (C) Desa Sertifikat/Piagam penghargaan Pola kepemimpinan (I) Desa Persen persepsi anggota Saling ketergantungan antara anggota Desa Persen persepsi anggota Homogenitas identitas dan Desa Persen persepsi anggota kepentingan Kemampuan mendapatkan pembiayaan untuk melakukan kegiatan bersama Desa Rp Tingkat pendapatan anggota (A) KK Rp/kapita/bulan Tingkat ketergantungan anggota pada Desa Skala Likert sistem sumberdaya Persepsi atas keadilan dalam alokasi KK Skala Likert manfaat dari sumberdaya Sikap dan tingkat tuntutan anggota KK Skala Likert (C) Perubahan sikap dan perilaku KK Skala Likert terhadap perubahan penggunaan Adanya aturan yang sederhana dan mudah dipahami (I) Adanya akses dan aturan manajemen yang dibuat secara lokal Adanya kemudahan dalam melaksanakan aturan Adanya sanksi bertahap (I) Akuntabilitas staf yang melakukan monitoring bagi pengguna Hubungan antara sistem sumberdaya dan pengaturan kelembagaan Desa Persen Teknologi : (a) Ketersediaan teknologi tepat KK Persen guna berbiaya rendah (A) (b) Kebutuhan waktu untuk adaptasi KK dengan teknologi baru (c) Kendala dari penerapan KK teknologi Pemerintah (a) Adanya kontrol pemerintah KK terhadap otoritas lokal (I) (b) Adanya sangsi peraturan pemerintah dalam penggunaan Desa Jumlah waktu Persepsi Anggota Peraturan yang berhubungan dengan desa Tindakan sanksi kepada anggota dalam satu kelompok desa
4 55 No Peubah Indikator Unit Contoh Unit Ukuran (c) Adanya bantuan finansial dan sosial dari pemerintah mengkompensasi pengguna lokal untuk aktivitas konservasi KK Jumlah bantuan pemerintah 6 Ketidaksesuai an RTRW kabupaten dengan wilayah kelola TNGHS Sumber : (d) Adanya penyerahan kewenangan dari pemerintah pada tingkat desa Desa Tugas pokok dan fungsi kewenangan yang diserahkan ke desa Perbedaan legalitas ruang - Luas wilayah yang tidak sesuai Diadopsi dan dimodifikasi dari kondisi kritikal untuk keberlanjutan sumberdaya milik bersama Wade (1988), Ostrom (1999), Baland dan Platteau (1999) Teknik penarikan sampel untuk penentuan lokasi menggunakan teknik purposive sampling (secara sengaja). Dari masing-masing kabupaten dipilih satu kecamatan yang memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Kecamatan berada di daerah penyangga TNGHS; 2) Mempunyai kriteria tipologi pra-sejahtera. Berdasarkan 2 (dua) kriteria tersebut terpilih Kecamatan Sukajaya, Lebak Gedong dan Cisolok. Selanjutnya dari ketiga kecamatan terpilih tersebut dipilih masing-masing satu desa dengan kriteria sebagai berikut : 1) Berada di daerah penyangga TNGHS; 2) Pernah mendapatkan bantuan pendampingan program pemberdayaan baik dari pemerintah maupun LSM. Dengan mempertimbangkan kedua kriteria tersebut terpilih 3 (tiga) desa yakni Desa Pasir Madang (Kecamatan Sukajaya), Desa Lebak Sangkar (Kecamatan Lebak Gedong) dan Desa Sinaresmi (Kecamatan Cisolok). Sementara pemilihan responden yaitu kepala keluarga (KK) yang tergabung dalam suatu lembaga masyarakat (kelompok tani, pengajian, karang taruna, LSM, LPM, BPD dan PPS) sebagai bagian utama dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Ukuran sampel yang diambil menggunakan rumus Al Rasyid (Riduan, 2005) yaitu:
5 56 dengan: Za BE N n Z a n0 2BE n0 n n0 1 (1 ) N : nilai pada tabel sebaran Z : bound of error (batas kesa pengambilan sampel) : Populasi sampel (N=2115). : ukuran sampel 2 Dengan menggunakan rumus di atas didapat ukuran sampel sebanyak 90 responden. Dari 3 (tiga) desa dalam 3 (tiga) kabupaten diambil sebanyak 30 responden (kepala keluarga). Kondisi sampel yang diambil merupakan bagian komunitas kunci pada masyarakat. Teknik penentuan lokasi dan sampel penelitian digambarkan secara rinci dalam kerangka sampling di bawah ini (Gambar 3). Daerah Penyangga TNGHS Kab. Bogor Kec.Sukajaya Di pil ih 1 Kecamatan secara purposif dengan krite ria pra sejahtera dan berbatasan dengan TNGHS Kab. Lebak Kec.Lebak Gedong D ipi lih 1 Kec amatan secara purposif dengan kriteria pra se jahtera dan berbatasan dengan TNGHS Kab. Sukabumi Kec.Cisolok D ipilih 1 Kecam atan secara purposif dengan krite ria pra se jahte ra dan berbat asan dengan TNGHS Di pi lih 1 desa secara purposif dan pernah me ndapat bant uan pendampingan Di pil ih 1 desa secara purposif dan pernah me ndapat bantuan pendampingan Dipilih 1 desa secara purposif dan pe rnah mendapat bantuan pendampingan Desa Pasir Madang Desa Lebak Sangkar Desa Sinaresmi KK yang menjadi anggota lembaga/or ganisasi (Purposive Sampling) n=30 KK yang menjadi anggota lembaga/organisasi (Purposive Sampling) n=30 KK yang menjadi anggota lembaga/organisasi (Purposive Sampling) n=30 Lembaga/organisasi : kelompok tani, pengajian, karang taruna, LSM, LPM, BPD dan PPS Gambar 3. Kerangka Penarikan Lokasi dan Sampel Penelitian
6 57 Untuk responden pakar adalah aktor utama (main stakeholders) yang terdiri dari pemerintah pusat yang diwakili oleh Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Pemerintah daerah yang diwakili oleh Pemda Kabupaten Bogor, swasta yang diwakili oleh pengusaha daerah, peneliti/pendidik kemudian institusi masyarakat lokal yang diwakili oleh kelompok-kelompok keagamaan dan kepemudaan (Tabel 5). Tabel 5. Jumlah Responden Pakar No Responden Pakar Jumlah 1 KK yang menjadi anggota 90 sampel mencakup 3 desa lembaga/organisasi (tokoh agama, kepemudaan,lsm,bpm,lpm) 2 Pemda Dinas Pertanian dan Kehutanan 3 orang 3 Japan International Cooperation 1 orang Agency (JICA) 4 Balai Taman Nasional GHS 1 orang 5 Peneliti / Pendidik 1 orang 3.4. Metode Analisis Data dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik sistem sumberdaya, karakteristik kelompok, pengaturan kelembagaan, lingkungan eksternal, dan analisis spasial (keruangan). Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui sikap dan karakteristik responden adalah menggunakan Chi-Square dan Indeks. Kebutuhan manusia pada umumnya dibatasi oleh ruang dan waktu, demikian pula setiap aktivitas yang dilakukan dalam membangun membutuhkan ruang. Kegiatan pembangunan sangat dibatasi oleh ruang dan waktu dalam mengimbangi meningkatnya laju pertumbuhan. Dalam upaya mengatasi konflik pemanfaatan ruang, perlu dilakukan perencanaan penataan ruang. Hal lainnya yang mendasari, adalah ketersediaan data kondisi fisik dan sosial ekonomi dari sumberdaya yang ada. Perencanaan pembangunan dapat dilakukan dengan didukung oleh analisis kesesuaian secara komprehensif untuk menetapkan rancangan program yang akan diakomodasikan dalam pembangunan wilayah. Tahap analisis spasial pada penelitian ini yaitu meng-overlay peta RTRW 3 (tiga) wilayah Kabupaten Bogor, Lebak dan Sukabumi dengan peta zonasi
7 58 kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Data peta dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis ArcView dengan memanfaatkan tools Clips. Proses analisis data peta yaitu dengan cara menyusun peta poligon gabungan (merge) 3 (tiga) RTRW dengan peta poligon zonasi TNGHS dengan Metode Clips dihasilkan peta hasil analisis sinkronisasi dan kesesuaian batas kawasan TNGHS dengan tataruang 3 (tiga) Kabupaten. Ilustrasi metode SIG dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Ilustrasi Proses Analisis SIG dengan Metode Clips Tahap selanjutnya setelah proses overlay peta spasial yaitu menganalisis data atribut peta hasil analisis atau peta hasil sinkronisasi tataruang wilayah Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak dengan wilayah kelola TNGHS.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
59 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum TNGHS Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) merupakan salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia, ditunjuk tanggal 26 Februari 1992 berdasarkan Keputusan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari
Lebih terperinciGambar 2 Peta kawasan Kasepuhan Citorek di kawasan TNGHS.
6 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012. Pengumpulan data sosial masyarakat dilaksanakan di Kasepuhan Citorek Kecamatan Cibeber Kabupaten
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Taman Nasional Gunung Halimun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama pengelolaan taman nasional adalah sebagai kekuatan pendorong untuk menjamin kelestarian fungsi ekologi kawasan dan sekitarnya serta kemanfaatannya bagi manusia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Ruang Lingkup Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian
17 BAB III METODOLOGI Metode penelitian memuat informasi mengenai lokasi dan waktu penelitian, teknit penentuan responden dan informan, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data
Lebih terperinciANALISIS KONFLIK PEMANFAATAN LAHAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 3 No. 1 (Juli 2013): 23-30 ANALISIS KONFLIK PEMANFAATAN LAHAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK Landuse Conflicts Analysis at Mount Halimun
Lebih terperinciMETODOLOGI. Batasan Penelitian
METODOLOGI Batasan Penelitian 1. Populasi adalah masyarakat desa di daerah penyangga TNGR yang mempunyai interaksi dengan kawasan berupa mengambil/pemanfaatan hasil hutan dan lahan hutan untuk kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Mei 2012 dan bertempat di hutan Desa Pasir Madang, Kec. Sukajaya, Kab. Bogor, Jawa Barat. 3.2. Alat dan Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS
22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel
9 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga kampung yaitu: Kampung Legon Pakis da Kampung Cikawung Girang Desa Ujung Jaya serta Kampung Kopi Desa Kertajaya, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan
33 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan metode dengan informan, dan observasi. Data tentang karakteristik masyarakat lokal, tingkat,
Lebih terperinciGambar 2. Lokasi Studi
17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Manokwari (BBTNTC, DKP Provinsi Papua Barat, Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat) dan Kabupaten Teluk Wondama (Wasior,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
31 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu
25 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di dalam Cagar Alam Leuweung Sancang, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III, Seksi
Lebih terperinciManfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian
2 Manfaat Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi untuk menentukan langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan kawasan dalam hal pemanfaatan bagi masyarakat sekitar. METODE Lokasi dan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Bangunjiwo, Tirtonirmolo, Tamantirto dan Ngetisharjo dan Kecamatan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari hingga April 2016 di Kasihan dengan daerah studi terdiri dari 4 Desa, yakni Bangunjiwo, Tirtonirmolo,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana strategi studi kasus dipilih dan bersifat multi metode. Strategi studi kasus ini dianggap memadai dengan tiga dasar pertimbangan:
Lebih terperinciBAB VI IMPLIKASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN DI LAPANGAN
89 BAB VI IMPLIKASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN DI LAPANGAN Rumusan standar minimal pengelolaan pada prinsip kelestarian fungsi sosial budaya disusun sebagai acuan bagi terjaminnya keberlangsungan manfaat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Industri Cilegon yang meliputi Anyer (perbatasan kota Cilegon-Kabupaten Serang), Merak, dan Cilegon, yang
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. yang berada di Desa Bantul, Kecamatan Bantul pada bulan Januari 2017 sampai
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Taman Kota dan Jalur Hijau Jalan yang berada di Desa Bantul, Kecamatan Bantul pada bulan Januari 2017 sampai
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Konsep yang diajukan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu secara partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Konservasi No. 5 Tahun 1990, sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, juga dikenal sebagai negara " multi cultural " yang memiliki lebih dari 250 kelompok
Lebih terperinciGambar 4. Peta Lokasi Penelitian
33 METODOLOGI Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Rencana Penataan Lanskap Kompleks Candi Muara Takus sebagai Kawasan Wisata Sejarah dilakukan di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar,
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4. 1. Ruang Lingkup Penelitian Evaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi dilakukan di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Evaluasi ini dikaitkan dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan (teknik pengumpulan data) kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui metode survey (Singarimbun,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten
IV. METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif.
33 BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan berupa (a) full enumeration survey, yaitu mewawancarai seluruh
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang dimulai dari penjajakan, studi pustaka, pembuatan proposal, penelitian lapangan, pengolahan data dan penulisan disertasi adalah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Sub DAS Batulanteh dengan memilih Desa Batudulang, Kecamatan Untir Iwis dan Kecamatan Sumbawa sebagai daerah sampel.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibagi dalam beberapa kegiatan yaitu: 1) analisis kinerja pengelolaan 2). analisis terhadap situasi ekologi dan sosial ekonomi, 3) analisis
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA
RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten
Lebih terperinci8 KESIMPULAN DAN SARAN
8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Dalam konteks kelembagaan pengelolaan hutan, sistem pengelolaan hutan bukan hanya merupakan representasi keberadaan lembaga regulasi negara, melainkan masyarakat
Lebih terperinci3. METODOLOGI ' ' ' ' ' Tg. Gosong. Dongkalang ' ' ' ' '
3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pulau Pasi, tepatnya di Desa Bontolebang, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan dengan fokus pada proses
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2007, bertempat di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB). Taman Nasional Gunung Merbabu
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. B. Metode Penelitian dan Analisis Data. kuisioner, pengambilan gambar dan pengumpulan data sekunder. Menurut
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan ekowisata hutan lindung mangrove dan penangkaran buaya di Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang
Lebih terperinciKONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus
30 KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Wilayah perencanaan situs Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jarak kompleks candi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Upaya untuk penentuan satuan kawasan wisata merupakan suatu pengalokasian beberapa obyek wisata untuk pengembangan wilayah. Dimana hakekatnya SKW merupakan pengelompokan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
15 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki kompleksitas yang sangat tinggi, baik karakteristik, dinamika dan potensi. Pembangunan yang semakin meningkat di wilayah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan,
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang tempat program Prima Tani dilaksanakan. Lokasi penelitian ini
Lebih terperinciGambar 3 Penetapan Responden menggunakan snowball sampling technique.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di desa-desa yang berbatasan langsung dengan Koridor Halimun Salak yang termasuk Kabupaten Sukabumi, yaitu Kampung Sukagalih
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANG
28 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif, yang dilakukan untuk menganalisis pembentukan citra perusahaan
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN
369 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Selama tahun 1990-2009 terjadi pengurangan luas hutan SWP DAS Arau sebesar 1.320 ha, mengakibatkan kecenderungan peningkatan debit maksimum, penurunan debit minimum
Lebih terperinci3 METODE Jalur Interpretasi
15 2.3.5 Jalur Interpretasi Cara terbaik dalam menentukan panjang jalur interpretasi adalah berdasarkan pada waktu berjalan kaki. Hal ini tergantung pada tanah lapang, jarak aktual dan orang yang berjalan
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciIX. KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI AKIBAT PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)
IX. KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI AKIBAT PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) 9.1. Kondisi Ekonomi Perluasan kawasan TNGHS telah mengakibatkan kondisi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN -1- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai tambang timah rakyat dilakukan di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Maret 2016. Lokasi penelitian adalah di Pantai Soge yang terletak di Dusun
Lebih terperinciTahapan Pemetaan Partisipatif Wilayah Kelola Rakyat
Upaya PERDU mendorong pengelolaan sumberdaya alam di Papua secara adil dan berkelanjutan adalah dengan cara meningkatkan kapasitas masyarakat asli Papua. Juga dengan mengupayakan pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor untuk menganalisis sifat fisik tanah. Pengukuran lapang
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN
BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI KAJIAN
III. METODOLOGI KAJIAN 36 3.1 Metode Kajian Metode kajian yang digunakan merupakan metode kajian komunitas eksplanasi, yaitu proses pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciGambar 4 Peta Lokasi Penelitian.
BAB III METODA PENELITIAN 3.. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Agustus 20. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Luwu, di 7 (tujuh) kecamatan yaitu
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
26 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Lokasi kawasan Gunung Endut secara administratif terletak pada wilayah Kecamatan Lebakgedong, Kecamatan Sajira, Kecamatan Sobang dan Kecamatan Muncang,
Lebih terperinciRESPON PETANI TERHADAP KEGIATAN MODEL DESA KONSERVASI (MDK) DI KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI
RESPON PETANI TERHADAP KEGIATAN MODEL DESA KONSERVASI (MDK) DI KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI (Studi Kasus Pada Kelompok MDK di Desa Sindulang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang) Oleh: Mulpiadi1,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga kelurahan (Kelurahan Hinekombe, Kelurahan Sentani Kota, dan Kelurahan Dobonsolo) sekitar kawasan CAPC di Distrik
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian ditentukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat membuat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiono (2010: 91) jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan
Lebih terperinciPERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
ANALISIS INSTITUSI KONSERVASI DI KAWASAN TAMAN NASIONAL UJUNG KULON, DESA TAMANJAYA, KAMPUNG CIBANUA, KECAMATAN SUMUR, KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN MONIKA BR PINEM PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kerangka berpikir yang dijadikan landasan untuk penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pemahaman kegiatan organisasi dalam hal ini diuraikan melalui
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
16 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Empang yang secara administratif masuk dalam wilayah Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa
Lebih terperinciIV. TATA CARA PENELITIAN. Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul dan Desa Banaran, Kecamatan
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kawasan sungai muara sungai Progo Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul dan Desa Banaran, Kecamatan Galur,
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat
41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... i ii iv vii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan
Lebih terperinciVII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)
VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) 7.1. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Keberadaan Hutan Penilaian
Lebih terperinciPETA LOKASI PENELITIAN 105
91 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei - Juni 2009 bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 106 20 ' 10 6 0 '
Lebih terperinciPenentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (26) 2337-352 (23-928X Print) F-47 Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat
Lebih terperinciVIII. PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA
114 VIII. PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA 8.1. Pendahuluan Upaya pemberantasan IL yang dilakukan selama ini belum memberikan efek jera terhadap pelaku IL dan jaringannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu aset penting bagi negara, yang juga merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan sebagai sumberdaya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang analisis fungsi kelembagaan perikanan ini dilaksanakan di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI Bahan dan Alat yang Digunakan Data Data Relevan
4.1. Bahan dan Alat yang Digunakan Bahan yang digunakan sebagai referensi: 1. Citra Landsat 7 ETM dan untuk wilayah Kabupaten Tanah laut. 2. Peta RTRW Kabupaten Tanah Laut. Data lokasi Potensi Sumberdaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. koneksi dan data serta gejala-gejala yang ada dan penjabaran-penjabaran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif, yakni metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBeberapa Contoh Studi Kasus Penggunaan RaTA
B. Penggunaan RaTA dalam Studi dan Pendampingan Penyelesaian Konflik Sistem penguasaan tanah Bengkunat Penggunaan RaTA dilakukan sebanyak dua kali yaitu pertama adalah dengan melaksanakan FGD tingkat pekon
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Strategi Kajian Batas-batas kajian atau penelitian menurut Spradly (dalam Sugiyono, 2005) terdiri dari yang paling kecil, yaitu situasi sosial (single social
Lebih terperinci5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN
5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2006 sampai bulan Oktober 2006. Penelitian dilakukan di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dilaksanakan di beberapa objek dan daya tarik wisata (ODTW) di tujuhbelas
Lebih terperinci