DORMAN HENDRA ARIANTO PURBA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DORMAN HENDRA ARIANTO PURBA"

Transkripsi

1 1 PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) No. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN STUDI KASUS PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) LAMPUNG DAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) BINA DHARMA UNIVERSITAS LAMPUNG (Jurnal) OLEH DORMAN HENDRA ARIANTO PURBA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 ABSTRAK

2 2 Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Studi Kasus pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung Oleh Dorman Hendra Arianto Purba Untuk mengembangkan usaha perkoperasian di Indonesia dituntut adanya pengelolaan koperasi secara profesional. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya kegiatan usaha koperasi itu sendiri. Pengelolaan yang profesional memerlukan sistem pertanggung jawaban yang baik dan informasi yang relevan yang dapat diandalkan guna pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian koperasi. IAI telah mengeluarkan suatu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memberi gambaran tentang kinerja dari manajemen koperasi dimasa lalu dan prospek dimasa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah Untuk membandingkan penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung. Metode perolehan data adalah teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu metode dengan mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisa data. Berdasarkan Analisis dan evaluasi yang dilakukan, ternyata PSAK No. 27 pada Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila belum dilaksanakan dengan baik. Seperti : 1) tidak menyajikan laporan promosi ekonomi anggota, 2) tidak menyajikan perkiraan beban-beban perkoperasian, 3) laporan perhitungan sisa hasil usaha yang sangat berbeda dengan ilustrasi yang dianjurkan di dalam PSAK No.27, 4) tidak memisahkan akun-akun dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota. Saran yang dapat diberikan yaitu 1) Laporan keuangan hendaknya disajikan secara lengkap sesuai dengan PSAK No.27 dengan melampirkan laporan promosi ekonomi anggota, 2) Dalam penyusunan perhitungan sisa hasil usaha perlu disajikan akun beban koperasi, 3) Laporan keuangan perhitungan sisa hasil usaha seharusnya mengikuti bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No.27, 4) laporan keuangan harus memisahkan akun-akun dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota, 5) Kepada lembaga yang mengeluarkan peraturan PSAK yaitu IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) agar kiranya lebih memperhatikan kondisi dilapangan dan pihak koperasi agar aktif dalam mengikuti pelatihan standar keuangan yang disiapkan IAI. Kata Kunci : PSAK No. 27, Akuntansi Perkoperasian

3 3 ABSTRACT Implementation of Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No 27 About Accounting Cooperatives Case Studies on Employee Cooperative TELKOM (KOPEGTEL) Lampung and official cooperation of the Republic of Indonesia (KPRI) Bina Dharma Lampung University By Dorman Hendra Arianto Purba To develop cooperative efforts in Indonesia demanded the cooperative management in a professional manner. This is due to develop of activity cooperative efforts itself. Professional management require a good of accountability systems and relevant information that can be relied upon for decision making, planning and control cooperative. It is intended to illustrate the performance of cooperative management in the past and prospects for the future. The purpose of this study was to compare the application of Financial Accounting Standards No. 27 on cooperatives accounting on Employees Cooperative TELKOM (KOPEGTEL) Lampung and official cooperation of the Republic of Indonesia (KPRI) Bina Dharma Lampung University. The method of data acquisition is observation techniques, interview and documentation. The analysis was done by descriptive method, the method to collect, collate, interpret and analyze data. Based on the analysis and evaluation, SFAS No. 27 on Telkom Employees Cooperative (KOPEGTEL) Lampung and official cooperation of the Republic of Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila not been implemented. Such as: 1) There is no reports of promotion of economic member, 2) There is no an estimate of expenses cooperatives, 3) report the calculation of net income which is very different from the illustration that recommended in SFAS No.27, 4) does not separate accounts in financial statements relating to members and non-members. The advice can be given: 1) The financial reports should be presented in full in accordance with SFAS No. 27 by attaching the promotion of economic reports members, 2) In the preparation of the calculation of net income to be presented to an expense account cooperatives, 3) The financial statements of net income calculation should follow the form of financial statements in accordance with SFAS 27, 4) the financial statements have separate accounts in the financial statements relating to members and non-members, 5) To the agency that issued the rule SFAS IAI (Indonesian Institute of Accountants) so presumably more attention to the condition of the field and the cooperative to be active in training financial standards prepared IAI. Keywords: SFAS No.. 27, Accounting for Cooperatives

4 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.dengan meningkatnya jumlah koperasi yang ada sekarang ini, diharapkan agar koperasi dapat tampil sebagai badan usaha yang sehat dan kuat sehingga peranan koperasi dalam perekonomian diharapkan akan meningkat dan mempunyai manfaat yang besar bagi anggotanya dan masyarakat luas. Alasanmemilih 2 koperasiiniadalahkoperasi Telkom merupakankoperasisalahsatuperusahaan yang sudahgo Publicyang dimanalaporankeuangankoperasinyadiharapkanmenjadicontohkoperasi yang mengikutiperaturan yang adasedangkanalasanmemilihkoperasibina Dharma Universitas Lampungyaitukoperasinyadianggap dapat memberikan contoh laporan keuangan yang baik karena koperasi ini adalah koperasi lembaga pendidikan perguruan tinggi. Alasan lain adalah Koperasi Telkom memberikan contoh

5 5 koperasi yang maju dalam usaha-usahanya sedangkan Koperasi Bina Dharma Unila justru mengurangi usaha dan hanya fokus dengan satu usaha saja. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mencoba mambahas masalah yang berhubungan dengan penerapan PSAK No. 27 tentang akuntansi perkoperasian pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung, dengan judul Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian (Studi Kasus pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung. 1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah Perumusan Masalah Untuk memperjelas masalah dan mengarahkan penulisan skripsi ini, maka perumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah Apakah Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang akuntansi perkoperasian yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)?.

6 Batasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut: Pada dasarnya PSAK No. 27 sudah dicabut melalui surat resmi dari IAI yaitu ED(Exposure draft) PPSAK No. 8 dan digantikan dengan menggunakan IFRS sebagai acuannya. Yang dalam hal ini surat pencabutannya telah terbit pada tanggal 23 Oktober 2010 dan berlaku secara efektif IFRS pada koperasi pada tanggal 1 Januari Sesuai surat edaran Deputi Kelembagaan Koperasi dan UKM RI Nomor : 200/SE/Dept.1/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 bahwa sehubungan pemberlakuan IFRS, maka entitas Koperasi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya mengacu Standar Akuntasi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitasi Publik (ETAP). Namun dikarenakan laporan keuangan koperasi yang tersedia masih menggunakan laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 27. Maka penulis membatasi penelitian pada penerapan pernyataan akuntansi perkoperasian berdasarkan PSAK No Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu; Untuk membandingkan penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung.

7 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Penelitianinidiharapkandapatmemberikangambaranumumtentanglaporanke uangankoperasidanperkembangan yang terjadidilapangan. 2. Penelitianinidiharapkanmenjadimasukanuntuk IAI apakahkoperasi yang adasudahmenerapkanperaturan yang lama dandapat menjadi implikasi tentang kesiapan dalam menerapkan peraturan IFRS yang baru. 3. Sebagai masukan kepada koperasi atas kekurangan-kekurangan yang ditemukan untuk memperbaiki dan mengikuti sepenuhnya peraturanperatuan yang ada.

8 8 BAB II RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Usaha Perkoperasian Pengertian Perkoperasian Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, Bab 1 Pasal 1 Butir 1, koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip kekeluargaan Karakteristik Usaha Perkoperasian Perbedaan antara satu perkumpulan dengan yang lain terletak dari sifat, dasar, macam dan wujud dari perkumpulan itu yang tertera dalam anggaran dasarnya. Karakteristik utama yang membedakan koperasi dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (The dual identity of the member) yaitu anggota koperasi sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi (User own oriented firm). Hal ini dijelaskan oleh IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (2004:P.1) tentang karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain. 2.2 Akuntansi Perkoperasian Agar dapat dimanfaatkan secara optimal maka laporan keuangan harus disusun berdasarkan standar akuntansi tertentu. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan disusun sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk dapat

9 9 memenuhi kepentingan semua pihak. Tanpa ada standar Akuntansi bagi koperasi maka para penyusun laporan keuangan akan secara bebas dengan keinginan masing-masing dalam menyajiakan laporan keuangan, shingga para pemakai akan sulit untuk menilai laporan tersebut. Oleh sebab itu dalam penyusunan laporan laporan keuangan koperasi tidak terlepas dari prinsip atau standar Akuntansi yang berlaku. Perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008). 1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansiyang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gayabelanda. 2. Sampai tahun 1955 : Indonesia belum mempunyai undang-undang resmi/peraturan tentang standar keuangan. 3. Tahun. 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuatoleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi. 4. Tahun. 1984: Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi. 5. Akhir tahun 1984: Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yangbersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee) 6. Sejak tahun 1994: IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS. 7. Tahun 2008: diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan. 8. Tahun. 2012: Ikut IFRS sepenuhnya.

10 Aktiva dan Kewajiban A. Aktiva Aktiva adalah sumberdaya yang dikuasai oleh badan usaha koperasi yang diperoleh dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang memberikan manfaat dimasa depan. Koperasi menyajikan aktiva berdasarkan likuiditasnya yaitu melai dari aktiva yang paling likuid sampai dengan yang tidak lukuid. Likuiditas diartikan sebagai tingkat kemudahan suatu aktiva di konversikan kedalam bentuk tunai atau kas. Dalam aktivitas usahanya koperasi sering mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalan bentuk bantuan atau sumbangan barang modal yang dapat dikatagorikan sebagai aktiva tetap oleh koperasi, menurut IAI (2004:P.10):Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat dan keterikatan pengunaannya tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. B. Kewajiban Kewajiban merupakan hutang kepada pihak luar atau kreditor akibat dari suatu transaksi di masa lampau. Menurut IAI (2004:P.13): Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

11 11 Di dalam koperasi kewajiban dapat timbul akibat dari transaksi dengan anggota dan bukan anggota, penyerahan kewajiban disajikan secara terpisah antara kewajiban dengan anggota dan bukan anggota. Perlakuan ini dianggap penting karena informasi seperti ini dapat menjadi petunjuk penting tentang manfaat yang diberikan oleh koperasi kepada anggotanya Ekuitas Dalam koperasi ekuitas terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengansimpanan pokok atau simpanan wajib dan dicatat sebesar nilai nominalnya, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Simpanan pokok dan simpanan wajib berfungsi sebagai penutup resiko dank arena itu tidak dapat dimabil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan wajib yang terkait dengan pinjaman anggota dan jenis simpanan wajib lain yang dalam prakteknya justru dapat diambil setelah pinjaman yang bersangkutan lunas atau pada waktu tertentu, tidak dapat diakui sebagai ekuitas. Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib dan apabila terdapat kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib pendiri diakui sebagai modal penyertaan partisipasi anggota. Modal ini bukan milik anggota penyetor, karena itu tidak dapat diambil kembali saat anggota keluar dari keanggotaan koperasi.

12 12 Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah nominal setoran. Jika modal yang diterima bukan dalam uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlakupada saat diterima, apa bila tidak ada nilai pasar digunakan nilai taksiran. Modal sumbangan yang diterima koperasi yang dapat menutup resiko kerugian diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan yang substansinya merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panajang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha yang diperoleh setiap tahun buku yang dimaksudkan untuk pemupukan modal demi pengembangn usaha dan untuk menutup resiko kerugian merupakan bagian dari ekuitas Pendapatan dan Beban A. Pendapatan Pendapata di definisikan oleh IAI (2004.P.23.2) adalah: arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasa dari kontribusi penanam modal. Partisipasi bruto pada dasarnya adalah penjualan barang atau jasa kepada anggota dan dihitung dari harga pelayanan yang diterma atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Dalam kegiatan pemasaran hasil produksi anggota, partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi anggota baik kepada anggota maupun non anggota.

13 13 Oleh karena laporan keuangan koperasi mencerminkan tujuan koperasi, maka perhitungan hassil usaha harus menonjolkan secara jelas kegiatan usaha koperasi dengan anggotanya, karena itu pendapatan dari anggota disajikan terpisaha dari pendapatan yang berasal dari transaksi dengan non anggota koperasi. Hal ini mencerminkan bahwa usaha koperasi lebih mementingkan transaksi atau pelayanan kepada anggotanya daripada non anggota. B. Beban Sebagian beban dapat secara langsung diasosiasikan dengan pendapatan seperti harga pokok penjualan. Beban-beban lain diasosiasikan secara tidak langsung dengan pendapatan dan dikaitkan dengan periode tertentu selama pendapatan diakui Laporan Keuangan Usaha Perkoperasian A. Neraca Menurut IAI (2004:P.27.12) Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Neraca disusun untuk mencerminkan posisi keuangan koperasi pada tanggal tertentu yang terdiri dari unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas. B. Laporan Perhitungan Hasil Usaha Laporan laba rugi dapat juga disebut sebagai laporan operasi yang mengikhtisarkan aktivitas-aktivitas usaha untuk suatu periode tertentu dan melaporkan laba atau rugi bersih hasil operasi dan dari aktivitas tertentu lainnya. Pengukuran dan pelaporan laba perusahaan serta komponen-komponennya pada

14 14 umumnya dianggap sebagai salah satu tanggung jawab yang paling penting dari para akuntan. Dalam koperasi laporan laba rugi dinamakan laporan perhitungan sisa hasil usaha (SHU), disajikan memisahkan pos-pos penghasilan dan beban yang berasal dari kegiatan yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Pos-pos penghasilan yang berasal dari kegiatan penunjang lainnya, sisa laba rugi yang timbul diawal transaksi yang bersifat luar biasa. Berdasarkan pembagian sisa hasil usaha koperasi diatur lebih lanjut di dalam setiap anggaran dasar koperasi, demikian pula dengan penggunaan sisa hasil usaha tersebut, apakah digunakan untuk keperluan pendidikan koperasi atau untuk keperluan lain dari koperasi tersebut. Namun penggunaan tersebut diambil melalui keputusan rapat anggota koperasi yang pelaksanaan penggunaannya diserahkan kepada pengurus koperasi. C. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pembayaran kas, perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dari suatu perusahaan selama periode tertentu dalam koperasi. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

15 15 Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aliran jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman peruhasaan. D. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu, menurut IAI (2004:P.13) mencakup empat unsur, yaitu: 1) Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama; 2)Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama; 3) Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi; 4) Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. E. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang terpadu dari penyajian keuangan formal yang menjelaskan data keuangan pokok dan memberikan informasi-informasi tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitugan laba rugi yang tidak dapat ditunjukkan dengan jelas pada laporan keuangan. Seringkali catatan dan penjelasan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan metode penilaian, rencana pembelanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan kebijaksanaan akuntansi yang penting, atau kejadian atau pos-pos yang tak lazim sehingga mudah dimengerti pemakai laporan keuangan dengan penjelasan yang ada.

16 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu penelitian Tempat penelitian adalah Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung di Jl. Pagar Alam No. 27 A Kedaton Bandar Lampung dan Koperasi Republik Indonesia (Bina Dharma) Universitas Lampung di Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Rajabasa Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2012 sampai dengan selesai. 3.2 Metode Perolehan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara berikut: 1. Teknik Observasi 2. Teknik Wawancara 3. Teknik Dokumentasi 4. Metode Analisis Data

17 17 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1.1 Data Penelitian Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung berkedudukan di Jl. Pagar Alam No. 27 A Kedaton Bandar Lampung dan didaftarkan pada Kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Lampung dan memperoleh Bandan Hukum Nomor 591/Bh/7/1985 tanggal 21 Agustus Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung berdasarkan unit usahanya di katagorikan sebagai koperasi usaha majemuk (multi purpose) yaitu bentuk koperasi yang kegiatan usahanya tidak hanya di satu bidang melainkan merangkap beberapa bidang usaha Akuntansi Koperasi Informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan adalah merupakan bagian pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga laporan keuangan dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan sehingga berdaya guna bagi pemakainya. Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampungmenyusun laporan keuangan pada akhir tahun dan disajikan secara komparatif yaitu pada akhir tahun

18 18 berjalan dengan tahun sebelumnya. Secara umum laporan keuangan Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung terdiri dari : a. Neraca b. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi ini hanya melakukan kegiatan usaha yang semata-mata dari dan untuk anggota, maka mengenai transaksi-transaksi pembelian dan penjualan dapat dijurnal sebagai berikut: Pembelian.. Rp Kas (Utang Usaha) Rp Kas (Piutang Usaha).. Rp Penjualan..Rp Analisis Hasil Penelitian Penerapan PSAK No.27 atas Aktiva dan Kewajiban A. Aktiva Aktiva yang terdapat pada laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung telah memenuhi unsur-unsur penting yang terdapat pada PSAK No.27. Dimana akun-akun yang terdapat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain telah tersaji secara lengkap. Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung menggunakan metode dalam penilaian persediaan didasarkan pada

19 19 harga beli dengan metode FIFO. Kedua koperasi ini juga melakukan kebijakan akuntansi mengenai piutang dimana tidak melakukan penyisihan terhadap piutang ragu-ragu atas piutang yang telah melebihi jatuh tempo pelunasan. Aktiva tetap dicatat dengan nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus. Dengan demikian Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung telah menyajikan informasi aktiva secara wajar dan berpedoman kepada PSAK No. 27. Dimana ketentuan-ketentuan penting mengenai penyajian aktiva dan kebijakan akuntansi yang mendasarinya telah tersaji dengan baik. B. Kewajiban Kewajiban diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Sesuai PSAK No.27 kewajiban dapat dikelompokkan kepada kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, kewajiban titipan, dan kewajiban lain-lain. Namun pengelompokan ini disesuaikan dengan keadaan dari aktivitas operasi koperasi tersebut, seperti pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 pengelompokan kewajiban sesuai dengan urutan jatuh temponya yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang telah sesuai dengan PSAK No.27 hanya saja dalam penyajian kewajiban di neraca, Kopegtel Lampung dan Koperasi Bina Dharma Unila tidak membedakan antara kewajiban anggota dan kewajiban bukan anggota. Terdapat hutang pada non anggota dimana akun ini terdapat pada kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Hal ini dapat membingungkan pengguna laporan keuangan yang melihat informasi ini, sebaliknya kewajiban

20 20 yang timbul dari transaksi dengan anggota atau yang berkaitan dengan anggota perlu disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Perlakuan demikian dianggap tepat karena informasi semacam ini merupakan petunjuk penting tentang adanya manfaat yang telah diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya Penerapan PSAK No.27 atas Ekuitas Kekayaan bersih atau ekuitas untuk Kopegtel Lampung terdiri atas: simpanan pokok, simpanan wajib, donasi, cadangan koperasi, cadangan khusus, SHU tahun berjalan atau yang belum dibagikan, dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan ekuitas Koperasi Bina Dharma Unila terdiri atas: simpanan anggota, cadangan koperasi dan SHU tahun berjalan, dapat dilihat pada Lampiran 2. Dalam pengelompokan ekuitas menurut PSAK No.27 tentang koperasi ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang belum dibagikan. Ekuitas pada Koperasi Pegawai Telkom Lampung maupun Koperasi Bina Dharma UNILA tidak terdapat akun modal penyertaan, karena modal penyertaan itu telah dimasukkan pada perkiraan kewajiban lancar. Sesuai dengan PSAK No.27 yang menyatakan bahwa sumbangan yang diterima oleh koperasi yang substansinya merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panjang yang harus

21 21 dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Sedangkan untuk ekuitas modal sumbangan Koperasi Pegawai Telkom Lampung yang dinamakan donasi dari PT Telkom sudah mengikuti PSAK No.27 dimana modal sumbangan ditampilkan pada posisi ekuitas Penerapan PSAK No.27 Atas Pendapatan dan Beban Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang aktivitas koperasi selama satu periode untuk dapat membantu dalam mengambil keputusan, sehingga koperasi dapat memberikan manfaat yang lebih baik lagi bagi setiap anggotanya. Laporan keuangan koperasi harus disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27 tentang standar khusus Akuntansi untuk koperasi. Analisa dan evaluasi yang dapat penulis uraikan meliputi pendapatan dan beban pada koperasi Kopegtel Lampung dan koperasi Bina Dharma Unila seperti yang terlampir pada Lampiran 3 dan Lampiran 4, yang akan dikelompokkan menjadi pendapatan, harga pokok penjualan, biaya operasi dan pendapatan atau beban lain-lain. Pendapatan dan beban pada koperasi Kopegtel Lampung dan koperasi Bina Dharma Unila diuraikan secara rinci berdasarkan jenis-jenis usaha yang dimilikinya. Namun dalam perhitungan hasil usaha, koperasi tidak melakukan pemisahan pencatatan antara pendapatan dan beban untuk anggota dan bukan anggota. Sehinggta pencatatan ini tidak sesuai dengan PSAK No.27 yang

22 22 mengharuskan dilakukan pemisahan. Dan maksud dari dilakukannya pemisahan ini adalah untuk dapat mengetahui manfaat yang diterima oleh anggota koperasi Penerapan PSAK No.27 Atas Laporan Keuangan Laporan keuangan akan menunjukkan sampai sejauh mana efisiensi pelaksanaan yang telah dicapai oleh manajemen. Laporan keuangan koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan keuangan. A. Neraca Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung menyajikan dengan melampirkan posisi aktiva di sebelah kanan dan passiva disebelah kiri dan dilampirkan secara komparatif antara tahun buku yang berjalan dengan tahun buku yang lalu, sehingga sudah mengikuti acuan PSAK No.27. Pada kedua koperasi ini neraca digolongkan beberapa golongan umum yaitu : aktiva lancar, aktiva tetap, penyertaan, aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva lain-lain. Penyajian ini telah sesuai dengan PSAK No.27 yang mengelompokkan aktiva menjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva lain-lain. Pengklasifikasian ini akan berguna bagi pihak yang memerlukan sebagai informasi tambahan untuk mengukur tingkat likuiditas dan keadaan keuangan koperasi secara lengkap bila dihubungkan dengan komponen neraca lainnya.

23 23 Perkiraan piutang pada kedua koperasi ini yaitu Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung, tidak membedakan penyajian untuk anggota dan penyajian untuk bukan anggota. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK No.27 yang mengharuskan pemisahan perkiraan tersebut dalam neraca. Pemisahan ini perlu dilakukan untuk dapat mengetahui manfaat yang diterima oleh anggota koperasi. B. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Kedua koperasi yaitu Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung menggunakan perhitungan sisa hasil usaha untuk menunjukan laporan keuangan laba rugi. Istilah perhitungan sisa hasil usaha adalah sebagai pengganti istilah laporan laba rugi, istilah tersebut sangat dianjurkan karena manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba tetapi lebih ditekankan pada manfaatnya bagi anggota. Oleh karena itu, koperasi tidak menggunakan istilah laba rugi melainkan hasil usaha. Laporan perhitungan hasil usaha pada kedua koperasi disajikan dengan memisahkan pos-pos penerimaan, harga pokok penjualan dan beban operasional. Namun kedua koperasi yaitu Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung dalam menghitung sisa hasil usahanya tidak melakukan pemisahan pencatatan antara pendapatan dan beban untuk anggota dan bukan anggota sehingga tidak sesuai dengan PSAK No.27 tentang perkoperasian yang

24 24 mengelompokkan laporan sisa hasil usaha atas partisipasi anggota, pendapatan dari non-anggota dan beban koperasi. C. Laporan Arus Kas Dalam laporan Arus Kas Koperasi Pegawai Telkom Lampung tahun buku dan KPRI Bina Dharma Universitas Lampung tahun buku sudah menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu sesuai dengan PSAK No.27. Laporan arus kas KOPEGTEL dapat dilihat pada Lampiran 5 dan laporan arus kas KPRI Bina Dharma UNILA pada Lampiran 6. D. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Dalam laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom Lampung dan KPRI Bina Dharma Universitas Lampung tidak tercantum Laporan Promosi Ekonomi Anggota. Dimana Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. E. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang terpadu dari penyajian keuangan formal yang menjelaskan data keuangan pokok dan memberikan informasi-informasi tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi yang tidak dapat ditunjukkan dengan jelas pada laporan keuangan.

25 25 Pada prakteknya kedua koperasi yaitu KOPEGTEL dan Bina Dharma UNILA sudah mencantumkan Catatan Atas Laporan Keuangan pada Laporan keuangan, dapat dilihat pada Lampiran 7-9 adalah Catantan atas Laporan Keuangan KOPEGTEL dan Lampiran adalah Catantan atas Laporan Keuangan KPRI Bina Dharma UNILA Penerapan PSAK No.27 Berdasarkan Informasi Hasil Wawancara Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untukmengevaluasi melihat sejauh mana penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)Bina Dharma Universitas Lampung. Sehingga Hasil wawancara ini adalah sebagai informasi tambahan yang dimana berfungsi hanya untuk melengkapi hasil penelitian dan bukan menjadi tujuan penelitian. Penerapan PSAK No.27 pada setiap koperasi sudah seharusnya mengikuti sepenuhnya peraturan PSAK yang dikeluarkan oleh IAI. Namun pada kenyataanya bahwa masih sulitnya menerapkan sepenuhnya peraturan tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi dari IAI kepada pihak-pihak koperasi tentang penyusunan standar keuangan koperasi. Informasi tersebut diperoleh langsung dari pihak koperasi yang mengeluhkan bahwa sulitnya menerapkan sepenuhnya standar PSAK No.27 tersebut. Hal ini dilihat dari tidak adanya Laporan Promosi Ekonomi Anggota didalam laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom Lampung dan KPRI Bina Dharma UNILA.

26 26 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan Analisis dan evaluasi yang dilakukan, ternyata PSAK No. 27 pada Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila belum dilaksanakan dengan baik. Dari analisis dan evaluasi yang penulis lakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang usaha simpan-pinjam, usaha dagang konsumsi dan barang-barang keperluan perusahan PT Telkom.Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila mulai tahun 2011 memfokuskan bidang usaha simpan-pinjam. 2. Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila dalam menyusun laporan keuangan tidak menyajikan laporan promosi ekonomi anggota. 3. Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila dalam penyusunan laporan sisa hasil usaha, hanya menyajikan beban usaha dan tidak menyajikan perkiraan beban-beban perkoperasian. Sehingga tidak diketahui seberapa

27 27 besar partisipasi koperasi telah menjalankan fungsinya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya anggotanya. 4. Laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila tidak mengikuti bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No.27 yaitu bentuk laporan perhitungan sisa hasil usaha yang sangat berbeda dengan ilustrasi yang dianjurkan di dalam PSAK No Koperasi Pegawai Telkom Lampung dan KPRI Bina Dharma Universitas Lampung dalam pembuatan laporan keuangan tidak memisahkan akun-akun dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota. 6. Sejak disahkannya PSAK No.27 tahun 1998, tentang Akuntansi Perkoperasian, kita dapati masih sedikit lembaga perkoperasian yang mampu menyusun laporan keuangannya sesuai dengan standar tersebut. Berdasarkan pengamatan penulis dan hasil wawancara dengan pihak koperasi yang berhubungan dengan laporan keuangan, bahwa kurangnya sosialisasi oleh pihak-pihak terkait yaitu IAI kepada lembaga koperasi dalam hal standar laporan keuangan koperasi yang seharusnya dan pihak koperasi agar pasif dalam mengikuti pelatihan standar keuangan yang disiapkan IAI. 5.2 Saran 1. Laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila hendaknya disajikan secara lengkap sesuai dengan PSAK No.27 dengan melampirkan laporan promosi ekonomi anggota.

28 28 2. Dalam penyusunan perhitungan sisa hasil usaha perlu disajikan akun beban koperasi karena dengan adanya pos ini mencerminkan bahwa tujuan koperasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya terlihat jelas yang membuktikan bahwa koperasi telah meningkatkan kemampuan sumber daya anggota, baik secara khusus maupun nasional. 3. Laporan keuangan perhitungan sisa hasil usaha yang disajikan oleh Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila seharusnya mengikuti bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No Koperasi Pegawai Telkom Lampung dan KPRI Bina Dharma Universitas Lampung dalam pembuatan laporan keuangan harus memisahkan akun-akun dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota agar koperasi mencerminkan manfaatnya bagi anggota koperasi. 5. Kepada lembaga yang mengeluarkan peraturan PSAK yaitu IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) agar kiranya lebih memperhatikan kondisi dilapangan dan pihak koperasi agar aktif dalam mengikuti pelatihan standar keuangan yang disiapkan IAI. Agar tercapai tujuan pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan. 6. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk meneliti laporan keuangan koperasi dengan bentuk laporan keuangan yang berbasis SAK ETAP dalam kesiapan kopersi berbasis IFRS.

29 29 DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji dan Ninik, Widiyanti, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, Cetakan Pertama, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, BPFE, UGM, Yogyakarta. Hadibroto, S., Masalah Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Lima, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hendrojogi, Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Jochen, Ropke, Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen Terjemahan Sri Djatnika, Edisi Revisi, Salemba Emban Patria, Jakarta. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Format Penulisan Karya Ilmiah, Lampung. Kieso, Donald E., dan Jerry J. Weygandt, Akuntansi Intermediate, Alih Bahasa Emil Salim, Edisi Sepuluh, Erlangga, Jakarta. Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Dharma Universitas Lampung, Laporan Tahunan KPRI Bina Dharma UNILA tahun buku 2008, KPRI Bina Dharma UNILA, B. Lampung. Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Dharma Universitas Lampung, Laporan Tahunan KPRI Bina Dharma UNILA tahun buku 2009, KPRI Bina Dharma UNILA, B. Lampung.

30 30 Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Dharma Universitas Lampung, Laporan Tahunan KPRI Bina Dharma UNILA tahun buku 2010, KPRI Bina Dharma UNILA, B. Lampung. Koperasi Pegawai Telkom Lampung, Laporan Tahunan Koperasi Pegawai Telkom Lampung (KOPEGTEL) tahun buku 2009, KOPEGTEL, B. Lampung. Koperasi Pegawai Telkom Lampung, Laporan Tahunan Koperasi Pegawai Telkom Lampung (KOPEGTEL) tahun buku 2010, KOPEGTEL, B. Lampung. Koperasi Pegawai Telkom Lampung, Laporan Tahunan Koperasi Pegawai Telkom Lampung (KOPEGTEL) tahun buku 2011, KOPEGTEL, B. Lampung. Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktek, Edisi Revisi, Erlangga, Jakarta. Suharli, Michell, Akuntansi Untuk Bisnis dan Jasa Dagang, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tugiman, Hiro, Akuntansi Untuk Badan Usaha Koperasi, Cetakan Keenam, Kanisius, Bandung. Tunggal, Amin Widjaja, Akuntansi Untuk Koperasi, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha

Lebih terperinci

BAB II RERANGKA PEMIKIRAN. sebagai badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan landasan kegiatannya

BAB II RERANGKA PEMIKIRAN. sebagai badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan landasan kegiatannya BAB II RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Usaha Perkoperasian 2.1.1 Pengertian Perkoperasian Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, Bab 1 Pasal 1 Butir 1, koperasi diartikan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO IRENA SEPTIANITA KAOMANENG (1) & GRACIELLA TAMBARIKI (1) 1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS KETAATAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI KOPTI KABUPATEN BOGOR

EVALUASI ATAS KETAATAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI KOPTI KABUPATEN BOGOR JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 6 No. 2, Oktober 2006 : 63 68 EVALUASI ATAS KETAATAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI KOPTI KABUPATEN BOGOR Oleh H. Moermahadi

Lebih terperinci

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015 PENERAPAN DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan BSI

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 23 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan Kerja Praktek bertujuan untuk memberikan pengenalan kepada penulis mengenai kinerja dan aktivitas-aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan Suatu perusahaan memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihakpihak lain yang terkait dengan perusahaan. Hubungan tersebut harus dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN HIMPUN PT. POS INDONESIA DITINJAU DARI PSAK No.27

ANALISIS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN HIMPUN PT. POS INDONESIA DITINJAU DARI PSAK No.27 ANALISIS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN HIMPUN PT. POS INDONESIA DITINJAU DARI PSAK No.27 Shofiyah Hasanah,Okianna,Husni Syahrudin Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam BAB AKUNTANSI KOPERASI Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya karena koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang bukan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS ISSN 1829-5282 46 ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS Oleh: Ni Luh Gede Erni Sulindawati Dosen Jurusan Akuntansi Program Diploma III

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN MENURUT PSAK NO.27 PADA KOPERASI KARYAWAN PEMBANGUNAN PT PLN (Persero) WILAYAH KALTIM AREA SAMARINDA

PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN MENURUT PSAK NO.27 PADA KOPERASI KARYAWAN PEMBANGUNAN PT PLN (Persero) WILAYAH KALTIM AREA SAMARINDA PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN MENURUT PSAK NO.27 PADA KOPERASI KARYAWAN PEMBANGUNAN PT PLN (Persero) WILAYAH KALTIM AREA SAMARINDA Oleh: Nurlika Rima Wahyuni, Eddy Soegiarto,Adi Suroso ABSTRAKSI Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA BAGI ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN HOTEL MARGA JAYA DI SAMARINDA TAHUN

ANALISIS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA BAGI ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN HOTEL MARGA JAYA DI SAMARINDA TAHUN ANALISIS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA BAGI ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN HOTEL MARGA JAYA DI SAMARINDA TAHUN 2008-2012 Oleh : Eka Yudhyani dan Abdul Rahim Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi)

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi) ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP (STUDI KASUS PADA KOPERASI PASAR GONDANGLEGI) Silvia Meireny Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR Vivianty Halim Email: vivianty14@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi menengah memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat

Lebih terperinci

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA

PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA Lusiana Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : lusianaa001@gmail.com ABSTRACT Cash flow statements describe or

Lebih terperinci

Desain Aplikasi Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan Microsoft Access Pada Koperasi Rukun Tani

Desain Aplikasi Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan Microsoft Access Pada Koperasi Rukun Tani Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 07 September 2017 ISBN 978-602-70530-6-9 halaman 285-291 Desain Aplikasi Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan Microsoft

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan Keungan (Financial Statement) merupakan hasil dari proses akuntasi, laporang keuangan disusun

Lebih terperinci

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri) PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri) Oleh : Mawarni Putri ABSTRAK PT. Kent Transindo Indonesia adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi 2.1.1.1. Pengertian Menurut Undang-Undang Nomer 25/1992 pasal 1 butir 1, yang dimaksud dengan Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK Dini Iriani 22212195 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Organisasi Nirlaba merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara LAMPIRAN 80 81 LAMPIRAN A WAWANCARA EVALUASI KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM SEBAGAI DASAR PENGUNGKAPAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT Jasa

Lebih terperinci

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Kedudukan dan Fungsi Akuntansi Koperasi Akuntansi Koperasi adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi, dan analisa dalam Koperasi Akuntansi bukan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN AKUNTANSI PADA TOKO RAJA TERPAL PEKANBARU

PERANCANGAN AKUNTANSI PADA TOKO RAJA TERPAL PEKANBARU PERANCANGAN AKUNTANSI PADA TOKO RAJA TERPAL PEKANBARU Irawati dan Lidya Nolin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia Jalan Jend. A. Yani No. 78-88 Pekanbaru 28127 ABSTRACT Recording true in

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KPRI CIPTA KARYA SURABAYA SURABAYA

PENERAPAN PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KPRI CIPTA KARYA SURABAYA SURABAYA PENERAPAN PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KPRI CIPTA KARYA SURABAYA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI DIAJUKAN OLEH

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP

ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP Nia Yuniarsih Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika Jalan Dr. Ir. H. Soekarno 201, Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus PT Prakasa Wyra Surya

Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus PT Prakasa Wyra Surya Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus Arniati, Ditta Viviane Politeknik Batam Jl. Parkway, Batam Center, Kepulauan Riau Abstrak Format laporan keuangan perusahaan berbeda-beda, tergantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN USAHA PADA KPRI

ANALISIS PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN USAHA PADA KPRI JDA Vol. 2, No. 1, Maret 2010, 37-45 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda ANALISIS PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN USAHA PADA KPRI Muhammad

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

Peneliti. Mei H. M. Munte

Peneliti. Mei H. M. Munte PENERAPAN SISTEM DANA KAS KECIL DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN KAS PADA RUMAH SAKIT UMUM MELATI MEDAN Peneliti Mei H. M. Munte FAKULTAS EKONOMI1 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN ATAS PENJUALAN ANGSURAN BERDASARKAN PSAK NO. 23 PADA PT. MAHAKAM BERLIAN SAMJAYA SAMARINDA

ANALISIS PENDAPATAN ATAS PENJUALAN ANGSURAN BERDASARKAN PSAK NO. 23 PADA PT. MAHAKAM BERLIAN SAMJAYA SAMARINDA ANALISIS PENDAPATAN ATAS PENJUALAN ANGSURAN BERDASARKAN PSAK NO. 23 PADA PT. MAHAKAM BERLIAN SAMJAYA SAMARINDA Isna Noor Achmad, Elfreda Aplonia Lau, Heriyanto Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

Analisis penerapan psak no. 45

Analisis penerapan psak no. 45 Available online: http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/jurnalmanajemen JURNAL MANAJEMEN Volume 9 (2) 2017, 55-61 Analisis penerapan psak no. 45 Endra Julianto 1, Nurita Affan 2, Ferry Diyanti 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) PSAK merupakan suatu aturan mengenai akuntansi keuangan di Indonesia yang disusun oleh IAI (Ikatan

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi di wilayah kerjanya. Salah satu keberhasilan

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh perusahaan tentunya menginginkan laba yang maksimal bagi perusahaannya, namun masih banyak perusahaan yang terlalu fokus pada laba sehingga mengabaikan satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945. Berdasarkan kedua hal tersebut Indonesia menganut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2): 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Laporan Keuangan 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan Informasi Laporan Keuangan dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, yang

Lebih terperinci

ANGGARAN 2013 JUMLAH ASET LANCAR

ANGGARAN 2013 JUMLAH ASET LANCAR DAFTAR PUSTAKA Grady, Paul. 2000. Teori Akuntansi. Erlangga. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE - Nur Fitria Habibah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN Memprediksi Arus Kas Masa Depan 1 MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN Subagyo Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract Making prediction of future cash flow is important, because it s give

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu mengetahui

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi adalah : Badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) KEPATUHAN KOPERASI DIKOTA SEMARANG DALAM MEMBUAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI.

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) KEPATUHAN KOPERASI DIKOTA SEMARANG DALAM MEMBUAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI. KEPATUHAN KOPERASI DIKOTA SEMARANG DALAM MEMBUAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI Warno Dosen Tetap STIE Semarang Abstraksi Of the data showed that the cooperative's annual financial reports, especially reports

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SERBA USAHA MITRA MAJU KAMPUNG SUMBER SARI

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SERBA USAHA MITRA MAJU KAMPUNG SUMBER SARI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SERBA USAHA MITRA MAJU KAMPUNG SUMBER SARI DONISIUS. ELFREDA APLONIA LAU. IMAM NAZARUDIN LATIF Akuntansi, Fakultas Ekonomi,Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN (PSAK NO. 27) PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH MAMBAUL HIDAYAH DI SIAK

SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN (PSAK NO. 27) PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH MAMBAUL HIDAYAH DI SIAK SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN (PSAK NO. 27) PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH MAMBAUL HIDAYAH DI SIAK Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensif

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SETIA BUDHI PERIODE Oleh : Ida Bagus Ary Perdana

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SETIA BUDHI PERIODE Oleh : Ida Bagus Ary Perdana 217 ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SETIA BUDHI PERIODE 2010-2012 Oleh : Ida Bagus Ary Perdana Jurusan Akuntansi Program Diploma, FEB Undiksha Jurusan Akuntansi Program

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 755, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Akuntansi. Sistem. Koperasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) Akuntansi Ekuitas 9. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa seingga memberikan informasi mengenai sumbernya

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP (Studi Kasus Pada PRIMKOPTI Harum Kec.Weleri Kab.Kendal) Yuli Nuryanti Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN MENURUT SAK ETAP PADA GILANG RAMADHAN STUDIO BAND (GRSB) BANDAR LAMPUNG

PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN MENURUT SAK ETAP PADA GILANG RAMADHAN STUDIO BAND (GRSB) BANDAR LAMPUNG PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN MENURUT SAK ETAP PADA GILANG RAMADHAN STUDIO BAND (GRSB) BANDAR LAMPUNG Martia Diwi Sekar Faini 1), Evi Yuniarti 2), Artie Arditha R 3) 1)2)3) Program Studi Akuntansi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaan yang berskala kecil, menengah dan

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian nasional yang memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri dalam menjalankan fungsi sosial dan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN FINANCIAL REPORT BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI ETAP PADA KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG. oleh, Ni Luh Gede Erni Sulindawati

PELATIHAN PENYUSUNAN FINANCIAL REPORT BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI ETAP PADA KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG. oleh, Ni Luh Gede Erni Sulindawati PELATIHAN PENYUSUNAN FINANCIAL REPORT BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI ETAP PADA KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG oleh, Ni Luh Gede Erni Sulindawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci