PENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN MADU PERSONDE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI METANOL
|
|
- Yenny Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN MADU PERSONDE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI METANOL SKRIPSI Oleh Derry Herdhimas NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
2 PENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN MADU PERSONDE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI METANOL SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Dokter (S1) dan mencapai gelar Sarjana Kedokteran Oleh Derry Herdhimas NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2013 i
3 PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Protektif Pemberian Madu Personde terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal pada Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Metanol telah diuji dan disahkan pada: hari, tanggal : Kamis, 17 Oktober 2013 tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Jember Tim Penguji Penguji I Penguji II dr. Al Munawir, M. Kes., Ph.D NIP dr. Muhamad Hasan, M. Kes., Sp.OT. NIP Penguji III Penguji IV dr. Azham Purwandhono, M. Si. NIP dr. Sugiyanta, M. Ked. NIP Mengesahkan, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember dr. Enny Suswati, M. Kes. NIP vi
4 RINGKASAN Pengaruh Pemberian Madu Personde terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal pada Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Metanol; Derry Herdhimas, ; 2013; 39 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Keracunan metanol sering terjadi di negara kita dan dapat menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas seperti yang pernah tejadi pada pertengahan tahun 2008, 21 orang tewas di Jambi karena menenggak minuman keras oplosan, 26 orang dilaporkan tewas di Denpasar tahun Di Manado, 12 orang tewas. Di Indramayu, 19 remaja juga tewas karena hal serupa. Di Banjarmasin pada tahun Warga Negara Rusia tewas setelah minum miras oplosan (Armandhanu, 2011). Hal ini disebabkan oleh sering dipakainya metanol sebagai pengganti alkohol oleh pecandu-pecandu alkohol, karena harganya relatif murah. Meskipun bahan ini utamanya hanya menimbulkan gangguan kesadaran (inebriation), bahan metabolitnya sendiri dapat menimbulkan asidosis metabolik, kebutaan, dan kematian setelah periode laten selama 6-30 jam (Tjokroprawiro, 2007). Salah satu organ yang mendapat gangguan adalah ginjal. Ginjal umumnya kurang dipertimbangkan sebagai target organ utama dalam kasus intoksikasi metanol. Gagal ginjal akut sebelumnya lebih dipertimbangkan sebagai komplikasi terminal keracunan metanol, akan tetapi episode berulang dari kerusakan ginjal akut telah banyak didokumentasikan (Closs & Solbeg, 1970). Mekanisme patofisiologinya masih diragukan, namun pada beberapa deskripsi terdahulu menjelaskan bahwa mekanisme yang terjadi adalah nekrosis tubulus proksimal tanpa lesi glomerulus (Erlanson et al, 1965). Madu adalah cairan manis alami yang berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu. Madu merupakan salah satu dari sekian banyak bahan alami yang telah lama digunakan sebagai obat (Susanto, 2007). Beberapa Bukti mengatakan bahwa madu memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan seperti gastroprotektif, hepatoprotektif, antioksidan, anti hipertensi, anti bakteri, anti jamur, dan anti inflamasi. Selain itu madu mengandung enzim-enzim vii
5 seperti glukosa oksidase, diastase, invertase, katalase, dan peroksidase yang sangat baik untuk kesehatan (Bogdanov et al. 2008). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian madu terhadap perubahan histopatologi ginjal tikus wistar jantan yang diinduksi metanol dan mengetahui pengaruh perbedaan dosis madu yang diberikan tehadap perubahan histopatologi ginjal tikus wistar jantan yang diinduksi metanol. Penelitian ini adalah penelitian true eksperimental yang menggunakan hewan coba tikus, dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada bulan September Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah madu yang berasal dari nektar buah kelengkeng yang di sekresikan oleh lebah Apis meliifera dan sudah memiliki sertifikat SNI. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus Wistar jantan (Rattus novergicus) yang rata-rata berusia 2-3 bulan dengan berat sekitar gram. Penelitian ini menggunakan sampel 25 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok Kn (kontrol negatif), Kp (kontrol positif), P1 (perlakuan 1), P2 (perlakuan 2), dan P3 (perlakuan 3). Jumlah sample pada masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus wistar yang ditentukan secara acak (simple random sampling). Selanjutnya tikus akan diaklimatisasi selama 7 hari dengan pemberian pakan dan minum standar. Kemudian dilakukan perlakuan dengan pemberian madu melalui sonde lambung dengan dosis yang ditentukan berdasarkan hasil konversi dari manusia ke tikus yang setara dengan 0,25 ml/200 gram BB tikus ; 0,5mL/200 gram BB tikus dan 0,75mL/200 gram BB tikus. Pemberian madu ini dilaksanakan pada hari ke-1 sampai hari ke-7. Pada hari ke 6 dan 7 dilakukan induksi metanol melalui sonde lambung pada semua sampel dengan dosis 2,25 ml 1 jam setelah pemberian madu. Pada hari ke-8, seluruh tikus dikorbankan melalui dekapitasi. Selanjutnya tikus dibedah dan dilakukan pengambilan organ ginjal untuk dilakukan pemrosesan jaringan yang kemudian dilakukan pengamatan mikroskopis. Sampel yang sudah diambil kemudian dibersihkan dengan aquadest dan difiksasi dengan menggunakan formalin 10%. Dari setiap sampel ginjal dibuat preparat dengan potongan koronal. Preparat tersebut akan dibaca minimal 100 sel dalam lima lapangan pandang dengan perbesaran 400x. Sasaran yang dibaca adalah perubahan abnormal gambaran histopatologi pada ginjal dengan menghitung sel normal, atrofi/dilatasi sel, viii
6 inflamasi/fibrosis sel, dan nekrosis sel. Penentuan skor ditentukan berdasarkan kriteria scoring Venient et Al.. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan perubahan gambaran histopatologi sel ginjal tikus wistar yang bermakna dengan nilai p= Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian madu terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal yang diinduksi metanol. Hal ini didukung oleh temuan penelitian dalam analisis deskriptif yang menyatakan bahwa pada kelompok perlakuan 3 terjadi kerusakan sel tubulus ginjal yang terkecil daripada kelompok perlakuan lain (diluar kelompok kontrol negatif). Sedangkan dalam analsis analitik antara kelompok perlakuan 1 dengan perlakuan 2, dan kelompok perlakuan 2 dengan perlakuan 3, ditemukan perbedaan pada analisa deskriptif, namun tidak ditemukan perbedaan yang bermakna dalam analisis analitik. Hal ini dapat disebabkan karena kandungan beberapa komponen madu yang dapat mencegah kerusakan pada ginjal sangat bervariasi dan dimungkinkan kurang mencukupi untuk mencegah kerusakan ginjal akibat induksi metanol secara signifikan. Kemudian dapat juga diakibatkan oleh dosis metanol yang diberikan terlalu banyak sehingga upaya pencegahan kurang bermakna, selain itu terdapat pula faktor-faktor lain, yaitu rentang dosis madu yang tidak terlalu besar, waktu penelitian yang singkat, dan faktor stress. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian madu personde dengan dosis 1ml/hari, 2ml/hari, dan 3ml/hari terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus wistar yang telah diinduksi metanol. Pada kelompok kontrol negatif tidak terdapat perubahan gambaran histopatologi, sedangkan pada kelompok kontrol positif terdapat perubahan histopatologis yang sangat signifikan. Dosis pemberian madu berpengaruh terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal yang diinduksi metanol. Hal ini ditunjukkan semakin tinggi pemberian dosis madu maka skor presentasi kerusakan sel ginjal yang diinduksi metanol semakin menurun. ix
7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSEMBAHAN... ii HALAMAN MOTO... iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PEMBIMBINGAN... v HALAMAN PENGESAHAN...vi RINGKASAN... vii PRAKATA... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL...xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metanol Metabolisme Metanol Keracunan Metanol Ginjal Struktur Anatomi Ginjal Histologi Ginjal Cedera Tubulus Proksimal Faktor yang Berpengaruh pada Kerusakan Ginjal Madu xii
8 2.3.1 Karakteristik Madu Komposisi Madu Fungsi Madu Kerangka Konseptual Penelitian Hipotesis BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Rancangan Penelitian Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Terkendali Definisi Operasional Alat dan Bahan Alat Bahan Prosedur Penelitian Adaptasi Hewan Coba Pembagian Kelompok Perlakuan Pelaksanaan Penelitian Analisis Data Etika Penelitian Alur Penelitian BAB 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Analisa Sampel Analisa Deskriptif Analisa Statistik Pembahasan xiii
9 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv
10 DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Metabolisme Metanol Mekanisme cedera ginjal akut akibat metanol Struktur Anatomi Ginjal Struktur Nefron Ginjal Struktur Histologi Ginjal Degenerasi Tubulus Ginjal Rancangan Penelitian Alur Penelitiaan Rerata Perubahan Gambaran Histopatologi Ginjal xv
11 DAFTAR TABEL Halaman 2.1 Komposisi Madu Rata-rata di Indonesia Skor Presentasi Sel Ginjal Abnormal (%) dengan kriteria Venien et al Analisis deskriptif sel ginjal tikus wistar Hasil uji normalitas Saphiro-Wilk Nilai p pada uji Kruskal-Wallis tiap kelompok Nilai p pada uji Mann Whitney tiap kelompok...32 xvi
12 DAFTAR LAMPIRAN Halaman A. Hasil Perhitungan Sel Ginjal...40 B. Gambaran Perubahan Histopatologi Ginjal C. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas D. Hasil Uji Statistik Kruskal-Wallis E. Hasil Uji Post Hoc (Mann Whitney) F. Persetujuan Komisi Etik xvii
EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK
EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK SKRIPSI Oleh Tita Swastiana Adi NIM 102010101098 FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN SKRIPSI Oleh Ika Niswatul Chamidah NIM 102010101086 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciPENGARUH INDUKSI TOKSIN UBUR-UBUR (Physalia physalis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR
PENGARUH INDUKSI TOKSIN UBUR-UBUR (Physalia physalis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR SKRIPSI Oleh Roza Kurnia Wahyuningrum NIM 102010101037 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciEFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK
EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK SKRIPSI Oleh Mochamad Bagus R. NIM 102010101090 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Fisika Kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP AKTIVASI Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) PADA AORTA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET ATEROGENIK SKRIPSI Oleh Lilis Rahmawati
Lebih terperinciGambar 6. Desain Penelitian
19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Histologi Universitas Diponegoro, Laboratorium
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG DAN OTAK PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN
GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG DAN OTAK PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR) SKRIPSI Oleh Bintoro Adi Saputro NIM 102010101031
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Thitonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR) SKRIPSI Oleh Putri Arum Permatasari NIM 102010101033
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NATRIUM BIKARBONAT 8,4% PADA WAKTU BERTINGKAT TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN RETINA MENCIT YANG DIBERI METANOL 50% PERORAL SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN NATRIUM BIKARBONAT 8,4% PADA WAKTU BERTINGKAT TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN RETINA MENCIT YANG DIBERI METANOL 50% PERORAL SKRIPSI Oleh Fitrahtulijal Rezya NIM 092010101051 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciEFEK EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP MEMORI KERJA SPASIAL TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) REMAJA YANG DIINDUKSI ETANOL SKRIPSI
EFEK EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP MEMORI KERJA SPASIAL TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) REMAJA YANG DIINDUKSI ETANOL SKRIPSI Oleh Prasetia Aji Ramadhan NIM 102010101083 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK SKRIPSI Oleh Ade Churie Tanjaya NIM 092010101016
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak kulit manggis (Garcinia
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu
26 BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi 4.2 Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pada ilmu kedokteran bidang forensik dan patologi anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anatomi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,
21 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi, dan patologi anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL Ratus novergicus SECARA IN VIVO SKRIPSI Oleh Bagus Lukman Hakim NIM
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control
22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciPENGARUH SARI KEDELAI
PENGARUH SARI KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP APOPTOSIS SEL PADA KANKER PARU TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) SKRIPSI Oleh Alfa Miftahul Khoir NIM 082010101033
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciPERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)
PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR) SKRIPSI Oleh Febrian Naufaldi NIM 102010101026 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.
34 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan post-test only control group design. Pemilihan hewan uji sebagai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Farmakologi, Biokimia, Ilmu Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
27 BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri Semarang (UNNES). Pemeriksaan histopatologi dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian mencit (Mus
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan coba dan penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi dan patologi anatomi. 3.2 Jenis dan rancangan penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parasetamol (asetaminofen) merupakan salah satu obat analgesik dan antipiretik yang banyak digunakan di dunia sebagai obat lini pertama sejak tahun 1950 (Sari, 2007).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciPERBEDAAN DERAJAT HIPERTENSI PRIMER PADA PASIEN LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI RSD DR SOEBANDI JEMBER
PERBEDAAN DERAJAT HIPERTENSI PRIMER PADA PASIEN LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI RSD DR SOEBANDI JEMBER SKRIPSI Oleh A.A. Istri Eka Putri Damayanti NIM 102010101049 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciEFEK PROTEKSI EKSTRAK AIR BUAH NAGA PUTIH
EFEK PROTEKSI EKSTRAK AIR BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BILIRUBIN TIKUS WISTAR PADA PEMBERIAN PARASETAMOL DOSIS TOKSIK SKRIPSI Oleh Siti Sabrina Atamia NIM 062010101030
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan pengobatan tradisional, farmakologi, dan patologi klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan the post test only control group design karena pengukuran. dilakukan sesudah perlakuan pada hewan coba.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium dengan the post test only control group design karena pengukuran dilakukan sesudah perlakuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Hal ini didukung oleh keadaan geografis Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HERBA PLETEKAN (Ruellia tuberosa L.) TERHADAP JUMLAH SEL OSTEOKLAS TULANG ALVEOLAR TIKUS DIABETES AKIBAT INDUKSI ALOKSAN
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HERBA PLETEKAN (Ruellia tuberosa L.) TERHADAP JUMLAH SEL OSTEOKLAS TULANG ALVEOLAR TIKUS DIABETES AKIBAT INDUKSI ALOKSAN SKRIPSI Oleh: Edietya Ratrie Putri NIM 071610101095 BAGIAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan
30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memiliki
Lebih terperinciABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET
ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET Elsa Patricia Anisah, 2014 1st Advisor : Dr. Meilinah Hidayat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest control group design. Postest untuk menganalisis perubahan ukuran miokardium. B. Populasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang ilmu yang tercakup dalam penelitian ini adalah Biologi, Farmakologi, dan Kimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan
52 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memberikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design yang menggunakan evaluasi secara histopatologi. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan
30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang ilmu Gizi Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with
43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Anatomi, Patologi Anatomi dan Bedah Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA (Cocos Nucifera L.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SCFA (Short Chain Fatty Acid) PADA FECES TIKUS WISTAR JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup disiplin ilmu Kardiologi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. IV.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, postest only control group design. Postes untuk menganalisis perubahan jumlah purkinje pada pada lapisan ganglionar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk mempelajari suatu fenomena dalam korelasi sebab-akibat, dengan cara memberikan perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan post-test only control group design. Hewan uji dirandomisasi baik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni, dengan pendekatan post-test only control group design. Hewan uji dirandomisasi baik pada
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciEFEKTIVITAS EKSTRAK TEPUNG KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PENINGKATAN RESPON IMUN TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) MODEL KWASHIORKOR SKRIPSI
EFEKTIVITAS EKSTRAK TEPUNG KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PENINGKATAN RESPON IMUN TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) MODEL KWASHIORKOR SKRIPSI Oleh Muhammad Abdul Rozaq 092010101020 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP DENSITAS INSULIN RECEPTOR SUBSTRATE-1 (IRS-1) TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET ATEROGENIK
PENGARUH EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP DENSITAS INSULIN RECEPTOR SUBSTRATE-1 (IRS-1) TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET ATEROGENIK SKRIPSI Oleh Trisukma Arya Mahendra NIM 092010101017 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 ekor mencit strain DDY yang terdiri dari 30 mencit jantan dan 30 mencit betina.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the
16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
BAB IV METODA PENELITIAN IV.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik ( true experiment designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji. B. Populasi dan Sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba
Lebih terperinci