BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberi keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Adapun tujuan dari SPIP adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Inti dasar dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 ini adalah terciptanya suatu Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang bisa mewujudkan suatu praktek-praktek good governance. 8

2 Adapun struktur pengendalian internal terdiri atas lima unsur pokok menurut Bastian (2007:11). Kelima unsur pokok tersebut yaitu : 1. Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian menggambarkan keseluruhan sikap organisasi yang memengaruhi kesadaran dan tindakan personel organisasi mengenai pengendalian. 2. Penaksiran resiko Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah proses identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 3. Informasi dan komunikasi Fokus utama dari kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan mencegah terjadinya salah saji potensial terhadap pernyataan manajemen dalam laporan keuangan. 4. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memastikan pelaksanaan petunjuk yang dibuat oleh manajemen. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. 5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja dari struktur pengendalian internal sepanjang waktu. Berkaitan dengan laporan keuangan, sistem pengendalian intern akan berpengaruh kepada kualitas laporan keuangan. Pengaruh pengendalian baik secara langsung maupun tidak langsung akan tergambar pada laporan keuangan. Jika pengendalian intern suatu organisasi efektif, maka laporan keuangan akan disajikan secara wajar, sebaliknya jika pengendalian intern suatu organisasi tidak efektif, maka laporan keuangan kemungkinan besar mengandung salah saji sangat material. Pernyataan tersebut selaras dengan yang tertulis dalam ISA (International Standard on Auditing) 315 yang menyatakan bahwa pengendalianintern bertujuan membuat laporan keuangan bebas dari salah saji 9

3 yang material, yang disebabkan oleh kesalahan (error) maupun kecurangan (fraud) Kompetensi Sumber Daya Manusia Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. Makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan ( Setyowati dan Isthika: 2014). Wiley dalam Azhar (2007) mendefinisikan Sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut. Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Sukmaningrum: 2012). Sumber daya manusia dalam pemerintahan daerah adalah pegawai negeri sipil daerah (PNSD). Untuk menjalankan fungsi pemerintahan daerah dibutuhkan PNSD yang memiliki kompetensi. Untuk dapat mengelola keuangan daerah dengan baik dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi. Hal ini demi terwujudnya laporan keuangan yang berkualitas dan bermanfaat. 10

4 2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Permendagri No. 59 Tahun 2007). Sistem akuntansi yang digunakan pada pemerintah daerah adalah desentralisasi, yaitu dimana pembagian kekuasaan dalam perencanaan, manajemen, serta pengambilan keputusan. Sehingga dalam struktur pemerintah daerah, setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) wajib melakukan pencatatan untuk setiap transaksi yang terjadi di lingkungan kerja. Kegiatan akuntansi meliputi pencatatan terhadap pendapatan, aset, belanja, serta selain kas. Proses ini dilakukan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara. Berkaitan dengan laporan keuangan, SAKD memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Setiap proses akuntansi yang terjadi di lingkungan satuan kerja akan tercermin dalam laporan keuangan Komitmen organisasi Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu (Ikhsan dan Ishak: 2008). Pada pemerintahan, pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan keuangan secara 11

5 tepat. Dengan adanya komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Mowday, et. al. dalam Ikhsan dan Ishak (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasi terbangun apabila masing-masing individu mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi dan atau profesi, antara lain: 1. Identifikasi, yaitu pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi. 2. Keterlibatan, yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan. 3. Loyalitas, yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan tinggal Pengawasan Keuangan Daerah Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pengawasan keuangan daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Melalui pengawasan, diharapkan mampu membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan dengan pengawasan dapat menjadi evaluasi sejauh mana kerja sudah dilaksanakan, sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan, serta sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan. 12

6 Menurut Arfianti (2011), jenis-jenis pengawasan yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut: 1. Pengawasan intern, pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. 2. Pengawasan ekstern, pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. 3. Pengawasan preventif, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan. 4. Pengawasan represif, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparatur Pengawasan Intern Pemerintahan, pengawas atau auditor dituntut untuk memiliki pemahaman atas sistem pengendalian intern auditi dan mempertimbangkan apakah prosedurprosedur sistem pengendalian intern telah dirancang dan diterapkan secara memadai. Oleh karena itu, auditor harus memasukkan pengujian terhadap sistem pengendalian intern auditi dalam proses auditnya. Pengawasan keuangan daerah juga erat kaitannya dengan kompetensi sumber daya manusia. Penempatan aparat pengelola keuangan daerah yang tepat berdampak pada kinerja pemerintah daerah secara keseluruhan. Pengawasan keuangan daerah juga tak terlepas dari mengawasi sistem akuntansi keuangan daerah. Dalam proses auditnya pengawasan terhadap sistem akuntansi senantiasa dilakukan oleh para auditor. Dalam pengawasan juga dibutuhkan komitmen. Tidak hanya memiliki komitmen untuk melakukan pengawasan sesuai dengan aturan, namun juga pengawasan terhadap komitmen organisasi. Apakah aparatur pemerintah sudah memiliki komitmen terhadap pemerintahan daerah atau belum. 13

7 Berdasarkan beberapa teori dan peraturan yang berkaitan erat dengan pengawasan keuangan daerah, maka peneliti dapat mengemukakan hipotesis bahwa pengawasan keuangan daerah dapat menjadi variabel pemoderasi yang mampu mempengaruhi hubungan antara sistem pengendalian intern pemerintah, kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan komitmen organisasi dengan kualitas laporan keuangan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Laporan keuangan menurut Isroah dan Nurjanah (2007) adalah laporan yang menyajikan tentang posisi keuangan perusahaan sebagai hasil dari proses pencatatan dan pengikhtisaran atau penggolongan dari transaksi keuangan selama satu periode pembukuan. Sedangkan kualitas laporan keuangan pemerintah terangkum sebagai suatu ciri khas informasi yang menjadi representasi proses transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode, sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik (Agustina: 2015). Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan keuangan pokok menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pada paragrap 28 adalah sebagai berikut : 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL) 3. Neraca 4. Laporan Operasional (LO) 5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) 14

8 6. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Komponen-komponen tersebut disajikan oleh setiap entitas dalam pemerintahan daerah. Kualitas LKPD, dapat diukur melalui beberapa karakteristik. Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 terdapat empat karakteristik yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Karakteristik tersebut diuraikan berikut ini. 1. Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan : a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value) Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. c. Tepat waktu Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan. d. Lengkap Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan 15

9 dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah. 2. Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik: a. Penyajian jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. b. Dapat diverifikasi (verifibiality) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. c. Netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. 3. Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. 4. Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. Dengan demikian, dari teori-teori yang telah diungkapkan di atas menunjukkan bahwa komponen sistem pengendalian intern, kompetensi sumber daya manusia, 16

10 penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan komitmen organisasi mampu mempengaruhi kualitas laporan keuangan secara simultan/parsial. 2.2 Review Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan penelitian-penelitian terdahulu tentang beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Arfianti (2011) meneliti Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Batang). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap keandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengawasan keuangan daerah tidak berpengaruh. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan pengawasan keuangan daerah tidak berpengaruh. Sukmaningrum (2012) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh. Kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh signifikan dikarenakan kurangnya sumber daya manusia itu sendiri dari segi kualitas dan kuantitas. Faktor eksternal tidak dapat 17

11 digunakan sebagai pemoderasi hubungan antara kompetensi sumber daya manusia dan sistem pengendali intern terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Aryani (2013) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Penerapan standar akuntansi pemerintah, kualitas sumber daya manusia, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan kementerian Negara/lembaga satuan kerja mitra KPPN Medan II. Mahaputra dan Putra (2014) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, sistem pengendalian intern dan implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas informasi pelaporan keuangan di SKPD Kabupaten Gianyar. Nurillah (2014) meneliti tentang Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Kota Depok). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kompetensi SDM, penerapan SAKD, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. 18

12 Agustina (2015) meneliti tentang Pengaruh Pengendalian Intern, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan dengan Pengawasan Keuangan Daerah sebagai variabel Pemoderasi (Studi pada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa : Pertama, pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi sumber daya manusia secara parsial dan simultan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, dan kedua, pengawasan keuangan daerah mampu menjadi variabel pemoderasi bagi hubungan pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi, dan kompetensi sumber daya manusia dengan kualitas laporan keuangan pada pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Pramudiarta (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Entitas Akuntansi Pemerintah Daerah (Studi Persepsi Pegawai SKPD di Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kompetensi SDM dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi. Sedangkan pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi. Untary (2015) meneliti tentang Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah dengan Faktor Eksternal sebagai Pemoderasi (Studi 19

13 Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang). Hasil penelitian ini menyimpulkan sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian intern, dan kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh positif terhadap laporan keuangan daerah sedangkan faktor eksternal tidak memoderasi pengaruh antara variabel sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian intern dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Ringkasan review penelitian terdahulu tercantum pada tabel 2.1. No. Nama Peneliti / Tahun 1. Arfianti (2011) Skripsi 2. Sukmaningrum (2012) Skripsi 3. Aryani (2013) Tesis Tabel 2.1 Ringkasan Review Penelitian Terdahulu Variabel Variabel Independen: Kualitas SDM, Pemanfaatan teknologi informasi, Sistem pengendalian intern, Pengawasan keuangan daerah Variabel Dependen: Keandalan dan ketepatan waktu laporan keuangan. Varibel Independen: Sistem pengendalian intern, Kompetensi sumber daya manusia. Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan. Variabel Moderasi: Faktor eksternal. Variabel Independen: SAP, Kualitas SDM, Sistem pengendalian intern, Komitmen organisasi, Pemanfaatan teknologi informasi. Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan. Hasil Penelitian Sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap keandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengawasan keuangan daerah tidak berpengaruh. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan pengawasan keuangan daerah tidak berpengaruh. Sistem pengendalian internberpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh. Faktor eksternal tidak dapat digunakan sebagai pemoderasi hubungan antarakompetensi sumber daya manusia dan system pengendalian intern terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan kementerian negara/lembaga satuan kerja mitra KPPN Medan II. 20

14 4. Mahaputra dan Putra (2014) Jurnal 5. Nurillah (2014) Skripsi Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Review Penelitian Terdahulu Variabel Independen: Kapasitas sumber daya manusia, Pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, Sistem pengendalian intern, Implementasi standar akuntansi pemerintah. Variabel Dependen: Kualitas informasi laporan keuangan. Variabel Independen: Kompetensi sumber daya manusia, Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, Pemanfaatan teknologi informasi, Sistem pengendalian. Kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, sistem pengendalian intern dan implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh pada kualitas informasi pelaporan keuangan di SKPD Kabupaten Gianyar. Kompetensi SDM, penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuanganpemerintah daerah. 6. Agustina (2015) Tesis 7. Pramudiarta (2015) Skripsi 8. Untary (2015) Skripsi Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Variabel Independen: Pengendalian intern, Pemanfaatan teknologi informasi, Kompetensi sumber daya manusia. Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan. Variabel Independen: Kompetensi sumber daya manusia, Pemanfaatan teknologi informasi, Sistem pengendalian intern. Variabel Dependen: Nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi pemerintah daerah. Variabel Independen: Sistem informasi akuntansi, Sistem pengendalian intern, Kompetensi SDM. Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan. Variabel Moderasi: Faktor eksternal Pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, dan pengawasan keuangan daerah mampu menjadi variabel pemoderasi bagi hubungan pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi, dan kompetensi SDM dengan kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Kompetensi SDM dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi. Sedangkan pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi. Semua variabel independen sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian intern, dan kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan daerah sedangkan faktor eksternal tidak memoderasi pengaruh antara variabel independen denngan variabel dependen. 21

15 Sumber: Berbagai jurnal ilmiah, Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian Kerangka konseptual akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel pemoderasi. Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap permasalahan yang dibahas. Adapun kerangka konseptual penelitian ini digambarkan melalui model penelitian pada gambar 2.1. X1 (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) X2 (Kompetensi Sumber Daya Manusia) X3 (Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah) X4 (Komitmen Organisasi) H1 H2 Y (Kualitas Laporan Keuangan) Z (Pengawasan Keuangan Daerah) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis 22

16 2.3.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Komletensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Untuk pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan, peneliti mengacu pada penelitian Nurillah (2014) yang menyatakan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pengendalian intern merupakan bagian dari manajemen resiko yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga atau organisasi untuk mencapai tujuan lembaga atau organisasi. Penerapan pengendalian intern yang memadai akan memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas atau keandalan laporan keuangan, serta akan meningkatkan kepercayaan stakeholders (Aryani: 2013). Untuk pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan, Kharuddinsyah, Bupati Kabupaten Labuhanbatu Utara menyatakan pendapatnya tentang hasil pemeriksaan BPK, Pada tahun sebelumnya, LKPD mendapat opini disclaimer karena lemahnya SDM yang membidanginya. Setelah dilakukan pendidikan dan pelatihan kepada petugas yang membidanginya, opini tersebut berubah menjadi WDP, dan program pendidikan serta pelatihan akan terus ditingkatkan kepada petugas agar tahun depan mendapat opini WTP (Koran Metro Siantar edisi 26 Juli 2013). Dari pernyataan tersebut, kita dapat simpulkan bahwa kompetensi sumber daya manusia mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurillah (2014) yang menyatakan 23

17 bahwa kompetensi SDM mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Adapun pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 pasal 4 ayat (1) menyatakan keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Dengan kata lain, pernyataan di atas menyatakan bahwa untuk membuat suatu laporan keuangan harus mengikuti peraturan ataupun sistem yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dimana dalam hal ini terdapat pada SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Nurillah (2014) yang menyatakan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan daerah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hubungan komitmen organisasi dengan kualitas laporan keuangan, pada teori kepatuhan memberikan penjelasan mengenai pengaruh perilaku kepatuhan di dalam proses sosialisasi. Individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka, yaitu komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan dan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment 24

18 through legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku (Septiani dalam Aryani: 2005). Pernyataan di atas menyatakan bahwa adanya komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan. Pendapat ini sejalan dengan hasil penelitian Aryani (2013) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan. Dari uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis pertama: H1: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Hubungan Pengawasan Keuangan Daerah sebagai Variabel Pemoderasi dalam Hubungan antara Sistem Pengendalian Intern, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Komitmen Organisasi dengan Kualitas Laporan keuangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparatur Pengawasan Intern Pemerintahan, pengawas atau auditor dituntut untuk memiliki pemahaman atas sistem pengendalian intern auditi dan mempertimbangkan apakah prosedurprosedur sistem pengendalian intern telah dirancang dan diterapkan 25

19 secaramemadai. Oleh karena itu, auditor harus memasukkan pengujian terhadap sistem pengendalian intern auditi dalam proses auditnya. Pernyataan di atas merupakan bentuk dari pengawasan terhadap sistem pengendalian intern. Pengawasan keuangan daerah juga digunakan untuk menilai kinerja aparat. Penempatan aparat pengelola keuangan daerah yang tepat berdampak pada kinerja pemerintah daerah secara keseluruhan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pengawasan keuangan daerah juga tak terlepas dari mengawasi sistem akuntansi keuangan daerah. Dalam proses auditnya pengawasan terhadap sistem akuntansi senantiasa dilakukan oleh para auditor. Tentu dalam melaksanakan ini semua setiap aparat haruslah memiliki komitmen terhadap organisasi. Untuk menilai komitmen para aparatur pemerintah dibutuhkan pengawasan yang baik terhadap proses yang terjadi dalam pemerintahan demi terwujudnya laporan keuangan yang berkualitas. Agustina (2015) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa pengawasan keuangan daerah mampu menjadi variabel pemoderasi bagi hubungan pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi, dan kompetensi sumber daya manusia dengan kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Dari uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis kedua: H2: Pengawasan Keuangan Daerah Dapat Memoderasi Hubungan antara Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Komitmen Organisasidengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara. 26

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode 12 BAB II LANDASAN TEORI A. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah yang baik sangat diperlukan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penyusunan laporan keuangan merupakan proses terpenting dari suatu organisasi untuk mengetahui bagaimana kinerja atau eksistensi suatu organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Signalling Theory (Teori Sinyal) Teori sinyal menurut Brigham dan Houston (1999) pada penelitian yang dilakukan oleh Fenandar (2012) adalah tindakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Laporan Keuangan adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Laporan Keuangan adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas Laporan Keuangan adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi empat karakteristik kualitatif laporan keuangan. Laporan keuangan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat (Mardiasmo, 2009). Hal ini ditandai oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pasal 9 menyatakan bahwa dengan diberlakukannya peraturan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Mardiasmo (2004) menjelaskan akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri dari ribuan pulau dengan budaya, sosial dan kondisi perekonomian yang berbeda antar masing-masing daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu entitas yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah berdasarkan Undang-undang no 32 tahun 2004 berkewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945. 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal dari reformasi sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Reformasi sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwa standar akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah mengarahkan Pemerintah Indonesia menuju gerbang kemandirian dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik atau sering disebut dengan Good

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ajaran dan aturan. Terori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ajaran dan aturan. Terori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, ketaatan, tunduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola pemerintah yang baik dalam penyelenggaraan negara, dapat dilakukan melalui pengelolaan keuangan negara secara professional, terbuka, dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dimaknai dengan adanya kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dimaknai dengan adanya kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Mengacu pada teori agensi (agency theory), akuntabilitas publik dapat dimaknai dengan adanya kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000 berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, pelaporan keuangan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literaturliteratur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literaturliteratur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Memuat konsep-konsep teoritis yang digunakan sebagai kerangka atau landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government Governance, termasuk di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengendalian Intern Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal merupakan komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas publik. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan menyediakan atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI A. TUJUAN Kebijakan Akuntansi merupakan pedoman penyusunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance), pemerintah daerah harus terus melakukan upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya kepedulian masyarakat terhadap kinerja dari pemerintah, menandakan bahwa masyarakat telah sadar tentang pentingnya pemerintahan yang baik. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah baik pihak internal dan eksternal yang informasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah baik pihak internal dan eksternal yang informasi tersebut dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah dikatakan bernilai apabila informasi tersebut dapat memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005), BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Entitas Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005), dinyatakan bahwa organisasi dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik, telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terhadap kualitas laporan keuangan serta pengaruh pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Penyajian Laporan Keuangan Daerah Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah atas penggunaan keuangan daerah dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan transparansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki hak,wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara mandiriurusan pemerintahannya sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Internal Dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan serta pertanggung jawaban kegiatan Instansi Pemerintah, pimpinan Instansi Pemerintah wajib menerapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang selama ini menganut sistem sentralistik berubah menjadi sistem desentralistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor publik dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pemerintahan yang baik, sehingga mendorong pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap pemerintah daerah mempunyai hak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi bidang akuntansi pemerintahan ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Setelah dikeluarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari semangat reformasi birokrasi adalah dengan melakukan penataan ulang terhadap sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2002). penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2002). penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang baik, telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah mengenai tata kelola keuangan negara. Pemerintah dituntut untuk menciptakan tata kelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen untuk mengoperasionalkan prinsi-prinsip akuntansi yang telah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cakupan atau jenis-jenis audit termasuk didalamnya adalah audit khusus atau investigasi. Melalui pembelajaran ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan sektor publik di Indonesia saat ini adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan sektor publik di Indonesia saat ini adalah semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan sektor publik di Indonesia saat ini adalah semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga pemerintahan. Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas pelaksanaan otonomi daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah, instansi pemerintah diwajibkan melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah Sebagai Entitas Pelaporan Dan Entitas Akuntansi bahwa: Dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (2005:19) menyatakan entitas pelaporan keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk mengelola otonomi daerah dan sistem pengelolaan keuangan daerah agar lebih baik. Otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara masih terus berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.17

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Teory ) Akuntabilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah yang berperan sebagai agent untuk memberikan pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemerintah Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pemerintah daerah adalah penyelenggara pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pemerintahan yang dilaksanakan pada masa pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan sistem pemerintahan sentralistis ini semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu bentuk keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akunttansi, dan audit di pemerintahan, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Martani (011) sejak reformasi pada tahun 1998 berbagai perubahan terjadi di Indonesia. Perubahan tersebut tidak hanya dirasakan di pusat pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 10 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Jensen dan Meckling (1976) yang mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah sendiri sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk BAB I PENDAHULUAN Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan negara mensyaratkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah di Indonesia saat ini masih berupaya meningkatkan reformasi pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Negara, laporan keuangan pemerintah merupakan media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Negara, laporan keuangan pemerintah merupakan media BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Laporan Keuangan Menurut Pasal 30-32 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, laporan keuangan pemerintah merupakan media pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Oleh: Syafri Adnan Baharuddin, S.E., Ak., M.B.A (Auditor Utama Keuangan Negara II BPK RI) Hotel Grand Sahid, Jakarta, 02 Februari 2012 1. PENGERTIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Difinisi Operasional Variabel Variabel terikat (Dependent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Difinisi Operasional Variabel Variabel terikat (Dependent Variable) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Difinisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada suatu nilai (Sekaran,

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEPTUAL. 11. Mata uang...

KERANGKA KONSEPTUAL. 11. Mata uang... LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 46 TAHUN 20097 TAHUN 2007 TANGGAL : 11 NOVEMBER 20094 SEPTEMBER 2007 TENTANG : KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO. KERANGKA KONSEPTUAL A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam satu periode

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam satu periode 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan berkembang sangat cepat dalam era globalisasi, terutama dalam penyajian informasi. Laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan bertindak, serta menarik kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan bertindak, serta menarik kesimpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia 2.1.1 Kompetensi Kompetensi merupakan sebuah karakteristik dasar seseorang yang mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan bertindak, serta menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat atas kinerja pemerintah menjadi suatu tuntutan yang wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya laporan keuangan di era globalisasi, pengetahuan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia memberikan dampak yang positif kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti ingin memilki tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata kelola tersebut perlunya sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk menyediakan /memproduksi barang-barang publik. Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Sistem Pengendalian Internal Dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan serta pertanggung jawaban kegiatan Instansi Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mengelola keungan dengan sebaik-baiknya guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mengelola keungan dengan sebaik-baiknya guna mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berkembang sangat cepat dalam era globalisasi, terutama dalam penyajian informasi. Laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stewardship (Stewardship theory) Stewardship theory didefinisikan sebagai suatu situasi dimana manager tidak mempunyai kepentingan pribadi tetapi mementingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang

Lebih terperinci