PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. 7. Bidang Pekerjaan Umum. No. Bidang Usaha KBLI. Keterangan. a b c d e f g h i j c d e
|
|
- Iwan Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 46 7. Bidang Pekerjaan Umum 1. Jasa Konstruksi (Jasa Pelaksana Konstruksi) yang Menggunakan Teknologi Sederhana dan/atau Risiko Rendah dan/atau Nilai Pekerjaan s/d Rp ,: Pekerjaan Pembersihan dan Penyiapan Lapangan untuk Satu atau Dua Lantai Bangunan Bertingkat Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Gudang atau Industri Pabrik Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Komersial Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Kesehatan Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Pendidikan Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Hotel, Restoran dan Sejenisnya Uraian a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN Pekerjaan...
2 PRESIDEN 47 Uraian Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Hiburan Umum Pekerjaan Konstruksi untuk Sarana Olah Raga dan Rekreasi Pekerjaan Konstruksi untuk Stadion dan Lapangan Olah Raga Pekerjaan Konstruksi untuk Prasarana Olah Raga dan Rekreasi Lainnya (Seperti Kolam Renang, Lapangan Tenis, Lapangan Golf) Perakitan dan Pemasangan Bangunan Pracetak Pekerjaan Konstruksi untuk Jalur Pipa Air Transmisi, Jaringan Telekomunikasi dan Jaringan Listrik (Kabel) Pembuatan Sumur Air Pekerjaan...
3 Pekerjaan Konstruksi untuk Saluran Air, Pelabuhan, Bendungan dan Bangunan Air Lainnya Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Rekayasa Lainnya Pekerjaan Pembongkaran Pekerjaan Galian, Pemindahan dan Timbunan Tanah Pekerjaan Persiapan Lapangan untuk Lahan Pertambangan Pekerjaan Konstruksi Sistim Alarm Pencurian Pekerjaan Konstruksi Alarm Kebakaran Pekerjaan Konstruksi untuk Jaringan Pipa dan Kabel Distribusi, dan Jaringan Pelayanan Pekerjaan Konstruksi Perpipaan Gas PRESIDEN 48 Uraian Pekerjaan...
4 Pekerjaan Konstruksi Lift dan Eskalator Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela Pekerjaan Pemasangan Keramik/Marmer Dinding dan Lantai Pekerjaan Pelapisan Dinding dan Lantai Lainnya Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Dekorasi Interior Pekerjaan Ornamen Pekerjaan Akhir dan Perapian Lainnya Pekerjaan Pondasi Termasuk Pemancangan Tiang Pancang, Pekerjaan Pembesian PRESIDEN 49 Uraian Pekerjaan...
5 Pekerjaan Perancah dan Bekisting Pekerjaan Atap dan Pencegah Kebocoran : o Pekerjaan Beton o Pekerjaan Pasangan Batu Kali Jasa Penyewaan Peralatan untuk Pekerjaan Konstruksi atau Pembongkaran Dengan Operator Pekerjaan Konstruksi Khusus Lainnya : o Pekerjaan Kayu dan Rangka Logam PRESIDEN 50 Uraian o o o Pekerjaan Pemasangan Kabel dan Fitting Listrik Pekerjaan Konstruksi Pagar Pekerjaan Plumbing (Pekerjaan Drain, Termasuk Menyiapkan Pembuangan Air Kotor) o Pekerjaan...
6 51 o o o o o o Pekerjaan Pemasangan Peralatan Pemanas, Ventilasi, dan Pengatur Suhu Udara Pekerjaan Konstruksi Antena Perumahan Pekerjaan Konstruksi listrik Lainnya Pekerjaan Isolasi (Kabel listrik, Air, Pemanas, Suara) Pekerjaan Instalasi Lainnya Pekerjaan Instalasi Lainnya yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain Pekerjaan Pengukuran dan Pengujian Lapangan Uraian 2. Pengusahaan Air Minum Maksimal 95% 3. Pengusahaan Jalan Tol Maksimal 95% 4. Jasa...
7 PRESIDEN 52 Uraian 4. Jasa Kontruksi (Jasa Pelaksana Kontruksi) yang Menggunakan Teknologi Tinggi dan/atau Risiko Tinggi dan/atau Nilai Pekerjaan Lebih dari Rp ,: Pekerjaan Konstruksi untuk bangunan Gudang atau Industri Pabrik Pekerjaan Konstruksi untuk bangunan Komersial Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Kesehatan Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Pendidikan Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Hotel, Restoran dan Sejenisnya Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Hiburan Umum Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Lainnya Maksimal 67% Pekerjaan...
8 53 Pekerjaan Beton Uraian Pekerjaan Konstruksi untuk Jalan Raya (kecuali Jalan Layang), Jalan Kereta Api, dan Landasan Pacu Pesawat Terbang Pekerjaan Konstruksi untuk Jembatan, Jalan Layang, Terowongan, dan Jalan Bawah Tanah Pekerjaan Konstruksi untuk Jalur Pipa Air Transmisi, Jaringan Telekomunikasi dan Jaringan Listrik (Kabel) Pekerjaan Pembongkaran, untuk Bangunan Gedung Bertingkat Lebih dari Dua Lantai Pekerjaan Galian, Pemindahan dan Timbunan Tanah Pekerjaan Persiapan Lapangan untuk Lahan Pertambangan Pekerjaan..
9 Pekerjaan Pembersihan dan Penyiapan Lapangan Pekerjaan Konstruksi Alarm Kebakaran Pekerjaan Konstruksi Sistim Alarm Pencurian Pembuatan Sumur Air Pekerjaan Konstruksi perpipaan Gas Pekerjaan Konstruksi Lift dan Eskalator Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela Instalasi Gedung Lainnya Pekerjaan Pemasangan Keramik/Marmer Dinding dan Lantai Pekerjaan Pelapisan Dinding dan Lantai Lainnya Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Pengecatan PRESIDEN 54 Uraian Pekerjaan...
10 Pekerjaan Dekorasi Interior Pekerjaan Ornamen Pekerjaan Akhir dan Perapian Lainnya Pekerjaan Pasangan Batu Kali Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Perancah dan Bekisting Pekerjaan Atap dan Pencegah Kebocoran Jasa Penyewaan Peralatan untuk Pekerjaan Konstruksi atau Pembongkaran dengan operator Pekerjaan Konstruksi Khusus Lainnya: o o Pekerjaan Kayu dan Rangka Logam Pekerjaan Isolasi (Kabel listrik, Air, Pemanas, Suara) PRESIDEN 55 Uraian o Pekerjaan...
11 o o o o o o Pekerjaan Pemasangan Kabel dan Fitting listrik Pekerjaan Plumbing (Pekerjaan Drain, termasuk menyiapkan pembuangan air kotor) Pekerjaan Pemasangan Peralatan Pemanas, ventilasi, dan pengatur suhu udara Pekerjaan Konstruksi listrik Lainnya Pekerjaan Instalasi Lainnya, Pekerjaan Instalasi Lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Pekerjaan Pengukuran dan Pengujian Lapangan PRESIDEN 56 Uraian 5. Jasa Bisnis/Jasa Konsultansi Konstruksi: Jasa Arsitektur Pertamanan Maksimal 55% 6. Jasa...
12 57 6. Jasa Bisnis/Jasa Konsultansi Konstruksi: Jasa Pradesain dan Konsultansi Arsitektur Jasa Desain Arsitektur Jasa Administrasi Kontrak Jasa Desain Arsitektur dan Administrasi Kontrak Jasa Arsitektur lainnya Jasa Rekayasa Desain Konstruksi untuk Pondasi dan Struktur Bangunan Jasa Rekayasa Desain Konstruksi untuk Pekerjaan Teknik Sipil Jasa Rekayasa selama Konstruksi dan Pemasangan Instalasi Lainnya Jasa Rekayasa selama Konstruksi dan Pemasangan Lainnya Jasa Rekayasa Terpadu untuk Prasarana Transportasi Uraian Maksimal 55% Jasa...
13 58 Jasa Rekayasa Terpadu dan Manajemen Proyek Pekerjaan Air dan Sanitasi dengan Sistem Terima Jadi Jasa Rekayasa Terpadu untuk Konstruksi Proyek Pabrikasi dengan Sistem Terima Jadi Jasa Rekayasa Terpadu untuk Proyek Pabrikasi dengan Sistem Terima Jadi lainnya Jasa Perencanaan Kota Jasa Arsitektur Pertamanan Jasa Pengujian dan Analisa komposisi dan kemurnian barangbarang fisik Jasa Pengujian dan Analisa atas Sistem Mekanik Terpadu Sistem Inspeksi Teknis Uraian Jasa Pengujian dan Analisa Lainnya Catatan :...
14 59 Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 8. Bidang...
15 60 8. Bidang Perdagangan 1. Penjualan langsung melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan mitra usaha(direct Selling) Uraian Maksimal 95% 2. Jasa Kebersihan Swasta Perdagangan Eceran Perdagangan Eceran Mobil Penjualan Suku Cadang dan Aksesoris Mobil Supermarket dengan luas lantai penjualan kurang dari m2 Minimarket (dengan luas lantai penjualan kurang dari 400 m2) Departement Store dengan luas lantai penjualan kurang dari m2 Perdagangan Eceran Barang Perhiasan a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN Perdagangan...
16 61 Perdagangan Eceran Barang Antik Perdagangan Eceran Alat Transportasi Air dan Perlengkapannya Community Store Convenience Store Perdagangan besar berdasarkan balas jasa (fee) atau kontrak (jasa keagenan/commision Agent) Uraian Jasa Survei: Survei keadaan barang muatan (cargo condition survey) Survei sarana angkutan darat, laut, dan udara beserta kelengkapannya Survei sarana keteknikan dan industri termasuk rekayasa teknik (technical and industry survey) Survei...
17 Survei lingkungan hidup (ecological survey) Survei terhadap obyekobyek pembiayaan atau pengawasan persediaan barang dan pergudangan (warehousing supervision). Survei dengan atau tanpa merusak obyek (destructive/nondestructive testing). Survei kuantitas (quantity survey). Survei kualitas (quality survey). Survei pengawasan (supervision survey) atas suatu proses kegiatan sesuai standar yang berlaku atau yang disepakati Survei mengenai tanah/lapisan tanah (batubatuan) dan survei mengenai air di permukaan maupun di dalam bumi (geographical/geological survey) PRESIDEN 62 Uraian 6. Broker properti...
18 63 6. Broker properti/real estate atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak 7. Jasa Persewaan Alat Transportasi Darat (Rental Without Operator) 8. Persewaan Mesin Pertanian dan Peralatannya Persewaan Mesin Kontruksi dan Teknik Sipil dan Peralatannya Persewaan Mesin Kantor dan Peralatannya (termasuk komputer) Persewaan Mesin Lainnya dan Peralatannya Yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain: Mesin Pembangkit Tenaga Listrik Mesin Tekstil Mesin Pengolahan/Pengerjaan Logam/Kayu Mesin Percetakan Mesin Las Listrik Uraian Jasa kebersihan Gedung Jasa...
19 64 Uraian 10. Jasa Kegiatan Lainnya: Jasa Binatu Pangkas Rambut Salon Kecantikan Penjahitan Perorangan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain 11. Perdagangan besar minuman keras/beralkohol (importir, distributor, dan subdistributor) Perdagangan Eceran minuman keras/ beralkohol Perdagangan eceran kaki lima minuman keras/beralkohol Harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MB), mempunyai jaringan distribusi...
20 65 Uraian distribusi dan tempatnya khusus Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 9. Bidang...
21 66 9. Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Uraian 1. Pondok Wisata (Homestay) a. Dicadangkan untuk 2. Agen Perjalanan Wisata Usaha Mikro, Kecil, 3. Usaha Jasa Pramuwisata Menengah dan Koperasi b. Kemitraan 4. Sanggar Seni c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu 5. Galeri Seni Maksimal e. Perizinan khusus % f. Modal dalam negeri % g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing 6. Jasa Teknik Film: i. Modal dalam negeri Studio pengambilan gambar film Maksimal 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ Laboratorium pengolahan film Maksimal atau lokasi bagi Sarana pengisian suara film Maksimal penanam modal dari negaranegara ASEAN Sarana...
22 67 Sarana pencetakan dan/atau penggandaan film Uraian Maksimal Sarana pengambilan gambar film Sarana penyuntingan film Sarana pemberian teks film 7. Gedung Pertunjukan Seni Maksimal 67% 8. Pembuatan Film Distribusi Film (ekspor, impor dan pengedaran). 10. Penayangan: bioskop/gedung teater Film 11. Studio Rekaman (Cassette, VCD, DVD, dll). 12. Pembuatan sarana promosi film (iklan, poster, still, photo, slide, klise, banner, pamflet, baliho, folder, dll) Hotel...
23 Hotel ( Bintang 1 2 ): Hotel Bintang Dua Hotel Bintang Satu 14. Jasa Akomodasi Lainnya (Motel dan Lodging Service) Uraian Maksimal 51% Maksimal (Maksimal 51% apabila bermitra dengan UMKMK) Maksimal 51% Tidak bertentangan dengan Perda Tidak bertentangan dengan Perda Tidak bertentangan dengan Perda Indonesia bagian timur (Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua) 15. Hotel...
24 69 Uraian 15. Hotel Melati Maksimal 51% 16. Restoran/Rumah Makan Talam: Talam Kencana Talam Selaka Talam Gangsa Maksimal 51% Tidak bertentangan dengan Perda Tidak bertentangan dengan Perda 17. Restoran/Rumah Makan Nontalam Maksimal (Maksimal 51% apabila bermitra dengan UMKMK) Tidak bertentangan dengan Perda 18. Jasa Boga/Catering Maksimal 51% Tidak bertentangan dengan Perda 19. Biro...
25 Biro Perjalanan Wisata (Outbound Tour Operator): Jasa Biro Perjalanan Wisata Cakra Empat Jasa Biro Perjalanan Wisata Cakra Tiga Jasa Biro Perjalanan Wisata Cakra Dua Jasa Biro Perjalanan Wisata Cakra Satu Jasa Biro Perjalanan Wisata Noncakra 20. Jasa Konvensi, Pameran dan Perjalanan Insentif Uraian Maksimal (Maksimal 51% apabila bermitra dengan UMKMK) Tidak bertentangan dengan Perda Maksimal 51% Tidak bertentangan dengan Perda 21. Usaha Jasa Impresariat Maksimal (Maksimal 51% apabila bermitra dengan UMKMK) Tidak bertentangan dengan Perda 22. Pengusahaan...
26 71 Uraian 22. Pengusahaan Obyek Wisata Budaya: Maksimal Museum Swasta % Peninggalan Sejarah yang dikelola swasta Tidak bertentangan dengan Perda 23. Usaha Rekreasi dan Hiburan (taman rekreasi, gelanggang renang, pemandian alam, kolam pemancingan, gelanggang permainan, gelanggang bowling, rumah biliar, kelab malam, diskotik, panti pijat, panti mandi uap): Biliar Bowling Renang Sepak Bola Tenis Lapangan Kebugaran/Fitness Sport Centre Kegiatan Olahraga Lainnya Maksimal (Maksimal 51% apabila bermitra dengan UMKMK) Tidak bertentang an dengan Perda Golf...
27 72 Uraian Golf (CPC 96413) Maksimal (Maksimal 51% apabila bermitra dengan UMKMK) Maksimal 100% Maksimal 51% Tidak bertentangan dengan Perda Tidak bertentangan dengan Perda Indonesia Bagian Timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur), Bengkulu, Jambi Tidak bertentangan dengan Perda Untuk...
28 Bar/Cafe/Singing Room (Karaoke) Uraian Maksimal (Maksimal 51% apabila bermitra dengan UMKMK) 25. Ketangkasan Maksimal 67% Untuk wilayah selain Indonesia Bagian Timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur), Bengkulu, Jambi Tidak bertentangan dengan Perda Tidak bertentangan dengan Perda 26. SPA...
29 74 Uraian 26. SPA (Sante Par Aqua) Maksimal 51% 27. Pengusahaan Obyek wisata Alam Di Luar Kawasan Konservasi Maksimal 51% Tidak bertentangan dengan Perda Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 10. Bidang...
30 Bidang Perhubungan Uraian 1. Angkutan Barang Peti Kemas Maksimal 2. Angkutan Barang Umum Maksimal 3. Angkutan Barang Berbahaya Maksimal 4. Angkutan Barang Khusus Maksimal 5. Angkutan Barang Alat Berat Maksimal 6. Angkutan Laut: Dalam Negeri Maksimal a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN Luar...
31 76 Luar Negeri Luar Negeri (tidak termasuk cabotage): o Angkutan Laut Luar Negeri untuk Penumpang (CPC 7211) o Angkutan Laut Luar Negeri untuk Barang (CPC 7212) Uraian Maksimal Maksimal 60% 7. Angkutan Penyeberangan: Maksimal Angkutan Penyeberangan Umum Antar Propinsi Angkutan Penyeberangan Perintis Antar Propinsi Angkutan Penyeberangan Umum Antar Kabupaten/Kota Angkutan...
32 77 Angkutan Penyeberangan Perintis Antar Kabupaten/Kota Angkutan Penyeberangan Umum Dalam Kabupaten/Kota 8. Angkutan Sungai dan Danau Kapal < 30 GT: Uraian Maksimal Angkutan sungai dan danau untuk penumpang dengan trayek tetap dan teratur Angkutan Sungai dan Danau Untuk Penumpang Dengan Trayek Tidak Tetap dan Tidak Teratur Angkutan Sungai dan Danau Dengan Trayek Tidak Tetap dan Tidak Teratur Untuk Wisata Angkutan Sungai dan Danau Untuk Barang Umum dan/atau Hewan Angkutan...
33 78 Uraian Angkutan Sungai dan Danau Untuk Barang Khusus Angkutan Sungai dan Danau Untuk Barang Berbahaya Penyediaan fasilitas pelabuhan (dermaga, gedung, penundaan kapal terminal peti kemas, terminal curah cair, terminal curah kering dan terminal RoRo) Maksimal 10. Penyediaan fasilitas pelabuhan berupa penampungan limbah (reception facilities) 11. Jasa salvage dan/atau pekerjaan bawah Air (PBA) Maksimal Maksimal 12. Usaha penunjang pada terminal Maksimal 13. Jasa Kebandarudaraan Maksimal 14. Jasa...
34 Jasa Penunjang Angkutan Udara (sistem reservasi melalui komputer, pelayanan di darat untuk penumpang dan kargo/ground handling, dan penyewaan pesawat udara/aircraft leasing) Uraian Maksimal 15. Angkutan Udara Bukan Niaga Maksimal 16. Pelayanan Jasa Terkait Bandar Udara Maksimal 17. Bongkar Muat Barang (maritime cargo handling services) (CPC 7412) Maksimal Maksimal 60% 18. Jasa Pengurusan Transportasi Maksimal 19. Jasa Ekspedisi Muatan Pesawat Udara Maksimal 20. Agen...
35 Agen Penjualan Umum (GSA) Perusahan Angkutan Udara Asing 21. Penyediaan dan pengusahaan pelabuhan penyeberangan 22. Penyediaan dan pengusahaan pelabuhan sungai dan danau 23. Angkutan Orang: Dalam Trayek Angkutan Bis/Pedesaan Uraian Maksimal Harus bekerja sama dengan perusahaan yang ditunjuk oleh Pemerintah Harus bekerja sama dengan perusahaan yang ditunjuk oleh Pemerintah Tidak...
36 81 Tidak Dalam Trayek Angkutan Taksi Uraian 24. Pelayaran Rakyat Angkutan Udara Niaga: Angkutan Udara Niaga Berjadwal o Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri o Angkutan Udara Niaga Berjadwal Luar Negeri Maksimal Pemilik modal nasional harus tetap lebih besar dari keseluruhan pemilik modal asing (single majority) Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Catatan :...
37 82 Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 11. Bidang...
38 Bidang Komunikasi dan Informatika 1. Lembaga penyiaran komunitas (LPK) radio dan televisi 2. Jasa telekomunikasi meliputi : Warung telekomunikasi Instalasi Kabel ke Rumah dan Gedung Warung internet 3. Penyelenggaraan jasa nilai tambah telepon : Layanan content (ring tone, sms premium, dsb) Pusat layanan informasi (call center) Jasa Nilai Tambah Teleponi lainnya 4. Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi : Penyelenggaraan Jaringan Tetap: o Lokal berbasis kabel, dengan teknologi circuit switched atau packet switched a b c d e f g h i j Uraian c d e a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Maksimal Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN o berbasis...
39 84 o Berbasis radio, dengan teknologi circuit switched atau packet switched Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup Penyelenggaraan Jaringan Bergerak o Seluler o Satelit 5. Penyelenggaraan Jasa Multimedia Jasa Akses Internet (Internet Service Provider) a b c d e f g h i j Maksimal 65% Maksimal 65% Maksimal 6. Penyelenggaraan Jasa Multimedia: Jasa sistem komunikasi data Maksimal 95% Jasa internet teleponi untuk Maksimal keperluan publik Jasa interkoneksi internet (NAP) Maksimal 65% Jasa multimedia lainnya Maksimal Uraian c d e 7. Pembentukan...
40 85 a b c d e f g h i j Uraian c d e 7. Pembentukan Lembaga Pengujian Perangkat Telekomunikasi (tes laboratorium) Maksimal 95% 8. Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio dan Televisi Hanya monopoli untuk Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI), Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) 9. Penyedia...
41 86 a b c d e f g h i j Uraian c d e 9. Penyedia, Pengelola (Pengoperasian dan Penyewaan) dan Penyedia Jasa Konstruksi untuk Menara Telekomunikasi Perusahaan Pers Lembaga Penyiaran Swasta (LPS)* Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB) * Penyelenggaraan Pos Maksimal Sesuai dengan peraturan perundangundangan di bidang Pos Catatan:...
42 87 Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 5. *) = Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Berlangganan dapat melakukan penambahan dan pengembangan dalam rangka pemenuhan modal yang berasal dari modal asing, yang jumlahnya tidak lebih dari 20% (dua puluh persen) dari seluruh modal dan minimum dimiliki oleh 2 (dua) pemegang saham. 12. Bidang
43 Bidang Keuangan Uraian 1. Sewa Guna Usaha (Leasing) Maksimal 85% a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, 2. Pembiayaan Nonleasing: Maksimal 85% Menengah dan Koperasi Pembiayaan Anjak Piutang b. Kemitraan Pembiayaan Konsumen c. Kepemilikan modal Pembiayaan Kartu Kredit asing Pembiayaan Nonleasing lainnya d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus 3. Modal Ventura Maksimal 80% f. Modal dalam negeri 4. Perusahaan Asuransi Kerugian Maksimal 80% 100% 5. Perusahaan Asuransi Jiwa Maksimal 80% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan 6. Perusahaan Reasuransi Maksimal 80% kepemilikan modal asing 7. Perusahaan Penilai Kerugian Maksimal 80% i. Modal dalam negeri Asuransi 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN 8. Perusahaan...
44 89 Uraian 8. Perusahaan Agen Asuransi Maksimal 80% 9. Perusahaan Pialang Asuransi Maksimal 80% 10. Perusahaan Pialang Reasuransi Maksimal 80% 11. Perusahaan Konsultan Aktuaria Maksimal 80% 12. Dana Pensiun Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 13. Bidang...
45 Bidang Perbankan 1. Bank Nondevisa Bank Devisa a b c d e f g h i j Uraian c d e Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, beserta perubahan dan peraturan pelaksanaannya 3. Bank Syariah a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN 4. Perusahaan...
46 91 a b c d e f g h i j Uraian c d e 4. Perusahaan Pialang Pasar Uang Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, beserta perubahan dan peraturan pelaksanaannya 5. BPR Konvensional BPR Syariah Pedagang Valuta Asing Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 14. Bidang...
47 Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1. Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di dalam Negeri (seperti pendaftaran, perekrutan, pengurusan dokumen, penampungan orientasi pra pemberangkatan, pemberangkatan, penempatan dan pemulangan tenaga kerja) 2. Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh [Proses pendaftaran, perekrutan, pengurusan dokumen (antara lain perjanjian kerja), negosiasi untuk mendapatkan pekerjaan dari perusahaan pemberi kerja, memperkerjakan pekerja/buruh, seperti pekerjaan jasa cleaning service, satpam, catering dan jasa penunjang lainnya] Uraian Maksimal Maksimal a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN 3. Pelatihan...
48 93 3. Pelatihan Kerja (untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja yang antara lain meliputi bidang kejuruan teknik dan engineering, tata niaga, bahasa, pariwisata, manajemen, teknologi informasi, seni dan pertanian yang diarahkan untuk membekali angkatan kerja memasuki dunia kerja) 4. Kegiatan Usaha Pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) dan Perikanan di Kawasan Transmigrasi Uraian Maksimal Wajib mendapatkan Izin Pelaksanaan Transmigrasi dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5. Jasa...
49 94 5. Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Diluar Negeri (proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan dan pemulangan Calon Tenaga Kerja Indonesia/CTKI) Uraian Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 15. Bidang
50 Bidang Pendidikan 1. Pendidikan Nonformal: Jasa Pendidikan Komputer Swasta Jasa Pendidikan Bahasa Swasta Jasa Pendidikan Kecantikan dan Kepribadian Swasta Jasa Pendidikan Ketrampilan Swasta Lainnya Pendidikan Anak Usia Dini Uraian Maksimal Sesuai dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) serta Peraturan Pelaksanaannya a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN 3. Pendidikan...
51 96 3. Pendidikan Dasar dan Menengah: Jasa Pendidikan Sekolah Dasar Swasta Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Swasta Jasa Pendidikan Sekolah Menengah Umum Swasta Jasa Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Uraian Sesuai dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) serta Peraturan Pelaksanaannya 4. Pendidikan Tinggi: Jasa Pendidikan Tinggi Program Gelar Swasta Jasa Pendidikan Tinggi Nongelar Swasta Sesuai dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) serta Peraturan Pelaksanaannya Catatan:...
52 97 Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 16. Bidang
53 Bidang Kesehatan 1. Usaha Industri Farmasi: Industri Bahan Baku Obat Industri Obat Jadi 2. Jasa Konsultansi Bisnis dan Manajemen (Jasa Manajemen Rumah Sakit) 3. Jasa Pengetesan Pengujian Kalibrasi Pemeliharaan Dan Perbaikan Peralatan Kesehatan Uraian Maksimal 75% Maksimal 67% Maksimal 4. Jasa Pelayanan Akupunktur Maksimal 5. Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan (Jasa Asistensi Dalam Evakuasi Pertolongan Kesehatan Dan Evakuasi Pasien Dalam Keadaan Darurat) Maksimal 67% a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/ atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN 6. Produsen...
54 PRESIDEN 99 Uraian 6. Produsen Narkotika (Industri Farmasi) Izin Khusus dari Menteri Kesehatan 7. Pedagang Besar Farmasi Narkotika Izin Khusus dari Menteri Kesehatan 8. Pengolahan Obat Tradisional Usaha Industri Obat Tradisional Perdagangan Besar Farmasi Perdagangan Besar Bahan Baku Farmasi Apotek (Praktik Profesi Apoteker) Toko Obat/Apotek Rakyat Pusat/Balai Stasiun Penelitian Kesehatan Rumah Bersalin Swasta Clinic...
55 PRESIDEN 100 Uraian 16. Clinic General Medical Services/Rumah Sakit Umum/ Klinik Pengobatan Umum 17. Jasa Rumah Sakit Lainnya (Residential Health Services) Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Praktik Perorangan Tenaga Kesehatan: Praktik Dokter Umum Praktik Dokter Spesialis Praktik Dokter Gigi Jasa Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Paramedis Jasa Pelayanan Kesehatan Tradisional Jasa...
56 Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan: Ambulance Services Pelayanan Pest Control/Fumigasi 21. Hospital Services/Pelayanan Rumah Sakit Spesialistik/subspesialistik (200 Tempat Tidur) Uraian Maksimal 67% dapat dilakukan di seluruh Indonesia 22. Jasa Rumah Sakit Lainnya (Klinik Rehabilitasi Mental) Maksimal 67% dapat dilakukan di seluruh Indonesia 23. Klinik Kedokteran Spesialis (Clinic Specialised Medical Services) Maksimal 67% dapat dilakukan di seluruh Indonesia 24. Klinik Kedokteran Gigi (Clinic Specialised Dental Services) Maksimal 67% dapat dilakukan di seluruh Indonesia 25. Jasa...
57 Jasa Keperawatan (Nursing Services/CPC 93191) Uraian Maksimal Maksimal 51% dapat dilakukan di seluruh Indonesia Medan dan Surabaya 26. Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan (Penyewaan Peralatan Medik) 27. Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan: Laboratorium Klinik Clinic Medical Check Up Maksimal Maksimal 67% dapat dilakukan di seluruh Indonesia dapat dilakukan di seluruh Indonesia Catatan:...
58 103 Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 17. Bidang...
59 Bidang Keamanan Uraian 1. Jasa Konsultasi Keamanan Maksimal 2. Jasa Penyediaan Tenaga Keamanan Maksimal 3. Jasa Kawal Angkut Uang dan Barang Berharga Maksimal 4. Jasa Penerapan Peralatan Keamanan Maksimal 5. Jasa Pendidikan dan Latihan Keamanan Maksimal 6. Jasa Penyediaan Satwa (K9) Maksimal Izin Operasional dari Mabes Polri Izin Operasional dari Mabes Polri Izin Operasional dari Mabes Polri Izin Operasional dari Mabes Polri Izin Operasional dari Mabes Polri Izin Operasional dari Mabes Polri a. Dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi b. Kemitraan c. Kepemilikan modal asing d. Lokasi tertentu e. Perizinan khusus f. Modal dalam negeri 100% g. Kepemilikan modal asing serta lokasi h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus j. kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN Catatan:...
60 105 Catatan: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. PRESIDEN, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO ttd. Dr. M. Iman Santoso
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI
Page 1 of 5 www.sertifikasi.biz DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI L ampiran Peraturan LPJK Nomor 2 Tahun 2014 A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM Sub-bidang, bagian Sub-bidang
Lebih terperinciDAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI
LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode
Lebih terperinciDAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI
LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode
Lebih terperinciPaket Kebijakan Ekonomi X
Paket Kebijakan Ekonomi X Pemerintah menambah 19 bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) dalam revisi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar
Lebih terperinciDAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI
LAMPIRAN 2a DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 02 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013
Lebih terperinciKLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang
Lebih terperinciNO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TAHUN PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA
Lebih terperinciN O M O R 5 0 T A H U N 2015 M O D A L K E P A D A K E P A L A B A D A N P E N A N A M A N M O D A L D A N PERIZINAN
PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N BUPATI B A T A N G N O M O R 5 0 T A H U N 2015 T E N T A N G P E R U B A H A N K E D U A ATAS P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R 82 T A
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN P ELAYANAN TERPADU SATU
Lebih terperinciBIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA
BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TATACARA REGISTRASI
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA
Lebih terperinciNO JABATAN TUGAS 3. Sub Bagian Umum dan Keuangan
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KOTA MADIUN 1. Kepala Dinas Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan urusan Penanaman
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN
Lebih terperinciDOKUMEN TEKNIS YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERSYARATAN TEKNIS PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA
LAMPIRAN I PERATURAN WALIKTA SURABAYA NMR : TANGGAL :. TEKNIS YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERSYARATAN TEKNIS PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA A. PERMHNAN TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA N 1 Fotokopi ijin gangguan
Lebih terperinciUPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM
UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM Upah Bulanan Terendah : UPAH POKOK TERMASUK TUNJANGAN TETAP MASA KERJA KURANG DARI 1 (SATU) TAHUN (PASAL 8 PERMENAKER NO.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN TEKNIS DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI USAHA KEPARIWISATAAN
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN TEKNIS DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR
1 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG
WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data Tabel Input-Output Propinsi Kalimantan Timur tahun 2009 klasifikasi lima puluh
Lebih terperinciPMA MENJADI 67% SEMULA (%) Kehutanan 51 NO JENIS/BIDANG USAHA SEKTOR KETERANGAN
PMA MENJADI 67% 1 Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan dan jasa ekowisata di dalam kawasan hutan (wisata tirta, petualangan alam, wisata goa, wisata minat usaha lainnya) Kehutanan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciREPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK
I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial pemasok jasa asing dapat berbentuk sebagai berikut : - Suatu usaha patungan dengan satu atau lebih penanam modal
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN PEMBERIAN IZIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN PEMBERIAN IZIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya Pemerintah Daerah dalam rangka mengendalikan
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK DAERAH
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK DAERAH UMUM Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 18
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Paket Kebijakan Ekonomi Minggu ke-ii Februari 2016 (Tahap X)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Paket Kebijakan Ekonomi Minggu ke-ii Februari 2016 (Tahap X) Jakarta, 11 Februari 2016 2 Memperlonggar Investasi Dengan Meningkatkan Perlindungan Bagi Usaha
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN
BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kepastian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI. Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 21 April 2008 STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI NO JENIS USAHA/KLASIFIKASI TARIF KEGIATAN/UNIT KETERANGAN A. HOTEL BERBINTANG
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa
Lebih terperinciREPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS. Komitmen Jadwal Spesifik. (Untuk Paket Komitmen Pertama)
PERSETUJUAN ASEAN-KOREA MENGENAI PERDAGANGAN JASA LAMPIRAN/SC1 REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT (RDR) LAOS Komitmen Jadwal Spesifik (Untuk Paket Komitmen Pertama) pkumham.go 1 LAOS- Jadwal Komitmen Spesifik Moda
Lebih terperinciKEWAJIBAN PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANTUL
KEWAJIBAN PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANTUL Dalam rangka menjamin kepastian hukum dalam menjalankan usaha pariwisata bagi pengusaha dan penyediaan informasi pariwisata kepada masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENGGOLONGAN PELANGGAN AIR BERSIH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 27 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 27 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,
Lebih terperinciKEPALA DINAS BIDANG PENDIDIKAN DASAR SEKSI PENGEMBANGAN DATA PENDIDIKAN SEKSI TAMAN KANAK-KANAK SEKSI SEKOLAH MENENGAH ATAS SEKSI SEKOLAH DASAR
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH UMUM, PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR PENDIDIKAN MENENGAH
Lebih terperinciBUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG
BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 130 /HK/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KARANGASEM BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan
Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN
Lebih terperinciWALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH. PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 10 "A TAI-lUri c2.017 TENTANG
WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 10 "A TAI-lUri c2.017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PERIZINAN DAN NONPERIZINAN YANG MENJADI URUSAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA DINAS
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36 TAHUN 2010 TANGGAL : 25 Mei 2010
LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36 TAHUN 2010 TANGGAL : 25 Mei 2010 DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN 1. Bidang Pertanian No. Bidang Usaha KBLI 1. Budidaya tanaman
Lebih terperinciWALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI
WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciPERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN
PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN 2013 by Indonesian Investment Coordina6ng Board. All rights reserved Outline Peraturan
Lebih terperinciLAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PENDIDIKAN TK DAN SD PENDIDIKAN SMP DAN SM TENAGA PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PENGAJARAN TK DAN SD PENGAJARAN SMP DAN SM TENAGA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2014 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 14 ayat
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA
Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TANGERANG, : bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN PERIZINAN
Lebih terperinciBUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
1 BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA
Lebih terperinciDAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIDANG PELAYANAN PERIZIANAN TERPADU NO 1 DIUMUMKAN SECARA BERKALA DIUMUMKAN SECARA SERTA MERTA DOKUMENTASI DAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN 2013 2012 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG BUPATI KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU DALAM PENYELENGGARAAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014 TENTANG KEWENANGAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud
Lebih terperinciSPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN )
SPEKTRUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN 19022016) NO. 1. Teknologi dan Rekayasa PAKET 1.1 Teknologi 1.1.1 Teknik Gambar Konstruksi dan Konstruksi Arsitektur 1. Properti 1.1.2 Teknik Konstruksi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI
Lebih terperinciBIAYA / RETRIBUSI PELAYANAN UMUM DI BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN UMUM DI BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN BIAYA / RETRIBUSI PELAYANAN
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 105) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia,
PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH PEDAGANG BESAR DAN PENYERAHAN JASA KENA PAJAK DISAMPING YANG DILAKUKAN OLEH PEMBORONG Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor:
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN DAN TATA KELOLA
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Nota Kesepahaman... iii Kata Pengantar... ix Daftar Isi... xiii Penjelasan Umum... xix
DAFTAR ISI Nota Kesepahaman...... iii Kata Pengantar... ix Daftar Isi... xiii Penjelasan Umum... xix 0 Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)... 3 01 Perwira
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,
- 1 - SALINAN Desaign V. Santoso PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Repub
WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa kekayaan sumber daya alam sebagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA UTARA
GUBERNUR SUMATERA UTARA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN PELAYANAN PERIJINAN KEPADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN
Lebih terperinciS A L I N A N NOMOR 06/C 2002.
S A L I N A N NOMOR 06/C 2002. PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2013 T E N T A N G IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO,
11 Desember 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2013 T E N T A N G IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG PENGATURAN USAHA PARIWISATA, REKREASI DAN HIBURAN UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,
WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut dari ketentuan
Lebih terperinciBUPATI PULANG PISAU PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 19 TAHUN 2015
1 BUPATI PULANG PISAU PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PENERBITAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciWALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 570-8 - 2013 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
G I. BANGUNAN GEDUNG 001. Teknik Konstruksi Baja - P - - - - - - - - - - P P P P P - - P - 002. Teknik Konstruksi Kayu - P - - - - - - - - - - P P P P P - - P - 003. Teknik Batu & Beton - P - - - - - -
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KUPATEN JEMBER NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan semakin luasnya
Lebih terperinciDaftar Unit/Satuan Kerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung. Telepon & Fax. Dasar Hukum Layanan
Daftar Unit/ an Pelayanan Publik Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Klungkung No & 1 Ijin Lokasi 1 Peraturan PemerintahNo.16 Tahun Jln. Kartini ('0366) I Made Sudiarkajaya, SIP, MM 08156801656www.klungkungkab.go.id
Lebih terperinciDAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009
DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009 KELULUSAN TAHUN 2007-2008 KONVERSI NOMOR KODE DAN NAMA BIDANG STUDI SESUAI KODE TAHUN 2009-2011 NO. JENJANG/ MATA PELAJARAN
Lebih terperinciWALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BAGI PEMBERI KERJA PEKERJA MELALUI MEKANISME PELAYANAN TERPADU
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepariwisataan lebih
Lebih terperinciNo.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA
No.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/24/DKEM tanggal 30 Desember 2014
Lebih terperinciPERPRES NO 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN
2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved PERPRES NO 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN Disampaikan pada
Lebih terperinciPerda No. 5 Tahun 2012 tentang Sumbangan Pihak Ketiga Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
A. IZIN NON USAHA I. IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH ( IPPT ). IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN ( IMB ) Perda No. Tahun 0 tentang Sumbangan Pihak Ketiga Undang-Undang No. Tahun 00 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;
Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN
Lebih terperinciDASAR HUKUM, PERSYARATAN, WAKTU DAN BIAYA PENGURUSAN PELAYANAN PERIZINAN PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011
DASAR HUKUM, PERSYARATAN, WAKTU DAN BIAYA PENGURUSAN PELAYANAN PERIZINAN PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011 II. BIDANG KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA. DASAR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciTARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN. TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN SEDERHANA
1 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 14 TAHUN 2011 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN
Lebih terperinci