Jurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal 71-76

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal 71-76"

Transkripsi

1 Jurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal VALIDASI METODE RAPID TEST DALAM PENENTUAN TOTAL MOISTURE, ASH CONTENT, CALORIFIC VALUE (AR) PADA BATUBARA TERHADAP STANDAR ISO UKURAN 3 MM PT. KALTIM PRIMA COAL VALIDATION OF RAPID TEST METHOD DETERMINATION OF TOTAL MOISTURE, ASH CONTENT, CALORIFIC VALUE (AR) ON COAL TO ISO STANDARD SIZE OF 3 MM PT. KALTIM PRIMA COAL Ermalia Widya Lintang Sari, Noor Hindryawati, Aman Sentosa Panggabean, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Mulawarman ABSTRAK Penelitian validasi metode rapid test dalam penentuan total moisture, ash content, calorific value (as received) pada batubara terhadap standar ISO (International Organization for Standardizations) dengan ukuran 3 mm (studi kasus di PT. Kaltim Prima Coal) telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pada total moisture, ash content, calorific value jika dilakukan dalam basis (ar) dan mengetahui hasil jika batubara yang digunakan dalam operasional berukuran 3 mm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan batubara ukuran 3 mm diperoleh hasil pada total moisture dan ash content untuk batubara ini tidak terdapat perbedaan dan dapat digunakan dalam operasional laboratorium, sedangkan pada calorific value terdapat perbedaan pada batubara ini. Dalam penentuan ini harus tetap memperhatikan range varian dari nilai reproducibility pada setiap parameter batubara. Kata kunci : Validasi Metode, Batubara, Total moisture, Ash Content, Calorific Value. PENDAHULUAN Salah satu sumber energi di Indonesia adalah batubara yang melimpah hampir merata di Kepulauan terutama Indonesia. Semakin menipisnya cadangan minyak dan diperkirakan akan habis dalam jangka waktu dekat maka pemerintah Indonesia telah menetapkan batubara sebagai sumber alternatif utama yang cukup untuk 200 sampai 300 tahun mendatang [1]. Kualitas batubara ini di perlukan untuk menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah [2]. Penentu kualitas batubara dapat ditinjau dari analisa pengukuran kualitas batubara di dalam laboratorium karena kualitas batubara ini merupakan faktor dasar dalam pengambilan keputusan oleh pihak konsumen untuk memilih produk yang dihasilkan oleh produsen [3]. Rapid test adalah cara alternatif bagi laboratorium jasa analisa batubara agar pengerjaan parameter lebih cepat dan kualitas batubara yang dianalisa dalam basis adb (air drying basis) yaitu kualitas batubara yang sudah melalui proses pengeringan didalam oven pada saat preparasi, namun dalam hal ini pengembangan analisa batubara didalam laboratorium dianalisa dalam basis ar (as received) yaitu kualitas batubara pada saat batubara diterima atau disampling yang mengandung moisture dan tidak melalui proses pengeringan. Penelitian ini mengenai validasi metode Rapid Test terhadap standar ISO dengan parameter total moisture, ash content dan calorific value dengan menggolongkan kualitas batubara berdasarkan nilai kalori yang diperoleh dan besar harapan bahwa metode ini akan membantu dalam analisa didalam laboratorium untuk kegiatan operasional. METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Furnace, Oven carbolite MFS, Parr 6400 Calorimeter, neraca analitik 210 gr, Raymond mill, baki aluminium, crucible, desikator, drying oven, botol sampel, sendok, penjepit, rotary sample divider (RSD), skop, dan ember. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batubara gas nitrogen dan gas oksigen. 71

2 Prosedur Penelitian Preparasi Sampel Sampel yang diambil dari proses sampling dibawa ke ruang preparasi untuk dilakukan pembagian dengan alat rotary sampel divider (RSD) sehingga diperoleh sampel yang representative dari seluruh batubara yang diambil saat sampling tanpa memperkecil ukuran sampel. Batubara dimasukkan ke dalam alat rotary sampel divider sebanyak tiga kali sesuai kalibrasi alat agar sampel tersebut homogen, kemudian sampel diambil 1 bagian sebanyak 2 kg untuk dilakukan tahap preparasi dengan metode standar ISO dan Rapid test. Metode standar ISO Pertama, pembagian dilakukan dengan cara manual dimana batubara dihampar pada baki aluminium dan sampel diambil secara acak menggunakan sendok. Kedua, pengeringan dilakukan dengan menggunakan baki aluminium sebagai medianya dan batubara akan di taruh dalam baki tersebut kemudian dimasukkan kedalam drying oven dengan suhu 45º C selama ± 3 jam. Ketiga, penggilingan sampel batubara ukuran batubara akan dikecilkan sampai ukuran 0,212 mm dengan alat Raymond mill. Metode Rapid Test Pertama, Pembagian dilakukan dengan cara manual dimana batuara akan dihampar pada baki aluminium dan sampel diambil secara acak menggunakan sendok. Kedua, Pada penggilingan ini sampel batubara ukuran batubara akan di perkecil ukurannya mencapai ukuran 0,212 mm dengan alat Raymond mill Analisa Batubara Metode ISO Total Moisture ISO 1928 Pada penentuan total moisture (ar) sesuai [4] ini ditimbang crucible aluminium dengan tutupnya dengan ketelitian gr kemudian ditimbang crucible alumunium beserta sampel batubara sebanyak 5 gr. Setelah ditimbang, diratakan batubara didalam crucible dengan mengetuk-ngetuk bagian bawah kemudian sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu º C tanpa penutup crucible, selama proses berlangsung, dialirkan gas nitrogen ke dalam oven dengan penyetelan aliran gas sekitar 300 ml/menit lalu biarkan selama 8 jam. Batubara kemudian dikeluarkan dari oven dan dipasang kembali tutup crucible setelah itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit setelah itu ditimbang kembali untuk mengetahui berapa nilai total moisture yang dihasilkan. Abu (Ash Content) ISO 1171 : 1997 Penentuan Ash (adb) dilakukan sesuai standar ISO ditimbang crucible kosong sampai ketelitian gr kemudian ditimbang crucible serta sampel batubara sebanyak 1 gr. Sampel yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam furnace yang bersuhu 300º C kemudian diatur suhu dengan kenaikan 500ºC selama 30 menit. Setelah 30 menit suhu diset menjadi 815ºC selama 1 jam 30 menit. Dalam proses ini batubara yang dimasukkan ke dalam furnace akan terbakar sempurna hingga menghasilkan abu yang kemudian ditimbang untuk mengetahui berapa nilai kadar abu yang dihasilkan [5]. Calorific Value ISO 1928 Penentuan calorific value (adb) sesuai dengan standar ISO.Ditimbang sampel batubara sebanyak 0,8 gr ke dalam crucible dan dipasangkan kawat sumbu pembakar pada kedua elektroda bomb vessel, kemudian crucible yang berisi batubara ditempatkan pada support ring crucible dengan bomb vessel sehingga kawat sumbu pembakar menempel pada batubara yang ada di dalam crucible. Bomb vessel ditempatkan di dalam bucket kemudian ditutup sehingga sampel dapat dianalisa secara otomatis dengan alat Parr 6400 Kalorimeter. Hasil analisa batubara yang telah habis tebakar tertera pada monitor dan dicetak oleh printer [6]. Metode Rapid Test Total Moisture Ditimbang crucible aluminium dengan tutupnya dengan ketelitian gr kemudian ditimbang crucible alumunium beserta sampel batubara sebanyak 3 gr. Ditimbang dan diratakan batubara didalam crucible dengan mengetuk-ngetuk bagian bawah kemudian sampel akan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 200º C tanpa penutup crucible, selama proses berlangsung oven akan dialiri gas nitrogen ke dalam oven dan penyetelan aliran gas nya sekitar 300 ml/menit lalu biarkan selama 15 menit. Batubaran kemudian dikeluarkan dari oven dan dipasang kembali tutup crucible setelah itu didinginkan dalam desikator selama 30 menit setelah itu ditimbang kembali untuk mengetahui berapa nilai total moisture yang dihasilkan. Abu (Ash Content) Pada penentuan Ash (ar) ini ditimbang crucible kosong sampai ketelitian gr kemudian ditimbang crucible serta sampel batubara sebanyak 0,3 gr. Sampel yang sudah ditimbang akan dimasukkan kedalam furnace yang bersuhu 900º C selama 10 menit, dalam proses ini batubara yang di masukkan ke dalam furnace akan terbakar sempurna 72 72

3 Jurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal hingga menghasilkan abu kemudian ditimbang untuk mengetahui berapa nilai kadar abu yang dihasilkan. Calorific Value Ditimbang sampel batubara sebanyak 0,8 gr ke dalam crucible dan dipasangkan kawat sumbu pembakar pada kedua elektroda bomb vessel. Crucible yang berisi batubara ditempatkan pada support ring crucible dengan bomb vessel sehingga kawat sumbu pembakar menempel pada batubara yang ada di dalam crucible. Ditempatkan bomb vessel di dalam bucket kemudian ditutup sehingga sampel akan dianalisa secara otomatis dengan alat Parr 6400 Kalorimeter dan hasil analisa batubara yang telah habis tebakar akan tertera pada monitor dan dicetak oleh printer oleh alat tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2. Perbedaan nilai total moisture rapid dan standar ISO Ash Content Pengukuran parameter ash content pada 20 sampel menggunakan metode rapid test dan standar ISO yang mengacu pada ISO 1171:1997 dapat dilihat pada Gambar 3: Penentuan Parameter-Parameter Kualitas Batubara Total Moisture Hasil analisa dalam basis as received yang mengacu pada ISO 589 disajikan pada gambar 1 : Gambar 3. Perbandingan nilai Ash Content rapid dan standar ISO Gambar 1. Perbandingan nilai total moisture rapid dan standar ISO. Berdasarkan pada Gambar 1, selisih nilai rapid dengan nilai standar hampir tidak berbeda karena nilai rapid mengikuti garis yang sejajar atau pola nya dengan nilai standar ISO. Untuk dapat mengetahui batas dari varian yang ditentukan oleh ISO, dibuat grafik varian pada Gambar 2. Pada Gambar 2 yang menunjukan varian dari kedua metode ini dari 20 sampel hanya satu yang terlewat dati batas minimum yang ditentukan sebesar 1,5 yang diketahui nilai maksimum varian adalah +1,0 dan dengan nilai minimum variansi adalah -2,0 ini tidak akan berpengaruh besar untuk validasi karena dari semua data nilai yang didapat lebih tinggi dari nilai standar nya hanya 1 data saja. Pada Gambar 3 nilai ash rapid dengan nilai ash standar ISO tidak terlihat perbedaan yang signifikan karena masih pola grafik pada metode rapid masih mengikuti pola dari standar ISO nya, namun untuk dapat memastikan perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai reproducibility sehingga terlihat varian dari kedua metode tersebut. Gambar 4. Perbedaan nilai ash content rapid dan standar ISO Dilihat dari gambar 4 variannya ada beberapa data yang tidak masuk dalam batas maksimum dan 73

4 minimum ash yang telah ditentukan adalah 0,5 namun dari sekumpulan data nilai ini cukup bagus karna tidak sebagian data yang varian nya melewati batas maksimum dan minimum tersebut dimana diketahui nilai maksimum yang digunakan adalah +0,8 dan nilai minimum nya adalah -0,8. Untuk dapat menetukan apakah nilai ini akan mengalami bias akan di validasi dengan metode bias test. gunakan secara operasional dapat melihat varian dan bias yang terjadi dari metode ini. Calorific Value Pengukuran parameter calorific value pada 20 sampel menggunakan metode rapid test dan standar ISO yang mengacu pada ISO 1171:1997 : Gambar 6. Perbedaan nilai calorific value rapid dan Standar ISO. Gambar 5. Perbandingan nilai calorific value rapid dan standar ISO Pada Gambar 5 menunjukan kemiripan nilai atau pola yang sama antara metode rapid test dengan standar. Hal ini menunjukan perbedaan yang sangat kecil pada kedua metode namun untuk memastikan bahwa mtode rapid pada calorific value ini dapat di Pada Gambar 6 menunjukan nilai varian yang didapat tidak menunjukan hasil yang maksimal karena ada sebagian data dari keseluruhan tidak masuk dalam batas reproducibility yang di tentukan dalam batas maksimum dan minimum adalah 93 untuk nilai calorific value ini dimana diketahui nilai maksimum varians yang digunakan adalah +200 dan nilai minimum adalah Untuk menentukan apakah nilai ini masih dapat ditoleransi maka nilai calorific value ini perlu di validasi untuk mengetahui bias yang terjadi pada analisa ini. Validasi Metode Parameter-parameter Batubara Tabel 1. Hasil Validasi metode rapid test terhadap standar ISO pada total moisture No Kriteria Pengujian Total Moisture Ash Content Calorific value 1. Pencilan C hit < C tabel C hit = 0,050 < C tabel = 0,480 C hit = 0,050 < C tabel = 0,480 C hit = 0,050 < C tabel = 0, Variable bebas median 3. Uji run Jika l < r < u 7< 9 < 15 7< 9 < 14 7< 9 < 15 4.Sampel yang dibutuhkan Jika g > 1,295 (data cukup) g = 0,87, np,r cukup 19 data g = 1,15, np,r cukup 12 data g = 0,91, np,r cukup 17data 5. Akhir bias tnz t(β) 4,21 1,729 5,95 1,729 2,08 1, Selisih angka nol tz < t(α) 1,61 < 2,093 0,95 < 2,093 2,01 < 2, uji F f hit f t abel 1,16 2,16 0,79 2,16 f hit > f tabel (x) 1,18 x ,16 8. Uji T -t tabel t hit t tabel t hit > t tabel atau - 2,02-0,18 2,02-2,02 0,01 2,02-2,02-0,07 2,02 t hit < t tabel (x) 74 74

5 Jurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal Uji pencilan dari persamaan : (1) pada parameter-parameter batubara diperoleh C hitung sebesar 0,050 yang menunjukan bahwa nilai C hitung masih berada dibawah kriteria nilai C tabel yang diperoleh dari tabel critical value dengan tingkat probabilitas 99 % sebesar 0,480 sehingga C hitung = 0,050 < C tabel = 0,480 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada sejumlah data ini tidak ada data yang harus dibuang karena sejumlah data pada penentuan total moisture, ash content dan calorific value ini memenuhi kriteria pengujian. Pada uji median ini adalah untuk mengetahui perbedaan pada variable bebas berdasarkan pada keacakan data yang tinggi dan rendah pada median. Untuk dapat menentukan median tersebut data yang diperoleh diurutkan dalam urutan dari yang terkecil sampai terbesar kemudian akan dilanjutkan dengan uji run dimana menggunakan median sebagai pengurang agar mendapatkan perubahan tanda pada signifikansinya. Pada uji run didapatkan nilai signifikan dengan mengurangi median dari setiap nilai different sehingga diperoleh tanda (+) dan (-) setiap perubahan tanda akan mempengaruhi jumlah r karena nilai r dihitung dari kenaikan perubahan tanda. Dari uji ini keacakan data batubara ditentukan dari nilai n1 dan n2 dimana dapat disimpulkan jika nilai (+) dan (-) sama maka n1=n2 jika dibandingkan dengan tabel signifikan run maka didapat nilai terendah (lower) dengan n1 = 7 dan nilai tertinggi (upper) n2 = 15 maka kesimpulan yang didapat jika ketentuan yang ditetapkan pada ISO adalah l < r < u, maka dalam penentuan total moisture pada batubara A ini dapat disimpulkan 7 > 9 < 15, ash content 7 > 9 < 14 dan untuk calorific value 7 > 9 < 15 sehingga dalam parameter parameter batubara ini tidak ada mengalami kecenderungan perubahan tanda yang rumit karena hasilnya yang diharapkan sudah sesuai dengan ketentuannya. Suatu data dapat dikatakan cukup jika memenuhi syarat faktor g > ŋp,r (angka yang dibutuhkan) dengan jumlah sampel data yang digunakan dengan jumlah data yang digunakan (n = 20) dengan perhitungan toleransi maksimum bias (B) pada total moisture adalah sebesar 1,5 % dan ash content sebesar 0,5 % serta untuk calorific value sebesar 93 kalori yang dibagi dengan perbedaan standar deviasi (sd) pada masing-masing parameter. Dengan kriteria pengujian yang ditentukan dan sesuai dengan standar ISO [7] semua parameter yang di analisa dengan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penentuan parameter-parameter ini cukup dan masih berada dibawah 20 data. Penentuan bias ini berdasarkan uji signifikan dari nilai B dimana B adalah maksimum toleransi bias yang dientukan oleh Standar ISO. Jika B < sd < B+ maka smpangan baku hasil ini masih dalam cakupan toleransi bias dalam hal ini yang dicapai dilihat dari segi standar deviasi. Untuk menentukan adanya bias dapat ditentukan dari persamaan : (2) Jika hasil tnz sesuai dengan nilai one tailed t(β) (n-1) dan jika : tnz < t(β) (n-1) maka ada bukti bias yang baik secara signifikan lebih besar dari angka nol dan tidak signifikan kurang dari B. hasilnya menunjukan adanya bias yang relevan Apabila t nz t(β) (n-1) bias secara signifikan kurang dari B. hasil lainnya tidak menunjukkan adanya bias relevan. Dari hasil penilaian akhir bias dalam parameter-parameter yang dianalisa tidak menunjukkan adanya bias yang relevan karena masih dalam batasan B < sd < B+ dan nilai yang didapatkan masih berada dibawah nilai t(β) Dalam Uji selisih angka nol, uji ini ditentukan oleh B < sd < B+ dengan persamaan jika hasil tz sesuai dengan tabel t(α) two tailed. Dengan persamaan dan ketentuan seperti di bawah ini : (3) Apabila tz < t (α) maka rata-rata selisih yang diamati tidak signifakan dari nol atau komponen yang diuji dapat diterima. Apabila tz t (α) maka bias kurang dari B. Dari hasil pengujian pada total moisture, ash content, dan calorific value metode uji dengan batubara ini dapat diterima karena selisih yang diamati tidak signifikan dari angka nol sehingga bebas dari bias. Uji F digunakan untuk membandingkan dua varians yang diamati dalam penelitian ini dari 20 data yang menggunakan kuadrat dari standar deviasi dan membandingkan antar standar deviasi ini dengan persamaan : (4) 75

6 Dari hasil pengujian dengan f tabel sebesar 2,16 penentuan parameter-parameter yang dianalisa tidak memiliki perbedaan varian yang signifkan. Pada uji T digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai rata-rata (mean) dari hasil penentuan total moisture, ash content dan calorific value ini dengan persamaan t hitung : (5) Dari hasil pengujian uji ini hasil analisa sebanyak 20 data pada metode rapid yang didasarkan dari hasil uji t hitung dan t tabel yang di dapat dengan df 20 pada lampiran sebesar 2,02 tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pada masingmasing parameter terhadap metode standar KESIMPULAN 1. Hasil validasi pada metode rapid terhadap standar ISO dengan basis ar (as received) pada total moisture untuk batubara batubara A dan B tidak terdapat perbedaan dan dapat digunakan dalam operasional laboratorium, untuk ash content tidak terdapat perbedaan pada batubara B dan terdapat perbedaan pada batubara A sedangkan pada calorific value terdapat perbedaan pada batubara A dan batubara B. Dalam penentuan ini harus tetap memperhatikan range varian dari nilai reproducibility pada masing-masing parameter. 2. Sampel batubara ukuran 3 mm yang digunakan dengan tanpa pengeringan pada proses preparasinya dapat digunakan untuk penentuan total moisture dan ash content namun tidak dapat digunakan untuk penentuan calorific value. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA [1] Nukman dan Poertadji. S Pengurangan kadar abu pada batubara sub bituminous dengan metode aglomerasi air-minyak sawit. Universitas Indonesia. Jakarta. [2] Hadi. T, Virgo dan dkk Pengukuran Kecepatan dan Amplitudo Gelombang Ultrasonik untuk Klasifikasi Kualitas Batubara. Jurnal Penelitian Sains. Volume 13 Nomer 1(B) [3] Anriani, T, M dan Harminuke E. H Analisis perbandingan Kualitas Batubara TE- 67di Front Penambangan dan Stockpile di Tambang Air Laya PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan. Palembang: Universitas Sriwijaya. [4] ISO International. (1981). ISO 589 International Standar Hard Coal Determination Of Total Moisture. In ISO. [5] ISO International. (1997). ISO 1171 International Standar Solid Mineral Fuels Determination Of Determination Of To Ash Content. In ISO [6] ISO International. (1928). ISO 1928 International Standar Solid Mineral Fuels Determination Of Gross Calorific Value by The Bomb Calorimetric Method and Calculation Of net Calorific Value. In ISO. [7] ISO International ISO Hard Coal and Coke Mechanikal Sampling Part 8 Methods of Testing for Bias. In ISO. Laboratorium coal processing and plant PT. Kaltim Prima Coal di Kalimantan Timur

VALIDASI METODE RAPID TEST TERHADAP PENENTUAN PARAMETER TOTAL MOISTURE (AR), ASH CONTENT (AR) DAN CALORIFIC VALUE DI PT.

VALIDASI METODE RAPID TEST TERHADAP PENENTUAN PARAMETER TOTAL MOISTURE (AR), ASH CONTENT (AR) DAN CALORIFIC VALUE DI PT. VALIDASI METODE RAPID TEST TERHADAP PENENTUAN PARAMETER TOTAL MOISTURE (AR), ASH CONTENT (AR) DAN CALORIFIC VALUE DI PT. KALTIM PRIMA COAL RAPID METHOD VALIDATION TESTS FOR THE DETERMINATION OF TOTAL MOISTURE

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ANALISIS KIMIA PROKSIMAT BATUBARA

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ANALISIS KIMIA PROKSIMAT BATUBARA PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ANALISIS KIMIA PROKSIMAT BATUBARA Oleh: Iudhi Oki Prahesthi, Fitro Zamani Sub Bidang Laboratorium Pusat Sumber Daya Geologi SARI Penentuan proksimat merupakan

Lebih terperinci

METODE RAPID TEST PREPARATION

METODE RAPID TEST PREPARATION Jurnal Atomik., 0, 0 () hal - ISSN -00 (Online) PENGEMBANGAN METODE RAPID TEST PREPARATION DALAM PENENTUAN KADAR INHERENT MOISTURE DAN TOTAL SULFUR DENGAN METODE YANG DIPERGUNAKAN OLEH ISO (INTERNATIONAL

Lebih terperinci

Analisis kadar abu contoh batubara

Analisis kadar abu contoh batubara Standar Nasional Indonesia Analisis kadar abu contoh batubara ICS 19.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Jurnal Atomik., 2017, 02 (1) hal

Jurnal Atomik., 2017, 02 (1) hal PENGEMBANGAN METODE RAPID TEST DALAM PENENTUAN ASH CONTENT DAN CALORIFIC VALUE BATUBARA DI LABORATORIUM PT JASA MUTU MINERAL INDONESIA THE DEVELOPMENT OF RAPID TEST METHODS TO DETERMINE OF ASH CONTENT

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat 81 BAB V PEMBAHASAN Pada pengujian kualitas batubara di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menggunakan conto batubara yang diambil setiap ada pengiriman dari pabrik. Conto diambil sebanyak satu sampel

Lebih terperinci

Oleh : Akhmad Rifandy 1 dan Riskan Fauzi 2 ABSTRACT. Kata Kunci : Perubahan Nilai Total Moisture, analisa, Calorific Value

Oleh : Akhmad Rifandy 1 dan Riskan Fauzi 2 ABSTRACT. Kata Kunci : Perubahan Nilai Total Moisture, analisa, Calorific Value PERUBAHAN NILAI TOTAL MOISTURE DI TONGKANG PADA PRODUK BATUBARA PT. INDEXIM COALINDO KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Akhmad Rifandy 1 dan Riskan Fauzi 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS BATUBARA TE-67 DI FRONT PENAMBANGAN DAN STOCKPILE

ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS BATUBARA TE-67 DI FRONT PENAMBANGAN DAN STOCKPILE ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS BATUBARA TE-67 DI FRONT PENAMBANGAN DAN STOCKPILE DI TAMBANG AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk. TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN COMPARATIVE ANALYSIS OF COAL QUALITY TE-67

Lebih terperinci

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN L1.1 DATA PENGAMATAN NILAI KALOR Ukuran Partikel (Mesh) 10 42 60 Tabel L1.1 Data Pengamatan Nilai Kalor Perbandingan Nilai kalor Eceng Gondok : Tempurung Kelapa

Lebih terperinci

Dasar Teori Tambahan. Pengadukan sampel dilakukan dengan cara mengaduk sampel untuk mendapatkan sampel yang homogen.

Dasar Teori Tambahan. Pengadukan sampel dilakukan dengan cara mengaduk sampel untuk mendapatkan sampel yang homogen. Dasar Teori Tambahan Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu cebakan sedimenter yang berasal dari penimbunan dan pengendapan hancuran bahan berselulosa yang bersal dari tumbuhtumbuhan.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET Siti Hosniah*, Saibun Sitorus dan Alimuddin Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2 miliar ton dengan cadangan 21.13 miliar ton (menurut Dirjen Minerba Kementrian ESDM Bambang

Lebih terperinci

Tamrin Kasim 1, Heri Prabowo 2 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Tamrin Kasim 1, Heri Prabowo 2 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PENINGKATAN NILAI KALORI BROWN COAL MENGGUNAKAN KATALIS MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BATUBARA LOW CALORIE DAERAH TANJUNG BELIT, KECAMATAN JUJUHAN, KABUPATEN BUNGO, PROVINSI JAMBI Tamrin Kasim 1, Heri Prabowo

Lebih terperinci

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah No Parameter Pengujian Hasil Uji Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-rata 1. Berat Awal Bahan

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA ANALITIK PADA PENENTUAN KADAR FOSFOR SEBAGAI P 2 O 5 PADA ABU BATUBARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER VISIBLE

OPTIMASI KINERJA ANALITIK PADA PENENTUAN KADAR FOSFOR SEBAGAI P 2 O 5 PADA ABU BATUBARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER VISIBLE Eka dkk Kimia FMIPA Unmul Waktu Fermentasi OPTIMASI KINERJA ANALITIK PADA PENENTUAN KADAR FOSFOR SEBAGAI P O PADA ABU BATUBARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER VISIBLE Eka Apriska Sebyanata Kusuma*, Aman

Lebih terperinci

A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR

A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL PT. Globalindo Inti Energi merupakan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI KALORI DETRITUS HUTAN MANGROVE DENGAN MENGGUNAKAN BOMB CALORIMETER. Pos Andi, Sugianto, Tengku Emrinaldi

PENENTUAN NILAI KALORI DETRITUS HUTAN MANGROVE DENGAN MENGGUNAKAN BOMB CALORIMETER. Pos Andi, Sugianto, Tengku Emrinaldi PENENTUAN NILAI KALORI DETRITUS HUTAN MANGROVE DENGAN MENGGUNAKAN BOMB CALORIMETER Pos Andi, Sugianto, Tengku Emrinaldi Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi Eddy Elfiano, N. Perangin-Angin Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan terhadap data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari perusahaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan 23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

ANALISIS PROKSIMAT TERHADAP KUALITAS BATUBARA DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS PROKSIMAT TERHADAP KUALITAS BATUBARA DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANALISIS PROKSIMAT TERHADAP KUALITAS BATUBARA DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Abd Razak Kadir¹, Sri Widodo²*, Anshariah 1 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas

Lebih terperinci

BAB VI PROSES MIXING DAN ANALISA HASIL MIXING MELALUI UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET

BAB VI PROSES MIXING DAN ANALISA HASIL MIXING MELALUI UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET BAB VI PROSES MIXING DAN ANALISA HASIL MIXING MELALUI UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET 6.1. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum proses mixing dan analisa hasil mixing melalui uji pembakaran dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN NILAI TOTAL MOISTURE

ANALISIS PERUBAHAN NILAI TOTAL MOISTURE ANALISIS PERUBAHAN NILAI TOTAL MOISTURE BATUBARA PRODUK DALAM KOTAK UJI PALKA DI PT INDEXIM COALINDO KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Sujiman¹, dan Ahmad Fauzi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ANALISIS KARAKTERISTIK SAMPEL Salah satu sampel yang digunakan pada eksperimen ini adalah batubara jenis sub bituminus yang berasal dari Kalimantan. Analisis proksimasi

Lebih terperinci

ANALISIS PROKSIMAT TERHADAP KUALITAS BATUBARA DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS PROKSIMAT TERHADAP KUALITAS BATUBARA DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANALISIS PROKSIMAT TERHADAP KUALITAS BATUBARA DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Abd Razak Kadir¹, Sri Widodo², Anshariah 1* 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Alat - Moisture Balance - Gilingan Inti - aluminium-plate - Spatula - Extraction timble - Cawan penguap 250 ml Pyrex - Kapas - Labu ekstraksi 250 ml Pyrex - Neraca analitik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan sumberdaya alam yang melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang melimpah adalah batubara. Cadangan batubara

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menguraikan secara rinci langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian agar terlaksana secara sistematis. Metode yang dipakai adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya ABSTRAK Sekarang ini minyak tanah sangat sulit untuk didapatkan dan kalaupun ada maka

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii 1 Ruang

Lebih terperinci

ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS

ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS Rr.Harminuke Eko Handayani*, RR.Yunita Bayuningsih, Ade Septyani *)Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah, BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,

Lebih terperinci

Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif

Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif Ariyanto Politeknik ATI Makassar ariyantoresearcher@gmail.com Abstrak Daun jati dan daun kakao sangat berlimpah di indonesia pada umumnya dan di

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah spent bleaching earth dari proses pemurnian CPO yang diperoleh dari PT. Panca Nabati Prakarsa,

Lebih terperinci

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 1. Kadar Air (%) 4,5091 4,7212 4,4773 5,3393 5,4291 5,2376 4,9523 2. Parameter Pengujian Kadar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET Muhammad Taufik 1), Adi Syakdani 2), Rusdianasari 3), Yohandri Bow 1),2),3 ), 4) Teknik Kimia, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.2 ; November 2016 ISSN 2407-4624 OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET * DWI SANDRI 1, FAJAR SAPTA HADI 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu Oleh : Kelompok : 2 ( dua ) Kelas : 4 KF Nama Instruktur : Dr. Hj. Martha Aznury, M.Si Nama Kelompok : Kurnia Aini ( 061330401059 ) M. Yuda Pratama ( 061330401060

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan

Lebih terperinci

OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT`

OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT` OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT` OLEH DJAMHUR SULE Disampaikan pada SEMINAR BATUBARA NASIONAL Di Hotel Gran Melia,Jakarta 22 Maret 2006 PENDAHULUAN 1. Konsumsi Batubara

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN LAMPIRAN DATA PENGAMATAN 1. Data pengamatan densitas sampel Tabel 12. Data Pengamatan Densitas Sampel Sampel Densitas (gr/ml) Air 0,98 Gasoline 0,717 BE8 0,721 BE12 0,723 BE16 0,726 2. Data pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga

Lebih terperinci

1. MOISTURE BATUBARA

1. MOISTURE BATUBARA 1. MOISTURE BATUBARA Pada dasarnya air yang terdapat di dalam batubara maupun yang terurai dari batubara apabila dipanaskan sampai kondisi tertentu, terbagi dalam bentuk-bentuk yang menggambarkan ikatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia mineral / laboratorium geoteknologi, analisis proksimat dilakukan di laboratorium instrumen Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 3.1 Tujuan Tugas Akhir Pelaksanaan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi besarnya bilangan excess air boiler metode perhitungan menggunakan O 2 content pada

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di : 1. Observasi lapang di sentra produksi pertanian dan/atau industri penghasil limbah padat pertanian yang berada di sekitar

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan daging ayam broiler sebanyak 8 ekor yang berasal dari CV. Putra Mandiri, dan strain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di Laboratorium Daya dan Alat, Mesin Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian analisis sifat fisik cookies berbahan baku tepung terigu dengan substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan

Lebih terperinci

UJICOBA PEMBAKARAN LIMBAH BATUBARA DENGAN PEMBAKAR SIKLON

UJICOBA PEMBAKARAN LIMBAH BATUBARA DENGAN PEMBAKAR SIKLON UJICOBA PEMBAKARAN LIMBAH BATUBARA DENGAN PEMBAKAR SIKLON Stefano Munir, Ikin Sodikin, Waluyo Sukamto, Fahmi Sulistiohadi, Tatang Koswara Engkos Kosasih, Tati Hernawati LATAR BELAKANG Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA

OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 11-16 OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA MELALUI SIMULASI BERDASARKAN KRITERIA PARAMETER BATUBARA Agung Dwi Prasetyo 1 *, Agus Triantoro 2, Uyu Saismana 2, Wahyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang sangat kaya sumber daya alam, diantaranya sumber daya energi yang tersimpan diberbagai wilayah. Salah satu jenis sumber daya energi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

GEOSTATISTIK MINERAL MATTER BATUBARA PADA TAMBANG AIR LAYA

GEOSTATISTIK MINERAL MATTER BATUBARA PADA TAMBANG AIR LAYA GEOSTATISTIK MINERAL MATTER BATUBARA PADA TAMBANG AIR LAYA 1 Surya Amami P a, Masagus Ahmad Azizi b a Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSWAGATI Jl. Perjuangan No 1 Cirebon, amamisurya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ANTARA CAMPURAN LOW SULFUR WAXY RESIDU DENGAN BATUBARA JAMBI DENGAN MENGGUNAKAN PROSES COATING

ANALISIS PENGARUH ANTARA CAMPURAN LOW SULFUR WAXY RESIDU DENGAN BATUBARA JAMBI DENGAN MENGGUNAKAN PROSES COATING ANALISIS PENGARUH ANTARA CAMPURAN LOW SULFUR WAXY RESIDU DENGAN BATUBARA JAMBI DENGAN MENGGUNAKAN PROSES COATING ANALYSIS OF BETWEEN LOW SULFUR WAXY RESIDUAL WITH JAMBI COAL USING A COATING PROCESS Lianita

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari 19 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian analisis nilai kalori dan uji sensori roti gula sukrosa dengan substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA WAKTU DAN TEMPERATUR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA MUDA (LIGNIT) DENGAN MENGGUNAKAN OLI BEKAS DAN SOLAR SEBAGAI STABILISATOR

PENGARUH LAMA WAKTU DAN TEMPERATUR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA MUDA (LIGNIT) DENGAN MENGGUNAKAN OLI BEKAS DAN SOLAR SEBAGAI STABILISATOR TUGAS AKHIR PENGARUH LAMA WAKTU DAN TEMPERATUR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA MUDA (LIGNIT) DENGAN MENGGUNAKAN OLI BEKAS DAN SOLAR SEBAGAI STABILISATOR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada 7. BOMB CALORIMETER 7.1. Prinsip Kerja Plain Oxygen Bomb Calorimeter Prinsip Jumlah panas yang diukur dalam kalori, yang dihasilkan apabila suatu bahan atau sampel dioksidasikan dengan sempurna di dalam

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS BATUBARA (GROSS CALORIFIC VALUE)

BAB III TUGAS KHUSUS BATUBARA (GROSS CALORIFIC VALUE) BAB III TUGAS KHUSUS MENENTUKAN FAKTOR KOREKSI H 2 S0 4 DAN HN0 3 DALAM ANALISA KALORI GROSS BATUBARA (GROSS CALORIFIC VALUE) PADA ALAT ISOPERIBOL BOMB CALORIMETER 3.1 Tinjauan Teori Kerja praktek ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi. Salah satu pemanfaatan batubara adalah sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi. Salah satu pemanfaatan batubara adalah sebagai bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, penggunaan batubara dijadikan sebagai alternatif sumber energi. Salah satu pemanfaatan batubara adalah sebagai bahan bakar di industri industri, khususnya

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kadar air dan kadar lemak adalah mie instan Indomie (dengan berat bersih 61 gram, 63 gram, dan 66 gram), petroleum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Tata Cara Pengambilan Data Pengambilan data volatile gas dari sensor sangat menentukan kehandalan diagnose yang akan didapatkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

Lebih terperinci

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH Hidro Andriyono 1), Prantasi Harmi Tjahjanti 2) 1,2) Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Jalan Raya Gelam

Lebih terperinci

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU (Rhizophora mucronata Lamck) DAN KAYU RAMBAI (Sonneratia acida Linn) DENGAN BERBAGAI TEKANAN Oleh/by: Gt. A. R. THAMRIN Program Studi Teknologi Hasil Hutan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA

BAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA BAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA 4.1. Stratigrafi Batubara Lapisan batubara yang tersebar wilayah Banko Tengah Blok Niru memiliki 3 group lapisan batubara utama yaitu : lapisan batubara A, lapisan batubara

Lebih terperinci

Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar

Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar Kajian Penggunaan Wadah Sampel (Crucible dan Aluminium Foil) Pada Metode Pengujian Kadar Air Jarak Pagar Oleh : Amalia Farra Sabrina, S.TP dan Nur Fatimah, S.TP (PBT Ahli BBPPTP Surabaya) Ringkasan BBPPTP

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengujian

Lebih terperinci

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU SNTMUT - 214 ISBN: 978-62-712--6 ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU Eddy Elfiano, M. Natsir. D, Doni Indra Program Studi Teknik Mesin FakultasTeknik Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN BAB. III. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di: Balai Riset Perindustrian Tanjung Morawa Waktu penelitian : Penelitian dilakukan pada Pebruari 2010 - April

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi alternative disamping minyak dan gas bumi. Dipilihnya batubara sebagai sumber energi karena batubara relatif lebih murah

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN KIMIA WOOD PELLET DARI LIMBAH INDUSTRI PERKAYUAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

SIFAT FISIK DAN KIMIA WOOD PELLET DARI LIMBAH INDUSTRI PERKAYUAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Sifat fisik dan kimia wood pellet dari limbah industri perkayuan sebagai sumber energi alternatif.effendi Arsad SIFAT FISIK DAN KIMIA WOOD PELLET DARI LIMBAH INDUSTRI PERKAYUAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas diagram alir proses penelitian, peralatan dan bahan yang digunakan, variabel penelitian dan prosedur penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Data 4.1.1.1 Objek Dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring

Lebih terperinci

(Maryati Doloksaribu)

(Maryati Doloksaribu) Pembuatan Briket Arang Dari Tanah Gambut Pengganti Kayu Bakar (Maryati Doloksaribu) Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah : (1). Untuk membuat briket arang dari tanah gambut (2). Untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS BATUBARA

PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS BATUBARA PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS BATUBARA Disusun oleh : MUHAMMAD ZAINAL ILMI NIM. DBD 108 055 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian (LDAMP) serta Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat

Lebih terperinci

Pengertian Pengujian Hipotesis

Pengertian Pengujian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS Pengertian Pengujian Hipotesis HUPO BAHASA YUNANI THESIS Pernyataan yang mungkin benar atau mungkin salah terhadap suatu populasi Lemah, kurang, di bawah Teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. KARAKTERISTIK BATUBARA Sampel batubara yang digunakan dalam eksperimen adalah batubara subbituminus. Dengan pengujian proksimasi dan ultimasi yang telah dilakukan oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar Jenis Bahan Rataan Nilai Kalor (kal/gram) Kayu 4.765 Batubara 7.280 Fuel Oil 1) 10.270 Kerosine (Minyak Tanah) 10.990 Gas Alam 11.806 Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dipilihnya Bursa Efek Indonesia sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4. 1 BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan-bahan dan Alat yang Digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan : No. Alat Ukuran Jumlah 1. Digester - 1 Buah 2. Pengaduk - 1 Buah 3. Kertas PH - Secukupnya 4. Gunting - 1 Buah 5.

Lebih terperinci