1 of 7 02/09/09 11:26

Transkripsi

1 Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha khususnya dibidang peternakan diperlukan adanya langkah-langkah untuk menciptakan ikilm usaha yang kondusif; b. bahwa salah satu langkah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif serta untuk pengawasan dan pembinaan adalah adanya kemudahan dalam pengurusan perizinan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perizinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan; 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25); 2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824 ) ; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502); 3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3611); 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699 ) ; 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 7. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, Dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3968); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3101); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3253); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); Menetapkan : Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN. BAB I KETENTUAN UMUM 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pelalawan. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Pelalawan. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Pelalawan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pelalawan yang selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Pelalawan. 5. Dinas Peternakan adalah Dinas Peternakan Kabupaten Pelalawan. 6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Pelalawan. 7. Jenis (species) adalah segolongan hewan yang mempunyai sifat dan ciri yang sama. 8. Rumpun adalah golongan hewan dari suatu jenis yang sama mempunyai bentuk dan sifat keturunan keturunan yang sama. 9. Perusahaan Peternakan adalah suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dalam waktu tertentu untuk tujuan komersil yang meliputi kegiatan menghasilkan ternak (ternak bibit/ ternak potong), telur, susu serta menggemukan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkannya, yang untuk tiap jenis ternak melebihi jumlah yang ditetapkan untuk setiap jenis ternak ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini. 10. Peternakan Rakyat adalah usaha peternakan yang diselenggarakan sebagai usaha sampingan atau cabang usaha yang jumlah maksimum kegiatannya untuk setiap jenis-jenis ternak ditetapkan dalam Peraturan Daerah. 11. Budidaya adalah kegiatan memproduksi hasil-hasil ternak dan hasil ikutannya bagi konsumen. 12. Pembibitan adalah kegiatan untuk menghasilkan bibit ternak bukan untuk keperluan sendiri. 13. Bibit ternak adalah ternak, mani, telur tetas, dan embrio yang dihasilkan melalui seleksi dan mempunyai mutu yang lebih baik rata-rata mutu ternak. 1 of 7 02/09/09 11:26

2 14. Lokasi adalah tempat kegiatan peternakan beserta sarana pendukungnya diareal tertentu yang tercantum dalam Izin 1 Usaha Peternakan atau 2 Tanda Daftar Peternakan Rakyat Izin Usaha Peternakan yang selanjutnya disingkat IUP adalah izin tertulis yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada Wilayah 1pemungutan Jenis perorangan kewenangan atau Retribusi Sapi badan meliputi potong adalah hukum : Kabupaten untuk melaksanakan Pelalawan 100 ekor campuran 100 ekor campuran perusahaan peternakan a. Tanda Pemberian Daftar Izin Peternakan Sapi Usaha perah Peternakan; Rakyat yang selanjutnya disingkat 20 ekor campuran TDPR adalah tanda daftar 20 tertulis ekor campuran yang diberikan oleh 3Instansi b. Pemberian yang Tanda berwenang Kerbau Daftar untuk Peternakan peternakan Rakyat. BAB XV rakyat untuk 75 melaksanakan ekor campuran kegiatan peternakan. 75 ekor campuran TATA CARA PEMUNGUTAN Perluasan adalah penambahan Kuda jenis dan atau jumlah ternak diatas yang telah diizinkan. BAB 50 ekor IV 20 campuran 50 ekor campuran 18. Pedoman Teknis Peternakan adalah Pedoman Teknis Perusahaan Peternakan yang dikeluarkan Dinas Peternakan dan atu 5 Kambing dan DombaNAMA,OBYEK DAN 300 SUBYEK ekor campuran RETRIBUSI 300 ekor campuran 1. Pemungutan Instansi lain yang Retribusi terkait. tidak dapat diborongkan Badan adalah Ayam suatu ras bentuk pedaging badan usaha, yang meliputi Perseroan ekor prod/siklus Terbatas, Perseroan 15. Komanditer, 000 ekor prod/siklus 2. Retribusi dipungut dengan mengunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Perseroan lainnya, Dengan 3. 7 nama Hasil Badan Retribusi pungutan Usaha Ayam Milik Izin retribusi Negara Usaha ras petelur sebagaimana Peternakan atau Daerah dan dimaksud dengan Pendaftaran nama dalam 10. Usaha dan 000 dalam ekor Peternakan 18 disetor induk bentuk apapun, ke di Kas pungut Daerah Persekutuan, Retribusi sesuai sebagai Perkumpulan dengan ekor pembayaran induk ketentuan dan Firma, yang atas pemberian 8berlaku. Kongsi, Izin Usaha Koperasi, Peternakan Ayam Yayasan, buras dan Tanda Organisasi Daftar yang Peternakan sejenis 10. Rakyat. Lembaga 000 ekor induk dan Dana Pensiun, bentuk Usaha ekor tetap induk serta bentuk Badan Usaha lainnya. 9 Rusa 300 ekor campuran 300 ekor campuran 20. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan BAB yang XVI menurut 6 peraturan Perundang-undangan Retribusi diwajibkan 10 untuk melakukan pembayaran Kelinci Retribusi, termasuk pemungutan ekor atau campuran pemotongan Retribusi 1. tertentu. 500 ekor campuran MASA RETRIBUSI DAN SAAT Obyek 21. Retribusi 11 Masa Retribusi adalah Itik,angsa pemberian adalah dan jangka Izin entok Usaha waktu Peternakan RETRIBUSI tertentu kepada 15. yang 000 TERHUTANG merupakan Perusahaan ekor campuran batas-batas Peternakan dan waktu Tanda 15. bagi 000 Daftar ekor wajib campuran Peternakan Retribusi Rakyat untuk kepada Peternakan 12 memanfaatkan Rakyat. jasa Kalkun pelayanan fasilitas ekor campuran ekor campuran 22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat SKRD adalah surat Ketetapan yang menentukan besarnya 13 Burung puyuh ekor campuran ekor campuran Masa Retribusi jumlah retribusi adalah jangka yang terhutang. waktu tertentu yang lamanya ditetapkan 7 oleh Kepala Daerah sebagai dasar untuk menetapkan besarnya Surat Retribusi Ketetapan terhutang. Burung Retribusi dara Daerah Kurang Bayar 25. yang 000 selanjutnya ekor campuran disingkat SKRDKB 25. adalah 000 ekor Surat campuran Ketetapan yang Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin usaha peternakan dan tanda daftar peternakan rakyat. menentukan besarnya Retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok Retribusi,besarnya administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. 24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar BAB Tambahan 22 V PERIZINAN PERUSAHAAN DAN yang TANDA selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat Ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah yang telah ditentukan. Retribusi terhutang terjadi pada saat diterbitkannya DAFTAR SKRD PETERNAKAN atau dokumen lain RAKYAT yang dipersamakan. 25. Surat Setoran Retribusi Daerah selanjutnya disingkat SSRD 8 adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang BAB XVII terutang ke Kas Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang 1. Perusahaan ditetapkan oleh Peternakan Kepala Daerah. dapat dilakukan oleh SANKSI perorangan ADMINISTRASI Warga Negara Indonesia dan atau Badan Hukum Indonesia 26. berbentuk Surat Tagihan Perseroan Retribusi Terbatas Daerah atau selanjutnya Koperasi. disingkat STRD 23 adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau 2. Perusahaan sanksi administrasi Peternakan berupa dapat bunga dilakukan dan atau oleh denda. Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Dalam hal Khusus Pemeriksaan wajib untuk retribusi adalah budi tidak daya serangkaian membayar ayam ras kegiatan tetap pedaging pada untuk dan waktunya mencari petelur atau yang dan kurang mengumpulkan terkait membayar, pada ayat dan (2) dikenakan mengelola wajib melakukan sanksi data Administrasi dan/atau kemitraan keterangan dengan berupa bunga sebesar peternakan lainnya 2% untuk (dua rakyat menguji persen) ayam kepatuhan ras setiap petelur bulan pemenuhan dan dari pedaging. besarnya kewajiban retribusi Retribusi yang terutang, dan untuk yang tujuan tidak lain atau dalam kurang rangka bayar melaksanakan dan ditagih dengan 4. menggunakan Untuk ketentuan melakukan Retribusi STRD. kegiatan Daerah peternakan, berdasarkan perusahaan peraturan peternakan perundang-undangan. wajib memilki IUP Untuk Penyidikan melakukan tindak kegiatan pidana dibidang peternakan, Retribusi peternakan Daerah rakyat adalah yang serangkaian diwajibkan tindakan sebagaimana yang dimaksud dilakukan dalam oleh Penyidik 3 Pegawai ayat (5) wajib Negeri memiliki sipil yang TDPR. selanjutnya disebut Penyidik, untuk BAB mencari XVIII serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah TATA CARA yang terjadi PEMBAYARAN serta menemukan tersangkanya Pembayaran IUP berlaku masing-masing Retribusi yang terutang : harus dilunasi sekaligus. 2. Retribusi a. Untuk yang ternak terutang besar dilunasi selama selambat-lambatnya 25 tahun, dan BAB selanjutnya 15 II(lima belas) dapat hari diperpanjang sejak diterbitkan lagi selama SKRD 15 atau tahun dokumen sepanjang lain yang dipersamakan. memenuhi persyaratan; JENIS DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN 3. Tata cara b. Untuk pembayaran, ternak kecil penyetoran, selama tempat 15 tahun, pembayaran dan selanjutnya Retribusi 2 dapat diatur diperpanjang dengan Keputusan lagi selama Kepala Daerah. 10 tahun sepanjang memenuhi persyaratan; 1. Jenis c. kegiatan Untuk Peternakan pembibitan unggas meliputi : selama 15 tahun, BAB dan selanjutnya XIX dapat diperpanjang lagi selama 10 tahun sepanjang a. Pembibitan memenuhi Ternak; persyaratan; TATA CARA PENAGIHAN b. Budidaya d. Untuk Peternakan. budidaya ayam ras pedaging atau petelur 25selama 10 tahun, dan selanjutnya dapat diperpanjang lagi 2. Pembibitan selama Ternak 5 tahun dan atau sepanjang Budidaya memenuhi Peternakan persyaratan; meliputi jenis jenis ternak : 1. Pengeluaran a. Sapi e. Potong; Untuk Surat budidaya Teguran/Peringatan/Surat unggas selain sebagaimana lain yang dimaksud sejenis sebagai pada huruf awal tindakan d, selama pelaksanaan 5 tahun sepanjang penagihan memenuhi Retribusi dikeluarkan b. Sapi perah; persyaratan. segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran Dalam TDPR c. Kerbau; berlaku jangka waktu masing-masing: 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, Wajib Restribusi harus d. Kuda; a. melunasi Untuk Retribusi ternak besar yang selama terutang. 10 tahun dan dapat diperpanjang lagi selama 5 tahun sepanjang memenuhi 3. Surat e. Kambing teguran dan sebagimana atau domba; dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk. persyaratan; f. Ayam b. ras Untuk pedaging; ternak kecil selama 10 tahun dan dapat 26 diperpanjang lagi selama 5 tahun sepanjang memenuhi g. Ayam ras persyaratan; petelur; Bentuk-bentuk h. Ayam c. formulir buras; Untuk yang budidaya dipergunakan ayam ras untuk petelur pelaksanaan selama 5 penagihan tahun dan Retribusi dapat diperpanjang Daerah sebagaimana lagi selama dimaksud 5 tahun dalam sepanjang 25 ayat (1) i. Rusa; ditetapkan memenuhi oleh Kepala persyaratan; Daerah. j. Kelinci; d. Untuk budidaya ayam ras pedaging selama 1 tahun dan dapat diperpanjang lagi selama 1 tahun sepanjang k. Itik dan memenuhi angsa, entok; persyaratan; BAB XX l. Kalkun; e. Untuk budidaya unggas selain PENGURANGAN, tersebut pada huruf KERINGANAN c dan d selama DAN5 tahun dan dapat diperpanjang lagi selama m. Burung 1 tahun puyuh; sepanjang memenuhi persyaratan. PEMBEBASAN RETRIBUSI n. Burung dara Jenis kegiatan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diusahakan untuk 1 (satu) jenis ternak atau lebih 1. Kepala dan tidak Daerah dibatasi dapat oleh memberikan rumpun sesuai pengurangan, dengan teknis keringanan Peternakan. dan pembebasan Retribusi. 2. Pemberian pengurangan dan keringanan retribusi sebagaimana 10 dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan masyarakat IUP diberikan oleh Kepala Daerah. 3. Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah Kepala Kegiatan Daerah Peternakan dapat dapat melimpahkan diselenggarakan kewenangan dalam pemberian bentuk Perusahaan IUP kepada Peternakan Instansi yang dan berwenang. atau Peternakan Rakyat TDPR Pembibitan diberikan Ternak oleh hanya Instansi dapat yang dilakukan berwenang. oleh Perusahaan B A B XXI Peternakan dengan tidak dibatasi jenis dan jumlah ternak. 3. Budidaya Peternakan dapat dilakukan oleh Perusahaan KADALUARSA Peternakan atau Peternakan Rakyat dengan Jenis dan Jumlah ternak sebagaimana tercantum dalam ayat (4). BAB VI Klasifikasi jenis dan jumlah ternak Kegiatan PERSYARATAN Budidaya Peternakan PERIZINAN pada Perusahaan Peternakan dan Peternakan Rakyat : 1. Penagihan Retribusi, kadaluarsa setelah melampaui jangka 11 waktu 3 ( tiga ) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi. 1. Untuk memperoleh IUP sebagaimana dimaksud dalam 8 ayat (1) pemohon wajib melengkapi persyaratan. 2. Kadaluarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila : 2. Untuk memperoleh TDPR, peternakan rakyat yang wajib TDPR wajib melengkapi persyaratan. a. Diterbitkan Surat Teguran dan atau ; 3. Persyaratan, ketentuan dan tata cara pelaksanaan pemberian IUP dan TDPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung. (2) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB VII BERAKHIRNYA BAB IUP XXII DAN TDPR TATA CARA PENGHAPUSAN 12 PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUARASA 1. IUP berakhir, karena: 29 a. Jangka waktu yang diberikan telah berakhir; 1. b. Piutang Diserahkan Retribusi kembali yang oleh pemegang tidak mungkin izin ditagih kepada yang lagi karena berwenang hak sebelum untuk melakukan jangka waktu penagihan yang diberikan sudah kadaluwarsa berakhir; dapat c. dihapus. Dicabut yang berwenang memberikan IUP karena pemegang izin yang bersangkutan melakukan suatu pelanggaran; 2. d. Kepala Perusahaan Daerah yang menetapkan bersangkutan Keputusan menghentikan penghapusan usahanya. Piutang Retribusi Daerah yang sudah Kadaluarsa sebagaimana 2. TDPR berakhir, dimaksud karena: pada ayat (1) a. Jangka waktu yang diberikan telah berakhir; b. Diserahkan kembali oleh pemegang izin kepada yang BAB berwenang XXIII sebelum jangka waktu yang diberikan berakhir; c. Dicabut yang berwenang memberikan IUP karena INSTANSI pemegang PEMUNGUT izin yang bersangkutan melakukan suatu pelanggaran; d. Peternak pemegang TDPR yang bersangkutan menghentikan 30 usahanya. 1. Instansi pemungut Retribusi Izin Usaha Peternakan dan Tanda Daftar Perusahaan ditetapkan oleh Kepala Daerah. 2. Uang perangsang atas pungutan retribusi ini ditetapkan BAB sebesar VIII 5 % dari jumlah pungutan. PENCABUTAN IZIN USAHA PETERNAKAN BAB XXIV 13 PENGAWASAN IUP akan dicabut apabila Perusahaan Peternakan : 31 Kepala a. Daerah Tidak menunjuk melakukan pejabat kegiatan tertentu Peternakan untuk melakukan secara pengawasan nyata dalam terhadap waktu 3 pelaksanaan (tiga) bulan Peraturan sejak dikeluarkannya Daerah ini. IUP atau menghentikan kegiatannya selama 1 (satu) tahun berturut-turut; 2 of 7 02/09/09 11:26

3 b. Melakukan pemindahan lokasi kegiatan Peternakan BAB tanpa XXVpersetujuan tertulis dari Pejabat berwenang sebagaimana dimaksud dalam 8 ayat (2) dan (3); P E N Y I D I K A N c. Melakukan Perluasan Usaha Peternakan tanpa memilki izin; 32 d. Tidak menyampaikan laporan kegiatan Peternakan 3 (tiga) kali berturut-turut sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau 1. menyampaikan Pejabat Pegawai kegiatan Negeri Peternakan Sipil tertentu yang dilingkungan tidak benar; Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk e. Diserahkan melakukan penyidikan kembali oleh tindak pemegang pidana dibidang izin kepada Retribusi Pejabat Daerah, Berwenang sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksud dalam dalam Undang-undang 8 ayat (2) Hukum dan (3); Acara Pidana yang berlaku. 2. f. Tidak Wewenang melaksanakan Penyidik sebagaimana 8 ayat (3) dimaksud Peraturan pada Daerah ayat (1) ini; adalah : g. Tidak a. melaksanakan menerima, mencari, pencegahan, mengumpulkan, pengendalian dan dan meneliti pemberantasan keterangan penyakit atau laporan hewan berkenaan menular serta dengan keselamatan tindak pidana kerja sesuai dengan dibidang Peraturan Retribusi Perundang-undangan Daerah agar keterangan yang atau berlaku; laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; h. Tata b. cara meneliti, dan ketentuan mencari, lain mengumpulkan yang berhubungan keterangan dengan keterangan pencabutan mengenai IUP dan TDPR orang ditetapkan pribadi atau lebih Badan lanjut tentang melalui Keputusan kebenaran Kepala Daerah. perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ; BAB IX d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan PENDAFTARAN dan PETERNAKAN dokumen-dokumen RAKYAT lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; 14 e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain Peternakan Rakyat serta sebagaimana melakukan dimaksud penyitaan dalam terhadap bahan 3 ayat bukti (1) tersebut tidak wajib ; memiliki IUP. f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi BAB X Daerah ; GOLONGAN RETRIBUSI g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan 15 sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud Retribusi Izin Usaha pada Peternakan huruf e ; dan Tanda Daftar Peternakan Rakyat termasuk golongan retribusi perizinan tertentu. h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya BAB XI dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; j. menghentikan penyidikan CARA ; MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran 16 penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang bertanggung jawab. Tingkat 3. penggunaan Penyidik sebagaimana jasa Retribusi dimaksud Izin Usaha pada Peternakan ayat (1) dan memberitahukan Tanda Daftar dimulainya Peternakan penyidikan Rakyat diukur dan berdasarkan menyampaikan klasifikasi hasil dan jenis. penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB XII PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR BESARNYA DAN TARIF BAB RETRIBUSI XXVI KETENTUAN 17PIDANA 33 Prinsip tarif Retribusi izin Usaha Peternakan dan Tanda Daftar Peternakan Rakyat berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian 1. Barang atau seluruh siapa yang biaya tidak penyelenggaraan memenuhi ketentuan pemberian sebagaimana izin usaha diatur peternakan dalam Peraturan dan Tanda Daerah Daftar ini Perusahaan dapat diancam Serta dengan untuk pengendalian Pidana dan kurungan pengawasan. paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda paling banyak Rp ,- ( lima juta rupiah ), dengan tidak mengurangi kewajibannya untuk membayar Retribusi yang terhutang. 2. Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. 3. Atau sesuai dengan ketentuan Perundang undangan BAB yang XIIIberlaku. STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RESTRIBUSI BAB XXVII 18 KETENTUAN LAIN-LAIN Struktur dan besarnya tarif Retribusi ditetapkan sebagai berikut : 34 Perusahaan A. PERUSAHAAN Peternakan yang PETERNAKAN melakukan pengalihan IUP wajib melaporkan secara tertulis kepada Pejabat sebagaimana dimaksud dalam 8 ayat (1) sebelum melakukan pengalihan. 35 Perusahaan Peternakan yang melakukan kegiatan penyediaan daging untuk eksport, Izin Usaha Peternakan yang diberikan oleh Kepala Daerah dapat sekaligus diberikan Izin Usaha Pemotongan Hewan / Unggas Kelas A katagori I, dengan ketentuan bahwa Perusahaan Peternakan dengan tegas menyatakan dalam permohonan IUP. BAB XXVIII KETENTUAN PERALIHAN 36 IUP dan TDPR yang telah dimiliki Perusahaan Peternakan dan Peternakan Rakyat sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, wajib mendaftar ulang untuk diklarifikasi keabsahannya dan kelengkapan dokumen perizinan yang dimilikinya. BAB XXIX KETENTUAN PENUTUP 37 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 38 Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan. Diundangkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN, MARWAN IBRAHIM Disahkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal BUPATI PELALAWAN, Dto. T. AZMUN JAAFAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2004 NOMOR 10 3 of 7 02/09/09 11:26

4 4 of 7 02/09/09 11:26

5 5 of 7 02/09/09 11:26

6 6 of 7 02/09/09 11:26

7 7 of 7 02/09/09 11:26