BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perkembangan ekonomi seperti saat ini, saat gelombang ekonomi mengakibatkan krisis di berbagai area kehidupan, masyarakat membutuhkan adanya sumber modal atau kredit untuk memulai usaha baru dan pemerintah membutuhkan investasi untuk mengerjakan proyek proyek pembangunan. Untuk menjawab persoalan tersebut, sektor perbankan merupakan salah satu solusi dari sekian banyak solusi lain yang dapat dilakukan. Menyadari akan kebutuhan ini, banyak bank yang sedang melakukan perluasan usaha untuk dapat menjangkau lebih banyak nasabah atau konsumen. Segmen pasar yang berbeda mengakibatkan banyaknya peluang bagi perusahaan yang bergerak dalam dunia perbankan untuk berinovasi, bersaing dan melakukan perluasan jaringan. Selain itu, fakta hasil survey yang pernah dilakukan oleh majalah The Economist (1982) menunjukkan bahwa resesi yang dialami negara negara maju menyebabkan negara negara berkembang mengalami kesulitan ekonomi, sehingga kekurangan dana dan tidak dapat memberikan kredit yang cukup untuk nasabah perusahaan perusahaan besar. Hal ini mengakibatkan bank bank komersial memalingkan perhatiannya pada nasabah nasabah kecil yang jumlahnya cukup banyak yang sering disebut perbankan ritel (retail banking). Dilihat dari sudut pandang perusahaan perbankan, pengembangan jaringan cabang baru dan keputusan untuk menentukan lokasi cabang baru merupakan hal yang cukup rumit karena melibatkan pertimbangan multikriteria dan multidimensi. Banyak studi yang telah dilakukan untuk mendapatkan posisi yang paling ideal dalam menentukan lokasi cabang bank. Pada dasarnya perusahaan perbankan mempunyai suatu jaringan cabang perbankan yang hirarkis dan bentuk layanan yang berbeda untuk setiap unitnya. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari pertimbangan penentuan lokasi terbaik bagi bank

2 untuk beroperasi dengan biaya seminimal mungkin, memberi layanan dan memperoleh keuntungan. Dampak dari aktifitas dan pemilihan lokasi yang dilakukan oleh pihak perbankan dapat mengakibatkan terbentuknya persebaran lokasi kantor bank yang tidak proporsional di dalam ruang Kota Bandung, dimana kantor bank cenderung beraglomerasi di pusat kota ataupun jalan jalan tertentu. Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksinergisan antara kepentingan bisnis oleh perusahaan perbankan dengan kepentingan penataan ruang. Dalam perencanaan tata ruang kota, kesesuaian lokasi dari berbagai aktifitas kota merupakan hal yang sangat penting, yang mana hal tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya konflik antara berbagai kepentingan (optimal). Selain itu, perencanaan tersebut harus responsif terhadap kebutuhan berbagai aktor dan aktifitas kota. Ini berarti, harus ada suatu arahan yang dari pemerintah, sehingga aktifitas dan pemilihan lokasi yang dilakukan oleh perusahaan perbankan dapat dikendalikan oleh pemerintah tanpa merugikan salah satu aktor yang terlibat di dalamnya. Selain itu, sebagai suatu fasilitas jasa yaitu suatu fasilitas yang kegiatannya berorientasi kepada pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, bank merupakan suatu fasilitas yang seharusnya dapat mengakomodasi semua golongan masyarakat dalam pengertian semua lapisan mendapatkan akses yang sama terhadap fasilitas ini. Ini berarti perlu adanya suatu pengaturan ruang untuk aktifitas kegiatan perbankan. Sehubungan dengan dampak yang diakibatkan terhadap kepentingan masyarakat dan kepentingan perencanaan tata ruang kota, maka perlu dilakukan suatu studi atau penelitian terhadap perkembangan lokasi kantor bank yang ada saat ini, sehingga dikemudian hari persebaran lokasi kantor bank yang ada di Kota Bandung dapat dikendalikan tanpa harus merugikan dan mengurangi aktifitas bisnis dari perusahaan perbankan. 1.2 Rumusan Persoalan dan Pertanyaan Penelitian Pada dasarnya, pertimbangan yang digunakan oleh pihak perusahaan perbankan dalam menentukan lokasi bagi kantor bank-nya adalah sama. Perusahaan perbankan berkompetisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin 2

3 nasabah dan berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada para nasabahnya. Hal ini mengakibatkan adanya suatu pola dalam persebaran kantor bank. Satu kenyataan yang tidak dapat dielakkan adalah bahwa, perusahaan yang berorientasi laba, termasuk perbankan ritel, akan cenderung tidak beroperasi pada lokasi yang tidak menguntungkan bagi bisnisnya. Aktifitas perusahaan perbankan mengakibatkan aglomerasi kantor bank di pusat kota dan jalan jalan lain yang potensial baginya. Sebagai suatu perusahaan yang lebih berorientasi pasar, perbankan ritel akan berusaha sedemikian rupa agar kantornya sedekat mungkin dengan pasar yang ingin dilayani. Berbeda dengan fasilitas publik lainnya yang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat mengadopsi asas keadilan (equity) yaitu setiap individu dapat memperoleh pelayanan dengan kesempatan yang sama, perbankan ritel memiliki kecenderungan untuk beraglomerasi pada lokasi yang potensial bagi bisnisnya. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan beberapa lokasi yang tidak potensial, tidak akan dijangkau oleh perbankan ritel dan akhirnya berimplikasi kepada persebaran lokasi bank yang tidak merata. Aktifitas pihak perusahaan perbankan yang dinamis ini mengakibatkan adanya suatu proses yang menerus, yang mana perusahaan perbankan melakukan perluasan usaha dan memodifikasi jaringan kantor bank - nya untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Namun, sangat disayangkan bahwa aktifitas perusahaan perbankan tersebut tidak memperhatikan kepentingan rencana tata ruang kota. Pemilihan lokasi kantor bank oleh perusahaan perbankan hanya dilihat dari perspektif kepentingan bisnis dan bukan pemenuhan kebutuhan dan pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan rumusan persoalan yang diuraikan diatas, yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimana persebaran bank ritel di dalam ruang kota yang dalam hal ini adalah ruang Kota Bandung. 1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Studi Ada banyak faktor yang diperhitungkan dalam menentukan lokasi cabang baru maupun bentuk layanan yang dapat diterapkan pada setiap hirarki pelayanan. Hal ini mengakibatkan adanya suatu pola persebaran lokasi kantor 3

4 bank dan prioritas prioritas pemilihan lokasi oleh pihak perbankan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi persebaran lokasi bank yang ada di Kota Bandung. Untuk dapat memfokuskan tujuan tersebut ke dalam sesuatu yang terukur, maka ditetapkan bahwa sasaran studi ini adalah : 1. Identifikasi faktor faktor lokasi kantor bank secara normatif 2. Identifikasi faktor faktor lokasi kantor bank yang ada di Kota Bandung 3. Identifikasi kesesuaian antara faktor faktor lokasi kantor bank di Kota Bandung dengan tata ruang Kota Bandung Karena beberapa alasan, perencanaan tata ruang untuk fasilitas bisa jadi tidak memperhatikan kepentingan bisnis, terutama untuk fasilitas yang dalam pengoperasiannya melibatkan pemerintah dan pihak swasta secara bersama sama. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyaknya investor yang melarikan diri dan/atau tidak memiliki minat untuk melakukan investasi pada suatu lokasi, karena peraturan yang terlalu menekan keuntungannya. Dengan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi persebaran lokasi kantor bank ini, diharapkan akan diketahui tingkah laku pemilihan lokasi oleh perusahaan perbankan dalam mengambil keputusan perluasan usaha, impikasi kegiatan perusahaan perbankan terhadap ruang Kota Bandung dan pelayanan kepada masyarakat serta arah gerak lokasi bisnis perusahaan perbankan yang mungkin terjadi di kemudian hari. Dengan demikian, pemerintah dapat melakukan antisipasi dan pengendalian persebaran lokasi kantor bank di Kota Bandung dan mengetahui preferensi lokasi oleh perusahaan perbankan sehingga dalam melakukan pengendalian, pemerintah dapat tetap memperhatikan kontinuitas kepentingan perencanaan tata ruang dan kepentingan bisnis perusahaan perbankan. 1.4 Ruang Lingkup Lingkup Wilayah Lingkup wilayah yang menjadi pembahasan disini adalah Wilayah Administratif Kotamadya Bandung. Kota Bandung dipilih mengingat saat ini kota 4

5 tersebut sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup berarti, dengan investasi yang cenderung meningkat khususnya oleh non PMA (Penanaman Modal Asing) dan non PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Hal ini menunjukkan investasi yang ditanamkan oleh penduduk Kota Bandung mengalami peningkatan yang akan berimplikasi kepada kebutuhan kredit perbankan ritel. Selain itu, karakteristik penduduk Kota Bandung yang cenderung berkembang secara sosial dan ekonomi merupakan suatu indikator yang menguntungkan bagi perusahaan perbankan untuk menjadi sasaran yang empuk bagi perusahaan perbankan untuk melakukan perluasan usaha. TABEL 1.1 PERKEMBANGAN INVESTASI MENURUT SUMBER PENANAMAN MODAL DI KOTA BANDUNG TAHUN Jumlah Perusahaan Jumlah Investasi (Juta Rp.) Tahun Non Non PMA PMDN PMA PMDN PMDN/PMA PMDN/PMA Sumber: Incremental Capital Output Ratio Kota Bandung 2004 Statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bandung menunjukkan angka yang positif. Hal ini dapat dilihat dari besar PDRB Kota Bandung yang terus meningkat. Dari hasil perhitungan selama periode dapat disimpulkan bahwa PDRB Kota Bandung menunjukkan perkembangan yang cukup menyakinkan. Hal ini menunjukkan adanya kesempatan dan kebutuhan akan sumber modal dan institusi yang dapat memberikan jaminan keamanan dari segi keuangan. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan kegiatan perbankan akan terus berkembang, sehingga diperlukan antisipasi agar perkembangan dan arah gerak perusahaan perbankan ini dapat diselaraskan dengan kegiatan lain dan tata ruang Kota Bandung. 5

6 TABEL 1.2 PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU (DALAM JUTAAN RUPIAH) Tahun PDRB * ** Keterangan: * ) Angka perbaikan ** ) Angka sementara Sumber: Bandung dalam Angka 2004/2005, Lingkup Materi Lingkup materi dibatasi pada faktor lokasi yang didalamnya tercakup karakteristik - karakteristik yang mempengaruhi perkembangan lokasi perusahaan yaitu karakteristik sosial, ekonomi, transportasi, dan guna lahan. Karakteristik ekonomi disini mencakup keadaan/perkembangan ekonomi, keadaan pasar, dan keadaan industri. Seperti kita ketahui variabel utama dalam faktor lokasi adalah transportasi dan guna lahan. Komposisi dari guna lahan tersebut nantinya akan membentuk tingkah laku konsumen dan perusahaan untuk melakukan permintaan dan penawaran. Selain itu, permintaan dan penawaran harus ditransportasikan melalui suatu medium. Materi tersebut dibatasi sedemikian rupa mengingat banyaknya faktor yang sebenarnya menjadi pertimbangan bagi pengambil keputusan perusahaan perbankan untuk membuat keputusan lokasi perbankan dengan asumsi politik, pemerintah, ekologi, kebudayaan serta faktor faktor lain sebagai faktor yang tetap (given). Di Indonesia, jumlah bank dari segi kegiatannya dibagi menjadi bank konvensional dan bank syariah yang masing - masing dirinci menjadi bank umum dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Materi dibatasi pada bank umum atau komersial yaitu bank yang berdasarkan hirarki pelayanan bergerak dalam jenis usaha ritel. Dengan kata lain, jenis bank ini lebih memusatkan perhatian pada nasabah nasabah kecil atau ritel. Bank umum berdasarkan status kepemilikan dibagi atas bank umum pemerintah, bank umum swasta nasional dan bank umum asing/campuran yang 6

7 memiliki motif ekonomi yang sama sehingga dianggap memiliki karakteristik pemilihan lokasi yang sama. Bank umum atau bank komersial dipilih mengingat jenis bank ini saat ini memiliki kecenderungan untuk berkembang dengan cukup pesat dan lebih berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat sehingga faktor lokasi akan menjadi hal yang sangat penting. Selain itu bank umum saat ini telah berkembang dalam bentuk layanan yang lebih berorientasi pasar dan cenderung memiliki structure branch banking system (mendirikan cabang cabang di seluruh wilayah negara) yang tentunya berimplikasi untuk membentuk suatu pola persebaran bank yang dalam hal ini adalah bank umum. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian, terdiri dari dua bagian, yaitu metode analisis dan metode pengumpulan data. Metode analisis akan mengulas kerangka pemikiran, pendekatan studi dan tahap tahap pengerjaan penelitian, sedangkan metode pengumpulan data akan menjelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam analisis Metode Analisis Dengan memandang bahwa karakteristik sosial, ekonomi, guna lahan dan transportasi sebagai suatu karakteristik dominan yang menjadi pertimbangan perusahaan perbankan untuk membuat keputusan dalam pemilihan lokasi kantor bank, penelitian ini berusaha mengidentifikasi karakteristik lokasi dan arah gerak persebaran lokasi kantor bank, sehingga keluaran yang diharapkan adalah masukan untuk pemerintah dalam melakukan pengendalian yang dapat disinergiskan dengan kegiatan lain dan penataan ruang kota. Karakteristik sosial, ekonomi, guna lahan dan transportasi merupakan suatu karakteristik yang terus berubah, sehingga pola persebaran lokasi kantor bank juga akan sangat dipengaruhi oleh perubahan dari karakteristik ini. 7

8

9 Dengan mengetahui pengaruh dari karakteristik karakteristik ini di suatu daerah, maka dapat diperkirakan faktor faktor lokasi kantor bank yang mempengaruhi persebaran lokasi kantor bank sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi dan pengaturan terhadap pelayanan jasa perbankan yang sinergi dengan perencanaan tata ruang kota. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.2. Adapun pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi faktor lokasi secara normatif Faktor lokasi disini adalah faktor lokasi teoritis mengenai pemilihan lokasi kantor bank yang dilakukan oleh perusahaan perbankan untuk dapat menjangkau target pasar yang hendak mereka jangkau. Identifikasi faktor faktor lokasi teoritis kantor bank ini dilakukan dengan melakukan eksplorasi berdasarkan kajian literatur yaitu berdasarkan teori dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. 2. Identifikasi faktor lokasi kantor bank di Kota Bandung Identifikasi faktor lokasi kantor bank di Kota Bandung dilakukan dengan melihat kesesuaian faktor lokasi teoritis terhadap persebaran lokasi kantor bank yang ada di Kota Bandung. Kantor bank dibedakan berdasarkan hirarki pelayanan, dimana setiap hirarki diduga memiliki faktor lokasi yang berbeda. Faktor lokasi teoritis yang memberikan dampak positif terhadap persebaran lokasi kantor bank yang ditandai dengan adanya hubungan antara tingkat kepadatan kantor bank di suatu daerah/lokasi dengan besarnya nilai atau keberadaan faktor lokasi teoritis, dikategorikan sebagai faktor atau variabel lokasi kantor bank di Kota Bandung. 2. Identifikasi kesesuaian antara faktor faktor lokasi kantor bank di Kota Bandung dengan tata ruang Kota Bandung Identifikasi kesesuaian antara faktor faktor lokasi kantor bank di Kota Bandung dengan tatar ruang Kota Bandung dilakukan dengan membandingkan antara faktor faktor lokasi kantor bank yang ada di Kota Bandung yang menunjukkan pilihan pilihan lokasi perusahaan perbankan dengan ketentuan yang telah diarahkan dalam Rencana Tata Ruang Kota Bandung, apakah faktor faktor lokasi kantor bank tersebut sejalan dengan Rencana Tata Ruang Kota Bandung atau tidak sejalan. 9

10 Untuk kemudahan analisis, maka dipergunakan sistem informasi geografis yang dapat memadukan data spasial dan atribut. Dengan sistem informasi geografis ini, faktor lokasi dapat divisualisasikan ke dalam peta Kota Bandung dan besaran dari faktor tersebut dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menjelaskan tujuan yang hendak dicapai. Tahapan pengerjaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data lokasi bank Pengumpulan data lokasi bank dilakukan untuk mengetahui persebaran bank yang ada di Kota Bandung. Data lokasi disini adalah alamat setiap kantor bank yang ada di Kota Bandung. Kantor bank dibedakan berdasarkan hirarki pelayanan yaitu kantor pusat, kantor wilayah, kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas. Persebaran lokasi kantor bank ini divisualisasikan dalam peta persebaran dengan menggunakan sistem informasi geografis. 2. Meninjau teori yang berkaitan dengan persebaran lokasi kantor bank Mengacu kepada hasil penelitian yang pernah dilakukan mengenai pemilihan lokasi bank dan teori lokasi yang berhubungan dengan penentuan lokasi fasilitas pelayanan jasa dan ritel, maka diharapkan dapat diketahui faktor - faktor ataupun variabel variabel teoritis yang berhubungan langsung dengan pemilihan lokasi bank berdasarkan preferensi perusahaan perbankan. 3. Menghimpun data atribut dan data spasial Data atribut dan data spasial disini adalah data yang didasarkan pada hasil kajian teori sebagai nilai faktor atau variabel lokasi analisis. Data atribut dan data spasial yang telah diperoleh akan direpresentasikan dalam sistem informasi geografis untuk memudahkan dalam memvisualisasikan keadaan dengan persebaran lokasi bank eksisting. Untuk mendapatkan gambaran sosial, ekonomi, guna lahan dan transportasi eksisting ini, perlu dilakukan survey sekunder dari berbagai instansi yang terkait. 4. Overlay data atribut dan spasial Kota Bandung dengan peta persebaran bank Satu per satu data atribut dan data spasial di-overlay terhadap peta persebaran kantor bank. Jika data yang merepresentasikan faktor atau variabel lokasi analisis tersebut menunjukkan pengaruh (seperti yang telah 10

11 dijelaskan di atas) terhadap persebaran lokasi kantor bank, maka faktor atau variabel lokasi kantor bank di Kota Bandung dapat dirumuskan. 5. Analisis pola persebaran lokasi bank ritel eksisting di Kota Bandung Dari hasil overlay diketahui faktor atau variabel lokasi analisis apa saja yang dapat dikategorikan faktor atau variabel lokasi setiap jenis kantor bank yang ada di Kota Bandung. Dengan demikian, karakteristik lokasi yang menjadi pilihan pihak perbankan dapat diketahui. Melalui penemuan ini, maka dapat dirumuskan faktor faktor lokasi, bentuk distribusi dan pola persebaran lokasi kantor bank umum eksisting di Kota Bandung. 6. Membandingkan hasil temuan faktor faktor persebaran lokasi kantor bank ritel dengan tata ruang Kota Bandung Dengan membandingkan hasil temuan faktor faktor persebaran lokasi kantor bank yang ada di Kota Bandung dengan tata ruang Kota Bandung yang telah dirumuskan, dapat diketahui kesesuaian maupun ketidaksesuaian antara faktor faktor persebaran lokasi kantor bank yang ada dengan tata ruang yang telah digariskan untuk pengaturan kantor bank. Proses analisis dapat dilihat pada Gambar Metode Pengumpulan Data Dalam upaya mencapai tujuan studi, maka dalam studi ini dilakukan pengumpulan data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari survei instansi/institusi, referensi, internet, dan sumber lain. Adapun data sekunder ini dapat diperoleh dari instansi seperti Bank Indonesia, Bappeda, Badan Pertanahan, Dinas Tata Kota, Dinas Perhubungan, BPM, dan BPS. Data sekunder ini berupa persebaran lokasi kantor bank di Kota Bandung, guna lahan Kota Bandung, transportasi Kota Bandung, karakteristik sosial, karakteristik ekonomi penduduk. Data yang telah diperoleh kemudian dimodifikasi untuk mendapatkan data yang memenuhi syarat dan layak dalam analisis lanjutan. Selain itu dilakukan survey pustaka untuk mendapatkan defenisi dari objek yang dikaji, batasan wilayah dan materi kajian serta wawancara informal dengan pegawai Bank Indonesia untuk mengetahui gambaran umum Perbankan di Kota Bandung. 11

12 1.6 Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan studi ini adalah sebagai berikut: BAB 2 TEORI PEMILIHAN LOKASI KANTOR BANK Pada bab ini dibahas mengenai teori teori dan studi yang pernah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan studi yaitu teori mengenai pemilihan lokasi kantor bank oleh perusahaan perbankan. Bab ini menguraikan mengenai pertimbangan pertimbangan yang sering digunakan oleh perusahaan perbankan dalam mencari lokasi yang paling sesuai untuk aktifitas bisnis mereka. BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN PERBANKAN KOTA BANDUNG Bab ini berisikan gambaran umum mengenai Kota Bandung, karakteristik kota yang berkaitan dengan dengan pokok bahasan yang sedang dikaji beserta gambaran perusahaan perbankan yang ada di Kota Bandung. BAB 4 ANALISIS FAKTOR FAKTOR PERSEBARAN LOKASI BANK DI KOTA BANDUNG Pada bab ini, analisis yang dilakukan didasarkan dari teori teori yang terkait dengan memperhatikan kesesuaian teori tersebut dengan fakta di lapangan. Dengan demikian, akan terlihat faktor dan/atau variabel apa saja yang cukup dominan dalam menentukan lokasi kantor bank. BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI Bab terakhir ini berisi kesimpulan, temuan-temuan studi yang telah dilakukan, beberapa rekomendasi yang diusulkan, dan batasan batasan (kelemahan) yang ada pada studi ini. 12

13 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Kondisi perekonomian Kota Bandung Kecenderungan sistem perbankan ritel saat ini Latar Belakang Perluasan usaha perusahaan perbankan di Kota Bandung Rumusan Masalah Masalah persebaran lokasi kantor bank Persebaran lokasi kantor bank di Kota Bandung Analisis dengan sistem informasi geografis Kesimpulan dan Rekomendasi Kajian literatur Faktor sosio ekonomi Faktor lokasi kantor bank secara teoritis Faktor infrastruktur/transportasi Karakteristik lokasi eksisting kantor b ank di Kota Bandung Ketentuan lokasi kantor bank yang digariskan dalam RTRW Kota Bandung Faktor guna lahan Data atribut dan spasial dalam sistem informasi geografis Kesesuaian antara RTRW dengan hasil temuan mengenai faktor lokasi kantor bank Analisis Analisis perbandingan faktor lokasi teoritis dengan karakteristik lokasi eksisting kantor bank Faktor lokasi kantor bank di Kota Bandung Daerah/lokasi yang potensial sebagai lokasi kantor bank Kesimpulan Rekomendasi 13

14 Gambar 1.3 Diagram Proses Analisis Teori pemilihan lokasi kantor bank Faktor - faktor lokasi teoritis Kesesuaian faktor lokasi teoritis dengan data yang tersedia Persebaran kantor bank Kantor pusat dan kantor wilayah bank Sangat tinggi Tinggi Karakteristik eksisting Faktor lokasi analisis Overlay masing masing kantor bank dan faktor lokasi analisis Kantor cabang bank Faktor cabang pembantu dan kantor kas bank Sedang Data atribut Rendah Data spasial Faktor lokasi kantor bank Faktor lokasi kantor bank spasial Faktor lokasi kantor bank atribut Lokasi lokasi yang potensial bagi berkembangnya kantor bank Kesesuaian faktor persebaran lokasi kantor bank dengan tata rung Kota Bandung 14

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TAHAPAN PENELITIAN Tahapan penelitian disajikan dalam diagram langkah-langkah metodologi penelitian yang merupakan skema sistematis mengenai keseluruhan proses studi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perekonomian dunia terus berubah seiring perkembangan zaman, kemajuan terjadi disemua sektor baik industri, jasa maupun perbankan. Hal ini juga terjadi di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang mengapa studi ini dilakukan serta rumusan dan pertanyaan penelitian yang penting untuk dijawab. Bab ini juga menguraikan tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini, akan dibahas temuan dan kesimpulan studi yang didapat berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Temuan studi ini merupakan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Dimana fungsi dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Dimana fungsi dan peranan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan institusi, lebih memungkinkan untuk terjadinya percepatan pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Dimana fungsi dan peranan sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan perekonomian. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perbankan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan pasar yang tidak menentu dan tingkat persaingan antar bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan pasar yang tidak menentu dan tingkat persaingan antar bank yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Portofolio kredit pada suatu bank merupakan tolok ukur yang dapat digunakan oleh manajemen bank untuk mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut. Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) PT BANK AGRONIAGA, TBK OLEH PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal 13 Oktober 2010,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1998 bahwa yang dimaksud dengan perbankan adalah segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan pelayanan ( services)

BAB I PENDAHULUAN. itu, setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan pelayanan ( services) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli produk pada saat mereka membutuhkannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Industri Bordir di Kota Pariaman merupakan salah satu industri andalan dimana sektor ini banyak menyerap tenaga kerja serta membuka lapangan kerja yang baru,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perkembangan bisnis menuntut perbankan untuk senantiasa selalu memperbaiki kinerjanya. Hal ini dikarenakan perbankan mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dapat meningkat seperti yang diharapkan. Namun modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dapat meningkat seperti yang diharapkan. Namun modal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu usaha pembangunan ekonomi adalah meningkatkan kemampuan berusaha bagi pengusaha golongan ekonomi lemah. Dalam setiap usaha atau kegiatan yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti diketahui bahwa dalam kehidupan berbagai lapisan masyarakat permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak berlangsungnya krisis nilai tukar pada pertengahan tahun 1997 yang diikuti krisis ekonomi, sampai akhir tahun 1999 perbankan masih terpuruk. Posisi keuangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam proses globalnya membutuhkan sarana dan prasarana guna menunjang proses pembangunan yang seutuhnya.

Lebih terperinci

BAB I. Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu. yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman untuk kepentingan bisnis

BAB I. Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu. yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman untuk kepentingan bisnis BAB I 1.1 Latar belakang Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu lembaga yang melakukan peranan penggalangan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2008 terjadi krisis kepercayaan terhadap industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2008 terjadi krisis kepercayaan terhadap industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada akhir tahun 2008 terjadi krisis kepercayaan terhadap industri keuangan, hal ini tentu berdampak juga pada perekonomian Indonesia yang ditandai dengan perlambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dewasa ini, manusia seakan berpacu dalam waktu di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dewasa ini, manusia seakan berpacu dalam waktu di dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini, manusia seakan berpacu dalam waktu di dalam kehidupan sehari-harinya. Dua puluh empat jam sehari, 7 hari dalam 1 minggu, dan seterusnya. Semua itu memaksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan di Indonesia telah memberikan peranan penting yang sangat berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

Wahyudi Ruwianto / FE / IE

Wahyudi Ruwianto / FE / IE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN PRODUK BANK KONVENSIONAL DI PT. BRI PERSERO CABANG SEDATI (STUDI KASUS MENGENAI KEPUTUSAN NASABAH) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah, mulailah era baru dalam sistem pembangunan di daerah. Pada intinya otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya perekonomian dunia yang secara langsung memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia, mendorong semakin berkembangnya kegiatan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengalihan fungsi lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota semakin banyak terjadi pada saat sekarang. Hal ini seiring dengan permintaan pembangunan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal untuk memudahkan dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud dari judul ini, maka perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada umumnya mempunyai corak atau cirinya sendiri yang berbeda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan 1. PT. Bank BRISyariah merupakan bank baru dalam industri perbankan. BRISyariah berhasil mencatat sebagai bank ketiga terbesar berdasarkan aset. Bank syariah

Lebih terperinci

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat Di Bidang Perbankan 2007 1. Pendahuluan Bank sebagai lembaga intermediasi dan pelaksana sistem pembayaran memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian negara yang semakin maju dan berkembang. Di Indonesia dunia perbankan memiliki peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan dunia usaha, masyarakat semakin banyak yang ingin memulai usaha baik dalam bidang jasa maupun dagang. Semakin banyak

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian lndonesia tahun 2002, selama kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara digerakkan antara lain oleh sektor riil dan jasa, dimana untuk berkembang dibutuhkan suntikan dana sebagai investasi maupun modal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli produk pada saat mereka membutuhkanya. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional, semakin banyak industri industri yang didirikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan sangat menentukan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perbankan telah berkembang pesat, bank berperan sangat penting mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga keuangan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari negara yang bersangkutan. Begitu juga dengan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif dunia, sudah diakui bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah lama memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut UU Perbankan No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sajikan data-data yang terkait dengan sektor - sektor yang akan di teliti,

BAB I PENDAHULUAN. sajikan data-data yang terkait dengan sektor - sektor yang akan di teliti, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dan perjalanan ekonomi pada masa ini sangat dan kompetitif baik dalam tingkat nasional maupun antar daerah. Hal ini terjadi karena dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi Islam yang melarang penggunaan sistem bunga dalam perekonomian khususnya perbankan, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern saat sekarang ini, menyimpan uang kas dalam jumlah banyak sudah tidak aman lagi. Dengan perkembangan teknologi dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun di bank disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun di bank disalurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan sangat strategis perannya dalam memajukan perekonomian masyarakat. Bank mempunyai peran terutama dalam hal menghimpun dana dari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi suatu Negara secara umum beroreintasi pada pertumbuhan (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial terbesar yang dihadapi oleh setiap negara di dunia dan setiap negara berusaha untuk mengatasinya. Kemiskinan adalah faktor yang

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Pada saat ini di Indonesia telah berkembang sistem perbankan syariah disamping sistem perbankan konvensional. Sistem Syariah secara resmi diterapkan pertama kali pada tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran industri perbankan di Indonesia sangat penting dalam menjalankan roda

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran industri perbankan di Indonesia sangat penting dalam menjalankan roda BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran industri perbankan di Indonesia sangat penting dalam menjalankan roda perekonomian negara, terutama pada saat krisis global seperti sekarang ini. Kemajuan industri

Lebih terperinci

Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015

Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015 Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015 Coldwell Banker Commercial Kawasan Bisnis Granadha, 12 th B Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Indonesia Phone : +62 21 255 39 388 Fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

Lebih terperinci

3.2 METODOLOGI PERENCANAAN

3.2 METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam mengatur suatu perencanaan konstruksi dan rencana pelaksanaan perlu adanya metodologi yang baik dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah-langkah

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas secara sistematis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan titik awal perubahan atau perkembangan sebuah kota yang ditandai dengan laju pertumbuhan kawasan urban. Laju pertumbuhan ini merupakan tolok ukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilarang oleh agama. (Sahara, 2007) dalam Ariyanti (2011)

BAB I PENDAHULUAN. yang dilarang oleh agama. (Sahara, 2007) dalam Ariyanti (2011) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi Islam yang melarang penggunaan sistem bunga dalam perekonomian khususnya perbankan, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan, perbankan menempati posisi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan, perbankan menempati posisi yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memajukan perekonomian suatu negara peranan perbankan sangat penting dalam mewujudkan perekonomian yang maju. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perekonomian dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku, pola pikir dan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung oleh adanya perkembangan dinamis dan kontribusi nyata di sektor perbankan, alasannya karena kontribusi sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tujuannya untuk mewujudkan cita-cita suatu bangsa khususnya cita-cita luhur bangsa Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri adanya persaingan bisnis antar perusahaan untuk dapat terus bertahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010] I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tingkat perekonomiannya sedang berkembang. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan perbankan yang didirikan, baik itu bank BUMN maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan dalam menunjang dan memback up,kegiatan perekonomian.perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan dalam menunjang dan memback up,kegiatan perekonomian.perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era perekonomian yang bersaing, sudah seyogyanya perbankan menjadi instansi yang sangat dibutuhkan dalam menunjang dan memback up,kegiatan perekonomian.perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan suatu industri jasa yang sangat dominan dan menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan perbankan sangat dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA 1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan suatu kota ataupun wilayah merupakan implikasi dari dinamika kegiatan sosial ekonomi penduduk setempat, serta adanya pengaruh dari luar (eksternal) dari daerah sekitar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang banyak dan berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah dipengaruhi oleh karakteristik dari kedua tipe bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. syariah dipengaruhi oleh karakteristik dari kedua tipe bank konvensional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sistem perbankan yakni sistem perbankan ganda atau dual banking system yaitu bank konvensional dan bank syariah. Secara umum, keberadaan

Lebih terperinci

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Globalisasi dan Kemajuan Teknologi Pada era globalisasi saat ini transaksi barang dan jasa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Mobilitas masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Melalui wawancara dengan Ir. HM. Nasija Warnadi, MM. selaku Direktur PDAM Kabupaten Cirebon dan studi literatur dari buku (majalah) Air Minum terbitan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini memberikan jawaban tentang permasalahan jangkauan Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat. Pertama, Permasalahan trade-off antara fungsi finansial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi seyogyanya dapat memperlihatkan perkembangan yang meningkat dari tahun ke tahun karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan. maksimal guna pencapaian kinerja yang baik dan memuaskan.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan. maksimal guna pencapaian kinerja yang baik dan memuaskan. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan banyaknya pesaing baru yang masuk dalam industri perbankan yang ditunjang dengan pengembangan wawasan perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran perbankan di era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini benar benar amat dirasakan keberadaannya. Tingginya arus perputaran uang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya untuk memperoleh laba dan memaksimumkan nilai perusahaan. Laba yang didapatkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah, aparat pemerintah di daerah lebih dekat dan secara

BAB I PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah, aparat pemerintah di daerah lebih dekat dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era otonomi daerah, aparat pemerintah di daerah lebih dekat dan secara langsung berhadapan dengan masyarakat serta merupakan perwujudan dan perpanjangan tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, menyebutkan pengertian Bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Kabupaten Sleman merupakan sektor yang. strategis dan berperan penting dalam perekonomian daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Kabupaten Sleman merupakan sektor yang. strategis dan berperan penting dalam perekonomian daerah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian di Kabupaten Sleman merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian daerah dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha memacu dirinya untuk berkembang, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak pernah lepas dengan keberadaan industri perbankan, sebab perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu bangsa. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang saat ini Indonesia telah mengupayakan pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan perekenomian yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu bentuk badan usaha yang menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu bentuk badan usaha yang menghimpun dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu bentuk badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... vi INTISARI... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci