BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Terbentuknya PKBM Tunas Harapan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Terbentuknya PKBM Tunas Harapan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Singkat Terbentuknya PKBM Tunas Harapan PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo didirikan pada tahun 2009 dengan akta notaris No, C 1718, HI thn 2002, tanggal 5 November PKBM Tunas Harapan didirikan bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam mengakses pendidikan formal, disamping itu PKBM Tunas Harapan juga bertujuan untuk memperluas kesempatan kepada warga masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan memiliki kecakapan hidup. Program-program yang dijalankan di PKBM Tunas Harapan antara lain Kejar Paket A dan Paket B Profil PKBM Tunas Harapan PKBM Tunas Harapan bertempat di Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo dengan ketua pengelola Ardin Laidingo S.Pd. 1). Keadaan Tutor Adapun tutor yang mengajar di PKBM tersebut terdiri dari seorang pembantu pengelola, seorang bendahara dan 7 orang tutor, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

2 Tabel 1. Keadaan Tutor di PKBM Tunas Harapan No Nama Pendidikan Jabatan 1 Vonistri Mooduto SLTA Bendahara 2 Suryan Hippy S.Pdi S1 Pembantu Pengelola 3 Hadidjah Daud S.Pdi S1 Tutor 4 Yusuf Hasan S.Ag S1 Tutor 5 Yahya Aliyonga S.Pdi S1 Tutor 6 Usman Hasan PGA Tutor 7 Rosita Kadir PGA Tutor 8 Yusda Patilima SMEA Tutor 9 Olin Noho S.Pdi S1 Tutor Sumber data : Data Profil PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2011 Tutor di PKBM Tunas Harapan ini memiliki tupoksi antara lain untuk mengajar, membimbing, dan melatih warga belajar sesuai dengan bidang atau materi yang diajarkan. Adapun proses kegiatan belajar mengajar pada program paket B ini sebagaimana halnya program pendidikan pada umumnya adalah diawali dengan

3 pembuatan persiapan mengajar yang dilakukan oleh tutor walaupun hanya menggunakan media pembelajaran seperti buku pelajaran karena dalam hal ini mereka belum menggunakan pembelajaran yang bisa dikatakan canggih seperti komputer maupun laptop, sedangkan papan tulis saja masih menggunakan kapur tulis. 2) Keadaan Warga Belajar Jumlah warga belajar yang ikut pada program Paket B ini berjumlah 25 orang. Adapun warga belajar yang ditampung dan dibelajarkan dalam kegiatan program ini berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu yang pekerjaan sehar-harinya sebagai buruh tani dan dapat diprioritaskan mereka yang belum memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar untuk dapat menunjang dan meningkatkan kualitas hidupnya, namun mereka mempunyai kemauan untuk belajar walaupun begitu jauhnya rumah mereka untuk datang ketempat belajar. Adapun jumlah warga belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Keadaan Warga Belajar di PKBM Tunas Harapan No Nama L/P Tempat Tanggal Lahir 1 Santo Kasim L Gorontalo, Sukardi Dai L Gorontalo,

4 3 Sarwan Hipi L Gorontalo, Arfan T. Payu L Gorontalo, Pandi H. Tini L Gorontalo, Romin M. Daud L Gorontalo, Warman S. Jawe L Gorontalo, Sarwan W.L. Hipi L Gorontalo, Taufik Laita L Gorontalo, Yansur A. Kadir L Gorontalo, Alpian Mantu L Gorontalo, Intan Harun P Gorontalo, Yanti Dama P Gorontalo, Rivon K. Bakari. P Gorontalo,

5 15 Fatmawati H. Laita P Gorontalo, Erfin I. Ismail P Gorontalo, Ulin Ismail P Gorontalo, Rabia I. Yunus P Gorontalo, Erwin I. Ismail P Gorontalo, Sartin Haliku P Gorontalo, Farida I Kale P Gorontalo, Endang Hubulo P Gorontalo, Kartin Harun P Gorontalo, Yulis U. Harun P Gorontalo, Fatmah M Daud P Gorontalo,

6 Sumber data : Data Profil PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun Hasil Penelitian Data yang akan dianalisis adalah tentang efektifitas pengelolaan pembelajaran pada pembelajaran Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Efektifitas pengelolaan pembelajaran yang dimaksudkan akan lebih optimal apabila didukung dengan sejumlah sumberdaya yang ada dan fasilitas penunjang yang lebih baik pula. Dalam proses pembelajaran, efektivitas berarti kemampuan sebuah lembaga dalam melaksanakan program pembelajaran yang telah direncanakan serta kemampuan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan program dalam upaya mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi peserta didik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dijaring dari informan melalui wawancara. Agar pembahasan dalam penelitian lebih terarah, maka telah dirumuskan lima indikator yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi. berikut : Hasil pengolahan data untuk kelima indikator ini akan dipaparkan sebagai Hasil Pengolahan Data Indikator Perencanaan Pembelajaran

7 Salah satu fungsi pengelolaan adalah perencanaan. Program kegiatan apapun termasuk pendidikan perlu direncanakan dengan baik, sehingga semua kegiatan terarah bagi tercapainya tujuan. Perencanaan harus dibuat dengan sebaik-baiknya. Perencanaan merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana pendidikan terkait, baik manajer dalam hal ini adalah pengelola maupun staf (tutor) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Perencanaan pembelajaran adalah rencana tutor ketika akan mengajar mata pelajaran tertentu, pada jenjang dan kelas tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan atau lebih. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B yang menjelaskan tentang perencanaan pembelajaran sebagai berikut : Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, tutor membuat rencana pembelajaran seperti Silabus, RPP maupun SKH, hal ini dimaksudkan karena kesuksesan seorang tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran bergantung pada keefektifan rencana pembelajaran (WW.H.D, Senin 9 Maret 2012). Dalam pengelolaan pembelajaran, perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pembelajaran. Tanpa perencanaan, pelaksanaan pembelajaran akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang pengelola PKBM Tunas Harapan sebagai berikut : Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tersusun sesuai prosedur yang telah direncanakan, maka seluruh tutor yang mengajar di Paket B ini harus membuat rencana pembelajaran sebelum memulai proses

8 pembelajaran. Karena tanpa rencana pembelajaran, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan (WW.A.L, Senin 5 maret 2012). Dalam menyusun rencana pembelajaran, tutor perlu menyediakan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B menjelaskan hal berikut ini : Dalam menyusun rencana pembelajaran selama ini, tutor belum mampu menyiapkan media pembelajaran seperti alat bantu pembelajaran yang bertekhnologi misalnya laptop, OHP serta alat peraga, namun selama ini tutor Paket B selalu berupaya menyediakan media pembelajaran meskipun hanya seadanya, seperti buku mauun modul. (WW.Y.A, Rabu 5 maret 2012). Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa selama ini tutor telah berusaha mempersiapkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran meskipun media pembelajaran yang digunakan masih yang sederhana karena ketidakmampuan dari segi ekonomi dalam menyediakan media pembelajaran yang bertekhnologi. Selain media pembelajaran ada komponen lainnya yang perlu diperhatikan oleh tutor pada saat membuat perencanaan pembelajaran. Komponen tersebut adalah metode pembelajaran. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : Dalam menyusun rencana pembelajaran, tutor pun menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karena metode yang akan diterapkan harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar dapat mengoptimalkan penguasaan hasil pembelajaran secara tuntas. Beberapa metode yang sering kami terapkan adalah metode

9 ceramah, metode diskusi dan metode tanya jawab. Sedangkan untuk metode penugasan hanya sesekali diterapkan mengingat karakteristik warga belajar yang sibuk dengan pekerjaan mereka sehari-hari. (WW.R.K, Senin 12 maret 2012). Metode pembelajaran merupakan cara tutor dalam menjelaskan suatu pokok bahasan (tema, atau pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus) pada suatu proses pembelajaran. Selain menentukan metode pembelajaran, dalam membuat perencanaan pembelajaran, tutor Paket B juga harus menentukan sumber belajar yang sesuai dengan materi belajar. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : ketika tutor membuat rencana pembelajaran, maka termasuk didalamnya menentukan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan, seperti menyediakan buku-buku pelajaran, majalah, koran dan buku-buku bacaan (WW.V.M, Senin 12 maret 2012). Sumber belajar penting ditentukan sebelumnya karena sumber belajar merupakan objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

10 Melihat hasil wawancara tersebut ternyata dengan menerapkan perencanaan dalam pengelolaan pembelajaran, maka dalam proses belajar mengajar akan tercipta hal-hal sebagai berikut : 1) Tutor akan menguasai materi yang akan disampaikan kepada warga belajar dengan baik dan cara penyampaiannya, 2) Tutor akan memiliki pengetahuan dalam pemilihan media belajar yang tepat, sehingga memungkinkan warga belajar tertarik terhadap materi yang disampaikan. 3) Tutor akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga materi akan mudah dipahami oleh siswa. 4) Tutor dapat menentukan sumber belajar dengan tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. 5) Tutor akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga memungkinkan target penyampaian materi yang berdasarkan Standar Kompetensi akan tercapai secara optimal, bahkan memungkinkan warga belajar lulus ujian dengan skor yang terbaik Hasil Pengolahan Data Indikator Pengorganisasian Pembelajaran Pengorganisasian dalam pengelolaan pembelajaran merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana proses pembelajaran itu diatur dan dialokasikan diantara warga belajar sehingga tujuan pembelajaran itu dapat tercapai bersama-sama. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan adalah sebagai berikut :

11 Ketika tutor melaksanakan proses pembelajaran, maka tutor berusaha mengorganisasikan materi belajar berdasarkan kemampuan warga belajar agar warga belajar mudah memahami dan tidak mengalami kesulitan untuk menerima dan mengimplementasikan hal-hal yang telah dipelajari (WW.U.H, Jumat 09 Maret 2012). Selain mengorganisasikan materi belajar berdasarkan kemampuan warga belajar, tutor juga mengorganisasikan kegiatan pembelajaran yang bersifat andragogi. Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B : Selama ini tutor melakukan pengorganisasian kegiatan pembelajaran yang bersifat andragogi, karena tutor menyadari bahwa seluruh warga belajar yang ikut pada program pembelajaran Paket B ini terdiri dari masyarakat yang telah berusia dewasa. Sehingga dalam proses pembelajarannya, tutor harus mengorganisasikan kegiatan belajar sesuai dengan karakteristik orang dewasa (WW.Y.A, Rabu 14 Maret 2012). Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan warga belajar sebagai peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa. Oleh karena itu, tutor hendaknya mampu membantu warga belajar untuk: (a) mendefinisikan kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar. Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran.

12 4.2.3 Hasil Pengolahan Data Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi warga belajar untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis warga belajar. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B yang menjelaskan tentang proses pembelajaran yang berlangsung selama ini adalah sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh tutor selama ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini karena dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran apabila tidak sesuai dengan perencanaan pembelajaran maka dalam menyusun langkah- langkah pelaksanaan suatu kegiatan tidak terarah pada pencapaian tujuan (WW. O.N, Jumat 09 Maret 2012). Proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya akan mempengaruhi hasil pembelajaran yang diharapkan. Hal ini terjadi karena bisa saja dalam pelaksanaan pembelajaran tidak menerapkan metode yang telah ditentukan sebelumnya, atau bisa juga karena media belajar yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : Minimnya media belajar yang dimiliki oleh program Paket B ini, sering membuat tutor tidak dapat menggunakan media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Namun tutor selalu memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi efektif. Penentuan media pembelajaran ini

13 telah dilaksanakan sebelumnya, yaitu pada pembuatan rencana (WW. S.H, Rabu 14 Maret 2012). pembelajaran Minimnya fasilitas pembelajaran yang dimiliki oleh program Paket B ini ternyata berpengaruh dalam penggunaan media pembelajaran selama ini. Namun selain media pembelajaran, sarana belajar pun harus diperhatikan karena pemanfaatn sarana belajar yang telah ditentukan pada saat pembuatan rencana pembelajaran akan berdampak positif terhadap hasil belajar. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B : Saat pembelajaran kami memanfaatkan sumber belajar berupa buku, modul, maupun majalah. Penggunaan sumber belajar ini biasanya dengan cara membagikan buku pada kelompok-kelompok diskusi yang telah dibentuk sebelumnya, lalu menjelaskan materi yang dimaksud agar warga belajar bisa mengerti dan lebih memahami materi yang sedang dibahas. Penggunaan sumber belajar seperti buku-buku dan modul ternyata sangat membantu warga belajar untuk memahami materi yang diajarkan. (WW. R.K, Senin 12 Maret 2012). Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode, media belajar maupun sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik warga belajar dan mata pelajaran yang diajarkan, dapat dilakukan tutor dengan suasana yang edukatif agar warga belajar dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. Peran tutor dalam pelaksanaan pembelajaran ini sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi warga belajar untuk melakukan aktivitas belajar baik itu dilakukan di ruang kelas, di luar kelas maupun di tempat lainnya yang memungkinkan warga belajar melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada

14 program Paket B di PKBM Tunas Harapan dapat mengoptimalkan kemampuan warga belajar karena dilaksanakan dengan berbasis andragogi dan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya Hasil Pengolahan Data Indikator Pengawasan Pembelajaran Seorang tutor hendaknya melakukan pengawasan terhadap program pembelajaran yang ditentukan, apakah sudah dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan sebelumnya pada saat membuat perencanaan. Jika ada kekeliruan atau ada program yang tidak dapat diselesaikan segera dilakukan perbaikan dalam perencanaannya. Sehingga, tujuan yang sebelumnya ditentukan tetap secara maksimal dapat dipenuhi. Kaitan dengan warga belajar, tutor perlu untuk memastikan apakah para warga belajar itu melaksanakan pembelajaran sesuai yang direncanakan. Hal tersebut dipertegas oleh tutor Paket B sebagaimana informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai berikut: Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tutor selalu mengawasi warga belajar agar kami dapat mengetahui warga belajar tekun dalam menerima materi yang diajarkan oleh tutor dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan tutor dengan baik. (WW. A.L, Jumat 9 Maret 2012). Pengawasan sebagai proses kegiatan monitoring berfungsi untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan pembelajaran terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya peranan dan fungsi pengawasan dalam

15 proses pembelajaran, maka konsekuensi logis yang harus ditanggung, tutor harus dapat memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengawasan pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang dihimpun dari Tutor Paket B selaku informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa: Dalam melaksanakan pengawasan pada proses pembelajaran, tutor berupaya agar warga belajar yang kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar mereka. Hal-hal yang dilakukan tutor untuk meningkatkan motivasi belajar warga belajar seperti dengan cara meningkatkan rasa percaya diri warga belajar, menyesuaikan materi belajar dengan kebutuhan warga belajar, tidak mengajarkan materi yang terlalu sulit untuk dipahami warga belajar (WW,Y.A, Rabu 14 Maret 2012). Senada dengan informasi di atas, informan lainnya mengungkapkan, bahwa: Selama ini, kami sebagai tutor selalu berupaya agar motivasi belajar warga belajar tidak menurun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya motivasi warga belajar orang dewasa. Salah satu diantaranya adalah rasa ingin dihargai. Warga belajar yang merasa kurang dihargai, mereka akan berlaku sangat emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya. Penting bagi tutor untuk menyadari hal ini. Berhati-hati dengan latar belakang dan tidak menyinggung perasaan orang lain merupakan hal yang harus selalu kami awasi dalam proses pembelajaran (WW. U.H, Senin 12 Maret 2012). Dalam dunia pendidikan tidak terkecuali pada pembelajaran Paket B, motivasi untuk belajar merupakan salah satu hal yang penting. Tanpa motivasi, seseorang tentu tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik. Motivasi merupakan langkah awal terjadinya pembelajaran yang baik. Pembelajaran dikatakan baik jika tujuan awal,

16 umum dan khusus tercapai. Orang dewasa yang mempunyai need to know / kebutuhan akan keingintahuan yang tinggi, mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal psikologis mereka. Motivasi belajar tentu berkaitan dengan psikologis peserta didik orang dewasa. Maka disinilah peran tutor sebagai pendidik dalam mengawasi warga belajar agar terus termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran Hasil Pengolahan Data Indikator Evaluasi Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Salah satu komponen tersebut adalah evaluasi. Evaluasi dalam sistem pembelajaran menduduki peranan yang sangat penting, karena dengan evaluasi prestasi hasil belajar yang dicapai oleh warga belajar dapat diketahui setelah menyelesaikan program belajar dalam ukuran waktu tertentu, dapat diketahui ketepatan metode mengajar yang digunakan dalam menyajikan materi pelajaran, serta mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dengan demikian, evaluasi berfungsi sebagai feedback (umpan balik) dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh tutor. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang dihimpun dari Tutor Paket B selaku informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa: Selama ini kami selalu melakukan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan tutor dapat berupa penilaian baik melalui tugas individu maupun berkelompok. Dengan melaksanakan penilaian / evaluasi ini kami dapat mengukur sampai dimana tingkat

17 pengetahuan atau hasil dari kegiatan selama mengikuti proses pembelajaran (WW.R.K, Senin 12 Maret 2012). Dengan kata lain, evaluasi ditujukan untuk melakukan atau melaksanakan pantauan terhadap kemajuan belajar yang dicapai warga belajar sebagai peserta didik, melaksanakan evaluasi sebagai bagian dari proses penilaian untuk mengukur tingkat kemajuan belajar siswa, serta tindakan refleksi untuk mengukur tingkat keberhasilan keterlaksanaan pembelajaran. Pernyataan yang hampir senada diutarakan pula oleh Hadidjah Daud S.Ag, yang mengemukakan bahwa: Tutor melaksanakan penilaian atau evaluasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan pada saat membuat rencana pembelajaran. Hal ini dilakukan karena dengan melaksanakan evaluasi kami bisa mengukur dan menilai kemampuan warga belajar dalam mencapai sasaran belajar.(ww. H.D, Senin 05 Maret 2012). Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses sistematis yang meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh Tutor melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar warga belajar. Menurut Ibu Ardin Laidingo S.Pd selaku pengelola Paket B bahwa evaluasi penting dilaksanakan agar tutor dapat mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar dalam menerima materi yang diajarkan saat itu. Hasil wawancara dengan Ibu Ardin Laidingo S.Pd sebagai berikut :

18 Evaluasi / penilaian bertujuan untuk mengukur dan menilai kemampuan warga belajar dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam perencanaan pembelajaran. Setelah melakukan evaluasi maka tutor melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil penilaian belajar tersebut dengan harapan agar warga belajar dapat terus termotivasi dan semakin berminat dan lebih giat lagi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (WW.A.L. Jumat, 9 Maret 2012). Senada dengan informasi tersebut, hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : Tindak lanjut terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh tutor merupakan fungsi penilaian hasil belajar dan pembelajaran. Tindak lanjut tersebut seperti penempatan peserta didik pada tempatnya yang tepat; pemberian umpan balik; penentuan / diagnosis kesulitan belajar; dan penentuan keberhasilan atau kelulusan warga belajar. Tindak lanjut terhadap hasil penilaian belajar tersebut dengan harapan agar menjadi suatu motivasi bagi warga belajar untuk meningkatkan kompetensi mereka. (WW. Y.A, Rabu 14 Maret 2012). Berdasarkan informasi di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi berfungsi untuk menilai keberhasilan warga belajar dalam pencapaian kompetensi dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran. Kedua fungsi tersebut adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Mengingat begitu pentingnya peranan dan fungsi evaluasi dalam proses pembelajaran, maka konsekuensi logis yang harus ditanggung adalah seorang tutor harus dapat memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 4.3 Pembahasan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik (warga belajar) dengan pendidik (tutor) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

19 pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada warga belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pengelolaan merupakan suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu. Pengelolaan juga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengelolaan Pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif pilihan mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaanya yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Kegiatan perencanaan pada pengelolaan pembelajaran meliputi kegiatan membuat rencana pembelajaran seperti RPP maupun silabus, serta mempersiapkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran. Media pembelajaran yang sering dimanfaatkan pada proses pembelajaran Paket B di PKBM Tunas Harapan masih minim karena kurangnya fasilitas pembelajaran yang

20 dimiliki. Media pembelajaran tersebut berupa buku, modul, koran maupun majalah yang biasanya diperoleh dari masyarakat setempat atau sumbangan dari berbagai fihak. Selain media belajar, tutor Paket B pun selalu merencanakan sumber belajar yang dapat menunjang proses pembelajaran. Selain tutor, lingkungan sekitar seperti persawahan, pekantoran dan tokoh masyarakat pun sering pula dijadikan sebagai sumber belajar pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan pemilihan metode disesuaikan dengan materi yang akan dikaji saat itu. Beberapa metode yang sering diterapkan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan adalah : 1) metode ceramah yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan tutor dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada warga belajar. Metode ini yang paling sering digunakan oleh tutor untuk menerangkan materi secara umum. 2) Metode diskusi, dimana metode pembelajaran ini menghadapkan warga belajar pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan warga belajar, serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Warga belajar lebih menyukai metode diskusi ini daripada metode ceramah yang konvensional. 3) Metode tanya jawab, yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari tutor yang harus dijawab oleh warga belajar atau sebaliknya, baik secara lisan maupun tertulis. Setiap pertanyaan yang diajukan tutor Paket B dimaksudkan untuk memotivasi

21 aktivitas dan kreativitas warga belajar, serta untuk menemukan sendiri informasi pengetahuan baru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sedangkan pengorganisasian dalam pengelolaan pembelajaran menyangkut proses bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja secara efektif. Dalam pengelolaan pembelajaran Paket B dituntut kemampuan tutor dalam mengorganisasikan materi yang hendak diajarkan berdasarkan kemampuan warga belajar. Pengorganisasian dalam pengelolaan pembelajaran Paket B ini merupakan suatu proses membuat pola dan bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada warga belajar dan disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik warga belajar sebagai orang dewasa. Terkait dengan pembelajaran berbasis andragogi maka tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan berusaha agar dapat menyesuaikan pembelajaran yang berlangsung dengan karakteristik belajar orang dewasa. Mengenai karakteristik belajar orang dewasa, antara lain sebagai berikut: 1) Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda, 2) Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya, 3) Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan, 4) Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecenderungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik belajar orang dewasa sehingga memudahkan tutor dalam melakukan interaksi kepada warga belajar.

22 Apabila dikaitkan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan, pengorganisasian ini dapat dibagi menjadi beberapa aspek antara lain: menyediakan fasilitas, perlengkapan dan personel yang diperlukan dalam rangka penyusunan kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tahap pelaksanaan ini mencakup proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor dalam ruang belajar. Menurut standar proses yang terdapat pada Permendiknas No.41 tahun 2006, Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik (tutor) setidaknya harus terdiri atas tiga bagian penting yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, halhal yang biasanya dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan warga belajar secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus (rencana pembelajaran). Pada kegiatan inti sering pula disebut sebagai tahap penyajian materi, yaitu tahapan memberikan bahan pembelajaran yang disusun tutor sebelumnya. Langkahlangkah yang dilakukan pada tahap penyajian materi adalah penjelasan materi, memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk terlibat secara efektif, memberi

23 penguatan, mengorganisir waktu, peserta didik dan fasilitas belajar. Proses pembelajaran ini akan berlangsung dengan sukses apabila perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran dilakukan dengan baik. Pembuatan Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik akan membuat tutor tidak kesulitan mencapai atau melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan. Proses pengawasan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan selama ini lebih tertuju pada cara atau sikap yang ditunjukkan oleh tutor dalam upaya meningkatkan warga belajar yang kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Karena motivasi belajar khususnya pada orang dewasa dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut : 1) Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual, 2) Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual, 3) Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya, 4) Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain, 5) Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Dengan memahami adanya perbedaan motivasi belajar tersebut pada setiap warga belajar, maka peran tutor sangatlah diperlukan untuk dapat memberikan solusi maupun saran yang dapat membangkitkan motivasi belajar warga belajar pada kegiatan pembelajaran.

24 Pada proses evaluasi, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan, yakni sebagai berikut : 1) Bersama-sama dengan warga belajar dan / atau membuat rangkuman / kesimpulan pelajaran sendiri; 2) Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; 5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Untuk menilai keberhasilan pembelajaran warga belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif digunakan untuk melihat keberhasilan warga belajar pada setiap kompetensi dasar yang dilaksanakan setiap selesai materi tertentu. Evaluasi ini dilakukan secara berkala dan berkesinambungan setiap akhir kegiatan pembelajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan dan indikator pembelajaran. Sedangkan evaluasi sumatif adalah tes yang dilaksanakan oleh tutor Paket B setelah menempuh jangka waktu tertentu bisa berupa ujian tengah semester atau ujian akhir semester. Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat kemajuan dan keberhasilan belajar warga belajar. Dari proses evaluasi ini, tutor dapat memilah mana warga belajar yang memiliki prestasi akademik unggul sehingga tutor dapat menentukan tindak lanjut yang dapat dilakukan terhadap hasil belajar warga belajar.

25 Melihat hasil pembahasan sebelumnya maka peneliti melihat efektivitas pengelolaan pembelajaran Paket B pada elemen masukan (input) mencakup bahan, peralatan dan fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pembelajaran sudah cukup efektif walaupun sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki oleh PKBM Tunas Harapan masih minim. Menurut peneliti ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yakni sebagai berikut : 1) Baik tutor maupun warga belajar dapat memanfaatkan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya. Misalnya gedung pembelajaran meskipun hanya meminjam rumah salah seorang tutor, hal tersebut tidak menjadi kendala karena sebagaimana yang diketahui bahwa pembelajaran orang dewasa dapat dilaksanakan dimana saja. 2) Menggunakan sarana belajar yang tersedia seperti buku, modul ataupun majalah karena sarana belajar yang bertekhnologi masih belum mungkin untuk disediakan. Apabila kebutuhan terhadap buku maupun modul tidak mencukupi maka warga belajar dapat memanfaatkan buku-buku yang Sedangkan efektivitas pengelolaan pembelajaran elemen proses (process) pada Paket B di PKBM Tunas Harapan, peneliti melihat bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi keefektifan pengelolaan pembelajaran pada elemen ini yaitu sebagai berikut : a. Faktor Instrumental, yang mencakup : 1). Materi atau bahan ajar.

26 Beberapa materi atau bahan ajar yang kurang sesuai dengan kebutuhan warga belajar nyatanya kurang diminati oleh warga belajar sehingga warga belajar menjadi malas untuk mengikuti pembelajaran. Maka hal yang dapat dilakukan oleh tutor adalah membuat materi yang diajarkan sebagai suatu kebutuhan yang harus dipelajari oleh warga belajar. 2). Metode pembelajaran. Mengenai metode pembelajaran selama ini sudah cukup efektif karena selain metode ceramah, tutor menerapkan metode diskusi yang cukup efektif untuk membangkitkan motivasi belajar warga belajar. Selain itu tutor juga menggunakan metode tanya jawab yang dapat memberikan umpan balik terhadap warga belajar. 3) Waktu pembelajaran Waktu pembelajaran memang menjadi kendala utama dalam kelancaran proses pembelajaran. Penetapan jadwal pembelajaran yang sesuai dengan pekerjaan warga belajar menjadi salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan oleh tutor mengingat warga belajar Paket B ini adalah sepenuhnya orang dewasa yang memiliki kesibukan masing-masing baik dalam pekerjaan maupun segala aktivitas yang mereka lakukan. Jadi menurut peneliti, agar tidak menghambat aktivitas warga belajar sebaiknya dalam menentukan waktu pembelajaran tutor melakukan diskusi bersama dengan warga belajar.

27 4) Sistem evaluasi Sistem evaluasi yang selama ini dilaksanakan oleh tutor Paket B berupa evaluasi formatif dan evaluasi summative sudah cukup efektif. Evaluasi formatif dilakukan secara berkala oleh tutor Paket B pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk tanya jawab, pemberian tugas rumahan individu atau tugas kelompok. Sistem evaluasi sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan setelah beberapan materi pokok pelajaran telah diajarkan kepada warga belajar, baik ulangan harian, tengah semester dan ulangan akhir semester. b. Faktor lingkungan 1) Faktor fisik seperti tempat belajar telah dibahas pada elemen input di atas. 2) Faktor sosial seperti teman, keluarga dan masyarakat yang memberi pengaruh terhadap kegiatan belajar warga belajar. 3) Faktor psikologis berupa motivasi belajar yang terlihat dari keaktifan warga belajar yang sering kurang aktif. Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar warga belajar dapat dipengaruhi oleh suasana belajar. Selain menciptakan suasana belajar yang kondusif, tutor dapat membangkitkan motivasi belajar warga belajar dengan cara memberikan perhatian kepada warga belajar sesuai karakteristik belajar mereka, memperlakukan mereka sesuai karakteristik mereka sebagai orang dewasa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka terlihat bahwa secara keseluruhan bila dilihat dari elemen masukan (input) dan elemen proses (process) maka dapat dikatakan bahwa pengelolaan pembelajaran pada program Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula yang

28 mencakup unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi telah berjalan cukup efektif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Program Paket C dinyatakan bahwa: Kegiatan tutorial mencakup 3 hal yaitu

BAB II KAJIAN TEORETIS. Program Paket C dinyatakan bahwa: Kegiatan tutorial mencakup 3 hal yaitu BAB II KAJIAN TEORETIS 1.1 Konsep Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Dalam Permendiknas No 3 Tahun 2008 Tanggal 15 Januari 2008 Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B,

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pembelajaran Remedial

Pembelajaran Remedial Pembelajaran Remedial Posted on 13 Agustus 2008 Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif,

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK 145 Upaya Meningkatkan Kualitas Guru Melalui Konsep Pembelajaran Learning Together Di Sma Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Ajaran 2014/ /2015 Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK Pembelajaran learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh dunia pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan yang wajib diterima bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bagian dari kunci pokok keberhasilan kemajuan suatu bangsa, oleh karenanya setiap bangsa pasti menginginkan adanya perkembangan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. ujuan...... C. Ruang Lingkup... II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut tercermin dalam pembukaan UUD RI 1945 bahwa pendidikan bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesiasaatini tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dan hanya dengan anak di suruh membaca

Lebih terperinci

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama faktor internal yaitu yaitu faktor yang ada dalam diri siswa meliputi motivasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi. 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Menurut Kunandar, (2010 : 66) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran IPS saat ini tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dan hanya dengan anak di suruh membaca buku

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. Lampiran I Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. NO Aspek yang diamati Ada ( ) 1. Nama Institusi / Sekolah Keterangan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru sebagai komponen pendidikan turut berupaya menyiapkan peserta didik agar mampu menjalani perannya dikehidupan nyata. Guru diharapkan mampu memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup II. HAKIKAT PEMBELAJARAN REMEDIAL A. Pembelajaran Menurut SNP B. Pengertian Pembelajaran Remedial C. Prinsip

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan kegiatan pembelajaran khususnya pada tahapan kegiatan inti merupakan proses yang diselenggarakan untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai macam komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan. Guru termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari pendapat yang dikemukakan oleh Cornelius tidak sesuai dengan kenyataan yang diperoleh Sukowono (2012 : 1) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Dari pendapat yang dikemukakan oleh Cornelius tidak sesuai dengan kenyataan yang diperoleh Sukowono (2012 : 1) mengenai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tolak ukur untuk kemajuan suatu negara, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dan melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Potanga adalah desa hasil pemekaran dari Desa Diloniyohu, yang terletak disebelah barat desa tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehigga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Selain itu pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen saling terkait bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik dan berkualitas. Untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FARIDA A 210

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 ` DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di tingkat Sekolah Dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Setelah mempelajari mata pelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penentu kualitas kehidupan suatu bangsa adalah bidang pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, terbuka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu pembangunan ditentukan oleh suatu kualitas pendidikan warganya, karena dengan pendidikan dapat mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 19 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah hasil penelitian selama menerapkan metode resitasi dengan model PBL dalam memahami bangun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro, pembelajaran masih berpusat pada guru. Jadi guru lebih aktif selama proses belajar mengajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini masih banyak

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoharjo Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini didirikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoharjo Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini didirikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDN 1 Sidoharjo merupakan salah satu sekolah dasar yang terletak di Desa Sidoharjo Kecamatan Tolangohula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Perbandingan Penjabaran Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Perbandingan Penjabaran Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits 76 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Perbandingan Penjabaran Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Kelas VIII dalam Bentuk Indikator Pencapaian Kompetensi pada Kelas Religi dan Kelas Excellent

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 11 November 2017 PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika pada Program Kejar Paket C di

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika pada Program Kejar Paket C di BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika pada Program Kejar Paket C di PKBM Budi Utama Surabaya Untuk mengetahui tentang pelaksanaan pembelajaran matematika pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. Letak Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang mengetahui dan menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting karena pendidikan adalah proses utama dalam perkembangan kemajuan suatu peradaban dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MODUL PEMBELAJARAN

KARAKTERISTIK MODUL PEMBELAJARAN MODUL PEMBELAJARAN PENGERTIAN MODUL PEMBELAJARAN Merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Disamping itu pendidikan juga

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang BAB V PEMBAHASAN Tanggung jawab seorang pendidik sebagai orang yang mendidik yaitu dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

Lebih terperinci